• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN PENGEMBANGAN OLAHRAGA REKREASI DI DINAS PEMUDA, OLAHRAGA DAN PARIWISATA KABUPATEN BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MANAJEMEN PENGEMBANGAN OLAHRAGA REKREASI DI DINAS PEMUDA, OLAHRAGA DAN PARIWISATA KABUPATEN BANDUNG."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

KABUPATEN BANDUNG

( Studi Deskriptif Tentang Pengembangan Olahraga Rekreasi Objek Wisata Situ Cileunca oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata

Kabupaten Bandung )

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Sains Olahraga

Priadi Nasrulloh 0808236

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN

JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)

KABUPATEN BANDUNG

( Studi Deskriptif Tentang Pengembangan Olahraga Rekreasi Objek Wisata Situ Cileunca oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata

Kabupaten Bandung )

Oleh Priadi Nasrulloh

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Priadi Nasrulloh 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

NAMA : PRIADI NASRULLOH

NIM : 0808236

JUDUL : MANAJEMEN PENGEMBANGAN OLAHRAGA REKREASI DI

DINAS PEMUDA, OLAHRAGA DAN PARIWISATA

KABUPATEN BANDUNG

Disahkan dan Disetujui Oleh : Pembimbing I

Dr. H. Yudha Munajat Saputra, M. Ed. NIP.19630312 198901 1 002

Pembimbing II

Dr. H. Ridwan El Hariri, M.M NIP.19490515 197903 1 002

Mengetahui :

Program Studi Ilmu Keolahragaan Ketua

(4)

ABSTRAK

MANAJEMEN PENGEMBANGAN OLAHRAGA REKREASI DI DINAS PEMUDA, OLAHRAGA DAN PARIWISATA

KABUPATEN BANDUNG

Oleh : Priadi Nasrulloh

0808236

(5)

Halaman A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Batasan Penelitian ... 10

F. Anggapan Dasar ... 11

G. Definisi Operasional ... 13

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Manajemen ... 16

1. Pengertian Manajemen ... 16

2. Tujuan Manajemen ... 20

1. Pengembangan Organisasi ... 28

2. Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Rekreasi ... 32

C. Olahraga Rekreasi ... 33

1. Pengertian Rekreasi ... 33

2. Pengertian Olahraga Rekreasi ... 38

3. Pengertian Olahraga Rekreasi di Situ Cileunca ... 41

D. Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung ... 44

1. Stuktur Organisasi Dispopar ... 44

2. Tugas dan Fungsi Dispopar ... 45

3. Visi dan Misi Dispopar ... 53

4. Profil Kabupaten Bandung ... 54

BAB III METODE PENELITIAN A. Prusedur Penelitian ... 56

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 58

(6)

C. Instumen Penelitian ... 59

1. Angket ... 59

2. Menyusun Kisi-kisi ... 60

D. Uji Coba Angket ... 65

E. Pengujian Validitas dan Reabilitas Instrumen ... 66

1. Uji validitas ... 66

2. Uji reabilitas ... 70

F. Pengumpulan Data ... 70

G. Teknik Pengolahan Data ... 71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 73

1. Penghitungan Uji Normalitas Data ... 74

2. Hasil Penghitungan Persentase ... 74

3. Analisis Frekuensi ... 81

a. Perencanaan ... 81

b. Pengorganisasian ... 89

c. Pengarahan ... 93

d. Pengendalian ... 96

B. Diskusi Penemuan ... 99

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 103

B. Saran ... 105

DAFTAR PUSTAKA ... 107

LAMPIRAN ... 109

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kisi-Kisi Instrument Dalam Angket ... 63

3.2 Kategori Nilai Skor Jawaban Alternatif ... 65

3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen ... 67

3.4 Hasil Uji Reabilitas Instrumen ... 70

3.5 Kategori Nilai Skor Jawaban Alternatif ... 71

3.6 Parameter Persentase ... 71

4.1 Uji Normalitas Data ... 74

4.2 Persentase Sub Variabel Perencanaan ... 75

4.3 Persentase Sub Variabel Pengorganisasian ... 77

4.4 Persentase Sub Variabel Pengarahan ... 78

4.19 Pengembangan olahraga rekreasi ... 87

4.20 Hambatan Pengembangan ... 88

4.21 Promosi Pariwisata ... 88

4.22 Struktur pengelola ... 89

4.23 Kebutuhan pengelola... 89

4.24 Fungsi pengelola ... 90

4.25 Wewenang pengelola ... 90

4.26 Penilaian pengelola ... 91

4.27 Komunikasi pengelola... 91

4.28 Kerjasama pengelola ... 92

4.29 Peranan Dispopar ... 92

4.30 Peranan Swasta ... 93

4.31 Pengarahan Kinerja ... 93

4.32 Pengarahan Pengembangan ... 94

4.33 Pendelegasian Pengelola ... 94

4.34 Pengakuan Prestasi ... 95

4.35 Pengembangan SDM ... 95

(8)

4.38 Pruduktivitas Pengelola ... 97

4.39 Evaluasi Program Kerja ... 97

4.40 Evaluasi Olahraga Rekreasi ... 98

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Kisi-Kisi Angket ... 109

Lampiran 2 Uji Coba Angket ... 111

Lampiran 3 Skor Hasil Uji Coba Angket ... 117

Lampiran 4 Hasil Uji Validitas Angket ... 122

Lampiran 5 Hasil Uji Reabilitas Angket ... 125

Lampiran 6 Angket Penelitian ... 126

Lampiran 7 Skor Hasil Uji Angket ... 131

Lampiran 8 Dukumentasi Penelitian ... 135

Lampiran 9 Surat Keputusan Penunjukan Pembimbing Skripsi .... 137

Lampiran 10 Surat Permohonan Izin Penelitian ... 140

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejak manusia ada dimuka bumi ini mereka tidak terlepas dari aktivitas fisik. Manusia purba telah melakukan aktivitas seperti berlari, memanjat pohon, berenang, memburu, memanah dan berjalan dari suatu tempat ke tempat lainnya. Ini menunjukan bahwa manusia bergerak tidak terlepas dari olahraga. Sadar atau tidak manusia purba telah melakukan aktivitas jasmani yang telah menjadi kebutuhan mutlak manusia sehari-hari untuk beraktivitas. Sebagaimana UU No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional menjelaskan pengertian olahraga bahwa, “Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani dan sosial”.

Artinya olahraga sebagai alat untuk merangsang, memelihara, dan membina melalui potensi jasmani, rohani dan sosial yang terdapat dalam permainan, perlombaan atau kegiatan jasmani yang intensif.

Olahraga telah berkembang diseluruh dunia. Salah satu gerakan pengembangan olahraga di dunia yang banyak mempengaruhi budaya olahraga pada masa sekarang dan yang akan datang adalah adanya istilah “Sport for all” yang diluncurkan pada tahun 1966 oleh organisasi internasional yaitu “Council of

Europe”. Pada tahun 1978 UNESCO dalam konferensinya mendukung

(11)

Pemerintah Indonesia dalam gerakan terhadap pengembangan aktivitas jasmani dan olahraga dimasyarakat Indonesia dengan menggalangkan adanya slogan yaitu “Memasyarakatkan Olahraga dan Mengolahragakan Masyarakat” untuk meningkatkan potensi dan membudayakan keterlibatan masyarakat dalam setiap kegiatan yang bersifat fisik bisa berbentuk permainan, perlombaan atau kegiatan jasmani yang intensif dengan berlandasan pendidikan, rekreasi, prestasi dan kesehatan. Kegiatan olahraga yang dilakukan oleh individu dan kelompok dimasyarakat Indonesia diharapkan bisa meningkatkan kesehatan, prestasi, rekreasi, dan pendidikan. Seperti menurut WHO dalam Mutohir (2007:14) mengemukakan bahwa “Olahraga menggunakan istilah physical activity yaitu segala bentuk aktivitas gerak yang dilakukan setiap hari, termasuk bekerja, rekreasi, latihan dan aktivitas olahraga”. Berdasarkan pendapat ini sudah jelas bahwa olahraga merupakan suatu aktivitas yang dapat dilakukan oleh siapapun.

(12)

Kegiatan rekreasi merupakan suatu aktivitas individu atau kelompok yang menerapkan tujuan sebelum melakukan aktivitas. Tujuan yang ingin dicapainya sangat beranekaragam tergantung kepada orang yang melakukan kegiatan tersebut seperti ada yang bertujuan untuk mengisi waktu luang, menghibur diri, sekedar hobi, memulihkan pikiran, jalan-jalan, mengajak sanak keluarga, atau sekedar hanya bersenang-senang saja. Sebagaimana menurut Yudha dan Muhammad (2000:2) bahwa: “Rekreasi adalah suatu aktivitas luang baik yang dilakukan secara individu atau kelompok tidak terikat oleh siapapun guna mencapai kepuasan“. Lebih lanjut UU No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan

Nasional menjelaskan pengertian olahraga rekreasi yaitu :

Olahraga rekreasi adalah olahraga yang dilakukan oleh masyarakat dengan kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi dan nilai budaya masyarakat setempat untuk kesehatan, kebugaran, dan kesenangan. Merupakan kegiatan yang terbuka bagi semua orang tanpa membedakan hak, status sosial, atau derajat di masyarakat dan dapat dilakukan oleh berbagai unsur dari seluruh lapisan masyarakat seperti menteri, pejabat, pegawai negeri sipil, guru, pegawai rendah, pengusaha, buruh, angkatan bersenjata, polisi, masyarakat umum dan bahkan dikalangan orang cacat sekalipun.

(13)

Objek wisata di Provinsi Jawa Barat yang sering dikunjungi sebagai tempat rekreasi wisata oleh pengunjung salah satunya adalah obyek wisata yang terdapat di Kabupaten Bandung terlihat dari animo wisatawan lokal maupun mancanegara yang berkunjung dari tahun ke tahun meningkat tercatat oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung tahun 2009 jumlah pengunjung wisatawan lokal sebanyak 4.407.636 orang dan wisatawan mancanegara sebanyak 78.798 orang. Meningkat tahun 2010 dengan jumlah pengunjung wisatawan lokal sebanyak 4.518.917 orang atau naik 2,52 % dan wisatawan mancanegara sebanyak 88.413 orang atau naik 12,20 %. Pengunjung wisatawan tidak didominasi oleh sekelompok orang tertentu saja. Berbagai kelompok berkunjung seperti anak-anak, remaja, dan orang tua semua berkumpul dengan tujuannya masing-masing. Ini menunjukan bahwa potensi pariwisata Kabupaten Bandung menjadi daya tarik yang cukup besar bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Semua potensi tersebut mempunyai peranan yang amat penting bagi pengembangan kepariwisataan khususnya pariwisata olahraga.

(14)

Bandung yaitu pariwisata alam yang menawarkan macam-macam olahraga rekreasi di objek wisata. Pariwisata alam yang mempunyai penunjang olahraga rekreasi ditujukan kepada suatu orang-orang yang bertujuan untuk menikmati, menyaksikan suatu pesta olahraga atau ikut berpartisipasi dalam kegiatan olahraga itu sendiri. Pariwisata alam yang berada di Kabupaten Bandung ini bertujuan untuk memenuhi kepuasan untuk melakukan kegiatan olahraga yang disenangi seperti flyingfox, out bound, arum jeram, berenang, berendam di pemandian air panas, berkemah, menikmati pemandangan dan hiking. Salah satu objek wisata alam untuk olahraga rekreasi yaitu Situ Cileunca yang menjadi salah satu keunggulan industri pariwisata di Kabupaten Bandung. Memiliki luas 80 hektar, dari segi fasilitas objek wisata Situ Cileunca memiliki sarana olahraga seperti flyingfox, out bound, perahu karet untuk arum jeram, dan perahu dayung. Dari segi pengunjung cukup banyak orang yang berkunjung dihari libur. Dari segi pengelolaan sumber daya manusia yang memperkerjakan masyarakat sekitar dan sebagian Pegawai Negeri Sipil dari Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung. Dari segi panorama alam memiliki pemandangan yang cukup indah. Dari segi pemamfaatan Situ Cileunca digunakan untuk berperahu, memancing, berkemah, piknik, pembangkit listrik tenaga air, arum jeram, dan dayung. Pengelolaan Situ Cileunca dilakukan oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung.

Adanya “Program Sadar Wisata” yang diluncurkan oleh Kementrian

(15)

bagus untuk dijadikan pengembangan olahraga rekreasi seperti flyingfox, out bound, softgun, arum jeram, dan dayung untuk menjadi salah satu upaya daya

tarik wisatawan. Pembinaan dan pengembangan olahraga rekreasi yang dilaksanakan dan diarahkan untuk memassalkan olahraga sebagai upaya mengembangkan kesadaran masyarakat dalam meningkatkan kesehatan, kebugaran, kegembiraan dan hubungan sosial. Dalam suatu pengembangan akan terlaksana dengan baik dengan penerapan manajemen yang baik. Manajemen sangat beralti bagi suatu organisasi yang akan menyatukan tujuan organisasi tersebut. Sebagaimana Hasibuan (2008:2) yang menyatakan bahwa, “Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemamfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu”. Selanjutnya Stoner dalam Bangun (2008:3) bahwa, “Manajemen adalah

merupakan proses membuat perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengendalikan berbagai usaha dari anggota organisasian, memimpin dan mengendalikan berbagai usaha dari anggota dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran”. Dari pengertian tersebut, manajemen merupakan rangkaian aktivitas-aktivitas yang dikerjakan oleh anggota organisasi untuk mencapai tujuannya. Oleh karena itu, manajemen merupakan rangkaian aktivitas-aktivitas yang dikerjakan oleh anggota organisasi untuk mencapai tujuannya. Karena manajemen merupakan suatu proses (management is a process). Proses merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis.

(16)

mereka capai. Berdasarkan penjelasan diatas, manajemen merupakan suatu seni, ilmu dan proses dalam melaksanakan aktivitas organisasi seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian dengan memanfaatkan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Hasibuan (2008:40) menjelaskan bahwa manajemen memiliki 4 fungsi terdiri dari :

1. Perencanaan adalah proses penentuan tujuan dan pedoman pelaksanaan dengan memilih yang terbaik dari alternatif-alternatif yang ada. 2. Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokkan

dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.

3. Pengarahan adalah mengarahkan semua bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara efektif untuk mencapai tujuan.

4. Pengendalian menurut Harold Koontz adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan dapat terselenggara.

Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung memiliki Visi “ Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing melalui Pengembangan Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Unggulan Tahun 2015 “. Kabupaten Bandung memiliki tempat pariwisata

unggulan. Ini menegaskan manajemen berperan penting untuk pengembangkan potensi pariwisata yang ada. Pariwisata alam Situ Cileunca salah satu pengembangannya.

(17)

Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung terkait dalam pengembangan olahraga rekreasi di objek wisata Situ Cileunca. Untuk itu peneliti mengambil judul “Manajemen Pengembangan Olahraga Rekreasi di Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung“. Penelitian ini membahas tentang pengembangan olahraga rekreasi oleh Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca.

B. Rumusan Masalah

Sesuai pada latar belakang masalah diatas maka diidentifikasi beberapa masalah yang berkaitan dengan latar belakang diatas adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah manajemen pengembangan olahraga Rekreasi yang telah

dilakukan Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca berdasarkan fungsi perencanaan?

2. Bagaimanakah manajemen pengembangan olahraga Rekreasi yang telah dilakukan Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca berdasarkan fungsi pengorganisasian?

3. Bagaimanakah manajemen pengembangan olahraga Rekreasi yang telah dilakukan Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca berdasarkan fungsi pengarahan?

(18)

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memperoleh informasi terkait perencanaan pengembangan olahraga rekreasi yang telah dilakukan Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca.

2. Untuk memperoleh informasi terkait pengorganisasian pengembangan olahraga rekreasi yang telah dilakukan Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca.

3. Untuk memperoleh informasi terkait pengarahan pengembangan olahraga rekreasi yang telah dilakukan Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca.

4. Untuk memperoleh informasi terkait pengendalian pengembangan olahraga rekreasi yang telah dilakukan Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat baik dalam teoritis maupun praktis yaitu:

1. Secara teoritis

(19)

telah dilakukan oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca.

b. Dapat dijadikan referensi tentang penelitian dalam bidang olahraga rekreasi yang berada di objek wisata.

c. Dapat menjadi gambaran tentang olahraga rekreasi yang ada di Situ Cileunca.

2. Secara Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan memaksimalkan pengembangan olahraga rekreasi di Situ Cileunca.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi “Best Prakties“ dalam mengembangkan minat wisatawan untuk mengunjungi objek wisata Situ Cileunca.

E. Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah penelitian untuk memperjelas arah dan tujuan penelitian untuk menghindari pengkajian masalah yang terlalu luas dan tidak menyimpang dan tidak merebar kemana-mana. Batasannya yaitu :

1. Dalam penelitian ini mendeskripsikan manajemen pengembangan dibatasi pada aspek proses penerapan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.

(20)

3. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi dan sampel penelitian adalah Pegawai Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung.

F. Anggapan Dasar

Dalam menentukan anggapan dasar penelitian, penulis terlebih dahulu menentukan suatu anggapan dasar sebagai titik awal penelitian. Seperti dikemukakan Surakhmad dalam Arikunto (2006:65) bahwa, “Anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyidik”. Anggapan dasar dapat berupa teori yang nantinya akan menjadi pijakan untuk bahan penelitian. Peneliti ajukan anggapan dasar dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Manajemen pengembangan sudah menjadi bagian penting dalam suatu organisasi untuk mencapai suatu tujuan dengan efektif dan efisien. Manajemen pengembangan merupakan salah satu solusi mengembangkan organisasi dan menyatukan orang banyak untuk tujuan yang sama. Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Hasibuan (2008:2) yang menyatakan bahwa, “Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemamfaatan

(21)

meraih sukses sebagai pemimpin dalam organisasi mereka”. Manajemen pengembangan merupakan suatu program yang berupaya meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja organisasi yang lebih baik melalui peningkatan kualitas dan kuantitas terhadap individu maupun organisasi untuk mencapai tujuan yang sama.

2. Olahraga rekreasi merupakan bagian proses pemulihan kembali kesehatan dan kebugaran. Seperti Rusli Lutan dkk. (2008:101) bahwa “Olahraga rekreasi adalah suatu kegiatan olahraga yang dilakukan pada waktu senggang sehingga pelakunya akan memperoleh kepuasan secara emosional seperti kesenangan, kegembiraan, dan kebahagiaan, serta memperoleh kepuasan secara fisik dan fisiologis seperti terpeliharanya kesehatan dan kebugaran tubuh sehingga tercapai kesehatan yang menyeluruh“. Olahraga rekreasi dilaksanakan sebagai upaya untuk

mengembangkan kesadaran masyarakat dalam meningkatkan kesehatan, kebugaran, kegembiraan dan hubungan sosial. Olahraga rekreasi cukup digemari karena salah satu tujuannya adalah ingin meraih kepuasan dari pelakunya dan dapat dilakukan oleh siapapun tanpa melihat status sosialnya.

(22)

G. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi penafsiran terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis mencoba memberikan penjelasan mengenai istilah sebagai berikut :

1. Manajemen berasal dari bahasa latin yaitu manus yang beralti tangan dan agere yang beralti melakukan yang digabung menjadi managere yang

artinya menangani. Managere diterjemahkan ke dalam bahasa inggris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda management. Kata management diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia menjadi

menajemen atau pengelolaan. Manajemen menurut Parker dikutip Usman (2008:4) adalah “Seni melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang”. Sejalan menurut Harold dan Cyril dalam Hasibuan (2008:3) bahwa, ”Manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui

kegiatan orang lain”. Dalam penelitian ini penulis memfokuskan pada fungsi-fungsi manajemen terkait pengembangan olahraga rekreasi yang telah dilakukan oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca untuk mencapai tujuan, sebagai berikut :

a. Perencanaan menurut Hasibuan (2008:40) adalah proses penentuan tujuan dan pedoman pelaksanaan, dengan memilih yang terbaik dari alternatif-alternatif yang ada.

(23)

orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.

c. Pengarahan menurut Hasibuan (2008:41) adalah mengarahkan semua bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara efektif untuk mencapai suatu tujuan.

d. Pengendalian menurut Harold Koontz dalam Hasibuan (2008:41) adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan dapat terselenggara.

2. Pengembangan berasal dari kata berkembang. Pengembangan menurut Aliminsyah dan Pandji (2004:230) bahwa, ”Pengembangan adalah setiap usaha untuk memperbaiki pelaksanaan pekerjaan yang sekarang maupun yang akan datang dengan memberikan keterangan, mempengaruhi sikap-sikap atau menambah kecakapan”. Pengembangan yang mengacu dalam penelitian ini adalah pengembangan olahraga rekreasi yang telah dilakukan Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca.

3. Olahraga rekreasi menurut Haryono (1978) dalam Subroto bahwa, “Olahraga rekreasi adalah kegiatan fisik yang dilakukan pada waktu

(24)

disini adalah olahraga rekreasi yang berada ditempat objek wisata Situ Cileunca.

(25)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Prosedur Penelitian

Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode yang sesuai dan dapat membantu mengungkapkan suatu permasalahan yang akan dikaji. Keberhasilan dalam penelitian tidak akan terlepas dari metode yang akan digunakan dalam penelitian tersebut. Maka setiap penelitian terlebih dahulu harus menentukan metode apa yang akan digunakan dalam penelitiannya, hal ini perlu karena metode merupakan cara yang akan menentukan berhasil atau tidaknya tujuan penelitian yang akan dicapai. Sebagaimana menurut Sugiyono (2011:2)

menjelaskan bahwa, “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Dengan kata lain penggunaan metode harus dilihat dari sudut sejauh mana efektivitas, efisiensi dan relevansinya terhadap masalah yang diteliti.

(26)

Penelitian ini menggunakan pendekatan studi deskriptif. Sebagaimana menurut Arikunto (2006:234) bahwa, ”Studi deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian

dilakukan”. Sedangkan menurut Narbuko dan Achmadi (2010:44) bahwa :

Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisis dan menginterprestasi. Ia juga bersifat komperatif dan korelatif. Penelitian deskriftif banyak membantu terutama dalam penelitian yang bersifat longitudinal, genetik dan klinis. Penelitian survei termasuk dalam penelitian ini. Bertujuan untuk pemecahan masalah secara sistematis dan faktual mengenaikan fakta-fakta dan sifat-sifat populasi.

(27)

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan seluruh objek penelitian dari objek yang diselidiki, yang dapat memberikan informasi atau fakta yang dihadapi. Sebagaimana menurut Sugiyono (2011:80) mengemukakan bahwa, “Populasi adalah wilayah yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan

benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu. Pupolasi penelitian adalah Pegawai Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung yang berjumlah 51 orang. 2. Sampel

Sampel diambil untuk mewakili pupolasi yang akan diteliti. Sebagaimana Sugiyono (2011:81) mengemukakan bahwa, “Sampel merupakan bagian dari

jumlah dan kerakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Pengambilalan

(28)

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Sebagaimana menurut Sugiyono (2011:102) menjelaskan bahwa: ”Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam

maupun sosial yang diamati”. Instrumen sebagai alat pengumpul data harus

benar-benar dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagaimana adanya. Data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah).

Maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan penelitian yaitu mengenai manajemen pengembangan olahraga rekreasi di Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung sebagai acuan untuk mengembangkan olahraga rekreasi di Kabupaten Bandung.

1. Angket

Angket atau kuisioner dijelaskan oleh Arikunto (2011:142) sebagai berikut: ”Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang harus dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada responden

untuk dijawabnya”. Angket yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan

untuk memperoleh data dan gambaran tentang manajemen pengembangan olahraga rekreasi oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca.

(29)

angket yang disusun dengan sejumlah jawaban yang telah disediakan sebagai pilihan responden, untuk dipilih sesuai pendiriannya. Oleh karena itu, responden tidak diharapkan menambah suatu jawaban dengan jawaban dengan uraian yang lebih lanjut ataupun menjawab secara bebas.

2. Menyusun Kisi-Kisi Angket

Untuk mempermudah penulis dalam menyusun butir-butir penyataan angket serta alternatif jawaban yang telah disediakan, maka dibuatlah kisi-kisi anket. Kisi-kisi angket didasari pada penjelasan para ahli. Penulis membuat kisi-kisi mengacu sebagaimana menurut Robert M. Raflt (1982) dalam Sugiyono (2011:106) mengemukakan indikator manajemen yang efektif dilihat dari variabel, sebagai berikut :

1. Planning (Perencanaan)

a. Develop realistic, time phased plans for long, medium, and short term. (Pengembangan realistis, rencana bertahap waktu panjang, menengah, dan jangka pendek.)

b. Analyze risk and provide for contingencies. (Menganalisis risiko dan memberikan kontinjensi.)

c. Produce valid and timely proposals and accurate cost estimate. (Menghasilkan proposal yang valid dan tepat waktu dan perkiraan biaya yang akurat.)

d. Forecast funding and manpower requirement accurately.

(Prakiraan dana dan kebutuhan tenaga kerja secara akurat.)

2. Organizing (Pengorganisasian)

a. Establish clear definition of function, authority, and accountability. (Menetapkan definisi yang jelas tentang fungsi, wewenang, dan akuntabilitas.)

b. Select the most qualified personal to fill its needs. (Pilih pribadi yang paling berkualitas untuk mengisi kebutuhannya.)

c. Assign personnel so as to best utilize their capabilities and potenment. (Menetapkan personil sehingga terbaik untuk memanfaatkan kemampuan dan potensi mereka.)

(30)

3. Directing (Pengarahaan)

a. Maintain high performance standard. (Mempertahankan standar kinerja tinggi.)

b. Stress people-oriented leadership and the importance of personal example. (Pemikiran kepemimpinan yang berorientasi dan pentingnya teladan pribadi.)

c. Delegate work effectively, encouraging maximum employee

involvement and responsibility. (Mendelegasikan pekerjaan secara efektif, mendorong keterlibatan karyawan maksimum dan tanggung jawab.)

d. Recognize achievement and distribute reward equitably.

(Mengakui prestasi dan mendistribusikan hadiah adil.)

e. Encourage employee development and growth. (Mendorong

pengembangan karyawan dan pertumbuhan.)

4. Controling (Pengendalian)

a. Monitor operasional progress and promptly correct deficiencies. (Memantau kemajuan operasional dan kekurangan segera benar.) b. Control expenditures as required to assure achievement of profil

objective. (Pengeluaran kontrol yang diperlukan untuk memastikan pencapaian tujuan profil.)

c. Adhere to schedule. (Patuhi jadwal.)

d. Assess its productivity and continually strive it improve it. (Menilai produktivitas dan itu terus berupaya memperbaikinya.)

Maka dalam penelitian ini penulis membuat kisi-kisi angket dengan acuan dan tolak ukur yang disesuaikan dengan masalah penelitian dan Dinas terkait didasari sebagai berikut :

(31)

B. Pengorganisasian dengan indikator (1) Struktur pengelola, (2) Kebutuhan Pengelola, (3) Fungsi pengelola, (4) Wewenang pengelola, (5) Penilaian pengelola, (6) Komunikasi pengelola, (7) Kerjasama pengelola, (8) Peranan Dispopar, (9) Peranan Swasta.

C. Pengarahan dengan indikator (1) Pengarahan kinerja, (2) Pengarahan pengembangan, (3) Pendelegasian pengelolaan, (4) Penilaian prestasi, (5) Pengembangan SDM,

D. Pengendalian dengan indikator (1) Pemantauan, (2) Kontrol, (3) Pruduksivitas pengelola, (4) Evaluasi program kerja, (5). Evaluasi olahraga rekreasi, (6) Evaluasi pengelola.

(32)

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Uji Coba Angket Tentang Manajemen Pengembangan Olahraga Rekreasi Oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung

di Situ Cileunca

Varibel Sub Variabel Indikator

(33)

Tabel 3.1

Indikator-indikator yang telah dirumuskan dalam bentuk kisi-kisi uji coba angket selanjutnya dijadikan bahan penyusunan soal pernyataan dalam angket. Pernyataan atau soal dibuat ke dalam tabel yang jawabannya telah tersedia untuk diisi responden untuk memperoleh gambaran manajemen pengembangan olahraga rekreasi yang dilakukan Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca. Alternatif jawaban angket, penulis menggunakan skala likert. Sebagaimana dijelaskan oleh Sugiyono (2011:93) sebagai berikut :

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian ini, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut variabel penelitian. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan.

(34)

Tabel 3.2

Kategori pemberian skor alternatif jawaban

Jawaban Alternatif Skor Jawaban

Positif Negatif

( Sumber : Nurhasan, 2007:349) Setelah membuat butir pernyataan berdasarkan indikator dalam kisi-kisi selanjutnya penulis mengadakan uji coba angket untuk menguji validitas dan reabilitas instrumen angket.

D. Uji Coba Angket

Angket yang telah disusun harus diuji cobakan untuk mengukur tingkat validitas dan reliabilitas dari setiap butir pernyataan-pernyataan. Dari uji coba angket akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai pengumpul data dalam penelitian ini.

(35)

E. Pengujian Validitas dan Reabilitas Instrumen

Untuk mengetahui kesahihan dan keabsahan dari tiap butir soal pernyataan-pernyataan angket, maka penulis melakukan uji validitas dan validitas. Data dianalisis dengan menggunakan teknik statistik perangkat lunak Statistical Product and Service Solution (SPSS) for windows versi 16.0 yaitu menggunakan

reliability scale.

1. Uji Validitas

Uji validitas instrumen dalam angket manajemen pengembangan olahraga rekreasi oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca berkenaan dengan alat ukur yang akan diukur, sehingga benar-benar mengukur apa yang hendak atau seharusnya diukur. Sebagaimana menurut Arikunto (2006:130) menjelaskan bahwa, “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan”. Untuk mengetahui tingkat validitas instrumen yang telah diuji cobakan ditempuh langkah-langkah, sebagai berikut:

(36)
(37)
(38)

Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan reliability scale dengan menggunakan alat bantu SPSS 16 for window didapat hasil uji per item statistik. Dalam Sugiyono (2011:134) bahwa, “Syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat yang bernilai lebih dari 0,3 berarti item instrument tersebut valid dan reliabel”.

Maka menurut hasil penghitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan yang valid berjumlah 53 soal dan tidak valid berjumlah 27 soal dari 80 soal pernyataan yang diuji cobakan. Jadi dalam penelitian ini menggunakan 53 soal pernyataan.

Tabel 3.3 (Lanjutan)

item63 0.214 0.30 Not valid

item64 0.571 0.30 valid

item65 0.287 0.30 Not valid

item66 0.466 0.30 valid

item67 0.392 0.30 valid

item68 0.782 0.30 valid

item69 0.398 0.30 valid

item70 0.793 0.30 valid

item71 0.379 0.30 valid

item72 0.491 0.30 valid

item73 0.814 0.30 valid

item74 0.661 0.30 valid

item75 0.409 0.30 valid

item76 0.825 0.30 valid

item77 0.160 0.30 Not valid

item78 0.789 0.30 valid

item79 0.316 0.30 valid

item80 0.790 0.30 valid

(39)

2. Uji Reabilitas

Pengujian reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui instumen kuisioner memberikan ukuran yang konstan atau tidak. Penguji reliabilitas penelitian ini digunakan reliability scale. Untuk mempermudah penghitungan uji reabilitas menggunakan alat bantu SPSS 16 for window. Reabilitas angket dapat dilihat pada tabel 3.4, sebagai berikut :

Tabel 3.4

Hasil Uji Reabilitas Instrumen

Menurut Kaplan dan Saccozo (1993) dalam Arrafi (2011:74) bahwa

“Reabilitas yang baik untuk digunakan lebih besar dari 0,07 berarti hasil uji

validitas dan reabilitas dari suatu instrument adalah valid dan reliable”. Instrumen yang handal berarti mampu mengungkapkan data yang dapat dipercaya. Hasilnya adalah 0,943 lebih besar dari 0,07 berarti uji tes ini valid dan reliabel.

G. Pengumpulan Data

Instrumen yang telah dinyatakan valid dan reliabel dalam arti instrumen dapat digunakan sebagai alat pengumpul data. Dalam penelitian ini penulis memperbanyak angket untuk disebarkan kepada sampel yang merupakan sumber data penelitian. Angket tersebut disebarkan kepada para Pegawai Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung yang dilaksanakan di Situ Cileunca dan di Kantor Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

(40)

H. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan setelah data hasil dari penelititan diperoleh. Proses pengolahan data dilakukan dengan cara menelaah seluruh data dari hasil penelitian. Kemudian dilakukan pengkajian data untuk mencari hubungan antara berbagai data, sehingga diharapkan seluruh data tersebut dapat dideskripsikan dengan baik oleh peneliti dan menghasilkan sebuah kesimpulan. Peneliti mencoba menganalisis data dengan langkah-langkah, sebagai berikut:

1. Menyeleksi data setelah angket terkumpul dari para responden sampel sebagai sumber data, maka harus diseleksi untuk memeriksa keabsahan pengisian angket. Mungkin saja terdapat sebagian butir pernyataan dalam angket yang tidak diisi oleh sampel.

2. Memberikan skor pada tiap butir pernyataan dalam angket dengan ketentuan, sebagai berikut :

Tabel 3.5

Kategori pemberian skor alternatif jawaban

JawabanAlternatif Skor Jawaban 3. Menjumlahkan nilai seluruh pernyataan untuk tiap butir pernyataan.

(41)

Tabel 3.6

Parameter Kriteria Interprestasi Skor

Rentan Nilai Kriteria

81-100 % Sangat Kuat

61-80 % Kuat

41-60 % Cukup

21-40 % Lemah

0-20 % Sangat Lemah

( Sumber : Riduwan, 2005:34)

5. Mendeskripsikan hasil penelitian dengan alat bantu SPSS 16 for window. 6. Mendeskripsikan hasil penelitian yang telah didapat baik dari sumber-sumber

yang ada maupun dari hasil lapangan.

7. Menarik kesimpulan dari data-data dan sumber-sumber yang ada untuk proses penyusunan laporan.

(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sesuai dengan rumusan masalah mengenai bagaimana pengembangan olahraga rekreasi yang telah dilakukan Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca. Berdasarkan penghitungan dan analisis data dari angket dengan variabel manajemen menunjukan jumlah keseluruhan skor ideal 8030, sedangkan skor aktual 5266 maka hasilnya 65.57 % dari skor ideal. Ini menunjukan bahwa secara umum manajemen pengembangan olahraga rekreasi oleh Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca sudah cukup baik dengan kriteria kuat mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Manajemen pengembangan olahraga rekreasi di Situ Cileunca dikembangakan melalui peningkatan secara kualitas dan kuantitas berupa pengembangan sumber daya manusia, fasilitas, pelayanan, promosi dan peralatan. Maka manajemen pengembangan olahraga rekreasi oleh Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca diperlukan. Semua fungsi manajemen harus dilaksanakan secara efektif dan efisien agar pengembangan menghasilkan hasil yang optimal.

Fungsi manajemen pengembangan olahraga rekreasi oleh Dinas Pemuda,

(43)

1. Perencanaan olahraga rekreasi oleh Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca disusun berdasarkan rencana jangka pendek, rencana jangka panjang, resiko, event, keterkaitan objek wisata, pendapatan asli daerah, pendanaan, investor, sarana prasarana, pengunjung, potensi alam, pengembangan olahraga rekreasi, hambatan pengembangan dan promosi pariwisata. Aspek perencanaan menunjukan jumlah keseluruhan skor ideal 2850, sedangkan skor aktual 1864 maka hasilnya 65.40% dari nilai ideal. Ini menunjukan bahwa perencanaan olahraga rekreasi di Situ Cileunca yang ada saat ini sudah berjalan dan diterapkan dengan kriteria kuat.

2. Pengorganisasian olahraga rekreasi oleh Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca disusun berdasarkan struktur pengelolaan, kebutuhan pengelola, fungsi pengelola, penilaian pengelola, komunikasi pengelola, kerjasama pengelola, peranan Dispopar, peranan swasta. Aspek pengorganisasian menunjukan jumlah keseluruhan skor ideal 2250, sedangkan skor aktual 1473 maka hasilnya 65.46% dari nilai ideal. Ini menunjukan bahwa pengorganisasi olahraga rekreasi di Situ Cileunca yang ada saat ini sudah berjalan dan diterapkan dengan kriteria kuat.

(44)

ada saat ini sudah berjalan dan diterapkan dengan kriteria kuat.

4. Pengendalian olahraga rekreasi oleh Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Situ Cileunca disusun berdasarkan pemantauan operasional, kontrol, pruduktivitas, evaluasi program kerja, evaluasi olahraga rekreasi, evaluasi pengelola. Aspek pengendalian menunjukan jumlah keseluruhan skor ideal 1650, sedangkan skor aktual 1112 maka hasilnya 67.39% dari nilai ideal. Ini menunjukan bahwa pengendalian olahraga rekreasi di Situ Cileunca yang ada saat ini sudah berjalan dan diterapkan dengan kriteria kuat.

B. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka penulis dalam hal ini mengajukan saran-saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan. Saran penulis adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan olahraga rekreasi lebih dioptimalkan agar olahraga rekreasi di Situ Cileunca bisa menjadi salah satu pariwisata olahraga rekreasi terbaik di Kabupaten Bandung, bahkan di Provinsi Jawa Barat.

2. Dalam pengembangan olahraga rekreasi di Situ Cileunca berdampak untuk meningkatkan kesejahtraan lebih banyak masyarakat setempat.

3. Dalam pengembangan olahraga rekreasi di Situ Cileunca bisa meningkatkan pendapatan asli daerah Kabupaten Bandung.

4. Dalam perekrutan sumber daya manusia dibutuhkan fit and propertest sesuai bidangnya agar orang-orang yang didalam organisasi lebih profesional.

(45)

6. Untuk kenyamanan dan keselamatan olahraga rekreasi di Situ Cileunca, agar meningkatkan pelayanan dan standar keselamatan bagi pengunjung & pengguna olahraga rekreasi.

7. Untuk penelitian selanjutnya di objek wisata Situ Cileunca dapat dilakukan penelitian dengan kajian sebagai berikut :

a. Sumber daya manusia pengelola b. Sarana prasarana

c. Peralatan olahraga rekreasi d. Pelayanan

(46)

DAFTAR PUSTAKA

Aliminsyah dan Padji. (2004). Kamus Istilah Manajemen. Jakarta: CV Yrama Widya.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.

Bahari, Arrafi Prima. (2011). Promosi Pariwisata Olahraga Dan Peningkatan Daya Tarik Wisatawan. Skipsi FPOK UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Bangun, Wilson. (2008). Intisari Manajemen. Bandung: PT Refika Aditama. Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung.

Eddiyana, Hatta. dkk. (2002). Model Pengembangan Olahraga Masyarakat Jawa Barat. Bandung: ...

Hasibuan, Malayu S. P. (2008). Manajemen Dasar,Pengertian Dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara.

Husdarta, J. S. (2011). Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta. Lutan, Rusli. dkk. (2008). Sejarah dan Filsafat Olahraga. Bandung: FPOK UPI. Mutohir, Toho Cholik. ( 2007). Sport Development Index. Jakarta: PT Indeks. Narbuko, Cholid dan Achmadi, H.Abu. (2010). Metode Penelitian. Jakarta : Bumi

Aksara.

Nurhasan dan Cholid, Hasanudin. (2007). Tes Dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK UPI.

Riduwan. (2005). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Rival, Veithzal dan Murni, Sylviana. (2009). Education Manajemen Analisa Teori Dan Praktik. Jakarta: Rajawali Pers.

(47)

Sugiyono (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Terry, G. R. dan Rue, L. W. (2009). Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Toto, Subroto. dkk (2011). Teori Bermain. Bandung: FPOK.

Usman, Husaini. (2008). Manajemen Teori, Praktik, Dan Riset Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 3 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Kementrian Negara Pemuda Dan Olahraga Republik Indonesia.

Gambar

Tabel
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Uji Coba Angket Tentang Manajemen Pengembangan Olahraga
Tabel 3.1 (Lanjutan)
Tabel 3.2 Kategori pemberian skor alternatif jawaban
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui strategi yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga dalam pengembangan pariwisata Kabupaten

Dilanjutkan dengan indikator ke tiga adalah terdapat pada tabel 14 bahwa yang mengatakan tujuan yang hendak dicapai dalam pengembangan pariwisata di Kota Dumai telah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses perencanaan strategi di Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sragen dalam pengembangan Desa Wisata Betisrejo

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana manajemen pembinaan olahraga prestasi yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kota Binjai.. Metode

Oleh karenanya, fokus penelitian ini adalah Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang.Tujuannya

Kegiatan Pengembangan Olahraga Rekreasi dan Kesegaran Jasmani bergerak dalam lingkup pembibitan, pembinaan dan pemasyarakatan olahraga di lingkungan masyarakat

Belum adanya tahap lanjut untuk membentuk secara resmi Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) di Provinsi Lampung, Ibu Noviria Indah Sari, S.E.,M.M selaku

1) Dalam Rencana Strategi yang telah dibuat Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pemalang masih berfokus pada pengembangan dan pembangunan daerah wisata, tidak