PENERAPAN PEMBELAJARAN TERPADU MODEL KETERPADUAN (INTEGRATED MODEL) DALAM
PEMBELAJARAN IPS SD DENGAN TEMA "KEBUTUHAN KELUARGA"
( Penelitian Tindakan Kelas di Kelas 3 Sekolah Dasar Negeri Danau Batur Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang- Banten )
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoieh Gelar Magister Pendidikan Program Pendidikan llmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar.
*>D'A/^
Oleh: Hasim NIM.009798
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDOSESIA
BANDUNG
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING UNTUK MENEMPUH UJIAN TAHAP II
Prof.
Nipl
PEMBIMBING I
Dr. Helms Siamsuddin, M.A
1^188282
PEMBIMBING II
Prof. Dr.Hi.Mulvani Sumantri, M.Sc
PENERAPAN PEMBELAJARAN TERPADU MODEL KETERPADUAN
(INTEGRATED MODEL) DALAM PEMBELAJARAN IPS SD
DENGAN TEMA "KEBUTUHAN KELUARGA "
( Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas III Sekolah Dasar Negeri Danau Batur
Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang Propinsi Banten )
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menemukan cara belajar yang tepat untuk menciptakan kondisi belajar yang dapat menumbuhkan dan meningkatkan kreativitas belajar siswa. Dengan demikian penelitian ini menitik beratkan
pada upaya guru dalam menumbuhkan dan meningkatkan aktivitas belajar
siswa. kemudian dilakukan analisis secara kualitatif terhadap data yang dikumpulkan melalui observasi berupa kegiatan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Data menunjukan bahwa melalui pembelajaran terpadu model keterpaduan ( integrated model ) adanya peningkatan
kreativitas siswa melalui beragam aktivitas siswa : siswa lebih aktif
mendengarkan penjelasan guru, merespon pertanyaan guru, mengajukan
pertanyaan, melakukan pengamatan, kerja sama dalam kelompok, dan
menyelesaikan tugas. Hal ini dapat dibuktikan juga dengan adanya
peningkatan nilai rata-rata dari tes akhir dilakukan setiap tindakan dari siklus
pertama sampai siklus ke lima : siklus pertama nila rata-rata 6,07, siklus
kedua nilai rata-rata 6,46 , siklus ke tiga 6,67 , siklus ke empat 7,09 dan siklus ke lima 7,44.
Pada pembelajaran terpadu yang dikembangkan dapat meningkatkan
kreativitas siswa hai ini nampak pada saat proses pembelajaran berlangsung
siswa lebih bersemangat dalam belajar, siswa merasa lebih akrab, siswa lebih berani mengeluarkan pendapat dalam menjawab pertanyaan, berani
bertanya,
karena
guru
selalu
memberikan
kesempatan
dalam
mengumpulkan dan mengolah informasi melalui dirinya sendiri, guru selalu
melibatkan siswa dalam menyiapkan media pembelajaran, guru berperan
sebagai sumberyang terbuka, pembimbing dan mengarahkan siswa.
Dalam proses pembelajaran siswa merasa lebih banyak tahu tentang hal-hal
yang sedang dipelajari, karena dalam membicarakan tema sentral yang
terpilih mengaitkan beberapa bidang stud, siswa dapat mempelajari satu
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
ABSTRAK v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR BAGAN ix
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR LAMPIRAN xii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 6
C. Batasan Istilah 8
D. Tujuan Penelitian 9
E. Manfaat penelitian 10
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Prinsip Pembelajaran di Sekolah Dasar 11
B. Pendidikan llmu Pengetahuan Sosial di sekolah Dasar 14
1. Pengertian llmu Pengetahuan Sosial 14
2. Tujuan P.IPS di Sekolah Dasar 15
3. Ruang Lingkup Materi P.IPS di SD 17
4. Proses Pembelajaran IPS di SD 19
C. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak 21
1. Teori Piaget 22
2. Teori Bruner 25
D. Pembelajaran Terpadu Di Sekolah Dasar (27
'"T 1. Model Keterhubungan (Connected) 28
2. Model Jaring Laba-laba (Webbed) 31
3, Model Keterpaduan (Integrated) 33
E. Hasil Penelitian Yang Relevan 41
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
42
B. Metode Penelitian yang digunakan 43
C. Prosedur Penelitian 44
D. LatarSituasi Sosial, Subjek Dan Data Penelitian 48
E. Tahapan Penelitian
49
F. Analisis dan Penafsiran Data 54
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data penelitian
57
1. Deskripsi Data Awal 57
2. Temuan Awal Penelitian ( Studi orientasi) 61
3. Pelaksanaan Tindakan 63
3.1. Tindakan pertama Penelitian 63
3.2. Tindakan kedua Penelitian 72
3.3. Tindakan ketiga Penelitian 82
3.4. Tindakan keempat Penelitian 93
3.5. Tindakan kelima Penelitian 104
B. Deskripsi Pendapat Guru Tentang Penerapan Pembelajaran Terpadu Model Keterpaduan
(Integrated Model) 117
C. Deskripsi Pendapat Siswa Tentang Penerapan
Pembelajaran Terpadu Model Keterpaduan
(IntegratedModel) 118
BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. KESIMPULAN 120
B. REKOMENDASI 122
DAFTAR PUSTAKA 124
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 1. Contoh skema Pembelajaran Terpadu
Model Keterhubungan (Connected) 30
Bagan 2. Contoh skema Pembelajaran Terpadu
Model Jaring Laba-laba (Webbed) 32
Bagan 3. Contoh skema Pembelajaran Terpadu
Model Keterpaduan (Integrated) 34
Bagan 4. skema Pembelajaran Terpadu Model Ketepaduan
(Integrated Mdel)) pada tindakan pertama
65
Bagan 5. skema Pembelajaran Terpadu Model Ketepaduan
(Integrate Model)) pada tindakan kedua
72
Bagan 6. skema Pembelajaran Terpadu Model Ketepaduan
(Integrated Model)) pada tindakan ketiga
82
Bagan 7. skema Pembelajaran Terpadu Model Ketepaduan
(Integrated Model)) pada tindakan keempat
93
Bagan 8. skema Pembelajaran Terpadu Model Ketepaduan
(Integrated Model)) pada tindakan kelima
104
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Tabel I Pelaksanaan Tindakan I 67
2. Tabel II Pelaksanaan Tindakan II 73
3. Tabel III Pelaksanaan Tindakan III 84
4. Tabel IV Pelaksanaan Tindakan IV 95
5. Tabel V Pelaksanaan Tindakan V 1°5
6. Tabel VI Deskripsi Pengembangan Pembelajaran
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Suasana Pembelajaran pada Tindakan I 185
Gambar 2. Suasana Pembelajaran pada Tindakan II 186
Gambar 3. Suasana Pembelajaran pada Tindakan III 187
[image:12.595.157.445.290.645.2]Gambar 4. Suasana Pembelajaran pada Tindakan IV 188
Gambar 5. Suasana Pembelajaran pada Tindakan V 189
DAFTAR LAM PI RAN
Halaman
1. Skenario Pembelajaran Terpadu Model Integrated
(keterpaduan ) pada tindakan I
128
2. Skenario Pembelajaran Terpadu Model Integrated
(keterpaduan ) pada tindakan II
140
3. Skenario Pembelajaran Terpadu Model Integrated
(keterpaduan ) pada tindakan III
151
4. Skenario Pembelajaran Terpadu Model Integrated
(keterpaduan ) pada tindakan IV
161
5. Skenario Pembelajaran Terpadu Model Integrated
(keterpaduan ) pada tindakan V
171
6. Rekapitulasi Nilai setiap tindakan
180
7. Jadwal Kegiatan Penelitian Kelas
182
8. Matrik Mata Pelajaran kelas III Semester I 184
9. Gambar 1. Suasana Pembelajaran pada Tindakan I 185
10. Gambar 2. Suasana Pembelajaran pada Tindakan II 186
11. Gambar 3. Suasana Pembelajaran pada Tindakan III 187
12. Gambar 4. Suasana Pembelajaran pada Tindakan IV 188
13. Gambar 5. Suasana Pembelajaran pada Tindakan V 189
14. Pedoman Observasi 190
15. Angket Untuk Siswa Sebelum Penerapan PT
193
[image:14.595.66.490.154.651.2]16. Angket Untuk Siswa Sesudah Penerapan PT 194
17. Kuestioner Untuk Guru 196
18. Surat Keputusan Pembimbing 200
19. Surat Permohonan untuk Mengadakan Penelitian 201
20. Rekomendasi dari Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten Tangerang 202
21. Rekomendasi dari Kepala Cabang Dinas Pendidikan
Kecamatan Curug 203
22. Surat Keterangan dari Kepala SD. Negeri Danau Batur 204
23. Riwayat Hidup Peneliti 205
BAB! PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam Kurikuium Berbasis Kompetisi (KBK) Sekolah Dasar,
pengertian llmu Sosial adalah suatu bahan kajian yang terpadu yang
-merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi yang
diorganisir dari konsep-konsep dan keterampilan Sejarah, Geografi,
Sosiologi, Antropolgi, dan Ekonomi. Fungsi mata pelajaran di Sekolah
Dasar adalah mengembangkan pengetahuan, nilai, dan sikap, serta
keterampilan sosial siswa untuk dapat menelaah kehidupan sosial yang
dihadapi sehari-hari serta menumbuhkan rasa bangga dan anta terhadap
perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini.
Dan tujuannya agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan, nilai
dan sikap, serta keterampilan sosial yang berguna oagi dirinya,
mengembangkan pemahaman
tentang pertumbuhan masyarakat
Indonesia masa lampau hingga kini sehingga siswa bangga sebagai
bangsa Indonesia. ( Puskur-BPP, Depdiknas, 2001: 9 ).
Menurut data dari NIER tahun 1999 (dalam S. Belen 2002 : 1) ,
contoh negara-negara yang menerapkan kurikuium berbasis materi
(content-based curriculum approach) adalah RRC, Fiji, Indonesia dan
Jepang. Negara-negara yang telah menerapkan kurikuium berbasis
kompetisi (competence/outcome-based curriculum approach) adalah
Thailand. Negara-negara yang sedang beralih dari kurikuium berbasis
materi ke kurikuium berbasis kompetensi adalah India, Korea Selatan,
dan Prancis (khususnya pendidikan kejuruan). Negara-negara yang
menerapkan yang menerapkan kombinasi kurikuium berbasis materi dan
berbasis kompetensi adalah Jerman, Laos, Malaysia, Filipina dan
Amerika Serikat. Negara-negara yang sedang beralih dari kurikuium
bebasis materi ke model kombinas* adalah Prancis dan Vietnam. Data ini
menunjukkan bahwa dunia Intemasiona!
cenderung meninggalkan
pendekatan kurikuium berbasis materi dan beralih menganut kurikuium
berbasis kompetensi. Kurikuium ini menekankan dalam PBM bukanlah
belajar apa yang harus dipelajari (learning what to be learned ), tetapi v
belajar bagaimana belajar ( learning how to learned .), jadi yang
ditekankan dalam PBM bukanlah siswa mempelajari ilmu atau mata
pelajaran sebagai produk tetapi sebagai proses. u
Ada tiga hai yang berkaitan dengan sasaran P.IPS di sekolah
dasar, yaitu: (1) Pendidikan P.IPS tidak semata berorientasi kepada hasil
tetapi juga proses. (2) Sasaran pembelajaran P.IPS harus utuh
menyeluruh. (3) Pembelajaran P.IPS akan lebih berarti apabila dilakukan
secara berkesinambungan, terus-menerus, holistik dan melibatkan siswa
secara langsung.
Pembelajaran P.IPS lebih memberikan kesempatan kepada siswa
dalam mengembangkan diri seluas-luasnya menurut norma dan nilai yang
berlaku di lingkungan masyarakat. Walaupun kemudian diakui dewasa ini
serius, bahkan diduga terancam eksistensinya sebagai pendidikan yang
dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan
berfikir, apresiasi dan internalisasi nilai misalnya, dengan adanya
anggapan dari masyarakat bahwa pendidikan IPS belum mempunyai
kedudukan yang setaraf atau lebih tinggi dengan pendidikan IPA dan
matematika. Keberadaan pendidikan IPS kurang memberikan gambaran
positif mcngenai pentingnya diberikan materi IPS tersebut. Sering
terdengar keluhan peserta didik di sekolah dasar yang mengatakan
bahwa pendidikan IPS adalah pelajaran hapalan dan materi pelajaran ^
tersebut terialu banyak. Demikian juga guru dalam menyelesaikan
tugasnya menyampaikan materi pendidikan IPS kepada peserta didiknya
hanya sebatas transpormasi ilmu pengetahuan.
Pendidikan IPS diharapkan mampu membina perubahan dan •
harapan-harapan baru yang merupakan tuntutan kehidupan dan
perkembangan masyarakat akan tetapi harapan tersebut dalam
kenyataannya menunjukkan bahwa sekolah belum mampu memenuhi
tuntutan perkembangan masyarakat.
Harapan tersebut belum dapat dicapai dengan baik karena
masing-masing mata pelajaran berjalan sendiri-sendiri tanpa adanya
keterkaitan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya. Hal
inilah yang menyebabkan situasi pembelajaran terasa kurang menarik
dan kurang bermakna bagi siswa. Untuk menarik minat, gairah dan
kreativitas siswa dalam pembelajaran, setiap mata pelajaran yang ada
dilaksanakan melalui proses pembelajaran terpadu diantaranya melalui ,.
model keterpaduan (integratedmodel).
Pembelajaran terpadu model keterpaduan (integrated model)
merupakan pendekatan belajar-mengajar yang memadukan
empat
bidang studi atau lebih dengan memprioritaskan konsep-konsep,
keterampilan atau sikap yang dipadukan dari masing-masing bidang studi
yang bertolak dari tema sentral (Fogarty, 1991 :76).
-Pembelajaran terpadu model ini secara psikologis dapat v
memberikan pengalaman yang bermakna bagi peseta didik, karena
dalam pembelajarannya siswa akan memahami konsep-konsep, seiain
yang sudah mereka pahami. Pembelajarannya berpusat pada siswa, ,
artinya aktivitas dalam pembelajaran lebih ditekankan pada siswa.
Dengan demikian
model keterpaduan (integrated model)
merupakan pembelajaran terpadu yang dapat memberikan peluang yang
cukup besar bagi peningkatan belajar siswa secara bermakna kearah
tercapainya tujuan pembelajaran yang optimal.
Ciri utama dari perkembangan anak sekolah dasar adalah bersifat
holistik, terpadu saling keterkaitan antara aspek perkembangan yang satu
dengan aspek yang lainnya. Perkembangan fisik tidak dapat dipisahkan
dengan perkembangan mental, emosional dan atau sebaliknya.
Perkembangan tersebut akan terpadu dengan pengalaman , kehidupan
dan lingkungannya. Demikian juga dalam proses belajar anak.
Keterkaitan antar aspek perkembangan dalam proses belajar anak
perkembangan anak. Prinsip ini mengandung implikasi bahwa proses
membelajarkan anak sekolah dasar harus bersifat terpadu. v.
Untuk itulah pembelajaran terpadu model keterpaduan (integrated
Model), perlu dikembangkan padasuatu pembelajaran di Sekolah Dasar,
v karena dengan pembelajaran terpadu bagi siswa lebih memungkinkan
untuk memahami suatu fenomena dari berbagai segi. Dengan
diterapkannya pembelajaran terpadu model keterpaduan (integrated
model), maka akan lebih memungkinkan terbentuknya semacam jalinan
antar skemata (pengetahuan) yang telah dimiliki oleh siswa sesuai ,
dengan potensi yang ada pada siswa itu sendiri. Hal ini akan membawa
dampak positif bagi kebermaknaan belajar siswa dari materi yang v
dipelajarinya. Rujukan nyata dari segala konsep yang diperoleh, dan
keterkaitannya dengan konsep-konsep lain akan menambah
kebermaknaan konsep yang dipelajari siswa.
Dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam,
pembelajaran IPS di Sekolah Dasar, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang pembelajaran terpadu sebagai alternatif pembelajaran
di Sekolah Dasar dengan tema terpusat yang dipilih dalam penelitian ini
adalah "Kebutuhan Keluarga " yang diambil dari kelas 3 semester I dengan pembelajaran model keterpaduan (Integrated model). Penelitian
ini merupakan tindakan kelas (action research) yang bertujuan untuk ,
memperbaiki kegiatan belajar mengajar di kelas dan ingin meningkatkan
pemahaman konsep serta aktivitas belajar siswa tentang kebutuhan
Melalui pembelajaran terpadu diharapkan siswa dapat memahami
suatu permasalahan secara menyeluruh (holistik). Dengan demikian u
siswa lebih memahami arti kehidupan, yang saling keterkaitan antar konsep (materi) pelajaran dengan masalah yang ada di sekitar •
(khususnya di lingkungan keluarga). Selain itu juga dapat meningkatkan
keterampilan proses sains, berkomunikasi, memecahkan masalah, berfikir t
kritis dan kreatif. Sedangkan bagi guru, pembelajaran terpadu dapat
meningkatkan
keterampilan
mengorganisasi
dan
merencanakan •
pengajaran serta membina semangat kerja sama dengan teman sejawat.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan oleh pihak-pihak yang peduli
terhadap masalah pendidikan menyimpulkan bahwa kualitas pendidikan
-di negara kita saat ini sangat rendah jika -diban-dingkan dengan
negara-negara lain.
Rendahnya kualitas pendidikan di negara kita, terbukti
dengan rendahnya kemampuan membaca kritis dan rendahnya tingkat L
kreativitasnya siswa Sekolah Dasar jika dibandingkan dengan
negara-negara lain. Berbicara masalah kualitas pendidikan tentunya terkait
langsung dengan kualitas pembelajaran yang dilakukan guru-guru di
kelas terutama di Sekolah Dasar. Proses pembelajaran di kelas lebih
didominasi oleh guru, sehingga siswa ditempatkan sebagai objek dalam
belajar dan bukan subjek, akibatnya siswa menjadi pasif. Proses
pembelajaran seperti itu tentunya tidak sesuai dengan hakekat belajar itu
Kenyataan menunjukkan bahwa perkembangan dalam satu bidang i
ilmu pengetahuan cenderung selalu diiringi oleh transformasi temuan ilmu
itu ke dalam bidang lain. Belajar tidak sebatas memperoieh informasi
tetapi belajar untuk memahami. Apa yang dimaksud dengan memahami
ialah lebih dari sekedar melakukan apa yang dimiliki. Memahami menyangkut proses membuat koneksi (keterkaitan), menggunakan
pengetahuan secara lincah dan fleksibel sehingga terbentuk suatu
wawacan yang bermakna.
Berdasarkan uraian latar belakang dan kajian teori, maka penelitian ini difokuskan pada pengembangan Pembelajaran Terpadu
Model keterpaduan (Integrated model ) di kelas 3 SD, dengan tema
sentral "Kebutuhan Keluarga". Yang menjadi masalah utamanya adalah Mengapa Pembelajaran Terpadu Model keterpaduan (Integrated model)
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas 3 Sekolah Dasar ?
Untuk lebih memudahkan dan terarahnya penelitian ini, maka ,,
masalah tersebut dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengembangan pembelajaran terpadu model
keterpaduan ( Integrated model) di Sekolah Dasar dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa selama mengikuti v
pembelajaran ?
2. Bagaimana pandangan guru tentang pengembangan pembelajaran
3. Bagaimana pandangan siswa tentang
pembelajaran terpadu model keterpaduan (Integr
Sekolah Dasar ?
4. Apa saja kelemahan dan kekuatan yang muncul dalam l
pelaksanaan pembelajaran terpadu model keterpaduan
(Integrated Model) di Sekolah Dasar ?
C. Batasan Istilah
Untuk menghindari persepsi yang berbeda mengenai istilah- istilah
yang digunakan dalam penelitian ini, maka periu diberikan batasan istilah
sebagai berikut:
a. Pembelajaran terpadu adalah suatu model dalam proses berlajar <•
mengajar yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk
memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak.( Tim
Pengembangan PGSD (1997 : 5 )
b. Model keterpaduan (integrated Model) adalah suatau bentuk t
pembelajaran yang menyatukan berbagai konsep baik yang terdapat
pada intra bidang studi maupun yang terdapat pada antar bidang
studi, di mana dalam pelaksanaan pembelajarannya tidak beranjak
pada label bidang studi tertentu namun diawali dengan peluncuran
suatu tema yang direncanakan sebelumnya dengan melibatkan
konsep-konsep dari beberapa bidang studi untuk dibahas dan
c. llmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran yang nriengkaji l kehidupan sosial yang bahannya didasarkan pada kajiah sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi dan tata negara. IPS yang
diajarkan di SD terdiri dari dua bahan kajian pokok ; pengetahuan
sosial dan sejarah.
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang dirumuskan di atas , maka tujuan
penelitian ini adalah
1. Untuk menelaah keterlaksanaan pembelajaran terpadu model
ketepaduan (intergratedModel) di kelas 111 Sekolah Dasar Negeri
Danau Batur dilihat dari hasil belajar siswa selama mengikuti
pembelajaran di kelas.
2. Untuk menelaah bagaimana pandangan guru dan pandangan siswa
terhadap keterlaksanaan pembelajaran terpadu model keterpaduan
(integrated model) di sekolah dasar.
3. Menelaah kelemahan dan kekuatan pelaksanaan pembelajaran
terpadu model keterpaduan (integrated model) di sekolah dasar.
E. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang
praktis dalam upaya meningkatkan kualitas hasil belajar . Selain itu
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru Sekolah Dasar, bagi
1. Bagi guru Sekolah Dasar
Dapat menambah wawasan guru, dan sekaligus daplk (fyM
sebagai rujukan guru dalam menerapkan pembelajaran terpac keterpaduan (integrated model) di sekolah dasar.
2. Bagi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan ( D-ll PGSD)
Dalam hai ini LPTK yang mengelola Program D-ll PGSD,
hendaknya hasil penelitian in1 dapat digunakan sebagai bahan masukan
untuk lebih memperhatikan kualitas mata kuliah pembelajaran terpadu di .
PGSD yang akan disampaikan pada mahasiswa calon guru Sekolah
Dasar, dan mahasiswa termotivasi dan tidak mengalami kendala yang
berarti pada saat memperaktekkan pengembangan pembelajaran terpadu
di Sekolah Dasar.
3. Bagi Pengembang kurikuium
Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan pemikiran pada
pengembangan kurikuium kearah peningkatan kualitas proses
pembelajaran dan untuk disosialisasikan dalam pelaksanaan kurikuium
berikutnya.
4. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan untuk
penelitian selanjutnya, khususnya dalam rangka pengembangan
pembelajaran terpadu model keterpaduan (Integrated model) di sekolah
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tujuan dan Manfaat Peneltian
Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah meningkatkan
kreativitas siswa dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar melalui
pengembangan model keterpaduan (Integrated Model). Penelitian ini
bertujuan meningkatkan dan mengembangkan kemampuan profesional
guru dalam pelaksaksanaan pembelajaran pendidikan llmu Pengetahuan
Sosial di kelas, selain itu untuk mengadakan inovasi dalam kegiatan
pembelajaran Pendidikan llmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar.
Penelitian ini juga dapat menjembatani kesenjangan antara teori
dan praktek pendidikan. Hal ini dapat terjadi karena seteiah meneliti
kegiatan pembelajaran di kelas dengan melibatkan semua siswa, melalui
sebuah tindakan yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi, maka
guru akan memperoieh umpan balik yang sistematik mengenai apa yang
selama ini selalu dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Dengan
demikian guru dapat membuktikan apakah suatu teori belajar-mengajar
dapat diterapkan dengan baik dikelasnya sendiri, jika kiranya ada teori
yang tidak cocok dengan kondisi kelasnya, melalui penelitian tindakan
kelas guru dapat mengadaptasi teori yang ada untuk kepentingan proses
atau produk pembelajaran yang lebih efektif dan optimal.
Dengan melibatkan guru dalam penelitian ini, guru lebih aktif,
inovatif dan dapat mengikuti apa yang dilakukan oleh peneliti, selanjutnya
guru dapat melakukan penelitian semacam ini dikelasnya dalam rangka
memperbaiki serta meningkatkan profesionalisme keguruannya.
B. Metode Penelitian yang Digunakan
Berdasarkan tujuan diatas maka metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom
action
research). Peneliti dalam dalam penelitian model ini bukan sekedar
memecahkan masalah pembelajaran yang ada di kelas, tetapi juga
berupaya meningkatkan profesionalisme guru melalui kegiatan inovasi
yang beriandaskan pada efektif kolaboratif dan upaya-upaya altematif
yang akan meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan llmu
Pengetahuan Sosial dan kinerja guru serta iklim kelas.
Penelitian tindakan bersifat reflektif inkuiri, karena itu fokus
penelitian tindakan terletak kepada bagaimana kemampuan guru dalam
melakukan tindakan-tindakan altematif dalam memecahkah
permasalahan-permasalahan pembelajaran. Hal ini terkait langsung
dengan kemampuan guru dalam merencakanan, menerapkan/mencoba,
dan mengevaluasi efektifitas tindakan-tindakan yang dilakukannya.
Dengan demikian guru akan lebih banyak mendapatkan pengalaman
tentang keterampilan praktek pembelajaran secara reflektif dan bukan
bertujuan mendapatkan ilmu baru.
Penelitian tindakan dilakukan secara kolaborasi, hai ini
dimaksudkan untuk memberdayakan (empowering) guru setempatagar
mampu mengadakan pembaharuan - pembaharuan dalam proses
pembelajaran. Oleh karena itu Stenhouse dalam bukunya An Introduction
to Curriculum Research and Development ( dalam Hopkins, 1993 : 2 )
menyebutkan guru sebagai peneliti
(teacher as researcher) yang
mengartikulasikan pentingnya partisipasi guru dalam upaya pembaharuan
dan perbaikan pendidikan di tingkat kelas. Lebih jauh Stenhouse
mengemukakan bahwa guru dalam kedudukannya sebagai peneliti
diharapkan
merupakan
upaya
yang
meningkatkan
daya
dan
kemampuannya sehingga memberikan kebermaknaan dalam
pembaharuan profesi dan berdampak emansipasi dan leberasi dari
upayanya untuk bereksprimen dan menggunakan judmennya di kelas
serta di dalam ketergantungannya terhadap berbagai otoritas birokrasi
dan sistem pendidikan yang dominan dan control oriented ( Hopkins,
1993:4)
C. Prosedur Penelitian
Prosedur dalam penelitian tindakan bercirikan proses refleksi ,
kolaborasi dan partisipasi dalam pelaksanaannya, sehubungan dengan
situasi sosial yang berkembang di dalam kelas. Ditinjau dari dimensi
tindakan, penettian tindakan ini dicirikan dengan adanya tindakan
intervesi dalam skala kecil sebagai upaya untuk melakukan perbaikan
dalam pengembangan situasi sosial yang terjadi di kelas (Mc. Niff, 1992).
Berdasarkan pada situasi permasalahan yang dikaji maka dalam
penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, naturalistik, di
mana peneliti mencatat permasalahan secara seksama
masalah-masalah yang muncul terkait dengan obyek yang diteliti, kemudian
masalah-masalah ini dianalisis, direfleksi kemudian diadakan revisi yang
dijadikan dasar rancangan rencana perbaikan pelaksanaan tindakan
berikutnya. Pada hakekatnya penelitian tindakan merupakan proses
pengkajian melalui daur ulang dan
berbagai kegiatan yaitu
merencanakan, melakukan tindakan, mengamati lalu merefleksikan
(Mc Niff. 1997, Rohman Natawidjaya, 1997 ).
Kegiatan refleksi merupakan syarat utama yang harus dilakukan
oleh peneliti tindakan di kelas, agar menghasilkan sesuatu yang sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai ( Suyanto, 1996 / 1997 ),
mengungkapkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu
penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan tertentu agar
dapat memperbaiki dan meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di
kelas supaya lebih profesional. Penelitian ini lebih diarahkan pada
suatu upaya pengembangan pembelajaran terpadu Model keterpaduan
(Integrated Model) di SD sehingga dapat menghasilkan suatu model
yang dapat diterapkan di Sekolah Dasar. Rancangan dan
langkah-langkah tindakan penelitian menggunakan pola yang berlaku pada
umumnya penelitian tidakan
yang disesuaikan dengan fokus
permasalahan dan tujuan penelitian. Paradigma penelitian ini
mengadaptasi pola penelitian tindakan yang dikembangkan oleh
( Hopkins, 1993 ), secara operasional pola penelitian tindakan sebagai
berikut:
Desain Penelitian
Langkah penelitian mengikuti alur seperti pada diagram
Mata Pelajaran /
Pokok Bahasan
GBPP SEKOLAH DASAR
Mata Pelajaran /
Pokok Bahasan
Mata Pelajaran /
Pokok Bahasan
Mengkaji konsep, keterampilan dan sil ;ap
Diskusi dan merancang bersama tentang Model pembelajaran terpadu model
keterpaduan (Integrated Model)
- Pengembangan model
- Review model
• Merevisi model yang diterapkan
PENYUSUNAN RENCANA TINDAKAN PERTAMA
PELAKSANAAN TINDAKAN PERTAMA
OBSERVASI
Mata Pelajaran /
Pokok Bahasan
SATU SIKLUS ANALISIS/DISKUSI
REFLEKSI
T
RENCANA SIKLUS KE II
ir DST
PENYUSUNAN LAPORAN
Langkah-langkah penelitian:
1. Studi literatur yang berhubungan dengan pembelajaran terpadu
dan proses pembelajaran di Sekolah Dasar.
2. Mengidentifikasi konsep, keterampilan dan sikap esensial yang
dikembangkan dalam setiap mata pelajaran atau pokok bahasan
yang diajarkan di Sekolah Dasar.
3. Mengembangkan model pembelajaran terpadu dengan
memperhatikan karakteristik dari mata pelajaran dan pokok
bahasan yang dapat dipadukan.
4. Mengembangkan instrumen untuk menilai kualitas dari
pembelajaran terpadu model keterpaduan (Integrated Model),
instrumen yang dikembangkan terdiri dari pedoman observasi, tes,
kuesioner dan pedoman wawancara.
5. Uji coba model pembelajaran yang dikembangkan.
6. Analisa data dari uji coba pertama.
7. Memperbaiki model pembelajaran dari data uji coba.
8. Uji coba perbaikan model pembelajaran. 9. Analisis data dari uji coba ke dua.
10. Membuat laporan.
D. Latar Situasi Sosial, Subjek Dan Data Penelitian Kelas
1. LatarSituasi Sosial Penelitian
Latar situasi sosial penelitian menunjukan pada pengertian lokasi
situasi sosial yang dicirikan oleh adanya tiga unsur, yaitu tempat, pelaku
dan kegiatan (Hopkins: 1985). Maka tempat atau lokasiyang dipilih untuk
penelitian ini adalah kelas 3 SD.Negeri Danau Batur, Kecamatan Curug
Kabupaten Tangerang Propinsi Banten. Unsur pelakunya adalah guru
dan siswa yang teriibat dalam kegiatan belajar mengajar dan unsur
kegiatannya adalah
Pembelajaran terpadu Model keterpaduan
( Integrated Model ) sebagai upaya meningkatkan kreativitas belajar
siswa.
2. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas 3, caturwulan I pada salah satu
Sekolah Dasar Negeri Danau Batur Kecamatan Curug Kabupaten
Tangerang. Penelitian ini dilakukan sendirioleh peneliti setelah peneliti
mengadakan pertemuan dan berkonsultasi dengan pihak SD yang
menjadi tempat penelitian.
Berdasarkan rancangan kualitatif penelitian kelas ini, yang menjadi
subjek penelitian adalah: peristiwa, manusia dan situasi yang diobservasi
( Hopkins, 1985, Nasution : 1996 ). Dalam penelitian kelas ini, subjek
penelitian adalah Pembelajaran Terpadu Model Keterpaduan (Integrated
Model ) dengan tema "penduduk" sebagai upaya meningkatkan
aktivitas belajar siswa kelas 3, serta proses interaksi yang terjadi antara guru dan siswa selama pelaksanaan pengamatan berlangsung.
Dokumen, berupa teks atau bahan-bahan tertulis (termasuk gambar, damn Iain-Iain ) yang dibuat guru dan berkenaan dengan
kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan. Dokumen tertulis ini
diperoleh melalui kajian dokumentasi ( guru, siswa), peneliti ( catatan lapangan dan lembar panduan observasi) serta catatan-catatan lainnya yang menunjang penelitian kelas ini.
E. Tahapan Penelitian
1. Prosedur Pengembangan Tindakan
Dalam penelitian tindakan ini mengikuti langkah-langkah dasar yang berlaku, menurut langkah dalam penelitian tindakan ini dapat dibagi
dalam dua tahapan yaitu : (a) tahapan perencanaan tindakan yang
disertai dengan observasi, (b). tahap pelaksanaan, (Mc.Niif, 1992,
Hopkins, 1993). Dalam tahapan pelaksanaan ada beberapa kegiatan
yang dilakukan secara daur ulang, mulai dari kegiatan orientasi,
perencanaan, pelaksanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi
( Lewin's, 1993 ). Secara operasional langkah-langkah dalam
pelaksanaan pengembangan tindakan dapat dijabarkan sebagi berikut:
1). Orientasi
Tahapan orientasi ini dilakukan sebelum menyusun rencana
tindakan, tahapan ini dilakukan untuk mengidentifikasikan masalah yang
ada di lapangan dilakukan oleh guru dan peneliti terhadap pelaksanaan
pembelajaran untuk mendapatkan informasi yang faktual yang sesuai
dengan karakteristik permasalahan penelitian. Hasil orientasi yang
dihasilkan dijadikan dasar merumuskan rencana tindakan yang akan
dikembangkan sesuai dengan konsep pembelajaran terpadu model
keterpaduan (Integrated Model).
Rancangan tindakan yang direncanakan dan akan dilakukan pada
tahap awalnya didasarkan pada kondisi di kelas yang terjadi pada
sekolah dasar yang akan dijadikan sebagai tempat pengembangan
tindakan yang disusun bersama antara guru dan peneliti.
2). Perencanaan
Berdasarkan temuan identifikasi masalah pada tahap orientasi
maka langkah selanjutnya adalah penyusunan rencana tindakan Ioleh
peneliti dan guru yang sesuai dengan konsep pembelajaran terpadu
model keterpaduan. Rancangan tindakan berdasarkan pada kondisi
pembelajaran yang berlangsung pada sekolah dasar yang akan dijadikan
tempat pengembangan tindakan dengan memperhatikan karakteristik
awal siswa. Dalam permasalahan ini antara guru dan peneliti mempunyai
suatu kesepakatan mengenai fokus yang akan diobservasi yakni
berkenaan dengan efektivitas pelaksanaan pengembangan pembelajaran
terpadu yang meliputi perencanaan, proses pelaksanaan dan evaluasi.
3). Pelaksanaan Tindakan
Setelah rencana tahap I disusun bersama oleh guru dan peneliti,
kemudian ditetapkan sebagai tindakan yang akan dilakukan dikelas,
maka dilaksanakanlah praktek pembelajaran di kelas dengan
menggunakan model pembelajaran terpadu model keterpaduan yang
telah disepakati sebelumnya. Rancangan pengembangan model tersebut
bersifat fleksibel, artinya dapat dilakukan perubahan-perubahan sesuai
dengan keadaanyang berlangsung dalam pengaplikasian model di kelas.
Hal ini dimaksudkan untuk menyempumakan model pembelajaran
terpadu yang akan dikembangkan.
4). Obeservasi
Kegiatan observasi dilakukan saat pelaksanaan tindakan, dimana
peneliti mengamati pelaksanaan tindakan proses belajar mengajar di
dalam kelas dengan menggunakan model pembelajaran terpadu model
keterpaduan sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah disepakati
sebelumnya oleh guru dan peneliti. Peneliti mendokumentasikan kegiatan
pelaksanaan mulai dari proses belajar mengajar, kondisi dan situasi
perubahan-perubahan yang terjadi saat pelaksanaan tindakan, hasil dari
kegiatan observasi ini merupakan bahan pertimbangan untuk
mengadakan evaluasi lanjutan guna mengadakan perencanaan tindakan
berikutnya.
5) Refleksi
Tahapan kegiatan refleksi, peneliti dan guru merenungkan kembali
secara kolaboratif tentang tindakan yang dilakukan, baik dari
perencanaan ataupun pelaksanaaan tindakan yang telah dilakukan,
melalui tahapan ini peneliti dan guru mermuskan kembali
rencana-rencana kegiatan tindakan yang lebih sempurna. Rochman Natawidjaja,
mengungkapkan bahwa refleksi merupakan pengkajian terhadap
keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan sementara untuk
menentukan tindak lanjut dalam rangka mencapai tujuan akhir yang
mungkin diusulkan dalam pencapaian berbagai tujuan sementara lainnya.
Pada kegiatan penelitian ini, refleksi dapat dilakukan pada tahap awal
tindakan, proses pelaksanaan tindakan, serta pada akhir tindakan.
Refleksi Awal, refleksi awal dilakukan pada tahap orientasi awal
terhadap kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada pelaksanaan
tindakan, faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan
tindakan pengembangan model, dari hasil refleksi awal ini dapat
dituangkan pada rencana awal pengembangan model pembelajaran
terpadu yang akan dilakukan dalam kaji tindakan di dalam kelas.
Refleksi proses, kegiatan refleksi proses ini dilakukan pada saat
tindakan pengembangan model berlangsung di dalam kelas, hai ini
dimaksudkan untuk mengamati proses belajar mengajar yang
berlangsung
dengan
menggunakan
model
pembelajaran yang
dikembangkan terhadap kegiatan siswa, kegiatan guru, pencapaian tujuan pembelajaran, serta implikasi-implikasi lain yang timbul selama
proses pelaksanaan tindakan berlangsung.
Hasil dari refleksi proses ini, dapat dijadikan bahan untuk revisi terhadap rencana rancangan tindakan selanjutnya dalam rangka pengembangan model pembelajaran terpadu dalam proses belajar mengajar di kelas.
Refleksi hasil, kegiatan pada tahapan refleksi akhir dilaksanakan pada
pelaksanaan tindakan yang terakhir sesuai dengan program tindakan
pengembangan yang sudah direncanakan dan disepakati, tentunya
disesuaikan fokus permasalahan yang ingin dikaji serta sesuai dengan tujuan program tindakan pengembangan model yang dimaksudkan,
artinya program pelaksanaan tindakan pengembangan model dipandang
telah berhasil dan mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, dimana terjadinya perubahan kearah peningkatan hasil belajar siswa baik
aktivitas siswa dalam pembelajaran, aktivitas guru dalam perencanaan, melaksanakan dan mengevaluasidalam proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran terpadu model keterpaduan
(Integrated Model).
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan ini didasarkan atas identifikasi masalah
pada saat orientasi awal serta didukung pula oleh data-data yang peneliti
penelitian pengembangan pembelajaran terpadu model keterpaduan. Dengan memperhatikan kondisi yang terjadi pada proses belajar mengajar dikelas, memperhatikan kondisi awal siswa, maka tindakan pengembangan pembelajaran terpadu model keterhubungan ini
direncanakan dan dilaksanakan. Dalam pelaksanaan kajian tindakan
yang langsung sangat memperhatikan perkembangan-perkembangan dan perubahan-perubahan yang terjadi merupakan dasar untuk
perencanaan program tindakan berikutnya, hai ini menunjukan bahwa
program tindakan ini sangat elastisitas, artinya program tindakan yang
telah disepakati dan akan dilaksanakan tidak kaku namun justru dapat berubah dan berkembang sampai ditemukannya hasil akhir dari tindakan
yakni pembelajaran terpadu model keterpaduan yang dapat digunakan di
sekolah dasar. Rencana yang diterapkan dalam melakukan tindakan berkembang sejalan dengan situasi sosial di lapangan.
F. Analisis dan Penafsiran Data
Tehnik analisis data yang digunakan adalah bersifat kualitatif. Data yang diperoleh dikategorisasikan dan diklasifikasikan berdasarkan
analisis kaitan logikanya kemudian ditafsirkan dan disajikan secara aktual
dan sistimatis dalam keseluruhan permasalahan dan kegiatan penelitian. Selanjutnya untuk menganalisis data, hasii tindakan yang dilakukan penelitian bersama guru disajikan secara bertahap sesuai
dengan siklus yang telah dilakukan serta jenis dan bentuk "action " yang
telah dilakukan beerta efek yang telah ditimbulkannya.
Prosedur pengolahan dan analisis data dilaksanakan mengacu
kepada pola data dari Hopkins (1993:149) yang dilakukan melalui
tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap Pengumpulan Data
Data mentah yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan kuesioner, dirangkum dan dideskripsikan dalam bentuk metrik data. Untuk memudahkan interprestasi data, semua data dikumpulkan
dikategorisasikan dengan membubuhkan kode, sehingga dapat
memberikan penjelasan dan makna terhadap hasil penelitian.
2. Tahap Validitas Data
Data yang telah dikategorisasikan dan kodifikasikan selanjutnya
sebelum disimpulkan secara seksama dilakukan uji validitasnya. Uji
Validitas dari penelitian tersebut dilakukan dengan menggunakan tehnik
analisis kualitatif, yaitu:
a. Triangulasi, yaitu proses mencek kebenaran data atau informasi
tentang pelaksanaan tindakan dengan mengkonfirmasikan dengan
data atau informasi yang diperoleh dari siswa, guru, dan peneliti.
Dari guru yaitu data atau informasi tentang pelaksanaan tindakan
yang dilakukan dalam penerapan proses pembelajaran terpadu
model keterpaduan (Integrated Model) . Dari Siswa, yaitu data
atau informasi tentang pelaksanaan penerapan model
pembelajaran terpadu melalui wawancara. dan kuesioner setelah
berakhir seluruh pelaksanaan tindakan. Dari Peneliti, yaitu data atau informasi tentang pelaksanaan pembelajaran terpadu model keterpaduan melalui observasi langsung terhadap pelaksanaan
tindakan.
b. Audit trail, yaitu proses mencek kebenaran hasil penelitian
dengan cara mendiskusikannya dengan teman-teman mahasiswa
S2.
c. Expect opinion, yaitu pengecekkan terakhir terhadap kesahihan
temuan penelitian dengan para pakar yang profesional dibidangnya termasuk dengan pembimbing penelitian ini.
3. Interprestasi
Pada tahap ini peneliti berusaha menginterprestasikan temuan-temuan penelitian berdasarkan kerangka teori yang telah dipilih dengan
mengacu pada norma-norma praktis yang disetujui atau intuisi guru itu
sendiri yang menggambarkan pelajaran yang baik ( Hopkins, 1993). Hasil
interprestasi ini diharapkan untuk memperoieh makna yang cukup berarti
sebagai bahan untuk kegiatan tindakan selanjutnya dan dapat
mengembangkan model pembelajran terpadu khususnya model
keterpaduan (Integrated Model). disekolah dasar.
BABV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan temuan dalam penelitian tindakan
kelas yang dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Danau Batur
Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
Pertama, pembelajaran terpadu model integrated ( keterpaduan )
yang diterapkan di Sekolah Dasar Negeri Danau Batur Kecamatan Curug
Kabupaten Tangerang dapatmeningkatkan perolehan hasil belajar siswa,
dapat terlihat dari nilai tes akhir dari setiap tindakan baik secara individu
maupun nilai rata-rata menunjukkan adanya peningkatan.
Kedua, menurut pandangan guru bahwa penerapan pembelajaran
terpadu model integrated ( keterpaduan ) di Sekolah Dasar dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa, melalui keaktifan mendengarkan
penjelasan guru, merespon pertanyaan gum, mengajukan pertanyaan,
melakukan pengamatan, kerja sama dalam kelompok, menyelesaikan
tugas, guru berpendapat pula bahwa penerapan pembelajaran terpadu
model integrated ( keterpaduan ) meningkatkan siswa untuk menguasai
konsep secara utuh dan terpadu.
Ketiga, menurut pandangan siswa, penerapan pembelajaran terpadu model integrated (keterpaduan) menyebabkan siswa
bersemangat dalam belajar, siswa merasa lebih akrab dengan guru,
aktivitas siswa sangat beragam, siswalebih berani untuk mengemukakan
pendapat, menjawab pertanyaan, berani untuk bertanya dan melakukan
aktivitas lainnya, siswa berpendapat pula bahwa dalam proses
pembelajaran lebih banyak yang diketahui tentang hal-hal yang sedang
dipelajari, karena dalam membicarakan tema sentral yang terpilih
mengaitkan beberapa bidang studi, mempelajari satu masalah dengan
mengaitkan banyak bidang studi sehingga pembelajaran lebih bermakna
secara holistik.
Keempat, selain kelebihan atau keunggulan dar; pembelajaran
terpadu yang dilaksanakaan di Sekolah Dasar Negeri Danau Batur
Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang, terdapat pula kelemahan dan
kendala yang diketemukan di lapangan diantaranya :
Kesulitan yang dialami oleh gum adalah ketidakjelasan tentang
konsep pembelajaran terpadu, sehingga penerapan mengalami kesulitan,
apalagi guru baru pertama kali melaksanakan penerapan pembelajaran
terpadu di kelas.
Pembelajaran terpadu bukan merupakan satu-satunya pendekatan
yang paling tepat sebagai upaya untuk meningkatkan kreativitas belajar
siswa, model pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi yang ada,
dalam penerapan pembelajaran terpadu, tidak semua materi dari setiap
bidang studi dapat dipadukan untuk membahas suatu tema sekalipun ada
sifat fleksibelitas dari kurikuium, di antaranya karena : 1). tidak adanya
keterkaitan antara materi yang satu dengan materi yang lainnya di setiap
mata pelajaran, 2). karena materi tersebut tidak dalam satu semester
yang sama, 3). karena perbedaan tingkat kesulitan dalam keilmuannya.
Kendala lainnya adalah keterbatasan waktu dalam pelaksanaan
pembelajaran terpadu dan biaya dalam menyiapkan media pembelajaran.
B. REKOMENDASI
Berdasarkan hasil temuan penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan di SD. Negeri Danau Batur, maka direkomendasikan hal-hal
sebagai berkut:
Kepada gum di Sekolah Dasar pembelajaran terpadu model
integrated mempakan suatu altematif pemilihan model pembelajaran
dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa dan meningkatkan
kreativitas siswa. apalagi dengan adanya gagasan Manajemen Berbasis
Sekolah ( MBS ) yang mengarah kepada praktek otonomi sekolah yaitu
tampilnya kemandirian sekolah untuk meningkatkan kinerja sendiri,
dengan mengakomodasi berbagai potensi sumber daya sekolah, yang
pada akhimya drtunjukan untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam
wujud mutu hasil belajar siswa, dan akan diberiakukannya Kurikuium
Berbasis Kompetensi ( KBK) serta sistem semester di Sekolah Dasar,
diharapkan para guru sekolah dasar memiliki inovasi dan berkompetensi
dalam meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.
Kepada kepala sekolah yang memiliki otoritas dan pengamh yang
sangat besar di sekolah bahwa hasil dari penelitian tindakan kelas yang
dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Danau Batur, temtama yang
berhubungan dengan pembelajaran terpadu model integrated diharapkan
dapat diinformasikan dan dilaksanakan pada sekolah lain di Kecamatan
Cumg, umumnya di Kabupaten Tangerang.
Kepada Lembaga Pendidikan yang mengelola Program D-ll
disarankan agar hasil penelitian sebagai bahan masukan untuk
meningkatkan kualitas perkuliahan pembelajaran terpadu yang
disampaikan kepada mahasiswa calon gum SD bisa dikemas secara
praktis dan tepat guna, sehingga gum SD mempunyai kemampuan dan
keterampilan yang memadai untuk menerapkan pembelajaran terpadu di
sekolah dasar, dengan demikian perbaikan terhadap proses
pembelajaran di kelas dapat berlangsung secara terns menerus dan
berkesinambungan.
Kepada pemerintah agar dapat memberikan dukungan terhadap
upaya ini, termasuk dalam pengadaan sarana dan prasarana serta
peningkatan kualitas pembelajaran temtama dalam hai penerapan
pembelajaran terpadu di SD baik melalui pelatihan-pelatihan, kegiatan
kerja guru ( KKG ), seminar maupun berbagai kegiatan lainnya.
Kepada peneliti lainnya, disarankan untuk mengadakan penelitian
lanjutan tentang
pengembangan
pembelajaran dan
penerapan
pembelajaran terpadu di sekolah dasar dengan tema yang lebih menarik,
agar pembelajaran terpadu dapat memasyarakat di Sekolah Dasar.
DAFTAR PUSTAKA
Azis Wahab, A.et al. (1986) Materi Pokok Metodologi Pengajaran IPS.
Jakarta: Universitas Jakarta.
Banks, J.A. ( 1985) Teaching Strategies For The Sosial Studies. New
York And London: Longman.
Belen.S (1992 ) Pendidikan IPS 1 buku 1modul-6. Jakart:. Universitas
Terbuka.
Collins.G. and Dixon,H. (1991 ) Integrated Learning Palnned Curriculum.
Units. Australia. Bookshef Publishing Australia and Mltimedia
International (UK) Ltd.
Cooper, J.M. ( 1994) Classroom Teaching Skills. Toronto. Lexington,
Massachusetts: D,C. Heath And Company.
DeFina, A.A. (1992) Portfolio Assessment. USA: Scholastic Professional
Books.
DePorter.B. Reardon,M. and Singer, Nourie.S. (2000). Quantum
Teaching: Memperaktekkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Bandung: Kaifa.
DePorter.B. Reardon,M. and Singer, Nourie.S. (2000). Quantum tearing: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung:
Kaifa.
Forgarty Robin,( 1991) How To Integrate The Curricula, IRI / Skylight,
Palatine, Illinois.
Hursh, D.W. and Roos, E.Wayn. (2000) Democratic Social Education,
Social Studies For Social Change. New York & London: Farmer
Press.
Hadisubroto, Tisno ( 2000 ) Pembelajaran Terpadu. Materi pokok PGSD
Modul 1-6. Jakarta: Universitas Terbuka.
Hamalik, Oemar (2001 ) Pendekatan Terbaru Strategi Belajar Mengajar
Berdasarkan CBSA. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Hasan.S.H. ( 1996 ) Pendidikan llmu Sosial. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Proyek Tenaga Pendidik.
Jarolimek.J and Parker, W.C. ( 1993 ) Sosial Studies In Elementary
Education. New York: University Of Washinton, Seatle.
Kardiawarman, ( 2000 ) Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) Dari Kelas
Kami Untuk Kelas Anda. Bandung : PPS UPI.
Maleong, L.J. (1993) Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Noffke.S.E. and Stevenson, R.B. (1995) Educational Action Research.
New York And London: Teachers College. Colombia University
Purwanto Ngalim.M. (1995) llmu Pendidikan Teoretis dan Praktis.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Pappas,C.C,Kiefer, B.Z. and Levstik. L.S. (1995) An Integrated Language
Perspective In The Elementary School. USA: Longman .
Sunal Szymansky Cynthia. Haas. Mary E. ( 1993 ) Sosial Studies And
The Elementary / Middle School Student. New York: Joint
Council On Economic Education.
Sudjana, (1988 ) Metoda Statistik. Bandung: Tarsito.
Sumaatmaja Nursid. ( 1979 ) MetodologI Pengajaran llmu Pengetahuan
Sosial. Bandung: Alumni.
Sukandi,U. Karim,S.U. Belen.S. dan Maskur (2001). Belajar Aktif dan
Terpadu. Jakarta: The British Council.
Sudirman,N. (1991 ) llmu Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.
Somantri, M.N. (2001) Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS.
Bandung: Rosda.
Somantri,M.N. (1994) Masalah dan Proyek llmu Pengetahuan Sosial di
Sekolah dan LPTK dalam Pembangunan Nasional dan Era Globalisasi. Makalah Seminar IPS di IKIP Malang.
Stockard. J.W. (1995 ) Activities For Elementary School Sosial Studies.
Illinois. Waverland Press. Inc.
Yusuf, Syamsu. (2001) Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
( 1997 ) Pembelajaran Terpadu D-ll PGSD Dan S-2
Pendidkan Dasar. Jakarta: Depatemen Pendidikan Dan kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
(2001 ) Kurikuium Berbasis Kompetensi Jakarta: Pusat
Kurikulum-Badan penelitian Dan Pengembangan . Departemen
Pendidikan Nasional.
( 2000 ) Pedoman Penulisan Karya llmiah. Bandung:,
Depatemen Pendidikan Nasional. UPI.
(1995) Kurikuium pendidikan Dasar. Jakarta: Depdikbud.
(1995) Kurikuium Pendidikan Dasar Garis-Garis Besar Program Pengajaran Kelas III Sekolah Dasar. Jakarta:
Depdikbud.
(1996) Program Pembelajaran Terpadu D II PGSD.
Jakarta: Depdikbud.
(1996) Petunjuk Guru IPS. Jakarta: Depdikbud