• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI PERISTIWA ALAM DI KELAS V SEMESTER 2 SDN 2 LANGENSARI KABUPATEN BANDUNG BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI PERISTIWA ALAM DI KELAS V SEMESTER 2 SDN 2 LANGENSARI KABUPATEN BANDUNG BARAT."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN IPA MATERI PERISTIWA ALAM DI KELAS V

SEMESTER 2 SDN 2 LANGENSARI KABUPATEN BANDUNG

BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Dini Yulianti

0902807

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2013

(2)

Halaman Hak Cipta

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI

PERISTIWA ALAM DI KELAS V SEMESTER 2

SDN 2 LANGENSARI KABUPATEN

BANDUNG BARAT

Oleh Dini Yulianti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Dini Yulianti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

ABSTRAK

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI PERISTIWA ALAM DI KELAS V SEMESTER 2 SDN 2 LANGENSARI

KABUPATEN BANDUNG BARAT

Oleh Dini Yulianti

0902807

(5)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR GRAFIK ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Hipotesis Tindakan ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Definisi Operasional ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Pendekatan Inkuiri ... 8

1. Pengertian Pendekatan Inkuiri ... 8

2. Fungsi Pendekatan Inkuiri ... 10

3. Jenis – Jenis Inkuiri ... 10

4. Peranan Guru dalam Pembelajaran Inkuiri ... 11

5. Sumber Belajar dalam Pembelajaran Inkuiri ... 11

6. Keunggulan dan Kelemahan Inkuiri ... 12

7. Prinsip – Prinsip Inkuiri ... 13

8. Tahapan Inkuiri ... 14

(6)

1. Ilmu Pengetahuan Alam ... 18

2. Peristiwa Alam ... 20

a. Gunung Meletus ... 21

b. Gempa Bumi ... 22

c. Banjir ... 22

C. Penerapan Pendekatan Inkuiri pada Pembelajaran IPA ... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 26

A. Metode Penelitian ... 26

B. Model Penelitian ... 27

C. Subjek Penelitian ... 28

D. Prosedur Penelitian ... 29

E. Instrumen Penelitian ... 32

F. Pengolahan dan Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Hasil Penelitian ... 36

1. Siklus I ... 36

2. Siklus II ... 45

3. Siklus III ... 55

B. Pembahasan ... 63

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 70

A. Simpulan ... 70

B. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 73

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 75

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Pasal 14 UU RI No. 20 Tahun 2003 (Syaripudin, 2010: 142)

menegaskan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar,

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Salah satu bentuk satuan pendidikan

dasar yaitu Sekolah Dasar (SD). Menurut Pasal 2 Keputusan Mendikbud No.

0487/U/1992 tentang Sekolah Dasar (Kurniasih, 2010:45) menyatakan bahwa

Pendidikan di Sekolah Dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan

dasar kepada siswa dalam mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi,

anggota masyarakat, warga negara, serta mempersiapkan siswa untuk melanjutkan

ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Lamanya pendidikan dasar adalah 6 tahun

yaitu dari mulai kelas 1 sampai dengan kelas 6. Pembekalan kemampuan dan

keterampilan dasar yang diberikan di SD dari mulai kelas 1 sampai dengan kelas 6

salah satunya mencakup kemampuan kognitif atau penguasaan konsep melalui

berbagai mata pelajaran yang ada di SD mengacu pada kurikulum Sekolah Dasar.

Adapun kurikulum yang berlaku sekarang adalah Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) tahun 2006 menjelaskan bahwa kurikulum di SD/MI memuat

8 mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri. Delapan mata pelajaran di

SD yaitu Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,

Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan

Keterampilan, dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Dari 8 mata

pelajaran di SD dengan kedalamannya masing-masing yang mengacu pada tujuan

dari pendidikan dasar yaitu dapat membekali kemampuan dan keterampilan siswa

untuk hidup dengan cakap di masyarakat dan dapat membekali siswa untuk dapat

melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama atau sederajat.

Salah satu mata pelajaran di SD yang bertujuan untuk membekali

(8)

logis adalah Mata Pelajaran IPA. Sebagaimana yang dijelaskan dalam pada

Permendiknas no. 2 tahun 2006 tentang standar kompetensi dan kompetensi dasar

Kurikulum Satuan Pendidikan bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu

tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Adapun secara lebih khusus

tujuan Mata Pelajaran IPA di SD/MI yang tercantum dalam KTSP yaitu agar

siswa dapat:

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

Jadi berdasarkan KTSP, IPA di SD memiliki tujuan agar siswa dapat

memperoleh kecakapan hidup dan dapat berdampingan dengan baik dengan alam

dan sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Oleh

sebab itu siswa hendaknya memahami hubungan antara kehidupan manusia

dengan alam tersebut melalui mata pelajaran IPA di SD mulai dari hal-hal yang

mendasar sesuai dengan yang tercantum dalam ruang lingkup IPA di SD.

Berdasarkan KTSP Tahun 2006 ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi

aspek-aspek makhluk hidup dan proses kehidupan; benda/materi, sifat-sifat dan

kegunaannya; energi dan perubahannya; serta Bumi dan alam semesta.

Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD tersebut diperdalam dalam

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada kurikulum IPA untuk kelas 1

(9)

3

siswa, dari materi yang kongkrit sampai materi yang abstrak, dari materi yang

sederhana sampai materi yang rumit, dari materi yang mudah sampai materi yang

sulit.

Di kelas tinggi seperti kelas V (Lima), materi mulai banyak yang abstrak,

rumit dan sulit sehingga dalam pembelajarannya membutuhkan banyak strategi

dan media yang kreatif. Salah satu Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

yang dianggap sulit di semester 2 ini adalah pada memahami perubahan yang

terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya

Standar Kompetensi ini diturunkan kedalam tujuh Kompetensi Dasar. Salah

satu Kompetensi Dasar yang diturunkan dari Standar Kompetensi tersebut adalah

mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi

makhluk hidup dan lingkungan. Adapun materi pokok yang dibahas adalah

mengenai peristiwa alam seperti peristiwa gunung meletus, gempa bumi, banjir

dan lain sebagainya.

Berdasarkan tes pada Kompetensi Dasar sebelumnya yaitu mengenai daur air,

nilai hasil belajar siswa masih banyak yang di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM), dan KKM mata pelajaran IPA di SDN 2 Langensari Lembang adalah 62.

Siswa kelas V yang memperoleh rata-rata kelas 54,93 nilai mencapai KKM adalah

28% sedangkan sisanya 72% siswa memperoleh nilai di bawah KKM dari total 29

orang siswa (Sumber: Buku Daftar Nilai kelas V SDN 2 Langensari Lembang).

Tidak tercapainya KKM merupakan salah satu indikator bahwa dalam

pembelajaran terdapat masalah serius yang harus segera diselesaikan oleh guru

kelas.

Berdasarkan hasil refleksi, persentasi pencapaian KKM yang rendah di kelas

tersebut dikarenakan guru kelas masih menerapan pendekatan pembelajaran yang

berpusat pada guru (teacher centered approach) dengan metode yang bersifat

tradisional seperti ceramah, dan penggunaan media pembelajaran yang kurang

maksimal sehingga membuat siswa kurang berkembang. Pembelajaran materi

peristiwa alam dibutuhkan kreatifitas guru dari berbagai segi, seperti penggunaan

(10)

serta dapat digunakan secara optimal agar siswa dapat memahami materi dengan

mudah.

Berdasarkan kajian pustaka dalam teori-teori pembelajaran ada beberapa

pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan aktifitas dan hasil berlajar

siswa salah satunya yaitu pendekatan inkuiri. Dalam KTSP jelas menyarankan

agar pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific

inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah

serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup.

Adapun kelebihan pendekatan inkuiri secara lebih rinci menurut Hanafiah

dan Suhana (2012:79) keunggulan pendekatan inkuiri adalah membantu peserta

didik untuk mengembangkan kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam

proses kognitif; peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga

dapat dimengerti dan mengendap dalam pikirannya; dapat membangkitkan

motivasi dan gairah belajar peserta didik untuk belajar lebih giat lagi; memberikan

peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan dan minat

masing-masing; memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri

dengan proses menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada peserta

didik dengan peran guru yang sangat terbatas.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka perlu

dilakukan Penelitian Tindakan Kelas mengenai “penerapan pendekatan inkuiri

untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi peristiwa

alam di kelas v semester 2 SDN 2 Langensari Kabupaten Bandung Barat”.

B. Rumusan Masalah

Merujuk pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

rumusan masalah secara umum penelitian ini adalah:

“Bagaimanakah penerapan pendekatan inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran IPA materi Peristiwa Alam di kelas V Semester 2 SDN

(11)

5

Berdasarkan rumusan masalah umum tersebut dapat dijabarkan ke dalam

pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran IPA materi

Peristiwa Alam untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V Semester 2

SDN 2 Langensari Kabupaten Bandung Barat melalui penerapan pendekatan

inkuiri?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran IPA materi

Peristiwa Alam untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V Semester 2

SDN 2 Langensari Kabupaten Bandung Barat melalui penerapan pendekatan

inkuiri?

3. Seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa kelas V Semester 2 SDN 2

Langansari Kabupaten Bandung Barat pada mata pelajaran IPA materi

Peristiwa Alam melalui penerapan pendekatan inkuiri?

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka teori di atas maka hipotesis tindakannya adalah sebagai

berikut:

“Penerapan Pendekatan Inkuiri dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Materi Peristiwa Alam di Kelas V Semester 2 SDN 2

Langensari Kabupaten Bandung Barat”.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana

penerapan pendekatan inkuiri utnuk meningkatkan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran IPA materi Peristiwa Alam di kelas V Semester 2 SDN 2

Langensari Kabupaten Bandung Barat.

2. Tujuan Khusus

(12)

a. Bagaimana perencanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran IPA materi

Peristiwa Alam untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V semester 2

SDN 2 Langensari Kabupaten Bandung Barat melalui penerapan pendekatan

inkuiri.

b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran IPA materi Peristiwa

Alam untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V semester 2 SDN 2

Langensari Kabupaten Bandung Barat melalui penerapan pendekatan inkuiri.

c. Bagaimana meningkatan hasil belajar siswa kelas V semester 2 SDN 2

Langansari Kabupaten Bandung Barat pada mata pelajaran IPA materi

Peristiwa Alam melalui pendekatan inkuiri.

E. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:

1. Bagi Siswa

a. Meningkatkan aktivitas belajar siswa.

b. Meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi Guru

a. Guru dapat belajar mengenai teori pendekatan inkuiri.

3. Guru dapat menerapkan teori pendekatan inkuiri dalam pembelajaran

3. Bagi Sekolah

Untuk meningkatkan kualitas sekolah.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat memberikan referensi pada peneliti selanjutnya dan

dapat diterapkan dalam mata pelajaran lain dengan Kompetensi Dasar yang

berbeda.

F. Definisi Oprasional 1. Pendekatan Inkuiri

Pendekatan pembelajaran yang dapat menstimulasi rasa ingin tahu siswa dan

memfasilitasi siswa untuk menemukan pengetahuannya dengan logis dan

(13)

7

pengumpulan data verifikasi, pengumpulan data eksperimentasi, organisasi data

dan formulasi kesimpulan, dan analisis proses inkuiri.

2. Hasil Belajar

Kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah pembelajaran berdasarkan hasil tes

sesuai dengan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan indikator yang ingin

dicapai seperti yang tercantum dalam RPP melalaui soal uraian.

3. Ilmu Pengetahuan Alam

IPA atau sering disebut sains diterjemahkan dari kata science yang berasal

dari kata pada bahasa Inggris yang memiliki arti ilmu, dan IPA termasuk kedalam

kelompok natural science yang pada perkembangan selanjutnya cukup dikenal

dengan science yang digunakan untuk ilmu-ilmu alamiah.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran di SD

berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Salah satu ruang lingkup

dalam IPA di SD adalah membahas mengenai bumi dan alam semesta.

4. Peristiwa Alam

Peristiwa Alam merupakan perubahan dan aktivitas yang terjadi di alam

yang berdampak pada kehidupan makhluk hidup.

Peristiwa Alam merupakan salah satu materi pokok pada salah satu

Kompetensi Dasar yang terdapat dalam mata pelajaran IPA di kelas V semester 2.

Materi pokok ini membahas mengenai berbagai gejala alam seperti gunung

(14)

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

Kelas. Penelitian Tindakan Kelas digunakan untuk menyelesaikan permasalahan

yang terjadi di kelas, memperbaiki proses pembelajaran dan untuk memperoleh

informasi mengenai kualitas pembelajaran sehingga dapat mengambil keputusan

untuk kelas tersebut. Penelitian tindakan kelas merupakan bagian dari penelitian

tindakan, sebagaimana yang dikemukakan Kunandar (2012:42) bahwa Penelitian

Tindakan Kelas merupakan bagian dari penelitian tindakan, dan penelitian

tindakan ini merupakan bagian dari penelitian umum.

Prinsip Penelitian Tindakan Kelas (Calassroom Action Research) mengacu

pada prinsip Penelitian Tindakan (Action Research), sehingga PTK dapat

didefinisikan sebagai berikut.

“Penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, malaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan (treatment) tertentu dalam suatu siklus (Kunandar, 2012:

45).”

Menurut Wiriaatmadja (2008) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian

yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan yang dilakukan

dalam disiplin inkuiri atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang

sedang terjadi sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

Jadi berdasarkan pengartian para ahli dapat disimpulkan bahwa penelitian

tindakan kelas adalah penelitian yang cocok digunakan untuk memperbaiki

kualitas pembelajaran yang mengalami permasalahan yang serius dan butuh

(15)

27

penuh kesadaran dan cermat dalam membaca atau mendeteksi permasalahan yang

terjadi di kelas, memikirkan cara menyelesaikan masalah tersebut dengan tepat

sesuai dengan kaidah PTK.

Guru sebagai peneliti merupakan konsep dari penelitian tindakan kelas. Hal

ini merupakan perkembangan yang dianggap penting karena dengan penelitian

tindakan kelas yang memberikan penekanan pada guru sebagai peneliti ini akan

menemukan kembali peranan guru yang seharusnya, serta meningkatkan kualitas

pengajaran dan pembelajaran.

B. Model Penelitian

Model PTK yang akan digunakan oleh penulis adalah model PTK spiral

(16)

Gambar 3.1 Bagan Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Adaptasi Model

Kemmis dan MC Taggart

Penjelasan dari bagan di atas yaitu bahwa PTK terdiri dari beberapa siklus

dimana setiap siklus meliputi tahap perencanaan berdasarkan permasalahan yang

terjadi pada pra siklus, dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan, observasi dan

refleksi.

C. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah siswa kelas V-B SDN 2

Langensari Lembang tahun ajaran 2012-2013 sebanyak 29 orang siswa yang

(17)

29

SDN 2 Langensari Lembang. yang terletak di Jalan Maribaya km 3 Desa

Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat yang dikepalai oleh

Nia Kurniasih, S. Pd. yaitu pada bulan Mei 2013. Adapun pertimbangan peneliti

memilih lokasi penelitian ini adalah karena SDN 2 Langensari ini merupakan

tempat penulis melaksanakan Program Latihan Profesi (PLP).

D. Prosedur Penelitian

1. Perencanaan

Sebelum melakukan penelitian tindakan di sekolah lokasi penelitian yang

dilakukan sesuai jadwal, peneliti terlebih dahulu melakukan perencanaan dan

persiapan-persiapan. Pada tahap perencanaan ini yang dilakukan yaitu menyusun

proposal penelitian dan setelah disetujui kemudian mengurus SK dari prodi,

fakultas dan universitas. Kemudian proses perizinan dari Kesatuan Bangsa

(Kesbang) Kabupaten Bandung Barat dan SDN 2 Langensari yang menjadi subjek

penelitian. sambil melakukan observasi keadaan sekolah seperti jumlah guru,

kelas, siswa secara keseluruhan sebalum melakukan PTK. Setelah mengurus

perizinan-perizinan peneliti melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing dan

menyusun instrumen yang penelitian seperti lembar observasi dan penggunaan

lembar obsrvasi tersebut.

2. Pelaksanaan Penelitian

SIKLUS I

a. Perencanaan Pembelajaran

Persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

adalah melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar yang akan dipelajari siswa dan belum pernah dipelajari oleh

siswa; membuat RPP sesuai Kompetensi Dasar yang telah dipilih dan kegiatan inti

yang disusun sesuai dengan tahap-tahap pendekatan inkuiri yaitu penyajian

masalah, pengumpulan data verifikasi, pengumpulan data eksperimentasi,

organisasi data dan formulasi kesimpulan serta tahap yang terakhir yaitu analisis

(18)

pembelajaran sesuai materi yang dipilih dalam rangka implementasi Penelitian

Tindakan Kelas siklus pertama yaitu menyiapkan model gunung; menguraikan

alternatif-alternatif solusi yang akan dicobakan dalam rangka memecahkan

masalah; membuat lembar kerja siswa sesuai materi; membuat instrumen yang

digunakan dalam siklus Penelitian Tindakan Kelas; dan menyusun alat evaluasi

pembelajaran.

Materi pokok pada siklus pertama yaitu Peristiwa Gunung Meletus. Oleh

sebab itu pada siklus pertama ini menggunakan media model gunung untuk

mendemonstrasikan peristiwa gunung meletus dan LKS yang berhubungan

dengan penggunaan model gunung meletus tersebut, sedangkan evaluasi

menggunakan lembar evaluasi. Lembar evaluasi pada siklus pertama terdiri dari

lima soal uraian mengenai materi peristiwa gunung meletus.

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan Penelitian Tindakan kelas siklus pertama pada pembelajaran

mata pelajaran IPA di kelas V semester 2 materi peristiwa alam gunung meletus

dilaksanakan berdasarkan tahap-tahap pelaksanaan inkuiri yang dikemukakan oleh

Bruce Joice dan Massha Will (Wena, 2011:77), yaitu: tahap penyajian masalah;

tahap pengumpulan data verifikasi; tahap pengumpulan data eksperimentasi; tahap

pengorganisasian data; dan tahap analisis proses inkuiri.

Pada proses pembelajaran guru memfasilitasi siswa mencirikan tanda-tanda

gunung akan meletus, dapat mengumpulkan data mengenai awan panas, lava

pijar, dan lahar pada peristiwa gunung meletus, menyimpulkan dampak negatif

dan positif gunung meletus, dan dapat menyimpulkan peristiwa gunung meletus

melalui eksperimen, pengamatan terhadap demonstrasi yang dilakukan guru, dan

pengamatan lingkungan sekitar.

c. Observasi

Observasi dilakukan oleh guru dan observer lainnya dengan format observasi

yang telah disediakan. Pada siklus pertama diobservasi oleh dua orang observer.

Format observasi diisi secara deskriptif sehingga dapat menggambarkan objek

yang diamati meliputi guru dan siswa, aktivitas guru dan siswa khususnya yang

(19)

31

aktivitas pembelajaran, baik berupa foto.

d. Refleksi

Di tahap ini guru sekaligus sebagai peneliti atau pelaksana tindakan bersama

dengan observer dan orang yang ahli baik guru senior yang ahli maupun dengan

dosen mendiskusikan segala yang terjadi dalam pelaksanaan tindakan mulai dari

menguraikan prosedur, alat dan media pembelajaran, pelaku, sumber informasi,

dan cara analisisnya tentang perencanaan, proses pembelajaran serta hasilnya baik

kelemahan maupun kekuatannya untuk dijadikan cermin perbaikan dalam siklus

selanjutnya (siklus II).

SIKLUS II

a. Perencanaan

Guru sekaligus sebagai peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil

refleksi pada siklus pertama. Materi pokok yang dipelajari pada siklus II adalah

mengenai peristiwa gempa bumi. Media yang digunakan adalah KIT IPA

peristiwa alam dan berita surat kabar mengenai peristiwa gempa. Alat evaluasi

berupa soal uraian yang terdiri dari 4 soal mengenai materi peristiwa gempa bumi.

b. Pelaksanaan tindakan

Guru sekaligus sebagai peneliti melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana

pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama. Namun tetap menerapkan

langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan tahap-tahap penerapan pendekatan

inkuiri yang terdiri dari tahap penyajian masalah, tahap pengumpulan data

verifikasi, pengumpulan data eksperimentasi, tahap pengorganisasian data dan

formulasi kesimpulan dan terakhir yaitu tahap analisis proses inkuiri.

Pembelajaran juga menggunakan metode demonstrasi dan simulasi.

c. Tahap pengamatan

Guru sekaligus sebagai peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas

pembelajaran terutama siswa dan dibantu oleh dua orang observer.

d. Tahap Refleksi

Guru sekaligus sebagai peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus

(20)

setelah pelaksanaan siklus untuk meninjau kekurangan-kekurangan pada

perencanaan dan pelaksanaan siklus kedua.

SIKLUS III

a. Perencanaan

Guru sekaligus sebagai peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil

refleksi pada siklus kedua. Materi yang dipelajari adalah mengenai peristiwa alam

banjir. Media yang digunakan adalah media surat kabar. Evaluasi terdiri dari

empat soal uraian.

b. Pelaksanaan tindakan

Guru sekaligus sebagai peneliti melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana

pembelajaran hasil refleksi pada siklus kedua. Namun tetap menerapkan

langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan tahap-tahap penerapan pendekatan inkuiri

yang terdiri dari tahap penyajian masalah, tahap pengumpulan data verifikasi,

pengumpulan data eksperimentasi, tahap pengorganisasian data dan formulasi

kesimpulan dan terakhir yaitu tahap analisis proses inkuiri.

c. Tahap pengamatan

Guru sekaligus sebagai peneiti melakukan pengamatan terhadap aktivitas

pembelajaran dibantu oleh observer.

d. Tahap Refleksi

Tidak ada refleksi pada siklus III apabila aktivitas dan hasil belajar siswa sudah

meningkat secara signifikan. Sebagaimana yang dikemukakan Wiriatmadja

(2008:14) “siklus penelitian dihentikan apabila apa yang direncanakan sudah

berjalan sebagaimana diharapkan, dan data yang ditampilkan di kelas sudah jenuh

dalam arti tidak ada data baru yang ditampilkan dan dapat diamati”.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian adalah

(21)

33

1. Lembar Observasi

Lembar observasi berupa tabel pengamatan yang terdiri dari kolom nomor,

langkah kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir, kolom aktivitas guru, dan

kolom aktivitas siswa. Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan

data atau deskripsi dari aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran

berlangsung.

2. Lembar Soal Evaluasi (Post Test)

Soal evaluasi diberikan pada tahap akhir pembelajaran untuk mengukur

pemahaman siswa mengenai materi yang dipelajari selama pembelajaran. Soal

evaluasi disesuaikan dengan indikator dan tujuan pembelajaran.

3. Studi Dokumentasi

Dokumen yang berkaitan dengan permasalahan yang ada dalam penelitian seperti

foto kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan penerapan pendekatan inkuiri,

RPP, lembar observasi, lembar evaluasi bagian buku teks, sumber belajar dan lain

sebagainya.

F. Pengolahan dan Analisis Data

Teknik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik pengumpulan data

triangulasi. Teknik pengumpulan data triangulasi diartikan sebagai teknik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari teknik pengumpulan data

dan sumber yang telah ada (Sugiyono, 2011:241). Sehingga data diperoleh dari

hasil observasi terhadap guru, observasi terhadap siswa dan nilai hasil evaluasi.

1. Pengolahan Data

Pengolahan data dalam penelitian ini yaitu pengolahan data hasil observasi

dan catatan lapangan serta pengolahan data hasil tes.

a. Pengolahan data hasil observasi dan catatan lapangan

Pengolahan data hasil observasi dan catatan lapangan dilakukan dengan cara 1)

seleksi data yaitu pemilihan data yang sesuai dan penting; 2) reduksi data yaitu

(22)

mengklasifikasi data yaitu mengelompokkan data sesuai kategori; 4) display data

yaitu menampilkan data agar mudah dipahami; interpretasi data yaitu

menerjemahkan atau memahami data yang sudah didisplay; refleksi yaitu

meninjau kembali apa yang sudah direncanakan, dilaksanakan dan hasil kemudian

melakukan rencana perbaikan.

b. Pengolahan data hasil tes

Pengolahan data hasil tes dilakukan dengan cara scoring (penskoran); menghitung

hasil evaluasi siswa; menghitung rata-rata kelas; menghitung persentasi

pencapaian KKM siswa; interpretasi dan refleksi. Penskoran terlampir bersama

RPP.

1) Nilai Hasil Evaluasi Siswa

Nilai hasil evaluasi siswa di dapat dengan rumus sebagai berikut.

2) Nilai Rata-Rata Kelas

Guru sekaligus sebagai peneliti melakukan perhitungan nilai yang diperoleh

siswa untuk mengetahui rata nilai tes evaluasi siswa. Cara menhitung

rata-rata nilai tes formatif yaitu dengan menjumlahkan semua skor, kemudian dibagi

dengan banyaknya siswa yang memiliki skor itu. (Arikunto, 2008:264)

Keterangan : ̅ = Rata-rata nilai siswa = Jumlah nilai siswa N = Jumlah siswa

Jadi untuk mengetahui rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah dengan

menjumlahkan semua nilai siswa kemudian dibagi dengan jumlah siswa pada

kelas penelitian yang memiliki nilai tersebut.

̅

=

Nilai =

(23)

35

3) Persentasi Siswa yang Mencapai KKM

Menghitung persentasikan siswa yang mencapai KKM adalah dengan rumus

sebagai berikut.

4) Persentasi Siswa yang Tidak Mencapai KKM

Menghitung persentasikan siswa yang tidak mencapai KKM adalah dengan rumus

sebagai berikut.

2. Analisis Data

Analisis data dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data dan setelah

data terkumpul. Analisis data dilakukan untuk mengetahui aktivitas pembelajaran

dan pencapaian nilai hasil belajar siswa, sehingga diketahui hubungan antara nilai

hasil belajar dengan proses pembelajaran. Selain untuk mengetahui hubungan

antara aktivitas pembelajaran dengan hasil pembelajaran siswa, analisis juga

dilakukan untuk membandingkan perolehan data atau temuan dengan kriteria atau

indikator keberhasilan. Adapun kriteria keberhasilan belajar siswa adalah pada

Tabel 3.1.

Tabel 3.1

Kriteria Keberhasilan Belajar Siswa dalam % (Aqib, 2009:41)

Tingkat Keberhasilan Arti

80% Sangat tinggi

60-79% tinggi

40-59% sedang

20-39% rendah

<20% Sangat rendah Nilai =

x 100%

Nilai =

(24)

70

Dini Yulianti, 2013

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas V semester 2 SDN 2

Langensari pada mata pelajaran IPA materi pokok Peristiwa Alam dengan

menerapkan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran melalui tiga siklus penelitian.

1. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran pada siklus pertama, RPP dengan karakteristik yang

disesuaikan dengan penerapan pendekatan inkuiri; menyusun alat tes yaitu soal

evaluasi berupa soal uraian; media berupa LKS dan alat peraga berupa model

gunung beserta alat dan bahan lain untuk membuat ilustrasi gunung meletus.

Siklus kedua peneliti mempersiapkan RPP yang telah direvisi berdasarkan siklus

pertama namun tetap memiliki karakteristik penerapan pendekatan inkuiri; alat

evaluasi berupa tes uraian; media berupa LKS dan berita di surat kabar mengenai

peristiwa gempa bumi vulkanik dan tektonik; alat peraga berupa KIT IPA yang

tersedia di sekolah. Pada siklus ketiga mempersiapkan RPP yang telah direvisi

berdasarkan siklus kedua dan tetap memiliki karakteristik penerapan perndekatan

inkuiri; soal evaluasi berupa soal uraian; media berupa LKS dan berita di surat

kabar mengenai peristiwa banjir; dan alat peraga untuk demonstrasi banjir.

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan tahap-tahap pendekatan inkuiri yaitu

tahap penyajian masalah, pengumpulan data verifikasi, pengumpulan data

eksperimentasi, pengorgnisasian data dan analisis proses inkuiri. Pada

pelaksanaan pembelajaran siswa diberi kesempatan untuk lebih aktif sedangkan

guru lebih berperan sebagai pembimbing, fasilitator, dan stimulator. Sebagai

pembimbing, guru berperan dalam memberikan masalah, membimbing

(25)

pertanyaan-71

pertanyaan yang dapat mengarahkan, sehingga melalui bimbingan guru siswa

dapat melaksanakan proses penyelidikan.

3. Hasil Belajar

Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan

inkuiri dapat meningkatkan aktivitas siswa dan membuat siswa lebih antusias

mengikuti pembelajaran seperti lebih antusias mengamati, bertanya, berdiskusi

dengan kelompok dan lain sebagainya. Peningkatan aktivitas siswa dalam

pembelajaran ternyata berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Pada

siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 64,15 atau sama dengan 59% siswa

mencapai KKM, pada siklus II nilai rata-rata siswa mencapai 77,89 atau sama

dengan 89% siswa mencapai KKM dan pada siklus III nilai rata-rata siswa

mencapai 93,48 atau sama dengan 100% siswa mencapai KKM. Ini artinya

penerapan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajara IPA materi pokok Peristiwa Alam di kelas V semester 2 SDN 2

Langensari Kabupaten Bandung Barat.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini ada beberapa saran yang peneliti sampaikan

kepada beberapa pihak, yaitu:

1. Bagi Guru-Guru

a. Hendaknya guru-guru lebih mengkaji teori mengenai pendekatan inkuiri agar

mampu menyusun Rencana Pembelajaran dengan penerapan pendekatan

inkuiri dan menggunakan media yang sesuai, misalnya menggunakan model

gunung meletus dalam pembelajaran tentang peristiwa alam gunung meletus,

menggunakan KIT IPA lempengan tektonik dalam pembelajaran tentang

gempa bumi tektonik.

b. Hendaknya guru-guru lebih mengkaji tahap-tahap penerapan pendekatan

inkuiri dalam pembelajaran agar mampu melaksanakan pembelajaran dengan

menerapkan pendekatan inkuiri.

c. Hendaknya memaksimalkan penggunaan media dan alat peraga untuk

(26)

2. Bagi Kepala Sekolah

a. Sebaiknya melengkapi fasilitasi media pembelajaran IPA di sekolah.

b. Sebaiknya mendukung guru-guru agar memaksimalkan dalam menggunakan

fasilitas sekolah yang mendukung kegiatan pembelajaran.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan pendekatan inkuiri pada materi

pokok yang lain.

b. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan pendekatan inkuiri untuk

(27)

73

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Aqib, Zailani dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB dan TK. Bandung: CV. Yrama Widya.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana. (2012). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama.

Iru, La dan La Ode Arihi. (2012). Analisis Penerapan Pendekatan, Metode, Strategi, dan Model-Model pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo.

Kunandar. (2012). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas: sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kurniasih. (2010). Landasan Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung: Percikan Ilmu.

Mikarsa, Hera Lestari dkk. (2007). Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sanjaya, Wina. (2009). Strategi Pembelajaran Berorienrasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.

(28)

Suhandi, Andi dkk. (2007). Konsep Bumi dan Antariksa untuk SD. Bandung: UPI PRESS.

Syaripudin, Tatang. (2010). Landasan Pendidikan. Bandung: Percikan Ilmu.

Syuri, Ita dan Nurhasanah. (2011). Next Step Series: IPA Aktif. Jakarta: Esis Inovative Learning.

Wena, Made. (2011). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Widodo, Ari. (2010). Pendidikan IPA di SD. Bandung: UPI PRESS.

Wiriaatmadja, Rochiati. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Gambar

Gambar  3.1 Bagan Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Adaptasi Model
Tabel 3.1.

Referensi

Dokumen terkait

Nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0.494 yang berarti 49,4% faktor-faktor keputusan pembelian secara online pada ibu muda kelas menengah di Perumahan Johor Indah Permai 1

Penetapan kadar triklosan yang di lakukan secara kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) memperoleh hasil bahwa triklosan yang terdapat dalam pasta gigi ini memenuhi

B Olah Sampah Kering Menjadi Kerajinan Lerak, Jodohnya Batik Untuk Tetap Awet

A Pelantikan Pejabat Di Lingkungan Pemkot Yogya Pengembangan Wawasan Dan Manajemen Pondok

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP

Karakteristik listrik dan kinerja baterai seperti tegangan, kapasitas, kepadatan energi, tingkat kemampuan, siklus hidup, dan lama hidup akan berubah sebagai salah

Sebagai Kawasan Fungsi Lindung seharusnya Dataran Tinggi Dieng merupakan wilayah yang harus dilindungi dari kegiatan produksi dan kegiatan manusia lainnya yang

Terbimbing untuk meningkatkan kemampuan memahami kandungan ayat al- qur’an dan hadits di