i ABSTRAK
SEVIANNA BR TARIGAN. NIM. 308121142. SITUS RUMAH PENGASINGAN BUNG KARNO, SUTAN SYAHRIR DAN HAJI AGUS SALIM DI BERASTAGI PADA MASA PERANG KEMERDEKAAN TAHUN 1948, FAKULTAS ILMU SOSIAL, UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA KUNCI: Situs, Keadaan Situs Rumah Pengasingan Bung Karno, Sutan Syahrir dan Haji Agus Salim di Berastagi, Manfaat dan Upaya Untuk Melestarikan Warisan Peninggalan Sejarah
Situs Cagar Budaya adalah lokasi yang berada di darat dan/atau di air yang mengandung benda cagar budaya, dan/struktur cagar sebagai hasil kegiatan manusia atau bukti kejadian pada masa lalu. Ada banyak macam situs, dan sering sulit untuk menemukan batas-batas situs, sebab peninggalan itu mungkin tersebar disuatu daerah yang luas. Salah satu contohnya adalah seperti situs sejarah yang ada di kabupaten karo banyak masyarakat yang tidak mengetahuinya keberadaan situs ini, salah satunya adalah Situs Rumah Pengasingan Bung Karno,Sutan Syahrir, Haji Agus Salim yang ada di Berastagi, adalah merupakan sebuah rumah yang pernah menjadi saksi bisu bahwa pemimpin republik pernah di tawan oleh pihak Belanda dengan tujuan mereka adalah menggagalkan kemerdekaan Indonesia.
Keadaan situs rumah pengasingan Bung Karno, Sutan Syahrir dan Haji Agus Salim di Berastagi pada saat sekarang ini masih terawat dengan baik, bangun rumah tersebut merupakan bagian apresiasi seni bangunan masih membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan perhatian umum. Hal ini terletak pada kurangnya perhatian kita terhadap kesejarahan bangunan-bangunan yang mempunyai nilai penting. Dan Banyaknya masyarakat yang tidak mengetahui bahwa di rumah tersebut pernah ditawan tiga pemimpin republik Indonesia, khususnya masyarakat karo sendiri dan guru-guru sejarah kurang memperhatikan nilai-nilai sejarah apa yang terjadi di sekitar mereka. Dan hal ini akan sangat di sayangkan untuk masa depan anak bangsa yang tidak mengetahui sejarah bangsa mereka. Karya seni bangunan rumah pengasingan Bung Karno, Sutan Syahir dan Haji Agus Salim adalah sebuah situs rumah yang mempunyai nilai-nilai sejarah, dan betapa pentingnya peranan tiga pemimpin republik ditawan dan di asingkan oleh Belanda pada saat itu.
KATA PENGANTAR
Dengan kerendahan hati penulis menghantarkan segala hormat dan syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini, sebab tanpa ridho-Nya semua ini tidaklah terlaksana.
Tujuan dari penulisan Skripsi ini adalah menjadi salah satu syarat yang harus
dipenuhi oleh setiap mahasiswa untuk menyusun skripsi guna menyelesaikan
perkuliahan dan mendapatkan gelar sarjana. Untuk memenuhi syarat tersebut
diatas penulis mengangkat sebuah permasalahan yang ditulis menjadi sebuah
skripsi, yang berjudul “Situs Rumah Pengasingan Bung Karno, Sutan Syahrir Dan
Haji Agus Salim Di Berastagi Pada Masa Perang Kemerdekaan Tahun 1948”.
Di dalam penulisan ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak
kekurangan baik dari tata bahasa dan penyajian. Hal tersebut disebabkan karena
penulis masih dalam tahap belajar. Maka dengan ini penulis dengan hati terbuka
menerima kritik yang bersifat konstruktif terhadap kesempurnaan skripsi. Penulis
juga menyadari betapa besar bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga
masalah yang dihadapi penulis sejak awal penelitian dapat teratasi.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada:
1. Bapak Prof.Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri
Medan
2. Bapak Drs. Restu, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Medan
3. Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah
dan Dosen Pembimbing Akademik saya yang telah memberikan banyak
bimbingan kepada saya agar menjadi lebih baik. Semoga Ibu selalu di
anugerahi kesehatan dari Tuhan Yang Maha Esa.
4. Bapak Dr. Phill Ichwan Azhari, MS selaku Dosen Pembimbing Skripsi saya
Mahasiswa. Semoga Tuhan membalas segala kebaikan Bapak kepada kami
semua Mahasiswa.
5. Ibu Dra,Flores Tanjung MA, selaku dosen penguji dan pembanding.
6. Bapak Drs. Ponirin. M.Pd selaku dosen penguji dan pembanding. Dan seluruh
Dosen di Jurusan Pendidikan Sejarah.Terima kasih atas semua jasa-jasa kalian
yang takkan pernah bisa saya balas.
7. Kedua orangtua saya H. Tarigan Silangit dan E. Br Bangun, Ayahanda dan
Ibunda yang sangat saya cintai dan kagumi,yang telah memberikan doa, yang
selalu menyayangiku dengan segenap jiwa raganya, memenuhi kebutuhan
spiritual dan materialku, membimbing dan menopangku disaat aku terjatuh
hingga akhirnya penulis bisa menyelesaikan studi sarjana dan skripsi ini.
8. Kepada Abangku Sajendra Tarigan Silangit yang senantiasa mendukung,
membantu dan menasehatiku dalam segala keadaan. Terima kasih atas segala
perhatian, dan dukungan, biarlah berkat akan kita terima dari Tuhan Yesus
Kristus.
9. Bapak Sumpeno yang telah memberikan izin dan informasi kepada peneliti
tentang keberadaan Situs Rumah Pengasingan Bung Karno, Sutan Syahrir dan
Haji Agus Salim.
10.Bapak Muhammad TWH dan Bapak Salim Sinaga yang telah memberikan
informasi tentang sejarah Rumah Pesanggerahan Bung Karno.
11.Bapak Sampai Ginting Kepala Desa Lau Gumba Sempajaya Kec. Berastagi.
12.Sahabatku Roulina Sijabat, Dosriani Damanik, Enjelina Pasaribu, Kak Anggi
Purba. Terima kasih karena selalu mendukung dan membantu ku disaat-saat
sulit.
13.Buat teman Satu Kost ku Kak Rinta, Kak Betty Sihombing, Dame Silitonga,
Kak Erna, Kak Marta yang senantiasa memberikan motivasi serta dukungan
dalam penyelesaian skripsi ini. Terimakasih, semoga Tuhan yang memberi
berkat yang melimpah bagi keluarga kita semua.
14.Sahabat-sahabat satu geng golongan Karo (Golkar) Lisa (Bibi), Elkana Purba
Putra (Sikurip), Armando. Terimakasih buat bantuan, dukungan, perhatian dan
menghibur saya pada saat-saat sulit. Semoga kita sukses nantinya.
15.Kawan-kawan satu PS, Dini, Surahman, Evi, Haposan, Masri, Agustina, Leo
Damanik, Rio Berson dll. Terimakasih buat kerjasamanya dalam penulisan
skripsi ini. Sukses buat kita semua.
16.Kawan Seperjuangan, Emima Dora Tarigan, Afriani (Pingkan), Kiki, Donal
dan semua rekan-rekan kelas C-Reguler stambuk 2008 yang tidak dapat di
sebutkan satu persatu. Terima kasih atas segala pengalaman yang kalian bagi
dengan saya. Sukses untuk kita semua.
17.Teman-teman PPL saya Lesvita, Wenny Tarigan, Juwita Sitoppu, Ajul, Arta,
Era Tarigan, Dame, Sintia, Viva, Primsa, Ica. Masa-masa bersama kalian di
SMA YP. Masehi Berastagi tak akan pernah saya lupakan.
18.Teman-teman satu angkatan. Terima kasih karena kalian telah menjadi bagian
hidup saya.
Penulis
v
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. IdentifikasiMasalah ... 4
d. Peninggalan-peninggalan bersejarah ... 9
e. Konsep bangunan ... 10
f. Peninggalan sejarah sebagai sumber sejarah ... 12
B. Gambaran Rumah Pengasingan Bung Karno, Sutan Syahrir dan Haji Agus Salim di Berastagi ... 13
C. Kerangka Berpikir ... 15
BAB III. METODE PENELITIAN ... 16
A. Metode penelitian ... 16
B. Lokasi penelitian ... 16
C. Sumber data ... 17
D. Teknik pengumpulan data ... 17
vi
IV. PEMBAHASAN ... 19
A. Gambar umum lokasi penelitian ... 19
B. Biografi Soekarno, Sutan Syahrir dan Haji Agus Salim ... 22
a. Biografi Soekarno ... 22
b. Biografi Sutan Syahrir... 25
c. Biografi Haji Agus Salim ... 30
C. Latar Belakang Belanda melakukan Penahanan Bung Karno, Sutan Syahrir dan Haji Agus Salim di Berastagi ... 34
D. Peristiwa yang terjadi sebelum Bung Karno, Sutan Syahrir dan Haji Agus Salim diasingkan di Berastagi ... 36
E. Peristiwa yang terjadi di Tanah Karo sebelum Bung Karno, Sutan Syahrir dan Haji Agus Salim diasingkan di Berastagi ... 43
F. Gerakan pasukan Belanda Di Tanah Karo ... 48
G. Beberapa perwira Belanda Yang tewas di Tanah Karo ... 50
H. Peristiwa yang terjadi Rumah pengasingan Bung Karno, Sutan Syahrir dan Haji Agus Salim ... 51
a. 4 Serdadu Belanda Membelot ... 57
b. Bung Karno hendak di suap dan diracun ... 58
I. Keadaan Situs Rumah pengasingan Bung Karno, Sutan Syahrir dan Haji Agus Salim di Berastagi ... 61
J. Upaya Pemerintah Dalam Melestarikan Situs Rumah pengasingan Bung Karno, Sutan Syahrir dan Haji Agus Salim di Berastagi ... 72
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Pintu Masuk Rumah Pengasingan Bung Karno, Sutan Syahrir Dan Haji
Agus Salim Di Berastagi
Gambar 1.1 Bagian depan situs rumah pengasingan Bung Karno, Sutan Syahrirdan Haji agus Salim.
Gambar 2. Detail dinding bangunan rumah yang sudah lapuk dan lantai keramik yang sudah di ganti
Gambar 3.Ruang tengah atau ruangan tamu
Gambar 4. Foto Bung Karno, Sultan Syahrir dan Haji Agus Salim ketika mereka di asingkan di Berastagi. Foto ini dibawa oleh tentara Belanda L.Vossris yang beralamat JHR. V Citterpl 27, 1442 Purmerend Holland
Gambar 5. Pintu masuk ruang tengah dan meja makan
Gambar 6. Kamar yang digunakan Bung Karno. Tempat tidur, lemari dan meja kursi yang digunakan ketika ia diasingkan masih tampak terawatt dengan baik sampai sekarang
Gambar 7. Kamar no dua (sebelah kiri) yang dulunya adalah kamar Sutan Syahrir dan Haji Agus Salim sudah di alih fungsikan sebagai tempat penginapan Pemprovsu, tepat tidur yang digunakan adalah Spring Bad dan beberapa penambahan lemari hias. Sedangkan kamar no tiga (sebelah kanan) ini di bangun pada tahun 1957 juga digunakan sebagai tempat penginapan.
Gambar 8. Bangunan ruangan belakang yang digunakan penjaga Rumah Pengasingan Bung Karno, Sutan Syahrir dan Haji Agus Salim di Berastagi
Gambar 9. Pohon rindang di samping rumah pengasingan Bung Karno Sutan Syahrir dan Haji Agus Salim, pohon rindang ini juga merupakan saksi bisu dari peristiwa sejarah yang pernah terjadi di tempat ini.
Gambar 10. Sapo angin atau pos jaga yang digunakan tentara Belanda ketika Bung Karno, Sutan Syahrir dan Haji Agus Salim di asingkan di berastagi pada masa perang kemerdekaan tahun 1948
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, Belanda
bermaksud mengembalikan kekuasaanya. Upaya ini ditunjukan melalui jalur
diplomasi di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) maupun dengan Agresi Militer
Belanda I pada tanggal 21 Juli 1947 dan Agresi Militer Belanda II pada tanggal 19
Desember 1948. Di samping melalui jalur Diplomasi dan Agresi Militer Belanda,
Belanda juga melakukan penangkapan. Maka banyak tokoh-tokoh pejuang bangsa
ini yang terus dikejar oleh pihak Belanda. Salah satunya adalah Bung Karno dan
Bung Hatta, dan untuk kesekian kalinya mereka kembali diasingkan. Kali ini
Bung Karno tidak sendirian, ia bersama dengan Sutan Syahrir dan Haji Agus
Salim.1)
Bung karno pernah di buang Belanda di Ende, Flores,Nusa Tenggara
Timur (1934-1938), pembuangan ini merupakan langkah Belanda untuk
menghentikan aktivitas politik Bung Karno yang dinilai membahayakan eksistensi
Belanda.2)
Di Ende, Bung Karno tidak mendapat panggung politik terbuka sebagai
media untuk meyebarkan gagasan kebangsaan atau nasionalisme Indonesia secara
langsung kepada rakyat.
2
Bung Karno juga tidak memiliki media untuk menuliskan pemikiran
politiknya agar bisa di publikasikan. Singkatnya, di Ende semuahasrat politik
Bung Karno dibuat oleh Belanda dengan harapan agar semua pemikiran,
semangat, dan cita-cita Bung Karno menjadi mandul. Tapi Bung Karno tidak
pernah menyerah untuk terus memperjuangkan bangsa ini menjadi bangsa yang
merdeka.1)
Bung Karno memang mempunyai banyak rumah di beberapa daerah di
Indonesia ini. Rumah-rumah itu bukan untuk kepentingan pribadi, tapi untuk
kepentingan anak cucu bangsa Indonesia.Dan beberapa di antaranya sudah di
pugarkan menjadi warisan bersejarah. Rumah-rumah yang dimaksud adalah
rumah-rumah tempat Bung Karno ditawan baik di zaman penjajahan Belanda
maupun di masa perang kemerdekaan.
Di Sumatera Utara ada dua tempat Soekarnopernah di tawan oleh Belanda
yaitu berada di Parapat dan Berastagi. Soekarno pertama kaliditawan bersama
dengan Perdana Menteri Sutan Syahrir, dan Menteri Luar Negeri H. Agus Salim
diterbangkan ke Medan kemudian ditawan di sebuah rumah (Pasanggerahan) di
Lau Gumba Berastagi dan Parapat pada Tanggal 22 Desember 1948. Sedangkan
Bung Hatta dan para pemimpin yang lain diterbangkan ke Bangka.2)
1) Sultani,(2012), Jejak Nasionalisme diEnde, Kompas,Kamis 28/01
3
Situs Rumah pengasingan Bung Karno, Sutan Syahrir dan Haji Agus Salim di
Berastagi adalah merupakan saksi bisu dari peristiwa bersejarah untuk
mempertahankan masa depan bangsa ini, ketika tiga pemimpin republik bangsa
ini di tawan oleh Belanda.
Namun demikian banyak orang yang tidak mengetahui bahwa Bung
Karno, Sultan Syahrir, dan H. Agus Salim pernah ditawan Belanda di Berastagi.
Baik tokoh-tokoh pejuang dan para pengurus daerah Legiun Veteran RI Sumatera
Utara, bahkan masyarakat Karo sendiri. Disadari atau pun tidak,hal itu boleh jadi
akibat kurang dimilikinya kesadaran sejarah. Dalam hal ini, TAP MPR No.
IV/MPR/1978 yang sampai sekarang masih berlaku menyatakan, bahwa tradisi
dan peninggalan sejarah yang memiliki nilai-nilai perjuangan dan kebanggaan
serta kemanfaatan nasional, perlu dibina dan dipelihara untuk diwariskan kepada
generasi muda. Berarti bangunan ini merupakan kekayaan atau khasanah budaya
bangsa yang penting artinya bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu
pengetahuan, dan kebudayaan (http://id.wikipedia.situs/wiki/cagar budaya
purwakarta, diakses 10 Februari 2012,17:17 WIB).
Maka dengan mengambil latar belakang masalah tersebut maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian ilmiah dengan judul “Situs Rumah
Pengasingan Bung Karno,Sutan Syahrir Dan Haji Agus Salim Di Berastagi pada
4
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas maka dapat
diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut :
1. Apa yang melatarbelakangi Belanda melakukan penahanan terhadap
Presiden Soekarno,Sutan Syahrir, dan Haji Agus Salim diBerastagi?
2. Peristiwa apa saja yang terjadi di Rumah Pengasingan Bung Karno, Sutan
Syahrir, dan Haji Agus Salim di Berastagi?
3. Bagaimana keadaan Situs rumah pengasingan Bung Karno Sutan Syahrir,
dan Haji Agus Salim di Berastagipada saat ini sebagai warisan sejarah ?
4. Bagaimana peran pemerintah dalam melestarikan dan meyelamatkan Situs
Rumah Pengangsingan Bung Karno, Sutan Syahrir dan Haji Agus Salim di
Berastagi?
C. Pembatasan Masalah
Mengingat banyaknya masalah yang timbul dengan kedatangan Belanda
yang membawa NICA setelah kekalahan Jepang atas sekutu termasuk pada masa
Agresi Militer Belanda sehubungan dengan penawanan para pemimpin bangsa
Indonesia. Maka penulis membatasi permasalahan yaitu:
“ Situs Rumah Pengasingan Bung Karno, Sutan Syahrir Dan Haji Agus Salim Di
5
D. Rumusan Masalah
Adapunyang menjadi rumusan masalah dalam proposal penelitian ini adalah :
1. Apakah yang menjadi Latarbelakang Belanda melakukan penahanan
terhadap Presiden Soekarno, Sutan Syahrir, dan Haji Agus Salim di
Berastagi?
2. Peristiwa apa saja yang terjadi di Rumah Pengasingan Bung Karno, Sutan
Syahrir dan Haji Agus Salim di Berastagi?
3. Bagaimana keadaan Rumah Pengasingan Bung Karno, Sutan Syahrir, dan
Haji Agus Salim di Berastagi pada saat ini sebagai warisan sejarah?
4. Usaha-usaha apa saja yang di lakukan oleh pemerintah dalam melestarikan
dan meyelamatkan Situs Rumah Pengasingan Bung Karno, Sutan Syahrir
dan Haji Agus Salim di Berastagi?
E.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa yang melatarbelakangi Belanda melakukan
penahanan terhadap Presiden Soekarno, Sutan Syahrir dan Haji Agus
Salim di Berastagi.
2. Untuk mengetahui peristiwa apa saja yang terjadi di Rumah Pengasingan
Bung Karno,Sutan Syahrir dan Haji Agus Salim di Berastagi.
3. Untuk mengetahui bagaimana keadaan Situs Rumah Pengasingan Bung
Karno,Sutan Syahrir dan Haji Agus Salimdi Berastagi pada saat ini
6
4. Untuk mengetahui partisipasi Pemerintah dalam melestarikan Situs Rumah
Pengasingan Bung Karno, Sutan Syahrir dan Haji Agus Salim di
Berastagi.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh sesudah melakukanpenelitian yaitu :
1. Untuk menambah dan memperluas peneliti dan pembaca mengenai
peninggalan Rumah Pengasingan Bung Karno,Sutan Syahrir dan Haji
Agus Salim di Berastagi adalah sebagai warisan sejarah.
2. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi peneliti lain yang ingin
mengadakan penelitian dalam masalah yang sama.
3. Menambah bahan masukan dan bahan kajian untuk mahasiswa pendidikan
sejarah.
4. Dapat menambah ilmu pengetahuan bagi generasi muda, bahwa Rumah
Pengasingan Bung Karno, Sutan Syahrir dan Haji Agus Salim pernah di
81
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan yang telah dituangkan dalam
pembahasan sebelumnya, maka di peroleh kesimpulan adalah sebagai berikut :
1. Latar belakang Belanda melakukan penangkapan terhadap tiga Pemimpin
Republik Indonesia pada tanggal 22 Desember 1948, karena Indonesia telah
merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, dan Belanda bermaksud
mengembalikan kekuasaanya. Upaya ini ditunjukan melalui jalur diplomasi di
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) maupun dengan Agresi Militer Belanda I
pada tanggal 21 Juli 1947 dan Agresi Militer Belanda II pada tanggal 19
Desember 1948. Di samping melalui jalur Diplomasi dan Agresi Militer
Belanda, Belanda juga melakukan penangkapan tokoh-tokoh pejuang seperti
Bung Karno, Sutan Syahrir dan Haji Agus Salim diasingkangkan ke Sumatra
sedangkan Hatta ke pulau Bangka. Dengan tujuan Belanda untuk
menggagalkan kemerdekaan dan kembali menguasai Republik ini.
2. Kegiatan yang dilakukan tiga pemimpin Republik yang di tahan di Berastagi
hanyalah rutinitas biasa seperti makan, membaca, shalat dan menikmati
segarnya udara di sekitar rumah pengasingan, dan kadang-kadang Bung Karno
mengajak bicara beberapa serdadu Belanda mengenai perjuang pemuda
Indonesia. Diantara serdadu Belanda ada yang membelok ke pihak Indonesia.
Salah satu diantara mereka ragu dan kembali ke Belanda, akhirnya ditembak
mati temanya sendiri. Pak Karno Sobiran yang bekerja sebagai pelayan di
82
karena Bung Karno tidak mau menerima Uang Gulden dan Pakaian mahal
yang ada di dalam dua peti, dan menolak pernyataan “Menyerah” kepada pihak
Belanda. Namun usaha Belanda untuk mempengaruhi Bung Karno tidak
berhasil.Tapi intelijen Belanda akhirnya menyadari bahwa Berastagi dan
Tanah Karo bukan tempat yang nyaman untuk memenjarakan ketiga tokoh
penting ini karena selalu saja ada gerakan pasukan gerilya yang tidak
teridentifikasi. Maka akhirnya Bung Karno, Sutan Syahrir dan Haji Agus Salim
di asingkan ke Parapat.
3. Keadaan situs rumah pengasingan Bung Karno, Sutan Syahrir dan Haji Agus
Salim di Berastagi pada saat sekarang ini masih terawat dengan baik, yang
dijaga oleh Pak Sumpeno dan keluarga dibandingkan dengan beberapa rumah
pengasingan yang lain seperti di Ende NTT, Bengkulu, Padang. Rumah ini
sekarang di jadikan sebagai Mess Pemprovsu yang hanya difungsikan untuk
kalangan pemerintah Pemda dan Pemprovsu, dengan Biaya administrasinya
perhari adalah Rp 100.000 bagi yang menginap.Biayaini dialokasikan untuk
pendapatan daerah Kabupaten Karo.
4. Partisipasi pemerintah dalam melestarikan rumah ini ada, hal ini dapat kita
lihat dari keberadaan rumah ini masih terawat dengan baik. Namun dalam
memfungsikan kunjungan nilai kesejarahan dan nilai-nilai penting yang ada di
dalam rumah tersebut kurang dipublikasikan.Selain itu pelangkat untuk
mengetahui bahwa rumah tersebut adalah sebuah Situs Rumah dimana tiga
pemimpin Republik pernah di tawan, tidak ada dibuat ketika kita memasuki
83
rumah tersebut adalah sebuah Situs Rumah Pengasingan Bung Karno, Sutan
Syahrir dan Haji Agus Salim.Dan khususnya masyarakat karo sendiri dan
guru-guru sejarah kurang memperhatikan nilai-nilai sejarah apa yang terjadi di
sekitar mereka. Dan hal ini akan sangat di sayangkan untuk masa depan anak
bangsa yang tidak mengetahui sejarah bangsa mereka. Karya seni bangunan
rumah pengasingan Bung Karno, Sutan Syahir dan Haji Agus Salim adalah
sebuah situs rumah yang mempunyai nilai-nilai sejarah, dan betapa pentingnya
peranan tiga pemimpin republik ditawan dan di asingkan oleh Belanda pada
saat itu. Dan sangat disayangkan sekali rumah tersebut bukan untuk kalangan
umum. Jika rumah tersebut difunggsikan untuk kalangan masyarakat umum,
dan dibuka untuk kaum terpelajar maka rumah pengasingan dapat menjadi aset
wisata sejarah lokal di Kab.Karo.
B. Saran
Hasil penulisan skripsi yang telah dilakukan akan sia-sia bila tidak ada
tindak lanjut dari pihak-pihak yang terlibat, karena itu penulis mengusulkan :
1. Diharapkan nantinya kepada pemerintah baik pemerintahan tingkat
Kabupaten maupun Pemerintahan Tinggkat Provinsi agar dapat memberikan
perhatian khusus terhadap peninggalan bersejarah yaitu Situs Rumah
Pengasingan Bung Karno, Sutan Syahrir Dan Haji Agus Salim Di Berastagi
Pada Masa Perang Kemerdekaan Tahun 1948, karena bangunan rumah
tersebut merupakan aset sejarah bagi bangsa ini dan dapat dipublikasikan
84
2. Diharapkan kepada pemerintah Kabupaten Karo agar dapat saling
bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Karo dalam upaya
melestarikan bangunan bersejarah khususnya Situs Rumah Pengasingan Bung
Karno, Sutan Syahrir Dan Haji Agus Salim Di Berastagi Pada Masa Perang
Kemerdekaan Tahun 1948, karena bangunan rumah tersebut adalah warisan
dari peninggalan kolonial Belanda di Tanah Karo. Salah satu langkah
strategis yaitu dengan menginventarisasi bangunan-bangunan bersejarah yang
selanjutnya dilindungi pemerintah.Dengan tujuan tersebut maka akan tampak
nilai-nilai sejarahnya dan benar-benar dikagumi oleh masyarakat setempat
maupun masyarakat luar bahkan juga masyarakat mancanegara.
3. Dengan upaya pemanfaatan dan pelestarian Situs Rumah Pengasingan Bung
Karno, Sutan Syahrir dan Haji Agus Salim di Berastagi dapat menambah
ilmu pengetahuan bagi generasi muda, bahwa Rumah Pengasingan Bung
Karno, Sutan Syahrir dan Haji Agus Salim pernah diasingkan selama dua
belas hari pada tahun 1948.
4. Perlunya kesadaran Pemerintah maupun masyarakat membuat pelangkat
(denah lokasi) agar masyarakat maupun wisatawan dapat mengetahui lokasi
Situs Rumah Pengasingan Bung Karno, Sutan Syahrir Dan Haji Agus Salim
pernah diasingkan di Berastagi. Dan Rumah tersebut bukan Mess Pemprovsu
Daftar Pustaka
Adams,Cindy.2011.Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.Yogyakarta: Yayasan Bung Karno, PT Media Pressindo
Adam, Asvi Warman.2012.Menyingkap Tirai Sejarah Bung Karno Dan Kemeja
Arrow.Jakarta:PT Kompas Media Nusantara
Aning S, Floriberta.2007.100 Tokoh Yang Mengubah Indonesia.Yogyakarta: Narasi
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2010,Tentang Cagar Budaya, Jakarta: Depdikbud
Depdiknas, 1999.Metodologi Penelitian Arkeologi.Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasioanal
Giebels, Lambert.2001.Soekarno Biografi 1901-195. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia
Kartodirdjo, Sartono. 1993. Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah. Gramedia : Jakarta
Koestoro, Pertanda, Lucas, 2008.Mencegah Musnahnya Gedung Dan Situs
Besejarah Di Medan Dan Sekitarnya: Medan Pussis
Komaruddin, Yooke dan S. Komarudin. 2006. Kamus Istilah Karya Tulis
Ilmiah.Bumi Aksara: Jakarta
Muhammad TWH, Drs. H.2004.Pemimpin Republik Ditawan Belanda Di
Berasatagi Dan Parapat.Yayasan Pelestarian Fakta Perjuangan Kemerdekaan
RI
Muhammad TWH, Drs. H.2011.Peristiwa Sejarah Di Sumatera Utara.Yayasan Pelestarian Fakta Perjuangan Kemerdekaan RI
Sultani, (2012), Jejak Nasionalisme Di Ende,Kompas.Kamis 28/01
Sumber Skripsi:
1. Ester Meilani Harianja, 2011. Peninggalan-Peninggalan Bersejarah Di
Kota Parapat Kecamatan Girsang Simpang Bolon. Skripsi
2. Dody Efrando Hasugian,2009.Inventarisasi Dan Dokumentasi
Bangunan-Bangunan Bersejarah Di Lingkungan PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Sumatera Utara. Skripsi
Sumber Internet :
1. http://kuliaharsitektur.blogspot.com/2008/11/pengertian-rumah.html di akses pada hari minggu 27 Februari 2012 pada jam 21.00 WIB
2. http://www.google.com/pengertian bangunan. diakses pada hari jumat 10
Februari 2012 pada jam 17.05 WIB
3. (http://www.google.com/pengertian/ rumah html, diakses diakses 27
Februari 2012, 21:00 WIB).
4.
http://www.docstoc.com/docs/20429978/PENGASINGAN-BUNG-KARNO-BERASTAGI-TANAH-KARO-1948-Latar diakses pada tanggal 14 April 2012, Jam 21.35
Wilardjito, Soekardjo.2008.”Mereka Menodong Bung Karno Kesaksian Seorang