• Tidak ada hasil yang ditemukan

KRITIK TEKS DAN TELAAH FUNGSI NASKAH ÉLMU HAKÉKAT RASA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KRITIK TEKS DAN TELAAH FUNGSI NASKAH ÉLMU HAKÉKAT RASA."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

KRITIK TEKS DAN TELAAH FUNGSI

NASKAH ÈLMU HAKÈKAT RASA

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Sastra pada Program Sastra Indonesia

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh:

Rizwan

(0906436)

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

KRITIK TEKS DAN TELAAH FUNGSI

NASKAH ÉLMU HAKÉKAT RASA

oleh Rizwan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan

Bahasa dan Seni

© Rizwan 2013

Universitas Pendidkan Indonesia September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

KRITIK TEKS DAN TELAAH FUNGSI NASKAH ÉLMU HAKÉKAT RASA

oleh Rizwan 0906436

disetujui dan disahkan dalam sidang skripsi oleh

Pembimbing I,

Dr. Tedi Permadi, M.Hum. NIP 197006242006041001

Pembimbing II,

Dra. Novi Resmini, M.Pd. NIP 197611031993032003

diketahui oleh

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

(4)

Rizwan 0906436

ABSTRAK

Penelitian ini mengangkat sebuah objek penelitian berupa naskah atau manuscript. Persoalan yang muncul adalah adanya kecenderungan jumlah naskah Sunda yang semakin berkurang, terutama naskah Sunda yang mengandung unsur keagamaan atau tasawuf. Kuantitas naskah Sunda memang tidak sebanyak naskah melayu klasik. Oleh karena itu, penelitian terhadap naskah Sunda yang mengandung isi keagamaan sampai saat ini masih belum memadai dibandingkan dengan jumlah naskah yang tersimpan di berbagai tempat koleksi penyimpanan. Oleh karena itu, penulis akan melakukan sebuah penelitian terhadap salah satu naskah Sunda, yaitu naskah Élmu Hakékat Rasa (EHR).

Tahap pada penelitian ini didasarkan pada sebuah kajian filologis serta tinjauan terhadap kandungan isi dan fungsi teks. Pengkajian secara filologis bertujuan untuk menghasilkan edisi teks yang mudah dibaca dan dipahami dalam terjemahan serta dapat diperkirakan bersih dari kesalahan-kesalahan tulis. Pengkajian secara filologis meliputi; transliterasi teks, penyuntingan teks, dan penghasilan sebuah edisi teks dan terjemahan mengingat naskah ini berbahasa daerah (Jawa dan Sunda). Adapun metode filologi yang digunakan adalah metode naskah tunggal edisi standar. Penelitian ini dilanjutkan dengan melakukan tinjauan kandungan isi teks berdasarkan indikasi konsep pemikiran para tokoh sufistik dan kandungan nilai teksnya yang mengacu pada teori nilai hierarki yang dikemukakan oleh Max Scheller serta melakukan tinjauan terhadap fungsi teks melalui pendekatan sosiologi sastra yang dikemukakan oleh Ian Watt.

(5)

TEXTUAL CRITISM AND FUNCTION ANALYSIS OF THE ELMU HAKEKAT RASA SCRIPT

Rizwan 0906436

ABSTRACT

The research raises a research object in the form of text or manuscript. The problem that arises is the tendency of the number of Sundanese manuscripts of diminishing, especially Sundanese manuscripts that contain religious elements or Sufism. Quantity Sundanese script is not as much as the classic Malay manuscripts. Therefore, the study of Sundanese manuscripts containing religious content is still inadequate compared to the amount of text stored in various places collections storage. Therefore, the authors will conduct a study of one of the Sundanese script, the script is Elmu Hakekat Rasa (EHR).

Stage in this research is based on a philological study and review of the content of the text content and functionality. The assessment is intended to produce a philological edition of the text is easy to read and understand as well as can be expected in the translation net of write errors. The philological assessment include; transliterated text, editing text, and earning a text edition and translation of the text given local language (Javanese and Sundanese). The philological method used is a standard edition single script method. This study followed by a review by an indication of the content of the text content of the concept of Sufi thought leaders and content of the text which refers to the value of the value hierarchy theory proposed by Max Scheller as well as a review of the function of literary texts through a sociological approach proposed by Ian Watt....

Based on the analysisof theEHRdrafttextobtained information thatin theearly stages, which ischaracteristic ofthevariety of languagetransliterationobtainedlongretainedto maintainthe purity ofthe languageandrules of writingthathas beenadapted to thecurrent spellingguidelines. Based onthe analysis oftextual criticismthere arecases ofclerical errorstotaled109errors, of which31cases ofirregularitiesin the level ofadducts; 32cases ofirregularitiesin the level ofomission, and 46cases ofirregularities inemendationlevel. Repairsdonetoget the word outthataccording to thecontext of the sentence.In addition, the improvement is alsodone as atext insertionmanuscriptthat has beendestroyedortorn. Review

of thecontent ofthe textcontent ofan EHRbased on theindication

(6)

LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSEMBAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... ASBTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN...

1.1Latar Belakang Masalah... 1.2Identifikasi Masalah... 1.3Batasan Masalah... 1.4Rumusan Masalah... 1.5Tujuan Penelitian... 1.6Manfaat Penelitian... 1.7Definisi Operasional...

BAB II FILOLOGI, PROSES PENELITIAN FILOLOGI, TASAWUF, DAN

FUNGSI NASKAH...

2.1 Naskah sebagai Objek Penelitian Filologi... 2.2 Proses Penelitian Filologi ... 2.3 Tasawuf ... 2.4 Fungsi Naskah ...

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN...

3.1 Metode Penelitian...

3.2 Objek Penelitian

3.2.1 Deksripsi Naskah ... 3.2.2 Ikhtisar Teks Naskah EHR... 3.3 Teknik Penelitian ...

3.3.1 Prosedur Penelitian ...

(7)

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 3.3.3 Teknik Pengolahan Data ... 3.4 Kerangka Berpikir Penelitian...

BAB IV KRITIK TEKS, TINJAUAN KANDUNGAN DAN FUNGSI...

4.1 Tinjauan Teks... 4.1.1 Transliterasi... 4.1.2 Kritik Teks...

4.1.2.1 Penyimpangan Redaksional... 4.1.2.1.1 Penambahan (Adisi)... 4.1.2.1.2 Penghilangan (Omisi)... 4.1.2.1.3 Perbaikan (Emendasi)... 4.1.3 Edisi Teks... 4.1.3.1 Pengantar Edisi Teks... 4.1.3.2 Edisi Teks Naskah EHR... 4.1.4 Terjemahan Teks... 4.1.4.1 Pengantar Terjemahan Teks... 4.1.4.2 Terjemahan Teks Naskah EHR... 4.2 Kutipan Hadits Nabi... 4.3 Tinjauan Kandungan Isi Teks Naskah EHR... 4.3.1 Konsep Ajaran Pemikiran Para Tokoh Sufistik... 4.3.2 Tinjauan Kandungan Nilai Teks Naskah EHR ... 4.4 Kedudukan Naskah EHR dalam Karya Sastra... 4.5 Fungsi Teks Naskah EHR...

BAB V SIMPULAN DAN SARAN...

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Peninggalan tradisi masyarakat Sunda merupakan sumber kebudayaan yang sangat kaya. Kekayaan yang dimiliki oleh masyarakat Sunda sangat

beragam, baik dari tradisi lisan ataupun tulisannya. Peninggalan suatu tradisi masyarakat Sunda layak dipandang sebagai salah satu unsur kebudayaan nasional yang dapat memberikan corak kebudayaan ataupun karakteristik yang tumbuh menjadi kepribadian suatu bangsa. Salah satu bentuk peninggalan dari masyarakat Sunda adalah adanya tradisi tulis, yaitu berupa naskah.

Naskah atau manuscript merupakan sumber informasi tentang hasil budaya masa lampau dalam bentuk tulisan. naskah juga merupakan salah satu sumber informasi kebudayaan daerah yang sangat penting. Oleh karena itu, diperlukan upaya pembinaan, pemeliharaan, dan pengembangan kebudayaan nasional sepertinya halnya naskah lama. Pada dasarnya naskah lama berisi berbagai data dan informasi mengenai perasaan, pikiran, dan pengetahuan dari suatu bangsa atau kelempok sosial tertentu.

Perlu diketahui bahwa keberadaannya merupakan suatu warisan budaya yang patut kita pelihara dan lestarikan guna mempertahankan nilai-nilai kearifan lokal budaya dan kesejarahan. Robson (1994:7) menyebutkan bahwa warisan dalam konteks budaya Indonesia merupakan sebuah ungkapan emotif terutama naskah yang diwariskan sesepuh sebagai hal yang patut dihormati dan dijaga kelestariannya sehingga kita mendapat tugas moral untuk merawat apa yang telah

ditinggalkan mereka untuk kita, keturunan mereka yang masih hidup.

Pada masanya naskah memiliki peranan fungsi yang sangat banyak, antara

(9)

2

informasi ilmu pengetahuan; dan sebagai alat keperluan praktis kehidupan sehari-hari untuk naskah-naskah yang berisi primbon dan sistem perhitungan waktu. Namun, peranan fungsi tersebut justru mengalami proses penurunan, bahkan sampai tidak berfungsi lagi (Ekadjati, 1988:9)

Naskah mengemban isi yang sangat kaya, Barried (1985:4) menyatakan bahwa kekayaan yang dimiliki oleh sebuah naskah dapat ditunjukkan dengan

aneka ragam aspek kehidupan, seperti masalah sosial, politik, ekonomi, agama, kebudayaan, bahasa, dan sastra yang kebanyakan isinya mengacu kepada hal yang sifatnya historis, didaktis, religius, dan belletri. Naskah lama juga memiliki hubungan erat dengan kehidupan sosial masyarakatnya yang melahirkan naskah-naskah tersebut.

Keragaman isi naskah sunda dapat diklasifikasikan kedalam 12 kelompok, diantaranya; (1) agama, (2) bahasa, (3) hukum/aturan, (4) kemasyarakatan, (5) mitologi, (6) pendidikan, (7) pengetahuan, (8) paririmbon, (9) sastra, (10) sastra sejarah, dan (12) seni (Ekadjati, 1988:34). Adapun aksara yang digunakan pada penulisan teks-teks naskah sunda dapat dibedakan ke dalam empat jenis aksara, yaitu (1) aksara sunda (kuno), (2) aksara cacarakan, (3) aksara pegon, dan (4) aksara latin (Darsa, 1998:4). Kondisi tersebut membuktikan bahwa naskah-naskah sunda mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Disamping itu, perkembangan tersebut memberikan gambaran mengenai terjadinya difusi budaya yang telah mewarnai segala aspek kehidupan masyarakat sunda pada masa lampau.

Keberadaan naskah sekarang, ada kecenderungan jumlahnya yang semakin berkurang karena banyaknya naskah yang hancur, rusak, ataupun musnah

sehingga tidak dapat diketahui lagi kandungan isinya. Hal itu disebabkan oleh faktor-faktor yang menimpa naskah-naskah tersebut, misalnya terkena banjir,

(10)

Adapula naskah-naskah yang tersimpan di berbagai tempat, seperti museum-museum, perpustakaan, pesantren, ataupun di kalangan masyarakat yang notabane-nya sebagai hak pewaris, justru keberadaan naskah lama sangat

terlantar dan pemeliharaannya pun kurang mendapat perhatian secara layak. Hal ini diakibatkan oleh kurangnya perhatian masyarakat terhadap naskah lama. Di samping itu, sebab lainnya adalah kurang mengertinya seseorang akan nilai yang

terkandung di dalam suatu naskah.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa naskah memiliki peranan yang sangat penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan, terutama sebagai jembatan untuk mempelajari sejarah budaya masa lampau, khususnya kebudayaan Sunda. Oleh karena itu, diperlukanlah sebuah penelitian terhadap naskah Sunda sebagai karya sastra klasik yang menyimpan pelbagai kehidupan masyarakat Sunda pada jamannya.

Batasan naskah Sunda dalam penelitian ini adalah naskah-naskah yang disusun dan ditulis di wilayah Sunda sebagai perkembangan naskah yang berisi paparan kisah mengenai cerita atau latar sosial yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat sunda pada masanya. Arti wilayah Sunda dalam hal ini adalah naskah yang ditulis atau disusun meliputi wilayah Jawa Barat dan Banten (Ekadjati, 1988;4).

Penelitian akan dilakukan terhadap naskah sunda yang berasal dari salah satu pewaris naskah, Eem Sulaemi yang bertempat tinggal di Jalan Sersan Surip Kelurahan Ledeng Kecamatan Cidadap. Kelurahan Cidadap (Kota Bandung) merupakan salah satu tempat dari beberapa tempat di Jawa Barat yang masih berlangsungnya proses penyalinan naskah (Ekadjati, 1988:10). Para penyalin itu

umumnya merupakan pensiunan yang usianya telah tua. Perlu diketahui, naskah sunda ini berkembang pada lingkungan masyarakat agraris yang penuh dengan

corak budaya yang dimodifikasi sebagai hasil karya mandiri yang juga tanpa disadari proses penciptaannya.

(11)

4

Penelitian terhadap naskah-naskah keagamaan atau tasawuf sebagian besar telah diteliti, di antaranya Syair Sejarah Hidup Syekh Abdul Wahab Rokan (May, 2005:5) berisi pemikiran sufistik Syekh Abdul Wahab Rokan penganut Tarikat Naqsabandiyyah yang banyak mengandung pemikiran sufistik diantaranya zuhud,

tarekat, dan suluk. Penelitan ini ditelaah dari segi filologis dan fungsinya. Naskah keagamaan lainnya adalah Purwaning Jagat (Widuri, 2009:34) yang secara

ringkas mengisahkan raja-raja di tatar Sunda. Meskipun mengisahkan raja-raja, tetapi pada awal pemberangkatan cerita memiliki pemikiran sufistik yang berkisah tentang penciptaan dunia, roh-roh yang berasal dari roh idopi dan merupakan awal dari seluruh roh di dunia ini. Penelitan yang dilakukan berupa hasil edisi teks dan terjemahan. Selanjutnya, Naskah Martabat Tujuh (Purwadaksi, 2001:134-135) yang mempunyai pemikiran sufistik Syekh Syamsuddin al-Sumatrani mengenai konsep martabat tujuhnya yang menjelaskan bahwa manusia sebagai hamba Allah terlebih dahulu harus melalui tujuh tingkatan, yakni ahadiyat, wahdat, wahidiyyat, alam mitsal, alam roh, alam ajsam, dan alam insan kamil. Penelitan lainnya

adalah naskah Wasiyah al-Mustahafa (Samidi dalam lektur keagamaan:2009) berisi ajaran-ajaran tentang tasawuf dari Nabi Muhammad kepada sayyidina Ali bin Abu Thalib mengenai perintah tentang shalat, zikir, dan puasa. Adapun penelitian ini yang dilakukan melalui pendekatan sejarah. Selanjutnya, penelitian lainnya adalah atas teks naskah Daqa’iq al-Asrar ( M.Adib dalam lektur keagamaan:2008) berisi ajaran tarikat Khalwatiah melalui pendekatan pemikiran sufistik tokohnya (Tuan Rappang).

Ditemukannya sebuah teks naskah ini menjadi suatu permasalahan yang sangat kompleks. Artinya, naskah EHR dapat dikategorikan sebagai sastra sufi

(islam) atau sastra mistik. Kedua permasalahan tersebut akan dijelaskan pada subab berikutnya. Objek permasalahan lainnya terhadap naskah EHR adalah

(12)

Dari segi tulisan, teks naskah EHR sebagian mengalami kelunturan sehingga cukup sulit dalam proses pembacaan teks. Hal lainnya adalah penyajian teks naskah EHR yang tidak lazim digunakan pada masa sekarang.Naskah EHR dibuat pada awal abad ke-19. Hal itu dapat ditunjukkan dengan watermark yang tercantum pada naskah EHR tahun 1898. Naskah ini merupakan sebuah perlimuan batin atau diri antara kedekatan antara seorang hamba dengan Tuhannya. Teks

naskah EHR tidak bisa dikaji oleh sembarang orang karena bisa mengakibatkan kegilaan. Hal itu dapat ditunjukkan oleh kutipan teks yang terdapat pada naskah EHR.

Ieu ‘ilmu hakékat ulah diaji ku sagala jalma

Sumawon lamuntacan tarék

kara enggon nabi wali para mu’min para sohabat para ‘ulama manana kudu apik karana matak gelo.

Ini Ilmu Hakikat jangan dikaji oleh sembarang orang

apalagi jika belum mau sampai ke tempat nabi wali para

mukmin para sahabat para ulama maknanya harus tertib

karena bisa mengakibatkan gila

Orang yang bisa mengkaji ilmu ini hanya para nabi, wali, sahabat, dan mukmin. Naskah ini ditulis dengan aksara Arab Pegon dan bahasa yang digunakan adalah bahasa Sunda. Pada umumnya aksara-pegon digunakan untuk menuliskan teks-teks naskah Sunda sejak abad ke-18 hingga menjelang akhir abad ke-20 (Darsa, 1998:4). Terjadi kemungkinan naskah EHR ini muncul pada abad

seperti yang telah disebutkan.

Naskah ini memiliki keunikan tersendiri, meskipun berbahasa Sunda tetapi masih ada unsur serapan dari bahasa Jawa. Bahasa daerah yang digunakan pada naskah EHR terdapat bagian dari kosa kata bahasa daerah yang sulit dipahami (arkais) yang disebabkan konteks budaya yang terlalu jauh. Hal lainnya adalah dari segi isi teks naskah EHR terdapat peristilahan yang tidak diketahui maknanya, baik dari sisi istilah praktis maupun istilah tasawufnya karena memang masyarakat umum belum memahami secara penuh mengenai peristilahan tersebut. Terakhir adalah fungsi naskah dan teks yang sudah terlepas dari tradisi di masyarakatnya serta konteks naskah (teks) yang sudah tidak diketahui lagi.

(13)

6

ketika mencapai tingkatan hakikat. hakikat kedekatan seorang hamba dengan Tuhannya dalam konsep ilmu tasawuf menggunakan konsep martabat tujuh, seperti Alam Ajsam, Alam Mitsal, Alam roh, Alam ahadiat, Alam wahidiyat, Alam Insan Kamil, dan Alam Hadiyat. Selama ini keberadaan teks naskah tersebut

hanya menjadi pegangan saja tanpa ada pembelajaraan mengingat pewaris tidak bisa mengenal aksara dari naskah tersebut sehingga naskah itu terbengkalai.

Sejauh ini naskah EHR belum pernah ada yang melakukan penelitian. Oleh karena itu, diperlukan penelitian terhadap naskah ini guna mengetahui kandungan isi yang tersimpan dalam naskah tersebut. Disamping itu, tujuan lainnya adalah sebagai upaya pemeliharaan dan pelestarian naskah lama yang mulai terabaikan.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada pemahaman di atas, beberapa permasalahan objek yang diteliti akan diidentifikasi adalah sebagai berikut.

1. Aksara Arab-Pegon yang sudah tidak lazim digunakan di kalangan masyarakat sehingga mereka secara tidak langsung tidak mengerti dengan keberadaan suatu teks naskah;

2. Teks belum tersaji dengan baik untuk masyarakat pembaca. Hal itu dapat ditunjukkan dengan tanda baca, susunan paragraf yang belum jelas, tanda jeda dan bagian lainnya yang belum tersaji dengan baik sehingga menyulitkan proses pembacaan;

3. Bahasa naskah yang menggunakan dua bahasa, yaitu Bahasa Sunda dan Bahasa Jawa yang cukup menyulitkan dalam proses pemahaman dan

pemaknaan teks;

4. Penggunaan istilah tasawuf yang kurang dimengerti oleh masyarakat

umum dari sisi istilah praktis maupun istilah tasawuf itu sehingga cukup menyulitkan dalam proses pemahaman teks;

(14)

6. Fungsi naskah dan teks yang sudah terlepas dari tradisi di masyarakat sehingga naskah mulai terabaikan;

7. Konteks naskah (teks) yang sudah tidak diketahui lagi pada jamannya.

1.3 Batasan Masalah

Agar pembahasan penelitian ini tidak terlalu jauh dan objek penelitian ini

hanya satu naskah, maka naskah EHR akan dikaji secara filologis melalui tahapan kritik teks untuk menghasilkan edisi teks naskah EHR yang mudah dibaca dan dipahami dalam terjemahan. Disamping itu, dilakukan pula tinjauan kandungan isi teks dan fungsi naskah serta tinjauan naskah EHR dalam karya sastra.

1.4 Rumusan Masalah

1. Bagaimana kasus kesalahan tulis naskah EHR ?

2. Bagaimana edisi teks yang mudah dibaca dan dipahami dalam terjemahan naskah EHR?

3. Bagaimana kandungan isi teks dalam naskah EHR? 4. Bagaimana fungsi teks dalam naskah EHR?

1.5 Tujuan Penelitian

1. Menyajikan deskripsi kasus kesalahan tulis naskah EHR.

2. Tersajinya edisi teks yang mudah dipahami dan dibaca dalam terjemahan naskah EHR.

3. Menyajikan kandungan isi teks dalam naskah EHR. 4. Mengetahui fungsi naskah dan teks dalam naskah EHR.

1.6Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

(15)

8

2. Manfaat Praktis

Sebuah teks naskah EHR menjadikan hasil penelitian sebagai salah satu cara untuk mempelajari kebudayaan masa lampau yang banyak merekam isi kehidupan. Kemudian, mengungkap nilai-nilai budaya sebagai sumber alternatif untuk pemeliharaan, pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional. Selain itu, menjadikan hasil penelitian ini sebagai sumber nilai-nilai kerarifan lokal

budaya yang dihasilkan oleh suatu masyarakat tertentu.

1.7Definisi Operasional

Untuk memperjelas pokok-pokok permasalahan terhadap penelitian ini, maka variabel-variabel dalam penelitian ini dioperasionalkan sebagai berikut.

1. EHR merupakan naskah tulisan tangan yang digubah dalam bentuk prosa berbahasa sunda yang dimiliki oleh seorang pewaris bernama Eem Sulaemi yang bertempat tinggal di Jalan Sersan Surip Kelurahan Cidadap Kecamatan Ledeng Kota Bandung.

2. Kajian Filologis merupakan sebuah kajian terhadap objek penelitian filologi yakni sebuah naskah kuno yang bertujuan menghasilkan edisi teks yang terhindar dari kesalahan-kesalahan tulis.

3. Edisi Teks merupakan hasil dari proses kritik teks. Hal ini tentunya sudah melalui proses penyuntingan dan sudah terhindar dari kesalahan-kesalahan tulis.

4. Terjemahan merupakan suatu upaya pemindahan suatu teks dan bahasa

sumber ke dalam bahasa sasaran. Proses terjemahan merupakan sebuah hasil dari edisi teks. Hal ini bertujuan menjaga keaslian atau keutuhan

suatu teks agar sasaran tidak terlalu menyimpang dari maksud yang disampaikan oleh si penulis atau penyalin.

5. Tinjauan Kandungan dan Fungsi merupakan sebuah alat untuk

(16)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

Dalam melakukan sebuah penelitian diperlukan dengan adanya sebuah teori yang disertai dengan metode. Metode dapat diartikan sebagai cara-cara, strategi untuk memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk memecahkan

rangkaian sebab akibat berikutnya. Metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga lebih mudah untuk dipecahkan dan dipahami.

3.1Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan alat, prosedur, dan teknik untuk melaksanakan penelitian. Sebagaimana telah disebutkan bahwa metode digunakan untuk memecahkan rangkaian sebab akibat secara sistematis. Metode penelitian bertujuan mendeskripsikan secara umum terkait dengan jenis penelitian yang akan dilakukan.

Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Metode tersebut bermaksud menggali fakta-fakta yang terjadi pada objek (naskah EHR) yang kemudian disusul dengan analisis.

3.2 Objek Penelitian

Objek penelitan merupakan suatu hal atau perkara yang menjadi pokok pembicaraan dan dijadikan sebagai sasaran untuk data penelitian. Dalam hal ini, objek penelitian tersebut diuraikan mengenai deskripsi dan ringkasan isi naskahnya.

3.2.1 Deskripsi Naskah

(17)

33

Elmu Hakekat Rasa karena terdapat judul yang eksplisit dalam naskah tersebut.

Lihatlah kutipan judul yang dicantumkan secara eksplisit.

Ieu ‘ilmu hakékat rasa. Anapon ngaran jasad nya éta Muhammad; ngaran rasa nya éta roh Muhammad; dingaranan sir (nya) éta napas Muhammad; dingaranan éling éta soca Muhammad; dingaranan enur nya éta hurip; dingaranan hurip nya éta {bocahan}; dingaranan hurip (nya) éta éling; éta sir dingaranan napas; éta rasa (nya )éta napas /2/dingaranan nyawa; (nyawa) dingaranan roh; dingaranan roh (nya) éta getih. Anapon wadahna hurip nya éta éling; wadahna éling nya éta syir; wadahna syir nya éta rasa; nyawa wadahna nyawa; napas wadahna napas, roh-roh éta déwék. (Kutipan teks naskah EHR)

Naskah EHR diperoleh dan ditemukan dari seorang pewaris bernama Eem Sulaemi yang bertempat tinggal di Jalan Sersan Surip Kecamatan Cidadap Kelurahan Ledeng (Kota Bandung). Naskah EHR merupakan sebuah naskah tasawuf atau naskah keagamaan yang banyak mendeskripsikan tentang ketauhidan

Tuhan yang dikaitkan dengan keberadaan Ruh dengan Jasad serta dikaitkan pula dengan Nur Muhammad. Selain itu, Naskah EHR pula merupakan salah satu naskah sunda yang berkembang pada masa periode Islam. Adanya isi naskah yang banyak membahas tentang konsepsi Ilmu Tasawuf dapat diperkirakan bahwa Naskah EHR berkembang pada lingkungan pesantren yang notabane-nya dipenuhi kalangan Kyai dan Ulama.

(18)

Hasil pengukuran pada fisik naskah adalah 21,5 cm x 17 cm dan ukuran ruang teks adalah 20 cm x 15 cm. Jumlah halaman pada naskah EHR ini adalah 35 halaman dengan jumlah baris setiap halaman yang bervariasi, yakni 5 baris pada halaman (34); 8 baris pada halaman (35); 9 baris pada halaman (5, 7, 32, dan 33); 10 baris pada halaman (3, 6, 24, dan 27); 11baris pada halaman (1, 8,1 0, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 28, 29, 30, dan 31); dan 12 baris pada

halaman (2, 9, 14, dan 18). Total keselurahan baris yang terdapat pada naskah EHR sejumlah 355 baris. Ketebalan naskah hanya 35 lembar terdiri atas 1 halaman kosong dan 34 halaman yang ditulisi. Halaman kosong terdapat pada halaman 4 dan halaman yang ditulisi hanya diberi penanda dengan halaman muka (A) dan (B). Penomoran halaman hanya ditulisi dengan aksara latin (A) dan (B).

Bahan naskah EHR terbuat dari bahan kertas Eropa. Didalamnya terdapat watermark atau cap kertas bertuliskan SUPERION 1898. Cap kertas tersebut

bermotif mahkota medallion. Selain itu, terdapat Iluminasi pada halaman depan naskah dengan motif semacam bunga matahari.

Kondisi fisik naskah sangat mengkhawatirkan. Naskah mengalami kerusakan cukup parah, diantaranya naskah sobek, hilang, ataupun lapuk karena memang usia naskah yang terlampau tua. Teknik penjilidannya longgar sehingga ada lembaran yang akan terlepas. Sebagian halaman naskah terdapat lubang atau sobekkan karena gigitan serangga atau dimakan oleh waktu. Warna kertas berwarna sand atau coklat pasir yang mulai agak lapuk dan kusam. Akan tetapi, secara keseluruhan teks ini masih dapat dikenali meskipun sebagian teks lainnya ada yang hilang karena sobekkan.

Secara ringkas, naskah EHR mendeskripsikan tentang konsep ilmu

tasawuf. Disana banyak diceritakan konsep martabat tujuh untuk menuju manusia yang sempurna, lalu dzat-dzat Allah yang maha tinggi dan hakikat sebuah ruh

(19)

35

yang berhati suci. Artinya, orang tersebut adalah para wali, alim ulama, sahabat, dan orang-orang muslim.

3.2.2 Ikhitisar Teks Naskah EHR

Pada dasarnya naskah EHR mendeskripsikan perjalanan spritual umat muslim yang sudah mencapai tataran pelaksanaan tingkat pencapaian (hakikat).

Seorang penempuh jalan spritual (salik) sebelum mencapai tingkat hakikat terlebih dahulu harus melewati tataran pelaksaan tingkat pengajaran (syariat) dan tingkat pengalaman (tarekat). Sebagaimana yang telah disebutkan pada kutipan teks naskah EHR berikut ini.

Ieu ilmu Hakikat ulah diaji ku sagala jalma. Sumawon lamun tacan tarék

kara enggon, nabi, wali, para mu,min, para sahabat, para ulama ma’nana kudu apik karana matak gélo. (paragraf pertama naskah EHR)

Berdasarkan pernyataan di atas, seorang salik terlebih dahulu harus menempuh tahapan tarikat. Pelaksanaan tarekat ini adalah salah satu jalan menuju hakikat, maka sebelum masuk ke dalam ajaran Sang penempuh jalan spritual (salik) hanya dapat menempuh perjalanannya dibawah bimbingan seorang guru terpercaya atau dalam istilah sufi sering dikenal sebagai mursyid. Mursyid adalah orang yang memiliki hubungan silsilah dengan guru-guru sebelumnya hingga sampai kepada nabi Muhammad. Dalam teks tersebut disebutkan pula bahwa terlebih dahulu kita harus Tarék. Tarék merupakan perkumpulan orang-orang yang memahami pengajaran agama Islam. Oleh karena itu, tarekat merupakan

sebuah alat untuk mencapai tingkat hakikat.

Pada bagian Awal naskah EHR mendeskripsikan ilmu hakikat yang tidak

(20)

Secara umum, naskah EHR mendeskripsikan tentang ketasawufan metafisika, artinya naskah EHR banyak mendeskripsikan teori-teori tentang hakikat ilahi. Hakikat tersebut mempelajari suatu wujud dari zat Allah, Muhmmad, dan Adam. Dideskripsikan pula bagaimana hakikat sebuah ruh dengan jasad, nufus, tanafas, dan sebagainya. Namun, pada bagian awal ini secara keseluruhan merupakan tahapan awal untuk melaksanakan hakikat berupa

pensucian diri dengan adanya Hakikat Muhammad. Hal itu dapat ditunjukkan dengan kutipan teks berikut ini.

Dék miceun badan éta nu aya sajerona soca yén kanyataan Nabi Muhammad nyaéta Rosulu Alloh anu manjing metu, maka nyaho manusa anu sajeroning soca karana éta satemenna kanyataan salira Nabi Muhammad nyaéta anu murba sareng misasaé jisim. Éta temen badan manusia (ti) dunya (nepi) ahérat supaya terang kana ngarasakeunana baé karana nu aya sajeroning soca nyaéta jenengan alip. (kutipan teks naskah EHR)

Setelah itu, tahapan kedua dari naskah ini adalah melaksanakan perbuatan-perbuatan terpuji, seperti, bersikap rendah hati, mendekatkan diri kepada Tuhan, taubat, berzikir, melakasanakan solat rasa, roh, maupun ati. Pada dasarnya naskah EHR menguraikan bahasan mengenai konsep martabat tujuh yang di bawa oleh Ibn’Arabi dan merupakan faham dari Wahdatul Wujud, yaitu Alam Ajsam, Alam Mitsal, Alam roh, Alam ahadiat, Alam wahidiyat, Alam Insan Kamil, dan Alam

Hadiyat. Uraian tersebut diantaranya; 1) pembahasan yang berpangkal pada

(21)

37

(taraqi) yang dilakukan dengan melewati maqamat. Tanazzul maupun Taraqi inilah, keduanya merupakan sebuah perjalanan.

Tahap akhir naskah EHR adanya proses penyatuan diri manusia dengan Tuhan bahwasannya adalah manusia adalah banyangannnya Allah Swt. Semua perwujudan yang ada pada Allah telah menyatu dengan diri manusia.

3.3 Teknik Penelitian

Sebuah metode tentu akan berkaitan dengan teknik penelitian. Teknik merupakan sebauah alat yang bersifat konkret sebagai instrumen penelitian yang dideteksi secara indrawi. Di bawah ini adalah beberapa teknik penelitian yang dilakukan.

3.3.1 Prosedur Penelitian

Langkah kerja penelitian yang ditempuh dalam penelitian ini adalah: 1. Menentukan objek penelitian;

2. Mencari berbagai referensi yang terkait dengan objek penelitian; 3. Membaca naskah EHR secara cermat, teliti, dan berulang-ulang; 4. Membuat transliterasi teks, yakni perubahan dari aksara arab-pegon ke

aksara latin;

5. Melakukan kritik teks;

6. Melakukan penyuntingan teks; 7. Menghasilkan edisi teks; 8. Proses penerjemahan teks;

9. Melakukan telaah kandungan dan isi teks yang tersimpan dalam teks

EHR;

10.Melakukan telaah fungsi teks dan konteks naskah EHR;

(22)

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data

3.3.2.1 Studi Dokumentasi

berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan, maka diperlukanlah suatu studi dokumentasi yang bertujuan untuk mengumpulkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian. Hal ini erat kaitannya dengan referensi literasi yang berhubungan dengan objek dan fokus penelitian.

3.3.2.2 Studi Lapangan

Data perolehan dari penelitian filologi ini adalah melalui proses kerja lapangan. Studi lapangan yang dilakukan adalah melakukan sebuah pengamatan (observasi) dan wawancara yang terkait dengan data penelitian. Adapun nara sumber yang didapatkan adalah seorang pewaris bernama Eem Sulaemi yang bertempat tinggal di Jalan Sersan Surip Kecamatan Cidadap Kelurahan Ledeng (Kota Bandung).

3.3.3 Teknik Pengolahan Data

Langkah-langkah pengolahan data yang ditempuh adalah sebagai berikut. 1. Teks naskah EHR ditransliterasi dari aksara Arab-Pegon ke aksara

Latin;

2. Setelah transliterasi dilakukan, proses selanjutnya adalah melakukan tahap kritik teks dan proses penyuntingan teks.

3. Menghasilkan sebuah edisi teks naskah EHR. 4. Melakukan proses penerjemahan teks.

5. Melakukan telaah terhadap kandungan dan isi yang tersimpan dalam

teks naskah EHR.

(23)

39

3.4 Kerangka Berpikir Penelitian

KRITIK TEKS DAN TELAAH FUNGSI NASKAH ELMU HAKEKAT RASA

-Hasil suntingan teks naskah EHR -Hasil terjemahan teks

naskah EHR -Hasil kandungan dan isi

teks naskah EHR -Hasil tinjauan fungsi

naskah EHR Naskah Elmu Hakekat

Rasa

1.Adanya kecenderungan kuantitas naskah Sunda yang semakin berkurang, teruama naskah keagamaan yang mengandung unsur tasawuf;

2. Naskah sebagai tinggalan budaya, dokumen, dan warisan budaya masa lampau;

3. Belum ada penelitian terhadap naskah EHR

Studi Lapangan di Jalan Sersan Surip Kecamatan Cidadap

Kelurahan Ledeng Kota Bandung

Penelitian deskriptif analisis dan kajian filologi

Prosedur Pengolahan data: 1.Transliterasi

2. Kritik Teks 3. Edisi Teks

4. Penerjemahan Teks 5.Tinjauan kandungan isi teks

(24)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap teks naskah Sunda atau teks naskah keagaamaan (tasawuf), yaitu teks naskah Élmu Hakékat Rasa

adalah sebuah peneltian mengenai kesalahan tulis, penyusunan edisi teks, serta melakukan tinjauan terhadap kandungan isi dan fungsi teks, telah didapatkan beberpa simpulan diantaranya adalah sebagai berikut.

1) Berdasarkan analisis kritik teks diperoleh keterangan bahwa dalam teks naskah EHR terdapat 109 kesalahan tulis dalam tataran penambahan (adisi), penghilangan (omisi), dan perbaikan (emendasi). Penambahan berupa kesalahan pada kata berjumlah 10 kasus penyimpangan; penambahan berupa kesalahan suku kata berjumlah 14 kasus penyimpangan; penambahan berupa kesalahan pada frasa atau kalimat berjumlah 7 kasus penyimpangan. Penghilangan berupa kesalahan pada kata berjumlah 21 kasus penyimpangan; penghilangan berupa kesalahan suku kata berjumlah 10 kasus penyimpangan; penghilangan berupa kesalahan pada frasa atau kalimat berjumlah 1 kasus penyimpangan. Kasus salah tulis berupa kesalahan penulisan huruf sebanyak 16 kasus penyimpangan; kasus salah tulis berupa kesalahan penulisan kata sebanyak 14 kasus penyimpangan; kasus salah tulis berupa frasa atau kalimat sebanyak 4 kasus penyimpangan; kasus salah tulis berupa penanda bunyi

sebanyak 12 kasus penyimpangan. Perbaikan dilakukan untuk mendapatkan kata yang sesuai dengan konteks kalimatnya. Di samping itu,

perbaikan pula dilakukan sebagai upaya pengisian teks naskah yang telah hancur ataupun sobek.

(25)

107

menunjukkan sebagai kekayaan ragam bahasa lama yang signifikan. Selain itu, teks naskah EHR telah mengalami penyesuaian pedoman ejaan yang berlaku sekarang untuk memudahkan proses pemahaman dan pembacaan teks kepada masyarakat luas.

3) Penyusunan edisi teks dilakukan dengan cara melakukan penyuntingan teks hasil dari proses kritik teks. Penyusunan edisi teks tersebut mengacu pada pedoman ejaan penulisan yang berlaku sekarang. Hal tersebut bertujuan agar teks dalam naskah mudah dibaca serta dipahami dalam

terjemahan oleh khayalak luas. Adapun penyuntingan teks yang dilakukan meliputi penggunaan huruf kapital, penggunaan tanda baca, pemenggalan kata, serta membagi teks menjadi bebearapa paragaraf dan subab yang telah disesuaikan dengan aturan pedoman penulisan yang berlaku sekarang.

4) Kedudukan naskah EHR dalam karya sastra dapat diperoleh keterangan bahwa naskah EHR termasuk kedalam golongan jenis sastra sufi. Hal itu dapat ditunjukkan dengan isi karya yang berhubungan dengan masalah-masalah ketasawufan, diantaranya adalah adanya istiliah-istilah mengenai tasawuf dan adanya ekspresi pendekatan terhadap Tuhan berupa penyatuan diri.

(26)

al-Sumaterani yang menganut paham ajaran Wahdat al-Wujud yang merupakan ajaran sentral Ibn Arabi. Tinjauan kandungan nilai teks yang terdapat pada teks naskah EHR diperoleh keterangan bahwa nilai hierarki yang mengacu pada teori Max Scheller diperoleh nilai kenikmatan, nilai kehidupan, nilai kejiwaan, dan nilai kerohanian. Hal itu menunjukkan nilai sanagat erat kaitannya dengan kehidupan manusia dan mahluk sebagai

pemeluk agama.

Tinjauan fungsi teks dalam naskah EHR dapat diperoleh keterangan bahwa keterlibatan pembaca untuk mengetahui sebuah karya sastra memiliki fungsi ataupun manfaat yang diperoleh. Adapun fungsi teks yang didapatkan dalam naskah EHR diantaranya; sebagai media dakwah, sebagai sarana penyempurnaan akhlak, sebagai peningkatan kualitas keyakinan, dan sebagai sandaran prinsip kehidupan. Pada dasarnya fungsi teks yang terdapat pada naskah EHR ini adalah menyampaikan pesan kepada masyarakat pembaca untuk selalu senantiasa mengingat kepada Allah sebagai Khaliq dengan cara mentaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa jumlah kesalahan tulis yang terdapat pada naskah EHR cukup banyak. Hal itu menunjukkan penulis atau penyalin teks naskah EHR masih memiliki kelemahan dalam hal penulisannnya. Akan tetapi, jika dikaitkan dengan masa lampau penulis atau penyalin teks naskah EHR merupakan orang yang sangat pendai dan cerdas mengingat pada masa lampu belum banyak orang yang mengenal dan tulisan.

Proses kajian filologis melalui tahapan kritik teks untuk menghasilkan edisi teks yang mudah dibaca dan dipahami dalam terjemahan, peneliti melakukan

(27)

109

5.2 Saran

Sebagai manusia biasa, setelah melakukan penelitian dan penelusuran terhadap teks naskah EHR, peneliti menyadari bahwa penelitian ini belum sepenuhnya sempurna, maka dari itu penulis merekomendasikan beberapa hal diantaranya adalah sebagai berikut.

1) Dalam penelitian ini masih banyak segi lainnya yang belum sepenuhnya

penulis kaji, mengingat penelitian ini dikaji dengan naskah tunggal. Oleh karena itu, penulis merekomendasikan kepada semua pihak yang berminat agar mampu melanjutkan dan melengkapi penelitian selanjutnya dari segi atau aspek lainnya yang belum dikaji.

2) Bagi masyarakat luas, khsususnya kaum muslim penelitian ini dapat dijadikan bahan diskusi agar lebih memahami tentang ajaran-ajaran tasawuf yang terkandung dalam naskah EHR.

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, K H E. (1986). Perbandingan Mazhab-Mazhab. Bandung; Sinar Baru.

Armstrong, Amatullah.(1996). Khazanah Istilah Sufi: Kunci Memasuki Dunia Tasawuf. Malaysia: Mizan.

Baried, Siti Baroroh, ‘dkk’.(1985). Pengantar Teori Filologi. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Danadjaja, James. (2002). Foklor Indonesia. Jakarta: Graffiti.

Damono, Sapardi Djoko. (2005). Sosiologi Sastra. Jakarta: Yayasan Obor.

Damono, Sapardi Djoko. (2002). Pedoman Penelitian Sosiologi Sastra. Jakarta: Depdiknas.

Darsa, Undang A.(1998). Khasanah Pernaskahan Sunda. Jatinangor: Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran.

Dewan Bahasa dan Pustaka. 1988. Pedoman Transliterasi Huruf Arab ke Huruf Rumi. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.

Djamaris, Edward.(2002). Metode Penelitian Filologi. Jakarta: CV Manasco. Indonesia.

Djajasudarma, Fatimah. (1998). Penerjemahan dan Interpretasi dalam Nuansa-nuansa Pelangi Budaya. Bandung. Pustaka Karya.

Ekadjati, Edi S. (1988). Naskah Sunda: Inventarisasi dan Pencatatan. Bandung: Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran dan The Toyota Foundation.

Huda, Noor. (2007). Islam Nusantara (Sosial Intelektual Islam di Indonesia. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Hutomo, Suripan Sadi. (1991). Mutiara Yang Terlupakan. Surabaya: Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (Hiski)-Komisariat Jawa Timur.

Jurusan Basa jeung Sastra Sunda. 1990. Palanggeran Ejahan Basa Sunda. Bandung: Rahmat Cijulang berkerjasama dengan FPBS IKIP Bandung.

Kartanegara, Mulyadhi. (2006). Menyelami Lubuk Tasawuf. Jakarta; Erlangga.

(29)

111

Permadi, Tedi. (2012). Naskah Gulungan Koleksi Cagar Budaya Candi Cangkung. (disertasi). Universitas Padjadjaran.

Purnomo, Eddy. (2002). Bahasa dan Sastra Indonesia: Menuju Transformasi Sosial Budaya Abad XXI. Yogyakarta: Gamamedia dan Universitas Ahmad Dahlan.

Purwadaksi, A.P.1991. Unsur Tasawuf dalam Naskah Melayu Klasik. Dalam lembaran Sastra Nomor 12.Depok: Fakultas Sastra UI

Ratna, Nyoman Kutha. (2004). Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Robson, S. O.(1994). Prinsip-Prinsip Filologi Indonesia. Jakarta: Rul.

Satjadibrata.(1954). Kamus Basa Sunda. Jakarta: Perpustakaan Perguruan Kementrian P.P. dan K.

Setiadi, Elly M, dkk. (2011). Ilmu Sosial dan Budaya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Solihin, M, dkk. (2002). Kamus Tasawuf. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suryani NS, Elis.(2008). Filologi (Teori, Sejarah, Metode, Penerapannya). Bandung: Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran.

Teeuw, A. (2003). Sastera dan Ilmu Sastera. Kiblat Buku Utama: Bandung.

Tim Redaksi. (1999). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Tim Redaksi. (2008). Lektur Keagamaan.Jurnal Penelitian. Puslitbang lektur keagamaan badan Litbang dan Diklat Depag RI.

Tim Redaksi. (2009). Lektur Keagamaan.Jurnal Penelitian. Puslitbang lektur keagamaan badan Litbang dan Diklat Depag RI.

Valiudin, Mir. (1987). Tasawuf dalam Quran. Jakarta: Pustaka Firdaus.

Referensi

Dokumen terkait

Struktur batin dalam pantun manyerakan marapulai dan anak daro ini merupakan makna yang terkandung di dalam puisi yang tidak secara langsung dapat kita hayati. Struktur

Dengan mengucap puji syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkah dan rahmat Nya, buku “KECAMATAN DELANGGU DALAM ANGKA 2019” telah dapat kami terbitkan..

• Apabila lelang dilakukan sebelum 30 Juni 2014, maka klasifikasi dan kualifikasi usaha yang digunakan dalam pengumuman lelang adalah klasifikasi dan kualifikasi yang

Maka, manajemen pengembangan kurikulum bahasa adalah suatu proses pengaturan dalam pengembangan kurikulum bahasa sesuai dengan prosedurnya, sebagai pedoman atau pegangan

Dalam membuktikan hipotesis alternatif bahwa terdapat pengaruh secara langsung antara faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja aparat Pemda pada Pemerintahan di Kota

 Apabila lingkungan sudah tidak dapat dikendalikan maka cara yang dapat ditempuh adalah dengan. merubah bidang kegiatan, sehingga diperoleh kondisi lingkungan uyang

Jika nilai desil ke 3 dianggap sebagai peringkat terbaik sebagai karyawan yang jarang membolos, berapa orang yang masuk kategori tersebut pada tahun 2007?.. Bagaimana hubungan

EVAL1 EVAL2 EVAL3 EVAL4 EVAL 4 eval4 T3 KEA. belajar ke RESENTA osi motivas