vii
A. Latar Belakang Masalah………
B. Perumusan Masalah ………...
C. Tujuan Penelitian………..
D. Manfaat Penelitian………
E. Metode Penelitian………...
BAB II KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI SOSIAL dan KETERAMPILAN SISWA TERISOLIR………. A. Konsep Bimbingan dan Konseling……… B. Konsep Program Bimbingan dan Konseling Pribadi dan
Sosial………... C. Konsep Keterampilan Sosial dan Siswa Terisolir…………... D. Peranan Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial Untuk
Membantu Keterampilan Sosial Siswa Terisolir………... E. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu………
BAB III METODE PENELITIAN………. .…….. A. Pendekatan dan Metode Penelitian……… B. Lokasi, Populasi dan Sampel……….
C. Definisi Operasional………..
D. Teknik Pengumpulan Data……….
E. Pengembangan Instrument……….
F. Teknik Analisis Data……….
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………..
A. Hasil Penelitian ……….
B. Pembahasan ………..
C. Keterbatasan Penelitian ……….
viii
BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi……….
A. Kesimpulan………
B. Rekomendasi……….
DAFTAR PUSTAKA………..
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat-surat Izin Penelitian………... Lampiran 2 : Instrumen Penelitian………... Lampiran 3 : Hasil Sosiometri……….. Lampiran 4 : Hasil Pengolahan Data……… Lampiran 5 : Program Bimbingan dan Konseling SMKN 20 ………. Lampiran 6 : Kegiatan Satuan Layanan………... Lampiran 7 : Hasil Dokumentasi ………. Lampiran 8 : Riwayat Hidup………
115 115 116
117
ix
DAFTAR TABEL
Tabel
3.1. Sampel Penelitian………... 3.2. Sampel Penelitian Siswa Terisolir .………... 3.3. Kisi-kisi Instrument……… 4.1. Profil Keterampilan Sosial Siswa Terisolir……… 4.2. Profil Aspek Perilaku Interpersonal………... 4.3. Profil Aspek Perilaku Yang Berhubungan Dengan Diri Sendiri... 4.4. Profil Aspek Kesuksesan Akademis……….. 4.5. Profil Peer Acceptance………... 4.6. Profil Keterampilan Komunikasi……… 4.7. Silabus Program Bimbingan dan Konseling Untuk Membantu
Keterampilan Sosial Siswa Terisolir……….. 4.8 Profil Keterampilan Sosial Sebelum Perlakuan………. 4.9. Profil Keterampilan Sosial Setelah Perlakuan………
Halaman
61 62 69 73 75 76 78 79 80
x
DAFTAR GRAFIK
Grafik
4.1. Profil Keterampilan Sosial Siswa Terisolir Sebelum Tindakan…. 4.2. Profil Aspek Perilaku Interpersonal………... 4.3. Profil Apek yang Berhubungan dengan Diri Sendiri………. 4.4. Profil Aspek Kesuksesan Akademis………... 4.5. Profil Peer Acceptance………... 4.6. Profil Keterampilan Komunikasi……… 4.7. Profil Keterampilan Sosial Siswa Terisolir Setelah Tindakan... 4.8. Profil Perbandingan Keterampilan Sosial Siswa Terisolir……….
Halaman
60 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan melalui pencatatan
data dan pengolahan data secara eksak dalam bentuk angka, sedangkan untuk
menganalisis datanya digunakan perhitungan statistik.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode Pra eksperimen.
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai
pengembangan program bimbingan pribadi sosial untuk membantu keterampilan
sosial siswa terisolir. Gambaran yang diperoleh dengan cara memberikan tes di
awal, kemudian diberikan treatment dalam jangka waktu tertentu, selanjutnya
diberi tes akhir dan kemudian hasil kedua tes tersebut dibandingkan.
B. Lokasi, Populasi, dan Sampel
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 20 Cilandak Jakarta Selatan,
dengan alasan bahwa di sekolah ini masih ditemukan siswa yang terisolir,
selalu menyendiri di dalam maupun di luar kelas, hanya mempunyai satu teman,
tidak aktif dalam kegiatan di kelas, tidak aktif juga mengikuti kegiatan
Hal ini dapat dilihat dalam hasil wawancara dengan guru kelas dan teman
kelasnya serta pengamatan dalam mengadakan penelitian di lokasi tersebut.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 3 kelas paralel
yaitu kelas X, XI dan kelas XII yang berjumlah 672 siswa, dan untuk
menentukan sampel atau kelas yang menjadi subyek penelitian digunakan teknik
purposive sampling yaitu sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu.
Adapun sampel yang dipilih adalah kelas XI dengan jumlah 204 siswa. Dengan
maksud bahwa kelas XI merupakan kelas di mana siswa nya masih butuh
beradaptasi dan memungkinkan masih terdapat siswa yang terisolir. Berikut
Tabel 3.1 sampel Penelitian kelas XI.
Tabel 3.1. Sampel Penelitian
Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Membantu Keterampilan Sosial Siswa Terisolir
KELAS JUMLAH SISWA JUMLAH
L P
XI PS 9 22 31
XI AP 1 4 27 31
XI AP 2 3 28 31
XI PM 1 11 14 25
XI PM 2 14 10 24
XI AK 1 8 24 32
XI AK 2 7 23 30
62
Selanjutnya, untuk mengetahui siswa terisolir dari sampel diatas, maka
digunakan alat sosiometri. Berikut tabel 3.2.
Tabel 3.2. Sampel Penelitian
Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Membantu Keterampilan Sosial Siswa Terisolir
KELAS JUMLAH SISWA
Nama Siswa JUMLAH
Jika dilihat dari hasil sosiometri dapat terlihat bahwa siswa terisolir
terdapat 15 orang, 2 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan. Hasil
sosiometri terlampir.
C. Definisi Operasional
Program bimbingan dan konseling pribadi sosial merupakan pedoman atau
kegiatan bimbingan dan konseling SMKN 20 Cilandak Jakarta Selatan yang
dibuat oleh Guru Bimbingan dan Konseling bersama dengan peneliti yang
dimaksudkan untuk membantu keterampilan sosial siswa terisolir khususnya
kelas XI. Adapun unsur-unsur yang terdapat di dalam Program bimbingan dan
konseling pribadi sosial SMKN 20, di antaranya:
1. Rasional : Hasil penelitian siswa kelas XI SMKN 20 Cilandak Jakarta Selatan
yang menunjukkan keterampilan sosial siswa terisolir terlihat rendah, maka
program bimbingan dan konseling pribadi sosial merupakan program yang
tepat untuk membantu keterampilan sosial siswa terisolir khusunya kelas XI.
2. Visi dan Misi SMKN 20 : Peningkatan keimanan dan ketaqwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa sehingga terbangun siswa yang berkompeten dan
berakhlak mulia.
3. Komponen program, antara lain:
a) Layanan Dasar: dalam hal ini layanan dasar dalam bentuk klasikal atau
bimbingan kelas, b) perencanaan individual, c) layanan responsif, dan d)
64
4. Strategi layanan yang terkait dengan kebutuhan keterampilan sosial siswa
terisolir di SMKN 20, antara lain : a) Bimbingan kelompok, b) konseling
individual, c) konseling kelompok.
Selanjutnya, keterampilan sosial siswa kelas XI SMKN 20 Cilandak Jakarta
Selatan dalam berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya ditandai dengan
beberapa aspek, di antaranya perilaku interpersonal, perilaku yang berhubungan
dengan diri sendiri, perilaku yang berhubungan dengan kesuksesan akademis,
peer acceptance, dan keterampilan komunikasi, berikut akan dipaparkan lebih
dalam mengenai beberapa aspek-aspek yang terkait dengan keterampilan sosial
siswa terisolir di SMKN 20, antara lain sebagai berikut.
1. Perilaku interpersonal
Merupakan perilaku yang menyangkut keterampilan yang dipergunakan
selama melakukan interaksi sosial. Perilaku ini disebut juga ketrampilan
menjalin persahabatan, misalnya memperkenalkan diri, menawarkan bantuan,
dan memberikan atau menerima pujian. Keterampilan ini kemungkinan
berhubungan dengan usia dan jenis kelamin.
2. Perilaku yang berhubungan dengan diri sendiri
Merupakan keterampilan mengatur diri sendiri dalam situasi sosial,
misalnya keterampilan menghadapi stress, memahami perasaan orang lain,
dan mengontrol kemarahan. Dengan kemampuan ini, anak dapat
memperkirakan kejadian-kejadian yang mungkin akan terjadi dan dampak
3. Perilaku yang berhubungan dengan kesuksesan akademis
Merupakan perilaku atau ketrampilan sosial yang dapat mendukung
prestasi belajar di sekolah, misalnya mendengarkan dengan tenang saat guru
menerangkan pelajar, mengerjakan pekerjaan sekolah dengan baik, melakukan
apa yang diminta oleh guru, dan mengikuti aturan kelas.
4. Peer acceptance
Merupakan perilaku yang berhubungan dengan penerimaan sebaya,
misalnya memberi salam, memberi dan meminta informasi, mengajak teman
terlibat dalam suatu aktivitas, dan dapat menangkap dengan tepat emosi orang
lain.
5. Keterampilan komunikasi
Keterampilan komunikasi merupakan salah satu keterampilan yang
diperlukan untuk menjalin hubungan sosial yang baik. Kemampuan anak
dalam berkomunikasi dapat dilihat dalam beberapa bentuk, antara lain
menjadi pendengar yang responsif, mempertahankan perhatian dalam
pembicaraan dan memberikan umpan balik terhadap kawan bicara.
Keterampilan sosial bagi siswa terisolir dalam hal ini dapat membantu
kemampuan sosialnya, adapun kemampuan yang akan dibentuk meliputi
kemampuan berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain,
menghargai diri sendiri dan orang lain, mendengarkan pendapat atau keluhan
dari orang lain, memberi atau menerima feedback, memberi atau menerima
66
Apabila keterampilan sosial dapat dikuasai oleh siswa terisolir pada fase
tersebut, maka ia akan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan
sosialnya.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1. Angket atau kuesioner
Angket diberikan secara langsung di dalam kelas, melalui hasil angket
ini dapat terlihat keterampilan sosial siswa di dalam kelas.
2. Pedoman Observasi
Observasi dilakukan secara langsung, melalui observasi ini dapat terlihat
aktifitas siswa selama bersosialisasi di kelas, di luar kelas, di perpustakaan
dan pada jam-jam kosong kelas.
3. Pedoman sosiometri
Sosiometri digunakan untuk memilih beberapa teman yang disukai
maupun yang tidak disukai serta digunakan juga untuk menyatakan
kesukaannya atau ketidaksukaannya terhadap teman-teman dalam kelompok pada
umumnya.
4. Pedoman Wawancara
Wawancara dilakukan secara mendalam dengan guru mata pelajaran dan
wali kelas, sebagai sumber data utama selain itu informasi juga didapatkan
wawancara utama. Langkah awal adalah menyiapkan lembar atau pedoman
wawancara agar kegiatan wawancara lebih terarah dan terfokus pada masalah
yang hendak diteliti. Pedoman wawancara disusun sesuai dengan tujuan
penelitian
Selanjutnya, penelitian ini juga menggunakan angket (kuesioner) sebagai
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
E. Pengembangan Instrumen
Dalam menyusun alat pengumpul data, berpedoman pada ruang lingkup
variabel penelitian, dan untuk memudahkan dalam menyusun alat pengumpul data
ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menyusun indikator-indikator dari variabel penelitian yang akan ditanyakan
pada responden berdasarkan pada teori yang telah dikemukakan dalam
pembahasan sebelumnya.
Membuat kisi-kisi dalam bentuk matriks yang sesuai dengan indikator setiap
variabel. Dari aspek-aspek dalam penelitian ini, disusun kisi-kisi sebagai
instrument penelitian sebagai berikut:
Keterampilan sosial, yaitu meliputi : (a) Perilaku Interpersonal, (b) Perilaku yang
berhubungan dengan diri sendiri, (c) Perilaku yang berhubungan dengan
68
2. Mengembangkan Instrumen
Menyusun pertanyaan-pertanyaan disertai alternatif jawaban yang akan dipilih
oleh responden dengan berpedoman pada kisi-kisi butir angket yang telah
dibuat. Dalam instrumen ini menyediakan 5 option pilihan yaitu : SL =
Selalu, SR = Sering, JR = Jarang, KK = Kadang-kadang, TP = Tidak Pernah.
3. Menetapkan kriteria penyekoran untuk setiap alternatif jawaban serta bobot
penilaiannya dengan menggunakan skala Likert dengan skala sikap menurut
Furqon (Supriatna 2011: 197) skala sikap merupakan skala yang digunakan
untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek tertentu. Adapun penyekoran
untuk pernyataan positif pilihan Selalu skornya 5, Sering skornya 4, Jarang
skornya 3, Kadang-kadang skornya 2, Tidak Pernah skornya 1. Sedangkan
untuk pernyataan negatif skornya adalah sebaliknya. Selalu skornya 1, Sering
skornya 2, Jarang skornya 3, Kadang-kadang skornya 4, Tidak Pernah skornya
5.
4. Membuat petunjuk pengisian angket. Responden membubuhkan tanda cheklist
(√) pada jawaban yang sesuai.
5. Uji Coba.
Selanjutnya, Instrumen ini disusun dengan tujuan mengetahui profil
keterampilan sosial siswa terisolir. Di bawah ini disajikan kisi-kisi instrumen
Tabel 3. 2
1. Memperkenalkan diri 2. Menawarkan bantuan 3. Memberikan atau
menerima pujian.
1. Mendengarkan dengan tenang saat guru
menerangkan pelajaran. 2. Mengerjakan pekerjaan
sekolah
3. Melakukan apa yang diminta oleh guru 4. Mengikuti aturan kelas
15 2. Memberi dan meminta
informasi
3. Mengajak teman terlibat dalam suatu aktivitas 4. Dapat menangkap dengan
tepat emosi orang lain.
70
Data yang diperoleh dari angket sikap dikumpulkan kemudian dihitung dan
dikelompokkan berdasarkan jawaban responden dan selanjutnya dianalisis dengan
menggunakan skala Likert sebagai berikut :
Pilihan responden diberi skor berdasarkan pola penghitungan normalitas butir
soal sebagai berikut: Selalu = 5, Sering = 4, Jarang = 3, Kadang-kadang = 2 dan
Tidak Pernah = 1, dan pilihan siswa kemudian dianalisa, dan kemudian hasilnya
ditafsirkan dalam lima kategori siswa memliki keterampilan sosial sangat rendah,
siswa memiliki keterampilan sosial rendah, siswa memiliki keterampilan sosial
sedang atau rata-rata, siswa memiliki keterampilan sosial tinggi, serta siswa
memiliki keterampilan sosial sangat tinggi.
E. Teknik Analisis Data
Langkah dalam menganalisis data adalah, sebagai berikut :
1. Data yang telah dikumpul dari angket keterampilan siswa terisolir
dikelompokkan dan diurutkan berdasarkan jawaban siswa dengan
menggunakan skala Likert :
a. Pilihan responden diberi skor sebagai berikut selalu = 5, sering =4,
Jarang = 3, Kadang-kadang =2 dan tidak pernah = 1, dan pilihan siswa
kemudian dianalisis oleh tiga pakar pengukuran (judge) dan daya
pembeda butir soal dan hasilnya dikategorikan ke dalam kategori siswa
yang memiliki keterampilan sosial yang sangat tinggi, memiliki
rata-rata, memiliki keterampilan sosial rendah dan memiliki keterampilan
sosial yang sangat rendah.
b. Uji Persyaratan Analisis Data
1. Penilaian instrumen oleh Pakar
a. Penilaian instrumen dilakukan untuk mengetahui apakah data
dikatakan sesuai untuk disebarkan. Hal ini akan berpengaruh proses
lanjutan analisis statistik, jika instrument tersebut dikatakan sesuai,
maka analisis dilanjutkan menggunakan statistik parametrik.
Adapun pakar penilai untuk instrument penelitian adalah : (1) Prof.
Dr. H. Syamsu Yusuf LN, M. Pd., (2) Dr. Ilfiandra, M. Pd., (3) Dr.
H. Mubiar Agustin, M. Pd.
b. Uji Beda Rata-rata Sampel Dependent
Dalam penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan data
sebelum dengan data sesudah dari satu kelompok sampel, atau
membandingkan data antar waktu dari satu kelompok sampel, maka
dilakukan pengujian hipotesis komparasi dengan uji-t sebagai
berikut:
H₀ = µA = µB
H₁ = µA < µB
µA = rerata sesudah treatment
72
(misal α = 0,05) dan dk = n-1.
Kriteria pengujian hipótesis:
Tolak H0, jika t hitung > t tabel atau
Tarima H0, jika t hitung < t tabel, dimana ttabel = t(n-1, )
Md rumus yang digunakan : t =
√
∑
x²d
n(n-1)
keterangan :
di = Selisih skor sesudah dengan skor sebelum setiap subjek (i)
Md = Rerata dari gain (d)
Xd = Deviasi skor gain terhadap reratanya (x = di – Md)
x²d = Kuadrat deviasi skor gain terhadap reratanya
115
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Dari keseluruhan proses penelitian yang dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut
1. Secara umum, profil keterampilan sosial siswa terisolir di SMKN 20 Cilandak Jakarta Selatan berada pada kategori rendah terutama pada aspek Peer Acceptance. Ciri-ciri siswa terisolir di SMKN 20, di antaranya: (a) siswa kurang bersosialisasi; (b) siswa dengan status ekonomi rendah; (c) siswa yang meremehkan temannya; (d) Gaya hidup yang berlebih (tidak sesuai dengan keadaan dirinya); (e) Siswa yang jarang masuk sekolah; (f) Siswa yang pernah tidak naik kelas; (g) Siswa yang membuat kegaduhan di dalam kelas; dan (h) Siswa yang pelit. 2. Program Bimbingan dan Konseling yang telah ada (eksis) di SMKN 20
tidak dikhususkan untuk keterampilan sosial siswa yang terisolir.
3. Rumusan Program Bimbingan dan Konseling dibuat berdasarkan profil keterampilan sosial siswa terisolir yang unsurnya meliputi: rasional, visi dan misi SMKN 20, komponen program, serta strategi layanan yang terkait dengan kebutuhan siswa.
116
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka rekomendasi ditujukan kepada beberapa pihak, sebagai berikut.
1. Kepala sekolah
Program yang telah dikembangkan terbukti efektif, dengan demikian seyogyanya kepala sekolah dapat memenuhi fasilitas yang memadai sehingga pelaksanaan program bimbingan dan konseling dapat dijalankan dengan lebih maksimal.
2. Guru bimbingan dan konseling
Program bimbingan dan konseling yang telah dikembangkan terbukti efektif, dengan demikian seyogyanya guru bimbingan dan konseling dapat meningkatkan penerapan program bimbingan pribadi sosial untuk membantu keterampilan siswa terisolir.
3. Peneliti selanjutnya
Diharapkan dapat memperdalam penelitian dengan menggunakan metode true
eksperimen, dengan melibatkan sampel dari beberapa sekolah sehingga hasil
117
DAFTAR PUSTAKA
ABKIN. (2005). Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Bandung: ABKIN.
Adiyanti. M. G. (1999). Skala Keterampilan Sosial. Laporan penelitian. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Ali. Moh &Asrori. Moh. (2008). Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi aksara.
Arikonto. Suharsimi.1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Bellack. As. & Hersen. M. (1977). Research and Practice In Social Skills. New York: Plenum.
Carkhuff, Robert R. (1985). The Art Of Helping. Washington: Library Of Congress Cataloging In Publication Data.
Cartledge. G. & Milburn, J. F. (1995). Teaching social skills to children & youth : Innovative approaches (3rded.). Massachussetts. Allyn and Bacon.
Cavanagh, E.Michael. (1982) The Counseling Experiennce. California : Monterey.
Combs, ML & Slaby, DA. (1977). Social Skills Training With Children. New York: Plenum Press.
Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Rosdakarya.
Erford Bradley T. (2004). Profesional School Counceling A.Hand Book Theories, Amerika; Pro Ep Inc.
Havighurst, R. J. (1961). Developmental taks and Education. New York: McKay.
Hurlock. Elizabeth. (1978). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
--- (1980). Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
118
Lawrence, Wringhtsman. S. (1977) Social Psychology. California: Publising Company.Inc.
Mendiknas. (1995). Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: Depdikbud.
Muro and Kottman. (1995). Guidance and Counseling in The Elementary and Middle Scholls. Lowa: Brown and Benchark Publisher.
Natawijaya Rochman. (2009). Konseling Kelompok Konsep Dasar dan Pendekatan. Bandung: Rizqi.
Nurihsan, Juntika. (2007). Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Refika Aditama.
____________ & Agustin, Mubiar. (2011). Dinamika Perkembangan Anak dan Remaja (Tinjauan Psikologi, Pendidikan, dan Bimbingan). Bandung: Refika Aditama.
Nurkancana, Wayan. ( 1993). Pemahaman Individu. Surabaya: Usaha Nasional.
Pojosuswarno, Sayekti. (2008). Berbagai Pendekatan Dalam Konseling. Yogyakarta:
Menara Mas Offset.
Ridwan. (1998). Penanganan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Sangsoko, N. R. (2001). Model Pembelajaran Aksi Sosial untuk Pengembangan
Nilai-Nilai dan Keterampilan Sosial. Disertasi. Program Studi Pendidikan
Umum. PPS UPI (tidak diperdagangkan).
Santrock, J.W. (2003). Adolescence Perkembangan Remaja (Edisi Keenam). Jakarta:
Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan (Pendekatan kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sularti. (2008). Program Bimbingan dan Konseling Dalam Mengembangkan Sikap
dan Belajar Siswa. Tesis pada Program Pasca Sarjana Upi Bandung: tidak
diterbitkan.
Sunarya, Yaya (2005). Beberapa Karakteristik Siswa Terisolir (Jurnal Psikologi Pendidikan dan Bimbingan vol. 1-3.
Supardi, (2008). Aplikasi Statistik. Modul Unindra. Jakarta: tidak diperdagangkan.
Supratiknya, (1995). Komunikasi Antarpribadi Tinjauan Psikologis. Yogyakarta: Kanisius.
Supriatna, Mamat (2011). Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi (Orientasi
Dasar Profesi Konselor). Bandung: Rajawali Pers.
Surya, Moch. (1988). Dasar-Dasar Penyuluhan (Konseling). Jakarta: Depdikbud.
Syaodih, Nana. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
___________. (2007). Bimbingan dan Konseling dalam Praktek (Mengembangkan Potensi dan Kepribadian Siswa). Bandung: Maestro.
Yusuf, Syamsu. (2009). Program Bimbingan & Konseling di Sekolah. Bandung: Rizqi press.
---, Saripah, Ipah, & Agustin, Mubiar. (2010). Bimbingan Etika Pergaulan Bagi Pengembangan Karakter Remaja. Bandung: Rizqi press.
Undang-undang sistem Pendidikan Nasional nomor 14 tahun 1989.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003.