• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA KETERAMPILAN TATA BUSANA YANG SESUAI DENGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA KETERAMPILAN TATA BUSANA YANG SESUAI DENGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)."

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN... i

LEMBAR PERNYATAAN... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR BAGAN DAN TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah...6

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Pertanyaan Penelitian ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Kerangka Berfikir ... 9

G. Manfaat Penelitian ... 12

BAB II KAJIAN TEORI ... 14

A. Konsep Dasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ... 14

B. Definisi Belajar dan Pembelajaran ... 19

C. Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 22

1. Konsep Pembelajaran Berbasis Masalah ... 22

2. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah ... 29

D. Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Keterampilan Tata Busana Untuk Mencapai Kompetensi Yang Sesuai Dengan KTSP...31

1. Perencanaan Pembelajaran...31

2. Prosedur Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Keterampilan Tata Busana...32

(2)

a. Desain Pembelajaran Berbasis Masalah...32

b. Implementasi Pembelajaran Berbasis Masalah...35

c. Hasil Pembelajaran Berbasis Masalah...49

E. Hasil Penelitian Yang Relevan...54

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 57

A. Metode Penelitian ... 57

a. Pra Survey (Sudi Awal)...63

b. Tahap Perencanaan Dan Penyusunan Model...64

1. Desain Pembelajaran...65

2. Rumusan Pengembangan...69

3. Rumusan Pengelolaan...69

4. Rumusan Penilaian...70

B. Lokasi Dan Subyek Penelitian ... 72

C. Definisi Operasional ... 74

D. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data...75

a.Wawancara...75

b.Observasi...75

c.Studi Dokumentasi...76

d.Angket...76

e.Tes...76

E. Analisis Data...77

F. Langkah-Langkah Penelitian...78

G. Waktu Penelitian...78

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 89

A. Hasil Penelitian ... 89

(3)

1). Kondisi Pembelajaran Bidang Studi Keterampilan Tata

Busana di Madrasah Aliyah (MA) I Kendari...80

2). Kondisi Guru...84

3). Persepsi Guru Tentang Pembelajaran Keterampilan Tata Busana...84

4). Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran Keterampilan Tata Busana...85

5). Ketersediaan Sarana Dan Prasarana Yang Dimiliki...89

2. Desain Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Keterampilan Tata Busana Yang Sesuai Dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ...90

3. Implementasi Pembelajaran Berbasis Masalah Yang Sesuai Dengan KTSP...91

4. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Setelah Model Pembelajaran Berbasis Masalah di Terapkan Pada Bidang Studi Tata Busana Sesuai Dengan Standar Kompetensi KTSP...95

a.Hasil Uji coba Terbatas Pada MAN I Kendari (Kelas XI IPA I)...95

Penyajian Draft I Model Hasil Uji Coba Terbatas... ...100

1.Hasil Uji Coba Luas...109

a. Hasil Uji Coba Luas pada SMK 4 Kendari ...109

b.Hasil Uji Coba Luas pada MAN I Kendari ...113

c.Hasil Uji Coba Luas pada SMK 3 Kendari...116

d.Uji Beda (GAIN) Hasil Uji Coba Luas Berdasarkan Kategori Sekolah...119

Penyajian Draft II Model Hasil Uji Coba Lebih Luas...122

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 129

1. Desain Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Keterampilan Tata Busana Untuk Mencapai Kompetensi Sesuai Dengan KTSP...129

(4)

3. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Setelah Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dikembangkan Pada Mata Pelajaran Tata

Busana...133

4.Penyajian Draft Model Akhir...134

5. Faktor Pendukung Dan Penghambat ... 137

1.Faktor pendukung...137

2.Faktor Penghambat...138

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 141

A. Simpulan ... 141

B. Rekomendasi ... 146

DAFTAR PUSTAKA...149 LAMPIRAN

(5)

DAFTAR BAGAN DAN TABEL

Halaman

Bagan1.1 Kerangka Berfikir...11

Bagan2.1 Rancangan Sistem Pembelajaran...38

Bagan3.1 Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Melalui Pendekatan “Research and Development”...63

Tabel 2.1 Kriteria penilaian Proses Pembuatan Pola Dasar Blus Wanita...47

Tabel 2.2 Kriteria Penilaian Proses Pembuatan Blus Wanita...48

Tabel 2.3 Penilaian Hasil Belajar Dengan Bentuk Tes Tindakan...54

Tabel 4.1 Rekapitulasi Angket Tentang Persepsi Siswa Mengenai Pembelajaran Keterampilan Tata Busana...88

Tabel 4.2 Perbandingan Nilai Rata-Rata Pre-Test dan Nilai Rata-Rata Post- Test pada Uji Coba Terbatas Siklus Pertama ...98

Tabel 4.3 Pengujian Statistik Terhadap Perbedaan Nilai Pre-test dan Nilai Post- Test I pada Uji Coba Terbatas Siklus Pertama...98

Tabel 4.4 Perbandingan Nilai Rata-Rata Post-Test 1,2,3 dan 4 pada Setiap Siklus pada Uji Coba Terbatas...99

Tabel 4.5 Uji Stabilitas Model pada Uji Coba Terbatas MAN I Kendari...100

Tabel 4.6 Latar Belakang Responden Dalam Uji Coba Model...106

Tabel 4.7 Uji Coba Luas SMK 4 Sekolah Kategori Rendah...112

Tabel 4.8 Pengujian Statistik Terhadap Perbedaan Nilai Rata-Rata Pre-test Pada Uji Coba Luas SMK 4 Kendari...113

Tabel 4.9 Uji Stabilitas Model pada Uji Coba Luas SMK 4 Kendari ...114

Tabel 4.10 Rata-Rata Hasil Belajar Siswa pada Uji Coba Luas di MAN I Kendari...115

Tabel 4.11 Pengujian Statistik Pengujian Antara Pre-test pada Uji Coba Luas Di MAN I Kendari...117

Tabel 4.12 Rata-Rata Hasil Belajar Siswa pada Uji Coba Luas di SMK 3 Kendari ...118

(6)

GAIN pada Ketiga Kategori Sekolah...122 Tabel 4.15 Perbedaan GAIN Berdasarkan Masing-Masing Kategori sekolah...123 Tabel 4.16 Pengujian Homogenitas Rata-Rata Hasil Belajar Siswa pada Ketiga

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-Kisi Kegiatan Penelitian Pra-Survey...153

Lampiran 2 Kisi-Kisi Instrumen...156

Lampiran 3 Instrumen Angket Pra-Survey Untuk Guru...161

Lampiran 4 Instrumen Pra-Survey Untuk Siswa...169

Lampiran 5 Instrumen Penelitian...173

Lampiran 6 Pedoman Wawancara Dengan Guru...176

Lampiran 7 Soal Pre-Test Uji Hasil Belajar...183

Lampiran 8 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Dokumen Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Yang dikembangkan...209

Lampiran 9 Penilaian Para Ahli...210

Lampiran 10 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa MAN I Kendari Kelas XI IPA I Pada Uji Coba Terbatas...211

Lampiran 11 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa SMK 3 Kendari Uji Coba Luas I...212

Lampiran 12 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa MAN I Kendari Kelas XI IPA 2 Pada Uji Coba Luas 2...213

Lampiran 13 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa SMK 4 Kendari Uji Coba Luas 3...214

Lampiran 14 Gambar Siswa Pada Tiga Sekolah Dalam Melaksanakan Kegiatan Pre-Test maupun Post-Test...215

Lampiran 15 Keputusan Direktur SPs UPI Tentang Pembimbin...220

Lampiran 16 Permohonan Izin Mengadakan Studi Lapangan...222

Lampiran 17 Surat Keterangan Selesai Penelitian MAN I Kendari...223

Lampiran 18 Surat Keterangan Selesai Penelitian SMK 3 Kendari...224

Lampiran 19 Surat Keterangan Selesai Penelitian SMK 4 Kendari...225

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Nasional merupakan salah satu upaya untuk menyiapkan masyarakat dan bangsa yang mampu mengembangkan kehidupan yang sejahtera, demokratis dan mandiri. Berdasarkan peraturan pemerintah No.19 tahun 2005 Bab I Pasal 1 ayat 6, Standar Proses Pendidikan adalah Standar Nasional Pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) di bawah supervisi Dinas Propinsi atau Kota yang bertanggung jawab dibidang pendidikan SD, SMP, dan SMA/SMK dan departemen yang menangani urusan pemerintah dibidang Agama untuk MI, MTS dan MA atau MAK. Peranan pendidikan sangat penting untuk menciptakan masyarakat

(9)

KTSP sebagai kurikulum yang berorientasi pada disiplin ilmu menurut Wina Sanjaya (2008:131) adalah “memuat struktur program KTSP yang memuat sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik, keberhasilan KTSP lebih banyak diukur dari kemampuan siswa menguasai mata pelajaran”. KTSP sebagai kurikulum operasional menurut Rudi Susilana dkk (2006: 3) yang dikutip dari BNSP mengungkapkan, “KTSP adalah kurikulum yang disusun dan dilaksanakan masing-masing satuan pendidikan, KTSP terdiri dari tujuan satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus”. Selanjutnaya KTSP berupa silabus sebagai rencana pembelajaran mencakup Standar Kompetensi Dasar, materi pokok pembelajaran, alokasi waktu, sumber bahan alat belajar dan indikator penilaian.

(10)

kepada Allah SWT, taat menjalankan Ajaran Agama Islam dan berahlak mulia dan mengembangkan pendidikan keterampilan yang pada prinsipnya pemerintah memprogramkan kedepan agar siswa tidak saja belajar mendalami agama dan bidang studi umum tetapi juga dapat memiliki keterampilan khususnya Tata Busana sehingga dikemudian hari siswa diharapkan bisa mandiri.

Meskipun ada perbedaan dari segi tujuan Pendidikan Agama karena adanya penambahan mata pelajaran yaitu : Al-Qur’an Hadist, Figih, Aqidah Ahlak, Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dan Bahasa Arab, akan tetapi pada bidang studi pelajaran umum tidak ada perbedaan baik dari segi tujuan, Standar Kompetensi Dasar (SKD), Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Salah satu mata pelajaran keterampilan yang diajarkan di Madrasah Aliyah (MA) yaitu bidang studi Keterampilan Tata Busana. Pendidikan Keterampilan Tata Busana memiliki peranan penting dalam meningkatkan hasil belajar siswa, pengembangan intelektual dan peserta didik diharapkan dapat mengembangkan ilmunya yang dimiliki dan bisa membuka lapangan kerja serta mandiri.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang kompetensi yang diharapkan dalam KTSP bidang studi Keterampilan Tata Busana pada tingkat satuan pendidikan Madrasah Aliyah (MA) sebagai berikut :

(11)

2. Guru dapat memusatkan perhatian kepada siswa pada saat melakukan kegiatan praktik.

3. Guru lebih mandiri dan kreatif dalam menentukan bahan ajar sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan siswa untuk mencapai keberhasilan.

4. Orang tua dan masyarakat dapat memberi motivasi dan semangat belajar dalam bidang Keterampilan Tata Busana di sekolah.

5. Sekolah dapat menyusun Keterampilan Tata Busana disesuaikan dengan alokasi waktu dengan keadaan peserta didik dan fasilitas belajar dan bahan praktik yang tersedia.

(12)

secara teori dan praktik merupakan salah satu bagian strategi yang penting dapat direalisasikan agar implementasi KTSP dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Sebagai inti sari dari uraian di atas dapat diangkat satu pernyataan utama dalam penelitian yaitu “Pengembangan Model Pembelajaran berbasis masalah pada pembelajaran Keterampilan Tata Busana bagaimanakah yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)”. Secara adminstratif KTSP telah dilaksanakan akan tetapi secara profesional masih menyimpan masalah-masalah yang perlu diselesaikan.

Permasalahan penting yang perlu diupayakan jawaban pemecahannya adalah bagaimana pengembangan model pembelajaran berbasis masalah yang dilakukan oleh guru saat ini sejalan dengan harapan masyarakat. Guru harus mampu memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik kelas XI dalam proses pembelajaran yang mengacu pada Standar Kompetensi Nasional sesuai dengan harapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Terjadinya permasalahan tersebut di atas, tidak terlepas dari keprofesionalan guru dalam mendesain, mengimplementasikan serta mengevaluasi proses pembelajaran. Dengan kata lain, kurangnya pemahaman guru dalam menterjemahkan KTSP dalam bentuk suatu desain pembelajaran, pengimplementasian, dan evaluasi/penilaian.

(13)

Pelaksanaan pembelajaran sering kali guru tidak melaksanakan apa yang tertulis dalam KTSP. Misalnya dalam materi disebutkan menggunakan model tertentu, namun tidak dilaksanakan karena kelihatannya mudah untuk dipraktikan, tetapi sulit dan susah dilakukan/dilaksanakan. Jadi pada akhirnya banyak guru yang kembali lagi pada model pembelajaran konvensional yang biasa dipergunakan.

Masalah yang dijadikan sebagai fokus pembelajaran dapat diselesaikan siswa melalui kerja kelompok sehingga dapat memberi pengalaman-pengalaman belajar yang beragam pada siswa seperti kerja sama dan interaksi dalam kelompok, disamping pengalaman belajar berhubungan dengan pemecahan masalah seperti pembuatan pola besar, mengubah model, merancang bahan, menggunting, memberi tanda kampuh pada bahan, menjahit sesuai langkah kerja secara keseluruhan, dan diselesaikan secara individu berdasarkan kelompoknya masing-masing. Penggunaan pembelajaran berbasis masalah diasumsikan dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang apa yang mereka pelajari sehingga diharapkan mereka dapat menerapkannya dalam kondisi nyata pada kehidupan sehari-hari dan dapat dikembangkan sendiri dalam arti bisa mandiri dan membuka lapangan kerja.

B.Identifikasi Masalah

(14)

2. Dalam proses pembelajaran guru masih terlihat kurangnya kreativitas dalam melakukan pembelajaran praktik yang berfariasi.

3. Dalam proses penilaian pembelajaran guru hanya menggunakan atau menilai kemampuan kognitif, psikomotor tingkat rendah.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas peneliti akan mengadakan penelitian pada bidang studi Keterampilan Tata Busana Pokok masalah penelitian adalah “Pengembangan Model pembelajaran berbasis masalah pada Keterampilan Tata Busana bagaimanakah yang sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)”? Peneliti lebih memfokuskan kepada aspek “Pengembangan model pembelajaran berbasis masalah pada kegiatan pembelajaran bidang studi Keterampilan Tata Busana pada kelas XI di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kendari yang didasarkan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)”.

D. Pertanyaan Penelitian

Pengembangan Model pembelajaran pada bidang studi Keterampilan Tata Busana dibatasi atau difokuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi pembelajaran saat ini pada bidang studi Keterampilan Tata Busana kelas XI Madrasah Aliyah (MA):

(15)

b. Bagaimana implementasi pembelajaran Keterampilan Tata Busana saat ini yang dilaksanakan oleh guru?

c. Bagaimana evaluasi hasil pembelajaran saat ini yang dilakukan oleh guru?

2. Model pembelajaran berbasis masalah yang bagaimana yang sesuai dengan KTSP pada mata pelajaran Keterampilan Tata Busana pada kelas XI di Madrasah Aliyah (MA):

a. Bagaimana desain pembelajaran berbasis masalah pada Keterampilan Tata Busana yang sesuai dengan KTSP?

b. Bagaimana implementasi pembelajaran berbasis masalah pada Keterampilan Tata Busana yang sesuai dengan KTSP?

c. Bagaimana hasil pembelajaran berbasis masalah pada Keterampilan Tata Busana yang sesuai dengan KTSP?

3. Faktor pendukung dan penghambat apa yang dapat mempengaruhi pembelajaran berbasis masalah sehingga sesuai dengan KTSP pada mata pelajaran Keterampilan Tata Busana pada kelas XI Madrasah Aliyah.

E. Tujuan Penelitian. 1. Tujuan Umum

(16)

rangka meningkatkan hasil belajar siswa Madrasah Aliyah (MA) di Propinsi Sulawesi Tenggara.

2. Tujuan Khusus

Sehubungan dengan ini secara khusus penelitian bertujuan sebagai berikut :

a. Memperoleh gambaran kondisi pembelajaran Keterampilan Tata Busana saat ini yang diselenggarakan pada kelas XI MA.

b. Memperoleh gambaran prosedur pengembangan model berbasis masalah pada pembelajaran Keterampilan Tata Busana yang sesuai dengan KTSP. c. Mengetahui faktor pendukung dan hambatan model pembelajaran berbasis masalah pada pembelajaran Keterampilan Tata Busana yang sesuai dengan KTSP.

F. Kerangka Berfikir

Permasalahan dalam penelitian ini pada dasarnya dikelompokkan ke dalam dua bagian. Permasalahan pertama model pembelajaran berbasis masalah pada pembelajaran Keterampilan Tata Busana yang meliputi aspek perencanaan, implementasi dan penilaian. Permasalahan kedua, hasil belajar siswa pada mata pelajaran Keterampilan Tata Busana di Madrasah Aliyah yang biasanya diukur dengan skor yang diperoleh siswa dalam menyelesaikan tugas teori dan praktik.

(17)

produk yang dihasilkan oleh komponen proses pembelajaran. Sedangkan komponen inputnya adalah target yang hendak dicapai, siswa, guru, kepala sekolah, fasilitas belajar, iklim kerja yang tersedia. Hasil belajar dalam mata pelajaran Keterampilan Tata Busana dipengaruhi oleh proses pembelajaran serta pengamalan prilaku dalam kehidupan sehari-hari.

Alma. (2008: 79) menyatakan bahwa “kegiatan yang menimbulkan atau meningkatkan kegunaan”. Ada beberapa macam utility antara lain: (1) utility place atau kegunaan tempat, (2) utility time atau kegunaan waktu, (3) utility form atau kegunaan bentuk, (4) utility ownership/posseion atau kegunaan pemilikan. Hal ini berarti bahwa segala bentuk kegiatan yang meningkatkan kegunaan suatu benda, misalnya teknik menjahit busana wanita yang memiliki nilai ekonomis dan sebagainya dapat dikatakan produktif atau menghasilkan.

Lebih lanjut Muhadjir (2003: 159-160) mencakup “evektifitas manusia dalam berkarya, baik karya phisik, karya fikir, karya seni, karya sosial dan juga karya moral”. Menurutnya volume atau intensitas atau mutu modal awal lebih minimal berupa tenaga, fikir, penghayatan aestetis, penghayatan masalah sosial, dan penghayatan moral menghasilkan karya yang volumenya atau intensitas atau mutunya sangat tinggi disebut produktif. Sinungan (2008: 17-18) secara umum menjelaskan produktifitas

(18)

seluruh masyarakat, melalui konsep produktivitas semesta/total. Produktivitas tidak hanya mengacu pada hasil yang bersifat kuantitatif, tetapi juga kualitas yang keduanya memberikan kontribusi positif pada masyarakat.

Proses pembelajaran dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kurikulum Madrasah Aliyah, siswa, guru, kepala sekolah, fasilitas belajar secara iklim kerja. Secara sistematis keterkaitan antara variabel tergambar dalam suatu kerangka penelitian sebagai berikut:

Bagan 1.1 Kerangka Berfikir Kurikulum Madrasah

Aliyah

Siswa

Guru

Kepala Madrasah

Fasilitas Belajar

Instrumental Input: kebijakan,pimpinan, sarana prasarana, biaya

Proses Pembelajaran

berbasis masalah

Environmental input: kelas, sekolah, masyarakat

Meningkatkannya pengetahuan siswa pada mata pelajaran

Keterampilan Tata Busana sesuai

(19)

G. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dua manfaat, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat teoritis

Pengembangan model pembelajaran berbasis masalah diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi:

a. Pengembangan teori dalam pembelajaran Keterampilan Tata Busana di Madrasah Aliyah yang berupa prinsip-prinsip dasar atau untuk memperkuat prinsip-prinsip dasar yang sudah ada, dan meningkatkan hasil belajar siswa yang sesuai dengan KTSP.

b. Konformasi model yang sudah ada atau menambah pengembangan model pembelajaran yang sudah ada dalam bidang studi pengembangan kurikulum.

2. Manfaat praktis

Hasil ini diharapkan juga memberikan manfaat praktis untuk meningkatkan pelaksanaan pembelajaran Keterampilan Tata Busana di Madrasah Aliyah serta masukan bagi berbagai pihak:

a. Peneliti dapat mengetahui model pembelajaran yang efektif untuk mengajar dan dapat memberikan informasi bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian yang sejenis dalam lingkup yang lebih luas.

(20)

c. Guru sebagai alternatif pemilihan dan pengembangan model pembelajaran, untuk perencanaan pengembangan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran dan menjadikan suasana kerja sama di dalam kelas serta menciptakan suasana belajar yang menyenagkan serta sebagai rujukan dalam menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.

(21)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk menelusuri pengembangan model pembelajaran berbasis masalah pada Keterampilan Tata Busana Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dari aspek pendekatan metodologi, penelitian ini menggunakan model pendekatan penelitian dan pengembangan (Reserch and Development). Metode penelitian yang dikembangkan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, atau untuk menguji keefektifan produk tersebut (Sugiono, 2008:297).

Senada dengan pendapat di atas, Sukmadinata (2006:167) mengatakan bahwa dalam penelitian dan pengembangan ada beberapa metode yang dapat digunakan, diantaranya adalah:

a. Metode deskriptif, yang digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada.

b. Metode evaluatif, digunakan untuk mengevaluasi proses uji coba pengembangan suatu produk.

c. Metode eksperimen, yang digunakan untuk menguji keampuhan dari produk tersebut.

(22)

pembelajaran ada tugas-tugas yang dilakukan siswa juga dilaksanakan test akhir setiap pokok bahasan. Hasil penilaian tugas dan test akhir tiap pokok bahasan dipandang sebagai hasil atau dampak dari penerapan model.

Melalui metode Research and Development hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah menghasilkan model pembelajaran berbasis masalah pada Keterampilan Tata Busana yang sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Madrasah Aliyah di Kota Kendari.

1. Prosedur Penelitian (Langkah-Langkah Penelitian)

Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah menunjuk kepada teori penelitian dan pengembangan yang dikembangkan Borg dan Gall (1989: 784-785) yang dikenal dengan siklus “research and Development” yang terdiri dari studi hasil-hasil penelitian untuk mengembangkan produk berdasarkan temuan hasil studi, melakukan uji lapangan, dan terakhir memperbaiki produk tersebut berdasarkan temuan di lapangan. Secara rinci langkah-langkah yang ditempuh dalam siklus research and development dalam Sukmadinata (2005: 169-170) adalah sebagai berikut:

(23)

b. Perencanaan (planning). Termasuk didalamnya adalah menjelaskan kompetensi, menetapkan tujuan, menentukan urutan pembelajaran dan uji kelayakan dalam skala kecil yaitu uji coba terbatas pengembangan model pembelajaran berbasis masalah dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Keterampilan Tata Busana pada Madrasah Aliyah di Kota Kendari.

c. Pengembangan bentuk model awal (develop preliminary form of product), termasuk dalam kegiatan ini dalam menyiapkan materi pelajaran, buku-buku yang digunakan, media dan alat evaluasi. Mengembangkan model awal yang dimaksud adalah menyusun model pembelajaran berbasis masalah untuk mata pelajaran Keterampilan Tata Busana.

d. Uji coba lapangan awal (preliminary field testing). Uji coba lapangan yang melibatkan sekolah dan subyek dalam jumlah terbatas. Dalam hal ini dilakukan analisis data berdasarkan angket, hasil wawancara dan observasi. Uji coba lapangan awal yang dimaksud adalah melakukan uji coba terbatas pada kelas tertentu dalam rangka pelaksanaan pengembangan model pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran Keterampilan Tata Busana. Kemudian melakukan pemantauan dengan menggunakan angket, observasi dan wawancara.

(24)

pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran Keterampilan Tata Busana, yang hasilnya untuk dijadikan bahan uji coba lebih luas. Dalam penelitian ini perbaikan terhadap hasil uji coba yang dilakukan terhadap uji coba dalam hal ini mengenai implementasi pengembangan model pembelajaran berbasis masalam dan hasil belajar dalam mata pelajaran Keterampilan Tata Busana pada Madrasah Aliyah di Kota Kendari. f. Uji coba lapangan (main field testing). Melibatkan kelas dan subyek

dalam jumlah yang lebih banyak. Data kuantitatif berupa pre test dan post-tes sebelum dan sesudah menggunakan model yang dicobakan dan dikumpulkan. Hasil pengumpulan data dievaluasi sesuai dengan tujuan, dan jika memungkinkan hasil tersebut dibandingkan dengan kelompok kontrol. Uji coba lapangan ini akan dilakukan terhadap tiga sekolah di Kota Kendari yaitu Madrasah Aliyah Negeri I Kendari, SMK 3 Negeri Kendari dan SMK 4 Kendari.

(25)

h. Uji pelaksanaan lapangan (operational field testing) Melibatkan lebih banyak kelas dan subyek. Pada langkah ini dikumpulkan data angket observasi dan hasil wawancara untuk kemudian dianalisis.

i. Penyempurnaan produk akhir (final product revision) penyempurnaan didasarkan masukan dari uji pelaksanaan lapangan.

j. Diseminasi dan implementasi (dissemination and implementation), penyebaran dan distribusi, pada langkah ini dilakukan monitoring sebagai kontrol terhadap kualitas.

(26)

Bagan 3.1 Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Melalui Pendekatan “Research and Development

Berdasarkan bagan pelaksanaan penelitian dan pengembangan di atas, menunjukan bahwa pengembangan model pembelajaran berbasis masalah

STUDI AWAL PERENCANAAN

PENYUSUNAN MODEL UJI COBA MODEL STUDI LITERATUR TEORI HASIL PENELITIAN Perencanaan Model Perencanaan Uji Lapangan Penyusunan Draf

Hasil Uji Lapangan

Uji Kelayakan Ekspert Judgment UJI COBA TERBATAS Implementasi Evaluasi proses Penyempurnaan

UJI COBA LEBIH LUAS I Implementasi Evaluasi Proses Evaluasi hasil Penyempurnaan Hasil Kajian Literatur dan Pra Survey

Draf awal model yang siap untuk diujicobakan

(27)

dalam mata pelejaran Keterampilan Tata Busana pada Madrasah Aliyah di Kota Kendari menggunakan prosedur sebagai berikut:

a. Pra Survey (Studi Awal)

Pada tahap ini dilakukan penjajangan pra survey yang bersifat deskriptif dan tidak untuk menguji hipotesis. Melalui tahap pra survey ini mengungkap jawaban apa, bagaimana, berapa bukan pertanyaan mengapa, dimana tujuan utamanya adalah untuk mengumpulkan informasi tentang variabel, (Nana Sudjana & Ibrahim, 1989: 74).

Kegiatan pada tahap ini dilakukan terhadap proses pembelajaran yang biasa dilaksanakan guru di kelas untuk merefleksikan terhadap bagaimana proses pembelajaran mata pelajaran keterampilan tata busana yang biasa dilakukan. Aspek-aspek yang diteliti pada tahap para survey ini adalah:

1. Mengkaji teori-teori yang berkaitan dengan pembelajaran berbasis masalah,

2. Mengkaji kurikulum Keterampilan Tata Busana di Madrasah Aliyah; rencana pelaksanaan pembelajaran.

3. Mengkaji hasil penelitian terdahulu yang hasilnya berkaitan erat dengan pembelajaran berbasis masalah.

(28)

sarana, fasilitas pembelajaran yang mendukung, sebagai bahan pertimbangan untuk mengembangkan model pembelajaran berbasis masalah dan hasil belajar dalam mata pelajaran Keterampilan Tata Busana, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada Madrasah Aliyah di Kota Kendari.

Hasil studi pendahuluan ini digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengembangkan model pembelajaran berbasis masalah dalam mengimplementasikan mata pelajaran Keterampilan Tata Busana pada Madrasah Aliyah di Kota Kendari, sesuai dengan kondisi dan lingkungan setempat.

b. Tahap Perencanaan dan Penyusunan Model

Pada tahap penyusunan model pembelajaran dilakukan dengan merujuk pada “domain of the field” sebagaimana dikemukakan oleh Slees dan Richey (1994), yaitu: Design (desain), development (pengembangan), utilization (penggunaan), management (pengorganisasian), dan evaluation (evaluasi). Melalui model pembelajaran berbasis masalah mata pelajaran Keterampilan Tata Busana dengan merujuk pada domain teknologi pembelajaran, diharapkan dapat mencapai hasil yang optimal.

(29)

1. Desain Pembelajaran

Desain pembelajaran meliputi desain sistem pembelajaran, strategi pembelajaran, dan karakteristik pembelajaran Keterampilan Tata Busana adalah sebagai berikut:

a. Desain sistem pembelajaran terdiri atas:

1. Mengkaji kurikulum mata pelajaran Keterampilan Tata Busana Madrasah Aliyah di Kota Kendari.

2. Menentukan Standar Kompetensi dan Kompetansi Dasar, dan indikator untuk jenjang Madrasah Aliyah pada kelas XI (sebelas) semester 3 (tiga) sebagai acuan program untuk mencapai relevansi antara materi yang dapat meningkatkan hasil dengan pembelajaran berbasis masalah.

No 1. 2. 3. Standar Kompetansi Pembuatan pola dasar konstruksi ukuran S,M,L

Pembuatan pola dasar konstuksi blus wanita

Merubah pola dasar sesuai model desain

Kompetensi Dasar

Teknik pengambilan ukuran badan wanita

Teknik pembuatan pola dasar konstruksi dengan tepat

Teknik merubah pola blus sesuai model

Indikator

1.Menyebutkan macam-macam ukuran yang diperlukan dalam pembuatan pola konstruksi 2.Menjelaskan cara

mengambil ukuran dengan benar dan tepat 1.Membuat pola dasar

konstruksi dengan tepat 2.Menjelaskan teknik

mengkonstruksi pola dasar dengan benar Masing-masing kelompok

(30)

4.

5.

6.

7.

8.

Merancang bahan dan kebutuhan Busana

Menggunting blus wanita

Menjahit

keseluruhan blus sesuai langkah kerja

Pengepakan

Menentukan harga jual

Teknik merancang bahan secara rinci dan global dengan skala1/6

Teknik menggunting blus wanita

Teknik menjahit keseluruhan blus sesuai langkah kerja

Teknik mengepak dengan baik

Langkah-langkah menyusun harga jual

1.Merancang kebutuhan bahan secara rinci dengan benar dan menggunakan skala 1/4 1.Meletakan pola diatas

bahan, menyesuaikan motif bahan

2.Menggunting bahan sesuai model yang ada 3.Memberi tanda kampu

dengan kapur jahit 1.Menjelujur blus sesuai

langkah kerja

2.Menjahit blus dengan mesin sesuai langkah kerja,setiap langkah kerja selalu di seterika

1.Menyetrika keseluruhan blus dengan rapih 2.Mengepak blus yang

sudah jadi, siap dipasarkan Menyebutkan

keseluruhan bahan yang habis dan upah jahit.

3. Menyusun Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah

Tahap

Pembelajaran

Tahap awal

Kegiatan Guru

1.Membuka pelajaran 2.Memberikan pengarahan

tentang pembelajaran berbasis masalah

3.Memberikan pre-test

Kegiatan Siswa

1.Mendengarkan pembukaan pelajaran 2.Mendengarkan dan

memperhatikan pengarahan guru

(31)

Tahap inti Tahap akhir 1.Meminta perwakilan kelompok untuk mendiskusikan materi yang dibahas

2.Setelah semua kelompok selesai, dilakukan diskusi, siswa melanjutkan

merubah model masing-masing sesuai dengan hasil diskusi dalam pemahaman model 3.Setelah selesai merubah

model, pola diginting sesuai model

4.Meletakan pola diatas bahan sesuai kelompok 5.Menggunting bahan

dengan benar sesuai kelompok

6.Memberi tanda kampuh pada bahan yang telah digunting

7.Menugaskan kepada masing-masing kelompok untuk membahas langkah-langkah penyelesaian blus 8.Menugaskan siswa dalam

kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusinya

9.Menjahit blus masing-masing kelompok sesuai dengan langkah kerja 10.Guru menugaskan

masing-masing kelompok untuk dilanjutkan dalam menyelesaikan tugasnya. 1.Memberikan post-test 2.Melakukan umpan

balik

1.Siswa bekerja sama dan berinteraksi dalam kelompok

2.Siswa melakukan diskusi

3.Siswa menyelesaikan rubahan pola sesuai kelompok

4.masing-masing siswa meletakan pola sesuai kelompok

5.Masing-masing siswa dapat menggunting bahan dengan benar sesuai kelompoknya 6.Masing-masing siswa

memberi tanda kampuh yang telah digunting 7.Masing-masing

kelompok menyusun langkah-langkah penyelesaian blus 8.Salah satu siswa

mewakili kelompok mempresentasikan hasil diskusinya

9.Masing-masing siswa menjahit blus sesuai langkah kerja

10.Masing-masing siswa menyelesaikannya

1.Mengerjakan post-test 2.Memberikan masukan

(32)

4. Menetapkan alat evaluasi pembelajaran

Prosedur tes awal (pre-test), tes akhir (post-test), tes akhir (post-test). Jenis tes: tes tertulis, lisan, dan pengamatan.

1. Strategi pembelajaran

Strategi pembelajaran merupakan cara menyampaikan pembelajaran menjadi pengalaman belajar yang berarti bagi siswa, yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran adalah metode belajar sendiri, kolompok, berdiskusi dengan guru berfungsi sebagai fasilitator.

2. Karakteristik pembelajaran

Karakteristik pembelajaran yang mempengaruhi terhadap pembelajaran adalah karakteristik di mana siswa mampu belajar dengan baik secara individual atau kelompok dalam mempelajari serangkaian materi. Untuk mengetahui karakteristik siswa dapat dilihat melalui kegiatan tes awal ( pre-test) dari kegiatan pre-test dapat diketahui kemampuan awal siswa mengenai tugas yang akan diberikan.

(33)

2.Rumusan Pengembangan

Kegiatan pengembangan meliputi pengembangan strategi pembelajaran berbasis masalah yang sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dibuat berdasarkan sumber-sumber yang relevan.

3.Rumusan Pengelolaan

Kegiatan pengelolaan meliputi: pengelolaan alokasi waktu, pengelolaan fasilitas belajar, dan pengelolaan sistem pembelajaran.

a.Pengelolaan alokasi waktu

Pengelolaan alokasi waktu atau jam pelajaran disesuaikan dengan banyaknya materi dalam satu tahun. Pengelolaan alokasi waktu untuk mata pelajaran Keterampilan Tata Busana di Madrasah Aliyah di setiap tingkatan adalah 56 jam pelajaran, dengan demikian pengelolaan jam pelajaran untuk mata pelajaran Keterampilan Tata Busana dalam satu minggu sebanyak 2 jam pelajaran.

b.Pengelolaan sistem penyampaian

Pengelolaan sistem penyampaian merupakan langkah-langkah dalam pembelajaran berbasis masalah.

(34)

Pengelolaan fasilitas belajar disesuaikan dengan fasilitas belajar yang tersedia.

4.Rumusan Penilaian

Kegiatan penilaian terdiri atas: penilaian formatif, penilaian sumatif dan penilaian proses pembelajaran.

a.Penilaian formatif

Penilaian formatif adalah hasil penilaian yang digunakan dalam rangka perbaikan program. Perbaikan program diperoleh dari hasil analisis persentase siswa yang menjawab setiap soal. Dari analisis tersebut dapat diketahui bagian mana dari materi pembelajaran yang sudah dan belum dipahami oleh siswa. Tipe dan bentuk penilaian formatif berbentuk obyektif dan uraian yang tersedia pada setiap kegiatan belajar dalam materi pembelajaran.

b.Penilaian sumatif

Penilaian sumatif adalah penilaian yang digunakan untuk melihat keberhasilan belajar siswa dan digunakan untuk merencanakan program-program perbaikan yang diperlukan siswa.

c.Tahap pelaksanaan dan pengembangan (Uji Coba Model).

(35)

kondisi dan kemampuan yang ada. Adapun kegiatan pada uji coba model dilakukan pada tahap sebagai berikut:

1.Uji coba terbatas

Dilakukan pada satu Madrasah Aliyah, yaitu Madrasah Aliyah Negeri I Kendari (MAN) I di Kota Kendari pada kelas XI, dengan sampel 20 siswa. Evaluasi dilakukan terhadap proses pelaksanaan model, dengan analisis data berdasarkan hasil wawancara, observasi dan hasil tes.

2.Uji coba lebih luas

Uji coba lebih luas dalam penelitian tindakan akan dilaksanakan pada tiga sekolah, yaitu SMK 3 Negeri Kendari, dan SMK 4 Kendari dan Madrasah Aliyah I Kendari pada kelas yang berbeda yang sampelnya adalah kelas XI. Evaluasi dilakukan terhadap proses dan dengan membandingkan hasil pre-test dan pos-test.

Pada tahap pelaksanaan dan pengembangan; kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan uji coba model di sekolah (lokasi penelitian). Pada pertemuan pertama waktu 2 jam pelajaran (90 menit), dengan kegiatan sebagai berikut:

a. Pelaksanaan tes awal (pre-test).

b. Penyampaian materi pelajaran (garis-garis besar materi).

c. Tukar pendapat untuk menentukan tema pembelajaran.

(36)

e. Pelaksanaan bimbingan kelompok (lembar kerja siswa).

f. Penilaian (proses dan hasil).

g.Penentuan ko-kurikuler (tugas PR individual dan kelompok).

Pengembangan model yang dikembangkan dalam penelitian ini diuji coba melalui pendekatan penelitian tindakan sehingga diperoleh model yang prima dan sesuai dengan kondisi yang ada. Aspek-aspek yang diteliti pada tahap ini adalah:

a. Draf pengembangan model pembelajaran berbasis masalah.

b.Implementasi draf model tersebut, uji coba model pembelajaran berbasis masalah kemudian di evaluasi yang dilakukan pada semester tiga.

Sejalan dengan uji coba model, dilakukan pula monitoring yang cermat dan produktif sehingga diperoleh data untuk bahan refleksi. Hasil pengamatan fase uji coba ini merupakan bahan untuk dilakukannya revisi dan uji coba berikutnya dilakukan setelah model direvisi berdasarkan hasil kolaboratif antara peneliti dan guru. Dalam proses uji coba berulang ini dilakukan post-test untuk memperoleh bahan perbandingan, pemahaman dan penguasaan materi siswa.

B.Lokasi dan Subyek Penelitian

(37)

1. Uji coba terbatas dilakukan di satu sekolah, yaitu di Madrasah Aliyah Negeri I Kendari sebagai Madrasah yang dijadikan tempat penelitian. Ada beberapa alasan yang dapat dijadikan pertimbangan lokasi tersebut antara lain adalah:

a. Madrasah Aliyah Negeri I Kendari merupakan sekolah yang letaknya di tengah Kota Kendari, juga mempunyai sarana pembelajaran yang lengkap (perpustakaan, tempat ibadah, laboratorium IPA dan Bahasa, Laboratorium multi media (Komputer), memiliki tiga jurusan keterampilan yaitu Keterampilan Tata Busana, Radio TV dan Listrik Rumah Tangga.

b. Kualifikasi pendidikan guru hampir keseluruhan Sarjana S1 dan S2 dari berbagai disiplin ilmu, bersedia menerima masukan baru berkaitan dengan peningkatan efektifitas pembelajaran.

c. Karakter Madrasah Aliyah Negeri I Kendari yang khas dengan siswa, pada umumnya berlatar sosial ekonomi kelas menegah, dengan latar belakang pendidikan orang tua yang cukup baik.

d. Pemilihan pada kelas XI (sebelas) sebagai pengembangan pembelajaran berbasis masalah sudah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) walaupun belum secara optimal.

(38)

Subyek penelitian dan pengembangan ini adalah guru Tata Busana dan siswa kelas XI (sebelas) di Kota kendari Propinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian ini menerapkan model pembelajaran berbasis masalah dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Keterampilan Tata Busana.

C.Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap pokok-pokok masalah yang diteliti akan dijelaskan beberapa istilah yang dipandang penting untuk disesuaikan kejelasannya.

Pembelajaran berbasis masalah (Dimyati & Mujiono,2002) didefinisikan sebagai pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi pembelajar untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi pelajaran. Adapun pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah dalam penelitian ini dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut : (1) Orientasi siswa kepada masalah, (2) Mengorganisir siswa untuk belajar, (3) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, (4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, (5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

a. Keterampilan Tata Busana adalah skor tes pengetahuan siswa tentang materi pelajaran Keterampilan Tata Busana yang baru dipelajari berupa teori dan praktik.

(39)

1).Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdaya yang tersedia. 2).Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam

pengembangkan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama. 3).Meningkatkan kompetensi yang sehat antara pendidik tentang kualitas

pendidikan yang akan di capai (Sanjaya, 2008). D.Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Sejumlah alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a.Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap guru mata pelajaran Keterampilan Tata Busana, siswa dan pihak terkait (Kepala Sekolah dan yang menangani urusan Kurikulum) untuk mendapatkan data pelaksanaan pembelajaran Keterampilan Tata Busana serta pendukung dan kendala, bagi pengembangan model pembelajaran berbasis masalah. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan format yang telah dibuat sebagai panduan agar pertanyaan yang diajukan sesuai dengan tujuan.

b.Observasi

(40)

kegiatan observasi dilakukan secara kontinu sampai diperoleh data yang memadai.

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi, dilakukan untuk memperoleh sejumlah data yang relevan berkenaan dengan permasalahan penelitian. Dalam hal ini studi dokumentasi dilakukan terhadap kurikulum MA serta dokumen-dokumen lain yang mendukung terhadap pengembangan model.

d. Angket

Angket merupakan sejumlah pertanyaan yang diberikan kepada responden secara tertulis untuk menjawabnya. Angket dalam penelitian ini merupakan instrumen pendukung untuk mendapatkan informasi pelaksanaan penelitian dan pengembangan model suatu produk pendidikan yang menjadi bahan kajian.

e.Tes

Tes digunakan untuk mengumpulkan data mengenai peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah mengikuti proses pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran Tata Busana (pre-test dan post-test).

(41)

membutuhkan jawaban yang lebih terbuka dan hal ini dapat dicapai melalui tes subyektif. Selanjutnya Gronlund (1976: 233) membedakan tes subyek ke dalam dua kategori, yakni bentuk jawaban terbatas (restricted respo type) dan bentuk jawaban terbuka (extended response type).

Dalam penelitian ini, pada tahap uji coba pengembangan model digunakan kedua bentuk tes tersebut dengan alasan bahwa hasil yang diharapkan melalui penerapan pengembangan model pembelajaran berbasis masalah adalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam hal ini diperoleh peningkatan hasil belajar siswa. Selain itu dengan mengembangkan bentuk tes subyek menghindari jawaban tebakan, materi tes disusun dari materi belajar Tata Busana kelas XI (sebelas).

Dalam penelitian dan pengembangan ini, penilaian terhadap hasil belajar tidak dilakukan uji validasi dan reliabilitas dengan dasar pertimbangan bahwa, hasil penilaian tidak hanya didasarkan pada hasil tes tulis semata melainkan juga mempertimbangkan aspek keaktifan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung.

E.Analisis Data

Setelah data dikumpulkan melalui alat pengumpulan data, selanjutnya dilakukan pengolahan data rasional (induktif dan deduktif) dengan menggunakan:

(42)

b. Analisis data kuantitatif, yang digunakan untuk menganalisis data skor hasil belajar siswa melalui statistik uji t. Alasan menggunakan uji t karena dalam uji lapangan menggunakan metode kuasi eksperimen, dalam metode kuasi eksperimen dilakukan tes awal dan tes akhir, kemudian kedua hasil tes dibandingkan nilai rata-ratanya sehingga diperoleh tingkat signifikansi setiap tes.

F.Langkah-langkah Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan melalui tahap-tahap (a) tahap orientasi dan administratif, tahap ini dilakukan untuk melakukan observasi awal tentang kondisi penerapan suatu produk (pendidikan) tertentu, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menyusun proposal penelitian, memilih lokasi, mengurus perijinan, (b) tahap penilaian dan uji coba instrumen, menyusun instrumen pra-survey, (c) tahap pelaksanaan penelitian pra pra-survey, (d) pemgembangan model pembelajaran berbasis masalah dan pelaksanaan uji coba model pembelajaran berbasis masalah, dan (e) pelaksanaan uji validasi model pembelajaran berbasis masalah.

G.Waktu Penelitian

(43)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh selama melaksanakan penelitian dan pengembangan model pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran Keterampilan Tata Busana di Madrasah Aliyah dan SMK Kota Kendari, akan dikemukakan beberapa simpulan sebagai berikut :

1. Kondisi Pembelajaran Saat ini pada Bidang Studi Keterampilan Tata Busana

di Madrasah Aliyah (MA) I Kendari

Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam pengembangan model pembelajaran bidang studi Keterampilan Tata Busana adalah kondisi serta proses pembelajaran yang sedang berlangsung saat ini di Madrasah Aliyah melalui observasi langsung, studi dokumentasi, serta penyebaran angket pada siswa dan guru. Ada tiga tahapan pembelajaran bidang studi Keterampilan Tata Busana, yakni : a) tahapan perencanaan atau rancangan desain pembelajaran, b) tahapan pelaksanaan (implementasi), dan c) tahapan evaluasi.

(44)

b. Implementasi pembelajaran Keterampilan Tata Busana saat ini yang dilaksanakan oleh guru adalah melakukan studi pengamatan langsung terhadap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada bidang studi Keterampilan Tata Busana di kelas. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan pembelajaran yang dibuat guru dengan kondisi pelaksanaannya di kelas. Pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang dirancang peneliti, untuk merekam kondisi kegiatan pembelajaran mulai dari tahap awal samapai akhir kegiatan pembelajaran di kelas.

c. Evaluasi hasil pembelajaran saat ini yang dilakukan oleh guru merupakan tindakan akhir yang dilakukan guru setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Evaluasi ini dimaksudkan untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran Keterampilan Tata Busana dilaksanakan. Berdasarkan observasi diketahui bahwa sebagian besar guru melakukan evaluasi dengan cara tertulis, dan evaluasi dengan cara praktik langsung dengan memberikan pola desain tertentu untuk diselesaikan sesuai dengan langkah kerja yang dilakukan pada masing-masing siswa. 2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah Yang Sesuai Dengan KTSP pada Mata

Pelajaran Keterampilan Tata Busana

Model pembelajaran berbasis masalah yang dikembangkan dalam konteks penelitian inipun disusun mengacu pada rumusan desain model pembelajaran berbasis masalah yang dikemukakan oleh Nurhadi, dkk. (2004:56). Didalam pembelajaran berbasis masalah, siswa menggabungkan pelajaran dengan isu dari sebuah masalah dalam kehidupan sehari-hari sehingga mereka mampu menghasilkan pemecahan yang tepat dari masalah tersebut.

(45)

daya imajinasinya untuk memahami konsep yang dipelajari. Pembelajaran ini diharapkan dapat berpengaruh positif terhadap perkembangan pola pikir kritis dan kreatif siswa, sehingga mereka lebih banyak bekerja dari pada sekedar mendengar dan menerima informasi.

a. Desain pembelajaran berbasis masalah pada Keterampilan Tata Busana yang sesuai dengan KTSP merupakan desain pembelajaran dirancang sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dalam desain pembelajaran tidak hanya berisi rumusan tujuan, akan tetapi juga memuat rancangan materi, penetapan metode pembelajaran dan prosedur pembelajaran. Penyusunan rancangan pembelajaran akan sangat baik apabila guru mengetahui kebutuhan yang diinginkan oleh siswa, dalam penyusunan rencana pembelajaran guru harus memahami betul apa yang diinginkan oleh siswa. Desain pembelajaran merupakan aspek penting yang perlu dipersiapkan guru sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas. Desain pembelajaran merupakan titik awal dari upaya perbaikan kualitas pembelajaran. Keberhasilan suatu proses kegiatan pembelajaran dipengaruhi oleh rancangan desain yang matang dan memiliki kualitas baik.

(46)

c. Hasil pembelajaran berbasis masalah pada Keterampilan Tata Busana yang sesuai dengan KTSP untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa tersebut, maka semua data-data hasil pre-test maupun post-tes baik pada uji coba terbatas maupun uji coba luas yang dilakukan pada tiga sekolah, diolah dan dianalisis dengan menggunakan uji statistik paired simple test yaitu 1) Hasil uji coba terbatas pada Madrasah Aliyah I Kendari pada kelas XI IPA I, 2) Hasil uji coba luas yang dilakukan pada pada 3 sekolah adalah SMK 4 Kendari (sekolah kategori rendah), Madrasah Aliyah I Kendari kelas XI IPA 2 (sekolah kategori sedang), SMK 3 Kendari (sekolah kategori tinggi), dan uji beda GAIN hasil uji coba luas berdasarkan kategori sekolah.

1. Faktor Pendukung dan Penghambat Yang Dapat Mempengaruhi

Pembelajaran Berbasis Masalah Sesuai Dengan KTSP pada Mata Pelajaran

Keterampilan Tata Busana

1. Faktor pendukung

Merupakan keberhasilan pembelajaran berbasis masalah sangat terikat pada kemampuan guru menyiapkan desain pembelajaran, mengakomodasi berbagai sarana dan prasarana, menciptakan suasana belajar yang kondusif serta memanfaatkan kondisi dan potensi dilingkungan belajar siswa. Pembelajaran tersebut harus menyajikan perpaduan konsep teori dan praktik dengan prilaku berbasis masalah yang terekspresikan dalam rumusan tujuan, pemilihan materi, metode, media dan evaluasi pembelajaran. Pada desain pembelajaran tersajikan berbagai perangkat pendukung pembelajaran yang mengakomodasi sasaran proses dan hasil.

(47)

Pertama hambatan pada guru. Guru tidak langsung dapat melaksanakan model pembelajaran berbasis masalah secara efektif, guru tidak dapat segera mengimplementasikan model pembelajaran yang baru hanya berdasarkan tambahan pengetahuan dan rencana pembelajaran. Mereka membutuhkan pengalaman latihan dan pengalamannya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa guru belum biasa menggunakan pembelajaran yang mengaktifkan siswa.

Kedua hambatan pada siswa. Kurangnya kedisiplinan siswa dalam belajar terutama kebiasaan siswa pada waktu belajar atau diskusi, sehingga seringkali kelas nampak gaduh. Masalah ini diatasi dengan mengatur tempat duduk kelompok dalam berdiskusi dengan lebih berjauhan dan siswa bicara tidak terlalu keras.Untuk itu guru harus dapat menciptakan keadaan tersebut.

Ketiga adalah keterbatasan waktu. Masalah ini dengan pengelolaan kelas yang ketat, penentuan target sasaran dan waktu untuk setiap kegiatan, pengawasan dan perintah untuk segra mengahiri sesuatu kegiatan dan berpindah kekegiatan lainnya yang membutuhkan latihan dan pembiasaan.

B. Rekomendasi

(48)

1. Pihak Guru

Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan acuan untuk menerapkan dan mengembangkan model pembelajaran pada mata pelajaran Keterampilan Tata Busana agar dapat meningkatkan pemahaman, kreatifitas dan peran aktif siswa. Guru dapat mengevaluasi siswa terhadap berhasil atau tidaknya pembelajaran yang sudah dilakukan. Oleh karena itu dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran guru.

2. Pihak Madrasah / Sekolah

Untuk meningkatkan mutu pembelajaran disekolah, sewajarnya pihak sekolah mendukung terhadap penerapan inovasi pembelajaran dengan memberikan fasilitas dan penyediaan sarana prasarana pembelajaran yang dibutuhkan guna menunjang terhadap terlaksananya inovasi pembelajaran tersebut sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai dengan baik.

Hubungan dengan pengembangan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pihak sekolah harus dapat memberikan motivasi kepada guru untuk mau membuat dan mencoba berbagai macam metode pembelajaran dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Pihak Kementrian Agama

Untuk mengoptimalisasikan model pembelajaran berbasis masalah dalam usaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa perlu adanya dukungan dari pihak pemerintah oleh karena itu dibutuhkan kebijakan-kebijakan yang dapat mendorong hasil belajar siswa secara khusus serta meningkatkan kualitas pendidikan secara umum.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

(49)
(50)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S.Suhadjono, Supardi (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

Abdulhak, I. (2000). Metodologi Pembelajaran Orang Dewasa. Bandung: Andira. Arends, R. 91997). Classroom Instructional Management. New York: The Me.

Graw. Hill Campany.

Alma, Buchari. (2008). Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.

Burns Anne. (1999). Collaborative Action Research for English Languange Teacher. Cambridge University Press.

Budhyani, I.D.A.M. (1999). Pengembangan Instrumen Pengukuran Keterampilan Desain Busana Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Jurusan Busana. Yogyakarta: Program Pascasarjana Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Boud, D. Dan Fellti, G.I. (1997). The challenge of problem based learning.

London: Kongapage.

Borg, W.R. & Gall, M.D. (1989). Edicational Research: An Introduction, Fifty Edition. New York: Longman.

Badan Standar Nasional Pendidikan, Depdiknas (2006), Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.

Blomm, Benjamin S. (1964). Taxonomi of Educational Objectives: Cognitive Domain. New York: David McKay.

Cartono dan Utari, T.S.G. (2006). Penilaian Hasil Belajar Berbasis Standar. Bandung: Prima Press.

Dimyati & Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Dimyati & Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Dirjen

Pendidikan Tinggi DEPDIKBUD.

(51)

Fogarty, R. (1997). Problem-based learnig and other curriculum models for the multiple intelligences classroom. Arlington Heinght, Illionis: Sky Linght. Gronlund, N.E. (1979). Measurement and Evaluation in Teaching. Canada:

MacMillan Publishing Co.,Inc.

Hall, M.C. (1995). Key Aspects of Competency-based Assessment. South Australia: National Centre for Vocational Education Research Ltd.

Hasan Said. H. (2008). Evaluasi Kurikulum, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Ibrahim, M.& Nur, M. (2000). Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya:

Pusat Sains dan Matematika Sekolah, Program Pascasarjana UNESA, University Press.

Joyce, B & Weil, M. (2000). Models of Teaching. Englewood Cliffs, New Jersey: Pentice-Hal Inc.

Jones. (2004). Insrtuctional System Design. Tersedia [online] dalam http;//atschool.eduweb.co.uk/trinity/watdess.htmls accessed tgl 10-12-2010. Jubaedah, Y. (2005). Telaah Implementasi Pendekatan Competency Based

Training Berdasarkan Standar Kompetensi Nasional Pada Kegiatan Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Kelompok Pariwisata. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Jubaedah, Y. (2009). Model Penilaian Keahlian Tata Busana Berbasis Standar Kompetensi Nasional Di Sekolah Menengah Kejuruan. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Kamarga, H (1994). Konsep IPS dalam Kurikulum Sekolah Dasar dan Implementasinya di Sekolah. Skripsi tidak dipublikasikan. Bandung : PPS UPI Bandung.

Muslich, Mansur. (2007). KTSP Pembelajaran Berbasis dan Kontekstual: Panduan Bagi Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Muhadjir, Noeng. (1999). Ilmu Pendidikan Sosial dan Perubahan Sosial. Yogyakarta: Rake Sarasin.

Nasution, S (2000). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.: Jakarta: Bumi Aksara

(52)

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. [Online]. Tersedia: http:/www.puskur.net/index.php?menu=profile&iduser =5. Diakses 7-12-2010.

Rusman. (2002). Studi Tentang Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi Pada Pelatihan Kompetensi Dasar. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi (PPPGT) Bandung.

Rusman. (2008). Manajemen Kurikulum. Bandung: SPS UPI.

Sanjaya, Wina. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktek Pengembangan (KTSP). Jakarta : Kencana.

Sadirman, A.M. (1998). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.

Santoso.S. (2009). Panduan Lengkap Menguasai Statistik Dengan SPSS 17. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Susilana, Rudi, dkk (2006). Kurikulum Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpen FIP UPI.

Slavin, Robert. E. (1994). Educational Psycology : Teori Into Practice. Prentice Hall : Engelwood (liff).

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuntitatif dan Kualitatif, dan R & D. Bandung : CV. Alfabeta.

Sujana, N & Ibrahim. (1989). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.

Setyosari. (2001). Rancangan Pembelajaran. Malang: Elang Mas.

Sumantri, M (1988). Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta : P2LPTK. Depdiknas Dirjen Dikti.

Sukmadinata, N.S. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sukmadinata, N.S. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Remaja Rosdakarya.

(53)

Suparno, A. S. (2001). Membangun Kompetensi Belajar. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Nasional.

Sinungan, Muchdarsyah. (2008). Produktivitas: Apa dan Bagaimana. Jakarta: Bumi Aksara.

Tan, Oon-Seng. (2003). Problem-based Learning Innovation Using problems to power learning in the 21 st century. Singapore: Seng Lee Press.

Tn. (2003). Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional: Jakarta, Sinar Grafika.

Tn. (2005). Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Bandung: Panitia Seminar.

Tuckma, W. (1978). Collaborative Educational Research, New York : Harcourt Brace Jovanovich Publishers.

Wolf, A. (1996). Competency Based Assessment. Buckingham-Philadelphia: Open University Press.

Wosnop, P.J. (1993). Competency Based Training: How To Do it-For Trainers. VEETAC: Developing for the Competency Based training Working party, of.

Zen, Mohamad. (1985). Pengaruh Dana Belajar Usaha dan Sikap Mental Terhadap Keterampilan Produktif Warga Belajar dalam Program Kerja Usaha. Tesis Magister PPS PLS IKIP Bandung: Tidak diterbitkan.

Gambar

Tabel 4.16 Pengujian Homogenitas Rata-Rata Hasil Belajar Siswa pada Ketiga

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengujian yang dilakukan pada ketiga kanal noise tersebut, untuk kanal AWGN dan peak power clipping nilai BER yang dihasilkan semakin kecil seiring dengan bertambahnya

Dari hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi tentang karakteristik sarang orangutan Sumatera (Pongo abelii) yang berada di kawasan Resort Sei Betung

The primary aim of this research was to investigate whether there is significant difference on students‟ reading competence between students who got weekly vocabulary

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah faktor risiko keuangan, yaitu, risiko kredit dapat menjadi penjelas hubungan earning

Formula larutan hara Sundstrom lebih cocok digunakan sebagai pupuk hidroponik dibandingkan larutan hara Excell, terutama akan meningkatkan bobot buah, jumlah buah, kekerasan

From the analysis, there are three main points drawn. First, Chick Benetto is a person who is messy, rude, selfish, rebellious, introvert, dishonest, tender, and wishy- washy.

mendukung operasi perusahaan, namun sistem akuntansi penjualan ekspor perusahaan masih memerlukan suatu pengembangan, (2) permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan sistem

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui spesies siput air tawar yang berpotensi sebagai hospes perantara potensial trematoda di Desa Kalumpang Dalam dan Sungai