PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN IPA MATERI PERISTIWA ALAM DI KELAS V
SEMESTER 2 SDN 2 LANGENSARI KABUPATEN BANDUNG
BARAT
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh Dini Yulianti
0902807
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013
Halaman Hak Cipta
PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI
PERISTIWA ALAM DI KELAS V SEMESTER 2
SDN 2 LANGENSARI KABUPATEN
BANDUNG BARAT
Oleh Dini Yulianti
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
© Dini Yulianti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ABSTRAK
PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI PERISTIWA ALAM DI KELAS V SEMESTER 2 SDN 2 LANGENSARI
KABUPATEN BANDUNG BARAT
Oleh Dini Yulianti
0902807
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR GRAFIK ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Hipotesis Tindakan ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Definisi Operasional ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
A. Pendekatan Inkuiri ... 8
1. Pengertian Pendekatan Inkuiri ... 8
2. Fungsi Pendekatan Inkuiri ... 10
3. Jenis – Jenis Inkuiri ... 10
4. Peranan Guru dalam Pembelajaran Inkuiri ... 11
5. Sumber Belajar dalam Pembelajaran Inkuiri ... 11
6. Keunggulan dan Kelemahan Inkuiri ... 12
7. Prinsip – Prinsip Inkuiri ... 13
8. Tahapan Inkuiri ... 14
1. Ilmu Pengetahuan Alam ... 18
2. Peristiwa Alam ... 20
a. Gunung Meletus ... 21
b. Gempa Bumi ... 22
c. Banjir ... 22
C. Penerapan Pendekatan Inkuiri pada Pembelajaran IPA ... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 26
A. Metode Penelitian ... 26
B. Model Penelitian ... 27
C. Subjek Penelitian ... 28
D. Prosedur Penelitian ... 29
E. Instrumen Penelitian ... 32
F. Pengolahan dan Analisis Data ... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36
A. Hasil Penelitian ... 36
1. Siklus I ... 36
2. Siklus II ... 45
3. Siklus III ... 55
B. Pembahasan ... 63
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 70
A. Simpulan ... 70
B. Saran ... 71
DAFTAR PUSTAKA ... 73
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 75
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Pasal 14 UU RI No. 20 Tahun 2003 (Syaripudin, 2010: 142)
menegaskan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar,
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Salah satu bentuk satuan pendidikan
dasar yaitu Sekolah Dasar (SD). Menurut Pasal 2 Keputusan Mendikbud No.
0487/U/1992 tentang Sekolah Dasar (Kurniasih, 2010:45) menyatakan bahwa
Pendidikan di Sekolah Dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan
dasar kepada siswa dalam mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi,
anggota masyarakat, warga negara, serta mempersiapkan siswa untuk melanjutkan
ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Lamanya pendidikan dasar adalah 6 tahun
yaitu dari mulai kelas 1 sampai dengan kelas 6. Pembekalan kemampuan dan
keterampilan dasar yang diberikan di SD dari mulai kelas 1 sampai dengan kelas 6
salah satunya mencakup kemampuan kognitif atau penguasaan konsep melalui
berbagai mata pelajaran yang ada di SD mengacu pada kurikulum Sekolah Dasar.
Adapun kurikulum yang berlaku sekarang adalah Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) tahun 2006 menjelaskan bahwa kurikulum di SD/MI memuat
8 mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri. Delapan mata pelajaran di
SD yaitu Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,
Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan
Keterampilan, dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Dari 8 mata
pelajaran di SD dengan kedalamannya masing-masing yang mengacu pada tujuan
dari pendidikan dasar yaitu dapat membekali kemampuan dan keterampilan siswa
untuk hidup dengan cakap di masyarakat dan dapat membekali siswa untuk dapat
melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama atau sederajat.
Salah satu mata pelajaran di SD yang bertujuan untuk membekali
logis adalah Mata Pelajaran IPA. Sebagaimana yang dijelaskan dalam pada
Permendiknas no. 2 tahun 2006 tentang standar kompetensi dan kompetensi dasar
Kurikulum Satuan Pendidikan bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Adapun secara lebih khusus
tujuan Mata Pelajaran IPA di SD/MI yang tercantum dalam KTSP yaitu agar
siswa dapat:
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
Jadi berdasarkan KTSP, IPA di SD memiliki tujuan agar siswa dapat
memperoleh kecakapan hidup dan dapat berdampingan dengan baik dengan alam
dan sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Oleh
sebab itu siswa hendaknya memahami hubungan antara kehidupan manusia
dengan alam tersebut melalui mata pelajaran IPA di SD mulai dari hal-hal yang
mendasar sesuai dengan yang tercantum dalam ruang lingkup IPA di SD.
Berdasarkan KTSP Tahun 2006 ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi
aspek-aspek makhluk hidup dan proses kehidupan; benda/materi, sifat-sifat dan
kegunaannya; energi dan perubahannya; serta Bumi dan alam semesta.
Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD tersebut diperdalam dalam
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada kurikulum IPA untuk kelas 1
3
siswa, dari materi yang kongkrit sampai materi yang abstrak, dari materi yang
sederhana sampai materi yang rumit, dari materi yang mudah sampai materi yang
sulit.
Di kelas tinggi seperti kelas V (Lima), materi mulai banyak yang abstrak,
rumit dan sulit sehingga dalam pembelajarannya membutuhkan banyak strategi
dan media yang kreatif. Salah satu Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
yang dianggap sulit di semester 2 ini adalah pada memahami perubahan yang
terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya
Standar Kompetensi ini diturunkan kedalam tujuh Kompetensi Dasar. Salah
satu Kompetensi Dasar yang diturunkan dari Standar Kompetensi tersebut adalah
mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi
makhluk hidup dan lingkungan. Adapun materi pokok yang dibahas adalah
mengenai peristiwa alam seperti peristiwa gunung meletus, gempa bumi, banjir
dan lain sebagainya.
Berdasarkan tes pada Kompetensi Dasar sebelumnya yaitu mengenai daur air,
nilai hasil belajar siswa masih banyak yang di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM), dan KKM mata pelajaran IPA di SDN 2 Langensari Lembang adalah 62.
Siswa kelas V yang memperoleh rata-rata kelas 54,93 nilai mencapai KKM adalah
28% sedangkan sisanya 72% siswa memperoleh nilai di bawah KKM dari total 29
orang siswa (Sumber: Buku Daftar Nilai kelas V SDN 2 Langensari Lembang).
Tidak tercapainya KKM merupakan salah satu indikator bahwa dalam
pembelajaran terdapat masalah serius yang harus segera diselesaikan oleh guru
kelas.
Berdasarkan hasil refleksi, persentasi pencapaian KKM yang rendah di kelas
tersebut dikarenakan guru kelas masih menerapan pendekatan pembelajaran yang
berpusat pada guru (teacher centered approach) dengan metode yang bersifat
tradisional seperti ceramah, dan penggunaan media pembelajaran yang kurang
maksimal sehingga membuat siswa kurang berkembang. Pembelajaran materi
peristiwa alam dibutuhkan kreatifitas guru dari berbagai segi, seperti penggunaan
serta dapat digunakan secara optimal agar siswa dapat memahami materi dengan
mudah.
Berdasarkan kajian pustaka dalam teori-teori pembelajaran ada beberapa
pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan aktifitas dan hasil berlajar
siswa salah satunya yaitu pendekatan inkuiri. Dalam KTSP jelas menyarankan
agar pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific
inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah
serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup.
Adapun kelebihan pendekatan inkuiri secara lebih rinci menurut Hanafiah
dan Suhana (2012:79) keunggulan pendekatan inkuiri adalah membantu peserta
didik untuk mengembangkan kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam
proses kognitif; peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga
dapat dimengerti dan mengendap dalam pikirannya; dapat membangkitkan
motivasi dan gairah belajar peserta didik untuk belajar lebih giat lagi; memberikan
peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan dan minat
masing-masing; memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri
dengan proses menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada peserta
didik dengan peran guru yang sangat terbatas.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka perlu
dilakukan Penelitian Tindakan Kelas mengenai “penerapan pendekatan inkuiri
untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi peristiwa
alam di kelas v semester 2 SDN 2 Langensari Kabupaten Bandung Barat”.
B. Rumusan Masalah
Merujuk pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
rumusan masalah secara umum penelitian ini adalah:
“Bagaimanakah penerapan pendekatan inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPA materi Peristiwa Alam di kelas V Semester 2 SDN
5
Berdasarkan rumusan masalah umum tersebut dapat dijabarkan ke dalam
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran IPA materi
Peristiwa Alam untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V Semester 2
SDN 2 Langensari Kabupaten Bandung Barat melalui penerapan pendekatan
inkuiri?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran IPA materi
Peristiwa Alam untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V Semester 2
SDN 2 Langensari Kabupaten Bandung Barat melalui penerapan pendekatan
inkuiri?
3. Seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa kelas V Semester 2 SDN 2
Langansari Kabupaten Bandung Barat pada mata pelajaran IPA materi
Peristiwa Alam melalui penerapan pendekatan inkuiri?
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka teori di atas maka hipotesis tindakannya adalah sebagai
berikut:
“Penerapan Pendekatan Inkuiri dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Materi Peristiwa Alam di Kelas V Semester 2 SDN 2
Langensari Kabupaten Bandung Barat”.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana
penerapan pendekatan inkuiri utnuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPA materi Peristiwa Alam di kelas V Semester 2 SDN 2
Langensari Kabupaten Bandung Barat.
2. Tujuan Khusus
a. Bagaimana perencanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran IPA materi
Peristiwa Alam untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V semester 2
SDN 2 Langensari Kabupaten Bandung Barat melalui penerapan pendekatan
inkuiri.
b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran IPA materi Peristiwa
Alam untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V semester 2 SDN 2
Langensari Kabupaten Bandung Barat melalui penerapan pendekatan inkuiri.
c. Bagaimana meningkatan hasil belajar siswa kelas V semester 2 SDN 2
Langansari Kabupaten Bandung Barat pada mata pelajaran IPA materi
Peristiwa Alam melalui pendekatan inkuiri.
E. Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:
1. Bagi Siswa
a. Meningkatkan aktivitas belajar siswa.
b. Meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi Guru
a. Guru dapat belajar mengenai teori pendekatan inkuiri.
3. Guru dapat menerapkan teori pendekatan inkuiri dalam pembelajaran
3. Bagi Sekolah
Untuk meningkatkan kualitas sekolah.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat memberikan referensi pada peneliti selanjutnya dan
dapat diterapkan dalam mata pelajaran lain dengan Kompetensi Dasar yang
berbeda.
F. Definisi Oprasional 1. Pendekatan Inkuiri
Pendekatan pembelajaran yang dapat menstimulasi rasa ingin tahu siswa dan
memfasilitasi siswa untuk menemukan pengetahuannya dengan logis dan
7
pengumpulan data verifikasi, pengumpulan data eksperimentasi, organisasi data
dan formulasi kesimpulan, dan analisis proses inkuiri.
2. Hasil Belajar
Kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah pembelajaran berdasarkan hasil tes
sesuai dengan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan indikator yang ingin
dicapai seperti yang tercantum dalam RPP melalaui soal uraian.
3. Ilmu Pengetahuan Alam
IPA atau sering disebut sains diterjemahkan dari kata science yang berasal
dari kata pada bahasa Inggris yang memiliki arti ilmu, dan IPA termasuk kedalam
kelompok natural science yang pada perkembangan selanjutnya cukup dikenal
dengan science yang digunakan untuk ilmu-ilmu alamiah.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran di SD
berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Salah satu ruang lingkup
dalam IPA di SD adalah membahas mengenai bumi dan alam semesta.
4. Peristiwa Alam
Peristiwa Alam merupakan perubahan dan aktivitas yang terjadi di alam
yang berdampak pada kehidupan makhluk hidup.
Peristiwa Alam merupakan salah satu materi pokok pada salah satu
Kompetensi Dasar yang terdapat dalam mata pelajaran IPA di kelas V semester 2.
Materi pokok ini membahas mengenai berbagai gejala alam seperti gunung
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas. Penelitian Tindakan Kelas digunakan untuk menyelesaikan permasalahan
yang terjadi di kelas, memperbaiki proses pembelajaran dan untuk memperoleh
informasi mengenai kualitas pembelajaran sehingga dapat mengambil keputusan
untuk kelas tersebut. Penelitian tindakan kelas merupakan bagian dari penelitian
tindakan, sebagaimana yang dikemukakan Kunandar (2012:42) bahwa Penelitian
Tindakan Kelas merupakan bagian dari penelitian tindakan, dan penelitian
tindakan ini merupakan bagian dari penelitian umum.
Prinsip Penelitian Tindakan Kelas (Calassroom Action Research) mengacu
pada prinsip Penelitian Tindakan (Action Research), sehingga PTK dapat
didefinisikan sebagai berikut.
“Penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, malaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan (treatment) tertentu dalam suatu siklus (Kunandar, 2012:
45).”
Menurut Wiriaatmadja (2008) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian
yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan yang dilakukan
dalam disiplin inkuiri atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang
sedang terjadi sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.
Jadi berdasarkan pengartian para ahli dapat disimpulkan bahwa penelitian
tindakan kelas adalah penelitian yang cocok digunakan untuk memperbaiki
kualitas pembelajaran yang mengalami permasalahan yang serius dan butuh
27
penuh kesadaran dan cermat dalam membaca atau mendeteksi permasalahan yang
terjadi di kelas, memikirkan cara menyelesaikan masalah tersebut dengan tepat
sesuai dengan kaidah PTK.
Guru sebagai peneliti merupakan konsep dari penelitian tindakan kelas. Hal
ini merupakan perkembangan yang dianggap penting karena dengan penelitian
tindakan kelas yang memberikan penekanan pada guru sebagai peneliti ini akan
menemukan kembali peranan guru yang seharusnya, serta meningkatkan kualitas
pengajaran dan pembelajaran.
B. Model Penelitian
Model PTK yang akan digunakan oleh penulis adalah model PTK spiral
Gambar 3.1 Bagan Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Adaptasi Model
Kemmis dan MC Taggart
Penjelasan dari bagan di atas yaitu bahwa PTK terdiri dari beberapa siklus
dimana setiap siklus meliputi tahap perencanaan berdasarkan permasalahan yang
terjadi pada pra siklus, dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan, observasi dan
refleksi.
C. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah siswa kelas V-B SDN 2
Langensari Lembang tahun ajaran 2012-2013 sebanyak 29 orang siswa yang
29
SDN 2 Langensari Lembang. yang terletak di Jalan Maribaya km 3 Desa
Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat yang dikepalai oleh
Nia Kurniasih, S. Pd. yaitu pada bulan Mei 2013. Adapun pertimbangan peneliti
memilih lokasi penelitian ini adalah karena SDN 2 Langensari ini merupakan
tempat penulis melaksanakan Program Latihan Profesi (PLP).
D. Prosedur Penelitian
1. Perencanaan
Sebelum melakukan penelitian tindakan di sekolah lokasi penelitian yang
dilakukan sesuai jadwal, peneliti terlebih dahulu melakukan perencanaan dan
persiapan-persiapan. Pada tahap perencanaan ini yang dilakukan yaitu menyusun
proposal penelitian dan setelah disetujui kemudian mengurus SK dari prodi,
fakultas dan universitas. Kemudian proses perizinan dari Kesatuan Bangsa
(Kesbang) Kabupaten Bandung Barat dan SDN 2 Langensari yang menjadi subjek
penelitian. sambil melakukan observasi keadaan sekolah seperti jumlah guru,
kelas, siswa secara keseluruhan sebalum melakukan PTK. Setelah mengurus
perizinan-perizinan peneliti melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing dan
menyusun instrumen yang penelitian seperti lembar observasi dan penggunaan
lembar obsrvasi tersebut.
2. Pelaksanaan Penelitian
SIKLUS I
a. Perencanaan Pembelajaran
Persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
adalah melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar yang akan dipelajari siswa dan belum pernah dipelajari oleh
siswa; membuat RPP sesuai Kompetensi Dasar yang telah dipilih dan kegiatan inti
yang disusun sesuai dengan tahap-tahap pendekatan inkuiri yaitu penyajian
masalah, pengumpulan data verifikasi, pengumpulan data eksperimentasi,
organisasi data dan formulasi kesimpulan serta tahap yang terakhir yaitu analisis
pembelajaran sesuai materi yang dipilih dalam rangka implementasi Penelitian
Tindakan Kelas siklus pertama yaitu menyiapkan model gunung; menguraikan
alternatif-alternatif solusi yang akan dicobakan dalam rangka memecahkan
masalah; membuat lembar kerja siswa sesuai materi; membuat instrumen yang
digunakan dalam siklus Penelitian Tindakan Kelas; dan menyusun alat evaluasi
pembelajaran.
Materi pokok pada siklus pertama yaitu Peristiwa Gunung Meletus. Oleh
sebab itu pada siklus pertama ini menggunakan media model gunung untuk
mendemonstrasikan peristiwa gunung meletus dan LKS yang berhubungan
dengan penggunaan model gunung meletus tersebut, sedangkan evaluasi
menggunakan lembar evaluasi. Lembar evaluasi pada siklus pertama terdiri dari
lima soal uraian mengenai materi peristiwa gunung meletus.
b. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan Penelitian Tindakan kelas siklus pertama pada pembelajaran
mata pelajaran IPA di kelas V semester 2 materi peristiwa alam gunung meletus
dilaksanakan berdasarkan tahap-tahap pelaksanaan inkuiri yang dikemukakan oleh
Bruce Joice dan Massha Will (Wena, 2011:77), yaitu: tahap penyajian masalah;
tahap pengumpulan data verifikasi; tahap pengumpulan data eksperimentasi; tahap
pengorganisasian data; dan tahap analisis proses inkuiri.
Pada proses pembelajaran guru memfasilitasi siswa mencirikan tanda-tanda
gunung akan meletus, dapat mengumpulkan data mengenai awan panas, lava
pijar, dan lahar pada peristiwa gunung meletus, menyimpulkan dampak negatif
dan positif gunung meletus, dan dapat menyimpulkan peristiwa gunung meletus
melalui eksperimen, pengamatan terhadap demonstrasi yang dilakukan guru, dan
pengamatan lingkungan sekitar.
c. Observasi
Observasi dilakukan oleh guru dan observer lainnya dengan format observasi
yang telah disediakan. Pada siklus pertama diobservasi oleh dua orang observer.
Format observasi diisi secara deskriptif sehingga dapat menggambarkan objek
yang diamati meliputi guru dan siswa, aktivitas guru dan siswa khususnya yang
31
aktivitas pembelajaran, baik berupa foto.
d. Refleksi
Di tahap ini guru sekaligus sebagai peneliti atau pelaksana tindakan bersama
dengan observer dan orang yang ahli baik guru senior yang ahli maupun dengan
dosen mendiskusikan segala yang terjadi dalam pelaksanaan tindakan mulai dari
menguraikan prosedur, alat dan media pembelajaran, pelaku, sumber informasi,
dan cara analisisnya tentang perencanaan, proses pembelajaran serta hasilnya baik
kelemahan maupun kekuatannya untuk dijadikan cermin perbaikan dalam siklus
selanjutnya (siklus II).
SIKLUS II
a. Perencanaan
Guru sekaligus sebagai peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil
refleksi pada siklus pertama. Materi pokok yang dipelajari pada siklus II adalah
mengenai peristiwa gempa bumi. Media yang digunakan adalah KIT IPA
peristiwa alam dan berita surat kabar mengenai peristiwa gempa. Alat evaluasi
berupa soal uraian yang terdiri dari 4 soal mengenai materi peristiwa gempa bumi.
b. Pelaksanaan tindakan
Guru sekaligus sebagai peneliti melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana
pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama. Namun tetap menerapkan
langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan tahap-tahap penerapan pendekatan
inkuiri yang terdiri dari tahap penyajian masalah, tahap pengumpulan data
verifikasi, pengumpulan data eksperimentasi, tahap pengorganisasian data dan
formulasi kesimpulan dan terakhir yaitu tahap analisis proses inkuiri.
Pembelajaran juga menggunakan metode demonstrasi dan simulasi.
c. Tahap pengamatan
Guru sekaligus sebagai peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas
pembelajaran terutama siswa dan dibantu oleh dua orang observer.
d. Tahap Refleksi
Guru sekaligus sebagai peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus
setelah pelaksanaan siklus untuk meninjau kekurangan-kekurangan pada
perencanaan dan pelaksanaan siklus kedua.
SIKLUS III
a. Perencanaan
Guru sekaligus sebagai peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil
refleksi pada siklus kedua. Materi yang dipelajari adalah mengenai peristiwa alam
banjir. Media yang digunakan adalah media surat kabar. Evaluasi terdiri dari
empat soal uraian.
b. Pelaksanaan tindakan
Guru sekaligus sebagai peneliti melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana
pembelajaran hasil refleksi pada siklus kedua. Namun tetap menerapkan
langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan tahap-tahap penerapan pendekatan inkuiri
yang terdiri dari tahap penyajian masalah, tahap pengumpulan data verifikasi,
pengumpulan data eksperimentasi, tahap pengorganisasian data dan formulasi
kesimpulan dan terakhir yaitu tahap analisis proses inkuiri.
c. Tahap pengamatan
Guru sekaligus sebagai peneiti melakukan pengamatan terhadap aktivitas
pembelajaran dibantu oleh observer.
d. Tahap Refleksi
Tidak ada refleksi pada siklus III apabila aktivitas dan hasil belajar siswa sudah
meningkat secara signifikan. Sebagaimana yang dikemukakan Wiriatmadja
(2008:14) “siklus penelitian dihentikan apabila apa yang direncanakan sudah
berjalan sebagaimana diharapkan, dan data yang ditampilkan di kelas sudah jenuh
dalam arti tidak ada data baru yang ditampilkan dan dapat diamati”.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian adalah
33
1. Lembar Observasi
Lembar observasi berupa tabel pengamatan yang terdiri dari kolom nomor,
langkah kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir, kolom aktivitas guru, dan
kolom aktivitas siswa. Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan
data atau deskripsi dari aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran
berlangsung.
2. Lembar Soal Evaluasi (Post Test)
Soal evaluasi diberikan pada tahap akhir pembelajaran untuk mengukur
pemahaman siswa mengenai materi yang dipelajari selama pembelajaran. Soal
evaluasi disesuaikan dengan indikator dan tujuan pembelajaran.
3. Studi Dokumentasi
Dokumen yang berkaitan dengan permasalahan yang ada dalam penelitian seperti
foto kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan penerapan pendekatan inkuiri,
RPP, lembar observasi, lembar evaluasi bagian buku teks, sumber belajar dan lain
sebagainya.
F. Pengolahan dan Analisis Data
Teknik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik pengumpulan data
triangulasi. Teknik pengumpulan data triangulasi diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari teknik pengumpulan data
dan sumber yang telah ada (Sugiyono, 2011:241). Sehingga data diperoleh dari
hasil observasi terhadap guru, observasi terhadap siswa dan nilai hasil evaluasi.
1. Pengolahan Data
Pengolahan data dalam penelitian ini yaitu pengolahan data hasil observasi
dan catatan lapangan serta pengolahan data hasil tes.
a. Pengolahan data hasil observasi dan catatan lapangan
Pengolahan data hasil observasi dan catatan lapangan dilakukan dengan cara 1)
seleksi data yaitu pemilihan data yang sesuai dan penting; 2) reduksi data yaitu
mengklasifikasi data yaitu mengelompokkan data sesuai kategori; 4) display data
yaitu menampilkan data agar mudah dipahami; interpretasi data yaitu
menerjemahkan atau memahami data yang sudah didisplay; refleksi yaitu
meninjau kembali apa yang sudah direncanakan, dilaksanakan dan hasil kemudian
melakukan rencana perbaikan.
b. Pengolahan data hasil tes
Pengolahan data hasil tes dilakukan dengan cara scoring (penskoran); menghitung
hasil evaluasi siswa; menghitung rata-rata kelas; menghitung persentasi
pencapaian KKM siswa; interpretasi dan refleksi. Penskoran terlampir bersama
RPP.
1) Nilai Hasil Evaluasi Siswa
Nilai hasil evaluasi siswa di dapat dengan rumus sebagai berikut.
2) Nilai Rata-Rata Kelas
Guru sekaligus sebagai peneliti melakukan perhitungan nilai yang diperoleh
siswa untuk mengetahui rata nilai tes evaluasi siswa. Cara menhitung
rata-rata nilai tes formatif yaitu dengan menjumlahkan semua skor, kemudian dibagi
dengan banyaknya siswa yang memiliki skor itu. (Arikunto, 2008:264)
Keterangan : ̅ = Rata-rata nilai siswa = Jumlah nilai siswa N = Jumlah siswa
Jadi untuk mengetahui rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah dengan
menjumlahkan semua nilai siswa kemudian dibagi dengan jumlah siswa pada
kelas penelitian yang memiliki nilai tersebut.
̅
=
Nilai =
35
3) Persentasi Siswa yang Mencapai KKM
Menghitung persentasikan siswa yang mencapai KKM adalah dengan rumus
sebagai berikut.
4) Persentasi Siswa yang Tidak Mencapai KKM
Menghitung persentasikan siswa yang tidak mencapai KKM adalah dengan rumus
sebagai berikut.
2. Analisis Data
Analisis data dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data dan setelah
data terkumpul. Analisis data dilakukan untuk mengetahui aktivitas pembelajaran
dan pencapaian nilai hasil belajar siswa, sehingga diketahui hubungan antara nilai
hasil belajar dengan proses pembelajaran. Selain untuk mengetahui hubungan
antara aktivitas pembelajaran dengan hasil pembelajaran siswa, analisis juga
dilakukan untuk membandingkan perolehan data atau temuan dengan kriteria atau
indikator keberhasilan. Adapun kriteria keberhasilan belajar siswa adalah pada
Tabel 3.1.
Tabel 3.1
Kriteria Keberhasilan Belajar Siswa dalam % (Aqib, 2009:41)
Tingkat Keberhasilan Arti
80% Sangat tinggi
60-79% tinggi
40-59% sedang
20-39% rendah
<20% Sangat rendah Nilai =
x 100%
Nilai =
70
Dini Yulianti, 2013
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas V semester 2 SDN 2
Langensari pada mata pelajaran IPA materi pokok Peristiwa Alam dengan
menerapkan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran melalui tiga siklus penelitian.
1. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran pada siklus pertama, RPP dengan karakteristik yang
disesuaikan dengan penerapan pendekatan inkuiri; menyusun alat tes yaitu soal
evaluasi berupa soal uraian; media berupa LKS dan alat peraga berupa model
gunung beserta alat dan bahan lain untuk membuat ilustrasi gunung meletus.
Siklus kedua peneliti mempersiapkan RPP yang telah direvisi berdasarkan siklus
pertama namun tetap memiliki karakteristik penerapan pendekatan inkuiri; alat
evaluasi berupa tes uraian; media berupa LKS dan berita di surat kabar mengenai
peristiwa gempa bumi vulkanik dan tektonik; alat peraga berupa KIT IPA yang
tersedia di sekolah. Pada siklus ketiga mempersiapkan RPP yang telah direvisi
berdasarkan siklus kedua dan tetap memiliki karakteristik penerapan perndekatan
inkuiri; soal evaluasi berupa soal uraian; media berupa LKS dan berita di surat
kabar mengenai peristiwa banjir; dan alat peraga untuk demonstrasi banjir.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan tahap-tahap pendekatan inkuiri yaitu
tahap penyajian masalah, pengumpulan data verifikasi, pengumpulan data
eksperimentasi, pengorgnisasian data dan analisis proses inkuiri. Pada
pelaksanaan pembelajaran siswa diberi kesempatan untuk lebih aktif sedangkan
guru lebih berperan sebagai pembimbing, fasilitator, dan stimulator. Sebagai
pembimbing, guru berperan dalam memberikan masalah, membimbing
pertanyaan-71
pertanyaan yang dapat mengarahkan, sehingga melalui bimbingan guru siswa
dapat melaksanakan proses penyelidikan.
3. Hasil Belajar
Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan
inkuiri dapat meningkatkan aktivitas siswa dan membuat siswa lebih antusias
mengikuti pembelajaran seperti lebih antusias mengamati, bertanya, berdiskusi
dengan kelompok dan lain sebagainya. Peningkatan aktivitas siswa dalam
pembelajaran ternyata berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Pada
siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 64,15 atau sama dengan 59% siswa
mencapai KKM, pada siklus II nilai rata-rata siswa mencapai 77,89 atau sama
dengan 89% siswa mencapai KKM dan pada siklus III nilai rata-rata siswa
mencapai 93,48 atau sama dengan 100% siswa mencapai KKM. Ini artinya
penerapan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajara IPA materi pokok Peristiwa Alam di kelas V semester 2 SDN 2
Langensari Kabupaten Bandung Barat.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini ada beberapa saran yang peneliti sampaikan
kepada beberapa pihak, yaitu:
1. Bagi Guru-Guru
a. Hendaknya guru-guru lebih mengkaji teori mengenai pendekatan inkuiri agar
mampu menyusun Rencana Pembelajaran dengan penerapan pendekatan
inkuiri dan menggunakan media yang sesuai, misalnya menggunakan model
gunung meletus dalam pembelajaran tentang peristiwa alam gunung meletus,
menggunakan KIT IPA lempengan tektonik dalam pembelajaran tentang
gempa bumi tektonik.
b. Hendaknya guru-guru lebih mengkaji tahap-tahap penerapan pendekatan
inkuiri dalam pembelajaran agar mampu melaksanakan pembelajaran dengan
menerapkan pendekatan inkuiri.
c. Hendaknya memaksimalkan penggunaan media dan alat peraga untuk
2. Bagi Kepala Sekolah
a. Sebaiknya melengkapi fasilitasi media pembelajaran IPA di sekolah.
b. Sebaiknya mendukung guru-guru agar memaksimalkan dalam menggunakan
fasilitas sekolah yang mendukung kegiatan pembelajaran.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan pendekatan inkuiri pada materi
pokok yang lain.
b. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan pendekatan inkuiri untuk
73
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Aqib, Zailani dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB dan TK. Bandung: CV. Yrama Widya.
Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.
Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana. (2012). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama.
Iru, La dan La Ode Arihi. (2012). Analisis Penerapan Pendekatan, Metode, Strategi, dan Model-Model pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo.
Kunandar. (2012). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas: sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kurniasih. (2010). Landasan Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung: Percikan Ilmu.
Mikarsa, Hera Lestari dkk. (2007). Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sanjaya, Wina. (2009). Strategi Pembelajaran Berorienrasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.
Suhandi, Andi dkk. (2007). Konsep Bumi dan Antariksa untuk SD. Bandung: UPI PRESS.
Syaripudin, Tatang. (2010). Landasan Pendidikan. Bandung: Percikan Ilmu.
Syuri, Ita dan Nurhasanah. (2011). Next Step Series: IPA Aktif. Jakarta: Esis Inovative Learning.
Wena, Made. (2011). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.
Widodo, Ari. (2010). Pendidikan IPA di SD. Bandung: UPI PRESS.
Wiriaatmadja, Rochiati. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.