12 1.Insomnia menurut Ilmu Kedokteran
a. Pengertian
Kata Insomnia berasal dari bahasa Latin Insomnium. Ciri khas dari insomnia adalah sulit memulai tidur, mempertahankan tidur, terjaga terlalu dini (Rahayu, R.A.,2017; Islamiyah, W.R., 2018). Insomnia adalah suatu kondisi yang dicirikan dengan adanya gangguan dalam jumlah, kualitas atau waktu tidur pada seorang individu. Gangguan tidur dapat mengganggu pertumbuhan fisik, emosional, kognitif, dan sosial orang dewasa. Gangguan pola tidur merupakan kondisi seseorang yang mengalami risiko perubahan jumlah dan kualitas pola istirahat yang menyebabkan ketidaknyamanan (Islamiyah, W.R., 2018; Maslim,R., 2019). Tidur adalah bentuk fisiologis dan berulang dari penurunan kesadaran secara reversibel di mana terjadi penurunan fungsi kognitif secara global sehingga otak tidak merespon secara penuh terhadap stimulus sekitar.
Insomnia merupakan kondisi seseorang yang : 1) Sulit memasuki tidur,
2) Cepat terbangun dan sulit melanjutkan kembali untuk tidur atau 3) Meski sudah tidur, pada saat bangun, tetap merasa kurang nyaman.
gangguan tidur yang paling sering dialami oleh sebagian besar orang di dunia. Insomnia adalah kondisi seseorang yang sulit memasuki tidur, mudah terbangun, atau bahkan terjaga sepanjang malam, mengakibatkan terasa mengantuk pada siang hari (Rahayu, R.A., 2017; Wang,H., 2015)
Insomnia yang sepintas umum dijumpai bila seseorang mengalami stress emosional, rasa nyeri atau perubahan pada rutinitas. Insomnia sebaiknya didefinisikan sebagai kebutuhan seseorang terhadap tidur
nocturnal yang lebih lama agar dapat berfungsi optimal selama siang hari, dan bukan dari jumlah lamanya tidur (Lumbantobing, 2011).
b. Etiologi Insomnia
Menurut Islamiyah, W.R. (2018), etiologi insomnia berdasarkan klasifikasinya dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Insomnia Primer
Insomnia primer sering disebut juga insomnia idiopatik yang tidak berhubungan dengan penyakit medis, kelainan neurologi maupun gangguan psikiatri, penggunaan obat dan efek putus obat.
2) Insomnia Komorbid
Insomnia komorbid adalah insomnia yang disebabkan oleh kondusi medis, gangguan neurologi, gangguan psikiatri, penggunaan obat atau efek putus obat.
c. Klasifikasi dan jenis insomnia
Insomnia diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu : 1) Klasifikasi berdasarkan fase insomnia :
a) Difficulty in Initiating Sleep (DIS)
Jenis ini didefinisikan sebagai fase laten tidur yang lebih dari 30 menit dan seringkali disebabkan karena tingginya tingkat keterjagaan yang disertai kecemasan dan faktor lain.
b) Difficulty in Maintaining Sleep (DMS)
Biasanya terbangun saat malam hari secara tiba-tiba, atau pada saat-saat tertentu seperti pada saat cluster headaches yang muncul pada saat tidur REM dan episode gangguan perilaku tidur fase REM selama siklus 90 menit.
c) Early Morning Waking (Sleep Offset Insomnia)
Sering terjadi pada orang tua dan biasanya disebabkan karena demensia, penyakit parkinson, gejala menopause, depresi dan obat- obatan.
d. Manifestasi Insomnia
Menurut Islamiyah, W.R., (2018), keluhan utama insomnia berupa rasa tidak nyaman dengan kuantitas dan kualitas tidur disertai satu atau lebih gejala berikut:
1) Kesulitan memulai tidur (pada anak-anak, manifestasinya kesulitan memulai tidur tanpa bantuan pengasuh).
2) Kesulitan mempertahankan tidur, ditandai dengan sering terjaga atau sulit tidur kembali setelah terjaga (pada anak-anak, berupa sulit tidur kembali tanpa bantuan pengasuh).
3) Terbangun terlalu dini hari dan tidak dapat tidur kembali.
4) Gangguan tidur menyebabkan distress atau gangguan signifikan dalam bidang sosial, pekerjaan, pendidikan, akademik, perilaku atau area penting lain.
5) Kesulitan tidur terjadi minimal tiga malam per minggu.
6) Kesulitan tidur terjadi minimal tiga bulan.
7) Kesulitan tidur terjadi meskipun diberi kesempatan untuk tidur.
8) Insomnia tidak dapat dijelaskan atau dihubungan dengan adanya gangguan tidur lain seperti narkolepsi, gangguan pernafasan saat tidur, gangguan irama sirkardian, parasomnia.
9) Insomnia bukan karena efek psikologis dari obat tertentu (seperti ketergantungan obat).
e. Patogenesis insomnia
Gangguan tidur merupakan proses terganggunya neurotransmitter otak. Apabila terjadi kerusakan nukleus ini dapat menurunkan kadar serotonin sehingga timbul susah tidur. Sistem limbik sebagai pusat emosi juga berhubungan dengan keadaan tertidur atau terbangun, kelelahan dan depresi yang dapat menimbulkan insomnia. Gangguan regulasi hormon dapat menyebabkan depresi yaitu melalui jaras Cortical artinya Hypotalamus-Pituitary-Adrenal Axiz (CHPA). Pada keadaan normal, pengalaman baik atau buruk akan direkam dalam korteks serebri dan system limbik sebagai stesor. Bagian otak ini akan mengirim pesan ke
kelejar adrenal. Kelenjar ini berfungsi mengatur tidur, nafsu makan, fungsi ginjal, system imun dan semua faktor yang penting dalam kehidupan. Pada saar tidur, kortisol akan turun terutama pada malam hari, sedangkan pada saat bangun terutama pagi hari kortisol akan meningkat sehingga tubuh dapat merasa segar bugar setelah terbangun.
Menurut (Li Z., 2008) terjadinya insomnia dipengaruhi beberapa hormon yang mempengaruhi tidur, yaitu:
1) Hormon noradrenalin/ adrenalin
Hormon ini berfungsi untuk merangsang atau memperpanjang kondisi terjaga. Adanya hormon ini tubuh akan senantiasa didorong untuk terus beraktivitas. Hormon ini juga dianggap sebagai zat kimia yang mendorong agresivitas.
2) Hormon dopamine
Hormon ini merupakan neurotransmitter otak yang berperan dalam pengaturan gerak. Hormon dopamine juga memberikan rasa segar dan penuh semangat.
3) Hormon asetilkolin
Hormon ini berfungsi untuk menstimulasi kontraksi otot polos seperti usus kecil dan otot bronkial.
4) Hormon hipokretin
Hormon ini berfungsi untuk mencegah tidur atau menjaga seseorang tetap terjaga dan meningkatkan nafsu makan.
5) Hormon Histamin
Hormon ini berfungsi untuk mengaktifkan otak selama terjaga. Saat bangun kadarnya sangat banyak dan kadarnya berkurang saat beristirahat, dan hormon ini tidak diproduksi saat tidur.
6) Hormon Gamma Amino Butyric Acid (GABA)
Hormon ini berfungsi untuk menghambat status terjaga. Obat-obat yang merangsang tidur kebanyakan merangsang GABA sehingga membuat orang mengantuk.
7) Hormon serotonin
Hormon ini merupakan hormon yang mempunyai efek menenangkan.
Hormon serotonin menyiapkan otak dan tubuh untuk masuk ke tahap tidur dengan cara mengurangi sistem aktivitas tubuh.
8) Hormon melatonin
Hormon ini dapat menurunkan kewaspadaan dan dapat menyebabkan mengantuk.
9) Hormon adenosin
Hormon yang berfungsi merangsang tidur.
f. Penatalaksanaan insomnia
a. Secara farmakologi yakni denganmemberikan obat-obat ang mempunyai efek hipnotik. Hal ini dilakukan dengan tujuan memperbaiki kualitas dan kuantitas tidur serta memperbaiki gangguan yang ditimbulkan akibat insomnia. Beberapa penelitian menyarankan hanya jangka pendek (kurang dari 4 minggu). Golongan non Benzodiazepine, Antidepresan, (Islamiyah W.R. 2017)
b. Secara non farmakologi. antara lain dengan Sleep Hygiene(hindari makan berat menjelang tidur, kopi,alkohol, nikotin, hindari tidur siang,), Restriksi tidur (tidur hanya benar-benar waktu tidur tiba), kontrol stimulus(menggunakan tempat tidur hanya untuk tidur serta tidak menempatkan peralatan elektronik di kamar), terapi kognitif (meminta pasien mempertahankan harapan tentang pentingnya tidur dengan alasan rasional, terapi relaksasi (latihan teknik relaksasi 30 – 60 menit, latihan nafas atau meditasi), Efek terapi cahaya (meningkatkan efisiensi tidur, meningkatkan total waktu tidur), Akupunktur yang dalam beberapa penelitian nampak aman untuk kasus insomnia (Islamiyah W.R. 2017, )
2. Insomnia Menurut Ilmu Akupunktur a. Definisi insomnia:
Secara Ilmu Akupunktur, insomnia 不寐 (bu mei) yang berarti tidak tidur adalah suatu kondisi sering tidak dapat tidur normal, sulit jatuh tertidur,
atau tidur tidak lelap atau merasa waktu tidur tidak cukup, untuk kondisi yang parah bahkan tidak dapat tidur sepanjang malam Ciri khas gejala yang disebut “shi mian /失眠”, tidak dapat tidur “bu de wo /不得卧”
(Chen, K. & Cui, Y.Q., 2000; Maciocia, G., 2008; Wang, H. & Du, Y.H., 2015).
b. Etiologi insomnia
Penyebab insomnia antara lain karena beberapa faktor, yaitu : 1) Tujuh emosi abnormal
Berbagai macam emosi yang berlebihan dapat menyebabkan insomnia, misalnya terlalu gembira dapat menguras Qi dalam jantung hingga jiwa menjadi tidak tenang kemudian menyebabkan insomnia.
Marah yang berlebihan juga dapat mengganggu hati, hingga Qi dalam hati berjalan tidak pada jalurnya, dan hal tersebut menyebabkan api dalam hati membara yang kemudian mengacaukan Shen jantung dan mengakibatkan insomnia. Terlalu banyak berfikir atau merenung dapat menguras Qi dalam limpa, ini dapat menyebabkan limpa tidak dapat menjalankan fungsinya dengan sempurna sehingga Shen tidak mendapat pasokan nutrisi yang memadai kemudian menyebabkan insomnia. Sedih dan khawatir menguras Qi dalam paru, melukai limpa dan jantung. Jika limpa defisiensi dan hal tersebut menyebabkan ketidak mampuan memproduksi darah dalam jumlah yang cukup sehingga mempengaruhi jantung dan pikiran yang menyebabkan terjadinya insomnia. (Maciocia, G., 2008; Sim, K.J., 2012; Wang, H. &
Du, Y.H., 2015 ) 2) Pola makan tidak baik.
Pola makan yang tidak teratur dapat merusak fungsi limpa dan lambung. Hal ini menyebabkan transportasi dan transformasi Jing makanan dan minuman terganggu, begitu juga mekanisme turun naiknya Qi akan menjadi kacau, sehingga mengacaukan Shen/jiwa dan menimbulkan insomnia (Maciocia, G., 2008; Wang, H. & Du, Y.H., 2015).
3) Terlalu sering melakukan hubungan seks
Terlalu sering melakukan hubungan seks dapat menguras Jing dalam Shen/ginjal, akan melukai qi ginjal, demikian pula jika kekurangan Jing dan Shen dalam ginjal karena pembawaan dapat menyebabkan Yin dalam Shen/ginjal tidak dapat menunjang Yin dalam Xin/jantung, hingga Xin Yin akan menyebabkan XinHuo membara, kemudian dapat mengacaukan Shen/jiwa dan terjadi insomnia (Maciocia, G., 2008;;
Saputra, K., 2017; Sim, K.J., 2012)
4) Terlalu lelah atau setelah menderita penyakit berat
Terlalu lelah akibat ketidak seimbangan antara kerja dan istirahat atau setelah menderita penyakit berat melemahkan yin ginjal, menguras Qi dan Xue/darah, hal tersebut jika berlangsung dalam jangka waktu yang penjang dapat menyebabkan yin jantung tidak mendapat pasokan nutrisi yang diperlukan, dan terjadilah insomnia (Chen, K. & Cui, Y.Q., 2000;
Maciocia, G., 2008 ; Sim, K.J., 2012; Wang, H. & Du, Y.H., 2015 ).
Shen/jiwa dikacaukan oleh pathogen luar. Pathogen luar yang bersifat angin, dingin, api, panas, kering dan lain-lain dapat mengacau Shen/jiwa, hingga Shen/jiwa menjadi tidak tenang dan menimbulkan insomnia.
c. Diferensiasi Sindrom
Insomnia dapat dirangkum menjadi enam sindrom (Maciocia, G., 2008;
Wang, H. & Du, Y.H., 2006; Sim, K.J., 2012; Saputra, 2017) antara lain : 1) Hiperaktivitas Api Hati
Pada sindrom hiperaktivitas api hati manifestasinya adalah insomnia (susah tidur), iritabilitas, nafsu makan menurun, mudah haus, mata merah, rasa pahit dimulut, urin gelap, konstipasi, otot lidah merah dengan selaput lidah kuning, nadi tegang dan cepat.Pada sindrom ini prinsip terapinya adalah membersihkan api hati dan menenangkan jantung. Titik utamanya adalah Xingjian (LV 2) dan Neiguan (PC 6) yang berfungsi untuk membersihkan api dari meridian Jueyin. Shenmen
(HT 7) berfungsi untuk menenangkan pikiran. Neiting (ST 44) berfungsi untuk membersihkan api dan Sanyinjiao (SP 6) yang berfungsi untuk menutrisi sehingga Yin dapat mengendalikan Yang serta menguatkan limpa. Untuk titik tambahan pada sindrom ini yakni ada, Fengchi (GB 20) fungsinya untuk sakit kepala, pusing, dan penglihatan kabur. Zhigou (TE 6) berfungsi untuk konstipasi.
2) Pleghma Panas Mengganggu Internal
Pada sindrom pleghma panas mengganggu internal manifestasinya adalah insomnia, sensasi berat di kepala, dahak berlebih, hidung tersumbat, nafsu makan menurun, bersendawa, regurgitasi asam, mual, rasa pahit di mulut, selaput lidah kuning lengket, nadi halus dan cepat.Pada sindrom ini prinsip terapinya yakni membersihkan pleghma dan mengusir panas, mengharmoniskan jiao tengah, dan menenangkan pikiran.Titik utamanya adalah Shenmen (HT 7) berfungsi untuk membersihkan jantung dan menenangkan pikiran. Yanglingquan (GB 34) berfungsi sebagai pengusir pleghma dan panas. Sanyinjiao (SP 6), Zhongwan (RN 12), dan Fenglong (ST 40) berfungsi untuk menguatkan jiao tengah dan transformasi flegma. (Quchi (LI 11) berfungsi untuk membersihkan panas. (Sishenchong (EX HN 1) berfungsi untuk menenangkan pikiran. Sebagai titik tambahan Neiguan (PC 6) fungsinya untuk rasa tertekan di dada.
3) Hiperaktivitas Api karena Defisiensi Yin
Pada sindrom hiperaktivitas api karena defisiensi yin manifestasinya adalah insomnia, kelelahan, rasa deg-degan, pusing, tinnitus, ingatan buruk, nyeri dan kelamahan pada area lumbal dan lutut, rasa panas di telapak kaki, tangan, dan dada, otot lidah merah, nadi benang dan cepat.Pada sindrom ini prinsip terapinya yakni memupuk Yin dan membersihkan panas, menutrisi jantung dan menenangkan pikiran. Titik utamanya adalah Zhaohai (KI 6) dan Shenshu (BL 23) yang berfungsi untuk menguatkan ginjal dan menutrisi Yin guna mengendalikan panas api. Xinshu (BL 15) dan
Shenmen (HT 7) berfungsi untuk menutrisi jantung, membersihkan panas, dan menenangkan pikiran. Taichong (LV 3) untuk menenangkan liver dan membersihkan panas. Fengchi (GB 20) sebagai titik tambahan berfungsi untuk pusing dan telinga berdenging.
4) Defisiensi Jantung dan Limpa
Pada sindrom defisiensi jantung dan limpa manifestasinya adalah insomnia, tidur terganggu mimpi, palpitasi, ingatan yang buruk, pusing, pandangan kabur, kelemahan pada ekstrimitas, nafsu makan rendah, lesu, kompleksi pucat dengan sianotik dan selaput putih, nadi cepat dan benang.Pada sindrom ini prinsip terapinya yakni tonifikasi jantung dan limpa, menguatkan Qi dan darah serta memelihara pikiran. Titik utamanya adalah Shenmen (HT 7) dan Xinshu (BL 15) berfungsi untuk menutrisi jantung dan menenangkan pikiran. Qihai (CV 6), Sanyinjiao (SP 6), dan Zusanli (ST 36) berfungsi untuk menguatkan jiao tengah dan menghasilkan Qi dan darah. Pishu (BL 20) dan Yinlingquan (SP 9) merupakan titik belakang dan bawah dari meridian limpa, yang berfungsi untuk menguatkan fungsi limpa guna menghasilkan Qi dan darah. Untuk titik tambahan pada kasus berat yakni menggunakan titik Shenting (GV 24), Sishenchong (EX HN 1), dan (Benshen (GB 13) merupakan 3 titik di kepala yang efektif untuk mengobati gangguan tidur. Bahui (GV 20) dan Ganshu (BL 18) berfungsi untuk penglihatan kabur, ingatan yang buruk, dan pusing.
5) Defisiensi Qi Jantung dan Kandung Empedu
Pada sindrom defisiensi qi jantung dan kandung empedu manifestasinya adalah insomnia, tidur terganggu mimpi, mudah takut, tidur pendek, sesak napas, kelelahan, lidah pucat dan nadi benang.Pada sindrom ini prinsip terapinya yakni meregulasi jantung dan menenangkan pikiran serta membersihkan panas jantung. Titik utamanya yakni Shenmen (HT 7), Anmian (EX-HN 16), Neiguan (PC 6), dan Baihui (GV 20). Titik tambahannya Xinshu (BL 15), Danshu
(BL 19), Qiuxu (GB 40), digunakan untuk menguatkan jantung, kandung empedu, dan menenangkan pikiran.
6) Disharmoni Jantung dan Ginjal
Pada sindrom disharmoni jantung dan ginjal manifestasinya adalah insomnia ataubahkan ketidakmampuan dalam tertidur sepanjang malam, pusing, tinnitus, sensasi panas di telapak tangan, telapak kaki dan dada, ingatan buruk, nyeri dan kelemahan pada punggung dan lutut, mimpi basah, otot lidah merah dengan selaput tipis, nadi benang dan cepat.Pada sindrom ini prinsip terapinya yakni menguatkan ginjal, membersihkan jantung, mengharmonisasikan jantung dan ginjal serta menenangkan pikiran. Titik utamanya adalah Shenting (GV 24), Benshen (GB 13), Sishenchong (EX-HN 1), (Shenmen (HT 7), Zhaohai (KI 6) berfungsi untuk menguatkan ginjal dan menenangkan pikiran serta mengharmonisasikan jantung dan ginjal. Xinshu (BL 15) dan Shenshu BL 23) merupakan titik Shu belakang jantung dan ginjal yang memiliki fungsi untuk menguatkan jantung dan ginjal. Sebagai titik tambahan yakni Fengchi (GB 20) yang berfungsi untuk meredakan pusing.
d. Penatalaksanaan Akupunktur
Penelitian ini menggunakan titik akupunktur Baihui (GV 20) dan Anmian (Ex-HN 16) kombinasi dengan titik telinga dan moksibusi yang diuji pengaruhnya dalam peningkatan kualitas tidur pada pasien insomnia.
1) Konsep dan keistimewaan titik Baihui (GV 20).
Lokasi titik Baihui (GV 20) berada pada titik pertemuan antara garis sagitalis medialis dengan garis yang menghubungkan kedua ujung kranial daun telinga. Teknik penusukan miring ke belakang 0,3-0,5 cun.
Indikasi dari titik Baihui (GV 20) adalah untuk mengobati kondisi seperti sakit kepala, stroke, pusing, kecemasan, gangguan jiwa, tekanan darah tinggi, insomnia dan stress (Saputra, 2017; Kiswojo, 2013). Titik Baihui (GV 20) bertanggung jawab untuk meningkatkan pembentukan oksida nitrat (NO) dan meningkatkan sirkulasi local. Titik ini memiliki
efek stimulasi pada sistem saraf pusat, bukan hanya saraf tepi tetapi juga merangsang sistem saraf pusat otak dan sumsum tulang belakang untuk melepaskan neurotransmitter atau ulator neuromod ke otak dan sumsum tulang belakang. Penelitian yang dilakukan oleh Spence et al yang dikutip Tersnaningsih (2010) dalam Yatmihatun, dkk (2016) diketahui bahwa penusukan pada titik akupunktur Baihui (GV 20) dapat merangsang kelenjar pineal untuk mengeluarkan melatonin yang berfungsi mengatur siklus sirkardian dalam tubuh. Neuro hormone melatonin memiliki efek hipnotik ansiolitik dan antikonvulsan. Pola sekresi melatonin dalam 24 jam secara luas diterima sebagai pengukuran aktivitas sirkardian pada manusia. Dibandingkan dengan individu normal, pasien insomnia mengalami penekanan pengeluaran melatonin pada malam hari. Pelepasan hormon melatonin berfungsi secara klinis dalam memperbaiki kualitas tidur dan kuantitas hidup pasien insomnia.
Gambar 2.1. Titik akupunktur Baihui (GV 20) (WHO, 2008) 2) Konsep dan keistimewaan titik Anmian (Ex-HN 16)
Lokasi titik Anmian (EX-HN 16) berada pada pertengahan garis datar antara fengchi (GB 20) dan Yifeng (SJ 17). Teknik penusukan 0,5-1 cun tegak lurus. Indikasi dari titik ini adalah digunakan untuk keluhan insomnia/susah tidur, palpitasi, skizophrenia (Kiswojo, 2013).Pada penelitian yang dilakukan Yi, et al dalam Ardiansyah (2011) membuktikan bahwa penusukan titik Anmian (AX-HN 16) dapat mempengaruhi fase Rapid Eye Movement (REM) dan berefek pada gelombang tidur otak melalui aktivitas vagal dan modulasi
reseptor muskarinik pada tingkat nucleus kaudatus tractus solitarius.
Penusukan pada titik akupuntur di meridian dan dikombinasikan dengan titik akupuntur Anmian (EX-HN 16) dapat mengurangi depresi, kecemasan dan memperbaiki kualitas tidur pada penderita insomnia.
Akupunktur membantu mengatur sekresi melatonin di siang dan malam hari, memperbaiki gejala insomnia dan menurunkan tingkat kecemasan.
Gambar 2.2. Titik akupunktur Anmian (EX-HN 16) (WHO, 2008) 3) Titik akupunktur telinga
Menurut (Chen,K. & Cui, Y.Q.2007; Bai, X.H., 1996)Karakteristik terapi dengan titik telinga sebagai berikut:
a) Aplikasi klinis terapi Traditional Chinese Auricular dicirikan oleh teori pengobatan Tradisional Chinese Medicine (TCM) terutama diferensiasi sindrom menurut organ Zang-fu dan jalur kolateral, dan dengan memperhatikan pengetahuan modern fisio-patologis
b) kedua, terapi ini menunjukkan keunggulan dan kemudahan dalam diagnosis, yang seperti yang kita ketahui, sangat penting untuk keseluruhan pengobatan. Secara umum disepakati bahwa hanya sedikit ahli diagnosis TCM yang dapat membedakan pola ketidakharmonisan pasien dalam delapan prinsip, setelah merasakan denyut nadi pasien, dimana ahli diagnosis dapat menetapkan pendekatan pengobatan yang benar. meskipun demikian, tampaknya tidak mungkin bagi mayoritas dokter biasa untuk menguasai teknik
ini. Karenanya, diagnosis yang dibuat dengan mendeteksi titik-titik aurikuler dapat berfungsi sebagai alternatif. Berbagai jenis penyakit, sindrom pasca operasi, & bahkan beberapa gejala yang sudah sembuh dapat didiagnosis secara akurat dengan observasi dan / atau deteksi pada daun telinga.Akupunktur telinga adalah pendekatan yang aman yang menghilangkan terjadinya shok jarum suntik dan pingsan selama akupunktur.
c) Karakteristik ketiga adalah aplikasi luas dan efek terapeutik cepat yang dihasilkan dari fungsinya meredakan nyeri, membersihkan infeksi, menurunkan suhu tubuh, menghentikan gatal, desensitisasi.
Ini merupakan tindakan tepat akupunktur TCM yang mampu melancarkan jalur meridian yang bermasalah, menyeimbangkan darah & qi, serta meningkatkan fungsi organ zang-fu. Analisis statistik dari banyak rumah sakit Tiongkok menunjukkan bahwa akupunktur telinga dapat mengobati lebih dari 200 jenis penyakit dan penyakit fungsional & organik, 40% di antaranya dapat disembuhkan secara efektif dengan tingkat efektif rata-rata 90% termasuk insomnia.
d) Auricular therapy atau terapi titik telinga adalah pendekatan ekonomis & praktis yang relatif mudah dipelajari. Bentuk daun telinga dianalogikan seperti janin yang terbalik, memungkinkan aturan distribusi titik-titik telinga. Selain itu, titik akupunktur telinga sebagian besar dinamai menurut struktur anatomi manusia, yang menfasilitasi praktisi akupunktur biasa dengan pengetahuan dasar tentang pengobatan TCM dan Barat untuk memahami esensi dari terapi.
Modalitas yang digunakan umumnya meliputi jarum, pelet (biji tanaman/batu kecil yang diletakkan pada daun telinga), magnetik, pearls, listrik, dan lain-lain. Titik-titik akupunktur telinga dipersarafi oleh cabang mandibularis nervus trigeminus maupun cabang aurikularis nervus vagus sehingga manipulasi pada titik ini akan
menstimulasi nervustrigeminus dan vagus. Nervustrigeminus merupakan serabut aferen kuat yang menimbulkan reaksi parasimpatomimetik, begitu pula dengan nervusvagus. Pemilihan titik telinga untuk menatalaksanaan keluhan insomnia antara lain : Titik telinga shenmen (71) yang secara anatomi telinga terletak pada Triangular Fossa, titik telinga Kidney (89), Titik telinga liver (88)
Gambar 2.3. Titik akupunktur Telinga (sumber: Bergdahl, L. 2017) 4) Moksibusi
Pada awal pembahasan tentang akupunktur dan moksibusi saat menjalani pendidikan kedokteran dasar, disebutkan bahwa jika obat dan akupunktur tidak dapat di terapkan, maka moksibusi harus dipertimbangkan untuk dilaksanakan (Shi, X.M., 2007). Moksibusi adalah metode utama menguatkan dan mengembalikan atau memulihkan fungsi normal tubuh. Ia dapat meregulasi Shen atau konsentrasi mental. Dapat menenangkan dan menurunkan kecemasan dan ketegangan. Sangat penting memberi perhatian khusus pada semangat pasien. Moksibusi berasal dari konsep kuno jiu luo, disebut juga (ai jiu 艾灸) yang mengacu pada pengobatan dan pencegahan penyakit. Penghangatan Moksa adalah suatu rangsang termik dengan panas yang ditimbulkan dari pembakaran moksa wool (ai rong, 艾绒).
Moksa wool terbuat dari daun artemensia vulgaris atau Artemesia
argyi kering yang diracik, tanpa atau dengan campuran simplisia lainnya (Kiswojo, H., 2013; Shi, X.M., 2007). Moksa wool dapat dibentuk menyerupai kerucut atau dapat berbentuk silinder. Moksa kerucut dapat dibentuk baik dengan cara manual maupun dengan bantuan alat pencetak.
Gambar 2.4. Alat pencetak moksa kerucut. Sumber : pribadi Sedangkan moksa silinder (ai tiao 艾条) biasanya di toko-toko obat di Indonesia sudah dibentuk, disiapkan dalam bentuk standar jadi, berbentuk silinder. Digulung padat seberat 24 gram moksa wool murni dengan lembaran kertas lembut dari bahan murbei ukuran 26 x 20 cm. Digulung menjadi bentuk silinder dengan diameter 1,5 inchi dan diberi lem (Shi, X.M., 2007).Cara menggunakan moksa kerucut dapat diletakan 1. Langsung pada titik akupunktur yang dituju.
Kemudian ujung puncak kerucut moksa dibakar. Dapat juga secara 2.
Tidak langsung; yakni moksa kerucut tersebut biasanya sebelum diletakkan pada titik akupunktur yang dimaksud, dilapisi dulu dengan media lain. Media yang umum digunakan biasanya adalah jahe (ge jiang jiu) yang diiris tipis kira-kira setebal 2-3 mm, ditusuk-tusuk permukaannya. Ujung kerucut moksa yang diletakkan di atas jahe setelah disulut api ditunggu hingga padam, namun jika dirasakan terlalu panas, dan atau menyakitkan, lapisan jahe dapat diangkat sebentar; diletakkan kembali sampai memperoleh warna kulit kemerahan. Media ke dua dapat menggunakan bawang putih (ge suan jiu), juga diiris tipis antara 0,2-0,3 cm ditusuk-tusuk, bawang putih yang dilumatkan juga dapat digunakan. Metode ini efektif untuk membuang panas dan racun serta membunuh parasit
(scrofula/limfdenitis tuberkulosa), tahap awal bisul dan bengkak lokal;
bentuk garam (ge yan jiu) yang biasa dikenal sebagai shenque (CV 8) moxibustion. Pada tahap awal umbilikus diisi garam sampai setinggi permukaan perut, di atasnya diletakan moksa kerucut, dapat juga dilapisi sepotong jahe dan ujung kerucut disulut api. Metode ini efektif untuk memulihkan yang, dan mengobati gangguan dingin, vomitting, diare, dan mengatasi kelemahan akibat paparan angin dingin. Media lainnya adalah monkshood cake (fu zi bing jiu). Media ini terbuat dari bubuk fuzi yang dicampur dengan alkohol, membentuk adonan berdiameter 3 cm dengan ketebalan 0,3 cm ditusuk-tusuk beberapa lubang kemudian diletakan pada area yang ditentukan.
Ujung kerucut moksa yang diletakkan diatas adonan ini kemudian dibakar. Metode ini untuk menghangatkan dan menguatkan yang ginjal yang dapat mengatasi keluhan impoten, spermatorrhea, ejakulasi dini, infertility dan abses yang sulit disembuhkan (Shi, X.M., 2007).
Cara menggunakan moksa silinder, adalah dengan menjaga jarak sekitar 2-3 cm dari permukaan kulit selama 10-15 menit. Ada 3 cara yakni 1. menjaga agar jarak ujung moksa silinder yang menyala dengan permukaan kulit tetap, tidak berubah-ubah. 2. Ujung moksa silinder diputar-putar disekitar titik akupunktur. Sedangkan cara ke 3.
Dengan gerakan mendekat-menjauhkan ujung moksa silinder (yang sudah disulut api) dari permukaan kulit, seolah-olah seperti seekor burung sedang mematuk-matuk (Saputra, K., 2017.; Kiswojo, H., 2013.; Kiswojo, 2007.; Shi, X.M., 2007).
Gambar 2.5 Cara penghangatan moksa silinder. (Kiswojo, 2007) Yang perlu diperhatikan adalah : karena titik Baihui terletak di kepala, saat mendekatkan moksa silinder yang sudah tersulut, menjaga jarak titik api dengan rambut agar rambut klien tidak sampai terbakar / juga menghindari kemungkinan kecelakaan misalnya terjatuhnya abu panas ke kepala subyek peneliti (Saputra, K 2017.; Shi, X.M. 2007).
Kontra indikasi Moksibusi: Moksibusi dilarang dilaksanakan untuk keadaan yin xu dan yang shi, yang berarti yin kosong dan yang berlebihan. Pasien dengan keadaan terlalu lapar, terlalu kenyang, terlalu lelah untuk menghindari terjadinya pingsan moksibusi.
Moksibusi dilarang dipergunakan pada area wajah, genitalia, puting susu, daerah tendo dan pembuluh darah besar dan penting, perut bagian bawah, dan coccygeus, pada wanita hamil. Dan juga tidak dapat dilakukan pada area kulit alergi atau berbisul (Saputra, K., 2017; Kiswojo, H., 2013; Shi, X.M. 2007)
Daftar Bagan 2.1. Klasifikasi moksibusi. Sumber (Shi, X.M., 2007)
e. Mekanisme Terapi Akupunktur pada Insomnia
Mekanisme kerja akupunktur pada insomnia lebih banyak terjadi pada jalur hypothalamus dimana penusukan pada titik-titik akupunktur dapat mengeluarkan hormone serotonin, merangsang hipofisis anterior, dapat melepaskan endorfin serta enkefalin yang dapat memberi efek sedasi.
Menurut pendapat lain akupunktur dapat meningkatkan kualitas tidur dan menangani gejala-gejala insomnia. Pengobatan akupunktur menurut penelitian digunakan untuk memodulasi aktivitas sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis yang merupakan bagian dari sistem saraf otonom. Pada penusukan akupunktur di Baihui (GV 20) dapat meregulasi pengeluaran hormone serotonin dan asetil di wilayah hippocampus. Efek berbeda dari akupunktur pada daerah tubuh yang berbeda dengan berbagai tingkat asetilkolin di otak dan cairan serebrospinal juga ditunjukkan dalam beberapa penelitian tambahan. Akupunktur ditemukan untuk meningkatkan tingkat norepinephrine di daerah otak. Kondisi yang dapat diobati dengan akupunktur adalah nyeri somatik, sakit kepala, asma, penyakit inflamasi, mual dan muntah,disfungsi gastrointestinal, penyalahgunaan zat, dan kecemasan (Huang, et al., 2011).
B. Kerangka Teori
Keterangan : Kotak bergaris putus-putus --- : Tidak diteliti Kotak bergaris lurus : Diteliti
Bagan 2.2. Kerangka Teori. Sumber : Maciocia,2008, Sim 2012, Saputra 2017, diolah
Insomnia menurut medis Insomnia menurut akupunktur
Akupunktur Penatalaksanaan
Terapi Akupunktur pada titik GV 20 Baihui dan Anmian (EX-HN 16) kombinasi titik
telinga dan moksibusi
Perubahan Kualitas Tidur Penatalaksanaan
Farmakologi:
Obat-obatan yang mempunyai efek
hipnotik
Etiologi Insomnia:
1. Tujuh emosi abnormal 2. Pola makan tidak baik 3. Kelelahan
4. Over seks 5. Patogen luar Klasifikasi
Insomnia:
1. Bdsrk fase 2. Bdsrk durasi 3. Insomnia kronis 4. Insomnia akut 5. Insomnia idiopatik 6. Insomnia paradoks 7. Insomnia anak 8. Insomia psiklogis
Etiologi Insomnia (Medis):
1. Insomnia Primer (tdk berhubungan dengan medis) 2. Insomnia
Sekunder (berhubungan dengan medis)
Diferensiasi Sindrom Insomnia a. Hiperaktivitas Api Hati b. Pleghm Panas di Internal pada Jiao Tengah
c. Hiperaktivitas Api karena Defisiensi Yin d. Defisiensi Jantung dan
Limpa
e. Defisiensi Qi Jantung dan Kandung Empedu f. Disharmoni Jantung
dan Ginjal
Insomnia
Penatalaksanaan Nonfarmakologi:
Akupunktur Sleep Hygiene Restriksi tidur Kontrol stimulus Terapi kognitif Terapi relaksasi
A. Kerangka Konsep
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui pre dan post hasil terapi akupunktur titik akupunktur Baihui (GV 20), Anmian(Ex – HN 16) Kombinasi Dengan Titik Telinga dan Moksibusi, sehingga digambarkan variabel sebagai berikut :
Bagan 2.3 Kerangka Konsep
B. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dinyatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori. Hipotesis dalam penelitian didasarkan pada kerangka pikir yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan (Sugiyono, 2019). Dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
1. Hipotesis Nol (Ho)
Tidak adanya pengaruh terapi akupunktur titik Baihui (GV 20), Anmian (EX-HN 16) kombinasi dengan titik telinga dan moksibusi terhadap perubahan kualitas tidur pada pasien di Klinik Utomo Chinese Medical Center, Sunter, Jakarta Utara.
2. Hipotesis Alternatif (Ha)
Adanya perubahan terapi akupunktur titik Baihui (GV 20), Anmian (EX- HN 16) kombinasi dengan titik telinga dan moksibusi terhadap perubahan keluhan kualitas tidur pada pasien di Klinik Utomo Chinese Medical Center, Sunter, Jakarta Utara.
Variabel Bebas
Pengaruh Terapi Akupunktur Titik Baihui (GV 20), Anmian (Ex – HN 16)
Kombinasi Dengan Titik Telinga dan Moksibusi
Variabel Terikat
Perubahankualitas tidur