• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS BAHAN AJAR MANDIRI SISWA SMA PADA MATERI IKATAN KIMIA MELALUI EMPAT TAHAP PENGOLAHAN BAHAN AJAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS BAHAN AJAR MANDIRI SISWA SMA PADA MATERI IKATAN KIMIA MELALUI EMPAT TAHAP PENGOLAHAN BAHAN AJAR."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS BAHAN AJAR MANDIRI SISWA SMA PADA

MATERI IKATAN KIMIA MELALUI EMPAT TAHAP

PENGOLAHAN BAHAN AJAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Kimia

Oleh

Meldalina Agustina Mare-Mare

0808738

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

EFEKTIVITAS BAHAN AJAR MANDIRI SISWA SMA

PADA MATERI IKATAN KIMIA MELALUI EMPAT

TAHAP PENGOLAHAN BAHAN AJAR

Oleh

Meldalina Agustina Mare-Mare

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Meldalina Agustina Mare-Mare 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

MELDALINA AGUSTINA MARE-MARE

EFEKTIVITAS BAHAN AJAR MANDIRI SISWA SMA PADA MATERI

IKATAN KIMIA MELALUI EMPAT TAHAP PENGOLAHAN BAHAN AJAR

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Paed. Sjaeful Anwar NIP. 196208201987031002

Pembimbing II

Dr. rer. nat. Omay Sumarna, M.Si. NIP. 196404101989031025

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kimia

(4)

ABSTRACT

This study entitled “The Effectiveness of Self-Instructional Materials for Senior High School Students on the Subject of Chemical Bonds through Four Stages of

Teaching Materials Processing”. The purpose of the study was to describe the treatment process and the effective use of instructional materials on chemical bonds subject. The method used was descriptive method with 15 students from various senior high school in Bandung as the subject of the study. The results show that: 1) the teaching materials on chemical bonds are processed through four stages of teaching materials processing namely selection, structuring, characterization, and didactic reduction through analogy with image, table, explanation with pictures, and generalizations, 2) The readability of teaching materials include readability level, readability of figures and tables, as well as writing the main idea indicate that the legibility of the teaching materials is classified into the high category, 3) The effectiveness of the instructional materials of chemical bonds is classified into the high category based on the ability of students to write down main ideas as well as the differences in the results of the pretest and posttest. Furthermore, similar research on other materials and advanced research by designing the teaching materials in the form of textbooks, handouts, worksheets, and or modules, is needed.

Keywords: the effectiveness of teaching materials, self-instructional materials, four stages of teaching materials processing, chemical bonds

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Efektivitas Bahan Ajar Mandiri Siswa SMA pada Materi

Ikatan Kimia Melalui Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses pengolahan dan efektivitas penggunaan bahan ajar ikatan kimia. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan subjek penelitian sebanyak 15 siswa dari berbagai SMA di Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Bahan ajar ikatan kimia yang diolah melalui empat tahap pengolahan bahan ajar, yaitu tahapan seleksi, strukturisasi, karakterisasi, dan reduksi didaktik berupa analogi dengan gambar, tabel, penjelasan dengan contoh, contoh dengan gambar, dan generalisasi. 2) Aspek keterbacaan bahan ajar meliputi tingkat keterbacaan bahan ajar, keterbacaan gambar dan tabel, serta penulisan ide pokok menunjukkan bahwa keterbacaan bahan ajar ikatan kimia tergolong ke dalam kategori tinggi. 3) Keefektifan penggunaan bahan ajar ikatan kimia tergolong ke dalam kategori tinggi didasarkan pada kemampuan siswa dalam menuliskan ide pokok serta perbedaan hasil pretes dan postes. Selanjutnya, perlu penelitian sejenis pada materi lain dan penelitian lanjutan dengan membuat bahan ajar tersebut ke dalam bentuk buku teks, hand-out, LKS, dan atau modul.

(5)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

F. Anggapan Dasar ... 5

G. Penjelasan Istilah ... 5

H. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Pengertian Bahan Ajar ... 7

B. Pengolahan Bahan Ajar... 8

1. Proses Seleksi ... 8

2. Proses Strukturisasi ... 9

3. Proses Karakterisasi ... 9

4. Proses Reduksi ... 10

a) Cara Reduksi Didaktik ... 10

b) Batas-batas Reduksi Didaktik ... 13

c) Kriteria Reduksi Didaktik ... 15

C. Kekhasan Bahan Ajar Kimia ... 16

(6)

2. Penyajian Bahan Ajar Kimia dalam Bentuk Gambar dan Simbol ... 16

3. Penyajian Bahan Ajar Kimia dalam Bentuk Formulasi Matematis .... 17

4. Penyajian Bahan Ajar Kimia dalam Bentuk Konkret ... 17

D. Keterbacaan ... 17

E. Efektivitas Penggunaan Bahan Ajar Mandiri ... 18

F. Pokok Bahasan Ikatan Kimia ... 19

1. Pengertian Ikatan Kimia ... 20

2. Peranan Elektron pada Pembentukan Ikatan ... 20

3. Ikatan Ion... 20

4. Ikatan Kovalen ... 21

5. Perbandingan Sifat Senyawa Ion dengan Senyawa Kovalen ... 21

6. Ikatan Logam... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 22

A. Metode Penelitian ... 22

B. Prosedur Penelitian ... 22

C. Subjek Penelitian ... 24

D. Instrumen Penelitian ... 24

1. Instrumen Keterbacaan Bahan Ajar dan Penulisan Ide Pokok ... 24

2. Instrumen Tes Tertulis ... 24

E. Uji Validitas Instrumen ... 25

F. Metode Pengumpulan Data ... 25

1. Keterbacaan ... 25

2. Tes Tertulis ... 25

G. Teknik Pengolahan Data ... 26

1. Keterbacaan ... 26

2. Tes Tertulis ... 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 28

A. Pengolahan Bahan Ajar Ikatan Kimia... 28

1. Seleksi ... 28

2. Strukturisasi ... 29

3. Karakterisasi ... 31

4. Reduksi Didaktik ... 32

B. Keterbacaan Bahan Ajar dan Penulisan Ide Pokok... 32

1. Keterbacaan Materi Pengertian Ikatan Kimia ... 33

2. Keterbacaan Materi Peranan Elektron pada Pembentukan Ikatan ... 35

3. Keterbacaan Materi Ikatan Ion ... 39

(7)

5. Keterbacaan Materi Perbandingan Sifat Senyawa Ion dengan Senyawa

Kovalen ... 53

6. Keterbacaan Materi Ikatan Logam ... 57

C. Efektivitas Bahan Ajar Ikatan Kimia sebagai Bahan Ajar Mandiri ... 63

1. Pemahaman Siswa pada Materi Pengertian Ikatan Kimia ... 63

2. Pemahaman Siswa pada Materi Peranan Elektron pada Pembentukan Ikatan ... 64

3. Pemahaman Siswa pada Materi Ikatan Ion ... 65

4. Pemahaman Siswa pada Materi Ikatan Kovalen ... 67

5. Pemahaman Siswa pada Materi Perbandingan Sifat Senyawa Ion dengan Senyawa Kovalen ... 74

6. Pemahaman Siswa pada Materi Ikatan Logam ... 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

A. Kesimpulan ... 77

B. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 79

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel

4.1. Karakterisasi Materi Ikatan Kimia ... 31

4.2 Penulisan Ide Pokok pada Submateri Konfigurasi Elektron Gas Mulia .... 36

4.3 Penulisan Ide Pokok pada Submateri Simbol dan Struktur Lewis ... 38

4.4 Keterbacaan Gambar 2 dan 3 Berdasarkan Kriteria Kemenarikan ... 39

4.5 Keterbacaan Gambar 2 dan 3 Berdasarkan Kriteria Kepahaman ... 39

4.6 Penulisan Ide Pokok Materi Ikatan Ion ... 40

4.7 Penulisan Ide Pokok pada Submateri Pengertian Ikatan Kovalen ... 43

4.8 Penulisan Ide Pokok pada Submateri Ikatan Kovalen Tunggal ... 44

4.9 Penulisan Ide Pokok pada Submateri Ikatan Kovalen Rangkap Dua ... 45

4.10 Penulisan Ide Pokok Submateri Ikatan Kovalen Koordinasi ... 47

4.11 Keterbacaan Gambar 5, 6, dan 7 Berdasarkan Kriteria Kemenarikan ... 48

4.12 Keterbacaan Gambar 5, 6, dan 7 Berdasarkan Kriteria Kepahaman ... 48

4.13 Penulisan Ide Pokok pada Submateri Ikatan Kovalen Polar dan Kovalen Nonpolar ... 50

4.14 Keterbacaan Gambar 8, 9, 10, dan 11 Berdasarkan Kriteria Kemenarikan ... 51

4.15 Keterbacaan Gambar 8, 9, 10, dan 11 Berdasarkan Kriteria Kepahaman . 51 4.16 Penulisan Ide Pokok pada Submateri Tingkat Kepolaran ... 52

4.17 Penulisan Ide Pokok pada Submateri Kemudahan Menguap ... 56

4.18 Penulisan Ide Pokok pada Submateri Daya Hantar Listrik ... 57

4.19 Keterbacaan Gambar 12 dan 13 Berdasarkan Kriteria Kemenarikan ... 59

4.20 Keterbacaan Gambar 12 dan 13 Berdasarkan Kriteria Kepahaman ... 59

4.21 Tingkat Keterbacaan Submateri Sifat-sifat Logam ... 60

4.22 Penulisan Ide Pokok pada Submateri Sifat-sifat Logam ... 61

(10)

4.24 Keterbacaan Gambar 14, 15, 16, dan 17 Berdasarkan Kriteria Kepahaman

... 62

4.25 Pemahaman Siswa pada Materi Peranan Elektron pada Pembentukan Ikatan ... 64

4.26 Pemahaman Siswa pada Materi Ikatan Ion ... 66

4.27 Pemahaman Siswa pada Submateri Pengertian Ikatan Kovalen ... 67

4.28 Pemahaman Siswa pada Submateri Ikatan Kovalen Tunggal ... 68

4.29 Pemahaman Siswa pada Submateri Ikatan Kovalen Rangkap Dua ... 69

4.30 Pemahaman Siswa pada Submateri Ikatan Kovalen Rangkap Tiga ... 70

4.31 Pemahaman Siswa pada Submateri Ikatan Kovalen Koordinasi ... 71

4.32 Pemahaman Siswa pada Submateri Ikatan Kovalen Polar dan Kovalen Nonpolar ... 72

4.33 Pemahaman Siswa pada Submateri Tingkat Kepolaran ... 73

4.34 Pemahaman Siswa pada Materi Perbandingan Sifat Senyawa Ion dengan Senyawa Kovalen ... 74

(11)

DAFTAR GRAFIK

Grafik

4.1 Tingkat Keterbacaan Bahan Ajar ... 33

4.2 Keterbacaan Gambar 1 ... 34

4.3 Tingkat Keterbacaan Submateri Peranan Elektron pada Pembentukan Ikatan ... 35

4.4 Keterbacaan Tabel 1 dan 2 ... 37

4.5 Tingkat Keterbacaan Materi Ikatan Ion ... 40

4.6 Keterbacaan Gambar 4 ... 41

4.7 Tingkat Keterbacaan Materi Ikatan Kovalen ... 42

4.8 Tingkat Keterbacaan Materi Perbandingan Sifat Senyawa Ion dengan Senyawa Kovalen ... 54

4.9 Tingkat Keterbacaan Materi Ikatan Logam ... 58

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

1. PENGOLAHAN BAHAN AJAR ... 84

1.1 Seleksi Bahan Ajar. ... 84

1.2 Strukturisasi Bahan Ajar . ... 102

1.3 Karakterisasi Bahan Ajar . ... 103

1.4 Reduksi Didaktik Bahan Ajar . ... 107

1.5 Pengembangan Bahan Ajar Ikatan Kimia. ... 126

2. PERANGKAT INSTRUMEN PENELITIAN ... 151

2.1 Validasi Penulisan Ide Pokok ... 151

2.2 Instrumen Keterbacaan Bahan Ajar dan Penulisan Ide Pokok ... 180

2.3 Validasi Instrumen Tes Tertulis ... 212

2.4 Instrumen Tes Tertulis ... 236

3. DATA HASIL PENELITIAN ... 242

3.1 Tingkat Keterbacaan Bahan Ajar Ikatan Kimia . ... 242

3.2 Skor Hasil Penulisan Ide Pokok . ... 245

3.3 Tingkat Keterbacaan Gambar ... 247

3.4 Tingkat Keterbacaan Tabel . ... 248

3.5 Data Hasil Pretes dan Postes. ... 249 4. SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN

(13)
(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Salah satu tujuan mata pelajaran kimia di SMA/MA ialah agar peserta didik memiliki kemampuan memahami konsep, prinsip, hukum dan teori kimia serta saling keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi (BSNP, 2006). Tujuan tersebut dapat dicapai jika siswa memahami materi kimia dengan benar. Di sisi lain, konsep-konsep kimia oleh sebagian besar siswa dianggap cukup sulit untuk dipahami. Ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Ben-zvi, Eylon, dan Silberstein (Choudhry, 2006) dan Sirhan (2007) bahwa kimia adalah salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit. Kesulitan tersebut disebabkan oleh sifat dari konsep-konsep ilmu kimia yang memiliki tingkat keabstrakan dan kompleksitas yang tinggi.

Belakangan ini, fokus beberapa penelitian pendidikan untuk mengatasi kesulitan siswa ialah pada pengembangan strategi pembelajaran (model, pendekatan, dan metode). Di sisi lain, bahan ajar kurang mendapatkan perhatian. Menurut Anwar (2012), dalam menunjang tercapainya proses belajar mengajar yang optimal, bahan ajar (materi pengajaran) merupakan komponen yang sangat penting untuk mendapat perhatian khusus, sebab masih banyak bahan ajar baik keluasannya maupun kedalamannya yang belum sesuai dengan tingkat perkembangan siswa sehingga tidak mudah untuk diterima dan dipahami oleh siswa. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Mahardika (2011) dan Achyani (2010), yaitu untuk membantu mengatasi masalah kesulitan siswa dalam memahami konsep-konsep kimia, diperlukan bahan ajar kimia yang manfaatnya dapat langsung dirasakan. Oleh karena itu, selain strategi pembelajaran, untuk membantu mengatasi masalah kesulitan siswa juga diperlukan bahan ajar yang dapat membantu siswa dalam memahami konsep-konsep kimia tersebut.

(15)

2

terjadi bahwa materi buku cetak yang dikeluarkan oleh penerbit sudah lengkap. Hal inilah yang menyebabkan guru merekomendasikan buku cetak sebagai buku pegangan siswa. Padahal belum tentu buku cetak tersebut sudah disesuaikan dengan kondisi kognitif siswa dan tujuan yang harus dicapai. Bahkan, cakupan materi yang terlalu lengkap di buku cetak justru seringkali membebani kognitif siswa (Nurul, 2013).

Fakta lainnya ialah kecenderungan materi dalam buku cetak yang biasanya hanya mengedepankan kelengkapan materi sesuai dengan tuntutan kurikulum tanpa melihat kedalaman dan keluasan materi tersebut sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Banyak konsep abstrak di dalam buku cetak yang tidak berusaha dijadikan lebih konkret, misalnya dengan penganalogian. Konsep abstrak tersebut menyebabkan siswa kesulitan mempelajari materi secara mandiri, tanpa bantuan orang lain. Karena itulah, guru dituntut untuk memiliki kemampuan mengolah bahan ajar yang handal agar bahan ajar dapat dipahami oleh siswa dengan mudah.

(16)

3

memahami materi ikatan kimia dapat dikarenakan materi ikatan kimia yang kompleks dan bersifat abstrak (BSNP, 2006 dan Choudhry, 2006).

Berdasarkan pengalaman guru mengajar dan siswa yang telah mempelajarinya, salah satu pokok bahasan dalam kimia yang dianggap sulit ialah ikatan kimia. Ikatan kimia merupakan salah satu konsep dasar kimia. Musasia (2012) menyatakan bahwa konsep dasar harus dipahami dengan baik. Demircioglu dan Norman (Musasia, 2012) menyatakan bahwa siswa yang kurang mengerti konsep dasar akan mengalami kesulitan dalam memecahkan berbagai masalah kimia. Kesulitan yang dialami siswa dalam mempelajari kimia bersumber dari kesulitan dalam memahami istilah dan konsep kimia itu sendiri. Sesuai dengan hal tersebut, Choudhry (2006) menyatakan bahwa dalam mempelajari kimia yang berhubungan dengan konsep seperti ikatan kimia memiliki kekompleksan yang unik dan kesulitan yang tinggi untuk mempelajarinya.

Bertolak dari hasil penelitian tersebut, peneliti bertujuan untuk mengemas kembali bahan ajar pada materi ikatan kimia dengan harapan konsep-konsep kimia tersebut dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Salah satu pengkajian untuk mengurangi tingkat kesulitan suatu materi pelajaran adalah mengolah bahan ajar dengan Reduksi Didaktik agar materi pelajaran tersebut lebih mudah dipahami oleh peserta didik. Dalam arti luas, Reduksi Didaktik adalah mengurangi tingkat kesulitan bahan ajar baik secara kualitatif maupun kuantitatif dengan cara membuat materi tersebut sesederhana mungkin sehingga lebih mudah dipahami oleh tingkat tertentu peserta didik (Anwar, 2012). Reduksi didaktik ini merupakan tahapan terakhir dari empat tahap pengolahan bahan ajar, yaitu seleksi, strukturisasi, karakterisasi, dan reduksi didaktik.

(17)

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, masalah dalam penelitian ini dapat dijabarkan melalui pertanyaan penelitian berikut ini.

1. Bagaimana pengolahan bahan ajar mandiri siswa SMA pada materi ikatan kimia melalui empat tahap pengolahan bahan ajar?

2. Bagaimana aspek keterbacaan bahan ajar mandiri siswa SMA pada materi ikatan kimia melalui empat tahap pengolahan bahan ajar?

3. Bagaimana efektivitas penggunaan bahan ajar mandiri siswa SMA pada materi ikatan kimia melalui empat tahap pengolahan bahan ajar?

C. Pembatasan Masalah

Agar ruang lingkup masalah yang diteliti tidak meluas, perlu adanya pembatasan masalah. Pembatasan masalah tersebut ialah:

1. bahan ajar ikatan kimia yang diolah melalui empat tahap pengolahan bahan ajar ialah materi ikatan kimia SMA kelas X

2. bahan ajar ikatan kimia yang diolah melalui empat tahap pengolahan bahan ajar disesuaikan dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)

3. bahan ajar diberikan kepada siswa sebagai bahan ajar mandiri siswa

4. efektivitas penggunaan bahan ajar dilihat dari kemampuan siswa dalam menuliskan ide pokok serta perbedaan hasil pretes dan postes.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan pengolahan dan efektivitas bahan ajar ikatan kimia melalui empat tahap pengolahan bahan ajar sebagai bahan ajar mandiri siswa.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dilakukannya penelitian ini ialah sebagai berikut. 1. Bagi Siswa

(18)

5

2. Bagi Guru

Memperoleh informasi serta acuan pengolahan bahan ajar melalui empat tahap pengolahan bahan ajar.

3. Bagi Peneliti Lain

Memperoleh acuan untuk penyempurnaan maupun pengembangan penelitian sejenis selanjutnya.

F. Anggapan Dasar

Anggapan dasar yang dijadikan landasan pada penelitian ini ialah sebagai berikut.

1. Siswa telah belajar secara optimal menggunakan bahan ajar ikatan kimia melalui empat tahap pengolahan bahan ajar.

2. Buku pelajaran kimia yang digunakan sebagai sumber pada tahapan seleksi telah memenuhi kriteria seleksi.

G. Penjelasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, perlu dijelaskan beberapa istilah sebagai berikut.

1. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan berupa seperangkat materi yang disusun secara sistematis yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan memungkinkan siswa untuk belajar (Direktorat Pembinaan SMA, 2010).

2. Empat tahap pengolahan bahan ajar menurut Anwar (2012) meliputi tahapan seleksi, strukturisasi, karakterisasi, dan reduksi didaktik.

(19)

6

H. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi dalam penulisan skripsi ini disusun secara sistematis yang terdiri atas lima bab. Bab pertama merupakan pendahuluan yang terdiri atas latar belakang penelitian, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, anggapan dasar, penjelasan istilah, dan struktur organisasi skripsi.

Bab kedua merupakan tinjauan pustaka yang terdiri atas pengertian bahan ajar, pengolahan bahan ajar, kekhasan bahan ajar kimia, keterbacaan, efektivitas penggunaan bahan ajar mandiri, dan pokok bahasan ikatan kimia.

Bab ketiga merupakan metodologi penelitian yang terdiri atas metode penelitian, prosedur penelitian yang di dalamnya terdapat alur penelitian, subjek penelitian, instrumen penelitian, uji validitas instrumen, metode pengumpulan data, dan teknik pengolahan data.

Bab keempat merupakan hasil dan pembahasan yang terdiri atas pengolahan bahan ajar ikatan kimia, keterbacaan bahan ajar dan penulisan ide pokok, serta efektivitas bahan ajar ikatan kimia sebagai bahan ajar mandiri.

(20)

22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan data dari lapangan apa adanya (Sudjana, 2012).

B. Prosedur Penelitian

Pengertian prosedur dalam KBBI (2005) ialah (1) tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas; (2) metode langkah demi langkah secara pasti dalam memecahkan suatu masalah. Prosedur penelitian merupakan tahap kegiatan langkah demi langkah yang dilakukan dalam penelitian.

Langkah-langkah dalam penelitian ini ialah sebagai berikut.

1. Menganalisis standar kompetensi dan kompetensi dasar (SK/KD) kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) mata pelajaran kimia kelas X SMA serta buku sumber kimia yang relevan.

2. Mengolah bahan ajar ikatan kimia melalui empat tahap pengolahan bahan ajar, yaitu seleksi, strukturisasi, karakterisasi, dan reduksi didaktik.

3. Melakukan validasi bahan ajar ikatan kimia melalui empat tahap pengolahan bahan ajar.

4. Membuat instrumen keterbacaan bahan ajar dan penulisan ide pokok serta tes tertulis pilihan ganda.

5. Melakukan validasi instrumen. 6. Melaksanakan pretes.

7. Memberikan bahan ajar ikatan kimia kepada siswa untuk dipelajari secara mandiri. Di dalam bahan ajar yang diberikan terdapat instrumen keterbacaan bahan ajar dan penulisan ide pokok.

8. Melaksanakan postes.

(21)

23

Secara umum, langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar alur penelitian berikut.

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Revisi Instrumen

Kesimpulan

Pemberian Bahan Ajar Mandiri

Uji Keterbacaan Bahan Ajar dan Penulisan Ide Pokok

Pelaksanaan Postes

Pengolahan Data dan Pembahasan Pelaksanaan Pretes

Validasi Instrumen

Revisi Instrumen

Validasi Instrumen Analisis SK/KD KTSP Kimia Kelas X SMA

Pengolahan Bahan Ajar Ikatan Kimia Melalui Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar (Seleksi, Strukturisasi, Karakterisasi, dan Reduksi Didaktik)

Pembuatan Instrumen Keterbacaan Bahan Ajar dan Penulisan Ide Pokok

(22)

24

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini ialah 15 siswa sekolah menengah atas dari Lembaga Pemberdayaan Sosial dan Pendidikaan Mahacita Peduli Indonesia.

D. Instrumen Penelitian

Dalam KBBI (2005), instrumen merupakan sarana penelitian (berupa seperangkat tes dan sebagainya) untuk mengumpulkan data sebagai bahan pengolahan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ialah instrumen keterbacaan bahan ajar dan penulisan ide pokok serta tes tertulis.

1. Instrumen Keterbacaan Bahan Ajar dan Penulisan Ide Pokok

Instrumen keterbacaan bahan ajar dan penulisan ide pokok diberikan kepada siswa untuk mengetahui tingkat keterbacaan bahan ajar ikatan kimia melalui empat tahap pengolahan bahan ajar. Tingkat keterbacaan bahan ajar digolongkan ke dalam kategori sangat mudah, mudah, sulit, dan sangat sulit. Penulisan ide pokok oleh siswa bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami bahan ajar yang diberikan. Data hasil penulisan ide pokok juga bertujuan untuk menguatkan data tingkat keterbacaan yang telah dipilih siswa serta keefektifan penggunaan bahan ajar sebagai bahan ajar mandiri siswa. Selain itu, data keterbacaan bahan ajar juga didukung oleh keterbacaan gambar maupun tabel. Keterbacaan gambar meliputi kemenarikan gambar dan tingkat kepahaman siswa terhadap gambar tersebut. Keterbacaan tabel didasarkan pada kepahaman siswa terhadap tabel tersebut.

2. Instrumen Tes Tertulis

(23)

25

E. Uji Validitas Instrumen

Suatu instrumen yang valid adalah instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2011). Firman (2000) menyatakan bahwa validitas suatu alat ukur menunjukkan sejauh mana alat ukur itu mengukur apa yang seharusnya diukur oleh alat ukur tersebut.

Pada penelitian ini, uji validitas yang dilakukan adalah validitas isi. Validitas isi adalah validitas suatu alat ukur dipandang dari segi isi bahan yang dicakup oleh alat ukur tersebut. Cara menilai atau menyelidiki validitas isi suatu alat ukur ialah dengan mengundang judgement (timbangan) ahli dalam bidang yang sesuai (Firman, 2000). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini divalidasi oleh dosen pembimbing.

F. Metode Pengumpulan Data

1. Keterbacaan

Pengumpulan data pada aspek keterbacaan dilakukan dengan cara: a) siswa menuliskan ide pokok dari tiap materi yang terdapat dalam bahan

ajar ikatan kimia pada kolom yang disediakan;

b) siswa menentukan tingkat keterbacaan bahan ajar (sangat mudah, mudah, sulit, dan sangat sulit);

c) siswa menentukan tingkat keterbacaan gambar dan tabel yang digunakan; kemenarikan gambar (sangat menarik, menarik, tidak menarik, sangat tidak menarik),

kepahaman terhadap gambar dan tabel (sangat mudah, mudah, sulit, sangat sulit).

d) siswa menuliskan kata yang sulit dipahami beserta alasannya;

e) siswa menuliskan nomor urut kalimat yang sulit dipahami beserta alasannya.

2. Tes Tertulis

(24)

26

G. Teknik Pengolahan Data

1. Keterbacaan

Data yang diperoleh dari uji aspek keterbacaan bahan ajar diolah melalui tahapan berikut ini.

a) Mengelompokkan tingkat keterbacaan materi menurut siswa menjadi kategori sangat mudah, mudah, sulit, dan sangat sulit.

b) Menghitung persentase tingkat keterbacaan materi tiap kategori.

c) Mengelompokkan tingkat keterbacaan gambar dan/atau tabel dalam bentuk persentase. Gambar dan/atau tabel tersebut bertujuan untuk mempermudah memahami materi yang berkaitan. Oleh karena itu, data persentase yang diperoleh juga dapat digunakan untuk menunjukkan tingkat keterbacaan bahan ajar.

d) Memberikan skor tiap ide pokok yang dituliskan oleh siswa. Setiap ide pokok yang benar diberi skor 1 dan ide pokok yang salah diberi skor 0. e) Menghitung persentase jawaban ide pokok siswa.

f) Mendeskripsikan data yang diperoleh untuk mengetahui tingkat keterbacaan bahan ajar ikatan kimia melalui empat pengolahan bahan ajar menurut siswa.

2. Tes Tertulis

Untuk data hasil tes tertulis dilakukan pengolahan data terhadap hasil pretes dan postes. Pengolahan data hasil pretes dan postes dilakukan melalui tahap berikut.

a) Memeriksa dan memberikan skor tiap soal pada jawaban siswa. Soal yang dijawab dengan benar diberi skor 1.

Soal yang dijawab salah diberi skor 0.

b) Menjumlahkan skor tiap soal yang dijawab dengan benar. c) Mengolah skor tiap soal dalam bentuk persentase (%).

Untuk menghitung persentase tiap soal, digunakan rumus berikut.

(25)

27

Keterangan: S = persentase tiap soal

x = jumlah skor yang dihasilkan y = jumlah skor maksimal

d) Menafsirkan persentase tersebut berdasarkan kriteria pada tabel berikut ini.

Persentase (%) Tafsiran

0 Tidak ada

1-25 Sebagian kecil

26-49 Hampir setengahnya

50 Setengahnya

51-75 Sebagian besar

76-99 Hampir seluruhnya

100 Seluruhnya

(26)

77

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan berikut ini.

1. Bahan ajar ikatan kimia diolah melalui empat tahap pengolahan bahan ajar, yaitu terdiri atas tahapan seleksi, strukturisasi, karakterisasi, dan reduksi didaktik. Pada proses seleksi digunakan 15 sumber bahan ajar, pada proses strukturisasi dihasilkan struktur makro materi ikatan kimia, pada proses karakterisasi ditemukan bahwa selain materi pengertian ikatan kovalen merupakan materi yang sulit, dan pada proses reduksi didaktik digunakan bentuk reduksi berupa analogi dengan gambar, tabel, penjelasan dengan contoh, contoh dengan gambar, dan generalisasi.

2. Aspek keterbacaan bahan ajar meliputi tingkat keterbacaan bahan ajar, keterbacaan gambar dan tabel, serta penulisan ide pokok menunjukkan bahwa keterbacaan bahan ajar ikatan kimia tergolong ke dalam kategori tinggi, yaitu sebanyak 74% siswa menyatakan tingkat keterbacaan bahan ajar tergolong ke dalam kategori mudah dan 84% siswa mampu menuliskan ide pokok dengan benar.

(27)

78

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, berikut ini merupakan saran dari penulis.

1. Adanya penelitian lanjutan dengan membuat bahan ajar ikatan kimia melalui empat tahap pengolahan bahan ajar ini ke dalam bentuk buku teks,

hand-out, LKS, dan atau modul.

(28)

79

DAFTAR PUSTAKA

Achyani. (2010). Pengembangan Model Penulisan Buku Pelajaran Biologi SMA

Berwawasan Ekologi dan Berbasis Realitas Lokal. Disertasi Doktor pada

Program Studi Pendidikan IPA SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan. Anwar, Sjaeful. (2012). Pengolahan Bahan Ajar. UPI Bandung: tidak diterbitkan. Apriliyanti, Arie. (2004). Pengolahan Bahan Ajar Dengan Teori Reduksi Didaktik

dan Pengaruhnya dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa SMA Kelas I pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI

Bandung: tidak diterbitkan.

Bahri, Syaiful dan Aswan. (2006). Strategi Belajar-Mengajar (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). (2006). Standar Isi untuk Satuan

Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Choudhry, Abdus. (2006). Elucidating Higher Echelon Concepts Through

Refinement of Fundamentals. Tesis Magister pada The Master of Science and Education in Education and Chemistry The University of Toledo.

Direktorat Pembinaan SMA. (2010). Juknis Pengembangan Bahan Ajar SMA. Jakarta: Depdiknas.

Dubay, William. (2004). The Principle of Readability. New York: McGraw-Hill. Firman, Harry. (2000). Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia.

Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Gilliland, John. (1972). Readability. London: Hordder and Stoughton.

(29)

80

Henrickson, Charles. (2005). CliffsStudy Solver Chemistry. United States of America: Wiley Publishing, Inc.

Knight, Judson. (2002). Science of Everyday Things Volume 1: Real-Life

Chemistry. Detroid: Gale Group.

Lewis, Rob and Wynne. (2006). Chemistry Third Edition. China: Palgrave Macmillan.

Mahardika, I Ketut. (2011). Pengembangan Bahan Ajar Mekanika untuk

Meningkatkan Kemampuan Representasi Verbal, Matematis, Gambar, dan Grafik Mahasiswa Calon Guru Fisika. Disertasi Doktor pada SPs UPI

Bandung: tidak diterbitkan.

Marliah, Ade Irma. (2005). Analisis Kesulitan Siswa dalam Memahami Materi

yang Diolah dengan Reduksi Didaktik pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia.

Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Moore, John and Richard. (2007). Chemistry for the Utterly Confused. New York: Mc Graw Hill.

Musasia, Amadalo. (2012). Evaluation of Students Perceptions towards Structure and Chemical Bonding upon using Molecular Models in Selected Kenyan Public Secondary Schools. Dalam Global Journal Of Management Science

and Technology [Online], Vol 1 (4), 3 halaman. Tersedia:

www.gjmst.com [28 Agustus 2012]

Myers, Richard. (2003). The Basic of Chemistry. London: Greenwood Press. Nurul, G. (2013, 14 Januari). Menyiapkan Bahan Ajar Sesuai dengan Tingkat

Berpikir Siswa. Kompasiana [Online]. Tersedia:

http://www.kompasiana.com. [17 Januari 2013]

(30)

81

Purba, Michael. (2006). Kimia untuk SMA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) Edisi Ketiga. Balai Pustaka: Departemen Pendidikan

Nasional.

Rohmayanti, Etty. (2011). Efektivitas Program Imtaq dalam Meningkatkan

Kemampuan Baca Tulis Al-Quran pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 13 Malang. Skripsi pada Fakultas Tarbiyah UIN Malik Ibrahim Malang: tidak

diterbitkan.

Rosenberg, Jerome and Lawrence. (1997). Schaum’s Outline of Theory and

Problems of College Chemistry Eighth Edition. New York: McGraw-Hill.

Silberberg, Martin. (2007). Principles of General Chemistry. Boston: Mc Graw Hill.

Sirhan, Ghassan. (2007). “Learning Difficulties in Chemistry: An Overview”.

Journal of Turkish Science Education. 4, (2), 2-18.

Sitepu, B.P. (2010). Keterbacaan. [Online]. Tersedia: http://bintangsitepu.wordpress.com [09 Oktober 2013]

Sudjana, Nana. (2012). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyarto, Kristian. (2004). Common Textbook (Edisi Revisi) Kimia Anorganik I. Yogyakarta: Jurusan Kimia FPMIPA UNY.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

(31)

82

Toharudin, Uus. (2010). Kajian Pengembangan Bahan Ajar Berorientasi Literasi

Sains untuk Pendidikan Dasar. Disertasi Doktor pada SPs UPI Bandung:

tidak diterbitkan.

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan

Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Surabaya: Bumi Aksara.

U.S. Departement of Energi. (1993). Doe Fundamentals Handbook Chemistry

Volume 1 of 2. Washington: U.S. Departement of Energi.

V, Balasubramanian. (2007). Chemistry Higher Secondary-First Year Volume-II. Chennai: Tamilnadu Textbook Corporation.

Gambar

Gambar  3.1  Alur Penelitian ...........................................................................................
Tabel  4.1.
Grafik  4.1 Tingkat Keterbacaan Bahan Ajar ..............................................................
Gambar 3.1 Alur Penelitian
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian dan konsep prosedur pemadatan campuran aspal menggunakan Alat Pemadat Roller Slab (APRS), langkah selanjutnya adalah menganalis dan merekomendasikan

 Dampak apa yang terlihat dalam laporan keuangan akibat employee benefit jangka panjang yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawannya.  Bandingkan kondisi yang sama

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah, rahmat dan karunia Nya penulis dapat meyelesaikan karya ilmiah ini.Adapun karya ilmiah ini disusun

KEGIATAN MELIPAT KERTAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TUNAGRAHITA SEDANG DI SLB-C SUMBERSARI BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Dari hasil yang diperoleh maka kandungan minyak pada palm kernel sudah memenuhi standar perusahaan sebesar minimal 49 %.. Namun kandungan minyak pada palm kernel meal masih

KEGIATAN MELIPAT KERTAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TUNAGRAHITA SEDANG DI SLB-C SUMBERSARI BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

baik agar kandungan minyak inti sawit tidak banyak terbuang pada sisa hasil.

teknik dasar yang ada, heading adalah teknik dasar yang juga sering digunakan dalam permainan sepakbola, dikarenakan kemampuan heading dengan baik dan benar dapat