• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENENTUAN KADAR VITAMIN C PADA BERBAGAI MACAM BUAH CABAI (Capsicum sp.) DENGAN METODA TITRASI POTENSIOMETRI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENENTUAN KADAR VITAMIN C PADA BERBAGAI MACAM BUAH CABAI (Capsicum sp.) DENGAN METODA TITRASI POTENSIOMETRI."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENENTUAN KADAR VITAMIN C PADA BERBAGAI MACAM

BUAH CABAI (

Capsicum sp.

) DENGAN METODA

TITRASI POTENSIOMETRI

Skripsi Sarjana Kimia

Oleh

AJENG AYU LARASWATI

BP : 0910411010

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

(2)

INTISARI

PENENTUAN KADAR VITAMIN C DALAM BERBAGAI MACAM BUAH

CABAI (Capsicum sp.) DENGAN METODA TITRASI POTENSIOMETRI

Oleh :

Ajeng Ayu Laraswati (0910411010), Zulfarman,MS*, Yefrida,Msi**

*Pembimbing I, **Pembimbing II

Penelitian mengenai penentuan vitamin C pada berbagai macam buah cabai telah dilakukan dengan metoda titrasi potensiometri menggunakan elektroda platina sebagai elektroda indikator. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan

kadar vitamin C yang terdapat pada sembilan sampel buah cabai (capsicum

sp) dengan jenis dan tingkat kematangan yang berbeda. Pada metoda titrasi

potensiometri ini digunakan larutan pentiter KIO3 0,002 mol/L. Didapatkan

kadar vitamin C pada sampel kering berkisar 0,246% sampai dengan

1,486%, dimana kandungan tertinggi pada paprika hijau (PP2) dan terendah

pada cabai rawit merah (CR1). Berdasarkan tingkat kematangannya, pada

cabai yang sudah matang (berwarna merah) tingkat kandungan vitamin C lebih rendah, dibandingkan dengan cabai yang masih muda (berwarna hijau).

(3)

ABSTRACT

DETERMINATION OF VITAMIN C CONTENT IN VARIOUS VARIETY OF

CHILIES (Capsicum sp.) WITH POTENTIOMETRIC TITRATION METHOD

by :

Ajeng Ayu Larasawati (BP : 0910411010) Advised by Zulfarman, MS and Yefrida, M.Si

Research about the determination of vitamin C in a variety of chilies had been carried out by potentiometric titration method using a platinum as an indicator electrode. This study to determine the levels of vitamin C found in nine samples of fruit chilies (capsicum sp) from variety of species and different levels of maturity. In this potentiometric titration used KIO3 0.002 mol/L as a

titrant. Levels of vitamin C found in dry samples were ranged 0.246% to 1.486%, while the highest content found in green peppers (PP2) and lowest

ones in red cayenne pepper (CR1). Based on the level of maturity, in matured

peppers (red) levels of vitamin C content was lower, than it’s immatured peppers (green).

(4)

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cabai pertama kali ditemukan oleh Christophorus Columbus yang

berkebangsaan Spanyol pada tahun 1490. Cabai merupakan salah satu

komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia dan

mempunyai potensi yang sangat strategis dalam meningkatkan pendapatan

petani. Diketahui bahwa selain rasa cabai yang sangat nikmat, ternyata cabai

juga mempunyai banyak kandungan gizi[1].

Tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat Sumatra Barat sangat suka

mengkonsumsi cabai (Capsicum sp.) sebagai ciri khas dalam berbagai

masakan Padang yang memang harus ada. Buah cabai dapat bermanfaat

untuk membantu kerja pencernaan dalam tubuh manusia, bahkan cabai

dapat berkhasiat untuk mengobati berbagai penyakit, seperti sariawan,

influenza, reumatik dan sebagai peningkat nafsu makan. Selain itu cabai juga

mengandung vitamin C yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Vitamin

merupakan senyawa organik yang diperlukan oleh tubuh untuk pemeliharaan

kesehatan. Selain buah jeruk, buah cabai juga mengandung kadar vitamin C

yang tinggi[1].

Vitamin C atau asam askorbat merupakan senyawa yang bersifat asam

dengan rumus empiris C6H8O6 dengan berat molekul = 176,12 g/mol.

Kegunaan Vitamin C adalah sebagai antioksidan dan berfungsi penting

dalam pembentukan kolagen, membantu penyerapan zat besi, serta

membantu memelihara pembuluh kapiler, tulang, dan gigi. Konsumsi dosis

normal vitamin C 60–90 mg/hari[2].

Berbagai metoda dapat digunakan untuk menentukan kadar vitamin C

dengan berbagai macam sampel yang digunakan, seperti spektrofotometri

(5)

dan titrasi potensiometri. Dengan metoda potensiometri ini, titik ekivalen akan

ditentukan menggunakan kurva turunan pertama dari data yang telah

didapatkan. Metoda ini merupakan metoda yang sederhana dan dapat

memberikan hasil yang akurat[3].

Pada dasarnya semua titrasi (baik titrasi asam basa, titrasi

kompleksometri, titrasi pengendapan dan titrasi redoks) dapat diikuti secara

potensiometri dengan bantuan elektroda indikator yang sesuai dan elektroda

pembanding. Dengan demikian, kurva titrasi yang diperoleh dengan

menghubungkan antara potensial terhadap volume titran yang ditambahkan

akan mempunyai kenaikan nilai beda potensial yang tajam disekitar titik

ekivalen, dari grafik dapat diperkirakan titik akhir titrasi. Metoda titrasi

potensiometri dapat digunakan untuk menentukan kandungan vitamin C

yang terkandung di dalam buah cabai yang didasarkan pada sifat reaksi

oksidasi reduksi (redoks). Dalam hal ini digunakan larutan kalium iodat

sebagai pentiter. Elektroda indikator yang digunakan yaitu elektroda platina,

sedangkan elektroda pembanding yang digunakan adalah elektroda kalomel

jenuh dengan elektroda remote junction[4]. Penentuan titik ekivalen titrasi

potensiometri dapat ditentukan dengan membuat kurva titrasi turunan

pertama ataupun turunan kedua yang disebut kurva diferensial dengan

menghitung nilai kenaikan beda potensial pada titrasi dibagi dengan selisih

kenaikan volume titran (ΔE/ΔV) terhadap volume titran rata-rata.

Kurva turunan pertama ini memberikan nilai maksimum pada titik

ekivalen, dengan demikian dapat ditentukan kadar vitamin C yang

terkandung didalam sampel cabai[4]. Cara titrasi potensiometri ini sangat

penting terutama bila tidak ada indikator yang baik untuk menentukan titik

ekivalen (misalkan ketika sampel yang akan dititrasi keruh atau berwarna

pekat) dan ketika daerah titik ekivalen landai, sehingga tidak ada indikator

yang cocok.[4] Pada penelitian ini, sampel yang akan dititrasi merupakan

(6)

1.2 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat

dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Apakah metoda titrasi potensiometri dapat diterapkan dalam penentuan

kadar vitamin C pada berbagai jenis buah cabai?

2. Bagaimana kadar vitamin C pada berbagai macam sampel buah cabai

dengan jenis yang berbeda?

3. Bagaimana tingkat perbedaan kadar vitamin C pada sampel buah cabai

dengan tingkat kematangan yang berbeda?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk penerapan metoda titrasi potensiometri dalam penentuan kadar

vitamin C dari berbagai jenis buah cabai.

2. Untuk mengetahui kadar vitamin C pada berbagai macam sampel buah

cabai dengan jenis yang berbeda.

3. Untuk mengetahui kadar vitamin C pada sampel buah cabai dengan

tingkat kematangan yang berbeda.

1.4 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi informasi kandungan

vitamin C pada berbagai jenis buah cabai serta dapat bermanfaat bagi

Referensi

Dokumen terkait