Universitas Kristen Maranatha | iv
ABSTRAK
PERANCANGAN INTERIOR BIN HOUSE DI BANDUNG DENGAN KONSEP “FROM TRADITON TO MODERN”
Jessica / 1063049
Batik merupakan kain khas masyarakat Indonesia. Batik ditetapkan sebagai
warisan budaya dunia oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 yang juga
ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional oleh pemerintah Indonesia. Josephine
Werratie Komara atau yang populer dengan nama Obin adalah salah satu desainer
batik Indonesia yang karya-karyanya dikenal hingga ke mancanegara. Obin
memiliki tekad untuk melestarikan kebudayaan Indonesia khususnya pada kain,
tentu saja akan menambah rasa cinta, peduli, dan menghargai budaya bangsa.
Untuk mewujudkan tekad Obin dan meningkatkan kualitas karyanya, maka
dibutuhkan fasilitas-fasilitas untuk mendukung usaha yang sudah dibangun sejak
puluhan tahun, sehingga desain interior secara langsung berperan dalam
mendukung terciptanya interior ruangan yang dapat memberikan kenyamanan
bagi pemilik maupun konsumen.
Konsep dalam perancangan interior Bin House adalah “From Tradition To
Modern”. Konsep tersebut dipilih karena melihat keinginan Obin untuk terus melestarikan kain tradisional Indonesia untuk generasi yang akan datang.
Kata Kunci: batik, Bin House, kain tradisional Indonesia, “From Tradition To
Universitas Kristen Maranatha | v
ABSTRACT
THE INTERIOR DESIGN OF BIN HOUSE IN BANDUNG
WITH THE CONCEPT OF “FROM TRADITION TO MODERN”
Jessica / 1063049
Batik is typical cloth of Indonesian people. It was decided as a world cultural
heritage by UNESCO on October 2, 2009, which then becomes the National Batik
Day by Indonesia’s government. Josephine Werratie Komara, or better known
with the name Obin, is one of Indonesia’s batik designers. Her works are well known throughout the world. Obin is determined to preserve Indonesian culture,
specifically by focusing on cloth. This of course will increase people’s love, care,
and appreciation towards the national culture.
In order to fulfill Obin’s determination, and to improve the quality of her works, it
is necessary to have some facilities to support the business that have been built for
decades, so that the interior design can directly participate in the creation of the
interior of a room which can give comfort for both the owner and consumers.
The concept of the interior design of Bin House is “From Tradition to Modern”. This concept is chosen because of Obin’s desire to preserve Indonesia’s
traditional cloth for the generations to come.
Keywords: batik, Bin House, Indonesia’s traditional cloth, “From Tradition To
Universitas Kristen Maranatha | vi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 2
1.3 Ide / Gagasan Perancangan ... 3
1.4 Rumusan Masalah ... 3
1.5 Tujuan Perancangan ... 4
1.6 Manfaat Perancangan ... 4
1.7 Ruang Lingkup Perancangan ... 4
1.8 Sistematika Penulisan ... 6
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
2.1 Batik ... 7
2.1.1 Sejarah Batik di Indonesia ... 7
2.1.2 Jenis Batik ... 8
2.1.3 Motif Batik ... 10
2.2 Bin House ... 11
2.2.1 Sejarah Bin House ... 11
2.3 Galeri Seni ... 18
2.3.1 Definisi Galeri Seni ... 18
2.3.2 Macam Galeri Seni ... 18
2.3.3 Fungsi Galeri ... 19
Universitas Kristen Maranatha | vii
2.3.5 Standar Perencanaan dan Perancangan Galeri ... 20
2.4 Store / Retail ... 20
2.4.1 Definisi Retail ... 20
2.4.2 Fungsi dan Karakteristik Retail ... 21
2.4.3 Ergonomi Retail ... 22
2.4.4 Display ... 23
2.5 Studi Banding Rumah Batik Komar ... 25
BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI ... 29
3.1 Deskripsi Proyek ... 29
3.1.1 Deskripsi Lokasi ... 30
3.1.2 Deskripsi Fungsi Objek Studi ... 30
3.1.3 Analisa Site ... 31
3.1.4 Analisa Bangunan ... 33
3.2 Analisa Fungsional ... 35
3.2.1 Identifikasi User ... 35
3.2.2 Flow Activity & Job Description Bin House... 36
3.3 Programming ... 40
3.3.1 Tabel Kebutuhan Ruang ... 40
3.3.2 Bubble Diagram ... 41
3.3.3 Zoning-Blocking ... 42
BAB IV PERANCANGAN INTERIOR BIN HOUSE ... 44
4.1 Implementasi Konsep ... 44
4.1.1 Konsep Bentuk ... 45
4.1.2 Konsep Warna ... 45
4.1.3 Konsep Tekstur….………....………...………. 46
4.1.4 Konsep Pola.………...… 46
4.1.5 Konsep Material .………...……….…...………... 46
4.1.6 Konsep Pencahayaan .………...……….………...… 47
Universitas Kristen Maranatha | viii
4.2 Konsep Desain ... 47
4.3 Penerapan Konsep Pada Interior Bin House ... 48
4.3.1 Lantai I ………. 49
4.3.2 Lantai II ……….………... 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 74
5.1 Kesimpulan ... 74
5.2 Saran ... 75
DAFTAR PUSTAKA ... xii LAMPIRAN
Universitas Kristen Maranatha | xii
DAFTAR TABEL
Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Batik merupakan kain khas masyarakat Indonesia. Batik ditetapkan
sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009
yang juga ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional oleh pemerintah Indonesia.
Seiring berkembangnya zaman, keindahan batik semakin banyak mengundang
peminat bukan hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri. Hal ini
menyebabkan banyaknya bermunculan desainer-desainer batik berbakat yang
menciptakan karya-karya yang beraneka ragam.
Salah satu desainer batik Indonesia yang karya-karyanya dikenal hingga
ke mancanegara yaitu Josephine Werratie Komara atau yang populer dengan
nama Obin. Obin terlahir sebagai perempuan keturunan Tionghoa yang mulai
mencintai kekayaan budaya Indonesia sejak masih kecil, terutama pada kain.
Universitas Kristen Maranatha | 2 dari seluruh pelosok Indonesia. Bagi Obin, kain mencirikan budaya dan
tradisi, karena itu jika budaya dan tradisi hilang maka kain hanya akan
menjadi selembar kain. Selama puluhan tahun dengan pendekatan modern,
Obin konsisten menghidupkan kembali kebudayaan dan tradisi yang sudah
banyak ditinggalkan karena dianggap kuno.
Melihat tekad Obin yang ingin melestarikan kebudayaan Indonesia
khususnya pada kain, tentu saja akan menambah rasa cinta, peduli, dan
menghargai budaya bangsa. Di zaman modern ini, semakin banyak
masyarakat yang kurang peduli terhadap budayanya, hal ini tentu sangat
disayangkan melihat begitu beranekaragamnya budaya Indonesia yang harus
di lestarikan.
Pada tahun 1986, Obin membuka toko pertamanya di daerah Menteng
Jakarta Pusat yang diberi label Bin House. Lokasi Bin House yang berada di
daerah Menteng merupakan rumah tinggal yang dijadikan toko oleh Obin.
Kondisi bangunan masih menggunakan bangunan tua, dengan luas bangunan
± 500m². Bangunan ini memiliki lahan parkir yang dapat menampung sekitar
4 sampai 5 mobil. Memiliki halaman yang tidak terlalu luas dan terdapat
workshop kecil pada bagian belakang rumah. Interior rumah Bin House masih
menggunakan lantai dan dinding asli bangunan tua. Di bagian dalam bangunan
terdapat area toko yang tidak terlalu luas dan banyak sekat dinding sehingga
terkesan sempit.
Untuk mewujudkan tekad Obin dan meningkatkan kualitas karyanya,
maka dibutuhkan fasilitas-fasilitas untuk mendukung usaha yang sudah
dibangun sejak puluhan tahun, sehingga desain interior secara langsung
berperandalam mendukung terciptanya interior ruangan yang dapat
memberikan kenyamanan bagi pemilik maupun pengunjung yang pada saat ini
masih kurang memadai.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka didapatkan permasalahan yaitu
Universitas Kristen Maranatha | 3 Store Bin House memiliki luas lahan yang sempit dengan ruangan terbatas
sementara jumlah koleksi kain yang sangat beragam sehingga terlihat kurang
menarik pada display. Sempitnya sirkulasi pada store Bin House serta
kurangnya pencahayaan alami juga menyebabkan kesan tidak ergonomis dan
mengurangi kenyamanan pemilik, pekerja dan pengunjung. Maka dari itu
timbul ide untuk merancang interior pada Bin House yang dapat memenuhi
kebutuhan pemilik, pekerja, dan pengunjung dilihat dari fungsi dan desainnya,
serta dapat memberikan edukasi mengenai budaya Indonesia khususnya kain
pada pengunjung.
1.3 Ide / Gagasan Perancangan
Ide untuk merancang Bin House timbul karena fasilitas yang kurang
memadai baik dari luas lahan maupun pen-display-an pada kain produk Obin,
oleh karena itu dengan lokasi yang berada di Jl. Tamblong – Asia Afrika, yang
merupakan salah satu destinasi wisata sejarah di Bandung, Bin House akan
dirancang secara modern namun tetap menjaga ciri khas dari Obin sendiri
yaitu tradisional, agar mengundang pengunjung untuk lebih mengenal budaya
Indonesia, khususnya kain batik secara lebih dalam. Perancangan interior Bin
House diperuntukkan bagi masyarakat yang berusia 15 – 50 tahun. Fasilitas
yang dirancang meliputi area store, area gallery dan cafe, serta area fitting
room.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang diidentifikasi dan ide perancangan mengenai
perancangan Bin House maka masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana merancang Bin House dengan unsur modern yang dapat
memfasilitasi pengunjung dengan edukasi mengenai kain tradisional
Indonesia?
2. Bagaimana desain display pada Bin House yang sesuai dengan produk
Universitas Kristen Maranatha | 4
3. Bagaimana penerapan konsep dalam perancangan sehingga merefleksikan
visi Obin yaitu “From Tradition To Modern” dalam implementasi desain
yang dapat mendukung aktifitas pengunjung?
1.5 Tujuan Perancangan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, adapun tujuan
perancangan Bin House yaitu :
1. Mengaplikasikan unsur modern yang dapat memfasilitasi pengunjung
dengan memberikan edukasi mengenai kain tradisional Indonesia.
2. Mengaplikasikan desain display pada Bin House yang sesuai dengan
produk kain batik yang dapat mendukung kegiatan komersial pada Bin
House.
3. Mengaplikasikan konsep yang merefleksikan visi Obin yaitu “From
Tradition To Modern” dalam implementasi desain yang dapat mendukung
aktifitas pengunjung.
1.6 Manfaat Perancangan
Perancangan Bin House diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Mengajak masyarakat untuk lebih mencintai, menghargai, dan peduli
terhadap budaya Indonesia, khususnya pelestarian kain tradisional
Indonesia
2. Mengajak masyarakat untuk bersama-sama melestarikan budaya
Indonesia.
1.7 Ruang Lingkup Perancangan
Perancangan Bin House difokuskan kepada tata ruang dan ergonomi
display produk sesuai kebutuhan. Fasilitas dikategorikan menjadi 3 bagian,
yaitu fasilitas utama, fasilitas pendukung dan service area dengan penjelasan
sebagai berikut:
Universitas Kristen Maranatha | 5 1. Store Area
Area tempat menjual berbagai macam kain tradisional Indonesia
produk Obin, pakaian, dan aksesoris.
2. Gallery
Berupa area pamer yang menampilkan koleksi kain tradisional
Indonesia milik Obin dan informasi mengenai sejarah kain sesuai
dengan visi Obin dalam melestarikan kain tradisional Indonesia.
3. Cafe
Merupakan tempat untuk para pengunjung Bin House bersantai dan
dapat dijadikan sarana untuk melakukan diskusi mengenai kain
tradisional Indonesia.
b. Fasilitas pendukung
1. Information Center
Ruangan untuk meletakan meja resepsionis dan difungsikan sebagai
sarana informasi bagi pengunjung Bin House.
2. Fitting Room
Fitting room umumnya digunakan untuk mencoba baju yang akan
dibeli oleh pengunjung, namun dalam perancangan Bin House ini
ditambahkan area duduk yang dilengkapi meja untuk dapat menggelar
kain sehingga pengunjung dapat lebih mudah dalam memilih kain serta
dapat berdiskusi mengenai kain tradisional Indonesia.
c. Service Area
1. Storage
Fasilitas ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu storage untuk menyimpan
produk Bin House dan storage untuk menyimpan keperluan
operasional dan maintenance Bin House.
2. Kantor
Merupakan fasilitas untuk melakukan kegiatan operasional Bin House.
Fasilitas ini dibagi menjadi ruang kerja untuk owner, manajer dan staf.
3. Lavatory
Universitas Kristen Maranatha | 6 1.8 Sistematika Penulisan
Penyusunan laporan tugas akhir ini diuraikan menjadi beberapa bab sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisikan pembahasan mengenai latar belakang, ide/gagasan perancangan Bin
House, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan perancangan, manfaat
perancangan, dan ruang lingkup perancangan serta sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Merupakan kumpulan hasil studi literatur serta hasil survei yang digunakan
sebagai dasar perancangan interior Bin House.
BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI
Pembahasan mengenai deskripsi proyek, deskripsi site, identifikasi user secara
lengkap, flow activity, user activity, zoning-blocking, implementasi konsep
dan tema pada perancangan.
BAB IV PERANCANGAN INTERIOR BIN HOUSE
Bab ini menjelaskan mengenai perancangan interior Bin House melalui
penerapan konsep desain yaitu “From Tradition to Modern” pada ruang
interior baik perancangan secara umum maupun secara khusus. Perancangan
tersebut mencakup elemen lantai, dinding, ceiling, warna, material, bentuk,
pencahayaan, penghawaan, tekstur, pola, furniture, dan sirkulasi.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan hasil perancangan yang telah dilakukan
yang menjawab rumusan masalah dan saran mengenai perancangan untuk
Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pada perancangan Bin House dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu
Bin House dirancang dengan bangunan yang memiliki luasan cukup dan
tidak sempit sehingga sirkulasi menjadi nyaman. Dalam perancangan Bin
House terdapat fasilitas berupa galeri yang dikhususkan untuk memudahkan
pengunjung untuk mengeksplorasi koleksi kain tradisional Indonesia dan
memberikan informasi mengenai sejarah kain tradisional kepada pengunjung.
Display pada area store di desain dan di tata lebih jelas sesuai dengan jenis
produk yang ditampilkan. Pada display menggunakan jenis open display
dimana pengunjung dapat menyentuh untuk mengetahui tekstur kain dan
jenis kain sehingga terlihat menonjolkan karya Bin House. Pencahayaan
Universitas Kristen Maranatha | 75 produk dengan lebih jelas. Perancangan Bin House menerapkan konsep “From Tradition To Modern” dengan memadukan unsur tradisional pada interior bangunan yang kontras dengan unsur kontemporer. Terdapat 2 unsur
tradisional yang diaplikasikan yaitu menggunakan motif batik kawung dan
motif Cina peranakan yang diimplementasikan pada galeri dan lobby.
Sedangkan unsur kontemporer diinterpretasikan ke dalam bentuk geometris
diimplementasikan pada seluruh fasilitas pada store Bin House.
5.2 Saran
Berdasarkan penjelasan-penjelasan sebelumnya penulis menyampaikan
saran sebagai berikut:
1. Guna memberikan edukasi tentang pelestarian kain batik tradisional
Indonesia diharapkan dapat diselenggarakan event regular baik berupa
diskusi atau pameran untuk menyebarluaskan pelestarian kain tradisional
Indonesia.
2. Dalam merancang Bin House beberapa hal yang perlu diperhatikan
adalah konsep yang diangkat, desain yang sesuai dengan fungsi, dan
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Panero, Julius, AIA, ASID. Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Jakarta: Erlangga
Kusrianto, Adi. (2013). Batik Filosofi, Motif, dan Kegunaan. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Drs. Hamzuri. (1994). Batik Klasik, Classical Batik. Penerbit Djambatan.
Kerlogue, Fiona. (2004). Batik Design, Style & History. Thames & Hudson.
Roojen, Pepin van. (1993,2001). Batik Design. Singapore: Pepin van Roojen.
Gilbert D. (2003), Retail Marketing Management, 2nd Edition, Financial
Times/Prentice Hall, London.
Berman, B, and Evans, J, R. (2001), Retail Management. A Strategic Approach,
8th Edition, Upper Saddle River, Prentice Hall.
Davidson R. William, Sweeney J. Daniel, Stampfl W. Ronald. (1988). Retailing Management, 6th Edition, John Wiley.
Shultz J. William. (1992), The Rotarian, Rotary International.