DAFTAR ISI
1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian ... 9
BAB III METODE PENELITIAN... 42
3.1Desain Penelitian ... 42
3.2Operasionalisasi Variabel ... 43
3.3Sumber Data Penelitian... 44
3.4Teknik Pengumpulan Data ... 45
3.5Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 46
3.5.1 Teknik Analisis Data ... 46
4.1 Gambar Objek Penelitian ... 52
4.1.1 Profil PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk ... 52
4.1.2 Sejarah PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk ... 54
4.1.3 Visi, Misi, dan Tujuan PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. ... 56
4.1.4 Struktur Organisasi PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk ... 57
4.1.5 Struktur kelompok usaha PT. TELKOM (Persero) Tbk ... 61
4.1.6 Produk dan Layanan PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk ... 62
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 66
4.2.1 Efisiensi Modal Kerja ... 67
4.2.2 Profitabilitas ... 70
4.3 Uji Linieritas ... 73
4.4 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 76
4.4.1 Analisis Regresi Sederhana ... 76
4.4.2 Hipotesis Statistik ... 78
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 81
4.5.1 Efisiensi Modal Kerja PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk ... 81
4.5.2 Profitabilitas PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk ... 83
4.5.3 Pengaruh Efisiensi Modal Kerja Terhadap Profitabilitas PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk ... 84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 87
5.1 Kesimpulan ... 87
5.2 Saran ... 88
DAFTAR PUSTAKA ... 89 LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Laba/Rugi Bersih PT. Telekomunikasi Indonesia
(Persero) Tbk tahun 2001-2010 (dalam miliaran rupiah)... 2
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 43
Tabel 3.2 Kriteria/Indikator/Standar Aspek Keuangan Badan Usaha Milik Negara ... 47
Tabel 3.3 Daftar Analisis Varian (ANAVA) Regresi Linier Sederhana ... 49
Tabel 4.1 Fungsi dan Wewenanang Direktorat PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk ... 60
Tabel 4.2 Current Assets Turnover pada PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Tahun 2001-2010 (dalam jutaan rupiah) ... 68
Tabel 4.3 Descriptive Statistics Efisiensi Modal Kerja Tahun 2001-2010 ... 69
Tabel 4.4 Return On Investment pada PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Tahun 2001-2010 (dalam jutaan rupiah) ... 71
Tabel 4.5 Descriptive Statistics Profitabilitas 2001-2010 ... 72
Tabel 4.6 Deskripsi Data Penelitian ... 73
Tabel 4.7 Uji Linieritas dengan ANOVA Table ... 74
Tabel 4.8 Analisis Regresi Sederhana Coefficientsa ... 76
Tabel 4.9 ANOVA Untuk Uji Keberartian Model Regresi... 77
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Jenis-Jenis Modal Kerja ... 19 Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ... 40 Gambar 2.3 Hubungan Variabel ... 41 Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero)
Tbk ... 59 Gambar 4.2 Struktur Kelompok Usaha PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero)
Tbk.. ... 61 Gambar 4.3 Normal P-P Plot of Profitabilitas ... 75
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Efisiensi Modal Kerja Berdasarkan Current Assets Turnover pada PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Tahun 2001-2010 ... 69 Grafik 4.2 Profitabilitas Berdasarkan Return On Investment pada PT.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Keberadaan globalisasi ekonomi dalam rangka mewujudkan perdagangan
dunia yang bebas melahirkan era kompetisi dalam berbagai bidang usaha.
Globalisasi ekonomi ini akan segera menciptakan suatu lingkungan baru serta
kesempatan bisnis baru dalam berbagai bidang usaha, salah satunya yaitu sektor
industri telekomunikasi.
Semakin menguatnya kompetisi antar pelaku usaha dalam sektor industri
telekomunikasi memberikan warna tersendiri bagi perekonomian Indonesia.
Pergerakan ekonomi akan bergerak cepat akibat adanya kompetisi yang disertai
dengan perkembangan teknologi dalam sektor industri telekomunikasi.
Di Indonesia, pertumbuhan sektor industri telekomunikasi saat ini lebih
banyak didorong oleh industri telekomunikasi seluler. Komunikasi berbasis
teknologi seluler ini diperkirakan akan menjadi tulang punggung infrastruktur
komunikasi di Indonesia pada masa depan. Menurut Anggota Badan Regulasi
Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Heru Sutadi (Rakyat Merdeka Online, 2011)
“Industri telekomunikasi secara tidak langsung sudah menyumbangkan
pengha-silan ke negara dalam bentuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar
Rp 11 triliun”. Dengan demikian, keberadaan industri telekomunikasi menjadi
Menurut Kontan (2012) “Persaingan ketat antar industri telekomunikasi di
Tanah Air membuat margin keuntungan operator semakin tipis”. Pendapat lain
dikemukakan dalam Rakyat Merdeka Online (2012) “Pendapatan operator
telekomunikasi tampaknya mulai menurun, menunjukkan beban industri
telekomunikasi di Indonesia saat ini sudah mencapai titik jenuh”. Berikut
disajikan perkembangan laba/rugi bersih PT.Telekomunikasi Indonesia (Persero)
Tbk tahun 2001-2010.
Tabel 1.1
Perkembangan Laba/Rugi Bersih. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk tahun 2001-2010
(dalam miliaran rupiah)
Tahun Laba Bersih % Perubahan
2001 4.068 46,6
(Sumber: Laporan Keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk yang diolah kembali).
Berdasarkan tabel di atas, terdapat perubahan laba/rugi bersih yang
berfluktuatif tahun 2001-2010 . Tahun 2001 perubahannya mencapai 49, 6%,
tahun 2002 PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk mengalami peningkatan
perubahan laba bersih 51% dari peningkatan tahun sebelumnya. Kondisi
kenaikan laba ini nantinya akan memberikan kontribusi positif untuk keadaan
Kondisi laba bersih pada tahun sebelumnya tidak terjadi pada tahun 2003.
Tahun 2003 perusahaan mengalami penurunan laba yaitu 6.087 miliar dari 8.040
miliar sehingga menyebabkan turunnya perubahan sebesar (24,3)% dari tahun
2002. Akan tetapi untuk tahun 2004-2006 laba rugi bersih PT. Telekomunikasi
Indonesia (Persero) Tbk berangsur-angsur meningkat yaitu: 528 miliar 2004,
1.379 miliar 2005, dan 3.012 miliar 2005 dengan pertumbuhan 8,7%, 20,8%,
sampai 37,7%.
Tahun 2007 terjadi peningkatan laba bersih senilai 1.851 dengan
perubahan 16,8%. 2008 laba bersih PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
mengalami penurunan, sehingga perubahan laba/rugi bersih menjadi (17,4)%.
Keadaan seperti ini tidak baik bagi perusahaan, oleh karena itu pada tahun 2009
dan 2010 terjadi peningkatan laba bersih sebesar 713 miliar 2009 dan 205 miliar
2010 dengan perubahan 6,7% dan 1,8%.
Fluktuasi pertumbuhan laba/rugi yang dialami oleh industri
telekomunikasi saat ini memberikan kontribusi yang kurang baik bagi
pertumbuhan sektor telekomunikasi ini. Adanya margin keuntungan yang
cenderung menurun baik diakibatkan oleh kenaikan beban usaha, beban
penyusutan, amortisasi, dan persaingan yang ketat dalam industri ini berdampak
terhadap kepercayaan masyarakat, karena industri ini dikatakan mampu
memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional, dengan adanya
kecenderungan penurunan laba maka dapat dikatakan memberikan dampak
PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk merupakan salah satu badan
usaha dalam sektor industri telekomunikasi, dimana PT. Telekomunikasi
Indonesia (Persero) Tbk adalah penyedia layanan telekomunikasi dan jaringan
terbesar di Indonesia. Pada dasarnya tujuan dari PT. Telekomunikasi Indonesia
(Persero) Tbk adalah memperoleh keuntungan optimal dengan jalan memberikan
layanan jasa telekomunikasi kepada masyarakat.
Sehubungan dengan oriented profit motif, PT. Telekomunikasi Indonesia
(Persero) Tbk haruslah menjadi lebih fleksibel dan kompetitif dalam
mengantisipasi dan menghadapi berbagai perubahan dan kompetisi yang semakin
ketat. Menjadi hal yang sangat penting juga bagi badan usaha ini untuk menjaga
kinerja dengan baik, terutama dalam menjaga tingkat profitabilitas yang tinggi.
Dalam rangka menilai kinerja perusahaan dapat dilakukan dengan
menggunakan rasio keuangan. Menurut Kasmir (2008:104) “Rasio keuangan
adalah suatu kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan
keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya”. Hasil dari
rasio ini nantinya akan digunakan untuk menilai kinerja manajemen apakah sudah
efisien dalam mencapai target yang telah ditetapkan atau belum. Hal ini
menunjukkan bahwa kekuatan prediksi rasio keuangan dalam memprediksi laba
sangat berguna dalam menilai kinerja perusahaan.
Salah satu rasio yang sering kali dipergunakan untuk mengukur kinerja
perusahaan adalah rasio profitabilitas atau sering disebut juga dengan rasio
rentabilitas. Menurut Sofyan S Harahap (2008:304) “Rasio profitabilitas adalah
semua kemampuan, sumber yang ada, dan sebagainya”. Perusahaan dikatakan
memiliki profitabilitas yang baik apabila mampu memenuhi target laba yang telah
ditetapkan dengan efisien dalam menggunakan aktiva atau modal yang
dimilikinya.
Menurut Lukman Syamsuddin (2009:63) “Return On Investment (ROI)
merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam
menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di
dalam perusahaan”. Indeks kinerja manajemen yang paling banyak digunakan
adalah ROI, sekitar 85 persen dari semua perusahaan menghitung ROI dari
berbagai segmen bisnis sebagai bagian dari proses penilaian kinerja. Semakin
tinggi rasio ini, akan semakin baik keadaan suatu perusahaan.
Dalam manajemen keuangan suatu perusahaan atau suatu kegiatan usaha
baik yang bergerak di bidang jasa, industri, ataupun dagang tidak terlepas dari
modal kerja. Sektor industri telekomunikasi merupakan salah satu perusahaan
yang bergerak di bidang jasa, pada dasarnya sektor ini memiliki karakteristik
padat akan modal dan padat akan tenaga kerja. Seperti perusahaan yang bergerak
di bidang industri ataupun dagang, perusahaan yang bergerak di bidang jasa
seperti PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk tetap memerlukan investasi
dalam kas, piutang, maupun persediaan karena modal kerja dapat dikatakan
sebagai motor penggerak di dalam sistem keuangan perusahaan. Dengan
keberadaan modal kerja perusahaan akan mampu membiayai operasi kegiatan
sehari-hari, membayar gaji pegawai, dan mengadakan pengembangan usaha
Menurut Eugene F Bringham & Houston (2011:258) “Modal kerja adalah
seluruh aset jangka pendek, atau aset lancar-kas, efek yang dapat diperjualbelikan,
persediaan, dan piutang usaha”. Modal kerja dapat dikatakan sebagai salah satu
faktor penting dalam menunjang kelancaran kegiatan suatu perusahaan, karena
menurut Hassel Nogi S dan Tangkilisan (2003:166) “Dalam lingkungan bisnis
yang modern dan kompleks, diperkirakan bahwa 60% waktu manajer dialokasikan
untuk mengelolah aset lancar. Aset lancar dikenal pula dengan modal kerja”.
Ketersediaan akan modal kerja harus cukup jumlahnya, artinya modal
kerja harus mampu membiayai setiap pengeluaran atau operasi perusahaan
sehari-hari, karena dengan adanya modal kerja yang cukup akan memberikan
keuntungan bagi perusahaan karena memungkinkan perusahaan beroperasi
seekonomis mungkin. Ketersediaan modal kerja yang berlebihan menunjukkan
adanya dana yang tidak produktif sebaliknya ketidakcukupan akan modal kerja
dapat saja menjadi sebab utama kegagalan suatu perusahaan. Hal ini sejalan
dengan pendapat Moh Benny Alexandri (2009:76) bahwa “ Modal kerja yang
terlalu besar dari kebutuhan nyata akan mengakibatkan tidak efisiennya
penggunaan dana perusahaan”. Agar perusahaan mampu beroperasi seekonomis
mungkin dengan ketersediaan modal kerja yang cukup, setiap perusahaan dituntut
untuk mampu mengolah modal kerja seefisien mungkin sehingga pencapaian
profitabilitas yang diharapkan dapat tercapai.
Profitabilitas dapat dilihat dari profit atau laba yang diperoleh oleh suatu
perusahaan. Efisiensi dalam pengelolaan modal kerja juga menggambarkan
kemampuan memperoleh laba melalui perputaran yang dihasilkan dari kegiatan
operasi. Hal ini berarti efisiensi modal kerja dapat dinilai atau diukur melalui
perputaran modal kerja. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Joel Siegel dan Jae
K Shim (2005:479) bahwa “Dengan melihat pada perputaran sebuah aktiva lancar
dalam sebuah gerakan pendapatan, akuntan dapat menilai dengan wajar
kemampuan perusahaan dalam mengelolah aktiva lancar secara efisien”. Semakin
pendek periode perputaran modal kerja tersebut berarti semakin cepat
perputarannya atau semakin tinggi perputarannya sehingga dapat dikatakan
semakin efisien penggunaan dananya.
Return On Investmen akan dapat ditingkatkan bila perusahaan mampu
mengelola modal kerja secara tepat dan efisien. Menurut Darsono dan Ashari
(2005:57) “Semakin tinggi ROI yang dicapai perusahaan menggambarkan
keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan modal
kerja atau aktiva secara efisien dan efektif”. Sebaliknya, menurut Lukman
Syamsuddin (2009:201) “Apabila perusahaan tidak dapat mempertahankan
tingkat modal kerja yang memuaskan maka kemungkinan sekali perusahaan
berada dalam keadaan insolvent (tidak mampu membayar kewajiban-kewajiban
yang sudah jatuh tempo) dan bahkan mungkin terpaksa harus diliquidir
(bangkrut). Dengan demikian, dari pendapat Darsono, Ashari, dan Lukman
Syamsuddin di atas dapat disimpulkan bahwa efisiensi modal kerja menentukan
profitabilitas perusahaan.
Penelitian sebelumnya tentang pengaruh efisiensi modal kerja terhadap
Dewi terhadap PT. XL Axiata Tbk tahun 2010 diperoleh kesimpulan bahwa
efisiensi modal kerja memiliki pengaruh positif terhadap rentabilitas PT. XL
Axiata Tbk. Berbeda dengan hasil yang diperoleh Liana Dewi, hasil penelitian
yang dilakukan oleh Ferry Sutopo pada tahun 2010 tentang indikator efisiensi
modal kerja diperoleh hasil bahwa tidak terdapat pengaruh perputaran modal kerja
terhadap profitabilitas pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Lebih jelas lagi dalam penelitian yang dilakukan oleh
Helmi Ismail (2010), yaitu : efisiensi modal kerja mempengaruhi profitabilitas
PKPRI Unit Simpan Pinjam Kabupaten Cianjur periode 2000-2009 sebesar
10,24%, sedangkan sisanya sebesar 80,76% dipengaruhi oleh faktor lain.
Berdasarkan pada latar belakang masalah, adanya fenomena-fenomena
serta perbedaan hasil penelitian sebelumnya yang telah disebutkan di atas, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Efisiensi
Modal Kerja Terhadap profitabilitas PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero)
Tbk”.
1.2. Rumusan Masalah
Relevan dengan uraian latar belakang di atas dan berdasarkan studi
dokumentasi pendahuluan yang dilakukan terhadap laporan keuangan PT.
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, maka dalam penyusunan penelitian ini
penulis terlebih dahulu merumuskan masalah sebagai dasar kajian penelitian yang
1. Bagaimana tingkat efisiensi modal kerja pada PT. Telekomunikasi
Indonesia (Persero) Tbk.
2. Bagaimana tingkat profitabilitas PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero)
Tbk.
3. Bagaimana pengaruh efisiensi modal kerja terhadap profitabilitas PT.
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh bukti empiris mengenai
efisiensi modal kerja, profitabilitas, serta pengaruh efisiensi modal kerja terhadap
profitabilitas PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.
1.3.2. Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan dari penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah yang
akan dikaji oleh penulis, yaitu :
1. Untuk mengetahui tingkat efisiensi modal kerja pada PT.
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.
2. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas PT. Telekomunikasi Indonesia
(Persero) Tbk.
3. Untuk mengetahui pengaruh efisiensi modal kerja terhadap
1.4. Kegunaan Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan diperoleh berbagai masukan, sehingga
memberikan manfaat dan kegunaan baik kegunaan teoritis maupun kegunaan
empiris sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan nilai guna konseptual
bagi pengembangan ilmu pengetahuan dengan mengaplikasikan teori yang
diperoleh selama masa perkuliahan dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.
Selain itu, dapat memberikan rangsangan dalam melakukan penelitian
selanjutnya, khususnya mengenai pengaruh efisiensi modal kerja terhadap
profitabilitas PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.
2. Kegunaan Praktis
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi/sumbangan
pemikiran bagi pihak perusahaan dalam rangka perencanaan strategi
perusahaan khususnya untuk PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
di masa yang akan datang. Sebagai informasi mengenai seberapa besar
pengaruh efisiensi modal kerja dalam upaya memaksimalkan profitabilitas.
2. Bagi Penulis
Diharapkan dapat memberikan pengalaman serta sebagai sarana penerapan
ilmu yang diperoleh selama kuliah di Program Studi Pendidikan Akuntansi
3. Bagi Bidang Keilmuan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang
dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut bagi pengembangan ilmu
akuntansi dan sebagai referensi selanjutnya, khususnya yang berkaitan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Menurut Kartiko Restu (2010:212) “Desain penelitian adalah sebuah
rancangan prosedural yang menjadi panduan peneliti untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan peneliti secara valid, objekif, akurat, dan ekonomis”, dan M Nasir
(2005:99) menyatakan bahwa “Desain penelitian harus mengikuti metode
penelitian”.
Sebagaimana yang dikemukakan Sugiyono (2004:1) bahwa “Metode
penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dengan
kegunaan tertentu”. Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang
telah dipaparkan sebelumnya, maka penelitian ini menggunakan metode deskriptif
dan verifikatif. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:234) “Penelitian deskriptif
tidak dimaksud untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan
apa adanya tentang suatu variabel, gejala, atau keadaan”, sedangkan menurut
Iqbal Hasan (2006:22) “Verifikatif adalah menguji kebenaran sesuatu dalam
bidang yang telah ada dan digunakan untuk menguji hipotesis yang menggunakan
perhitungan-perhitungan statistik”.
Menurut Sugiyono (2004:5) “Jenis-jenis penelitian dapat dikelompokkan
menurut tujuan, pendekatan, analisis dan jenis datanya”. Dalam penelitian ini,
Sugiyono (2004:11) “Penelitian assosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih”.
3.2. Operasionalisasi Variabel
Tujuan dari operasionalisasi variabel adalah agar peneliti dapat mencapai
suatu alat ukur yang sesuai dengan hakikat variabel yang sudah didefenisikan
konsepnya. Berikut dua variabel yang terdapat dalam penelitian ini:
1. Efisiensi modal kerja sebagai variabel independen (X)
Efisiensi modal kerja diukur/dinilai dengan perputaran modal kerja.
Perputaran modal kerja menunjukkan hubungan antara modal kerja dan
penjualan dan menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh
perusahaan (jumlah rupiah) untuk tiap rupiah modal kerja.
2. Profitabilitas sebagai variabel dependen (Y)
Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba yang digambarkan oleh Return On Investment (ROI).
Operasionalisasi variabel dalam penelitian ini diuraikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian
No Variabel Dimensi Indikator Skala
3.3. Sumber Data Penelitian
Jenis data dalam penelitian terdiri dari data sekunder dan data primer.
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan data sekunder. Menurut Asep
Hermawan (2006:168) “Data sekunder adalah struktur data historis mengenai
variabel-variabel yang telah dikumpulkan dan dihimpun sebelumnya oleh pihak
lain”.
Data sekunder yang digunakan yaitu berupa data laporan keuangan
(Neraca dan Laporan Laba Rugi) PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
selama 10 tahun periode 2001-2010. Data laporan keuangan tersebut bersumber
dari situs PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, situs Bursa Efek
Indonesia (BEI) dan Pojok Bursa Institut Teknologi Bandung (ITB).
Oleh karena data diambil dari periode tahun 2001 sampai dengan tahun
2010, maka metode yang digunakan adalah time series (data berkala). Menurut
Iqbal Hasan (2006:20) “Time series (data berkala) adalah data yang terkumpul dari waktu ke waktu untuk memberikan gambaran suatu kegiatan atau keadaan”.
Berikut beberapa pertimbangan-pertimbangan sehingga data sekunder dari
BEI dapat digunakan dalam penelitian ini yaitu, apabila memenuhi kriteria
sebagai berikut:
1. Laporan keuangan yang ada di Bursa Efek Indonesia tersebut telah
diaudit.
2. Perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia wajib
menyampaikan laporan keuangan kepada BAPEPAM selaku badan
kepada masyarakat, dimana laporan keuangan tersebut harus mengikuti
standar penyajian dan pengungkapan laporan keuangan emiten atau
perusahaan publik sesuai dengan Peraturan Nomor XII.G.7, Keputusan
Ketua BAPEPAM dan LK.
3. Selain BAPEPAM, berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia
No. 21 tentang Otoritas Jasa Keuangan, OJK merupakan lembaga
pengawas kegiatan jasa keuangan. Pengawasan tersebut salah satunya
dilakukan terhadap pasar modal, pengawasan termaksud dilakukan
terhadap laporan keuangan tahunan perusahaan publik yang terdaftar di
pasar modal, dimana lembaga ini melaksanakan tugas dan wewenang
berlandaskan asas indepedensi, kepentingan umum, keterbukaan,
akuntabilitas, dan lain sebagainya.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai sumber dan berbagai
cara. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data sekunder dilakukan dengan
studi dokumentasi. Menurut M.H. Mahi (2011:83) “Studi dokumentasi adalah
penelusuran dan perolehan data yang diperlukan melalui data yang tersedia”.
Peneliti mengumpulkan dokumen dan selanjutnya ditelaah agar data yang
dikumpulkan relevan dengan masalah yang diteliti. Jenis data yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu berupa laporan keuangan publikasi PT. Telekomunikasi
Indonesia (Persero) Tbk yang tersedia di situs PT. Telekomunikasi Indonesia
3.5 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
3.5.1. Teknik Analisis Data
Tahapan-Tahapan analisis data dalam penelitian ini:
1. Menurut Erwan A & Dyah (2011:93) “Analisis data dapat dikatakan sebagai
proses memanipulasi data hasil penelitian”. Proses manipulasi ini prinsipnya
adalah menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan
diinterprestasikan. Tahap awal dari rancangan analisis data ini adalah
mengumpulkan data-data laporan keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia
(Persero) Tbk.
2. Menghitung besarnya tingkat efisiensi modal kerja dan tingkat profitabilitas
dari laporan keuangan yang telah dikumpulkan sebelumnya
a. Menghitung efisiensi modal kerja
Indikator yang digunakan untuk menghitung efisiensi modal kerja adalah
perputaran modal kerja. Menurut Dwi Prastowo dan Rifka Julianti
(2002:88) “Untuk mengukur efisiensi dan efektifitas pemanfaatan modal
kerja dalam rangka memperoleh penghasilan dapat digunakan dengan
rasio perputaran modal kerja”
� � = �
� � � �
�
�
�
�
=
C.A. Permulaan +C.A. Akhir Tahun2
b. Menghitung profitabilitas
Dalam penelitian ini Return On Investment digunakan sebagai alat ukur
profitabilitas. ROI merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara
keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah
keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan.
� = � � ��
� � × 100%
(Lukman Syamsuddin, 2009:63)
Untuk mengetahui modal kerja dan profitabilitas dikatakan efisien
dapat dilihat melalui Keputusan Mentri Badan Usaha Milik Negara Nomor:
KEP-100/MBU/2002 tentang penilaian kesehatan Badan Usaha Milik Negara
yang menjelaskan kriteria/indikator/standar dari aspek keuangan, yaitu
sebagai berikut:
Tabel 3.2
Kriteria/Indikator/Standar Aspek Keuangan Badan Usaha Milik Negara
Indikator Bobot
Infra Non Infra
1. Imbalan kepada Pemegang Saham (ROE)
3.5.2. Uji Linieritas
Uji linieritas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang
digunakan sudah benar atau tidak. Maksudnya apakah regresi antara variabel
dependen dan variabel independen membentuk garis linear atau sebaliknya. Linier
di sini dapat diartikan hubungan positif atau hubungan negatif.
Pengujian ini dilakukan dengan melihat grafik normal probability plot
antara satu variabel dependen dan variabel independen. Jika ada indikasi arah
hubungan positif atau negatif, maka asumsi telah terpenuhi.
3.5.3. Pengujian Hipotesis
3.5.3.1. Analisis Regresi Sederhana
Setelah diketahui model regresi linear, langkah selanjutnya yang dilakukan
adalah analisis regresi untuk memperoleh persamaan regresi. Regresi linear
sederhana didasarkan pada hubungan fungsional satu variabel independen dengan
satu variabel dependen. Bentuk umum dari persamaan regresi sederhana ini
dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
Y
= a + b X
(Sudjana, 2003:6)
�
=
Y X2 − X (XY )a = Suatu bilangan konstanta yang merupakan nilai Y apabila X = 0
b = Koefisien arah regresi
X = Perputaran Modal kerja
n = Jumlah Data Sampel
Langkah selanjutnya adalah melakukan uji keberartian regresi. Dalam
regresi linier sederhana disusun daftar analisis varian (ANAVA) sebagai berikut:
Tabel 3.3
Daftar Analisis Varian (ANAVA) Regresi Linier Sederhana
Rumus yang dugunakan untuk menguji keberartian regresi:
Kriteria uji keberartian regresi dapat diyatakan sebagai berikut:
1. Jika Fhitung < Ftabel maka regresi tidak berarti.
2. Jika Fhitung > Ftabel maka regresi berarti.
3.5.3.2. Hipotesis Statistik
Hipotesis yang akan diuji berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh antara
variabel yang diteliti. Hipotesis Nol (Ho) adalah hipotesis yang akan diuji,
sedangkan Hipotesis Alternatif (Ha) merupakan hipotesis pembanding dari
Hipotesis Nol. Adapun hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:
Ha : � > 0, Efisiensi modal kerja berpengaruh posiif terhadap
profitabilitas.
Selanjutnya untuk pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan uji
independensi antar peubah. Uji independensi antar peubah untuk mengetahui jika
respon Y independen atau tidak bergantung pada prediktor X. Untuk
melakukannya pengujian dengan uji indepedensi antar peubah dapat dilakukan
dengan rumus sebagai berikut:
t = b sb
(Sudjana, 2003:31)
Dalam uji ini digunakan distribusi Student -t dengan dk = (n – 2). Kriteria
uji t dapat diyatakan sebagai berikut:
1. Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima (variabel bebas X
berpengaruh terhadap variabel terikat Y).
2. Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak (variabel bebas X
tidak berpengaruh terhadap variabel terikat Y). Pada penelitian ini
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan penelitian merupakan jawaban dari masalah penelitian yang
diajukan. Berdasarkan analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil
penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian maka dapat ditarik kesimpulan
sebagi berikut:
1. Perkembangan efisiensi modal kerja PT. Telekomunikasi Indonesia
(Persero) Tbk selama sepuluh tahun periode penelitian cenderung
mengalami peningkatan setiap tahunnya. Akan tetapi, PT.
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk walaupun kecendrungannya
tetap dapat disimpulkan tidak efisien dalam mengelola modal kerja yang
ada karena belum mampu mencapai standar/kriteria/indikator modal kerja
yang berputar sesuai dengan Keputusan Mentri BUMN.
2. Perkembangan profitabilitas PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero)
TBK pada umumnya mengalami fluktuasi. Dari keseluruhan tahun
periode penelitian PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) TBK dapat
disimpulkan tidak efisien dalam mengelola keseluruhan harta perusahaan
dalam menghasilkan laba karena belum mampu mencapai standar Return
On Investment sesuai dengan Keputusan Mentri BUMN.
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi modal kerja ternyata
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya penulis mengajukan
saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi manajemen PT.
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk:
1. Untuk meningkatkan profitabilitas, sesuai dengan teori yang berlaku ada
baiknya PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk menentukan jumlah
modal kerja yang tepat dan mengelola modal kerja sehingga lebih efisien.
Dengan begitu perusahaan ini akan mampu mencapai pencapaian optimal
dalam profitabilitas dan berada di atas standar yang ditetapkan untuk
menilai tingkat kesehatan Badan Usaha Milik Negara.
2. Bagi penelitian berikutnya, diharapkan dapat meneliti faktor-faktor lain
yang dapat mempengaruhi profitabilitas sehingga dapat dijadikan acuan
bagi perusahaan untuk memperkuat faktor tersebut demi tercapainya
Irawati Agustina S, 2012 Buku:
A, Erwan., dan Dyah Ratih. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif dan Administrasi Publik
dan Masalah-Masalah Sosial. Yogyakarta: Gava Media.
Alexandri, Moh Benny. (2009). 500! Soal Manajemen Keuangan yang Paling Sering
Ditanyakan dan Pemecahannya Disertai Penjelasan. Bandung: Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Manajemen Penelitian. Jakarta: Bineka Cipta.
Bringham, Eugene F., dan Joel F. Houston. (2011). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan,
Buku 2 Edisi II. Jakarta: Salemba Empat.
Darsono. (2006). Manajemen Keuangan Pendekatan Praktis Kajian Pengambilan Keputusan
Bisnis Berbasis Analisis Keuangan. Jakarta: Diadit Media.
Darsono,. dan Ashari. (2005). Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Harahap, Sofyan.S. (2008). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Hasan, Iqbal. (2006). Asas Metode Penelitian. Yogyakarta: Bumi Aksara.
Hermawan, Asep. (2006). Kiat Prakis Menulis Skripsi, Tesis, Disertasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Horngern. (2003). Cost Accounting and Managerial Emphasis,11th Edition, Prentice Hall
inc.
Irawati Agustina S, 2012
Irawati, Susan. (2005). Manajemen Keuangan. Bandung: Pustaka.
Kasmir. (2008). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.
Mahi, M.H. (2011). Metode Penelitian dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Manullang, M. (2005). Pengantar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Andi.
Marcus, Breadley Myers. (2008). Dasar-Dasar Manajemen Perusahaan Jilid 2. Jakarta. Aerlangga.
Martono,. Dan Agus Harjito. (2007). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia.
Muslich Muhammad. (2003). Manajemen Keuangan Analisis, Perencanaan, dan
Kebijaksanaan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Munawir, H.S. (2004). Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Nasir, M. (2005). Metode Penelitian Cetakan ke-6. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Prastowo, Dwi., dan Rifka Julianty. (2002). Analisis Laporan Keuangan Konsep dan
Aplikasi. Yogyakarta: AMP YKPN.
Program Studi Pendidikan Akuntansi. (2007). Pedoman Operasional Penulisan Skripsi
(POPS). Bandung: Program Studi Pendidikan Akuntansi
Restu, Kartiko. (2010). Asas Metode Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Riyanto, Bambang. (2008). Dasar-Dasar Pembelajaran Peusahaan. Edisi Keempat, Cetakan
Irawati Agustina S, 2012
Belairung & Co.
Sartono, Agus. (2008). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Sedarmayati., dan Syariffudin. (2002). Metodologi Penelitian. Bandung: CV Maju Mundur. Siegel, Joel., dan Jae K Shim. (2005). Kamus Istilah Akuntansi. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Sudirmo, Indriyo Gito., dan H Basri. (2002). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Sudjana. (2003). Teknik Analisis dan Korelasi Bagi Para Peneliti. Bandung: Tarsito.
Sundjaja, Ridwan., dan Igne Barlian. (2003). Manajemen Keuangan Satu-Ed.5. Jakarta: Literata Lintas Media.
Sugiyono. (2004). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sutrisno. (2003). Manajemen Keuangan, Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia.
Syamsuddin, Lukman. (2009). Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi dalam
Perencanaan Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Van Horne, James., Jhon M Wachowicz. (2005). Prinsip-Prinsim Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Jurnal:
Palguna, Arya. (2002). “Strategi Pengelolaan Modal Kerja dalam Rangka Miningkatkan Laba
Usaha Perusahaan Penerbangan di Era Persaingan”. Jurnal Manajemen Transportasi.
Vol VI No. 2. 2005.
Irawati Agustina S, 2012
Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Ismail, Helmi. (2010). Pengaruh Efisiensi Modal Kerja terhadap Profitabilitas pada PKPRI
Unit Simpan Pinjam Kabupaten Cianjur Periode 2000-2009. Skripsi. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Dewi, Liana. (2010). Pengaruh Efisiensi Modal Kerja Terhadap Rentablitas Ekonomi pada
PT. XL AXIATA Tbk. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Undang-Undang:
Republik Indonesia. (2011). Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2011
Tentang Otoritas Jasa Keuangan. Lembaran Negara RI Tahun 2011, No. 5253.
Sekretariat Negara. Jakarta.
Keputusan Mentri BUMN
Kementrian Badan Usaha Milik Negara. (2002). Keputusan Mentri Badan Usaha Milik Negara, Nomor: KEP-100/MBU//2002: Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha
Milik Negara. Jakarta: BUMN.
Publikasi BAPEPAM:
Badan Pengawas Pasar Modal. (2012). Keputusan Ketua BAPEPAM dan LK, Peraturan
Nomor VIII.G.7: Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik. Jakarta: Bapepam.
Internet:
Kontan. (2012). Margin Makin Tipis, Operator Perlu Konsolidasi. [Online]. Tersedia: http://www.bakrie-brothers.com/mediarelation/detail/1554/margin-makin-tipis
operator-perlu-konsolidasi. [16 Januari 2012].
Rakyat Merdeka Online. (2012). Keluhkan Beban Pajak, Laba Operator Seluler Kian
Tergerus. Rakyat Merdeka. [Online]. Tersedia:
Irawati Agustina S, 2012
www. Idx.co.id