• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN GERAK LOKOMOTOR DAN NON LOKOMOTOR UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMP NEGERI 1 PABEDILAN CIREBON.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN GERAK LOKOMOTOR DAN NON LOKOMOTOR UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMP NEGERI 1 PABEDILAN CIREBON."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

G. Struktur Organisasi Skripsi ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Elemen Dasar Tari ... 11

B. Gerak Lokomotor dan Non Lokomotor ... 16

C. Karakteristik Siswa ... 19

D. Penerapan Pembelajaran Gerak Lokomotor dan Non Lokomotor untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa ... 20

1. Komponen Pembelajaran ... 30

2. Proses Penerapan Pembelajaran ... 33

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 35

B. Desain Penelitian ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 50

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian SMP Negeri 1 Pabedilan ... 50

▸ Baca selengkapnya: gerak ritmik lokomotor adalah gerak berpindah tempat yang

(2)

3. Perencanaan Pembelajaran Penerapan Gerak Lokomotor dan Non

Lokomotor Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa ... 56

4. Proses Pembelajaran Penerapan Gerak Lokomotor dan Non Lokomotor Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa ... 67

5. Hasil Pembelajaran Penerapan Gerak Lokomotor dan Non Lokomotor Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa ... 78

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 92

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 99

B. Rekomendasi ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 101

(3)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.11 Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama ... 68

Tabel 4.12 Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Kedua ... 70

Tabel 4.13 Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Ketiga ... 73

Tabel 4.14 Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Keempat ... 76

Tabel 4.15 Data Hasil Penilaian Pertemuan I ... 81

Tabel 4.16 Data Hasil Penilaian Pertemuan II ... 83

Tabel 4.17 Data Hasil Penilaian Pertemuan III ... 86

Tabel 4.18 Data Hasil Penilaian Pertemuan IV ... 88

Tabel 4.19 Data Analisis Nilai Rata-rata Proses Pembelajaran ... 90

Tabel 4.20 Distribusi Frekuensi ... 91

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Pemaparan Materi Pertemuan I ... 68

Gambar 4.2 Praktek Bergerak Pertemuan I ... 68

Gambar 4.3 Pemaparan Materi Pertemuan II ... 70

Gambar 4.4 Presentasi Gerak Pertemuan II ... 71

Gambar 4.5 Praktek Gerak Kelompok Pertemuan III ... 73

Gambar 4.6 Presentasi Gerak Kelompok Pertemuan IV ... 76

(5)

DAFTAR SKEMA

(6)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Persentase Kategori Penilaian Siswa Pertemuan Pertama ... 81

Diagram 4.2 Persentase Kategori Penilaian Siswa Pertemuan Kedua ... 85

Diagram 4.3 Persentase Kategori Penilaian Siswa Pertemuan Ketiga ... 87

Diagram 4.4 Persentase Kategori Penilaian Siswa Pertemuan Keempat ... 89

(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan karya insan yang terbentuk dari bagian yang

mempunyai hubungan-hubungan fungsional, dalam membantu terjadinya proses

transformasi atau perubahan tingkah laku seseorang sehingga mencapai kualitas

hidup yang diharapkan. Tujuan pendidikan secara umum yakni untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa. Di dalam proses pendidikan terdapat beberapa

komponen penting yaitu pendidik, peserta didik, hal-hal yang bersifat administrasi

termasuk juga kurikulum.

Menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasional, pasal 1 butir 19 disebutkan bahwa : Kurikulum adalah seperangkat

rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan pendidikan tertentu (Prayitno, Dasar Teori dan Praksis Pendidikan 2009 : 280).

Sesuai kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) kesenian diubah menjadi

seni budaya, sesuai kurikulum itu pula mata pelajaran seni budaya mencakup seni

musik, seni tari, seni rupa dan teater. Mata pelajaran tersebut haruslah diberikan

dengan seimbang, bukan hanya terfokus pada beberapa mata pelajaran saja. Pada

beberapa sekolah mata pelajaran terutama dalam bidang seni tari terkadang hanya

(8)

Pembelajaran tari merupakan salah satu pengalaman belajar seseorang yang

dalam prosesnya menggunakan media perlengkapan tari. Menurut Frahma

Sekarningsih dan Heni Rohayani (Pendidikan Seni Tari dan Drama, 2006 : 3) :

“Seni tari adalah sebuah ungkapan perasaan manusia yang dinyatakan dengan

gerakan-gerakan tubuh manusia”. Gerak merupakan bagian yang paling dominan

di dalam kehidupan manusia ia bisa sebagai ungkapan perasaan bahagia, sedih,

gembira, marah dan lain sebagainya. Untuk itu pembelajaran tari juga diperlukan

dalam proses kehidupan manusia agar seseorang dapat mengekspresikan segala

bentuk ungkapan yang dirasakan.

Anggapan yang muncul untuk pembelajaran tari di beberapa sekolah, bahwa

seni tari merupakan salah satu kesulitan besar bagi guru untuk menyampaikan

materi ajarnya. Guru beranggapan bahwa seni tari dalam penyampaian materinya

haruslah dengan mengajarkan tari bentuk terhadap anak didiknya. Padahal tidak

demikian yang seharusnya dilakukan guru, dengan menerapkan pembelajaran

kreatif yang mengharuskan anak berkreasi pembelajaran tari bisa berlangsung

dengan baik. Dari hal di atas berdampak siswa beranggapan bahwa belajar menari

sulit dilakukan, anggapan tersebut mengakibatkan siswa merasa kurang tertarik

untuk belajar menari. Hal terpenting dalam pembelajaran tari adalah siswa

mengetahui komponen-komponen apa saja yang terdapat dalam tari.

Penelitian ini bermaksud mencoba memperkenalkan bahwa pembelajaran tari

itu sangat penting dipelajari di sekolah, karena ada fungsi – fungsi yang akan di

dapat oleh peserta didik setelah melakukan kegiatan menari. Fungsi tersebut

(9)

mengembangkan motorik kasar dan motorik halus, dalam tari anak belajar

kepekaan pendengaran, dan lain sebagainya. Mata pelajaran ini sebenarnya

tidaklah sulit untuk dilakukan kalau seorang guru mengarahkan anak didiknya

dengan konsep membuat tarian yang kreatif. Pembelajaran kreatif ini dilakukan

untuk menumbuhkan minat siswa/anak dalam pembelajaran seni tari dengan cara

mengarahkan siswa membuat bentuk berbagai macam gerak tari dari hasil kreasi

mereka melalui elemen dasar tari dengan gerak lokomotor dan non lokomotor

sebagai rangsang gerak untuk memunculkan ide dan gagasan.

Agar proses pembelajaran berjalan secara baik minat siswa/peserta didik

merupakan salah satu kunci. Syaeful Bakri Djamarah (1994:48) dalam Skripsi

Anggraeni (2005) mengatakan :

Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar siswa yang berminat terhadap sesuatu pelajaran maka ia akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh karena ada daya tarik baginya. Siswa akan mudah menghapal mata pelajaran yang menarik minatnya.

Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa minat merupakan pengaruh

terpenting dalam sebuah proses pembelajaran. Semakin besarnya minat yang

timbul dalam setiap pembelajaran maka siswa semakin mudah dan menyenangkan

mengikuti pembelajaran tersebut. Selain meningkatkan kreativitas yang ada tari

juga menjadi salah satu media penyalur kreativitas itu sendiri, dari hasil

kreativitas siswa diharapkan timbulnya minat siswa untuk lebih mengetahui

tentang tari.

Pengertian kreativitas menurut kamus besar bahasa Indonesia : kreativitas

(10)

Adapun pendapat S.C Utami Munandar (2003: 33) : kreativitas adalah

kemampuan umum untuk mencipta sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk

memberi gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah,

atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara

unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya. Dari penjelasan di atas disimpulkan bahwa

kreativitas adalah ide yang dimiliki setiap orang yang umumnya untuk mencipta

sesuatu yang baru. Minat dan kreativitas adalah satu kesatuan yang saling terkait.

Ketika kreativitas muncul maka minat pun secara tidak langsung akan muncul.

Kreativitas dan minat dapat muncul dari stimulus yang disampaikan. Dalam

penelitian ini, peneliti menstimulus siswa dengan memperkenalkan kemudian

menerapkan elemen dasar tari. Elemen dasar tari merupakan hal-hal dasar atau

elemen-elemen dasar yang ada dalam gerak tari. Pernyataan di atas sesuai dengan

pendapat Sekarningsih dan Rohayani (Pendidikan Seni Tari dan Drama, 2006 : 33) bahwa elemen dasar tari merupakan elemen-elemen dasar yang terdiri dari

beberapa jenis dan elemen itu merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

diabaikan serta dipisahkan dengan yang lainnya. Elemen tersebut diantaranya

gerak, tenaga, ruang, dan waktu. Di mulai dengan menerapkan hal-hal dasar ini

diharapkan siswa dapat mengerti bahwa dalam menari tidak harus selalu

mengenal gerak tari baku tetapi adapun unsur-unsur pendukung yang harus

dipahami karena unsur ini dapat membentuk gerak tari tersebut.

Selain elemen dasar tari sebagai alat penciptaan gerak tari, ada juga yang

disebut dengan gerak lokomotor dan non lokomotor. Gerak tersebut merupakan

(11)

pendidikan jasmani dan kesehatan, hal 2-2Gerak lokomotor yakni dimana bagian

tubuh tertentu bergerak atau berpindah tempat dengan menggunakan otot-otot

besar pada tubuh, sedangkan gerak non lokomotor adalah dimana hanya sebagian

anggota tubuh tertentu saja yang digerakkan namun tidak berpindah tempat

(http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/19630824198903 1AGUS_MAHENDRA/Modul_Praktek_2_Agus_Mahendra/Modul_1_Lokomotor. pdf, 30 Januari 2012). Adapun pada buku program pembelajaran individual berbasis gerak irama 2005: 50 disebutkan berbagai macam bentuk gerak

lokomotor yang dapat dipergunakan dalam program pembelajaran yakni : jalan,

lari, meloncat, loncat jangkit, lompat dengan berbagai variasi tolakan dan gerakan

mendarat, memantul, mengoper, berputar, bergeser, mengangkat, melempar,

mengkerut, mengejar, meluncur dan lain sebagainya. Gerak non lokomotor

(gerakan tidak berpindah tempat) di mana sebagian anggota tubuh tertentu saja

yang digerakkan namun tidak berpindah tempat. misalnya mendorong, menarik,

menekuk, memutar.

Melalui gerak lokomotor dan non lokomotor ini diharapkan siswa dapat

berkreasi gerak dengan gerak sehari-hari yang biasa mereka lakukan. Karena

dengan berasal dari gerak sehari-hari tersebut diharapkan siswa lebih merasa

mudah untuk melakukan eksplorasi gerak yang akan dijadikan gerak tari.

Berdasarkan dari penjelasan yang dipaparkan, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa gerak lokomotor dan non lokomotor ini juga merupakan salah satu cara

yang dapat digunakan sebagai media penciptaan pola gerak yang muncul dalam

(12)

Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian lebih

lanjut mengenai hal di atas dengan merumuskan judul “Penerapan Gerak Lokomotor dan Non Lokomotor Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran Seni Tari Di SMP Negeri 1 Pabedilan Cirebon

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang terkait, yakni variabel bebas

atau variabel penyebab dan variabel terikat atau variabel yang ditimbulkan oleh

penyebab. Adapun variabelnya sebagai berikut :

Variabel penyebab yakni penerapan gerak lokomotor dan non lokomotor

sedangkan variabel yang ditimbulkan yakni meningkatnya kreativitas siswa pada

pembelajaran seni tari.

Berdasarkan variabel yang telah didefinisikan di atas, maka ada beberapa

permasalahan yang telah dirumuskan dalam pertanyaan sebagai fokus

permasalahan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran penerapan gerak lokomotor dan non

lokomotor untuk meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran seni tari?

2. Bagaimana proses penerapan gerak lokomotor dan non lokomotor untuk

meningkatkan kreativitas siswa berlangsung dalam pembelajaran seni tari ?

3. Bagaimanakah hasil penerapan gerak lokomotor dan non lokomotor untuk

(13)

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang dipaparkan di atas, adapun tujuan dari penelitian

ini adalah sebagai berikut :

Tujuan Umum :

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan

kreativitas siswa dalam pembelajaran seni tari setelah diberikan perlakuan melalui

penerapan gerak lokomotor dan non lokomotor.

Tujuan Khusus :

1. Mendeskripsikan perencanaan atau tahapan pembelajaran penerapan gerak

lokomotor dan non lokomotor untuk meningkatkan kreativitas siswa pada

pembelajaran seni tari.

2. Mendeskripsikan proses pembelajaran penerapan gerak lokomotor dan non

lokomotor untuk meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran seni tari.

3. Mengetahui hasil pertumbuhan kreativitas siswa dalam membuat gerak tari

setelah diberi perlakuan.

D. Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini berguna untuk guru yang mengalami kesulitan dalam

mengaplikasikan pembelajaran seni tari kepada siswa, dalam penelitian ini

mencoba membuat solusi untuk mengaplikasikan pembelajaran seni tari

dengan cara menstimulus anak dengan berdasarkan pada pengalaman gerak

sehari-hari yang mereka lakukan sehingga muncul ide dan gagasan yang akan

(14)

dalam tari, dan mengubah anggapan guru bahwa mengajar seni tari itu tidak

selalu harus mengajarkan gerak-gerak tari baku kepada siswa.

2. Manfaat untuk siswa yakni siswa dapat mengembangkan dan menunangkan

imajinasi yang ada dalam pikiran ke dalam bentuk tarian, siswa akan menjadi

lebih kreatif dan mengerti tentang kemudahan dalam menari dan mengetahui

tentang belajar tari. Dapat meningkatkan aspek psikomotor (keterampilan),

afektif (sikap), dan kognitif (pengetahuan).

3. Manfaat yang dirasakan oleh lembaga pendidikan yakni menjadikan sekolah

yang mempunyai siswa yang kreatif dan tidak buta akan budaya yang ada

disekitar.

4. Untuk peneliti adanya karya tulis ilmiah ini dapat memberikan informasi

sebagai tambahan referensi, untuk keperluan atau solusi terhadap masalah

yang sama atau berbeda dalam pembelajaran seni tari.

E. Asumsi

Asumsi merupakan anggapan dasar dalam penelitian, anggapan dasar ini

merupakan landasan di dalam pelaporan hasil penelitian. Maka peneliti berasumsi

bahwa penerapan gerak lokomotor dan non lokomotor untuk meningkatkan

kreativitas siswa dalam pembelajaran seni tari merupakan salah satu cara belajar

(15)

F. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap penelitian,

sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, Prosedur Penelitian. 2010 : 110). Hipotesis dalam penelitian ini adalah apabila penerapan gerak

lokomotor dan non lokomotor diterapkan dalam pembelajaran seni tari maka

kreativitas gerak tari siswa akan meningkat.

G. Struktur Organisasi penelitian BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan penelitian

D. Manfaat penelitian

E. Asumsi

F. Hipotesis

G. Struktur Organisasi Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Elemen Dasar Tari

B. Gerak Lokomotor dan Non lokomotor

C. Karakteristik Siswa

D. Penerapan Pembelajaran Gerak Lokomotor dan Non Lokomotor untuk

(16)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel

B. Desain Penelitian

C. Metode Penelitian

D. Definisi Operasional

E. Instrumen Penelitian

F. Teknik Pengumpulan Data

G. Teknik Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

B. Pembahasan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat penelitian yang akan dilaksanakan oleh

peneliti. Tempat penelitian ini akan peneliti jadikan sebagai objek penelitian

yakni di salah satu sekolah menengah pertama di daerah Cirebon tepatnya di

SMP Negeri 1 Pabedilan.

Mengolah data diperlukan sumber data yang sesuai dengan fokus penelitian

penulis. Pada umumnya sumber data dalam sebuah penelitian bersumber dari

objek yang akan dijadikan populasi atau sampel penelitian. Pengertian populasi

menurut Arikunto (prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, 2010 : 173) adalah keseluruhan subjek penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti.

Alasan peneliti mengambil data pada jenjang sekolah menengah pertama,

karena pembelajaran seni tari sendiri termasuk ke dalam mata pelajaran seni

budaya yang ada pada jenjang sekolah menengah pertama, serta merujuk pada

silabus untuk sekolah menengah pertama dengan memfokuskan pada standar

kompetensi mengekspresi diri melalui karya seni tari. Populasi dan sampel yang

akan peneliti ambil sumber datanya yakni dengan populasi yang diambil datanya

di kelas VIII.

Populasi menurut pendapat Arikunto adalah keseluruhan subjek penelitian

(18)

mengambil populasi kelas VIII karena dalam penelitian ini peneliti mempunyai

tujuan dasar yakni dalam peningkatan minat belajar terhadap mata pelajaran seni

tari yang termasuk ke dalam mata pelajaran seni budaya. Permasalahan yang

peneliti amati ketika observasi, di kelas VIII ini siswa dituntut untuk dapat

menari hanya dengan gerak-gerak baku. Dari hal tersebut siswa merasa terbebani

bahkan merasa bosan terhadap pembelajaran seni budaya khususnya seni tari.

Kemudian dilihat dari observasi awal yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 1

pabedilan ini karakteristik peserta didik yang belum memberikan respon yang

baik terhadap mata pelajaran seni tari karena mereka beranggapan bahwa belajar

seni tari itu sulit dan membosankan. Berdasarkan alasan demikian peneliti

mengambil lokasi, populasi dan sampel penelitian pada sekolah tersebut. Sampel

kelas yang akan peneliti gunakan sebagai kelas eksperimen ini adalah kelas VIII

A. Kelas ini memiliki jumlah peserta sebanyak 40 orang yang terdiri dari 20

orang siswa laki-laki dan 20 orang siswa perempuan dengan daftar tabel sebagai

berikut :

Tabel 3.1

Daftar nama siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Pabedilan

No

Nama L/P

Urut Induk

1 111207328 ABDUL TOKID L

2 111207043 ADE MULYONO L

3 111207331 AHMAD BAKHTIAR SUKARYADI L

4 111207126 ANDRI L

(19)

6 111207129 CARSIDI L

12 111207094 FEBBY FABIAN HERMAWAN L

13 111207174 FIRDA AMALIA P

14 111207013 FITRI OKTAVIA PERMANA P

15 111207014 GHEISTI AINUN STEFANI P

16 111207015 GILANG INDRA LESMANA L

17 111207335 HERNANINGSIH P

18 111207117 IIS KIMIYATI P

19 111207058 INDRI ARNICA SOLIANI P

20 111207138 KARISMA RAMAJAYANTI P

21 111207019 KHAIRUNNISA AL FAUZIAH P

22 111207299 KUKUH ANTONI L

23 111207100 LEGINA PUSPITAWATI P

24 111207368 MUCHAMAD AFFAS FAJRIYA L

25 111207111 MUH. RISKI HIDAYAT L

26 111207188 MUHAMAD KURNIAWAN L

27 111207150 NOVITA RAMAWATI P

28 111207106 NURKHOLIS L

29 111207191 PIKRIANSYAH L

30 111207071 RAENY HAYATI P

31 111207272 RICHA MEUTIA AGUSTIN P

32 111207031 RIDWAN ROMADON L

38 111207280 SYUKUR BARIKLANA L

(20)

40 111207204 YOHAN SETIA NUGRAHA L

B. Desain Penelitian

Penelitian haruslah dirumuskan rancangan-rancangan yang dibentuk

sedemikian rupa untuk keberhasilan penelitian agar penelitian dapat terarah

sehingga merujuk pada tujuan penelitian, ini dapat dikatakan sebagai desain

penelitian. Desain penelitian adalah serangkaian rencana penelitian mengenai

hal-hal yang berhubungan dengan keberhasilannya sebuah penelitian setiap peneliti.

Di dalam desain penelitian tersebut seorang peneliti dapat menuliskan atau

memaparkan segala macam bentuk susunan kerangka penelitian.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen, dapat diartikan

sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : 2010).

Dalam penelitian eksperimen terdapat beberapa bentuk yakni :

1. Pre-eksperimental (one-shot case study, one group pretest-posttest, intec-group comparison).

2. True-eksperimental (posttest only control design, pretest-control group design)

3. Factorial eksperimental

(21)

Bentuk penelitian eksperimen pada penelitian ini, penulis menggunakan

bentuk pre-eksperimental design dengan one group pretest-posttet yakni suatu perlakuan yang dilaksanakan tanpa kelompok pembanding atau kontrol.

Paradigma dalam penelitian eksperimen model ini dapat digambarkan sebagai

berikut :

O1 = nilai pretest (sebelum diberi perlakuan)

X = Perlakuan, dimana kelas tersebut diberikan.

O2 = nilai posttest (setelah diberi perlakuan)

Penelitian eksperimen model ini dapat dijelaskan bahwa peneliti melakukan

sebuah tes pada peserta didik sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) diberikan perlakuan atau penerapan metode yang akan diterapkan peneliti guna mengetahui

tolak ukur dan hasil dari perlakuan/treatment sebelum dan sesudah diterapkan perlakuan/treatment. Adapun alasan peneliti mengambil model eksperimen bentuk ini yakni agar terlihat jelas perbedaan atau pengaruh yang dihasilkan dari sebelum

(pretest) dan sesudah (posttest) peneliti memberikan treatment/ perlakuan terhadap peserta didik.

C. Metode Penelitian

Pada setiap penelitian, peneliti akan memilih sebuah pendekatan atau metode

(22)

lainnya adalah masalah efisiensi yakni dengan memperhatikan keterbatasan

peneliti, dana, tenaga, waktu dan kemampuan. Metode penelitian adalah sebuah

cara yang dipergunakan oleh peneliti guna mengetahui hasil dari penelitiannya.

Hal ini seiring dengan pengertian metode penelitian menurut Sugiyono (Metode Penelitian Administrasi, 2005 : 1) bahwa metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen karena peneliti

menguji cobakan sebuah model pembelajaran mengenai penerapan elemen dasar

tari atau unsur-unsur dasar yang ada dalam tari melalui gerak lokomotor dan non

lokomotor. Model pembelajaran tersebut di uji cobakan guna meningkatkan

kreativitas peserta didik mengenai pembelajaran seni tari yang terangkap dalam

mata pelajaran seni budaya di SMP Negeri 1 Pabedilan pada kelas VIII.

D. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kekeliruan penggunaan kata dalam menafsirkan pengertian

judul penelitian ini, maka peneliti memberikan batasan-batasan istilah. Adapun

pengertian-pengertian khusus dalam judul penelitian Penerapan Gerak Lokomotor dan Non Lokomotor Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran Seni Tari merupakan sebuah cara yang di terapkan dalam pembelajaran seni tari dengan mempraktekkan suatu cara belajar kreatif dengan mengenalkan

gerak-gerak yang termasuk dalam gerak-gerak lokomotor dan non lokomotor untuk

(23)

lokomotor, Gerak lokomotor yakni dimana bagian tubuh tertentu bergerak atau

berpindah tempat, sedangkan gerak non lokomotor adalah hanya sebagian anggota

tubuh tertentu saja yang digerakkan namun tidak berpindah tempat

(http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/19630824198903 1AGUS_MAHENDRA/Modul_Praktek_2_Agus_Mahendra/Modul_1_Lokomotor. pdf, 30 Januari 2012).

Pada buku program pembelajaran individual berbasis gerak irama 2005: 50

disebutkan berbagai macam bentuk gerak lokomotor yang dapat digunakan dalam

program pembelajaran yakni : jalan, lari, meloncat, loncat jangkit, lompat dengan

berbagai variasi tolakan dan gerakan mendarat, memantul, mengoper, berputar,

bergeser, mengangkat, melempar, mengkerut, mengejar, meluncur dan lain

sebagainya. Gerak non lokomotor (gerakan tidak berpindah tempat) di mana

sebagian anggota tubuh tertentu saja yang digerakkan namun tidak berpindah

tempat. misalnya mendorong, menarik, menekuk, memutar. Hasil dari penelitian

ini yakni ingin mengetahui tingkat kreativitas siswa dalam membuat kreasi gerak

tari.

Menurut Chandra (1994), kreativitas adalah dinamika yang membawa

perubahan yang berarti, entah dalam dunia kebendaan, dunia ide, dunia seni, atau

struktur sosial. Dikatakan juga bahwa kreativitas merupakan kemampuan mental

dan berbagai jenis keterampilan khas manusia yang dapat melahirkan

pengungkapan yang unik, berbeda, orisinil, sama sekali baru, indah, efisien, tepat

sasaran, dan tepat guna

(24)

Maksud dari penelitian ini yakni peneliti menerapkan atau mempraktekan

macam-macam gerak lokomotor dan non lokomotor. Selain mengenalkan gerak

lokomotor dan non lokomotor peneliti juga mengenalkan mengenai elemen dasar

tari sebagai hal dasar dalam penciptaan gerak tari. Tujuannya agar siswa

mengetahui hal-hal dasar yang terdapat dalam sebuah tari, karena menari bukan

hanya sekedar bergerak saja melainkan adapula hal yang mendasarinya. Dari

pengetahuan mengenai ini, siswa dapat mencoba untuk berkreasi gerak

berdasarkan atas hal dasar tersebut. Anggapan yang muncul dalam pembelajaran

seni tari pada umumnya, siswa beranggapan belajar seni budaya khususnya seni

tari hanya dilakukan dengan pembelajaran menari pada setiap pertemuannya.

Padahal tidak harus demikian materi pembelajaran seni tari yang disampaikan

dalam seni budaya. Seperti yang disebutkan dalam buku Pendidikan Seni tari dan Drama (2006 : 1) bahwa seni tari memiliki nilai pendidikan yang dijabarkan secara praktis dan teoretis. Secara praktis diterapkan dalam bentuk keterampilan

menari, sedangkan secara teoretis diterapkan dalam bentuk pengetahuannya.

Dari penjelasan yang dipaparkan di atas oleh peneliti, dapat ditarik

kesimpulan bahwa selain belajar praktik menari adapula teori-teori yang

mendukung dalam belajar menari. Berdasarkan teori tersebut siswa dapat lebih

paham dan mengerti mengenai menari. Berasal dari teori dapat menjadi alat

(25)

E. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap sebuah

fenomena, maka harus ada alat ukur yang baik dan sesuai dengan sumber data

yang dikaji. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instumen penelitian

(Sugiyono, 2005 : 119). Jadi, instrumen penelitian merupakan sebuah alat yang

dijadikan patokan dalam mengukur data yang sudah di dapat peneliti dari hasil

penelitiannya. Pendapat ini merujuk pada pengertian instrumen penelitian

(Arikunto, 2010 : 203) adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan pekerjaannya

lebih baik, dalam arti cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah

diolah.

Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini

diantaranya :

a. Tes

Untuk mengetahui sejauhmana hasil sebuah perlakuan maka diperlukan

adanya alat pengukur salah satunya dengan format tes. Menurut Arikunto

(Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, 2010 : 193) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur

keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh

individu atau kelompok.

(26)

dan pengaruh yang ditimbulkan dari penerapan perlakuan/treatment yang peneliti terapkan terhadap peserta didik. Bentuk tes pretest dan posttest yang digunakan penelitiadalah bentuk tes perbuatan, bentuk tes ini lebih menekankan siswa untuk

beraktivitas gerak. Tes ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa

dalam berkreativitas gerak.

b. Observasi

Observasi dapat dikatakan juga sebagai tindakan langsung yang dilakukan

peneliti terhadap sebuah penelitian. Peneliti menggunakan observasi sistematis

yakni penelitian yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman

sebagai instrumen pengamatan. Bahwa penelitian ini menggunakan serangkaian

rancangan yang telah disusun agar peneliti terfokus pada penelitiannya. Pedoman

observasi ini berisi mengenai rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan

diterapkan, seperti penyampaian materi pembelajaran mengenai elemen dasar tari

serta gerak lokomotor dan non lokomotor, proses pembelajarannya, treatment

yang akan dilakukan serta respon dari pada peserta didik.

c. Angket atau kuisioner

Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau

hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2010 : 194). Angket atau kuisioner yang

digunakan yakni kuisioner tertutup yang peneliti sediakan jawabannya. Angket ini

dimaksudkan untuk lebih mengakuratkan data setelah perlakuan/treatment

(27)

d. Wawancara

Wawancara atau dapat disebut juga kuisioner lisan merupakan sebuah dialog

yang dilakukan oleh peneliti terhadap sumber data. Wawancara yang dilakukan

peneliti adalah interviu bebas artinya peneliti bebas menanyakan apasaja tetapi

dengan pertanyaan yang mendukung terhadap data penelitiannya. Biasanya

interviu jenis ini tidak menggunakan pedoman apa yang akan ditanyakan.

Kegunaan dari interviu ini sebagai tambahan pengakuratan data, dilakukan pada

saat setelah setiap pemberian perlakuan maupun pada saat proses.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur dan

dapat dilakukan melalui tatap muka maupun melalui media pendukung lainnya.

Peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur yakni wawancara yang bebas

di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun

secara sistematis dan lengkap untuk pengambilan datanya (Sugiyono, 2005 : 160).

Hal ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam tentang

responden. Peneliti melakukan wawancara dengan guru dan siswa.

2. Tes

Tes digunakan untuk mencapai atau mengetahui kemampuan dasar seseorang.

(28)

a. Pretest

Pretest merupakan tes awal dimana dilakukan sebelum perlakuan/

treatment diberikan kepada peserta didik. Ini bertujuan sebagai tolak ukur peserta didik dalam penguasaan atau ketertarikan terhadap perlakuan yang

akan diberikan.

b. Posttest

Posttest biasanya berupa tes akhir yang dilaksanakan setelah

perlakuan/treatment diberikan kepada peserta didik oleh peneliti. Kegunaannya untuk mengetahui hasil dari pada proses pembelajaran yang

telah peneliti berikan setelah perlakuan/treatment disampaikan. 3. Observasi

Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat,

mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek

dalam fenomena tersebut. Observasi yang berarti pengamatan bertujuan untuk

mendapatkan data tentang suatu informasi sehingga diperoleh pembuktiannya.

a. Observasi berperanserta

Dalam penelitian ini, peneliti terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari

orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data

penelitian (Sugiyono, 2005 : 166). Dari penjelasan di atas, peneliti

menyimpulkan bahwa dalam hal ini sambil melakukan pengamatan peneliti

ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data. Peneliti terlibat

(29)

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan peneliti menggunakan teknik analisis

data kuantitatif yakni data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang di

angkakan (Sugiyono, 2002: 7).

Adapun poin-poin pengolahan datanya sebagai berikut :

1. Kriteria nilai pretest, proses pembelajaran dan posttest

Kriteria ketentuan penilaian sesuai kriteria ketuntasan minimal (kkm)

Nilai Kriteria

86-95 Sangat baik

76-85 Baik

64-75 Cukup

< 64 Kurang

2. Menghitung nilai rata-rata dari hasil pembelajaran (Sudjana, 2005 : 125)

Dengan rumus :

M =

∑�

n

Keterangan :

M : nilai rata-rata

∑� : jumlah nilai keseluruhan siswa

(30)

3. Menghitung signifikansi hasil perlakuan/treatment dengan rumus (Arikunto, 2010 : 350) sebagai berikut :

=

Ʃ�

2

d

N (N

1)

Keterangan :

t : Hasil uji t (hasil perlakuan)

Md : Mean dari perbedaan pretest dengan posttest

Ʃx²d : Jumlah kuadrat deviasi

N : Subjek pada sampel

Adapun rumus untuk mencari Md (mean) sebagai berikut :

Md =

∑ �

Keterangan :

Md : Mean dari perbedaan pretest dengan posttest

Ʃd : Jumlah selisih (gain d) pretest-posttest

N : Subjek pada sampel

Adapun rumus untuk mencari kuadrat deviasi sebagai berikut :

(31)

Keterangan :

Ʃ x² d : Kuadrat Deviasi

Ʃ d² : Nilai gain d dikuadratkan

(Ʃd)² : Jumlah nilai gain d dikuadratkan

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Admin, 2010. Pengertian Minat Belajar. [Online]

Tersedia : http://belajarpsikologi.com/pengertian-minat/(27 juni 2012). Admin, 2011. Soal Latihan Mengenal Gerak Dasar Lokomotor dan Non

Lokomotor. [Online] Tersedia:http://www.duniabelajar.com/murid-soal-lihat.php?id=222&kelas=2 (26 Juni 2012)

Andriyanti, 2012. Pendekatan Problematik Dalam Pembelajaran Apresiasi Seni Tari Topeng Cirebon Di SMA Negeri 8 Bandung. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Anggraeni, W.N. 2005. Peran Media Kedok Dalam Pembelajaran Seni Tari Sebagai Upaya Menumbuhkan Minat dan Kreativitas Siswa Di Kelas 3 SMP Negeri 12 Bandung. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Bhatia, 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat. [online]

Tersedia : http//www.google.com

Delphie, B. 2005. Program Pembelajaran Individual Berbasis Gerak Irama.

Bandung : Pustaka Bani Quraisy.

Djamarah, S.B. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta. Fauzi, A. 2012. Analisis Karakter Siswa. [Online].

Tersedia:http://pengantarpendidikan.files.wordpress.com/2011/02/analisis-karakteristik-siswa.pdf (26 juni 2012).

Ismail, 2009. Menghitung nilai t dan f tabel di excel. [Online]

Tersedia: http://ismailrasulong.wordpress.com/2009/03/01/menghitung-nilai-t-dan-f-tabel-di-excel/(5 Agustus 2012).

Janwar, R.R. 2011. Pembelajaran Tari Melalui Ide-ide Alam Untuk Menumbuhkan Kemampuan Imajinasi Siswa Kelas VA Di Sekolah Alam Bandung. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Kartadinata, S. 2011. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI Press. KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), 2012. Pengertian Penerapan. [Online].

(33)

Mahendra, A. 2012. Modul Lokomotor dan Non Lokomotor. (online).

Tersedia:http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/1 96308241989031AGUS_MAHENDRA/Modul_Praktek_2_Agus_Mahend ra/Modul_1_Lokomotor.pdf (26 juni 2012).

Manggala, I.N. 2011. Meningkatkan Keterampilan Gerak Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar Negeri 2 Cibeber Cianjur Melalui Metode Kreatif. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Mirawati, R. 2011.Penerapan Model Pembelajaran Bergerak Dengan Kata Hati Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Di SMA Sandy Putra Dayeuhkolot Bandung. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung : tidak diterbitkan. Munandar, S.C. Utami. 2003. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak

Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.

Prayitno. 2009. Dasar Teori dan Praksis Pendidikan. Jakarta : Grasindo.

Purwanto. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Sekarningsih, F dan Rohayani, H. 2006. Pendidikan Seni Tari dan Drama.

Bandung : UPI Press.

Siregar, E dan Nara, H. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor : Ghalia Indonesia.

Soedarsono. 1978. “Pengembangan Kreativitas”, dalam Diktat Pengantar Pengetahuan dan Komposisi Tari. Yogyakarta : ASTI.

Sudjana, N. 2008. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo.

Gambar

Gambar  4.1  Pemaparan Materi Pertemuan I  ..........................................................
Tabel 3.1 Daftar nama siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Pabedilan

Referensi

Dokumen terkait

Asam”, Indonesia : Jurnal Teknik Elektro Universitas Sumatera Utara,.

Proses perancangan aplikasi pembelajaran bahasa isyarat berbasis Android pada tablet yang terdiri dari A-Z tahap, yaitu perancangan sistem secara umum, analisis kebutuhan

12/11/DPNP tanggal 31 Maret 2010 tentang Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Laporan Bulanan Bank Umum serta Laporan tertentu yang disampaikan ke

Berdasarkan hasil percobaan ini dapat dikatakan bahwa pengesetan waktu pada sistem instrumentasi yang digunakan saat ini yaitu 2x46 detik untuk pengiriman ke

Laporan desain harus dapat menjelaskan mulai dari identifikasi permasalahan dan mampu menjelaskan teori /prinsip-prinsip arsitektur hijau berdasarkan analisisnya, serta teknis

Pengembangan Model Pelatihan Berbasis Kearifan Lokal Dalam Meningkatkan Profesionalisme Tutor Paket C Di Kabupaten Bone Bolango.. Universitas Pendidikan Indonesia

The telephony cut-off call ratio denotes the probability that a successful call attempt is ended by a cause other than the intentional termination by A- or B-party.. 3G telephony

PEMBELAJARAN TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL YANG MENGAKOMODASI KECERDASAN MAJEMUK UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN PENANAMAN KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR..