• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN CITRA MUSEUM KONPERENSI ASIA-AFRIKA DENGAN MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN CITRA MUSEUM KONPERENSI ASIA-AFRIKA DENGAN MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN CITRA MUSEUM KONPERENSI ASIA-AFRIKA

DENGAN MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata

Program Studi Manajemen Resort & Leisure

Disusun oleh :

RENGGANIS REKA PANGESTU

NIM : 0909034

PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(2)

RENGGANIS REKA PANGESTU NIM : 0909034

HUBUNGAN CITRA MUSEUM KONPERENSI ASIA-AFRIKA DENGAN MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Darsiharjo, MS. NIP.19620921.198603.1.005

Pembimbing II

Erry Sukriah, SE., M.SE. NIP.19791215 200812 2002

Mengetahui

Ketua Program StudiManajemen Resort & Leisure

(3)

Hubungan Citra Museum

Konperensi Asia-Afrik Dengan

Motivasi Berkunjung Wisatawan

Oleh

Rengganis Reka Pangestu

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Rengganis Reka Pangestu 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)

HUBUNGAN CITRA MUSEUM KONPERENSI ASIA-AFRIKA DENGAN merupakan gambaran mengenai kesan suatu destinasi dibenak wisatawan. Citra yang baik akan memotivasi wisatawan untuk mengunjungi suatu destinasi. Penelitian ini menggunakan Museum Konperensi Asia-Afrika sebagai objek. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi citra Museum Konperensi Asia-Afrika, mengidentifikasi motivasi wisatawan, dan menganalisis hubungan antara citra Museum Konperensi Asia-Afrika dengan motivasi berkunjung wisatawan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif untuk meneliti populasi dan sampel tertentu. Populasinya adalah wisatawan yang mengunjungi Museum Konperensi Asia-Afrika dan jumlah sampelnya yaitu 100 responden. Selain itu peneliti juga melakukan studi kepustakaan serta observasi lapangan dalam pengumpulan data. Teknik analisis yang digunakan adalah metode korelasi. Penelitian ini bersifat deskriptif dan verikatif. Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif, maka dapat diperoleh deskripsi mengenai gambaran citra dan motivasi dibenak wisatawan untuk berkunjung ke Museum konperensi Asia-Afrika.

Hasil penelitian ini adalah Museum Konperensi Asia-Afrika memiliki citra yang baik dibenak wisatawan, motivasi wisatawan mengunjungi Museum Konperensi Asia-Afrika karena aspek kebutuhan, dan penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara citra museum dengan motivasi berkunjung wisatawan. Namun kekuatan hubungan antara citra dan motivasi pada penelitian ini lemah. Dengan adanya penelitian ini diharapkan agar pengelola dapat meningkatkan segala aspek yang dimiliki Museum Konperensi Asia-Afrika sehingga dapat memotivasi wisatawan untuk berkunjung.

(5)

THE CORRELATION BETWEEN IMAGE MUSEUM OF ASIA-AFRICA

CONFERENCE WITH TOURISTS VISITING MOTIVATION

ABSTRACT motivate tourists to visit a destination. The research uses Museum of Asia-Africa Conference as an object. The purpose from this research was to identify the image of Museum of Asia-Africa Conference, identified the tourist motivation, and analyze the correlation between the image of the Museum of Asia-Africa Conference with visiting tourists motivation.

The method used in this research is quantitative research methods to investigate populations and samples. Population is tourists who visit the Museum of the Asia-Africa Conference and the samples is 100 respondent. In addition, researchers also conduct literature study and field observations in the data collection. The analysis technique used is the correlation method. This study is descriptive and verification. By using the descriptive research method, it can be obtained a description of representation the image and motivations of tourists to visit the Museum of Asia-Africa Conference.

The results showed a Museum of Asia-Africa Conference has a good image of tourist minds, tourist motivation visiting Museum of Asia-Africa Conference because aspects of needs, and this research showed a significant correlation between museum image and tourist visiting motivation. But the strength of the correlation between image and motivation in this research is weak. With this research is expected that managers can improve all the aspects of the Museum of Asia-Africa Conference so it can be motivate tourists to visit.

(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR BAGAN ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Definisi Oprasional ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Konsep Kepariwisataan ... 8

B. Citra... 9

C. Motivasi ... 17

D. Museum ... 19

E. Hubungan Citra dengan Motivasi Berkunjung ... 21

F. Kerangka Pemikiran ... 22

G. Hipotesis ... 24

(7)

A. Lokasi dan Objek Penelitian ... 26

B. Desain Penelitian ... 27

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampel ... 28

D. Jenis dan Sumber Data ... 32

E. Teknik Pengumpulan Data ... 33

F. Pengujian Instrumen Penelitian ... 34

G. Teknik Analisis Data ... 39

H. Uji Hipotesis ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Profil Museum Konperensi Asia-Afrika ... 42

B. Hasil Pembahasan ... 46

1. Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Citra ... 62

2. Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Motivasi ... 70

BAB V KESIMPULAN ... 75

A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 78

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Menurut Undang-Undang Kepariwisataan No.10 tahun 2009 pasal 1,

pariwisata merupakan kegiatan wisata, yaitu kegiatan perjalanan yang dilakukan

oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk

tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik

wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Industri pariwisata

menjadi salah satu sektor yang sangat menguntungkan dan telah menjadi

kebutuhan manusia. Salah satu tujuan wisatawan melakukan perjalanan wisata

yaitu untuk meningkatkan kembali kualitas hidupnya setelah lelah melakukan

pekerjaan. Dan Bandung menjadi salah satu kota yang diminati wisatawan untuk

melakukan kegiatan wisata. Tingginya minat berkunjung wisatawan ke Kota

Bandung dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1

Tingkat Kunjungan Wisatawan Nusantara ke Kota Bandung

Tahun Wisatawan Nusantara

Wisatawan

Mancanegara Total Pertumbuhan

2008 4,320,134 175,111 4,495,245 -

2009 4,822,532 185,076 5,007,608 11%

2010 4,951,439 228,449 5,179,888 3%

2011 6,487,239 225,585 6,712,824 29%

2012 5,080,584 176,855 5,257,439 -21%

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bandung (2012)

Tabel 1.1 menunjukan jumlah wisatawan yang mengunjungi Kota Bandung.

Kunjungan wisatawan mengalami peningkatan tertinggi pada tahun 2011 yang

pertumbuhanya mencapai 29%. Hal ini disebabkan oleh letak Bandung yang

mudah dijangkau, dekat dengan Ibukota Negara yaitu Jakarta serta banyak

(9)

Selain kemudahan akses, Bandung didukung oleh sejuta daya tarik wisata yang

dimiliki oleh Kota Kembang ini.

Sebagian daya tarik wisata di Bandung yaitu wisata belanja yang terdapat

pada titik tertentu seperti Jalan Riau, Jalan Dago, Pasar Baru, Cihampelas dan

kawasan lainya menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan. Wisata Kuliner, wisata

alam seperti yang telah diketahui bahwa Bandung merupakan kota yang

dikelilingi oleh gunung sehingga memiliki udara yang sejuk. Salah satu destinasi

wisata di sekitar Bandung yang diminati wisatawan adalah Lembang, Tahura Ir.

H. Djuanda, Taman kupu-kupu, wisata bunga Cihideung dan tempat-tempat

lainya. Selain itu Bandung juga memiliki beberapa lokasi yang menjadi daya tarik

wisata Budaya seperti yang ditujukkan pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2

Daya Tarik Wisata Budaya di Bandung

No Nama Daya Tarik Wisata

1 ITB

2 Museum Geologi 3 Museum Sri Baduga

4 Museum Konperensi Asia Afrika 5 Museum POS

6 Museum Virajati

7 Museum Mandala Wangsit Siliwangi 8 Museum Barli

9 Kesenian Angklung Udjo Sumber: RIPPDA Provinsi Jawa Barat

Tabel 1.2 memberikan informasi mengenai lokasi daya tarik wisata budaya di

Bandung yang dapat dikunjungi. Tidak hanya yang disebutkan pada tabel saja,

namun sesungguhnya masih banyak sekali lokasi wisata budaya di Bandung yang

dapat dikunjungi seperti Kampung adat Mahmud, Cikondang, Cirendeu, Taman

Budaya Dago dan sebagainya. Bandung juga memilki banyak gedung-gedung

(10)

Tabel 1.3

Gedung-Gedung Bersejarah di Bandung

No Nama Gedung Besejarah No Nama Gedung Bersejarah

1 Gedung Merdeka dan Museum

KAA 12 Eks Insulide

2 Toko De Zon ( Koperasi Usaha

Kecil) 13 Pabrik Kina

3 BMC (Bandoengsche Melk

Centrale) 14 Pendopo& Eks Rumah Bupati

4 Kantor Pos Besar 15 Bioskop Dian

5 Hotel Preanger 16 Polwiltabes

6 Hotel Savoy Homan 17 Gedung Pakuan

7 Kantor Harian Umum Pikiran

Rakyat 18 Eks Panti Karya

8 LKBN Antara 19 YPK (Yayasan Pusat

Kebudayaan)

9 Hotel Braga 20 Hotel Surabaya (Carrcadin)

10 Majestic 21 Kopi aroma

11 Landmark 22 Lapas Sukamiskin

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung (2012)

Bandung memiliki sejarah yang sangat menarik dan membanggakan, yaitu

pernah menjadi ibu kota Negara Asia-Afrika, juga memiliki

peninggalan-peninggalan sejarah yang menjadi daya tarik wisata. Salah satu gedung

peninggalan sejarah yang sampai saat ini masih berdiri kokoh adalah Gedung

Merdeka dan Museum Konperensi Asia-Afrika.

Gedung Merdeka merupakan gedung peninggalan sejarah yang sangat

menarik. Pada tanggal 18-24 April 1955, Konperensi Asia-Afrika diselenggarakan

di Bandung tepatnya di Gedung Merdeka. Peristiwa itu merupakan peristiwa

penting karena diselenggarakan hanya sepuluh tahun setelah Indonesia

memproklamasikan kemerdekaan namun dapat menyatukan seluruh Negara di

Asia-Afrika dan berakhir dengan kesuksesan. Untuk mengabadikan peristiwa

tersebut, pada tahun 1980 Gedung Merdeka diresmikan menjadikan Museum

Konperensi Asia-Afrika (MKAA). Dengan diresmikannya Museum Konperensi

Asia-Afrika, diharapkan dapat melestarikan dan memberikan informasi sejarah

(11)

Banyak aktivitas yang diselenggarakan di Museum Konperensi Asia-Afrika

seperti, pemanduan oleh public educator, komunitas di museum yaitu sahabat

Museum (SMKAA) yang menyelenggarakan aktifitas diskusi buku, diskusi film,

berbagai festival, klab budaya, pameran dll. Selain ruang pameran tetap, Museum

Konperensi Asia-Afrika juga menyediakan ruang pameran temporer yang

berkaitan dengan pelaksanaan politik luar negeri dan sejarah diplomasi Indonesia.

Berbagai inovasi yang diselenggarakan di Museum Konperensi Asia-Afrika

tentunya dengan kerjasama seluruh sahabat museum menjadikan alternatif lain

bagi wisatawan. Selain untuk melihat dan mempelajari sejarah, penulis

berpendapat bahwa wisatawan yang berkunjung ke Museum Konperensi

Asia-Afrika telah memiliki motivasi lain. Misalnya wisatawan yang senang membaca

dapat bertemu dengan komunitasnya pada kegiatan bedah buku, lalu ada pula

yang mengunjungi Museum Konperensi Asia-Afrika untuk melihat pameran

temporer sesuai dengan tema yang saat itu sedang berlangsung. Dan pada

akhirnya motivasi wisatawan mengunjungi Museum Konperensi Asia-Afrika ini

menjadi sangat beragam.

Event yang diselenggarakan Museum Konperensi Asia-Afrika seperti HUT

KAA, peringatan penyandang dissabilitas, Indonesia Photoweek, Pameran

Diplomasi Papua, One Asia juga event lainnya dapat menjadi daya tarik bagi

wisatawan sehingga mereka memiliki minat untuk mengunjungi Museum

Asia-Afrika. Wisatawan tidak hanya dapat melihat peninggalan sejarah secara fisiknya

saja, namun dapat turut merasakan dan mendapat gambaran mengenai kondisi

pada saat Konperensi Asia-Afrika berlangsung. Dengan memasuki ruang

persidangan yang kondisi dan situasinya dijaga keasliannya sampai saat ini.

Tingginya minat wisatawan untuk mengunjungi Museum Konperensi Asia-Afrika

(12)

Tabel 1.4

Jumlah Pengunjung Museum Konperensi Asia-Afrika

Tahun Jumlah Pengunjung Pertumbuhan

2008 109,971 -

2009 113,956 3%

2010 168,354 47%

2011 186,200 10%

2012 174,645 -6%

Sumber: DIRJEN Informasi dan Diplomasi Publik KEMENLU RI (2012)

Tabel 1.4 merupakan rekapitulasi data kunjungan wisatawan ke Museum

Konperensi Asia Asfrika (MKAA) dari Januari 2008-Oktober2012. Pengunjung

Museum ini yaitu; Rombongan dari TK/Play group, SD, SMP, SMA/SMK,

Perguruan Tinggi, Peneliti, Wartawan, Organisasi/Instansi Asing,

Organisasi/Instansi Non Asing, Wisatawan Nusantara, Wisatawan Asing, dan

Tamu Negara. Pada tahun 2010 Museum Konperensi Asia-Afrika mengalami

pertumbuhan yang tinggi hingga mencapai 47%. Di tahun 2012 -6% bukan berarti

Museum Konperensi Asia-Afrika mengalami penurunan pengunjung, karena data

yang didapat peneliti untuk tahun 2012 hanya sampai Bulan Oktober, dengan

begitu besar kemungkinan jumlah pengunjung di tahun 2012 masih mengalami

peningkatan. Data pada Tabel 1.4 belum termasuk wisatawan yang menghadiri

acara Indonesia Photoweek, pameran Diplomasi untuk Papua, HUT KAA, One

Asia dan event-event besar KAA lainya. Dapat dipastikan wisatawan yang

berkunjung pada event tersebut sangatlah banyak. Data ini merupakan data 5

tahun terahir yaitu sejak Januari 2008- Oktober 2012.

Berbagai kegiatan yang diadakan oleh Museum Konperensi Asia-Afrika yang

dibantu oleh Sahabat Museum Konperensi Asia-Afrika diharapkan akan

membangun citra yang positif di benak wisatawan. Citra destinasi merupakan

hasil kumpulan dari proses yang dibuat wisatawan dalam membandingkan dan

mengkontraskan atribut-atribut destinasi. Wisatawan yang pernah mengunjungi

museum lain akan membandingkan dengan museum lainya. Bila dilihat pada

(13)

Asia-Afrika yang cukup tinggi dan dengan beragamnya kegiatan, peneliti berasumsi

bahwa dengan citra yang positif maka wisatawan pun akan termotivasi untuk

mengunjungi Museum Konperensi Asia-Afrika. Motivasi merupakan suatu

kondisi yang menggerakan manusia kearah suatu tujuan tertentu. Berdasarkan

latar belakang tersebut maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul :

“HUBUNGAN CITRA MUSEUM KONPERENSI ASIA-AFRIKA DENGAN

MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya

maka identifikasi masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana gambaran citra Museum Konperensi Asia-Afrika berdasarkan

persepsi wisatawan?

2. Bagaimana gambaran motivasi wisatawan untuk mengunjungi Museum

Konperensi Asia-Afrika ?

3. Bagaimana hubungan citra Museum Konperensi Asia-Afrika dengan motivasi

berkunjung wisatawan ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi Citra Museum Konperensi Asia-Afrika.

2. Mengidentifikasi motivasi wisatawan untuk mengunjungi Museum

Konperensi Asia-Afrika.

3. Menganalisis hubungan citra Museum Konperensi Asia-Afrika dengan

motivasi berkunjung wisatawan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang hendak dicapai dari penelitian yang dilakukan ini

(14)

1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kajian keilmuan

mengenai Citra dan Motivasi.

2. Secara Praktis

a. Bagi Instansi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan juga Departemen Luar Negeri dalam

mendorong peningkatan Citra Museum Konperensi Asia-Afrika.

b. Bagi Peneliti

Bagi peneliti sangat berguna untuk mengetahui apakah Citra Museum

Konperensi Asia-Afrika memiliki hubungan dengan motivasi wisatawan

untuk berkunjung atau ada ketertarikan lainnya.

E. Definisi Oprasional

Definisi oprasional sangat diperlukan dalam melakukan penelitian merupakan

suatu definisi yang diberikan peneliti sendiri dan menjelaskan bagaimana peneliti

itu mengukur variabel-variabel yang terdapat dalam penelitianya. Definisi

oprasional juga guna meluruskan antara pembaca dan peneliti, agar terjadi

keselarasan pemahaman konsep yang digunakan oleh peneliti.

Oleh karena itu perlu diadakannya pembahasan serta upaya menghindari

kesalahpahaman, maka dibutuhkan pemaparan mengenai konsep yang terkandung

dalam penelitian ini.

Citra dapat diartikan sebagai image suatu destinasi, citra yang diteliti oleh

penulis dalam penelitian ini adalah Museum Konperensi Asia-Afrika. Citra

destinasi merupakan hasil kumpulan dari proses yang dibuat wisatawan dalam

membandingkan dan mengkontraskan atribut-atribut destinasi. Dengan kata lain

citra destinasi merupakan hasil pengamatan yang didapat dari pengalaman

wisatawan tentang atribut produk yang ada di Museum Konperensi Asia-Afrika.

Motivasi menurut Fillmore H. Stanford dalam Mangkunegara (2009:11)

merupakan suatu kondisi yang menggerakan manusia kearah suatu tujuan tertentu.

Dalam penelitian ini yang dimaksud tujuan adalah tujuan mengunjungi Museum

(15)

motivasi wisatawan untuk mengunjungi Museum Konperensi Asia-Afrika.

Hubungan pada penelitian ini merupakan pengukuran sekuat apakah hubungan

citra yang dimiliki Museum Konperensi Asia-Afrika dengan motivasi wisatawan

yang berkunjung ke Museum Konperensi Asia-Afrika. Sehingga hasil penelitian

(16)

BAB III

OBJEK DAN METODELOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Objek Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Jalan Asia Afrika No. 65 Bandung,

Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung yang ditunjukkan pada Gambar

3.1.

Gambar 3.1

Lokasi Museum Konperensi Asia Afrika

Objek penelitianya adalah Museum Konperensi Asia-Afrika yang

mengabadikan peristiwa Konperensi Asia-Afrika di Bandung. Penelitian ini

menganlisis mengenai Hubungan citra Museum Konperensi Asia-Afrika dengan

Motivasi Berkunjung Wisatawan. Adapun yang menjadi objek penelitian sebagai

variabel X adalah citra yang terdiri dari enam elemen pengukur yaitu quality of

management (Kualitas Manajemen), sense of social responsibility (Rasa

Tanggung Jawab Sosial), innovativeness (Inovasi), future expectation with regard

to the organization (Harapan Kedepan Mengenai Organisasi), quality of the products/services (Kualitas Produk/ Pelayanan) , dan active dissemination of information about the company (Keaktifan dalam penyebaran informasi mengenai

(17)

yaitu kebutuhan, tujuan, dan dorongan. Pada penelitian ini subjek yang dijadikan

sampel sebagai responden adalah wisatawan yang mengunjungi Museum

Konperensi Asia-Afrika.

B. Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Setiap penelitian harus ditentukan jenis

dan metode penelitian yang akan digunakan, sehingga tujuan dari penelitian ini

dapat dicapai. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif verifikatif.

Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis fakta

dan karakteristik objek dan juga subjek yang diteliti dengan tepat. Penelitian

deskriptif dilakukan karena dua faktor utama. Pertama, pengamatan empiris

didapat bahwa sebagian besar laporan penelitian dilakukan dalam bentuk

deskriptif. Kedua, metode deskriptif sangat berguna untuk mendapatkan variasi

permasalahan yang memiliki keterkaitan dengan bidang pendidikan dan tingkah

laku manusia. Penelitian deskptif ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi atau

gambaran mengenai citra Museum Konperensi Asia-Afrika dan motivasi

berkunjung wisatawan.

Penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran data di

lapangan. Dalam penelitan yang diuji adalah hubungan antara citra Museum

Konperensi Asia-Afrika dengan motivasi berkunjung wisatawan.

Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, sehingga

metode yang digunakan adalah cross sectional method, yaitu metode penelitian

yang dilakukan kurang dari satu tahun.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif survey dab explanatory survey. Metode deskriptif survey dan explanatory survey merupakan metode penelitian yang dilakukan pada populasi

besar maupun populasi kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel

(18)

hubungan-hubungan antar variabel, hal tersebut dikemukakan oleh Ker Linger dalam

Sugiyono (2009:58). Dalam penelitian yang menggunakan metode ini, informasi

dari sebagian populasi dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik

dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi atau sampel

terhadap objek yang sedang diteliti.

2. Operasionalisasi Variabel

Penelitian ini mengkaji dua variabel yaitu Variabel (X) Citra dan Variabel (Y)

Motivasi berkunjung.

a. Variabel (X) Citra (Image)

Dalam penelitian ini citra merupakan variabel (X) yang saling berhubungan

dengan motivasi. Citra adalah suatu gambaran, kepercayaan, impresi, kesan publik

terhadap sebuah produk sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamanya.

Elemen pengukur citra menurut Vos dalam Ardianto (2011:335) yaitu quality of

management (Kualitas Manajemen), sense of social responsibility (Rasa

Tanggung Jawab Sosial), innovativeness (Inovasi), future expectation with regard

to the organization (Harapan Kedepan Mengenai Organisasi), quality of the products/services (Kualitas Produk/ Pelayanan) , dan active dissemination of information about the company (Keaktifan dalam penyebaran informasi mengenai

perusahaan).

b. Variabel (Y) Motivasi

Dalam penelitian ini, motivasi merupakan variabel (Y). Tiga komponen

utama motivasi menurut Prasetijo& Ihalauw (2005:25) yaitu kebutuhan, tujuan,

dan dorongan.

Secara rinci, oprasionalisasi variabel untuk menjawab identifikasi masalah

(19)

Tabel 3.1

Oprasionalisasi Variabel

Variabel Sub Variabel Indikator Skala

Citra (Variabel

X)

Kualitas Manajemen Alur kunjungan yang

teratur Ordinal

Mengenai Organisasi Repeater guess Ordinal

Kualitas Mencari tahu sesuatu Ordinal Melihat yang belum

Dorongan Mengisi waktu luang Ordinal

Rileks Ordinal

Sumber : Diolah penulis (2013)

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampel

1. Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2010:80) adalah wilayah generalisasi yang

(20)

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.

Sedangkan menurut Arikunto (2010:173) populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian. Kesimpulanya, populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan

benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada

obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik yang dimiliki

oleh subyek atau obyek itu. Populasi di Museum Konperensi Asia-Afrika dapat

dilihat pada jumlah pengunjungnya seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2

Jumlah Pengunjung Wisatawan ke Museum Konperensi Asia Afrika

Tahun Jumlah

Pengunjung Pertumbuhan

2008 109,971 -

2009 113,956 3%

2010 168,354 47%

2011 186,200 10%

2012 174,645 -6%

Sumber: Diolah peneliti (2013)

Dalam penelitian Hubungan Citra Museum Konperensi Asia-Afrika

dengan Motivasi Berkunjung Wisatawan yang menjadi sasaran adalah pengunjung

Museum Konperensi Asia-Afrika yaitu wisatawan nusantara, jumlah kunjungan

wisatawan ke Konperensi Asia-Afrika telah ditunjukkan pada Tabel 3.2.

2. Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2010:81) adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila Populasi besar, dan peneliti

tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka kesimpulan dari

sampel populasi tersebut dapat diberlakukan.

Penelitian ini tidak mungkin mengambil populasi secara keseluruhan

(21)

karena itu penelitian ini hanya mengambil sebagian dari populasi namun harus

mewakili dari seluruh populasi tersebut.

Berdasarkan hal tersebut, untuk menentukan jumlah sampel dari populasi

yang mewakili dari hasil penelitian atau sumber data dapat ditentukan berdasarkan

aturan berikut: Jumlah sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah

sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri. Semakin besar jumlah sampel

yang mendekati jumlah populasi itu sendiri maka peluang kesalahan generalisasi

akan semakin kecil dan sebaliknya jika jumlah sampel menjauhi jumlah populasi,

maka semakin besar pula peluang kesalahan generalilsasi. Sampel dari penenlitian

ini adalah sebagian dari jumlah pengunjung Museum Konperensi Asia-Afrika.

Baik yang datang untuk mengunjungi Museum Konperensi Asia-Afrika atau yang

datang hanya untuk mengunjungi kegiatan yang dilakukan di Gedung Merdeka ini

saja. Jumlah sampel yang akan diambil pada penelitian ini adalah 100 orang.

Ukuran sampel yang didapatkan berdasarkan perhitungan menggunakan rumus

Slovin yaitu:

� = N

1 + Ne2

Keterangan:

n= Ukuran sampel

N=Ukuran populasi

e= kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat ditolerir (0,1)

� = 174.645

1 + 174.645 × x0.12 n= 99,9≈ 100

Berdasarkan perhitungan diatas penelitian ini menggunakan ukuran sampel

minimal dengan � = 0,1 dengan derajat kepercayaan 10% maka didaptlah ukuran

(22)

3. Teknik Sampel

Menurut Sugiyono (2010:81) teknik sampling merupakan teknik pengambilan

sampel yang digunakan untuk menentukan sampel dalam penelitian. Terdapat

berbagai teknik sampling yang digunakan yaitu probability sampling dan non

probability sampling. Langkah-langkah teknik penarikan sampel dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

a. Menentukan populasi sasaran, dalam penelitian ini yang menjadi sasaran

adalah wisatawan yang mengunjungi Museum Konperensi Asia-Afrika, baik

yang datang mengunjungi museum atau hadir karena kegiatan lain yang

diadakan di Gedung Merdeka/ Museum Konperensi Asia-Afrika Kota

Bandung.

b. Menentukan tempat tertentu yang akan dijadikan check point di Gedung

Merdeka. Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai tempat check point

adalah bagian pusat informasi Gedung Merdeka, ruang peragaan yaitu yang

dijadikan Museum Konperensi Asia-Afrika, selasar dan ruang staff Museum

Konperensi Asia-Afrika.

c. Menetukan waktu yang akan digunakan untuk menentukan sampling. Dalam

penelitian ini waktu yang dipilih untuk melakukan observasi adalah pada hari

senin-jumat dan pada saat ada kegiatan berlangsung di Museum Konperensi

Asia-Afrika Kota Bandung.

D. Jenis dan Sumber Data

Sumber data merupakan sumber informasi berupa data yang didapatkan dari

instansi terkait yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Ada dua macam sumber

data yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber Primer adalah sumber

data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, sedangkan sumber

sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada

pengumpul data, misalnya melewati orang lain atau lewat dokumen. Hal tersebut

dikemukakan oleh Sugiyono (2010:137).

Penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sekunder. Data primer

(23)

wawancara penulis yang dilakukan pada staff Museum Konperensi Asia-Afrika.

Data tersebut merupakan data pokok yang anaslisinya ditunjang oleh data

sekunder yaitu dari hasil observasi lapangan, sumber pustaka untuk memeperkuat

dan memperdalam hasil analisis, dan data yang didapatkan dari dinas terkait

seperti Dinas Kebudayaan dan Pariwisata serta Dirjen Informasi dan Diplomasi

Publik Kementrian Luar Negeri RI.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini akan diperoleh melalui teknik

pengumpulan data sebagai berikut:

1. Studi Kepustakaan yaitu suatu teknik pengumpulan data melalui data teoritis

yang didapatkan dari berbagai sumber dan berbagai ahli untuk menunjang

variabel-variabel yang di teliti. Variabel dalam penelitian ini mengenai citra

dan motivasi berkunjung.

2. Kuesioner (Angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden. Dalam penelitian ini kuesioner akan disebarkan pada

wisatawan nusantara yang mengunjungi Museum Konperensi Asia-Afrika

Kota Bandung dan menggunakan skala ordinal. Skala ini mengurutkan data

dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi atau sebaliknya

dengan jarak interval yang tidak harus sama.

3. Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang

terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan, hal ini dikemukakan

oleh Sutisno Hadi dalam Sugiyono (2010:145). Dalam penelitian ini

observasi dilakukan di Museum Konperensi Asia-Afrika.

F. Pengujian Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas

Menurut Arikunto (2010:211) validitas adalah suatu ukuran yang

(24)

yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang

kurang valid berati memiliki validitas yang rendah.

Pengujian Validitas ini dilakukan pada 30 responden. Setiap butir digunakan

analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang

merupakan jumlah tiap skor butir. Misalnya dalam penelitian ini peneliti akan

menuliskan elemen pengukur citra yang selanjutnya akan dikembangkan menjadi

pertanyaan pada setiap faktornya. Menurut Masrun dalam Sugiyono (2010:133),

item yang memiliki korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi

yang tinggi menunjukkan bahwa item tersebut memiliki validitas yang tinggi. Dan

skor yang dianggap menjadi syarat minimum adalah jika r = 0,361. Rumus

korelasi yang digunakan penulis dalam pengujian validitas ini adalah dengan

rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson dalam Arikunto

(2010:213) sebagai berikut :

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara dua variabel N = Jumlah responden

ΣX = Jumlah skor X

(ΣX)² = Kuadrat jumlah skor

ΣY = Jumlah skor Y

(ΣY)² = Kuadrat jumlah skor Y

ΣXY = Jumlah hasil skor X dan Y

Setelah harga hitung diperoleh, kemudian dihitung dengan Uji-t dengan

rumus sebagai berikut :

rxy = � � �−

) (

2

(25)

Keterangan :

t : Nilai thitung

r : Koefisien korelasi hasil rhitung

n : Jumlah responden

Kriteria Uji jika ℎ� �� > maka data dinyatakan Valid, jika ℎ� ��<

dinyatakan tidak valid. Jika instrumen itu valid, maka dapat dilihat kriteria

penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) pada Tabel 3.3.

Teknik perthitungan yang digunakan untuk menganalisis validitas instrument

penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik korelasi biasa, yaitu korelasi

antara skor-skor tes dari peserta yang sama. Selanjutnya perlu diuji apakah

koefisien validitas tersebut signifikan pada taraf tertentu. Artinya, adanya

koefisien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan.

Dalam mengolah data peneliti menggunakan Microsoft Excel 2007 untuk

mengolahnya dengan menggunakan rumus/syntax dalam mengaplikasikan rumus

penghitungan uji validitas instrument penelitian tersebut. Untuk dapat lebih rinci

dapat dilihat dalam Tabel 3.4 dan Tabel 3.5.

Tabel 3.3

Interpretasi Koefisien Korelasi nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,800 - 1000 Sangat kuat 0,600 - 0,799 Kuat

0,400 - 0,599 Cukup kuat 0,200 - 0,399 Rendah 0,000 - 0,199 Sangat rendah Sumber : Sugiyono (2009)

thitung = �− 2

(26)

Tabel 3.4

Hasil Pengukuran Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel Citra

No Pernyataan Nilai rhitung

Nilai

rtabel Ket.

1 Alur kunjungan MKAA 0.622 0.361 Valid

2 Partisipasi MKAA dalam kegiatan sosial 0.741 0.361 Valid 3 Keberagaman aktivitas di MKAA 0.662 0.361 Valid 4 Akan mengunjungi MKAA lagi 0.584 0.361 Valid 5 Keanekaragaman benda sejarah 0.479 0.361 Valid 6 Knowledge yang di dapat dari Public Educator 0.662 0.361 Valid 7 Knowing (mengenai MKAA) 0.395 0.361 Valid

Sumber : Diolah penulis (2013)

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel Motivasi

No Pernyataan Nilai

3 Melihat yang belum pernah dilihat 0.756 0.361 Valid

4 Melakukan penelitian 0.484 0.361 Valid

5 Memperkaya pengetahuan 0.617 0.361 Valid

6 Menghadiri kegiatan komunitas museum 0.416 0.361 Valid

7

Mengagumi sesuatu yang terjadi di masa

lampau 0.709 0.361 Valid

8 Mengisi waktu luang 0.394 0.361 Valid

9 Rileks 0.379 0.361 Valid

Sumber: Olahan penulis (2013)

2. Pengujian Reliabilitas

Menurut Arikunto (2010:221) reliabilitas menunjuk pada satu pengertian

(27)

data karena instrument tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat

keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat disimpulkan

bahwa instrument harus bersifat dapat dipercaya dan diandalkan. Dalam pengujian

reliabilitas penulis menggunakan rumus Alpha, yaitu :

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrument

k = banyaknya butiran pertanyaan atau banyaknya soal

Σơ ² = jumlah varians butir

ơ12 = varians total

Perhitungan reliabilitas pernyataan dilakukan dengan menggunakan program

SPSS for Windows 17.0. Pengujian reliabilitas instrumen penelitian dilakukan

pada setiap variabel, yakni variabel (X) Citra dan variabel (Y) Motivasi.

Untuk menentukan reliabilitas atau tidaknya instrumen didasarkan pada uji

coba hipotesa dengan kriteria kelayakan jika ri > rtabel berarti reliabel dan

sebaliknya jika ri < rtabel berarti tak reliabel.

Dengan n=30 pada tingkat kekeliruan 5% maka diperoleh nilai r product

moment sevesar 0.361. Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas masing-masing

variabel adalah sebagai berikut:

a. Hasil uji reliabilitas menggunakan alat bantu SPSS for Windows 17.0 pada data

Variabel X yaitu Citra diperoleh ri= 0.688 dengan menggunakan rumus Alpha.

Dapat disimpulkan bahwa instrument variabel X yaitu Citra dinyatakan reliabel

karena ri (0.688) > rtabel ( 0.361), ditunjukkan pada Tabel 3.6.

11= ( �

−1 ) (1- �ơ ²

(28)

Tabel 3.6

Hasil Uji Reliabilitas model Alpha Variabel (X) Citra

b. Hasil uji reliabilitas menggunakan alat bantu SPSS for Windows 17.0 pada data

Variabel Y yaitu Motivasi Berkunjung diperoleh ri= 0.656 dengan

menggunakan rumus Alpha. Dapat disimpulkan bahwa instrument variabel X

yaitu Citra dinyatakan reliabel karena ri (0.656) > rtabel ( 0.361), ditunjukkan

pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas model Alpha Variabel (Y) Motivasi

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.656 9

G. Teknik Analisis Data

Jenis data yang akan terkumpul dalam penelitian ini adalah data ordinal,

sejalan dengan tujuan penelitian ini, yaitu mencari hubungan antara Citra Museum

Konperensi Asia-Afrika dengan Motivasi Berkunjung dilakukan dengan bantuan

analisis statistik. Statistik yang digunakan adalah statistic non parametric, yaitu

statistik untuk data yang bersifat ordinal.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan skala Likert. Menurut Sugiyono

(2009:132) skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

(29)

Setiap item akan diberikan 5 pilihan jawaban untuk setiap pertanyaan. Pilihan

terhadap masing-masing jawaban untuk tanggapan responden atas dimensi

pengukuran Citra (X) dan Motivasi (Y) diberi skor sebagai berikut:

a. bobot nilai 5 berarti sangat setuju

b. bobot nilai 4 berarti setuju

c. bobot nilai 3 kurang setuju

d. bobot nilai 2 berarti tidak setuju

e. bobot nilai 1 berarti sangat tidak setuju

Dengan teknik pengumpulan data kuesioner/angket, maka instrumen tersebut

akan diberikan secara acak. Setelah mendapatkan jumlah skor ideal (kriterium)

untuk seluruh item, hasilnya akan digambarkan pada garis kontinum seperti

berikut:

STB TB CB B SB

Bagan 3.1 Garis Kontinum Sumber: Sugiyono (2009:135)

Berdasarkan garis kontinum tersebut, maka rata-rata tanggapan responden

berada di level 84% yang artinya terletak pada daerah setuju. Alasan penelitian

menggunakan skala Likert 1-5 yaitu untuk memberikan jawaban yang lebih

variatif, sehingga responden dapat lebih mudah menentukan jawabannya sesuai

dengan apa yg responden rasakan.

Adapun teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik

uji korelasi Rank Sperman dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

di = Selisih rank xi dengan rank yi

= Koefisien korelasi rank Spearman

n = Jumlah responden = 1− 6� �²

�(�21)

(30)

Korelasi sendiri merupakan studi yang membahas tentang derajat hubungan

antara variabel-variabel. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat

hubungan, terutama untuk data kuantitatif, dinamakan koefisien korelasi.

H. Uji Hipotesis

Langkah terakhir dari analisis data adalah pengujian hipotesis. Pengujian

hipotesis uintuk korelasi digunakan uji T. Rumusnya sebagai berikut:

Keterangan :

r = Koefisien korelasi rank Spearman

t =Distribusi student dengan derajat kebebasan db = n�−2 � = Banyaknya sampel

Hipotesis ditolak jika ℎ� ��≤ dengan db = 98 (n-2) dan taraf

signifikansi α= 5% dan jika ℎ� �� ≥ maka hipotesis diterima. Pengambilan

keputusan menggunakan angka pembanding t tabel dengan kriteria sebagai

berikut:

 Jika t hitung > t table �0ditolak; � diterima

 Jika t hitung < t table �0diterima; � ditolak

t=

�−2

(31)

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Pada 24 April 1980 Gedung Merdeka diresmikan menjadi sebuah museum

oleh Presiden Soeharto tepat pada HUT KAA yang ke 25. Museum

Konperensi Asia-Afrika merupakan museum yang menyimpan banyak sejarah

peristiwa Konperensi Asia-Afrika yang terjadi pada tanggal 18- 24 April 1955.

Museum bukan hanya tempat untuk kepentingan studi dan penelitian tetapi

untuk kesenangan dan sebagai daya tarik wisata.

Dengan berbagai fasilitas yang tersedia untuk beragam aktivitas yang data

dilakukan di Museum Konperensi Asia-Afrika. Seperti ruang pameran tetap,

ruang sidang, audiovisual untuk komunitas pecinta film, buku dan kegiatan

lainnya, perpustakaan, ruang pameran temporer dan juga kegiatan-kegiatan lain

yang sangat inovatif. Setelah peneliti mengadakan pembahasan mengenai

Gambaran Citra Museum Konperensi Asia-Afrika Terhadap Motivasi

Berkunjung Wisatawan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan dan

memberikan saran berdasarkaan uraian yang telah peneliti kemukakan dalam

bab sebelumnya.

1. Museum Konperensi Asia-Afrika adalah museum yang erat kaitanya

dengan peristiwa bersejarah yaitu Konperensi Asia-Afrika dan berada di

Gedung Merdeka yang merupakan tempat terjadinya peristiwa tersebut.

Setiap lembaga memiliki kewajiban untuk membentuk citra yang baik agar

menarik wisatawan untuk mengunjunginya. Peneliti mengukur citra

Museum Konperensi Asia-Afrika dengan enam alat ukur yaitu, quality of

(32)

3500. Hal tersebut menggambarkan bahwa citra Museum Konperensi

Asia-Afrika ada pada kategori baik, dengan kata lain Museum Konperensi

Asia-Afrika memiliki citra yang baik di mata wisatawan.

2. Pada peneletian ini, peneliti mengkategorikan motivasi ke tiga bagian,

yaitu tujuan, kebutuhan, dan dorongan. Berdasarkan penelitian, kategori

tujuan mendapat total skor rata-rata 72,30%, kategori kebutuhan mendapat

total skor rata-rata 73,20% dan kategori dorongan mendapat total skor

rata-rata 71.20%. Berdasarkan data tersebut, peneliti mendapatkan

kesimpulan bahwa motivasi tertinggi wisatawan untuk mengunjungi

Museum Konperensi Asia-Afrika adalah karena kebutuhan. Kebutuhan

untuk menghadiri kegiatan komunitas yang ada disana, memperkaya

pengetahuan dan mengagumi kejayaan masa lalu. Skor tertinggi pada

kategori kebutuhan adalah motivasi untuk memperkaya pengetahuan

sebesar 84,4%. Berdasarkan data tersebut, penelitian ini dapat

menggambarkan motivasi berkunjung wisatawan ke Museum Konperensi

Asia-Afrika adalah motivasi untuk memenuhi kebutuhanya yaitu

memperkaya pengetahuan.

3. Hasil dari penelitian ini mengenai Hubungan Citra Museum dan Motivasi

Berkunjung Wisatawan adalah Citra Museum memiliki hubungan yang

signifikan dengan Motivasi Berkunjung Wisatawan, namun kekuatanya

lemah, penelitian ini menunjukkan bahwa bukan hanya citra (x) yang

menjadi faktor penarik agar wisatawan termotivasi untuk mengunjungi

Museum Konperensi Asia-Afrika.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data melalui kuesioner

terhadap 100 reponden, ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan oleh Museum

Konperensi Asia-Afrika yaitu:

1. Meningkatkan pelayanan jasa misalnya pada public educator. Memberikan

training agar lebih menarik dan komunikatif dalam mentransferkan

(33)

2. Lebih aktif mempublikasikan kegiatan yang akan dilaksanakan, atau

memberikan informasi mengenai sejara Konperensi Asia-Afrika baik

melalui media sosial ataupun media lainya.

3. Komunitas yang ada di Museum Konperensi Asia-Afrika sebenarnya

menjadi nilai plus bagi museum ini, namun komunitas yang ada belum

mempublikasikanya secara aktif karena masih banyak wisatawan yang

tidak mengetahui kegiatan yang diadakan oleh komunitas ini. Misalnya

melalui media cetak, audiovisual, dan juga meningkatkan keaktifan

publikasi melalui media internet.

4. Mempertahankan kualitas manajemen pengelola museum. Karena dengan

kualitas manajemen yang baik maka segalanya akan terstruktur dengan

baik. Namun berdasarkan wawancara yang diinginkan oleh pengelola

museum adalah mengenai manajemen parkir yang sebenarnya tersedia di

Jalan Cikapundung Timur namun belum dapat berfungsi secara optimal.

Apabila Area Parkir sudah dapat berfungsi secara optimal, maka fungsi

pintu masuk Musem Konperensi Asia-Afrika lewat pintu Jalan

Cikapundung Timur pun dapat dapat dioprasikan kembali. Sebab menurut

pengelola, pintu masuk yang ideal adalah melewati pintu masuk di Jalan

Cikapundung Timur. Akan lebih baik bila manajemen parkir tersebut dapat

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Agung, Silih Wasesa. (2006). Strategi Public Relation. Jakarta: Gramedia.

Alma, Buchari. (2007). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.

Ardianto, Elvinaro. (2011). Handbook of Public Relation. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Citra.

Gil, Sergio Moreno and J.R. Brent Ritchie. (2009). “Understanding the Museum

Image Formation Process: A Comparison of Residence and Tourist”.

Journal of Travel Research.

http://www.budpar.go.id/userfiles/file/4552_1360-PengelolaanKoleksi.pdf dibuka pada 15 April 2013.

Jefkins, Frank. (2004). Public Relation. Jakarta: Erlangga.

Kartajaya, Hermawan. (2000). Marketing Plus. Jakarta: Gramedia.

Mangkunegara. Anwar Prabu. (2009). Perilaku Konsumen. Bandung: Refika Aditama.

Pitana, I. Gede dan Putu G. Gayatri. (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta:

Andi.

Prasetijo, Ristianti dan John J.O.I. Ihallauw. (2005). Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Andi.

Rakhmat, Jalaluddin. (2004). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda

Karya.

Ross, F. Glenn. (1998). Psikologi Pariwisata. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Ruslan, Rusady. (2005). Manajemen Hubungangan Masyarakat. Bandung:

Alfabeta.

(35)

Sukriah, Erry. (2012). ”Pembentukan Citra Program Studi Manajemen Resort dan Leisure di Industri Pariwisata”. Journal Management Resort & Leisure. Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono, (2009). Metode Penelitian Bisnis.

Suwandi, I. (2007). Tersedia:

http://oeconomicus.files.wordpress.com/2007/07/citra-perusahaan.pdf (6 April 2013).

Suwantoro, Gamal. (2004). Dasar- Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

Umar, Husein. (1999). Metodelogi Penelitian Aplikasi Pemasaran. Jakarta: Gramedia.

Yoeti, A. Oka. (1996). Pemasaran Pariwisata. Bandung: Angkasa.

Yoeti, A.Oka. (2008). Ekonomi Pariwisata. Jakarta: Kompas.

Zoraida, Faika Rahima. (2006). Museum Dalam Benak Warga Jakarta Perspektif:

Gambar

Tabel 1.1 Tingkat Kunjungan Wisatawan Nusantara ke Kota Bandung
Tabel 1.2 Daya Tarik Wisata Budaya di Bandung
Tabel 1.3 Gedung-Gedung Bersejarah di Bandung
Tabel 1.4 merupakan rekapitulasi data kunjungan wisatawan ke Museum
+7

Referensi

Dokumen terkait

Home  »  Blogs  »  admin's blog  » Tim Saber Pungli Polres Karangasem Amankan Calo Tiket di

Seperti halnya lembaga politik disuatu negara, dalam suatu hubungan antar negara-negara juga perlu adanya organisasi internasional yang memberikan pertimbangan hukum

Judul : Perencanaan Penghijauan Dengan Menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) (Studi Kasus di Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara).. Nama

[r]

Penghijauan kota merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk mewujudkan lingkungan kota menjadi suatu kawasan hunian yang berwawasan lingkungan dengan suasana yang asri,

Metode survey yaitu metodologi penelitian yang digunakan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi

[r]

Untuk mendapatkan sasaran dan tujuan yang maksimal, penghijauan kota.. harus dilaksanakan dengan yang terarah