HUBUNGAN CITRA MUSEUM KONPERENSI ASIA-AFRIKA
DENGAN MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata
Program Studi Manajemen Resort & Leisure
Disusun oleh :
RENGGANIS REKA PANGESTU
NIM : 0909034
PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
RENGGANIS REKA PANGESTU NIM : 0909034
HUBUNGAN CITRA MUSEUM KONPERENSI ASIA-AFRIKA DENGAN MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN
Disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Darsiharjo, MS. NIP.19620921.198603.1.005
Pembimbing II
Erry Sukriah, SE., M.SE. NIP.19791215 200812 2002
Mengetahui
Ketua Program StudiManajemen Resort & Leisure
Hubungan Citra Museum
Konperensi Asia-Afrik Dengan
Motivasi Berkunjung Wisatawan
Oleh
Rengganis Reka Pangestu
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Rengganis Reka Pangestu 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
HUBUNGAN CITRA MUSEUM KONPERENSI ASIA-AFRIKA DENGAN merupakan gambaran mengenai kesan suatu destinasi dibenak wisatawan. Citra yang baik akan memotivasi wisatawan untuk mengunjungi suatu destinasi. Penelitian ini menggunakan Museum Konperensi Asia-Afrika sebagai objek. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi citra Museum Konperensi Asia-Afrika, mengidentifikasi motivasi wisatawan, dan menganalisis hubungan antara citra Museum Konperensi Asia-Afrika dengan motivasi berkunjung wisatawan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif untuk meneliti populasi dan sampel tertentu. Populasinya adalah wisatawan yang mengunjungi Museum Konperensi Asia-Afrika dan jumlah sampelnya yaitu 100 responden. Selain itu peneliti juga melakukan studi kepustakaan serta observasi lapangan dalam pengumpulan data. Teknik analisis yang digunakan adalah metode korelasi. Penelitian ini bersifat deskriptif dan verikatif. Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif, maka dapat diperoleh deskripsi mengenai gambaran citra dan motivasi dibenak wisatawan untuk berkunjung ke Museum konperensi Asia-Afrika.
Hasil penelitian ini adalah Museum Konperensi Asia-Afrika memiliki citra yang baik dibenak wisatawan, motivasi wisatawan mengunjungi Museum Konperensi Asia-Afrika karena aspek kebutuhan, dan penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara citra museum dengan motivasi berkunjung wisatawan. Namun kekuatan hubungan antara citra dan motivasi pada penelitian ini lemah. Dengan adanya penelitian ini diharapkan agar pengelola dapat meningkatkan segala aspek yang dimiliki Museum Konperensi Asia-Afrika sehingga dapat memotivasi wisatawan untuk berkunjung.
THE CORRELATION BETWEEN IMAGE MUSEUM OF ASIA-AFRICA
CONFERENCE WITH TOURISTS VISITING MOTIVATION
ABSTRACT motivate tourists to visit a destination. The research uses Museum of Asia-Africa Conference as an object. The purpose from this research was to identify the image of Museum of Asia-Africa Conference, identified the tourist motivation, and analyze the correlation between the image of the Museum of Asia-Africa Conference with visiting tourists motivation.
The method used in this research is quantitative research methods to investigate populations and samples. Population is tourists who visit the Museum of the Asia-Africa Conference and the samples is 100 respondent. In addition, researchers also conduct literature study and field observations in the data collection. The analysis technique used is the correlation method. This study is descriptive and verification. By using the descriptive research method, it can be obtained a description of representation the image and motivations of tourists to visit the Museum of Asia-Africa Conference.
The results showed a Museum of Asia-Africa Conference has a good image of tourist minds, tourist motivation visiting Museum of Asia-Africa Conference because aspects of needs, and this research showed a significant correlation between museum image and tourist visiting motivation. But the strength of the correlation between image and motivation in this research is weak. With this research is expected that managers can improve all the aspects of the Museum of Asia-Africa Conference so it can be motivate tourists to visit.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMAKASIH... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR BAGAN ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Definisi Oprasional ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
A. Konsep Kepariwisataan ... 8
B. Citra... 9
C. Motivasi ... 17
D. Museum ... 19
E. Hubungan Citra dengan Motivasi Berkunjung ... 21
F. Kerangka Pemikiran ... 22
G. Hipotesis ... 24
A. Lokasi dan Objek Penelitian ... 26
B. Desain Penelitian ... 27
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampel ... 28
D. Jenis dan Sumber Data ... 32
E. Teknik Pengumpulan Data ... 33
F. Pengujian Instrumen Penelitian ... 34
G. Teknik Analisis Data ... 39
H. Uji Hipotesis ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42
A. Profil Museum Konperensi Asia-Afrika ... 42
B. Hasil Pembahasan ... 46
1. Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Citra ... 62
2. Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Motivasi ... 70
BAB V KESIMPULAN ... 75
A. Kesimpulan ... 75
B. Saran ... 76
DAFTAR PUSTAKA ... 78
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Menurut Undang-Undang Kepariwisataan No.10 tahun 2009 pasal 1,
pariwisata merupakan kegiatan wisata, yaitu kegiatan perjalanan yang dilakukan
oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk
tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik
wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Industri pariwisata
menjadi salah satu sektor yang sangat menguntungkan dan telah menjadi
kebutuhan manusia. Salah satu tujuan wisatawan melakukan perjalanan wisata
yaitu untuk meningkatkan kembali kualitas hidupnya setelah lelah melakukan
pekerjaan. Dan Bandung menjadi salah satu kota yang diminati wisatawan untuk
melakukan kegiatan wisata. Tingginya minat berkunjung wisatawan ke Kota
Bandung dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1
Tingkat Kunjungan Wisatawan Nusantara ke Kota Bandung
Tahun Wisatawan Nusantara
Wisatawan
Mancanegara Total Pertumbuhan
2008 4,320,134 175,111 4,495,245 -
2009 4,822,532 185,076 5,007,608 11%
2010 4,951,439 228,449 5,179,888 3%
2011 6,487,239 225,585 6,712,824 29%
2012 5,080,584 176,855 5,257,439 -21%
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bandung (2012)
Tabel 1.1 menunjukan jumlah wisatawan yang mengunjungi Kota Bandung.
Kunjungan wisatawan mengalami peningkatan tertinggi pada tahun 2011 yang
pertumbuhanya mencapai 29%. Hal ini disebabkan oleh letak Bandung yang
mudah dijangkau, dekat dengan Ibukota Negara yaitu Jakarta serta banyak
Selain kemudahan akses, Bandung didukung oleh sejuta daya tarik wisata yang
dimiliki oleh Kota Kembang ini.
Sebagian daya tarik wisata di Bandung yaitu wisata belanja yang terdapat
pada titik tertentu seperti Jalan Riau, Jalan Dago, Pasar Baru, Cihampelas dan
kawasan lainya menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan. Wisata Kuliner, wisata
alam seperti yang telah diketahui bahwa Bandung merupakan kota yang
dikelilingi oleh gunung sehingga memiliki udara yang sejuk. Salah satu destinasi
wisata di sekitar Bandung yang diminati wisatawan adalah Lembang, Tahura Ir.
H. Djuanda, Taman kupu-kupu, wisata bunga Cihideung dan tempat-tempat
lainya. Selain itu Bandung juga memiliki beberapa lokasi yang menjadi daya tarik
wisata Budaya seperti yang ditujukkan pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2
Daya Tarik Wisata Budaya di Bandung
No Nama Daya Tarik Wisata
1 ITB
2 Museum Geologi 3 Museum Sri Baduga
4 Museum Konperensi Asia Afrika 5 Museum POS
6 Museum Virajati
7 Museum Mandala Wangsit Siliwangi 8 Museum Barli
9 Kesenian Angklung Udjo Sumber: RIPPDA Provinsi Jawa Barat
Tabel 1.2 memberikan informasi mengenai lokasi daya tarik wisata budaya di
Bandung yang dapat dikunjungi. Tidak hanya yang disebutkan pada tabel saja,
namun sesungguhnya masih banyak sekali lokasi wisata budaya di Bandung yang
dapat dikunjungi seperti Kampung adat Mahmud, Cikondang, Cirendeu, Taman
Budaya Dago dan sebagainya. Bandung juga memilki banyak gedung-gedung
Tabel 1.3
Gedung-Gedung Bersejarah di Bandung
No Nama Gedung Besejarah No Nama Gedung Bersejarah
1 Gedung Merdeka dan Museum
KAA 12 Eks Insulide
2 Toko De Zon ( Koperasi Usaha
Kecil) 13 Pabrik Kina
3 BMC (Bandoengsche Melk
Centrale) 14 Pendopo& Eks Rumah Bupati
4 Kantor Pos Besar 15 Bioskop Dian
5 Hotel Preanger 16 Polwiltabes
6 Hotel Savoy Homan 17 Gedung Pakuan
7 Kantor Harian Umum Pikiran
Rakyat 18 Eks Panti Karya
8 LKBN Antara 19 YPK (Yayasan Pusat
Kebudayaan)
9 Hotel Braga 20 Hotel Surabaya (Carrcadin)
10 Majestic 21 Kopi aroma
11 Landmark 22 Lapas Sukamiskin
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung (2012)
Bandung memiliki sejarah yang sangat menarik dan membanggakan, yaitu
pernah menjadi ibu kota Negara Asia-Afrika, juga memiliki
peninggalan-peninggalan sejarah yang menjadi daya tarik wisata. Salah satu gedung
peninggalan sejarah yang sampai saat ini masih berdiri kokoh adalah Gedung
Merdeka dan Museum Konperensi Asia-Afrika.
Gedung Merdeka merupakan gedung peninggalan sejarah yang sangat
menarik. Pada tanggal 18-24 April 1955, Konperensi Asia-Afrika diselenggarakan
di Bandung tepatnya di Gedung Merdeka. Peristiwa itu merupakan peristiwa
penting karena diselenggarakan hanya sepuluh tahun setelah Indonesia
memproklamasikan kemerdekaan namun dapat menyatukan seluruh Negara di
Asia-Afrika dan berakhir dengan kesuksesan. Untuk mengabadikan peristiwa
tersebut, pada tahun 1980 Gedung Merdeka diresmikan menjadikan Museum
Konperensi Asia-Afrika (MKAA). Dengan diresmikannya Museum Konperensi
Asia-Afrika, diharapkan dapat melestarikan dan memberikan informasi sejarah
Banyak aktivitas yang diselenggarakan di Museum Konperensi Asia-Afrika
seperti, pemanduan oleh public educator, komunitas di museum yaitu sahabat
Museum (SMKAA) yang menyelenggarakan aktifitas diskusi buku, diskusi film,
berbagai festival, klab budaya, pameran dll. Selain ruang pameran tetap, Museum
Konperensi Asia-Afrika juga menyediakan ruang pameran temporer yang
berkaitan dengan pelaksanaan politik luar negeri dan sejarah diplomasi Indonesia.
Berbagai inovasi yang diselenggarakan di Museum Konperensi Asia-Afrika
tentunya dengan kerjasama seluruh sahabat museum menjadikan alternatif lain
bagi wisatawan. Selain untuk melihat dan mempelajari sejarah, penulis
berpendapat bahwa wisatawan yang berkunjung ke Museum Konperensi
Asia-Afrika telah memiliki motivasi lain. Misalnya wisatawan yang senang membaca
dapat bertemu dengan komunitasnya pada kegiatan bedah buku, lalu ada pula
yang mengunjungi Museum Konperensi Asia-Afrika untuk melihat pameran
temporer sesuai dengan tema yang saat itu sedang berlangsung. Dan pada
akhirnya motivasi wisatawan mengunjungi Museum Konperensi Asia-Afrika ini
menjadi sangat beragam.
Event yang diselenggarakan Museum Konperensi Asia-Afrika seperti HUT
KAA, peringatan penyandang dissabilitas, Indonesia Photoweek, Pameran
Diplomasi Papua, One Asia juga event lainnya dapat menjadi daya tarik bagi
wisatawan sehingga mereka memiliki minat untuk mengunjungi Museum
Asia-Afrika. Wisatawan tidak hanya dapat melihat peninggalan sejarah secara fisiknya
saja, namun dapat turut merasakan dan mendapat gambaran mengenai kondisi
pada saat Konperensi Asia-Afrika berlangsung. Dengan memasuki ruang
persidangan yang kondisi dan situasinya dijaga keasliannya sampai saat ini.
Tingginya minat wisatawan untuk mengunjungi Museum Konperensi Asia-Afrika
Tabel 1.4
Jumlah Pengunjung Museum Konperensi Asia-Afrika
Tahun Jumlah Pengunjung Pertumbuhan
2008 109,971 -
2009 113,956 3%
2010 168,354 47%
2011 186,200 10%
2012 174,645 -6%
Sumber: DIRJEN Informasi dan Diplomasi Publik KEMENLU RI (2012)
Tabel 1.4 merupakan rekapitulasi data kunjungan wisatawan ke Museum
Konperensi Asia Asfrika (MKAA) dari Januari 2008-Oktober2012. Pengunjung
Museum ini yaitu; Rombongan dari TK/Play group, SD, SMP, SMA/SMK,
Perguruan Tinggi, Peneliti, Wartawan, Organisasi/Instansi Asing,
Organisasi/Instansi Non Asing, Wisatawan Nusantara, Wisatawan Asing, dan
Tamu Negara. Pada tahun 2010 Museum Konperensi Asia-Afrika mengalami
pertumbuhan yang tinggi hingga mencapai 47%. Di tahun 2012 -6% bukan berarti
Museum Konperensi Asia-Afrika mengalami penurunan pengunjung, karena data
yang didapat peneliti untuk tahun 2012 hanya sampai Bulan Oktober, dengan
begitu besar kemungkinan jumlah pengunjung di tahun 2012 masih mengalami
peningkatan. Data pada Tabel 1.4 belum termasuk wisatawan yang menghadiri
acara Indonesia Photoweek, pameran Diplomasi untuk Papua, HUT KAA, One
Asia dan event-event besar KAA lainya. Dapat dipastikan wisatawan yang
berkunjung pada event tersebut sangatlah banyak. Data ini merupakan data 5
tahun terahir yaitu sejak Januari 2008- Oktober 2012.
Berbagai kegiatan yang diadakan oleh Museum Konperensi Asia-Afrika yang
dibantu oleh Sahabat Museum Konperensi Asia-Afrika diharapkan akan
membangun citra yang positif di benak wisatawan. Citra destinasi merupakan
hasil kumpulan dari proses yang dibuat wisatawan dalam membandingkan dan
mengkontraskan atribut-atribut destinasi. Wisatawan yang pernah mengunjungi
museum lain akan membandingkan dengan museum lainya. Bila dilihat pada
Asia-Afrika yang cukup tinggi dan dengan beragamnya kegiatan, peneliti berasumsi
bahwa dengan citra yang positif maka wisatawan pun akan termotivasi untuk
mengunjungi Museum Konperensi Asia-Afrika. Motivasi merupakan suatu
kondisi yang menggerakan manusia kearah suatu tujuan tertentu. Berdasarkan
latar belakang tersebut maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul :
“HUBUNGAN CITRA MUSEUM KONPERENSI ASIA-AFRIKA DENGAN
MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya
maka identifikasi masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana gambaran citra Museum Konperensi Asia-Afrika berdasarkan
persepsi wisatawan?
2. Bagaimana gambaran motivasi wisatawan untuk mengunjungi Museum
Konperensi Asia-Afrika ?
3. Bagaimana hubungan citra Museum Konperensi Asia-Afrika dengan motivasi
berkunjung wisatawan ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasi Citra Museum Konperensi Asia-Afrika.
2. Mengidentifikasi motivasi wisatawan untuk mengunjungi Museum
Konperensi Asia-Afrika.
3. Menganalisis hubungan citra Museum Konperensi Asia-Afrika dengan
motivasi berkunjung wisatawan.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang hendak dicapai dari penelitian yang dilakukan ini
1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kajian keilmuan
mengenai Citra dan Motivasi.
2. Secara Praktis
a. Bagi Instansi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan juga Departemen Luar Negeri dalam
mendorong peningkatan Citra Museum Konperensi Asia-Afrika.
b. Bagi Peneliti
Bagi peneliti sangat berguna untuk mengetahui apakah Citra Museum
Konperensi Asia-Afrika memiliki hubungan dengan motivasi wisatawan
untuk berkunjung atau ada ketertarikan lainnya.
E. Definisi Oprasional
Definisi oprasional sangat diperlukan dalam melakukan penelitian merupakan
suatu definisi yang diberikan peneliti sendiri dan menjelaskan bagaimana peneliti
itu mengukur variabel-variabel yang terdapat dalam penelitianya. Definisi
oprasional juga guna meluruskan antara pembaca dan peneliti, agar terjadi
keselarasan pemahaman konsep yang digunakan oleh peneliti.
Oleh karena itu perlu diadakannya pembahasan serta upaya menghindari
kesalahpahaman, maka dibutuhkan pemaparan mengenai konsep yang terkandung
dalam penelitian ini.
Citra dapat diartikan sebagai image suatu destinasi, citra yang diteliti oleh
penulis dalam penelitian ini adalah Museum Konperensi Asia-Afrika. Citra
destinasi merupakan hasil kumpulan dari proses yang dibuat wisatawan dalam
membandingkan dan mengkontraskan atribut-atribut destinasi. Dengan kata lain
citra destinasi merupakan hasil pengamatan yang didapat dari pengalaman
wisatawan tentang atribut produk yang ada di Museum Konperensi Asia-Afrika.
Motivasi menurut Fillmore H. Stanford dalam Mangkunegara (2009:11)
merupakan suatu kondisi yang menggerakan manusia kearah suatu tujuan tertentu.
Dalam penelitian ini yang dimaksud tujuan adalah tujuan mengunjungi Museum
motivasi wisatawan untuk mengunjungi Museum Konperensi Asia-Afrika.
Hubungan pada penelitian ini merupakan pengukuran sekuat apakah hubungan
citra yang dimiliki Museum Konperensi Asia-Afrika dengan motivasi wisatawan
yang berkunjung ke Museum Konperensi Asia-Afrika. Sehingga hasil penelitian
BAB III
OBJEK DAN METODELOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Objek Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Jalan Asia Afrika No. 65 Bandung,
Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung yang ditunjukkan pada Gambar
3.1.
Gambar 3.1
Lokasi Museum Konperensi Asia Afrika
Objek penelitianya adalah Museum Konperensi Asia-Afrika yang
mengabadikan peristiwa Konperensi Asia-Afrika di Bandung. Penelitian ini
menganlisis mengenai Hubungan citra Museum Konperensi Asia-Afrika dengan
Motivasi Berkunjung Wisatawan. Adapun yang menjadi objek penelitian sebagai
variabel X adalah citra yang terdiri dari enam elemen pengukur yaitu quality of
management (Kualitas Manajemen), sense of social responsibility (Rasa
Tanggung Jawab Sosial), innovativeness (Inovasi), future expectation with regard
to the organization (Harapan Kedepan Mengenai Organisasi), quality of the products/services (Kualitas Produk/ Pelayanan) , dan active dissemination of information about the company (Keaktifan dalam penyebaran informasi mengenai
yaitu kebutuhan, tujuan, dan dorongan. Pada penelitian ini subjek yang dijadikan
sampel sebagai responden adalah wisatawan yang mengunjungi Museum
Konperensi Asia-Afrika.
B. Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Setiap penelitian harus ditentukan jenis
dan metode penelitian yang akan digunakan, sehingga tujuan dari penelitian ini
dapat dicapai. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif verifikatif.
Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis fakta
dan karakteristik objek dan juga subjek yang diteliti dengan tepat. Penelitian
deskriptif dilakukan karena dua faktor utama. Pertama, pengamatan empiris
didapat bahwa sebagian besar laporan penelitian dilakukan dalam bentuk
deskriptif. Kedua, metode deskriptif sangat berguna untuk mendapatkan variasi
permasalahan yang memiliki keterkaitan dengan bidang pendidikan dan tingkah
laku manusia. Penelitian deskptif ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi atau
gambaran mengenai citra Museum Konperensi Asia-Afrika dan motivasi
berkunjung wisatawan.
Penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran data di
lapangan. Dalam penelitan yang diuji adalah hubungan antara citra Museum
Konperensi Asia-Afrika dengan motivasi berkunjung wisatawan.
Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, sehingga
metode yang digunakan adalah cross sectional method, yaitu metode penelitian
yang dilakukan kurang dari satu tahun.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif survey dab explanatory survey. Metode deskriptif survey dan explanatory survey merupakan metode penelitian yang dilakukan pada populasi
besar maupun populasi kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel
hubungan-hubungan antar variabel, hal tersebut dikemukakan oleh Ker Linger dalam
Sugiyono (2009:58). Dalam penelitian yang menggunakan metode ini, informasi
dari sebagian populasi dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik
dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi atau sampel
terhadap objek yang sedang diteliti.
2. Operasionalisasi Variabel
Penelitian ini mengkaji dua variabel yaitu Variabel (X) Citra dan Variabel (Y)
Motivasi berkunjung.
a. Variabel (X) Citra (Image)
Dalam penelitian ini citra merupakan variabel (X) yang saling berhubungan
dengan motivasi. Citra adalah suatu gambaran, kepercayaan, impresi, kesan publik
terhadap sebuah produk sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamanya.
Elemen pengukur citra menurut Vos dalam Ardianto (2011:335) yaitu quality of
management (Kualitas Manajemen), sense of social responsibility (Rasa
Tanggung Jawab Sosial), innovativeness (Inovasi), future expectation with regard
to the organization (Harapan Kedepan Mengenai Organisasi), quality of the products/services (Kualitas Produk/ Pelayanan) , dan active dissemination of information about the company (Keaktifan dalam penyebaran informasi mengenai
perusahaan).
b. Variabel (Y) Motivasi
Dalam penelitian ini, motivasi merupakan variabel (Y). Tiga komponen
utama motivasi menurut Prasetijo& Ihalauw (2005:25) yaitu kebutuhan, tujuan,
dan dorongan.
Secara rinci, oprasionalisasi variabel untuk menjawab identifikasi masalah
Tabel 3.1
Oprasionalisasi Variabel
Variabel Sub Variabel Indikator Skala
Citra (Variabel
X)
Kualitas Manajemen Alur kunjungan yang
teratur Ordinal
Mengenai Organisasi Repeater guess Ordinal
Kualitas Mencari tahu sesuatu Ordinal Melihat yang belum
Dorongan Mengisi waktu luang Ordinal
Rileks Ordinal
Sumber : Diolah penulis (2013)
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampel
1. Populasi
Populasi menurut Sugiyono (2010:80) adalah wilayah generalisasi yang
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Sedangkan menurut Arikunto (2010:173) populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian. Kesimpulanya, populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan
benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik yang dimiliki
oleh subyek atau obyek itu. Populasi di Museum Konperensi Asia-Afrika dapat
dilihat pada jumlah pengunjungnya seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Jumlah Pengunjung Wisatawan ke Museum Konperensi Asia Afrika
Tahun Jumlah
Pengunjung Pertumbuhan
2008 109,971 -
2009 113,956 3%
2010 168,354 47%
2011 186,200 10%
2012 174,645 -6%
Sumber: Diolah peneliti (2013)
Dalam penelitian Hubungan Citra Museum Konperensi Asia-Afrika
dengan Motivasi Berkunjung Wisatawan yang menjadi sasaran adalah pengunjung
Museum Konperensi Asia-Afrika yaitu wisatawan nusantara, jumlah kunjungan
wisatawan ke Konperensi Asia-Afrika telah ditunjukkan pada Tabel 3.2.
2. Sampel
Sampel menurut Sugiyono (2010:81) adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila Populasi besar, dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka kesimpulan dari
sampel populasi tersebut dapat diberlakukan.
Penelitian ini tidak mungkin mengambil populasi secara keseluruhan
karena itu penelitian ini hanya mengambil sebagian dari populasi namun harus
mewakili dari seluruh populasi tersebut.
Berdasarkan hal tersebut, untuk menentukan jumlah sampel dari populasi
yang mewakili dari hasil penelitian atau sumber data dapat ditentukan berdasarkan
aturan berikut: Jumlah sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah
sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri. Semakin besar jumlah sampel
yang mendekati jumlah populasi itu sendiri maka peluang kesalahan generalisasi
akan semakin kecil dan sebaliknya jika jumlah sampel menjauhi jumlah populasi,
maka semakin besar pula peluang kesalahan generalilsasi. Sampel dari penenlitian
ini adalah sebagian dari jumlah pengunjung Museum Konperensi Asia-Afrika.
Baik yang datang untuk mengunjungi Museum Konperensi Asia-Afrika atau yang
datang hanya untuk mengunjungi kegiatan yang dilakukan di Gedung Merdeka ini
saja. Jumlah sampel yang akan diambil pada penelitian ini adalah 100 orang.
Ukuran sampel yang didapatkan berdasarkan perhitungan menggunakan rumus
Slovin yaitu:
� = N
1 + Ne2
Keterangan:
n= Ukuran sampel
N=Ukuran populasi
e= kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat ditolerir (0,1)
� = 174.645
1 + 174.645 × x0.12 n= 99,9≈ 100
Berdasarkan perhitungan diatas penelitian ini menggunakan ukuran sampel
minimal dengan � = 0,1 dengan derajat kepercayaan 10% maka didaptlah ukuran
3. Teknik Sampel
Menurut Sugiyono (2010:81) teknik sampling merupakan teknik pengambilan
sampel yang digunakan untuk menentukan sampel dalam penelitian. Terdapat
berbagai teknik sampling yang digunakan yaitu probability sampling dan non
probability sampling. Langkah-langkah teknik penarikan sampel dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
a. Menentukan populasi sasaran, dalam penelitian ini yang menjadi sasaran
adalah wisatawan yang mengunjungi Museum Konperensi Asia-Afrika, baik
yang datang mengunjungi museum atau hadir karena kegiatan lain yang
diadakan di Gedung Merdeka/ Museum Konperensi Asia-Afrika Kota
Bandung.
b. Menentukan tempat tertentu yang akan dijadikan check point di Gedung
Merdeka. Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai tempat check point
adalah bagian pusat informasi Gedung Merdeka, ruang peragaan yaitu yang
dijadikan Museum Konperensi Asia-Afrika, selasar dan ruang staff Museum
Konperensi Asia-Afrika.
c. Menetukan waktu yang akan digunakan untuk menentukan sampling. Dalam
penelitian ini waktu yang dipilih untuk melakukan observasi adalah pada hari
senin-jumat dan pada saat ada kegiatan berlangsung di Museum Konperensi
Asia-Afrika Kota Bandung.
D. Jenis dan Sumber Data
Sumber data merupakan sumber informasi berupa data yang didapatkan dari
instansi terkait yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Ada dua macam sumber
data yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber Primer adalah sumber
data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, sedangkan sumber
sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya melewati orang lain atau lewat dokumen. Hal tersebut
dikemukakan oleh Sugiyono (2010:137).
Penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sekunder. Data primer
wawancara penulis yang dilakukan pada staff Museum Konperensi Asia-Afrika.
Data tersebut merupakan data pokok yang anaslisinya ditunjang oleh data
sekunder yaitu dari hasil observasi lapangan, sumber pustaka untuk memeperkuat
dan memperdalam hasil analisis, dan data yang didapatkan dari dinas terkait
seperti Dinas Kebudayaan dan Pariwisata serta Dirjen Informasi dan Diplomasi
Publik Kementrian Luar Negeri RI.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini akan diperoleh melalui teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
1. Studi Kepustakaan yaitu suatu teknik pengumpulan data melalui data teoritis
yang didapatkan dari berbagai sumber dan berbagai ahli untuk menunjang
variabel-variabel yang di teliti. Variabel dalam penelitian ini mengenai citra
dan motivasi berkunjung.
2. Kuesioner (Angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden. Dalam penelitian ini kuesioner akan disebarkan pada
wisatawan nusantara yang mengunjungi Museum Konperensi Asia-Afrika
Kota Bandung dan menggunakan skala ordinal. Skala ini mengurutkan data
dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi atau sebaliknya
dengan jarak interval yang tidak harus sama.
3. Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang
terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan, hal ini dikemukakan
oleh Sutisno Hadi dalam Sugiyono (2010:145). Dalam penelitian ini
observasi dilakukan di Museum Konperensi Asia-Afrika.
F. Pengujian Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas
Menurut Arikunto (2010:211) validitas adalah suatu ukuran yang
yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang
kurang valid berati memiliki validitas yang rendah.
Pengujian Validitas ini dilakukan pada 30 responden. Setiap butir digunakan
analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang
merupakan jumlah tiap skor butir. Misalnya dalam penelitian ini peneliti akan
menuliskan elemen pengukur citra yang selanjutnya akan dikembangkan menjadi
pertanyaan pada setiap faktornya. Menurut Masrun dalam Sugiyono (2010:133),
item yang memiliki korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi
yang tinggi menunjukkan bahwa item tersebut memiliki validitas yang tinggi. Dan
skor yang dianggap menjadi syarat minimum adalah jika r = 0,361. Rumus
korelasi yang digunakan penulis dalam pengujian validitas ini adalah dengan
rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson dalam Arikunto
(2010:213) sebagai berikut :
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara dua variabel N = Jumlah responden
ΣX = Jumlah skor X
(ΣX)² = Kuadrat jumlah skor
ΣY = Jumlah skor Y
(ΣY)² = Kuadrat jumlah skor Y
ΣXY = Jumlah hasil skor X dan Y
Setelah harga hitung diperoleh, kemudian dihitung dengan Uji-t dengan
rumus sebagai berikut :
rxy = � � �−
�) ( �
� �2−
Keterangan :
t : Nilai thitung
r : Koefisien korelasi hasil rhitung
n : Jumlah responden
Kriteria Uji jika ℎ� �� > maka data dinyatakan Valid, jika ℎ� ��<
dinyatakan tidak valid. Jika instrumen itu valid, maka dapat dilihat kriteria
penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) pada Tabel 3.3.
Teknik perthitungan yang digunakan untuk menganalisis validitas instrument
penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik korelasi biasa, yaitu korelasi
antara skor-skor tes dari peserta yang sama. Selanjutnya perlu diuji apakah
koefisien validitas tersebut signifikan pada taraf tertentu. Artinya, adanya
koefisien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan.
Dalam mengolah data peneliti menggunakan Microsoft Excel 2007 untuk
mengolahnya dengan menggunakan rumus/syntax dalam mengaplikasikan rumus
penghitungan uji validitas instrument penelitian tersebut. Untuk dapat lebih rinci
dapat dilihat dalam Tabel 3.4 dan Tabel 3.5.
Tabel 3.3
Interpretasi Koefisien Korelasi nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,800 - 1000 Sangat kuat 0,600 - 0,799 Kuat
0,400 - 0,599 Cukup kuat 0,200 - 0,399 Rendah 0,000 - 0,199 Sangat rendah Sumber : Sugiyono (2009)
thitung = �− 2
Tabel 3.4
Hasil Pengukuran Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel Citra
No Pernyataan Nilai rhitung
Nilai
rtabel Ket.
1 Alur kunjungan MKAA 0.622 0.361 Valid
2 Partisipasi MKAA dalam kegiatan sosial 0.741 0.361 Valid 3 Keberagaman aktivitas di MKAA 0.662 0.361 Valid 4 Akan mengunjungi MKAA lagi 0.584 0.361 Valid 5 Keanekaragaman benda sejarah 0.479 0.361 Valid 6 Knowledge yang di dapat dari Public Educator 0.662 0.361 Valid 7 Knowing (mengenai MKAA) 0.395 0.361 Valid
Sumber : Diolah penulis (2013)
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel Motivasi
No Pernyataan Nilai
3 Melihat yang belum pernah dilihat 0.756 0.361 Valid
4 Melakukan penelitian 0.484 0.361 Valid
5 Memperkaya pengetahuan 0.617 0.361 Valid
6 Menghadiri kegiatan komunitas museum 0.416 0.361 Valid
7
Mengagumi sesuatu yang terjadi di masa
lampau 0.709 0.361 Valid
8 Mengisi waktu luang 0.394 0.361 Valid
9 Rileks 0.379 0.361 Valid
Sumber: Olahan penulis (2013)
2. Pengujian Reliabilitas
Menurut Arikunto (2010:221) reliabilitas menunjuk pada satu pengertian
data karena instrument tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat
keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat disimpulkan
bahwa instrument harus bersifat dapat dipercaya dan diandalkan. Dalam pengujian
reliabilitas penulis menggunakan rumus Alpha, yaitu :
Keterangan :
r11 = reliabilitas instrument
k = banyaknya butiran pertanyaan atau banyaknya soal
Σơ ² = jumlah varians butir
ơ12 = varians total
Perhitungan reliabilitas pernyataan dilakukan dengan menggunakan program
SPSS for Windows 17.0. Pengujian reliabilitas instrumen penelitian dilakukan
pada setiap variabel, yakni variabel (X) Citra dan variabel (Y) Motivasi.
Untuk menentukan reliabilitas atau tidaknya instrumen didasarkan pada uji
coba hipotesa dengan kriteria kelayakan jika ri > rtabel berarti reliabel dan
sebaliknya jika ri < rtabel berarti tak reliabel.
Dengan n=30 pada tingkat kekeliruan 5% maka diperoleh nilai r product
moment sevesar 0.361. Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas masing-masing
variabel adalah sebagai berikut:
a. Hasil uji reliabilitas menggunakan alat bantu SPSS for Windows 17.0 pada data
Variabel X yaitu Citra diperoleh ri= 0.688 dengan menggunakan rumus Alpha.
Dapat disimpulkan bahwa instrument variabel X yaitu Citra dinyatakan reliabel
karena ri (0.688) > rtabel ( 0.361), ditunjukkan pada Tabel 3.6.
11= ( �
−1 ) (1- �ơ ²
Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas model Alpha Variabel (X) Citra
b. Hasil uji reliabilitas menggunakan alat bantu SPSS for Windows 17.0 pada data
Variabel Y yaitu Motivasi Berkunjung diperoleh ri= 0.656 dengan
menggunakan rumus Alpha. Dapat disimpulkan bahwa instrument variabel X
yaitu Citra dinyatakan reliabel karena ri (0.656) > rtabel ( 0.361), ditunjukkan
pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7
Hasil Uji Reliabilitas model Alpha Variabel (Y) Motivasi
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.656 9
G. Teknik Analisis Data
Jenis data yang akan terkumpul dalam penelitian ini adalah data ordinal,
sejalan dengan tujuan penelitian ini, yaitu mencari hubungan antara Citra Museum
Konperensi Asia-Afrika dengan Motivasi Berkunjung dilakukan dengan bantuan
analisis statistik. Statistik yang digunakan adalah statistic non parametric, yaitu
statistik untuk data yang bersifat ordinal.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan skala Likert. Menurut Sugiyono
(2009:132) skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
Setiap item akan diberikan 5 pilihan jawaban untuk setiap pertanyaan. Pilihan
terhadap masing-masing jawaban untuk tanggapan responden atas dimensi
pengukuran Citra (X) dan Motivasi (Y) diberi skor sebagai berikut:
a. bobot nilai 5 berarti sangat setuju
b. bobot nilai 4 berarti setuju
c. bobot nilai 3 kurang setuju
d. bobot nilai 2 berarti tidak setuju
e. bobot nilai 1 berarti sangat tidak setuju
Dengan teknik pengumpulan data kuesioner/angket, maka instrumen tersebut
akan diberikan secara acak. Setelah mendapatkan jumlah skor ideal (kriterium)
untuk seluruh item, hasilnya akan digambarkan pada garis kontinum seperti
berikut:
STB TB CB B SB
Bagan 3.1 Garis Kontinum Sumber: Sugiyono (2009:135)
Berdasarkan garis kontinum tersebut, maka rata-rata tanggapan responden
berada di level 84% yang artinya terletak pada daerah setuju. Alasan penelitian
menggunakan skala Likert 1-5 yaitu untuk memberikan jawaban yang lebih
variatif, sehingga responden dapat lebih mudah menentukan jawabannya sesuai
dengan apa yg responden rasakan.
Adapun teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik
uji korelasi Rank Sperman dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
di = Selisih rank xi dengan rank yi
= Koefisien korelasi rank Spearman
n = Jumlah responden = 1− 6� �²
�(�2−1)
Korelasi sendiri merupakan studi yang membahas tentang derajat hubungan
antara variabel-variabel. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat
hubungan, terutama untuk data kuantitatif, dinamakan koefisien korelasi.
H. Uji Hipotesis
Langkah terakhir dari analisis data adalah pengujian hipotesis. Pengujian
hipotesis uintuk korelasi digunakan uji T. Rumusnya sebagai berikut:
Keterangan :
r = Koefisien korelasi rank Spearman
t =Distribusi student dengan derajat kebebasan db = n�−2 � = Banyaknya sampel
Hipotesis ditolak jika ℎ� ��≤ dengan db = 98 (n-2) dan taraf
signifikansi α= 5% dan jika ℎ� �� ≥ maka hipotesis diterima. Pengambilan
keputusan menggunakan angka pembanding t tabel dengan kriteria sebagai
berikut:
Jika t hitung > t table �0ditolak; � diterima
Jika t hitung < t table �0diterima; � ditolak
t=
�−2BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Pada 24 April 1980 Gedung Merdeka diresmikan menjadi sebuah museum
oleh Presiden Soeharto tepat pada HUT KAA yang ke 25. Museum
Konperensi Asia-Afrika merupakan museum yang menyimpan banyak sejarah
peristiwa Konperensi Asia-Afrika yang terjadi pada tanggal 18- 24 April 1955.
Museum bukan hanya tempat untuk kepentingan studi dan penelitian tetapi
untuk kesenangan dan sebagai daya tarik wisata.
Dengan berbagai fasilitas yang tersedia untuk beragam aktivitas yang data
dilakukan di Museum Konperensi Asia-Afrika. Seperti ruang pameran tetap,
ruang sidang, audiovisual untuk komunitas pecinta film, buku dan kegiatan
lainnya, perpustakaan, ruang pameran temporer dan juga kegiatan-kegiatan lain
yang sangat inovatif. Setelah peneliti mengadakan pembahasan mengenai
Gambaran Citra Museum Konperensi Asia-Afrika Terhadap Motivasi
Berkunjung Wisatawan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan dan
memberikan saran berdasarkaan uraian yang telah peneliti kemukakan dalam
bab sebelumnya.
1. Museum Konperensi Asia-Afrika adalah museum yang erat kaitanya
dengan peristiwa bersejarah yaitu Konperensi Asia-Afrika dan berada di
Gedung Merdeka yang merupakan tempat terjadinya peristiwa tersebut.
Setiap lembaga memiliki kewajiban untuk membentuk citra yang baik agar
menarik wisatawan untuk mengunjunginya. Peneliti mengukur citra
Museum Konperensi Asia-Afrika dengan enam alat ukur yaitu, quality of
3500. Hal tersebut menggambarkan bahwa citra Museum Konperensi
Asia-Afrika ada pada kategori baik, dengan kata lain Museum Konperensi
Asia-Afrika memiliki citra yang baik di mata wisatawan.
2. Pada peneletian ini, peneliti mengkategorikan motivasi ke tiga bagian,
yaitu tujuan, kebutuhan, dan dorongan. Berdasarkan penelitian, kategori
tujuan mendapat total skor rata-rata 72,30%, kategori kebutuhan mendapat
total skor rata-rata 73,20% dan kategori dorongan mendapat total skor
rata-rata 71.20%. Berdasarkan data tersebut, peneliti mendapatkan
kesimpulan bahwa motivasi tertinggi wisatawan untuk mengunjungi
Museum Konperensi Asia-Afrika adalah karena kebutuhan. Kebutuhan
untuk menghadiri kegiatan komunitas yang ada disana, memperkaya
pengetahuan dan mengagumi kejayaan masa lalu. Skor tertinggi pada
kategori kebutuhan adalah motivasi untuk memperkaya pengetahuan
sebesar 84,4%. Berdasarkan data tersebut, penelitian ini dapat
menggambarkan motivasi berkunjung wisatawan ke Museum Konperensi
Asia-Afrika adalah motivasi untuk memenuhi kebutuhanya yaitu
memperkaya pengetahuan.
3. Hasil dari penelitian ini mengenai Hubungan Citra Museum dan Motivasi
Berkunjung Wisatawan adalah Citra Museum memiliki hubungan yang
signifikan dengan Motivasi Berkunjung Wisatawan, namun kekuatanya
lemah, penelitian ini menunjukkan bahwa bukan hanya citra (x) yang
menjadi faktor penarik agar wisatawan termotivasi untuk mengunjungi
Museum Konperensi Asia-Afrika.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data melalui kuesioner
terhadap 100 reponden, ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan oleh Museum
Konperensi Asia-Afrika yaitu:
1. Meningkatkan pelayanan jasa misalnya pada public educator. Memberikan
training agar lebih menarik dan komunikatif dalam mentransferkan
2. Lebih aktif mempublikasikan kegiatan yang akan dilaksanakan, atau
memberikan informasi mengenai sejara Konperensi Asia-Afrika baik
melalui media sosial ataupun media lainya.
3. Komunitas yang ada di Museum Konperensi Asia-Afrika sebenarnya
menjadi nilai plus bagi museum ini, namun komunitas yang ada belum
mempublikasikanya secara aktif karena masih banyak wisatawan yang
tidak mengetahui kegiatan yang diadakan oleh komunitas ini. Misalnya
melalui media cetak, audiovisual, dan juga meningkatkan keaktifan
publikasi melalui media internet.
4. Mempertahankan kualitas manajemen pengelola museum. Karena dengan
kualitas manajemen yang baik maka segalanya akan terstruktur dengan
baik. Namun berdasarkan wawancara yang diinginkan oleh pengelola
museum adalah mengenai manajemen parkir yang sebenarnya tersedia di
Jalan Cikapundung Timur namun belum dapat berfungsi secara optimal.
Apabila Area Parkir sudah dapat berfungsi secara optimal, maka fungsi
pintu masuk Musem Konperensi Asia-Afrika lewat pintu Jalan
Cikapundung Timur pun dapat dapat dioprasikan kembali. Sebab menurut
pengelola, pintu masuk yang ideal adalah melewati pintu masuk di Jalan
Cikapundung Timur. Akan lebih baik bila manajemen parkir tersebut dapat
DAFTAR PUSTAKA
Agung, Silih Wasesa. (2006). Strategi Public Relation. Jakarta: Gramedia.
Alma, Buchari. (2007). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.
Ardianto, Elvinaro. (2011). Handbook of Public Relation. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Citra.
Gil, Sergio Moreno and J.R. Brent Ritchie. (2009). “Understanding the Museum
Image Formation Process: A Comparison of Residence and Tourist”.
Journal of Travel Research.
http://www.budpar.go.id/userfiles/file/4552_1360-PengelolaanKoleksi.pdf dibuka pada 15 April 2013.
Jefkins, Frank. (2004). Public Relation. Jakarta: Erlangga.
Kartajaya, Hermawan. (2000). Marketing Plus. Jakarta: Gramedia.
Mangkunegara. Anwar Prabu. (2009). Perilaku Konsumen. Bandung: Refika Aditama.
Pitana, I. Gede dan Putu G. Gayatri. (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta:
Andi.
Prasetijo, Ristianti dan John J.O.I. Ihallauw. (2005). Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Andi.
Rakhmat, Jalaluddin. (2004). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Ross, F. Glenn. (1998). Psikologi Pariwisata. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Ruslan, Rusady. (2005). Manajemen Hubungangan Masyarakat. Bandung:
Alfabeta.
Sukriah, Erry. (2012). ”Pembentukan Citra Program Studi Manajemen Resort dan Leisure di Industri Pariwisata”. Journal Management Resort & Leisure. Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono, (2009). Metode Penelitian Bisnis.
Suwandi, I. (2007). Tersedia:
http://oeconomicus.files.wordpress.com/2007/07/citra-perusahaan.pdf (6 April 2013).
Suwantoro, Gamal. (2004). Dasar- Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi.
Umar, Husein. (1999). Metodelogi Penelitian Aplikasi Pemasaran. Jakarta: Gramedia.
Yoeti, A. Oka. (1996). Pemasaran Pariwisata. Bandung: Angkasa.
Yoeti, A.Oka. (2008). Ekonomi Pariwisata. Jakarta: Kompas.
Zoraida, Faika Rahima. (2006). Museum Dalam Benak Warga Jakarta Perspektif: