commit to user
Bab IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini dikembangkan model persediaan (T, πx, L) menjadi (T, πx, L, A) pada kasus partial backorder mengacu pada Bab II. Selanjutnya penyelesaian opti- mal pada model persediaan (T, πx, L, A) dicari untuk meminimumkan biaya total persediaan. Kemudian menerapkan model persediaan (T, πx, L, A) pada sebuah contoh terapan . Berikut adalah asumsi yang diperlukan dalam pengembangan model berdasarkan Lin [11].
1. Tingkat persediaan ditinjau setiap unit waktu T . Pemesanan dilakukan sehingga jumlah barang mencapai tingkat persediaan maksimum R, dengan R = ekspektasi permintaan selama protection interval + stok pengaman, R = D(T + L) + kσ√
T + L , dengan k adalah faktor pengaman tak negatif.
2. Waktu tunggu L mempunyai n komponen saling bebas, dimana komponen ke-i mempunyai durasi normal bi dan durasi minimum ai, i = 1, 2, 3, , n dan biaya pengurangan waktu tunggu per unit waktu ci, dimana ci diatur sedemikian hingga c1 ≤ c2...≤ cn.
3. Diberikan Li dinotasikan sebagai waktu tunggu dengan komponen 1, 2, ..., i ditentukan durasi minimumnya, dimana Li dapat dinyatakan dengan
Li =∑n
j=1bj−∑i
j=1(bj − aj), dengan i = 1, 2, ..., n.
Sehingga, biaya pengurangan waktu tunggu C(L) tiap siklus adalah C(L) = ci(Li−1− L) +∑i
j=1cj(bj − aj) , untuk L∈ [Li, Li−1].
4. Rasio backorder β proporsional terhadap backorder price discount yang ditawarkan oleh perusahaan per unit πx, dengan β = β0ππx
0 , untuk 0 <
β0 ≤ 1 dan 0 ≤ πx ≤ π0.
commit to user
5. Investasi modal, I(A) untuk mengurangi biaya pemesanan adalah fungsi logaritma dari biaya pemesanan A dan biaya pemesanan awal A0, yaitu
I(A) = αln(AA0) untuk 0 < A≤ A0, dengan α = 1δ.
4.1 Model Persediaan (T, π
x, L, A)
4.1.1 Siklus Pemesanan Periodic Review
Siklus pemesanan periodic review ditunjukkan pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Tingkat persediaan selama waktu periodik
Pada Gambar 4.1 terlihat bahwa pada awal siklus T1 posisi persediaan ber- ada pada tingkat P1, sehingga jumlah barang QA yang harus dipesan hingga mencapai target level R adalah R− P1. Selama waktu tunggu LA permintaan tetap berlangsung, sehingga persediaan akan menurun dan setelah waktu tunggu persediaan akan naik sebanyak QA. Kemudiaan persediaan akan terus menurun hingga waktu pemesanan siklus kedua. Ketika persediaan berada di titik P3 jumlah barang yang harus dipesan adalah sebanyak QB. Selama waktu tunggu persediaan akan menurun hingga menuju stockout, hal ini disebabkan pesanan yang berada di awal P3 belum diterima sampai akhir waktu tunggu LB. Pada model periodic review, T1 = T2 = ... = Tn. Protection interval pada model
commit to user
periodic review adalah T + L, yaitu panjang interval selama satu periode waktu pemesanan ditambah dengan waktu tunggu berikutnya.
4.1.2 Pengembangan Model
Pada bagian ini dijabarkan pengembangan model persediaan (T, πx, L) ke model persediaan (T, πx, L, A). Biaya total persediaan merupakan jumlahan dari biaya pemesanan, biaya penyimpanan, biaya kekurangan persediaan dan biaya pengurangan waktu tunggu yang terjadi pada kasus partial backorder.
1. Biaya pemesanan (ordering cost ).
Jika terdapat sejumlah Q unit barang yang dipesan secara periodik dan D merupakan banyaknya permintaan. Setiap siklus persediaan mempunyai periode waktu pemesanan T , yaitu pemesanan kembali dilakukan setiap akhir periode waktu T . Dengan demikian, T1 merupakan frekuensi peme- sanan per tahunnya. Besarnya biaya pemesanan (A) pada kasus backorder, lostsales dan partial backorder sama, karena jumlah barang yang dibu- tuhkan dalam satu periode hanya dipengaruhi oleh frekuensi pemesanan per tahun, sehingga diperoleh
OC = Biaya pemesanan sekali pesan × frekuensi pemesanan per tahun
= AT
Biaya pemesanan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memesan barang.
Biaya tersebut dapat berkurang karena adanya investasi. Sejumlah inves- tasi I(A) dapat mengurangi besarnya biaya pemesanan. Besarnya biaya pemesanan akan berkurang dengan laju pengurangan δ, sehingga dapat didefinisikan sebagai berikut
I(A) = αln(AA0), 0 < A≤ A0 dengan α = 1δ,
Jika diberikan sejumlah potongan sebesar η per tahun, maka besarnya biaya investasi per unit waktu adalah ηαln(AA0) , sehingga diperoleh
OC= ηαln(AA0) + AT
commit to user 2. Biaya penyimpanan (holding cost ).
Pada awal siklus, kondisi persediaan maksimum adalah DT + S dan akan minimum pada akhir siklus sebesar S, dengan S merupakan rata-rata perse- diaan bersih pada saat pemesanan datang atau persediaan pengaman (safe- ty stock ) selama interval protection. Jika diasumsikan rata-rata permintaan tetap, maka jumlah persediaan di gudang akan berkurang secara linear dari DT +S menjadi S, sehingga rata-rata jumlah persediaan di gudang per unit waktu adalah
m = 1
2(DT + S) + 1
2S = DT
2 + S. (4.1)
Macam-macam biaya penyimpanan untuk kasus backorder, lost sales dan partial backorder dapat dijelaskan sebagai berikut.
(a) Kasus backorder.
Jika x merupakan jumlah permintaan selama protection interval, ma- ka jumlah persediaan pengaman selama protection interval adalah ξ(x, R) = R− x, dengan R merupakan tingkat target barang yang harus dipesan. Pada kasus backorder, nilai ξ(x, R) dapat bernilai negatif. Hal ini dikarenakan konsumen bersedia menunggu sampai barang yang dipesan tersedia, sehingga rata-rata jumlah persediaan pengaman selama berada dalam protection interval adalah
S =
∫ ∞
−∞
ξ(x, R)f (x)dx
=
∫ ∞
−∞
(R− x)f(x)dx
=
∫ ∞
−∞
Rf (x)dx−
∫ ∞
−∞
xf (x)dx
= R− D(T + L).
(4.2)
Jika nilai S pada persamaan (4.2) disubstitusikan ke dalam persamaan
commit to user
(4.1), maka biaya penyimpanan per siklus pada kasus backorder adalah HC = biaya penyimpanan per unit× rata-rata jumlah persediaan
per unit waktu × periode waktu pemesanan selama satu siklus
= hmT
= h[DT
2 + S]T
= h[DT
2 + R− D(T + L)]T
= h[DT
2 + R− DT − DL]T
= h[R−DT
2 − DL]T.
Biaya penyimpanan per tahun merupakan biaya penyimpanan per si- klus yang seimbang dengan banyaknya frekuensi pemesanan per tahun, yaitu
HC = h[R− DT2 − DL]TT1
= h[R− DT2 − DL].
(b) Kasus lost sales.
Pada kasus lostsales jumlah persediaan pengaman selama protection interval ξ(x, R) tidak boleh bernilai negatif. Hal ini dikarenakan jika permintaan konsumen tidak dapat dipenuhi, maka perusahaan akan kehilangan konsumennya. Jumlah persediaan pengaman selama pro- tection interval pada kasus lost sales adalah dinyatakan sebagai
ξ(x, R) =
R− x, R − x ≥ 0;
0, R− x < 0,
sehingga diperoleh rata-rata jumlah persediaan pengaman selama pro- tection interval pada kasus lost sales, yaitu
S =∫∞
−∞ξ(x, R)f (x)dx
=∫R
−∞ξ(x, R)f (x)dx
=∫R
−∞(R− x)f(x)dx
=∫∞
−∞(R− x)f(x)dx −∫∞
R (R− x)f(x)dx
=∫∞
−∞(R− x)f(x)dx +∫∞
R (x− R)f(x)dx
= R− D(T + L) + E(X − R).
(4.3)
commit to user
E(X− R) merupakan rata-rata jumlah permintaan karena kekurang- an persediaan pada akhir siklus, dimana X merupakan permintaan selama protection interval dengan pdf, fX, mean D(T + L) dan stan- dar deviasi σ√
T + L dengan σ merupakan standar deviasi permintaan per unit waktu. Jika nilai S pada persamaan (4.3) disubstitusikan ke dalam persamaan (4.1), maka biaya penyimpanan per siklus pada ka- sus lostsales adalah
HC = biaya penyimpanan per unit× rata-rata jumlah persediaan per unit waktu × periode waktu pemesanan selama satu siklus
= hmT
= h[DT
2 + S]T
= h[DT
2 + R− D(T + L) + E(X − R)]T
= h[R−DT
2 − DL + E(X − R)]T.
Biaya penyimpanan per tahun merupakan biaya penyimpanan per si- klus yang seimbang dengan banyaknya frekuensi pemesanan per tahun, yaitu
HC = h[R−DT2 − DL + E(X − R)]TT1
= h[R−DT2 − DL + E(X − R)].
(c) Kasus partial backorder.
Misalkan β merupakan presentase jumlah permintaan yang mengalami kasus backorder dengan 0≤ β ≤ 1, sehingga pada kasus partial back- order rata-rata jumlah persediaan selama satu siklus pada persamaan (4.1) menjadi
m = β(R− DT2 − DL) + (1 − β)(R − DT2 − DL + E(X − R))
= R−DT2 − DL + (1 − β)E(X − R).
commit to user
Biaya penyimpanan per siklus pada kasus partial backorder adalah HC = biaya penyimpanan per unit× rata-rata jumlah persediaan
per unit waktu × periode waktu pemesanan selama satu siklus
= hmT
= h[R−DT
2 − DL + (1 − β)E(X − R)]T.
Biaya penyimpanan per tahun merupakan biaya penyimpanan per si- klus yang seimbang dengan frekuensi pemesanan per tahun adalah
HC = h[R− DT2 − DL + (1 − β)E(X − R)]TT1
= h[R− DT2 − DL + (1 − β)E(X − R)]. (4.4) Jika pemesanan sebanyak tingkat target R = D(T + L) + kσ√
T + L yang merupakan jumlahan dari mean dan standar deviasi sepanjang protection interval dan β = βπ0
0πx, dengan β0 merupakan batas atas rasio backorder, π0 merupakan keuntungan marginal dan πx meru- pakan backorder price discount yang diberikan supplier per unit disubs- titusikan pada persamaan (4.4) maka diperoleh
HC = h[DT
2 + kσ√
(T + L) + (
1− β0 π0πx
)
E(X − R)].
3. Biaya kekurangan persediaan (stockout cost ).
Biaya kekurangan persediaan adalah biaya yang muncul akibat kehabisan persediaan selama waktu tunggu. Kekurangan persediaan mengakibatkan hilangnya keuntungan. Jumlah permintaan selama protection interval yang mengalami kekurangan persediaan pada kasus backorder maupun lostsales adalah
η(x, R) =
0, x− R < 0;
x− R, x − R ≥ 0.
Rata-rata jumlah permintaan yang mengalami kekurangan persediaan se- lama protection interval adalah
¯
η(x, R) =∫∞
R η(x, R)f (x)dx
=∫∞
R (x− R)f(x)dx
= E(X− R),
commit to user
sehingga rata-rata jumlah permintaan yang mengalami kekurangan perse- diaan selama protection interval selama satu tahun adalah
¯
η(x, R)1
T = E(X− R)1 T.
Berikut diberikan biaya kekurangan persediaan untuk kasus backorder, lost- sale dan partial backorder.
(a) Kasus backorder
Pada kasus ini, perusahaan tidak akan mengalami kehilangan pen- jualan, tetapi konsumen akan tidak bisa menerima barang karena pe- rusahaan kekurangan persediaan barang. Jika terdapat potongan har- ga sebesar πx yang akan diberikan kepada konsumen, maka besarnya biaya kekurangan persediaan pada kasus backorder adalah
SC = πxE(X − R)1 T. (b) Kasus lostsales
Pada kasus ini perusahaan akan kehilangan penjualan karena kon- sumen tidak mau menunggu barang yang dipesan dan kehilangan keper- cayaan dari para konsumennya. Jika terdapat π0 yang merupakan keuntungan marjinal per unit yang hilang kemudian menjadi biaya kerugian dikarenakan hilangnya penjualan, maka besarnya biaya keku- rangan persediaan pada kasus lost sales adalah
SC = π0E(X− R)1 T. (c) Kasus partial backorder
Misalkan β merupakan persentase jumlah permintaan yang mengalami kasus backorder dengan 0≤ β ≤ 1 maka biaya kekurangan persediaan pada kasus partial backorder adalah
SC = βπxE(X − R)T1 + (1− β)π0E(X− R)T1
= (βπx+ (1− β)π0)E(X − R)T1.
commit to user Jika disubtitusikan β = β0ππx
0, diperoleh total biaya kekurangan perse- diaaan selama satu tahun adalah
SC = (βπx+ (1− β)π0)E(X− R)T1
= T1(βπx+ (1−βπ00πx)π0)E(X − R)
= T1(βπ0
0π2x+ π0− β0πx)E(X − R).
4. Biaya pengurangan waktu tunggu (crashing cost ) .
Besarnya pengurangan waktu tunggu merupakan rata-rata biaya yang dikelu- arkan untuk mempercepat kedatangan barang per siklus. Misalkan L0 =
∑n
j=1bj merupakan waktu tunggu awal sebelum adanya pengurangan waktu tunggu. Diasumsikan bahwa waktu tunggu L memiliki sejumlah n kompo- nen yang saling asing. Masing-masing komponen ke-i memiliki durasi waktu tunggu minimum ai, durasi waktu tunggu normal bi, dan biaya pengurang- an waktu tunggu per unit waktu adalah ci, dengan c1 ≤ c2 ≤ · · · ≤ cn. Besarnya ci digunakan sebagai biaya percepatan kedatangan barang. Li merupakan lama waktu tunggu yang telah di-crash dengan masing-masing komponen. Menurut Yang et al.[25], Li dapat ditulis sebagai
Li =∑n
j=1bj−∑i
j=1(bj − aj), dengan i = 1, 2, ..., n.
Besarnya C(L) untuk L∈ [Li, Li−1] per siklus adalah
C(L) = ci(Li−1− L) +∑i−1
j=1cj(bj − aj) dan C(L0) = 0.
Besarnya biaya pengurangan waktu tunggu pada kasus backorder, lostsales dan partial backorder selama satu tahun adalah
C(L) = [ci(Li−1− L) +∑i−1
j=1cj(bj − aj)]T1.
Biaya total tahunan yang diharapkan (expected annual cost ) adalah pen- jumlahan dari biaya pemesanan, biaya penyimpanan, biaya kekurangan persedia- an, serta lead time crashing cost, sehingga diperoleh model total biaya persediaan
commit to user (T, πx, L, A) sebagai berikut
EAC(T, πx, L, A) = OC + HC + SC + CC
= ηαln(AA0) + AT + h[R− DL − DT2 + (1−βπ0π0x)E(X − R)]
+T1(β0ππx2
0 + π0− β0πx)E(X− R) + C(L)T .
(4.5)
4.1.3 Model Persediaan dengan Permintaan Selama Protection Interval Berdistribusi Normal
Jika permintaan selama protection interval diasumsikan berdistribusi nor- mal dengan mean D(T + L) dan standar deviasi σ√
T + L dan R = D(T + L) + kσ√
T + L, maka ekspektasi jumlah permintaan karena kekurangan persediaan adalah
E(X − R) =
∫ ∞
R
(x− R) 1
σ√
2π(T + L)e−12 (x−D(T +L)σ√T +L )2dx. (4.6) Jika dimisalkan z = x−D(T +L)
σ√
T +L , dx = σ√
T + L dz, maka persamaan (4.6) men- jadi
E(X − R) = √12πσ√
T + L∫∞
k (z− k)e−12 z2dz
= σ√
T + L∫∞
k (z− k)ϕ(z)dz
= σ√
T + L(ϕ(k)− k[1 − Φ(k)])
= σ√
T + LΨ(k)
(4.7)
dengan Ψ(k) = (ϕ(k)− k[1 − Φ(k)]), ϕ, dan Φ secara berturut-turut merupakan pdf dan CDF dari distribusi normal standar. Jika E(X − R) pada persamaan (4.7) dan R = D(T + L) + kσ√
T + L disubstitusikan ke dalam persamaan (4.5)
commit to user maka diperoleh
EAC(T, πx, L, A) = ηαln(AA0) + AT + h[R− DL − DT2 + (1−β0ππ0x) E(X− R)] + T1(β0ππx2
0 + π0− β0πx)E(X− R) + C(L)T
= ηαln(AA0) + A+C(L)T + h[(D(T + L) + kσ√
T + L)
−DL −DT2 + (1− β0ππ0x)σ√
T + LΨ(k)]
+T1(β0ππx2
0 + π0− β0πx)σ√
T + LΨ(k)
= ηαln(AA0) + A+C(L)T + h(DT2 + kσ√
T + L) +[h(1− β0ππ0x) + T1(β0ππx2
0 + π0− β0πx)]σ√
T + LΨ(k) (4.8) dengan Li ≤ L ≤ Li−1.
4.1.4 Penyelesaian Optimal
Tujuan dari permasalahan persediaan barang adalah mengambil keputu- san yang optimal untuk meminimalkan biaya yang dikeluarkan. Pada bagian ini dicari penyelesaian optimal pada model persediaan (T, πx, L, A) yang dapat meminimumkan total biaya persediaan. Pada landasan teori telah dijelaskan bah- wa untuk dapat meminimumkan total biaya persediaan, maka fungsi biaya total merupakan fungsi yang konveks. Kekonveksan suatu fungsi dapat dilihat dari matriks Hessian yang bersifat definit positif.
Turunan pertama dari fungsi biaya total model persediaan (T, πx, L, A) adalah
∂EAC(T,πx,L,A)
∂T = −TA2 + h(D2 + kσ
2√
T +L)− C(L)T2 −
√T +Lσ(π0−πxβ0+π2xβ0π0 )Ψ(k) T2
+σ(h(1−
πxβ0
π0 )+π0−πxβ0+
π2xβ0 π0
T )Ψ(k)
2√
T +L ,
(4.9)
∂EAC(T,πx,L,A)
∂πx = σβ0√
T + L(−πh0 +T1(2ππx
0 − 1))Ψ(k), (4.10)
∂EAC(T,πx,L,A)
∂L = −cTi +2√hkσT +L +σ(h(1−
πxβ0
π0 )+π0−πxβ0+
π2xβ0 π0
T )Ψ(k)
2√
T +L , (4.11)
∂EAC(T,πx,L,A)
∂A = T1 − δAη . (4.12)
commit to user
Jika persamaan (4.10) disamadengankan nol maka diperoleh (
2β0πx
π0 − β0
T −hβ0 π0
)σ√
T + LΨ(k) = 0
⇔
2β0πx
π0 − β0
T σ√
T + LΨ(k) = hβ0 π0
σ√
T + LΨ(k)
⇔
2β0πx
π0 − β0
T = hβ0 π0
⇔ 2β0πx
π0 − β0 = hβ0 π0 T
⇔ 2β0πx
π0 = hβ0
π0 T + β0
⇔ 2β0πx = hβ0T + β0π0
⇔ πx∗ = hT + π0
2 . (4.13)
Jika persamaan (4.9) disamadengankan nol dan persamaan (4.13) disubstitusikan dengan persamaan (4.9) maka diperoleh
A + C(L)
T2 = hD
2 + h σ 2√
T + L (
k + (
1− β0 π0
hT + π0 2
) Ψ(k)
) +
σΨ(k) (
β0(hT +π02 )2
π0 + π0− β0
(hT +π0
2
))
2T√ T + L
− (
β0(hT +π02 )2
π0 + π0− β0
(hT +π0
2
))
T2 σ√
T + LΨ(k).
(4.14)
Jika persamaan (4.12) disamadengankan nol maka diperoleh 1
T = ηα A
⇔ A∗ = ηαT
(4.15)
Berdasarkan hasil turunan kedua dari fungsi biaya total model persediaan (T, πx, L, A), diperoleh matriks Hessian sebagai berikut
H =
∂2EAC(T,πx,L,A)
∂T2
∂2EAC(T,πx,L,A)
∂T ∂πx
∂2EAC(T,πx,L,A)
∂T ∂L
∂2EAC(T,πx,L,A)
∂T ∂A
∂2EAC(T,πx,L,A)
∂πx∂T
∂2EAC(T,πx,L,A)
∂π2x
∂2EAC(T,πx,L,A)
∂πx∂L
∂2EAC(T,πx,L,A)
∂πx∂A
∂2EAC(T,πx,L,A)
∂L∂T
∂2EAC(T,πx,L,A)
∂L∂πx
∂2EAC(T,πx,L,A)
∂L2
∂2EAC(T,πx,L,A)
∂L∂A
∂2EAC(T,πx,L,A)
∂A∂T
∂2EAC(T,πx,L,A)
∂A∂πx
∂2EAC(T,πx,L,A)
∂A∂L
∂2EAC(T,πx,L,A)
∂A2
,
(4.16)
commit to user dengan
∂EAC(T,πx,L,A)
∂T2 = 2AT3 − hkσ
4(T +L)32 +2C(L)T3 − σ(π0−πxβ0+
π2xβ0 π0 )Ψ(k) T2√
T +L
+2
√T +Lσ(π0−πxβ0+π2xβ0π0 )Ψ(k)
T3 − σ(h(1−πxβ0π0 )+
π0−πxβ0+π2xβ0 π0
T )Ψ(k)
4(T +L)32 ,
∂EAC(T,πx,L,A)
∂π2x = 2σβ0
√T +LΨ(k) T π0 ,
∂EAC(T,πx,L,A)
∂L2 = − hkσ
4(T +L)32 −σ(h(1−πxβ0π0 )+
π0−πxβ0+π2xβ0 π0
T )Ψ(k)
4(T +L)32 ,
∂EAC(T,πx,L,A)
∂A2 = δAη2,
∂EAC(T,πx,L,A)
∂T ∂πx = ∂EAC(T,π∂π x,L,A)
x∂T
= −2πhσβ0√0Ψ(k)T +L+σβT√0πxΨ(k)
T +Lπ0 − 2Tσβ√0Ψ(k)T +L −2σ√T +LβT2π00πxΨ(k) +σβ0
√T +LΨ(k)
T2 ,
∂EAC(T,πx,L,A)
∂T ∂L = ∂EAC(T,π∂L∂Tx,L,A)
= Tci2 − hkσ
4(T +L)32 −σ(h(1−β0πxπ0 )+T1(β0π
x2
π0 +π0−β0πx))Ψ(k) 4(T +L)32
−σ(β0π
2x
π0 +π0−β0πx)Ψ(k) 2T2√
T +L ,
∂EAC(T,πx,L,A)
∂T ∂A = ∂EAC(T,π∂A∂Tx,L,A) =−T12,
∂EAC(T,πx,L,A)
∂πx∂L = ∂EAC(T,π∂L∂πx,L,A)
x = σβ0(−
h
π0+T1(2πx
π0 −1))Ψ(k) 2√
T +L ,
∂EAC(T,πx,L,A)
∂πx∂A = ∂EAC(T,π∂A∂πx,L,A)
x = 0,
∂EAC(T,πx,L,A)
∂L∂A = ∂EAC(T,π∂A∂Lx,L,A) = 0.
Principal minor ke-1 dari persamaan matriks Hessian (4.16) adalah
∂2EAC(T, πx, L, A)
∂T2 = 2(A + C(L)) T3 − [1
4hσ(T + L)−32(k + (1− β0πx
π0 )Ψ(k))]
− 1
4T(T + L)−32(π0− β0πx+β0πx2
π0 )σΨ(k)− 1
T2(T + L)−12(π0− β0πx+ β0π2x
π0 )σΨ(k)+
2
T3(T + L)−12(π0− β0πx+ β0π2x
π0 )σΨ(k) > 0,
(4.17)
commit to user
∂2EAC(T, πx, L, A)
∂π2x = 2β0σ√
T + LΨ(k) T π0 > 0,
∂2EAC(T, πx, L, A)
∂L2 = − hkσ
4(T + L)32 − [h(1−βπ0π0x) + π0−β0πx+
β0π2 x π0
T ]σΨ(k) 4(T + L)32 < 0,
∂2EAC(T, πx, L, A)
∂A2 = ηα
A2 > 0.
Berdasarkan nilai principal minor ke-1, dapat ditunjukkan bahwa fungsi biaya total model persediaan (T, πx, L, A) pada persamaan (4.8) tidak definit positif. Nilai principal minor ke-1 matriks Hessiannya bernilai < 0 mengaki- batkan fungsi yang tidak konveks pada T, πx, L dan A. Jika T, πx dan A tetap, persamaan (4.8) konkaf terhadap L∈ [Li, Li−1] karena ∂2EAC(T,π∂L2 x,k,L) < 0. Tetapi total biaya tahunan akan minimum pada titik-titik ujung interval [Li, Li−1].
Jika diberikan L∈ [Li, Li−1] tetap, maka matriks Hessian dari fungsi biaya total model persediaan (T, πx, L, A) pada persamaan (4.8) adalah
H =
∂2EAC(T,πx,A)
∂T2
∂2EAC(T,πx,A)
∂T ∂πx
∂2EAC(T,πx,A)
∂T ∂A
∂2EAC(T,πx,A)
∂πx∂T
∂2EAC(T,πx,A)
∂πx2
∂2EAC(T,πx,A)
∂πx∂A
∂2EAC(T,πx,A)
∂A∂T
∂2EAC(T,πx,A)
∂A∂πx
∂2EAC(T,πx,A)
∂A2
. (4.18)
Berdasarkan persamaan matriks Hessian (4.18), nilai principal minor ke-1 adalah
|H11| =∂2EAC(T, πx, L, A)
∂T2
=2(A + C(L)) T3 − [1
4hσ(T + L)−32(k + (1− β0πx
π0 )Ψ(k))]
− 1
4T(T + L)−32(π0− β0πx+β0πx2 π0
)σΨ(k)
− 1
T2(T + L)−12(π0− β0πx+β0πx2
π0 )σΨ(k) + 2
T3(T + L)−12(π0− β0πx+β0πx2
π0 )σΨ(k)
=ζ(T )− [1
4hσ(T + L)−32(k + (1− β0πx
π0 )Ψ(k))], ζ(T ) = 2(A + C(L))
T3 − 1
4T(T + L)−32(π0− β0πx+ β0π2x
π0 )σΨ(k)
− 1
T2(T + L)−12(π0− β0πx+ β0πx2
π0 )σΨ(k) + 2
T3(T + L)−12(π0− β0πx+ β0π2x
π0 )σΨ(k).
commit to user Selanjutnya, misal diberikan
ξ(T ) = A + C(L)
2T2(T + L) +(β0ππx2
0 + π0− β0πx)σ√
T + LΨ(k)
2T2(T + L) −
(β0π2x
π0+π0−β0πx)
T σΨ(k)
4(T + L)32
=( hD
4(T + L) + hkσ
4(T + L)32)−(β0ππx2
0 + π0− β0πx)σ√
T + LΨ(k) 2T2(T + L)
+[h(1− β0ππ0x) + (β0
π2x
π0+π0−β0πx)
T ]σΨ(k)
4(T + L)32 +(β0ππ2x
0 + π0− β0πx)σ√
T + LΨ(k) 2T2(T + L)
−
(β0 π2x
π0+π0−β0πx)
T σΨ(k)
4(T + L)32
= hD
4(T + L)+ hkσ 4(T + L)32 +
h(1−β0πxπ0 )
σ Ψ(k)
4(T + L)32
= hD
4(T + L)+ hσ
4(T + L)32(k + (1−β0πx
π0 ))σΨ(k)
> hσ
4(T + L)32(k + (1− β0πx
π0 ))σΨ(k).
Sehingga, diperoleh
|H11| > ζ(T ) − ξ(T )
=2(A + C(L))
T3 − 1
4T(T + L)−32(π0 − β0πx+ β0π2x
π0 )σΨ(k)
− 1
T2(T + L)−12(π0− β0πx+ β0π2x
π0 )σΨ(k) + 2
T3(T + L)−12(π0− β0πx+ β0πx2 π0
)σΨ(k)
− A + C(L)
2T2(T + L) +(β0ππx2
0 + π0− β0πx)σ√
T + LΨ(k)
2T2(T + L) −
(β0π2x
π0+π0−β0πx)
T σΨ(k)
4(T + L)32
=(3T + 4L)(A + C(L)) 2T3√
T + L +(T + 4L)(π0− β0πx+β0ππ2x
0 )σΨ(k) 2T3√
T + L > 0.
commit to user Nilai principal minor ke-2 adalah
|H22| =
(∂2EAC(T, πx, L, A)
∂T2
) (∂2EAC(T, πx, L, A)
∂πx2
)
−
(∂2EAC(T, πx, L, A)
∂πx∂T
) (∂2EAC(T, πx, L, A)
∂T ∂πx
)
=[2(A + C(L)) T3 − [1
4hσ(T + L)−32(k + (1− β0πx
π0 )Ψ(k))]− 1
4T(T + L)−32 (π0− β0πx+ β0π2x
π0 )σΨ(k)− 1
T2(T + L)−12(π0− β0πx+β0πx2
π0 )σΨ(k) + 2
T3(T + L)12(π0− β0πx+ β0π2x
π0 )σΨ(k)][1 T[2β0
π0 ]σ√
T + LΨ(k)]− [− hβ0σΨ(k)
2√
T + Lπ0
− ( T + 2L 2T2√
T + L)σΨ(k)(2β0πx
π0 − β0)]2
>((3T + 4L)(A + C(L))
2T3(T + L) + (T + 4L)(π0− β0πx+ β0ππx2
0 )σΨ(k) 2T3√
T + L )
(2β0σ√
T + LΨ(k)
T π0 )− (−hβ0 T π0σ√
T + LΨ(k))2
>((3T + 4L)(A + C(L))
2T3(T + L) + (T + 4L)(π0 − β0πx+ β0ππx2
0 )σΨ(k) 2T3√
T + L )
2β0σ√
T + LΨ(k)
T π0 − (hβ0 T π0σ√
T + LΨ(k))2
>((T + L)(π0− β0πx+β0ππ2x
0 )σΨ(k) 2T3√
T + L )2β0σ√
T + LΨ(k)
T π0 − (h2β02
T2π20σ2(T + L)Ψ2(k))
=((T + L)(π0− β0πx+β0ππ2x
0 )β0σ2Ψ2(k)
T4π0 )− (β02h2σ2Ψ2(k)(T + L) π02T2 )
=[(T + L)β0σ2Ψ2(k)
T4π20 ][π20(1− β0) + 3β0πx(π0− πx)].
(4.19) Jika persamaan (4.13) disubstitusikan pada persamaan (4.19) dan menyeder- hanakannya, diperoleh
|H22| = [(T + L)β0σ2Ψ2(k)
T4π02 ][π02(1− β0) + (3β0hT
2 +3β0π0
2 )(π0−T h 2 − π0
2 )]
= [(T + L)β0σ2Ψ2(k)
T4π02 ][π02(4− β0)− 3β0(hT )2] > 0.
Analog dengan penentuan |H22|, principal minor ke-3 dari persamaan (4.18)
commit to user adalah
|H33| = |H|
=ηα A2
((T + L)β0σ2Ψ2(k) T4π02
) [π02(4− β0)− 3β0(hT )2]
−
(2β0σ√
T + LΨ(k) T π0
) (
− 1 T2
)2
=ηα A2
((T + L)β0σ2Ψ2(k) T4π02
) [π02(4− β0)− 3β0(hT )2]
−
(2β0σ√
T + LΨ(k) T5π0
) .
(4.20)
Secara matematis, tanda dari |H33| sulit untuk ditentukan. Karena |H11| dan|H22| sudah terbukti positif, maka T , πxdan A yang berturut-turut diperoleh dari persamaan (2), (2), dan (2) merupakan penyelesaian optimal dari model jika
|H33| > 0.
Berikut ini adalah algoritma yang dapat digunakan untuk menentukan pe- riode waktu pemesanan, backorder price discount dan waktu tunggu. Karena periode waktu pemesanan dipengaruhi oleh besarnya investasi modal dan seba- liknya maka nilai T dan A perlu untuk diiterasikan hingga konvergen. Berikut langkah-langkah untuk mencari nilai T, πx, L dan A yang optimal.
1. Untuk setiap Li, i = 0, 1, 2, . . . , n, diberikan q (nilai k dapat langsung diper- oleh dari tabel distribusi normal), digunakan teknik perhitungan numerik untuk memperoleh Ti yang memenuhi persamaan (2), nilai Ti tersebut ke- mudian digunakan untuk menghitung Ai dan membandingkan Ai dengan A0. Perhitungan T dan A diulangi hingga diperoleh nilai T dan A yang konvergen.
(a) Jika Ai ≤ A0, Ai fisibel, lanjut ke langkah 2.
(b) Jika Ai > A0, Ai tidak fisibel. Diambil Ai = A0 dan dihitung nilai Ti dari persamaan (2), kemudian lanjut ke langkah 2.
2. Dihitung πxi dari persamaan (2) kemudian dibandingkan πxi dengan π0. (a) Jika πxi ≤ π0, πxi fisibel, lanjut ke langkah 3.