• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PERANGKAT ASESMEN KOMPETENSI PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR BERBASIS TASK WITH STUDENT DIRECTION (TWSD) BAGI MAHASISWA CALON GURU.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN PERANGKAT ASESMEN KOMPETENSI PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR BERBASIS TASK WITH STUDENT DIRECTION (TWSD) BAGI MAHASISWA CALON GURU."

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENGEMBANGAN PERANGKAT ASESMEN KOMPETENSI

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR BERBASIS

TASK WITH STUDENT DIRECTION (TWSD) BAGI

MAHASISWA CALON GURU

DISERTASI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Doktor Ilmu Pendidikan dalam Bidang Pendidikan IPA

Oleh :

AJAT SUDRAJAT NIM 0805923

SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PANITIA DISERTASI

UNTUK UJIAN TAHAP II

Promotor Merangkap Ketua,

Prof. Dr. Hj. Anna Permanasari, M.Si

Ko-Promotor Merangkap Sekretaris,

Prof. Dr. H. Asmawi Zainul, M.Ed

Anggota,

Prof. Dr. Buchari

Ketua Program Studi

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam,

(3)

ii Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia

Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (TWSD)

Bagi Mahasiswa Calon Guru

Oleh Ajat Sudrajat Drs IKIP Bandung, 1989 M. Si ITB Bandung, 1996

Sebuah disertasi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Doktor Pendidikan (Dr.) pada Prodi IPA Sekolah Pascasarjana

© Ajat Sudrajat 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat asesmen kompetensi praktikum kimia analitik dasar berbasis task with student direction

(TWSD) yang dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif praktikum

dan kompetensi kinerja praktikum. Penelitian dilakukan menggunakan desain

research and development digunakan dengan empat tahapan yaitu : (1) studi

(5)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRACT

(6)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

(7)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB II PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN KOMPETENSI

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR...

A. Asesmen dalam Pembelajaran...

(8)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Asesmen Hasil Pembelajaran...

B. Asesmen Pilihan Ganda dan Asesmen Kinerja dalam Praktikum...

1. Asesmen Pilihan Ganda...

2. Asesmen Kinerja...

3. Asesmen Kinerja dalam Praktikum Kimia Analitik Dasar...

C. Kompetensi dalam Asesmen dan Praktikum...

1. Pengertian Kompetensi...

2. Standar Kompetensi Calon Guru dalam Asesmen...

3. Kompetensi dalam Praktikum...

D. Pengembangan Instrumen Asesmen Praktikum...

1. Penyusunan Instrumen Asesmen...

2. Kualitas Instrumen Perangkat Asesmen...

E. Hasil Penelitian yang Relevan...

BAB III METODE PENELITIAN...

A. Paradigma dan Desain Penelitian...

B. Lokasi dan Subjek Penelitian...

C. Pengembangan Instrumen Asesmen...

D. Pengumpulan Data...

E. Analisis Data...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...

A. Hasil Penelitian...

(9)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Hasil Pengembangan Tes Pilihan Ganda...

3. Hasil Pengembangan Task dan Rubrik untuk Praktikum Analisis

Gravimetri...

4. Hasil Pengembangan Task dan Rubrik untuk Praktikum Analisis

Volumetri...

5. Implementasi Perangkat Asesmen dalam Praktikum Kimia

Analitik Dasar...

6. Kontribusi Kompetensi Kognitif Praktikum Terhadap

Kompetensi Melakukan Praktikum...

B. Pembahasan Hasil Penelitian...

1. Kondisi Pelaksanaan dan Asesmen Praktikum Yang Perlu

Dikembangkan...

2. Karakteristik Instrumen Asesmen Pilihan Ganda dan

Implementasinya...

3. Karakteristik Rubrik untuk Perencanaan Praktikum Kimia

Analitik Dasar dan Implementasinya...

4. Karakteristik Rubrik untuk Melakukan Praktikum Kimia Analitik

Dasar dan Implementasinya...

5. Karakteristik Rubrik untuk Laporan Praktikum Kimia Analitik

Dasar dan Implementasinya...

6. Kontribusi Kompetensi Kognitif Praktikum Terhadap

(10)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI...

A. Kesimpulan Hasil Penelitian...

B. Implikasi Hasil Penelitian...

C. Rekomendasi...

DAFTAR PUSTAKA...

LAMPIRAN... 180

180

183

185

187

(11)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

(12)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat telah

membawa perubahan pada berbagai aspek kehidupan manusia. Berbagai

permasalahan yang bersumber dari ilmu pengetahuan dan teknologi hanya dapat

dipecahkan dengan upaya penguasaan, pemahaman, serta peningkatan ilmu

pengetahuan dan teknologi tersebut. Dengan kemajuan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi telah mengakibatkan persaingan global yang semakin

ketat. Supaya mampu berperan dalam persaingan global tersebut, maka kita harus

selalu mengembangkan dan meningkatkan kualitas dalam semua aspek, sehingga kita

dituntut untuk mampu belajar, berpikir kreatif, membuat keputusan, dan dapat

menyelesaikan / memecahkan masalah.

Pendidikan sains dapat membantu mahasiswa untuk mengembangkan

pemahaman dan kebiasaan berpikir, sehingga mahasiswa mampu untuk bersaing

secara global. Oleh karena itu pendidikan sains berperan penting dalam melek sains

dan pengembangan pengetahuan. Pendidikan sains telah mengalami pergeseran ke

arah yang lebih menekankan pada proses yang menitikberatkan supaya seseorang

dapat mengkontribusi pengetahuannya. Selain itu pendidikan sains, juga diusahakan

(13)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Cain dan Evans (Rustaman, 2005) menyatakan bahwa sains mengandung

empat pokok yaitu : produk, proses, sikap dan teknologi. Dalam belajar sains, siswa

seharusnya tidak hanya belajar produk saja, tetapi harus belajar tentang aspek proses,

sikap dan teknologi agar siswa dapat benar-benar memahami sains secara utuh. Jika

mengacu pada National Research Council (1996), rendahnya kontribusi pembelajaran

sains disebabkan hanya menitikberatkan pada penguasaan materi (subject matter) dan

penggunaan asesmen yang tidak sesuai sehingga siswa hanya dipersiapkan untuk

menguasai pengetahuan saja. Oleh sebab itu pembelajaran sains tidak hanya

menekankan pada konsep sebagai produk tanpa mengembangkan keterampilan

proses dari siswa.

Dalam pembelajaran sains, keterampilan proses dapat dilakukan dengan

belajar melalui pengalaman secara langsung, yang umumnya diperoleh melalui

pendekatan kerja laboratorium, yakni melalui kegiatan praktikum. Menurut Firman

(1989) kegiatan laboratorium memberikan pengalaman langsung sehingga

pengetahuan yang diperoleh lebih tertanam dalam diri siswa.

Belajar melalui pengalaman secara langsung berinteraksi dengan objek atau

situasi yang sebenarnya merupakan cara belajar yang sangat efektif, terutama dalam

pembelajaran sains, sebab dalam mempelajari sains tidak cukup hanya dengan belajar

secara verbal tanpa adanya saat ketika siswa melakukan sendiri proses sains. Hal ini

sesuai dengan pendapat Firman (1989) yang menyatakan bahwa pengalaman yang

(14)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tiga aspek tujuan pengajaran sains, yaitu : (1) pemahaman terhadap konsep-konsep,

prinsip-prinsip, hukum-hukum, atau teori dalam pengajaran sains, (2) penguasaan

keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk melakukan penyelidikan seperti

mengamati, mengukur, mempergunakan alat, dan yang lainnya, (3) penanaman sikap

ilmiah pada diri siswa, seperti teliti, objektif, jujur dan seadanya.

Kegiatan praktikum merupakan metode pengajaran yang dapat membantu

siswa untuk memperoleh berbagai pengalaman, baik pengalaman dalam aspek

kognitif, afektif maupun psikomotor (Yosaphat S, 1986). Hal ini sesuai dengan

pendapat Rahayuningsih & Dwiyanto (2005) bahwa kegiatan praktikum sangat

efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran secara bersamaan, yaitu keterampilan

aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Dengan pengalaman seperti ini siswa

memperoleh kesan yang mendalam tentang objek atau situasi yang dipelajarinya.

Kegiatan praktikum merupakan bagian yang integral dalam pembelajaran sains

termasuk pembelajaran kimia.

Proses pembelajaran sains di perguruan tinggi termasuk pembelajaran kimia,

terdiri atas kegiatan tatap muka, kegiatan praktikum, kegiatan terstruktur, dan

kegiatan mandiri. Pembelajaran untuk mahasiswa memiliki karakteristik yaitu : (1)

integrasi teori dan praktek untuk memantapkan pengetahuan, keterampilan, dan

sikap, (2) kondisi belajar yang kondusif untuk mengembangkan kreatifitas, motivasi,

(15)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kimia sebagai proses, dapat dipelajari menggunakan pendekatan

“keterampilan proses sains” atau “keterampilan dasar bekerja ilmiah”. Metode yang

dapat dipilih yaitu melalui kegiatan praktikum di laboratorium. Pada kegiatan ini

untuk menemukan konsep baru, diantaranya mengamati, menafsirkan pengamatan,

meramalkan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep, merencanakan

penelitian, mengajukan pertanyaan, dan berkomunikasi.

Dalam kurikulum berbasis kompetensi di program studi pada beberapa

perguruan tinggi tertentu, mata kuliah praktikum kimia analitik dasar (kimia analitik

I) merupakan mata kuliah yang terpisah dari mata kuliah kimia analitik dasar. Adapun

sifat dari mata kuliah ini adalah praktikum dengan beban 1 sks. Penyelenggara mata

kuliah ini dikoordinir oleh seorang dosen pengampu. Dosen dapat merumuskan

silabus, memilih strategi pembelajaran dan asesmennya. Kompetensi praktikum yang

sudah dirumuskan dapat dikembangkan indikator-indikatornya menjadi instrumen

asesmen (Depdiknas, 2003c). Dosen mempunyai keleluasaan untuk menyusun

asesmen yang sesuai dalam pembelajaran praktikum untuk aspek kognitif, afektif

maupun psikomotor sesuai dengan tujuan pembelajaran praktikum yang diharapakan.

Kegiatan praktikum sangat erat kaitannya dengan proses pembelajaran.

Dalam kegiatan praktikum mahasiswa akan memperoleh berbagai pengalaman baik

dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotor. Kegiatan praktikum mempunyai

peranan penting dalam pembelajaran kimia, namun demikian keberhasilan kegiatan

(16)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

salah satu aspek yang turut menentukan keberhasilan tersebut adalah pendekatan

yang dipergunakan dalam melaksanakan proses pembelajaran kimia tersebut melalui

kegiatan praktikum, serta asesmen yang digunakannya.

Praktikum kimia analitik dasar merupakan kegiatan praktikum yang

mendasari belajar keterampilan yang harus dimiliki untuk melakukan kegiatan

praktikum mata kuliah lain dalam bidang kimia. Begitu juga seorang yang telah lulus

mengikuti praktikum kimia analitik dasar, selain menguasai aspek kognitif, dianggap

telah memiliki keterampilan dasar dalam melakukan pekerjaan analisis. Hal penting

yang lain adalah lulusan praktikum kimia analitik dasar harus dapat menunjukkan

sikap yang benar terhadap berbagai aspek keamanan dan keselamatan kerja di

laboratorium, karena pada praktikum ini paling banyak digunakan bahan kimia yang

berbahaya. Kedua kompetensi esensial tersebut pada umumnya luput dari asesmen

dosen.

Kegiatan praktikum di laboratorium saat ini masih banyak melakukan

kegiatan praktikum verifikasi tradisonal yang berdasarkan penuntun praktikum,

dimana kegiatan praktikum dapat dipandang sebagai suatu kegiatan yang bertujuan

untuk membuktikan konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum atau teori yang

telah ada. Selain itu petunjuk praktikum yang sudah terinci mengakibatkan kurang

mendorong mahasiswa untuk berkreasi mengorganisir kompetensinya untuk

(17)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Menurut Domin (2007) pembelajaran praktikum dapat dilakukan secara

expository, inquiry, discovery dan problem based. Praktikum berbasis problem akan

mendorong untuk merencanakan dan menyelesaikan masalah yang harus diselesaikan

oleh siswa dalam praktikum. Hal ini hampir sama dengan praktikum yang berbasis

task with student direction (TWSD). Salah satu kegiatan praktikum yang melibatkan

mahasiswa melalui tugas yang harus diselesaikan langsung oleh mahasiswa. Tugas

yang diberikan dalam TWSD merupakan tugas dalam melaksanakan kegiatan

praktikum mulai dari perencanaan dan mendesain praktikum untuk menyelesaikan

masalah yang diberikan kepada mahasiswa. Mahasiswa disediakan waktu untuk

membuat rencana praktikum berdasarkan masalah yang diberikan oleh dosen.

Berdasarkan rencana praktikum yang telah dibuat oleh mahasiswa, kemudian

mahasiswa melakukan praktikum dengan menggunakan bahan-bahan dan alat-alat

yang telah disediakan di laboratorium untuk mengumpulkan data percobaan, sesuai

dengan masalah yang dihadapinya. Hasil percobaan, perhitungan dan kesimpulan

dapat disampaikan atau dikomunikasikan melalui laporan praktikum.

Dalam kegiatan praktikum ini, mahasiswa diberikan pengalaman belajar

otentik dan keterampilan memecahkan masalah yang berorientasi pada pembelajaran

berbasis masalah. Belajar merupakan hasil kerja mahasiswa dan pembelajaran

memainkan peranan penting yang memungkinkan terjadinya aktivitas konstruksi

pengetahuan. Pembelajaran berbasis masalah mengubah prosedur pembelajaran

(18)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(Gallagher, et al,1995). Pembelajaran dimulai setelah mahasiswa dikonfrontasi

dengan masalah yang terstruktur (Woods, 1996). Kegiatan praktikum berbasis tugas

(task) yang merupakan suatu masalah yang harus diselesaikan cenderung memotivasi

mahasiswa untuk belajar pengetahuan baru yang digunakan untuk memecahkan

masalah atau tugasnya. Suatu informasi yang dikumpulkan untuk suatu masalah

tertentu, dipelajari dengan tujuan untuk memecahkan tugas/masalah

Dosen pengampu mempunyai tanggung jawab untuk memberikan asesmen

terhadap kegiatan praktikum mahasiswa. Dalam pelaksanaan pembelajaran

praktikum, dosen pengampu cenderung melakukan asesmen terfokus kepada hasil

laporan praktikum yang dibuat oleh mahasiswa, dan lebih banyak dilakukan asesmen

tengah semester dan akhir semester yang bersifat pengukuran ranah kognitif dan

diujikan secara tertulis (paper and pencil test) yang berhubungan dengan materi

praktikum yang telah dilakukannya. Apabila sistem asesmen tersebut terus dilakukan,

maka tidak akan terukur tingkat kompetensi mahasiswa dalam kompetensi praktikum,

sehingga akan mengurangi kompetensi mahasiswa dalam praktikumnya, khususnya

praktikum kimia analitik dasar. Karena belum tersedianya perangkat asesmen

kompetensi praktikum kimia analitik, itulah yang mendorong peneliti untuk

mengembangkan perangkat asesmen yang valid dan reliabel. Pembinaan kompetensi

praktikum kimia analitik dasar sangat penting dalam rangka menimbulkan percaya

diri mahasiswa dalam belajar kimia. Selain itu kompetensi praktikum merupakan

(19)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sehubungan dengan kegiatan praktikum tersebut, maka sangat dibutuhkan asesmen

yang dapat mengases kompetensi dalam aspek kognitif praktikum dan kompetensi

praktikum kimia analitik dasar.

Asesmen dalam pembelajaran praktikum harus dapat mengukur kompetensi

aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Suatu kompetensi dapat diuraikan menjadi

beberapa indikator, dan setiap indikator dapat dijabarkan lebih lanjut ke dalam

instrumen asesmen. Dengan demikian dalam pembelajaran kimia termasuk praktikum

dapat dilakukan asesmen dengan prosedur tertulis, lisan dan observasi atau

pengamatan.

Dalam pembelajaran sains, guru atau calon guru diharapkan dapat melakukan

asesmen proses dan hasil pembelajaran sains secara komprehensif dan benar.

Komprehensif artinya asesmen dilakukan mencakup berbagai aspek kompetensi.

Benar artinya asesmen yang dilakukan sesuai dengan tujuan dan prinsip-prinsip

asesmen yang objektif, valid, reliabel, demokratis dan berkeadilan.

Asesmen sebagai bagian dari program pembelajaran, mempunyai peranan

yang sangat penting terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Pola asesmen yang baik

dapat memberikan kontribusi positif terhadap proses belajar mengajar dan hasil

belajar siswa. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Stiggins (1994) yang

menyatakan bahwa tidak perlu diragukan lagi bahwa pembelajaran yang efektif,

(20)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Setiap asesmen, baik melalui prosedur tertulis maupun prosedur observasi,

memerlukan alat ukur tertentu yang tepat. Alat ukur dapat digolongkan ke dalam dua

golongan yaitu tes dan non tes. Bentuk tes antara lain : pilihan ganda, uraian terbatas,

uraian bebas, jawaban singkat, menjodohkan, benar salah, unjuk kerja (performans)

dan portofolio. Sedangkan bentuk non tes antara lain : angket, skala sikap, pedoman

wawancara, pedoman pengamatan.(Depdiknas, 2003d)

Kimia yang menekankan pada aspek proses dapat dilakukan melalui kegiatan

praktikum. Oleh karena itu selain asesmen aspek kognitif yang telah dikembangkan,

perlu dikembangkan juga asesmen untuk kompetensi praktikum kimia analitik dasar.

Konteks asesmen dalam praktikum kimia analitik dasar adalah melakukan analisis

kuantitatif yaitu analisis gravimetri dan analisis volumetri.

Dari beberapa dasar pemikiran teoritik dan pengamatan empiris serta

menelaah hasil penelitian yang ada, ternyata belum banyak penelitian yang khusus

membahas tentang bentuk rubrik untuk mengukur kompetensi praktikum kimia

analitik dasar bagi mahasiswa kimia pada pelaksanaan praktikum khususnya untuk

analisis gravimetri dan analisis volumetri. Dalam upaya memperbaiki kondisi

pelaksanaan asesmen yang dilakukan dalam praktikum kimia analitik dasar perlu

dilaksanakan pengembangan dan penelitian tentang hal tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, maka untuk memperbaiki perangkat asesmen

dalam mengukur kompetensi praktikum kimia analitik dasar, dikemukakan penelitian

(21)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (TWSD) Bagi Mahasiswa Calon

Guru”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,

telah diuraikan peran penting praktikum kimia analitik dasar untuk mengembangkan

keterampilan proses. Selain itu diungkapkan juga mengenai pengembangan

perangkat asesmen pada praktikum untuk mengukur kompetensi praktikumnya,

dimana perangkat asesmennya belum tersedia. Berhubungan dengan upaya

mengembangkan perangkat asesmen yang berkaitan dengan praktikum kimia analitik

dasar, maka permasalahan yang perlu dipecahkan melalui penelitian ini adalah

“perangkat asesmen yang bagaimanakah yang dapat mengukur kompetensi

mahasiswa calon guru kimia dalam aspek kognitif dan praktikum kimia analitik dasar

berbasis task with student direction (TWSD)? Untuk menjawab rumusan masalah

utama dalam penelitian ini, telah dilakukan penelitian pengembangan perangkat

asesmen untuk mengukur kompetensi praktikum kimia analitik dasar bagi mahasiswa

calon guru kimia.

Selanjutnya agar penelitian ini lebih terarah, maka masalah utama diuraikan

dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Kompetensi dan indikator apakah yang perlu diases dalam praktikum kimia

(22)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Bagaimana karakteristik perangkat asesmen untuk mengukur aspek kognitif

praktikum dan kompetensi praktikum kimia analitik dasar ?

3. Bagaimana implementasi perangkat asesmen dalam mengukur kompetensi aspek

kognitif praktikum dan kompetensi praktikum kimia analitik dasar ?

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini tidak terlalu luas dan permasalahan dalam penelitian ini

lebih terarah, maka permasalahan dalam penelitian ini perlu dibatasi. Pembatasan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Perangkat asesmen yang dikembangkan berupa instrumen untuk mengukur aspek

kognitif praktikum berupa instrumen tes pilihan ganda (multiple choice) dan

instrumen untuk mengukur kompetensi praktikum berupa rubrik. Rubrik

digunakan untuk mengases kompetensi merencanakan praktikum, kompetensi

melakukan praktikum, dan kompetensi melaporkan praktikum.

2. Praktikum yang dilakukan sesuai dengan kurikulum program studi pendidikan

kimia LPTK di Sumatera Utara pada perkuliahan praktikum kimia analitik dasar.

Praktikumnya adalah praktikum analisis kuantitatif dasar berupa analisis

gravimetri dan analisis volumetri. Pemilihan analisis ini berdasarkan

pertimbangan keterwakilan dari bahan perkuliahan praktikum analisis kuantitatif

(23)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Kompetensi yang diukur merupakan kompetensi aspek kognitif tentang praktikum

analisis gravimetri dan praktikum analisis volumetri. Sedangkan kompetensi

psikomotor merupakan kompetensi dalam praktikum analisis gravimetri dan

analisis volumetri dalam merencanakan praktikum, melakukan praktikum dan

melaporkan hasil praktikum.

4. Asesmen dikembangkan untuk praktikum berbasis task with student direction

(TWSD) dimana tugas yang diberikan berupa masalah yang harus diselesaikan

secara langsung oleh mahasiswa di bawah bimbingan dosen pengampu.

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari berbagai penafsiran yang berbeda terhadap variabel

penelitian perlu dikemukakan batasan terhadap istilah. Beberapa penjelasan istilah

dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Perangkat asesmen merupakan instrumen asesmen yang dirancang dengan

langkah-langkah tertentu berupa instrumen asesmen pilihan ganda yang terdiri

dari stem dan lima pilihan (option), rubrik beserta kriterianya, yang dapat

digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif praktikum dan kompetensi

praktikum analisis gravimetri dan analisis volumetri yang berbasis task with

(24)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Kompetensi praktikum merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh

mahasiswa untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan dalam praktikum analisis

gravimetri dan analisis volumetri yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan

dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.

3. Praktikum berbasis task with student direction (TWSD) merupakan praktikum

analisis gravimetri dan analisis volumetri dimana mahasiswa dituntut untuk

menyelesaikan tugas (task) berupa masalah yang harus diselesaikan secara

langsung oleh mahasiswa. Tugas yang harus diselesaikan mulai dari perencanaan

praktikum, melakukan praktikum, dan melaporkan hasil praktikum.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas,

dalam penelitian ini secara umum bertujuan untuk “mengembangkan perangkat

asesmen yang valid dan reliabel yang dapat digunakan untuk mengukur kompetensi

kognitif dan kompetensi praktikum kimia analitik dasar”. Pengembangan perangkat

asesmen untuk mengukur kompetensi praktikum dalam penelitian ini difokuskan

pada praktikum analisis gravimeri dan analisis volumetri.

Tujuan penelitian ini secara khusus, mengungkap secara empiris untuk :

1. Menghasilkan gambaran tentang kompetensi dan indikator yang perlu diases

dalam praktikum kimia analitik dasar terutama praktikum analisis gravimetri dan

(25)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Menghasilkan karakteristik perangkat asesmen untuk mengukur aspek kognitif

praktikum dan kompetensi praktikum kimia analitik dasar bagi mahasiswa calon

guru kimia

3. Menghasilkan gambaran implementasi dari perangkat asesmen yang diperoleh

dalam mengukur aspek kognitif praktikum dan kompetensi praktikum kimia

analitik dasar. Implementasi tersebut terutama berhubungan dengan : (a)

kontribusi aspek kognitif praktikum terhadap kompetensi praktikum (khusnya

dalam melakukan praktikum kimia analitik dasar), (b) peningkatan aspek kognitif

praktikum dan peningkatan kompetensi praktikum kimia analitik dasar yang

mencakup kompetensi merencanakan praktikum, melakukan praktikum dan

melaporkan praktikum.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat teoritis dan praktis,

terutama diharapkan dapat memberikan inovasi dan sumbangan dalam meningkatkan

kualitas asesmen dalam pembelajaran praktikum.

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yang diperoleh yaitu menghasilkan temuan-temuan dan

prinsip-prinsip pengembangan perangkat asesmen untuk mengukur kognitif

praktikum dan mengukur kompetensi praktikum kimia analitik dasar yang dapat

(26)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Perguruan Tinggi khususnya LPTK yang mengelola praktikum kimia

analitik dasar, hasil penelitian ini merupakan akuntabilitas Perguruan Tinggi

atau LPTK terhadap masyarakat dalam rangka menghasilkan lulusan yang

mempunyai kompetensi yang diharapkan.

b. Bagi dosen pada umumnya dan khususnya dosen pada mata kuliah praktikum

kimia analitik dasar, dimana hasil penelitian ini dapat memberikan

pengetahuan dan wawasan tentang pentingnya pengembangan perangkat

asesmen untuk mengukur kompetensi. Kompetensi dalam kimia analitik dasar

merupakan dasar untuk analisis berkelanjutan yang lebih kompleks. Selain itu

diharapkan hasil penelitian ini bisa dijadikan rujukan bagi guru/dosen

praktikum kimia analitik dasar dalam membuat instrumen asesmennya.

Memudahkan dosen/guru untuk melaksanakan pembelajaran praktikum kimia

analitik dasar bagi mahasiswa calon guru kimia

c. Bagi para peneliti yang tertarik dalam usaha pengembangan perangkat

asesmen, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

wawasan dalam merancang instrumen asesmen yang berbasis kompetensi.

d. Bagi mahasiswa, pembekalan kemampuan sesuai dengan kompetensi

praktikum kimia analitik dasar, dapat meningkatkan pengetahuan tentang

pelaksanaan praktikum terutama praktikum kimia analitik dasar secara benar

(27)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

(28)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Paradigma dan Desain Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang dilakukan untuk

memperoleh informasi tentang pengembangan instrumen asesmen yang dapat

mengukur kompetensi mahasiswa dalam praktikum kimia analitik dasar. Praktikum

yang dilakukan berbasis task with student direction, dimana kompetensi praktikum

dari mahasiswa dituntut untuk berkompetensi dalam merencanakan praktikum,

melakukan praktikum dan melaporkan praktikum. Selain itu mahasiswa harus

mempunyai pengetahuan aspek kognitif tentang praktikum sehinggga dalam

melakukan praktikum dapat berjalan dengan lancar yang didukung oleh pengetahuan

praktikumnya.

Kerangka berpikir dalam merencanakan penelitian ini didasarkan pada studi

pendahuluan tentang kondisi kegiatan praktikum yang riil, bahwa kegiatan praktikum

masih bersifat verifikasi atau dalam bentuk resep yang berdasarkan buku penuntun

praktikum, sehingga mahasiswa hanya tinggal mengikuti prosedur yang ada dalam

penuntun praktikum. Kondisi pelaksanaan asesmen kompetensi praktikum yang riil

yaitu asesmen yang digunakan untuk mengukur kompetensi praktikum masih berupa

(29)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kompetensi aspek kognitif saja. Untuk mengetahui kemampuan menggunakan alat,

menggunakan bahan, keselamatan kerja, merancang dan mendesain praktikum belum

dilaksanakan dan diperlukan asesmen khusus.

Kegiatan praktikum yang ideal seharusnya dapat dilaksanakan secara inquiry,

dicsovery, problem base. Kegiatan praktikum seperti itu diharapakan untuk

melibatkan mahasiswa dalam merencanakan, melakukan dan melaporkan hasil

praktikumnya. Asesmen dalam kegiatan praktikum seharusnya mengukur aspek

kognitif, afektif dan psikomotor yang mengutamakan asesmen kinerja.

Perangkat asesmen yang baik dapat memberikan kontribusi yang positif

terhadap proses belajar mengajar dan hasil belajar mahasiswa termasuk dalam

melaksanakan praktikum, sehingga pembelajaran yang efektif, efesien dan produktif

tidak mungkin ada tanpa perangkat asesmen yang baik (Stiggins, 1994). Pada

umumnya asesmen yang dilakukan oleh pendidik lebih menekankan pada ranah

kognitif. Hal ini kemungkinan besar disebabkan pendidik kurang memahami asesmen

ranah afektif dan ranah psikomotor (Depdiknas, 2008). Apabila melakukan asesmen

seperti di atas, maka tingkat kompetensi mahasiswa dalam melakukan praktikum

tidak akan terukur, termasuk praktikum kimia analitik dasar.

Kegiatan praktikum mempunyai peranan penting dalam pengajaran kimia.

Namun demikian keberhasilan kegiatan praktikum tergantung kepada pendekatan

yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan praktikum tersebut. Kegiatan

(30)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dimana kegiatan praktikum ini berorientasi pada pendekatan verifikasi. Kegiatan

praktikum belum banyak melibatkan mahasiswa mulai dari merencanakan,

melaksanakan dan melaporkan hasil praktikumnya.

Kegiatan praktikum harus banyak melibatkan mahasiswa, sehingga

mahasiswa merasa dilibatkan mulai dari perencanaan praktikum sampai melaporkan

praktikum. Bahkan mahasiswa harus dilibatkan dalam perencanaan asesmennya

sehingga mahasiswa tahu apa yang harus dilakukan dalam praktikumnya. Untuk itu

maka perlu pengembangan perangkat asesmen yang otentik berupa rubrik sekaligus

perangkat asesmen yang dapat mengukur aspek kognitif.

Pendidikan berbasis kompetensi yang mencakup kurikulum, pedagogi, dan

asesmen, menekankan pada pencapaian hasil belajar. Kurikulum berbasis kompetensi

disusun untuk mengembangkan kompetensi peserta didik secara keseluruhan. Setiap

kompetensi menggambarkan langkah kemajuan peserta didik menuju kompetensi

pada tingkat yang lebih tinggi dan bersifat terus menerus dalam suatu kajian materi

pembelajaran (Depdiknas, 2003a)

Salah satu mata kuliah di salah satu LPTK di Sumatra Utara adalah praktikum

kimia analitik dasar yang merupakan salah satu bagian dari kurikulum berbasis

kompetensi. Praktikum yang melibatkan mahasiswa mulai dari perencanaan

pratikum, kemudian melakukan praktikum dan mengkomunkasikan hasil praktikum

berupa laporan praktikum, yaitu praktikum berbasis TWSD. Berikut digambarkan

(31)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.1. Bagan Paradigma Penelitian Kompetensi calon guru

- Mengukur aspek kogntif

(32)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dalam kurikulum berbasis kompetensi di perguruan tinggi, mata kuliah

praktikum kimia analitik dasar merupakan mata kuliah tersendiri dengan jumlah satu

sks. Mata kuliah ini dikoordinir oleh seorang dosen pengampu, dimana dosen dapat

merumuskan silabus, memilih strategi pembelajaran dan asesmennya untuk

mengetahui keberhasilan perkuliahannya. Dosen pengampu mempunyai tanggung

jawab untuk mengembangkan perangkat asesmen terhadap kegiatan praktikum

mahasiswa.

Pembinaan kompetensi praktikum kimia analitik dasar sangat penting dalam

rangka menimbulkan percaya diri dalam belajar kimia. Selain itu kompetensi

praktikum merupakan implementasi dari kurikulum berbasis kompetensi yang telah

diberlakukan. Kompetensi lulusan mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Ini berarti bahwa pembelajaran dan asesmen harus mengembangkan kompetensi

peserta didik yang berhububungan dengan aspek afektif, kognitif dan psikomotor.

(Depdiknas, 2008).

2. Desain Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengembangkan perangkat asesmen untuk

mengetahui pemahaman praktikum dan kompetensi mahasiswa dalam melaksanakan

praktikum kimia analitik dasar. Dalam penelitian ini difokuskan pada praktikum

analisis gravimetri dan analisis volumetri. Instrumen yang dikembangkan adalah

(33)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mahasiswa dalam praktikum analisis gravimetri dan analisis volumeteri yang

berbasis TWSD, rubrik yang dikembangkan mulai dari rubrik untuk mengases tugas

merencanakan praktikum, rubrik untuk mengases tugas melakukan praktikum, dan

rubrik untuk mengases tugas melaporkan praktikum.

(34)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.2. Desain Penelitian Pengembangan Perangkat Asesmen

Pengembangan perangkat asesmen dilakukan melalui penelitian dan

pengembangan (Research and Development ) yang biasa disebut rancangan

penelitian R & D yang mengacu kepada Borg and Gall (1983). Desain R & D tersebut

meliputi empat tahap yaitu : (1) studi pendahuluan, (2) perancangan dan

pengembangan, (3) validasi hasil rancangan dan pengembangan, (4) implementasi.

Secara ringkas desain penelitian pengembangan perangkat asesmen ditunjukkan pada

Gambar 3.2. di atas.

Penelitian dilakukan terhadap masalah utama bagaimana karakteristik dari

instrumen asesmen aspek kognitif praktikum dan rubrik untuk mengases

merencanakan praktikum, rubrik untuk mengases melakukan praktikum, dan rubrik

untuk mengases melaporkan praktikum, sehingga diperoleh instrumen asesmen yang

valid dan reliabel. Kemudian dilakukan analisis kuantitatif berupa kompetensi

kognitif, kompetensi praktikum, kontribusi atau hubungan kompetensi kognitif

terhadap kinerja praktikum serta peningkatan kompetensi praktikumnya.

Dalam studi pendahuluan di lapangan dilakukan pengkajian terhadap

pedagogik materi subjek dan karakteristik mata kuliah praktikum kimia analitik dasar

(35)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

penelitian yang berhubungan dengan perangkat asesmen kerja laboratorium atau

praktikum, melalui berbagai literatur yang relevan. Dalam studi lapangan, dilakukan

pengumpulan data mengenai pelaksanaan perkuliahan praktikum kimia analitik dasar

dan bentuk asesmen yang selama ini dilakukan.

Pada tahap perencanaan, yaitu merencanakan bentuk asesmen berdasarkan

praktikum yang berbasis TWSD. Dalam kegiatan praktikum tersebut menuntut

mahasiswa untuk kompeten dalam memecahkan masalah praktikum mulai dari

merencanakan praktikum, melakukan praktikum, dan melaporkan praktikum, serta

aspek kognitif dalam praktikum. Dalam tahap ini, maka direncanakan untuk

mengembangkan perangkat asesmen untuk mengukur kegiatan praktikum berbasis

TWSD yaitu bentuk rubrik untuk mengases merencanakan praktikum, rubrik untuk

mengases melakukan praktikum, rubrik untuk mengases melaporkan praktikum, dan

soal pilihan ganda untuk mengases aspek kognitif praktikum. Pada tahap

pengembangan dirumuskan kompetensi, indikator dan merancang draf perangkat

asesmen untuk mengukur kompetensi aspek kognitif praktikum dan kompetensi

praktikum kimia analitik dasar berupa rubrik. Pada langkah ini disusun tes pilihan

ganda, tugas (task) dan rubrik berupa kriteria penskoran untuk mengases kompetensi

praktikum. Pada tahap ini dilakukan judgment pakar oleh pakar asesmen dan pakar

kimia, tentang draf perangkat asesmen dan dilakukan revisi atas saran para pakar dan

(36)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pada tahap validasi, perangkat asesmen pilihan ganda dan rubrik kompetensi

praktikum kimia analitik dasar yang telah diperbaiki atau direvisi berdasarkan hasil

validasi para ahli, kemudian dilakukan uji coba keterbacaan dan kejelasan terhadap

mahasiswa, sehingga diketahui keerbacaan dan kejelasan oleh mahasiswa. Kemudian

analisis dan uji reliabilitas pada lingkungan perkuliahan sesungguhnya, yaitu pada

perkuliahan praktikum kimia analitik dasar. Pada pelaksanaan uji coba ini semua

kompetensi dan indikator diamati atau disesuaikan dengan kompetensi/indikator

pada instrumen yang telah dibuat. Pengumpulan data dilakukan melalui hasil

pengamatan atau observasi berdasarkan kompetensi yang ditunjukkan oleh

mahasiswa dalam praktikum kimia analitik dasar, sehingga diperoleh perangkat

asesmen.

Selanjutnya perangkat asesmen yang teruji diimplementasikan untuk

mengumpulkan data selanjutnya.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di suatu LPTK di Sumatra Utara. Subjek penelitian

adalah semua mahasiswa semester tiga Program Studi Pendidikan Kimia peserta mata

kuliah praktikum kimia analitik dasar pada tahun akademik 2011/2012. Satu kelas

yang berjumlah 34 mahasiswa digunakan untuk uji coba rubrik sehingga diperoleh

rubrik yang teruji. Untuk uji coba tes pilihan ganda dilakukan terhadap 70

(37)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

digunakan untuk implementasi perangkat asesmen dilakukan terhadap mahasiswa

yang berjumlah 36 mahasiswa semester tiga tahun akademik 2011/2012.

C. Pengembangan Instrumen Asesmen

Penelitian mengembangkan instrumen berupa instrumen penguasaan konsep

pelaksanaan praktikum dan instrumen untuk mengukur kompetensi melaksanakan

praktikum. Sebagian besar instrumen tersebut disusun sendiri. Secara singkat jenis

instrumen dan kegunaannya dipaparkan sebagai berkut :

1. Instrumen Kognitif Praktikum

Pengembangan instrumen kognitif praktikum (Lampiran 1a dan 1b)

dimaksudkan untuk mengukur tingkat pemahaman mahasiswa tentang praktikum

analisis gravimetri dan analisis volumetri. Instrumen pemahaman konsep praktikum

disusun dalam bentuk pilihan ganda dengan lima option. Pertanyaan-pertanyaan

dalam instrumen pilihan ganda ini berupa pemahaman dan perhitungan.

Penyusunan instrumen asesmen pemahaman konsep ini diawali dengan

mengidentifikasi konsep-konsep dalam praktikum analisis gravimetri dan analisis

volumetri yaitu menyiapkan dan mengidentifikasi sampel, membuat larutan,

melakukan titrasi, menentukan kadar analit dalam sampel, melakukan pengendapan,

(38)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kemudian membuat kisi-kisi dan selanjutnya menyusun butir-butir soal beserta kunci

jawabannya. Butir-butir soal yang diperoleh mula-mula berjumlah 40 item soal.

Soal dan kunci jawaban yang telah dikembangkan kemudian diberikan kepada

tiga pakar kimia dan asesmen untuk di judgment yang bertujuan untuk mengetahui

validitas muka dan validitas isi. Untuk memvalidasi tersebut dibuat kriteria dengan

skor 1 (terendah), 2, 3, 4, dan 5 (tertinggi) (Maloney, 2001). Untuk mengetahui

apakah pertanyaan-pertanyaan soal dan pilihan jawaban yang telah dikembangkan

dalam tes dipahami oleh mahasiswa, maka dilakukan tes kejelasan terhadap 44

mahasiswa. Melakukan uji coba instrumen pilihan ganda yang telah di judgment

kepada mahasiswa yang telah lulus praktikum kimia analitik dasar. Menganalisis

validitas muka dan validitas isi, karakteristik soal : tingkat kesukaran, daya beda,

burfugsi atau tidaknya distraktor, dan reliabilitas. Hasil validitas, reliabilitas, dan uji

karaktaristik soal, maka dari 40 butir soal yang diujicobakan terpilih sebanyak 34

butir soal untuk digunakan mengumpulkan data selanjutnya.

2. Lembaran Tugas (Task)

Sesuai dengan pengukuran kompetensi praktikum, maka pengembangan

perangkat asesmen merupakan asesmen kinerja (performance assessment), di mana

perangkat asesmen kinerja ini meliputi tugas (task) dan kriteria penilaian (rubric).

Lembar tugas (task) (Lampiran 2a dan 3a) bertujuan supaya mahasiswa dapat

(39)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dilakukan pada pelaksanaan praktikum kimia analitik dasar. Dari masalah yang

diberikan tersebut sebagai tugas yang harus diselesaikan, mahasiswa dibimbing

sesuai dengan masalah yang ada mulai dari cara membuat judul praktikum, tujuan

praktikum, variabel, rumusan masalah, alat-alat yang digunakan, bahan-bahan yang

digunakan, tahapan kerja serta cara membuat tabel data. Mahasiswa diberi

kesempatan untuk menyelesaikan masalah, kemudian dibahas bersama-sama antara

dosen dengan mahasiswa sehingga diperoleh rencana praktikum yang disepakati

bersama. Kemudian dilakukan pelatihan mahasiswa dalam menggunakan alat yang

berhubungan dengan rencana praktikum tersebut.

Penyusunan tugas diawali dengan mengidentifikasi masalah yang kira-kira

dapat dilaksanakan dalam praktikum analisis gravimetri dan praktikum analisis

volumetri. Tugas yang disusun dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan

pakar, serta dilakukan revisi atas dasar saran dari dosen pembimbing dan pakar.

Dalam menyelesaikan masalah praktikum, untuk analisis gravimetri mahasiswa

dituntut untuk menentukan kadar tembaga, sedangkan dalam analisis volumetri,

mahasiswa dituntut untuk menentukan larutan basa.

3. Lembar Kriteria (Rubric)

Lembaran kriteria (rubric) merupakan lembar kriteria penskoran yang terdiri

dari kriteria-kriteria mengenai kompetensi praktikum mahasiswa dalam praktikum

(40)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dimaksudkan untuk mengukur kompetensi mahasiswa dalam kompetensi praktikum.

Rubrik yang dikembangkan terdiri dari tiga jenis untuk masing-masing praktikum

yaitu : (1) rubrik untuk mengases kompetensi merencanakan praktikum analisis

gravimetri dan praktikum analisis volumetri (Lampiran 2b dan 3b), (2) rubrik untuk

mengases kompetensi mahasiswa dalam melakukan praktikum analisis gravimetri dan

analisis volumetri (Lampiran 2c dan 3c) , (3) rubrik untuk mengases kompetensi

melaporkan hasil praktikum analisis gravimetri dan analisis volumetri (Lampiran 2d

dan 3d).

Pada rubrik untuk mengases perencanaan praktikum analisis gravimetri dan

praktikum analisis volumetri ada delapan kompetensi yaitu judul praktikum, tujuan

praktikum, variabel, rumusan masalah, alat-alat yang digunakan, bahan-bahan yang

digunakan, tahapan kerja termasuk prosedur keselamatan, perencanaan merekam dan

mengorganisasi data observasi. Tiap-tiap kompetensi mempunyai lima indikator dan

dibuat kriteria antara 1 sampai dengan 5. Kriteria penskoran untuk setiap kompetensi

dengan kriteria sebagai berikut : skor 5, semua indikator dapat diungkapkan secara

lengkap , skor 4, indikator-indikator dapat diungkapkan, namun ada salah satu

indikator tidak sempurna, skor 3, indikator-indikator dapat diungkapkan, namun ada

dua indikator yang tidak sempurna, skor 2, indikator-indikator dapat diungkapkan,

namun ada tiga indikator yang tidak sempurna, dan skor 1, indikator-indikator dapat

(41)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pada rubrik untuk mengases kompetensi mahasiswa dalam melakukan

praktikum analisis gravimetri. Pada rubrik ini ada 8 kompetensi dan masing-masing

kompetensi mempunyai indikator. Kompetensi pada rubrik ini antara lain : (1)

memijarkan krus dengan 6 indikator. (2) melarutkan zat sampel dengan 3 indikator,

(3) mengendapkan sampel dengan 6 indikator. (4) penyaringan endapan dengan 6

indikator, (5) mengeringkan dan memijarkan endapan dengan 6 indikator, (6)

menimbang endapan dengan 7 indikator, (7) menghitung kadar dengan 3 indikator,

dan (8) keselamatan kerja dengan 5 indikator.

Pada rubrik untuk mengases kompetensi mahasiswa dalam melakukan

praktikum analisis volumetri. Pada rubrik ini ada 6 kompetensi dan masing-masing

kompetensi mempunyai indikator. Kompetensi pada rubrik ini antara lain : (1)

menimbang zat standar dengan 8 indikator. (2) membuat larutan standar dengan 7

indikator, (3) preparasi larutan sampel dengan 5 indikator. (4) melakukan titrasi

dengan 5 indikator, (5) menghitung konsentrasi dengan 3 indikator, (6) keselamatan

kerja dengan 5 indikator. Untuk rubrik ini dibuat kriteria penskoran dengan skor

antara 0 sampai dengan 2. Skor ini dengan kriteria sebagai berikut : skor 2, apabila

kompetensi dilakukan dengan benar dan sempurna, skor 1, jika kompetensi

dilakukan dengan benar tetapi kurang sempurna, dan skor 0, apabila kompetensi

tidak muncul sama sekali atau tidak dikerjakan.

Pada rubrik untuk mengases laporan praktikum analisis gravimetri dan

(42)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

variabel, rumusan masalah, alat-alat yang digunakan, bahan-bahan yang digunakan,

tahapan kerja, data observasi, perhitungan dan kesimpulan. Tiap-tiap kompetensi

mempunyai lima indikator dan dibuat kriteria penskoran antara 1 sampai dengan 5.

Kriteria penskoran untuk setiap kompetensi dengan kriteria sebagai berikut : skor 5,

semua indikator dapat diungkapkan secara lengkap , skor 4, indikator-indikator dapat

diungkapkan, namun ada salah satu indikator tidak sempurna, skor 3,

indikator-indikator dapat diungkapkan, namun ada dua indikator-indikator yang tidak sempurna, skor 2,

indikator-indikator dapat diungkapkan, namun ada tiga indikator yang tidak

sempurna, dan skor 1, indikator-indikator dapat diungkap, namun ada empat indikator

yang tidak sempurna.

Rubrik yang telah dikembangkan kemudian diberikan kepada tiga pakar kimia

dan asesmen untuk di judgment yang bertujuan untuk mengetahui validitas muka dan

validitas isi. Untuk memvalidasi tersebut dibuat kriteria dengan skor 1 (terendah), 2,

3, 4, dan 5 (tertinggi). Untuk mengetahui apakah rubrik yang telah dikembangkan

dalam tes dipahami oleh mahasiswa, maka dilakukan tes kejelasan terhadap 44

mahasiswa. Melakukan uji coba rubrik yang telah di judgment kepada mahasiswa

yang mengambil praktikum kimia analitik dasar, tetapi bukan subjek penelitian dan

menghitung reliabilitasnya.

(43)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Data penelitian ada dua macam yaitu data pengembangan perangkat asesmen

dan data implementasi asesmen. Untuk data pengembangan perangkat asesmen

diperoleh data kuantitatif berupa skor mahasiswa dalam menyelesaikan soal pilihan

ganda, skor merencanakan praktikum, skor melakukan praktikum dan skor

melaporkan praktikum. Sedangkan data kualitatif berupa tanggapan mahasiswa atas

kejelasan dan pemahaman mahasiswa terhadap perangkat asesmen yang

dikembangkan, tanggapan para pakar. Para pakar diminta untuk memberikan

tanggapan terhadap tes pemahaman konsep praktikum dan rubrik untuk mengases

kompetensi praktikum sehingga dapat mengetahui validitas muka dan validitas isi

dengan memberikan skor 1 sampai dengan 5 (Maloney, 2001).

Pengumpulan data validasi muka dan validasi isi dari soal pemahaman konsep

praktikum dan rubrik dilakukan dengan menggunakan lembar validasi. Data

tanggapan mahasiswa terhadap kejelasan dan keterbacaan dari tiap-tiap soal dan butir

jawaban (option) dan kompetensi pada rubrik dilakukan dengan menggunakan lembar

kejelasan yang diberikan kepada mahasiswa di luar subjek penelitian.

Pengumpulan data uji coba instrumen asesmen dilakukan dengan

menggunakan soal pilihan ganda, dan rubrik. Untuk data instrumen pilihan ganda

diberikan kepada 70 mahasiswa dan uji coba rubrik dilakukan terhadap mahasiswa

yang bukan subjek penelitian dengan menggunakan rubrik yang di judgment para

(44)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Untuk mengetahui efektivitas perangkat asesmen yang telah diperoleh,

selanjutnya dilakukan implementasi. Implementasi perangkat asesmen untuk

mengumpulkan data menggunakan alat asesmen pilihan ganda dilakukan tes terhadap

mahasiswa sehingga diperoleh skor pretest dan posttest, dan rubrik di

implementasikan dalam praktikum untuk mengetahui skor kompetensi praktikum

analisis gravimetri (praktikum I) dan analisis volumetri (praktikum II). Dari

data-data yang diperoleh dapat diketahui kontribusi atau hubungan dan peningkatan

mahasiswa dalam memahami konsep praktikum dan kompetensi praktikum kimia

analitik dasar.

E. Analisis Data

Analisis data dilakukan berdasarkan jenis data yang diperoleh yaitu data untuk

karakteristik perangkat asesmen dan data implementasi perangkat asesmen. Analisis

untuk soal pilihan ganda meliputi validitas muka dan validitas isi, indeks kesukaran

butir soal, daya beda butir soal, fungsi distraktor dan koefisien reliabilitas tes.

Menganalisis kejelasan dan pemahaman mahasiswa terhadap butir soal dan rubrik.

Menganalisis kontribusi pemahaman konsep praktikum terhadap kompetensi

melakukan praktikum. Menganalisis peningkatan pemahaman konsep praktikum,

merencanakan praktikum, melakukan praktikum dan melaporkan hasil praktikum.

1. Analisis Instrumen Asesmen Pilihan Ganda

(45)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Validitas menunjukkan sejauh mana instrumen asesmen itu mengukur apa

yang seharusnya diukur oleh instrumen asesmen tersebut. Untuk menentukan

validitas instrumen asesmen pada penelitian ini dilakukan dengan

mengkonsultasikan kepada tiga pakar dalam bidang asesmen dan bidang kimia untuk

diberi saran dan pertimbangan (expert judgment). Pertimbangan yang berikan berupa

validitas muka dan validitas isi. Ketiga pakar diminta untuk memberikan saran dan

pertimbangan terhadap penampilan (appearance) berupa validitas muka dan validitas

isi yang merupakan kelayakan substansi dari setiap butir alat asesmen mencerminkan

ciri artibut yang hendak diukur (Azwar S, 2010; Maloney, et al, 2001)

Para pakar diminta untuk menuliskan pertimbangannya dalam lembar validasi

(Lampiran 4, 5a, 5b, 5c, 6a, 6b, dan 6c).

Tabel 3.1

Klasifikasi Analisis Validitas Muka dan Validitas Isi

Rentang Nilai Interpretasi

0,00 – 0,09 1,00 – 1,99 2,00 – 2,99 3,00 – 3,99 4,00 – 5,00

Sangat rendah Rendah

Cukup Tinggi Sangat tinggi

Tiap kompetensi/indikator pada instrumen asesmen pilihan ganda dan instrumen

(46)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sampai 5 (tertinggi). Selanjutnya hasil validasi dari para pakar diinterpretasikan

besarnya nilai disajikan pada Tabel 3.1

Untuk menguji kejelasan dan keterbacaan perangkat alat asesmen (tiap-tiap

butir soal dan pilihan jawaban untuk instrumen asesmen pilihan ganda (Lampiran 7),

dan keenam jenis rubrik (Lampiran 8a, 8b, 8c, 9a, 9b, dan 9c)) dilakukan dengan

meminta 44 mahasiswa untuk memberikan skor dan pendapat menyangkut kejelasan

(pemahaman) dan keterbacaan mahasiswa terhadap perangkat alat asesmen tersebut.

Keempat puluh empat mahasiswa diminta untuk membaca satu persatu pernyataan

dalam rubrik dan menuliskan hasil penilaiannya dalam lembar penilaian kejelasan

dan keterbacaannya. Mahasiswa memberi tanda cek () pada kata “ya” bila menurut

mahasiswa kompetensi/ indikator dapat dimengerti atau dipahami maksud

pernyataannya. Berilah tanda cek () pada kata “tidak” bila menurut mahasiswa

kompetensi/ indikator tidak dimengerti atau tidak dipahami maksud pernyataannya.

Jumlah mahasiswa yang memberikan pilihannya dijumlahkan kemudian dinyatakan

dalam persentase.

P =

% (3.1)

dimana p = persentase

Untuk menganalisis keterbacaan dan kejelasan perangkat asesmen dilakukan

tafsiran (Sumantri, 1989) yang ditunjukkan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2

(47)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No Persentase (%) Tafsiran

b. Tingkat Kesukaran Butir Soal

Tingkat kesukaran (P) dari setiap item butir soal dihitung berdasarkan jumlah

peserta tes yang menjawab benar pada butir soal yang dianalisis dibandingkan dengan

jumlah pesera tes seluruhnya (Surapranata, 2009; Arikunto, 2007). Untuk menghitung

tingkat kesukaran tiap butir soal pilihan ganda digunakan rumus :

P =

(3.2)

dengan P adalah tingkat kesukaran, B adalah banyaknya peserta yang menjawab

benar, JS adalah jumlah seluruh peserta tes. Operasi perhitungan tingkat kesukaran

butir soal dilakukan dengan program ITEMEN Versi 3.00.

Klasifikasi untuk menginterpretasikan tingkat kesukaran butir soal digunakan

kriteria (Suherman, 2003; Arikunto, 2007; Surapranata, 2009) sebagai berikut :

(48)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Untuk mengidentifikasi butir soal nilai P antara 0,00 – 0,15 termasuk sangat sukar,

maka sebaiknya butir soal tersebut dibuang, begitu juga untuk butir soal dengan P

antara 0,86 -1,00 sangat mudah sebaiknya dibuang (Nitko dalam Surapranata, 2009).

c. Daya Pembeda Butir Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan

antara mahasiswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan

rendah (Arikunto, 2002). Untuk menghitung daya pembeda atau indeks diskriminasi

adalah dengan membagi dua subyek masing-masing 27%. Bila jumlah subjek lebih

dari 50 maka diambil 27% dari kelompok atas dan 27% dari kelompok bawah (Zainul

dan Nasoetion, 1997). Untuk mengetahui daya pembeda tiap butir soal digunakan

rumus :

D =

-

= Pa – Pb (3.3)

dengan D adalah daya beda, Ba adalah banyaknya peserta kelompok atas yang

menjawab benar, Bb adalah banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab

benar, Ja adalah banyaknya peserta kelompok atas, Jb adalah banyaknya peserta

kelompok bawah. Pa adalah proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar,

Pb adalah proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar. Operasi

perhitungan daya pembeda (biserial dan point biserial) butir soal dilakukan dengan

(49)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Untuk menginterpretasikan daya beda dari tiap butir soal digunakan suatu

kriteria ( Allain dalam Werdhiana, 2009) sebagai berikut :

Tabel 3.4

Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda

Nilai D Interpretasi

> 0,40 Sangat baik (excellent discrimination) 0,30 – 0,39 Baik (good discrimination)

0,10 – 0,29 Cukup (Fair discrimination) 0,01 – 0,10 Buruk (poor discrimination) Negatif Kunci jawaban tidak ada atau

menimbulkan pengertian ganda(item may

be miss-keyed or intrinsically ambiguous)

Untuk mengidentifikasi butir soal yang memerlukan revisi, dapat

menggunakan kriteria Ebel. Kriteria nilai D menurut Ebel, jika D ≤ 0,19 butir soal

harus dieleminasi atau revisi seluruhnya. Daya beda yang dianggap masih memadai

dan dapat diterima untuk butir soal apabila D ≥ 0,25 (Zainul dan Nasoetion, 1997).

Makin tinggi daya beda suatu butir soal, semakin baik butir soal tersebut sebaliknya

semakin rendah daya beda, maka butir soal dianggap makin tidak baik.

d. Distraktor

Analisis distraktor dalam butir soal merupakan hal yang penting (Zimmaro,

2003). Analisis dapat dilihat dari daya beda pengecoh (distraktor). Tanda negatif pada

distraktor menunjukkan bahwa distraktor sudah berfungsi dengan baik, dimana

(50)

Ajat Sudrajat, 2013

Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (Twsd) Bagi Mahasiswa Calon Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Artinya peserta tes yang kemampuannya rendah memilih pengecoh. Selain itu analisis

pilihan jawaban mahasiswa dapat didasarkan pada sebaran pilihan jawaban

mahasiswa terhadap setiap butir soal. Analisis ini didasarkan pada pengecoh yang

dapat berfungsi jika dipilih paling sedikit 5% dari peserta tes (Arikunto, 2005;

Tarrant M, et al, 2009; Battista, 2011). Operasi perhitungan fungsi distraktor butir

soal dilakukan dengan program ITEMEN Versi 3.00.

Adapun kriteria yang digunakan untuk memutuskan apakah butir soal

diterima atau tidak sebagai berikut : jika ada salah satu distraktor yang dipilih kurang

dari 5% maka ditolak atau ada yang bertanda positif (+).

e. Reliabilitas Tes

Reliabilitas adalah suatu petunjuk konsisten tes mengukur apa yang harus

diukur (Engelhardt & Beichner, 2004). Nilai reliabilitas suatu tes dinyatakan dengan

koefisien reliabilitas. Untuk menentukan koefisien reliabilitas soal pilihan ganda

digunakan rumus Alpha Cronbach (Azwar, 2010 ) sebagai berikut :

α = ∑ (3.4)

dengan α adalah koefisien reliabilitas keseluruhan tes, dan k adalah jumlah butir

soal, adalah jumlah varian dari skor setiap butir soal, adalah varianskor total..

Operasi perhitungan koefisien reliabilitas dilakukan dengan program SPSS 17.0 for

Gambar

Gambar 3.1. Bagan Paradigma Penelitian
Gambar 3.2. di atas.
Tabel 3.1 Klasifikasi Analisis Validitas Muka dan Validitas Isi
Tabel 3.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

TRADISI GANDAI DALAM KONTEKS UPACARA PERKAWINAN PADA MASYARAKAT PEKAL DI KECAMATAN KETAHUN, KABUPATEN BENGKULU UTARA, BENGKULU: DESKRIPSI PERTUNJUKAN, PERUBAHAN, DAN

Hubungan Perilaku Ibu yang Memiliki Anak Balita Usia 2-5 Tahun Terhadap Kejadian Diare di Kecamatan Suka Makmur Kabupaten. Universitas

pekerja/buruh yang akan mendirikan serikat pekerja dan hambatan-.. 10 hambatan dalam pelaksanaan perlindungan hukum bagi pekerja yang akan. mendirikan serikat pekerja

Sesuai ketentuan yang berlaku, maka Kelompok Kerja (Pokja) IX (sembilan) KLP Barang/Jasa Pemerintah Kabupaten Tapin akan melakukan kegiatan Pembuktian Kualifikasi

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk mendapatkan pengetahuan linguistik mengenai bentuk aizuchi dan saat relevan menggunakan aizuchi , untuk

Jenis komposit yang paling umum dijumpai adalah jenis dimana konstituen struktural dikelilingi dalam matriks, tetapi ada banyak komposit juga yang tidak

Homepage dibuat dengan maksud untuk memberikan informasi berupa rute atau jalur pendakian yang dapat ditempuh, dan sedikit photo-photo yang menggambarkan keadaan alam sekitar.

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas X didasarkan pada pertimbangan bahwa kelas tersebut masih memiliki kemampuan matematika yang masih