1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi besar dan sumber daya alam yang melimpah, salah satunya produk pertanian. Sektor pertanian di Indonesia sampai saat ini masih menjadi salah satu aspek penting sebagai roda penggerak ekonomi negara karena sebagian besar penduduknya bekerja pada sektor pertanian. Besarnya penduduk yang bekerja pada sektor pertanian didukung oleh lahan pertanian yang luas dan subur, dan faktor iklim yang mendukung. Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam pembangunan dan dilakukan secara terus menerus untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sektor pertanian memiliki peranan yang sangat signifikan bagi perekonomian Indonesia, dimana sektor pertanian menyumbang sebesar 13,70% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2020).
Terdapat berbagai macam subsektor pertanian di Indonesia salah satunya hortikultura. Hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang mampu meningkatkan pendapatan petani di Indonesia. Menurut Zulkarnain (2009) subsektor tanaman hortikultura memiliki prospek yang bagus untuk dikembangkan, karena permintaan terhadap buah dan sayuran setiap tahun semakin meningkat seiring dengan tingkat kesadaran masyarakat untuk memenuhi gizi. Dengan wilayah yang cukup luas dan dengan variasi agroklimat yang tinggi membuat Indonesia menjadi daerah yang potensial bagi pengembangan hortikultura baik untuk tanaman dataran tinggi maupun dataran rendah. Variasi
yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah buah-buahan.
Provinsi Jambi merupakan salah satu provinsi yang selalu mengusahakan pembangunan di sektor pertanian. Salah satu komoditas pertanian yang mendapatkan perhatian pemerintah Provinsi Jambi untuk dikembangkan karena mempunyai nilai ekonomis tinggi dan cukup berpotensi untuk dikembangkan adalah pepaya (Carica Papaya L.).
Tabel 1. Produksi Buah-buahan di Provinsi Jambi Tahun 2020-2021
No. Komoditi Produksi (Kuintal) Perkembangan (Kuintal)
2019 2020
1. Nenas 1.376.218 1.495.924 119.706
2. Duku/Langsat/Kokosan 180.535 201.857 21.322
3. Pepaya 101.714 142.307 40.593
4. Pisang 610.694 727.509 116.814
5. Nangka/Cempedak 143.909 166.360 22.451
6. Durian 207.802 160.626 -47.176
Sumber: Provinsi Jambi dalam Angka 2022
Berdasarkan Tabel 1 di Provinsi Jambi terdapat beberapa komoditas buah- buahan utama yang diusahakan. Perkembangan pepaya dengan peringkat ketiga dari perkembangan produksi buah lainnya di Provinsi Jambi. Hal ini membuktikan bahwa komoditas buah pepaya memiliki prospek pengembangan yang cukup baik. Menurut Khairiyakh (2009) selain dikonsumsi langsung, pepaya juga dapat diolah menjadi berbagai bentuk makanan dan minuman yang diminati pasar luar negeri seperti olahan puree, pasta pepaya, manisan buah, saus pepaya dan jus pepaya. Sebagai buah segar, pepaya disukai sebagian besar masyarakat karena cita rasanya yang enak, kaya vitamin A, B, dan C yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.
3
Pengusahaan budidaya pepaya di Provinsi Jambi terdapat di semua kabupaten, dengan tingkat produksi yang dihasilkan pada tahun 2020 yaitu sebesar 14.239,7 ton, luas panen 207,7 hektar dengan produktivitas 68,5 ton/ha.
Berikut perkembangan luas panen, produksi, dan produktivitas pepaya di Provinsi Jambi pada tahun 2020 dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:
Tabel 2. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Pepaya di Provinsi Jambi Menurut Kabupaten Tahun 2020
Kabupaten/Kota Luas Panen (ha)
Produksi (ton)
Produktivitas (ton/ha)
Kerinci 31,6 5.686,3 179,8
Merangin 116,8 4.531,2 38,8
Sarolangun 2,1 752,6 351,4
Batang Hari 2,9 222,4 78,0
Muaro Jambi 23,1 1.084,1 46,9
Tanjung Jabung Timur 3,8 367,2 97,7
Tanjung Jabung Barat 7,7 461,1 60,0
Tebo 3,5 180,8 52,1
Bungo 5,0 583,7 116,2
Kota Jambi 4,1 114,1 28,1
Sungai Penuh 1,6 247,2 156,1
Jumlah 207,7 14.230,7 68,5
Sumber: Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jambi (2022)
Berdasarkan Tabel 2, menunjukkan bahwa Kabupaten Muaro Jambi merupakan salah satu daerah yang para petaninya mengusahakan budidaya pepaya. Pada tahun 2020 luas panen pepaya di Kabupaten Muaro Jambi menepati urutan ketiga setelah Kerinci dan Merangin. Produktivitas tanaman pepaya di Kabupaten Muaro Jambi lebih rendah dibandingkan dengan daerah lain di Provinsi Jambi. Produksi pepaya di Kabupaten Muaro Jambi berfluktuasi dan cenderung menurun dari tahun 2015 hingga 2019. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 3 berikut:
Tabel 3. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Pepaya di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2016 hingga 2020
Tahun Luas Panen (ha) Produksi (ton) Produktivitas (ton/ha)
2016 15,1 1.056,0 70,0
2017 24,8 2.156,1 87,1
2018 23,3 1.747,4 74,2
2019 21,4 1.512,2 70,6
2020 23,1 1.084,1 68,5
Sumber: Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jambi (2022)
Dapat dilihat dari Tabel 3 bahwa luas panen tahunannya berfluktuasi dan cenderung menurun pada tahun 2018 dan 2019. Dari segi hasil rata-rata dapat dikatakan bahwa nilai produksi pepaya juga berfluktuasi, dengan hasil terendah pada tahun 2020 sebesar 68,5 ton/ha dan hasil tertinggi pada tahun 2017 sebesar 87,1 ton/ha. Total outputnya juga mengalami fluktuasi, total output terendah pada tahun 2016 sebesar 1.056,0 ton dan total output tertinggi pada tahun 2017 yaitu sebesar 2.156,1 ton.
Pepaya termasuk komoditas yang memiliki potensi bagus untuk dikembangkan dengan berorientasi kepada agribisnis. Dengan luas tanah 1 ha yang ditanami pepaya dapat dipanen 30–60 ton pepaya. Usia produktifnya 4 tahun, artinya produktivitas buah yang dihasilkan setelah 4 tahun akan terus menurun. Pembudidayaan dan pengembangan secara intensif dapat membuka lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan petaninya (Muktiani, 2019).
Salah satu daerah penghasil dan berpotensi untuk dikembangkan usahatani pepaya di Kabupaten Muaro Jambi adalah Kecamatan Sungai Gelam. Kecamatan Sungai Gelam memiliki luas panen dan produksi pepaya tertinggi di Kabupaten Muaro Jambi, hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:
5
Tabel 4. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Pepaya di Kabupaten Muaro Jambi Menurut Kecamatan Tahun 2020
Kecamatan Luas Panen (Ha)
Produksi (Ton)
Rata-Rata Hasil (Ton/Ha)
Mestong 0,4 18,4 46,0
Sungai Bahar 0,3 8,0 26,6
Kumpeh Ulu 2,6 125,9 48,4
Sungai Gelam 16,3 772,5 47,4
Kumpeh 0,4 11,8 29,5
Maro Sebo 0,9 41,7 46,3
Taman Rajo 0,7 46,4 66,2
Jambi Luar Kota 0,8 27,9 34,8
Sekernan 0,7 31,5 45,0
Jumlah 23,1 1.084,1 46,9
Sumber: Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Muaro Jambi (2022)
Kecamatan Sungai Gelam merupakan daerah yang cocok untuk pertumbuhan pepaya, hal ini dikarenakan iklim yang tropis dengan curah hujan yang cukup sepanjang tahun. Dapat dilihat dari Tabel 4 bahwa luas panen di Kecamatan Sungai Gelam pada tahun 2020 memiliki luas panen tertinggi yaitu sebesar 16,3 hektar dengan produksi sebesar 772,5 ton atau rata-rata petriwulan sebesar 193,125 ton. Pada tahun 2020 Kecamatan Sungai Gelam memproduksi pepaya sebanyak 71,2% dari total produksi pepaya seluruh kecamatan di Kabupaten Muaro Jambi. Luas lahan di Kecamatan Sungai Gelam mencapai dari total luas lahan di Kabupaten Muaro Jambi.
Menurut survei awal, awalnya petani menanam jenis pepaya lokal, tetapi dalam melakukan budidaya tanaman pepaya masalah utama yang dihadapi para petani adalah serangan hama dan penyakit. Pepaya merupakan buah yang sangat rentan untuk terserang hama dan penyakit. Usaha yang dilakukan petani untuk meningkatkan produksi dan pendapatan adalah mengganti jenis pepaya lokal dengan jenis pepaya california. Pepaya california merupakan hasil pemuliaan tanaman dengan nama IPB-9 atau calina oleh Pusat Penelitian Buah Tropis
Institut Pertanian Bogor (IPB). Pepaya ini berbentuk kecil dan lonjong, setiap buah memiliki berat rata-rata 1,3 kg. Keunggulan dari pepaya california ini yaitu berbuah lebih cepat dalam kurun waktu 7 sampai 9 bulan, memiliki rasa yang lebih manis, daging buah lebih tebal dan kenyal serta daya simpan yang relatif lebih lama. Harga pepaya california di pasar tradisional ataupun supermarket berkisar Rp. 8000/kg dan harganya juga lebih stabil dibanding pepaya lokal (Muktiani, 2019).
Pepaya california dapat meningkatkan kesejahteraan para petani, dikarenakan harga jual dan permintaan pasar yang cukup tinggi. Permintaan pepaya california berdatangan dari pasar tradisional dan pedagang-pedagang buah yang ingin menambah ragam dagangannya. Sempat berada diharga Rp. 5.000 - Rp. 6.000/kg pada tahun 2020. Kemudian berangsur turun hingga ke harga sekitar Rp. 4.000 – Rp. 5.000 per kilogram pada tahun 2021. Hal ini dapat dijadikan sebagai suatu peluang bagi para petani untuk terus dapat memenuhi permintaan pasar akan pepaya california.
Dalam melakukan usahatani ini terdapat beberapa permasalahan yang dapat menghambat usaha tersebut dan akan berimplikasi terhadap penurunan pendapatan yang akan diterima oleh petani. Tanaman pepaya juga merupakan salah satu tanaman yang membutuhkan unsur hara yang tinggi. Menurut survei yang dilakukan, petani di Kecamatan Sungai Gelam memberi banyak pupuk tambahan agar tanaman pepaya dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik. Hal ini merupakan tantangan besar guna untuk meningkatkan usahatani pepaya california di Kecamatan Sungai Gelam itu sendiri karena tentunya akan berpengaruh terhadap biaya yang dikeluarkan oleh petani.
7
Harga input pada usahatani pepaya california tidak terlalu tinggi. Meski demikian, di Kecamatan Sungai Gelam masih sedikit petani yang tertarik mengusahakan pepaya california dan bukan merupakan komoditi utama masyarakat dalam berusahatani. Padahal kecamatan tersebut merupakan penyumbang terbesar tersedianya buah pepaya california di Kabupaten Muaro Jambi. Hal tersebut disebabkan karena belum adanya yang menganalisis ekonomi tentang pepaya california di Kecamatan Sungai Gelam sehingga kurangnya informasi dan referensi petani tentang seberapa menguntungkan, layak atau tidaknya pepaya california untuk di usahatanikan. Maka dari itu perlu dilakukan perhitungan analisis usaha. Hal ini dapat bermanfaat bagi petani untuk mengetahui secara rinci bagaimana keadaan aspek ekonomi dari usahatani pepaya tersebut.
Dengan demikian dapat diketahui kecil besarnya tingkat keuntungan ataupun kerugian yang dialami petani serta jumlah kebutuhan modal akan digunakan untuk meningkatkan dan mengembangkan usahatani tersebut.
Dari fenomena dan uraian diatas, dalam upaya pengembangan usahatani pepaya california diperlukan analisis terhadap pendapatan yang diterima sehingga bisa mengambil keputusan terhadap langkah kebijakan yang diambil dalam mengembangkan suatu usaha dengan memperhatikan juga kelayakan suatu usaha serta skala usaha yang akan direncanakan kedepannya. Oleh karena itu, penulis tertarik mengangkat permasalahan tersebut dalam sebuah penelitian yang berjudul
“Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usahatani Pepaya California di Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi”.
1.2. Perumusan Masalah
Pepaya california merupakan salah satu komoditas pertanian daerah tropis yang mempunyai peluang besar untuk dikembangkan di Indonesia sebagai usaha agribisnis dengan prospek yang cukup menjanjikan, karena pepaya california komoditas buah tropis yang tumbuh di tanah dan iklim tropis seperti Indonesia, sehingga sangat cocok untuk pertumbuhan pepaya california.
Pada umumnya tujuan petani dalam berusahatani adalah untuk memperoleh pendapatan yang besar sehingga dapat memenuhi kebutuhan. Penggunaan input yang tepat akan memberikan pendapatan yang tinggi bagi petani, jika tidak tepat mengakibatkan pemborosan penggunaan faktor-faktor produksi yang dapat mempengaruhi pendapatan petani. Analisis pendapatan diperlukan untuk menggambarkan suatu keadaan sekarang, kegiatan usahatani dan menggambarkan keadaan yang akan datang dari perencanaan atau tindakan. Analisis pendapatan memberikan bantuan untuk mengukur keberhasilan dari usaha yang dilakukan, diharapkan dapat meningkatkan produksi, pendapatan usahatani dan dapat memberikan informasi apakah usahatani pepaya california masih layak untuk dibudidayakan dan diusahakan.
Guna mengembangkan usahatani pepaya california di Kecamatan Sungai Gelam, maka perlu diketahui seberap besar usaha tersebut memberi keuntungan.
Hal ini terkait dengan jumlah modal yang akan dikeluarkan petani. Serta peluang pasar dari komoditi pepaya itu sendiri, karena para pemilik modal akan memasuki lapangan usaha baru atau mengembangakan usahanya apabia lapangan usaha tersebut dapat memberikan keuntungan yang layak. Sampai saat ini belum diketahui berapa besar usahatani pepaya california di Kecamatan Sungai Gelam
9
dapat memberikan manfaat, maka perllu diadakan penelitian tentang kelayakan finansial pepaya california tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran umum pelaksanaan usahatani pepaya california di Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi?
2. Berapa penerimaan dan pendapatan yang diperoleh usahatani pepaya california di Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi?
3. Bagaimana kelayakan finansial usahatani pepaya california di Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan usahatani pepaya california di Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi
2. Untuk menghitung penerimaan dan pendapatan usahatani pepaya california di Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi
3. Untuk menganalisis kelayakan finansial usahatani pepaya california di Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi
1.4. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi tingkat sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Jambi
2. Sebagai informasi dan referensi untuk pihak lain yang berkepentingan dalam penelitian ini.