DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan
Halaman Pernyataan
ABSTRAK …………...…...………...………... i
KATA PENGANTAR ..…......………..………... ii
DAFTAR ISI ……….……….. ... iv
DAFTAR TABEL ………..... vi
DAFTAR GRAFIK……..………...….... vii
DAFTAR LAMPIRAN…...……….………...……… viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..………... 1
B. Rumusan Masalah ……..……….. 5
C. Tujuan Penelitian ……….………..……….. 5
D. Manfaat Penelitian ………..………... 6
E. Definisi Operasional ………..…….………. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendekatan Konstruktivisme...…………...……… 8
B. Hasil Belajar ……….…………...………. 14
C. Ilmu Pengetahuan Alam ……….…..…………. 16
D. Perubahan Sifat Benda …... 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ………...……… 23
B. Model Penelitian ... 24
C. Lokasi dan Subjek Penelitian ………....……… 26
D. Prosedur Penelitian ………...……….. 24
E. Instrumen Penelitian ………... 31
F. Pengolahan dan Analisis Data ... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Siklus I ... 34
2. Siklus II ... 45
B. Pembahasan ………... 55
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan ....………...………... 60
B. Rekomendasi ...………... 63
DAFTAR PUSTAKA 65
DAFTAR TABEL
4.1 Lembar Observasi Guru dan Siswa Siklus I ... 39
4.3 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus I ……... 42
4.4 Lembar Observasi Guru dan Siswa Siklus II …... 50
DAFTAR GAMBAR
2.1 Tahapan-tahapan dalam Pembelajaran Konstruktivis…... 12
2.2 Lilin meleleh ketika dipanaskan ………... 19
2.3 Air yang didinginkan menjadi es batu…………... 19
2.4 Kayu yang dibakar ………... 20
2.5 Gula dilarutkan oleh air ……….. 20
2.6 Tomat yang membusuk ……….. 21
2.7 Paku yang berkarat ………... 21
3.1 Langkah Penelitian Tindakan kelas Model Kemmis & Mc Taggart ……… 24
4.1 Diagram batang rata-rata skor siswa tiap siklus 58
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A
Instrumen Penelitian :
A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
A.2 Lembar Kerja Siswa (LKS)
A.3 Kisi-kisi soal Tes Siklus I dan II
A.4 Soal-soal Tes Siklus I dan II
A.5 Kunci Jawaban Tes Siklus I dan II
A.6 Lembar Observasi Guru dan Siswa Siklus I dan II
Lampiran B
Data Hasil Penelitian :
B.1 Nilai Hasil Tes Siklus I
B.2 Nilai Hasil Tes Siklus II
B.3 Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I
B.4 Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II
B.5 Contoh Jawaban Tes Siklus I dan II
Lampiran C
Administrasi Penelitian :
C.1 Surat Keputusan ( SK ) Bimbingan skripsi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dikatakan bahwa :”Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.”
Dari pengertian pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia No
20 tahun 2003 di atas erat kaitannya dengan tujuan pembelajaran IPA dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Adapun tujuan pembelajaran IPA
menuut KTSP meliputi :
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat.
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan
melestarikan lingkungan alam.
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar
untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTS.
Pendidikan merupakan suatu proses penerapan ilmu pengetahuan kepada
siswa, dan dalam proses pendidikan tersebut diperlukan adanya suatu strategi
pembelajaran, penggunaan metode, media, dan pendekatan pembelajaran yang
tepat sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan dapat
membangkitkan semangat belajar pada siswa.
IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar.
Pembelajaran IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan ilmu pengetahuan
yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan sutu proses penemuan, pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi
wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta
prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan
sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami
alam sekitar secara ilmiah.
Dalam proses pembelajaran IPA hendaknya guru menekankan pada
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Hal ini menunjukkan
bahwa pengetahuan tidak dapat begitu saja dipindahkan melainkan harus
dikonstruksikan sendiri oleh siswa agar menjadi pengalaman belajar yang
bermakna sehingga apa yang menjadi tujuan dari pembelajaran IPA akan tercapai
dengan baik.
Permasalahan pembelajaran IPA yang terjadi di kelas selama ini masih
kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran Karena cenderung
menggunakan metode ceramah dan kegiatannya lebih berpusat pada guru
sehingga pembelajaran IPA bersifat verbalis yang mengakibatkan aktivitas siswa
cenderung pasif hanya mencatat dan mendengarkan penjelasan guru, yng
mengakibatkan kurang bermaknanya di dalam proses belajar mengajar karena
kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi langsung pada
benda-benda yang konkrit maupun menggunakan model atau media belajar yang
menarik, sehingga hasil belajar kurang memuaskan. Hal ini terbukti pada hasil
pembelajaran pada mata pelajaran IPA yang diperoleh oleh siswa kelas V belum
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70. Dari 30 orang siswa hanya da
8 orang (27%) siswa yang mendapatkan nilai di atas nilai KKM dan 22 orang
(73%) di bawah nilai KKM.
Dalam pembelajaran gurulah yang sangat berperan terhadap keberhasilan
tercapainya tujuan pembelajaran. Oleh sebab itu seorang guru harus dapat
menyajikan suatu proses pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa dapat
memperoleh pengalamannya secara langsung untuk membantu dalam proses
Sehingga dalam proses pembelajaran sangat diperlukan metode atau pendekatan
pembelajaran yang tepat. Salah satu pendekatan yang dipandang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA yaitu pendekatan
konstruktivisme.
Paradigma konstruktivisme memandang siswa sebagai pribadi yang sudah
memiliki kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu. Kemampuan awal
tersebut akan menjadi dasar dalam mengkonstruksi pengetahuan yang baru
(Budiningsih, 2012:59)
Dalam belajar konstruktivistik guru atau pendidik berperan membantu agar
proses pengkonstruksian pengetahuan secara lancar. Guru tidak mentransfer
pengetahuan yang telah dimilikinya, melainkan membantu siswa untuk
membentuk pengetahuannya sendiri. (Budiningsih, 2012:59)
Implikasi dari model belajar konstruktivisme dalam pembelajaran meliputi
empat tahapan yaitu, 1) pengetahuan awal (mengungkapkan konsepsi awal dan
membangkitkan motivasi), 2) eksplorasi, 3) diskusi dan penjelasan konsep, 4)
pengembangan dan aplikasi konsep.
Oleh sebab itu peneliti tertarik umtuk melaksankan penelitian dengan judul
“Pendekatan Konstruktivisme untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran IPA Materi Perubahan Sifat Benda di Kelas V SDN Binabudi
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka
permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana hasil belajar siswa pada
materi perubahan sifat benda dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme”.
Rumusan masalah di atas dirinci dalam pertanyaan peneliti sebagai berikut :
1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran di kelas V SDN Binabudi yang
dirancang oleh guru pada materi perubahan sifat benda melalui pendekatan
konstruktivisme ?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran di kelas V SDN Binabudi melalui
pendekatan konstruktivisme pada materi perubahan sifat benda ?
3. Bagaimana hasil belajar siswa di kelas V SDN Binabudi pada materi
perubahan sifat benda melalui pendekatan konstruktivisme ?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hasil
belajar siswa.
1. Untuk mengetahui gambaran perencanaan pembelajaran pada materi
perubahan sifat benda di kelas V dengan pendekatan konstruktivsme.
2. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pembelajaran pada materi
perubahan sifat benda dengan pendekatan konstruktivisme.
3. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa dalam pembelajaran
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Siswa
a. Diharapkan dapat membantu siswa lebih aktif selama pembelajaran
berlangsung melalui pendekatan konstruktivisme.
b. Dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa dan
meningkatakan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA.
2. Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan pertimbangan untuk dapat
mengembangkan kompetensi dalam merancang dan menyusun
langkah-langkah pembelajaran sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan hasil
belajar siswa dalam pembalajaran IPA.
3. Sekolah
Diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pemikiran bagi sekolah untuk
dapat meningkatkan pembinaan guru-guru untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran di sekolah.
E. Definisi Operasional
Beberapa istilah penting yang digunakan dalam penelitian ini beserta
definisinya adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan konstruktivisme
Menurut Bell, Drive dan Leach dalam Yuliariatiningsih dan karli (dalam
tentang proses pembelajaran yang menyatakan bahwa dalam proses belajar
(perolehan pengetahuan) diawali dengan terjadinya konflik kognitif. Konflik
kognitif ini hanya dapat diatasi melalui pengetahuan diri (self regulation). Dan
pada akhir proses belajar, pengetahuan akan dibangun sendiri oleh anak melalui
pengalaman belajarnya.
Pendekatan konstruktivisme adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang
dirancang melalui tahap apersepsi, eksplorasi, diskusi dan penjelasan konsep,
pengembangan dan aplikasi konsep.
2. Hasil belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2011:22). Hasil belajar yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil dari tes kemampuan kognitif yang
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan
tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran (Suhardjono,
dalam Arikunto dkk, 2012: 58).
Suharsimi (dalam Arikunto dkk, 2012:58) menjelaskan PTK melalui paparan
gabungan definisi dari tiga kata, Penelitian + Tindakan + Kelas sebagai berikut:
1. Penelitian adalah kegiatan mencermati objek, dengan menggunakan aturan
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat
untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi
peneliti.
2. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima
pelajaran yang sama dari seorang guru.
Jika dibandingkan dengan penelitian lain, penelitian tinakan sudah jauh ke
depan. Penelitian tindakan bukan lagi mengetes sebuah perlakuan, tetapi sudah
mempunyai keyakinan akan ampuhnya sesuatu perlakuan. Penelitian tindakan
dapat dipandang sebagai tindak lanjut dari penelitian deskriptif maupun
mengenal populasi dan sampel, karena dampak perlakuan hanya berlaku bagi
subjek yang dikenai tindakan. Hasil penelitian hanya berlaku bagi kasus yang
diteliti. (Arikunto, 2012:26-27)
B. Model Penelitian
Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan model penelitian tindakan yang
dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2012:16) yang
menggambarkan adanya empat langkah dan tersaji dalam bagan berikut ini.
Gambar 3.1
Gambar 3.1
Langkah Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis & Mc Taggart
Keempat langkah tersebut merupakan satu siklus atau putaran, artinya
sesudah langkah ke-4 yaitu refleksi, lalu kembali lagi ke langkah 1 yaitu Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan
Pelaksanaan SIKLUS II
Pengamatan Refleksi
Refleksi
[image:14.595.115.509.240.652.2]perencanaan kembali, dan seterusnya. Secara utuh keempat langkah di atas terurai
sebagai berikut (Arikunto, 2006: 17-21):
a. Rancangan Tindakan (Planning)
Dalam tahap ini dijelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh
siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Dalam tahap menyusun
rancangan ini peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa atau masalah
yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian dibuat
berbagai instrumen yang diperlukan untuk merekam fakta yang terjadi selama
tindakan berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Pada tahap ini pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan
isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.
c. Pengamatan (Observing)
Tahap pengamatan berlangsung bersamaan dengan tahap pelaksanaan.
Pengamatan dilakukan pada saat tindakan berlangsung. Pada tahap ini peneliti
melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi selama kegiatan
berlangsung. Hasil catatan atau rekaman tersebut dipakai sebagai bahan
dalam analisis dan untuk keperluan refleksi.
d. Refleksi (Reflecting)
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan
yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian
dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Refleksi
tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka
dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya sehingga
permasalahan dapat teratasi.
C. Lokasi dan Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5 SDN Binabudi Cipanas yang
beralamat di Jl. Pasir Kampung, kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, tahun
ajaran 2012/2013 sebanyak 30 orang siswa terdiri dari 17 orang laki-laki dan 13
orang perempuan.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dirancang untuk dilaksanakan dalam 2 siklus.
Setiap siklus dijalankan dalam 4 tahap, yaitu perencanaan (Planning), pelaksanaan
(Acting), pengamatan (Observing), dan refleksi (Reflecting).
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
(1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan Standar
Kompetensi : Memahami hubungan antara sifat bahan dengan
penyusunnya dan perubahan sifat benda sebagai hasil suatu proses dan
Kompetensi Dasar : Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang
perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap. Dan RPP tersebut
disusun dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme yang terdiri
konsep, serta pengembangan dan aplikasi konsep. Pada tahap apersepsi
siswa diberikan pertanyaan langsung untuk mengetahui pengetahuan
awal siswa, tahap eksplorasi siswa dibagi ke dalam kelompok kecil
yang terdiri dari 6 orang perkelompok yang dipilih dengan cara
berhitung secara urut untuk melakukan percobaan dan pengamatan.
Tahap diskusi dan penjelasan konsep setiap perwakilan kelompok
maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya. Dan pada tahap yang terakhir yaitu tahap
pengembangan dan apliksi konsep siswa diberikan tes evaluasi
pembelajaran.
(2) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk percobaan dan
pengamatan yang dilakukan oleh siswa pada pembelajaran materi
perubahan sifat benda
(3) Menyiapkan alat peraga yang diperlukan oleh siswa untuk percobaan
yang akan dilakukan pada pembelajaran
(4) Membuat soal tes evaluasi yang berupa soal uraian sebanyak lima soal
tentang materi perubahan sifat benda
(5) Menyiapkan instrumen pengumpul data berupa lembar observasi
aktivitas guru dan siswa.
b. Tahap Pelaksanaan
(1) Melaksanakan pembelajaran IPA di kelas V dengan menggunakan
(2) Melakukan tes siklus I untuk mendapatkan data tentang hasil belajar
siswa.
(3) Mencatat dan merekam semua yang terjadi sebagai sumber data yang
akan digunakan pada tahap refleksi.
(4) Melakukan diskusi dengan pengamat untuk mengetahui adanya
kelemahan atau kekurangan yang harus diperbaiki dalam proses
pembelajaran.
c. Tahap Pengamatan
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Dalam
tahap pengamatan ini peneliti bersama guru pengamat (observer)
mengamati seluruh kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa dan guru
kemudian mencatatnya dalam lembar observasi yang telah disediakan.
d. Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi diadakan pengakajian terhadap berbagai kejadian
yang terekam selama proses tindakan. Peneliti dan pengamat
mendeskripsikan hasil pelaksanaan tindakan dan mengevaluasi seluruh
kegiatan, kekuatan dan kelemahannya sebagai dasar dalam merancang
kegiatan pada siklus II.
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
(1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan Standar
penyusunnya dan perubahan sifat benda sebagai hasil suatu proses dan
Kompetensi Dasar : Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang
perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap. Penyusunan RPP
pada siklus II tersebut disusun sama seperti RPP pada siklus I dengn
menggunakan menggunakan pendekatan konstruktivisme yang terdiri
dari empat tahapan yaitu apersepsi, eksplorasi, diskusi dan penjelasan
konsep, serta pengembangan dan aplikasi konsep. Pada tahap apersepsi
siswa diberikan pertanyaan langsung yang berkaitan dengan
pembelajaran sebelumnya untuk mengetahui pengetahuan awal siswa,
tahap eksplorasi siswa melakukan percobaan dan pengamatan dengan
teman kelompoknya yang sudah dibuat pada pembelajaran
sebelumnya. Tahap diskusi dan penjelasan konsep setiap perwakilan
kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya. Dan pada tahap yang terakhir yaitu tahap
pengembangan dan apliksi konsep siswa diberikan tes evaluasi
pembelajaran.
(2) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk percobaan dan
pengamatan yang dilakukan oleh siswa pada pembelajaran materi
perubahan sifat benda
(3) Menyiapkan alat peraga yang diperlukan oleh siswa untuk percobaan
yang akan dilakukan pada pembelajaran
(4) Membuat soal tes evaluasi yang berupa soal uraian sebanyak 5 soal
(5) Menyiapkan instrumen pengumpul data berupa lembar observasi
aktivitas guru dan siswa.
b. Tahap Pelaksanaan
(1) Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus II sesuai dengan RPP
yang telah disusun dengan mempertimbangkan perbaikan-perbaikan
pada siklus I
(2) Melakukan tes hasil belajar siklus II untuk mendapatkan data
mengenai peningkatan hasil belajar siswa.
(3) Mencatat dan merekam semua yang terjadi sebagai sumber data yang
akan digunakan pada tahap refleksi.
c. Tahap Pengamatan
Kegiatan pengamatan pada sikus II relatif sama dengan siklus I yaitu:
(1) Mencatat dan merekam semua yang terjadi sebagai sumber data yang
akan digunakan pada tahap refleksi.
(2) Diskusi dengan pengamat untuk mengetahui adanya kelemahan atau
kekurangan yang harus diperbaiki
(3) Peneliti menyesuaikan apakah kegiatan yang dilakukan pada siklus II
ini sudah sesuai dengan yang diharapkan.
d. Tahap Refleksi
Hasil yang diperoleh pada tahap pengamatan dikumpulkan untuk
dianalisis dan dievaluasi oleh peneliti, untuk mendapatkan suatu simpulan.
Binabudi Kec. Cipanas, Kab. Cianjur dalam pembelajaran IPA dengan
menggunakan pendekatan konstruktivisme dapat ditingkatkan.
e. Membuat Kesimpulan Hasil Penelitian
Setelah semua proses selesai dilaksanakan, maka dapat ditarik
kesimpulan yang mengacu pada hasil penelitian dan pembahasan.
E. Instrumen Penelitian
Sebagi alat pengumpul data, maka peneliti menyusun instrumen penelitian,
dalam rangka memperoleh data akurat dalam pengumpulan data sesuai dengan
permasalahan dalam penelitian. Adapun instrumen penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah :
1. Instrumen Pembelajaran
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berupa pedoman pembelajaran yang
secara garis besar merinci mengenai tujuan, metode, langkah-langkah, sumber
belajar serta penilaian yang dilakukan dalam pembelajaran.
Dalam penelitian ini peneliti menitik beratkan pada peningkatan hasil
belajar siswa dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme.
b. Lembar Kerja Siswa
Lembar kerja Siswa (LKS) yang dibuat terdiri dari langkah-langka
kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa dalam kegiatan pengamatan dan
percobaan. Di dalam LKS terdiri dari tujuan, rincian alat dan bahan, serta
langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa dalam kegiatan
2. Instrument Pengumpulan Data
a. Tes Hasil Belajar Siswa
Tes hasil belajar siswa digunakan untuk mengukur peningkatan
pengetahuan siswa setelah pembelajaran berlangsung tentang perubahan sifat
benda dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme. Tes yang diberikan
berupa soal tes uraian sebanyak lima soal. Tes dalam penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hsil belajar siswa melalui skor
b. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk melihat kesesuaian antara perencanaan
pembelajaran dengan pelaksanaannya sesuai dengan tahapan-tahapan
pendekatan konstruktivisme.
Observasi terdiri dari aspek-aspek yang akan diamati oleh observer yang
meliputi aktivitas guru dan siswa dari awal sampai akhir pembelajaran. Hasil
observasi ini dituliskan kedalam lembar observasi dan dijadikan dasar refleksi
dan tindakan yang akan dilakukan.
F. Pengolahan dan Analisis Data
1. Scoring (Penskoran)
Tes soal yang digunakan pada penelitian ini berupa soal uraian yang
berjumlah 5 soal. Setiap soal mempunyai bobot skor 20. Apabila siswa dapat
menjawab soal dengan benar, skor maksimum yang dapat diperoleh adalah
100. Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah skor yang
2. Menghitung rata-rata
a. Rata-rata hitung hasil tes dengan rumus
�= ∑� N
Keterangan :
� = Rata-rata nilai tes
∑� =Jumlah keseluruhan nilai siswa
� = Jumlah siswa
b. Membandingkan nilai rata-rata hasil belajar tindakan siklus dengan
KKM. Menghitung persentase siswa yang mencapai KKM
dibandingkan dengan persentase perolehan KKM sebelumnya.
Adapun cara menghitung persentase siswa yang mencapai KKM
adalah sebagai berikut :
TB = ∑ �≥70
� × 100%
Keterangan :
TB = Ketuntasan Belajar
∑� ≥70 = jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar dari atau
sama dengan 70
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian Tindakan Kelas yang telah dilakukan mengenai
Pendekatan Konstruktivisme untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA tentang perubahan sifat benda, diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Perencanaan pelaksanaan yang tertuang dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dirancang sesuai dengan standar KTSP SDN
Binabudi tahun ajaran 2012/2013. Dan indikator pencapaian serta tujuan
pembelajaran dibuat berdasarkan langkah-langkah pembelajaran yang
ingin dicapai pada setiap pertemuan. Sistematika penyusunan RPP dengan
menerapkan pendekatan konstruktivisme pada pembelajaran IPA dengan
materi perubahan sifat benda. Namun untuk penerapan pendekatan
konstruktivisme, RPP yang disusun mempunyai ciri khusus melalui
tahapan-tahapan pembelajaran yang dimulai dengan apersepsi, eksplorasi,
diskusi dan penjelasan konsep serta pengembangan dan aplikasi konsep.
Pada tahap apersepsi (pengetahuan awal) siswa diberikan pertanyaan
langsung untuk mengetahui pengetahuan awal siswa, tahap eksplorasi
siswa dibagi dalam beberapa kelompok untuk melakukan percobaan dan
pengamatan, di tahap diskusi dan penjelasan konsep setiap perwakilan
kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil dari
pengembangan dan aplikasi konsep siswa diberikan pertanyaan yang
berkaitan dengan perubahan sifat benda yang ada di lingkungan serta
memberikan tes hasil belajar.
2. Pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan menerapkan
pendekatan konstruktivisme pada materi perubahan sifat benda
mempunyai pengaruh positif terhadap aktivitas belajar siswa. Peran aktif
siswa dalam pembelajaran direalisasikan melalui kegiatan pengamatan dan
percobaan, keaktifan siswa dalam berdiskusi, keberanian siswa dalam
mengungkapkan pendapatnya, siswa mampu memecahkan masalah dan
menyimpulkan materi pelajaran, serta siswa dapat berkerjasama dengan
kelompoknya dalam melakukan pengamatan dan percobaan. Pemberian
pertanyaan pembuka pada tahap apersepsi (menggali pengetahuan awal)
dimaksudkan untuk memotivasi agar siswa mampu aktif dalam
pembelajaran yang akan dilaksanakan, pengisian LKS pada tahap
eksplorasi yang dikerjakan secara berkelompok dimaksudkan untuk
membantu siswa menguasai materi pembelajaran secara bertahap dan
mengembangkan sikap kerjasama, pada tahap diskusi dan penjelasan
konsep siswa berani mengemukakan dan mempertahankan pendapat,
menghargai pendapat orang lain, serta mempresentasikan pendapat melalui
presentasi hasil kerja kelompok. Dalam pembelajaran menggunakan
pendekatan konstruktivisme dengan tahap apersepsi, ekplorasi, diskusi dan
penjelasan konsep dapat meningkatkan hasil belajar siswa hal ini terlihat
siswa masih terlihat kurang aktif dalam menjawab pertanyaan guru
maupun dalam melakukan diskusi kelompok masih ada siswa yang tidak
ikut dalam diskusi yang dilakukan hal ini sangat berpengaruh sekali
terhadap hasil belajar yang diperoleh oleh siswa dan pada siklus II
dilakukan perbaikan yang merupakan kekurangan pada siklus I yaitu pada
tahap apersepsi peneliti memberikan motivasi berupa tambahan nilai untuk
siswa yang berani menjawab dan berani mengungkapkan pendapat,
kemudian pada tahap eksplorasi dan diskusi penjelasan konsep untuk
meningkatkan aktivitas siswa dalam diskusi kelompok, dilakukan dengan
cara memberikan peran dan tugas kepada masing-masing siswa, misalnya
ada yang melakukan percobaan, mencatat hasil penelitian, dan yang
melakukan presentasi di depan kelas. Penggunaan pendekatan
konstruktivisme dengan tahapan-tahapan pembelajaran apersepsi,
eksplorasi, diskusi dan penjelasan konsep, serta pengembangan dan
aplikasi konsep dapat membantu siswa untuk memahami tentang
perubahan sifat benda karena pembelajaran yang dilakukan memberikan
pengalaman langsung pada siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa penggunaan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran dapat
membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
perubahan sifat benda.
3. Berdasarkan data yang diperoleh pelaksanaan kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme berhasil meningkatkan
siklus I persentase siswa yang mencapai nilai KKM sebesar 63,33% dari
30 orang siswa, ada 19 orang siswa yang mencapai KKM dan ada 11
orang siswa yang belum mencapai KKM. Pada siklus II persentase siswa
yang mencapai nilai KKM sebesar 80% dari 30 orang siswa, ada 24 orang
siswa yang mencapai KKM dan ada 6 orang siswa yang belum mencapai
KKM.
B. Rekomendasi
Berdasarkan pelaksanaan dan temuan-temuan dari hasil penelitian yang
telah dilakukan peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut.
1. Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme
berbeda dengan perencanaan pembelajaran yang menggunakan metode
ceramah, karena perencanaan pembelajaran yang menggunakan pendekatan
konstruktivisme memiliki ciri khusus. Dan ciri khusus pada pendekatan
konstruktivisme ini dengan menggunakan empat tahapan pembelajaran.
Untuk itu guru disarankan dapat mempelajari cara pembuatan perencanaan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme.
2. Dibandingkan dengan metode ceramah pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar siswa. Untuk itu para guru dapat menerapkan pendekatan
konstruktivisme pada proses pembelajaran.
3. Setelah peneliti menerapkan pendekatan konstruktivisme terbukti dapat
diperoleh oleh siswa pada siklus I dan II. Dengan demikian pendekatan
konstruktivisme dapat digunakan pada materi pembelajaran IPA lainnya, dan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Budiningsih, C.A . (2012). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdikanas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas
Dimyati. dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta..
Haryanto. (2004). Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Erlangga.
Lestiawati, L. (2010). Penggunaan Alat Peraga Tiga Dimensi Pada Pembelajaran
Gaya Dan Pesawat Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Di SD Gunung Batu. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak
diterbitkan..
Sagala, S. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: ALFABETA.
Sepniwati (2012). Penerapan Pendekatan Konstruktivisme untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA tentang Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN Gatot Subroto Kota Bandung Semester 2 Tahun 2012.
Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan..
Sudjana, N. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suparno, P. (1997). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.
Syamsiah, E. (2006). Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran Konsep
Energi Panas Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.Proposal pada FIP
UPI Bandung Kampus Cibiru: tidak diterbitkan..
Priyanti, H. (2012). Penerapan Pendekatan Konstruktivisme untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Konsep Tanah, Air dan Alam Sekitar. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Widodo, A. Wuryastuti, S. dan Margaretha. (2010). Pendidikan IPA di Sekolah