• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI SOSIAL UNTUK MEMBANTU KETERAMPILAN SOSIAL SISWA TERISOLIR : Studi Pra Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI SMKN 20 Jakarta Selatan Tahun Ajaran 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI SOSIAL UNTUK MEMBANTU KETERAMPILAN SOSIAL SISWA TERISOLIR : Studi Pra Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI SMKN 20 Jakarta Selatan Tahun Ajaran 2011/2012."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

vii

A. Latar Belakang Masalah………

B. Perumusan Masalah ………...

C. Tujuan Penelitian………..

D. Manfaat Penelitian………

E. Metode Penelitian………...

BAB II KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI SOSIAL dan KETERAMPILAN SISWA TERISOLIR………. A. Konsep Bimbingan dan Konseling……… B. Konsep Program Bimbingan dan Konseling Pribadi dan

Sosial………... C. Konsep Keterampilan Sosial dan Siswa Terisolir…………... D. Peranan Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial Untuk

Membantu Keterampilan Sosial Siswa Terisolir………... E. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu………

BAB III METODE PENELITIAN………. .…….. A. Pendekatan dan Metode Penelitian……… B. Lokasi, Populasi dan Sampel……….

C. Definisi Operasional………..

D. Teknik Pengumpulan Data……….

E. Pengembangan Instrument……….

F. Teknik Analisis Data……….

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………..

A. Hasil Penelitian ……….

B. Pembahasan ………..

C. Keterbatasan Penelitian ……….

(2)

viii

BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi……….

A. Kesimpulan………

B. Rekomendasi……….

DAFTAR PUSTAKA………..

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat-surat Izin Penelitian………... Lampiran 2 : Instrumen Penelitian………... Lampiran 3 : Hasil Sosiometri……….. Lampiran 4 : Hasil Pengolahan Data……… Lampiran 5 : Program Bimbingan dan Konseling SMKN 20 ………. Lampiran 6 : Kegiatan Satuan Layanan………... Lampiran 7 : Hasil Dokumentasi ………. Lampiran 8 : Riwayat Hidup………

115 115 116

117

(3)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1. Sampel Penelitian………... 3.2. Sampel Penelitian Siswa Terisolir .………... 3.3. Kisi-kisi Instrument……… 4.1. Profil Keterampilan Sosial Siswa Terisolir……… 4.2. Profil Aspek Perilaku Interpersonal………... 4.3. Profil Aspek Perilaku Yang Berhubungan Dengan Diri Sendiri... 4.4. Profil Aspek Kesuksesan Akademis……….. 4.5. Profil Peer Acceptance………... 4.6. Profil Keterampilan Komunikasi……… 4.7. Silabus Program Bimbingan dan Konseling Untuk Membantu

Keterampilan Sosial Siswa Terisolir……….. 4.8 Profil Keterampilan Sosial Sebelum Perlakuan………. 4.9. Profil Keterampilan Sosial Setelah Perlakuan………

Halaman

61 62 69 73 75 76 78 79 80

(4)

x

DAFTAR GRAFIK

Grafik

4.1. Profil Keterampilan Sosial Siswa Terisolir Sebelum Tindakan…. 4.2. Profil Aspek Perilaku Interpersonal………... 4.3. Profil Apek yang Berhubungan dengan Diri Sendiri………. 4.4. Profil Aspek Kesuksesan Akademis………... 4.5. Profil Peer Acceptance………... 4.6. Profil Keterampilan Komunikasi……… 4.7. Profil Keterampilan Sosial Siswa Terisolir Setelah Tindakan... 4.8. Profil Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa Terisolir……….

Halaman

(5)

60 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan melalui pencatatan

data dan pengolahan data secara eksak dalam bentuk angka, sedangkan untuk

menganalisis datanya digunakan perhitungan statistik.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode Pra eksperimen.

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai

pengembangan program bimbingan pribadi sosial untuk membantu keterampilan

sosial siswa terisolir. Gambaran yang diperoleh dengan cara memberikan tes di

awal, kemudian diberikan treatment dalam jangka waktu tertentu, selanjutnya

diberi tes akhir dan kemudian hasil kedua tes tersebut dibandingkan.

B. Lokasi, Populasi, dan Sampel

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 20 Cilandak Jakarta Selatan,

dengan alasan bahwa di sekolah ini masih ditemukan siswa yang terisolir,

selalu menyendiri di dalam maupun di luar kelas, hanya mempunyai satu teman,

tidak aktif dalam kegiatan di kelas, tidak aktif juga mengikuti kegiatan

(6)

Hal ini dapat dilihat dalam hasil wawancara dengan guru kelas dan teman

kelasnya serta pengamatan dalam mengadakan penelitian di lokasi tersebut.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 3 kelas paralel

yaitu kelas X, XI dan kelas XII yang berjumlah 672 siswa, dan untuk

menentukan sampel atau kelas yang menjadi subyek penelitian digunakan teknik

purposive sampling yaitu sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu.

Adapun sampel yang dipilih adalah kelas XI dengan jumlah 204 siswa. Dengan

maksud bahwa kelas XI merupakan kelas di mana siswa nya masih butuh

beradaptasi dan memungkinkan masih terdapat siswa yang terisolir. Berikut

Tabel 3.1 sampel Penelitian kelas XI.

Tabel 3.1. Sampel Penelitian

Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Membantu Keterampilan Sosial Siswa Terisolir

KELAS JUMLAH SISWA JUMLAH

L P

XI PS 9 22 31

XI AP 1 4 27 31

XI AP 2 3 28 31

XI PM 1 11 14 25

XI PM 2 14 10 24

XI AK 1 8 24 32

XI AK 2 7 23 30

(7)

62

Selanjutnya, untuk mengetahui siswa terisolir dari sampel diatas, maka

digunakan alat sosiometri. Berikut tabel 3.2.

Tabel 3.2. Sampel Penelitian

Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Membantu Keterampilan Sosial Siswa Terisolir

KELAS JUMLAH SISWA

Nama Siswa JUMLAH

(8)

Jika dilihat dari hasil sosiometri dapat terlihat bahwa siswa terisolir

terdapat 15 orang, 2 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan. Hasil

sosiometri terlampir.

C. Definisi Operasional

Program bimbingan dan konseling pribadi sosial merupakan pedoman atau

kegiatan bimbingan dan konseling SMKN 20 Cilandak Jakarta Selatan yang

dibuat oleh Guru Bimbingan dan Konseling bersama dengan peneliti yang

dimaksudkan untuk membantu keterampilan sosial siswa terisolir khususnya

kelas XI. Adapun unsur-unsur yang terdapat di dalam Program bimbingan dan

konseling pribadi sosial SMKN 20, di antaranya:

1. Rasional : Hasil penelitian siswa kelas XI SMKN 20 Cilandak Jakarta Selatan

yang menunjukkan keterampilan sosial siswa terisolir terlihat rendah, maka

program bimbingan dan konseling pribadi sosial merupakan program yang

tepat untuk membantu keterampilan sosial siswa terisolir khusunya kelas XI.

2. Visi dan Misi SMKN 20 : Peningkatan keimanan dan ketaqwaan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa sehingga terbangun siswa yang berkompeten dan

berakhlak mulia.

3. Komponen program, antara lain:

a) Layanan Dasar: dalam hal ini layanan dasar dalam bentuk klasikal atau

bimbingan kelas, b) perencanaan individual, c) layanan responsif, dan d)

(9)

64

4. Strategi layanan yang terkait dengan kebutuhan keterampilan sosial siswa

terisolir di SMKN 20, antara lain : a) Bimbingan kelompok, b) konseling

individual, c) konseling kelompok.

Selanjutnya, keterampilan sosial siswa kelas XI SMKN 20 Cilandak Jakarta

Selatan dalam berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya ditandai dengan

beberapa aspek, di antaranya perilaku interpersonal, perilaku yang berhubungan

dengan diri sendiri, perilaku yang berhubungan dengan kesuksesan akademis,

peer acceptance, dan keterampilan komunikasi, berikut akan dipaparkan lebih

dalam mengenai beberapa aspek-aspek yang terkait dengan keterampilan sosial

siswa terisolir di SMKN 20, antara lain sebagai berikut.

1. Perilaku interpersonal

Merupakan perilaku yang menyangkut keterampilan yang dipergunakan

selama melakukan interaksi sosial. Perilaku ini disebut juga ketrampilan

menjalin persahabatan, misalnya memperkenalkan diri, menawarkan bantuan,

dan memberikan atau menerima pujian. Keterampilan ini kemungkinan

berhubungan dengan usia dan jenis kelamin.

2. Perilaku yang berhubungan dengan diri sendiri

Merupakan keterampilan mengatur diri sendiri dalam situasi sosial,

misalnya keterampilan menghadapi stress, memahami perasaan orang lain,

dan mengontrol kemarahan. Dengan kemampuan ini, anak dapat

memperkirakan kejadian-kejadian yang mungkin akan terjadi dan dampak

(10)

3. Perilaku yang berhubungan dengan kesuksesan akademis

Merupakan perilaku atau ketrampilan sosial yang dapat mendukung

prestasi belajar di sekolah, misalnya mendengarkan dengan tenang saat guru

menerangkan pelajar, mengerjakan pekerjaan sekolah dengan baik, melakukan

apa yang diminta oleh guru, dan mengikuti aturan kelas.

4. Peer acceptance

Merupakan perilaku yang berhubungan dengan penerimaan sebaya,

misalnya memberi salam, memberi dan meminta informasi, mengajak teman

terlibat dalam suatu aktivitas, dan dapat menangkap dengan tepat emosi orang

lain.

5. Keterampilan komunikasi

Keterampilan komunikasi merupakan salah satu keterampilan yang

diperlukan untuk menjalin hubungan sosial yang baik. Kemampuan anak

dalam berkomunikasi dapat dilihat dalam beberapa bentuk, antara lain

menjadi pendengar yang responsif, mempertahankan perhatian dalam

pembicaraan dan memberikan umpan balik terhadap kawan bicara.

Keterampilan sosial bagi siswa terisolir dalam hal ini dapat membantu

kemampuan sosialnya, adapun kemampuan yang akan dibentuk meliputi

kemampuan berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain,

menghargai diri sendiri dan orang lain, mendengarkan pendapat atau keluhan

dari orang lain, memberi atau menerima feedback, memberi atau menerima

(11)

66

Apabila keterampilan sosial dapat dikuasai oleh siswa terisolir pada fase

tersebut, maka ia akan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan

sosialnya.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut.

1. Angket atau kuesioner

Angket diberikan secara langsung di dalam kelas, melalui hasil angket

ini dapat terlihat keterampilan sosial siswa di dalam kelas.

2. Pedoman Observasi

Observasi dilakukan secara langsung, melalui observasi ini dapat terlihat

aktifitas siswa selama bersosialisasi di kelas, di luar kelas, di perpustakaan

dan pada jam-jam kosong kelas.

3. Pedoman sosiometri

Sosiometri digunakan untuk memilih beberapa teman yang disukai

maupun yang tidak disukai serta digunakan juga untuk menyatakan

kesukaannya atau ketidaksukaannya terhadap teman-teman dalam kelompok pada

umumnya.

4. Pedoman Wawancara

Wawancara dilakukan secara mendalam dengan guru mata pelajaran dan

wali kelas, sebagai sumber data utama selain itu informasi juga didapatkan

(12)

wawancara utama. Langkah awal adalah menyiapkan lembar atau pedoman

wawancara agar kegiatan wawancara lebih terarah dan terfokus pada masalah

yang hendak diteliti. Pedoman wawancara disusun sesuai dengan tujuan

penelitian

Selanjutnya, penelitian ini juga menggunakan angket (kuesioner) sebagai

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

E. Pengembangan Instrumen

Dalam menyusun alat pengumpul data, berpedoman pada ruang lingkup

variabel penelitian, dan untuk memudahkan dalam menyusun alat pengumpul data

ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menyusun indikator-indikator dari variabel penelitian yang akan ditanyakan

pada responden berdasarkan pada teori yang telah dikemukakan dalam

pembahasan sebelumnya.

Membuat kisi-kisi dalam bentuk matriks yang sesuai dengan indikator setiap

variabel. Dari aspek-aspek dalam penelitian ini, disusun kisi-kisi sebagai

instrument penelitian sebagai berikut:

Keterampilan sosial, yaitu meliputi : (a) Perilaku Interpersonal, (b) Perilaku yang

berhubungan dengan diri sendiri, (c) Perilaku yang berhubungan dengan

(13)

68

2. Mengembangkan Instrumen

Menyusun pertanyaan-pertanyaan disertai alternatif jawaban yang akan dipilih

oleh responden dengan berpedoman pada kisi-kisi butir angket yang telah

dibuat. Dalam instrumen ini menyediakan 5 option pilihan yaitu : SL =

Selalu, SR = Sering, JR = Jarang, KK = Kadang-kadang, TP = Tidak Pernah.

3. Menetapkan kriteria penyekoran untuk setiap alternatif jawaban serta bobot

penilaiannya dengan menggunakan skala Likert dengan skala sikap menurut

Furqon (Supriatna 2011: 197) skala sikap merupakan skala yang digunakan

untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek tertentu. Adapun penyekoran

untuk pernyataan positif pilihan Selalu skornya 5, Sering skornya 4, Jarang

skornya 3, Kadang-kadang skornya 2, Tidak Pernah skornya 1. Sedangkan

untuk pernyataan negatif skornya adalah sebaliknya. Selalu skornya 1, Sering

skornya 2, Jarang skornya 3, Kadang-kadang skornya 4, Tidak Pernah skornya

5.

4. Membuat petunjuk pengisian angket. Responden membubuhkan tanda cheklist

(√) pada jawaban yang sesuai.

5. Uji Coba.

Selanjutnya, Instrumen ini disusun dengan tujuan mengetahui profil

keterampilan sosial siswa terisolir. Di bawah ini disajikan kisi-kisi instrumen

(14)

Tabel 3. 2

1. Memperkenalkan diri 2. Menawarkan bantuan 3. Memberikan atau

menerima pujian.

1. Mendengarkan dengan tenang saat guru

menerangkan pelajaran. 2. Mengerjakan pekerjaan

sekolah

3. Melakukan apa yang diminta oleh guru 4. Mengikuti aturan kelas

15 2. Memberi dan meminta

informasi

3. Mengajak teman terlibat dalam suatu aktivitas 4. Dapat menangkap dengan

tepat emosi orang lain.

(15)

70

Data yang diperoleh dari angket sikap dikumpulkan kemudian dihitung dan

dikelompokkan berdasarkan jawaban responden dan selanjutnya dianalisis dengan

menggunakan skala Likert sebagai berikut :

Pilihan responden diberi skor berdasarkan pola penghitungan normalitas butir

soal sebagai berikut: Selalu = 5, Sering = 4, Jarang = 3, Kadang-kadang = 2 dan

Tidak Pernah = 1, dan pilihan siswa kemudian dianalisa, dan kemudian hasilnya

ditafsirkan dalam lima kategori siswa memliki keterampilan sosial sangat rendah,

siswa memiliki keterampilan sosial rendah, siswa memiliki keterampilan sosial

sedang atau rata-rata, siswa memiliki keterampilan sosial tinggi, serta siswa

memiliki keterampilan sosial sangat tinggi.

E. Teknik Analisis Data

Langkah dalam menganalisis data adalah, sebagai berikut :

1. Data yang telah dikumpul dari angket keterampilan siswa terisolir

dikelompokkan dan diurutkan berdasarkan jawaban siswa dengan

menggunakan skala Likert :

a. Pilihan responden diberi skor sebagai berikut selalu = 5, sering =4,

Jarang = 3, Kadang-kadang =2 dan tidak pernah = 1, dan pilihan siswa

kemudian dianalisis oleh tiga pakar pengukuran (judge) dan daya

pembeda butir soal dan hasilnya dikategorikan ke dalam kategori siswa

yang memiliki keterampilan sosial yang sangat tinggi, memiliki

(16)

rata-rata, memiliki keterampilan sosial rendah dan memiliki keterampilan

sosial yang sangat rendah.

b. Uji Persyaratan Analisis Data

1. Penilaian instrumen oleh Pakar

a. Penilaian instrumen dilakukan untuk mengetahui apakah data

dikatakan sesuai untuk disebarkan. Hal ini akan berpengaruh proses

lanjutan analisis statistik, jika instrument tersebut dikatakan sesuai,

maka analisis dilanjutkan menggunakan statistik parametrik.

Adapun pakar penilai untuk instrument penelitian adalah : (1) Prof.

Dr. H. Syamsu Yusuf LN, M. Pd., (2) Dr. Ilfiandra, M. Pd., (3) Dr.

H. Mubiar Agustin, M. Pd.

b. Uji Beda Rata-rata Sampel Dependent

Dalam penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan data

sebelum dengan data sesudah dari satu kelompok sampel, atau

membandingkan data antar waktu dari satu kelompok sampel, maka

dilakukan pengujian hipotesis komparasi dengan uji-t sebagai

berikut:

H₀ = µA = µB

H₁ = µA < µB

µA = rerata sesudah treatment

(17)

72

(misal α = 0,05) dan dk = n-1.

Kriteria pengujian hipótesis:

Tolak H0, jika t hitung > t tabel atau

Tarima H0, jika t hitung < t tabel, dimana ttabel = t(n-1, )

Md rumus yang digunakan : t =

x²d

n(n-1)

keterangan :

di = Selisih skor sesudah dengan skor sebelum setiap subjek (i)

Md = Rerata dari gain (d)

Xd = Deviasi skor gain terhadap reratanya (x = di – Md)

x²d = Kuadrat deviasi skor gain terhadap reratanya

(18)

115

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Dari keseluruhan proses penelitian yang dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut

1. Secara umum, profil keterampilan sosial siswa terisolir di SMKN 20 Cilandak Jakarta Selatan berada pada kategori rendah terutama pada aspek Peer Acceptance. Ciri-ciri siswa terisolir di SMKN 20, di antaranya: (a) siswa kurang bersosialisasi; (b) siswa dengan status ekonomi rendah; (c) siswa yang meremehkan temannya; (d) Gaya hidup yang berlebih (tidak sesuai dengan keadaan dirinya); (e) Siswa yang jarang masuk sekolah; (f) Siswa yang pernah tidak naik kelas; (g) Siswa yang membuat kegaduhan di dalam kelas; dan (h) Siswa yang pelit. 2. Program Bimbingan dan Konseling yang telah ada (eksis) di SMKN 20

tidak dikhususkan untuk keterampilan sosial siswa yang terisolir.

3. Rumusan Program Bimbingan dan Konseling dibuat berdasarkan profil keterampilan sosial siswa terisolir yang unsurnya meliputi: rasional, visi dan misi SMKN 20, komponen program, serta strategi layanan yang terkait dengan kebutuhan siswa.

(19)

116

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka rekomendasi ditujukan kepada beberapa pihak, sebagai berikut.

1. Kepala sekolah

Program yang telah dikembangkan terbukti efektif, dengan demikian seyogyanya kepala sekolah dapat memenuhi fasilitas yang memadai sehingga pelaksanaan program bimbingan dan konseling dapat dijalankan dengan lebih maksimal.

2. Guru bimbingan dan konseling

Program bimbingan dan konseling yang telah dikembangkan terbukti efektif, dengan demikian seyogyanya guru bimbingan dan konseling dapat meningkatkan penerapan program bimbingan pribadi sosial untuk membantu keterampilan siswa terisolir.

3. Peneliti selanjutnya

Diharapkan dapat memperdalam penelitian dengan menggunakan metode true

eksperimen, dengan melibatkan sampel dari beberapa sekolah sehingga hasil

(20)

117

DAFTAR PUSTAKA

ABKIN. (2005). Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Bandung: ABKIN.

Adiyanti. M. G. (1999). Skala Keterampilan Sosial. Laporan penelitian. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Ali. Moh &Asrori. Moh. (2008). Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi aksara.

Arikonto. Suharsimi.1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Bellack. As. & Hersen. M. (1977). Research and Practice In Social Skills. New York: Plenum.

Carkhuff, Robert R. (1985). The Art Of Helping. Washington: Library Of Congress Cataloging In Publication Data.

Cartledge. G. & Milburn, J. F. (1995). Teaching social skills to children & youth : Innovative approaches (3rded.). Massachussetts. Allyn and Bacon.

Cavanagh, E.Michael. (1982) The Counseling Experiennce. California : Monterey.

Combs, ML & Slaby, DA. (1977). Social Skills Training With Children. New York: Plenum Press.

Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Rosdakarya.

Erford Bradley T. (2004). Profesional School Counceling A.Hand Book Theories, Amerika; Pro Ep Inc.

Havighurst, R. J. (1961). Developmental taks and Education. New York: McKay.

Hurlock. Elizabeth. (1978). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

--- (1980). Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

(21)

118

Lawrence, Wringhtsman. S. (1977) Social Psychology. California: Publising Company.Inc.

Mendiknas. (1995). Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: Depdikbud.

Muro and Kottman. (1995). Guidance and Counseling in The Elementary and Middle Scholls. Lowa: Brown and Benchark Publisher.

Natawijaya Rochman. (2009). Konseling Kelompok Konsep Dasar dan Pendekatan. Bandung: Rizqi.

Nurihsan, Juntika. (2007). Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Refika Aditama.

____________ & Agustin, Mubiar. (2011). Dinamika Perkembangan Anak dan Remaja (Tinjauan Psikologi, Pendidikan, dan Bimbingan). Bandung: Refika Aditama.

Nurkancana, Wayan. ( 1993). Pemahaman Individu. Surabaya: Usaha Nasional.

Pojosuswarno, Sayekti. (2008). Berbagai Pendekatan Dalam Konseling. Yogyakarta:

Menara Mas Offset.

Ridwan. (1998). Penanganan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah.

Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Sangsoko, N. R. (2001). Model Pembelajaran Aksi Sosial untuk Pengembangan

Nilai-Nilai dan Keterampilan Sosial. Disertasi. Program Studi Pendidikan

Umum. PPS UPI (tidak diperdagangkan).

Santrock, J.W. (2003). Adolescence Perkembangan Remaja (Edisi Keenam). Jakarta:

(22)

Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan (Pendekatan kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sularti. (2008). Program Bimbingan dan Konseling Dalam Mengembangkan Sikap

dan Belajar Siswa. Tesis pada Program Pasca Sarjana Upi Bandung: tidak

diterbitkan.

Sunarya, Yaya (2005). Beberapa Karakteristik Siswa Terisolir (Jurnal Psikologi Pendidikan dan Bimbingan vol. 1-3.

Supardi, (2008). Aplikasi Statistik. Modul Unindra. Jakarta: tidak diperdagangkan.

Supratiknya, (1995). Komunikasi Antarpribadi Tinjauan Psikologis. Yogyakarta: Kanisius.

Supriatna, Mamat (2011). Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi (Orientasi

Dasar Profesi Konselor). Bandung: Rajawali Pers.

Surya, Moch. (1988). Dasar-Dasar Penyuluhan (Konseling). Jakarta: Depdikbud.

Syaodih, Nana. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

___________. (2007). Bimbingan dan Konseling dalam Praktek (Mengembangkan Potensi dan Kepribadian Siswa). Bandung: Maestro.

Yusuf, Syamsu. (2009). Program Bimbingan & Konseling di Sekolah. Bandung: Rizqi press.

---, Saripah, Ipah, & Agustin, Mubiar. (2010). Bimbingan Etika Pergaulan Bagi Pengembangan Karakter Remaja. Bandung: Rizqi press.

Undang-undang sistem Pendidikan Nasional nomor 14 tahun 1989.

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003.

Gambar

Tabel
Grafik  Halaman
Tabel 3.1 sampel Penelitian kelas XI.
Tabel 3.2. Sampel Penelitian
+2

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Ada pengaruh antara motivasi dengan kepuasan kerja rekam medik dan bidang pelayanan RSUD Banjarbaru, kemudian diketahui bahwa responden yang menilai motivasi kurang baik tujuh

Penentuan shio dalam program sederhana ini dilakukan dengan pertama kali dengan menginput tanggal, bulan dan tahun kelahiran kemudian dilakuakn perhitungan dengan cara

Kesimpulan yang didapat setelah dilakukan penelitian adalah sebagai berikut Surplus konsumen lebih besar dari surplus produsen dikarenakan struktur Pasar Induk Caringin

Subbagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 huruf b mempunyai tugas melakukan urusan perencanaan, keuangan, akademik, kemahasiswaan, kepegawaian,

Untuk mempermudah kita dalam memahami cara kerja dari pemantau ruangan dan sistem keamanan ruangan penyimpanan barang-barang berharga dengan menggunakan mikrokontroler

(3) Anggota Senat yang berasal dari wakil dosen dari setiap fakultas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a terdiri atas 3 (tiga) orang wakil dosen yang profesor

[r]