i
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 2 KAUMAN SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2012/2013
NASKAH PUBLIKASI
Oleh:
MITASARI WIDYANINGSIH A 510 090 118
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
1 PENDAHULUAN
Peningkatan aktivitas belajar siswa sangatlah penting, karena dengan adanya aktivitas belajar akan meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini menempatkan aktivitas belajar pada posisi yang penting di dalam proses pembelajaran, akan tetapi realita di lapangan menunjukan bahwa banyak siswa yang tidak memiliki kemauan belajar yang tinggi pada mata pelajaran IPA. Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru Kelas V SD Muhammadiyah 2 Kauman Surakarta pada 11 Januari 2013 terdapat beberapa permasalahan yang mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Permasalahan tersebut antara lain: siswa selalu ramai pada saat pembelajaran berlangsung sehingga konsentrasi siswa tidak berfokus, siswa kurang tertarik dengan cara guru menyampaikan materi dengan ceramah sehingga siswa cepat bosan, rendahnya minat belajar siswa, hasil belajar beberapa siswa belum mencapai KKM. Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA, perlu adanya pendekatan pembelajaran yang tepat dan menarik.
Hakikat model pembelajaran learning cycle 7E merupakan salah satu model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoptimalkan cara belajar dan mengembangkan daya nalar siswa. Model ini merupakan modifikasi dari model kontruktivisme sehingga aktivitas dalam pembelajaran ini lebih banyak ditentukan oleh siswa sehingga memungkinkan aktivitas belajar siswa akan meningkat.
Berdasarkan uraian diatas maka dalam penelitian ini peneliti mengangkat judul
“Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Learning Cycle 7e Pada Mata Pelajaran Ipa Kelas V Sd Muhammadiyah 2 Kauman
Surakarta Tahun Ajaran 2012 / 2013”.
2
disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah kegiatan atau keaktifan untuk memperoleh kepandaian/ilmu, kegiatan untuk berlatih, dan kegiatan untuk merubah tingkah laku.
Menurut Soebagio, dkk (2001: 50) dalam (Agustyaningrum, Nina.2010) Learning
Cycle merupakan suatu model pembelajaran yang memungkinkan siswa
menemukan konsep sendiri atau memantapkan konsep yang dipelajari, mencegah terjadinya kesalahan konsep, dan memberikan peluang kepada siswa untuk menerapkan konsep-konsep yang telah dipelajari pada situasi baru. Thomas E. Lauer (2003: 518) menuturkan Learning Cycle pada mulanya terdiri dari tiga tahap yaitu exploration, concept introduction dan concept application (E-I-A). Tiga tahap tersebut berkembang menjadi lima tahap yang dikenal dengan nama
5E (engagement, exploration, explanation, elaboration/ extention, dan
evaluation). kemudian oleh Einsenkraft, (2003) dikembangkan lagi menjadi model learning Cycle 7E ( Elicit, Engage, Explore, Explain, Elaborate, Evaluate dan Extend).
Tahapan pelaksanaan model pembelajaran learning cycle 7E menurut Eisenkraft (2003) dalam ( Nuryanti, Siti. 2012)
a. Elicit ( mendatangkan pengetahuan awal siswa)
Fase untuk mengetahui sampai dimana pengetahuan siswa terhadap pembelajaran yang akan dipelajari dengan memberikan pertanyaan- pertanyaan yang merangsang pengetahuan awal siswa agar timbul respon dari pemikiran siswa serta menimbulkan rasa penasaran siswa tentang jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh guru. Fase ini dimulai dengan pertanyaan mendasar yang berhubunagn dengan pelajaran yang akan dipelajari dengan mengambil contoh yang mudah diketahui siswa seperti kejadian sehari- hari. Fase elicit bertujuan untuk melanjutkan, merangsang dan membuat siswa tertarik pada pelajaran yang akan dipelajari
3
fase dimana siswa dan guru akan saling memberikan informasi dan pengalaman tentang pertanyaan- pertanyaan awal tadi, memberi tahu siswa tentang ide rencana pembelajaran sekaligus memotivasi siswa agar lebih termotivasi untuk mempelajari konsep dan memperhatikan guru dalam mengajar. Fase ini dapat dilakukan dengan demonstrasi, diskusi, membaca, atau aktivitas lain yang digunakan untuk membuka pengetahuan siswa dan mengembangkan rasa keingintahuan siswa.
c. Explore (menyelidiki)
Fase yang membawa siswa untuk memperoleh pengetahuan dengan pengalaman langsung yang berhubungan dengan konsep yang akan dipelajarai. Siswa dapat mengobservasi, bertanya, dan menyelidiki konsep dari bahan- bahan pembelajaran yang telah disediakan sebelumnya.
d. Explain (menjelaskan)
Fase yang didalamnya berisi ajakan terhadap siswa untuk menjelaskan konsep dan definisi- definisi awal yang mereka dapatkan ketika fase
explorasi. Kemudian dari definisi dan konsep yang telah ada didiskuskan pada akhirnya menuju konsep yang lebih formal.
e. Elaborate (menerapkan )
Fase yang bertujuan untuk membawa siswa menerapkan simbol- simbol definisi, konsep, dan keterampilan pada permasalahan- permasalahan yang berkaitan dengan contoh dari pelajaran yang dipelajari dalam kehidupan sehari- hari.
f. Extend (memperluas)
Fase yang bertujuan untuk berfikir untuk mencari, menemukan dan menjelaskan contoh penerapan yang telah dipelajari bahkan kegiatan ini dapat merangsang siswa untuk mencari hubungan konsep yang mereka pelajari dengan konsep lain yang sudah atau belum pernah mereka pelajari. g. Evaluate (menilai)
4
siswa terhadap kemampuan dan keterampilannya untuk menilai tingkat pengetahuan dan atau kemampuannya kemudian melihat perubahan pemikiran siswa terhadap pemikiran awalnya.
IPA merupakan salah satu mata pelajaran di SD yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam semesta secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta- fakta, konsep- konsep, atau prinsip- prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari- hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. (BSNP, 2006) dalam Isriani dan Dewi. (2012: 149- 150)
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SD Muhammadiyah 2 Kauman Surakarta, yang berlokasi di Jl. Trisula III No. 1 kauman pasar kliwon surakarta. Peneliti mengambil tempat kelas V SD Muhammadiyah 2 Kauman Surakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada awal semester Genap (dua) bulan Januari sampai Februari. Jenis Penelitian yang dilaksanakan Penelitan Tindakan Kelas (PTK), Subyek penelitian ini adalah guru dan seluruh siswa Kelas VC SD Muhammadiyah 2 Kauman Surakarta, siswa tersebut berjumlah 31 orang. Penelitian ini untuk meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa pada pelajaran IPA yang berdampak pada hasil belajar.
Pengambilan data dilakukan dengan observasi, metode tes, wawancara dan dokumentasi.
1. Metode observasi
5
gejala yang nampak pada objek penelitian. Artinya, dalam penelitian observasi hanya menekankan pengamatan dan pencatatan.
Observasi dalam penelitian ini dilakukan di kelas V SD Muhammadiyah 2 kauman Surakarta , yang menjadi subjek penelitian untuk mendapatkan gambaran secara langsung tentang kegiatan belajar siswa di kelas. Dengan observasi, dapat mengetahui kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam siswa selama proses pembelajaran. Diantara kelemahan itu yaitu rendahnya aktivitas belajar siswa selama proses belajar mengajar berlangsung dalam mata pelajaran IPA.
2. Metode tes
Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek. Dalam pembelajaran objek ini bisa berupa kecakapan peserta didik, minat motivasi, dan sebagainya. Tes merupakan bagian tersempit dari penilaian
Metode tes merupakan metode paling akhir untuk mengetahui adanya peningkatan siswa dalam pembelajaran atau tidak. Metode ini berguna untuk mengukur sejauh mana keberhasilan guru dalam proses pembelajaran.
3. Metode dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data sekolah dan identitas siswa antara lain nama siswa dan nomer induk siswa dengan melihat dokumen yang ada dalam sekolah dan nama siswa serta hasil dokumentasi berupa foto pada saat proses tindakan penelitian berlangsung. di SD Muhammadiyah 2 Kauman Surakarta.
4. Wawancara
6
Validitas data dalam penelitian ini menggunakan validitas isi dan validitas trianggulasi. Triangulasi adalah ”teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pemabanding terhadap data tersebut” (Moleong, 2005 : 330).
Adapun Teknik Analisis data ini menggunakan analisis interaktif. Komponen dari analisis tersebut adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi data. Aktivitas ketiga komponen itu dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai siklus. Dalam model ini peneliti tetap bergerak di antara ketiga komponen tersebut selama proses pengumpulan data penelitian berlangsung. Adapun rincian model tersebut dapat diuraikan sebagai berikut adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi data.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Sesuai dengan rumusan masalah dan rumusan tujuan penelitian, yaitu untuk meningkatan Aktivitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Muhammadiyah 2 Kauman Surakarta. Penelitian diharapkan dapat membawa perubahan pada proses pembelajaran IPA di kelas V SD Muhammadiyah 2 Kauman Surakarta untuk kegiatan belajar mengajar atau KBM selanjutnya.
7
belum mempunyai kemampuan dalam indikator aktivitas belajar tersebut. Untuk hasil belajar ada 11 siswa atau 35,48% yang mendapatkan nilai dibawah KKM dari 31 peserta didik. Dari hasil analisis tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa, untuk meningkatkan aktivitas belajar IPA perlu dilakukan tindakan lebih lanjut. Pelaksanaan penelitian tindakan siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 23 Januari 2013 dari pukul 07 25- 08 35 WIB. pertemuan kedua dari siklus I ini peneliti laksanakan pada tanggal 24 januari 2013 pukul 08.00-09.10WIB. Seperti halnya pada siklus I, tindakan pada siklus II dilaksanakan selama 2 x pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 1 Februari 2013 pukul 08.00-09.10 sedangkan pertemuan kedua dilaksanakan pada 2 Februari 2013 pada pukul 07.25-08.35. Penelitian dilakukan dengan empat tahap yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (refleksing).
8
9,68%. Siswa yang mendapatkan nilai antara 81-90 berjumlah 12 siswa atau sebesar 38,71%, hal ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan dari kegiatan pra siklus sebanyak 2 siswa atau sebesar 6,45%. Sedangkan pada rentang nilai antara 91-100 berjumlah 2 siswa atau sebesar 6,45%, hal ini mengalami peningkatan dibandingkan dari kegiatan pra siklus sebanyak 0 siswa atau sebesar 0%. Sedangkan Pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru belum mencapai kategori baik pada pertemuan pertama tingkat keberhasilan pengelolaan pembelajaran hanya mencapai 75,76% dan jumlah poin yang terkumpul hanya 25 dari 33 poin yang harusnya dicapai. Sedangkan pada pertemuan kedua tingkat keberhasilan pengelolaan pembelajaran mencapai 87,88% dan jumlah poin yang terkumpul hanya 29 dari 33 poin yang harusnya dicapai.
9
dibandingkan dengan siklus I terdapat 2 siswa atau sebesar 6,45%. Sedangkan Pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah mencapai kategori baik pada pertemuan pertama kedua tingkat keberhasilan pengelolaan pembelajaran mencapai 100% dan jumlah poin yang terkumpul 33
Grafik Perkembangan Aktivitas belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
10
Dari keseluruhan tindakan atau siklus yang telah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 7E
dapat meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Muhammadiyah 2 Kauman Surakarta Tahun Ajaran 2012 / 2013
SIMPULAN
Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan guru peneliti dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Proses pembelajaran IPA melalui metode Learning Cycle 7E dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pelajaran IPA. Peningkatan aktivitas belajar tersebut terlihat dalam 3 indikator yaitu aktif bertanya sebelum ada tindakan 3,23%, pada siklus I 64,52%, dan pada siklus II mencapai 79,03%; aktif menjawab pertanyaan sebelum ada tindakan 29,03%, siklus I 70,97%, dan pada siklus II mencapai 90,32%; aktif mengerjakan soal di depan kelas sebelum ada tindakan 35,48%, siklus I 74,19%, dan pada siklus II mencapai 85,48%.
2. Pembelajaran melalui metode Learning Cycle 7E dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa pada materi pesawat sederhana, yaitu sebelum ada tindakan daya serap siswa sebesar 35,48%, pada siklus I dan siklus II telah mencapai KKM sebesar 100%.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang bersifat kolaboratif yang telah dilaksanakan, maka diajukan beberapa saran yaitu :
1. Kepada Sekolah
a. Perlunya pengawasan yang ketat dari kepala sekolah sebagai penanggung jawab dan supervisor sekolah untuk mengamati pola pembelajaran yang digunakan guru saat KBM berlangsung di dalam kelas. Hal itu dilakukan dengan tujuan mengetahui dan memperoleh solusi dari masalah-masalah yang timbul selama proses pembelajaran.
11
c. Perlunya dukungan kepala sekolah dalam memberi sumbangan positif dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan khususnya dalam mata pelajaran IPA.
2. Kepada Guru
a. Metode Learning Cycle 7E dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran IPA khususnya siswa kelas V SD Muhammadiyah 2 Kauman Surakarta.
b. Pelajaran IPA hendaknya diajarkan melalui pengalaman praktek langsung kelapangan dengan melibatkan peran aktif seluruh siswa untuk menggali sendiri pengetahuannya berdasarkan pedoman dari guru, hal itu dilakukan dengan harapan pembelajaran bermakna dapat diraih.
c. Hendaknya guru menggunakan strategi dan metode pembelajaran yang bervariasi agar siswa lebih semangat untuk mengikuti proses pembelajaran.
d. Model pembelajaran Learning Cycle 7E hendaknya dapat membantu tugas guru dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik selama proses pembelajaran di kelas secara efektif dan efisien.
e. Hendaknya bapak/ ibu guru memperluas wawasan guru tentang keberagaman model pembelajaran yang dapat dipilih serta meningkatkan kemampuan guru yang dapat menunjang pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Agustyaningrum, Nina.2010.” Implementasi Model Pembelajaran Learning Cycle
5e Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas Ix
B Smp Negeri 2 Sleman” ( Skripsi S-1 Progdi Pendidikan
12
Einsenkraft,A. (2003). Expanding The 5e Model. The Science Teacher. Sept: 56-59
Isriani Dan Dewi.2012. Strategi Pembelajarn Terpadu. Yogyakarta: Familia Moleong. J.Lexy. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Muhaimin. A. Yahya. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Nuryanti, Siti. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle (Lc) Dengan Berbantuan Prototype Media Berbasis Cmaptools (PMBCT) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP.Skripsi. Bandung: Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Pendidikan Indonesia
iv ABSTRAK
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E PADA MATA PELAJARAN
IPA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 2 KAUMAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013
Mitasari Widyaningsih, A510090118, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2013,151 halaman
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Muhammadiyah 2 Kauman Surakarta melalui penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7E. Subyek penerima tindakan adalah siswa kelas V SD Muhammadiyah 2 Kauman Surakarta yang berjumlah 31siswa. Penelitian ini diawali dengan kegiatan perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Validitas data yang digunakan adalah validitas isi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model-model analisis interaktif yang terdiri dari sajian data, reduksi data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan Aktivitas Belajar dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA pada materi pesawat sederhana. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya Aktivitas Belajar siswa dalam pelajaran IPA. Peningkatan Aktivitas Belajar tersebut terlihat dalam 3 indikator yaitu aktif bertanya sebelum ada tindakan 3,23%, pada siklus I 64,52%, dan pada siklus II mencapai 79,03%; aktif menjawab pertanyaan sebelum ada tindakan 29,03%, siklus I 70,97%, dan pada siklus II mencapai 90,32%; aktif mengerjakan soal di depan kelas sebelum ada tindakan 35,48%, siklusI 74,19%, dan pada siklus II mencapai 85,48%.Selain peningkatan Aktivitas Belajar siswa, hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan yaitu sebelum ada tindakan daya serap siswa sebesar 35,48%, pada siklus I dan siklus II telah mencapai KKM sebesar 100%.
Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa penerapan model pembelajaran
Learning Cycle 7E dapat meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Muhammadiyah 2 Kauman Surakarta Tahun Ajaran 2012 / 2013.