• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SDN MEKRSARI 3 CIMANGGIS DEPOK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SDN MEKRSARI 3 CIMANGGIS DEPOK."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

1. Siklus 1 ... 39

a. Perencanaan Tindakan ... 39

b. Pelaksanaan Tindakan ... 40

c. Observasi ... 44

d. Refleksi ... 48

2. Siklus 2 ... 50

a. Perencanaan Tindakan ... 50

b. Pelaksanaan Tindakan ... 51

c. Observasi ... 54

d. Refleksi ... 58

B. Pembahasan ... 60

1. Hasil Belajar Siswa ... 61

2. Aktivitas Guru ... 62

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 61

A. Simpulan ... 62

B. Rekomendasi ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 64

(3)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan yang terjadi pada sistem pendidikan Indonesia telah

banyak mengalami perubahan yang sangat pesat sehingga mempunyai

dampak yang kuar biasa dengan pendidikan kita, terjadinya

pembaharuan-pembaharuan pada dunia pendidikan membawa pengaruh besar pada dunia

pendidikan.

Sejalan dengan kemajuan pendidikan maka terus berubah dengan

cara berfikir dan dapat diterapkan oleh guru-guru untuk menemukan

metode dan media-media yang tepat dalam mengajar sehingga menjadikan

generasi bangsa yang berpotensi dan berkualitas. Bahkan secara

keseluruhan dapat dikatakan bahwa pembaharuan dalam sistem

pendidikan yang mencangkup seluruh komponen yang ada. Pembangunan

bidang pendidikan barulah ada artinya dalam pendidikan dapat

dimanffatkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan bangsa Indonesia

yang sedang membangun.

Pada hakekatnya proses kegiatan belajar merupakan kegiatan

timbal balik anatara guru dan siswa, oleh karena itu guru merupakan hal

terpenting pada saat proses mengajar namun guru bukan satu-satunya

sumber untuk mendapatkan ilmu. Belajar yang lebih menyenangkan dan

(4)

Memberikan pengalaman kepada siswa dengan melibatkan

langsung merupakan penglaman yang luar biasa bagi mereka dengan

melakukan percobaan, permainan, sampai menemukan sesuatu yang

bermakna bagi siswa. Pada sekolah dasar pelajaran yang tepat untuk

melakukan percobaan adalah pelajaran IPA.

Pembalajaran IPA kelas IV disusun dan dilaksanakan berdasarkan

kurikulum tersebut berisi tentang kemampuan-kemampuan yang harus

dikuasai oleh siswa dalam pelajaran IPA, kemampuan yang harus

ditekankan anatara lain produk, sikap, nilai, dan moral.

Kemampuan yang dimiliki siswa bukan tampak adanya proses

yang dilakukan pada kegiatan sehari-hari siswa, proses dilakuakn dengan

pengenalan, latihan serta belajar terus menerus sehingga proses tidak tahu

menjadi tahu dan pada dasarnya kemampuan dan perkembangan siswa

berbeda-beda dalam menerima materi. Tugas guru dalam mengajar harus

mencari metode, media yang tepat agar tercapainya tujuan pelajaran

sehingga terjadinya pelajaran yang menyenangkan.

Pada kenyataannya dilihat dari hasil belajar siswa masih terjadi

nilai rendah pada pelajaran IPA di SDN Mekarsari 3. Sebagian dari siswa

nilai rata-rata mereka belum mncapai KKM, ada beberapa sebab yang

terjadi. Mengapa pelajaran IPA bisa terjadi hal demikian sehingga perlu

mendapatkan perhatian bagi guru dan pihak sekolah, penyebabnya adalah

guru masih melakukan pelajaran secara klasikal dan belum bervariasi

(5)

ekperimen, pada pelajaran IPA siswa tidak menemukan sendiri hasil

pelajaran namun masih disrahkan oleh guru, dan guru kurang tepat

menggunakan media dan pendekatan yang sesuai.

Guru sekarang ini harus bisa menerpkan metode atau media yang

tepat untuk materi yang akan disampaikan, sehingga pelajaran yang siswa

terima jadi bermakna dan dapat memudahkan memahami konsep-konsep

yang terdapat pada materi yang akan disampaikan.

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA salah

satunya dengan menggunakan metode demonstrasi yang mendukung siswa

untuk mudah memahami pelajaran. Demonstrai merupakan metode yang

sangat efektif, sebab membantu untuk mencapai jawaban dengan usaha

sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode demonstrasi

merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan

mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda

tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode

penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh

guru. walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekadar

memperhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran

lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan

untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran.

Perubahan merupakan suatu proses hal terpenting dalam belajar

setelah melakukan observasi yang dilaksanakan di SDN Mekarsari 3 maka

(6)

memahamikonsep IPA, maka dengan dasar itu pula penulis tertarik untuk

melakuakn penelitian tindakan kelas (PTK) untuk mencari solusi atas

permasalahan yang ada di SD yang terkait dengan hasil belajar siswa

menggunakan metode demonstrasi pada materi perubahan wujud benda.

Dengan latar belakang masalah diatas peneliti bermaksud untuk

melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya meningkatkan

hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA tentang perubahan wujud benda

dengan menggunakan metode demonstrasi di kelas IV SDN Mekarsari 3

Cimanggis Depok”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dihadapi maka rumusan masalah sebagi

berikut :

1. Bagamana pelaksanaan metode demonstrasi pada pelajaran IPA di SDN

Mekarsari 3 di kelas IV pada materi perubahan wujud benda?

2. Bagaimana hasil belajar siswa kelas IV di SDN Mekarsari 3 pada materi

perubahan wujud benda dengan menggunakan metode demonstrasi?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk meningkatkan hasil belajar

siswa dalam rangkah pelajaran IPA dengan materi perubahan wujud benda di

SDN Mekarsari 3 Cimanggis Depok. Adapun tujuan penelitain sebagai

(7)

1. Untuk mengetahui penggunaan metode demonstrai pada

pelajaran IPA dengn mateeri perubahan wujud benda kelas IV

di SDN Mekarsari 3.

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah

menggunaka metode demonstrasi pada pelajaran IPA dengan

materi perubahan wujud benda kelas IV di SDN Mekarsari 3.

D. Manfaat Penelitian

1. Guru dapat memberikan masukan kepada guru-guru SD tentang

informasi metode yang sesuai dengan pelajaran IPA yang

digunakan pada saat belajar.

2. Siswa diharapkan dapat meningkatkan prestasi pada pelajaran

IPA.

3. Guru memberikan masukan bagi sekolah sebagai pedoman untuk

mengambil kebijakan di sekolah tersebut.

E. Definisi Operasional

1. Belajar

Belajar merupakan proses tidak tahu menjadi tahu, belajar dan

mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan, belajar yang

dilakukan siswa sedangkan mengajar yang dilakukan oleh guru sebagai

(8)

siswa dari proses belajar harus bisa mendapatkan hasil belajar dengan

melaluikreatifitas.

Pengertian belajar menurut Oemar Hawalik (1994:69) dalam Asep

Herry Hernawan (2007:3) menyatakan”Pembealajaran adalah prosedur

dan metode yang ditempuh oleh pengajar untuk memberikan kemudahan

bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar secara aktif dalam

rangkah mencapai tujuan”.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa

setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat

mengkonstruksikan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif karena

dapat membantu siswa menemukan jawaban sendiri berdasarkan data atau

fakta yang benar. Pada metode demonstrasi merupakan metode dengan

memperagakan dan menunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi

benda tertentu baik sebenarnya maupun tiruan. Pelajaran akan lebih

berkesan secara mendalam sehingga membentuk pengertian dengan baik

dan sempurna juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan guru

selama pelajaran berlangsung.

Menurut Roetiyah(2008:83) adalah dengan demonstrasi, proses

penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara

(9)

Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan pada apa yang

diperlihatkan guru selama perlajran berlangsung.

Metode ini tidak bisa lepas dari penjelasan guru, walau demikian

metode ini siswa hanya memperhatikan akan tetapi pada saat pelaksanaan

penyajian bahan atau barang pelajaran akan lebih kongkret, sehingga

mudah dipahami oleh siswa, metode demonstrasi digunakan untuk

mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.

3. Pembelajaran IPA

Proses berpikir yang berkembang melalui tahap-tahap daur belajar

ini mendorong perkembangan berpikir sietik-deduktif, kritis, kemampuan

menalar dan berpikir ilmiah pada anak.

Pelajaran IPA lebih menekankan kepada praktek langsung yang

akan membuat siswa senagn dan mudah dipelajari, karena siswa dapat

belajar mengenal lingkungan. Pada pelajar ini diharapkan siswa dapat

lebih menghargai lingkungan.

4. Perubahan Wujud Benda

1. Sifat-sifat Benda

Dapat digolongkan menjadi beberapa jenis benda disekitar kita.

benda-benda dapat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu :

a. Benda padat contohnya, meja, kursi, lemari, batu dan lain-lain

b. Benda cair contohnya, oli, sirup, air dan lain-lain

(10)

2. Perubahan Wujud Benda

Benda padat, benda cair, dan benda gas bila terkena panas atau

dingin dengan suhu tertentu dapat berubah wujud. Kertas dibakar berubah

menjadi abu. Air yang terkena suhu panas berubah menjadi uap. Air yang

terkena suhu dingin berubah menjadi es dan uan air yang terkena suhu

dingin berubah menjadi air (embun)

Perubahan wujud benda terdiri dari mencair, membeku, menguap,

mengembun dan menyublin, adapun penjelasan sebagai berikut :

a. Mencair

Mencair adalah peristiwa perubahan wujud dari padat menjadi

cair. Contohnya es dipanaskan berubah menjadi air.

b. Membeku

Membeku adalah peristiwa perubahan wujud cair menjadi padat.

Contohnya air yang didinginkan (dimasukan ke dalam freezer)

akan membeku menjadi es.

(11)

Menguap adalah peristiea perubahan wujud dari cair menjadi

gas. Contohnya pakaian yang basah setelah dijemur menjadi

kering.

d. Mengembun

Mengembun adalah peristiwa perubahan wujud gas menjadi cair.

Contoh gelas yang berisi es dingin bagian luarnya terdapat titik

air.

e. Menyublin

Menyublin adalah peristiwa perubahan wujud padat menjadi gas

(12)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian

Penelitian ini adalah tindakan kelas (PTK). Dengan ini dapat

digunakan untuk mengkaji masalah-masalah yang terdapat dikelas

sehingga proses pembelajaran yang inovatif dapat tercapai tujuan

penelitian.

Berikut menurut Suharsimi Arikunto (2010: ...) penelitian tindakan

kelas (PTK) adalah penelitian tindakan kelas suatu pengamatan terhadap

kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang disengaja dimunculkan dan

terjadi dalam sebuah kelas.

Menurut Mc. Niff (1992) dalam Kusuma dan Dwitagama (2012:8)

“Memandang hakikat PTK adalah sebagai bentuk penelitian reflektif

yang dilakukan oleh gurusendiri yang hasilnya dapat

dimanfaatkansebagai alat untuk mengembangkan keahlian mengajar, PTK merupakan penelitian tentang untuk dan masyarakat atau kelompok sasaran dengan memanfaatkan interaksi, partisipasi dan

kolanoratif antara peneliti dan kelompok sasaran”.

Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan salah satu upaya untuk

meningkatkan prestasi siswa dalam mengajar. PTK ini biasanya dilakukan

pada daerah yang sempit yaitu kelas guna untuk meningkatkan hasil

belajar siswa, penelitian ini dilakukan oleh guru yang bersangkutan dan

bertanggung jawab pada kelas yang diajarkan.

Penelitian ini dilakukan dengan sengaja oleh guru dan untuk

(13)

sebagai teman yang memotivasi agar penelitian berjalan dengan baik dan

hasilnya menjadi acuan untuk mengajar.

B. Model PTK

Menurut model Kemmis dan Mc Taggart merupakan pengembangan dari

konsep dasar yang dikenalkan Kurt Lewin. Dalam pelaksanaannya

penelitian telah mempunyai seperangkat rencana atau tindakan yang

didasarkan pada pengalaman sehingga dapat langsung memulai tahap

tindakan. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:17) satu siklus terdiri dari

empat langkah yaitu (1) perencanaan (2) pelaksanaan (3) pengamatan (4)

refleksi. Untuk PTK dilaksanakan paling sedikit dua siklus, satu siklus

dapat diuraikan :

1. Perencanaan

Perencanaan adalah langkah yang dilakukan oleh guru ketika akan

memulai tindakannya. Adapun uraian harus dikemukan adalah

menyusun sebuah rancangan kegiatan, siswanya akan diapakan.

Supaya perencanaan ini lengkap dan difahami oleh siswa guru

membuat semacam panduan yang mengambarkan (a) apa yang harus

dilakukan siswa, (b) kapan dan berapa lama dilakukan, (c) diamana

dilakukan, (d) jika diperlukan peralatan atau sarana ujudnya apa dan

(e) jika sudah selesai apa tindak lanjutnya.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah implentasi dari perencanaan yang sudah dibuat,

(14)

antara pelaksanaan dan perencanaan, (b) apakah proses tindakan yang

dilakukan siswa cukup lancar, (c) bagaimana situasi proses tindakan,

(d) apakah siswa-siswa melaksanakan dengan semangat dan (e)

bagaimana hasil keseluruhan dari tindakan itu.

3. Pengamatan

Pengamatan adalah proses mencermati jalannya tindakan. Hal-hal yang

sudah disebutkan dalam pelaksanaan.

4. Refleksi

Refleksi atau dikenal dengan peristiwa perenungan adalah langkah

mengingat kembali kegiatan yang sudah lampau yang dilakukan oleh

guru maupun siswa. guru merenungkan dan membanyangkan kembali

peristiwa yang sudah lampau yaitu tindakan yang sudah berlangsung.

Adanya model PTK akan lebih memudahkan guru untuk menentukan

penelitian yang akan dilaksanakan oleh guru. tahapan demi tahapan

dilaksanakan dengan baik oleh guru untuk mengetahui hasil yang akan

dicapai sesuai dengan perencanaan.

Sesuai dengan model penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan

(15)

Siklus I

Siklus I

Gambar 3.1 Desain PTK Kemmis dan Mc Taggart

C. Subyek Penelitian dan Lokasi Penelitian

a. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN

Mekarsari 3 Cimanggis Depok. Adapun yang berpartisipasi pada

kegiatan ini teman sejawat.

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan

Refleksi

Hasil

Pengamatan

Refleksi

Pelaksanaan

(16)

b. Lokasi Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan di SDN Mekarsari 3

Kecamatan Cimanggis Depok. Pada bulan September–Desember.

Dipilihnya sekolah ini karena sekolah ini termaksud tempat peneliti

mengajar, sehingga memungkinkan penelitian ini dapat dilaksanakan secara

efektif dan efisien.

D. Prosedur Penelitian

Rancangan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

dengan tahapan sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan Penelitian, meliputi :

1. Penentuan sekolah untuk penelitian

2. Menjalin kerjasama dengan guru lain untuk menjadi observer

3. Menelaah materi yang akan disampaikan yaitu perubahan wujud benda

4. Menyusun RPP sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan

5. Merumuskan metode dan pendekatan yang akan digunakan dalam

pembelajaran

6. Menelaah segala hambatan dan kesulitan selam pelaksanaan

7. Menyiapkan alat peraga yang akan dipakai saat pembelajaran

8. Menyusun dan menyiapkan alat evaluasi. Yaitu berupa lembar observer

(17)

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan peneliti memakai dua siklus yaitu pada bulan

November. Pada siklus I pada tanggal 20 November 2012 dan siklus II

pada tanggal 27 November 2012. Pada tahapan ini peneliti melakukan

penelitian pada tiap siklusnya dengan mengadakan observasi, evaluasi serta

refleksi dari kegiatan untuk diperbaiki pada siklus II

c. Tahapan Observasi

Observasi (pengamatan) merupakan salah satu alat pengumpulan

data yang digunakan dalam penelitian ini. Observasi digunakan peneliti

untuk melihat semua kinerja guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran di

kelas selama pelaksanaan tindakan. Kegiatan observasi dilakukan

bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dalam penelitian.

observasi adalah Semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali,

merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil

yang dicapai (perubahan yang terjadi) baik yang ditimbulkan oleh tindakan

terencana maupun akibat sampingannya.”

Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa melalui

kegiatan observasi peneliti dapat mengetahui seberapa besar kinerja guru

dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran, serta untuk mengumpulkan atau

merekam data yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.

d. Refleksi

Tahap analisis dan refleksi adalah tahap dimana peneliti melakukan

(18)

pada tahap wawancara, observasi, dan catatan lapangan. Informasi yang

telah berhasil dikumpulkan tersebut selanjutnya harus diurai, diuji, dan

dibandingkan dengan pengalaman sebelumnya, kemudian dikaitkan dengan

teori tertentu atau hasil penelitian yang relevan. Melalui proses refleksi yang

mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan mendalam.

Tahap analisis dan refleksi dalam penelitian tindakan kelas yang

peneliti lakukan merupakan bagian penting karena melalui refleksi peneliti

dapat memahami dan mendapat gambaran yang jelas tentang proses dan

hasil yang terjadi sebagai akibat adanya tindakan yang telah dilakukan pada

pokok bahasan perubahan wujud melalui penerapan model demontrasi Hasil

dari kegiatan refleksi merupakan sumber untuk pelaksanaan tindakan

berikutnya.

E.Instrumen Penelitian

Untuk menunjang Instrument dalam penelitian ini (PTK)

menggunakan metode demonstrasi . Ada dua data yang diperlukan yaitu

data tes dan non tes.

Instrument yang digunakan sebagai berikut:

1. Instrument Tes

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk lembar tes,

yaitu dalam bentuk soal lembar kerja siswa dan soal pilihan ganda.

2. Instrumen Non Tes

(19)

a) Observasi Dalam penelitin ini kegiatan yang perlu diobservasikan adalah

aktivitas guru dan siswa mulai dari awal sampai akhir pembelajaran.

Proses yang dicapai atau mencatat kejadian yang sedang berlangsung.

b) Wawancara, untuk mengetahui pengumpulan data yang diperlukan guru

yang hanya diungkapkan oleh siswa untuk mengetahui ide-ide, pendapat

atau pikiran mereka untuk perbaikan pembelajaran.

Tabel 3.1 Format Observasi Aktivitas Guru

No Aspek yang diobservasikan Skor

1 2 3 4

Kegiatan Awal

1 Guru membuka pelajaran dan melakukan

pengelolahan kelas (mengecek kehadiran siswa, berdoa,memusatkan perhatian siswa untuk belajar)

2 Guru memberikan apersepsi dengan memberikan

pertanyaan yang dapat membangun pengetahuan awal siswa tentang materi pembelajaran 3 Guru menyampaikan indikator yang akan dicapai

oleh siswa melalu proses pembelajaran

menggunakan metode demonstrasi

4 Guru menggunakan alat peraga dalam

menjelaskan materi yang akan disampaikan

5 Guru menyiapakan lember kerja siswa (LKS)

6 Guru menerapkan metode demonstrasi

Kegiatan Inti

1 Guru menyiapkan bahan-bahan yang akan

digunakan dalam demonstrasi

2 Guru membagikan kelompok dengan mengunakan

permainan angkah

3 Guru menyampaikan tugas yang akan dikerjakan selama proses demonstrasi

4 Guru melakukan demonstrasi benda padat

(menimbang batu dengan ukuran kecil dan besar)

5 Guru meminta bantuan siswa untuk memukul

benda padat

6 Guru melakukan demonstrasi benda cair

(menuangkan air dari gelas ke wadah)

7 Guru meminta perwakilan siswa untuk

(20)

8 Guru memberikan bahan kepada tiap kelompok untuk melakukan demonstrasi benda gas tentang benda gas

9 Guru meminta siswa untuk mengerjakan LKS

10 Siswa melaporkan hasil demonstrasi

Guru memberikan soal evaluasi

Kegiatan Akhir

1 Guru membimbing siswa membuat kesimpulan

dari hasil demonstrasi

2 Guru menutup kegiatan pelajaran

Kategori penilaian:

Pengumpulan data dilakukan disetiap siklus dimulai dari awal sampai

dengan akhir tidakan siklus satu sampai siklus dua. Data yang diperoleh

dianalisi pada setiap siklusnya dengan membuat presentase dan dibuat grafik.

Hasil dari pengolahan data akan menjadikan bahan pembahasan. Data yang

diperoleh dari hasil evaluasi menggunakan prosentase analisis data kualitatif

Dengan rumus �= ∑� Χ ==∑∑((ƒiƒi..xxii))

k

keetteerraannggaann ::

x

(21)

x

xii == ddaattaa kkee ii

n

n == bbaannyayakk ddaattaa

f

fii == ffrreekkuueennssii ddaattaa

f

fii..xxii = = hahassiill peperrkkaalliiaann skskoorr dedennggaann frfreekkuueennssii sskkoorr yayanngg

b

beerrssaannggkkuuttaann..

Pada tahap akhir ini penelitian dapat membuat kesimpulan

sementara melalui hasil refleksi yang telah atau belum memuaska, untuk

(22)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Simpulan

Setelah dilakukan penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran IPA di

kelas IV SDN Mekarsari 3 Cimanggis Depok, dengan menggunakan metode

demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang perubahan wujud

benda dapat diambi simpulan sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi pada materi

perubahan wujud benda berjalan dengan baik karena dapat memberikan

pengalaman langsung kepada siswa terhadap percobaan-percobaan yang

mereka lakukan sendiri atau langsung mengamati. Dengan demikian metode

demonstrasi memberikan nuasa baru pada siswa saat belajar sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar. Adapun kendala yang di temukan di siklus I

diantranya siswa menyalah gunakan bahan-bahan percobaan untuk bermain

dengan temannya sehingga pada saat demonstrasi siswa tidak fokus dengan

percobaan yang berlangsung dan guru hanya memperhatikan sebagian siswa.

Selanjutnya pada siklus II terjadi peningkatan pada siswa karena pada saat

pelaksanaan siswa sudah lebih fokus dan dapat mengamati setiap percobaan

serta dapat mengambil kesimpulan dari hasil pengamatan mereka dan

perhatian guru sudah tidak terfokus hanya sekelompok siswa.

2. Hasil belajar siswa pada materi menggunakan metode demonstrasi dengan

(23)

Dapat dilihat dari data nilai pra siklus, yaitu menunjukkan rata-rata 61 Pada

siklus 1 dapat dilihat bahwa rata-rata nilai 66, dan terjadi peningkatan pada

siklus 2 menjadi 77 Hal tersebut menunjukkan bahwa metode demonstrasi

mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

B.Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tindakan kelas ini, maka

peneliti menyampaikan rekomendasi yang bertujuan untuk meningkatkan hasil

belajar siswa dan guru dalam proses pembelajarannya. Adapun rekomendasinya

adalah sebagai berikut:

1. Untuk Guru

a. Dalam proses pembelajaran, guru hendaknya menggunakan media yang

tepat dan yang dapat menciptakan situasi dan kondisi yang menyenangkan,

sehingga mendorong siswa untuk lebih bersemangat dalam belajar.

b. Penggunaan metode demonstrasi hendaknya didukung dengan manajemen

kelas yang teratur, agar siswa dapat lebih tertib dalam kegiatan belajar

mengajar.

c. Guru harus mampu menciptakan percobaan yang lebih kreatif dan

menyenangkan lagi dalam setiap percobaan dengan menggunakan metode

demonstrasi.

d. Penggunaan alat peraga harus tepat guna, agar dalam pelaksanaan

demonstrasi tidak terjadi kesalahan konsep yang dipahami oleh siswa.

2. Partisipasi dari berbagai pihak diantaranya guru, kepala sekolah, orang tua,

(24)

lanjut pada pembelajaran IPA, sehingga pada pelajaran IPA tidak lagi

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Asep Herry Hernawan, (2007) dkk Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar. UPI Press Bandung

Didi Sukiyadi, dan dkk, (2006). Kurikulum dan Pembelajaran, Upi Press, Bandung

Dimyati, dan Mudjiono, (1994). Belajar Dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta

Depdiknas, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD Kelas IV, Depdiknas, Jakarta

Fatoni. (Internet,http://id.shvong.com/social-sciences/education/2146624- prinsi-prinsi-metode-demonstrasi/#ixzz0aUGDhB)

Giyarto, (2012).Ilmu Pengetahuan Alam, Macana Jaya Cemerlang, Klaten

Hamdani dan Hermana, (2008).Classroom Action Research, Rahayasa,

Hasibuan, Moedjiono, (1995). Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung

Mulyasa, (2008). Kulikulum Tingkat Satuan Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung

Roestiyah, (2008). Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta

Suharsimi Arikunto, (2010). Penelitin Tindakan. Aditya Media, Yogyakarta

Sunarto, (2007). Sains Sahabatku, Ganesa, Jakarta

Sukardjo dkk,(2009). Landasan Pendidikan, Rajagrafindo Persada, Jakarta

Wijaya dan Dedi Dwitagama, (2012). Penelitian Tindakan Kelas, PT Indeks, Jakarta

Gambar

Gambar 3.1 Desain PTK Kemmis dan Mc Taggart
Tabel  3.1 Format Observasi Aktivitas Guru

Referensi

Dokumen terkait

Covarrubias dan Stone (2014) menjelaskan, bahwa pada konteks pertemanan, self-monitoring dapat digambar- kan melalui suatu proses pembelajaran self-monitor dimana setiap siswa

Setelah proses sintesa bahan dilakukan karakterisasi menggunakan X-ray Diffractometer (XRD) dan Brunauer, Emmet, Teller (BET).. Hasil identifikasi menggunakan XRD menunjukkan

Dengan adanya macam-macam salon, justru mendorong persaingan antar salon agar memberikan suatu ketertarikan bagi masyarakat untuk memilih salon yang tepat bagi mereka. Dimana

dari alat komunikasi jarak jauh menjadi suatu benda yang sangat pintar yang dapat.. digunakan berbagai macam hal

Makalah pada Workshop Penyempurnaan Hasil Karya Lomba Pembuatan Media Pembelajaran SMA Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Dikmenum, Jakarta.. Meningkatkan Kemampuan

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penggunaan bahasa Indonesia oleh masyarakat Ansus karena dengan mengetahui perbedaan bentuk kata kerja kedua bahasa,

Sosiologi: suatu pengantar.Yogyakarta.Raja Grafindo Persada.. Spradley, James

ANGGARAN PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UT ARA” yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat yang telah ditentukan.. dalam rangka menyelesaikan Pendidikan DIII