• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

IV-1 BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini membahas mengenai pengumpulan data yang akan digunakan untuk menganalisis dan penyelesaian masalah yang ada serta proses pengolahan data menggunakan metode yang telah ditentukan yaitu NASA – TLX (Task Load Index) dan MBI-HSS (Maslach Burnout Inventory – Human Service Survey).

4.1 Observasi

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar dibagi menjadi tiga tahap observasi, yaitu tahap pertama wawancara dengan stakeholder untuk mendapatkan gambaran dan informasi umum tentang keadaan Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar, tahap kedua yaitu identifikasi job description untuk memahami pembagian tugas masing-masing perawat, dan tahap ketiga yaitu identifikasi alur penanganan pasien untuk mengetahui alur pasien dari awal masuk Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar hingga pasien dinyatakan sembuh dan diijinkan dokter untuk pulang ke rumah.

4.1.1 Wawancara dengan Stakeholder

Dalam penelitian ini, wawancara dengan stakeholder dilakukan di Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar dengan narasumber antara lain kepala ruangan, perawat tetap, dan mahasiswa praktek dengan memberikan beberapa pertanyaan terbuka mengenai gambaran dan informasi umum tentang keadaan di dalam ruangan Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar. Dari hasil wawancara, diketahui bahwa Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar memberikan pelayanan pra operasi dan pasca operasi khusus untuk pasien wanita, hal ini dikarenakan untuk menjaga privasi pasien seperti ketika akan dioperasi, pasien hanya menggunakan baju operasi, maka dari itu di RSUD Kabupaten Karanganyar ini dibedakan antara Bangsal Bedah pasien wanita dan pasien laki-laki. Jenis pelayanan yang ditawarkan meliputi bedah umum (diabetes mellitus, ambient, batu ginjal, usus buntu, dan commit to user commit to user

(2)

IV-2

lain-lain), THT (telinga, hidung, dan tenggorokan), mata, orthopedic, dan kulit kelamin.

Fasilitas ruangan yang disediakan Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar sebanyak 11 ruangan yang terdiri dari ruang rawat inap kelas utama 4 ruangan dengan total bed sebanyak 4 buah, ruang rawat inap kelas 1 sebanyak 2 ruangan dengan total bed 4 buah, ruang rawat inap kelas 2 sebanyak 2 ruangan dengan total bed 8 buah, ruang rawat inap kelas 3 sebanyak 2 ruangan dengan total bed 8 buah, ruang pengawasan sebanyak 1 ruangan dengan total bed 4 buah, ruang dokter sebanyak 1 ruangan, ruang perawat jaga sebanyak 1 ruangan, gudang sebanyak 1 ruangan, ruang isolasi sebanyak 1 ruangan, kamar mandi pasien sebanyak 2 ruangan, dan ruang linen sebanyak 1 ruangan. Data inventaris Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada Lampiran 11.

Shift kerja perawat di Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar dibagi menjadi tiga shift kerja, yaitu shift kerja pagi pada pukul 07.30 – 14.00 WIB, shift kerja siang pada pukul 14.00 – 20.00 WIB, dan shift kerja malam pada pukul 20.00 – 07.30 WIB. Total waktu kerja setiap shift untuk shift kerja pagi dan shift kerja siang yaitu 6,5 jam kerja, sedangkan untuk shift kerja malam yaitu 11,5 jam kerja. Jumlah pasien masuk di Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar mengalami kenaikan setiap tahunnya, pada tahun 2014 sebanyak 1.096 pasien, tahun 2015 sebanyak 2.009, dan tahun 2016 sebanyak 2.230 pasien. Sedangkan, rata-rata pasien masuk yang dirawat di Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar 4 tahun terakhir adalah 7 pasien/hari. Setiap satu pasien dirawat di Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar minimal 2 hari, sehingga apabila rata-rata pasien masuk sebanyak 7 pasien/hari maka rata-rata pasien yang harus dirawat oleh perawat sebanyak 14 pasien/hari. Daftar jumlah pasien untuk tahun 2014, 2015, 2016, dan bulan Januari sampai Juli 2017 dapat dilihat pada Tabel 4.1. Jumlah perawat jaga dibagi oleh pihak manajemen rumah sakit berdasarkan shift kerja dan setiap shift kerja minimal terdapat 3 perawat jaga. Perawat jaga shift kerja pagi sebanyak 3 sampai 7 perawat jaga sesuai dengan jadwal jaga, sedangkan untuk shift kerja siang dan malam masing-masing sebanyak 3 perawat jaga. Waktu kerja perawat di commit to user commit to user

(3)

IV-3

Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar dalam sebulan adalah 24 hari kerja, sehingga untuk setiap minggu ada 6 hari kerja dan bekerja sesuai dengan jadwal shift kerja yang telah ditentukan oleh pihak rumah sakit. Daftar perawat jaga untuk masing-masing shift kerja periode bulan April 2017 dapat dilihat pada Tabel 4.2 atau Lampiran 10. Sedangkan untuk hasil rekap wawancara dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 14.

Tabel 4.1 Data Jumlah Pasien Masuk Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar

Sumber: RSUD Kabupaten Karanganyar, 2017

Berdasarkan hasil wawancara dengan stakeholder, perawat di Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar mengalami keluhan fisik antara lain merasa pegal pada bagian kaki, mata, leher, dan nyeri pada bagian punggung.

Sedangkan untuk keluhan mental antara lain adanya konflik antar partner kerja baik di satu ruang rawat inap maupun partner kerja di unit lainnya, perawat harus memberikan motivasi optimis untuk sembuh kepada pasien, seluruh data atau perkembangan pasien harus didokumentasikan secara terperinci dan detail oleh perawat jaga yang bertugas merawat dan melayani pasien saat itu, perawat harus mengetahui catatan rekam medik semua pasien di Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar, perawat harus pandai berbicara dengan keluarga pasien yang berbeda karakter agar tidak menyinggung perasaan mereka, perawat harus tanggap dan sigap mencari dokter terutama apabila dalam keadaan urgency, commit to user commit to user

(4)

IV-4

lingkungan kerja di rumah sakit memungkinkan perawat terkena virus atau bakteri yang dibawa oleh penyakit pasien dan bahan-bahan kimia yang berbahaya, serta waktu istirahat perawat yang fleksibel terutama kebutuhan biologis manusia saat tidur malam tidak terpenuhi dengan baik.

Tabel 4.2 Daftar Perawat Jaga Per Shift Kerja Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar Periode April 2017

Sumber: RSUD Kabupaten Karanganyar, 2017

4.1.2 Identifikasi Job Description Perawat

Identifikasi job description perawat Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar dilakukan untuk mengetahui dan memahami tugas perawat, baik perawat kepala ruangan maupun perawat pelaksana (associate) serta mengidentifikasi kemungkinan kelelahan mental perawat yang berasal dari uraian tugas yang diterima. Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar menerapkan sistem pemberian asuhan keperawatan “Case Method Nursing” yaitu sistem dimana pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift kerja dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh perawat yang sama pada hari berikutnya. Sistem asuhan keperawatan “Case Method Nursing” hanya terdiri dari dua jenis perawat, yaitu perawat kepala ruangan dan perawat pelaksana (associate). Perawat kepala ruangan adalah seorang perawat professional yang diberi wewenang dan tanggung jawab untuk mengelola seluruh kegiatan pelayanan keperawatan di satu ruang rawat. Sedangkan perawat associate atau commit to user commit to user

(5)

IV-5

perawat pelaksana adalah seorang perawat yang diberikan wewenang dan ditugaskan untuk memberikan pelayanan keperawatan secara langsung kepada pasien. Identifikasi uraian tugas perawat kepala ruangan dan perawat pelaksana (associate) dapat dilihat pada Lampiran 12 dan Lampiran 13.

Kegiatan keperawatan yang dilakukan perawat setiap hari dibagi menjadi 3 shift kerja yaitu shift kerja pagi, shift kerja siang, dan shift kerja malam. Aktivitas perawat Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar berdasarkan shift kerja dari hasil wawancara dengan beberapa perawat tetap dan mahasiswa praktek di Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada Tabel 4.3. Aktivitas perawat secara umum antara lain mengecek fasilitas bangsal, menyiapkan kasur pasien mulai dari mengganti sprei hingga mengatur tinggi kasur sesuai dengan kenyamanan pasien, merawat luka setelah operasi, melakukan injeksi, menyiapkan kondisi tubuh pasien sebelum dilakukan proses operasi, mengganti infus, perawat juga melakukan tindakan radiologi seperti foto rontgen pasien dan kebutuhan operasi lainnya, serta mengantar dan menjemput pasien dari ruangan Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSUD Kabupaten Karanganyar, selain itu perawat juga mengurusi administrasi pasien dan melakukan penerimaan rujukan pasien dari IGD atau poliklinik tempat pasien periksa.

Tabel 4.3 Kegiatan Keperawatan Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar

1 Mengukur suhu, nadi, dan tekanan darah 5 5 5 15 2,63%

2 Melakukan perekaman EKG 5 5 5 15 2,63%

3 Perawatan luka 10 10 20 3,51%

4 Mengganti cairan infus 5 5 5 15 2,63%

5 Mengganti balutan 10 10 20 3,51%

6 Memasang infus 10 10 10 30 5,26%

7 Memeriksa gula darah 5 5 10 1,75%

8 Memberikan obat oral dan injeksi 10 10 10 30 5,26%

9 Pemasangan gelang identifikasi 5 5 0,88%

10 Pengambilan darah 10 10 20 3,51%

11 Perawat keliling ruangan observasi pasien 15 15 15 45 7,89%

12 Mengontrol infus 5 5 5 15 2,63%

13 Mengganti baju/pampers 10 10 10 30 5,26%

14 Membersihkan tempat tidur 15 5 5 25 4,39%

15 Mengantar/memindahkan pasien ke tempat lain 10 10 20 3,51%

16 Menerima pasien dari ruangan lain 5 5 5 15 2,63%

17 Pendidikan kesehatan 5 5 5 15 2,63%

18 Memasang cateter urin, observasi 10 10 10 30 5,26%

19 Memeriksa sleding scale 5 5 10 1,75%

20 Fisioterapi dada 5 5 5 15 2,63%

No Kegiatan Keperawatan Shift Kerja (Menit)

Jumlah %

Pagi Siang Malam Langsung

commit to user commit to user

(6)

IV-6

Tabel 4.3 Kegiatan Keperawatan Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar (Lanjutan)

4.1.3 Identifikasi Alur Penanganan Pasien

Identifikasi alur penanganan pasien di Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar diperlukan untuk memahami diagram alir (flowchart) yang diterapkan rumah sakit dari awal masuk pasien di Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar hingga dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang ke rumah. Identifikasi pada tahap ini dilakukan dengan wawancara kepada perawat kepala ruangan, beberapa perawat tetap, beberapa keluarga pasien, serta mengamati secara langsung di bangsal. Diagram alir (flowchart) tentang alur penanganan pasien di Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada Gambar 4.1.

23 Memasang transfusi darah 5 5 5 15 2,63%

24 Memberi kompres hangat 5 5 5 15 2,63%

25 Memandikan pasien 15 15 30 5,26%

26 Perawatan kolostomi 5 5 5 15 2,63%

27 Mengantar pasien ke OK 15 15 2,63%

28 Mengantar pasien rontgen 20 20 40 7,02%

29 Memasang oksigen 5 5 5 15 2,63%

Pagi Siang Malam

1 Mengisi dan melengkapi formulir pasien 10 10 20 10,26%

2 Mengecek status pasien 5 5 5 15 7,69%

3 Membuat laporan tugas (pendokumentasian) 15 15 15 45 23,08%

4 Membereskan administrasi pasien pulang 5 5 10 5,13%

5 Menerima telepon kantor 5 5 5 15 7,69%

6 Berkomunikasi dengan dokter 5 5 2,56%

7 Menyiapkan dan membersihkan alat tindakan 10 10 20 10,26%

8 Menyiapkan obat oral dan injeksi 5 5 5 15 7,69%

9 Membuat daftar permintaan makanan 5 5 5 15 7,69%

10 Menulis resep pasien 5 5 10 5,13%

11 Laporan shift 5 5 5 15 7,69%

12 Menulis intruksi dokter 5 5 2,56%

13 Visit dokter 5 5 2,56%

No Kegiatan Keperawatan Shift Kerja (Menit)

Jumlah %

Pagi Siang Malam Langsung

Shift Kerja (Menit)

Jumlah %

Tidak Langsung

commit to user commit to user

(7)

IV-7

Gambar 4.1 Diagram Alir (Flowchart) Alur Penanganan Pasien di Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar

commit to user commit to user

(8)

IV-8

Alur penanganan pasien dimulai dengan pasien datang ke RSUD Kabupaten Karanganyar untuk melakukan pemeriksaan di IGD atau poliklinik. Setelah dilakukan pemeriksaan di IGD atau poliklinik, pasien mendapatkan rujukan dokter untuk melakukan operasi dan selanjutnya pasien mendaftar jadwal operasi di loket pendaftaran Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar.

Setelah selesai mengisi form pendaftaran dan mengurusi semua administrasi kebutuhan operasi, perawat jaga di loket pendaftaran Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar menentukan jadwal operasi pasien, setelah pasien setuju dengan jadwal yang telah ditentukan, selanjutnya pasien diantar perawat jaga Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar ke kamar sesuai dengan tipe kelas yang diinginkan oleh pasien. Setelah pasien masuk di Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar, perawat jaga mempersiapkan semua kebutuhan pasien sebelum dilakukan proses operasi. Apabila kondisi pasien sudah siap untuk dilakukan operasi, maka selanjutnya pasien diantar oleh perawat jaga Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar ke ruang operasi di IBS (Instalasi Bedah Sentral), lalu perawat IBS (Instalasi Bedah Sentral) menerima pasien tersebut dan dilakukan operasi. Setelah operasi selesai, pasien dikembalikan ke Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar untuk dilakukan perawatan pemulihan pasca operasi. Di Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar ini pasien di rawat dari pra operasi hingga pasca operasi dan dinyatakan sembuh oleh dokter.

4.2 Pengukuran Data Beban Kerja

Pengukuran data beban kerja dibagi menggunakan dua metode, yaitu pengukuran beban kerja mental perawat Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar menggunakan metode NASA – TLX (Task Load Index) dan pengukuran tingkat burnout menggunakan kuesioner Maslach Burnout Inventory – Human Service Survey (MBI-HSS).

4.2.1 Pengukuran Beban Kerja Mental Perawat Menggunakan Metode NASA – TLX (Task Load Index)

Pengukuran beban kerja mental ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh mental terhadap tingkatan kebutuhan yang mempengaruhi commit to user commit to user

(9)

IV-9

performa perawat Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai perawat. Pengukuran beban kerja mental dilakukan menggunakan metode NASA-TLX (Task Load Index) dan menyebarkan kuisioner kepada seluruh perawat tetap Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar yaitu sebanyak 13 perawat yang terdiri dari 9 perawat perempuan dan 4 perawat laki-laki. Metode NASA-TLX (Task Load Index) merupakan prosedur rating multidimensional yang membagi workload berdasarkan rata-rata pembebanan 6 indikator, yaitu Mental Demand (MD), Physical Demand (PD), Temporal Demand (TD), Effort (EF), Own Performance (OP), dan Frustation Level (FR). Kuisioner NASA-TLX (Task Load Index) yang disebarkan ke semua perawat Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada Lampiran 1.

4.2.2 Pengukuran Tingkat Burnout Perawat Menggunakan Kuesioner Maslach Burnout Inventory – Human Service Survey (MBI-HSS) Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui tingkat burnout yang dialami oleh seluruh perawat Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar.

Pengukuran tingkat burnout yang dirasakan oleh perawat Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar menggunakan kuisioner Maslach Burnout Inventory – Human Service Survey (MBI-HSS) yang disebarkan kepada seluruh perawat Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar. Kuesioner Maslach Burnout Inventory – Human Service Survey (MBI-HSS) dirancang untuk mengukur burnout pada orang yang bekerja di pelayanan sosial dan pekerjaan di bidang pelayanan kesehatan dengan menggunakan tiga dimensi, yaitu kelelahan emosional (emotional exhaustion), depersonalisasi (depersonalization), dan pencapaian prestasi individu (personal accomplishment). Kuesioner Maslach Burnout Inventory – Human Service Survey (MBI-HSS) terdiri dari 22 pernyataan mengenai perasaan dan sikap seseorang, yang mana masing-masing diberikan 7 point skala dengan rentang skala 0 (tidak pernah) sampai skala 6 (setiap hari).

Kuisioner Maslach Burnout Inventory – Human Service Survey (MBI-HSS) yang disebarkan ke seluruh perawat Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada Lampiran 2. commit to user commit to user

(10)

IV-10 4.3 Perhitungan Beban Kerja Perawat

Perhitungan beban kerja perawat dilakukan dengan dua metode, yaitu perhitungan rata-rata skor beban kerja mental menggunakan metode NASA-TLX (Task Load Index) dan perhitungan tingkat burnout perawat Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar menggunakan metode Maslach Burnout Inventory – Human Service Survey (MBI-HSS).

4.3.1 Perhitungan Rata-Rata Skor Beban Kerja Mental Masing-Masing Perawat

Perhitungan rata-rata skor beban kerja mental masing-masing perawat dilakukan dengan tiga tahap, yaitu tahap pembobotan (paired comparison), tahap pemberian rating atau skala (event scoring), dan tahap perhitungan weighted workload (WWL).

1. Tahap Pembobotan (Paired Comparison)

Kuesioner disebar kepada 13 perawat tetap di Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar. Hasil dari tahap pembobotan kuesioner perawat direkap kemudian dilakukan pembobotan sesuai dengan indikator dari NASA-TLX (Task Load Index), setelah itu dihitung total dari semua indikator yang telah dilakukan pembobotan. Rekapitulasi hasil dari tahap pembobotan (paired comparison) seluruh perawat Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Pembobotan Kuesioner NASA-TLX (Task Load Index) Perawat Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar

Mental Demand

(MD)

Physical Demand (PD)

Temporal Demand

(TD)

Own Performance

(OP)

Effort (EF

Frustation Level (FR)

1 SS 40 S1 Keperawatan 19 1 2 2 3 5 2 15

2 A 38 D3 Keperawatan 18 4 2 2 3 2 2 15

3 AW 40 D3 Keperawatan 19 1 4 3 2 5 0 15

4 A 32 D3 Keperawatan 12 3 4 1 3 2 2 15

5 AM 40 S1 Keperawatan 19 3 2 4 2 2 2 15

6 SS 30 D3 Keperawatan 10 2 2 2 3 3 3 15

7 IC 23 D3 Keperawatan 3 3 3 2 2 3 2 15

8 WS 24 S1 Keperawatan 4 2 4 3 1 5 0 15

9 S 30 S1 Keperawatan 9 3 3 3 3 2 1 15

10 IH 35 D3 Keperawatan 15 2 5 2 3 2 1 15

11 TE 35 S1 Keperawatan 15 2 2 3 2 2 4 15

12 H 30 D3 Keperawatan 10 3 1 3 2 3 3 15

13 SL 32 S1 Keperawatan 11 2 2 3 1 2 5 15

Indikator

Total No. Nama

Perawat Usia Pendidikan Terakhir

Masa Kerja (Tahun)

commit to user commit to user

(11)

IV-11

2. Tahap Pemberian Rating atau Skala (Event Scoring)

Tahap pemberian rating atau skala (event scoring) diperoleh melalui kuesioner yang diisi oleh masing-masing perawat Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar. Pada tahap ini rating atau skala 1-100 diberikan pada setiap indikator sesuai dengan keadaan yang dialami oleh perawat. Rekapitulasi hasil dari tahap pemberian rating atau skala (event scoring) seluruh perawat Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Pemberian Rating Kuesioner NASA-TLX (Task Load Index) Perawat Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar

3. Tahap Perhitungan Weighted Workload (WWL)

Data pada tahap pembobotan (paired comparison) dan tahap pemberian rating atau skala (event scoring) didapatkan dari kuesioner NASA-TLX (Task Load Index) digunakan untuk menghitung nilai weighted workload (WWL). Nilai weighted workload (WWL) merupakan perkalian antara bobot (Tabel 4.4) dan rating atau skala (Tabel 4.5) dari masing-masing indikator. Rekapitulasi hasil dari tahap perhitungan nilai weighted workload (WWL) seluruh perawat Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada Lampiran 17.

Berdasarkan diagram batang (Gambar 4.2) hasil pengukuran beban kerja mental perawat Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar menggunakan metode NASA-TLX (Task Load Index) didapatkan hasil bahwa nilai weighted workload (WWL) tertinggi adalah perawat nomor 9 dengan nilai weighted

Mental Demand

(MD)

Physical Demand (PD)

Temporal Demand

(TD)

Own Performance

(OP)

Effort (EF

Frustation Level (FR)

1 SS 40 S1 Keperawatan 19 65 65 65 65 65 65

2 A 38 D3 Keperawatan 18 50 70 60 80 70 40

3 AW 40 S1 Keperawatan 19 95 75 75 50 50 80

4 A 32 D3 Keperawatan 12 95 80 50 20 50 65

5 AM 40 S1 Keperawatan 19 50 60 50 50 50 30

6 SS 30 D3 Keperawatan 10 25 50 40 50 65 45

7 IC 23 D3 Keperawatan 3 90 50 50 45 60 70

8 WS 24 S1 Keperawatan 4 50 65 60 80 80 50

9 S 30 S1 Keperawatan 9 75 90 80 80 95 35

10 IH 35 D3 Keperawatan 15 90 70 50 50 60 50

11 TE 35 S1 Keperawatan 15 50 50 30 70 50 50

12 H 30 D3 Keperawatan 10 65 70 70 75 70 70

13 SL 32 S1 Keperawatan 11 80 60 40 70 25 65

Indikator No. Nama

Perawat Usia Pendidikan Terakhir

Masa Kerja (Tahun)

commit to user commit to user

(12)

IV-12

workload (WWL) 80,00. Sedangkan nilai weighted workload (WWL) terendah adalah perawat nomor 6 dengan nilai weighted workload (WWL) sebesar 47,33.

Dari hasil pengukuran beban kerja mental untuk seluruh responden sebanyak 13 perawat tetap Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar di dapatkan total weighted workload (WWL) sebesar 798,00 dengan nilai rata-rata weighted workload (WWL) yaitu sebesar 61,38.

Contoh Perhitungan Perawat 1:

Menghitung nilai produk Own Performance (OP) Produk = Rating x Bobot Faktor

= 65 x 3

= 195

Skor Weighted Workload (WWL) = ∑ 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘

15 = 975

15 = 65,00

Jadi, nilai weighted workload (WWL) atau beban kerja mental perawat 1 adalah sebesar 65,00.

Gambar 4.2 Diagram Batang Hasil Pengukuran Beban Kerja Mental Perawat Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar

Sedangkan untuk presentase faktor yang mempengaruhi beban kerja mental dapat dilihat pada Gambar 4.3 yang menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi beban kerja mental perawat Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar menggunakan metode NASA-TLX (Task Load Index) adalah faktor Physical Demand (PD) dengan presentase sebesar 20,30%; faktor commit to user commit to user

(13)

IV-13

Effort (EF) dengan presentase sebesar 19,72%; faktor Mental Demand (MD) dengan presentase sebesar 17,34%; faktor Temporal Demand (TD) dengan presentase sebesar 15,41%; faktor Own Performance (OP) dengan presentase sebesar 14,75%; dan faktor Frustation Level (FR) dengan presentase sebesar 12,49%. .

Gambar 4.3 Diagram Batang Faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja Mental Perawat Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar

4.3.2 Perhitungan Skala Burnout Masing-Masing Perawat

Perhitungan tingkat burnout masing-masing perawat Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar terlebih dahulu dengan mengelompokkan item pernyataan yang bersifat favorable dan non favorable serta pengelompokkan distribusi item pernyataan berdasarkan dimensi burnout. Distribusi item pernyataan pada kuesioner Maslach Burnout Inventory – Human Service Survey (MBI-HSS) berdasarkan dimensi burnout dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Distribusi Item Pernyataan Maslach Burnout Inventory – Human Service Survey (MBI-HSS) Berdasarkan Dimensi Burnout

Dimensi Favorable Non Favorable Jumlah Pernyataan Kelelahan Emosional

(Emotional Exhaustion)

1, 2, 3, 6, 8, 13,

14, 16, 20 9

Depersonalisasi

(Depersonalization) 5, 10, 11, 15, 22 5

Pencapaian Diri (Personal Accomplishment)

4, 7, 9, 12, 17, 18,

19, 21 8

22 Total

commit to user commit to user

(14)

IV-14

Hasil dari rekapitulasi data perhitungan burnout menggunakan kuesioner Maslach Burnout Inventory - Human Service Survey (MBI-HSS) dapat dilihat pada Lampiran 20. Berdasarkan diagram batang (Gambar 4.4) didapatkan hasil bahwa tingkat burnout yang paling tinggi adalah responden ke 6 dan 7 dengan nilai total burnout sebanyak 64, sedangkan untuk tingkat burnout paling rendah adalah responden ke 2, 4, dan 8 dengan nilai total burnout sebanyak 20. Dari hasil perhitungan burnout pada Lampiran 20 diketahui bahwa nilai total burnout seluruh responden perawat Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar sebanyak 13 perawat yaitu sebesar 494,00, sedangkan rata-rata tingkat burnout sebesar 38,00.

Rekapitulasi responden berdasarkan data demografik dibedakan menjadi 5 kategori, yaitu usia responden, jenis kelamin responden, status pernikahan responden, pendidikan terakhir responden, dan masa kerja responden.

Berdasarkan usia responden dibagi menjadi dua yaitu responden berusia kurang dari 40 tahun sebanyak 10 orang perawat dan usia 40 tahun atau lebih sebanyak 3 orang perawat. Berdasarkan jenis kelamin responden dibagi menjadi dua yaitu perempuan sebanyak 9 orang perawat dan laki-laki sebanyak 4 orang perawat.

Berdasarkan status pernikahan dibagi menjadi dua yaitu sudah menikah sebanyak 11 orang perawat dan belum menikah sebanyak 2 orang perawat. Berdasarkan pendidikan terakhir dibagi mejadi dua yaitu pendidikan S1 Keperawatan sebanyak 4 orang perawat dan pendidikan D3 Keperawatan sebanyak 9 orang perawat.

Berdasarkan masa kerja dibagi menjadi dua yaitu perawat dengan masa kerja kurang dari 10 tahun sebanyak 3 orang perawat dan masa kerja lebih dari atau sama dengan 10 tahun sebanyak 10 orang perawat.

commit to user commit to user

(15)

IV-15

Gambar 4.4 Diagram Batang Hasil Pengukuran Burnout Perawat Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar Berdasarkan Data Demografik

Sedangkan untuk rata-rata burnout per dimensi dapat dilihat pada Gambar 4.4 bahwa dimensi yang mempengaruhi burnout perawat Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar adalah dimensi Emotional Exhaustion dengan presentase sebesar 38,56%; dimensi Depersonalization dengan presentase sebesar 33,21%; dan dimensi Personal Accomplishment dengan presentase sebesar 28,23%. Rekapitulasi hasil pengukuran burnout perawat Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar per dimensi dapat dilihat pada Lampiran 21.

Gambar 4.5 Pie Chart Dimensi yang Mempengaruhi Burnout Perawat Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar

4.4 Pengkategorian Skor Beban Kerja Mental dan Tingkat Burnout Perawat Kategorisasi tingkat beban kerja mental perawat Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar didapatkan dari hasil perhitungan weighted workload (WWL). Kategorisasi penilaian beban kerja mental digolongkan

38.56%

33.21%

28.23%

Dimensi Burnout yang Paling Mempengaruhi

Emotional Exhaustion Depersonalization

Personal Accomplishment

commit to user commit to user

(16)

IV-16

menjadi empat kategori, yaitu kategori rendah dengan skala interval 0 - 29, kategori sedang dengan skala interval 30 - 49, kategori tinggi dengan skala interval 50 - 79, dan kategori sangat tinggi dengan skala interval 80 - 100.

Berdasarkan kategori dan skala interval tersebut, maka dapat diklasifikasikan atau memberikan kategori terhadap beban kerja mental masing-masing perawat.

Kategorisasi tingkat beban kerja mental masing-masing perawat Bangsal Bedah Kanthil 1 dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Kategorisasi Beban Kerja Mental dan Burnout Perawat Bangsal Bedah Kanthil 1RSUD Kabupaten Karanganyar

Berdasarkan Tabel 4.7 diketahui bahwa 10 responden dari 13 responden memiliki kategori beban kerja mental yang tinggi, sedangkan sisanya yaitu 3 responden memiliki kategori beban kerja mental sedang. Rata-rata beban kerja mental seluruh perawat Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar termasuk dalam kategori tinggi yaitu dengan nilai rata-rata sebesar 61,38.

commit to user commit to user

(17)

IV-17

Sedangkan untuk kategorisasi tingkat burnout perawat digolongkan menjadi tiga kategorisasi, yaitu kategori rendah dengan skor burnout sebesar 0 sampai 28, kategori sedang dengan skor burnout sebesar 29 sampai 58, dan kategori tinggi dengan skor burnout sebesar 59 sampai 100. Kategorisasi tingkat burnout masing- masing perawat Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada Tabel 4.7. Berdasarkan hasil pengukuran burnout pada Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa 3 responden dari total responden sebanyak 13 responden memiliki kategori burnout yang tinggi, 5 responden dari total responden sebanyak 13 responden memiliki kategori yang sedang, sedangkan sisanya sebanyak 5 responden memiliki kategori burnout yang rendah. Rata-rata tingkat burnout seluruh perawat Bangsal Bedah Kanthil 1 RSUD Kabupaten Karanganyar masuk dalam kategori sedang dengan nilai rata-rata sebesar 38,00.

Gambar 4.6 Diagram Batang Nilai Burnout Perawat Bangsal Bedah Kanthil 1RSUD Kabupaten Karanganyar Berdasarkan Data Demografik

Rekapitulasi rata-rata skor burnout berdasarkan data demografik perawat dapat dilihat pada Gambar 4.6. Berdasarkan data demografik responden dibedakan menjadi lima macam yaitu jenis kelamin, usia, status pernikahan, pendidikan terakhir, dan masa kerja. Hasil pengukuran burnout menggunakan metode Maslach Burnout Inventory – Human Service Survey (MBI-HSS) didapatkan hasil bahwa perawat berjenis kelamin perempuan memiliki skor burnout lebih tinggi dibandingkan perawat laki-laki yaitu sebesar 38,30. Perawat yang berusia kurang commit to user commit to user

(18)

IV-18

dari 40 tahun memiliki skor burnout lebih tinggi dibandingkan dengan perawat yang berusia 40 tahun atau lebih yaitu sebesar 38,10. Perawat yang belum menikah memiliki skor burnout lebih tinggi dibandingkan dengan perawat yang belum menikah yaitu sebesar 42,00. Perawat yang mempunyai pendidikan terakhir S1 Keperawatan memiliki skor burnout lebih tinggi dibandingkan dengan perawat yang berpendidikan terakhir D3 Keperawatan yaitu sebesar 38,50. Sedangkan perawat yang masa kerjanya lebih dari atau sama dengan 10 tahun memiliki skor burnout lebih tinggi dibandingkan perawat yang masa kerjanya kurang dari 10 tahun yaitu sebesar 38,50.

commit to user commit to user

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Inflasi di Kota Batam disebabkan naiknya indeks pada empat kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,93 persen; kelompok transpor,

Hal lainnya yang menjadi faktor seorang anak melakukan ijime adalah karena anak yang menjadi pelaku tindak ijime tersebut sebelumnya juga pernah mengalami tindak ijime

Kemudian setelah dilakukan beberapa analisis, kami melakukan perbaikan-perbaikan antara lain: (1) sistem injeksi menggunakan sistem pneumatik karena untuk

Ciri-ciri kalkun Broad Breasted Bronze memiliki warna bulu gelap dan warna perunggu pada ekor dan sayapnya, pertumbuhan yang baik ditandai dengan bobot tubuh jantan

Penelitian ini ditujukan untuk menguji pengaruh kualitas hubungan bisnis dengan outlet, fleksibilitas kebijakan perusahaan, karakteristik personalisasi tenaga penjual,

Menurut Hadari Nawawi dan Martin Hadari (1993:45) bahwa dekriptif analisis digunakan untuk menjelaskan, mendeskrifsikan serta menafsirkan hasil penelitian dengan

Untuk mengedit nomor plat truk, langkahnya adalah mengambil teks yang ada dalam EditText setelah user mengisikan nomor platnya. Namun belum ada aturan yang melarang