BUPATI BARITO KUALA
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 188.45 / 31 / KUM / 2017
TENTANG
PENDELEGASIAN KEWENANGAN PENANDATANGANAN DOKUMEN SURAT KEPUTUSAN KETETAPAN PAJAK DAERAH
BUPATI BARITO KUALA,
Menimbang : a. bahwa untuk kepentingan kedinasan serta kepastian hukum dari pemberian pelayanan kepada para wajib pajak di Kabupaten Barito Kuala maka diperlukan adanya pendelegasian kewenangan dari Kepala Daerah kepada pejabat yang ditunjuk;
b. bahwa pejabat yang ditunjuk adalah penanggung jawab lembaga teknis atau pejabat yang membidangi pendapatan daerah;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan dimaksud pada huruf a dan b, perlu ditetapkan Keputusan Bupati Barito Kuala tentang Pendelegasian Kewenangan Penandatanganan Dokumen Surat Keputusan Ketetapan Pajak Daerah;
Mengingat : 1. UndangUndang Nomor 27 Tahun 1959, tentang Penetapan UndangUndang Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Di Kalimantan sebagai UndangUndang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1820);
2. UndangUndang Nomor 19 Tahun 1997, tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3686) sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 19 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3987);
4. UndangUndang Nomor 17 Tahun 2003, tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);
5. UndangUndang Nomor 1 Tahun 2004, tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);
6. UndangUndang Nomor 15 Tahun 2004, tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400);
7. UndangUndang Nomor 28 Tahun 2009, tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5049);
8. UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan UndangUndang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1994 tentang Nomor Pencabutan atas Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1983 ttg Pendaftaran, Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak, Penyampaian Surat Pemberitahuan dan Persyaratan Pengajuan Keberatan dan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 31 Th.1986 ttg Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Perpajakan ( Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 3339);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 135 Tahun 2000, tentang Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 247, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4049);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 136 Tahun 2000, tentang Tata Cara Penjualan Barang Sitaan Yang Dikecualikan Dari Penjualan Secara Lelang Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 248, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4050);
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2004 Tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 83 dan Tambahan Lembaran Negara Nomor 4652) ;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5161);
15. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 15 Tahun 2016 tentang Kewenangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2016 Nomor 33);
16. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 16 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2016 Nomor 34);
17. Peraturan Bupati Barito Kuala Nomor 36 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi Perangkat Daerah, Tugas dan Fungsi BadanBadan (Berita Daerah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2016 Nomor 36);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KESATU : Mendelegasikan kewenangan penandatanganan dokumen Suratsurat Keputusan/Ketetapan Pajak Daerah :
a. Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan Bangunan (SPPT PBB) dengan ketentuan yang diatur pada bagian kedua.
b. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD), Surat Ketetapan Pajak Daerah Tambahan (SKPDT), Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB), Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar (SKPDLB), Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil (SKPDN), Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD). c. Surat Ketetapan, Pembetulan, Pembatalan, Pengurangan
Ketetapan, Penghapusan Sanksi Administrasi Pajak Daerah. d. Surat Keputusan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
Daerah.
KEDUA : Keputusan ketentuan tentang penandatanganan SPPT PBBP2
b. pencetakan massal; ataupencetakan dalam rangka :
1) pembuatan salinan SPPT PBBP2;
2) penerbitan SPPT PBBP2 sebagai tindak lanjut suatu keputusan, yaitu keputusan keberatan, keputusan pengurangan ketetapan sesuai Pasal 36 KUP, atau keputusan pembetulan;
3) selain sebagaimana dimaksud pada butir 1) dan butir 2), antara lain sebagai tindak lanjut pendaftaran objek pajak baru dan mutasi objek dan/atau subjek pajak.
3. Penandatanganan SPPT PBBP2 hasil cetak massal sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf a, dapat dilakukan dengan :
a. tanda tangan basah, untuk objek PBBP2 dengan ketetapan PBBP2 potensial yang ditentukannya besarnya yaitu satu juta rupiah ke atas (≥ Rp 1.000.000,);
b. cap tanda tangan; atau c. cetakan tanda tangan.
4. Penandatanganan SPPT PBBP2 sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf b dapat dilakukan dengan :
dengan mempertimbangkan pengamanan data objek dan/atau subjek pajak.
5. Penandatanganan SPPT PBBP2 sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf b butir 3) harus dilakukan dengan tanda tangan basah jika besarnya satu juta rupiah ke atas (≥ Rp 1.000.000,).
7. Dalam hal penandatanganan SPPT PBBP2 dilakukan dengan cap tanda tangan atau cetakan tanda tangan sebagaimana dimaksud pada angka 4 huruf b dan huruf c :
a. Kepala Bidang Pajak Bumi dan Bangunan harus membubuhkan paraf basah pada SPPT PBBP2;
b. Kepala Bidang Pajak Bumi dan Bangunan melaporkan penerbitan SPPT PBBP2 dimaksud kepada Kepala Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah setiap tanggal 7 bulan berikutnya atau hari kerja berikutnya dalam hal tanggal 7 adalah hari libur.
KETIGA : Keputusan Bupati ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Marabahan Pada tanggal 16 Januari 2017
BUPATI BARITO KUALA,
H. HASANUDDIN MURAD