• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SOSIOLOGI HISTORIS TENTANG RESPON MASYARAKAT DI SEKITAR GUNUNG SINABUNG DALAM MENGHADAPI DAN MENGATASI BENCANA GUNUNG BERAPI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS SOSIOLOGI HISTORIS TENTANG RESPON MASYARAKAT DI SEKITAR GUNUNG SINABUNG DALAM MENGHADAPI DAN MENGATASI BENCANA GUNUNG BERAPI."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SOSIOLOGI HISTORIS TENTANG RESPON MASYARAKAT

DISEKITAR GUNUNG SINABUNG DALAM MENGHADAPI DAN

MENGATASI BENCANA GUNUNG MERAPI

SKRIPSI

DIAJYKAN MEMPEROLEH PERSYARATAN SARJANA PENDIDIKAN

HEPPY AGUSTINA BR SURBAKTI 308321029

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Heppy Agustina Br Surbakti, 308321029. Analisis Sosiologi Historis Tentang Respon Masyarakat Disekitar Gunung Sinabung Dalam Menghadapi Bencana Gunung Merapi. Skripsi. Jurusan pendidikan sejarah fakultas ilmu sosial universitas negeri medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Untuk mengetahui persepsi dan interaksi masyarakat dengan gunung sinabung, (2) untuk mengetahui respon masyarakat sekitar gunung sinabung dalam menghadapi dan mengatasi bencana gunung merapi, (3) untuk mengetahui dampak meletusnya gunung sinabung terhadap masyarakat disekitar gunung sinabung.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2012, dimana daerah penelitian berada di tanah karo meliputi Badan Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi, Desa Tiga Pancur Kecamatan Simpang Empat, Desa Suka Meriah Kecamatan Payung, Dan Desa Simacem Dan Bekerah Dikecamatan Naman Teran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Deskriptif Kualitatif dan jenis penelitiannya ialah Penelitian Lapangan (Field Reaserch). Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Telaah Pustaka, Wawancara, Angket Dan Studi Dokumentasi.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Dimana masyarakat disekitar gunung sinabung masih membuat Tradisi untuk menghormati Roh Nenek Moyang yang telah ada atau dilaksanakan secara turun temurun. Masyarakat juga mempercayai bahwa ketika mereka melakukan upacara penghormatan tersebut, maka leluhur akan memberkati segala lahan pertanian dan juga kesuburan tanah yang masih tetap mereka dapatkan berkat dari Gunung Sinabung. dan kepada agar lebih lagi memperhatikan dan merawat kondisi yang ada disekitar Gunung Sinabung, dan kepada pihak Badan Geologi Gunung Sinabung agar lebih cermat dan lebih teliti lagi dalam mengawasi dan memantau keadaan Gunung Sinabung.

(5)

DAFTAR ISI

Daftar... Hal

BAB I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 5

1.3Pembatasan Masalah ... 6

1.4Perumusan Masalah ... 6

1.5Tujuan Penelitian ... 6

1.6Manfaat Penelitian ... 7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1Kerangka Konseptual ... 8

2.1.1 Hakikat Persepsi ... 8

2.1.2 Hakikat Respon ... 11

2.1.3 Hakikat Dampak ... 12

2.1.4 Hakikat Erupsi ... 14

2.2Kerangka Berpikir ... 15

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1Metode Penelitian ... 16

3.2Lokasi Penelitian ... 17

3.3Populasi dan Sampel ... 17

3.3.1 Populasi ... 17

3.3.2 Sampel ... 17

3.4Teknik Pengumpulan Data ... 18

3.4.1 Telaah Pustaka ... 18

(6)

3.4.3 Angket ... 18

3.4.4 Studi Dokumen ... 18

3.5Teknik Analisa Data ... 19

3.5.1 Memilih hasil data ... 19

3.5.2 Menganalisa data ... 19

3.5.3 Menginterpretasi data ... 20

3.5.4 Membuat kesimpulan ... 20

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran umum tentang lokasi penelitian ... 21

4.1.1 Desa Bekerah dan Desa Simacem ... 21

4.1.2 Desa Suka Meriah ... 25

4.1.3 Desa Tiga Pancur ... 31

4.2 Gunung Sinabung dan Masyarakat Disekitarnya ... 35

4.3 Proses Meletusnya Gunung Sinabung ... 41

4.4 Persepsi dan interaksi masyarakat terhadap gunung sinabung ... 45

4.5 Respon masyarakat dalam menghadapi bencana gunung sinabung ... 53

4.6 Dampak meletusnya gunung sinabung ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 73

5.2 Saran ... 74

Daftar Pustaka

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Gambaran Tentang Desa Bekerah Dan Simacem 22

Tabel 2. Gambaran Umum Desa Suka Meriah 29

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Lampiran 1. Daftar Wawancara 77

Lampiran 2. Angket Penelitian 78

Lampiran 3. Daftar Informan 82

Lampiran 4. Dokumentasi Peneliti 84

(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang Masalah

Nama lain dari Gunung Sinabung, adalah Sinaboeng, yang memiliki 4

buah kawah utama, terletak dibagian puncak, yakni kawah I, sepanjang kawah tua,

terdiri dari leleran lava, terletak pada arah selatan timur, sepanjang 150 m, Kawah

II dan III, merupakan kawah kembar yang terletak disebelah selatan, atau

ditengah selatan, dan kawah IV terletak dibagian utara barat atau bagian tengah

barat. Gunung Sinabung ini termasuk ke dalam gunung api bertipe strato volkano.

Gunung Sinabung terletak di Kabupaten Karo, dengan Ibu Kota Kabupaten adalah

Kabanjahe, Provinsi Sumatera Utara dengan Ibu Kota Provinsi adalah Medan.

Letak dan posisi geografisnya terletak pada 30 10, LU dan 980 23, 5, BT menurut

atlas trop ned 1938, dengan ketinggian 2460 m.

Gunung Sinabung terbentuk pada dataran Tinggi Tanah Karo, nmapak

menjulung tinggi dari beberapa arah yakni seperti : Dari Desa Tiga Pancur,

Kecamatan Simpang Empat, Kampung Guruh Kinayan, Dan Sebagainya.

Aktivitas Gunung Sinabung pada saat ini tampak diantara berupa

lapangan solfatara, baik didaerah sekitar kawah maupun puncak yang mengisi

bagian lembah, dinding, dan dasar kawah lama, maupun disekitar lembah sungai

bagian timur dan tenggara dengan jarak 300 m ke arah puncak, sedangkan

dibagian selatan terdapat tiga buah kelompok yang bentuknya memanjang

(10)

2

Dimana Gunung Sinabung ini bentuknya masih sangat baik jika

dibandingkan dengan Gunung Sibayak didaerah Berastagi, yang pernah

mengalami letusan hebat sehingga pada bagian puncaknya rusak. Ditinjau dari

segi tingkat erosi dan pelapukan, Gunung Sinabung ini masih relatif lebih muda

dibandingkan dengan gunung sibayak, yang proses pelapukan dan tingkat

erosinya sudah lanjut.

Pada tahun 1912 pernah dilakukan penelitian untuk memanfaatkan

endapan belerang di Gunung Sinabung, yang terdapat pada dinding – dinding

sungai yang merupakan sublimasi belerang berwarna putih kekuning – kuningan.

Pada bulan nopember 1981 dilakukan peninjauan didaerah Gunung Sinabung

dengan pengukuran suhu tercatat 580 C (terendah) dan 92o C (tertinggi)

sedangkan lokasi yang lainnya sulit dicapai.

Aktivitas kegiatan gunung sinabung ini tidak terdapat pada catatan sejarah

maupun dalam literatur, namun dari sisa – sisa kawah tersebut, dapatlah

diperkirakan serta diramalkan apabila terjadi suatu peningkatan kegiatan serta

terjadinya erupsi, maka mulut kawah tersebut terbuka kearah selatan, serta leleran

lava yang terakhir menuju kearah selatan.

Gunung Sinabung adalah sebuah gunung di Dataran Tinggi Karo,

Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Indonesia. Sinabung bersama Sibayak di

dekatnya adalah dua gunung berapi aktif di Sumatera Utara. Ketinggian Gunung

Sinabungi adalah 2.460 meter. Gunung Sinabung ini menjadi puncak tertinggi di

(11)

3

Gunung Sinabung menurut masyarakat karo yang hidup ditengah

kesuburan lahan tanah disekitar lereng Gunung Sinabung, yang membentuk

perspektif tersendiri masyarakat terhadap keberadaan Gunung Sinabung. Dimana

Masyarakat masih juga memegang teguh paradoks yang menyatakan bahwa

segala rezeki dan kesuburan tanah tersebut adalah berkat Gunung Sinabung yang

dimana mereka yakini sebagai tempat para arwah leluhur berdiam dan

memberkati masyarakat tersebut.

Hingga saat ini, masih sangat lazim ditemukan seperti perayaan khusus

untuk menghormati arwah nenek moyang dengan mempersembahkan sesajen di

Gunung Sinabung. Seperti pada ketika letusan Sinabung tahun 2010 silam,

masyarakat langsung mengadakan sebuah upacara tradisional yang disebut ritual

Ercibal, Penolak Bala. Warga mempercayai bahwa Gunung Sinabung merupakan

rumah para leluhur. Tradisi ini telah dilaksanakan secara turun temurun.

Masyarakat mempercayai bahwa ketika mereka melakukan upacara

penghormatan tersebut, maka leluhur akan memberkati segala lahan pertanian

dan juga kesuburan tanah yang masih tetap mereka dapatkan berkat dari Gunung

Sinabung serta menolak bala dengan meletusnya kembali Gunung Sinabung.

Mereka memanggil Guru Sibaso (dukun pemimpin spiritual pada agama suku);

mempersembahkan persembahan hewan antara lain Kambing, Lembu/Sapi dan

ternak lainnya dimana mereka melakukan persembahan itu diatas Gunung

Sinabung dibawah kayu – kayu yang besar dan mereka anggap memiliki

(12)

4

Dimana Pada saat Gunung Sinabung metelus, Ini merupakan letusan

terbesar. Suara letusan ini terdengar sampai jarak 8 kilometer. Debu vulkanis ini

tersembur hingga 5.000 meter di udara. Meletusnya Gunung Sinabung di Sumatra

sangat mengagetkan. Tidak seperti biasanya sebuh letusan gunung didahului

dengan tanda-tanda sebelumnya. Sinabung yang masuk kategori B ini tidak

mendapatkan perhatian seperti gunung api tipe A. Aktifitasnya ini telah

menunjukkan bahwa dirinya bukanlah gunung mati.

Dimana pada waktu Gunung Sinabung meletus masyarakat disekitar

Gunung Sinabung diberi himbuan oleh kepala desa antara lain:

 Jika terjadi hujan abu cukup deras, agar masyarakat menggunakan masker

penutup hidung dan mulut serta menutup sumber air untuk keperluan minum.

 Mengingat saat ini di wilayah sekitar Gunung Sinabung sering turun hujan,

agar masyarakat yang bermukim di bantaran sungai yang berhulu di puncak

Gunung Sinabung agar mewaspadai kemungkinan terjadinya bahaya berupa

banjir lahar.

 Mengingat Gunung Sinabung tidak diketahui aktivitas dan sifat letusannya,

maka masyarakat agar bersabar mengikuti arahan kepala desa agar senantiasa

berkoordinasi dengan Tim ahli di lapangan.

 Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas dalam radius 6 km dari kawah

(13)

5

Dimana pada saat bencana terjadi masyarakat diungsikan ketempat-tempat

yang jauh dari bencana dan aman. Seperti Jambur Lige Kabanjahe . Jambur

Dalianatolu Kabanjahe , Jambur Tuah Lopati Kabanjahe , Jambur Adil Makmur

Kabanjahe , Jambur Sempakata Kabanjahe, Klasis GBKP Kabanjahe, Jambur

Pulungan Kabanjahe,. Kantor Depak Kabanjahe, Kantor KMPI Kabanjahe,

Jambur Taras Berastagi. Dimana didalam pengungsian masyarakat juga mendapat

hiburan dari tim relawan yang datang untuk membantu para terkena bencana, dan

para pengungsi juga mendapat makanan dan barang keperluan untuk beristirahat

seperti selimut yang dibagi kepada mereka.

Berdasarkan kondisi tersebut, penulis tertarik ingin melakukan penelitian

tentang Analisis Sosiologi Historis Tentang Respon Masyarakat Disekitar Gunung

Sinabung Dalam Manghadapi dan Mengatasi Bencana Gunung Merapi.

I.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang maka

dapat di identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Persepsi dan interaksi masyarakat orang karo terhadap Gunung Sinabung

2. Respon masyarakat sekitar Gunung Sinabung dalam menghadapi dan

mengatasi bencana Gunung Merapi.

3. Dampak meletusnya Gunung Sinabung terhadap masyarakat disekitar

Gunung Sinabung.

(14)

6 I.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan diatas maka peneliti

membatasi permasalahan pada penelitian ini yaitu : Analisis Sosiologi Historis

Tentang Respon Masyarakat Disekitar Gunung Sinabung Dalam Menghadapi

Bencana Gunung Merapi.

I.4 Perumusan masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana persepsi dan interaksi masyarakat dengan Gunung Sinabung

2. Bagaimana respon masyarakat sekitar Gunung Sinabung dalam menghadapai

dan mengatasi bencana Gunung Merapi.

3. Bagaimana dampak meletusnya Gunung Sinabung terhadap masyarakat

disekitar Gunung Sinabung.

4. Bagaimana Proses Meletusnya Gunung Sinabung

I.5 Tujuan penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah maka tujuan peneliti dapat dirumuskan sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui persepsi dan interaksi masyarakat dengan Gunung

Sinabung

2. Untuk mengetahui respon masyarakat sekitar Gunung Sinabung dalam

(15)

7

3. Untuk mengetahui dampak meletusnya Gunung Sinabung terhadap

masyarakat disekitar Gunung Sinabung.

I.6 Manfaat penelitian

Dengan melakukan penelitian ini, maka diharapkan dapat memberikan

manfaat sebagai berikut:

1. Sebagai masukan bagi peneliti dalam menambah pengetahuan tentang

Gunung Sinabung

2. Untuk mengetahui manfaat Gunung Sinabung bagi masyarakat disekitar dan

bagi para pengunjung yang datang kesana

3. Sebagai bahan referensi dan acuan bagi peneliti berikutnya yang relevan

(16)

73 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Masyarakat disekitar Gunung Sinabung mempercayai bahwa gunung

Sinabung merupakan rumah para leluhur dan mereka menganggap bahwa Gunung

Sinabung itu adalah Sebagai Tempat Arwah Roh Nenek Moyang. Dimana

masyarakat disekitar gunung sinabung masih membuat Tradisi untuk

menghormati Roh Nenek Moyang yang telah ada atau dilaksanakan secara turun

temurun. Masyarakat mempercayai bahwa ketika mereka melakukan upacara

penghormatan tersebut, maka leluhur akan memberkati segala lahan pertanian

dan juga kesuburan tanah yang masih tetap mereka dapatkan berkat dari Gunung

Sinabung.

Dimana pada saat meletusnya Gunung Sinabung masyarakat membuat

suatu perayaan upacara untuk nenek moyang serta menolak bala dengan

meletusnya kembali Gunung Sinabung. Dimana masyarakat juga berharap agar

pemerintah daerah tetap memberikan perhatian terhadap Gunung Sinabung dan

juga warga yang terkena bencana letusan yang berada di sekitar Gunung

Sinabung. Dimana dari letusan Gunung Sinabung juga membuat masyarakat sadar

dan tidak lagi mementingkan dirinya sendiri melainkan harus saling

(17)

74 5.2 Saran

Dengan pengetahuan yang masih minim, penulis mencoba memberikan

saran – saran yang mungkin akan berguna bagi kita semua yaitu :

1. Diharapkan kepada masyarakat agar lebih lagi memperhatikan dan merawat

kondisi yang ada disekitar Gunung Sinabung.

2. Diharapkan kepada pihak Badan Geologi Gunung Sinabung agar lebih cermat

dan lebih teliti lagi dalam mengawasi dan memantau keadaan Gunung

Sinabung.

3. Diharapkan kepada masyarakat yang berada dibawah lereng Gunung Sinabung

agar memperhatikan dan merawat serta tidak lupa tentang bagaimana cara

nenek moyang

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, (2011), Buku Pedoman Penulisan Skripsi

Dan Proposal Penelitian, FIS Unimed

Bimo, wagito, (1985), Psikologi Suatu Pengantar, Penerbit Rajawali Press, Jakarta

Linda, L, (1988), Psikologi Suatu Pengantar, Penerbit Erlangga, Jakarta

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ke-2, Balai Pustaka, Jakarta

Kozier, Barbara, (1995), Peran dan Mobilitas Kondisi Masyarakat, Penerbit Gunung Agung,

Jakarta

Koentjaraningrat, 2002, Pengantar Ilmu Antropologi

Tarigan, Sarjani, (2009), Lentera Kehidupan Orang Karo Dalam Berbudaya, Medan

Sitepu, Sempa, Bujur, Sitepu, A,G, (1996), Pilar Budaya Karo, Medan

Soekanto, Soerjono, (1982), Sosiologi Suatu Pengantar, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

http://rovicky.wordpress.com/2010/08/29/gunung-sinabung-bangun-setelah-tidur-

400-tahun/1600 (diambil pada 2 pebruary 2012, jam 10.00 wib)

http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Sinabung#Letusan_tahun_2010 (2 Juni 2012, Jam

10.00)

(19)

http://sains.geoklik.com/pengertian-erupsi-dan-tanda-tanda-terjadinya-erupsi/ (12 juni

2012 jam 13. 15 wib)

http://metamorfosasinabung.blogspot.com/2010/12/peta-topografi-kabupaten-karopeta.html

(12 mei 2012 jam 13.00 wib)

Gambar

Tabel 1. Gambaran Tentang Desa Bekerah Dan Simacem

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Besaran Uang Persediaan Pada Satuan Kerja

Peraturan Presiden Nomor 49 tahun 2016 tentang Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba.. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan

Hasil penelitiannya adalahterdapat perbedaan rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika siswa menggunakan pembelajaran model guided discovery learninguntuk video

[r]

International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-5/W2, 2013 XXIV International CIPA Symposium, 2 – 6 September 2013,

Himpunan Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2016 1... Himpunan Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Tahun

[r]

Di BP-RB Widuri Sleman berdasarkan data persalinan pada tahun 2010 dari kasus 313 persalinan normal 266 (72,2 %) mengalami ruptur perineum dan kejadian terbanyak terjadi