Hal.51-65
PENGUJIAN MODEL PENERIMAAN TEKNOLOGI INTERNET PADA MAHASISWA
PETRA SURYA
MEGA
WIJAYA Universitas KristenDuta
Wacana YogtakartaAbstroct
The rapid growth of investment
in
information technologt by orgoniza tions worldwide has made user acceptance an increasingly criticol tech-nologt
implementation and*orogr*rnt
issues. User"icceptance has receivedfairly
extensive attentionfrom
previous studies,particularly
those involvingdffirent
technologies, user populations, and/or orga- nizational contexts. The Technologt Acceptance Model@M
is amongmost influential research models
to
determine information systems/in-formation
technologt use. The objectiveof thk
studyis to
assess the TAMin
world-wide-web usage.Data
were collectedfrom
127 under- graduate accounting studentsin Duta
WacanaChristian
(Jniversity- Yogyakarta and were tested using thestructural
equation modeling approach. The results of the study showed that, even though goodness offit
the model is not very well, there are significant coruelations among the perceived easeof
use variable against perceived usefulness and attitude variable, perceived usefulness variable against attitude and behavior intentionto
use, attitude variable against behavior intentionto
use, and behavior intention to use variable against behavior to use.Implications of the future research areos ore discussed.
Keywords:
Perceived easeof
use, perceived usefulness, attitude, be- havior intention to use, behavior to use, TAM, SEM.Latar Belakang
Teknologi informasi (TI) atau sistem informasi (SI) saat ini berkembang dengan semakin pesat, baik untuk perangkat lunak (software) maupun perangkat keras (hard- ware)yang semakin ramah dalam penggunaan (userfriendly) (Turban et a1.,2002; Tur- ban et al., 2003). Diyakini pula bahwa
TI
dapat menjadi salah satu motor pendorong utama bagi perusahaan untuk mempercepat pencapaian tujuannya, namun sebaliknya, tidak sedikitpula perusahaanyangmenganggap bahwa TI tidakmemiliki hubungan yangkuat bagi pencapaian tujuannya walaupun investasi di bidang TI cukup besar (Fok et al., 2001). Kondisi tersebut yang kemudian dikenal dengan istilah productivity paradox (Venkantesh
&
Morris,2000; Venkantesh&
Davis,2000)Seiring dengan perkembangannya tersebut, bidang ini menjadi suatu obyek yang menarik untuk diteliti oleh para peneliti di bidang TI, khususnya pada perilaku seseorang dalam mengadopsi TI. Beberapa penelitian yang telah dilakukan diantaranya adalah di biau"g adopsi komputer (Igbaria et al., 1997 ;Compeau et al., 1999) dan internet (Teich et
al., 1999 ;Agarwal & Karahann a, 2000; Marcus, 2002; Achjari, 2003).
Sehubungan dengan perilaku seseorang untuk dapat menerima atau menolak penggunaan TI, maka terdapat sebuah model yang dikembangkan oleh Davis tahun 1989 dengan nama the Tbchnolog,, Acceptance Model (TAM). TAM dapat diartikan sebagai sebuah model penelitian yang menjelaskan perilaku adopsi sistem informasi atau teknologi informasi (Chau, 1996; Hong et a1.,2002). TAM merupakan adaptasi dari the Theory
of
Reasoned Action Model (TRA) yang dikembangkan oleh Fishbein danAjzen (1975) dan Ajzen dan Fishbein (1980) (dalam venkatesh & Morris, 2000; Huang et al., z0o2) dalam konteks pemberdayaan penerimaan teknologi komputer (Igbaria et
al.,
1997). TAM merupakan salah satu model yang baku (established) karena telah diuji secara empiris (misalkan venkatesh&
Brown, 2001; straub et al., 1995; venkatesh&
Monis, 2000;Brattacherjee,200l; Lee et a1.,2001; venkatesh & Davis,2000; Lim & Benbasat,20oo, Gefen&Straub, 1997;rgbariaetal.,1997;Achjan,2oo3).penelitiandibidangTAMtelah dilakukan pada berbagai macam seting, misalkan internet, computeg e-mail, e-govern- ment, dan masih banyak lagi baik
di
negara Indonesia, Amerika Serikat, Australia, Hongkong, dan bahkan Afrika. TAM menggambarkan hubungan antara perceived use- fulness dan perceived ease-of-use, pada satu sisi, dan disisi lainnya terdapat attitude,intention to use dan usage behavior (Straub et al., 1995; Huang et al., 2002).
Artikel ini merupakan hasil penelitian di bidang TAM dengan obyek penelitian pada penggunaan internet. Obyek ini dipilih didasarkan pada pengguna internet yang masih sekitar 0.5% dari seluruh penduduk Indonesia atau hanya I 0- I 2 juta pengguna pada akhir tahun 2004 (Bisnis Indonesia, ...)
Penelitian ini juga berusaha untuk menjawab pertanyaan riset yang dirumuskan sebagai berikut:
(l)
Apakah perceived ease-of-use mempengaruhi variabel perceived usefulness? (2) Apakah variabel beliefs mempengaruhi variabel attitude dan behavior intention to use? (3) Apakah variabel attitude mempengaruhi variabel behavior inten- tion to use?, dan (a) Apakah behavior intention to use mempengaruhi variabel usage behavior?Tinjauan Pustaka dan Pengembangan Hipotesis
TheTechnology
AcceptanceModel dan Model penelitian
Keberhasilan penggunaan teknologi informasi sangat tergantung pada manusia dan bukan pada teknologi informasi tersebut. Sehingga kondisi teknologi informasi dapat atau
tidak dapat diterima oleh seorang individu merupakan tahapan yang kritis bagi implementasi teknologi informasi tersebut (Compeau
&
Higgins, 1995). Berkenaan dengan kondisitersebut, maka suatumodel dikembangkan oleh Davis (1989) yangkemudian dikenal dengan The Technologt Acceptance Model (TAM) untuk menjelaskan perilaku penerimaan seoragindividuterhadapteknologi informasi. TujuanTAM adalahuntukmenjelaskan dan i penerirnaan dan perubahan desain fasilitas teknologi informasi sebelum individu memiliki pengalaman dengan sebuah sistem (Lee et al., 2001 : I l0).
ModelTAM dinyatakan telahbakukarenatelah diuji dengan bertagai setingpenelitian diantaranya intemet (Achjari, 2003; Agarwal & Karahanna,2000; Gefen & Straub, 1997),
digital library (Hong et a1.,20A2), komputer (Igbaria, 1997), e-governmenf (Huang et a1.,2002), telemedicine (Hu et a1.,1999), dan lain-lain.
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, TAM merupakan adaptasi da1r the Theory of Reasoned Action Model (TRA), memiliki dua sisi besar yaitu sisi pertama, atau yang biasa disebut beliefs (Agarwal
&
Karahanna,2A0A; Straub, Limayem,&
Karahanna, 1995) terdiri atas perceived usefulness dan perceived ease-of-use, dan sisi kedua
terdiri
atas attitude, behavior intentionto
use dan usage behavior (Straub, Limayem, & Evaristo, 1995). Adapun model TAM dan sekaligus model penelitian ini seperti tertuang pada GambarI
(Chau, 1996:l 87)GAMBAR 1. MODEL PEI\IELXTIAN
Perceived
Ease-of-UseVariabel pertama dari
TAM
yang akan dijelaskan adalah perceived easeof
use(persepsi kemudahan). Menurut Venkatesh dan Morris (2000), perceived ease of use dapat didefinisikan sebagai tingkatan kepercayaan individu bahwa menggunakan sebuah teknologi akan terbebas dari usaha. Hal ini menggambarkan bahwa individu akan lebih
suka untuk berinteraksi dengan teknologi barujika mereka mempersepsikan bahwa usaha kognitif mereka relatif kecil selama berinteraksi.
Menurut Venkatesh (1999), perceived ease-of-tse merupakan pioses pengharapan (expectancy), dan perceived usefulness merupakan hasil expectoncy. Sehingga per- ceived usefulness diharapkan dipengaruhi oleh perceived ease-of-use karena semakin
mudah sebuah teknologi digunakan, semakin berguna teknologi tersebut. Dukungan terhadap pendapat ini dituangkanpadahasilpenelitianyang dilakukan oleh Venkatesh (1999)terhadap obyek penelitian virtual workplace system, Hong et al. (2002) di bidang eJibrary, dan Achjari (2003) di bidang internet. Atas dasar ini, maka dikembangkan hipotesis sebagai berikut
Hla:
Perceived easeof
use memiliki pengaruh yang kuat pada perceived useful- ness atas sebuah teknologi idormasi.Perceived ease of use jugadiyakini memiliki pengaruh yang kuat dalam pembentu- kanauitude (sikap) seorang individu dalam menerima sebuah teknologi informasi. Beberapa penelitian yang mendukung pendapat tersebut diantaranya adalah Taylor dan Todd (1995) di bidang komputer, dan Benamati dan Rajkumar (2002) yang melakukan penelitian di bidang technology information outsourcing. Berdasarkan temuan tersebut, maka dibangun sebuah hipotesis lain yaitu:
HIa:
Perceived ease of use memiliki pengaruhyang kuat pada attitude atas sebuah teknologi informasi.PerceivedUsefulness
Variabel kedua dari model'TAM yang akan dijelaskan adalah perceived usefut- ness (persepsi kegunaan). Perceived usefulness dapat diartikan sebagai derajad dimana individu percaya bahwa penggunaan sebuah teknologi tertentu akan mendorong kinerja tugasnya (Venkatesh & Morris, 2000:166).
Variabel perceived usefulness
diyakini memiliki
hubungan yang kuat dalam mempengaruhi sikap para pengguna teknologi informasi. Hal ini dapat dipahami karena pada saat seorang individumerasabahwateknologi informasi yang digunakanmemberikan kegunaan baginya, baik dalam menyelesaikan tugas atau kegiatan kesehariannya, maka individu ini akan merasa puas dengan teknologi tersebut. Hasil penelitian yang mendukung pendapat ini adalah yang dilakukan oleh Hu er al. (1999), Taylor dan Todd (1995), dan Benamati and Rajkumar (2002).Perceived usefulness
juga diyakini
secarasignifikan
berpengaruh dalam pengembangan sistem karena pengguna percaya dalam eksistensi hubungan kinerja dan pengguna (use-performance relationship). Penelitian yang mendukun gbahwa perceived usefulness memiliki hubungan yang signifikan mempengaruhi behavior intention to use diantaranya adalah penelitian yang dilalarkan oleh venkatesh (1999), Hu et al., (1999), Agarwal dan Karahanna (2000), dan Hong et al., (2002).Atas dasar pemaparan tersebut, maka dikembangkan hipotesis sebagai berikut:
H2a: Perceived usefulness memiliki pengaruh yang kuat pada attitude atas sebuah teknologi informasi.
H2b: Perceived usefulnesss memiliki pengaruh yang.kuat pada behavior intention
to
use atas sebuah teknologi informasi.Attitude
Variabel berikutnya adalah attitude(sikap). Menurut Taylor dan Todd (1995), atti- tude merupakan cerminan perasaan suka atau tidak suka terhadap penggunaan sebuah
teknologi.
Konsepattitude
didasarkan pada sikap manusia secara umum yang kenyataannya juga diaplikasikan pada konsumen sebagai pengguna atau pembeli suatu produk (Dharmmesta, 1998). Para peneliti melakukan penelitian sikap untuk memperoleh kepastian apakah sikap dapat menjadi predictor yang akurat terhadap perilaku. Aplikasi TRA dalam bidang penelitian pemasaran telah membuktikan bahwa sikap konsumen terhadap pembelian produk memang telah menjadi prediktor yang akurat bagi perilaku pembelian meskipun prediksi ini dilakukan melalui variabel intention (minat).Tidak jauh berbeda dengan penelitian di bidang pemasaran, penelitian di bidang TAM yang berkenaan dengan prediksi attitude terhadap pembentukan intention to use sebuah teknologi informasi juga telah dilakukan atau diuji. Beberapa penelitian yang memberikan hasil bahwa attitude mempengaruhi pembentukan behavior intention to use diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Hu et al. (1999), dan Benamati dan Rajkumar (2002).
Berdasarkan pemaparan di atas, maka dibangun sebuah hipotesis sebagai berikut:
H3:
Attitude memiliki pengaruh yang kuatpada
behavior intentionto
use otas.
sebuah teknologi informasi.Behavior
lntentionto llse
Behavior intention to use (miratmenggunakan) dapat diartikan sebagai keinginan
individu untuk
menggunakankembali
sesuatu yang sama apabila suatu waktu memerlukannya kembali (Taylor & Baker, 1994). Dijelaskan sebelumnya bahwa setelah sikap seorang individu terhadap penggunaan teknologi adalah positif, maka secara empiris individu tersebut akan berminat menggunakan teknologi ini untuk masa yang akan datang jika dia memerlukannya kembali.Ditambahkan
pula
bahwaintention
merupakanprediktor
yang cukup berpengaruh pada pembentukan behavior to use. Pada saat seseorang berminat untuk menggunakan sebuah teknologi dan hal ini berlanjut untuk masa-masa yang akan datang, maka individu ini cenderung menggunakan teknologi tersebut. Pendapat ini juga telah diujisecara empiris dalam beberapa penelitian di bidang TAM, diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Taylor dan Todd (1995), dan Straub et al. (1995).
Adapun hipotesis yang dibangun adalah:
H4:
behavior intentionto
use memiliki pengaruh yang kuat pada behavior to use atas sebuah teknologi informasi.Metoda Penelitian
Penelitian ini mengambil obyek penggunaan internet pada mahasiswa. Obyek ini dipilih karena pengguna internet di Indonesia masih relatif kecil yaitu sekitar 0.56/o atau
10-12 juta pengguna saja (Bisnis Indonesia).
Metode pengumpulan data menggu nakan purpo s iv e s ampl in g, dengan kriteria ( I ) mahasiswa prodi Akuntansi di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta, dan (2) telah menggunakan intemet sedikitnya 1 tahun. Sebanyak 200 kuesioner dibagikan kepada mahasiswa secara langsung untuk langsung diisi dan dikembalikan, namun juga adayangtidak langsung dikembalikan melainkan dibawa pulang dan setelah selesai baru dikembalikan kepada peneliti. Kuesioner yang kembali sebanyak 133 kuesioner, namun yang dapat digunakan hanya 1 3 I kuesioner karena pertanyaan tidak diisi dengan lengkap, sehingga respon rate dari penelitian ini sebesar 65_5o/o.
Pengukuran Variabe!
PertanyaanPengukuran variabel pertanyaan menggurakan skalalikert dengan 5 pilihanjawaban (sangat tidak setuju sampai sangat setuju). Pertanyaan untuk variabelperceived ease
of
use terdiri atas 5 pertanyaan dan perceived usefulness terdiri atas 6 pertanyaan yang diambil dari Davis (1989), attitude terdiri atas 3 pertanyaan yang diambil dari Hu et al.
(1999), behavioral intention to use berisi 3 item pertanyaan diambil dari Agarwal dan Karahanna (2000), dan variabel behavior to use terdiri atas
2
pertanyaan yang diambil dari Klopping dan McKinney (2004)Metoda
Analisis
DataPenelitian ini menggunakan alatanalisis structural equation model (SEM) dengan menggunakan program AMOS 4. I . Terdapat 3 alasan mengapa penelitian ini menggunakan SEM. Pertama, SEM dapat menguji lebih dari satu variabel dependen yang saling berhubungan turtuk mengetahui derajad interrelasinya, dimana alat analisis lainnya misalkan analisis factor eksploratori, analisis regresi berganda, dan analisis diskriminan tidak dapat menghitung secara simultan variabel dependen tersebut. SEM adalah sekumpulan teknik- teknik statistik yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan yang rumit
secara simultan (Ferdinand, 2002:6). Jadi, kelebihan SEM dibandingkan dengan alat analisis
lainnya adalah bahwa SEM dapat menghitung secara bersamaan penelitian yang menggunakan variabel yang multidimensional seperti pada model penelitian yang digunakan.
Kedua, SEM mensyaratkan model yang akan diuji merupakan model yang telah baku. Model penelitian yang akan diuji seperti terlihat pada Gambar
I
merupakan model yang telah baku karena telah diuji oleh sejumlah peneliti dan dapat diterima sebagai model yang dapat menerangkan perilaku individu dalam menerima penggunaan teknologi informasi.Ketiga, mengujian SEM yang lengkap terdiri atas measurement model dan struc- tural model. Measurement model ditujukan untuk mengkonformasi sebuah dimensi atau faktor berdasarkan indikator-indikator empirisnya. Sedangkan s tructural model mengenai
struktur hubungan yang membentuk atau menjelaskan kausalitas antar factor (Hair et al., 1998). Dari pemaparan tersebut, maka pengujian menggunakan SEM dirasakan cukup memberikanjawaban yang lebih baik dalam menjelaskan suatu fenomena secara simultan.
Sebelum model diuji menggunakan SEM, maka langkah pertama akan dilakukan pengujian validitas atas instrument yang digunakan. Pengujian menggunakan confirma- toryfactor analysiskarena instrument yang digunakan merupakan instnrment yang telah digunakan oleh peneliti sebelumnya. Tujuan pengujian ini adalah untukmangetahui apakah indikator atau alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini masih bisa digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan.
Setelah melal<ukan uji validitas, maka dilakukan uji reliabilitas. Uj i ini bertujuan untuk menguji konsistensi indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian ini. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan construct reliability, dimana disyaratkan minimal 0.70, danvariance extracted dengan nilai minimal 0.50 (Hair et al., 1998; Ferdinand, 2002).
HasilPenelitian
UjiValiditas
Guna mendapatkan hasil uji validitas, digunakan program AMOS 4. I yaitu dengan melakukan luji measurement modeL Adapun didapatkan hasil seperti pada Tabel 1.
TABEL 1. HASILCOMIRMAT1ORY FACTCIRANALY$S
Konstruk Indikator Standardized Resression Weisht
Perceived ease ofuse PEUI PEU2 PEU3 PEU4 PEU5
0.814 4.844 0.853 0.733 0.796 Perceived usefulness PUI
PU2 PU3 PU4 PU5 PU6
0.773 0.782 0.764 0.822 0.783 0.810
Attitude A1
A2 A3
0.795 0.763 0.821 Behavior intention to use BIUI
BIU2 BIU3
0.839 0.824 0.912
Behavior to use BUI
BU2
0.51
l
0.736
Berdasarkan pada Tabel 1, maka dapat dikatakan bahwa indikator-indikator tersebut telah mengelompok pada masing-masing konstruknya sehingga tidak ada yang perlu dihilangkan.
Uji Reliabilitas
Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan programAMos 4.1 didapatkan hasil seperti pada Tabel 2.
TABEL 2. HASIL UJI REIJABILTIAS Keterangan
7 t CR VE
Perceived ease ofuse PEU -+ PEU I
PEU---+ PEU 2 PEU---+ PEU 3 PEU---+ PEU 4 PEU -+ PEU 5
0.814 0.844 0.853 0.733 0.796
0.337 0.288 0.272 0.463 0.366
0.904 0.65s
Perceived usefulness
PU-+PUl
PU
*
PU2PU---+ PU3
PU---+ PU 4 PU---+ PU 5 PU ---+ PU 6
0.773 0.782 0.764 0.822 0.783 0.810
0.402 0.388 0.416 0.324 0.387 0.344
0.908 0.623
Attitude A.--+A I
A---+
A2
A-A3
0.795 0.763 0.821
0.368 0.418 0.326
0.836 0.629
Behavior Intention to Use BIU---+ BIU 1
BIU --+ BIU 2
BIU ---+ BIU 3
0.839 0.824 0.912
0.296 0.321 0.168
0.894 0.738
Behavior to use BU---+ BU I
BU---+ BU 2
0.51 I 0.t36
0.739 0.458
0.565 0.402
Terlihat pada Tabel 2 bahwa hampir keseluruhan dari konstruk tersebut reliable kecuali pada konstruk 6eft avior to use yangmemiliki nilai dibawah standar yang ditetapkan, namun konstruk ini tetap digunakan untuk pengujian lebih lanjut karena tidak
mungkin
Iuntuk menghilangkan keseluruhan konstruk yang diuj i kecuali j ika pada instrumennya.
Measurement
ModelPenelitian
ini
tidak dapat langsung melakukan penguji model namun harus menggunakan indikator komposit karena jumlah estimate parameternya adalah 48.Berdasarkan syarat SEM, kecukupan data adalah jumlah estimate parameter dikalikan 5 sampai dengan
l0
(Hair et al., 1998), atau dengan kata lain jumlah minimal data yang dibutuhkan dalam peneliti:lnini
adalah 48x
5:
240 data, sedangkan data yang dapat digunakan untuk menguji model penelitian adalah hanya 13I
data. Penggunaan indikator komposit dalam penelitian ini, mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Purwanto (2002), akan digunakanfactor
score danfactor
loading yang dihasilkan pada saat dilakukan confirmatoryfactor analysis dengan menggunakan programAMOs 4.1 untuk menghasilkan ukuran indikator komposit sebagai corresponding latent construct. Fac- tor score dikalikan dengan nilai jawaban tiap instrumen akan menghasilkan instrumen rata-ratatertimbang atau instrumen kompositnya (instrumen tunggal). Dalam kenyataannya, sangat tidak mungkin instrumen tunggal digunakan untuk mengukur konstruk, sehingga diperlukan estimasi atas measurement eruor term,yangditetapkan melalui(l-a)
o2 dan lambda term (L) diestimasi dengan o,r/2o.Menurut Hair et al. (1998), dalam analisis multivariate outliers dapat diuji dengan mahalanobis distance squared pada tingkat p<0.001. Pengujian mahalanobis distance squared dilakukan dengan menggunakan 1'z pada degree of freedom sejumlah variabel yang digunakan dalam penelitian. Jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 6, maka nilai mahalanobis distance squared yang lebih besar dari
7'
(lumlahvariabel:6, p< 0.001):22.458 akan dikeluarkan dan tidak dimasukkan dalam pengolahan selanjutnya. Berdasarkan pada ketentuan tersebut, maka terdapat
4
data yang memiliki nilai di atas22.458 sehingga4 datatersebuttidakdisertakan dalampenelitian selanjutnya, atau dengan kata lain, data yang digunakan untuk pengujian model adalah sebanyak 127 data. Setelah dilakukan komposit dan pengurangan data, maka didapa&an gambarpengujian model seperti terlihatpada Gambar 2.GAMBAR Z MEAST]REMEI\ITMODEL
et
Dalam analisis SEM, tidak terdapat alat uji statistik tunggal untuk menguji tingkat
kesesuaian model, oleh karena itu digunakan beberapa indeks sebagai indikator kesesuaian secara bersama seperti disajikan dalam Tabel 3 (Lee, Park, & Ahm, 2001 : I I 6).
TABEL3. STRUCTURALEQUATTONMODELINDEKS GOODr\ESS OFFTI
Goodness of fit index Nilai Kritis Indeks Keterangan
7'-chisquor"
Diharap Kecil 18.14872 -S ignificance probability
>
0.05 0.011 Kurang Baik Relative Z2 (CM[N/DF)<2.00
2.593 Kurang BaikGFI
>
0.90 0.957 BaikAGFI
>
0.80 0.871 BaikTLI
>
0.90 0.897 Kurans BaikCFI
>
0.90 4.952 BaikNFI
>
0.90 0926 BaikRMSEA
<
0.08 0.112 Kurane BaikKriteria goodness
offit
atas model yang akan diuji tidak dapat dikatakan memiliki kesesuaian yang baik karena dari 8 kriteria yang disyaratkan, model ini hanya memenuhi 4 kriteria saja yaitu GFI, AGFI, CFI, dan NFI, sedangkan 4 kriteria lainnya memiliki nilai di bawah kriteria yang disyaratkan. Atas dasar hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa model yang diuji ini cukup baik, walaupun tidak dapat dikatakan baik, untuk melakukan estimasi hubungan kausalitas dalam model tersebut. Hasil perhitunganregressionweight padamodel disajikan dalam Tabel 4.TABEL4. STRUCTURALEQUATION MODEL-REGRESSTON WEIGHTS
Keterangan CR
Perceived ease ofuse
9
Perceived usefulness 6.789*Perceived ease of use
*
Attitude 4.302*Perceived usefulness
-)
Attitude 5.587*Attitude
-)
Behavior intention to use 2.918*Perceived usefulness
)
Behavior intention to use 2.936*Behavior intention to use
-+
Behavior to use 4.067*Keterangan: * signifikan pada level 0.0 I
Hubungan kausalitas dikatakan signifikan apabila nilai parameter estimasi kedua konstruk memiliki nilai C.R. lebih besar atau sama dengan 1.96 dengan taraf signifikansi 0.05(5%)ataunilaiC.R.lebihbesaratausamadengan2.00untuktarafsignifikansi
sebesar 0.01 (l%), sedangkan jika nilai C.R. lebih kecil dari 1.96 maka memiliki hubungan kausalitas yang lemah (Suryanto etal.,2002).
Pada Tabel4 terlihat bahwa seluruh hubungan antar variabel yang diuji memberikan hasil yang signifikan pada level 0.01, sehingga dapat dikatakan bahwa seluruh hipotesis yang diaj ukan terbukti.
Pembahasan
Pengujian model TAM yang dilakukan pada penelitian ini memperlihatkan bahwa model tersebut cukup baik untuk menerangkan hubungan kausalitas antar variabel yang akan diuji, walaupun ada beberapa kriteria yang memberikan hasil kurang baik. Hal
ini
mungkin disebabkan oleh variabel behavior to use yangtetap digunakan untuk pengujian lebih lanjut walaupun hasil reliabilitasnya kurang baik.Hipotesis
la
yang mencoba untuk menguji hubungan antara variabel perceived easeof
use dengan variabel perceived usefulness memberikan hasil yang sangat signifikan, sehingga dapat dikatakan bahwa para responden menganggap bahwa penggunaaninternet
memberikan kemudahan baginya sehingga mereka dapat memanfaatkan teknologi tersebut untuk menyelesaikan tugas-tugasnya atau mencari informasi yang diinginkan. Temuan ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Venkatesh (1999), Hong et al. (2002), danAchjari (2003).Hipotesis 1a juga didukung, dimana hipotesis ini mencoba untuk menguji hubungan arfiara perceived ease of us e dengan variabel attitude. Temuan ini memberikan dukungan pendapat bahwa jika seorang individu akan merasa puas jika teknologi yang digunakannya memberikan kemudahan dalam pengoperasiaflnya sehingga mereka tidak perlu untuk bertanya kepada orang lain atau belajar lebih mendalam untuk dapat menguasai teknologi tersebut. Temuan yang sama juga terjadi pada penelitian yang dilakukan oleh Taylor dan Todd (1995), dan Benamati dan Rajkumar (2002).
Hipotesis 2a dalampenelitian ini didukung, sehingga dapat dikatakan bahwa pada saat seorang individu merasa bahwa teknologi yang digunakannya memberikan unsur kegunaan dalam membanfu tugas-tugasnya, maka dia akan merasa puas dengan teknologi tersebut. Temuan
ini
sesuai dengan hasil temuan yang dilakukan oleh Hu et al. (1999), Taylor dan Todd (1995), dan Benamati and Rajkumar (2002).Hasil yang samajuga ditemukanpadahipotesis 2b, dimana vaiabelperceiveduse- fulness memberikan pengaruh yang kuat bagi pembentukan variabel behavior intention to use padapenggunaan sebuah teknologi, atau delgan kata lain, bahwa seorang individu akan berminat untuk menggunakan sebuah teknologi untuk masa yang akan datang untuk mengerjakan tugas-tugasnyakarena merasa bahwateknologi tersebut memberikan r,nanfaat yang positifbila dibandingkan teknologi sejenis lainnya. Temuan ini sesuai dengan temuan penelitian Hu et al. (1999), Taylor dan Todd (1995), dan Benamati and Rajkumar (2002).
Hubungan antara variabel attitude dengan variabel behavior intention to use jurga kuat, sehingga hipotesis 3 didukung. Temuan ini mangisyaratkan bahwa pada saat seorang
individu merasa puas dengan penggunaan sebuah teknologi maka dia akan cenderung untuk berminat mengulang penggunaan teknologi tersebut untuk masa yang akan datang guna membantu penyelesaian tugas-tugasnya. Temuan yang sama juga ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Hu et al. (lggg),dan Benamati dan Rajkumar (20021.
Hipotesis terakhir yang diuji juga memberikan hasil yang sama dengan hipotesis lainnya yang
diuji,
yaitu antara hubungan variabel behavior intentionto
use yang membentuk variabel behavior to use. Temuanini
memberikan sinyal bahwa teriapat hubungan yang linier antara minat seseorang untuk menggunakan sebuah teknologi dengan kebiasaan untukmenggunakan teknologi tersebu! sehingga dapat dikatakan bahwa individuakan memiliki kebiasaan menggunakan teknologi tersebut untuk membantu menyelesaikan tugas-tugasnya.
Kesimpulan
Model TAM yang diuji dalam penelitian ini memberikan hasil go odness
offit
yang cukup baikkarenaterdapatbeberapakriteriayang tidakmemenuhi persyaratan, hal mungkin lebih disebabkan oleh tetap diteruskannya variabel behavior to use yangmemiliki hasiluji
reliabilitas yang kurang baik.Hubungan kausalitas antar semua variabel yang diuji memberikan hasil yang signifikan pada level0.01 sehingga dapat dikatakan bahwa penelitian ini semakin memperkuat model TAM yang dikembangkan oleh Davis pada tahun 1989 sebagai sebuah model yang baku untuk memprediksi perilaku seorang individu dalam menggunakan sebuah teknologi informasi.
tmplikasi
lnternet yang merupakan sebuah teknologi yang relatifbaru, ditemukan pada tahun 1995 (Turban et al., 2003), merupakan teknologi yang dapat diterima dengan baik oleh penggunanya karena dirasakan memberikan kemudahan dan kegunaan dalam membantu penggunanya dalam mencari informasi yang dibutuhkan, baik antarpengguna (misalkan email, chatting, danvideoconference), maupun antara pengguna dengan mesin (misalkan informasi atau layanan dari sebuah alamat web site). Penerimaan yang baik ini, tidak hanya sebatas pada pengguaaan sekali atau dua kali saja namun telah menjadi sebuah kebiasaan (ftabit)padaparapenggunanyauntuk selalumenggunakan teknologi ini sebagai salah satu gaya hidupnya.
Kebiasaan pexggunaan intemet pada penduduk Indonesia ini merupakan sesuatu yang positif supaya tidak tertinggal dengan negara lainnya, khususnya dengan sesama negara berkembang, dalam hal mengikuti perkembangan teknologi informasi, karena hampir keseluruhan kegiatan manusia dapat dilakukan melalui intemet, misalkan perdagangan, transaksi perbankan, komunikasi antar pengguna, dan lain-lain. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa, dengan dapat diterimanya internet dalam kehidupan sehari-hari orang
Indonesia, maka banyak manfaat yang dapat diterimanya sekaligus dapat mengejar ketertinggalan kualitas sumber daya manusia Indonesia dengan negara-negara lain.
Permasalahan berikutnya yang muncul adalah infrastruktur yang menunjang ketersediaan layanan intemet kepada seluruh masyarakat di Indonesia, misalkan jaringan telpon, warnet- warnet sebagai pemberi layananinternet, kualitas internet service provider dan lain-lain.
Sertayang kalah pentingnya adalah tingkatperekonomian penduduk Indonesiayang secara umum masih rendah sehingga mungkin mereka merasa belum membuhrhkan internet bagi penunjang kehidupan kesehariannya khususnya dalam membantu pekerjaannya.
Keterbatasan
Penelitianyang dilakukan ini tetapmemiliki kelemahan walaupuntelahmemberikan hasil pengujian hipotesis yang didukung secara secara keseluruhan. Terdapat beberapa kelemahan dalam penelitian ini, diantaranya adalah, pertama, variabel behavior to use tetap disertakan dalam pengujian lebih lanjut walaupun memberikan hasil uji reliabilitas yang kurang baik.
Kedua, respondenyang digunakanhanyamencakupmahasiswa dari prodiAkuntansi di UKDW, sehingga hasil penelitian ini kurang dapat digeneralisasi atau merepresentasikan pendapat mahasiswa pada khususnya dan penduduk Indonesia pada umumnya.
Ketiga, penelitian ini tidak memasukkan variabel eksternal diluar model awal TAM
seperti yang diuji pada penelitian ini.
Rekomendasi Penelitian Lanjutan
Berdasarkan pada keterbatasan yang ada pada penelitian yang dilakukan tersebut, maka terdapat beberapa usulan pengembangan penelitian lanjutan guna memberikan masukan bagi pengembangan teori TAM. Rekomendasi tersebut diantaranya adalah, pertama, penelitian model TAM tidak hanya menguji model awalnya saja namun juga memasukkan variabel ekstemal lainnya, misalkan: self
fficacy,
subiective norm, task- technologtfit,
dan lain-lain sehingga pemahaman tentang modelTAM
akan semakin komprehensif.Kedua, memasukkan variabel moderasi, diantaranya gender, voluntary, dan mandatory. Hal ini mengingat bahwa belum tentu hasil yang sama seperti penelitian ini
akan terjadi terutamapada variabelattitude.Logikanya adalah belum tentu seorang individu merasapuas menggunakan sebuahteknologi walaupun diamenggunakanteknologitersebut setiap saat karena mungkin penggunaannya merupakan "paksaan" dari tempat kerjanya
atau tidak ada teknologi lain yang menjadi pilihan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Achjari, D. 2003. Roles of formal/informal networks and perceived compatibility in the diffrrsion of world wide web: The case of Indonesian Banks. Doctoral Thesis qnd
jointly
presented with Assoc. Prof. M.A. Quaddusin
the Proceedingsof
the36'h Hawaii International conference on system sciences (HICSS'03).
Agarwal, R.,
&
Karahanna, E. 2000. Time flies when you're having fun: cognitive absorption and beliefs about information technology usage. MIS-Quarte$y, Z+ 1+1:66s-694.
Benamati, J., Rajkumaq T.M.2OO2. The application development outsourcing decision:
An
applicationof
the technology acceptance model. The Journal of Computer Infurmation Systems, 42 @): 35-43.Bhattacherjee,A. 2001. Understanding information systems continuance: An expectation corfirmation model. MIS Quarterly, 25 (3):3Sl-370.
Bisnis lndonesia,
Chau, P.Y.K. 1996. An empirical assessment of a modifiedtechnology acceptance model.
Journal of Management Information System.s, 13
(2):
l&5-204.compeau, D.R., Higgins, c.A.,
&
Huff,s.
1999. Social cognitive theory and individual reactions to computing technology: A longitudinal study. MIS euarterly,23 (2):I 45- I 58.
Dharmmesta, B.S. 1996. Theory of planned behavior dalam penelitian sikap, niat dan perilaku konsumen. Kelola, I S (7): 85-l 03.
Ferdinand,
A.
2002. Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen.Fok, L.Y., Fok, w.M.,
&
Hartman, s.J. 2001. Exploring the relationship between total quality management and information systems development. Information and Management, 38: 355-37 I -Gefen, D.,
&
Straub, D.W. 1997. Gender differences in the perception and use of e-mail:An
extension to the technology acceptance model. MISeuarterly,2l
(4): 3g9-400.
Hair, J.F, Jr., Anderson, R.E., Tatham, R-L.,
&
Black,w.c.
1998. Murrivariate Data Analys is. 5th Ed, Prentice-Hall lnternational, Inc.Hong, w.,Thong, J.Y.L., wong, vy'.M., & Tam, K.Y.2}Iz.Determinants ofuseracceptance of digital libraries: An empirical examinatation of individual differences and system characteristics. Journal of Management Information systems, 18 (3): 97-124.
Hu P.J., Chau, P.Y.K, Sheng, O.R.L.,
&
Tam,K.Y.
1999. Examining the technology acceptance model usingphysician acceptance oftelemedicine technology. Journal of Management Information Systems, 16 (2): 9I-112.Huang, w., D:Ambra, J., & Bhalla ,v.2002. Anempirical investigation of the adoption
of
egoverment in Australian citizens: Some unexpected research findings. The Journal of Computer Information Systems,43
(l):
15-22.Igbaria, M., Zinatelli, N., Cragg, P.,
&
Cavaye, A.L.M. 1997. Personal computer acceptance factors in small firms: A structural equation model. MIS Quarterly,2l (3):279-301.Klopping, I.M., & McKinney, 8.2004. Extending the technology acceptance model and the task-technology fit model to consumer e-commerce.Information Tbchnologt, Learning, and Performance
Journal,22
(l'S: 35-48.Lee, D., Park, J., & Ahn, J. 2001. On the explanation of factors affecting e-commerce adoption. Twenty-Second International Conference on Information Systems:
109-l 19.
I
im, K.H., & Benbasat, I. 2000. The effect of multimedia o:r perceived equivocality and perceived usefulness of information systems. MIS Quarterly, 24Q):
449-471.Marcus, P.R. 2002. The Word Wide Web: An effective vehicle for global procurement documentation dissemination. International Journal Tbchnolog,t Management, 23, Nos. l/2/3: 201 -2O6.
Purwanto, B.M. 2002. The effect of salesperson stress factor on the job performance.
Jurnal Elanomi dan Bisnis Indonesia,lT (2): 150-169.
Straub, D., Limayem, M.,
&
Karahanna, E. 1995. Measuring system usage: Implication for IS theory testing. Management Science, 41 (8): 1328-1342-Suryanto, L., Sugiyanto, FX., & Sugiarti. 2002. Analisis faklor-faktor pembentuk persepsi kualitas layanan untuk menciptakan kepuasan dan loyalitas nasabah (studi empiris pada kantor cabang BRI Semarang-Pattimura. Jurnal Bisnis Strategi,9, Juli, 33-
46.
Taylor, S.A.,
&
Baker,T.L.
lgg4. An assesment of the relationship between service quality and customer satisfaction in the formation of consumer's purchase intentions.Journal of Retailing, T0 (2): 163-1 78.
Teich, J., Wallenius, H., & Wallenius, J.lggg.World-wide-web technology in support
of
negotiation and communication. International Journal Technologt Management, 17, Nos. l/2:223-239.
Turban, E., Mclean, E., & Wetherbe,J.2002.InformationTechnologt For Management:
Transforming Business
In
TheDigital
Economic.3'd Ed, John Wiley&
Sons, Inc.Turban, E., Rainer, R.K.Jr., & Poftef R.E., 2003, Introduction to lnformation Technologt,
2nd Ed., John Wely
&
Sons, Inc.Venkatesh, V. 1999. Creation of favorable userperceptions: Exploring the role of intrinsic motivation. MI S Quarterly, 23 (2): 239-260.
Venkatesh, V., &Brown, S.A.2001.Alongitudinal investigation ofpersonal computers in homes: Adoption determinants and emerging challenges. MIS Quarterly,25
(l):
7t-102.
Venkatesh, V., & Davis, F.D. 2000. The theoretical extension ofthe technology acceptance model: Four longitudinal field studies. Management Science,a6 (2\:186-204:
Venkantesh, V.,
&
Morris,M.G
2000. Why don't men ever stop to ask for directions?gender, social influence, and their role in technology acceptance and usage behavior.
MIS Quarterly,24