Kemampuan Berbahasa Anak Dalam Mengurutkan dan
Menceritakan Isi Gambar Seri Sederhana Melalui Model Picture
and Picture di Kelompok A TK Kartika V-33 Barabai
Norhasimah
*Taman Kanak-Kanak V-33 Barabai
Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan
• Terima: 17-12-2017 • Revisi: 14-02-2018 • Terbit Daring: 16-02-2018
Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya aktivitas dan hasil belajar kemampuan berbahasa anak dalam mengurutkan dan menceritakan gambar seri di kelompok A TK Kartika V-33 sebesar 40% atau 8 dari 20 anak yang tuntas. Tujuan penelitian untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar anak kelompok B dalam mengurutkan dan menceritakan isi gambar seri sederhana melalui penerapan model picture and picture. Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan dua siklus dengan tahapan: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data melalui observasi dan hasil belajar anak pada setiap akhir siklusnya. Data dikumpulkan melalui lembar observasi aktivitas guru, anak, dan hasil belajar anak.Teknik analisis data adalah analisisi kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model picture and picture dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak dalam mengurutkan isi gambar seri sederhana, terlihat peningkatan aktivitas dan hasil belajar anak pada setiap siklusnya. Aktivitas siklus I persentasi ketuntasan 35% dan siklus II mencapai 90%. Hasil belajar terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II. © 2018 Rumah Jurnal. All rights reserved
Kata-kata kunci: Berbahasa, mengurutkan dan menceritakan, picture and picture
——— *
1.Pendahuluan
Layanan pendidikan bagi anak usia dini
merupakan bagian dari pencapaian tujuan pendidikan nasional, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Sesuai dengan Permendiknas nomer 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini
khususnya bidang pengembangan di Taman
kanak-kanak mencakup bidang pengembangan
pembentukan prilaku meliputi nilai-nilai agama dan moral, sosial emosional. Bidang pengembangan kemampuan dasar meliputi berbahasa, kognitif dan fisik.
Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan manusia yang akan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Masa ini merupakan masa yang tepat untuk meletakkan dasar-dasar pengembangan kemampuan fisik, bahasa, kognitif, sosial-emosional, konsep diri, moral dan nilai-nilai agama, sehingga upaya pengembangan seluruh potensi anak tercapai secara optimal.
Salah satu kemampuan anak yang sedang berkembang saat usia Taman Kanak-kanak adalah kemampuan berbahasa. Penguasaan bahasa sangat erat kaitannya dengan kemampuan menyimak anak.
Sistematika berbicara anak menggambarkan
sistematikanya dalam berpikir, yang termasuk didalamnya adalah kemampuan menyimak, membaca dan menulis. Kemampuan menyimak setiap anak dalam kegiatan pembelajaran berbeda-beda, namun
demikian potensinya dapat dirangsang lewat
penggunaan alat indra visual dan metode
pembelajaran yang tepat .
Kualitas bahasa yang digunakan orang-orang yang dekat dengan kehidupan anak akan mempengaruhi keterampilannya dalam berbicara atau berbahasa. Di Taman kanak-kanak guru merupakan salah satu orang yang dapat mempengaruhi perkembangan bahasa anak. Guru Taman Kanak-kanak harus dapat mengupayakan berbagai strategi pembelajaran yang
dapat mengembangkan kemampuan berbahasa anak. Untuk mengembangkan kemampuan berbahasa tersebut guru Taman Kanak-kanak harus bisa memadukan antara bahasa ibu dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar yang digunakan dalam proses belajar mengajar.
Namun yang sering menjadi kendala dalam kegiatan pembelajaran adalah anak belum mampu memahami proses perpaduan bahasa Indonesia sebagai pengantar pembelajaran di Taman Kanak-kanak. Hal ini karena anak kurang mengerti bahasa Indonesia yang merupakan bahasa pertama atau kedua selain bahasa ibu yang sering digunakan dalam lingkungan rumahnya, dikarenakan orang tua sudah terbiasa menggunakan bahasa ibu sebagai bahasa pengantar dalam berkomunikasi dengan anak.
Kesulitan proses memadukan bahasa ibu dan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam proses belajar mengajar ini juga terdapat di TK Kartika V-33 Barabai walaupun letaknya dipinggiran kota namun penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari sangat kurang. Sehingga arus komunikasi yang melibatkan bahasa Indonesia sebagai pengantar berbahasa sangat jarang digunakan di lingkungan rumah tangga.
Berdasarkan pengamatan terhadap pengembangan kemampuan berbahasa Indonesia dalam proses pembelajaran di kelompok B TK Kartika V-33 Kecamatan Barabai terlihat sekitar (60%) atau 12 orang anak yang kurang berkembang kemampuan berbahasanya dalam proses belajar mengajar dari jumlah anak yang ada yaitu 20 orang, berarti hanya 8 orang (40%) yang dapat memahami atau mengikuti kegiatan dengan baik. Hal ini disebabkan ketika
memberikan pelajaran untuk meningkatkan
kemampuan berbahasa anak, guru guru tidak
menggunakan strategi yang sesuai dengan
karakteristik belajar anak dan penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat, sehingga anak masih belum terarah dan belum dapat memahami sepenuhnya penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
akan membawa dampak yang serius pada anak, dan
akan menjadi penghambat bagi kemampuan
perkembangan kognitif anak nantinya
Mengacu pada hal tersebut di atas, maka guru harus menggunakan strategi yang sesuai dengan karakteristik belajar anak dan model pembelajaran yang tepat sehingga dapat menunjang pembelajaran yang berkualitas tinggi. Model pembelajaran yang digunakan dalam mengembangkan kemampuan berbahasa harus berdasarkan asumsi bahwa kondisi pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang berbeda memerlukan model yang berbeda pula serta harus mampu membawa anak kepada dunia mereka yaitu dunia bebas dan murni yang dapat menciptakan berbagai hal yang kreatif, inovatif, serta bermain seraya belajar.
2.Metodologi
Metodologi memberikan gambaran yang jelas terhadap pencapain tujuan penelitian (Dalle, 2010). Penelitian ini dilakukan dengan tindakan kelas atau penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas ini berupa siklus dan dalam pelaksanaan tindakan pada tiap siklus mencakup tahap-tahap meliputi: a) perencanaan, b) pelaksanaan, c) pengamatan, dan d) refleksi. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di TK Kartika V-33 Kec. Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah Tahun Pelajaran 2016/2017. Subjek penelitian ini adalah anak kelompok A yang berjumlah 20 orang, terdiri dari 14 orang anak laki-laki dan 6 orang anak perempuan. Penelitian dilaksanakan pada semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017.
Faktor-faktor yang diteliti yaitu (1) Faktor guru, untuk menilai kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dari perencanaan yang dipersiapkan dan tahapan-tahapan dalam menyajikan materi mengurutkan dan menceritakan isi gambar seri sederhana dengan model picture and picture pada anak kelompok A TK Kartika V-33 Kec. Barabai Tahun Pelajaran 2016/2017, dari kegiatan awal sampai akhir pembelajaran; (2) Faktor anak, untuk mengamati aktivitas anak dalam hal keberanian,
keaktifan, ketepatan, dan ketuntasan dalam
mengurutkan benda berdasarkan ukuran dengan menggunakan model picture and picture pada anak kelompok A TK Kartika V-33 Kec. Barabai Tahun Pelajaran 2016/2017; dan (3) Faktor peningkatan kemampuan anak, yaitu untuk mengukur kemampuan anak setelah proses belajar berbahasa dalam
mengurutkan dan menceritakan isi gambar seri sederhana dengan model picture and picture pada anak kelompok A TK Kartika V-33 Kec. Barabai Tahun Pelajaran 2016/2017.
Skenario penelitian tindakan kelas adalah (1) Tahap Perencanaan dengan tindakan yang dilakukan
adalah merumuskan indikator dan tujuan
pembelajaran khusus berdasarkan Silabus Kurikulum 2010, menyusun RPP dan LKS sesuai dengan sub tema yang telah ditentukan, membuat format dan rubrik penilaian serta pedoman pemberian skor sesuai dengan konsep masing-masing siklus, meminta pertimbangan dari 1 orang guru terutama menyangkut validitas isi, dan berdasarkan hasil validasi selanjutnya dilakukan revisi instrumen penelitian, sehingga instrumen layak untuk digunakan; (2) Tahap Pelaksanaan; (3) Tahap Observasi. Pada tahap ini dilakukan proses observasi dengan menggunakan lembar observasi yang dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga macam, yaitu observasi
aktivitas guru dalam pembelajaran, observasi
aktivitas anak dalam kegiatan belajar, observasi hasil kemampuan anak; dan (4) Tahap Refleksi. Hasil yang diperoleh dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis dan diinterpretasikan sebagai acuan
refleksi penelitian. Catatan rencana kegiatan
mengajar yang dibuat oleh guru dan data nilai peningkatan kemampuan anak untuk melihat adanya peningkatan kemampuan anak dengan menerapkan model picture and picture dalam pembelajaran.
Jenis data yang akan digali dalam penelitian ini adalah (1) data yang bersifat kualitatif, yaitu jenis data berupa hasil observasi pada saat pelaksanaan tindakan kelas berupa data akhir hasil anak dan hasil pengamatan kegiatan mengajar guru pada materi mengurutkan dan menceritakan isi gambar seri; (2) data yang bersifat kuantitatif, yaitu data akhir hasil belajar/hasil pengembangan untuk mengetahui hasil
belajar anak pada materi mengurutkan dan
menceritakan isi gambar seri.
Data hasil pengamatan/observasi dan evaluasi diolah dengan analisis kualitatif deskriftif untuk menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian indikator keberhasilan tiap siklus dan untuk menggambarkan keberhasilan pembelajaran dengan model picture and picture yang dapat meningkatkan
keaktifan dan kemampuan mengurutkan dan
Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas adalah (1) Apabila aktivitas guru saat melaksanakan pembelajaran pengembangan berbahasa anak dalam kegiatan mengurutkan dan menceritakan isi gambar seri sederhana melalui model picture and picture di kelompok A TK Kartika V-33 Kec. Barabai Tahun Pelajaran 2016/2017 > 80% dapat terlaksana dengan kategori baik sesuai format observasi; (2) Apabila aktivitas anak pada kelompok A TK Kartika V-33 Kec. Barabai Tahun Pelajaran 2016/2017 selama pembelajaran berbahasa dalam kegiatan mengurutkan dan menceritakan isi gambar seri sederhana melalui model picture and picture > 80% terlaksana dengan dengan kategori aktif sesuai format observasi; dan (3) Apabila kemampuan berbahasa anak dalam kegiatan mengurutkan dan menceritakan isi gambar seri sederhana melalui model picture and picture di kelompok A > 80% atau memperoleh nilai *** atau Berkembang Sesuai Harapan (BSH) pada setiap siklus.
3.Hasil dan Pembahasan
Penelitian Tindakan Kelas ini tentang model
picture and picture untuk mengembangkan
kemampuan bahasa anak dalam mengurutkan dan menceritakan isi gambar seri di TK Kartika V-33 dengan sampel penelitian di kelompok A berjumlah 20 orang terdiri dari 14 orang anak laki-laki dan 6 orang anak perempuan. Model picture and picture
menekankan pada adanya aktivitas siswa untuk mengurutkan dan menceritakan isi gambar seri. Adapun hasil observasi dan evaluasi pada penelitian ini baik siklus I maupun siklus II dapat disajikan sebagai berikut :
Dengan menggunakan model picture and picture
pada proses belajar mengajar aktivitas guru semakin baik terbukti dengan penelitian ini guru dapat memperbaiki cara mengajar dan selalu membimbing anak baik secara individual maupun kelompok. Dalam pembelajaran guru menggunakan konsep belajar sambil bermain, karena dengan bermain anak memperoleh dan sekaligus memproses informasi belajar tentang hal-hal baru serta melatih ketrampilan
yang ada, juga melalui bermain dapat
mengembangkan kreativitas anak sehingga
kemampuan anak dalam mengurutkan benda
berdasarkan ukuran yang diberikan guru semakin terarah.
Picture and picture adalah suatu metode belajar
yang menggunakan gambar dan
dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis
(Suyatno, 2009: 74). Model pembelajaran Picture and picture ini adalah suatu strategi yang memberi
pengalaman-pengalaman belajar yang beragam
kepada peserta didik, seperti kerjasama dan interaksi
dalam kelompok, mengumpulkan dan
menginterpretasikan data membuat kesimpulan, mempresentasikan dan berdiskusi. Melalui potongan-potongan gambar yang harus diurutkan secara sistematis, peserta didik diajak terlibat langsung dalam pengalaman baru, melakukan observasi, mengembangkan observasi terhadap pengalaman yang pernah dialami, serta memecahkan masalah dan membuat keputusan.
Model pembelajaran ini merupakan model yang bertujuan untuk memastikan kepada peserta didik bahwa materi yang diberikan berhubungan dengan
dunia nyata sehingga peserta didik mampu
mendemonstrasikan apa yang mereka pelajari dalam
bentuk suatu kinerja. Dengan melihat dan
mengurutkan gambar secara sistematis, seolah-olah peserta didik mengalami sendiri sehingga materi pembelajaran masuk kedalam dunia mereka dan menumbuhkan rasa percaya diri mereka. Melalui hal itu diharapkan peserta didik lebih tertarik pada materi, dapat mengingat, memahami dan menguasai materi sehingga prestasi belajar peserta didik meningkat.
Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
model picture and picture pada pengembangan
kognitif diharapkan anak mampu melakukan
eksplorasi dan berinteraksi dengan dunia sekitar sehingga dengan pengetahuan yang dimilikinya tersebut anak berani melakukan investigasi, kreasi, menemukan dan memotivasi mereka agar lebih mandiri serta semakin membuka wawasan dengan dunia sekitarnya. Dengan demikian anak mengalami
secara nyata bagaimana berinteraksi dengan
lingkungan sekitar dan dorongan emosi yang dirasakannya.
Kegiatan aktivitas anak dalam pelaksanaan pengembangan kognitif dengan model picture and picture berjalan efektif, hal ini terlihat dari kenaikan
yang sangat signifikan yaitu pada kegiatan
Peningkatan dari segi aktivitas anak ini disebabkan oleh ketepatan guru dalam melaksanakan dan menerapkan model picture and picture dalam mengurutkan benda berdasarkan ukuran. Pada pembelajaran dengan model picture and picture guru menggunakan media gambar sebagai media utama dalam kegiatan pembelajaran dan merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan anak Hal ini sesuai dengan manfaat model picture and picture model
picture and picture adalah melatih siswa untuk berpikir lebih logis dan guru lebih mengetahui kemampuan masing- masing siswa.
Dengan menggunakan model picture and picture
pengembangan kemampuan kognitif hasil belajar pada setiap pertemuan mengalami peningkatan. Hal tersebut berati model picture and picture merupakan salah satu model pembelajaran dengan prinsip bermain sambil belajar yang dapat digunakan dalam kegiatan mengurutkan benda berdasarkan ukuran.
Teori perkembangan kognitif menurut piaget adalah salah satu teori yang menjelaskan bagaimana anak beradaptasi dengan dan mengiterprestasikan
obyek dan kejadian-kejadian di sekitarnya.
Bagaimana anak mempelajari ciri – ciri dan fungsi dari objek – objek, seperti mainan, perabot dan makanan, serta objek-objek sosial seperti diri, orang
tua, teman. Bagaimana cara anak belajar
mengelompokkan objek-objek untuk mengetahui persamaan persamaan dan perbedaan-perbedaannya, untuk memahami penyebab terjadinya perubahan dalam objek-objek atau peristiwa-peristiwa, dan untuk membentuk perkiraan tentang objek dan peristiwa tersebut.
Selain peningkatan aktivitas anak, peningkatan hasil belajar juga dapat dilihat mulai dari siklus I sampai siklus II, Persentase ketuntasan klasikal
dalam hasil belajar siswa terus mengalami
peningkatan. Pada siklus I pertemuan pertama
persentase ketuntasan hanya mencapai 30%,
meningkat pada pertemuan kedua menjadi 35%. Sedangkan pada siklus II pertemuan pertama persentasi ketuntasan meningkat menjadi 60% dan akhirnya mencapai 90% pada pertemuan kedua.
Berdasarkan hasil observasi siklus I pada pertemuan pertama dan kedua serta siklus II juga pada pertemuan pertama dan kedua dapat diketahui bahwa aktivitas guru, aktivitas anak, dan hasil belajar anak telah meningkat, sehingga telah mencapai bahkan ada yang melebihi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Dengan demikian penelitian tindakan kelas ini berhasil dan hipotesis yang menyatakan “Jika digunakan model pembelajaran
picture-picture maka pengembangan kemampuan
berbahasa anak dalam mengurutkan dan
menceritakan isi gambar seri di kelompok A TK Kartika V-33 Kec. Barabai Tahun Pelajaran 2016/2017, akan meningkat, dapat diterima.
4.Simpulan dan Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dapat
disimpulkan (1) aktivitas guru dalam proses
pembelajaran pada asfek berbahasa dalam
mengurutkan dan menceritakan isi gambar seri melalui model picture and picture pada kelompok A TK Kartika V-33 Kec. Barabai Tahun Pelajaran 2016/2017 terlaksana sesuai dengan langkah-langkah dengan kriteria sangat baik; (2) aktivitas anak dalam proses pembelajaran pada asfek berbahasa anak dalam mengurutkan dan menceritakan isi gambar seri di kelompok A TK Kartika V-33 Kec. Barabai Tahun Pelajaran 2016/2017 terlaksana dengan baik dengan kriteria sangat aktif pada akhir siklus II; dan (3) Hasil belajar anak dalam proses pembelajaran pada asfek
berbahasa anak dalam mengurutkan dan
menceritakan isi gambar seri di kelompok A TK Kartika V-33 Kec. Barabai Tahun Pelajaran 2016/2017 mengalami peningkatan baik secara individual maupun klasikal. Adapun hasil perolehan akhir siklus I pada hasil belajar anak secara individu adalah 6 anak dan mengalami peningkatan pada akhir siklus II menjadi 18 orang anak.
Berdasarkan kesimpulan tersebut maka
disarankan (1) Diharapkan kepada guru agar turut menggunakan model picture and picture dalam kegiatan pembelajaran di kelas, dan juga agar lebih aktif dalam melatih kemampuan berbahasa anak dalam mengurutkan dan menceritakan isi gambar seri; (2) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah
satu alternatif atau bahan masukan dalam
pembelajaran di TK, juga dapat meningkatkan kemampuan dan kualitas para pengajar / guru dengan membekali berbagai metode dan model pembelajaran agar dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar di sekolah, khususnya di TK Kartika V-33 Kec. Barabai; dan (3) Kepada peneliti diharapkan dapat menjadi pelopor dalam kemajuan pendidikan di sekolah khususnya di Taman Kanak-kanak.
Daftar Rujukan
Aisyah, S. (2008). Perkembangan dan konsep dasar pengembangan anak usia dini. Jakarta: Universitas Terbuka. Asmawati, L. (2008). pengelolaan kegiatan pengembangan anak
Dalle, J. (2010). Metodologi umum penyelidikan reka bentuk bertokok penilaian dalaman dan luaran: Kajian kes sistem pendaftaran siswa Indonesia. Thesis PhD Universiti Utara Malaysia.
Erikson, & Wiwien. (2008). Psikologi anak usia dini. Jakarta: PT Rineka Cipta
Gunarti, W. (2008). Metode pengembangan perilaku dan kemampuan dasar anak usia dini. Jakarta: Universitas Terbuka
Harnadi. (2014). Kelebihan dan kekurangan model picture and picture (http://heruharnadi.0fees.net,
Hartati. (2009). Perkembangan dan konsep dasar pengembangan aud. Jakarta: Universitas Terbuka
Masitoh. (2008). Strategi pembelajaran tk. Jakarta: Universitas Terbuka.
Solehuddin, M. (2008). Pembaharuan pendidikan di tk. Jakarta: Universitas Terbuka.
Suyanto, S. (2008). Strategi pendidikan anak. Yogyakarta: Hikayat Publishing.
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Visimedia
UU RI. No 20 tahun 2003. Sisdiknas pasal 1 ayat 14 “Teori Belajar dan Pembelajaran” Universitas Terbuka, 2007 Wardhani, I. (2008). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Universitas Zainur. (2010). Metode picture and picture. Jakarta: Universitas