• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA DI KELAS V SDN BINABUDI CIPANAS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA DI KELAS V SDN BINABUDI CIPANAS."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan

Halaman Pernyataan

ABSTRAK …………...…...………...………... i

KATA PENGANTAR ..…......………..………... ii

DAFTAR ISI ……….……….. ... iv

DAFTAR TABEL ………..... vi

DAFTAR GRAFIK……..………...….... vii

DAFTAR LAMPIRAN…...……….………...……… viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..………... 1

B. Rumusan Masalah ……..……….. 5

C. Tujuan Penelitian ……….………..……….. 5

D. Manfaat Penelitian ………..………... 6

E. Definisi Operasional ………..…….………. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendekatan Konstruktivisme...…………...……… 8

B. Hasil Belajar ……….…………...………. 14

C. Ilmu Pengetahuan Alam ……….…..…………. 16

D. Perubahan Sifat Benda …... 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ………...……… 23

B. Model Penelitian ... 24

C. Lokasi dan Subjek Penelitian ………....……… 26

D. Prosedur Penelitian ………...……….. 24

E. Instrumen Penelitian ………... 31

F. Pengolahan dan Analisis Data ... 32

(2)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Siklus I ... 34

2. Siklus II ... 45

B. Pembahasan ………... 55

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ....………...………... 60

B. Rekomendasi ...………... 63

DAFTAR PUSTAKA 65

(3)

DAFTAR TABEL

4.1 Lembar Observasi Guru dan Siswa Siklus I ... 39

4.3 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus I ……... 42

4.4 Lembar Observasi Guru dan Siswa Siklus II …... 50

(4)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Tahapan-tahapan dalam Pembelajaran Konstruktivis…... 12

2.2 Lilin meleleh ketika dipanaskan ………... 19

2.3 Air yang didinginkan menjadi es batu…………... 19

2.4 Kayu yang dibakar ………... 20

2.5 Gula dilarutkan oleh air ……….. 20

2.6 Tomat yang membusuk ……….. 21

2.7 Paku yang berkarat ………... 21

3.1 Langkah Penelitian Tindakan kelas Model Kemmis & Mc Taggart ……… 24

4.1 Diagram batang rata-rata skor siswa tiap siklus 58

(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A

Instrumen Penelitian :

A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

A.2 Lembar Kerja Siswa (LKS)

A.3 Kisi-kisi soal Tes Siklus I dan II

A.4 Soal-soal Tes Siklus I dan II

A.5 Kunci Jawaban Tes Siklus I dan II

A.6 Lembar Observasi Guru dan Siswa Siklus I dan II

Lampiran B

Data Hasil Penelitian :

B.1 Nilai Hasil Tes Siklus I

B.2 Nilai Hasil Tes Siklus II

B.3 Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I

B.4 Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II

B.5 Contoh Jawaban Tes Siklus I dan II

Lampiran C

Administrasi Penelitian :

C.1 Surat Keputusan ( SK ) Bimbingan skripsi

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional dikatakan bahwa :”Pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.”

Dari pengertian pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia No

20 tahun 2003 di atas erat kaitannya dengan tujuan pembelajaran IPA dalam

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Adapun tujuan pembelajaran IPA

menuut KTSP meliputi :

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan

masyarakat.

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

(7)

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan

melestarikan lingkungan alam.

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya

sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar

untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTS.

Pendidikan merupakan suatu proses penerapan ilmu pengetahuan kepada

siswa, dan dalam proses pendidikan tersebut diperlukan adanya suatu strategi

pembelajaran, penggunaan metode, media, dan pendekatan pembelajaran yang

tepat sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan dapat

membangkitkan semangat belajar pada siswa.

IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar.

Pembelajaran IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan ilmu pengetahuan

yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga

merupakan sutu proses penemuan, pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi

wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta

prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan

sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman

langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami

alam sekitar secara ilmiah.

Dalam proses pembelajaran IPA hendaknya guru menekankan pada

(8)

menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Hal ini menunjukkan

bahwa pengetahuan tidak dapat begitu saja dipindahkan melainkan harus

dikonstruksikan sendiri oleh siswa agar menjadi pengalaman belajar yang

bermakna sehingga apa yang menjadi tujuan dari pembelajaran IPA akan tercapai

dengan baik.

Permasalahan pembelajaran IPA yang terjadi di kelas selama ini masih

kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran Karena cenderung

menggunakan metode ceramah dan kegiatannya lebih berpusat pada guru

sehingga pembelajaran IPA bersifat verbalis yang mengakibatkan aktivitas siswa

cenderung pasif hanya mencatat dan mendengarkan penjelasan guru, yng

mengakibatkan kurang bermaknanya di dalam proses belajar mengajar karena

kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi langsung pada

benda-benda yang konkrit maupun menggunakan model atau media belajar yang

menarik, sehingga hasil belajar kurang memuaskan. Hal ini terbukti pada hasil

pembelajaran pada mata pelajaran IPA yang diperoleh oleh siswa kelas V belum

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70. Dari 30 orang siswa hanya da

8 orang (27%) siswa yang mendapatkan nilai di atas nilai KKM dan 22 orang

(73%) di bawah nilai KKM.

Dalam pembelajaran gurulah yang sangat berperan terhadap keberhasilan

tercapainya tujuan pembelajaran. Oleh sebab itu seorang guru harus dapat

menyajikan suatu proses pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa dapat

memperoleh pengalamannya secara langsung untuk membantu dalam proses

(9)

Sehingga dalam proses pembelajaran sangat diperlukan metode atau pendekatan

pembelajaran yang tepat. Salah satu pendekatan yang dipandang dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA yaitu pendekatan

konstruktivisme.

Paradigma konstruktivisme memandang siswa sebagai pribadi yang sudah

memiliki kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu. Kemampuan awal

tersebut akan menjadi dasar dalam mengkonstruksi pengetahuan yang baru

(Budiningsih, 2012:59)

Dalam belajar konstruktivistik guru atau pendidik berperan membantu agar

proses pengkonstruksian pengetahuan secara lancar. Guru tidak mentransfer

pengetahuan yang telah dimilikinya, melainkan membantu siswa untuk

membentuk pengetahuannya sendiri. (Budiningsih, 2012:59)

Implikasi dari model belajar konstruktivisme dalam pembelajaran meliputi

empat tahapan yaitu, 1) pengetahuan awal (mengungkapkan konsepsi awal dan

membangkitkan motivasi), 2) eksplorasi, 3) diskusi dan penjelasan konsep, 4)

pengembangan dan aplikasi konsep.

Oleh sebab itu peneliti tertarik umtuk melaksankan penelitian dengan judul

“Pendekatan Konstruktivisme untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada

Mata Pelajaran IPA Materi Perubahan Sifat Benda di Kelas V SDN Binabudi

(10)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka

permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana hasil belajar siswa pada

materi perubahan sifat benda dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme”.

Rumusan masalah di atas dirinci dalam pertanyaan peneliti sebagai berikut :

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran di kelas V SDN Binabudi yang

dirancang oleh guru pada materi perubahan sifat benda melalui pendekatan

konstruktivisme ?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran di kelas V SDN Binabudi melalui

pendekatan konstruktivisme pada materi perubahan sifat benda ?

3. Bagaimana hasil belajar siswa di kelas V SDN Binabudi pada materi

perubahan sifat benda melalui pendekatan konstruktivisme ?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hasil

belajar siswa.

1. Untuk mengetahui gambaran perencanaan pembelajaran pada materi

perubahan sifat benda di kelas V dengan pendekatan konstruktivsme.

2. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pembelajaran pada materi

perubahan sifat benda dengan pendekatan konstruktivisme.

3. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa dalam pembelajaran

(11)

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Siswa

a. Diharapkan dapat membantu siswa lebih aktif selama pembelajaran

berlangsung melalui pendekatan konstruktivisme.

b. Dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa dan

meningkatakan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA.

2. Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan pertimbangan untuk dapat

mengembangkan kompetensi dalam merancang dan menyusun

langkah-langkah pembelajaran sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan hasil

belajar siswa dalam pembalajaran IPA.

3. Sekolah

Diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pemikiran bagi sekolah untuk

dapat meningkatkan pembinaan guru-guru untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran di sekolah.

E. Definisi Operasional

Beberapa istilah penting yang digunakan dalam penelitian ini beserta

definisinya adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan konstruktivisme

Menurut Bell, Drive dan Leach dalam Yuliariatiningsih dan karli (dalam

(12)

tentang proses pembelajaran yang menyatakan bahwa dalam proses belajar

(perolehan pengetahuan) diawali dengan terjadinya konflik kognitif. Konflik

kognitif ini hanya dapat diatasi melalui pengetahuan diri (self regulation). Dan

pada akhir proses belajar, pengetahuan akan dibangun sendiri oleh anak melalui

pengalaman belajarnya.

Pendekatan konstruktivisme adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang

dirancang melalui tahap apersepsi, eksplorasi, diskusi dan penjelasan konsep,

pengembangan dan aplikasi konsep.

2. Hasil belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia

menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2011:22). Hasil belajar yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil dari tes kemampuan kognitif yang

(13)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

Kelas (PTK). PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan

tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran (Suhardjono,

dalam Arikunto dkk, 2012: 58).

Suharsimi (dalam Arikunto dkk, 2012:58) menjelaskan PTK melalui paparan

gabungan definisi dari tiga kata, Penelitian + Tindakan + Kelas sebagai berikut:

1. Penelitian adalah kegiatan mencermati objek, dengan menggunakan aturan

metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat

untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi

peneliti.

2. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan

tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima

pelajaran yang sama dari seorang guru.

Jika dibandingkan dengan penelitian lain, penelitian tinakan sudah jauh ke

depan. Penelitian tindakan bukan lagi mengetes sebuah perlakuan, tetapi sudah

mempunyai keyakinan akan ampuhnya sesuatu perlakuan. Penelitian tindakan

dapat dipandang sebagai tindak lanjut dari penelitian deskriptif maupun

(14)

mengenal populasi dan sampel, karena dampak perlakuan hanya berlaku bagi

subjek yang dikenai tindakan. Hasil penelitian hanya berlaku bagi kasus yang

diteliti. (Arikunto, 2012:26-27)

B. Model Penelitian

Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan model penelitian tindakan yang

dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2012:16) yang

menggambarkan adanya empat langkah dan tersaji dalam bagan berikut ini.

Gambar 3.1

Gambar 3.1

Langkah Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis & Mc Taggart

Keempat langkah tersebut merupakan satu siklus atau putaran, artinya

sesudah langkah ke-4 yaitu refleksi, lalu kembali lagi ke langkah 1 yaitu Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

Pelaksanaan

Pelaksanaan SIKLUS II

Pengamatan Refleksi

Refleksi

[image:14.595.115.509.240.652.2]
(15)

perencanaan kembali, dan seterusnya. Secara utuh keempat langkah di atas terurai

sebagai berikut (Arikunto, 2006: 17-21):

a. Rancangan Tindakan (Planning)

Dalam tahap ini dijelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh

siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Dalam tahap menyusun

rancangan ini peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa atau masalah

yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian dibuat

berbagai instrumen yang diperlukan untuk merekam fakta yang terjadi selama

tindakan berlangsung.

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pada tahap ini pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan

isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.

c. Pengamatan (Observing)

Tahap pengamatan berlangsung bersamaan dengan tahap pelaksanaan.

Pengamatan dilakukan pada saat tindakan berlangsung. Pada tahap ini peneliti

melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi selama kegiatan

berlangsung. Hasil catatan atau rekaman tersebut dipakai sebagai bahan

dalam analisis dan untuk keperluan refleksi.

d. Refleksi (Reflecting)

Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan

yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian

dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Refleksi

(16)

tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka

dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya sehingga

permasalahan dapat teratasi.

C. Lokasi dan Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5 SDN Binabudi Cipanas yang

beralamat di Jl. Pasir Kampung, kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, tahun

ajaran 2012/2013 sebanyak 30 orang siswa terdiri dari 17 orang laki-laki dan 13

orang perempuan.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dirancang untuk dilaksanakan dalam 2 siklus.

Setiap siklus dijalankan dalam 4 tahap, yaitu perencanaan (Planning), pelaksanaan

(Acting), pengamatan (Observing), dan refleksi (Reflecting).

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

(1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan Standar

Kompetensi : Memahami hubungan antara sifat bahan dengan

penyusunnya dan perubahan sifat benda sebagai hasil suatu proses dan

Kompetensi Dasar : Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang

perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap. Dan RPP tersebut

disusun dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme yang terdiri

(17)

konsep, serta pengembangan dan aplikasi konsep. Pada tahap apersepsi

siswa diberikan pertanyaan langsung untuk mengetahui pengetahuan

awal siswa, tahap eksplorasi siswa dibagi ke dalam kelompok kecil

yang terdiri dari 6 orang perkelompok yang dipilih dengan cara

berhitung secara urut untuk melakukan percobaan dan pengamatan.

Tahap diskusi dan penjelasan konsep setiap perwakilan kelompok

maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerja

kelompoknya. Dan pada tahap yang terakhir yaitu tahap

pengembangan dan apliksi konsep siswa diberikan tes evaluasi

pembelajaran.

(2) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk percobaan dan

pengamatan yang dilakukan oleh siswa pada pembelajaran materi

perubahan sifat benda

(3) Menyiapkan alat peraga yang diperlukan oleh siswa untuk percobaan

yang akan dilakukan pada pembelajaran

(4) Membuat soal tes evaluasi yang berupa soal uraian sebanyak lima soal

tentang materi perubahan sifat benda

(5) Menyiapkan instrumen pengumpul data berupa lembar observasi

aktivitas guru dan siswa.

b. Tahap Pelaksanaan

(1) Melaksanakan pembelajaran IPA di kelas V dengan menggunakan

(18)

(2) Melakukan tes siklus I untuk mendapatkan data tentang hasil belajar

siswa.

(3) Mencatat dan merekam semua yang terjadi sebagai sumber data yang

akan digunakan pada tahap refleksi.

(4) Melakukan diskusi dengan pengamat untuk mengetahui adanya

kelemahan atau kekurangan yang harus diperbaiki dalam proses

pembelajaran.

c. Tahap Pengamatan

Pengamatan dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Dalam

tahap pengamatan ini peneliti bersama guru pengamat (observer)

mengamati seluruh kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa dan guru

kemudian mencatatnya dalam lembar observasi yang telah disediakan.

d. Tahap Refleksi

Pada tahap refleksi diadakan pengakajian terhadap berbagai kejadian

yang terekam selama proses tindakan. Peneliti dan pengamat

mendeskripsikan hasil pelaksanaan tindakan dan mengevaluasi seluruh

kegiatan, kekuatan dan kelemahannya sebagai dasar dalam merancang

kegiatan pada siklus II.

2. Siklus II

a. Tahap Perencanaan

(1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan Standar

(19)

penyusunnya dan perubahan sifat benda sebagai hasil suatu proses dan

Kompetensi Dasar : Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang

perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap. Penyusunan RPP

pada siklus II tersebut disusun sama seperti RPP pada siklus I dengn

menggunakan menggunakan pendekatan konstruktivisme yang terdiri

dari empat tahapan yaitu apersepsi, eksplorasi, diskusi dan penjelasan

konsep, serta pengembangan dan aplikasi konsep. Pada tahap apersepsi

siswa diberikan pertanyaan langsung yang berkaitan dengan

pembelajaran sebelumnya untuk mengetahui pengetahuan awal siswa,

tahap eksplorasi siswa melakukan percobaan dan pengamatan dengan

teman kelompoknya yang sudah dibuat pada pembelajaran

sebelumnya. Tahap diskusi dan penjelasan konsep setiap perwakilan

kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerja

kelompoknya. Dan pada tahap yang terakhir yaitu tahap

pengembangan dan apliksi konsep siswa diberikan tes evaluasi

pembelajaran.

(2) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk percobaan dan

pengamatan yang dilakukan oleh siswa pada pembelajaran materi

perubahan sifat benda

(3) Menyiapkan alat peraga yang diperlukan oleh siswa untuk percobaan

yang akan dilakukan pada pembelajaran

(4) Membuat soal tes evaluasi yang berupa soal uraian sebanyak 5 soal

(20)

(5) Menyiapkan instrumen pengumpul data berupa lembar observasi

aktivitas guru dan siswa.

b. Tahap Pelaksanaan

(1) Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus II sesuai dengan RPP

yang telah disusun dengan mempertimbangkan perbaikan-perbaikan

pada siklus I

(2) Melakukan tes hasil belajar siklus II untuk mendapatkan data

mengenai peningkatan hasil belajar siswa.

(3) Mencatat dan merekam semua yang terjadi sebagai sumber data yang

akan digunakan pada tahap refleksi.

c. Tahap Pengamatan

Kegiatan pengamatan pada sikus II relatif sama dengan siklus I yaitu:

(1) Mencatat dan merekam semua yang terjadi sebagai sumber data yang

akan digunakan pada tahap refleksi.

(2) Diskusi dengan pengamat untuk mengetahui adanya kelemahan atau

kekurangan yang harus diperbaiki

(3) Peneliti menyesuaikan apakah kegiatan yang dilakukan pada siklus II

ini sudah sesuai dengan yang diharapkan.

d. Tahap Refleksi

Hasil yang diperoleh pada tahap pengamatan dikumpulkan untuk

dianalisis dan dievaluasi oleh peneliti, untuk mendapatkan suatu simpulan.

(21)

Binabudi Kec. Cipanas, Kab. Cianjur dalam pembelajaran IPA dengan

menggunakan pendekatan konstruktivisme dapat ditingkatkan.

e. Membuat Kesimpulan Hasil Penelitian

Setelah semua proses selesai dilaksanakan, maka dapat ditarik

kesimpulan yang mengacu pada hasil penelitian dan pembahasan.

E. Instrumen Penelitian

Sebagi alat pengumpul data, maka peneliti menyusun instrumen penelitian,

dalam rangka memperoleh data akurat dalam pengumpulan data sesuai dengan

permasalahan dalam penelitian. Adapun instrumen penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah :

1. Instrumen Pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berupa pedoman pembelajaran yang

secara garis besar merinci mengenai tujuan, metode, langkah-langkah, sumber

belajar serta penilaian yang dilakukan dalam pembelajaran.

Dalam penelitian ini peneliti menitik beratkan pada peningkatan hasil

belajar siswa dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme.

b. Lembar Kerja Siswa

Lembar kerja Siswa (LKS) yang dibuat terdiri dari langkah-langka

kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa dalam kegiatan pengamatan dan

percobaan. Di dalam LKS terdiri dari tujuan, rincian alat dan bahan, serta

langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa dalam kegiatan

(22)

2. Instrument Pengumpulan Data

a. Tes Hasil Belajar Siswa

Tes hasil belajar siswa digunakan untuk mengukur peningkatan

pengetahuan siswa setelah pembelajaran berlangsung tentang perubahan sifat

benda dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme. Tes yang diberikan

berupa soal tes uraian sebanyak lima soal. Tes dalam penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui hsil belajar siswa melalui skor

b. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk melihat kesesuaian antara perencanaan

pembelajaran dengan pelaksanaannya sesuai dengan tahapan-tahapan

pendekatan konstruktivisme.

Observasi terdiri dari aspek-aspek yang akan diamati oleh observer yang

meliputi aktivitas guru dan siswa dari awal sampai akhir pembelajaran. Hasil

observasi ini dituliskan kedalam lembar observasi dan dijadikan dasar refleksi

dan tindakan yang akan dilakukan.

F. Pengolahan dan Analisis Data

1. Scoring (Penskoran)

Tes soal yang digunakan pada penelitian ini berupa soal uraian yang

berjumlah 5 soal. Setiap soal mempunyai bobot skor 20. Apabila siswa dapat

menjawab soal dengan benar, skor maksimum yang dapat diperoleh adalah

100. Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah skor yang

(23)

2. Menghitung rata-rata

a. Rata-rata hitung hasil tes dengan rumus

�= ∑� N

Keterangan :

� = Rata-rata nilai tes

∑� =Jumlah keseluruhan nilai siswa

= Jumlah siswa

b. Membandingkan nilai rata-rata hasil belajar tindakan siklus dengan

KKM. Menghitung persentase siswa yang mencapai KKM

dibandingkan dengan persentase perolehan KKM sebelumnya.

Adapun cara menghitung persentase siswa yang mencapai KKM

adalah sebagai berikut :

TB = ∑ �≥70

� × 100%

Keterangan :

TB = Ketuntasan Belajar

∑� ≥70 = jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar dari atau

sama dengan 70

(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian Tindakan Kelas yang telah dilakukan mengenai

Pendekatan Konstruktivisme untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPA tentang perubahan sifat benda, diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Perencanaan pelaksanaan yang tertuang dalam Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dirancang sesuai dengan standar KTSP SDN

Binabudi tahun ajaran 2012/2013. Dan indikator pencapaian serta tujuan

pembelajaran dibuat berdasarkan langkah-langkah pembelajaran yang

ingin dicapai pada setiap pertemuan. Sistematika penyusunan RPP dengan

menerapkan pendekatan konstruktivisme pada pembelajaran IPA dengan

materi perubahan sifat benda. Namun untuk penerapan pendekatan

konstruktivisme, RPP yang disusun mempunyai ciri khusus melalui

tahapan-tahapan pembelajaran yang dimulai dengan apersepsi, eksplorasi,

diskusi dan penjelasan konsep serta pengembangan dan aplikasi konsep.

Pada tahap apersepsi (pengetahuan awal) siswa diberikan pertanyaan

langsung untuk mengetahui pengetahuan awal siswa, tahap eksplorasi

siswa dibagi dalam beberapa kelompok untuk melakukan percobaan dan

pengamatan, di tahap diskusi dan penjelasan konsep setiap perwakilan

kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil dari

(25)

pengembangan dan aplikasi konsep siswa diberikan pertanyaan yang

berkaitan dengan perubahan sifat benda yang ada di lingkungan serta

memberikan tes hasil belajar.

2. Pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan menerapkan

pendekatan konstruktivisme pada materi perubahan sifat benda

mempunyai pengaruh positif terhadap aktivitas belajar siswa. Peran aktif

siswa dalam pembelajaran direalisasikan melalui kegiatan pengamatan dan

percobaan, keaktifan siswa dalam berdiskusi, keberanian siswa dalam

mengungkapkan pendapatnya, siswa mampu memecahkan masalah dan

menyimpulkan materi pelajaran, serta siswa dapat berkerjasama dengan

kelompoknya dalam melakukan pengamatan dan percobaan. Pemberian

pertanyaan pembuka pada tahap apersepsi (menggali pengetahuan awal)

dimaksudkan untuk memotivasi agar siswa mampu aktif dalam

pembelajaran yang akan dilaksanakan, pengisian LKS pada tahap

eksplorasi yang dikerjakan secara berkelompok dimaksudkan untuk

membantu siswa menguasai materi pembelajaran secara bertahap dan

mengembangkan sikap kerjasama, pada tahap diskusi dan penjelasan

konsep siswa berani mengemukakan dan mempertahankan pendapat,

menghargai pendapat orang lain, serta mempresentasikan pendapat melalui

presentasi hasil kerja kelompok. Dalam pembelajaran menggunakan

pendekatan konstruktivisme dengan tahap apersepsi, ekplorasi, diskusi dan

penjelasan konsep dapat meningkatkan hasil belajar siswa hal ini terlihat

(26)

siswa masih terlihat kurang aktif dalam menjawab pertanyaan guru

maupun dalam melakukan diskusi kelompok masih ada siswa yang tidak

ikut dalam diskusi yang dilakukan hal ini sangat berpengaruh sekali

terhadap hasil belajar yang diperoleh oleh siswa dan pada siklus II

dilakukan perbaikan yang merupakan kekurangan pada siklus I yaitu pada

tahap apersepsi peneliti memberikan motivasi berupa tambahan nilai untuk

siswa yang berani menjawab dan berani mengungkapkan pendapat,

kemudian pada tahap eksplorasi dan diskusi penjelasan konsep untuk

meningkatkan aktivitas siswa dalam diskusi kelompok, dilakukan dengan

cara memberikan peran dan tugas kepada masing-masing siswa, misalnya

ada yang melakukan percobaan, mencatat hasil penelitian, dan yang

melakukan presentasi di depan kelas. Penggunaan pendekatan

konstruktivisme dengan tahapan-tahapan pembelajaran apersepsi,

eksplorasi, diskusi dan penjelasan konsep, serta pengembangan dan

aplikasi konsep dapat membantu siswa untuk memahami tentang

perubahan sifat benda karena pembelajaran yang dilakukan memberikan

pengalaman langsung pada siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa penggunaan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran dapat

membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi

perubahan sifat benda.

3. Berdasarkan data yang diperoleh pelaksanaan kegiatan pembelajaran

dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme berhasil meningkatkan

(27)

siklus I persentase siswa yang mencapai nilai KKM sebesar 63,33% dari

30 orang siswa, ada 19 orang siswa yang mencapai KKM dan ada 11

orang siswa yang belum mencapai KKM. Pada siklus II persentase siswa

yang mencapai nilai KKM sebesar 80% dari 30 orang siswa, ada 24 orang

siswa yang mencapai KKM dan ada 6 orang siswa yang belum mencapai

KKM.

B. Rekomendasi

Berdasarkan pelaksanaan dan temuan-temuan dari hasil penelitian yang

telah dilakukan peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut.

1. Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme

berbeda dengan perencanaan pembelajaran yang menggunakan metode

ceramah, karena perencanaan pembelajaran yang menggunakan pendekatan

konstruktivisme memiliki ciri khusus. Dan ciri khusus pada pendekatan

konstruktivisme ini dengan menggunakan empat tahapan pembelajaran.

Untuk itu guru disarankan dapat mempelajari cara pembuatan perencanaan

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme.

2. Dibandingkan dengan metode ceramah pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan aktivitas dan

hasil belajar siswa. Untuk itu para guru dapat menerapkan pendekatan

konstruktivisme pada proses pembelajaran.

3. Setelah peneliti menerapkan pendekatan konstruktivisme terbukti dapat

(28)

diperoleh oleh siswa pada siklus I dan II. Dengan demikian pendekatan

konstruktivisme dapat digunakan pada materi pembelajaran IPA lainnya, dan

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Budiningsih, C.A . (2012). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdikanas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas

Dimyati. dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta..

Haryanto. (2004). Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Erlangga.

Lestiawati, L. (2010). Penggunaan Alat Peraga Tiga Dimensi Pada Pembelajaran

Gaya Dan Pesawat Sederhana Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Di SD Gunung Batu. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak

diterbitkan..

Sagala, S. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: ALFABETA.

Sepniwati (2012). Penerapan Pendekatan Konstruktivisme untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA tentang Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN Gatot Subroto Kota Bandung Semester 2 Tahun 2012.

Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan..

Sudjana, N. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suparno, P. (1997). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Syamsiah, E. (2006). Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran Konsep

Energi Panas Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.Proposal pada FIP

UPI Bandung Kampus Cibiru: tidak diterbitkan..

Priyanti, H. (2012). Penerapan Pendekatan Konstruktivisme untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Konsep Tanah, Air dan Alam Sekitar. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Widodo, A. Wuryastuti, S. dan Margaretha. (2010). Pendidikan IPA di Sekolah

Gambar

Gambar 3.1  Pengamatan

Referensi

Dokumen terkait

Kasus diatass berkaitan dengan ciri dari komunikasi massa, karena komunikator dalam komunikasi melembaga, kasus tersebut lembaganya adalah komunitas ‗Srikandi Merapi‘ ,

[r]

Penulis melakukan penelitian mengenai pengaruh cerita islami dengan menggunakan boneka tangan terhadap pembinaan moral anak usia dini, penelitian ini akan dilakukan

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul

Setelah proses sintesa bahan dilakukan karakterisasi menggunakan X-ray Diffractometer (XRD) dan Brunauer, Emmet, Teller (BET).. Hasil identifikasi menggunakan XRD menunjukkan

The findings obtained from classroom observations, students ’ writing tests, students’ text analys es and a focus group interview prove that GBA can help improve students ’

Perhitungan efisiensi menggunakan asumsi Variabel Return to scale (VRS) secara rata-rata pada asuransi syariah memberikan hasil perhitungan efisiensi sebesar 28,57 persen

Aliran bit dan rekonstruksi sinyal ucapan menghasilkan sinyal rekonstruksi yang paling buruk pada kondisi kanal AWGN dengan SNR = 10 dB (plot hasil rekonstruksi