i
Wiwin Rahayuningsih, 2013
OPTIMALISASI LINGKUNGAN INDUSTRI KREATIF
SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN DESAIN SENI HIAS
PADA SISWA SMPN I NGAMPRAH
KABUPATEN BANDUNG BARAT
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Magister Pendidikan Seni
Oleh :
WIWIN RAHAYUNINGSIH NIM 1101211
PROGRAM PENDIDIKAN SENI
SEKOLAH PASCASARJANA
ii
Wiwin Rahayuningsih, 2013
2013
OPTIMALISASI LINGKUNGAN INDUSTRI KREATIF
SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN DESAIN SENI HIAS
PADA SISWA SMPN I NGAMPRAH
KABUPATEN BANDUNG BARAT
Oleh :
Wiwin Rahayuningsih S.Pd IKIP Bandung, 1994
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Wiwin Rahayuningsih 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
iii
Wiwin Rahayuningsih, 2013
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Dr. Ayat Suryatna, M.Si NIP. 196403011989011001
Mengetahui :
Ketua Program Studi Pendidikan Seni
iv
Wiwin Rahayuningsih, 2013
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis dengan judul : “ OPTIMALISASI
LINGKUNGAN INDUSTRI KREATIF SEBAGAI SUMBER
PEMBELAJARAN DESAIN SENI HIAS PADA SISWA SMPN 1
NGAMPRAH KABUPATEN BANDUNG BARAT” ini beserta seluruh
isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika
keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap
menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan terhadap saya apabila kemudian
ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini”.
Bandung, Mei 2013
Yang membuat Pernyataan,
Wiwin Rahayuningsih, S.Pd
v
Wiwin Rahayuningsih, 2013
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil„alamiin, segala puji dan syukur bagi Allah SWT, yang telah memberikan curahan kasih sayang, rahmat dan hidayah, sumber dari
segala ilmu dan kebenaran, yang telah memberikan ketenangan dan kesehatan,
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dalam bentuk tesis ini.
Shalawat dan salam kita limpahkan terhadap junjungan alam Nabi
Muhammad SAW, yang telah memberikan dan menyampaikan kepada kita semua
ajaran Iman dan Islam yang sudah terbukti kebenarannya dan semakin terus abadi
sampai akhir zaman.
Tesis yang berjudul : “OPTIMALISASI LINGKUNGAN INDUSTRI
KREATIF SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN DESAIN SENI HIAS PADA SISWA SMPN I NGAMPRAH KABUPATEN BANDUNG BARAT” Merupakan hasil pemahaman dan inspirasi selama mengikuti perkuliahan di
Program Pascasarjana UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Bandung.
Bahwa siswa-siswi SMP Negeri di Kabupaten Bandung di dalam pembelajaran
menggambar desain seni ragam hias masih cukup terampil, sehingga perlu
mengoptimalkan pembelajaran seni desain ragam hias tersebut agar kemampuan
para siswa didalam mendesain dapat meningkat. Sebagai acuan dalam
pengelolaan pembelajaran Seni Budaya di SMP Negeri 1 Ngamparah, maka dalam
hal ini peneliti merasa terdorong untuk melakukan penelitian.
Jika di lihat dari isinya, tesis ini memang terlihat sederhana walaupun
tidak sedikit andil yang ikut terlibat dalam penulisan tesis ini baik secara langsung
maupun tidak langsung. Bagi penulis, mulai dari matrikulasi, perkuliahan sampai
penulisan tesis ini merupakan pengalaman yang sangat berharga dan
vi
Wiwin Rahayuningsih, 2013
dalam berbuat dan bertindak terutama yang berkaitan langsung dengan tugas
peneliti sebagai guru.
Penghargaan dan rasa terima kasih yang tulus dari lubuk hati yang paling
dalam, peneliti sampaikan kepada Dr. Sukanta, S. Kar, M.Si., dan Dr. Ayat
Suryatna, M.Si., selaku pembimbing pada penulisan tesis ini yang masih penuh
semangat disela-sela kesibukan beliau berdua memberikan bimbingan, saran-saran
serta motivasi. Terima kasih juga untuk kesabaran dan pengertiannya pada saat
peneliti merasa lelah dan menemukan kesulitan dalam penulisan. Jika masih ada
kekurangan dan kesalahan dalam penulisan tesis ini, hal ini tiada lain akibat dari
kekurangpahaman peneliti dalam mencerna, dan menyerap segala, sesuatu yang
disampaikan oleh kedua pembimbing tersebut.
Penghargaan dan terima kasih yang setulus-tulusnya peneliti sampaikan
pula, kepada Prof. Dr. H. Didi Suryadi, M.Ed sebagai Direktur SPs UPI Bandung
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu di
Pascasarjana UPI Bandung, kepada Dr. Sukanta, S. Kar, M.Si., selaku Ketua
Program Studi Pendidikan Seni serta para dosen di Pascasarjana UPI Bandung
yang telah memberikan ilmu yang sangat berharga, telah mewarnai pola pikir
peneliti sehingga sangat membantu dalam penulisan tesis ini. Tidak lupa pula
kepada seluruh staf dan karyawan yang bertugas terutama karyawan di lingkungan
Pascasarjana, dan umumnya di lingkungan Kampus UPI Bandung.
Penghargaan dan terima kasih juga peneliti sampaikan kepada Kepala
Sekolah, Guru dan Siswa SMP Negeri 1 Ngamprah di Kabupaten Bandung Barat
juga kepada Staf Tata Usaha yang telah memberikan penjelasan dengan setulus
hati memberikan waktu dan tempatnya kepada peneliti.
Terima kasih juga untuk seluruh rekan-rekan satu angkatan 2011 yang
tidak lepas-lepasnya memberikan dukungan kepada peneliti, teman dalam suka
vii
Wiwin Rahayuningsih, 2013
Terima kasih juga penghargaan yang di berikan oleh H. Andi Suhaya
M.MPd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Ngamprah yang telah memberi
dukungan dan memotivasi kepada peneliti.
Spesial untuk kedua orang tua peneliti yang tercinta yang tiada
henti-hentinya mendoakan penulis mulai dari lahir sampai sekarang.
Mudah-mudahan Allah SWT selalu melindungi beliau. Teristimewa kepada
Suamiku tercinta, Dede Suparjo, M.M.Pd yang telah memberikan kesempatan
kepada istri untuk melanjutkan studinya, memberikan pengertian dan kesabaran
dorongan dan rasa cinta yang tiada hentinya, sehingga penulis selalu ada yang
melindungi dalam susah maupun senang, juga kepada anaku tersayang yaitu Zachra Galuhani dan Ilma Rahmatillah Sa‟hadah karena dengan keiklasan dan rasa sayang mereka tunjukan dengan tetap melakukan aktivitasnya walaupun
mereka sibuk dengan studinya namun tetap membantu peneliti dalam
menyelesaikan tesis ini.
Akhirnya, dengan penuh Kesadaran diri dan kerendahan hati, peneliti
menyadari masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan yang peneliti miliki,
karena peneliti sadar bahwa kelebihan dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT,
peneliti memohon kritik dan sarannya sehingga kajian yang ditampilkan dapat
disempurnakan lagi demi pendidikan yang lebih baik di masa sekarang maupun
masa yang akan datang.
viii
Wiwin Rahayuningsih, 2013
Wiwin Rahayuningsih, 2013
ABSTRAK
Banyaknya tantangan menyebabkan kreativitas muncul dan berkembang. Dalam pembelajaran guru seni rupa, Guru profesional harus mencoba membuat desain pembelajaran yang melibatkan para siswa SMP untuk memanfaatkan industri kreatif. Fokus penelitiannya, yakni Bagaimana mengoptimalisasi
lingkungan industri kreatif sebagai sumber pembelajaran seni hias pada siswa SMPN Ngamprah Bandung Barat?. Tujuan penelitiannya adalah menemukan
konsep pembelajaran Seni Rupa, khususnya Seni Hias dengan memanfaatan lingkungan industri kreatif.
Industri kreatif harus menjadi kebijakan pemerintah, karena terbukti melahirkan produk-produk unngulan yang inovatif. Desain adalah bagian dari industri kreatif yang menekankan pada kekriyaan, fungsi dan ragam hias. Ragam hias adalah semua bentuk dekorasi yang dipakai untuk memperindah bangunan. Pendidikan seni akan berkontribusi terhadap pengembangan individu antara membantu pengembangan mental, emosional, kreativitas, estetika, sosial dan fisik. Untuk itu perlu disusun sumber pembelajaran seni rupa industri kreatif dalam pembelajaran Seni Hias di SMP.
Metoda penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang menggambarkan situasi atau kejadian. Sedangkan pendekatan penelitian yang digunakan dalam kajian ini yaitu adalah pendekatan budaya. Teknik pengumpulan datanya, yakni teknik observasi, wawancara dan studi dokumen. Analisis data dilakukan dengan Checking data, organizing dan coding
data, dimaksudkan untuk mengurangi jumlah data menjadi bagian kecil unit-unit
analisis untuk memudahkan peneliti memfokuskan pengumpulan data berikutnya . Hasil penelitiannya. Perkembangan Kota Cimahi dan sekitarnya telah tumbuh dan berkembang industri kreatif Seni Rupa dengan beragam bentuknya. Salah satunya adalah industri kreatif Maika. Jenis desain yang diproduksi industri kreatif Maika, yakni bentuk motif tumbuh-tumbuhan, motif bentuk hiasan geometris dan pemaduan berbagai bentuk geometris; bentuk motif hewan, khususnya capung, kupu-kupu, burung, dan bentuk motif hias bagian-bagian badan manusia. Sedangkan aplikasi desain utamanya digunakan untuk tas, busana muslim, penutup kepala, kerudung, sajadah, dll. Langkah-langkah penyususnan sumber pembelajaran, yakni: Melakukan persiapan; Menetapkan jenis-jenis materi ragam hias Maika; Merumuskan prinsip-prinsip pembelajaran ragam hias Maika; Menentukan berbagai sumber belajar lain yang menunjang. Dampak pemanfaatan industri kreatif Maika untuk pembelajaran ragam hias adalah kemampuan penambahan pengetahuan yang mendorong untuk mengekpresikan diri dengan berbagai ragam motif hias yang sesuai dengan gagasan. Sedangkan peningkatan apresasi ragam hias tampak dari kemampuan menjelaskan keunikan dan kelebihan karya desain Seni Hias.
Wiwin Rahayuningsih, 2013
ABSTRACT
Many challenges causing emerging and developing creativity. In art teacher learning, Professional teachers should try to make learning design involving junior high students to take advantage of the creative industry. The focus of her research, which is How to optimize the environment of creative industries as a source of decorative arts learning on students of SMP Ngamprah West Bandung?. Research goal is to find the concept of learning art, especially the decorative arts creative utilization of industrial environments.
Creative industries according should be the policy of the government, because it proved superior products spawned innovative. Design is the creative part of the industry that emphasizes kekriyaan, function and ornaments. Ornaments are all forms of decoration used to embellish the building. Art education will contribute to the development of individuals between helping the development of mental, emotional, creative, aesthetic, social and physical. For it is necessary to develop sources of learning in the creative arts industry, decorative arts learning in junior high.
Research method used is descriptive research is a research method that describes a situation or event. While the research approach used in this study is the cultural approach. Data collection techniques, namely observation, interviews and document research. Data analysis was carried out by checking the data, organizing and coding the data, intended to reduce the amount of data into a small part units of analysis to facilitate data collection researchers for the next focused.
Research results. Cimahi development and surrounding area has been growing and developing the creative industries with a variety of art forms. One is a creative industry Maika. This type of design produced Maika creative industry, which forms the motive of herbs, geometric motifs form of decoration and matching geometric shapes; forms of animal motifs, especially dragonflies, butterflies, birds, and decorative motifs form of human body parts. While the application is mainly used for bag design, muslim clothing, head covering, veil, mat, etc.. Steps arranging learning resources, namely: How to get started; Define the types of decorative material Maika; Formulate learning principles decorative Maika; Specify various other learning resources that support. The impact of the utilization of creative industry Maika for learning decorative additions knowledge is the ability to express themselves encouraged with various decorative motifs which fits the idea. While a growing appreciation decorative look of the ability to explain the uniqueness and advantages of the design work of decorative art.
vii
B. Fokus Penelitian dan Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
4. Konsep Pendidikan Seni Rupa ... 44
a. Konsep Pembelajaran ... 44
b. Konsep Sumber Pembelajaran ... 52
B. Kerangka Pemikiran ... 55
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 57
B. Tehnik Pengumpulan Data ... 61
C. Sumber Data Penelitian ... 63
D. Instrumen Penelitian ... 64
E. Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 65
F. Analisis Data ... 67
G. Pengujian Tingkat Validitas Data ... 69
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 72
1.Gambaran Umum Kota Cimahi ... 72
2.Gambaran Khusus Industri ‘Maika’ ... 77
viii Wiwin Rahayuningsih, 2013
B. Kreasi Motif Hias ‘Maika’Cimahi ... 89
1. Desain Motif Hias Industri Kreatif ‘Maika’ ... 89
2. Aplikasi Motif Hias Produksi Industri Kreatif Maika ... 107
C. Motif Hias Industri Kreatif ‘Maika’ Cimahi sebagai Sumber
Pembelajaran di SMPN Ngamprah ... 113 1. Persiapan Rumusan Bahan dan Sumber Pembelajaran
Industri Kreatif ‘Maika’... 114 2. Langkah-langkah Merumuskan Bahan dan Sumber
Pembelajaran Seni Hias Industri Kreatif ‘Maika’... 123
D.
Dampak Pembelajaran Disain Seni Hias dengan Menggunakan Sumber Industri Kreatif Maika di SMPN
Ngamprah ... 135 1. Dampak Pengetahuan dalam Pembelajaran Disain Seni
Hias Melalui Sumber Belajar Industri Kreatif Maika ... 136 2. Dampak Hasil Ekspresi Diri dalam Pembelajaran Disain
Seni Hias melalui Sumber belajar Industri Kreatif
Maika ... 149 3. Dampak Apresiasi dalam Pembelajaran disain Seni Hias
Melalui Sumber belajar Industri Kreatif ‘Maika’... 162
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan ... 178 B. Rekomendasi ... 180
ix Wiwin Rahayuningsih, 2013
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
4.1 Sumber Daya Guru dan Administrasi SMPN 1
Ngamprah... 84
4.2 Perkembangan Jumlah Siswa SMPN 1 Ngamprah ... 86
4.3 Standar Kompetensi Dasar dan Indikator Pembelajaran Seni Rupa tentang Materi Ragam Hias di SMPN Ngamprah ... 88
4.4 Motif Maika Tahun 2010... 97
4.5 Motif Maika Tahun 2011... 100
4.6 Motif Maika Tahun 2012... 103
4.7 Aplikasi Motif Hias Kreasi Industri Kreatif Maika dalam Tas Ukuran... 109
4.8 Aplikasi Motif Hias Kreasi Industri Kreatif Maika dalam Tas Ukuran Kecil... 111
4.9 Sub Bagian Sumber Pembelajaran... 113
4.10 Urutan Materi Pembelajaran Seni Hias Secara Prosedural... 119
4.11 Urutan Materi Pembelajaran Seni Hias Secara Hirarkhis... 119
x
2.9 Gambar Kondisi Pembelajaran ... 45
2.10 Gambar Kerangka Berpikir ... 56
4.1 Gambar Peta Wilayah Kota Cimahi ... 73
4.2 Gambar Masyarakat Sekitar Perusahaan ... 74
4.3 Gambar Kesenian (Band)………... 76
4.10 Gambar Kreasi Maika Marbel & Lotus ... 98
4.11 Gambar Kreasi ‘Maika’ motif abstrak ... 101
4.17 Gambar Pelaksanaan Pembelajaran Disain Ragam Hias ... 135
4.18 Gambar Disain Motif Hias Karya Ade Margono ... 138
4.19 Gambar Disain Motif Hias Karya Nadia ... 138
4.20 Gambar Disain Motif Hias Karya Ulfa Nuriana ... 139
4.21 Gambar Disain Motif Hias Karya Ayu Rahayu ... 140
4.22 Gambar Disain Motif Hias Karya Fitri S.R ... 140
4.23 Gambar Disain Motif Hias Karya Iin Inten ... 141
xi Wiwin Rahayuningsih, 2013
4.25 Gambar Disain Motif Hias Karya Mia Lestari ... 142
4.26 Gambar Disain Motif Hias Karya Irma Ashari ... 143
4.27 Gambar Disain Motif Hias Karya Rindiana ... 144
4.28 Gambar Disain Motif Hias Karya Anugrah Wardani ... 144
4.29 Gambar Disain Motif Hias Karya Rezky Putri ... 145
4.30 Gambar Disain Motif Hias Karya Lidya Widyawati ... 145
4.31 Gambar Disain Motif Hias Karya Syara Nuryasin ... 146
4.32 Gambar Disain Motif Hias Karya Indriani ... 147
4.33 Gambar Disain Motif Hias Karya Reva Meilianti ... 147
4.34 Gambar Disain Motif Hias Karya Rinaldi Fajar ... 148
4.35 Gambar Disain Motif Hias Karya Pina Septiani ... 148
4.36 Gambar Disain Motif Hias Karya Rindiana G. Brata ... 150
4.37 Gambar Disain Motif Hias Karya M. Fiqri ... 151
4.38 Gambar Disain Motif Hias Karya Indriani Laswati ... 151
4.39 Gambar Disain Motif Hias Karya Attiyah Salsabila ... 152
4.40 Gambar Disain Motif Hias Karya Irma ... 152
4.41 Gambar Disain Motif Hias Karya Tedi Ramadhan ... 153
4.42 Gambar Disain Motif Hias Karya Syara Nuryasin ... 154
4.43 Gambar Disain Motif Hias Karya Aura ... 154
4.44 Gambar Disain Motif Hias Karya Dita N.S ... 155
4.45 Gambar Disain Motif Hias Karya Ira Anggareni ... 156
4.46 Gambar Disain Motif Hias Karya Nurapipah ... 156
4.47 Gambar Disain Motif Hias Karya Agus Andriana ... 157
4.48 Gambar Disain Motif Hias Karya Elin Marlina ... 157
4.49 Gambar Disain Motif Hias Karya Winda ... 158
4.50 Gambar Disain Motif Hias Karya Resti. L ... 158
4.51 Gambar Disain Motif Hias Karya Dita M.S ... 159
4.52 Gambar Disain Motif Hias Karya Rise Setiary ... 159
4.53 Gambar Disain Motif Hias Karya Taufik ... 160
4.54 Gambar Disain Motif Hias Karya Melly Novianti ... 160
4.55 Gambar Disain Motif Hias Karya N. Sarah ... 161
4.56 Gambar Disain Motif Hias Karya Maruli ... 161
4.57 Gambar Disain Motif Hias Karya Nuryanti ... 164
4.58 Gambar Disain Motif Hias Karya Iis. F ... 164
4.59 Gambar Disain Motif Hias Karya Dias ... 165
4.60 Gambar Disain Motif Hias Karya Nurajijah ... 165
4.61 Gambar Disain Motif Hias Karya Lilis Lina ... 166
4.67 Gambar Disain Motif Hias Karya Nurajijah ... 169
4.68 Gambar Disain Motif Hias Karya Salma ... 170
xii Wiwin Rahayuningsih, 2013
4.70 Gambar Disain Motif Hias Karya Sivi Anjani ... 171
4.71 Gambar Disain Motif Hias Karya Annisha ... 171
4.72 Gambar Disain Motif Hias Karya Salma ... 172
4.73 Gambar Disain Motif Hias Karya Ahmad ... 172
4.74 Gambar Disain Motif Hias Karya Vira ... 173
4.75 Gambar Disain Motif Hias Karya Siska ... 174
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 ... 185
Lampiran 2 ... 186
Lampiran 3 ... 188
Lampiran 4 ... 190
Lampiran 5 ... 199
Lampiran 6 ... 216
1
Wiwin Rahayuningsih, 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara kelembagaan, sekolah memiliki otoritas formal dalam
melaksanakan tugasnya yang berperan sebagai agency yakni bertindak sebagai
pengemban misi pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya
manusia Indonesia sebagaimana yang tertuang dalam Garis-garis Besar Haluan
Negara yang intinya Pemerintah akan mewujudkan kehidupan sosial budaya
yang berkepribadian, dinamis, kreatif, dan berdaya tahan terhadap pengaruh
globalisasi dan mewujudkan kesejahteraan rakyat yang ditandai oleh
meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat serta memberikan
perhatian utama pada kecukupan kebutuhan dasar yaitu pangan, sandang, papan,
kesehatan, pendidikan, dan lapangan kerja.
Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) tersebut diimplementasikan
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 yang
mengarah pada usaha merancang pembelajaran dipersekolahan yang lebih efektif
dan menyenangkan serta disesuikan dengan konteks lingkungan masing-masing.
Dalam kaitan itu Pendidikan seni budaya sebagai pembelajaran yang wajib
diajarkan di sekolah mengasah pada usaha menciptakan para peserta didik
memiliki kompetensi dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap menghargai
seni budaya yang ada di daerahnya, Nusantara dan Mancanegara.
Dengan diterapkannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ada
peluang bagi setiap lingkungan sekolah untuk mengembangkan silabus
berdasarkan kebutuhan masing-masing. Setiap sekolah memiliki lingkungan dan
2
Wiwin Rahayuningsih, 2013
dengan cara memilah dan memilih setiap kompetensi dasar yang disesuaikan
dengan kondisi setempat dengan tetap berpegang pada kurikulum inti yang sudah
ditetapan, yakni kurikulum 2006.
Meski demikian, diterapkannya KTSP seni budaya bukan tanpa masalah,
Setiap sekolah memiliki sumber daya yang berbeda, termasuk penyediaan sarana
dan prasarana yang menjadi pendukung proses pembelajaran. Diperlukan
usaha-usaha ke arah yang lebih baik untuk bisa menciptakan pembelajaran yang
menarik dan mencapai kompetensi yang ditetapkan. Berkaitan dengan hal itu
kemampuan dalam berkreasi dalam pembelajaran kesenian dipandang sangat
penting, khususnya bagi guru untuk memanfaatkan lingkungan sekitar dalam
mengatasi masalah pembelajaran seni yang akan berdampak pada meningkatnya
kreativitas siswa.
Untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan seringkali guru
berusaha untuk menciptakan suasana pembelajaran ke arah tersebut, namun tetap
masih banyak peserta didik yang tidak mampu memahami pembelajaran seni
yang diberikan guru. Pada akhirnya para siswa tidak bisa melaksanakan tugas
yang diberikan oleh guru. Fenomena umumnya para siswa sering mengalami
kesulitan dalam mengungkapkan gagasannya untuk membuat tugas yang
diberikan itu seperti ketidak mampuan menggoreskan pinsilnya diatas kertas
untuk menggambarkan salah satu motif hias misalnya.
Pada umumnya para siswa SMP belum banyak mengenal tentang ragam
hias. Apalagi siswa yang baru masuk di kelas VII, dan baru meninggalkan
bangku sekolah dasar. Pembelajaran ragam hias di dalam Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan bagian dari Kompetensi Dasar yaitu
Membuat karya seni kriya dengan memanfaatkan teknik dan corak daerah
setempat dengan materi pembelajaran yang terdiri dari materi teknik-teknik
3
Wiwin Rahayuningsih, 2013
Saat ini kehidupan penuh persaingan sementara pola pembelajaran di
sekolah umumnya kurang memadai dalam mempersiapkan pada kehidupan yang
penuh persaingan dalam kehidupan di masyarakat. Oleh karena itu
profesionalitas guru seni budaya ditantang untuk terus meningkatkan
kemampuan dalam mengembangkan potensi seni budaya siswa untuk menjadi
bekal dalam kehidupannya dimasa yang akan datang.
Banyak bukti bahwa kreativitas ternayata lebih mampu menciptakan
lapangan pekerjaan, sehingga bisa menolong sebagian anggota masyarakat yang
berpenghasilan pas-pasan. Dalam hal ini sebagai guru seni budaya mencoba
membuat desain pembelajaran yang melibatkan para siswa SMP untuk
mengunjungi suatu sentra industri yang yang bergerak dibidang industri pakaian
jadi untuk menjadi materi pembelajaran seni budaya, khususnya pembelajaran
motif hias yang bisa diaplikasikan dalam berbgai benda kerajinan.
Membawa para siswa ke lingkungan perajin akan menambah motivasi dan
wawasan pada siswa dan sekaligus menjadi pengalaman berharga tentang
kehidupan sebagian masyarakat yang merusaha meningkatkan kualitas
kehidupannya dengan menekuni bidang seni rupa. Dengan kreativiatas, kemauan
serta semangat untuk belajar dan bekerja keras adalah tiga hal yang bisa
memberikan motivasi kepada siswa. Dengan demikian diharapkan siswa
memiliki kemampuan, kemauan dan motivasi untuk bisa menjadi siswa yang
berhasil dikemudian hari.
Desain ragam hias memang tidak banyak siswa yang mengenal karena
guru jarang memberikan pembelajaran desain tersebut. Melalui pembelajaran
seni budaya di SMP materi disain ragam hias diberikan untuk mata pelajaran
pembelajaran seni rupa, khususnya seni kriya. Salah satu desain yang mendapat
4
Wiwin Rahayuningsih, 2013
seni kriya. Setelah itu, pemerintah, masyarakat dan sekolah mulai beramai-ramai
mengajarkan membatik pada siswa.
Dimulai dari desain terlebih dahulu tentang batik diperkenalkan siswa.
Sebenarnya pembelajaran tentang batik sudah lama diperkenalkan kepada siswa
melalui kurikulum. Namun desain ragam hias itu sendiri jarang diberikan kepada
siswa. Sedangkan batik merupakan bagian dari ragam hias yang ada di
Indonesia.
Berdasarkan latar belakang dan fenomena di atas, peneliti tertarik untuk
menjadikan masalah ragam hias yang diambil dari lingkungan sekitar, khususnya
lingkungan industri kreatif dalam pembelajaran seni rupa di SMP Ngamprah.
Peneliti tertarik dengan masalah tersebut karena berkaitan dengan profesi yang
selama ini digeluti dan studi yang telah dijalani dalam pembelajara seni budaya.
Dengan demikian judul penelitian yang peneliti tetapkan adalah: “OPTIMALISASI LINGKUNGAN INDUSTRI KREATIF SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN DESAIN SENI HIAS PADA SISWA SMPN I
NGAMPRAH KABUPATEN BANDUNG BARAT”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Peran dan perkembangan INDUSTRI dalam pembelajaran seni budaya,
khususnya desain seni hias memiliki banyak factor yang bisa diangkat. Akan
tetapi penulis akan memfokuskan pada kontribusi sebagai sumber pembelajaran
seni rupa, dimana pada mata pelajaran seni rupa mengharuskan para siswa SMP
memiliki kemampuan dalam karya seni kriya dengan memanfaatkan teknik dan
corak daerah setempat. Untuk itu penulis membatasi masalah penelitian menjadi
Bagaimana mengoptimalisasi lingkungan industri kreatif sebagai sumber
5
Wiwin Rahayuningsih, 2013
Barat?. Permasalahan ini akan diturunkan dalam tiga pertanyaan penelitian,
yakni :
1. Jenis desain motif hias dan aplikasinya pada industri kreatif keluarga Maika
Kota Cimahi?
2. Bagaimana Industri Kreatif Maika dijadikan sumber pembelajaran seni hias
di SMPN I Ngamprah Kabupaten Bandung Barat?
3. Bagaimana dampak pembelajaran seni hias dengan menggunakan sumber
pembelajaran lingkungan industri kreatif Maika dalam mencari keberhasilan
pembelajaran siswa di SMPN I Ngamprah Kabupaten Bandung Barat?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menemukan konsep pembelajaran
seni rupa, khususnya seni hias dengan memanfaatkan lingkungan industri kreatif.
Sedangkan tujua khususnya, yakni :
1. Mendeskripsikan jenis desain motif hias dan aplikasinya pada industri
kreatif Maika Cimahi.
2. Menganalisis peran industri kreatif Maika dijadikan sumber pembelajaran
seni hias di SMPN I Ngamprah Kabupaten Bandung Barat.
3. Menemukan dampak pembelajaran seni hias dengan menggunakan sumber
pembelajaran lingkungan industri kreatif Maika dalam mencari keberhasilan
pembelajaran siswa di SMPN I Ngamprah Kabupaten Bandung Barat.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan, sebagai berikut:
1. Secara Akademik
Untuk menemukan konsep baru berkenaan dengan upaya
6
Wiwin Rahayuningsih, 2013
khususnya seni hias dengan cara memanfaatkan lingkungan industri kreatif
yang ada di sekiar sekolah.
2. Secara Praktis.
a. Bagi Guru Seni budaya, yakni dapat menambah pengetahuan dan
wawasan dalam meningkatkan profesionalitas dan peran sebagai pendidik
melayani siswa SMPN 1 Ngamprah dalam mencapai standar kompetensi
seni budaya.
b. Bagi sekolah, yakni dapat meningkatkan prestasi SMPN 1 Ngamprah
Bandung Barat dalam pembelajaran seni budaya.
c. Bagi perusahaan menjadikan kontribusi yang kongkrit, khususnya
menjadi sumber pembelajaran bagi sekolah di sekitar lingkungannya
dalam meningkatkan prestasi sekolah dan prestasi mata pelajaran Seni
budaya di SMPN I Ngamprah.
E. Sistematika Penulisan
Penulisan tesis tentunya harus mengacu pada aturan yang telah ditetapkan di
dalam Akademik masing-masing Perguruan Tinggi. Adapun sistematika yang
telah ditetapkan ialah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN : a) Latar Belakang b) Batasan dan Rumusan
Masalah c) Tujuan Penelitian d) Manfaat Penelitian e) Sistematika
Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI : Teori-teori yang dipakai mengacu pada
konsep-konsep yang berhubungan dengan pembelajaran, konsep disain,
konsep serta teori yang berhubungan dengan ragam hias, konsep
Industri.
BAB III METODE PENELITIAN : a) Metode penelitian b) Teknik
7
Wiwin Rahayuningsih, 2013
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN : a) Gambaran
Umum Lokasi Penelitian b) Hasil Penelitian c) Pembahasan.
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI : a) Kesimpulan b)
Rekomendasi.
F. Kajian Terdahulu
Tesis terdahulu yag relevan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu
dengan judul : “Pengembangan Model Pembelajaran Konstekstual Pada
Pembejaran Muatan Lokal Kriya Batik Dalam Upaya Penanaman Nilai
Kreativitas Siswa Kelas VIII DI SMPN 1 Ciamis Tahun. Ajaran 2010 – 2011
yang dilakukan oleh Aan Sukmana”.
Fokus penelitian dalam tesis ini perihal keefektifan dan relevansi model
pembelajaran kontekstual yang diterapkan pada mata pelajaran seni rupa,
khususnya disaian seni hias pada siswa SMPN 1 Ngamprah. Adapun tujuan
penelitiannya adalah :
1. Untuk menemukan dan mengembangkan model pembelajaran kontekstual.
2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran kontekstual
3. Mengetahui hasil pembelajaran kontekstual yang dapat menanamkan nilai
kretivitas.
Dalam penelitian ini penulis menerapkan metode deskriptif kualitatif untuk
menghasilkan dan menguji keefektifan serta relevansi model pembelajaran
kontekstual pada mata pelajaran lokal desain hias. Adapun teknik pengumpulan
8
Wiwin Rahayuningsih, 2013
Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyimpulkan bahwa dengan model
pembelajaran kontekstual, tercipta pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan sehingga siswa lebih bergairah dalam belajar dan lebih bebas
dalam mengembangkan kompetensi masing-masing. Model pembelajaran
kontekstual relevan diterapkan pada mata pelajaran muatan local kriya batik,
57
Wiwin Rahayuningsih, 2013
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian ini berkenaan dengan Optimalisasi Lingkungan Industri Kreatif
Sebagai Sumber Pembelajaran Desain Seni Hias Pada Siswa Smpn Ngamprah
Bandung Barat. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif.Penelitian menurut Sugiyono (2006:10) merupakan ”suatu cara atau suatu proses pengkajian mengenai suatu kebenaran yang sedang diteliti”. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka
diperlukan suatu metode penelitian yang tepat dan relevan, sesuai dengan
masalah yang akan diteliti yaitu mengenai ”lingkungan industri sebagai
sumber pembelajaran” sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman
penyelidikan yang terarah.
1. Pendekatan Penelitian
Pada penelitian tentang Optimalisasi Lingkungan Industri Kreatif
Sebagai Sumber Pembelajaran Desain Seni Hias Pada Siswa SMPN
Ngamprah Bandung Barat digunakan pendekatan kualitatif. ”Penelitian
kualitatif berarti menyelidiki atau mempersoalkan kualitas suatu objek
atau kegiatan. Penelitian kualitatif tersebut digunakan dalam penelitian ini
dengan alasan bahwa penelitian ini akan mengungkap
kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan dan memahami kenyataan-kenyataan-kenyataan-kenyataan tersebut”. (Syaodih, 2006:93).
Pertama dasar kenyataan-kenyataan yang ada, termasuk hal-hal yang
ada di balik kenyataan-kenyataan tersebut, kemudian dilakukan
pemaknaan dan penafsiran data hasil penelitian dengan memanfaatkan
58
Wiwin Rahayuningsih, 2013
Penelitian kualitatif memiliki beberapa karakteristik. Menurut Bogdan
dan Biklen (1982:27-30) karakteristik penelitian ini meliputi :
a. Mempunyai latar alami dengan adanya sumber data langsung dan
Menurut Moleong (2001:5) bahwa ”pendekatan kualitatif dianggap sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti dengan pertimbangan, yaitu
1) lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan, 2) menyajikan
secara langsung hubungan antara peneliti dan responden, 3) lebih peka dan
lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh
bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi”. Argumen yang sama
dikemukakan oleh Sudjana dan Ibrahim (2001:196) bahwa ada beberapa
alasan penelitian kualitatif sering dilakukan yaitu sebagai berikut:
a. Penelitian kuantitatif yang menggunakan pengukuran enumerasi empiris sering merupakan indeks-indeks kasar, padahal justru inti yang sebenarnya berada dalam konsep-konsep yang timbul dari data
b. Penggunaan statistik seperti digunakan dalam penelitian kuantitatif, banyak informasi yang hilang sehingga intisari konsep yang ada dalam data tidak dapat diungkapkan
c. Adanya hipotesis yang telah disusun sebelumnya berdasarkan berpikir deduktif, cenderung menggali data empiris dengan tujuan membuktikan kebenaran hipotesis. Metode statistik akhirnya diupayakan sedemikian rupa untuk mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif, semata-mata untuk menguji hipotesis.
d. Variabel yang diungkap dalam penelitian kuantitatif dibpertamai sesuai dengan masalah dan hipotesis yang telah disusun sebelumnya, padahal permasalahan dan variabel dalam ilmu-ilmu sosial tidak terlepas dari konteks lingkungannya secara keseluruhan.
Pendekatan kualitatif memiliki ciri-ciri yang membedakan dengan
pendekatan-pendekatan lainnya. Menurut Sudjana dan Ibrahim
(2001:197), ciri-ciri pokok dari pendekatan kualitatif, yaitu:
a. Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung.
59
Wiwin Rahayuningsih, 2013
c. Tekanan penelitian kualitatif ada pada proses bukan pada hasil. d. Penelitian kualitatif sifatnya induktif.
e. Penelitian kualitatif mengutamakan makna
Berdasarkan pendapat para ahli yang dikemukakan di pertama dapat
disimpulkan bahwa penelitian kualitatif lebih memperhatikan
fenomena-fenomena yang terjadi di Sekolah Menengah Pertama yang kemudian
ditafsirkan dan diberi makna sesuai apa adanya dan berdasarkan ciri-ciri
yang diuraikan di pertama. Penggunaan pendekatan kualitatif ini
diharapkan dapat menghasilkan suatu gambaran mengenai permasalahan
yang terjadi didalam Optimalisasi Lingkungan Industri Kreatif Sebagai
Sumber Pembelajaran Desain Seni Hias Pada Siswa SMPN Ngamprah
Kabupaten Bandung Barat sedalam-dalamnya secara utuh.
2. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Untuk mempermudah metode
penelitian, maka diperlukan langkah-langkah penelitian, agar pemecahan
permasalahan penelitian dapat diselesaikan dengan mudah. Sugiyono
(2006:11) mengemukakan bahwa metode penelitian, yaitu:
Metode penelitian pada dasarnya merupakan ciri ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, yang didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis.Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris, berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indra manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. Selain itu tingkat eksplanasinya harus dapat menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel-variabel dengan variabel lainnya.
Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode
60
Wiwin Rahayuningsih, 2013
pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan “what”, bila peneliti hanya
memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan
diselidiki dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena
kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata.
Metode studi deskriptif ini digunakan untuk mengungkapkan
kenyataan yang ada atau terjadi dan untuk dipahami secara mendalam,
sehingga pada akhirnya diperoleh temuan data yang diperlukan sesuai
dengan tujuan penelitian.Dalam penelitian ini, metode yang digunakan
yaitu metode studi deskriptif. Alasan menggunakan metode deskriptif
karena melihat adanya kesesuaian antara sifat penelitian dengan
permasalahan yang diungkapkan. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk
penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena
yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia.
Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan,
hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan
fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006:72). Penelitian deskriptif
Ide
Sumber Pembelajaran
Material Desain Seni
Hias Maika
61
Wiwin Rahayuningsih, 2013
merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan
menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada,
pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau
efek yang terjadi, atau tentang kecenderungan yang tengah berlangsung.
Furchan (2004:447) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah
penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status
suatu gejala saat penelitian dilakukan. Lebih lanjut dijelaskan, dalam
penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan
serta tidak ada uji hipotesis sebagaimana yang terdapat pada penelitian
eksperiman. Selanjutnya seperti dikemukakan Sudjana (2001:65) bahwa “penelitian deskriptif sesuai sifat dan karakteristiknya memiliki langkah -langkah tertentu dalam pelaksanaannya”. Langkah-langkah tersebut adalah:
a. Perumusan masalah.
Metode penelitan mana pun harus diawali dengan adanya masalah, yakni pengajuan pertanyaan-pertanyaan penelitian mengenai pembelajaran desain ragam hias dengan sumber belajar industri kreatif yang jawabannya harus dicari peneliti di lapangan. Pertanyaan masalah mengandung variabel-variabel yang menjadi kajian dalam studi ini. b. Menentukan jenis informasi yang diperlukan.
Dalam hal ini peneliti perlu menetapkan informasi apa yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan atau masalah yang telah dirumuskan di pertama. Penelitian deskriptif lebih memusatkan perhatian pada masalah aktual yang terjadi pada saat berlangsungnya penelitian.Oleh karena itu, yang harus digali adalah informasi yang berkenaan dengan kondisi kegiatan industri kreatif, peristiwa, gejala yang ada pada saat penelitian dilaksanakan.
c. Menentukan prosedur pengumpulan data.
62
Wiwin Rahayuningsih, 2013
Data dan informasi yang telah diperoleh dengan instrumen yang dipilih dari sumber data atau sampel tertentu masih merupakan informasi atau data kasar. Informasi dan data tersebut perlu diolah agar dapat dijadikan bahan untuk menjawab pertanyaan penelitian.
e. Menarik kesimpulan penelitan.
Berdasarkan hasil pengolahan data di pertama, peneliti menyimpulkan hasil penelitian dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian dan mensintesiskan semua jawaban tersebut dalam satu kesimpulan yang merangkum permasalahan penelitian secara keseluruhan.
Dengan menggunakan metode studi deskriptif ini, peneliti
berupaya untuk memperoleh dan mengumpulkan serta mendeskripsikan
data sebagaimana yang terjadi secara alami.
B. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara dengan apa data yang
diperlukan dapat diperoleh, mengingat dalam penelitian ini diperlukan lebih
banyak data untuk mendukung kesempurnaan penelitian, sesuai dengan
karakteristik dari penelitian ini, maka pengumpulan data dilakukan oleh
peneliti sendiri. Peneliti langsung terjun ke sekolah untuk memperoleh
sejumlah informasi yang diperlukan berkenaan permasalah. Penelitian yang
menggunakan pendekatan kualitatif adalah suatu proses dari mulai melihat,
mengkaji dan menganalisis suatu fenomena dengan sedalam-dalamnya serta
menemukan makna yang sangat berarti didalamnya. Untuk memperoleh
karakteristik yang sesuai dan makna yang diharapkan dapat dikemukakan,
maka teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan melalui beberapa cara
yaitu observasi, wawancara, dan studi dokumentasi sebagai berikut:
1) Observasi, yaitu salah satu upaya aktif peneliti dalam teknik pengumpulan
data dengan terjun langsung ke lapangan dengan maksud untuk melihat
secara nyata tentang optimalisasi pembelajaran seni rupa dalam
lingkungan industri kreatif. Upaya ini dilakukan untuk memperjelas
perolehan data dari hasil wawancara. Taylor dan Bogdan (1984:15)
63
Wiwin Rahayuningsih, 2013
interaksi sosial dengan responden selama data dikumpulkan secara sistematik”. Dengan observasi ini, data dapat dikumpulkan lebih objektif sesuai dengan setting yang sesungguhnya dimana data dan informasi
berkenaan dengan tujuan penelitian. Hasil observasi diharapkan dapat
memperkuat dan memperkaya data, sehingga peneliti dapat memahami dan
dapat menghimpun informasi mengenai industri kreatif sebagai sumber
pembelajaran desain ragam hias.
2) Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat
efektif dalam sebuah penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif.
Wawancara ini dipergunakan untuk memperoleh informasi verbal secara
langsung dari wawancara langsung kepada kepala sekolah, wakil kepala
sekolah guru seni budaya, pengelola pengusaha industri kreatif dan para
siswa dengan, dengan fokus wawancara, yakni: (1) indikator sekolah
menengah pertama yang bermutu dan (2) kendala apa yang dihadapi para
kepala sekolah menengah pertama dalam mewujudkan sekolah menengah
pertama yang bermutu. Melalui wawancara ini lebih memudahkan peneliti
untuk mendapatkan data yang diharapkan dengan memahami jawaban
pertanyaan yang diajukan kepada subyek peneliti. Wawancara dilakukan
wawancara langsung kepada kepala sekolah, wakil kepala sekolah guru
seni budaya, pengelola pengusaha industri kreatif dan para siswa dengan
berpedoman pada pedoman wawancara yang telah disusun.
3) Studi Dokumentasi, yaitu studi atau teknik pengumpulan data dengan cara
memperoleh atau mengumpulkan data-data mengenai program kerja
kepala sekolah da guru seni budaya termasuk nilai (hasil belajar siswa)
dalam seni rupa. Studi Dokumentasi pada hakekatnya dalam proses
pengumpulan data dengan menelusuri, mempelajari dan mendalami
berbagai dokumen yang bersifat permanen dan tertulis agar memperoleh
data yang absah dan akurat, sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
Studi dokumentasi ini dituangkan dalam suatu ringkasan tertulis
64
Wiwin Rahayuningsih, 2013
kesimpulan, sehingga dapat memperkuat keabsahan penelitian mengenai
manajemen kursus wirausaha desa. Dalam mengumpulkan data, peneliti
juga menggunakan alat bantu berupa kamera dan perekam suara (tape
recorder), sehingga data yang terkumpul dapat lebih lengkap.
C. Sumber Data Penelitian
Penelitian ini memusatkan perhatian pada industri kreatif sebagai
sumber pembelajaran. Melalui penelitian ini pula akan diungkap bagaimana
industri kreatif dijadikan sebagai sumber pembelajaran desain ragam hias di
SMPN 1 Ngamprah, sehingga pembelajaran desain ragam hias lebih optimal,
serta bagaimana dampak dari pembelajaran melalui lingkungan industri kreatif
tersebut.
Objek penelitian, menurut Arikunto (1993:102) ialah “suatu benda, hal atau tempat data untuk variabel penelitian yang dipermasalahkan melekat”.Kemudian dijelaskan perbedaan antara objek penelitian dan sumber data.Obyek penelitian adalah orang yang dapat merespon, memberikan
informasi tentang data penelitian.Sedangkan sumber data adalah benda, hal
atau orang atau tempat peneliti mengamati, membaca, atau bertanya tentang
data yang diperlukan.
Untuk memperoleh data penelitian ini digunakan dua sumber data
yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. wawancara langsung
kepada kepala sekolah, wakil kepala sekolah guru seni budaya, pengelola
pengusaha industri kreatif dan para siswa SMPN Ngamprah dan kendala yang
dihadapi oleh para kepala sekolah dalam mewujudkan sekolah menengah
pertama yang bermutu.
Data penelitian ini diambil dari para kepsek, guru dan komite sekolah,
yang menjadi lokasi penelitian, yakni wawancara langsung kepada kepala
sekolah, wakil kepala sekolah guru seni budaya, pengelola pengusaha industri
kreatif dan para siswa SMPN Ngamprah Kabupaten Bandung Barat yang
65
Wiwin Rahayuningsih, 2013
dengan indikator sekolah-sekolah tersebut prestasi akademik dan non
akademik atau lulusannya dapat diterima di perguruan tinggi negri (PTN) dan
perguruan tinggi swasta (PTS) yang meiliki kualitas tinggi.
D. Instrumen Penelitian
Peneliti sebagai instrumen penelitian sangat menentukan kelancaran,
keberhasilan, hambatan atau kegagalan dalam pengumpulan data yang
diperlukan.Dalam hal ini Moleong (2001:102-114) “peneliti sebagai instrumen
harus berupaya menerapkan rambu-rambu, yaitu peneliti harus memahami
latar belakang penelitian, mempersiapkan diri, meyakini hubungan di lapangan dan melibatkan diri sambil mengumpulkan data”.Rambu-rambu dalam penelitian ini yaitu pemertamaan studi, pertanyaan penelitian dan
penentuan subyek penelitian sehingga dalam penelitian ini, peneliti berupaya
semaksimal mungkin mempelajari, mendalami, memahami dan menerapkan
rambu-rambu dengan ketentuan yang telah ditetapkan seperti telah
dikemukakan di pertama.
Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri
(manusia sebagai instrumen) dengan cara melakukan observasi, wawancara,
mengkaji dokumen-dokumen di lapangan. Setelah melaksanakan
ketentuan-ketentuan dalam memperoleh data diharapkan dapat menumbuhkan tingkat
kepercayaan yang tinggi dan meyakinkan peneliti, sehingga hasil penelitian
yang diperoleh, betul-betul dapat memenuhi persyaratan penelitian kualitatif.
E. Pelaksanaan Pengumpulan Data
Prosedur penelitian kualitatif menurut Nasution (1991:3) “meliputi tiga
tahapan yaitu 1) tahap orientasi untuk mendapatkan infomasi tentang apa yang
penting untuk ditemukan, 2) tahap eksplorasi untuk menentukan sesuatu
secara terfokus, dan 3) tahap member check untuk mengecek temuan menurut prosedur dan memperoleh laporan akhir”. Langkah-langkah pengumpulan data penelitian yang dilalui sesuai dengan pendapat di pertama sebagai berikut:
66
Wiwin Rahayuningsih, 2013
Orientasi dalam penelitian kualitatif dilakukan untuk memperoleh
gambaran yang jelas dan lengkap mengenai masalah yang hendak diteliti.
Guna menjajagi lapangan dan mencari informasi awal untuk menentukan
permasalahan atau fokus penelitian.Selama itu pula peneliti dengan
pengarahan dan bantuan dari dosen pembimbing, menyusun dan
memantapkan desain penelitian untuk dijadikan arahan kerja pada tahap
selajutnya. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah :
a. Melakukan studi pendahuluan dan penjajagan ke industri kreatif Meika
Cimahi untuk mengidentifikasi permasalahan atau fokus penelitian
b. Mempersiapkan berbagai referensi seperti buku, dan referensi lainnya
yang berkaitan dengan fokus permasalahan penelitian yaitu
mengenganai peran kepemimpinan kepsek dalam perencanaan,
pengorganisasian, komunikasi, motivasi dan pengawasan.
c. Menyusun pra-desain penelitian.
d. Menyusun kisi-kisi penelitian dan pedoman wawancara.
e. Mengurus perijinan.
2) Tahap Eksplorasi
Tahap ini dapat dikatakan sebagai penelitian yang sesungguhnya,
yaitu mengumpulkan data sesuai dengan fokus dan tujuan penelitian.
Tahap ini dilakukan setelah peneliti memperoleh rekomendasi dari instansi
yang berwenang. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan
melalui wawancara dengan sumber data yang representatif berlandaskan
pada rancangan pedoman wawancara sebagaimana terlampir. Hal ini
dilakukan agar dalam wawancara dapat lebih terarah dan tetap dalam
konteks fokus penelitian yaitu fokus permasalahan penelitian yaitu
mengenai optimalisasi industry kreatif sebagai sumber pembelajaran.
Selain itu dengan melengkapi data yang diperoleh dan sekaligus
sebagai triangulasi dilakukan observasi, dan untuk dapat merekam data
atau informasi yang lengkap digunakan alat perekam/ tape recorder dan
67
Wiwin Rahayuningsih, 2013
Dalam tahap ini juga dilakukan analisis data dengan cara
mereduksi data atau informasi yang telah diperoleh, yakni dengan cara
menyeleksi catatan lapangan yang ada dan merangkum hal-hal yang
penting secara sistematis agar ditemukan polanya dan mempermudah
peneliti untuk mempertajam gambaran tentang fokus penelitian.
3) Tahap Member Check
Untuk mengecek kebenaran mengenai informasi-informasi yang telah
dikumpulkan, sehingga hasil penelitian lebih dapat dipercaya maka perlu
dilakukan member check.Pengecekan terhadap informasi tersebut
dilakukan setiap kali peneliti selesai mengadakan wawancara dengan
kepala sekolah, guru dan para siswa SMPN Ngamprah dengan
mengkonfirmasikan kembali catatan hasil wawancara tersebut dan setelah
hasil wawancara diketik kemudian dimintakan kembali koreksi dari
sumber data yang bersangkutan.Untuk memantapkan lagi, kemudian
dilakukan observasi dan triangulasi kepada sumber data dan pihak yang
lebih berkompeten.Tahap ini merupakan tahap seleksi dan penafsiran
data.Setiap data yang telah diperoleh selalu dicek ulang dan diteliti
kembali kepada sumber aslinya, Kepala Sekolah wakil kepala guru dan
komite.Selanjutnya data yang sudah dicek lalu diolah dan ditafsirkan
selama penelitian berlangsung sampai penelitian dianggap selesai.
F. Analisis Data
Data yang telah diperoleh dari lapangan akan memiliki makna yang
berarti bila dilanjutkan dengan kegiatan analisis data. Kegiatan ini dilakukan
sepanjang penelitian itu berlangsung. Hal ini dimaksudkan apabila ada data
yang kurang segera dapat dilengkapi, dapat diverifikasi dengan sumber lain.
Peneliti melakukan analisis data untuk memberi makna terhadap data
yang sudah terkumpul sesuai dengan fokus penelitian yaitu : industri kreatif
sebagai sumber pembelajaran desain ragam hias. Oleh karena itu,
68
Wiwin Rahayuningsih, 2013
penelitian. Analisis data menurut Patton (Moleong, 2001:103) adalah “proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar”. Hal ini berarti bahwa analisis data dimaksudkan untuk mengorganisasikan data.Data yang terkumpul yang terdiri dari catatan
lapangan dan komentar peneliti, gambar, foto, dokumen berupa laporan,
biografi, artikel dan sebagainya diatur, diurutkan, dikelompokkan, diberikan
kode dan dikategorikan.Tujuan pengorganisasian dan pengolahan data untuk
menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya diangkat menjadi teori
substantif.
Model analisis yang digunakan mengacu pada model yang dibuat oleh yaitu “model analisis interaktif”. Langkah-langkahnya seperti dikemukakan Nasution (1991:129) yaitu meliputi :” 1) koleksi data (data collection), 2)
penyederhanaan data (data reductional), 3) penyajian data (data display) dan
4) pengambilan kesimpulan serta verifikasi (decision making and also
verification)”.
Berdasarkan pendapat di pertama, maka peneliti menganalisis data
hasil lapangan melalui tahap-tahap berikut:
1) Koleksi data
Pada tahap ini data hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang
dilakukan peneliti terhadap subjek penelitian dan sumber informasi,
merupakan langkah awal dalam pengolahan data.Dalam mengkoleksi data,
peneliti melakukan observasi, wawancara yang mendalam dengan subjek
penelitian dan sumber informasi serta mencari dokumentasi kegiatan
industri kreatif. Hasil observasi, wawancara dan dokumentasi dengan
segera dituangkan peneliti dalam bentuk tulisan dan dianalisis.
2) Reduksi data
Reduksi data merupakan langkah awal dalam menganalisis
data.Kegiatan ini bertujuan untuk memudahkan pemahaman terhadap data
yang telah terkumpul. Reduksi data dilakukan dengan cara membuat
69
Wiwin Rahayuningsih, 2013
kreatif teerhadap pembelajaran desain ragam hias, sehingga memudahkan
peneliti dalam melakukan langkah-langkah analisis berikutnya.
3) Kesimpulan dan verifikasi
Pada tahap ini merupakan upaya untuk mencari makna dari data yang
dikumpulkan dan memantapkan kesimpulan dengan cara member check
atau triangulasi yang dilakukan selama dan sesudah data dikumpulkan.
Dengan demikian proses verifikasi merupakan upaya mencari makna dari
data yang telah dikumpulkan dengan mencari pola, tema, hubungan
persamaan, hal-hal yang sering timbul dan lain sebagainya.
Langkah terakhir dari kegiatan analisis data yang dilakukan dalam
penelitian ini yaitu pengambilan dan verifikasi. Kesimpulan dalam tahap
ini berarti memaknai terhadap data yang telah terkumpul, dan kesimpulan
ini dibuat dalam bentuk pernyataan singkat dan mudah dipahami dengan
mengacu pada maslaah pembelajran seni rupa di SMPN 1 Ngamprah
Bandung Barat.
Pengambilan kesimpulan pada tahap ini dilakukan secara bertahap,
yaitu pertama-tama menyusun kesimpulan sementara, dan setelah data
bertambah dilakukan verifikasi. Kegiatan verifikasi dilakukan dengan cara
mempelajari data yang telah direduksi maupun data yang telah disajikan.
Di samping itu kegiatan ini dilakukan dengan cara meminta pertimbangan
kepada orang yang berkompeten misalnya pengawas seni budaya ataupun
akademisi bidang pendidikan seni rupa. Kesimpulan sementara dan
verifikasi ini perlu dilakukan secara terus menerus hingga diperoleh
kesimpulan akhir.
G. Pengujian Tingkat Validitas Data
Keabsahan dan kebermaknaan proses dan hasil penelitian kualifikatif
sangat tergantung kepada beberapa hal. Hal tersebut menurut Nasution
70
Wiwin Rahayuningsih, 2013
dependabilitas (realibilitas), transferabilitas (validitas eksternal) dan
konfirmabilitas (objektivitas).
1. Kredibilitas
Kredibilitas merupakan ukuran tentang kebenaran data yang
dikumpulkan dan dapat menggambarkan konsep peneliti dengan konsep
yang ada pada sumber data. Untuk mencapai hal tersebut, maka dalam
penelitian ini dilakukan dengan cara antara lain:
a) Triangulasi, yaitu mengecek kebenaran data dengan
membandingkannya dengan data dari sumber lain. Sumber data
dalam penelitian ini yakni kepala sekolah dan guru, maka untuk
mengecek kebenaran informasi tersebut, dilakukan wawancara
dengan komite sekolah Penggunaan bahan perekam, yaitu
menggunakan tape recorder. Dengan cara ini peneliti dapat
memperoleh informasi secara lengkap dari sumber data dan
kemungkinan kekeliruan dapat diperkecil.
b) Mengadakan member chek, yakni pada setiap akhir wawancara
dilakukan konfirmasi dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah
dan guru, sehingga bila ada kekurangan dapat dilengkapi dan jika ada
kesalahan dapat diperbaiki.
Menurut Lincoln dan Guba (1985:210), kredibilitas adalah “mengecek
kebenaran data dengan membandingkan data dan sumber lain yang tidak
menjadi sampel penelitian”. Kredibilitas proses dan hasil penelitian artinya
kebenaran proses dan hasil penelitian dapat diterima oleh pembaca yang
mempelajarinya. Untuk mencapai kredibilitas maka: 1) proses penelitian
dilakukan dalam waktu yang cukup sehingga pengumpulan data dapat
maksimal, 2) observasi dilakukan secara mendetail, 3) hasil informasi
dilakukan triangulasi, 4) hasil pengumpulan data dilaksanakan
peer-debriefing, 5) melakukan analisis kasus-kasus negatif atau kasus yang
belum terliput, 6) mencheck hasil penelitian lain sebagai pembanding dan
71
Wiwin Rahayuningsih, 2013
2. Transferabilitas
Transferabilitas berkaitan dengan generalisasi yaitu berkaitan dengan
pertanyaan sampai sejauhmana hasil penelitian ini dapat diaplikasikan atau
dimanfaatkan dalam situasi lain. Dalam penelitian kualitatif
transferabilitas tergantung pada si pemakai. Oleh karena itu tranferabilitas
penelitian ini diserahkan kepada pemakai. Jika pemakai melihat terdapat
situasi yang sama dengan permasalahan tentang dampak pembelajaran
pada industri kreatif dalam mengoptimalkan pembelajaran desain ragam
hias.
Untuk memahami hal ini peneliti merujuk pada apa yang disampaikan Nasution (1991:25) yaitu “bagi peneliti naturalistic transferability
bergantung pada si pemakai, yakni hingga sejauhmana hasil penelitian ini dapat mereka gunakan dalam konteks dan situasi tertentu”. Peneliti sendiri tidak dapat menjamin “validitas eksternal” ini.Ia hanya melihat “transferability” sebagai suatu kemungkinan. Ia telah memberikan deskripsi yang terinci bagaimana ia mencapai hasil penelitiannya. Apakah
hasil penelitiannya itu dapat diterapkan, diserahkan pada pembaca dan
pemakai. Bila pemakai melihat ada dalam penelitian ini serasi bagi situasi
yang dihadapinya, maka situasi nampak adanya transfer, walaupun dapat
diduga bahwa tidak ada dua situasi yang sama, sehingga masih perlu
penyesuaian menurut keadaan masing-masing.
3. Dependabilitas dan Konfirmabilitas
Dependabilitas dimaksudkan untuk menguji apakah penelitian ini
dapat diulangi atau direplikasi dengan hasil yang sama. Sedangkan
konfirmabilitas berkenaan dengan objektivitas hasil penelitian.
Mengingat situasi sosial pada hakekatnya bersifat unik dan tidak dapat
direkontruksi sepenuhnya seperti semula, maka sangat sulit untuk
mengukur konsistensi hasil penelitian ini. Namun, untuk menjaga kebenaran dan objektivitas hasil penelitian ini dilakukan “audit trail”,
72
Wiwin Rahayuningsih, 2013
yang dilaporkan memang demikian adanya. Untuk itu dilakukan dengan
cara:
a. Mencatat dan merekam seteliti mungkin hasil wawancara dan
observasi sebagai data mentah untuk kepentingan analisis selanjutnya.
b. Menyusun hasil analisis dengan cara menyeleksi data mentah tersebut
di pertama, kemudian menyusunnya kembali dalam bentuk deskripsi
yang lebih sistematis.
c. Membuat penafsiran sebagai hasil analisis data.
d. Melaporkan seluruh proses penelitian, mulai dari pra survey sampai
pengolahan data.
Demikian langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian
ini.Kebermaknaan data yang terkumpul sudah selayaknya terbpertama
dalam penelitian ini.Kebermaknaan tersebut berlaku pada kesamaan situasi
dan kondisi yang ada. Pada Bab III Metode Penelitian yang diuraikan di
pertama, menjadi pedoman bagi peneliti untuk melakukan pengumpulan
data dari responden sebagai subjek penelitian.Prosedur dalam penelitian
terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap orientasi, eksplorasi dan member
check. Data yang diperoleh, dianalisis lebih lanjut melalui beberapa
tahapan yaitu tahap reduksi, tahap display data dan tahap kesimpulan dan
verifikasi. Hasil pengolahan data akan disajikan pada Bab IV. Hasil
178
Wiwin Rahayuningsih, 2013
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penelitian yang berkenaan
dengan optimalisasi lingkungan industri kreatif sebagai sumber pembelajaran
ragam hias pada siswa SMPN I Ngamprah Kabupaten Bandung Barat dapat
disimpulkan, sebagai berikut :
A. Kesimpulan
1. Perkembangan Kota Cimahi dan sekitarnya telah tumbuh dan berkembang
industri kreatif seni rupa dengan beragam bentuknya. Salah satunya adalah
industri kreatif Maika yang pada awalnya perusahaan keluarga, kini
berkembang dan menjadi salah satu UKM yang memiliki julukan sucses
story dan berbagai penghargaan.
Jenis Desain yang diproduksi industri kreatif Maika mengambil
bentuk-bentuknya dapat dikategorikan empat bagian, yakni: a) Motif
bentuk tumbuh-tumbuhan, khususnya berbagai jenis bunga, tangkai dan
daun-daunnya; 2) Motif bentuk hiasan geometris (oval, lingkaran, empat
persegi panjang, segi tiga, segi enam, dll) dan pemaduan berbagai bentuk
geometris; 3) Bentuk motif hewan, khususnya capung, kupu-kupu,
burung, dll. Serta 4) Bentuk motif hias bagian-bagian badan manusia,
seperti tangan dan kaki. Gaya motif cenderung stilasi atau
penyederhanaan bentuk. Sedangkan aplikasi desain hiasan utamanya
digunakan untuk hiasan tas dengan berbagai ukuran (besar, sedang dan
kecil). Selain itu diaplikasikan juga untuk kepentingan hiasan busana
muslim (baik pria maupun wanita), penutup kepala, kerudung, sajadah,
hiasan untuk sepatu, gordeng, berbagai penutup meja dan peralatan
179
Wiwin Rahayuningsih, 2013
2. Pemanfaatan industri kreatif Maika sebagai sumber pembelajaran ragam
hias menjadi keharusan dalam pembelajaran seni rupa. Selain bersifat
kontekstual juga akan memotivasi siswa untuk mengenal ragam hias
yang ada di lingkungannya. Untuk itu diperlukan langkah-langkah dalam
pemanfaatan industri kreatif Maika sebagai sumber pembelajaran,
yakni: 1) Melakukan persiapan yang berupa perencanaan pembelajaran, 2)
Menetapkan jenis-jenis materi ragam hias Maika untuk pembelajaran seni
rupa, 3) Merumuskan prinsip-prinsip pembelajaran seni rupa mengenai
ragam hias, 4) Menentukan cakupan materi pembelajaran seni rupa
mengenai ragam hias, dan 5) Menentukan berbagai sumber belajar lain
yang menunjang. Sedangkan langkah-langkah merumuskan dilakukan
dengan cara : Mengidentifikasi Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar, Mengidentifikasi jenis-jenis materi pembelajaran seni hias, Strategi
penyampaian materi desain seni hias melalui industri kreatif Maika, dan
Strategi pembelajaran seni hias dengan menggunakan sumber industri
kreatif Maika Cimahi.
3. Hasil pengumpulan data dan analisis data dapat dikatakan, pemanfaatan
industri kreatif Maika untuk pembelajaran ragam hias telah berdampak
pada peningkatan pengetahuan, kemampuan mengekspresi diri dan juga
sikap apresiasi pada sebagian besar kelas VII-E, VII-F, VII-G, VII-H dan
kelas VII-I. Dampak penambahan pengetahuan tampak pada jenis-jenis
ragam hias dan penerapannya, proses mendesian dan aplikasi dalam
kehidupan. Pengetahuan mereka juga mendorong dirinya untuk
mengekpresikan diri dengan berbagai ragam motif hias yang sesuai dengan
gagasannya. Sedangkan peningkatan apresasi ragam hias tampak dari
kemampuan mengamati dan menjelaskan keunikan dan kelebihan karya