4
II.
TinjauanPustaka
A. Pengertian Mangrove
Mangrove menggunakan istilah “mangal” apabila
berkaitan dengan komunitas hutan dan “mangrove”
untuk individu tumbuhan. Mangrove yaitu komunitas
atau masyarakat tumbuhan atau hutan yang tahan
terhadap kadar garam/salinitas atau pasang surut air
laut (Macnae 1968 dalam Supriharyono, 2009).
Mangrove merupakan kombinasi antara bahasa
Portugis “mangal” dan bahasa Inggris “grove”. Dalam bahasa Inggris, kata mangrove digunakan untuk
komunitas tumbuhan yang tumbuh di daerah
jangkauan pasang-surut maupun untuk
individu-individu spesies tumbuhan yang menyusun komunitas
tersebut. Dalam bahasa Portugis, kata mangrove
digunakan untuk menyatakn individu spesies
tumbuhan dan kata mangal untuk menyatakan
komunitas tumbuhan tersebut. Food and Agricultural
Organization FAO (2003 dalam Kustanti, 2011).
Menurut Harahab (2010), mangrove adalah
komunitas vegetasi pantai tropis, dan merupakan
komunitas yang hidup didalam kawasan yang lembap
dan berlumpur serta dipengaruhi oleh pasang surut air
5
Saputro dkk (2009 dalam Kordi 2012)
mengatakan bahwa, mangrove adalah sekelompok
tumbuhan, terutama golongan halofit yang terdiri dari
beragam jenis, dari suku tumbuhan yang berbeda-beda
tetapi mempunyai persamaan dalam hal adaptasi
morfologi terhadap habitat tumbuhannya dan genangan
pasang surut air laut.
B. Keberadaan Mangrove
Indonesia memiliki kawasan mangrove terluas di
dunia, yaitu 25% dari luas mangrove dunia dan 75%
dari luas mangrove di kawasan Asia Tenggara. Selain
itu ekosistem mangrove di Indonesia memiliki tingkat
keanekaragaman jenis tertinggi di dunia. Kawasan
mangrove di Indonesia: Papua dan Maluku (38%),
Kalimantan (28%), Sumatra (19%), dan selebihnya di
daerah lain seperti Sulawesi dan pulau Jawa (Dahuri
dalam Matatula 2010).
Provinsi Papua dan Papua Barat mempunyai
hutan mangrove seluas sekitar 1,6 juta ha.
Karakteristik ekosistem mangrove di Papua berada
dalam lingkungan daratan lumpur dan delta. Kedua
lingkungan ini dicirikan adanya aliran sungai besar
yang bermuara ke laut membentuk dataran lumpur
yang luas dan delta-delta di muara sungai. Demikian
6
dataran pantai dan dataran pulau dalam skala yang
tidak terlalu luas (Kordi, 2012).
Berdasarkan hasil survai dan analitik citra digital,
luas ekosistem mangrove di Kepulauan Raja Ampat,
enam tahun lalu lebih kurang 27.180 ha (DKP-KPA
Kabupaten Raja Ampat 2006). Ekosistem mangrove
cukup luas terdapat di wilayah pantai Waigeo Barat,
Waigeo Selatan, Teluk Mayalibit, pantai Batanta, pantai
timur pulau Salawati, dan pantai utara dan pantai
timur pulau Misool. Ekosistem mangrove tersebut
didominasi oleh famili Rhizophoraceae dan
Sonneratiaceae. Pulau Misool merupakan pulau yang
memiliki sebaran mangrove terbesar, kemudian diikuti
pulau Waigeo, Salawati, dan Batanta. Pulau Kofiau
merupakan kawasan yang memiliki sebaran mangrove
lebih sedikit dibandingkan dengan pulau lainya
(DKP-KRA Kabupaten Raja Ampat 2006).
C. Fungsi Mangrove
1. Fungsi fisik: pencegah abrasi, perlindungan terhadap angin, pencegah intrusi garam, dan
sebagai penghasil energi serta hara.
2. Fungsi biologis: sebagai tempat bertelur dan sebagai
tempat asuhan berbagai biota, tempat bersarang
7
3. Fungsi Ekonomis: sebagai sumber bahan bakar
(kayu bakar dan arang), bahan bangunan (balok,
atap, dan sebagainya), perikanan, pertanian,
makanan, minuman, bahan baku kertas, keperluan
rumah tangga, tekstil, serat sintesis, penyamakan
kulit, obat-obatan, dan lain-lain Nontji (1987 dalam
Kordi 2012).
D. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, tujuan penelitian,
dan tinjauan pustaka, maka dikemukakan hipotesis
sebagai berikut :
1. Sungai Gamta memiliki berbagai spesies mangrove yang lebih didominasi oleh familia Rhizophoraceae.
2. Komposisi mangrove di Sungai Gamta memiliki