1. Siklus 1 ... 39
a. Perencanaan Tindakan ... 39
b. Pelaksanaan Tindakan ... 40
c. Observasi ... 44
d. Refleksi ... 48
2. Siklus 2 ... 50
a. Perencanaan Tindakan ... 50
b. Pelaksanaan Tindakan ... 51
c. Observasi ... 54
d. Refleksi ... 58
B. Pembahasan ... 60
1. Hasil Belajar Siswa ... 61
2. Aktivitas Guru ... 62
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 61
A. Simpulan ... 62
B. Rekomendasi ... 62
DAFTAR PUSTAKA ... 64
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan yang terjadi pada sistem pendidikan Indonesia telah
banyak mengalami perubahan yang sangat pesat sehingga mempunyai
dampak yang kuar biasa dengan pendidikan kita, terjadinya
pembaharuan-pembaharuan pada dunia pendidikan membawa pengaruh besar pada dunia
pendidikan.
Sejalan dengan kemajuan pendidikan maka terus berubah dengan
cara berfikir dan dapat diterapkan oleh guru-guru untuk menemukan
metode dan media-media yang tepat dalam mengajar sehingga menjadikan
generasi bangsa yang berpotensi dan berkualitas. Bahkan secara
keseluruhan dapat dikatakan bahwa pembaharuan dalam sistem
pendidikan yang mencangkup seluruh komponen yang ada. Pembangunan
bidang pendidikan barulah ada artinya dalam pendidikan dapat
dimanffatkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan bangsa Indonesia
yang sedang membangun.
Pada hakekatnya proses kegiatan belajar merupakan kegiatan
timbal balik anatara guru dan siswa, oleh karena itu guru merupakan hal
terpenting pada saat proses mengajar namun guru bukan satu-satunya
sumber untuk mendapatkan ilmu. Belajar yang lebih menyenangkan dan
Memberikan pengalaman kepada siswa dengan melibatkan
langsung merupakan penglaman yang luar biasa bagi mereka dengan
melakukan percobaan, permainan, sampai menemukan sesuatu yang
bermakna bagi siswa. Pada sekolah dasar pelajaran yang tepat untuk
melakukan percobaan adalah pelajaran IPA.
Pembalajaran IPA kelas IV disusun dan dilaksanakan berdasarkan
kurikulum tersebut berisi tentang kemampuan-kemampuan yang harus
dikuasai oleh siswa dalam pelajaran IPA, kemampuan yang harus
ditekankan anatara lain produk, sikap, nilai, dan moral.
Kemampuan yang dimiliki siswa bukan tampak adanya proses
yang dilakukan pada kegiatan sehari-hari siswa, proses dilakuakn dengan
pengenalan, latihan serta belajar terus menerus sehingga proses tidak tahu
menjadi tahu dan pada dasarnya kemampuan dan perkembangan siswa
berbeda-beda dalam menerima materi. Tugas guru dalam mengajar harus
mencari metode, media yang tepat agar tercapainya tujuan pelajaran
sehingga terjadinya pelajaran yang menyenangkan.
Pada kenyataannya dilihat dari hasil belajar siswa masih terjadi
nilai rendah pada pelajaran IPA di SDN Mekarsari 3. Sebagian dari siswa
nilai rata-rata mereka belum mncapai KKM, ada beberapa sebab yang
terjadi. Mengapa pelajaran IPA bisa terjadi hal demikian sehingga perlu
mendapatkan perhatian bagi guru dan pihak sekolah, penyebabnya adalah
guru masih melakukan pelajaran secara klasikal dan belum bervariasi
ekperimen, pada pelajaran IPA siswa tidak menemukan sendiri hasil
pelajaran namun masih disrahkan oleh guru, dan guru kurang tepat
menggunakan media dan pendekatan yang sesuai.
Guru sekarang ini harus bisa menerpkan metode atau media yang
tepat untuk materi yang akan disampaikan, sehingga pelajaran yang siswa
terima jadi bermakna dan dapat memudahkan memahami konsep-konsep
yang terdapat pada materi yang akan disampaikan.
Upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA salah
satunya dengan menggunakan metode demonstrasi yang mendukung siswa
untuk mudah memahami pelajaran. Demonstrai merupakan metode yang
sangat efektif, sebab membantu untuk mencapai jawaban dengan usaha
sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode demonstrasi
merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda
tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode
penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh
guru. walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekadar
memperhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran
lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan
untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran.
Perubahan merupakan suatu proses hal terpenting dalam belajar
setelah melakukan observasi yang dilaksanakan di SDN Mekarsari 3 maka
memahamikonsep IPA, maka dengan dasar itu pula penulis tertarik untuk
melakuakn penelitian tindakan kelas (PTK) untuk mencari solusi atas
permasalahan yang ada di SD yang terkait dengan hasil belajar siswa
menggunakan metode demonstrasi pada materi perubahan wujud benda.
Dengan latar belakang masalah diatas peneliti bermaksud untuk
melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya meningkatkan
hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA tentang perubahan wujud benda
dengan menggunakan metode demonstrasi di kelas IV SDN Mekarsari 3
Cimanggis Depok”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dihadapi maka rumusan masalah sebagi
berikut :
1. Bagamana pelaksanaan metode demonstrasi pada pelajaran IPA di SDN
Mekarsari 3 di kelas IV pada materi perubahan wujud benda?
2. Bagaimana hasil belajar siswa kelas IV di SDN Mekarsari 3 pada materi
perubahan wujud benda dengan menggunakan metode demonstrasi?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk meningkatkan hasil belajar
siswa dalam rangkah pelajaran IPA dengan materi perubahan wujud benda di
SDN Mekarsari 3 Cimanggis Depok. Adapun tujuan penelitain sebagai
1. Untuk mengetahui penggunaan metode demonstrai pada
pelajaran IPA dengn mateeri perubahan wujud benda kelas IV
di SDN Mekarsari 3.
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah
menggunaka metode demonstrasi pada pelajaran IPA dengan
materi perubahan wujud benda kelas IV di SDN Mekarsari 3.
D. Manfaat Penelitian
1. Guru dapat memberikan masukan kepada guru-guru SD tentang
informasi metode yang sesuai dengan pelajaran IPA yang
digunakan pada saat belajar.
2. Siswa diharapkan dapat meningkatkan prestasi pada pelajaran
IPA.
3. Guru memberikan masukan bagi sekolah sebagai pedoman untuk
mengambil kebijakan di sekolah tersebut.
E. Definisi Operasional
1. Belajar
Belajar merupakan proses tidak tahu menjadi tahu, belajar dan
mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan, belajar yang
dilakukan siswa sedangkan mengajar yang dilakukan oleh guru sebagai
siswa dari proses belajar harus bisa mendapatkan hasil belajar dengan
melaluikreatifitas.
Pengertian belajar menurut Oemar Hawalik (1994:69) dalam Asep
Herry Hernawan (2007:3) menyatakan”Pembealajaran adalah prosedur
dan metode yang ditempuh oleh pengajar untuk memberikan kemudahan
bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar secara aktif dalam
rangkah mencapai tujuan”.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa
setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat
mengkonstruksikan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif karena
dapat membantu siswa menemukan jawaban sendiri berdasarkan data atau
fakta yang benar. Pada metode demonstrasi merupakan metode dengan
memperagakan dan menunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi
benda tertentu baik sebenarnya maupun tiruan. Pelajaran akan lebih
berkesan secara mendalam sehingga membentuk pengertian dengan baik
dan sempurna juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan guru
selama pelajaran berlangsung.
Menurut Roetiyah(2008:83) adalah dengan demonstrasi, proses
penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara
Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan pada apa yang
diperlihatkan guru selama perlajran berlangsung.
Metode ini tidak bisa lepas dari penjelasan guru, walau demikian
metode ini siswa hanya memperhatikan akan tetapi pada saat pelaksanaan
penyajian bahan atau barang pelajaran akan lebih kongkret, sehingga
mudah dipahami oleh siswa, metode demonstrasi digunakan untuk
mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.
3. Pembelajaran IPA
Proses berpikir yang berkembang melalui tahap-tahap daur belajar
ini mendorong perkembangan berpikir sietik-deduktif, kritis, kemampuan
menalar dan berpikir ilmiah pada anak.
Pelajaran IPA lebih menekankan kepada praktek langsung yang
akan membuat siswa senagn dan mudah dipelajari, karena siswa dapat
belajar mengenal lingkungan. Pada pelajar ini diharapkan siswa dapat
lebih menghargai lingkungan.
4. Perubahan Wujud Benda
1. Sifat-sifat Benda
Dapat digolongkan menjadi beberapa jenis benda disekitar kita.
benda-benda dapat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu :
a. Benda padat contohnya, meja, kursi, lemari, batu dan lain-lain
b. Benda cair contohnya, oli, sirup, air dan lain-lain
2. Perubahan Wujud Benda
Benda padat, benda cair, dan benda gas bila terkena panas atau
dingin dengan suhu tertentu dapat berubah wujud. Kertas dibakar berubah
menjadi abu. Air yang terkena suhu panas berubah menjadi uap. Air yang
terkena suhu dingin berubah menjadi es dan uan air yang terkena suhu
dingin berubah menjadi air (embun)
Perubahan wujud benda terdiri dari mencair, membeku, menguap,
mengembun dan menyublin, adapun penjelasan sebagai berikut :
a. Mencair
Mencair adalah peristiwa perubahan wujud dari padat menjadi
cair. Contohnya es dipanaskan berubah menjadi air.
b. Membeku
Membeku adalah peristiwa perubahan wujud cair menjadi padat.
Contohnya air yang didinginkan (dimasukan ke dalam freezer)
akan membeku menjadi es.
Menguap adalah peristiea perubahan wujud dari cair menjadi
gas. Contohnya pakaian yang basah setelah dijemur menjadi
kering.
d. Mengembun
Mengembun adalah peristiwa perubahan wujud gas menjadi cair.
Contoh gelas yang berisi es dingin bagian luarnya terdapat titik
air.
e. Menyublin
Menyublin adalah peristiwa perubahan wujud padat menjadi gas
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah tindakan kelas (PTK). Dengan ini dapat
digunakan untuk mengkaji masalah-masalah yang terdapat dikelas
sehingga proses pembelajaran yang inovatif dapat tercapai tujuan
penelitian.
Berikut menurut Suharsimi Arikunto (2010: ...) penelitian tindakan
kelas (PTK) adalah penelitian tindakan kelas suatu pengamatan terhadap
kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang disengaja dimunculkan dan
terjadi dalam sebuah kelas.
Menurut Mc. Niff (1992) dalam Kusuma dan Dwitagama (2012:8)
“Memandang hakikat PTK adalah sebagai bentuk penelitian reflektif
yang dilakukan oleh gurusendiri yang hasilnya dapat
dimanfaatkansebagai alat untuk mengembangkan keahlian mengajar, PTK merupakan penelitian tentang untuk dan masyarakat atau kelompok sasaran dengan memanfaatkan interaksi, partisipasi dan
kolanoratif antara peneliti dan kelompok sasaran”.
Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan prestasi siswa dalam mengajar. PTK ini biasanya dilakukan
pada daerah yang sempit yaitu kelas guna untuk meningkatkan hasil
belajar siswa, penelitian ini dilakukan oleh guru yang bersangkutan dan
bertanggung jawab pada kelas yang diajarkan.
Penelitian ini dilakukan dengan sengaja oleh guru dan untuk
sebagai teman yang memotivasi agar penelitian berjalan dengan baik dan
hasilnya menjadi acuan untuk mengajar.
B. Model PTK
Menurut model Kemmis dan Mc Taggart merupakan pengembangan dari
konsep dasar yang dikenalkan Kurt Lewin. Dalam pelaksanaannya
penelitian telah mempunyai seperangkat rencana atau tindakan yang
didasarkan pada pengalaman sehingga dapat langsung memulai tahap
tindakan. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:17) satu siklus terdiri dari
empat langkah yaitu (1) perencanaan (2) pelaksanaan (3) pengamatan (4)
refleksi. Untuk PTK dilaksanakan paling sedikit dua siklus, satu siklus
dapat diuraikan :
1. Perencanaan
Perencanaan adalah langkah yang dilakukan oleh guru ketika akan
memulai tindakannya. Adapun uraian harus dikemukan adalah
menyusun sebuah rancangan kegiatan, siswanya akan diapakan.
Supaya perencanaan ini lengkap dan difahami oleh siswa guru
membuat semacam panduan yang mengambarkan (a) apa yang harus
dilakukan siswa, (b) kapan dan berapa lama dilakukan, (c) diamana
dilakukan, (d) jika diperlukan peralatan atau sarana ujudnya apa dan
(e) jika sudah selesai apa tindak lanjutnya.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah implentasi dari perencanaan yang sudah dibuat,
antara pelaksanaan dan perencanaan, (b) apakah proses tindakan yang
dilakukan siswa cukup lancar, (c) bagaimana situasi proses tindakan,
(d) apakah siswa-siswa melaksanakan dengan semangat dan (e)
bagaimana hasil keseluruhan dari tindakan itu.
3. Pengamatan
Pengamatan adalah proses mencermati jalannya tindakan. Hal-hal yang
sudah disebutkan dalam pelaksanaan.
4. Refleksi
Refleksi atau dikenal dengan peristiwa perenungan adalah langkah
mengingat kembali kegiatan yang sudah lampau yang dilakukan oleh
guru maupun siswa. guru merenungkan dan membanyangkan kembali
peristiwa yang sudah lampau yaitu tindakan yang sudah berlangsung.
Adanya model PTK akan lebih memudahkan guru untuk menentukan
penelitian yang akan dilaksanakan oleh guru. tahapan demi tahapan
dilaksanakan dengan baik oleh guru untuk mengetahui hasil yang akan
dicapai sesuai dengan perencanaan.
Sesuai dengan model penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan
Siklus I
Siklus I
Gambar 3.1 Desain PTK Kemmis dan Mc Taggart
C. Subyek Penelitian dan Lokasi Penelitian
a. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN
Mekarsari 3 Cimanggis Depok. Adapun yang berpartisipasi pada
kegiatan ini teman sejawat.
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
Hasil
Pengamatan
Refleksi
Pelaksanaan
b. Lokasi Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan di SDN Mekarsari 3
Kecamatan Cimanggis Depok. Pada bulan September–Desember.
Dipilihnya sekolah ini karena sekolah ini termaksud tempat peneliti
mengajar, sehingga memungkinkan penelitian ini dapat dilaksanakan secara
efektif dan efisien.
D. Prosedur Penelitian
Rancangan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas
dengan tahapan sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan Penelitian, meliputi :
1. Penentuan sekolah untuk penelitian
2. Menjalin kerjasama dengan guru lain untuk menjadi observer
3. Menelaah materi yang akan disampaikan yaitu perubahan wujud benda
4. Menyusun RPP sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan
5. Merumuskan metode dan pendekatan yang akan digunakan dalam
pembelajaran
6. Menelaah segala hambatan dan kesulitan selam pelaksanaan
7. Menyiapkan alat peraga yang akan dipakai saat pembelajaran
8. Menyusun dan menyiapkan alat evaluasi. Yaitu berupa lembar observer
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan peneliti memakai dua siklus yaitu pada bulan
November. Pada siklus I pada tanggal 20 November 2012 dan siklus II
pada tanggal 27 November 2012. Pada tahapan ini peneliti melakukan
penelitian pada tiap siklusnya dengan mengadakan observasi, evaluasi serta
refleksi dari kegiatan untuk diperbaiki pada siklus II
c. Tahapan Observasi
Observasi (pengamatan) merupakan salah satu alat pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini. Observasi digunakan peneliti
untuk melihat semua kinerja guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran di
kelas selama pelaksanaan tindakan. Kegiatan observasi dilakukan
bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dalam penelitian.
observasi adalah Semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali,
merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil
yang dicapai (perubahan yang terjadi) baik yang ditimbulkan oleh tindakan
terencana maupun akibat sampingannya.”
Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa melalui
kegiatan observasi peneliti dapat mengetahui seberapa besar kinerja guru
dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran, serta untuk mengumpulkan atau
merekam data yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.
d. Refleksi
Tahap analisis dan refleksi adalah tahap dimana peneliti melakukan
pada tahap wawancara, observasi, dan catatan lapangan. Informasi yang
telah berhasil dikumpulkan tersebut selanjutnya harus diurai, diuji, dan
dibandingkan dengan pengalaman sebelumnya, kemudian dikaitkan dengan
teori tertentu atau hasil penelitian yang relevan. Melalui proses refleksi yang
mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan mendalam.
Tahap analisis dan refleksi dalam penelitian tindakan kelas yang
peneliti lakukan merupakan bagian penting karena melalui refleksi peneliti
dapat memahami dan mendapat gambaran yang jelas tentang proses dan
hasil yang terjadi sebagai akibat adanya tindakan yang telah dilakukan pada
pokok bahasan perubahan wujud melalui penerapan model demontrasi Hasil
dari kegiatan refleksi merupakan sumber untuk pelaksanaan tindakan
berikutnya.
E.Instrumen Penelitian
Untuk menunjang Instrument dalam penelitian ini (PTK)
menggunakan metode demonstrasi . Ada dua data yang diperlukan yaitu
data tes dan non tes.
Instrument yang digunakan sebagai berikut:
1. Instrument Tes
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk lembar tes,
yaitu dalam bentuk soal lembar kerja siswa dan soal pilihan ganda.
2. Instrumen Non Tes
a) Observasi Dalam penelitin ini kegiatan yang perlu diobservasikan adalah
aktivitas guru dan siswa mulai dari awal sampai akhir pembelajaran.
Proses yang dicapai atau mencatat kejadian yang sedang berlangsung.
b) Wawancara, untuk mengetahui pengumpulan data yang diperlukan guru
yang hanya diungkapkan oleh siswa untuk mengetahui ide-ide, pendapat
atau pikiran mereka untuk perbaikan pembelajaran.
Tabel 3.1 Format Observasi Aktivitas Guru
No Aspek yang diobservasikan Skor
1 2 3 4
Kegiatan Awal
1 Guru membuka pelajaran dan melakukan
pengelolahan kelas (mengecek kehadiran siswa, berdoa,memusatkan perhatian siswa untuk belajar)
2 Guru memberikan apersepsi dengan memberikan
pertanyaan yang dapat membangun pengetahuan awal siswa tentang materi pembelajaran 3 Guru menyampaikan indikator yang akan dicapai
oleh siswa melalu proses pembelajaran
menggunakan metode demonstrasi
4 Guru menggunakan alat peraga dalam
menjelaskan materi yang akan disampaikan
5 Guru menyiapakan lember kerja siswa (LKS)
6 Guru menerapkan metode demonstrasi
Kegiatan Inti
1 Guru menyiapkan bahan-bahan yang akan
digunakan dalam demonstrasi
2 Guru membagikan kelompok dengan mengunakan
permainan angkah
3 Guru menyampaikan tugas yang akan dikerjakan selama proses demonstrasi
4 Guru melakukan demonstrasi benda padat
(menimbang batu dengan ukuran kecil dan besar)
5 Guru meminta bantuan siswa untuk memukul
benda padat
6 Guru melakukan demonstrasi benda cair
(menuangkan air dari gelas ke wadah)
7 Guru meminta perwakilan siswa untuk
8 Guru memberikan bahan kepada tiap kelompok untuk melakukan demonstrasi benda gas tentang benda gas
9 Guru meminta siswa untuk mengerjakan LKS
10 Siswa melaporkan hasil demonstrasi
Guru memberikan soal evaluasi
Kegiatan Akhir
1 Guru membimbing siswa membuat kesimpulan
dari hasil demonstrasi
2 Guru menutup kegiatan pelajaran
Kategori penilaian:
Pengumpulan data dilakukan disetiap siklus dimulai dari awal sampai
dengan akhir tidakan siklus satu sampai siklus dua. Data yang diperoleh
dianalisi pada setiap siklusnya dengan membuat presentase dan dibuat grafik.
Hasil dari pengolahan data akan menjadikan bahan pembahasan. Data yang
diperoleh dari hasil evaluasi menggunakan prosentase analisis data kualitatif
Dengan rumus �= ∑�� Χ ==∑∑((ƒiƒi..xxii))
k
keetteerraannggaann ::
x
x
xii == ddaattaa kkee ii
n
n == bbaannyayakk ddaattaa
f
fii == ffrreekkuueennssii ddaattaa
f
fii..xxii = = hahassiill peperrkkaalliiaann skskoorr dedennggaann frfreekkuueennssii sskkoorr yayanngg
b
beerrssaannggkkuuttaann..
Pada tahap akhir ini penelitian dapat membuat kesimpulan
sementara melalui hasil refleksi yang telah atau belum memuaska, untuk
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.Simpulan
Setelah dilakukan penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran IPA di
kelas IV SDN Mekarsari 3 Cimanggis Depok, dengan menggunakan metode
demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang perubahan wujud
benda dapat diambi simpulan sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi pada materi
perubahan wujud benda berjalan dengan baik karena dapat memberikan
pengalaman langsung kepada siswa terhadap percobaan-percobaan yang
mereka lakukan sendiri atau langsung mengamati. Dengan demikian metode
demonstrasi memberikan nuasa baru pada siswa saat belajar sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar. Adapun kendala yang di temukan di siklus I
diantranya siswa menyalah gunakan bahan-bahan percobaan untuk bermain
dengan temannya sehingga pada saat demonstrasi siswa tidak fokus dengan
percobaan yang berlangsung dan guru hanya memperhatikan sebagian siswa.
Selanjutnya pada siklus II terjadi peningkatan pada siswa karena pada saat
pelaksanaan siswa sudah lebih fokus dan dapat mengamati setiap percobaan
serta dapat mengambil kesimpulan dari hasil pengamatan mereka dan
perhatian guru sudah tidak terfokus hanya sekelompok siswa.
2. Hasil belajar siswa pada materi menggunakan metode demonstrasi dengan
Dapat dilihat dari data nilai pra siklus, yaitu menunjukkan rata-rata 61 Pada
siklus 1 dapat dilihat bahwa rata-rata nilai 66, dan terjadi peningkatan pada
siklus 2 menjadi 77 Hal tersebut menunjukkan bahwa metode demonstrasi
mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
B.Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tindakan kelas ini, maka
peneliti menyampaikan rekomendasi yang bertujuan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa dan guru dalam proses pembelajarannya. Adapun rekomendasinya
adalah sebagai berikut:
1. Untuk Guru
a. Dalam proses pembelajaran, guru hendaknya menggunakan media yang
tepat dan yang dapat menciptakan situasi dan kondisi yang menyenangkan,
sehingga mendorong siswa untuk lebih bersemangat dalam belajar.
b. Penggunaan metode demonstrasi hendaknya didukung dengan manajemen
kelas yang teratur, agar siswa dapat lebih tertib dalam kegiatan belajar
mengajar.
c. Guru harus mampu menciptakan percobaan yang lebih kreatif dan
menyenangkan lagi dalam setiap percobaan dengan menggunakan metode
demonstrasi.
d. Penggunaan alat peraga harus tepat guna, agar dalam pelaksanaan
demonstrasi tidak terjadi kesalahan konsep yang dipahami oleh siswa.
2. Partisipasi dari berbagai pihak diantaranya guru, kepala sekolah, orang tua,
lanjut pada pembelajaran IPA, sehingga pada pelajaran IPA tidak lagi
DAFTAR PUSTAKA
Asep Herry Hernawan, (2007) dkk Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar. UPI Press Bandung
Didi Sukiyadi, dan dkk, (2006). Kurikulum dan Pembelajaran, Upi Press, Bandung
Dimyati, dan Mudjiono, (1994). Belajar Dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta
Depdiknas, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD Kelas IV, Depdiknas, Jakarta
Fatoni. (Internet,http://id.shvong.com/social-sciences/education/2146624- prinsi-prinsi-metode-demonstrasi/#ixzz0aUGDhB)
Giyarto, (2012).Ilmu Pengetahuan Alam, Macana Jaya Cemerlang, Klaten
Hamdani dan Hermana, (2008).Classroom Action Research, Rahayasa,
Hasibuan, Moedjiono, (1995). Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Mulyasa, (2008). Kulikulum Tingkat Satuan Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Roestiyah, (2008). Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta
Suharsimi Arikunto, (2010). Penelitin Tindakan. Aditya Media, Yogyakarta
Sunarto, (2007). Sains Sahabatku, Ganesa, Jakarta
Sukardjo dkk,(2009). Landasan Pendidikan, Rajagrafindo Persada, Jakarta
Wijaya dan Dedi Dwitagama, (2012). Penelitian Tindakan Kelas, PT Indeks, Jakarta