• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBEKALAN KECAKAPAN GENERIK BIOKIMIA PADA MATERI POKOK METABOLISME PROTEIN BAGI MAHASISWA CALON GURU.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBEKALAN KECAKAPAN GENERIK BIOKIMIA PADA MATERI POKOK METABOLISME PROTEIN BAGI MAHASISWA CALON GURU."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

Rafiuddin, 2012

Pengembangan Program Pembekalan Kecakapan Generik Biokimia Pada Materi Pokok

DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH………... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian... 7

F. Definisi Operasional ... 8

BAB II PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBEKALAN KECAKAPAN GENERIK BIOKIMIA ... 9

A. Kecakapan Generik Biokimia ... 9

(2)

Rafiuddin, 2012

Pengembangan Program Pembekalan Kecakapan Generik Biokimia Pada Materi Pokok

2. Kecakapan Generik Sains sebagai Kecakapan Generik Biokimia ... 17

3. Tilikan Ruang sebagai Kecakapan Generik Biokimia ... 21

4. Penilaian Kecakapan Generik ... 23

B. Pembelajaran Biokimia………...………... 28

1. Kurikulum Sains dan Kimia ... 28

2. Pengembangan Kurikulum Biokimia ... 34

3. Pengetahuan Konten Pedagogi (PKP) dalam Biokimia... 39

4. Teori Konstruktivis dalam Pembelajaran Biokimia ... 44

5. Media Animasi dalam Pembelajaran Biokimia ... 48

6. Siklus Belajar Hipotesis Deduktif dalam Pembelajaran Praktikum………... 57

C. Deskripsi Bahan Ajar Metabolisme Protein ... 68

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 83

A. Paradigma Penelitian ... 83

B. Desain Penelitian ... 84

C. Prosedur Penelitian ... 87

D. Subjek Penelitian ... 89

E. Instrumen Penelitian ... 90

F. Teknik Penumpulan Data dan Analisis Data ... 91

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 97

A. Hasil Penelitian ………... 97

1. Hasil Studi Pendahuluan ……….. 99

(3)

Rafiuddin, 2012

Pengembangan Program Pembekalan Kecakapan Generik Biokimia Pada Materi Pokok

1). Data Profil Tingkat Kesulitan Materi Pokok pada Biokimia I….... 99

(4)

Rafiuddin, 2012

Pengembangan Program Pembekalan Kecakapan Generik Biokimia Pada Materi Pokok

1). Persyaratan Uji Data …..……….………. 130

1. Temuan dan Pembahasan Studi Pendahuluan ………... 141

a. Temuan dan Pembahasan Profil Tingkat Kesulitan Materi Biokimia 141 dan Sintaks Perkuliahan ... 147

3). Temuan dan Pembahasan Kesuaian Konten antara Indikator KGB dengan Butir Tes ... 147

b. Temuan dan Pembahasan Validasi Tes Oleh Mahasiswa……… 148

(5)

Rafiuddin, 2012

(6)

Rafiuddin, 2012

Pengembangan Program Pembekalan Kecakapan Generik Biokimia Pada Materi Pokok

DAFTAR PUSTAKA ... 172

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 184

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Lima Model Penalaran Representasi dalam Kimia ... 31

Gambar 2.2 Diagram Analisis Bahan Ajar Biokimia ... 34

Gambar 2.3 Substansi Biokimia ... 38

Gambar 2.4 Model Hipotesis Deduktif ... 60

Gambar 2.5 Proses Pengorganisasian (organizing process) ... 62

Gambar 2.6 Peta Konsep Sub Materi Reaksi Transaminasi Oksidatif ... 72

Gambar 2.7 Peta Konsep Sub Materi Siklus Urea ... 76

Gambar 2.8 Peta Konsep Sub Materi Interkoneksitas Metabolisme ... 82

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian ... 83

Gambar 3.2 Desain Penelitian R & D ... 86

(7)

Rafiuddin, 2012

Pengembangan Program Pembekalan Kecakapan Generik Biokimia Pada Materi Pokok Tes Mahasiswa ………... 100

Gambar 4.2 Profil Tingkat Kesulitan pada Materi Pokok Biokimia II

(Bioenergetika, Metabolisme, dan Informasi Genetik) dan Cairan Tubuh ... 102

Gambar 4.3 Tingkat Kesulitan pada Materi Pokok Biokimia I dan

Biokimia II ... 104

Gambar 4.4 Grafik Rata-rata Skor Pretest, Posttest, dan % N-Gain secara Klasikal ... 121

Gambar 4.5 Rata-rata %N-gain Penguasaan Konsep Berdasarkan

Kelompok Kemampuan Mahasiswa ... 127

Gambar 4.6 Grafik Rata-rata Skor Total dan Tiap Aspek Partisipasi

Mahasiswa Kemampuan Rendah, Sedang, dan Tinggi ... 133

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Standar Kompetensi Lulusan Guru Pemula Kimia di LPTK... 37

Tabel 2.2 Rancangan Silabus Biokimia di LPTK yang Bersinergi dengan SKL Guru Pemula Kimia ... 39

Tabel 2.3 Model Siklus Belajar Hipotesis Deduktif ... 59

Tabel 2.4 Analisis Konsep Sub Materi Reaksi Transdeaminasi Oksidatif... . 69

Tabel 2.5 Analisis Konsep Sub Materi Siklus Urea ... 73

Tabel 2.6 Analisis Konsep Sub Materi Interkoneksitas Metabolisme…... 77

Tabel 3.1 Teknik Pengumpulan Data ... 93

Tabel 4.1 Profil Kemampuan KGB Mahasiwa pada Mata Kuliah Biokimia I dan II (Hasil Studi Pendahuluan) ... 105

(8)

Rafiuddin, 2012

Pengembangan Program Pembekalan Kecakapan Generik Biokimia Pada Materi Pokok Materi Pokok Reaksi Transaminasi dan Deaminasi Oksidatif ... 107

Tabel 4.3 Karakteristik Konsep yang dikembangkandalam Sub Materi

Pokok Siklus Urea ... 108

Tabel 4.4 Karakteristik Konsep yang dikembangkan dalam Sub Materi

Pokok Interkoneksitas Metabolisme ... 109

Tabel 4.5 Karakteristik Komponen Program KGB ... 110

Tabel 4.6 Hubungan Label KGB, Label Konsep dan Butir Soal ... 114

Tabel 4.7 Data Hasil Validasi Konten Oleh Ahli tentang Kesesuaian Analisis Konsep dan Peta Konsep ... 116

Tabel 4.8 Data Hasil Validasi Konten Oleh Ahli tentang Kesesuaian Konten Indikator KGB dengan Butir Tes ... 118

Tabel 4.9 Persentase Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran, dan Jumlah Butir Tes yang direvisi ... 119

Tabel 4.10 Persentase N-Gain untuk Tiap Label KGB ... 122

Tabel 4.11 Rata-rata % N-gain Penguasaan Label KGB Berdasarkan

Kelompok Kemampuan Mahasiswa (Rendah, Sedang, dan Tinggi) 123

Tabel 4.12 Peningkatan % N-Gain Penguasaan Konsep Biokimia untuk

Untuk Seluruh Mahasiswa (Klasikal) Tiap Label Konsep ... 125

Tabel 4.13 Hubungan Antara Label Konsep Terhadap Perolehan %N-Gain Berdasarkan Kelompok Kemampuan Mahasiswa ( Rendah,

Sedang, Tinggi) ... 128

Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Data %N-Gain …………... 130

(9)

Rafiuddin, 2012

Pengembangan Program Pembekalan Kecakapan Generik Biokimia Pada Materi Pokok

Tabel 4.16 Data Hasil Kuisioner ... 135

Tabel 4.17 Tanggapan Hasil Wawancara... 140

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A ... 184

1. Sintaks Perkuliahan Reaksi Transaminasi oksidatif... 184

2. Sintaks Perkuliahan Siklus Urea ... 188

3. Sintaks Perkuliahan Interkoneksitas Metabolisme ... 191

4. Sintaks Praktikum Sesuai Siklus Belajar Hipotesis Deduktif... 194

5. Lembar kerja Mahasiswa (LKM) perkuliahan Reaksi Transaminasi dan Transdeaminasi Oksidatif ... 198

6. Lembar kerja Mahasiswa (LKM) perkuliahan Siklus Urea ... 204

(10)

Rafiuddin, 2012

Pengembangan Program Pembekalan Kecakapan Generik Biokimia Pada Materi Pokok

8. Lembar kerja Mahasiswa (LKM) Praktikum... 211

9. Penuntun Kegiatan Praktikum Mahasiswa... 216

10.Cuplikan storyboard CD Animasi Perkuliahan ... 220

11.Butir Soal Pre test dan Pos test ... 223

12.Format Penilaian Partisipasi Perkuliahan dan Praktikum Biokimia... 232

13.Kuesioner Mahasiswa (Tanggapan Saat Studi Pendahuluan) ... 235

14.Kuesionar Mahasiswa (Tanggapan Setelah Program pembekalan) ... 238

15.Format Validasi Ahli ... 239

16.Data Skor UTS/UAS untuk Studi Pendahuluan ... 242

17.Profil Data Penguasaan KGB Untuk Studi Pendahuluan ... 252

18.Data Pengelompokan Kemampuan Mahasiswa ... 275

19.Data Skor Partisipasi Perkuliahan dan Praktikum Biokimia ... 277

20.Format Rekapitulasi Tanggapan dan Hasil Tes ... 280

21.Hasil Uji Coba Praktikum Biokimia ... 283

22.Analisis KGB Dalam Butir Tes Biokimia Untuk Mahasiswa Calon Guru Kimia ………... 284

23.Profil Tanggapan Dan Hasil Tes Mahasiswa Hasil Studi Pendahuluan 298 24.Hubungan Label Konsep, Indikator KGB dan Butir Soal... 300

Lampiran B ... 301

1. Analisis Reabilitas dan Validitas Soal... 301

2. Analisis Tingkat Kesukaran dan Daya Beda... 323

3. Data Tabulasi Skor Pre Tes ... 325

4. Data Tabulasi Skor Pos Tes ... 330

(11)

Rafiuddin, 2012

Pengembangan Program Pembekalan Kecakapan Generik Biokimia Pada Materi Pokok

Lampiran C ... 337 1. Tabel Profil Tingkat Kesulitan Mahasiswa (Hasil Studi Pendahuluan) pada

Materi Pokok Biokimia Struktur dan Fungsi Biomolekul (Biokimia I) 337

2. Tabel Profil Tingkat Kesulitan Mahasiswa (Hasil Studi Pendahuluan) pada Materi Pokok Biokimia Bioenergetika, Metabolisme dan Informasi

Genetika (Biokimia II) ... 338

3. Tabel Perbandingan Profil Tingkat Kesulitan Mahasiswa (Cukup Sulit,

Sulit, Sangat Sulit) pada Materi Biokimia I dan Biokimia II... 339

4. Tabel % N-Gain Penguasaan Konsep untuk seluruh Mahasiswa tiap Label Konsep dan Butir Soal ... 341

5. Tabel Rata-Rata Skor Total dan Tiap Aspek Partisipasi Mahasiswa

Kemampuan Rendah, Sedang dan Tinggi ... 343

6. Tabel Rata-rata % N-Gain tiap indikator KGB secara Klasikal... 344

7. Tabel Rata-Rata % N-Gain Penguasaan Tiap Indikator KGB berdasarkan Kelompok Kemampuan Mahasiswa ... 346

8. Tabel % N-Gain Penguasaan Tiap Label Konsep dan Butir Soal

Berdasarkan Kelompok Kemampuan Mahasiswa ... 347

9. Grafik Hubungan Antara Label Konsep Terhadap Perolehan

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelemahan mendasar dalam pembelajaran kimia di SMA adalah

konsep-konsep biokimia kurang terungkap dalam mata pelajaran kimia di SMA/MA, dan

calon guru kimia ditengarai memiliki keterbatasan kecakapan generik biokimia

(KGB) untuk mengajarkan konsep-konsep esensial biokimia dalam mata pelajaran

kimia di SMA. Kelemahan pertama tersebut merujuk pada standar kompetensi

lulusan (SKL) ke lima dalam pelajaran kimia di SMA/MA yaitu “Memahami

struktur molekul dan reaksi senyawa organik yang meliputi benzena dan

turunannya, lemak, karbohidrat, protein, dan polimer serta kegunaannya dalam

kehidupan sehari-hari” (Depdiknas, 2006). Kompetensi tersebut, titik beratnya

hanya pada kajian kimia organik, sedangkan aspek biokimia yang meninjau

struktur dan fungsi biomolekul kurang terungkap.

Mengingat bahwa tidak semua konsep-konsep biokimia nantinya akan

diajarkan oleh guru kimia di SMA, maka diperlukan desain silabus biokimia yang

keluasan dan kedalaman materinya dapat bersinergi dengan tuntutan SKL dan

standar isi bidang studi kimia SMA/MA. Berdasarkan penelusuran buku teks

biokimia yang digunakan pada beberapa perguruan tinggi di Indonesia, ditemukan

materi esensial biokimia, yaitu (1) struktur dan fungsi biomolekul, (2)

bioenergetika dan metabolisme, dan (3) informasi genetik. Ketiga aspek tersebut

(13)

Buku-buku teks biokimia tersebut, yakni Rawn (1989), Lehninger (1993), Stryer (1995),

Mathews (1996), Murray et al. (2003), Voet dan Voet (2006), dan buku-buku teks

biokimia lainnya pada prinsipnya mengandung ketiga aspek tersebut.

Biokimia sebagai cabang dari ilmu kimia, merupakan mata kuliah yang

sulit dipelajari oleh mahasiswa calon guru, terutama untuk materi pokok

metabolisme protein yang di dalamnya terdapat aktifitas enzim. Kesulitan tersebut

ditengarai berkaitan dengan kemampuan memahami aktifitas katalitik enzim yang

berperan dalam proses metabolisme protein. Walaupun pada kenyataannya, pada

metabolisme karbohidrat dan metabolisme lipid juga melibatkan enzim, akan

tetapi, substrak yang berinteraksi dengan enzim pada metabolisme karbohidrat

dan lipid berbeda karakteristiknya dengan substrak pada proses metabolisme

protein. Enzim yang juga merupakan protein ketika berinteraksi dengan molekul

substrak yang bersumber dari protein menyebabkan mahasiswa kesulitan dalam

menentukan jenis enzim dan fenomena interaksi katalitiknya.

Kesulitan yang dialami mahasiswa calon guru kimia dalam mempelajari

biokimia, khususnya metabolisme potein, memerlukan pendekatan pembelajaran

yang sesuai. Kesesuaian tersebut terkait pendekatan mengajar dengan karakteristik

konsep biokimia yang akan diajarkan. Hal ini sejalan dengan pendapat Shulman

(1987) bahwa sifat dasar pendekatan mengajar harusnya bergantung pada

karakteristik konsep tertentu yang akan diajarkan. Berdasarkan karakteristik

tersebut, maka dalam penelitian ini perkuliahan di kelas dilakukan dengan

menggunakan dua pendekatan dalam pembelajaran biokimia yakni penggunaan

(14)

hipotesis deduktif untuk kegiatan praktikum di laboratorium. Hal tersebut sejalan

dengan pendapat Talanquer (2011) yang mengemukakan bahwa untuk

memfasilitasi kemampuan berpikir mahasiswa, maka karakteristik pembelajaran

kimia dapat diperoleh melalui pengalaman praktikum dan visualisasi model.

Pengalaman diperoleh melalui pengamatan langsung atau tidak langsung (dengan

menggunakan instrumen) yang didasarkan pada pengetahuan aktual empiris yang

dapat diperoleh melalui kegiatan praktikum. Sementara itu, visualisasi model juga

berfungsi untuk memfasilitasi kemampuan berfikir terhadap fenomena dalam

kimia. Visualisasi model merujuk pada model yang divisualkan dalam bentuk

animasi mewakili komponen utama dan model teoritis. yang mencakup model

teoritis deskriptif, eksplanatori dan prediktif. Model merujuk pada entitas teoritis

dan asumsi yang mendasari untuk menjelaskan atau memprediksi berbagai

struktur, fungsi dan suatu biomolekul atau mekanisme dari suatu interaksi

biomolekul.

Biokimia memiliki karaksteristik khusus, misalnya metabolisme protein

yang melibatkan kerja enzim. Untuk memahaminya memerlukan KGB. Dengan

mempertimbangkan pendapat Cornford (2005), maka perspektif kita akan konsep

kecakapan generik menjadi lebih luas karena beberapa hal. Kecakapan generik

merupakan kecakapan aplikatif yang dapat diaplikasikan pada situasi yang

berbeda, setelah diawali dengan adanya proses belajar dan mengajar. Kecakapan

generik ini dapat diadaptasikan untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang baru.

Setelah dimodifikasi, kecakapan ini dapat memenuhi kebutuhan dan tantangan

(15)

perubahan teknologi dan sosial. Dengan pemahaman ini maka dapat dinyatakan

bahwa kecakapan generik memiliki sejumlah karakteristik khususnya sangat

fleksibel, sangat bergantung pada kecakapan dan keterampilan dari konten mata

pelajaran atau subjek yang dipelajari (Cornford, 2005).

Kecakapan generik dapat dipelajari berulang-ulang dan diadaptasi pada

konteks yang baru, sehingga memungkinan terjadinya „transfer‟. Mahasiswa calon

guru yang mampu mengaitkan kecakapan generik dengan kecakapan yang telah

dipelajari maka akan terjadilah proses transfer. Hambur et al. (2002) menyatakan

kecakapan seperti itu tidak dapat dipelajari secara kosong, justru harus dipelajari

dalam disiplin ilmu pengetahuan. Kecakapan tersebut tidak sekali saja dipelajari,

tetapi harus dipelajari secara keseluruhan dalam konteks pembelajaran yang baru.

Pembelajaran yang paling efektif adalah pembelajaran yang mampu

mengaplikasikan kecakapan generik yang telah dimiliki sebelumnya pada konteks

yang baru.

Kecakapan generik dalam biokimia dapat diperinci sebagai kecakapan

generik khusus (Housten dan Wood, 2005), dan dalam penelitian ini disebut

sebagai KGB. Beragam penelitian dalam konteks berbeda menunjukkan terjadinya

dinamika proses pembelajaran dalam sains khususnya biokimia. Dengan

mempertimbangkan perlunya aspek biokimia dalam mata pelajaran kimia, maka

mahasiswa calon guru kimia perlu dibekali dengan kecakapan yang dapat

digunakan untuk mengembangkan kemampuannya dalam mengajarkan aspek

biokimia pada mata pelajaran kimia di SMA. Hal ini penting, sebab sebelum

(16)

kimia tersebut terlebih dulu menguasai dan mengembangkan kecakapan generik

yang diperlukan. KGB, sebagaimana telah disebutkan sebelumnya yang

diharapkan dimiliki calon guru kimia adalah suatu kecakapan yang mampu

mengajarkan tiap konsep atau aspek biokimia dalam mata pelajaran kimia di

SMA. Sejauh ini belum ada penelitian yang khusus meneliti tentang KGB,

meskipun telah ada beberapa hasil penelitian ilmiah tentang kemampuan generik

dalam sains terutama kimia.

Kecakapan generik sains menurut Brotosiswoyo (2000) meliputi

pengamatan langsung dan tak langsung; kesadaran tentang skala besaran (sense of

scale); bahasa simbolik; kerangka logis inferensi logika; hukum sebab akibat,

pemodelan matematik; dan membangun konsep. Hasil penelitian Suyanti (2006),

menambahkan label kecakapan generik abstraksi dalam kimia an-aorganik.

Pendapat yang sama dikemukakan oleh Sudarmin (2007) dalam kimia organik.

Serta, sejalan dengan kecakapan generik kimia yang dikemukakan oleh Liliasari

(2007). Penelitian sebelumnya terbatas pada bidang kajian kimia an-organik,

kimia organik dan kimia umum, serta belum mengungkap karakteristik biokimia

sebagai bidang khusus yang mempelajari sifat dan fungsi biomolekul. Karena itu,

KGB yang diungkap dalam penelitian ini merupakan hal baru yang belum pernah

diungkap sebelumnya, terutama KGB tilikan ruang. Pembekalan KGB bagi

mahasiswa calon guru dipandang penting sebagai bekal agar survive dalam

menjalankan tugas profesinya dan kompeten mengajarkan aspek biokimia dalam

mata pelajaran kimia di sekolah. Namun, sampai saat ini belum ada publikasi

(17)

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka diperlukan penelitian dan

pengembangan program pembekalan KGB bagi mahasiswa calon guru kimia.

KGB diasumsikan dapat mempersiapkan kemampuan berpikir calon guru kimia

yang dibutuhkan agar kompeten dalam menjalankan tugasnya sebagai guru kimia

di sekolah. Dengan demikian penelitian ini difokuskan pada bagaimana program

pembekalan KGB yang efektif bagi mahasiswa calon guru kimia.

B. Rumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini adalah; “Bagaimanakah program pembekalan KGB

pada materi pokok metabolisme protein yang efektif bagi mahasiswa calon guru

kimia?”

Untuk memudahkan proses penelitian, maka rumusan masalah di atas dijabarkan

dalam beberapa pertanyaan penelitian berikut :

1. Kecakapan – kecakapan biokimia apa yang merupakan KGB untuk

mahasiswa?

2. Bagaimana bentuk program pembekalan KGB pada materi pokok

metabolisme protein yang sesuai untuk mahasiswa calon guru kimia?

3. Bagaimana penguasaan KGB pada materi pokok metabolisme protein bagi

mahasiswa calon guru yang disebabkan oleh program pembekalan?

4. Bagaimana penguasaan konsep biokimia pada materi pokok metabolisme

protein bagi mahasiswa calon guru yang disebabkan oleh program

(18)

5. Bagaimana tanggapan mahasiswa terhadap program pembekalan KGB pada

materi pokok metabolisme protein yang dikembangkan?

6. Apa keunggulan dan keterbatasan yang diperoleh dari program pembekalan

KGB pada materi pokok metabolisme protein yang dikembangkan?

C. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Menghasilkan suatu program pembekalan yang teruji untuk meningkatkan

penguasaan KGB dan penguasaan konsep biokimia materi pokok

metabolisme protein

2. Meningkatkan penguasaan KGB dan penguasaan konsep biokimia pada

materi pokok metabolisme protein bagi mahasiswa calon guru kimia

D. Manfaat penelitian

Manfaat dari penelitian ini diharapkan antara lain adalah:

1. Sebagai percontohan bagi dosen di LPTK dalam membekali KGB bagi

mahasiswa calon guru kimia.

2. Memberikan masukan pada LPTK untuk perbaikan kurikulum biokimia.

3. Memberikan pengalaman bagi mahasiswa calon guru kimia untuk

(19)

E. Definisi Operasional

1. Program pembekalan adalah seperangkat pembelajaran yang berupa tujuan

pembelajaran, sintaks pembelajaran, media, pendekatan pembelajaran,

landasan teori, lembar kerja mahasiswa (LKM), serta alat evaluasi berupa

butir tes pilihan ganda beralasan dan tes uraian.yang mengacu pada indikator

KGB.

2. KGB adalah kecakapan dasar yang dikembangkan dalam pembelajaran yang

sesuai dengan karakteristik konsep biokimia dan dapat diaplikasikan pada

konten dan konteks yang baru dan berbeda.

3. KGB tilikan ruang adalah KGB yang berguna untuk memahami konsep

(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas tentang; a. Paradigma penelitian; b. Desain penelitian;

c. Prosedur penelitian; d. Subjek penelitian; e. Instrumen penelitian; f. Tehnik

pengumpulan data dan analisis data.

A. Paradigma Penelitian

Gambar 3.1. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian diadaptasi dari standar kompetensi guru pemula

(SKGP) kimia di LPTK (Depdiknas, 2004) khususnya kompetensi kimia. Salah

(21)

menerapkan konsep-konsep esensial dalam bidang biokimia. Biokimia sebagai

materi subjek merujuk pada materi pokok biokimia yang ada pada semua buku

teks biokimia yang digunakan perguruan tinggi. Berdasarkan penelusuran

textbook biokimia yang digunakan pada beberapa perguruan tinggi di Indonesia,

maka materi biokimia terdiri atas tiga aspek yang dibahas secara berurutan, yaitu

(1) struktur dan fungsi biomolekul, (2) bioenergetika dan metabolisme, dan (3)

informasi genetik.

Konsep esensial biokimia didasarkan pada materi pokok yang sulit

dipelajari oleh mahasiswa calon guru kimia. Profil tingkat kesulitan materi pokok

diperoleh berdasarkan hasil studi pendahuluan. Sedangkan KGB diadaptasi dari

kecakapan generik sains (Brotosiswoyo, 2000) serta dikembangkan dari

karakteristik konsep biokimia. Konsep esensial biokimia dan KGB membentuk

kompetensi biokimia.

Program pembekalan KGB dikembangkan menggunakan R & D terdiri

dari studi pendahuluan, perancangan program, pengembangan program, dan

implementasi program.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang menggunakan pendekatan Research and

Development (R & D). Pendekatan Penelitian dan pengembangan dalam

pendidikan adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan

memvalidasi produk-produk pendidikan (Gall et al., 2003), meliputi studi

(22)

program. Program dikembangkan melalui validasi ahli dan uji coba secara

terbatas, selanjutnya program diimplementasikan dengan metode eksperimen.

Eksperimen menggunakan pretes-postes one group design (Campbell et al., 1963

dalam Gall et al., 2003).

Eksperimen dengan desain pretes-postes one group design terdiri atas tiga

tahapan pada kelas eksperimen yakni : (1) observasi awal, (2) tahap pembekalan,

dan (3) tahap Observasi Akhir. Pretes dilaksanakan pada tahap observasi awal

untuk mengetahui kemampuan awal KGB dan konsep biokimia mahasiswa calon

guru kimia. Tahap perlakuan adalah implementasi program pembekalan.

Observasi akhir dilaksanakan postes untuk mengetahui peningkatan penguasaan

KGB dan konsep biokimia mahasiswa calon guru kimia.

Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis tingkat penguasaan

KGB dan konsep biokimia mahasiswa calon guru kimia berdasarkan hasil tes

yang diperoleh mahasiswa. Analisis kualitatif digunakan untuk menjelaskan

tanggapan mahasiswa melalui kuisioner (Terlampir A.14) terhadap program

pembekalan yang dikembangkan. Deskripsi desain penelitian ini ditunjukkan pada

(23)

Gambar.3.2. Desain penelitian R & D

(diadaptasi dari Gall et al.,2003)

Studi literatur tentang kebutuhan:  Kecakapan generik biokimia calon guru

kimia

 konsep biokimia pada SKL siswa dan SI kimia di SMA

 SKL guru kimia

Konsep-konsep biokimia esensial

1. STUDI PENDAHULUAN

Studi lapangan tentang kebutuhan:

 Pogram perkuliahan biokimia LPTK, diperoleh melalui dokumen perkuliahan dan observasi di kelas

 Kecakapan generik biokimia berdasarkan informasi dari calon guru kimia

 Materi biokimia yang sulit dipelajari berdasarkan hasil análisis dokumen hasil tes lembar jawaban mahasiswa pada matakuliah bikomia sebelumnya

2. PERANCANGAN PROGRAM Rumusan program pembekalan:

(24)

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian pengembangan (R & D) program pembekalan untuk

meningkatkan penguasaan KGB dan penguasaan konsep biokimia dilakukan

dengan beberapa tahapan berikut, yakni : (1) studi pendahuluan, (2) perancangan

program, (3) pengembangan program, dan (4) implementasi program

1. Studi pendahuluan

Studi pendahuluan dibagi menjadi dua tahapan, yakni studi literatur dan studi

lapangan. Studi literatur merupakan tahap awal yang bertujuan untuk

menganalisis kebutuhan terhadap (1) KGB mahasiswa calon guru kimia, (2)

konsep-konsep biokimia yang ada dalam standar kompetensi lulusan dan

standar isi mata pelajaran kimia di SMA, (3) standar kompetensi guru pemula

kimia (4) konsep-konsep esensial dalam buku teks biokimia. Studi lapangan

bertujuan untuk menganalisis kebutuhan terhadap (1) KGB mahasiswa calon

guru kimia berdasarkan informasi dari mahasiswa dan dosen (2) Program

perkuliahan biokimia yang digunakan LPTK, diperoleh melalui dokumen

perkuliahan dan observasi di kelas (3) Materi perkuliahan biokimia yang sulit

dipelajari oleh mahasiswa calon guru kimia, melalui analisis dokumen tes dan

lembar jawaban mahasiswa pada ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir

semester (UAS).

2. Perancangan program

Tahap perancangan program terdiri dari dua tahap yakni, penyusunan

rancangan program pembekalan dan penilaian. Rancangan program

(25)

rumusan program pembekalan berupa definisi konsep, indikator KGB,

deskripsi dan tahapan pembekalan serta alat evaluasi. (3) lembar kegiatan

mahasiswa (LKM) dan CD animasi perkuliahan di kelas, (4) lembar kegiatan

mahasiswa (LKM) dan penuntun praktikum di laboratorium (4) perangkat tes.

(5) format observasi. (6) kuesioner, dan (7) pedoman wawancara.

3. Pengembangan program

Tahap pengembangan program terdiri dari : tahap validasi ahli dan tahap uji

coba terbatas, (a) Validasi ahli dilakukan melalui penilaian oleh tiga orang ahli

terhadap rancangan program yang hendak dikembangkan. Selanjutnya

dilakukan revisi pertama (b) Uji coba terbatas dilakukan pada 78 mahasiswa

calon guru kimia yang telah lulus mata kuliah biokimia di salah satu LPTK,

setelah itu direvisi kedua. Hasil revisi kedua menghasilkan program hipotesis.

4. Implementasi program

Program hipotesis diimplementasikan dengan metode eksperimen.

Eksperimen menggunakan pretes-postes one group design pada satu kelas

eksperimen. Pelaksanaan implementasi program pembekalan dilaksanakan

pada semester ganjil tahun ajaran 2011/2012. Kegiatan dibagi menjadi tiga

tahapan yakni 1. pretes, 2. kegiatan pembekalan terdiri dari : pembekalan

menggunakan media CD animasi dalam kelas teori, dan pembekalan melalui

praktikum dalam laboratorium, dan 3. Postes. Kegiatan perkuliahan dalam

kelas teori dilakukan selama dua kali tatap muka untuk tiga sub materi pokok

biokimia yang disesuaikan dengan sintaks menggunakan CD animasi.

(26)

penuntun praktikum berbasis siklus belajar hipotesis deduktif. Pada tahapan

praktikum dlakukan penyiapan dan uji coba sampel dari berbagai jenis

binatang dan organ (terlampir A21). Data yang diperoleh dari hasil

implementasi program kemudian dianalisis dengan cara menyusun urutan

data, mengelompokkan dan mengorganisasikan data ke dalam

kategori-kategori yang diteliti. Tahap selanjutnya ialah mengolah secara statistik untuk

data kuantitatif dan secara deskriptif untuk mengolah data kualitatif. Hasil

pengolahan data dilanjutkan dengan menyusun laporan hasil penelitian yang

menggambarkan program pembekalan yang sudah teruji dan tervalidasi, dan

karena itu disebut program final.

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dibagi kedalam dua kategori yaitu : (1) Subjek penelitian

pada tahap uji coba tes adalah mahasiwa calon guru kimia di salah satu LPTK di

Bandung yang telah mengikuti mata kuliah biokimia terdiri dari satu kelas 78

orang. (2) Subjek penelitian pada tahap implementasi program adalah mahasiwa

calon guru kimia yang sedang mengikuti mata kuliah biokimia terdiri dari satu

kelas 52 orang mahasiswa pada suatu LPTK di Bandung pada semester ganjil

(27)

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah :

1. Format analisis konsep

Format analisis konsep merupakan instrumen yang digunakan untuk

menganalisis karakteristik konsep yang menjadi materi pembekalan dari

program yang dikembangkan. Berdasarkan analisis konsep tersebut

diperoleh karakteristik konsep biokimia yang mengungkapkan jenis

konsep, label konsep, definisi konsep, atribut kritis, dan hirarki konsep.

Penjabaran hirarki konsep ini dituangkan dalam suatu bagan konsep.

Kecakapan generik yang terungkap dalam perkuliahan biokmia

berdasarkan karakteristik konsep biokimia disebut KGB, sehingga

diperlukan penjabaran KGB ke dalam indikator – indikator yang hendak

dikembangkan.

2. Format rumusan program pembekalan

Format rumusan program mencakup definisi konsep, indikator KGB,

deskripsi dan tahapan pembekalan, dan alat evaluasi yang digunakan.

3. LKM dan CD perkuliahan serta LKM dan penuntun praktikum

a. LKM perkuliahan digunakan saat proses perkuliahan berlangsung. LKM

ini digunakan sebagai media untuk membimbing aktivitas mahasiswa

pada upaya peningkatan KGB

b. CD perkuliahan berisi materi perkuliahan biokimia yang hendak

dikembangkan menggunakan animasi pada materi biokimia yang

(28)

c. LKM praktikum digunakan saat proses praktikum berbasis siklus belajar

hipotesis deduktif berlangsung. Serta, Penuntun praktikum berisi materi

praktikum, alat, bahan, dan tahapan kegiatan sebagai media untuk

membimbing aktivitas mahasiswa pada upaya peningkatan penguasaan

KGB.

4. Perangkat tes

Tes digunakan untuk mengetahui peningkatan penguasaan KGB dan

penguasaan konsep biokimia sebelum dan sesudah mengikuti pembekalan.

Butir tes dibuat dalam bentuk tes pilihan ganda beralasan dan uraian.

5. Format observasi

Format observasi digunakan untuk mengamati proses perkuliahan

biokimia di kelas. Format observasi dibuat dalam bentuk cek list

6. Kuesioner

Kuesioner digunakan untuk menjaring tanggapan mahasiswa terhadap

program pembekalan KGB yang dikembangkan.

7. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara digunakan untuk mendalami tanggapan mahasiswa

terhadap program pembekalan KGB yang dikembangkan.

F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini dilakukan melalui

empat (4) tahapan yakni : 1. tahap pendahuluan, 2. perancangan program, 3.

(29)

pendahuluan diperoleh melalui kegiatan yang terdiri dari; kegiatan analisis materi

biokimia yang sulit dipelajari oleh mahasiswa calon guru kimia, analisis konsep,

analisis KGB, analisis teoritis terhadap program pembekalan, observasi.

Selanjutnya data pada tahap pengembangan diperoleh melalui kegiatan yang

terdiri dari; validasi ahli dan uji coba terbatas. Sementara itu, data pada tahap

implementasi program diperoleh melalui kegiatan yang terdiri dari; pretes,

observasi, kuesioner, wawancara, dan postes. Data yang diperoleh dari berbagai

(30)

Tabel 3.1. Teknik Pengumpulan Data

NO Kegiatan Data yang diperoleh Sumber data Keterangan

1 Analisis

5 Validasi ahli Profil konten yang tervalidasi

Tiga orang ahli Tahap

Pengembangan 6 Uji Coba

terbatas

Profil konstruk yang teruji Mahasiswa yang telah lulus biokimia

9 Kuesioner Tanggapan tentang program yang 10 Wawancara Tanggapan tentang

program yang 11 Postes Peningkatan penguasaan

KGB dan penguasaan

Berdasarkan sifatnya, data penelitian dikelompokkan menjadi 2 (dua) jenis, yakni

data kuantitatif dan data kualitatif.

1. Data Kuantitatif

Data kuantitatif terdiri atas data pretes, postes, N-gain. Data yang

(31)

memerlukan analisis statistik parametrik. Statistik parametrik memerlukan

persyaratan data berdistribusi normal. Ada dua tahapan utama pengolahan data

kuantitatif ini, yaitu pertama, menguji semua persyaratan statistik yang

diperlukan. Persyaratan statistik tersebut yang diperlukan adalah uji normalitas

sebaran data subjek penelitian menggunakan Chi-Square Tes pada program

SPSS-13 terhadap data pretes, postes, dan N-gain kelas eksperimen. Kedua menentukan

statistik tertentu sesuai permasalahannya.

Penggunaan ANOVA satu jalur untuk melihat signifikansi perbedaan skor

rata-rata postes terhadap pretes setelah ditinjau kelompok mahasiswanya

(kelompok kemampuan tinggi, sedang dan rendah). Pengelompokan ini penting

untuk melihat efektifitas program pembekalan hasil pengembangan antar

kelompok kemampuan mahasiswa. Butir tes KGB yang digunakan pada pretes

sama dengan pada postes untuk semua kelompok kemampuan. Setelah mengikuti

program pembekalan diharapkan terjadi peningkatan penguasaan KGB dan

konsep biokimia pada semua kelompok kemampuan. Pengelompokkan

kemampuan mahasiswa didasarkan pada nilai rata-rata (x) tiga matakuliah yang

telah diluluskan yakni mata kuliah biokimia 1, kimia organik 1, dan kimia organik

2. Pengelompokan kemampuan berdasarkan kurva normal dengan batas bawah;

X - SD dan batas atas; X+SD. Mahasiswa digolongkan ke dalam kelompok

kemampuan rendah jika nilai rata-rata < batas bawah. Sedangkan mahasiswa yang

digolongkan ke dalam kelompok kemampuan sedang jika batas bawah < nilai

rata-rata < batas atas. Sementara itu, mahasiswa yang digolongkan ke dalam

(32)

Adapun penggunaan ANOVA dua jalur untuk melihat signifikansi

perbedaan skor rata-rata pos tes terhadap pretest setelah ditinjau kelompok

mahasiswanya (kelompok kemampuan tinggi dan rendah). Analisis secara statistik

berupa ANOVA satu jalur dan ANOVA dua jalur dengan menggunakan fasilitas

program software SPSS-13.

Validitas tes menggunakan persamaan produk momen Pearson, dan

reliabilitas tes menggunakan persamaan Kuder-Richakson. Gain pretes dan postes

dinormalkan dengan menggunakan rumus normalized learning gain yang

dinyatakan oleh Hake (1998) yaitu,

Rumus Hake:

Uji normalitas dan homogenitas, dan uji beda rata-rata %N-Gain menggunakan

software SPSS.

2. Data kualitatif

Data kualitatif terdiri atas ;

a. Data tentang materi biokimia yang sulit dipelajari mahasiswa calon guru

kimia. Data tersebut diperolah berdasarkan hasil analisis tingkat kesulitan

materi biokimia yang bersumber dari dokumen lembar jawaban UTS dan

UAS pada mahasiswa yang telah lulus mata kuliah biokimia II.

b. Data tentang rumusan program pembekalan berupa data karakteristik

konsep meliputi jenis konsep, label konsep, definisi konsep, atribut kritis, dengan kategori : tinggi : g ≥ 70%

sedang : 30%<g<70%

(33)

hirarki konsep dan peta konsep diperoleh berdasarkan analisis konsep.

Data tersebut diperoleh dari silabus mata kuliah biokimia dan buku-buku

biokimia yang digunakan diperguruan tinggi.

c. Data tentang indikator KGB diperoleh berdasarkan analisis kecakapan

generik yang dikembangkan dari Brotosiswoyo (2000) dan hasil kajian

mendalam peneliti sesuai karakteristik materi subjek biokimia.

d. ata tentang profil konten dan konstruk yang tervalidasi. Data profil konten

tervalidasi diperoleh berdasarkan hasil judgment oleh tiga (3) orang ahli,

kemudian data profil kontruk tervalidasi diperoleh dari hasil uji coba pada

78 orang mahasiswa yang telah lulus mata kuliah biokimia II.

e. Data kegiatan mahasiswa selama proses pembekalan berlangsung

diperoleh dari hasil observasi menggunakan format observasi, LKM, CD

perkuliahan, dan penugasan. Penugasan terdiri dari penugasan kelompok

dan individual. Penugasan individual meliputi tugas merangkum materi

yang ada dalam CD perkuliahan, tugas laporan praktikum, tugas

menanggapi CD perkuliahan, dan tugas menyusun pertanyaan terkait

materi dalam CD perkuliahan. Sedangkan kegiatan menjawab pertanyaan

yang diajukan dalam CD perkuliahan secara berkelompok. Sementara itu,

(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil peneltian, temuan, dan pembahasan diperoleh beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Kecakapan–kecakapan biokimia yang merupakan kecakapan generik biokimia

(KGB) pada materi pokok metabolisme protein, yaitu: (1) Tilikan ruang (5

label konsep); (2) Hukum sebab akibat (4 label konsep); (3) inferensi logika (4

label konsep) (4) konsistensi logis (3 label konsep); (5) pemodelan (3 label

konsep); (6) Bahasa simbolik (2 label konsep); (7) pengamatan langsung (1

label konsep); (8) pengamatan tak langsung (1 label konsep); (9) kesadaran

skala (1 label konsep)

2. Bentuk program pembekalan hasil pengembangan terdiri dari 3 set (75%)

perkuliahan teori berbantuan media compact disk (CD) animasi dan 1 set (25%)

praktikum LKM berbasis siklus belajar hipotesis deduktif. Jenis konsep yang

menyatakan proses merupakan menempati persentase tertinggi pada

metabolisme protein. Jenis konsep yang menyatakan proses terdapat 60 % pada

sub materi pokok reaksi transaminasi dan deaminasi oksidatif; 66,67% pada

sub materi siklus urea; dan 50,00% pada Sub materi pokok Interkoneksitas

metabolisme. Sedangkan, jenis konsep biokimia terendah pada materi pokok

(35)

10% pada reaksi transaminasi dan deaminasi; 8,33% pada siklus urea; dan

14,28% pada interkoneksitas metabolisme.

3. Penguasaan KGB mahasiswa calon guru baik secara klasikal maupun

berdasarkan kelompok kemampuan meningkat dengan % N-gain kategori

sedang sampai dengan kategori tinggi. Peningkatan %N-gain penguasaan KGB

tertinggi pada indikator tilikan ruang untuk semua kelompok kemampuan,

yakni kemampuan tinggi (99,8%), kemampuan sedang (97,06%), dan

kemampuan rendah (82,55%). Peningkatan %N-gain terendah ditemukan pada

KGB pemodelan, yakni kemampuan tinggi (46,98%), kemampuan sedang

(41,05%), dan kemampuan rendah (40,91%).

4. Penguasaan konsep biokimia mahasiswa calon guru baik secara klasikal

maupun berdasarkan kelompok kemampuan meningkat. Penguasaan %N-gain

tertinggi ditemukan pada label konsep sisi katalitik sebesar 93,22%.

Penguasaan %N-gain terendah ditemukan pada label konsep metabolisme

yang terkait dengan KGB pemodelan sebesar 30,52%.

5. Tanggapan mahasiswa calon guru, postitif terhadap program pembekalan KGB,

baik pada penggunaan CD animasi maupun praktikum yang berbasis siklus

belajar hipotesis deduktif.

6. Keunggulan program pembekalan yakni; (a) Efektif meningkatkan kemampuan

penguasaan KGB dan penguasaan konsep biokimia mahasiswa pada semua

level kemampuan, terutama dalam penggunaan CD animasi. (b) Praktikum

berbasis siklus belajar hipostesis deduktif unggul meningkatkan kemampuan

(36)

pembentukan sitrulin, serta pengamatan langsung pada konsep dehidrogenase.

Namun demikian, penelitian ini memiliki keterbatasan, yakni terbatas pada

satu kelas eksperimen tanpa kontrol dengan subjek penelitian berjumlah 52

orang, serta terbatas pada materi pokok metabolisme protein.

B. Saran

Berdasarkan keunggulan dan keterbatasan program pembekalan, maka

disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Mengingat keunggulan program pembekalan KGB sebagaimana telah

diuraikan di atas, maka disarankan kepada LPTK untuk meninjau ulang

kurikulum biokimia dengan memasukkan KGB sebagai suplemen dalam

perkuliahan biokimia. Serta, menyarankan kepada dosen biokimia terutama di

LPTK untuk menggunakan program ini sebagai pedoman perkuliahan.

2. Mengingat keterbatasan program pembekalan KGB sebagaimana telah

diuraikan di atas, maka disarankan kepada peneliti lain supaya program

pembekalan ini dikembangkan pada materi pokok biokimia lainnya dengan

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Alonso, M., Stella, C., dan Galagovsky, L. (2008). Student Assessment in Large-Enrollment Biology Classes. The International Union of Biochemistry and Molecular Biology. Biochemistry and Molecular Biology Education. 36(1), 16–21.

Agutter, P. S. (2010). “Precision Testing: A Method for Improving Students‟ Written Work in Biochemistry”. Journal of Biological Education: 13 (1), 25-31.

Allen, G. (2004). Development of a Strategy to Support the Universal Recognition and Recording of Employability Skills, Directions paper, Report to The

Department of Education, Science and Training, Australian Government.

Alkaslassy, E. (2011). “How Often do Students Working in Two-Person Teams Report That Work was Shared Equitably?” Assessment & Evaluation in

Higher Education: 36(3), 367–375.

Anderson, M., dan Osgood, L. (2005) Comparison of Student Performance in Cooperative Learning and Traditional Lecture-based Biochemistry Classes. Biochemistry and Molecular Biology Education:33 (6), 387–393.

Batmanian, M., Laura, C., Jennifer, L., dan Michael, P. (2006). Variation in Students Reflection on Their Conceptions of and Approaches to Learning

Biochemistry in a First Year Health Sciences‟ Service Subject.

International Journal of Science Education: 28 (15). 1887-1904.

Bloom, W. J. (2006). The Problem with Answers: An Exploration of Guided

Scientific Inquiry Teaching. Issues and Trends.

www.interscience.wiley.com).

Brian, W., Kim, S., Sheman, K., dan Weber, N. (2002). “Multimedia in Biochemistry and Molecular Biology Education. Evaluation of Molecular Visualization Software for Teaching Protein Structure. Differing

Outcomes from Lecture and Laboratory”. Biochemistry and Molecular

Biology Education: 30 (2), 130-136.

Boyer, R. (2003). Concepts and Skills in the Biochemistry/Molecular Biology Lab. The International Union of Biochemistry and Molecular Biology.

(38)

Brokaw, A., Cobb, A., dan Brian W., (2009). “A Simple Test Tube-Based ELISA Experiment for The High-School Classroom ”. Biochemistry and

Molecular Biology Education:37 (4), 243–248.

Bryce, C. F. A. (2010). “Nearest-Neighbour Frequency Analysis- A structured Interactive Program for Biochemistry Students”. Journal of Biological

Education: 12 (2), 133-139.

Brotosiswoyo, B.S. (2000). Kiat Pembelajaran MIPA dan Kiat Pembelajaran

Fisika di Perguruan Tinggi. Jakarta : Departemen Pendidikan nasional.

Brown, D. H. (1994). Principles of Language Learning and Teaching. New Jersey: Prentice Hall Regents.

Callan, V. (2004). VET Teacher and Student Attitudes about Generic Skills, in J.Gibb (Ed.) Generic Skills in Vocational Education and Training, Research Readings. Adelaide: National Centre for Vocational Education Research. ISBN I-920895-31-0.

Carson, S., dan Miller, H. (2012). “A Contemporary, Laboratory-Intensive Course on Messenger RNA Transcription and Processing. Biochemsitry and

Biologi Education: 40 (2), 89-99.

Chow, A. F., Woodford, K. C., dan Jeanne, M. (2011). Deal or no Deal: Using Games to Improve Student Learning, Retention & Decision Making. International Journal of Mathematics Education in Science and

Education. 42 (2), 259-264.

Chen, S. Y., dan Liu, X. (2011). “Mining Students‟ Learning Patterns and Performance in Web-based Instruction: A Cognitive Style Approach”.

Interactive Learning Environments:19 (2), 179–192.

Clanchy, J. dan Ballard, B. (1995). Generic Skills in the Context of Higher Education. Higher Education Research and Development, 14(2), 155–166.

Claire, M., dan Palmer, P., (2006). Reshaping Teaching and Learning: The Transformation of Faculty Pedagogical Content Knowledge. Higher

Education, 51: 619–647

Clark, R.E., dan Feldon, D.F. (2005). “Five Common but Questionable Principles of Multimedia Learning”, dalam Cambridge Handbook of Multimedia

(39)

Claude E., Dominique, B., Gilles, B. C., dan Marie, A. L. (2006) Assessing the Educational Effectiveness of a CAL Tutorial. Structure and Molecular Dynamics in Biology; Part 1: Water and Molecular Interactions. Chemistry

Education Research and Practice: 7 (4), 248-265.

Cornford, I. R. (2005). Challenging Current Policies & Policy Makers‟ Thinking on Generic Skills. Journal of Vocational Education and Training: 57(1), 414-422.

Cox, J. R. (2011). “Enhancing Student Interactions with the Instructor and Content Using Pen-based Technology, YouTube Videos, and Virtual Conferencingl”. Biochemistry and Molecular Biology Education: 39 (1), 4–9.

Daehler, G., dan Shinohara, M. (2001). “A Complete Circuit in a Complete Circle: Exploring the Potential Case Materials and Methods to develop

Teachers‟ Content Knowledge and Pedagogical Content Knowledge of Science.” Research Science Education: 31 (1), 267-288.

Daniel, C. K., Taber, K.S., dan Tan, J. (2011). “Research Report: The

Insidious Nature of „Hard-Core‟ Alternative Conception: Implication for the Constructivist Research Program of Patterns in High School students‟ and Pre-service teachers‟ Thinking About Ionisation Energy”.

International Journal of Science Education: 33 (2), 259-297.

Deimann, M., dan Keller, J., M. (2006). “Volitional Aspects of Multimedia

Learning”. Journal of Educational Multimedia and Hypermedia: 15 (2), 137-158.

De Jong, O., Jan H., Driel, V., Verloop, N. (2005). Preservice Teachers‟ Pedagogical Content Knowledge of Using Particle Models in Teaching Chemistry. Journal of Research in Science Teaching. 42(8), 947–964

De Jong, O., dan Driel, V. (2005). Teachers‟. “Exploring The Development of Student PCK of The Multiple Meanings of Chemistry Topics”.

InternationalJournal of Science and Mathematics Education: 39 (2), 477–

491.

Depdiknas. (2003a). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.

Ding, N. dan Harskamp, E.G. (2011). “Collaboration and Peer Tutoring in

Chemistry Laboratory Education”. International Journal of Science

(40)

Ellis, B. (2011). Using Research to Teach an Introduction to Biological Thinking. The International Union of Biochemistry and Molecular Biology

Biochemistry and Molecular Biology Education. 39 (1), pp. 10–16.

---. (2004). Standar Kompetensi Guru Pemula Lulusan Program Studi Pendidikan Kimia Jenjang S1. Jakarta.

---. (2005). Peraturan Menteri Nomor 23 Tahun 2005 tentang Standar

Kompetensi Lulusan. Jakarta: Depdiknas.

Fossey, A, dan Hancock, C. (2005). “DNA Replication and Transcription. An Innovative Teaching Strategy”. Journal of Biochemistry and Molecular

Biology Education: 33 (6), 411-415.

Gall, M. D., Gall, J. P., dan Borg, W. R. (2003). Educational Research, An

Introduction. Seventh Edition. Boston : Allyn and Bacon

Garland, P. B., Dutton, G. J., dan Macqueen, D. (1997). “Website- Tutorial Aids

for Teaching Biochemistry”. Studies in Higher Education: 2 (2), 22-29.

Grunwald, S. K., dan Krueger, K. (2008). “Improvement of Students Understanding of How Kinetic Data Facilitates The Determination of Amino Acid Catalytic Function Through an Alkaline Phosphatase Structure/Mechanism Bioinformatics Exercise”. Biochemistry and

Molecular Biology Education: 36 (1), 9–15.

Hake, R. R. (1998). Interactive- engagement versus traditional methods: A Six-Thousand-Student Survey of Mechanics Test Data for Introductory Physics Courses. Am. J. Phys. 66

Hambur, S., Rove, K., dan Tu Luc, L. (2002). Graduate Skills Assessment.

Stage One Validity Study. Commonwealth: Department of Education

Science & Training.

Handley, K., dan Williams, L. (2009). From copying to learning: using exemplars to engage students with assessment criteria and feedback. Assessment & Evaluation in Higher Education: 1–14.

Henze, I., Driel, V.J., dan Verloop, N. (2006). Science Teachers‟ Knowledge about Teaching Models and Modelling in The Context of a New Syllabus on Public Understanding of Science. Journal Res Sci Educ.: 37 (2), 99-122.

Housten, M., dan Wood, E. (2005). Biosciences: An Overview of Undergraduate

(41)

Huang, H. P., dan Yore, L. D. (2004). A Comparative Study Of Canadian and

Taiwanese Grade 5 Children‟s Environmental Behaviors, Attitudes,

Concerns, Emotional Dispositions, and Knowledge. International Journal

of Science and Mathematics Education. National Science Council,

Taiwan. Printed in the Netherlands: 1(4), 449‐448.

Shi, J., William B.W., Jennifer, M., Nancy, A.G., Quentin, V., dan Jennifer, K. (2010). A Diagnostic Assessment for Introductory Molecular and Cell Biology. CBE-Life Science Education: 9, 453-461.

Justi, R., dan Van Driel, J. (2005). “A Case Study of the Development of a

Beginning Chemistry Teacher‟s Knowledge about Models and Modeling”.

Research in Science Education, Springer. 35, 197–219.

Joe, L., dan Ron, O. (2002). Developing An Instructional Design Strategy to Support Generic Skills Development. Ascilite Conference Proceedings.

Licence to Ascilite.

Kano, K., et al. (2008). “Multimedia Presentation on the Human Genome. Implementation and Assessment of A Teaching Program for The Introduction to Genome Science Using A Poster and Animations”.

Biochemistry and Molecular Biology Education: 36 (6), 395–401.

Kinchin, I. M. (2005). “Reading Scientific Papers for Understanding: Revisiting

Watson & Crick (1953)”. Journal of Biological Education. 39 (2), 73-75.

Koballa, T. R., Glynn, S.M., dan Upson, L. (2005). Conceptions of Teaching Science Held by Novice Teachers in An Alternative Certification Program.

Journal of Science Teacher Education. 16, 287-308.

Lawson, A. E. (1989). “Research on Advanced reasoning, Concept Acquisition

and A Theory Instruction”. In Philip., A Adolescent Development and

Schools Science. The Falmer Press. 11-32.

Lawson, A. E., McElrath, C. B., Burton, M. S. (1991). “Hypothetico-deductive Reasoning Skill and Concept Acquisition: Testing A Contructivist

Hypothetis”. Journal of Research in Science Teaching. 28 (10)., 953-969.

Leathwood, M., dan Phillips, R. (2000). Developing Curriculum Evaluation Research in Higher Education: Process, Politics and Practicalities. Higher

Education 40: 313–330

(42)

Liliasari (2005). Membangun Keterampilan Berpikir Manusia Indonesia Melalui

Pendidikan Sains. Pidato pengukuhan guru besar tetap FPMIPA UPI.

Bandung

Liliasari (2007). “Scientific Concepts and Generic Science Skills Relationship In The 21st Century Science Education”. Proceeding of The First

International Seminar on Science Education. ISBN: 979-25-0599-7.13-18.

Loertscher, J. (2011). Student Centered Education Threshold Concepts in Biochemistry. Inter. Un. of Biochem. and Mol. Bio. Biochem.and Molec.

Bio. Edu: 39 (2), 56–57.

Loughran, J., Mulhall, P., dan Berry, A. (2004). “In Search of Pedagogical Content Knowledge in Science: Developing Ways of Articulating and

Documentary Professional Practice”. Journal of Research in Science

Technology: 41 (4), 370-391.

Macaulay, J. O., Van Damme, M.,P., dan Walker, K. Z. (2009). “The Use of

Contextual Learning to Teach Biochemistry to Dietic Students”. The International Union of Biochemistry and Molecular Bilogy. Biochemistry and Molecular Biology Education: 37(3), 137-143.

Marks, G., McMillan, J., dan Hillman, K. (2001). Tertiary Entrance Performance: The Role of Student Background and School Factors, Longitudinal Surveys

of Australian Youth, Research Report Number 22. Australian Council for

Educational Research: Melbourne.

Connell, M.T. (2010). Framing Teacher Education: Participation Frameworks as Resources for Teacher Learning. Pedagogies: An International Journal: 5 ( 2), 87–106

Mathews, C.K., Van Holde, K.E., dan Ahern, K.G. (2000). Biochemistry, 3rd ed., Addison-Wesley Publ. Co., San Fransisco

Mayer, R. E. (1997). “Multimedia Learning: Are we Asking The Right Question?” Educational Psychologist, 32, 1-19.doi:1207/ep3201_1

Mayer, R. E., (2001). Multimedia Learning. Retrieved from http://bit.ly/mMTeiA

Mayer, R. E., dan Moreno, R., (2002). “Animation As an Aid to Multimedia

Learning”. Educational Psychology Review: 14 (1), 145-152.

Mbajiorgu, N., dan Reid, N. (2006). Factors Influencing Curriculum Development

in Chemistry. University of Hull: The Higher Education Academy

(43)

McKenney, L dan Akker, M. (2005). Computer-Based Support for Curriculum Designers: A Case of Developmental Research. ETR and D. 53 (2), 41– 66. ISSN 1042–1629

Medlin, J., Graves, C., dan McGowan, S. (2003). “Using Diverse Professional Teams and a Graduate Qualities Framework to Develop Generik Skills

within a Commerce Degree”. Innovations in Education & Teaching

International [online] Taylor dan Francis Ltd.

http://www.tandf.co.uk/journals. Higher Education. Employability, Transferable Skills and Learning for Life (87–97). London: Kogan Page.

Mork, S. M. (2009). “An Interactive Learning Environment Deisgned to Increase The Possibilities for Learning and Communicating About Radioactivity”.

Interactve Learning Environments. 19 (2), 163-177.

Murray-Harvey, R., Curtis, D.D., Cattley, G.K., dan Slee, P.T. (2005). Enhancing Teacher Education Students' Generic Skills Through Problem-based Learning. Teaching Education, 16(3), 257-273.

Murray, R.K., Granner, D.K., Mayes, P.A, dan Rodwel, V.W. (2003). Harper’s

Illustrated Biochemistry. Twenty-Sixth International Edition. McGrawHill

Nakayama, T., Kosugi, S., dan Kato, K. (2008). Multimedia presentation on Human Genome. Implementation and Assessment of A Teaching Program for The Introduction to Genome Science Using a Poster and Animations.

Biochemistry and Molecular Biology Education. 36 (6), 395-401.

National Research Council (2000). National Science Education Standard (NSES). Washington DC: National Academy Press.

Nibhriti, D., dan Subrata, S. (2000). “Problem-Oriented Small-Group Discussion in The Teaching of Biochemistry Laboratory Practicals”. Biochemical

Education. 28, 154-155.

(44)

Journal of Research in Science Teaching. 27, 937–949.

Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). (2007). Programme for International Student Assesment (PISA) 2006 Science Competencies for Tomorrow’s World, Volume 1: Analysis, OECD, Paris.

Parsons, M. B. (2006).” A Course Designed For Undergraduate Biochemistry Students to Learn About Cultural Diversity Issues”. Biochemistry and

Moleculer Biology Edutaion: 34 (5), 326-331.

Paul, Y. (1998). Improving Students‟Data Analysis Skills in The Laboratory. In

University Chemistry Education: 2 (2), 45-53.

Paul, J. H., dan Jhonson, K. (2006). Competence Theories and the Science of

Education,” Educational Theory. 24 (4), 356-64

Parchmanna, I. et al. (2006). “Chemie im Kontext”: A Symbiotic Implementation of A Context-based Teaching and Learning Approach. International

Journal of Science Education: 28 (9). 1041–1062.

Philips, G. M. (1984). A Competent View of “Competence”. Communication

Education, 33, 1, 25-36 http://dx.doi.org/101080/03634528409384714.

Rafiuddin (2007). The Learning Cycle of Deductive Hypotesis in Biochemistry Experiment In Order To Increase The Critical Thinking Skill of Pre-Service Teacher‟s. Makalah Seminar Internasional, Prosiding, ISBN: 979-25-0599-7, Bandung

Rafiuddin dan Liliasari (2011). Pola Distribusi Tingkat Kesulitan Materi Subjek dan Muatan Kecakapan Generik Biokimia Bagi Mahasiswa Calon Guru Kimia. Prosiding. Seminar Nasional, ISBN: 978-602-99075-0-6, Semarang.

Rafiuddin dan Liliasari (2011). The Development of Test to Reveal Biochemistry Generic Skills (BGS) for Chemistry Pre-Service Teachers. Makalah

Seminar Internasional, Prosiding, ISBN: 979-979-99232-4-0, Bandung

Rawn, J.D. (1989). Biochemistry. International Edition. North Carolina U.S.A: Neil Patterson Publishers.

(45)

Robinson, J. B. (2005). Identifying pedagogical content knowledge (PCK) in the chemistry laboratory. Chemistry Education Research and Practice, The Royal Society of Chemistry.

Ryder, J., dan Banner, I. (2011). Research Report: Multiple Aims in The Development of A Major Reform of The National Curriculum for Science in England. International Journal of Science Education: 33 (5), 709-725.

Saat, R.M. (2004). The Acquisition of Integrated Science Process Skill in a web-based Learning Environment. Research in Science and Technological

Education: 22 (1), 27-35.

Sahandri, M., dan Kumar, S. (2009). Generic Skills in Personnel Development.

European Journal of Social Sciences .11 (4)-484

Salganik, L.H., dan Stephens, M. (2003). Competence Priorities in Policy and Practice, in D.S. Rychen and L.H. Salganik (Eds) Key Competencies. M Gottingen: Hogrefe and Huber

Schonborn, J. K., dan Trevor, A. R. (2006). The Importance of Visual Literacy in the Education of Biochemists. J. Biochemistry and Molecular. Biochemistry Education: 34 (2), 94-102.

Schonborn, J. K., dan Trevor, A.R. (2008). Bridging the Gap Bridging the Educational Research-Teaching Practice Gap Conceptual Understanding, Part 2: Assessing and Developing Studentk. Biochemistry and Molecular Biology Education. 36 (5), 372–379

Schonborn, J.K., dan Trevor, A.R. (2009). A Model of Factors Determining

Students‟ Ability to Interpret External Representation in Biochemistry.

International Journal of Science Education: 31 (2), 193-232.

Scott, P., Mortiner, E., dan Ametller, J., (2011). Pedagogical Link-Making: A Fundamental aspect of Teaching and Learning scientific Conceptual knowledge. Studies in Sience Education: 47 (1)3-36.

Shen, P. D., Lee, T. H., dan Tsai, C. W. (2011). Applying Blended Learning with Web-Mediated Self regulated learning to enhance vocational students computing skills and attention to learn Interactive Learning Environment.

Interactive Learning Environment: 19 (2), 193-209.

(46)

Shwartz, Y., Ben-Zvi, R., dan Avi, H. (2006). “Chemical Literacy: What Does This Mean to Scientists and School Teachers?”. Journal of Chemical

Education. 83 (10), 213-220.

Simona, S., Campbell, S., Johnson, S., dan Styliani, D. (2011). “Characteristics of Effective Professional Development For Early Career Science Teachers”.

Research Science and Technological Education: 29(1), 5-23.

Stryer, L. (1995). Biochemistry, 4th Edition, New York: WH Freeman and Co.

Sudarmin (2007). Pengembangan Model pembelajaran kimia organik dan keterampilan generik sains (MPKOKG) bagi calon guru kimia. Disertasi. SPs UPI. Bandung. Tidak dipublikasikan.

Sugiyono (2009). “Metode Penelitian Pendidikan”. Alfabeta: Bandung.

Suyanti, R. D. (2006). Pembekalan kemampuan generik bagi calon guru melalui pembelajaran kimia anorganik berbasis multimedia komputer. Disertasi. SPs UPI. Bandung. Tidak dipulikasikan.

Tan, K.S., Goh, K., dan Chia, L.S. (2006). Bridging the Cognitive-Affective Gap: Teaching Chemistry While Advancing Affective Objectives. The Singapore Curricular Experience. International Journal of Science

Education: 35 (3), 239-255.

Talanquer, V. (2011). Macro, Submicro, and Symbolic, The many faces of the

Chemistry “triplet”. International Journal of Science Education: 33 (2), 179-195.

Tasker, R., dan Dalton, R. (2006). Research Into Practice: Visualisation of The Molecular World Using Animations. Chemistry Education Research

and Practice. The Royal Society of Chemistry:7 (2), 141-159

Teoh, B. S. P., dan Neo, T.K. (2007). “Interactive Multimedia Learning: Student‟s Atitudes And Learning Impact In An Animation Course.” The Turkish

Online Journal of Educational Technology. ISSN: 1303-6521 6(3).

Thiele, R.B., Venville, G.J., dan Treagust, D.F. (1995). A Comparative Analysis of Analogies in Secondary Biology and Chemistry Textbooks Used in Australian Cchools. Research in Science Education: 25, 221–230.

Thomas, J., dan Williamson, V. (2005). “Molecular Visualization in Science

Education”. Journal of Chemistry Education: 82, (6). 937-943.

(47)

Treagust, D.F., Chittleborough, G., dan Mamiala, T.L. (2003). The Role of Submicroscopic and Symbolic Representations in Chemical Explanations. International Journal of Science Education: 25, 1353– 1368.

Trevor, A. R. (2007). Bridging The Gap Bridging The Educational Research Teaching Practice Gap* The Power Of Assessment. Biochemistry and

Molecular Biology Education: 35 (6), 471–477.

Van Driel, De Jong, O., dan Verloop, N. (2003). The Development of Preservice

Chemistry Teachers‟ Pedagogical Content Knowledge. Journal Science: 24 (1), 25-31.

Viviana, A., Ravorola, D., Garcia, M. (2000). “Problem-Based Learning in Veterinary Medicine: Protein Metabolism”. J. Biochemical Education: 28, 30-31.

Voet, D., Voet, J.G., dan Pratt, C.W. (2006) Fundamentals of Biochemistry, John Wiley and Sons, New York.

Wei, B., dan Thomas, G. P. (2006). “An Examination of the Change of the change of the Junior Secondary School Chemistry Curriculum in The P. R. China: In The View of Scientific Learning”. Research Science

Education: 36 (1), 403-418.

White, H. (2011). “Visualizing The Perception Filter and Breaching It with Active-Learning Strategies. Biochemistry and Biology Education: 40 (2), 138-139.

Stephen J. H., Zhang, J. S., Addison Y.S., dan Tsai, J. J. P. (2011). “A Collaborative Multimedia Annotation Tool for Enhancing Knowledge Learning in CLCS”. Interactive Learning Environments. 19 (3), 322-330.

Yilmaz, D., Tekkaya, C., dan Sungur, S. (2011). “The Comparative Effects of Predictive/Discussion-based Learning Cycle, Conceptual Change Text and Traditional Instructions of Student Understanding”. International

Journal of Science Education: 33 (5), 607-628.

Yore, L.D. (1993). Commen On : Hypothetico-Deductive Reasoning Skill and Concept Acquisition : Testing A Constructivist Hypothesis. Journal of

(48)

Young, L. M. dan Rodney P. A. (2010). “The Use of Personal Narrative in Classroom Case Study Analysis to Improve Long-term Knowledge Retention and Cultivate Professional Qualities in Allied Health Students.

Gambar

Tabel 4.17    Tanggapan Hasil Wawancara.....................................................
Gambar 3.1. Paradigma Penelitian
Gambar 3.2.
Tabel 3.1. Teknik Pengumpulan Data

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan permasalahan yang telah penulis sajikan, maka peneliti merasa tertarik untuk melihat bagaimana respon masyarakat terhadap program-program pembangunan

Representasi ratu atut chosiyah dalam pemberitaan kasus korupsi alkes dan suap pilkada lebak di portal berita.. ”suara karya” dan “merdeka”: kajian

Selain itu penulis juga menjelaskan kerja sama antara perhitungan sewa modal yang diberikan, perhitungansewa modal yang harus dibayar pada saatnya karena semua bagian itu

Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya pemerintah untuk mendorong akselerasi penurunan angka kemiskinan yang berbasis partisipasi yang diharapkan dapat menciptakan

BAB II DESAIN PELATIHAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI BAGI GURU-GURU KIMIA SMA PADA KONSEP LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT A.. Perencanaan

TRADISI GANDAI DALAM KONTEKS UPACARA PERKAWINAN PADA MASYARAKAT PEKAL DI KECAMATAN KETAHUN, KABUPATEN BENGKULU UTARA, BENGKULU: DESKRIPSI PERTUNJUKAN, PERUBAHAN, DAN

Pejabat Pengadaan Barang/Jasa II Kegiatan APBD pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2014, berdasarkan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung

Ketika ditinjau lebih jauh, bahasan mengenai perilaku seksual pranikah ini dilatar-belakangi oleh beberapa faktor salah satunya berkaitan dengan pemberian perhatian dan