• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS Penerapan Model Problem Based Instruction (PBI)Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Prestasi Belajar Matematika (PTK Pada Siswa Kelas VII SMP Nege

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS Penerapan Model Problem Based Instruction (PBI)Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Prestasi Belajar Matematika (PTK Pada Siswa Kelas VII SMP Nege"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

(PTK Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Warureja - Tegal)

Naskah Publikasi Ilmiah

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :

RHISTY FRIDA UTAMI A 410 080 323

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

TI

rrallppued nury usp tmnmEey ffi1ln{"C

€ilqBrns

qu,(rpeuruuqnhtr selrsre^run

(,10(,.

....eI€{ems

rs'I

I6DmpseIAI

pd'I t'rurelng

Irs'3(I

rg'141 'rpreums

'sr(I

rm/(ep rrBrrnsns

::j:.1T::::ur

qerer uur14e,(u,p

"'p8Euaepe6

ueq

tlnEued rru/v\ep rmdep rp unlrrer1spedp

qele;

tzE 080

oIrY

ffi

: qelo rmsnsrp uep ualdelsradrp EueA

(1uBe1 - uJe.rn.rual

g;reEap

dI

IS

IIA

scley

?iasls cpud

XId)

YXIIYruf,IYI

[

UVfYTtrA ISYISflUd

NYC

SIIIU)I UDtIdUtrfl

NVNdNMIiIDT

I{\DIIYXCNINtrIAI

>IOINN

(tga)

NolronursNr

ogsyg htflafloud afloohr

NvdtruflNgd

'c

.7,

.I

tg"*{3->',..-"}"'

"li;..ir

r::

:ll.)f

hIYI{YSf,3Nfld

III

rrallppued muIJ uep uunmEoy s"11n{€C

€uB{€mS qedryeururuqnl

l

s€1tsre^Iull

rs'hl

'Plnps?w

pd'I

t'ruelng

FS

'3ro

rg'141'rpreums

's{I

IIB/Y\Ap IIBtmSnS

1ere,(s rqnuetuetu qe1e1

trulepfup

rrB(I :"

" " "

";i;"'

ii;f

"€r

"'

p8Euq epe4 rfnEued rrc 4.ep uedep ry ue{rrerIepedgp qe1ol

tz€

080

Ort'Y

ffi

: qelo rmsnsrp uep ueldersradrp

EueI

fietaa

- u[e.rnrur11

g;eotep

dI^lS

IIA

sBIeX c,rrsls BpBd

XId)

YXIIYhtf,IY}l[

UYfYTf,fl ISYIStrf,d

NYO

SIIIU}I UDIIdUf,{

NYOdIAIYI,IIDI

II\DIIY)ICNINflI

I

XfIINn

(Igd

NolrJnursNr

tlflsyfl

l,ttf,agoud

rsoolt

NydyuflNtrd

.E

.Z

.I

(3)

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

(PTK Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Warureja - Tegal)

Oleh

Rhisty Frida Utami1, Sumardi2, dan Sri Sutarni3

1

Mahasiswa Pendidikan Matematika UMS, A 410 080 323

2

Staf Pengajar UMS Surakarta, s_mardi15@yahoo.co.id

3

Staf Pengajar UMS Surakarta, srisutarniums.wordpress.com

Abstract

This study aims to determine the improvement of students' critical thinking skills and students’ achievement in learning mathematics through problem-based instruction (PBI). This type of study is classroom action research, which was implemented in three cycles. The subjects of this study was math’s teacher of VII A grade of SMP Negeri 3 Warureja as the giver of the action, as well as students of VII A class, the total of the students were 36 students as the subject who receives the action. The techniques of data collection were test, observation, field notes, reviews, and documentation. Data analysis was performed using descriptive qualitative method of data flow was analyzed from the act of learning was implemented and developed during the learning process. it can be inferred from the class action research include 1) An increase in students' critical thinking skills in learning, this can be seen from (1) The students’ attitude who are unable to express an opinion on the questions raised from 27.78% to 72, 22%, (2) The students’ attitude were able to answer the question and why the decision was taken ,increase from 19.44% to 75%, (3) The students’ attitude which accepted the other decisions and opinions increased from 33.33% to 72.22% , (4) The students’ attitude which are able to listen to the reasons why others have a different decision increased from 30.55% to 75%. 2) There is an improvement of the student’s achievement in mathematics increased from 27.78% to 77.78%. This study concluded that the application of learning methods through PBI can improve the students' critical thinking skills and students’ achievement in mathematics learning.

(4)

PENDAHULUAN

Selama ini matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit oleh

sebagian besar siswa. Anggapan ini tidak terlepas dari persepsi yang berkembang

dalam masyarakat tentang matematika sebagai pelajaran yang sulit. Kita

menyadari bahwa pelajaran matematika cenderung dipandang sebagai mapel yang

kurang diminati atau kalau bisa dihindari oleh sebagian besar siswa. Tetapi ada

juga siswa yang menikmati keasyikan bermain dengan matematika menggunakan

kaidah-kaidah matematika dan keteraturannya sehingga mereka merasa tertantang

untuk memecahkan berbagai macam bentuk soal matematika. Kedua persepsi itu

pasti ada dalam setiap jenjang pendidikan baik tingkat pendidikan dasar sampai

jenjang pendidikan tinggi.

Sebagian besar guru menerapkan pembelajaran konvensional. Pada

prosesnya guru menerangkan materi dengan metode ceramah, siswa

mendengarkan kemudian mencatat hal yang dianggap penting. Proses ini adalah

penjelasan guru, siswa hanya pasif mendengarkan uraian materi, menerima dan

menelan begitu saja ilmu atau informasi dari guru. Hal ini tentu berakibat

informasi yang didapat kurang begitu melekat dan membekas pada diri siswa.

Dengan langkah ini siswa juga cepat merasa bosan, jika perasaan ini terus

bertambah tentu akan berdampak buruk bagi siswa, misalnya minat untuk belajar

matematika akan turun serta menjadikan rendahnya kemampuan berpikir kritis

siswa dan dampak selanjutnya prestasi siswa akan turun.

Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa serta prestasi

belajarnya bukanlah hal yang mudah, apalagi kondisi bangsa Indonesia yang

sudah terbiasa dengan pembelajaran yang konvensional. Hal sederhana yang dapat

dilakukan untuk meningkatkannya adalah memperbaiki proses belajar-mengajar.

Proses belajar-mengajar merupakan suatu proses interkasi antara dua manusia

yaitu guru dan siswa dalam suatu lingkungan belajar.

Telah dikemukakan di atas bahwa matematika merupakan mata pelajaran

yang kurang diminati siswa, maka dengan metodenya guru harus berusaha

menumbuhkan minat atau rasa cinta matematika pada siswa. Pikiran siswa

(5)

secara langsung pada proses pemecahan masalah dalam proses pembelajaran.

Salah satu pemecahan masalah ini dipilih metode Problem Based Instruction

(PBI).

PBI menurut Dewey dalam Trianto (2007: 67) belajar berdasarkan

masalah interaksi antara stimulus dengan respons, merupakan hubungan antara

dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberi masukan kepada siswa

berupa bantuan dan masalah, sedangkan system saraf otak berfungsi menafsirkan

bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai,

dianalisis serta dicari pemecahannya dengan baik. Pengalaman siswa yang

diperoleh dari lingkungan akan menjadikan kepadanya bahan dan materi guna

memperoleh pengertian serta bisa dijadikan pedoman dan tujuan belajarnya.

Diharapkan dengan strategi ini siswa dapat lebih berpikir kritis dalam proses

pembelajaran, sehingga siswa lebih memahami materi matematika yang dipelajari.

Melalui uraian di atas dapat disepakati bahwa sikap siswa dalam kegiatan

pembelajaran matematika perlu mendapat pembenahan, sebab sikap seperti itu

akan menghasilkan kemampuan menyerap materi pelajaran yang rendah. Salah

satu hal yang perlu diperhatikan oleh guru adalah perbaikan strategi pembelajaran

yang dipilih, sebab yang menentukan aktivitas siswa adalah strategi pembelajaran

yang digunakan oleh guru. Guru matematika perlu menggunakan pendekatan

pembelajaran yang lebih kooperatif agar aktivitas siswa lebih meningkat. Dengan

strategi PBI diharapkan sikap siswa yang pasif serta prestasi belajar siswa yang

rendah dapat diperbaiki.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis

siswa dan prestasi belajar matematika pada siswa kelas VII A SMP Negeri 3

Warureja dalam pembelajaran matematika melalui model PBI.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau

Classroom Action Research (CAR) merupakan suatu pencermatan terhadap

kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara

(6)

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Warureja yang dimulai pada

bulan Maret 2012 sampai Juni 2012 dengan mengambil pokok bahasan segi

empat. Subjek penerima tindakan adalah siswa kelas VII A yang berjumlah 36

siswa yakni terdiri dari 18 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki.

Penelitian tindakan merupakan kegiatan pemecahan masalah yang dimulai

dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Tahap perencanaan

dilakukan mulai dialog awal dengan membicarakan batasan-batasan masalah dan

cara menyelesaiakannya. Hasil yang didapatkan antara peneliti dan guru adalah

untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dan prestasi belajar

matematika. Setelah dialog awal peneliti merencanakan tindakan kelas yang berisi

identifikasi masalah kelas dan perencanaan solusi masalah. Tindakan

pelaksanaaan berdasarkan perencanaan namun tindakan tidak mutlak dikendalikan

oleh rencana. Suatu tindakan yang diputuskan mengandung berbagai resiko

karena terjadi di dalam situasi nyata. Oleh karena itu, rencana tindakan harus

fleksibel dan siap diubah sesuai dengan keadaan yang ada sebagai usaha kearah

perbaikan. Observasi dilakukan sebagai upaya merekam segala peristiwa dan

kegiatan yang terjadi selama tindakan pembelajaran berlangsung. Refleksi

dilakukan untuk mengadakan upaya evaluasi yang dilakukan peneliti, guru dan

tim pengamat dalam penelitian tindakan kelas.

Sedangkan untuk mengetahui efektivitas strategi pembelajaran yang

digunakan, penelitian ini mengggunakan metode observasi, catatan lapangan, tes,

wawancara, dan dokumentasi. Analisis hasil pada penelitian ini ditekankan pada

kemampuan berpikir kritis siswa yang dapat dilihat dari sikap siswa yang mampu

menyampaikan pendapat atas pertanyaan yang diajukan, sikap siswa yang mampu

menjawab pertanyaan mengapa keputusan itu diambil, sikap siswa yang mampu

terbuka terhadap perbedaan keputusan dan pendapat orang lain, sikap siswa yang

sanggup menyimak alasan-alasan mengapa orang lain mendapat keputusan yang

(7)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penerapan model problem based instruction (PBI) mendapat tanggapan

positif dari guru, hal ini terbukti dari adanya peningkatan indikator-indikator

kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran

matematika pada pokok bahasan segi empat. Tindak mengajar yang dilakukan

guru dengan menerapkan metode PBI dapat membuat siswa mampu berpikir kritis

dalam proses pembelajaran. Tindak mengajar yang dilakukan sudah sesuai dengan

yang diharapkan yaitu menciptakan iklim pembelajaran yang aktif, inovatif dan

kreatif sehingga siswa tidak hanya pasif dalam mengikuti pembelajaran.Selama

pembelajaran siswa juga dapat terlibat aktif dan mampu berpikir kritis.

Berdasarkan tindakan pembelajaran dengan menerapkan metode PBI

secara keseluruhan kemampuan berpikir kritis siswa dan prestasi belajar

matematika mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Kemampuan berpikir

kritis yang dimaksud adalah sikap siswa yang mampu menyampaikan pendapat

atas pertanyaan yang diajukan, sikap siswa yang mampu menjawab pertanyaan

mengapa keputusan itu diambil, sikap siswa yang mampu terbuka terhadap

perbedaan keputusan dan pendapat orang lain, sikap siswa yang sanggup

menyimak alasan-alasan mengapa orang lain mendapat keputusan yang berbeda.

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses tindakan kelas mengenai

kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar matematika siswa kelas VII A

(8)
[image:8.612.128.514.166.521.2]

Tabel 1

Kemampuan Berpikir Kritis dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII A SMP

Negeri 3 Warureja Sebelum Dan Setelah Penelitian

No Indikator Sebelum

Penelitian Sesudah Penelitian Putaran I Putaran II Putaran III

1 Kemampuan berpikir kritis Siswa a. Mampu menyampaikan pendapat atas pertanyaan yang diajukan 10 siswa (27,78%) 12 siswa (33,33%) 20 siswa (55,55%) 26 siswa (72,22%)

b. Mampu menjawab pertanyaan mengapa keputusan itu diambil

7 siswa (19,44%) 11 siswa (30,55%) 17 siswa (47,22%) 27 siswa (75%)

c. Terbuka terhadap keputusan dan pendapat orang lain

12 siswa (33,33 %) 17 siswa (47,22%) 22 siswa (61,11%) 26 siswa (72,22%)

d. Sanggup menyimak alasan-alasan mengapa orang lain mendapat keputusan yang berbeda 11 siswa (30,55%) 16 siswa (44,44%) 24 siswa (66,78%) 27 siswa (75%)

2 Prestasi belajar 10 siswa

(27,78%) 16 siswa (44,44%) 23 siswa (63,88%) 28 siswa (77,78%)

Data penelitian diatas berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis siswa,

dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Data diatas dapat

dilihat secara grafis. Gambar di bawah ini menunjukkan grafik peningkatan

kemampuan berpikir kritis siswa, dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran

(9)
[image:9.612.134.511.106.291.2] [image:9.612.132.512.335.494.2]

Gambar 1 Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis

Gambar 2 Peningkatan Prestasi Belajar

Grafik di atas menunjukkan bahwa perubahan tindak belajar yang

berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran setelah

dilakukan tidakan selama tiga siklus. Kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus

pertama sampai dengan siklus terakhir mengalami peningkatan. Indikator

kemampuan menyampaikan pendapat atas pertanyaan yang diajukan meningkat

menjadi 26 siswa (72,22%). Indikator hal mampu menjawab pertanyaan mengapa

keputusan itu diambil meningkat menjadi 27 siswa (75%). Indikator terbuka

terhadap keputusan dan pendapat orang lain meningkat menjadi 26 siswa

(72,22%), dan indikator dalam hal sanggup menyimak alasan-alasan mengapa

0 1 2 3 4 5 6 7 8

Sebelum Penelitian

Putaran 1 Putaran 2 Putaran 3

Indikator 1

Indikator 2

Indikator 3

Indikator 4

0 2 4 6 8 10

Sebelum Penelitian

Putaran 1 Putaran 2 Putaran3

Prestasi Belajar

(10)

orang lain mendapat keputusan yang berbeda meningkat menjadi 27 siswa (75%).

Prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika mengalami peningkatan.

Siswa yang memperoleh nilai lebih dari sama dengan 65 mencapai 28 siswa

(77,78%).

Pengamatan yang dilakukan peneliti, bahwa selama tindakan dengan

menerapkan metode PBI diperoleh hasil bahwa kemampuan berpikir kritis dan

prestasi belajar matematika siswa sudah mulai mengalami peningkatan yang

signifikan.Guru tidak lagi mendominasi pembelajaran dan sudah mengkondisikan

siswa untuk dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Kegiatan diskusi

kelompok juga sudah tidak didominasi oleh siswa yang pandai. Guru juga sudah

melibatkan siswa dalam membuat kesimpulan mengenai materi yang dipelajari.

Selain itu siswa juga dituntut untuk menyajikan hasil karya (mempresentasikan

hasil pemesahan masalah pembelajaran).

Secara keseluruhan setelah penerapan tindakan kelas dari siklus I sampai

dengan siklus III dengan metode PBI dapat meningkatkan kemampuan berpikir

kritis dan prestasi belajar matematika siswa kelas VII A SMP Negeri 3 Warureja.

Penelitian tentang peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam

pembelajaran matematika telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu, salah

satunya telah dilakukan oleh Dwi Nurjanah (2010). Perbedaan penelitian

terdahulu dengan peneliti adalah pada metode pembelajaran dan indikator yang

digunakan. Sedangkan persamaannya terletak pada hasil yang dicapai yaitu

peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran matematika.

Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Nurjanah (2010) menyimpulkan bahwa ada

peningkatan aktivitas berpikir kritis dengan menggunakan metode RME sehingga

prestasi belajar siswa meningkat. Sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti

adalah meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar matematika

melalui model pembelajaran PBI.

Metode pembelajaran yang digunakan peneliti belum digunakan dalam

penelitian sebelumnya. Penerapan strategi pembelajaran ini dapat mengkondisikan

(11)

dalam menyelesaikan permasalahan soal yang diberikan oleh guru secara mandiri

yang dilakukan dengan bimbingan guru.

Menurut John R. Mergendoller (2005: 1: 49-69) dalam The

Interdisciplanary Journal of Problem Based-Learning (PBL) menyimpulkan

bahwa:

“This study compared the effectiveness of problem-based learning (PBL) and traditional instructional approaches in developing high-school students’ macroeconomics knowledge and examined whether PBL was differentially effective with students demonstrating different levels of four aptitudes: verbal ability, interest in economics, preference for group work, and problem-solving efficacy. Over all, PBL was found to be a more effective instructional approach for teaching macroeconomics than traditional lecture–discussion. Additional analyses provided evidence that PBL was more effective than traditional instruction with students of average verbal ability and below, students who were more interested in learning economics,and students who were most and least confident in their ability to solve problems”

Studi ini membandingkan efektivitas pembelajaran berbasis masalah

(PBL) dan pendekatan pengajaran tradisional dalam mengembangkan

pengetahuan makroekonomi SMA siswa dan meneliti apakah PBL adalah

pendekatan yang efektif pada siswa untuk menunjukkan kemampuan verbal,

minat di bidang ekonomi, kemampuan untuk berdiskusi/ kerja kelompok, dan

pemecahan masalah. PBL ditemukan menjadi pendekatan pembelajaran yang

lebih efektif untuk mengajar makroekonomi dibandingkan pembelajaran

tradisional. Tambahan analisis memberikan bukti bahwa PBL adalah lebih efektif

dibandingkan dengan metode tradisional, pada siswa dari kemampuan verbal di

bawah rata-rata, siswa akan lebih tertarik untuk belajar ekonomi, dan siswa akan

percaya diri akan kemampuan mereka untuk memecahkan masalah.

Pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang melibatkan siswa untuk

aktif dalam berbagi ide, berpendapat, membuat kesimpulan. Demikian juga pada

proses pembelajaran yang menerapkan model PBI. Berdasarkan hasil yang telah

(12)

memperkuat penelitian-penelitian terdahulu dan memperkuat pendapat para ahli.

Penerapan model pembelajaran PBI telah meningkatkan kemampuan berpikir

kritis dan prestasi belajar matematika siswa kelas VII A SMP Negeri 3 Warureja.

Hal ini mendukung diterimanya hipotesis penelitian tindakan kelas yaitu jika guru

menerapkan model pembelajaran PBI dalam pembelajaran akan meningkatkan

kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar matematika siswa.

SIMPULAN

Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari penelitian tindakan kelas yang

telah dilakukan secara kolaboratif antara peneliti, guru matematika kelas VII A,

dan kepala sekolah antara lain adalah adanya peningkatan kemampuan berpikir

kritis siswa dalam pembelajaran, hal ini dapat dilihat dari (1) Sikap siswa yang

mampu menyampaikan pendapat atas pertanyaan yang diajukan meningkat dari

27,78% sebelum tindakan menjadi 72,22% pada akhir tindakan, (2) Sikap siswa

yang mampu menjawab pertanyaan mengapa keputusan itu diambil meningkat

dari 19,44% sebelum tindakan menjadi 75% pada akhir tindakan, (3) Sikap siswa

yang terbuka terhadap keputusan dan pendapat orang lain meningkat dari 33,33%

sebelum tindakan menjadi 72,22% pada akhir tindakan, (4) Sikap siswa yang

sanggup menyimak alasan-alasan mengapa orang lain mendapat keputusan yang

berbeda meningkat dari 30,55% sebelum tindakan menjadi 75% pada akhir

tindakan. 2) Adanya peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran

matematika meningkat dari 27,78% sebelum tindakan menjadi 77,78% pada akhir

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Mergendoller, John R dan Nan L Maxwell. 2005. “The Effectiveness of Problem-Based Instruction: A Comparative Study of Instructional Methos and Student Characteristics”. The Interdisciplinary Journal of Problem

Based-Learning / Vol. 1, No. 2. 1-69.

Nurjanah, Dwi. 2010. Upaya Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Pendekatan RME. Skripsi. Surakarta: UMS (Tidak dipublikasikan).

Gambar

Tabel 1
Gambar 1 Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis

Referensi

Dokumen terkait

Jika anda memilih pilihan ini, maka konfigurasi yang telah diatur sebelumnya akan disimpan dalam bentuk file script yang berisi perintah-perintah untuk membuat database.. Anda

Untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis pertama, yaitu bahwa diduga secara serempak, variabel kinerja keuangan yang meliputi: EPS, ROA, NPM , dan DER mempunyai pengaruh yang

Untuk perancangan sistem Pengaman Motor menggunakan Smartcard ini, hardware yang di gunakan adalah Arduino Uno yang digunakan sebagai otak dari sistem ini dan

Setelah dilakukan penelitian tentang efektivitas terapi kombinasi jus bayam dan tomat terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil dengan anemia, diketahui

Dengan demikian, kondisi seseorang dapat dilihat secara komprehensif (Suharmiati, 2003). Pada bulan April tanggal 15 dan 21 serta pada bulan Mei tanggal 21 penulis melakukan

Oleh karena itu,usaha yang perlu dilakukan PT Karunia Alam Segar untuk menurunkan cacat (defect ) pada proses produksi packing noodle adalah melakukan kontrol

Internal dan eksternal, indikator yang masuk kedalam kelompok ini adalah keseimbangan antara bisnis perusahaan dan pemakaian teknologi, perencanaan proyek yang baik

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara C oping E ff ort dengan upaya mencari kesembuhan yang dilakukan oleh penyalahguna narkoba jarum suntik yang