• Tidak ada hasil yang ditemukan

k3 di radi0logi

N/A
N/A
Ahmad Junaidi

Academic year: 2022

Membagikan "k3 di radi0logi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI UNIT RADIOLOGI

UPTD RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DINAS KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

2022

(2)

BAB I PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional , oleh karena itu kesehatan merupakan adalah kebutuhan pokok manusia dan juga sebagai salah satu fakor yang mempengaruhi kualitas dan produktifitas sumber daya manusia dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sehingga terwujudnya tujuan wddpembangunan nasional. Untuk menunjang faktor tersebut maka diperlukan juga keselamatan dan kesehatan kerja , baik itu untuk operator, pasien maupun lingkungan. Pemeriksaan diagnostik radiologi telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita sehari-hari, terutama didalam penatalaksanaan klinis pasien di dalam pelayanan kesehatan. Sejak ditemukannya sinar X oleh Roentgen pada tahun 1895 dan kemudian diproduksinya peralatan radiografi pertama untuk penggunaan diagnostik klinis, prinsip dasar dari radiografi tidak mengalami perubahan sama sekali, yaitu memproduksi suatu gambar pada film reseptor dengan sumber radiasi dari suatu berkas sinar-X yang mengalami absorbsi dan attenuasi ketika melalui berbagai organ atau bagian pada tubuh. Perkembangan teknologi radiologi telah memberikan banyak sumbangan tidak hanya dalam perluasan wawasan ilmu dan kemampuan diagnostik radiologi, akan tetapi juga dalam proteksi radiasi pada pasien- pasien yang mengharuskan pemberian radiasi kepada pasen serendah mungkin sesuai dengan kebutuhan klinis merupakan aspek penting dalam pelayanan diagnostik radiologi yang perlu mendapat perhatian secara kontinu. Karena selama radiasi sinar-x menembus bahan/materi terjadi tumbukan foton dengan atom-atom bahan yang akan menimbulkan ionisasi didalam bahan tersebut, oleh karena sinar-x merupakan radiasi pengion, kejadian inilah yang memungkinkan timbulnya efek radiasi terhadap tubuh, baik yang bersifat non stokastik , stokastik maupun efek genetik. Dengan demikian diperlukan upaya yang terus menerus untuk melakukan kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja dalam medan radiasi pengion melalui tindakan proteksi radiasi, baik berupa kegiatan survey radiasi, personal monitoring, Jaminan Kualitas radiodiagnostik.

Ketaatan terhadap Prosedur kerja dengan radiasi, Standar pelayanan radiografi, Standar Prosedur pemeriksaan radiografi semua perangkat tersebut untuk meminimalkan tingkat paparan radiasi yang diterima oleh pekerja radiasi, pasien maupun lingkungan dimana pesawat radiasi pengion dioperasikan.

Aplikasi teknologi nuklir telah banyak dimanfaatkan dalam kehidupan, salah satunya dalam bidang kesehatan atau medik di bagian radiologi. Unit Pelayanan Radiologi merupakan salah satu instalasi penunjang medik menggunakan sumber radiasi pengion untuk mendiagnosis adanya suatu penyakit dalam bentuk gambaran

(3)

memperhatikan aspek keselamatan kerja radiasi.

(4)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja dewasa ini merupakan istilah yang sangat populer. Bahkan di dalam dunia industri istilah tersebut lebih dikenal dengan singkatan K3 yang artinya keselamatan, dan kesehatan kerja. Menurut Milyandra (2009)Istilah ‘keselamatan dan kesehatan kerja’, dapat dipandang mempunyai dua sisi pengertian. Pengertian yang pertama mengandung arti sebagai suatu pendekatan ilmiah (scientific approach) dan disisi lain mempunyai pengertian sebagai suatu terapan atau suatu program yang mempunyai tujuan tertentu. Karena itu keselamatan dan kesehatan kerja dapat digolongkan sebagai suatu ilmu terapan(applied science)

Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai suatu program didasari pendekatan ilmiah dalam upaya mencegah atau memperkecil terjadinya bahaya (hazard) dan risiko (risk) terjadinya penyakit dan kecelakaan, maupun kerugian-kerugian lainya yang mungkin terjadi. Jadi dapat dikatakan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu pendekatan ilmiah dan praktis dalam mengatasi potensi bahaya dan risiko kesehatan dan keselamatan yang mungkin terjadi.( Rijanto, 2010 )

B. Ruang Lingkup Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Kesehatan kerja meliputi berbagai upaya penyerasian antara pekerja dengan

pekerjaan dan lingkungan kerjanya baik fisik maupun psikis dalam hal cara/metode

kerja, proses kerja dan kondisi yang bertujuan untuk :

1. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja di semua lapangan kerja setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun kesejahteraan sosialnya.

2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh keadaan/kondisi lingkungan kerjanya.

3. Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerja di dalam pekerjaannya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.

4. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya

C. Pengertian Radiasi

(5)

sumber alami atau sumber yang sengaja dibuat oleh manusia. Salah satu potensi bahaya yang dapat ditimbulkan oleh pemanfaatan radiasi pengion adalah timbulnya 5 efek radiasi baik yang bersifat non stokastik, stokastik dan efek genetic. Efek tersebut dapat berupa Radiation Sickness, penyakit keganasan sampai penyakit yang timbul pada keturunannya Radiasi pengion yang penting dalam kedokteran nuklir meliputi sinar-X dan electron yang dihasilkan oleh alat elektrik dan sinar alfa, beta dan gama yang dipancarkan oleh zat radioaktif.

D. Pengertian Radiologi

Radiologi adalah cabang atau spesialisasi kedokteran yang berhubungan dengan study dan penerapan berbagai teknologi pencitraan untuk diagnosis dan mengobati pasien. Pencitraan dapat menggunakan sinar x, USG, CT Scan, Tomography Emisi Positron (PET), dan MRI. Pencitraan tersebut menciptakan gambar dari konfigurasi dalam dari sebuah objek padat, seperti bagian tubuh manusia, dengan menggunakan energy radiasi.

E. Desain Ruangan Radiologi

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam instalasi ruangan radiologi sebelum bangunan didirikan diantaranya.

1. Lokasi bangunan Lokasi ruangan radiologi sedapat mungkin jangan terganggu oleh kegiatan sekitarnya.

2. Letak ruangan Upayakan pemasangan pesawat dekat dengan ruang emergency dan jauhkan dari aktivitas ramai

3. Desain ruangan Panjang 4 meter, lebar 3 meter, tinggi 2.8 meter. Ukuran tersebut tidak termasuk ruang operator dan kamar ganti pasien

4. Tebal dinding suatu ruangan radiologi sedemikian rupa sehingga penyerapan radiasinya setara dengan penyerapan radiasi dari timbal setebal 2 mm. Tebal dinding yang terbuat dari beton dengan rapat jenis 2,35 gr/cc adalah 15 cm.

Tebal dinding yang terbuat dari bata dengan plester adalah 25 cm

5. Pintu dan Jendela. 6 Pintu serta lobang-lobang yang ada di dinding ( missal lobang stop kontak dll ) harus di beri penahan-penahan radiasi yang setara dengan 2 mm timbal. Di depan pintu ruangan radiasi harus ada lampu merah menyala ketika meja control pesawat dihidupkan.

(6)

BAB III

MANAJEMENT KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI BAGIAN RADIOLOGI

A. Kesehatan dan keselamatan Kerja di bagian radiologi

Keselamatan kerja radiasi adalah upaya yang dilakukan untuk menciptakan kondisi agar dosis radiasi pengion yang mengenai manusia dan lingkungan hidup tidak melampaui nilai batas yang ditentukan. 7 Radiasi adalah risiko berbahaya yang dikenal baik dilingkungan rumah sakit dan usaha penanggulangannya sudah dilakukan. Rumah sakit sebaiknya mempunyain petugas yang bertanggung jawab (safety officer) atas keamanan daerah sekitar radiasi dan perlindungan bagi petugasnya.

B. Ketentuan Umum Pencegahan ;

1. Tempatkan pasien pada tempat yang terpisah atau bersama pasien lain dengan infeksi aktif organisme yang sama dan tanpa infeksi lain.

2. Melaksanakan kewaspadaan universal.

3. Perawatan lingkungan yaitu dengan membersihkan setiap hari peralatan dan permukaan lain yang sering tersentuh oleh pasien.

4. Peralatan perawatan pasien gunakan terpisah satu sama lain, jika terpaksa harus digunakan satu sama lain secara bersama maka peralatan tersebut harus selalu dibersihkan dan didesinfeksi sebelum digunakan pada yang lain.

Tindakan yang harus dilakukan :

a. Tempatkan pasien pada ruang tersendiri atau bersama pasien lain dengan ruang kerja lainnya.

b. Mencuci tangan sebelum dan sesudah bekerja pada air yang mengalir atau alcuta.

c. Menggunakan alat pelindung kerja seperti masker, gaun pelindung dan sarung tangan.

d. Melakukan tindakan desinfeksi, dekontaminasi dan sterilisasi, terhadap berbagai peralatan yang digunakan, meja kerja, lantai dan lain-lain terutama yang sering tersentuh oleh pasien.

e. Melaksanakan penanganan dan pengolahan limbah dengan cara yang benar, khususnya limbah infeksi.

f. Memberikan pengobatan yang adekuat pada penderita

(7)

Tindakan proteksi radiasi yang dilakukan tentunya merupakan tindakan proteksi radiasi terhadap paparan radiasi sinar – X, jadi merupakan tindakan proteksi radiasi eksterna, karena sumber radiasi berada di luar tubuh manusia.

Sebelum menerangkan apa yang dimaksud dengan tindakan proteksi radiasi eksterna terlebih 8 dahulu perlu diterangkan mengenai pengertian, filosopi / falasah dan tujuan proteksi radiasi. Proteksi radiasi atau fisika kesehatan dan keselamatan radiasi adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan teknik kesehatan yang perlu diberikan kepada seseorang atau kelompok orang terhadap kemungkinan diperolehnya akibat negatif dari radiasi pengion.

Adapun filosofi / falsafah proteksi radiasi adalah analisa atau perhitungan untung rugi yang harus mencakup keuntungan yang harus diperoleh oleh masyarakat bukan hanya oleh sesorang atau kelompok . Dengan demikian perlu diperhitungkan anatara resiko dan manfaat dari kegiatan yang menggunakan peralatan dan atau sumber radiasi pengion.

Untuk proteksi radiasi ditentukan bahwa manfaat haruslah jauh lebih besar daripada resiko yang mungkin diperoleh oleh pekerja radiasi dan masyarakat.

Untuk maksud tersebut filosofi / falsafah proteksi radiasi menyatakan bahwa setiap pemanfaatan zat radioaktif dan atau sumber radiasi pengion lainnya :Hanya didasarkan pada azas manfaat dan justifikasi. yang berarti harus ada izin pemanfaatan dari BAPETEN ( Badan Pengawas Tenaga Atom ).Semua penyinaran harus diusahakan serendah-rendahnaya ( As Low As Reasonable Achievable – ALARA ) dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial dan dosis equivalent yang diterima seseorang tidak boleh melampaui Nilai Batas Dosis ( NBD ) yang telah ditetapkan. Adapun tindakan proteksi radiasi eksterna adalah tindakan untuk mengupayakan agar tingkat paparan radiasi yang diterima pekerja radiasi menjadi serendah mungkin. Untuk maksud tersebut perlu diperhatikan faktor-faktor utama proteksi radiasi yaitu : factor waktu, factor jarak dan factor penahan radiasi (perisai)

D. Langkah – Langkah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

1. Upaya untuk melindungi pekerja radiasi serta masyarakat umum dari ancaman bahaya radiasi

a. Mendesain ruangan radiasi sedemikian rupa sehingga paparan radiasi tidak melebihi batas-batas yang dianggap aman.

b. Melengkapi setiap ruangan radiasi dengan perlengkapan proteksi radiasi yang tepat dalam jumlah yang cukup.

(8)

c. Melengkapi setiap pekerja radiasi dan pekerja lainnya yang karena bidang pekerjaannya harus berada di sekitar medan radiasi dengan alat monitor radiasi.

d. Memakai pesawat radiasi yang memenuhi persyaratan keamanan radiasi.

e. Membuat dan melaksanakan prosedur bekerja dengan radiasi yang baik dan aman.

E. Paparan Radiasi Besarnya

Paparan radiasi yang masih dianggap aman di ruangan radiasi dan daerah sekitarnya tergantung kepada pengguna ruangan tersebut. Untuk ruangan yang digunakan oleh pekerja radiasi besarnya paparan 100 mR/minggu. Untuk ruangan yang digunakan oleh selain pekerja radiasi besarnya paparan 10 mR/minggu.

F. Perlengkapan Proteksi Radiasi Pakaian proteksi radiasi (APRON) harus disediakan di setiap ruangan radiologi dalam jumlah yang cukup dan ketebalan yang setara dengan 0,35 mm timbal. Begitu juga dengan sarung tangan timbal yang harus disediakan di setiap ruangan fluoroskopi konvensional.

G. Alat Monitor Radiasi

1. Film Badge Setiap pekerja radiasi dan/ atau pekerja lainnya yang karena bidang pekerjaannya harus berada di sekitar medan radiasi diharuskan memakai filkm badge setiap memulai pekerjaannya setiap hari. Film badge dipakai pada pakaian kerja pada daerah yang diperkirakan paling banyak menerima radiasi atau pada daerah yang dianggap mewakili penerimaan radiasi atau pada daerah yang dianggap mewakili penerimaan dosis seluruh tubuh seperti dada bagian depan atau panggul bagian depan.

2. Survey Monitor Di unit radiologi harus disediakan alat survey meter yang dapat digunakan untuk mengukur paparan radiasi di ruangan serta mengukur kebocoran alat radiasi.

Referensi

Dokumen terkait

- Hasil uji pengaruh tidak langsung pada model penelitian ini menunjukkan hasil variabel E-Service Quality memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

 Berdasarkan pengamatan preparat nomor BM-2 yang telah dilakukan pada nikol sejajar dan bersilang yaitu colorless, bentuk tak beraturan, anhedral granural,

(Djaali, 2000: 86) menyatakan bahwa koefisien reliabilitas konsistensi gabungan item (butir diskor dikotomi dan sebagian butir diskor politomi) dapat dihitung dengan

KARAWANG 08-07-1980 Perempuan Nikah Istri

KUA yang baik, disusun dengan kriteria sebagai berikut: (1) Sesuai dengan visi, misi, tujuan, sasaran dan kebijakan yang ditetapkan dalam Renstrada; (2) Sesuai dengan

Untuk itu sekolah mengembangan kecakapan hidup peserta didik antara lain menciptakan lingkungan sekolah yang sehat, bekerja sama dengan masyarakat menyediakan berbagai

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

Refleksi merupakan bagian yang amat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang terjadi sebagai akibat adanya tindakan