• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAMPIRAN FORM KONSULTASI SKRIPSI / TUGAS AKHIR. Nim Mahasiswa : Nama Dosen Pembimbing : Dr. Indiwan Seto WahjuWibowo, M.Si.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAMPIRAN FORM KONSULTASI SKRIPSI / TUGAS AKHIR. Nim Mahasiswa : Nama Dosen Pembimbing : Dr. Indiwan Seto WahjuWibowo, M.Si."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN

FORM KONSULTASI SKRIPSI / TUGAS AKHIR

Nim Mahasiswa : 00000017786

Nama Mahasiswa : Nyoman Willy Artha Sanjaya Program Studi : Strategic Communication

Nama Dosen Pembimbing : Dr. Indiwan Seto WahjuWibowo, M.Si.

NO TANGGAL BIMBINGAN CATATAN BIMBINGAN TANDA TANGAN PEMBIMBING 1. Jumat, 4 September

2020

Konsultasi pertama skripsi, menyusun judul, dan proses approved oleh pak Indiwan

2 Jumat, 11 September 2020

Approval Perusahaan yang diteliti

3 Jumat, 25 September 2020

Konsultasi bab 1-2

4 Senin, 28 September 2020

Konsultasi bab 1-3 secara langsung sama pak Indiwan di SDC

5 Sabtu, 17 Oktober 2020

Kerangka pemikiran bab 2 lanjut bab 3

(2)

6 Selasa, 17 November 2020

Menyusun bab 3-4

7 Selasa, 8 Desember 2020

Mencari praktisi komunikasi untuk dijadikan narasumber

8 Jumat, 18 Desember 2020

Revisi bab 4 pembahasan

9 Rabu, 30 Desember 2020

Konsultasi keseluruhan

(3)
(4)
(5)
(6)

Informan 1

Nama: Nyoman Ngurah Sanjaya Jabatan: Human Capital

1. Bagaimana anda menyampaikan pesan di perusahaan, agar pesan yang disampaikan efektif untuk disampaikan terhadap seluruh karyawan?

A: beda pesan beda cara. Karena yang paling sering dilakikan, ketika adanya suatu kebijakan baru dari direksi. Direksi mempunyai sebuah keinginan, lalu kita bakukan dalam bentuk SOP, harus bisa mensosialisasikan dengan baik, dengan cara: 1. dalam pembuatan SOP harus dilibatkan beberapa divisi yang terkait untuk mecapai sebuah kesepakatan, 2. Kemudian dibuat dalam bentuk tertulis atau SOP yang ditandatangani oleh pihak Human capital dan direksi, 3. Kemudian sounding atau kirimkan softcopynya tersebut ke email seluruh karyawan untuk dipelajari dan disepakati secara bersama. 4. Setelah sounding kita bukakan forum seandainya ada karyawan yang masih ingin bertanya atau belum jelas, 5. Setelah seminggu berjalan atau bertanya kepada perwakilan pada masing-masih divisi terkait dengan SOP apakah ada kendala atau yang ingin ditanyakan, ketika tidak ada yang ingin disampaikan artinya sudah sesuai.

2. Menggunakan media apa anda menyampaikan pesan?

A: Melalui email yang kemudian jika ada kurang paham atau kurang jelas pihak human capital akan membuka forum atau mengkonfirmasi kembali terkait SOP yang diberikan.

3. Apakah penyampaian pesan yang dilakukan media tersebut sudah dapat diterima baik dan tersampaikan oleh karyawan?

A: Jika melalui email, sejauh ini yang dirasakan sudah efektif karena adanya forum atau konfirmasi kembali dari pihak human capital. Apalagi adanya masa pandemi virus corona harus menjaga jarak.

4. Dari segi apa yang bisa di lihat dan di buktikan bahwa pesan telah tersampaikan dan diterima baik oleh karyawan?

A: Dari segi implementasinya, artinya ketika SOP sudah disampaikan kepada seluruh karyawan dan SOP itu sudah dijalankan artinya SOP itu sudah berhasil.

5. Apakah ada kesulitan dalam menyampaikan pesan kepada bawahan perusahaan?

A: Ada, karena kebetulan yang bekerja di perusahaan ini adalah generasi milenial.

Karakter sendiri mempunyai sisi emosi dan keegoisan.

6. Jika ada bagaimana cara anda mengatasi kesulitan tersebut? Dan jika tidak ada, bagaimana cara anda mempermudah penyampaian pesan di perusahaan?

A: Tantangannya jika ingin menyampaikan informasi harus jelas apa yang ingin disampaikan, apa tujuan dan manfaatnya. Jadi informasi ini disampaikan bukan sekedar untuk basa-basi.

7. Dalam menyampaikan pesan terhadap bawahan, konflik atau hambatan apa yang sering atau pernah terjadi? Dan bagaimana anda mengatasi hal tersebut?

A: Hambatannya lebih kearah karakter masing-masing setiap karyawan. Karena selama WFH itu biasanya yang sering dilakukan meeting melalui zoom, namun ada saja yang

(7)

beralasan tidak bisa, sinyal putus-putus. Konflik ada terjadi ketika pada saat si karyawan yang harus WFH otomatis pekerjaan tersebut harus dikerjakan oleh orang lain. Nah, yang mengerjakan pekerjaan ini belum terlalu paham. Jadi konflik itu terjadi ketika karyawan yang belum paham mencoba mencari tahu dengan menghubungi pekerjaan si pekerjanya yang WFH yang ternyata tidak bisa dihubungi. Namun konflik ini buat perusahaan tidak sampai memecah visi misi perusahaan.

8. Dengan adanya konflik atau hambatan tersebut, apakah ada perubahan cara berkomunikasi dengan bawahan agar konflik atau hambatan tersebut tidak terjadi lagi?

A: pastinya ada, jadi setiap karyawan mengerjakan pekerjaan orang lain yang sedang WFH, pihak human capital meminta karyawan yang sedang WFH wajib untuk stand by HP kecuali dalam kondisi tertentu misalnya sedang solat, dll. Tujuannya agar karyawan yang WFH bisa menjelaskan secara detail kepada karyawan yang WFO.

9. Bagaimana cara anda menciptakan suatu pola komunikasi di dalam perusahaan untuk memudahkan suatu proses komunikasi antara atasan dan bawahan begitu pula sebaliknya?

A: Perusahaan mengadakan Friday morning talk. Setiap 2 minggu sekali semua divisi kumpul menggunakan zoom membahas mengenai Q1 dan Q2. Q1 itu membahas yang penting dan mendesak, sedangkan Q2 Hal yang penting tidak mendek. Jadi masing- masing divisi memaparkan terkait dengan pekerjaan mereka. Ketika divisi memaparkan pekerjaan mereka karena ini diikuti oleh seluruh divisi otomatis pekerjaan dari divisi lain itu akan mengikuti, dimana jika ada pekerjaan dengan divisi lain dia sudah harus menyampaikan tahapan-tahapan yang harus dilakukan agar bisa saling bersinergi.

10. Menurut anda, apakah sistem pada komunikasi yang telah diciptakan sudah bejalan dengan baik di perusahaan?

A: Sudah berjalan dengan baik, namun terkadang masih belum konsisten karena adanya faktor urgensi. Faktor urgensi timbul karena adanya suatu permintaan dari suatu client.

11. Menurut anda apakah manfaat dari suatu pola komunikasi yang berjalan dengan baik di perusahaan?

A: sangat baik, dimana komunikasi secara terbuka dilakukan, secara plan kerja sudah ada, tujuan pun sudah ada, sehingga direksi sudah mengetahui apa yang sudah mengetahui apa yang ingin dikerjakan dimasing-masing divisi. Sehingga direksi bisa saja memberikan statement kepada divisi bahwa hal yang ingin dikerjakan oleh divisi tersebut dan dinilai tidak perlu yaa tidak perlu dilakukan.

12. Mengingat perusahaan PT Moda Global yang karyawannya berasal dari dari berbagai macam daerah dan berlatar belakang budaya yang berbeda-beda, apakah ada kesulitan dalam berkomunikasi?

A: Sebelum dan selama masa pandemi pasti mengalami kesulitan. Kita bermain secara karakter dan gaya berkomunikasi seseorang. Disinilah peran human capital yang dituntut untuk bisa menyatukan mereka. Jika terjadinya konflik dalam hal berkomunikasi biasanya akan lakukan coaching. Human capital mengadakan coaching bertujuan untuk merubah seseorang dan mencari tahu hingga keakar.

(8)

13. Bagaimana cara anda agar perbedaan budaya tersebut tidak menjadikan suatu masalah terhadap proses komunikasi perusahaan?

A: Saling menghargai, tujuannya untuk menghargai orang tersebut dan mendekatkan diri kepada masing-masing karyawan.

14. Apakah sistem komunikasi yang telah diciptakan dan dibangun membantu mengatasi hal tersebut?

A: Sejauh ini sudah, maka dari itu peran Human Capital sendiri dimana kita mengadakan yang bersifat bincang2 sore, dari situ sisi komunikasinya terbuka.

15. Menurut anda, apakah pola komunikasi yang telah dibangun oleh perusahaan sudah dapat menghasilkan suatu iklim kerja yang kondusif selama masa pandemi?

A: Sudah, namun belum bisa dikatakan 100%. Karena perbedaan karakter dimasing- masing karyawan sangat berpengaruh terhadap perusahaan.

16. Jika sudah, menurut anda faktor apa yang mempengaruhi dalam pola komunikasi yang diciptakan sehingga dapat menghasilkan suatu iklim kerja yang kondusif? Jika belum, adakah strategi khusus untuk mengatasi hal tersebut?

A: lebih ke faktor skill ke human capital, fungsi dan peran dari human capital itu sendiri. Karena human capital di PT Moda Global Maritim sangat mempunyai peran besar dalam jalannya proses komunikasi sehingga mendapat menghasilkan iklim kerja kondusif

17. Dari segi apa, anda bisa melihat bahwa suatu pola komunikasi yang ada di PT Moda Global memiliki faktor penting dalam membangun suatu iklim kerja yang kondusif?

(con: dari segi terjadinya hubungan yang baik antara karyawan dan atasan, tercapainya goals perusahaan).

A: Faktor komunikasi itu bagian dari culturenya perusahaan yaitu attitude bagaimana cara berkomunikasi dengan orang dengan baik supaya orang tersebut bisa ajak kerja sama, sikap dalam bertindak sikap dalam berkomunikasi,

18. Menurut anda seberapa penting suatu pola komunikasi yang terjadi dengan baik di perusahaan dalam memenuhi suatu iklim kerja yang kondusif di perusahaan?

A: pola komunikasi sangat penting, dimana-mana masalah terjadi salah satunya terjadi karena mis komunikasi, dibalik komunikasi itu ada lain hal, yaitu ada emosi, keegoisan yaitu hal yang medasar yang dimiliki setiap manusia. Pola komunikasi ini sangat penting maka dari itu kita membuat semacam inovasi agar semua orang mau terbuka dalam pekerjaan saja. Jadi komunikasi yang baik itu yang terbuka, masuk kedalam culture perusahaan juga yaitu integrity. Culture perusahaan itu ada 5 attitude integrity ownership synergy dan balance

19. Apakah pola komunikasi yang baik antara anda dan bawahan begitupula sebaliknya membantu bawahan dalam berkomunikasi dengan pelanggan?

A: Sangat membantu. Diadakannya program coaching itu karena keluh kesah karyawan, kendala karyawan disampaikan oleh karyawan kepada atasan. Jangan sampai artinya ada suatu ada komunikasi yang terputus yang akhirnya tidak diketahui oleh atasan, ketika atasannya sudah mengetahui atasan wajib memberikan sebuah solusi terbaik untuk si karyawan sehingga berdampak kesisi perusahaan maupun ke klien.

(9)

20. Bagaimana cara anda dalam berkomunikasi di dalam perusahaan dengan bawahan atau sesama jabatan? Apakah ada gap atau cara tersendiri Antara satu sama lain?

A: GAP itu perlu, hanya saja jangan terlalu jauh jaraknya dan jangan jadikan GAP sebagai patokan, karena kalau tidak ada GAP tidak ada namanya etika. Bukan berarti seorang atasan ingin dianggap sebagai seorang atasan dan terus dihormati, jadi lebih kearah kita bekerja sama sebagai satu tim, bersinergi hanya saja GAP yang terjadi antara atasan dan bawahan harus tetap ada.

21. Untuk kedepannya apa harapan anda dalam pola komunikasi yang terjadi antara anda dengan bawahan di perusahaan dalam menentang suatu iklim kerja kondusif?

A: Harapannya konsisten, tidak ada yang mengalahkan sebuah konsisten. Apa yang kita harapkan apa yang kita jalankan, sudah disepakati bersama dijalankan dengan baik.

Ketika kita jalankan bersama dengan baik pola komunikasi tersebut ketika menemikan sebuah kendala kita review kita evaluasi apakah sudah sesuai atau kondisi kerja saat ini. Jika tidak sesuai maka kita bisa turut merubah pola komunikasi yang dijalankan.

INFORMAN 2 NAMA: Yemima

JABATAN: Human Resources Laut

1. Bagaimana cara anda dalam menyampaikan pesan dan cara berkomunikasi terhadap atasan?

A: Melalui manager, apabila ada hal yang belum dimengerti darisitu akan diadakan coaching, sharing terbuka darisana bisa menyampaikan saran dll.

2. Media apa yang sering anda gunakan dalam menyampaikan suatu pesan terhadap atasan?

A: Melalui Program Friday Morning talk via zoom secara umum dibahas bila ada kerjaan terkait dengan divisi lain, via email dan whatsapp, dan biasanya dibukakan forum dari manager atau pihak human capital.

3. Menurut anda media apa yang paling bisa dimanfaatkan dengan baik dalam menyampaikan suatu pesan terhadap atasan?

A: Sejauh ini via zoom sudah tersampaikan dengan baik dan jika masih ada yang kurang dan belum paham bisa melalui email atau via whatsapp sudah cukup tersampaikan yang nantinya akan dibukakan forum dan akan dibicarakan secara empat mata.

4. Jika atasan memberikan suatu pesan, apakah pesan yang disampaikan sudah tersampaikan dengan baik terhadap anda? Begitu pula sebaliknya?

A: Sejauh ini sudah cukup baik namun belum bisa terbilang 100% baik, atau bisa terbilang 80-90%. Dan dengan difasilitasikan forum yang terbuka bagi seluruh karyawan yang masih belum jelas atau kurang paham itu sudah cukup membantu karyawan untuk berkomunikasi dengan baik. Yang nantinya program kerjanya bisa ter- realisasikan dengan baik.

(10)

5. Apakah ada kesulitan atau hambatan dalam menyampaikan suatu pesan terhadap atasan maupun sesama karyawan? Hambatan apa yang sering terjadi dalam proses komunikasi?

A: Sejauh ini selama masa pandemi atau sebelum masa pandemi tidak adanya kesulitan atau hambatan dalam berkomunikasi terhadap atasan ataupun sesama karyawan.

Karena dengan adanya diadakannya Friday morning talk dan dibukakan forum untuk berbincang secara empat mata sangat membantu. Mungkin yang sering terjadi hanya mis komunikasi namun dengan adanya Friday morning talk dan dibukakannya forum sangat membantu

6. Jika ada, bagaimana anda mengatasi masalah tersebut? Jika tidak bagaimana anda membuat proses komunikasi tidak memiliki hambatan?

A: Jika terjadinya mis komunikasi baik dengan atasan ataupun sesama karyawan, yang perlu disiapkan adalah informasi yang belum jelas dan apa yang menjadi kendala.

Darisana maka hal itu akan diperbincangkan lebih dalam melalui forum yang di fasilitasi oleh manager atau human capital agar nantinya informasi yang belum jelas bisa dipelajari.

7. Apakah pola komunikasi yang ada di perusahaan sudah membantu anda dalam melakukan komunikasi dengan atasan? Pola komunikasi seperti apa yang diterapkan untuk membantu proses komunikasi anda dengan atasan begitu juga sebaliknya?

Simplenya

Budaya komunikasi yang diterapkan oleh perusahaan apakah sudah membantu anda dalam berkomunikasi? Bagaimana komunikasi sebaiknya di terapkan atau dilakukan untuk membantu proses berkomunikasi?

A: Dengan adanya komuikasi yang terbuka melalui forum yang sudah di fasilitasi tentu hal tersebut sangat membantu saya dalam melakukan komunikasi dengan atasan maupun sesama karyawan.

8. Mengingat PT Moda Global Maritim terdiri dari latar belakang yang berbeda beda. Apakah perbedaan budaya yang ada di perusahaan terutama dengan atasan anda mempengaruhi cara atau proses berkomunikasi anda dengan atasan dan di perusahaan?

A: Tentunya dengan adanya perbedaan latar belakang budaya bisa mempengaruhi proses berkomunikasi, namun perusahaan sendiri sudah mengadakan adanya program coaching yang dimana itu juga bisa membantu dalam berkomunikasi walaupun setiap karyawan dikantor memiliki latar belakang budaya berbeda yang tujuannya agar tetap bisa profesional dalam bekerja

9. Bagaimana anda menyesuaikan suatu perbedaan budaya tersebut dalam proses berkomunikasi di lingkungan kerja dan dengan atasan?

A: Pihak atasan saya sendiri sangat terbuka dengan adanya perbedaan latar belakang.

Namun adanya GAP juga diperlukan agar tetap profesional dalam bekerja. Pihak atasan sendiripun ketika sudah diluar jam kerja menganggap bahwa kita sudah sebagai teman jadi tidak perlu adanya GAP.

10. Apakah perusahaan memiliki cara tersendiri dalam membangun suatu pola komunikasi organisasi yang baik?

(11)

A: Dimasa pandemi virus corona seperti ini, dengan adanya program yang difasilitasi seperti Friday morning talk, forum yang bersifat empat mata dan sangat terbuka, ataupun coaching itu sudah sangat membantu dalam terbangunnya pola komunikasi organisasi di perusahaan.

11. Apakah menurut anda perbedaan budaya, menggangu atau menghambat suatu proses komunikasi?

A: Menghambat yang akan menyebabkan permasalahan besar sih tidak, tapi kita juga perlu memahami latar belakang dari masing-masing orang. Apa yang tidak boleh, apa yang menyinggung sebaiknya tidak dilakukan karena untuk profesional kerja

12. Apakah pola komunikasi di lingkungan kerja sudah menghasilkan suatu iklim kerja yang kondusif selama masa pandemi virus corona?

A: Pola komunikasi yang dibangun sangat mempermudah dengan adanya faslititas yang sudah disediakan, karena pandemi sendiri kan juga menuntut untuk social distancing dll. Jadi komunikasinya masih berjalan banget.

13. Peran apa yang sudah dilakukan perusahaan dalam menciptakan suatu iklim kerja yang kondusif? Dalam segi apa iklim kerja kondusif tersebut dapat dibuktikan bahwa sudah terjalin di perusahaan?

A: Dengan adanya program yang sudah difasilitasi perusahan, kini terjalinya suatu hubungan yang erat tidak adanya gap antara atasan dan bawahan, adanya GAP juga perlu karena agar adanya profesionalitas kerja dan tercapainya suatu target perusahaan.

14. Apakah pola komunikasi yang terjalin dengan baik di perusahaan penting dilakukan dalam memenuhi suatu ilkim kerja yang kondusif?

A: Adanya komunikasi yang terjalin tentu sangat penting, pola komunikasi juga termasuk kedalam bagian culture dari perusahaan sendiri, dengan adanya culture ini kita juga merasa terbentuknya iklim kerja kondusif

15. Untuk kedepannya apa harapan anda terhadap perusahaan dalam membangun pola komunikasi yang terjadi antara anda dengan atasan untuk menciptakan suatu iklim kerja yang lebih kondusif?

A: Diharapkan perusahaan berkembang, tapi dengan semakin berkembang, komunikasi yang terjalin tidak semakin ribet. Tidak sulit untuk menyampaikan saran-saran, tidak sulit kedepannya. Semakin diperbanyak forum, jadi semakin banyak ruang untuk berkomunikasi.

(12)

INFORMAN 3 NAMA: Adilla

JABATAN: Human Resources Darat

1. Bagaimana cara anda dalam menyampaikan pesan dan cara berkomunikasi terhadap atasan?

A: Lewat manager atau pihak human capital, darisana kita membuat pesan dengan kata- kata yang sopan, tidak bertele-tele, jujur dan harus mudah dimengerti. Biasanya jika masih terdapat kekurangan atau ada hal yang masih belum dimengerti oleh saya akan dibukakan coaching.

2. Media apa yang sering anda gunakan dalam menyampaikan suatu pesan terhadap atasan?

A: PT Moda sendiri di setiap hari jumat mengadakan yang namanya Friday morning talk via zoom, bisa juga melalui email atau whatsapp. Dari sana ketika ada hal yang masih kurang untuk dipahami biasanya juga akan dibukakan forum secara terbuka.

3. Menurut anda media apa yang paling bisa dimanfaatkan dengan baik dalam menyampaikan suatu pesan terhadap atasan?

A: Melalui Friday morning talk via zoom sepertinya sudah cukup baik, selain itu bisa melalui email atau whatsapp.

4. Jika atasan memberikan suatu pesan, apakah pesan yang disampaikan sudah tersampaikan dengan baik terhadap anda? Begitu pula sebaliknya?

A: Sejauh ini menurut saya sudah berjalan baik. Dan dengan adanya forum terbuka tentunya membuat karyawan untuk berkomunikasi dengan atasan, agar bisa terrealisasikan pekerjaan yang diberikan.

5. Apakah ada kesulitan atau hambatan dalam menyampaikan suatu pesan terhadap atasan maupun sesama karyawan? Hambatan apa yang sering terjadi dalam proses komunikasi?

A: Sejauh ini tidak mengalami kesulitan atau hambatan dalam berkomunikasi baik dengan atasan ataupun sesama karyawan.

6. Jika ada, bagaimana anda mengatasi masalah tersebut? Jika tidak bagaimana anda membuat proses komunikasi tidak memiliki hambatan?

A: Apabila hambatan itu terjadi dengan atasan ataupun sesama karyawan, dan dengan adanya keterbukaan berkomunikasi maka hal itu akan diperbincangkan secara mendalam dan tentunya harus dengan pesan dengan kata-kata yang sopan, tidak bertele-tele, jujur dan harus mudah dimengerti.

7. Apakah pola komunikasi yang ada di perusahaan sudah membantu anda dalam melakukan komunikasi dengan atasan? Pola komunikasi seperti apa yang diterapkan untuk membantu proses komunikasi anda dengan atasan begitu juga sebaliknya?

Simplenya

(13)

Budaya komunikasi yang diterapkan oleh perusahaan apakah sudah membantu anda dalam berkomunikasi? Bagaimana komunikasi sebaiknya di terapkan atau dilakukan untuk membantu proses berkomunikasi?

A: Dengan difasilitasinya forum terbuka sudah membantu dalam berkomunikasi dengan atasan baik sesama karyawan.

8. Mengingat PT Moda Global Maritim terdiri dari latar belakang yang berbeda beda. Apakah perbedaan budaya yang ada di perusahaan terutama dengan atasan anda mempengaruhi cara atau proses berkomunikasi anda dengan atasan dan di perusahaan?

A: perbedaan latar belakang budaya tentu bisa jadi faktor proses berkomunikasi, balik lagi peran coaching yang diadakan sangatlah membantu untuk kedepannya yang tujuannya agar tetap bisa dalam profesionalitas dalam melakukan pekerjaan

9. Bagaimana anda menyesuaikan suatu perbedaan budaya tersebut dalam proses berkomunikasi di lingkungan kerja dan dengan atasan?

A: PT Moda sendiri adalah perusahaan yang sangat terbuka dalam proses berlajannya komunikasi, walaupun pihak atasan juga sangat terbuka, namun adanya jarak dan saling menghargai satu sama lain sangat diperlukan agar tetap profesional dalam bekerja.

10. Apakah perusahaan memiliki cara tersendiri dalam membangun suatu pola komunikasi organisasi yang baik?

A: Dengan adanya program Friday morning talk, forum yang terbuka, dan dengan adanya coaching pun itu sangat membantu dimasa pandemi seperti ini.

11. Apakah menurut anda perbedaan budaya, menggangu atau menghambat suatu proses komunikasi?

A: Tidak menjadi masalah yang besar, karena mungkin kami komunikasi menggunakan bahasa Indonesia. Tapi kita perlu juga memahami karakter masing- masing individu diperusahaan, jadi biar gagampang baper.

12. Apakah pola komunikasi di lingkungan kerja sudah menghasilkan suatu iklim kerja yang kondusif selama masa pandemi virus corona?

A: Sejauh ini sudah baik tapi belum terbilang 100%. Jadi kalau adanya mis sepertinya itu sudah biasa dialami.

13. Peran apa yang sudah dilakukan perusahaan dalam menciptakan suatu iklim kerja yang kondusif? Dalam segi apa iklim kerja kondusif tersebut dapat dibuktikan bahwa sudah terjalin di perusahaan?

A: Dengan difasilitasinya program-program yang diadakan oleh perusahaan sekiranya sudah sangat baik dalam menciptakan iklim kerja kondusif.

14. Apakah pola komunikasi yang terjalin dengan baik di perusahaan penting dilakukan dalam memenuhi suatu ilkim kerja yang kondusif?

A: Jelas sangat berperan penting, perusahaan juga punya culture terhadap pola komunikasi.

15. Untuk kedepannya apa harapan anda terhadap perusahaan dalam membangun pola komunikasi yang terjadi antara anda dengan atasan untuk menciptakan suatu iklim kerja yang lebih kondusif?

(14)

A: Harapannya komunikasi masih bisa atau terus berjalan dengan baik, perusahaan semakin berkembang, sustain di masa pandemi seperti ini.

KEY INFORMAN NAMA: Fauzan Al Rasyid

JABATAN: Praktisi Komunikasi (Dosen Komunikasi Universitas Indonesia) 1. Pola komunikasi organisasi yang baik itu seperti apa?

A: Pastinya pola komunikasi organisasi yang baik itu yang ada kordinasi yang jelas antara struktur, jadi tiap-tiap orang yang punya peran/jabatan masing masing itu alur komunikasinya jelas. Dari mana ke siapa, jadi gabisa tibatiba yang overlap, gaboleh melangkahi satu posisi dari posisi lain, karenakan pastinya harus ada kordinasi, ada alur yang jelas. Kalo misalnya saling tumpang tindih, yang 1 bisa langsung kordinasi dengan bagian lain tanpa melewati bagian tertentu nantinya bisa terjadi kesalah pahaman. Informasi atau pesan yang ingin disampaikan malah jadi gajelas. Sebenernya perlu alur yang jelas, supaya proses penyampaian pesannya itu tidak tumpang tindih, jadi prosesnya jelas. Dari atas ke bawah dari bawah ke atas.

2. Apakah latar belakang budaya dari masing-masing orang itu berpengaruh terhadap jalannya pola komunikasi dalam membentuk ilkim kerja kondusif?

A: Kalo secara umum, kalo dibilang secara pola komunikasi ya jelas pastinya tiap orang punya latar belakang budaya, kita semua lahir dengan latar belakang budaya yang bebeda-beda. Mulai dari cara berkomunikasi, dari cara kita menyapa, gestur-gestur yang diberikan, dan apakah latar belakang budaya berpengaruh terhadap jalannya komunikasi? Seharusnya tidak, mungkin dalam beberapa hal iya. Tapi ketika sudah bicara di organisasi atau perusahaan. Itukan sudah ada aturan yang baku, memang bisa jadi ini tidak tertulis. bentuknya kaya semacam kesepakatan bersama. Tapi itu lebih mengarah ke etika dan sesuatu yang harus disepakati bersama. Mungkin buat orang- orang yang belum pernah bekerja sama sekali, ya mungkin ada sedikit culture shock, apalagi dia berasal dari lingkungan yang tidak terpengaruh ke lingkungan perkotaan atau lingkungan profesional. Tapi kalo sebagian besar sekarang tidak berpengaruh, karena kita masing-masng individu bisa memilih, maksudnya manusia itu punya kemampuan untuk sikap mana yang dia tunjukan ketika dalam situasi tertentu.

Walaupun dia dari satu budaya yang berbeda, ketika dia sudah berada dilingkungan profesional seharusnya dia bisa memilih mana yang baik dan tidak baik.

(15)

3. Iklim kerja kondusif itu seperti apa?

A: Iklim kerja kondusif itu pastinya adanya pembagian tanggung jawab yang jelas, ada pembagian deskripsi pekerjaan yang jelas, dan pastinya ada kordinasi. Jadi tiap divisi tidak jalan masing-masing, yang penting divisinya unggul, yg penting divisinya yg baik ya engga. Iklim kerja kondusif itu juga menyangkut perusahaan, supaya berusaha meningkatkan keterampilan staff2nya. Karena staff itu juga sebagai asset untuk perusahaan. Ketika perusahaan menganggap staff itu sebagai asset, maka seharusnya staffnya harusnya dilatih karena itu untuk kepentingan perusahaan juga. Kemudian atasan berkomunikasi dengan bawahan, bagaimana mereka juga bisa mengapresiasi pencapaian dari bawahan, dan yang di bawahan juga harus bisa tetap bertanggung jawab menyelesaikan pekerjaan yang diberikan, jadi sebenarnya ada timbal balik satu sama lain. Jadi, bukan hanya karyawan memberikan banyak kepada perusahaan, tp perusahaan juga harus bisa meningkatkan skill para karyawan, jadi membuat karyawan menjadi skillfull. Jadi itu sebagai bentuk apresiasi, apresiasi juga menjadi kunci dalam membentuk iklim kerja kondusif.

4. Pola komunikasi organisasi dalam membangun iklim kerja di PT Moda Global Maritim sudah terlihat baik?

A: Sebenernya semua perusahaan punya cara tersendiri dalam menjalani pola komunikasi yang berjalan, gabisa di sama ratakan, dan gabisa dibilang bahwa itu jelek dan tidak akan berhasil, bisa saja saya bilang itu sangat baik untuk dijalankan, tetapi ketika saya dijalankan diperusahaan yang beda nyatanya tidak bisa berjalan dengan baik. Yang penting seperti yang saya bilang tadi, adanya organisasi yang jelas, tidak tumpang tindih, dan dalam membangun iklim kerja kondusif juga semua harus ada timbal balik satu dengan yang lain. Atasan harus mengapresiasi apa yang sudah dikerjakan oleh para staffnya, begitu juga para staff harus bisa bertanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan.

(16)
(17)

Referensi

Dokumen terkait