• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN...i

ABSTRAK...ii

ABSTRACT...iii

KATA PENGANTAR...iv

DAFTAR ISI...vii

DAFTAR TABEL...x

DAFTAR GAMBAR...xii

DAFTAR LAMPIRAN...xiii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang Penelitian...1

1.2Rumusan Masalah...7

1.3 Tujuan Penelitian...8

1.4 Kegunaan Penelitian...8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ...9

2.1 Kajian Teori...9

2.1.1 Kosep City Branding dan Citra Kota dalam Pemasaran Pariwisata...9

2.1.2 Konsep City Branding...13

2.1.2.1 Definisi City Branding...13

2.1.2.2 Dimensi City Branding...15

2.1.2.3 Model City Branding...16

2.1.3 Konsep Citra...17

2.1.3.1 Definisi Citra...17

2.1.3.2 Dimensi Citra...18

2.1.4 Konsep Keputusan Berkunjung Wisatawan...21

2.1.4.1 Pengertian Pariwisata...21

2.1.4.2 Produk Pariwisata...25

(2)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2.1.4.4 Keputusan Pembelian dalam Perilaku Konsumen...26

2.1.4.5 Definisi Keputusan Pembelian...27

2.1.4.6 Proses Keputusan Pembelian...28

2.1.4.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian...30

2.1.4.8 Keputusan Mengunjungi Destinasi Pariwisata...33

2.1.5 Teori Penghubung...34

2.1.5.1 Teori Penghubung City Branding terhadap Citra Kota...34

2.1.5.2 Teori Penghubung City Branding terhadap Keputusan berkunjung wisatawan...34

2.1.5.3 Teori Penghubung Citra Kota terhadap Keputusan berkunjung Wisatawan...34

2.2 Kerangka Pemikiran...35.

2.3 Hipotesis Penelitian...41.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN...43

3.1 Objek Penelitian...43

3.2 Metode Penelitian...44

3.2.1 Jenis dan Metode yang Digunakan...44

3.2.1.1 Jenis Penelitian...44

3.2.1.2 Metode yang Digunakan...44

3.2.2 Operasionalisasi Variabel...44

3.2.3 Jenis dan Sumber Data...50

3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel...51

3.2.4.1 Populasi...51

3.2.4.2 Sampel...52

3.2.4.3 Teknik Penarikan Sampel...53

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data...53

3.2.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas...54

3.2.6.1 Uji Validitas...54

3.2.6.2 Uji Reliabilitas...58

(3)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

3.2.7.1 Analisis Deskriptif...59

3.2.7.2 Analisi Verifikatif...60

3.2.8 Pengujian Hipotesis...61

3.2.8.1 Analisis Jalur (Path Analysis)...61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...65

4.1 Profil Kota Batam...65

4.1.1 Sejarah Kota Batam...65

4.1.3 Keadaan Geografis Kota Batam...65

4.1.4 Visi dan Misi Kota Batam...66

4.1.5 Pemerintahan Kota Batam...67

4.1.6 Lambang Kota Batam...68

4.1.7 Destinasi Wisata Kota Batam...69

4.1.8 Identitas Responden...72

4.1.5.1 Karaktersitik Responden...72

4.1.5.2 Pengalaman Responden...74

4.2 Analisis Deskriptif...76

4.2.1 Analisis Deskriptif Variabel City Branding...77

4.2.1.1 Tanggapan Responden Mengenai The Presence...77

4.2.1.2 Tanggapan Responden Mengenai The Place...78

4.2.1.3 Tanggapan Responden Mengenai The Prequisite...79

4.2.1.4 Tanggapan Responden Mengenai The People...80

4.2.1.5Tanggapan Responden Mengenai The Pulse...81

4.2.1.6 Tanggapan Responden Mengenai The Potential...82

4.2.1.7 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai City Branding ...83

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel Citra Kota Batam...83

4.2.2.1 Tanggapan Responden Mengenai Path Ways...84

4.2.2.2 Tanggapan Responden Mengenai Edge...85

4.2.2.3 Tanggapan Responden Mengenai District...86

4.2.2.4 Tanggapan Responden Mengenai Nodes...87

(4)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4.2.2.6 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Citra Kota Batam...89

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel Keputusan Berkunjung...90

4.2.2.1 Tanggapan Responden Mengenai Time and Cost Constraints...90

4.2.2.2 Tanggapan Responden Mengenai Past and Travel Experience...91

4.2.2.3 Tanggapan Responden Mengenai Safety and Health...92

4.2.2.4 Tanggapan Responden Mengenai Available Information...93

4.2.2.5 Tanggapan Responden Mengenai Type and Range of Travel...93

4.2.2.6 Tanggapan Responden Mengenai Attractions and Amenities of Destination...94

4.2.2.7 Tanggapan Responden Mengenai Travel Agent...95

4.2.2.8 Tanggapan Responden Mengenai Recommendations by Friends...96

4.2.2.9 Tanggapan Responden Mengenai Advertising ...97

4.2.2.10 Tanggapan Responden Mengenai Personal Taste ...98

4.2.2.11 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Berkunjung...99

4.3 Hasil Pengujian Hipotesis...101

4.3.1 Pengaruh City Branding Terhadap Citra Kota Batam...101

4.3.2 Pengaruh City Branding Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan Mancanegara ke Kota Batam...103

4.3.3 Pengaruh Citra Kota Batam Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan Mancanegara ke Kota Batam...105

4.4 Pembahasan Pengaruh City Branding (X) untuk Meningkatkan Citra Kota (Y) serta Implikasinya terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan (Z)...110

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...112

5.1 KESIMPULAN...112

5.2 SARAN...115

(5)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

LAMPIRAN...121

DAFTAR TABEL Tabel 2.1Definisi Pariwisata Menurut Para Ahli...22

Tabel 2.2 Istilah Dan Pengertian Dalam Kepariwisataan...24

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel...45

Tabel 3.2 Jenis Dan Sumber Data...51

Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan Data Dan Sumber Data...54

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian...55

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian...59

Tabel 4.1Keadaan Geografik Kota Batam...66

Tabel 4.2 Visi Dan Misi Kota Batam...66

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Dilihat Dari Jenis Kelamin Dan Usia Responden...72

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Negara Dilihat Dari Jenis Kelamin Dan Usia Responden...73

Tabel 4.5 Pengalaman Responden Berdasarkan Tujuan Berkunjung Dilihat Dari Jenis Kelamin Dan Usia Responden...74

Tabel 4.6 Pengalaman Responden Berdasarkan Datang Ke Kota Batam Bersama Siapa Dilihat Dari Jenis Kelamin Dan Usia Responden...74

Tabel 4.7 Pengalaman Responden Berdasarkan Jumlah Kunjungan Ke Kota Batam Dilihat Dari Jenis Kelamin Dan Usia Responden...75

Tabel 4.8 Pengalaman Responden Berdasarkan Sumber Informasi Mengenai Kota Batam Dilihat Dari Jenis Kelamin Dan Usia Responden...76

Tabel 4.9 Tanggapan Responden Mengenai The Presence...77

Tabel 4.10 Tanggapan Responden Mengenai The Place...79

Tabel 4.11 Tanggapan Responden Mengenai The Prequisite...80

(6)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.13 Tanggapan Responden Mengenai The Pulse...81

Tabel 4.14 Tanggapan Responden Mengenai The Potential...82

Tabel 4.15 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai City Branding...83

Tabel 4.16 Tanggapan Responden Mengenai Path Ways...84

Tabel 4.17 Tanggapan Responden Mengenai Edge...85

Tabel 4.18 Tanggapan Responden Mengenai District...86

Tabel 4.19 Tanggapan Responden Mengenai Nodes...87

Tabel 4.20 Tanggapan Responden Mengenai Landmark...88

Tabel 4.21 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Citra Kota Batam...89

Tabel 4.22 Tanggapan Responden Mengenai Time And Cost Constraits...90

Tabel 4.23 Tanggapan Responden Mengenai Past And Travel Experience...91

Tabel 4.24 Tanggapan Responden Mengenai Safety And Health...92

Tabel 4.25 Tanggapan Responden Mengenai Available Information...93

Tabel 4.26 Tanggapan Responden Mengenai Type And Range Of Travel...93

Tabel 4.27 Tanggapan Responden Mengenai Attractions And Amenities Of Destination...94

Tabel 4.28 Tanggapan Responden Mengenai Travel Agent...95

Tabel 4.29 Tanggapan Responden Mengenai Recommendations By Friends...96

Tabel 4.30 Tanggapan Responden Mengenai Advertising...97

Tabel 4.31 Tanggapan Responden Mengenai Personal Taste...98

Tabel 4.32 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Berkunjung...99

Tabel 4.33 Hasil Pengujian Hipotesis Pengaruh City Branding Terhadap Citra Kota Batam...101

Tabel 4.34 Koefisien Pengaruh City Branding Terhadap Citra Kota Batam...102

Tabel 4.35 Hasil Pengujian Hipotesis Pengaruh City Branding Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan Mancanegara Ke Kota Batam...103

Tabel 4.36 Koefisien Pengaruh City Branding Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan Mancanegara Ke Kota Batam...104

(7)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.38 Koefisien Pengaruh Citra Kota Batam Terhadap Keputusan

Berkunjung Wisatawan Mancanegara Ke Kota Batam...107

Tabel 4.39 Dekomposisi Pengaruh Antar Variabel City Branding (X), Citra Kota (Y), Dan Keputusan Berkunjung Wisatawan Mancanegara (Z)...109

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Struktur Ekonomi Kota Batam Tahun 2013...2

Gambar 1.2 Pendapatan Pajak Kota Batam...3

Gambar 1.3 Penerimaan Devisa Kota Batam...4

Gambar 1.4 Penerimaan Devisa Dari Wisatawan Mancanegara Ke Kota Batam...5

Gambar 1.5 Jumlah Wisatawan Mancanegara Yang Berkunjung Ke Kota Batam...6

Gambar 1.6 Asal Negara Wisatawan Mancanegara Yang Berkunjung Ke Kota Batam...6

Gambar 2.1 City Branding Hexagon...16

Gambar 2.2 Model Of Consumer Behaviour...27

Gambar 2.3 Five Stage Of The Consumer Buying Process...28

Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran...40

Gambar 2.5 Paradigma Pengaruh City Branding Terhadap Citra Kota Dan Implikasinya Terhadap Keputusan Berkunjung Ke Kota Batam...41

Gambar 3.1 Struktur Kausal Antara X Terhadap Y Serta Implikasinya Terhadap Z...63

Gambar 4.1 Lambang Kota Batam...68

(8)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

(9)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Globalisasi diseluruh aspek kehidupan, terutama dalam ekonomi,

berdampak kepada seluruh negara di dunia. Pemerintah di berbagai negara

berupaya membuat kebijakan yang mampu meningkatkan iklim perekonomian

yang kondusif. Hal tersebut memiliki tujuan agar investasi dalam negeri dapat

meningkat serta mampu mendorong masyarakat berperan aktif di pasar global.

Salah satu implikasi dari kondisi tersebut adalah adanya tuntutan masyarakat yang

semakin tinggi terhadap efisiensi dan efektivitas sektor publik.

Sektor publik tidak hanya dijalankan dan menjadi tanggung jawab

pemerintah pusat saja, tetapi pemerintah daerah juga wajib mengatur dan

mengelola sendiri urusan pemerintahannya di sektor publik. Kebijakan

pemerintah dengan memebrikan otonomi daerah diharapkan dapat meningkatkan

efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas sektor publik di Indonesia berdasarkan

Undang-Undang Republik Indonesia No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Daerah.

Otonomi daerah memungkinkan pemerintah daerah untuk mengatur

pemerintahannya sendiri secara lebih mandiri untuk mempercepat terwujudnya

kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan

partisipasi masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan

memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah, peluang, serta persaingan

global.

Dampak dari pelaksanaan Undang-Undang tentang Pemerintah Daerah

adalah harus meningkatkan kemampuan daerah dalam mendapatkan dan

mengumpulkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang memiliki tujuan agar subsidi

dari pemerintah pusat dapat diminimalisasi, mengurangi beban APBN, serta

mampu mempercepat laju pertumbuhan ekonomi daerah dengan memaksimalkan

(10)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

antaranya adalah penerimaan hasil pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan

milik daerah, atau hasil pengelolaan kekayaan daerah.

Salah satu daerah yang berkembang dan mengalami pertumbuhan ekonomi

yang pesat dengan karena adanya otonomi daerah adalah kota Batam. Di era

reformasi pada akhir dekade tahun 1990-an, dengan Undang-Undang nomor 53

tahun 1999, maka kotamadya administratif Batam berubah statusnya menjadi

daerah otonomi, yaitu Pemerintah kota Batam untuk menjalankan fungsi

pemerintahan dan pembangunan dengan mengikutsertakan Badan Otorita Batam.

Bahkan, pertumbuhan ekonomi kota Batam pada tahun 2012 yang lebih tinggi

7,85% dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi nasional menjadikan

wilayah ini andalan bagi pemacu pertumbuhan ekonomi secara nasional maupun

bagi Provinsi Kepulauan Riau. Pertumbuhan ekonomi kota Batam juga dapat

dilihat dari struktur ekonomi kota Batam yang terdiri atas keuangan, persewaan,

dan jasa perusahaan, pertanian, sektor jasa, listrik dan air bersih, indistri,

bangunan dan konstruksi, pengangkutan dan komunikasi, perdagangan,

pertambangan, penggalian dan pariwisata.

Gambar 1.1 adalah struktur ekonomi kota Batam tahun 2013 yang terdiri

(11)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Sumber: Badan Pusat Statistik kota Batam

GAMBAR 1.1

STRUKTUR EKONOMI KOTA BATAM TAHUN 2013

Gambar 1.1 menunjukkan struktur ekonomi kota Batam tahun 2013 yang

didominasi oleh sektor industri yang mencapai 57 persen, dan posisi kedua berasal

dari sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 27 persen. Sedangkan struktur

ekonomi kota Batam yang lainnya terdiri atas sektor keuangan, persewaan, dan

jasa perusahaan besesar 5 persen, sektor pertanians sebesar 1 persen, jasa-jasa

sebesar 1 persen, listrik dan air bersih sebesar 0 persen, pertambangan dan

penggalian 0 persen, bangunan dan konstruksi sebesar 2 persen, serta

pengangkutan dan komunikasi sebesar 2 persen.

Selain struktur ekonomi, hal yang menunjukkan pertumbuhan kota Batam

adalah dari penerimaan pajak dan devisa. Gambar 1.2 menunjukkan penerimaan

pajak kota Batam tahun 2013.

Sumber: Badan Pusat Statistik kota Batam

GAMBAR 1.2

PENDAPATAN PAJAK KOTA BATAM

Gambar 1.2 menunjukkan pendapatan pajak kota Batam dari tahun 2003

(12)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

mengalami peningkatan, walaupun mengalami penurunan di tahun 2009.

Berdasarkan Gambar 1.2 mengindikasikan pertumbuhan ekonomi kota Batam dari

sektor pendapatan pajak mengalami pertumbuhan. Selain pendapatan pajak, hal

lainnya yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi kota Batam adalah

pertumbuhan devisa kota Batam. Penerimaan devisa yang tinggi mengindikasikan

bahwa pertumbuhan ekonomi suatu daerah meningkat. Gambar 1.3 menunjukkan

pertumbuhan devisa kota Batam tahun 2013.

Sumber: Badan Pusat Statistik kota Batam

GAMBAR 1.3

PENERIMAAN DEVISA KOTA BATAM

Gambar 1.3 menunjukkan bahwa penerimaan devisa kota Batam secara

umum mengalami fluktuasi dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2013.

Pendapatan terbesar dari devisa terjadi di tahun 2010. Penerimaan devisa kota

Batam selain dari nilai ekspor juga berasal dari wisatawan mancanegara. Oleh

karena itu, jika ingin pertumbuhan ekonomi kota Batam meningkat melalui

penerimaan devisa maka diperlukan upaya peningkatan jumlah wisatawan

mancanegara ke kota Batam. Gambar 1.4 menunjukkan penerimaan devisa dari

wisatawan mancanegara yang berkunjung ke kota Batam.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2002 2004 2005 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

(13)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Sumber: Badan Pusat Statistik kota Batam

GAMBAR 1.4

PENERIMAAN DEVISA DARI WISATAWAN MANCANEGARA KE KOTA

BATAM

Gambar 1.4 menunjukkan bahwa penerimaan devisa dari wisatawan

mancanegara ke kota Batam sangat fluktuatif. Pemasukan devisa terbesar terjadi

pada tahun 2004. Sedangkan penerimaan devisa di tahun 2012 ke tahun 2013

tidak mengalami peningkatan atau penurunan. Hal tersebut menjadi permasalahan,

karena sektor pariwisata merupakan sumber penerimaan kota Batam yang

memberikan kontribusi yang cukup besar.

Selain pemasukan devisa yang tidak meningkat, jumlah wisatawan

mancanegara pun terjadi penurunan dari tahun 2012 ke tahun 2013. Kunjungan

wisatawan mancanegara ke kota Batam yang meningkat akan meningkatkan pula

penerimaan devisa kota Batam. Gambar 1.5 menunjukkan jumlah wisatawan

(14)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Batam

GAMBAR 1.5

JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG BERKUNJUNG KE KOTA BATAM

Gambar 1.5 menunjukkan bahwa jumlah wisatawan mancanegara yang

berkunjung ke kota batam mengalami fluktuasi, tetapi khusus di tahun 2012 ke

tahun 2013 jumlah wisatawan mengalami penurunan. Gambar 1.6 menunjukkan

asal negara wisatawan mancanegara yang berkunjung ke kota Batam.

Gambar 1.6 menunjukkan bahwa wisatawan mancanegara yang paling

banyak berkunjung ke kota Batam adalah wisatawan yang berasal dari Singapura Sumber: Badan Statistik Kota Batam

GAMBAR 1.6

(15)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

dan disusul oleh wisatawan yang berasal dari Malaysia. Hal tersebut dikarenakan

letak kedua negara tersebut sangat denkat dengan kota Batam.

Masalah yang dihadapi oleh pemerintah kota Batam adalah menurunnya

jumlah wisatawan mancanegara yang berdampak menurunnya penerimaan devisa

dari pengeluaran wisatawan mancanegara yang berkunjung ke kota Batam.

Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan sebuah penelitian agar jumlah

wisatawan mancanegara meningkat melalui keputusan berkunjung ke kota Batam.

Menurut teori Kevin Lynch, hal yang dapat mempengaruhi keputusan berkunjung

wisatawan mancanegara adalah citra kota. Dengan citra kota yang baik maka

keputusan wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke kota Batam akan

meningkat. Salah satu hal yang dapat meningkatkan citra kota adalah city

branding. Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Jiang Tao

Wan dalam tesisnya yang menyatakan bahwa city branding berpengaruh terhadap

keputusan berkunjung wisatawan mancanegara. Berdasarkan latar belakang

tersebut maka penulis mengangkat judul penelitian: Analisis City Branding

Untuk Meningkatkan Citra Kota Batam Serta Implikasinya Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan Mancanegara.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran city branding menurut wisatawan mancanegara yang

berkunjung ke kota Batam.

2. Bagaimana gambaran citra kota menurut wisatawan mancanegara yang

berkunjung ke kota Batam.

3. Bagaimana gambaran keputusan berkunjung wisatawan mancanegara ke kota

Batam.

(16)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

5. Seberapa besar pengaruh city branding terhadap keputusan berkunjung

wisatawan mancanegara ke kota Batam.

6. Seberapa besar pengaruh citra kota terhadap keputusan berkunjung wisatawan

manacanegara ke kota Batam.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui gambaran city branding menurut wisatawan yang

berkunjung ke kota Batam.

2. Untuk mengetahui gambaran citra kota menurut wisatawan yang berkunjung

ke kota Batam.

3. Untuk mengetahui gambaran keputusan kunjungan wisatawan ke kota Batam.

4. Untuk mengetahui pengaruh city branding terhadap citra kota Batam.

5. Untuk mengetahui pengaruh city branding terhadap keputusan berkunjung

wisatawan mancanegara ke kota Batam.

6. Untuk mengetahui pengaruh citra kota terhadap keputusan berkunjung

wisatawan manacanegara ke kota Batam.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Secara akademis hasil penelitian ini diharapkan mampu memperkaya

khasanah kajian dalam bidang manajemen pemasaran mengenai city branding,

citra kota, dan keputusan berkunjung wisatawan mancanegara serta

bermanfaat untuk memberikan gambaran dan pengetahuan yang lebih luas

kepada peneliti-peneliti berikutnya dan kepada masyarakat umum yang

membutuhkannya.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan

bagi Pemerintah kota Batam dalam meningkatkan keputusan berkunjung

(17)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini terdiri atas tiga variabel yaitu variabel X, Y, dan variabel Z.

Menurut Kidder dalam Sugiyono (2012:59) variabel adalah suatu kualitas

(qualities) di mana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.

Menurut Sugiyono (2012:59), variabel independent atau variabel bebas adalah

variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab berubahnya atau

timbulnya variabel dependent (terikat). Variabel bebas (independent) dalam

penelitian ini adalah city branding (X) yang memiliki tiga dimensi, yakni the

presence, the place, the potential, the pulse, the people, dan the prerequisite.

Menurut Tuckman (dalam Sugiyono, 2012:61) menyatakan bahwa

intervening variable is that factor that theoritically affect the observed

phenomenon but cannot be seen. Variabel intervening adalah variabel yang secara

teoretis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dan dependen, tetapi

tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela/antara

yang terletak antara variabel independen dan variabel dependen. Dalam penelitian

ini, variabel interveningnya adalah citra kota (Y) yang memiliki dimensi path

ways, edges, district, nodes, landmark. Variabel dependen dalam penelitian ini

adalah keputusan berkunjung wisatawan (Z) yang memiliki dimensi daerah

tujuan, metode perjalanan, waktu dan biaya, pengatur perjalanan, dan sumber

layanan.

Unit analisis dalam penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjung ke

kota Batam. Penelitian ini menganalisis pengaruh city branding terhadap citra

kota Batam serta implikasinya terhadap keputusan berkunjung wisatawan.

Penelitian ini dilakukan pada kurun waktu kurang dari satu tahun yaitu mulai dari

Juni 2014 sampai dengan Agustus 2014 maka metode yang digunakan adalah

(18)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam satu kurun waktu tertentu

atau tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Jenis dan Metode yang Digunakan 3.2.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dan

verifikatif. Penelitian deskriptif di dalam penelitian ini bertujuan untuk

memperoleh gambaran mengenai city branding, citra Kota Batam serta gambaran

mengenai keputusan berkunjung wisatawan mancanegara ke kota Batam. Menurut

Sugiyono (2008:36), penelitian verifikatif adalah penelitian yang membandingkan

keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau

pada waktu yang berbeda. Sedangkan jenis penelitian verifikatif menguji

kebenaran suatu hipotesis yang dilakukan melalui pengumpulan data di lapangan.

Melalui penelitian verifikatif data-data dikumpulkan dari sumber data primer dan

sekunder. Data primer diperoleh dengan menyebar kuesioner kepada sampel

responden untuk memperoleh fakta yang relevan. Penelitian ini diuji mengenai

pengaruh city branding terhadap citra kota Batam serta implikasinya terhadap

keputusan berkunjung wisatawan mancanegara ke kota Batam.

3.2.1.2 Metode yang Digunakan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptiv

survey dan explanatory survey. Berdasarkan jenis penelitian ini adalah deskriptif

dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan. Menurut

Kerlinger dalam Sugiyono (2012:7), metode survey adalah metode penelitian

yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil tapi data yang dipelajari adalah

data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan

kejadian-kejadian relatif. Distribusi dan hubungan-hubungan antarvariabel

(19)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu 3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Variabel penelitian dalam penelitian ini dioperasionalisasikan dalam tiga

variabel utama yaitu variabel bebas (independen), yakni city branding yang

memiliki dimensi the presence, the place, the potential, the pulse, the people, dan

the prerequisite. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah citra kota yang

memiliki dimensi path ways, edges, district, nodes, landmark. Variabel dependen

dalam penelitian ini adalah keputusan berkunjung wisatawan (Z) yang memiliki

dimensi daerah tujuan, metode perjalanan, waktu dan biaya, pengatur perjalanan,

dan sumber layanan.

Berdasarkan penjelasan tersebut, penelitian ini meliputi city branding

sebagai variabel independen, citra kota sebagai variabel intervening, dan

keputusan berkunjung wisatawan sebagai variabel dependen. Sebagai variabel

independen, city branding dapat berpengaruh langsung terhadap keputusan

berkunjung wisatawan, tetapi dapat juga pengeruhnya tidak langsung melalui

variabel citra kota terlebih dahulu, baru kemudian pada keputusan berkunjung

wisatawan mancanegara. Berikut adalah operasionalisasi variabel secara rinci.

TABEL 3.1

City branding seluruh rangkaian tindakan untuk membangun citra positif kota dan berkomunikasi di antara berbagai kelompok target melalui visual, narasi dan peristiwa lokal maupun internasional untuk mendapatkan keuntungan kompetitif di antara kota-kota lain (Viktorija Prilenska, 2012:12)

1. The Presence Daya tarik sejarah kota Batam bagi wisatawan untuk berkunjung

Daya tarik budaya kota Batam bagi wisatawan

Tingkat daya tarik sejarah kota Batam dalam menarik wisatawan untuk

berkunjung

(20)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala No Item

2. The Place Daya tarik tempat tujuan wisata di kota Batam dalam bagi wisatawan untuk berkunjung

Kebersihan tempat tujuan wisata di kota Batam bagi wisatawan untuk berkunjung

Keadaan iklim kota Batam bagi wisatawan untuk berkunjung

 Tingkat daya tarik tempat tujuan wisata di kota Batam dalam menarik wisatawan untuk berkunjung

Tingkat kebersihan tempat tujuan wisata di kota Batam dalam menarik wisatawan untuk berkunjung

Tingkat pengenalan keadaan iklim kota Batam dalam menarik wisatawan tempat tujuan wisata di kota Batam

Tingkat ketersediaan fasilitas pendukung di tempat tujuan wisata kota Batam, meliputi tempat beribadah, tempat makan dan minum, pusat soevenir dan handycraft, penginapan, tempat tujuan wisata di kota Batam

Ordinal

A3.1

A3.2

4. The People Pengetahuan wisatawan tentang tempat tujuan wisata di kota Batam.

Keramahan dan kesopanan penduduk di kota Batam.

Tingkat pengetahuan wisatawan tentang tempat tujuan wisata di kota Batam.

Tingkat keramahan dan kesopanan penduduk di kota Batam.

Ordinal

A4.1

A4.2

5. The Pulse Daya tarik fasilitas kota Batam bagi wisatawan untuk berkunjung

Daya tarik konsep wisata di kota Batam bagi wisatawan untuk berkunjung

Tingkat daya tarik fasilitas kota Batam dalam menarik wisatawan untuk

berkunjung

Tingkat daya tarik konsep wisata di kota Batam dalam

menarik wisatawan untuk Ordinal

A5.1

(21)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala No Item

Daya tarik ekonomi kota Batam dalam menarik wisatawan untuk berkunjung

Daya tarik pendidikan kota Batam dalam menarik wisatawan untuk berkunjung

Tingkat keamanan kota Batam dalam menarik wisatawan untuk berkunjung

Tingkat daya tarik ekonomi kota Batam dalam menarik wisatawan untuk

berkunjung

Tingkat daya tarik pendidikan kota Batam

Lynch di dalam Henry Ellis (2010:31) mengungkapkan bahwa Citra kota dapat didefinisikan sebagai gambaran mental dari sebuah kota sesuai dengan rata-rata pandangan masyarakatnya. 1.Path ways Ketersediaan jaringan

jalan sebagai prasarana wisatawan di kota Batam

Tingkat kelancaran jaringan jalan sebagai prasarana

2.Edges Daya tarik daerah tepian kota Batam seperti

Tingkat daya tarik daerah tepian kota Batam seperti pantai yang dijadikan tujuan wisata

Tingkat ketersediaan daerah tepian kota Batam seperti pantai yang dijadikan

3.District Daya tarik daerah perdagangan di kota

Daya tarik daerah

Tingkat daya tarik daerah perdagangan di kota Batam yang dijadikan tujuan wisata

 Tingkat ketersediaan daerah perdagangan di kota Batam yang dijadikan tujuan wisata

Tingkat daya tarik daerah

Ordinal

B3.1

B3.2

(22)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala No Item

Tingkat ketersediaan daerah hiburan-hiburan di kota Batam yang dijadikan tujuan wisata

4.Nodes Ketersediaan bandara di kota Batam

Daya tarik alun-alun di kota Batam

Ketersediaan Pusat Perbelanjaan di Kota Batam

Tingkt ketersediaan bandara di kota Batam

Tingkat daya tarik alun-alun di kota Batam

Ketersediaan Pusat

Perbelanjaan di Kota Batam

Ordinal

B4.1

B4.2

B4.3

5.Landmark  Ketersediaan pantai di kota Batam yang Barelang di kota Batam yang dijadikan tujuan wisata

 Daya tarik gedung dan bangunan di kota Batam yang dijadikan tujuan wisata

 Tingkat ketersediaan pantai di kota Batam yang dijadikan tujuan wisata

 Tingkat daya tarik pantai di kota Batam yang dijadikan tujuan wisata

 Tingkat ketersediaan Jembatan Barelang di kota Batam yang dijadikan tujuan wisata

 Tingkat daya tarik gedung dan bangunan di kota Batam yang dijadikan

The consumer starts the decision-making process once they are aware of an imbalance between the actual and desired state. From this point, the consumer recognises that his/her personal needs should be satisfied. The recognition of a need is hence likely to occur when the consumer is faced with a problem or desire. (Hoyer & Maclnnis, 2004; Lamb et al, 2004; Schiffman & Kanuk, 2000; Sheth & Mittal, 2004)

1. Time and

berkunjung ke kota Batam

Tingkat keputusan berkunjung karena karena kesesuaian biaya

berkunjung ke kota Batam

Ordinal

C1.1

(23)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala No Item tempat wisata di kota Batam

Keputusan berkunjung karena kemenarikan tempat wisata di kota Batam

Tingkat keputusan berkunjung karena pendukung di tempat wisata kota Batam

Ordinal

C6.1

(24)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala No Item

7. Travel Agent Keputusan berkunjung karena jumlah travel agent yang melayani wisata di kota Batam

Keputusan berkunjung karena kenyamanan pelayanan travel agent yang melayani wisata di kota Batam

Tingkat keputusan berkunjung karena jumlah travel agent yang melayani wisata di kota Batam

Tingkat keputusan berkunjung karena kenyamanan pelayanan travel agent yang melayani wisata di kota Batam

Ordinal

9. Advertising Keputusan berkunjung karena jumlah iklan mengenai wisata di kota Batam

Keputusan berkunjung karena kemenarikan iklan mengenai wisata di kota Batam

Tingkat keputusan berkunjung karena jumlah iklan mengenai wisata di kota Batam

Tingkat keputusan berkunjung karena kemenarikan iklan mengenai wisata di kota Batam

Sumber : Diolah Dari Berbagai Sumber Literatur

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Menurut Hermawan (2005: 168) berdasarkan sumbernya, data dibedakan

menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.

(25)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti

untuk menjawab masalah atau tujuan penelitian yang dilakukan dalam

penelitian eksploratif, deskriptif maupun kausal dengan menggunakan

metode pengumpulan data berupa survey ataupun observasi.

2. Data Sekunder (Secondary Data Source)

Data sekunder merupakan struktur data historis mengenai variabel-variabel

yang telah dikumpulkan dan dihimpun sebelumnya oleh pihak lain. Sumber

data sekunder bisa diperoleh dari dalam suatu perusahaan (sumber internal),

berbagai internet, website, perpustakaan umum maupun lembaga pendidikan,

membeli dari perusahaan-perusahaan yang memang mengkhususkan diri

untuk menyajikan data sekunder. Sumber data sekunder menurut Ulber

Silalahi (2009:291) adalah merupakan data yang dikumpulkan dari tangan

kedua atau dari sumber-sumber lain yang telah tersedian sebelum penelitian

dilakukan.

Tabel 3.2 menyajikan sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini.

TABEL 3.2 Jenis dan Sumber Data

No Jenis Data Jenis Data Sumber Data

1 Struktur Ekonomi Kota Batam Tahun

2013 Sekunder Badan Pengusaha Batam

2 Pendapatan Pajak Kota Batam

Sekunder Badan Pengusaha Batam

3 Penerimaan Devisa Kota Batam

Sekunder Badan Pengusaha Batam

3 Penerimaan Devisa dari Wisatawan

Mancanegara ke Kota Batam Sekunder Badan Pengusaha Batam 4 Jumlah Wisatawan Mancanegara yang

Berkunjung Ke Kota Batam Sekunder Badan Pengusaha Batam 5 Asal Negara Wisatawan Mancanegara

yang Berkunjung Ke Kota Batam Sekunder Badan Pengusaha Batam 6 Tanggapan responden terhadap city

branding kota Batam Primer

(26)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

7 Tanggapan responden terhadap citra

kota Batam Primer

Wisatawan yang berkunjung ke kota Batam 8 Tanggapan responden terhadap

keputusan berkunjung wisatawan ke kota Batam

Primer Wisatawan yang berkunjung ke kota Batam

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014

3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel 3.2.4.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek

yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:115).

Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah wisatawan mancanegara yang

berkunjung ke kota Batam yang terdata selama tahun 2014 sampai dengan Bulan

April yang tercatat oleh Badan Pusat Statistik Kepulauan Riau, yakni 450.447

wisatawan.

3.2.4.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi, (Sugiyono, 2012: 116). Menurut Sugiyono (2012:116) mengatakan

bahawa bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang

ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka

peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang

dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk

itu sampel dari populasi harus benar-benar mewakili. Penelitian ini tidak meneliti

seluruh populasi akan tetapi diambil sampel yang representatif (mewakili).

Dalam menentukan ukuran sampel (n) dan populasi (N) yang telah

ditetapkan maka dalam penelitian ini menggunakan rumus sample Slovin (Umar,

2003:141) yaitu sebagai berikut:

(27)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

1+ Ne2 Keterangan

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

e = Taraf kesalahan pengambilan sampel yang masih ditolerir (e = 0,1)

Berdasarkan rumus tersebut di atas, diperoleh jumlah sampel sebagai

berikut:

n = N

1+ Ne2 n = 450.447

1+ 450.447 (0,05)2 n = 450.447

1127,1175

n = 399,64 dibulatkan menjadi 400 responden

Menurut perhitungan di atas, maka ukuran sampel dalam penelitian ini

setelah dijumlahkan antara proporsi sampel untuk dijadikan responden yaitu

sebesar 400 responden.

3.2.4.3 Teknik Penarikan Sampel

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan

sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Setelah memperoleh data jumlah

wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kota Batam yang merupakan

populasi penelitian, selanjutnya peneliti mengambil sampel berdasarkan teknik

probability sampling. Dalam probability sampling setiap unsur populasi memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Berdasarkan teknik

probability sampling, penulis menggunakan teknik simple random sampling atau

pemilihan sampel acak sederhana karena populasi dalam penelitian dianggap

homogeny dan telah memiliki kerangka sampling. Sugiyono (2012:118)

(28)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada

dalam populasi itu.

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini dengan menggunakan

teknik sebagai berikut :

1. Wawancara

Sebagai teknik komunikasi langsung dalam mencari informasi tambahan bagi

penelitian ini. Wawancara ini dilakukan kepada Dinas Pariwisata Kota Batam

untuk memperoleh data mengenai profil Kota Batam dan data jumlah

wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kota Batam

2. Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis (Sugiyono, 2012:203).

Observasi dilakukan dengan meninjau serta melakukan pengamatan langsung

terhadap objek penelitian. Dalam penelitian ini, penulis melakukan observasi

terhadap wisatawan mancanegara yang berkunjung ke kota Batam serta para

pihak yang terkait dengan Pariwisata kota Batam.

3. Kuisioner

Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data melalui penyebaran

seperangkat daftar pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab

(Sugiyono, 2012:199). Kuisioner berisi pertanyaan dan pernyataan mengenai

karakteristik responden, pengalaman responden, city branding, citra kota dan

keputusan berkunjung wisatawan mancanegara ke Kota Batam. Kuisioner

ditujukan kepada responden yang merupakan wisatawan mancanegara yang

berkunjung di Kota Batam tahun 2014.

(29)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Studi literatur merupakan usaha pengumpulan informasi dan data yang

berhubungan dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah dan

variabel yang diteliti yaitu city branding (X), citra kota (Y), dan keputusan

berkunjung wisatawan mancanegara (Z). Studi literatur dilakukan dengan

studi perpustakaan, referensi buku, jurnal, koran, majalah, artikel yang

dianggap relevan dan reliable.

TABEL 3.3

Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data

No Teknik Pengumpulan Data

Sumber Data

1 Observasi Dinas Pariwisata Kota Batam 2 Wawancara Dinas pariwisata Kota Batam

3 Kuesioner Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung ke Kota Batam

4 Studi Literatur Buku, majalah, dan jurnal Sumber: Hasil Pengolahan Data 2014

3.2.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas 3.2.6.1 Uji Validitas

Sugiyono (2010:398) mengemukakan bahwa terdapat dua hal utama yang

mempengaruhi kualitas hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan

kualitas pengumpulan data. Menurut Arikunto (2010:211) validitas adalah suatu

ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu

instrumen. Pengujian validitas instrumen dilakukan untuk menjamin bahwa

terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya

terjadi pada objek yang diteliti. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai

validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang berarti memiliki validitas

rendah.

Rumus untuk menghitung validitas instrumen menggunakan rumus yang

digunakan oleh Pearson (Arikunto. 2010:213) yang dikenal dengan rumus korelasi

(30)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

 

rxy = menunjukkan indeks korelasi antara dua variabel yang dikorelasikan

X = skor yang diperoleh subjek seluruh item

Y = skor total

∑X = jumlah skor dalam distribusi X

∑Y = jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2

= jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

∑Y2

= jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y

n = jumlah responden

Saifudin Azwar (Kusnendi, 2008:96) mengemukakan bahwa untuk

menentukan item mana yang memiliki validitas yang memadai, para ahli

menetapkan patokan besaran koefisien korelasi item total dikoreksi sebesar 0,25

atau 0,30 sebagai batas minimal valid tidaknya sebuah item. Berikut adalah hasil

uji validitas instrumen penelitian.

TABEL 3.4

Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian

No PERTANYAAN Validitas Koefisien Korelasi Item Total Dikoreksi Keterangan

City Branding

The Presence

1 Daya tarik sejarah kota Batam bagi wisatawan untuk

berkunjung 0,850 0,25 Valid

2 Daya tarik budaya kota Batam bagi wisatawan untuk

berkunjung 0,360 0,25 Valid

3 Kemampuan pemerintah kota Batam dalam menarik

wisatwan untuk berkunjung 0,825 0,25 Valid

The Place

1 Daya tarik tempat tujuan wisata di kota Batam bagi wisatawan untuk berkunjung 0,817 0,25 Valid

(31)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No PERTANYAAN Validitas Koefisien Korelasi Item Total Dikoreksi Keterangan

3 Keadaan iklim kota Batam bagi wisatawan untuk berkunjung 0,847 0,25 Valid

The Prequisite

1

Ketersediaan fasilitas pendukung di tempat tujuan wisata kota Batam, meliputi tempat beribadah, tempat makan dan minum, pusat soevenir dan handycraft, penginapan, fasilitas keamanan, transaksi keuangan, pemandu wisata, pusat perbelanjaan, serta biro perjalanan

0,849 0,25 Valid

2 Kemudahan menggunakan fasilitas di tempat tujuan wisata di kota Batam 0,694 0,25 Valid

The People

1 Pengetahun wisatawan tentang tempat tujuan wisata di kota Batam . 0,812 0,25 Valid

2 Keramahan dan kesopanan penduduk di kota Batam 0,718 0,25 Valid

The Pulse

1. Daya tarik fasilitas kota Batam bagi wisatawan untuk

berkunjung 0,780 0,25 Valid

2. Daya tarik konsep wisata di kota Batam bagi wisatawan

untuk berkunjung 0,674 0,25 Valid

The Potential

1. Keamanan kota Batam dalam menarik wisatawan untuk

berkunjung 0,817 0,25 Valid

2. Daya tarik ekonomi kota Batam dalam menarik wisatawan

untuk berkunjung 0,505 0,25 Valid

3. Daya tarik pendidikan kota Batam dalam menarik

wisatawan untuk berkunjung 0,847 0,25 Valid

Citra Kota Path ways

1 Ketersediaan infrastruktur jalan sebagai prasarana

pergerakan wisatawan di kota Batam 0,720 0,25 Valid

2 Kelancaran infrastuktur jalan sebagai prasarana pergerakan

wisatawan di kota Batam 0,772 0,25 Valid

Edges

1 Daya tarik daerah tepian kota Batam seperti pantai yang

dijadikan tujuan wisata 0,760 0,25 Valid

2 Ketersediaan daerah tepian kota Batam seperti pantai yang

dijadikan tujuan wisata 0,803 0,25 Valid

District

1 Daya tarik daerah perdagangan di kota Batam yang

dijadikan tujuan wisata 0,656 0,25 Valid

2 Ketersediaan daerah perdagangan di kota Batam yang

dijadikan tujuan wisata 0,267 0,25 Valid

3 Daya tarik daerah hiburan-hiburan di kota Batam yang

dijadikan tujuan wisata 0,535 0,25 Valid

4 Ketersediaan daerah hiburan-hiburan di kota Batam yang

dijadikan tujuan wisata 0,512 0,25 Valid

Nodes

(32)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No PERTANYAAN Validitas Koefisien Korelasi Item Total Dikoreksi Keterangan 2 Daya tarik alun-alun di kota Batam 0,906 0.25 Valid 3 Tersedianya Pusat Perbelanjaan di Kota Batam 0,471 0.25 Valid

Landmark

1 Ketersediaan pantai di kota Batam yang dijadikan tujuan

wisata 0,427 0.25 Valid

2 Daya tarik pantai di kota Batam yang dijadikan tujuan

wisata 0,258 0.25 Valid

3 Ketersediaan Jembatan Barelang di kota Batam yang

dijadikan tujuan wisata 0,267 0.25 Valid

4 Daya tarik gedung dan bangunan di kota Batam yang

dijadikan tujuan wisata 0,479 0.25 Valid

Keputusan Berkunjung Ke Kota Batam

1 Kesesuaian waktu berkunjung ke kota Batam 0,260 0,25 Valid 2 Kesesuaian biaya berkunjung ke kota Batam 0,315 0,25 Valid 3 Kemenarikan kunjungan ke Batam sebelumnya 0,323 0,25 Valid 4 Kenyamanan kunjungan ke Batam sebelumnya 0,447 0,25 Valid 5 Ketersediaan informasi mengenai kesehatan dan keamanan 0,457 0,25 Valid 6 Kejelasan informasi mengenai kesehatan dan keamanan 0,340 0,25 Valid 7 Kemudahan mendapatkan informasi tentang Kota Batam. 0,288 0,25 Valid 8 Keberagaman tempat wisata di kota Batam 0,510 0,25 Valid 9 Kemenarikan tempat wisata di kota Batam 0,472 0,25 Valid

10 Keragamam layanan yang diberikan seperti, pemandu

wisata, pusat souvenir, fotografi, dan lain-lain 0,389 0,25 Valid

11 Ketersediaan atraksi yang menarik di tempat wisata kota

Batam 0,457 0,25 Valid

12 Jumlah travel agent yang melayani wisata di kota Batam 0,389 0,25 Valid

13 Kenyamanan pelayanan travel agent yang melayani wisata

di kota Batam 0,387 0,25 Valid

14 Keputusan berkunjung karena rekomendasi teman untuk

mengunjungi kota Batam 0,315 0,25 Valid

15 Keputusan berkunjung karena kemenarikan rekomendasi

teman untuk mengunjungi kota Batam 0,356 0,25 Valid

16 Keputusan berkunjung karena iklan mengenai wisata di

kota Batam 0,259 0,25 Valid

17 Keputusan berkunjung karena kemenarikan iklan mengenai

wisata di kota Batam 0,301 0,25 Valid

18 Keputusan berkunjung karena ketertarikan pribadi terhadap

kota Batam 0,297 0,25 Valid

19 Keputusan berkunjung karena keinginan pribadi untuk

mengunjungi kota Batam 0,329 0,25 Valid

(33)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4 menunjukkan hasil uji validitas yang dilakukan, dapat diketahui

bahwa seluruh item pertanyaan dalam instrumen penelitian adalah valid. Oleh

karena itu, setiap pertanyaan dalam instrumen penelitian ini menunjukkan

tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan yang tinggi. Hal tersebut dapat diketahui

berdasarkan hasil uji validitas yang memiliki nilai lebih dari korelasi item total

dikoreksi sebesar 0,25 sebagai batas minimal valid tidaknya sebuah item.

3.2.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen

tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjukkan tingkat keterandalan tertentu

(Arikunto,2006:178). Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan

mengahasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliable artinya dapat dipercaya,

jadi dapat diandalkan. Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat konsistensi

responden dalam menjawab semua butir pertanyaan.

Menurut Husein Umar (2009:54) uji reabilitas berguna untuk menentukan

apakah instrumen yang dalam hal ini kuisioner dapat digunakan lebih dari satu

kali, paling tidak oleh responden yang sama. Rumus yang digunakan yaiu alpha

Cornbac’s (α) karena instrumen dalam penelitian ini menggunakan rentangan beberapa nilai dengan rintang skala Likert dari 1 sampai dengan 5, yang memiliki

makna sangat positif dan sangat negatif.

(34)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Menurut Sekaran dalam Soedibjo (2004:71), kriteria penilaian terhadap

koefisien α kurang dari 0,6 maka instrument dikatakan tidak reliabel, jika di antara 0,6 sampai dengan 0,8 dikatakan cukup reliabel, sedangkan jika α lebih besar dari

0,8 maka ostrumen dikatakan sangat reliabel. Perhitungan uji reliabilitas dalam

penelitian ini menggunakan program SPSS 21.

TABEL 3.5

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

No Variabel Cronbach’s

Alpha

Koefisien Alpha Cronbach

Keterangan

1 City Branding 0,886 0,800 Reliabel

2 Citra Merek 0,884 0,800 Reliabel

3 Keputusan Berkunjung 0,873 0,800 Reliabel

Sumber Hasil Pengolahan Data 2014

Tabel 3.5 menunjukkan hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan, dapat

diketahui bahwa seluruh pertanyaan sesuai dengan variabel penelitian adalah

reliabel. Reliabilitas tersebut menunjukkan instrumen cukup dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik.

3.2.7 Rancangan Analisis Data 3.2.7.1 Analisis Deskriptif

Pada penelitian ini, digunakan dua jenis analisis, yaitu analisis deskriptif

khususnya bagi variabel yang bersifat kualitatif dan analisis kuantitatif berupa

pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik. Analisis deskripif

digunakan untuk melihat faktor penyebab, sedangkan analisis kuantitatif

menitikberatkan dalam pengungkapan perilaku variabel penelitian. Dengan

menggunakan kombinasi metode analisis tersebut dapat diperoleh generalisasi

yang bersifat komprehensif. Analisis deskriptif digunakan untuk melihat faktor

(35)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel-variabel

penelitian sebagai berikut:

a. City branding Kota Batam

b. Citra Kota Batam

c. Keputusan berkunjung wisatawan mancanegara

3.2.7.2 Analisi Verifikatif

Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket

kuesioner. Angket ini disusun oleh penulis berdasarkan variabel yang terdapat

dalam penelitian, yaitu memberikan keterangan dan data mengenai pengaruh city

branding brand untuk meningkatkan citra Kota Batam serta implikasinya

terhadap keputusan berkunjung wisatawan mancanegara ke Kota Batam. Adapun

yang menjadi variabel bebas atau variabel X adalah city branding . Variabel

intervening dalam penelitian ini adalah citra kota serta variabel terikatnya adalah

keputusan berkunjung wisatawan mancanegara. Oleh karena itu, penelitian ini

akan meneliti city branding (X) untuk meningkatkan citra kota Batam (Y) serta

implikasinya terhadap keputusan berkunjung wisatawan mancanegara (Z).

Data mentah yang terkumpul dari kuesioner diolah agar memperoleh

makna yang berguna. Data yang diperoleh diolah dengan kriteria sebagai berikut :

1. Setiap variabel yang dinilai diklasifikasikan ke dalam lima alternatif jawaban.

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,

2012:132). Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan

menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai

titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan

atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala

Likert mempunyai gradasi dari sangat positif ke sangat negatif. Menurut

Sugiyono (2012:133) untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu

dapat diberi skor, sebagai berikut.

a. Sangat setuju/selalu/sangat positif diberi skor 5

(36)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

c. Ragu-ragu/kadang-kadang/netral diberi skor 3

d. Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif diber skor 2

e. Sangat tidak setuju/tidak pernah/sangat negatif diberi skor 1

2. Setiap peringkat jawaban mencerminkan penilaian siswa terhadap city

branding yang mempengaruhi citra kota serta berdampak kepada keputusan

berkunjung wisatawan mancanegara.

Penelitian kuantitatif analisis data dilakukan setelah data seluruh

responden terkumpul. Langkah-langkah dalam kegiatan analisis data dalam

penelitian ini yaitu:

1. Menyusun data

Kegiatan seleksi data ditujukan untuk mengecek kelengkapan identitas

responden, kelengkapan data serta isian data yang sesuai dengan tujuan

penelitian.

2. Tabulasi data

a. Memberi skor pada setiap item

b. Menjumlahkan skor pada setiap item

c. Menyusun ranking pada setiap variabel penelitian

3. Menganalisis data

Menganalisis data yaitu proses pengolahan data dengan menggunakan

rumus-rumus statistik, menginterprestasi data agar diperoleh suatu kesimpulan.

3.2.8 Pengujian Hipotesis

Sebagai langkah terakhir dari analisis data adalah pengujian hipotesis.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis

verifikatif, maka dilakukan analisis jalur (path analysis). Dalam hal ini, analisis

jalur digunakan untuk menentukan besarnya pengaruh variabel independen (X)

terhadap variabel intervening (Y) serta dampaknya terhadap variabel dependen

(Z) baik secara langsung ataupun tidak langsung.

Analisis jalur digunakan untuk menentukan besarnya pengaruh variabel

(37)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

terhadap variabel dependen (Z) yaitu keputusan berkunjung wisatawan

mancanegara.

3.2.8.1 Analisis Jalur (Path Analysis)

Penelitian ini menggunakan analisis jalur untuk menguji hipotesis

penelitian. Analisis jalur adalah metode analisis data multivariat dependensi yang

digunakan untuk menguji hipotesis hubungan asimetris yang dibangun atas dasar

kajian teori tertentu, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung dan

tidak langsung seperangkat variabel penyebab terhadap variabel akibat yang dapat

diobservasi secara langsung (Kusnendi, 2008:147). Menurut Riduan dan Kuncoro

(2011:222) menyebutkan langkah-langkah atau prosedur pengolahan data adalah

sebagai berikut.

1. Menyeleksi data agar dapat diolah lebih lanjut, yaitu dengan memeriksa

jawaban responden sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

2. Menentukan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap item

variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian yang telah ditentukan,

kemudian menentukan skornya.

3. Melakukan analisis secara deskriptif untuk mengetahui kecenderungan data.

4. Melakukan uji korelasi, regresi, dan dilanjutkan path analysis.

Analisis ini digunakan untuk menentukan seberapa besar pengaruh suatu

variabel terhadap variabel lainnya, baik itu pengaruh langsung maupun pengaruh

tidak langsung. Besarnya pengaruh dari suatu penyebab variabel akibat disebut

dengan koefisien jalur dan diberi simbol Pyxi. Pengujian analisis jalur dilakukan

(38)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

1. Menggambarkan struktur jalur hipotesis

GAMBAR 3.1

Struktur Kausal Antara X Terhadap Y Serta Implikasinya Terhadap Z

Keterangan X = City Branding Y = Cita Kota

Z = Keputusan Berkunjung Wisatawan Mancanegara

(39)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2. Selanjutnya diagram hipotesis tersebut diterjemahkan ke dalam beberapa sub

hipotesis yang menyatakan pengaruh sub variabel independen yang paling

dominan terhadap variabel independen.

3. Menghitung matriks korelasi antar variabel bebas.

4. Identifikasi persamaan sub struktur hipotesis.

5. Menghitung semua koefisien jalur .

6. Hitung R2Y (X1, X2, X3) yaitu koefisien yang menyatakan determinasi total X1, dan X2 terhadap Y .

7. Menguji pengaruh langsung maupun tidak langsung dari setiap variabel

8. Menghitung pengaruh variabel lain (ɛ) dengan rumus sebagai berikut.

( 1, 2, 3)

2

1 Y X X X

y R

P  

9. Menghitung koefisien jalur secara simultan (keseluruhan). Uji secara

keseluruhan dilakukan melalui uji F. Kriteria pengambilan keputusan untuk

hipotesis yang diajukan menurut Sugiyono (2007:188) ialah:

Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak artinya X berpengaruh terhadap Y

Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima artinya X tidak berpengaruh terhadap Y

10. Menghitung koefisien jalur secara individu atau parsial. Secara individu uji

statistik yang digunakan adalah uji t. Pengujian t statistik bertujuan untuk menguji

signifikansi masing-masing variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikat.

Sesuai dengan kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan

menurut Sugiyono (2007:185), yaitu:

Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak artinya X berpengaruh terhadap Y

(40)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Semua teknis analisis data dalam pelaksanaan perhitungan statistik menggunakan

Gambar

Gambar 1.1 adalah struktur ekonomi kota Batam tahun 2013 yang terdiri
GAMBAR 1.2
GAMBAR 1.3
GAMBAR 1.4 PENERIMAAN DEVISA DARI WISATAWAN MANCANEGARA KE KOTA
+7

Referensi

Dokumen terkait

Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas: 5) Halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang

The principal issues in accounting for fixed assets are the recognition of the assets, the determination of their carrying amounts, the depreciation charges and

Buku Panduan ini memuat format penulisan dan menjelaskan tentang tata cara penulisan proposal penelitian dan tesis serta pelaksanaan kolokium (seminar proposal dan

Pada tampilan ini, pengguna dapat melihat hasil peringkat keseluruhan penilaian a tingkat Kesehatan a bank Umum berupa data a yang sudah diinput a dalam periode waktu

Pada tahap ini dilakukan dengan cara wawancara langsung kepada administrator atau pengelola jaringan dan server di DIDSI IPB untuk mendapatkan informasi

SATU KAJIAN TENTANG REKA CORAK TEMBIKAR BABA DAN NYONYA PULAU

Program pengentasan kemiskinan di Provinsi Jambi harus mengedepankan masyarakat yang tinggal di daerah perdesaan karena mayoritas rumah tangga miskin tinggal di

Hasil analisis lemak tengkawang dari empat jenis pohon induk menunjukkan rendemen lemak dan sifat fisiko kimia (kadar air, bilangan asam, kadar FFA dan bilangan iod) yang