• Tidak ada hasil yang ditemukan

KURIKULUM PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KURIKULUM PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

KURIKULUM PRODI

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

TIM PENGEMBANGAN KURIKULUM PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS PENDIDIKAN ISLAM DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NUSANTARA BATANGHARI

TAHUN 2020

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT, yang dengan rahmat dan karunia-Nya penyusunan Kurikulum Berbasis KKNI untuk Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan IAI Nusantara Batanghari dapat diselesaikan. Kurikulum merupakan keseluruhan rencana dan pengaturan mengenai capaian pembelajaran lulusan dan bahan yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan program studi pada sistem pendidikan khususnya pendidikan tinggi. Terima kasih disampaikan kepada seluruh civitas akademika, baik struktural, fungsional, dosen, alumni, mahasiswa maupun karyawan dan semua pihak atas dukungan yang diberikan dalam penyusunan Kurikulum Berbasis KKNI Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan IAI Nusantara Batanghari.

Kurikulum Berbasis KKNI Program Studi Manajemen Pendidikan Islam ini merupakan struktur mata kuliah yang harus ditempuh mahasiswa program sarjana S - 1 pada Program StudiMPI yang menggambarkan proses perkembangan dan rencana pencapaian visi, misi, di masa yang akan datang yang disusun berdasarkan capaian profil lulusan dengan mengacu pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) mencakup parameter deskripsi umum (sikap religius dan sosial), kemampuan bidang kerja, pengetahuan, manajerial serta tanggung jawab. Secara garis besar kurikulum 2020 Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) dikemas untuk masa studi empat tahun dengan beban total minimal 144 SKS. Dokumen ini disusun dengan maksud, pertama, mendokumentasi kerunutan kurikulum. Kedua, mendefinisikan pedoman penyelenggaraan Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) khususnya dalam perancangan perkuliahan secara lebih terperinci, pelaksanaaan, evaluasi, dan pemantauannya.

Akhirnya, semoga kurikulum yang tertuang ini dapat dilaksanakan dengan sebaik- baiknya. Modifikasi dan perubahan masih mungkin untuk dilakukan demi kesempurnaan kurikulum ini. Oleh karenanya kritik dan saran yang bersifat konstruktif untuk perbaikan sangat diharapkan.

Muara Bulian, Agustus 2020 Tim penyusun

(3)

IDENTITAS PROGRAM STUDI

Perguruan Tinggi : Institut Agama Islam Nusantara Batanghari Fakultas : Pendidikan Islam dan Keguruan (FPIK)

Prodi : Manajemen Pendidikan Islam (MPI)

Akreditasi Terakhir : B

Gelar Akademik : S.Pd.

Kode Program Studi dalam PDPT : MPI

Program Studi yang Relevan : Manajemen Pendidikan Tanggal Sertifikat Akreditasi :

Syarat Masuk :

1. lulus dari satuan pendidikan SMA/MA/SMK/MAK/Diniyah Ulya (Mu’adalah)/pendidikan kesetaraan Paket C.

2. Lulusan harus memiliki ijazah satuan pendidikan yang bersangkutan dan lulusan tahun berjalan sekurang- kurangnya telah memiliki Surat Keterangan Lulus (SKL) dari Kepala Sekolah/Madrasah yang dilengkapi dengan pasfoto terbaru yang bersangkutan dan dibubuhi cap sekolah/madrasah.

3. Memiliki kesehatan yang memadai sehingga tidak mengganggu kelancaran proses pembelajaran di Perguruan Tinggi.

4. Tidak buta warna bagi program studi tertentu

(4)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu dinamisator dalam pengembangan manusia. Menurut Tilaar, Pendidikan nasional dewasa ini sedang dihadapkan pada empat krisis pokok yang berkaitan dengan kwantitas, relevansi atau efisiensi eksternal, elitisme dan manajemen. Selanjutnya ada enam masalah pokok system pendidikan nasional; (1) menurunya akhlak dan moral peserta didik (2) pemerataan kesempatan belajar (3) masih rendahnya efisiensi internal system pendidikan (4) Status kelembagaan (5) manajemen pendidikan yang tidak sejalan dengan pembangunan nasional dan (6) sumber daya yang belum professional. Dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasionalpasal 3 disebutkan bahwa, Tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tugas mendidik berbeda dari tugas menjadi operator yang cukup bekerja dengan daftar log kegiatan. Untuk menjadi pendidik, para pendidik harus sadar atas kemengapaan dari setiap tindakan, dengan merujuk kepada: tujuan yang merupakan capaian hasil belajar yang mencakup wilayah cipta, rasa, karsa, karya (Ki Hajar Dewantara) atau kognitif, afektif, psikomotor (Bloom Taxonomy,1956), dan learning to know, learning to do, learning to live together, dan learning to be (Delors, 1996). Atau ditelaah dari kategori dimensi kecerdasan yang makin berkembang, kecerdasan numerik, spasial, intra personal, inter personal, kinestetik dan lingkungan.

Keutuhan sosok pendidik tidak sepenuhnya dapat diwadahi oleh satu atau dua bidang kajian tetapi menyusup ke dalam keseluruhan proses. Seperti Joyce dan Weil (1986) memberi label instructional effect dan nurturant effect. Konsep learning to live together dapat melalui pemaparan informasi maupun proses bagaimana pembiasaan perilaku dalam kehidupan di lembaga penyiapan guru dilakukan. Berbeda dari konsep elemen di dunia keilmuan lain (misal Ilmu Kimia) pengorganisasian elemen kurikulum mengandung ruh religious, sosial, pskilogis yang insani.

Howard Gardner (2006) melengkapi pemikiran untuk menghadapi masa depan dengan membuat kategorisasi pengembangan sebagai berikut.

 Diciplined mind, melalui proses inkuiri yang intensif untuk mengembangkan ilmu dan teknologi.

(5)

 Synthesizing mind, yang tidak hanya pandai mengumpulkan informasi tetapi menyeleksi dan mengolahnya untuk memecahkan berbagai masalah.

 Creating mind, mengembangkan gagasan yang kaya, melihat dengan jeli solusi berbagai permasalahan secara kreatif.

 Respectiful mind, kecakapan menghargai keragaman budaya.

 Ethical mind, dikembangkan agar dapat memperlakukan manusia dan lingkungan secara etis.

Agar setiap pengalaman belajar dan isi mata kuliah benar-benar berada dalam konteks pekerjaan yang ditekuni, dalam konteks ini profesi guru, dengan meminjam pemikiran Gardner (2006), maka dalam mata kuliah dikembangkan kemampuan yang terkait dengan kecerdasan: (a) keilmuan, (b) mensintesis, (c) berkreasi, (d) menghargai, dan (e) etik. Kemampuan tersebut secara akumulatif akan membangun keutuhan kepribadian, jelasnya kepribadian peserta didik calon guru dengan segala perangkat hard skills dan soft skill-nya. Dengan demikian Kurikulum Pendidikan Guru Agama di dalam membentuk sosok utuh kompetensi guru benar-benar harus menyiapkan perangkat pengalaman belajar yang relevan dan terukur dengan kompetensi utuh.

Kurikulum yang disusun bukan semata-mata penyiapan mata kuliah/kelompok mata kuliah, yang dikembangkan melalui pendidikan akademik maupun profesi, baik dalam program pendidikan guru terintegrasi maupun konsekutif. Demikian pula kurikulum harus secara konsisten menerapkan competency-based instruction yang bertumpu pada spesifikasi pengalaman belajar yang harus dialami para calon guru, tidak cukup hanya dengan penyediaan materi pembelajaran, yang dapat membangun secara serasi penguasaanhard skills dan soft skills oleh para calon guru.

Agar guru dapat melaksanakan peran, tugas, dan fungsinya sebagai guru profesional, guru wajib memiliki kompetensi yang diharapkan, yakni keutuhan kompetensi akademik kependidikan dan kinerja profesional yang harus mencakup kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Dengan demikian, untuk menghasilkan guru profesional sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan dan memenuhi tuntutan peraturan perundang- undangan (Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru), maka profil lulusan dari lembaga pendidikan tinggi tenaga pendidik dan kependidikan adalah sebagai pendidik dan tenaga kependidikan.

(6)

B. Dasar Hukum

Landasan Pemikiran Kurikulum Pendidikan Tinggi Sebelum tahun 2000 kurikulum disusun Berdasarkan tradisi 5 tahunan (jenjang S1) atau 3 tahunan (jenjang D3) yang selalu mengindikasikan berakhirnya tugas satu perangkat kurikulum. Selain itu, berorientasi kepada rencana strategis PT yang memuat visi dan misi PT juga telah berubah. Sebagian besar alasan perubahan kurikulum berasal dari permasalahan internal PT sendiri. Apalagi pada situasi global seperti saat ini, dimana percepatan perubahan terjadi di segala sektor, maka akan sulit bagi masyarakat untuk menahan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Pada masa sebelum tahun 1999 (pre-millenium era) perubahan IPTEKS yang terjadi mungkin tidak sedahsyat pasca- millenium. Jika dipahami secara mendalam berdasarkan system pendidikan yang telah dijelaskan di atas, maka jika terjadi perubahan pada tuntutan dunia kerja sudah sewajarnyalah proses di dalam PT perlu untuk beradaptasi. Alasan inilah yang seharusnya dikembangkan untuk melakukan perubahan kurikulum PT di Indonesia.

Setelah diratifikasinya beberapa perjanjian dan komitmen global (AFTA, WTO, GATTS) oleh Pemerintah RI, maka dunia semakin mencair dalam berhubungan dan berinteraksi. Berbagai parameter kualitas akan dipasang untuk menstandarkan mutu lulusan di berbagai belahan bumi. Berbagai kesepakatan dan kesepahaman antar negara-negara di ASEAN mulai ditetapkan. Roadmap atau peta pengembangan mobilitas bebas tenaga kerja professional antar negara di ASEAN telah dibentangkan.

Perkembangan roadmap tersebut dimulai semenjak tahun 2008 dengan melakukan harmonisasi berbagai peraturan dan sistem untuk memperkuat institusi pengembang SDM. Kemudian pada tahun 2010 mulailah disepakati Mutual Recognition Agreement (MRA) untuk berbagai profesi. Beberapa bidang profesi yang telah memiliki MRA adalah: (1) engineers; (2) architect; (3) accountant; (4) land surveyors; (5) medical doctor;

(6) dentist; (7) nurses, dan (8) labor in tourism. Atas dasar prinsip kesetaraan mutu serta kesepahaman tentang kualifikasi dari berbagai bidang pekerjaan dan profesi di era global, maka diperlukanlah sebuah parameter kualifikasi secara internasional dari lulusan pendidikan di Indonesia.

Selain alasan tuntutan paradigma baru pendidikan global di atas, secara internal, kualitas pendidikan di Indonesia sendiri, terutama pendidikan tinggi memiliki disparitas yang sangat tinggi. Antara lulusan S1 program studi satu dengan yang lain tidak memiliki kesetaraan kualifikasi, bahkan pada lulusan dari program studi yang sama. Selain itu, juga sukar dibedakan antara lulusan pendidikan jenis akademik, dengan vokasi dan profesi. Tidak adanya standar kualifikasi pendidikan ini membuat

(7)

akuntabilitas akademik lembaga pendidikan tinggi semakin turun. Melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8

Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, dorongan sekaligus dukungan untuk mengembangkan sebuah ukuran kualifikasi lulusan pendidikan di Indonesia dalam bentuk sebuah kerangka kualifikasi, yang kemudian dikenal dengan nama Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) menjadi sebuah tonggak sejarah baru (milestone) bagi dunia pendidikan tinggi di Indonesia agar menghasilkan sumber daya manusia berkualitas dan bersaing di tingkat global. Pasal 1 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 menyatakan: Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, yang selanjutnya disingkat KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifiasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor.

KKNI juga disusun sebagai respon dari ratifikasi yang dilakukan Indonesia pada tanggal 16 Desember 1983 dan diperbaharui tanggal 30 Januari 2008 terhadap konvensi UNESCO tentang pengakuan pendidikan diploma dan pendidikan tinggi (The International Convention on the Recognition of Studies, Diplomas and Degrees in HigherEducation in Asia and the Pasific). Dalam hal ini dengan adanya KKNI maka Negara negara lain dapat menggunakannya sebagai panduan untuk melakukan penilaian kesetaraan capaian pembelajaran serta kualifikasi tenaga kerja baik yang akan belajar atau bekerja di Indonesia maupun sebaliknya apabila akan menerima pelajar atau tenaga kerja dari Indonesia.

KKNI dalam Kurikulum Pendidikan Tinggi merupakan kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. Pernyataan ini ada dalam Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia. Sangat penting untuk menyatakan juga bahwa KKNI merupakan perwujudan mutu dan jati diri Bangsa Indonesia terkait dengan sistem pendidikan nasional dan pelatihan yang dimiliki Negara Indonesia. Maknanya adalah, dengan KKNI ini memungkinkan hasil pendidikan, khususnya pendidikan tinggi, dilengkapi dengan perangkat ukur yang memudahkan dalam melakukan penyepadanan dan penyejajaran dengan hasil pendidikan bangsa lain di dunia. KKNI juga menjadi alat yang dapat menyaring hanya

(8)

SDM yang berkualifikasi yang dapat masuk dan bekerja ke Indonesia. Fungsi komprehensif ini menjadikan KKNI berpengaruh pada hampir setiap bidang dan sektor di mana sumber daya manusia dikelola, termasuk di dalamnya pada system pendidikan tinggi, terutama pada kurikulum pendidikan tinggi.

Adapaun yang menjadi landasan yuridis Pengembangan, Peninjauan dan Pemutakhiran Kurikulum adalah:

1. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sisitem Pendidikan Nasional 2. Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

4. Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Pendidikan

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia

9. Peraturan menteri Pendidikandan Kebudayaan RI No.73 Tahun 2013 tentang Penerapan KKNI Bidang Pendidikan Tinggi

10. Peraturan menteri Pendidikandan Kebudayaan RI No. 49 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN-DIKTI)

11. Peraturan Menteri AgamaNo36 Tahun2009tentangPenetapan PembidanganIlmu danGelarakademik di lingkungan PerguruanTinggiAgamaIslam.

12. Buku Panduan Kurikulum Pendidikan Tinggi (K-DIKTI) yang diterbitkan oleh Tim Kurikulum dan Pembelajaran Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2014.

Langkah berikutnya adalah menetapkan bahan kajian untuk dapat memenuhi ketercapaian dari capaian pembelajaran tersebut. Ketentuan dari penetapan bahan kajian ini, ditetapkan melalui standar isi Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

(9)

C. PengembanganBidangManajemen Pendidikan Islam

Penyusunan kurikulum Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) pada Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan IAI Nusantara Batanghari mengacu pada Surat Keputusan Rektor IAI Nusantara Batanghari Nomor 29 Tahun 2020 tanggal 2 Agustus 2020 tentang Bedah Kurikulum Prodi Manajemen Pendidikan Islam.

Tujuan pengembangan kurikulum program studi Manajemen Pendidikan Islam adalah untuk meningkatkan kualitas lulusan agar dapat merespon kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Pengembangan kurikulum tersebut dimaksudkan untuk menyusun model kurikulum berdasar standar nasional yang dapat dijadikan acuan untuk mengimplementasikan kurikulum di lapangan. Selain itu pengembangan kurikulum dimaksudkan untuk melihat relevansi mata kuliah beserta pelaksanaannya (RPKPS) terkait dengan perkembangan dan penyesuaian dengan kebutuhan dunia kerja, dan pemutakhiran mata kuliah disesuaikan dengan kebutuhan kompetensi lulusan manajemen pendidikan Islam (MPI) untuk memasuki dunia kerja.

Tabel.1 Ketersediaan bidang keahlian dosen dalam Program Studi Manajemen Pendidikan Islam

No Nama Dosen Pendidikan

Terakhir

Mata Kuliah yang di Ampu

1

Amiruddin

S2

2

Andri Astuti

S2

3

Ansori

S3

4

Iwan Aprianto

S2

5

M. Rizal Pahlefi

S2

6

M. Shoffa Saifillah Al Faruq

S3

7

Mahdayeni

S2

8

Maryam

S2

9

Muhammad Yusup

S3

10

Nuraini

S2

11

Fitri Nasution

S2

12

Pahmi

S2

13

Abdul Mutalib

S2

14

Sukatin

S3

15

Luqmanul Hakim Hawasyi

S2

16

Zilawati

S2

17

Amrizal

S2

(10)

Tabel.2 Hasil Analisis SWOT

Program Studi Manajemen Pendidikan Islam

Strength (kekuatan) Weakness (kelemahan) 1. Salah satu Program studi

penyelenggara manajemen pendidikan Islam di Batanghari 2. Program studi Manajemen

Pendidikan Islam telah terakreditasi 3. Adanya komitmen pemerintah

daerah terhadap pemberdayaan alumni MPI

4. Kepasitas dosen yang memadai 5. Prasarana pendidikan memadai 6. Ruang kuliah yang representative 7. Jumlah mahasiswa yang memadai 8. Perpustakaan/literatur yang memadai

1. Belum ada guru besar (professor) 2. Penggunaan Sumber belajar belum

maksimal

3. Budaya akademik masih rendah 4. Rendahnya penguasaan bahasa asing

dosen dan mahasiswa

5. Input mahasiswa yang rendah 6. Jaringan internet yang masih terbatas

Opportunity (peluang) Strategi (OS) 1. Lahirnya UU no. 14 thn. 2005 tentang

guru dan dosen 2. Jumlah tenaga

kependidikan/administrasi pada setiap lembaga pendidikan memadai 3. Terbukanya peluang kerjasama

dengan berbagai instansi lain 4. Alumni yang kompetitif

5. Terbukanya peluang bagi dosen untuk studi lanjut S3

6. Peluang mahasiswa bidikmisi bagi mahasiswa setiap tahun

1. Penguatan pengelolaan program studi untuk berdaya saing tinggi

2. Penguatan kemitraan dengan dengan para stakeholder

3. Studi lanjut bagi dosen S3 4. Peningkatan daya saing alumni 5. Peningkatan kualitas sarana prasaran

pendidikan

6. Penguatan tata kelola dan manajemen program studi

7. Memperkuat jaringan alumni

Strategi (OW) Threat (Ancaman)

1. Penguatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik

2. Peningkatan produktifitas dan

disiplin kerja para dosen dan pegawai 3. Studi lanjut dosen (S3)

4. Mendorong promosi guru besar para dosen

5. Peningkatan sarana prasarana pembelajaran

6. Penambahan literatur sesuai sesuai kebutuhan program studi MPI 7. Maksimalisasi penggunaan

laboratorium dan perpustakaan 8. Meningkatkan kemampuan bahasa

asing dosen dan mahasiswa

1. Arus globalisasi yang kuat

2. Muncul perguruan tinggi baru yang menawarkan berbagai program studi 3. Persaingan alumni dari berbagai

perguruan tinggi dalam mengisi lapangan kerja di Kabupaten maupun provinsi makin ketat

4. Rendahnya penguasaan teknologi berkaitan dengan kegiatan tridarma 5. Rendahnya tingkat ekonomi masyarakat

yang berakibat pada rendahnya kemampuan orang tua menguliahkan anak mereka

6. Orientasi alumni untuk menjadi PNS sangat tinggi, sementara formasi semakin kecil

Strategi (TS) Strategi (TW)

1. Peningkatankapasitas program studi 2. Meningkatkan kemampuan dosen

dalam pembelajaran dan penelitian 3. meningkatkan kualitas pengabdian

pada masyarakat

1. Peningkatan daya analissis program studi

2. Penguatan atmosfir akademik di kalangan mahasiswa

3. Meningkatkan beasiswa bagi mahasiwa berprestasi

(11)

4. Peningkatan kesejahteraan dosen dan karyawan

5. Peningkatan bantuan beasiswa bagi mahasiswa

4. Meningkatkan akreditasi program studi 5. Mengembangkan potensi

kewirausahaan mahasiswa dan alumni 6. Melakukan pelatihan- pelatihan bagi

dosen

7. meningkatkan kajian- kajian social keagamaan

8. Penguatan sarana perpustakaan dan laboratorium

9. Perluasan jaringan internet

D. Visi, Misi Dan Tujuan Program Studi Manajemen Pendidikan Islam 1. Visi

Menjadi program studi yang kompeten, kompetitif, dan Islam dalam pengembangan kualitas tenaga kependidikan di tingkat regional dan nasional pada tahun 2024

2. Misi

 Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang integratif di bidang manajemen pendidikan Islam yang kompeten;

 Melakukan riset dan publikasi ilmiah di bidang manajemen pendidikan Islam;

 Melaksanakan pengabdian masyarakat di bidang manajemen pendidikan Islam yang berkualitas;

 Melakukan kerjasama dengan berbagai instansi terkait, dalam rangka pengembangan manajemen pendidikan Islam dan kualitas tenaga kependidikan.

3. Tujuan

 Menghasilkan lulusan yang kompeten dan kompetitif dan mampu bersikap/berperilaku baik berdasarkan nilai-nilai Islami;

 Terwujudnya hasil riset dan publikasi ilmiah sebagai sumber referensi bagi keberlangsungan pendidikan dan pengajaran serta pertemuan ilmiah di bidang manajemen pendidikan Islam;

 Terwujudnya layanan pengabdian masyarakat yang berkualitas;

 Terwujudnya kerjasama dengan bagai pihak terkait dan relevan dalam pengembangan manajemen pendidikan Islam.

(12)

E. Profil Lulusan Program Studi Manajemen Pendidikan Islam

Berdasarkan hasil kajian pengembangan bidang keilmuan (scientific vision) dan kebutuhan pasar (market signal) dan hasil pembahasan dengan stake holders serta tracer study maupun hasil analisis SWOT Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, maka Profil utama Lulusan Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, adalah:

1. Tenaga Administrasi Pendidikan

Menyiapkan Lulusan menjadi Sarjana Pendidikan yang memeiliki kemampuan kerja, kemampuan manajerial dan tanggung jawab sebagai tenaga administrasi pendidikan pada PAUD, sekolah/madrasah (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK/MAK) dan instansi pemerintah/swasta dalam bidang pendidikanyang berkepribadian baik, berpengetahuan luas dan mutakhir dibidangnya serta mampu melaksanakan tugas dan bertanggung jawab berlandaskan ajaran dan etika keislaman, keilmuan dan keahlian.

2. Asisten Peneliti Pendidikan

Menyiapkan Lulusan menjadi Sarjana pendidikan yang memiliki kemampuan kerja, penguasaan pengetahuan, kemampuan manajerial dan tanggung jawab sebagai asisten peneliti dalam bidang manajemen pendidikan yang berkepribadian baik, berpengetahuan luas dan mutakhir dibidangnya serta mampu melaksanakan tugas dan bertanggung jawab berlandaskan ajaran dan etika keislaman, keilmuan dan keahlian.

3. Asisten Konsultan Pendidikan

Menyiapkan Lulusan menjadi Sarjana pendidikan yang memiliki kemampuan kerja, penguasaan pengetahuan, kemampuan manajerial dan tanggung jawab sebagai asisten konsultan pendidikan pada PAUD, sekolah/madrasah (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK/MAK) yang berkepribadian baik, berpengetahuan luas dan mutakhir dibidangnya serta mampu melaksanakan tugas dan bertanggung jawab berlandaskan ajaran dan etika keislaman, keilmuan dan keahlian.

1 Nama Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI)

2 Jurusan Pendidikan Islam

3 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) 4 Tenaga Administrasi

Pendidikan Sarjana pendidikan yang memiliki

kemampuan kerja, penguasaan pengetahuan, kemampuan manajerial dan tanggung jawab sebagai asisten peneliti dalam bidang manajemen pendidikan yang berkepribadian

(13)

baik, berpengetahuan luas dan mutakhir dibidangnya serta mampu melaksanakan tugas dan bertanggung jawab berlandaskan ajaran dan etika keislaman, keilmuan dan keahlian.

5 Asisten Peneliti Pendidikan Sarjana pendidikan yang memiliki kemampuan kerja, penguasaan pengetahuan, kemampuan manajerial dan tanggung jawab sebagai asisten peneliti dalam bidang manajemen pendidikan yang berkepribadian baik, berpengetahuan luas dan mutakhir dibidangnya serta mampu melaksanakan tugas dan bertanggung jawab berlandaskan ajaran dan etika keislaman, keilmuan dan keahlian.

6 Asisten Konsultan

Pendidikan Menyiapkan Lulusan menjadi Sarjana pendidikan yang memiliki kemampuan kerja, penguasaan pengetahuan, kemampuan manajerial dan tanggung jawab sebagai asisten konsultan pendidikan pada PAUD, sekolah/madrasah (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK/MAK) yang berkepribadian baik, berpengetahuan luas dan mutakhir dibidangnya serta mampu melaksanakan tugas dan bertanggung jawab berlandaskan ajaran dan etika keislaman, keilmuan dan keahlian.

7 Gelar Akademik Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

F. Capaian Pembelajaran Program Studi Manajemen Pendidikan Islam

Bedah kurikulum Program Studi Manajemen Pendidikan Islam FPIK IAI Nusantara Batanghari merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan secara bersamaan dengan program pengembangan kurikulum FPIK IAI Nusantara Batanghari. Oleh karena itu, kegiatan penyusunan kurikulum Prodi Manajemen Pendidikan Islam FPIK IAI Nusantara Batanghari Berbasis Kerangka kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) terdiri dari beberarapa tahapan sebagai berikut:

Tahap Pertama, FITK melakukan Worksoap pada bulan Agustus 2020 tentang “Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)” dengan narasumber Zulqarnain, M.Hum., Ph.D (Rektor IAI Nusantara Batanghari).

Tahap Kedua, setelah diberikan penjelasan tentang kebijakan umum mengenai KKNI, kegiatan selanjutnya seminar dan bedah kurikulum “Desain dan Langkah Pengembangan Kurikulum Program Studi Berbasis KKNI”. Target dari kegiatan bedah kurikulum ini harapannya, semua pengelola prodi telah memiliki kesepahaman yang sama tentang desain kurikulum prodi berbasis KKNI. Sehingga pada tahapan selanjutnya Prodi di lingkungan FPIK IAI Nusantara Batanghari secara teknis sudah dapat menentukan Profil Lulusan, Learning outcome, course learning outcome, hingga struktur kurikulum berbasis KKNI.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah membangun aplikasi sistem informasi pemesanan tiket berbasis web menggunakan script PHP dan MySql, untuk membantu Perum Damri Cabang

Maka jelas apa yang disampaikan Muhammad SAW, termasuk hadis ini, adalah wahyu semata, bukan sesuatu yang bersumber dari hawa nafsunya seperti yang dituduhkan

Jadi, yang dimaksud dengan deiksis dalam penelitian ini adalah deiksis yang berkaitan dengan persona atau orang, tempat, waktu, wacana, dan social, dalam novel

Penyebaran Rumah Tangga Usaha Pertanian di Kota Tegal Tahun 2013..

Secara garis besar, pokok-pokok pikiran yang hendak dikemukakan dalam tulisan ini adalah: a) mempelajari ilmu pengetahuan harus memberikan manfaat bagi masyarakat; b)

Hasil uji kinerja yang dibandingkan dengan metode-metode serumpun yaitu TR-KNN dan SV- KNN menunjukkan bahwa kinerja akurasi prediksi dan waktu prediksi K-SVNN

mukan pada anjing, yaitu anjing anak memiliki nilai frekuensi jantung yang lebih tinggi dan suhu tubuh yang lebih rendah bila dibanding dengan anjing dewasa, sedangkan

❑ Kasus SDMK Kalsel yang terpapar Covid-19 sangat tinggi, mencakup 12% dari total kasus konfirmasi provinsi per 8 Februari atau sekitar 2.247 dengan Tingkat Keterpaparan