• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn. P DENGAN MASALAH UTAMA ASAM URAT (GOUT) PADA Asuhan keperawatan pada keluarga tn. P dengan masalah utama asam urat (gout) pada Tn. P di desa, mayang, gatak, sukoharjo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn. P DENGAN MASALAH UTAMA ASAM URAT (GOUT) PADA Asuhan keperawatan pada keluarga tn. P dengan masalah utama asam urat (gout) pada Tn. P di desa, mayang, gatak, sukoharjo."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn. P

DENGAN MASALAH UTAMA ASAM URAT (GOUT) PADA

Tn. P DI DESA, MAYANG, GATAK, SUKOHARJO

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapai Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Menyelesaikan Progam Pendidikan Diploma III Keperawatan

Disusun oleh:

TRI ATMOJO JULIANTO J20011023

PROGRAM STUDI DIPLOMA KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

 

 

   

 

(2)
(3)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn. P DENGAN MASALAH UTAMA ASAM URAT (GOUT) PADA Tn. P DI DESA

MAYANG, GATAK, SUKOHARJO

(Tri Atmojo Julianto, 2014, 57 halaman)

ABSTRAK

Latar Belakang : tingginya angka kejadian penyakit asam urat disebabkan oleh karena banyaknya seseorang mengkonsumsi makanan kaya protein (purin) dan diperberat dengan banyaknya seseorang mengkonsumsi alcohol yang menyebabkan kadar asam urat meningkat karena terhambatnya pembuangan purin.

Tujuan : Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada keluarga Tn.P dengan masalah utama asam urat (Gout) pada Tn. P yang meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi.

Hasil : Setelah dilakukan asuhan keperawatan keluarga selama 3x24 jam didapatkan hasil nyeri yang sudah berkurang, pengetahuan keluarga bertambah dan keluarga menerima apa yang saya ajarkan dan bisa mengikutinya.

Kesimpulan : Kerjasama antar tim kesehatan dan pasien/keluarga sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan keperawatan keluarga pada keluarga, komunikasi terapeutik dapat mendorong pasien dan keluarga lebih kooperatif, kompres hangat dapat mengurangi terjadinya penumpukan purin pada persendian dan mengurangi rasa nyeri.

Kata kunci : asam urat, nyeri, penumpukan purin, kurangnya pengetahuan.  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(4)

NURSING CARE OF FAMILY Tn . P MAIN PROBLEM WITH URIC ACID (GOUT) ON Tn . P IN MAYANG, GATAK, KARTOSURO,

SUKOHARJO

(Tri Atmojo Julianto , 2014 , 57 pages )

ABSTRACT

Background: The high incidence of disease caused by uric acid because of a person consume foods rich in protein ( purine ) and exacerbated by the amount a person consumes alcohol that causes uric acid levels increase because inhibition of purine disposal .

Objective : To determine Tn.P nursing care to families with major problems uric acid ( gout ) in Tn . P which includes assessment , diagnosis , intervention , implementation and evaluation .

Results : After the family nursing care for 3x24 hours showed a reduced pain , increased knowledge of the family and the family accept what I teach and can follow it .

Conclusion : Cooperation between the healthcare team and the patient / family is indispensable to the success of families in family nursing care , therapeutic communication can encourage patients and families more cooperative , warm compresses can reduce the accumulation of purines in the joints and reduce pain .

Keywords : gout, pain , accumulation of purine , a lack of knowledge .  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(5)

Pendahuluan A. Latar belakang

Masyarakat kini berada mitos bahwa ngilu/nyeri sendi berati asam urat. Pengertian di masyarakat sekarang perlu dibenarkan karena tidak semua keluhan dari nyeri sendi disebabkan oleh asam urat. Tidak semua keluhan nyeri sendi atau sendi yang bengkak itu berarti asam urat. Untuk memastikannya perlu pemeriksaan laboratorium (Sandjaya, 2014).

Penyakit asam urat ini merupakan penyakit heterogenous yang berhubungan dengan defek genetik pada metabolism purin (hiperusisemia). Pada keasaman ini biasanya terjadi oversekresi asam urat atau defek renal yang mengakibatkan penurunan ekskresi asam, atau kombinasi keduanya (Smeltzer, 2001).

Angka kejadian gout di daerah puskesmas gatak sukoharjo dari bulan januari 2014 sampai bulan maret 2014 mencapai 10 orang pada laki-laki dan 1 orang pada perempuan rata-rata berusia 50 tahun keatas. Dari data yang di

ambil oleh puskesmas gatak sukoharjo sejumlah 3 penderita lama dan 8 penderita baru.

B. Tujuan penulisan

1. Tujuan Umum

Laporan ini disusun bertujuan untuk mengetahui proses asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Tn. P dengan masalah utama asam urat (gout) pada Tn. P didesa mayang, gatak, sukoharjo.

2. Tujuan Khusus

a. Pengkajian pada keluarga

yang menderita gout.

b. Penegakan diagnosa

keperawatan pada keluarga yang menderita gout.

c. Perencanaan asuhan

keperawatan pada keluarga yang menderita gout.

d. Pelaksanaan asuhan

keperawatan keluarga pada pasien penderita gout.

e. Evaluasi keperawatan pada

keluarga penderita gout.

(6)

A. Tinjauan teori 1. Pengertian

Gout (arthritis gout) adalah penyakit sendi yang disebabkan oleh tingginya asam urat didalam darah. Kadar asam urat yang tinggi didalam darah melebihi batas normal menyebabkan penumpukan asam urat didalam persendian dan organ tubuh lainnya. Penumpukan asam urat inilah yang membuat sendi sakit, nyeri, dan meradang (Susanto, 2013).

Penyakit asam urat (gout) adalah zat hasil metabolism purin dalam tubuh. Zat asam urat ini biasanya akan dikeluarkan oleh ginjal melalui urine dalam kondisi normal. Penumpukan Kristal-kristal asam urat pada persendian inilah yang akhirnya menyebabkan persendian menjadi nyeri dan bengkak aytau meradang. Adapun penumpukan Kristal-kristal asam urat pada ginjal akan menyebabkan terjadinya batu ginjal. Ketidak mampuan ginjal

dalam mengeluarkan zat asam urat dalam darah disebabkan oleh ginjal itu sendiri yang lagi bermasalah atau ginjal yang kurang sehat (Sandjaya, 2014).

2. Patofisiologi

Hiperurisemia

(konsentrasi asam urat dalam serum yang lebih besar dari 7,0 mg/dl) dapat menyebabkan

penumpukan kristal monosodium urat. Peningkatan

atau penurunan kadar asam urat serum yang mendadak mengakibatkan serangan gout. Apabila kristal urat mengendap dalam sendi, maka selanjutnya respon inflamasi akan terjadi dan terjadi serangan gout. Apabila serangan terjadi berulang-ulang, mengakibatkan penumpukan kristal natrium urat yang dinamakan tofus akan mengendap dibagian perifer tubuh seperti ibu jari kaki, tangan, dan telinga (Smeltzer & Bare, 2001).

(7)

imunoglobulin yang berupa IgG akan meningkat fagositosis kristal dengan demikian akan

memperlihatkan aktivitas imunologik (Lingga, 2012).

Tinjauan kasus

Saat pengkajian pada tanggal 11 maret 2014 dilakukan pemeriksaan fisik pada Tn. P dan Ny. D yang meliputi beberapa aspek didapatkan hasil : Vital Sign Tn. P : TD : 130/80 , Nadi : 84 x/menit , Suhu : 36,5 °C , RR : 22x/menit, kepala : mesochepal, rambut : pendek,tidak ada lesi, rambut mulai memutih, mata: bolamata simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera kemerahan, penglihatan : baik, tidak menggunakan alat bantu, telinga : tidak ada serumen,pendengaran baik, hidung : bentuk simetris, bersih, tidak ada secret,tidak ada pembesaran polip, penciuman baik, mulut : mukosa lembab,mulut bersih, leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, paru-paru : I : bentuk dada kanan dan kiri simetris, P : fomitas kanan dan kiri sama, P : redup, A : suara nafas fasikuler, abdomen : I : bentuk datar, A: peristaltic 8x/menit, P : tidak ada nyeri tekan, P : sonor, ekstremitas atas : merasa nyeri di

bahu bagian kiri, ekstremitas bawah : merasa nyeri dikedua lutut kaki dan pergelangan kaki, kulit : turgor kulit baik, pengkajian nyeri : P : nyeri di bahu kiri, kedua lutut kaki dan kedua pergelangan kaki, Q : nyeri cekot – cekot, R : lama, S : skala nyeri 7, T : saat penyakit dating.

(8)

simetris, P : fromitas kiri dan kanan sama, P : redup, A : suara nafas fasikuler, pemeriksaan abdomen : I : bentuk sedikit buncit, A : peristaltic 13 x/menit, P : tidak ada nyeri tekan, P : thympani, ekstremitas atas : tidak ada gangguan pergerakan, ekstremitas bawah juga tidak ada gangguan pergerakan, turgor kulit baik.Keluarga Tn. P selalu berharap Tn. P lekas sembuh dan tidak ada gangguan dalam beraktifitas sehari-hari.

Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri pada persendian Tn. P

berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan.

2. Resiko terjadinya penyakit

saluran pernafasan pada Tn. P

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengambil

keputusan untuk berhenti merokok.

Pembahasan

Dalam pengumpulan data pada Tn. P dilaksanakan selama 3 hari, pengkajian difokuskan pada Tn. P yang menderita Gout. Pasien mengatakan 2 hari ini persendian kaki dan tangan terasa nyeri pada malam

hari setelah makan jeroan, klien tidak mengerti apa itu penyakit asam urat, klien tidak mengetahui penyebab jelas asam urat, tidak mengetahui diet asam urat dan tidak tau cara perawatan asam urat. Data objektif didapat keadaan umum baik, turgor kulit baik, kadar asam urat saat cek di puskesmas gatak hasilnya 7,6 mg/dL, TD : 130/80 mmHg, N : 84 x/menit, S : 36,2°C, RR : 22 x/menit, nyeri pada persendian kaki dan tangan, nyeri cekot-cekot, nyeri berlangsung lama, skala nyeri 7, saat penyakit dating di malam hari.

Tn. P mengatakan merokok itu nikmat tetapi merokok bisa menyebabkan sakit paru-paru, data objektif didapat saat dating klien sedang merokok di dalam rumah, setiap hari Tn. P merokok habis satu bungkus, kebiasaan merokok Tn. P disebabkan karena keluarga tidak mampu mengambil keputusan untuk berhenti merokok.

(9)

gout pada Tn. P di desa mayang, gatak, sukoharjo.

Diagnosa yang muncul

Diagnosa utama yang diambil menurut (NANDA, 2012, Friedman, 2010) dimana diagnose utamanya adalah Nyeri sendi kaki dan tangan berhubungan dengan pada sendi kaki dan tangan berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga dalam mengenal tentang penyakit gout.

Diagnosa pertama diangkat

berdasarkan skoring yaitu 31/3 dengan

sifat masalah actual nilainya 1, kemungkinan masalah dapat diubah mudah dengan nilai 1, potensial masalah untuk dicegah cukup dengan

nilai 1/3 , menonjolnya masalah ada

masalah yang harus segera ditangani nilainya 1.

Rencana tindakan untuk diagnosa yang pertama adalah a) gali tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit gout, hal ini untuk mengetahui sejauh mana keluarga mengetahui penyakit gout, b) jelaskan kepada keluarga tentang pengertian penyakiy gout, hal ini untuk mengetahui pengertian yang tepat tentang gout dan dan tidak salah dalam pemahaman tentang penyakit

(10)

yang belum jelas, i) beri reinforcement positif atas jawaban keluarga, hal ini akan memotivasi keluarga untuk meningkatkan pengetahuan dan pencegahan penyakit.

Didalam pelaksanaan rencana tindakan, penulis melakukan penyuluhan kesehatan tentang pengertian penyakit asam urat (gout) dengan menggunakan poster dan leaflet, hal ini bertujuan untuk memudahkan pemahaman kepada keluarga, dan leaflet diberikan untuk disimpan keluarga untuk bahan pengingat jika keluarga lupa dengan yang diajarkan.

Evaluasi dari implementasi diatas yaitu TUK 1 : keluarga memahami dan mampu mengulangi pengertian, penyebab asam urat, dan diit untuk penderita gout, masalah teratasi, intervensi dihentikan. TUK 2 : keluarga mengatakan bisa merawat jika ada anggota keluarga yang sakit, masalah teratasi, intervensi dihentikan. TUK 3 : keluarga dapat menyebutkan cara perawatan mandiri dirumah, keluarga mengetahui diit yang tepat untuk penderita gout, dan keluarga dapat mendemonstrasikan

cara kompres hangat dengan menggunakan botol,masalah teratasi sebagian, lamjutkan intervensi : melakukan kompres hangat saat nyeri dating dengan mandiri. TUK 4 : keluarga mau membersihkan dan menjaga kebersihan di sekitar rumah, masalah teratasi, intervensi dihentikan. TUK 5 : keluarga juga mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit akan segera dibawa ke puskesmas, dan mengontrolkan Tn. P

ke puskesmas gatak, sukoharjo,masalah teratasi sebagian,

intervensi dilanjutkan. Rencana selanjutnya adalah memotivasi keluarga untuk menggunakan fasilitas kesehatan terdekat.

Diagnosa yang kedua diambil berdasarkan pengkajian adalah resiko terjadinya penyakit saluran pernapasan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan untuk menghentikan kebiasaan merokok( NANDA, 2012, Friedman, 2010).

Untuk diagnosa yang kedua

diprioritaskan dengan skor 25/6

dengan sifat masalah ancaman

nilainya 2/3, kemungkingan masalah

(11)

potensial masalah untuk dicegah

cukup dengan nilai 2/3, menonjolnya

masalah tidak menganggap sebagai masalah yang perlu segera ditangani nilainya 1/2.

Rencana tindakan yaitu a) gali pengetahuan keluarga tentang bahaya merokok, hal ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana keluarga mengetahui penyebab merokok pada Tn. P. b) jelaskan tentang merokok merugikan keluarga, hal ini meningkatkan pengetahuan keluarga dampak merokok bagi Tn. P dan keluarga, c) jelaskan merokok bisa merusak berbagai sistem yaitu pernapasan,saluran pencernaan,dan merusak pembuluh darah, hal ini bertujuan untuk keluarga segera mengambil keputusan segera agar tidak terjadi penyakit pada saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan pembuluh darah, d) jelaskan cara mengurangi atau berhenti merokok, hal ini untuk memotivasi keluarga untuk berhenti merokok, e) diskusikan tentang lingkungan yang baik bagi keluarga , hal ini dilakukan untuk mencegah pencemaran udara oleh asap rokok dengan cara melarang Tn. P merokok di dalam

rumah, f) diskusikan tentang pemanfaatan fasilitas kesehatan hal ini diharapkan keluarga mau menggunakan fasilitas kesehatan jika ada gejala-gejala akibat merokok, g ) berikan kesempatan keluarga untuk bertanya dan menjawab pertanyaan , hal ini untuk mengetahui respon keluarga dalam mengikuti penyuluhan, sekaligus sebagai evaluasi, h) beri respon positif atas kemampuan keluarga dalam menjawab pertanyaan, hal ini berguna untuk memotivasi keluarga dalam meningkatkan pengetahuan dan pencegahan merokok.

(12)

sudah puluhan tahun jadi sulit untuk berhenti.

Evaluasi TUK 1 : keluarga mampu memahami bahaya merokok untuk kesehatan Tn. P dan keluarganya,masalah teratasi, intervensi dihentikan, TUK 2 : keluarga mengatakan merokok bisa merusak berbagai sistem yaitu pernapasan, saluran pencernaan, dan pembuluh darah jika tidak segera dihentikan,masalah TUK 3 : keluarga mengatakan akan menegur Tn. P untuk berhenti merokok, Tn. P mengerti cara lain untuk tidak merokok, dan Tn. P sekarang mengurangi rokok dari satu bungkus sehari menjadi 5 batang, masalah teratasi sebagian, intervensi dilanjutkan, TUK 4 : keluarga mau membersihkan lingkungan rumah, dan Tn. P sudah tidak merokok di dalam rumah lagi, masalah teratasi sebagian, lanjutkan intervensi, TUK 5 : keluarga mengatakan akan membawa ke puskesmas jika ada anggota yang sakit, masalah teratasi sebagian, lanjutkan intervensi. Rencana tindakan selanjutnya yaitu motivasi keluarga untuk

menggunakan fasilitas kesehatan di daerah gatak,sukoharjo.

Simpulan dan Saran A. Simpulan

1. Dalam memberikan asuhan

keperawatan pada keluarga Tn. P yang penulis lakukan dari tahap pengkajian sampai evaluasi dari tanggal 11-15 maret 2014, penulis menemukan data bahwa anggota keluarga tidak mengetahui secara menyeluruh tentang masalah kesehatan anggota keluarga yang menderita penyakit gout, keluarga tidak mengetahui cara mengatasi nyeri yang dirasakan oleh Tn. P, didapat juga data ada anggota keluarga yang merokok yaitu Tn. P karena keluarga tidak mampu mengambil keputusan untuk menghentikan merokok Tn. P

2. Sehingga dari pengkajian yang

(13)

mampuan keluarga dalam mengenal maalah kesehatan. 2. Resiko terjadinya penyakit saluran pernapasan pada Tn. P

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan untuk menghentikan kebiasaan merokok Tn. P .

3. Rencana tindakan yang pertama

akan dilakukan adalah penyuluhan kesehatan dan pendidikan kesehatan tentang

pengertian penyakit gout,penyebab, tanda gejala,

cara perawatan,diet yang tepat, komplikasi dari gout, kemudian berikan pengetahuan tentang bahaya penyakit gout jika tidak segera diatasi secepatnya, kemudian mendemonstrasikan atau mengajarkan kepada keluarga cara kompres hangant menggunakan botol atau

handaduk, kemudian memberikan penjelasan bagaimana pentingnya kebersihan lingkungan untuk

kesehatan keluarga, motivasi jika ada anggota keluarga yang sakit untuk segera dibawa ke

pelayanan kesehatan terdekat. Rencana tindakan yang kedua adalah melakukan penyuluhan kesehatan tentang bahaya merokok bagi Tn. P dan anggota keluargannya, kerugian merokok,dan cara mengatasi kebiasaan merokok yang dilakukan Tn. P. kemudian berikan pengetahuan bahaya merokok jika tidak segera ditangani, berikan motivasi pada Tn. P untuk tidak merokok di dalam rumah karena bisa membahayakan anggota keluargannya, kemudian berikan penjelasan kepada Tn. P

(14)

4. Pada pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga pada tanggal 11-15 maret 2014 yang telah dilakukan melalui penyuluhan kesehatan yang berjalan dengan lancer karena kerja sama keluarga yang baik untuk pelaksanaan.

5. Evaluasi

Dari sebagian besar proses asuhan keperawatan telah dipahami dan bisa dimengerti oleh keluarga dibuktikan dengan keluarga mampu melakukan kompres hangat dengan baik dan benar untuk menghilangkan rasa nyeri pada Tn. P , dan setelah tanggal 15 maret 2014 saat datang Tn. P tidak merokok, Tn. P mengatakan sekarang mengetahui bahaya merokok,

dengan bukti sekarang Tn. P sehari merokok habis 5 batang dari biasanya 1 bungkus sehari dan sekarang Tn. P tidak merokok di dalam rumah lagi.

B. Saran

Berdasarkan hasil

kesimpulan studi kasus ini

maka penulis memberikan saran bagi :

1. Pada Tn. P dan keluarga

sebaiknya memperhatikan kesehatannya sendiri dengan menjaga pola makan dan minum obat secara teratur, jika obat mau habis segera kontrol ke puskesmas, dan selalu menyadari bahaya merokok bagi diri sendiri dan anggota keluargannya.

2. Pihak puskesmas hendaknya

dalam pencarian kasus lebih aktif lagi dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah penduduk tidak hanya menunggu pasien datang ke puskesmas.

3. Pendidikan berhubung penyakit

gout dan perkembangannya sampai saat ini masih menjadi misteri, maka dari itu dibutuhkan penelitian khusus untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi dunia pendidikan kesehatan dan untuk

(15)

upaya-upaya yang berguna untuk peningkatan kesehatan masyarakat, khususnya penyakit gout, karena kurang pengetahuan masyarakat mengenai penyakit gout maka kerja sama antara petugas kesehatan dengan mahasiswa untuk merubah perilaku masyarakat menuju hidup yang sejahtera.

Daftar Pustaka

Friedman. M. Marliyan. 2010. Buku Ajar Keperawatan : Riset, Teori dan Praktik Edisi ke-5. Jakarta: EGC

Hidayat, R. 2009. Gout dan

Hiperurisemia, Divisi Reumatologi Departemen Ilmu

Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta

Lingga, Lanny. 2012. Bebas Penyakit Asam Urat Tanpa Obat.Jakarta : Agromedia pustaka

Muhlisin, Abi. 2012. Keperawatan Keluarga. Surakarta : Gosyem Publishing

Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajaran Asuhan Keperawatan Klien

dengan Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: EGC

Nanda. 2012. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan NANDA North American Nursing

Diagnosis Asspciation NIC NOC. Yogyakarta : Gosyen Publishing Sandjaya, Herman. 2014. Buku Sakti

Pencegahan dan Penangkal Asam Urat. Yogyakarta : Mantra Books

Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G. Bare. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Ed 8. Jakarta : EGC

Sudoyo, A. W, 2010. Buku Ajaran Ilmu Penyakit Dalam(V ed.). Jakarta : EGC

Susanto, Teguh. 2013. Buku Asam Urat Deteksi, Pencegahan, Pengobatan. Yogyakarta : Buku Pintar

Referensi

Dokumen terkait

Hasil : Setelah dilakukan pengkajian, diagnosa yang muncul adalah halusinasi pendengaran berhubungan dengan isolasi social, isolasi sosial:menarik diri

Hasil : Setelah dilakukan pengkajian, diagnosa yang muncul adalah halusinasi pendengaran berhubungan dengan isolasi social, isolasi sosial:menarik diri

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia yang telah di karuniakan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Kaarya Tulis Ilmiah ini

kunjungan didapatkan tiga diagnosa keperawatan yaitu gangguan rasa nyaman berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi, resiko

Karya tulis ini disusun untuk mengetahui proses asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Tn.S dengan masalah utama gout (asam urat) pada Tn.S di wilayah kerja

Hanya puji syukur yang senantiasa dapat melukiskan rasa syukur penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.B DENGAN MASALAH UTAMA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.B DENGAN MASALAH UTAMA GOUT ARTRITIS (ASAM URAT) PADA Tn.B DI JAMUR RT 02 RW VII, TRANGSAN, DI WILAYAH.. PUSKESMAS GATAK, SUKOHARJO (Ikhsan

Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, ditandai dengan Tn.F maupun keluarga mengatakan sebagian mengerti tentang penyakit TB Paru,