• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENYEMAI NILAI- NILAI PANCASILA DENGAN MODEL KOLABORATIF PARTISIPATIF PADA MASA PANDEMI COVID-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MENYEMAI NILAI- NILAI PANCASILA DENGAN MODEL KOLABORATIF PARTISIPATIF PADA MASA PANDEMI COVID-19"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 MENYEMAI NILAI- NILAI PANCASILA DENGAN MODEL KOLABORATIF

PARTISIPATIF PADA MASA PANDEMI COVID-19

Tahukah Anda, mengapa nilai- nilai Pancasila perlu disemai kepada peserta didik di tingkat sekolah dasar? Pada saat ini, akhlak dari sebagian anak- anak kita yang notabene sebagai generasi penerus bangsa mudah terpengaruh oleh hal-hal yang sifatnya negatif sehingga mengarah pada penyimpangan perilaku dan moralitas yang kurang baik. Hal tersebut ditandai dengan banyaknya penyimpangan perilaku seperti mencuri, merampok, perkelahian atau tawuran, meminum-minuman keras, penyalahgunaan narkoba, tipisnya nasionalisme, rendahnya ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kurangnya kepekaan dan kepedulian dengan sesama mewarnai kehidupan anak- anak muda. Tutur kata yang cenderung kasar dengan diksi yang jorok, kasar, dan tidak santun menjadi pola komunikasi yang jauh dari nilai kesopanan menjadi gaya hidup dikalangan generasi muda. Dalam pergaulan sehari-hari sudah tidak mengenal lagi batas kesopanan dan tata krama baik terhadap orang tua, saudara, guru, teman, tetangga maupun orang yang lebih tua. Hal tersebut tentunya menimbulkan kegelisahan dan kekhawatiran terhadap kualitas generasi muda kita. Pendidikan nilai khususnya nilai-nilai Pancasila sebagai bagian dari nilai pada umumnya menjadi hal yang sangat urgen dan mendesak untuk terus disemaikan pada diri peserta didik khususnya sekolah dasar. Dengan menyemai nilai- nilai Pancasila maka akan dapat dihasilkan generasi muda bangsa yang mempunyai pondasi yang kuat dan kokoh dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Makna menyemai di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti menanam (menaburkan) benih (biji- bijian) di tempat yang tersedia untuk menghasilkan bibit tanaman yang akan ditanam lagi di tempat lain. Benih yang dimaksudkan dalam konteks ini adalah nilai- nilai Pancasila sebagai ideologi dasar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pada tempat yang tersedia mengandung makna pada diri peserta didik sehingga menghasilkan bibit- bibit (generasi) yang mampu hidup dan menghidupi pada masa sekarang dan yang akan datang. Pengertian nilai menurut Soemantri (1993: 3) merupakan hal yang terkandung dalam hati nurani manusia yang lebih memberi dasar dan prinsip

(2)

2 akhlak yang merupakan standar dari keindahan dan efisiensi atau keutuhan kata hati (potensi). Pendapat lain mengatakan, nilai adalah suatu keyakinan seseorang yang menjadi pertimbangan sebelum ia bertindak dalam menentukan pilihannya yang menghasilkan perilaku positif baik bagi yang menjalankan maupun bagi orang lain. Mengingat nilai- nilai Hal yang mengkhawatirkan di kalangan peserta didik SD adalah tipisnya pemahaman nilai Pancasila di kalangan pelajar sehingga berdampak buruk pada tahap implementasi atau hal yang bersifat praksis dalam kehidupan nyata di dalam masyarakat. Terlebih di saat ini, peserta didik tidak dapat melaksanakan tatap muka dengan guru dalam pembelajaran sehingga terpaksa belajar dari rumah. Tentunya kondisi tersebut merupakan tantangan tersendiri sehingga diperlukan strategi dalam upaya menyemai nilai- nilai (praktis) Pancasila.

Nilai- nilai Pancasila yang manakah yang perlu disemai pada diri peserta didik? Nilai yang terkandung dalam Pancasila dapat diklasifikasikan ke dalam 3 nilai yakni nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis ( https://insanpelajar.com.

diakses pada tanggal 14 September 2020). Ketiga nilai tersebut mempunyai hubungan saling keterkaitan. Nilai dasar Pancasila merupakan hakikat, makna, atau esensi yang terkandung dalam Pancasila itu sendiri sehingga diakui kebenarannya oleh semua orang. Kelima sila dalam Pancasila mejadi sumber norma dan menjadi sumber dari segala sumber hukum (dasar negara). Sebagai pemandu dan penjelas dalam melaksanakan nilai dasar maka dibutuhkan nilai instrumental. Nilai ini berfungsi sebagai parameter dan panduan yang memungkinkan kita merealisasikan nilai dasar Pancasila. Nilai instrumental senantiasa dikaitkan dengan perilaku manusia yang berkaitan dengan norma moral. Jika dikaitkan dengan kehidupan kenegaraan maka dengan adanaya undang- undang, peraturan pemerintah dan lainnya merupakan contoh nilai instrumental. Tanpa adanya nilai instrumental, maka nilai dasar akan sangat sulit untuk diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara karena sangat abstrak. Untuk selanjutnya, nilai dasar dan instrumental dimplementasikan dalam nilai praksis dalam kehidupan kita sehari- hari. Nilai praktis dalam kehidupan kita terurai dalam butir- butir Pancasila dari kelima sila. Salah satu contoh nilai praktis Pancasila antara lain tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain dalam kehidupan sehari- hari. Nilai

(3)

3 praktis dari Pancasila bersifat fleksibel dan selalu berubah-ubah seiring dengan perkembangan zaman dan juga perkembangan dari nilai-nilai instrumental yang menjadi dasarnya. Dalam artikel ini, akan dibahas lebih mendalam tentang bagaimana menyemai nilai praktis Pancasila dalam kehidupan peserta didik sekolah dasar.

Bagaimanakah cara menyemai nilai- nilai Pancasila pada diri peserta didik di sekolah dasar? Upaya yang dapat ditempuh adalah melalui kolaboratif partisiatif. Kolaborasi berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama (Abdulsyani, 1994:156). Kolaboratif dalam konteks ini berarti adanya keterlibatan bersama antara guru dan orangtua dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “participation” adalah pengambilan bagian atau pengikutsertaan. Menurut Keith Davis, partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya. Dalam defenisi tersebut kunci pemikirannya adalah keterlibatan mental dan emosi (https://id.wikipedia.org/wiki/Partisipasi diakses pada tanggal 17 September 2020) . Partisipasi menunjukkan kekutsertakan seseorang dalam suatu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Partisipasitif dalam konteks ini menunjukkan keikusertaan orangtua untuk mengambil peran aktif secara bersama-sama dalam pembelajaran. Jadi, model Partisipatif kolaboratif merupakan pembelajaran yang dikembangkan dengan mengedepankan kebersamaan dan peran aktif antara guru dan orangtua pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Pada tahap perencanaan ini sekolah bersama komite sekolah bersama dengan pengurus paguyuban orangtua (POT) merumuskan kegiatan harian peserta didik agar lebih melayani dan bermakna dalam pembelajaran, Langkah yang ditempuh dalam tahap perencanaan adalah (1) refleksi awal berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan BDR yang telah berlangsung, (2) sekolah bersama komite sekolah melakukan Focus Group Discusion (FGD) untuk menyusun Prosedur Operasional Standar Belajar Dari Rumah ( POS BDR), (3) menyusun jadwal pelaksanaan BDR, dan (4) sosialisasi POS dan jadwal BDR kepada orangtua peserta didik secara daring melalui video atau WAG. POS BDR adalah sebagai berikut:

(4)

4 1. Pada saat pembelajaran, peserta didik wajib berpakaian seragam sesuai tata

tertib sekolah.

2. Waktu pembelajaran bagi kelas I – III : pukul 07.00 s.d. 10.00 dan kelas IV s.d.

VI : pukul 07.00 s.d. 12.00.

3. Pada saat pembelajaran berlangsung, peserta didik wajib berada di rumah dan dilarang berada di luar rumah.

4. Orangtua berkewajiban mengkondisikan, mendampingi, memfasilitasi untuk kelancaran pelaksanaan BDR.

5. Peserta didik dan orangtua yang karena sesuatu hal mengalami kendala sehingga tidak dapat melaksanakan pembelajaran secara daring diberikan alternatif secara luring yang difasilitasi oleh orangtua dengan melakukan komunikasi kepada guru kelas atau mata pelajaran.

6. Batas waktu pengiriman lembar tugas atau lembar kerja pada pukul 19.00.

7. Keterlambatan pengiriman tugas akan mendapatkan konsekuensi penguruangan nilai 5 dari nilai total dari setiap muatan pelajaran.

8. Hal- hal yang perlu dikonfirmasi lebih lanjut dipersilakan menghubungi guru kelas atau mata pelajaran,

Pada tahap pelaksanaan pembelajaran dengan pola belajar dari rumah (BDR) dilaksanakan secara daring menggunakan google meet (GM) atau WhatsApp Group (WAG) dengan mempertimbangkan kondisi yang ada dengan jadwal sebagai berikut sebagai berikut:

1. Pembukaan pembelajaran a. Doa Pembukaan

Pembukaan selalu diawali dengan berdoa menurut agama yang dianut oleh peserta didik secara bergantian dipimpin oleh peserta didik. Hal ini dimaksudkan untuk menanamkan nilai dari Pancasila yang berbunyi Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa serta Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

b. Pendidikan Nilai Karakter dan Literasi

(5)

5 1) Hari Senin dilaksanakan penghormatan bendera dari tempat tinggal masing- masing diringi dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya. , pembacaan teks Pancasila, dan amanat Pembina upacara. Nilai yang dapat disemai dari kegiatan ini adalah mengembangkan ras cinta tanah air dan bangsa, mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia, dan mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.

2) Hari Selasa dilaksanakan pemutaran video cerita rakyat, dongeng, atau cerita anak- anak yang bertemakan lingkungan hidup, pendidikan, kesehatan, sosial, patriotisme, hak asasi manusia, demokrasi, dan tema lain yang bermakna bagi pengembangan kepribadian peserta didik. Peserta didik menyimak video yang telah dipersiapkan oleh guru.

Guru memberikan ulasan dengan pola tanya jawab seputar isi cerita dan pesan moral yang terkandung di dalamnya. Nilai yang disemai dari kegiatan ini ras cinta tanah air dan bangsa, sikap saling mencintai sesama manusia, sikap saling tenggang rasa dan tepa selira, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, gemar melakukan kegiatan kemanusiaan, nilai- nilai demokrasi , dan nilai- nilai lain dalam Pancasila.

3) Hari Rabu diawali dengan menyanyikan salah satu lagu daerah, lagu lagu nasional, atau lagu anak yang bertemakan nasionalisme, cinta tanah air, cinta budaya bangsa, lingkungan hidup, hidup hemat, kerja keras, cinta sesama, dan tema lain yang bermakna bagi pengembangan karakter peserta didik. Melalui video, peserta didik mendengarkan lagu dan menirukannya. Secara bersama dan berulang- ulang peserta didik bersama dengan guru menyanyikan lagu tersebut dengan iringab musik. Guna mempermudah peserta didik menghafal lirik lagu maka dituliskan syairnya sehingga akan membantu peserta didik dan guru. Pada hari tersebut peserta didik unjuk kerja dengan mengirimkan video saat peserta didik menyanyikan lagu daerah tersebut. Guru memberikan ulasan tentang makna dari lagu tersebut.

Jangan lupa, guru memberikan apresiasi kepada peserta didik apapun kondisinya,

(6)

6 4) Hari Kamis, peserta didik menggunakan seragam pramuka layaknya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Kegiatan ini diwarnai dengan menyanyikan pengucapan Dwi Darma, Tri Satya, lagu pramuka, serta permainan pramuka. Melalui kegiatan ini dimaksudkan untuk memupuk semangat patriotisme, cinta tanah air, mengembangkan rasa bangga serta memupuk kegembiraan hari peserta didik di masa pandemi covid-19 yang masih menerpa. Nilai yang ingin disemai melalui kegiatan ini adalah takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cinta alam , patriotisme, cinta tanah air, gotong royong, lingkungan hidup, cinta sesama, hidup hemat bersahaja, serta nilai- nilai humanisme lainnya.

5) Hari Jumat, peserta didik diperkenalkan berbagai peninggalan bersejarah, objek wisata, keragaman suku bagsa, adat istiadat, dan budaya bangsa Indonesia melalui video. Peserta didik menyimak video yang ditayangkan melalui video dalam WAG. Guru memberikan ulasan melalui lembar kerja dan pertanyaan lisan seputar isi video. Nilai Pancasila yang hendak disemai adalah rasa cinta tanah air dan bangsa, mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia, mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.

6) Hari Sabtu merupakan hari krida bagi peserta didik, guru, dan tenaga kependidikan. Pada hari tersebut, semua peserta didik, guru, dan tenaga kependidikan mengenakan kaos olah raga untuk secara bersama- sama dengan keluarga dan di sekolah melakukan kegiatan olahraga dan kecakapan hidup seperti keterampilan merawat tanaman, membersihkan kamar, merapikan taman, mengepel lantai, memasak, membersihkan kompor, menyeterika, dan berbagai jenis keterampilan hidup lainnya. raga. peserta didik diajak untuk berolahraga dengan senam sesuai dengan video yang dikirim melalui WAG. Melalui kegiatan ini diharapkan terjalin kebersamaan, kegotongroyongan, kerja keras, menghargai hasil karya orangtua dan anggota lain sebagai bagian dari kegiatan menyemai nilai- nilai Pancasila.

(7)

7 c. Presensi sambil menyapa peserta didik satu persatu secara urut. Pada saat guru memanggil nama peserta maka peserta didik diminta menjawab dengan 1 (satu) kata motivasi diri tentang nilai- nilai hidup seperti rajin, pantang menyerah, solider, gembira, terampil, hemat, bersahaja, jujur, semangat, cermat, disiplin, setia, tanggung jawab, dapat dipercaya, rendah hati, berbagi, hebat, dan nilai- nilai yang dipilih oleh peserta serta dihidupi dalam keseharian peserta didik. Tak lupa guru memberikan pujian, apresiasi, hadiah, motivasi atas prestasi peserta didik dalam ketertiban berpakaian, mengumpulkan tugas, kerapian menulis, potongan rambut, . Di samping kata- kata motivasi guru juga memberikan peringatan kepada peserta idik yang tidak aktif dalam Google Meet atau VC, keterlambatan mengirim tugas, potongan atau warna rambut yang tidak relevan dengan kepribadan peserta didik.

d. Menyampaikan skenario pembelajaran yang akan dikerjakan dan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran. Skenario pembelajaran disampaikan oleh guru kepada peserta didik guna memberikan arah dan bimbingan agar mempunyai persamaan pemahaman tentang pembelajaran yang akan berlangsung. Peserta didik berkesempatan untuk menanyakan hal yang belum dipahami.

2. Pembelajaran

Guru dan peserta didik belajar melalui google meet atau WAG. Dengan difasilitasi oleh orangtua (keluarga), peserta didik mengerjakan tugas yang harus diselesaikan. Melalui berbagai sumber belajar seperti buku teks, lingkungan sekitar, media sosial, peserta didik menyelesaikan tugas pembelajaran.

3. Penutup

Sebagai penutup kegiatan pembelajaran, guru dan peserta didik melakukan kegiatan menyanyikan salah satu lagu wajib nasional, lagu daerah, lagu anak- anak untuk mengingat dan memperdalam lagu yang sedang dihafal oleh peserta didik. Guru mengingatkan peserta didik akan nilai- nilia Pancasila yang baru saja dipelajari untuk diimplementasikan dalam kehidupan. Peserta didik menurut gilirannya menutup pembelajaran dengan berdoa menurut agama yang dianut oleh peserta didik. Peserta didik difasilitasi oleh orangtua atau anggota keluarga lainnya menyelesaikan tugas dan mengirimkan kepada guru melalui google form (GF) atau WAG mengingat anak- anak pada usia

(8)

8 sekolah dasar tidak memilikki HP android tetapi masih menggunakan secara bersama- sama dengan orangtua atau anggota keluarga lain yang lebih dewasa.

Pada tahap evaluasi, guru, komite sekolah, dan orangtua memberikan pendapat yang sudah dirancang dalam format google form. Dari data yang didapat maka akan dapat diperoleh berbagai hal yang positif yang perlu dilanjutkan dan ditingkatkan serta hal- hal yang kurang yang perlu di dilakukan revisi dan modifikasi sehingga dapat dilaksanakan atau tidak perlu dilaksanakan. Dari hasil evaluasi maka akan didapatkan rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan lagi

Selain melalui kegiatan pembelajaran, menyemai nila- nilai Pancasila juga dapat dilakukan melalui peringatan hari besar nasional, peringatan hari lingkungan hidup, peringatan hari kesehatan, peringatan hari besar keagamaan, serat berbagai peringatan lainnya. Peserta didik secara virtual diajak untuk memperingati hari- hari besar tersebut bersama orangtua di rumah. Guru mendesain peringatan tersebut dengan berbagai model peringatan sehingga menarik perhatian, sesuatu yang baru dengan harapan peserta didik dapat memaknai peringatan tersebut dalam ke dalam kehidupannya. Bersama keluarga, peserta didik melakukan aksi nyata sesuai dengan semangat peringatan tersebut.

Menyemai nilai- nilai Pancasila kepada peserta didik sebagai beninh- benih muda bangsa perlu dilaksanakan secara terus- menerus, terencana, dan berkesinambungan. Apapun kondisinya, proses menyemai tidak boleh berhenti. Dalam tataran perencanaan, pelaksanaannya, dan evaluasi sangat urgen dikelola secara partisipatif kolaboratif dari berbagai pihak yakni guru (sekolah), orangtua, dan komite sekolah. Terlebih pada masa pandemi covid- 19 ini, menyemai nilai- nilai Pancasila haruslah terus dilaksanakan secara kreatif dan inovatif melalui kegiatan pembelajaran dan kegiatan lainnya dengan harapan nilai- nilai Pancasila dapat dipedomai, dihayati, dan diimplementasikan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari- hari. Semoga, para guru senantiasa dapat terus bersinergi dengan orangtua, kepala sekolah, dan semua pemangku kepentingan untuk dapat terus menerus menyemai nilai- nilai Pancasila sehingga dapat dihasilkan generasi muda yang siap

(9)

9 melanjutkan kelangsungan hidup bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dijiwai semangat Pancasila. Semoga.

Referensi

Dokumen terkait

Pada masa pandemi covid-19 ini perlu adanya strategi, model, dan media pembelajaran yang baik sehingga peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dengan baik

Motivasi berprestasi bisa juga dihubungkan sebagai motivasi pencapaian prestasi yaitu untuk mengembangkan kemampuan setinggi mungkin. Penelitian ini sangat menarik untuk diteliti

Tujuan penelitian ini adalah mengelompokkan wilayah operasi salesman dalam beberapa cluster dan mendapatkan rute distribusi dengan menerapkan modifikasi k-means yang

Disimpulkan bahwa pemberian satu dosis vaksin ND tunggal maupun vaksin kombinasi ND-AI, ternyata mampu memicu respons kekebalan protektif terhadap ND dengan menghasilkan titer

Hasil penelitian analisis korelasi terhadap tingkatan dalam Self-Compassion “sedang” memiliki hubungan yang negatif dan tidak singnifikan dengan optimis,

Tujuan umum peserta didik berolahraga di SMP Negeri 3 seririt pada dasarnya adalah membantu peserta didik untuk perbaikan imun dan drajad kesehatan di masa pandemi covid-19 yang

Secara umum jika dituliskan, maka alasan paling banyak yang menjelaskan mengapa sebagian responden menjawab tidak senang dengan perpanjangan waktu belajar dari rumah adalah sulit

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu peserta didik kelas XI SMK Triatmajaya Singaraja memiliki motivasi intrinsik dan ekstrinsik