AGAMA DAN PENGERTIAN AGAMA DALAM BERBAGAI BENTUKNYA
(perspektif Harun Nasution, Islam
Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya , jilid I)
I. PENGERTIAN AGAMA
Kata agama merupakan terjemahan dari kata din (نيدلا) dalam bahasa Arab yang berarti
menguasai, menundukkan dan religi dalam
bahasa latin yang dalam satu pendapat dari kata relegere berarti mengumpulkan, membaca
Kata agama sendiri merupakan berasal dari bahasa sanskrit yang dalam satu pendapat
sebagaimana Harun Nasution katakan tersusun dari dua suku kata yakni a yang berarti tidak dan gam yang berarti pergi. Dengan demikian agama secara bahasa berarti sesuatu yang tetap atau tetap ditempat. Oleh karena itu, dari difinisi ini wajar jika agama memiliki sifat diwarisi
turun temurun
Pendapat lain menyatakan bahwa agama berarti teks atau kitab suci, dan memang setiap agama memiliki kitab suci.
Kata din (نيدلا) dalam bahasa semit berarti undang-undang atau hukum. Dalam bahasa arab kata ini memiliki makna menguasai, menundukkan, patuh , hutang, balasan,
kebiasaan. Jika dilihat dari difinisi ini maka memang dalam agama membawa peraturan yang merupakan hukum, dan agama
sebagaimana dalam b. Arab memang bersifat menguasai diri seseorang untuk tunduk dan patuh pada Tuhan dengan menjalankan
ajaran-ajaran agama.
Dari beberapa istilah di atas maka
agama secara istilah didifinisikan dengan
mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berada di luar diri manusia dan yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia . Difinisi lain menyatakan pengakuaan terhadap adanya hubungan manusia dengan
kekuatan ghaib yang harus dipatuhi.
II. UNSUR PENTING DALAM AGAMA
Kekuatan ghaib. Manusia merasa dirinya lemah dan berhajat pada kekuatan ghaib sebagai tempat minta tolong.
Adanya keyakinan bahwa kesejahteraan di dunia dan di akhirat tergantung pada adanya hubungan baik antara manusia dengan
kekuatan ghaib tersebut yang diwujudkan dalam mematuhi perintah dan larangan
Respon yang bersifat emosional seperti
perasaan takut pada kepercayaan primitif
dan rasa cinta pada kepercayaan monoteisme.
Terdapat paham yang kudus (sacred) atau
suci dalam bentuk kekuatan ghaib, kitab
suci, dan tempat –tempat tertentu.
III. KEPERCAYAAN MASYARAKAT PRIMITIF DAN MASYARAKAT MAJU
KEPERCAYAAN
Masyarakat Maju Masyarakat Primitif
Monotheis Henotheisme
Dina misme
Ani misme
Poli teisme
Ardhi (ضرا)
Wahyu ) يوامس ( Islam
Nasrani
Yahudi
Konsep Prilaku Manusia
Bahan penciptaan Manusia
1. Unsur Materi ( As-Sajdah 7-8
Tanah/ seprma
Manusia materi
FISIK
Manusia
Rendahan
2. Unsur Non Materi
( Ass-Sajdah : 9, Al-Isra’:175,Al-Qadr: 4)
Nafkhah
rManusia Spiritual
RUH
Manusia
mulia
HUBUNGAN BAHAN DASAR DENGAN PERILAKU MANUSIA
1.
2.
Tanah/spe
rma Fisik rendahan Perilaku
Nafkhah RUH Perilaku tinggi
Kerja Hati
Mempertimbangkan motif/dorongan yang datang dari Fisik dan ruh
Menentukan pilihan tindakan
Mendorong semua indrera melakukan
tindakan
Sifat Hati
1. Sehat
2. Sakit
3. Mati
Racun Hati : Dosa dan Maksiat
Kerja akal
1. Akal Intelgen : linier logis -Merasionalkan yang benar -Merasionalkan yang salah
2. Akal Emosional : Asosiatif
- Mempertimbangkan banyak hal
3. Akal spiritual : Kreatif
- Berfikir orisinil, jernih, tertuju pada kebenaran hakiki
Kerja Nafs
- Berinisiatif
- Berkeinginan
- Berimajinasi
Nafsu sifat dasarnya netral, dapat berkeinginan pada yang positif dan sejuga yang negatis
Sifat Nafs
Muthmainnah
Lawwamah
Imara’ bissuu’i
Gizi Nafs : Iman dan amal sholeh
MANUSIA DAN AGAMA
MANUSIA DALAM FAHAM KEMANUSIAAN:
Dari sudut pengalaman, manusia memiliki serangkaian antropological constants, yaitu:
relasi manusia dengan kejasmania, alam, dan lingkungan ekologis;
keterlibatan dengan sesama;
keterikatan dengan struktur sosial dan institusional;
ketergantungan masyarakat dan kebudayaan pada waktu dan tempat;
hubungan timbal balik antara teori dan praksis;
dan
kesadaran religius
MANUSIA DALAM FAHAM KEMANUSIAAN:
Dari sudut pengalaman, manusia memiliki serangkaian antropological constants, yaitu:
relasi manusia dengan kejasmania, alam, dan lingkungan ekologis;
keterlibatan dengan sesama;
keterikatan dengan struktur sosial dan institusional;
ketergantungan masyarakat dan kebudayaan pada waktu dan tempat;
hubungan timbal balik antara teori dan praksis;
dan
kesadaran religius
TEORI tentang AGAMA (1)
M. Crawley : Teori Masa Kritis. Agama muncul karena adanya rasa takut yang menyertai manusia ketika menghadapi kejadian atau gejala alam yang memilukan.
M. Crawley : Teori Masa Kritis. Agama muncul karena adanya rasa takut yang menyertai manusia ketika menghadapi kejadian atau gejala alam yang memilukan.
Edward B. Tylor (1832-1917): Teori Animisme dan Evolusi Agama. Tiga tahap perkembangan evolusi agama dari animistik, politeistik, ke monoteistik.
Edward B. Tylor (1832-1917): Teori Animisme dan Evolusi Agama. Tiga tahap perkembangan evolusi agama dari animistik, politeistik, ke monoteistik.
R.R. Marret (1866-1940). Teori Mana. Mana adalah kekuatan luar biasa dari makhluk gaib yang dapat dimiliki dan dipindahkan pada benda-benda kecil (cincin).
R.R. Marret (1866-1940). Teori Mana. Mana adalah kekuatan luar biasa dari makhluk gaib yang dapat dimiliki dan dipindahkan pada benda-benda kecil (cincin).
J.G. Frazer (1854-1941). Teori Magis. Magi adalah tindakan
manusia untuk mencapai suatu maksud dengan melalui kekuatan gaib-luar biasa yang ada di alam.
J.G. Frazer (1854-1941). Teori Magis. Magi adalah tindakan
manusia untuk mencapai suatu maksud dengan melalui kekuatan gaib-luar biasa yang ada di alam.
TEORI tentang AGAMA (2)
Sigmund Freud (1856-1939): Teori Oedipus Komplek. Adanya dorongan seksual seorang anak terhadap ibunya, yang berakhir dengan pembunuhan dan penyembahan terhadap ruh sang ayah.
Sigmund Freud (1856-1939): Teori Oedipus Komplek. Adanya dorongan seksual seorang anak terhadap ibunya, yang berakhir dengan pembunuhan dan penyembahan terhadap ruh sang ayah.
Andrew Lang (1844-1912) : Teori ‘Ur Monoteisme’.
Keyakinan adanya dewa tertinggi yang dipandang sebagai Pencipta alam, penjaga ketertiban alam dan kesusilaan.
Andrew Lang (1844-1912) : Teori ‘Ur Monoteisme’.
Keyakinan adanya dewa tertinggi yang dipandang sebagai Pencipta alam, penjaga ketertiban alam dan kesusilaan.
Emile Durkheim (1859--) : Teori Sentimen Kemasyarakatan.
Agamamuncul karena adanya getaran jiwa yang berupa rasa cinta terhadap masyarakatnya. Totem merupakan benda-benda keramat sebagai lambang suatu masyarakat.
Emile Durkheim (1859--) : Teori Sentimen Kemasyarakatan.
Agamamuncul karena adanya getaran jiwa yang berupa rasa cinta terhadap masyarakatnya. Totem merupakan benda-benda keramat sebagai lambang suatu masyarakat.
UNSUR-UNSUR POKOK AGAMA (1)
Emosi Keagamaan: Sikap kagum dan terpesona terhadap sesuatu yang gaib/keramat (trimendum fascinasum, R. Otto ) atau ‘sikap percaya campur takut’ (Soderblom).
Emosi Keagamaan: Sikap kagum dan terpesona terhadap sesuatu yang gaib/keramat (trimendum fascinasum, R. Otto ) atau ‘sikap percaya campur takut’ (Soderblom).
Sistem Keyakinan : Konsep mengenai Tuhan, alam gaib, makhluk (ciptaan), hari akhir dan lainnya; di dalamnya meliputi sistem nilai atau norma.
Sistem Keyakinan : Konsep mengenai Tuhan, alam gaib, makhluk (ciptaan), hari akhir dan lainnya; di dalamnya meliputi sistem nilai atau norma.
Kelompok Penganut.
Koentjaraningrat
Kelompok Penganut.
Koentjaraningrat
Sistem Peribadatan (ritual) : Ekspresi hubungan manusia dengan Tuhan yang terwujud dalam bentuk upacara-upacara keagamaan.
Sistem Peribadatan (ritual) : Ekspresi hubungan manusia dengan Tuhan yang terwujud dalam bentuk upacara-upacara keagamaan.
Tempat dan Peralatan peribadatan.
Tempat dan Peralatan peribadatan.
UNSUR-UNSUR POKOK AGAMA (2)
Dimensi Keyakinan, berisi pandangan-pandangan teologis suatu agama.
Dimensi Keyakinan, berisi pandangan-pandangan teologis suatu agama.
Dimensi Praktek Agama, mencakup perilaku pemujaan dan segala perilaku yang menunjukkan komitmen terhadap agama.
Dimensi Praktek Agama, mencakup perilaku pemujaan dan segala perilaku yang menunjukkan komitmen terhadap agama.
Dimensi Pengamalan atau Konsekuensi, yaitu komitmen seorang atau kelompok penganut agama dalam menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran agamanya.
Glock & Stark
Dimensi Pengamalan atau Konsekuensi, yaitu komitmen seorang atau kelompok penganut agama dalam menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran agamanya.
Glock & Stark
Dimensi Pengalaman, merupakan respon terhadap kehadiran Tuhan di dalam diri atau kelompok penganut agama.
Dimensi Pengalaman, merupakan respon terhadap kehadiran Tuhan di dalam diri atau kelompok penganut agama.
Dimensi Pengetahuan, merupakan pengetahuan yang harus dimiliki seorang atau kelompok penganut agama.
Dimensi Pengetahuan, merupakan pengetahuan yang harus dimiliki seorang atau kelompok penganut agama.
AGAMA, RELIGION, AL-DIN
AGAMA :
A = tidak, GAM = pergi
A = tidak, GAM = kacau (berantakan)
A (dibaca panjang) = cara, GAM = pergi atau menuju
AGAMA :
A = tidak, GAM = pergi
A = tidak, GAM = kacau (berantakan)
A (dibaca panjang) = cara, GAM = pergi atau menuju
AGEMAN, UGEMAN, GAMAN !!
AGEMAN, UGEMAN, GAMAN !!
AGAMA : “seperangkat aturan yang melekat dalam diri manusia agar hidupnya teratur yang merupakan cara menuju suatu
kehidupan yang selamat”.
AGAMA : “seperangkat aturan yang melekat dalam diri manusia agar hidupnya teratur yang merupakan cara menuju suatu
kehidupan yang selamat”.
RELIGION
Religere:
“melakukan perbuatan dengan penuh penderitaan atau mati-
matian”, atau “kumpulan tata cara mengabdi kepada Tuhan yang dibaca dari kitab suci ”.
Religere:
“melakukan perbuatan dengan penuh penderitaan atau mati-
matian”, atau “kumpulan tata cara mengabdi kepada Tuhan yang dibaca dari kitab suci ”.
Religare:
“Ikatan atau persekutuan orang-orang suci”.
Religare:
“Ikatan atau persekutuan orang-orang suci”.
AL-DIN
KEADAAN BERHUTANG :
Segala sesuatu yang melekat pada diri (kehidupan) manusia merupakan pinjaman (amanat) dari Allah.
KEADAAN BERHUTANG :
Segala sesuatu yang melekat pada diri (kehidupan) manusia merupakan pinjaman (amanat) dari Allah.
KETUNDUKAN-KEPATUHAN :
Ketundukan kepada Allah dalam bentuk Keterpaksaan atau Kesadaran
.
KETUNDUKAN-KEPATUHAN :
Ketundukan kepada Allah dalam bentuk Keterpaksaan atau Kesadaran
.
KEKUASAAN YANG BIJAKSANA:
Allah Yang Maha Pengampun, Pengasih dan Penyayang.
KEKUASAAN YANG BIJAKSANA:
Allah Yang Maha Pengampun, Pengasih dan Penyayang.
KESADARAN ALAMI-FITHRI:
Ketundukan yang secara alami dalam hati manusia semata untuk mengabdikan hidupnya kepada Allah.
KESADARAN ALAMI-FITHRI:
Ketundukan yang secara alami dalam hati manusia semata untuk mengabdikan hidupnya kepada Allah.
MASALAH DEFINISI
Ada kesulitan untuk merumuskan pengertian atau definisi agama yang dapat menampung semua jenis agama, sekaligus dapat
diterima semua pemeluk agama
Ada kesulitan untuk merumuskan pengertian atau definisi agama yang dapat menampung semua jenis agama, sekaligus dapat
diterima semua pemeluk agama
Mukti Ali :
• Pengalaman agama bersifat bathini, subyektif dan individual
• Emosional, tidak ada orang yang begitu bersemangat selain membicarakan keyakinan agamanya
• Konsep tentang agama akan dipengaruhi oleh tujuan orang yang memberikan pengertian
agama itu
KLASIFIKASI AGAMA
SUMBER :
Agama Samawi/Langit : Yahudi, Kristen, dan Islam Agama Ardli/Bumi : Hindu, Buddha, Konghucu SUMBER :
Agama Samawi/Langit : Yahudi, Kristen, dan Islam Agama Ardli/Bumi : Hindu, Buddha, Konghucu
RAS/GEOGRAFIS :
Ras Semit : Yahudi, Kristen, dan Islam Ras Aria : Hindu dan Buddha
Ras Mongolia : Konghucu, Tao, dan Sinto RAS/GEOGRAFIS :
Ras Semit : Yahudi, Kristen, dan Islam Ras Aria : Hindu dan Buddha
Ras Mongolia : Konghucu, Tao, dan Sinto DAKWAH:
Agama dakwah : Kristen dan Islam
Agama tidak didakwahkan : Hindu, Buddha, Konghucu DAKWAH:
Agama dakwah : Kristen dan Islam
Agama tidak didakwahkan : Hindu, Buddha, Konghucu
FITRAH MANUSIA BERAGAMA
Francisco J. Moreno : Sejarah agama berumur setua dengan sejarah manusia. Tidak ada suatu masyarakat yang hidup tanpa suatu agama
Francisco J. Moreno : Sejarah agama berumur setua dengan sejarah manusia. Tidak ada suatu masyarakat yang hidup tanpa suatu agama
Max Muller – Joachim Wach : Sejarah umat manusia adalah sejarah agama. Agama merupakan cara untuk meningkatkan pengetahuan dan cintanya kepada Tuhan. Agama merupakan cahaya, jiwa, dan kehidupan sejarah.
Max Muller – Joachim Wach : Sejarah umat manusia adalah sejarah agama. Agama merupakan cara untuk meningkatkan pengetahuan dan cintanya kepada Tuhan. Agama merupakan cahaya, jiwa, dan kehidupan sejarah.
Mircea Eliade : Manusia adalah ‘Homo Religius’. Manusia yang hidup dalam suatu alam yang sakral dan penuh dengan
nilai-nilai religius disebabkan kehadiran ‘Yang Suci’.
Mircea Eliade : Manusia adalah ‘Homo Religius’. Manusia yang hidup dalam suatu alam yang sakral dan penuh dengan
nilai-nilai religius disebabkan kehadiran ‘Yang Suci’.
H.M. Rasyidi : Agama sebagai problem of ultimate concern.
H.M. Rasyidi : Agama sebagai problem of ultimate concern.
Milton Yinger : Manusia memerlukan nilai-nilai mutlak sebagai pegangan dan jawaban terhadap persoalan hidup dan mati.
Milton Yinger : Manusia memerlukan nilai-nilai mutlak sebagai pegangan dan jawaban terhadap persoalan hidup dan mati.