PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS VIII DI SMPN 2 DANAU SEMBULUH
PATMAWATI
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar sub materi hormat dan patuh kepada orang tua di SMPN 2 Danau Sembuluh Kabupaten Seruyan. Penerapan problem based learning (PBL) belum pernah dilaksanakan sebelumnya. Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dan subyek penelitian adalah siswa kelas VIII SMPN 2 Danau Sembuluh Kabupaten Seruyan berjumlah 22 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan rumus rata-rata nilai, persentase ketuntasan belajar dan data observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah penerapan problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar sub materi hormat dan patuh kepada orang tua di SMPN 2 Danau Sembuluh. Hal ini dapat dilihat dari persentase dan rata-rata nilai siswa sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajaran problem based learning. Pada saat Pra-Siklus nilai rata-rata yang diperoleh hanya mencapai 60% dengan persentase Ketuntasan sebanyak 12 orang siswa dari 22 siswa. Pada Siklus I terlihat peningkatan hasil belajar nilai rata-rata siswa sebesar 86% dan persentase ketuntasan sebanyak 20 siswa dari 22 siswa yang mendapat nilai diatas KKM 70. Setelah siklus II diperoleh rata- rata nilai terus meningkat menjadi 95% dan persentase ketuntasan siswa meningkat sebanyak 21 siswa dari 22 siswa.
Kata Kunci: Problem Based Learning, Hasil Belajar, Pendidikan Agama Islam
PENDAHULUAN
Kurikulum Pendidikan Islam dirancang berdasarkan nash AlQur’an dan Al-Hadis, yang bertujuan agar manusia mendapat kesejahteraan di dunia dan tetap dekat dengan Khaliknya. Kurikulum Pendidikan Islam dirancang agar kehidupan duniawi dan ukhrawi menjadi milik umat-Nya dengan modal iman, amal dan takwa kepadanya-Nya. Dalam kegiatan belajar mengajar agar seorang guru dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, memerlukan wawasan yang mantap dan utuh tentang kegiatan belajar mengajar, seorang guru harus mengetahui dan memiliki gambaran yang menyeluruh mengenai bagaimana proses belajar mengajar itu terjadi, serta langkah-langkah apa yan
diperlukan sehingga tugas-tugas keguruan dapat dil ksanakan dengan baik dan memperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Jasiah, 2006:4).
Disinilah perbedaan prinsipil kurikulum Pendidikan Islam dengan kurikulum lain yang mempunyai kecenderungan mengutamakan aspek material dengan hasil sehingga proses belajar mengajar tidak berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran belum tercapai (Idi, 2014:46).
Ketika proses belajar-mengajar terjadi interaksi antara berbagai komponen yaitu guru, siswa, tujuan, bahan, alat, metode dan lain-lain. Masing- masing komponen saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Siswa adalah komponen yang paling utama dalam kegiatan belajar-mengajar, karena yang harus mencapai tujuan penting dalam pembelajaran adalah siswa yang belajar. Maka pemahaman terhadap siswa adalah penting bagi guru agar dapat menciptakan situasi yang tepat serta memberi pengaruh yang optimal bagi siswa untuk dapat belajar dan mendapatkan hasil belajar yang maksimal
Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang diperoleh. Hasil belajar pada diri seseorang sering tidak langsung tampak tanpa seseorang melakukan tindakan untuk memperlihatkan kemampuan yang diperolehnya melalui belajar. Pendidikan Agama Islam merupakan pelajaran yang ada di semua lembaga sekolah baik lembaga yang negeri maupun swasta yang memberikan pengetahuan kognitif dan afektif. Untuk Pendidikan Agama Islam di SMP hanya sedikit sekali waktunya, tidak seperti pelajaran-pelajaran umum seperti Matematika, Bahasa Indonesia dan lain-lain.
Walaupun waktu hanya sedikit guru PAI tidak hanya dituntut untuk menyampaikan materi, tetapi memiliki tanggung jawab besar dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Proses pembelajaran adalah hal yang sangat penting dalam dunia Pendidikan, didalam proses tersebut ada banyak hal yang dapat mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran ataupun hasil belajar siswa yang diharapkan.
Ada banyak cara untuk meningkatkan antusiasme pesrta didik dalam pembelajaran, salah satunya dengan penggunaan media. Media adalah penghubung antara pemberi informasi kepada orang lain yang menjadi sasaran penerima informasi tersebut. Dalam proses pembelajaran, media juga bisa berperan sebagai penghubung untuk menyampaikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik sebagai penerima pengetahuan tersebut, itulah yang dikenal dengan sebutan media pembelajaran. Media pembelajaran diartikan sebagai suatu alat atau bahan yang mengandung informasi atau pesan dalam pembelajaran.
Berinjak dari permasalahan di atas, penulis pun tertarik untuk memberikan solusi meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi hormat dan patuh kepada orang tua dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL) agar antusiame dan perhatian peserta didik dalam mengikuti pembelajaran materi hormat dan patuh kepada orang tua meningkat sehingga berpengaruh juga pada peningkatan hasil belajar peserta didik. Alasan lainnya adalah pembelajaran seperti itu belum pernah dilaksanakan sebelumnya dan karena sekarang ini sudah menjadi trend dikalangan anak- anak sangat suka melihat-lihat video khususnya yang beredar dimedia social maupun aplikasi youtube.
Berdasarkan hasil pra siklus awal yang dilakukan pada tanggal 8 Desember 2022 penulis di SMPN 2 Danau Sembuluh, terungkap masih banyak siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru ketika proses penjelasan.
Siswa cenderung pasif ketika proses pembelajaran berlangsung, siswa mengantuk dan bosan saat guru menjelaskan materi, siswa banyak yang ngobrol tidak memperhatikan materi, serta hasil ulangan tengah semester masih banyak yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang diharapkan yaitu 70 ke atas, 60% siswa hasil ulangan masih dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Berdasarkan di atas, penilis terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul: “Penerapan Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan hasil belajar Pendidiakan agama islam siswa kelas VIII di SMPN 2 Danau Sembuluh”.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
Penelitian tindakan kelas yaitu penelitian tindakan (action researc) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran dikelasnya.
PTK berfokus pada kelas atau berfokus pada proses belajar mengajar yag terjadi dikelas (Arikunto, 2011: 58). Waktu penelitian dilakukan pada bulan Desember 2022. Bertempat di SMPN 2 Danau Sembuluh, Jl. Dahlia No.392 Rt 07 Rw 02 Sembuluh I, Kecamatan .Danau Sembuluh, Kabupaten Seruyan. Penelti nantinya akan menjelaskan sesuai dengan fakta yang diamati dilapanagan yang sebenarnya bersumber dari pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan di kelas VIII di SMPN 2 Danau Sembuluh yang berjumlah 22 orang siswa, yang terdiri dari laki-laki 9 orang dan perempuan 13 orang, pada semester ganjil, tahun pelajaran 2022/2023.
Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: tahap perencanaan tindakan (plan), tahap pelaksanaan (action), tahap pengamatan (observation), dan tahap perenungan (reflection). Teknik pengumplan data melalui
observasi, tes dan dokumentasi. Teknik analisis data meliputi data tes, dan data observasi. Sedangkan prosedur tindakan yang pertama siklus I yang terdiri dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap refleksi, yang kedua siklus II yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
Skor Pengamatan Setiap Aspek Yang Diamati pada lembar observasi guru dan siswa:
Tabel. 3.2
No Kriteria Skor
1 Baik(B) 3
2 Cukup (C) 2
3 Kurang (K) 1
Keterangan penilaian:
1. Baik bila mendapatkan nilai 81 sampai dengan 100.
2. Cukup bila mendapatkan nilai 61 sampai dengan 80.
3. Kurang baik bila mendapatkan nilai kurang dari 61.
Model untuk kerja yang dilakukan dalam penelitian ini adalah model proses dalam bentuk dua siklus. Menurut Kemmis dan Taggart, setiap siklus melakukan empat tahapan yaitu : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi (Arikunto, 2011: 16). Untuk jelasnya garis besar dapat dipaparkan melalui gambar berikut:
Siklus PTK dapat digambarkan sebagai berikutPada tahap ini
dikumpulkannya semua bentuk data yang memberirikan informasi
mengenai perkembangan proses pembelajaran dengan menggunakan
model Problem Based Learning untuk kemudian dianalisis permasalahan
yang terjadi. Setelah dilakukan refleksi maka disusun rencana
berdasarkan informasi yang terjadi dalam siklus 2 untuk dilaksanakan
pada siklus berikutnya, begitu seterusnya pada setiap siklus. Hingga
tindakan dirasakan telah mencapai hasil yang maksimal.
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil pra siklus yang dilakukan pada tanggal 8 Desember 2022 di SMPN 2 Danau Sembuluh, terungkap masih banyak siswa kelas VIII yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang diharapakan yaitu 70 % keatas, 60% siswa hasil ulangan masih dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Berdasarkan hasil pra siklus peneliti tertarik untuk menerapakan model pembelajaran problem based learning (PBL) untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa setelah memperoleh hasil pembelajaran problem based learning (PBL).
1. Pelaksanaan Siklus I
a. Perencanaan Tindakan Siklus I
Siklus 1 dilaksanakan pada hari kamis 12 Desember 2022. Dalam perencanaan tindakan ini, guru sebagai pelaksana tindakan dan peneliti sebagai pengamat untuk membantu bila mengalami kesulitan. Sebelum melaksanakan tindakan, terlebih dahulu guru dan peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran problem based learning.
RPP siklus pertama berisi tentang standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi ajar, metode, langkah-langkah pembelajaran, penilaian, alat, bahan, sumber belajar dan soal tes.
b. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi I
Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning masih belum optimal, hal tersebut ditunjukkan Masih kurangnya partisipasi siswa untuk mendengarkan dan mencari pertanyaan karena masih banyak siswa yang sibuk dan asyik mengobrol dengan teman lainnya, ada beberapa siswa yang belum mampu menjawab pertanyaan yang diberikan temannya karena kurangnya membaca materi yang telah disediakan sehingga kurangnya pemahaman terhadap materi yang sedang dipelajari dan masih ada beberapa peserta didik yang ragu-ragu dalam menyampaikan dan menjawab pertanyaan karena masih kurangnya percaya diri dan takut salah.
c. Tahap Refleksi 1). Kelebihan
Tahap pelaksanaan dengan melakukan aktifitas guru dan siswa dalam pembelajaran pendidikan agama islam dengan sub materi hormat dan patuh kepada orang tua dengan penerapan model pembelajaran problem based learning, menunjukan bahwa adanya kemajuan hasil pembelajaran baik dari nilai pengetahuan dan keaktifan siswa. Aktifitas penulis sebagai pengajar dapat lebih aktif, dari tahap persiapan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan menyiapkan kelas dengan kondusif, memulai pertemuan pretest sebelum menilai dengan pertanyaan seputar lingkungan atau peristiwa yang telah dialami siswa, pembelajaran menggunakan metode ceramah dan diskusi, mengabsen kehadiran siswa, memberikan tugas siswa, memperhatikan tugas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami, menanggapi pertanyaan siswa dengan baik,
mengajak siswa untuk bersama-sama menyimpulkan materi yang telah diajarkan dan melakukan test akhir pembelajaran.
2). Kelemahan
Kelemahan pembelajaran pada siklus I yaitu masih kurangnya partisipasi siswa untuk mendengarkan dan mencari pertanyaan, ada beberapa siswa yang belum mampu menjawab pertanyaan yang diberikan temannya, dan masih ada beberapa siswa yang ragu-ragu dalam menyampaikan dan menjawab pertanyaan.
3). Faktor Penyebab
Paktor penyebab pada siklus I yaitu, karena masih banyak siswa yang sibuk dan asyik mengobrol dengan teman lainnya, kurangnya membaca materi yang telah disediakan sehingga kurangnya pemahaman terhadap materi yang sedang dipelajari, dan masih kurangnya percaya diri dan takut salah.
4). Alasan Tindakan Perbaikan
Kekurangan dalam proses pembelajaran pada siklus I, maka diambil langkah-langkah perbaikan untuk tindakan pada siklus berikutnya yaitu, memberikan pengertian tentang pembelajaran problem based learning, memotivasi dan mengorganisasikan siswa untuk belajar, serta membantu menyelidiki masalah yang diberikan, pendidik lebih rinci atau lebih jelas lagi dalam menyampaikan tujuan pembelajaran agar siswa bisa lebih memahami materi, dan pendidik membimbing siswa yang kesulitan dalam menyampaikan hasil diskusi.
Model pembelajaran Problem Based Learning menekankan keaktifan siswa-siswa dituntut aktif dalam memecahkan suatu masalah (problem), model tersebut bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus dipelajari oleh siswa untuk melatih dan meningkatkan keterampilan berfikir kritis sekaligus pemecahan masalah, serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting.
Pendidik harus memfokuskan diri untuk membantu siswamencapai keterampilan mengarahkan diri, dengan model pembelajaran problem based learning, akan lebih mudah menangkap materi belajar mengajar yang disampaikan pendidik yang akan membentuk penguasaan materi belajar akan menjadi lebih baik. Karena masih adanya beberapa kekurangan dalam proses pembelajaran pada siklus I, maka berdampak pada kurangnya tingkat pemahaman siswahal tersebut bisa dilihat dari hasil data belajar pada siklus I yang baru mencapai 86 % artinya baru 20 orang yang mendapatkan nilai tuntas dari 22 siswa yang ada, namun data sudah ada peningkatan prestasi siswa pada siklus I dibandingkan sebelum perbaikan pra siklus.
2. Pelaksanaan Siklus II
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu 14 Desember 2022. Dalam perencanaan tindakan ini, guru sebagai pelaksana tindakan dan peneliti sebagai
pengamat untuk membantu bila mengalami kesulitan. Sebelum melaksanakan tindakan, terlebih dahulu guru dan peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran problem based learning.
RPP siklus pertama berisi tentang standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi ajar, metode, langkah-langkah pembelajaran, penilaian, alat, bahan, sumber belajar dan soal tes.
b. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi II
Siklus II siswa sudah aktif dalam kegiatan pembelajaran dan bisa mengikuti model pembelajaran Problem Based Learning secara keseluruhan baik dari pertanyaan dan jawaban yang diberikan serta mampu memberikan tambahan informasi terhadap pertanyaan maupun jawaban. Pendidik dalam hal ini hanya memberikan dan mengawasi terhadap jalannya proses diskusi yang dilakukan oleh peserta didik. Peningkatan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, semua siswa berusaha memahami materi yang diberikan oleh pendidik, siswa juga sangat antusias sehingga menyimak jalannya tanya jawab yang dilakukan oleh teman yang lainnya. Setelah dilakukan tes atau penilain diakhir pembelajaran pada siklus II, ternyata hasil belajar siswa sudah mengalami peningkatan dalam proses pembelajaran, hal tersebut bisa dilihat dengan adanya perolehan nilai yang lebih baik bila dibandingkan siklus I jumlah siswa yang tuntas 20 siswa mencapai ketuntasan 95 %. Pada siklus II jumlah siswa yang tuntas 21 siswa sehingga ketuntasan belajar meningkat menjadi 95 % dan hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran PAI dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan yang diharapkan.
c. Refleksi
Berdasarkan hasil refleksi siklus II dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dalam meningkatkan proses dan hasil pembelajaran pedidikan agama Islam pada siklus II sudah mencapai hasil indikator yang maksimal, untuk itu siklus dihentikan. Beberapa hal yang masih perlu diperbaiki pada penerapan model pembelajaran Problem Based Learning adalah pada saat pelaksaan penerapan Problem Based Learning pada awal pembelajaran masih terdapat siswa yang kurang menyimak materi yang disampaikan pendidik. Setelah dilakukan refleksi maka bermacam persoalan yang ditemukan tersebut akhirnya dapat diperbaiki dan memperoleh hasil yang lebih baik. Problem Based Learning didefinisikan sebagai lingkungan Belajar yang didalamnya menggunakan masalah untuk bealajar, siswa diharuskan mengidentifikasi satu masalah nyata. PBL juga dapat didefinisikan sebagai sebuah metode pembelajaran yang didasarkan pada prinsif bahwa masalah kita dijadikan sebagai titik awal untuk mendapatkan ataupun mengintegrasikan ilmu baru.
Hasil belajar dari pembelajaran Problem Based Learning siswa memiliki keterampilan penyelidikan, siswa memiliki keterampilan mengatasi masalah, siswa mempunyai kemampuan mempelajari peran orang dewasa, dan siswadapat menjadi pembelajar yang mandiri. Berdasarkan hasil yang diperoleh peneliti penelitian ini sebagai berikut:
Tabel 4.8 Perbandingan Hasil Nilai Belajar
No Nama Peserta didik
Perbandingan Siklus
Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 ARS 60 68 65
2 APM 80 80 70
3 AB 52 60 73
4 AH 70 73 75
5 AR 60 68 85
6 AL 70 79 90
7 DA 76 67 87
8 FHA 75 85 89
9 FMIR 80 80 85
10 FQ 70 79 68
11 HA 72 80 80
12 IM 67 79 89
13 MNM 65 70 68
14 ME 65 70 69
15 MF 78 76 82
16 HN 70 75 75
17 MZ 75 78 78
18 RS 67 70 70
19 SP 65 70 70
20 PM 67 85 85
21 FA 68 77 77
22 RM 75 70 70 Persentase
Ketuntasan
60% 86 % 95 %
Tabel perbandingan hasil nilai belajar diatas, untuk lebih jelas dapat juga bisa dilihat pada diagram sebagai berikut:
Grafik 4.1
Perbandingan Hasil Belajar SiswaPra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Temuan penelitian ini mengungkap bahwa penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning terbukti dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini terlihat adanya peningkatan hasil belajar pada siklus I dan II dalam proses pembelajaran.
Penelitian ini berimplikasi pada penerapan model Problem Based Learning yaitu, dalam pembelajaran siswa berperan aktif untuk menyelesaikan masalah nyata (autentik), sehingga pembelajaran berpusat pada siswa dan terciptanya suasana pembelajaran yang menyenangkan. Beberapa penelitian yang sejalan dengan penelitian ini seperti penelitian yang dilakukan oleh (Suryani, 2015:110) menyatakan bahwa model pembelajaran PBL dalam proses belajar mengajar berdampak positif pada siswa Kemudian penelitian yang dilakukan oleh (Kristyanawati, 2019: 115) yang menyatakan bahwa terdapat peningkatan presentase pada setiap aktivitas dari siklus I, siklus II, dan siklus III dengan adanya model problem based learning yang telah diberikan oleh pendidik.
KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah pembelajaran menggunakan model problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar sub materi hormat dan patuh kepada orang tua di SMPN 2 Danau Sembuluh Kabupaten Seruyan. Hal ini dapat dilihat dari persentase dan rata-rata nilai siswa sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajaran problem based learning. Pada saat Pra-Siklus nilai rata- rata yang diperoleh hanya mencapai 60% dengan persentase Ketuntasan sebanyak 12 orang siswa dari 22 siswa. Pada Siklus I terlihat peningkatan hasil belajar nilai rata- rata siswa sebesar 86% dan persentase ketuntasan sebanyak 20 siswa dari 22 siswa yang mendapat nilai diatas KKM 70. Setelah siklus II diperoleh rata-rata nilai terus meningkat menjadi 95% dan persentase ketuntasan siswa meningkat sebanyak 21 siswa dari 22 siswa. Hal ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran PAI sub materi hormat dan patuh kepada orang tua di kelas VIII SMPN 2 Danau Sembuluh.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Idi. 2014.Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek.Jakarta : Rajawali Pers Abdul Majid Dan Dian Andayani.2006.Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi.
Bandung: Remaja Rosda Karya
Abu ahmadi dan Widodo Supriyoono. 2004. Psikologi belajar. Jakarta: Rineka Cipta Abuddin Nata. 2008. Manajemen pendidikan. Jakarta: Kencana
Abuddin Nata. 2011. Perspektif islam tentang Strategi Pembelajaran.Jakarta: Kencana
Afrida Sari, Perbedaan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas Yang Menerapkan Dan Tidak Menerapkan Model Problem Based Learning Pada SD N 09 Curup Timur Kabupaten Rejang Lebong.PTK. 2012. STAIN Kalimantan Tengah
Anas Sudijono. 1995. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Rajawali Pers
Asnawan, “Pendidikan Islam Dan Teknologi Komunikasi”, Jurnal Falasifa. Vol. 1 No. 2 September 2010kota Jember
Baharuddin Dan Esa Nur Wahyunu. 2008. “Teori Belajar Dan Pembelajaran”
Jogjakarta : Ar-ruzz media
Basuki dan Miftahul Ulum.2007. Pengantar Ilmu Pendidikan Islam. Ponorogo: STAIN Po Press
Eka Sastrawati dkk.“Problem Based Learning, Strategi Metakognisi, Dan
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa”.Jambi ; Jurnal Tekno- Pedagogi Vol. 1 No. 2 September 2011
Jasiah. 2006 “Pengantar Startegi Belajar Mengajar” Yogyakarta: ByaktaCendikia
Kasmadi dan Nia Siti Sunariah. 2014. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif. Bandung : Alfabeta.
Kunandar. 2013. Penilaian Autentik. Jakarta: Rajawali Pers
Muhammad Muntahibun Nafis. Ilmu Pendidikan Islam.Yogyakarta: Sukses Offset M.Quraish shihab2002. Tafsir AL-Mishbah.Jakarta: Lentara Hati
Nana Syaodih Sukmadinata dan Erliana Syaodih.2012. Kurikulum Dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Refika Aditama
Nana Sudjana. 2006. “Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar”. Bandung : Remaja Rosdakarya
Nur Ismayanti,” Efektivitas model pembelajaran problem based learning terhadap hasil belajar ilmu pengetahuan social siswa kelas V SD Negeri 234 Inpres Takalar Kota.Kabupaten Takalar”,skripsi SI. 2022. Universitas Muhamdiyah Maksar.
Nur Yuliati Dewi Astuti, Judul PTK, “ Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Pada Mata Pelajaran Matematika Dikelas IV A Madrasah Ibtidayah Nurul Ittihad Kota Jambi”, skripsi SI.
2021. Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Syaifuddin Jambi.
Richard I. Arends. 2007. Learning To Teach/Belajar Untuk Mengajar.Yogyakarta: Pustaka Belajar
Rusman. 2012.Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers
Samsul Nizar. 2002.Filsafat Pendidikan Islam.Jakarta: Ciputat Pers
Suharsimi Arikunto dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Yunahar Ilyas. 2006. Kuliah Akhlak. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI)
Zen Amiruddin.2010. StatistikPendidikan.Yogyakarta: Teras Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencan