• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER PADA KONSEP MASALAH SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA :Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas IV SDN Tangerang 5 Kecamatan Tangerang Kota Tangerang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER PADA KONSEP MASALAH SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA :Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas IV SDN Tangerang 5 Kecamatan Tangerang Kota Tangerang."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

PADA KONSEP MASALAH SOSIAL UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas IV SDN Tangerang 5 Kecamatan Tangerang Kota Tangerang)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi

Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh :

Oleh

DANI ENDRI KUSUMAWATI

0903763

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SERANG

(2)

MODEL PEMBELAJARAN

NUMBERED HEADS

TOGETHER

PADA KONSEP MASALAH SOSIAL UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas IV SDN

Tangerang 5

Kecamatan Tangerang Kota Tangerang)

Oleh

Dani Endri Kusumawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Dani Endri Kusumawati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

ABSTRAK

Dani Endri Kusumawati. (2013) ” Model Pembelajaran Numbered Heads

Together Pada Konsep Masalah Sosial Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Tangerang 5 Kecamatan Tangerang Kota Tangerang)”.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh temuan yang ada di SDN Tangerang 5 yaitu kesulitan siswa dalam memahami materi dan kurangnya aktivitas siswa sehingga hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS masih rendah. Karena pengajaran guru yang masih menggunakan metode ceramah. Maka dari itu, pembelajarannya diperlukan metode yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together agar siswa lebih memahami materi. Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana penggunaan model pembelajaran Numbered

Heads Together dapat diterapkan pada konsep masalah sosial di SDN Tangerang 5

Kecamatan Tangerang Kota Tangerang Tahun 2013?, (2) Bagaimana penggunaan model pembelajaran Numbered Heads Together dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep masalah sosial di SDN Tangerang 5 Kecamatan Tangerang Kota Tangerang Tahun 2013? Berdasarkan rumusan tersebut, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui bagaimana penggunaan model pembelajaran Numbered Heads Together dapat diterapkan pada konsep masalah sosial di SDN Tangerang 5 Kecamatan Tangerang Kota Tangerang Tahun 2013. (2) Untuk mengetahui bagaimana penggunaan model pembelajaran Numbered Heads

Together dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep masalah sosial di SDN

Tangerang 5 Kecamatan Tangerang Kota Tangerang Tahun 2013.

Bentuk penelitian menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK),setiap siklus memiliki empat tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Hipotesis penelitian ini adalah “Jika dalam pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together, maka akan meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep Masalah Sosial.”

(5)
(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN

ABSRTAK ... ...i

KATA PENGANTAR ... ...ii

DAFTAR ISI... ...v

DAFTAR GAMBAR ... ...viii

DAFTAR TABEL... ...ix

DAFTAR GRAFIK ... ...xi

BAB I PENDAHULUAN ... ...1

A. Latar Belakang Masalah ... ...1

B. Rumusan Masalah ... ...4

C. Tujuan Penelitian ... ...5

D. Manfaat Penelitian ... ...5

E. Definisi Istilah ... ...6

F. Hipotesis Tindakan ... ...7

BAB II KAJIAN TEORITIK ... ...8

(7)

B. Konsep Masalah Sosial Pada Pembelajaran IPS di SD ... ...12

C. Hasil Belajar Siswa di Kelas IV SD ... ...18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... ...21

A. Metode Penelitian... ...21

B. Prosedur Penelitian... ...25

C. Teknik Pengumpulan Data ... ...32

D. Instrumen Penelitian... ...32

E. Subjek dan Lokasi Penelitian ... ...43

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ... ...45

A. Pembahasan ... ...45

1. Pra siklus ... ...45

2. Siklus I... ...51

3. Siklus II ... ...57

4. Siklus III ... ...64

B. Hasil Penelitian ... ...73

1. Pelaksanaan ... ...56

2. Hasil Penelitian ... ...58

C. Jawaban Hipotesis ... ...78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... ...80

A. Kesimpulan ... ...80

(8)

DAFTAR PUSTAKA ... ...84

LAMPIRAN 1 ... ...85

LAMPIRAN 2 ... ...89

LAMPIRAN 3 ... ...109

(9)

DAFTAR GAMBAR

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Pada Pra Siklus ... ... . 47

Tabel 4.2 Hasil Observasi Kegiatan Guru pada Siklus I ... ... . 52

Tabel 4.3 Hasil Observasi Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran IPS dengan Menggunakan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada Siklus I ... ... . 54

Tabel 4.4 Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I ... ... . 55

Tabel 4.5 Hasil Observasi Kegiatan Guru pada Siklus II ... ... . 59

Tabel 4.6 Hasil Observasi Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran IPS dengan Menggunakan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada Siklus II ... ... . 61

Tabel 4.7 Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II ... ... . 62

Tabel 4.8 Hasil Observasi Kegiatan Guru pada Siklus III ... ... . 66

(11)

Tabel 4.10 Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Pada Siklus III... ... . 71

Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Observasi Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran IPS dengan Menggunakan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Siklus I, II dan III ... ... . 76

(12)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Rekapitulasi Hasil Observasi Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran IPS dengan Menggunakan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Siklus I, II dan III ... ... . 76

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu upaya untuk mencerdaskan anak bangsa, yaitu melalui pendidikan. Sebab pendidikan merupakan salah satu jalur yang sangat strategis untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kemampuan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang memiliki keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur. Dari uraian diatas pendidikan juga pengetahuan serta keterampilan, manusia Indonesia dapat menjadi luas, mantap pendiriannya dan mandiri, memiliki jasmani dan rohani yang sehat, serta memiliki tanggung jawab kemasyarakatan dan bangsanya.

Pada hakikatnya belajar merupakan salah satu bentuk kegiatan (tingkah laku) individu dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan. Tujuan dari setiap belajar mengajar adalah untuk memperoleh hasil belajar yang optimal. Kegiatan ini akan tercapai jika siswa sebagai subjek terlibat secara aktif baik fisik maupun emosional dalam proses belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu proses pembelajaran antara guru dan siswa.

(14)

2

bahwa pembelajaran IPS harus berpusat pada anak didik. Pembelajaran IPS harus menarik, memenuhi prinsip-prinsip pembelajaran IPS. Proses belajar mengajar merupakan kegiatan yang sangat kompleks. Oleh sebab itu, untuk menjadi guru yang berhasil, perlu mempelajari dan memiliki sejumlah karakteristik. Salah satu karakteristik penting bagi guru yang berhasil yakni harus menguasai sejumlah keterampilan mengajar, khususnya model-model pengajaran sebagai sarana untuk mendorong keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar. Tidaklah cukup bagi guru hanya menggantungkan diri pada satu model pembelajaran saja. Bermodalkan kemampuan melaksanakan berbagai model pengajaran, guru dapat memilih model yang sangat baik untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu atau yang sangat sesuai dengan lingkungan belajar atau sekelompok siswa tertentu.

Berdasarkan uraian di atas, guru harus pandai memilih dan menetapkan strategi dalam melaksanakan pembelajaran, supaya pembelajaran dapat mencapai hasil yang optimal sesuai dengan tujuan. (Nur 2006:11) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan kerjasama antar siswa antar kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu upaya itu dengan menerapkan pembelajaran dengan pendekatan Cooperative Learning model

Numbered Heads Together. Model pembelajaran Numbered Heads Together

(15)

jawaban yang paling tepat sebelum disampaikan di depan kelas. Selain itu, teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkat usia anak didik (Lie, 2010 : 59). Dengan model pembelajaran tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.

Dari hasil observasi yang dilakukan di SDN Tangerang 5 Kecamatan Tangerang Kota Tangerang menyatakan bahwa pada mata pelajaran IPS khususnya materi konsep masalah sosial, hasilnya kurang maksimal atau tidak mencapai standar ketuntasan belajar, yaitu rata-rata dengan nilai 47,3 sedangkan di dalam Standar Kelulusan (KKM), standar nilai mata pelajaran IPS terutama pada konsep masalah sosial adalah 60. Hal ini disebabkan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah saja. Hal tersebut menyebabkan banyak sekali terdengar IPS menjadi pelajaran yang sangat membosankan bagi siswa. Siswa menjadi kurang aktif dan kreatif dalam proses belajar mengajar, dan ketika berlangsungnya pembelajaran banyak siswa yang mengobrol serta tidak konsentrasi ketika guru menerangkan, sehingga dari kurang memperhatikan tersebut menimbulkan permasalahan yaitu hasil belajar siswa rendah dan mendapatkan nilai hasil belajar dibawah rata-rata.

(16)

4

cara yang ditempuh adalah dengan menggunakan model pembelajaran

Numbered Heads Together karena menurut peneliti model pembelajaran

Numbered Heads Together merupakan model pembelajaran yang tepat

untuk digunakan sebagai salah satu cara meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep masalah sosial.

Atas dasar permasalahan tersebut penulis mencoba melakukan penelitian tindakan kelas di SDN Tangerang 5 Kecamatan Tangerang Kota Tangerangdengan mengambil judul “Model Pembelajaran Numbered Heads

Together Pada Konsep Masalah Sosial Untuk Meningkatkan Hasil belajar

Siswa”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini difokuskan pada penerapan pembelajaran

Numbered Heads Together untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada

konsep Masalah Sosial di kelas IV SDN Tangerang 5 Kecamatan Tangerang Kota Tangerang.

Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana penggunaan model pembelajaran Numbered Heads

Together dapat diterapkan pada konsep masalah sosial di SDN

(17)

2. Bagaimana penggunaan model pembelajaran Numbered Heads

Together dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep masalah

sosial di SDN Tangerang 5 Kota Tangerang Kecamatan Tangerang Tahun 2013?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dapat dirumuskan dari beberapa masalah diatas adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan model pembelajaran

Numbered Heads Together dapat diterapkan pada konsep masalah

sosial di SDN Tangerang 5 Kota Tangerang Kecamatan Tangerang Tahun 2013 .

2. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan model pembelajaran

Numbered Heads Together dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada

konsep masalah sosial di SDN Tangerang 5 Kota Tangerang Kecamatan Tangerang Tahun 2013.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka terdapat beberapa manfaat penelitian diantaranya :

1. Manfaat Bagi Peneliti

(18)

6

b. Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman langsung kepada peneliti dalam penggunaan model pembelajaran Numbered

Heads Together.

2. Manfaat Bagi Guru

a. Guru dapat mengetahui lebih jelas tentang penggunaan model pembelajaran Numbered Heads Together sehingga dapat dijadikan alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran IPS.

b. Guru dapat mengembangkan model pembelajaran Numbered Heads

Together pada pelajaran selain IPS.

3. Manfaat Bagi Siswa

a. Siswa lebih termotivasi karena memperoleh pengalaman belajar dengan model pembelajaran Numbered Heads Together.

b. Siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya pada konsep masalah sosial dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads

Together.

E. Definisi Istilah

Definisi istilah dalam penelitian ini adalah :

(19)

2. Masalah Sosial adalah materi masalah-masalah yang terjadi pada lingkungan masyarakat dan hanya dapat diselesaikan oleh masyarakat itu sendiri. Apabila masalah sosial diselesaikan secara individu maka masalah tersebut akan selesai dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak bisa diselesaikan.

3. Hasil Belajar adalah suatu akibat yang diperoleh dari proses belajar dengan menggunakan pengukuran berupa tes tulis, tes lisan dan perbuatan.

F. Hipotesis Tindakan

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap persoalan yang diajukan oleh PTK, jawaban itu masih bersifat teoritik, dan dianggap benar sebelum terbukti salah benarnya (data empirik) yang didapatkan di kelas dalam penelitian tindakan kelas. (Yusnandar.E:2012:15).

“Jika dalam pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran

Numbered Heads Together, maka akan meningkatkan hasil belajar siswa

(20)

22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas. Dalam buku Penelitan Tindakan Kelas, Basuki (2003:5) menjelaskan alasan PTK merupakan suatu kebutuhan bagi guru untuk meningkatkan profesionalitas seorang guru sebagai berikut :

1. PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya. Dia menjadi reflektif dan kritis terhadap apa yang dia dan muridnya lakukan.

2. PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi professional. Guru tidak lagi sebagai seorang praktisi, yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan selama bertahun-tahun tanpa ada upaya perbaikan dan inovasi, namun juga sebagai peneliti di bidangnya.

(21)

4. Pelaksanaan PTK tidak menggangu tugas pokok seorang guru karena dia tidak perlu meninggalkan kelasnya. PTK merupakan suatu kegiatan penelitian yang berintegrasi dengan pelaksanaan proses pembelajaran.

Metode PTK juga menghendaki adanya upaya perubahan atau peningkatan kualitas pembelajaran yang bermuara pada peningkatan hasil belajar pada siswa. Oleh karena itu, penelitian dengan metode PTK dilaksanakan melalui siklus, sampai perbaikan dan peningkatan itu nampak nyata perubahannya.

Sebelum tahap dalam satu siklus dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan orientasi dalam bentuk observasi pelaksanaan pembelajaran di kelas dan diskusi bersama dengan guru serta peneliti mitra tentang kondisi dan permasalahan yang dihadapi serta alternative penelitiannya.

Penelitian Tindakan Kelas dalam penelitian ini mengacu kepada model Kemmis & Taggart, (1981) dalam Hopkins, (1993), dimana dalam setiap siklus terdiri dari empat kegiatan pokok, yaitu: “Perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observating), dan refleksi (reflection).

Hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukan sebuah siklus

(22)

24

(23)

Alur Penelitian Tindakan Kelas

Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)

Gambar 3.1

Penelitian Tindakan Kelas di kembangkan dari Model Kemmis dan Mc.Tagart

Perencanaan Prasiklus

Tindakan

Observasi Refleksi Siklus I

Tindakan Refleksi Siklus II

Observasi

(24)

26

Keempat tahap dalam penelitian tersebut merupakan satu siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, dari tahap penyusunan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi. Apabila dikaitkan dengan contoh tindakan perbaikan catatan sebagaimana dikemukakan dalam bagian terdahulu, maka yang dimaksud dengan bentuk tindakan adalah pengumpulan catatan, mengoreksi, dan memberikan petunjuk kepada siswa bagaimana cara membuat catatan yang baik. Jadi bentuk penilaian tindakan tidak pernah kegiatan tunggal tetapi rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus. Informasi yang diperoleh dari langkah refleksi, merupakan bahan yang tepat untuk menyusun perencanaan siklus berikutnya.

B. Prosedur Penelitian

Secara operasional kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi beberapa tahap antara lain Pra siklus, siklus I, siklus II, dan siklus III sehingga mencapai hasil yang maksimal.

Setiap tahap pembelajaran dilakukan dengan model pembelajaran

Numbered Heads Together. Maka pembelajaran setiap tahap diteliti dan

dianalisis serta diamati. Sedangkan untuk meneliti tingkat keberhasilan dari pembelajaran ini digunakan tes yang dilakukan akhir bahasan yang diteliti.

1. Pra Siklus :

(25)

penelitian. Perizinan penelitian disampaikan kepada pihak terkait yaitu Kepala Sekolah Dasar Negeri Tangerang 5 yang menjadi lokasi peneltian. Dengan mengadakan pengamatan atau observasi peneliti dapat mengetahui tentang pemahaman siswa dalam pembelajaran IPS di SD pada konsep Masalah Sosial. Hasil observasi ini akan dijadikan bahan refleksi dan diskusi bersama guru, sebagai evaluasi atas tindakan sebelumnya. Fase yang dilakukan dalam melaksanakan observasi adalah sebagai berikut :

a. Observasi

Dalam fase ini observasi dilakukan didalam kelas. Pihak pengamat melakukan pengamatan atau observasi terhadap proses pembelajaran di kelas dalam pelajaran IPS pada konsep Masalah Sosial. Adapun yang diamati yaitu pengamatan terhadap siswa, suasana kelas, interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa, dan hal-hal yang terkait dengan PTK. Sehingga dapat memperoleh gambaran tentang pemahaman dan aktivitas siswa selama proses belajar mengajar dilaksanakan.

b. Refleksi

(26)

28

merenungkan suatu perencanaan, persis seperti yang telah dicatat dalam observasi untuk membatasi masalah-masalah yang ada menjadi satu permasalahan. Masalah yang menjadi sorotan adalah : 1) Penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together

dalam pembelajaran IPS. 2) Aktivitas siswa.

3) Hasil belajar siswa.

2. Siklus I

Merupakan langkah awal penelitian berdasarkan hasil temuan masalah dan hasil refleksi pada tahap orientasi pra siklus. Hasil temuan tersebut menjadi perncanaan pada siklus ini.

a. Perencanaan

Berdasarkan temuan pada pra siklus tindakan apa yang akan dilaksanakan pada pembelajaran IPS sebagai solusi permasalahan. Umumnya harus cukup fleksibel untuk dapat diadaptasikan dengan tindakan penelitian. Peneliti dan guru kelas menyusun rencana secara reflektif, partisipatif dan kolaboratif. Kegiatan yang dilaksakan dalam perencanaan ini adalah :

(27)

2) Mempelajari teori tentang penerapan model pembelajaran

Numbered Heads Together dalam pembelajaran di kelas.

3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran IPS di kelas IV pada materi konsep masalah social dengan penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together.

4) Mempersiapkan lembaran observasi pada aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.

a. Tindakan

Dilakukan oleh guru sebagai upaya melaksanakan pembelajaran IPS sesuai dengan RPP yang telah disusun. Tindakan dilakukan mengarah pada upaya guru menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together pada pembelajaran yang sedang berlangsung.

b. Observasi

1) Mengamati keaktifan siswa selama proses pembelajaran. 2) Mengamati pembahasan siswa pada konsep masalah sosial. c. Refleksi

(28)

30

melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal dan tindakan untuk mewujudkan tujuan penelitian. Refleksi ditujukan pada hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Dari hasil refleksi ini dapat diambil suatu keputusan tentang dilanjutkannya penelitian tindakan kelas atau dihentikan.

3. Siklus II

Merupakan langkah lanjutan penelitian berdasarkan hasil siklus I yang belum mencapai tujuan penelitian. Hasil evaluasi permasalahan menjadi perencanaan pada siklus ini.

a Perencanaan

Berdasarkan evaluasi yang didapat dari siklus I, peneliti dan guru kelas menyusun rencana secara reflektif, partisipatif dan kolaboratif. Dalam perencanaan ini dimaksudkan untuk memperbaiki beberapa kekurangan tindakan yang dilaksanakan pada siklus I. Hal-hal yang perlu direncanakan adalah :

1) Mempelajari materi pembelajaran.

(29)

b. Tindakan

Dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai lanjutan tindakan dari siklus I. Tindakan dilakukan mengarah pada upaya guru menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together pada pembelajaran yang sedang berlangsung.

c. Observasi

1) Mengamati keaktifan siswa selama proses pembelajaran. 2) Mengamati pembahasan siswa pada konsep masalah sosial. d. Refleksi

Mengingat dan merenungkan kembali tindakan yang telah dilakukan pada siklus II, persis seperti yang telah dicatat dalam observasi untuk memahami proses, masalah, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategik. Refleksi ditujukan pada aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil refleksi ini, penelitin bersama guru dapat melakukan perbaikan terhadap tindakan untuk mewujudkan tujuan penelitian.

4. Siklus III

(30)

32

penelitian. Hasil evaluasi permasalahan menjadi perencanaan pada siklus ini.

a Perencanaan

Berdasarkan temuan pada siklus II tindakan apa yang akan dilaksanakan untuk memperbaiki pada proses pembelajaran sebagai solusi permasalahan. Hal-hal yang perlu direncanakan adalah : 1) Merancang materi pembelajaran.

2) Merancang aktivitas siswa.

3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together pada konsep masalah sosial.

b. Tindakan

Dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai lanjutan tindakan dari siklus II. Tindakan dilakukan mengarah pada upaya guru menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together pada pembelajaran yang sedang berlangsung.

c. Observasi

(31)

d. Refleksi

Mengingat dan merenungkan kembali tindakan yang telah dilakukan pada siklus III, persis seperti yang telah dicatat dalam observasi untuk memahami proses, masalah, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategik. Refleksi ditujukan pada aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil refleksi ini, penelitin bersama guru dapat melakukan perbaikan terhadap tindakan untuk mewujudkan tujuan penelitian. Namun diharapkan siklus ini merupakan langkah terakhir penelitian dengan tercapainya tujuan penelitian.

C. Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dengan teknik : 1. Observasi

“Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banyak

digunakan untuk mengukur tingkah laku siswa ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya

maupun dalam situasi buatan.” (Nana Sudjana, 2009:84).

2. Wawancara

Wawancara adalah tanya jawab antara dua orang atau lebih untuk mendapatkan suatu informasi.

(32)

34

Menurut Nana Sudjana (2009:35) bahwa tes adalah serentetan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan

(tes tertulis), atau dalam bentuk perbuatan (tes perbuatan)”.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data-data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah untuk diolah. (Suharsimi, 2006:160)

Pada penelitian ini digunakan dua instrumen yaitu pedoman observasi dan pedoman tes.

1. Pedoman Observasi

Pada penelitian ini observasi yang digunakan adalah observasi sistematis yang dilakukan oleh pengamat, dalam hal ini adalah peneliti yang melakukan pengamatan dalam proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan pedoman observasi sebagai instrumen penelitian.

Adapun pedoman observasi kegiatan guru dapat dilihat pada tabel 3.1 dibawah ini :

(33)

Pedoman Observasi Kegiatan Guru Pada Siklus I

NO ASPEK YANG DIAMATI JAWABAN Keterangan Ya Tidak

Guru melakukan apersepsi pada siswa.

Guru menjelaskan pengertian masalah sosial.

Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok.

Guru membagikan nomor kepada siswa pada tiap kelompok.

Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.

Guru memberi tugas kepada siswa.

Guru memanggil suatu nomor. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalah pahaman.

Guru memberikan penguatan tentang kesimpulan materi masalah sosial.

JUMLAH JAWABAN

(34)

36

Pedoman Oservasi Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran IPS dengan Menggunakan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Pada

Siklus I

NO ASPEK YANG DIAMATI JAWABAN Keterangan Ya Tidak Mengikuti pembelajaran dengan baik.

Fokus terhadap pelajaran.

Dapat bekerjasama dengan anggota kelompok lainnya.

Aktif dalam diskusi dan menyelesaikan soal.

Dapat mempresentasikan hasil diskusi.

Kekompakan kelompok dalam mengajukan dan menjawab pertanyaan.

Konsentrasi siswa.

Menggunakan nomor urut dengan tepat.

Kesungguhan dalam mengikuti permainan.

JUMLAH JAWABAN

Tabel 3. 3

(35)

NO ASPEK YANG DIAMATI JAWABAN Keterangan

Guru melakukan apersepsi pada siswa.

Guru menjelaskan menjelaskan macam-macam masalah sosial dilingkungan sekitar.

Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok.

Guru membagikan nomor kepada siswa pada tiap kelompok.

Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.

Guru memberi tugas kepada siswa.

Guru memanggil suatu nomor. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalah pahaman.

(36)

38

masalah sosial.

JUMLAH JAWABAN

Tabel 3. 4

Pedoman Oservasi Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran IPS dengan Menggunakan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Pada

Siklus II

NO ASPEK YANG DIAMATI JAWABAN Keterangan Ya Tidak Mengikuti pembelajaran dengan baik.

Fokus terhadap pelajaran.

Dapat bekerjasama dengan anggota kelompok lainnya.

Aktif dalam diskusi dan menyelesaikan soal.

Dapat mempresentasikan hasil diskusi.

Kekompakan kelompok dalam mengajukan dan menjawab pertanyaan.

(37)

Menggunakan nomor urut dengan tepat.

Kesungguhan dalam mengikuti permainan.

JUMLAH JAWABAN

Tabel 3. 5

Pedoman Observasi Kegiatan Guru Pada Siklus III

NO ASPEK YANG DIAMATI JAWABAN Keterangan Ya Tidak

Guru melakukan apersepsi pada siswa.

Guru menjelaskan menjelaskan cara pemecahan masalah sosial. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok.

Guru membagikan nomor kepada siswa pada tiap kelompok.

Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.

(38)

40

siswa.

Guru memanggil suatu nomor. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalah pahaman.

Guru memberikan penguatan tentang kesimpulan materi masalah sosial.

JUMLAH JAWABAN

Tabel 3. 6

Pedoman Oservasi Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran IPS dengan Menggunakan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Pada

Siklus III

NO ASPEK YANG DIAMATI JAWABAN Keterangan Ya Tidak Mengikuti pembelajaran dengan baik.

Fokus terhadap pelajaran.

Dapat bekerjasama dengan anggota kelompok lainnya.

(39)

8. 9. 10.

menyelesaikan soal.

Dapat mempresentasikan hasil diskusi.

Kekompakan kelompok dalam mengajukan dan menjawab pertanyaan.

Konsentrasi siswa.

Menggunakan nomor urut dengan tepat.

Kesungguhan dalam mengikuti permainan.

JUMLAH JAWABAN

2. Wawancara

Penelitian ini menggunakan panduan wawancara untuk mengungkapkan data dan mengetahui pendapat guru, siswa atau teman sejawat secara kualitatif. Di dalam wawancara, semakin banyak informan yang diwawancarai dan semakin lama peneliti tinggal dilokasi penelitian, maka akan semakin reliable data yang diperoleh.

Adapun pedoman wawancara kegiatan guru pada pra siklus dapat dilihat di bawah ini:

Pertanyaan 1:

(40)

42

Metode apa yang ibu gunakan selama ini dalam pembelajaran IPS? Pertanyaan 3:

Apakah metode yang digunakan selama ini dapat meningkatkan aktivitas siswa?

Pertanyaan 4:

Apakah ibu pernah mencoba menggunakan metode lain pada pembelajaran IPS?

Pertanyaan 5:

Apakah ibu mengenal model pembelajaran Numbered Heads Together?

Adapun pedoman wawancara kegiatan siswa pada pra siklus dapat dilihat di bawah ini:

Pertanyaan 1:

Apakah kamu menyukai pelajaran IPS? Pertanyaan 2:

Apakah kamu menemukan kesulitan dalam pembelajaran IPS? Pertanyaan 3:

Apakah kamu merasa bosan dalam pembelajaran IPS? Pertanyaan 4:

(41)

Adapun pedoman wawancara kegiatan guru pada siklus III dapat dilihat di bawah ini:

Pertanyaan 1:

Apa pendapat ibu mengenai model pembelajaran Numbered Heads

Together?

Pertanyaan 2:

Adakah perbedaan pembelajaran sebelum dan sesudah penelitian? Pertanyaan 3:

Adakah peningkatan aktivitas siswa sebelum dan sesudah penelitian? Pertanyaan 4:

Adakah peningkatan hasil belajar siswa meningkat setelah menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together?

Adapun pedoman wawancara kegiatan siswa pada siklus III dapat dilihat di bawah ini:

Pertanyaan 1:

Bagaimana kesan kamu setelah pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together?

Pertanyaan 2:

(42)

44

Pertanyaan 3:

Apakah kamu merasa bosan dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together?

Pertanyaan 4:

Apakah kamu senang dalam pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together ?

3. Pedoman Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Suharsimi Arikunto (2006:150).

(43)

tes dapat digunakan untuk meramalkan perilaku atau prestasi mendatang, dan hasil tes merupakan data balikan tentang keberhasilan program penalaran dan informasi untuk pembuatan keputusan.

Tes ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah melaksanakan proses pembelajaran. Tes ini berbentuk pilihan ganda dan isian singkat dengan menggunakan soal yang berbeda setiap siklus.

Tabel 3.7

Pedoman Hasil Tes Belajar Siswa

NO NAMA NILAI

1.

2.

3.

4.

(44)

46

E. Subjek dan Lokasi Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IV SDN Tangerang 5 Kecamatan Tangerang Kota Tangerang dengan jumlah siswa 30 orang.

2. Lokasi Penelitian

(45)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari data yang telah diperoleh selama penelitian berlangsung mengenai model pembelajaran Numbered Heads Together dalam pembelajaran IPS tentang masalah sosial dapat disimpulkan bahwa :

1. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Numbered Heads Together dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa,

ini semua dapat dilihat dari persentase aktivitas belajar siswa pada tahap siklus I sebesar 40%, meningkat pada siklus II sebesar 70% dan terus meningkat pada siklus III sebesar 100%. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together telah menumbuhkan situasi belajar siswa kelas IV yang mendukung dan dapat membuat siswa lebih aktif karena metode dan bahan ajar serta strategi lebih menarik, dengan diadakannya diskusi sehingga siswa ikut berperan aktif agar siswa dapat memahami konsep masalah sosial dengan mudah. 2. Penggunaan model pembelajaran Numbered Heads Together dapat

(46)

84

menunjukan hasil yaitu sebesar 47,3 dan siklus I sebesar 53,3. Hasil belajar pada siklus II sebesar 64,3. Hasil belajar pada siklus III sebesar 85. Apabila dijumlahkan maka peningkatan hasil belajar siswa dari pra siklus sampai siklus III yaitu sebesar 37,7. Dengan demikian penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sehingga hasil tes yang diperoleh dapat mencapai taraf penguasaan hasil yang maksimal dalam belajar tuntas.

B. Saran

Pembelajaran IPS sebaiknya diberikan dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together, karena berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terungkap bahwa siswa lebih termotivasi dan lebih bersemangat pembelajaran IPS. Karena menurut siswa pembelajaran IPS itu tidak membosankan dan sangat menyenangkan.

Berdasarkan pembahasan temuan dan hasil penelitian, maka saran yang dapat peneliti sampaikan kepada :

1. Guru

(47)

jangan dijadikan alasan untuk tidak mencoba metode pembelajaran yang baru. Model pembelajaran Numbered Heads Together dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi kesulitan belajar siswa.

2. Kepala Sekolah

Kepala Sekolah selaku pimpinan yang memegang otoritas kebijakan disekolah hendaknya mendukung dan memberikan bantuan baik secara moral maupun material demi kemajuan sekolah. Dalam melakukan pembinaan tidak sekedar sebagai syarat bukti fisik kenaikan golongan akan tetapi bertujuan untuk meningkatkan kualiatas pemebelajaran. 3. Para Peneliti

Bagi para mahasiswa atau peneliti yang akan menulis skripsi atau karya ilmiah dalam bidang pendidikan, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dalam penelitian yang sejenis tentang pembelajaran Cooperative Learning model Numbered Heads Together. 4. Untuk Pengawas

(48)

86

Rekomendasi

(49)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, dkk. (2008). Peelitian Tindakan Kelas . Jakarta : Bumi Aksara.

Hisnu, Tantya. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SD/MI Kelas 4. Jakarta : Pusat Perbukuan

Kunandar. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada Lie, Anita. (2010). Cooperative Learning. Jakarta : PT. Grasindo

Martiyono. (2012). Perencanaan Pembelajaran. Yogyakarta : Aswaja Presindo

Ni’mach ima dan Mudjahid A.(2010). Penelitian Pendidikan. Serang : tidak

dipublikasikan

Riyanto, Yatim. (2012). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media

Sudjana, Nana. (2009). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning : Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Gambar

Gambar 3.1  Alur Penelitian Tinadakan Kelas di kembangkan dari Model Kemmis
Tabel 4.1  Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Pada Pra Siklus ................... .................
Tabel 4.11 Rekapitulasi Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Siklus I, II dan III.................
Grafik 4. 2 Rekapitulasi Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Siklus I, II dan III..............77
+7

Referensi

Dokumen terkait

PSAP berbasis akrual untuk pelaporan finansial, yang pada PSAP 12. memfasilitasi pencatatan pendapatan dan beban dengan

[r]

fungsi pemberian bantuan LPSK yang dalam pelaksanaanya pemberian bantuan akan bekerja sama dengan lembaga terkait lainnya (instansi yang berwenang). Dengan lahirnya PP No 44

Hasil penelitian ini menunjukan ada hubungan yang bermakna secara statistik antara pola asuh orang tua dengan keberhasilan toilet training pada anak usia 4-6

Subyek pada studi kasus ini adalah 2 klien yang mengalami post sectio caesarea dengan masalah hambatan mobilitas fisik di ruang nifas delima RSUD Bangil dengan 3 kali

Tujuan penelitian ini adalah merancang aplikasi multimedia interaktif, berupa aplikasi game edukasi yang digunakan sebagai media pembelajaran pengenalan bahasa inggris untuk

Untuk menjawab soal ini kita harus mencari berapa panjang kawat yang diperlukan untuk membuat sebuah model. kerangka kubus, yaitu r =

30103147344 Dedek Meilani S1 PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN 6 Ditjen Pendidikan Dasar Perancang Sarana Pendidikan 30103138144 Arman Satya Prayoga S1 KURIKULUM DAN