• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of KEWENANGAN KANTOR IMIGRASI TERHADAP WARGA NEGARA ASING YANG MELANGGAR IZIN TINGGAL DAN TINDAK KEJAHATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of KEWENANGAN KANTOR IMIGRASI TERHADAP WARGA NEGARA ASING YANG MELANGGAR IZIN TINGGAL DAN TINDAK KEJAHATAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

P-ISSN: 2356-4164, E-ISSN: 2407-4276

Open Access at : https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/jkh

Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja

147

KEWENANGAN KANTOR IMIGRASI TERHADAP WARGA NEGARA ASING YANG MELANGGAR IZIN TINGGAL DAN TINDAK KEJAHATAN

Nabil Zakita Murin, Muhammad Wildan Arsyad, Ricky Fernando Siburian Hukum Keimigrasian, Politeknik Imigrasi

E-mail : nabilzakitam@gmail.com

Info Artikel Abstract Masuk: 1 Desember 2022

Diterima: 15 Januari 2023 Terbit: 1 Februari 2023 Keywords:

Permits

Immigration Office Misuse

The arrival of citizen results has become a frequent occurrence in Indonesia. To be able to visit a country, of course, various requirements are needed in it including parports or visas and other completeness of citizenship. Foreign nationals who already have completeness can obtain a Stay Permit, whether it is temporary, settled or visiting only. The purpose of this study is to find out the authority of the Immigration Office regarding abuse. Data obtained through Literature studies and case studies. However, it is often found that there are still some individuals who commit acts of abuse from the permits obtained.

Abuse is like doing actions that are not allowed to be done, namely violence of other things, then exceeding the specified time limit because each license has its own validity period, and there is a forgery of the files owned. Because in accordance with the provisions that the crime in Law Number 6 of 2011 Article 122 letter a, which states that: "Any foreigner who deliberately abuses or carries out activities that are not in accordance with the purpose and purpose of granting a stay permit granted to him, shall be punished with a maximum imprisonment of 5 (five) years and a maximum fine of Rp500,000,000, 00 (five hundred million rupiah)" can be applied to those who violate the provisions of this residence permit.

Abstrak Kata kunci:

Izin Tinggal Kantor Imigrasi Penyalahgunaan

Kedatangan warga negara hasil sudah menjadi hal yang sering terjadi di Indonesia. Untuk bisa berkunjung ke suatu negara, tentunya diperlukan berbagai macam persyaratan di dalamnya meliputi

(2)

148 Corresponding Author:

Nabil Zakita Murin , e-mail : nabilzakitam@gmail.com

parport ataupun visa dan kelengkapan kewarganegaraan lainnya. Warga negara asing yang sudah memiliki kelengkapan dapat memperoleh Izin Tinggal baik itu bersifat sementara, menetap ataupun kunjungan saja.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui wewenang dari Kantor Imigrasi terkait penyalahgunaan. Data yang diperoleh melalui studi Pustaka dan studi kasus. Namun sering ditemui bahwa masih terdapat beberapa oknum melakukan tindak penyalahgunaan dari izin yang diperoleh. Penyalahgunaan itu seperti melakukan Tindakan yang memang tidak boleh dilakukan yaitu kekerasan hal lainnya, kemudian melebihi batas waktu yang ditentukan karena setiap surat ijin memiliki masa berlakunya masing-masing, serta terdapat pemalsuan terhadap berkas yang dimiliki. Karena sesuai dengan ketentuan bahwa pidana dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Pasal 122 huruf a, yang menyatakan bahwa:

"Setiap orang asing yang dengan sengaja menyalahgunakan atau melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan maksud dan tujuan pemberian izin tinggal yang diberikan kepadanya, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)" dapat diterapkan bagi yang melanggar ketentuan izin tinggal ini.

@Copyright 2023 PENDAHULUAN

Dewasa ini kepentingan dan hubungan baik tentu harus dijaga dalam bermasyarakat. Sebagai makhluk sosial tat kala manusia membutuhkan bantuan orang lain untuk menyelesaikan permasalahannya. Baik itu dalam hal prinsip ataupun sederhana lainnya. Kebutuhan akan seseorang tak hanya dimiliki dari insan itu sendiri, melainkan juga pihak yang lebih besar seperti institusi dan bahkan negara. Kepentingan negara dengan negara lain sering kali mendorong terjalinnya Kerjasama yang erat melalui harapan dapat saling membantu satu sama lain. Guna mempermudah tali komunikasi yang terjalin, akses antar negara akan dibuat semakin mudah untuk dijangkau dalam memenuhi kebutuhan kepentingan masing- masing.

Kepentingan yang dimiliki dari setiap negara mendorong perubahan peraturan yang berlaku bagi para pelaku di dalamnya. Guna mengembangkan hal tersebut, di Indonesia sendiri seluruhnya diatur dalam peraturan Perundang- Undangan terkait keimigrasian tepatnya pada Undang-Undang No. 6 Tahun 2011.

Pelayanan yang diberikan oleh kantor imigrasi sama halnya dengan pelayanan public ataupun pelayanan umum serta administrasi pemerintahan. Pelayanan ini

(3)

149 berupa pemberian izin perjalanan ke luar negeri, mengawasi setiap kedatangan imigran, pemeberian paspor hingga visa kepada para imigran (Setiawan et al., 2016).

Kantor imigran di Indonesia terletak di seluruh wilayah yang tersebar dalam berbagai tingkatan. Tingkatan ini dimulai dari kabupaten, provinsi hingga negara sekaligus. Setiap tingkatan yang ada memiliki kewenangan dan tugas yang berbeda di dalamnya. Klasifikasi dari kantor imigrasi dibedakan menjadi tiga jenis yaitu Kelas 1, Kelas 2, dan Kelas 3.

Tertera dalam Undang-Undang Dasar 1945 menyampaikan bahwa pelayanan masyarakat tentunya harus memenuhi kebutuhan dasar dari seluruh warga negara dengan asas kesejahteraan, sehingga seluruh kegiatan yang dilakukan dapat terjalan dengan efektif serta memperoleh nilai baik dan buruknya penyelenggaraan pelayanan masyarakat. UU No. 25 Tahun 2009 berfungsi sebagai landasan hukum bagi kebijakan pelayanan kantor imigran di setiap kantor dan golongan. Menurut Pasal 1 Ayat 1 Tahun 2009 tentang Undang-Undang No. 25 Tahun 2009, pelayanan publik didefinisikan sebagai kegiatan atau seperangkat kegiatan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan bagi seluruh rakyat Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan, serta penyediaan barang, jasa, dan/atau pelayanan administrasi yang diselenggarakan oleh pelayanan public (Hasanuddin & 2015, n.d.).

Pelayanan public pada sector imigrasi memeiliki peran penting dalam menindak ataupun menyikapi kasus yang terjadi berkaitan dengan pelanggaran yang dilakukan oleh warga asing ataupun hal lainnya. Pelanggaran ini dikhususkan pada kasus yang menjadi ruang lingkup imigrasi seperti perizinan dalam tinggal sementara warga asing, penyediaan paspor dan visa, atau bahkan pengawasan warga asing dalam kesehariannya di Indonesia. Dari hal ini diketahui bahwa kewenangan yang menindak seluruh hal tersebut yaitu Kantor Imigran Kelas I (Fahreza et al., 2021).

Berdasarkan pemaparan yang telah disampaikan diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu mengetahui kewenangan Kantor Imigran Kelas I bagi warga negara asing yang melakukan pelanggaran izin tinggal dan tindak kejahatan dalam mengetahui akibat hukum yang ditimbulkan berdasarkan kasus yang dialami. Melalui hal tersebut dapat disampaikan judul dari penelitian ini yaitu

“Kewenangan Kantor Imigrasi Terhadap Warga Negara Asing yang Melanggar Izin Tinggal dan Tindak Kejahatan”.

METODE PENELITIAN

Penelitian terkait dengan identifikasi kewenangan Kantor Imigras dalam menindak pelanggaran izin dan tindak kejahatan oleh warga negara asing menggunakan jenis penelitian yang dikategorikan sebagai metode penelitian hukum empiris. Tujuan dari metode penelitian hukum empiris adalah untuk mengkaji bagaimana fungsi hukum di masyarakat dan melihatnya dalam tindakan.

Teknik penelitian hukum empiris dapat dianggap sebagai penelitian hukum sosiologis karena penelitian ini melihat individu dalam hubungan sosial. Fakta-fakta yang ada dalam suatu masyarakat, badan hukum, atau badan pemerintah dapat dikatakan sebagai sumber penelitian hukum.

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi Pustaka dan studi kasus yang terdahulu. Seluruh data yang diperoleh diambil dari jurnal terdahulu yang

(4)

150 membahas topik serupa dengan penelitian ini. Data yang diperoleh dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian berdasarkan pada judul. Melalui hal tersebut dapat disampaikan bahwa sumber data berasal dari jurnal dan kasus terdahulu.

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Izin Tinggal

Imigrasi melalui pejabat dinasnya mengeluarkan izin tinggal kepada orang asing untuk memungkinkan mereka tinggal atau menetap di wilayah Indonesia. Izin tinggal diberikan kepada warga negara asing yang telah memenuhi standar yang ditetapkan sesuai dengan Undang-Undang Keimigrasian No.6 Tahun 2011 (UU) (Syahroni et al., n.d.). Pasalnya, mereka (warga negara asing) diperlukan untuk mendapatkan izin tinggal sesuai dengan Pasal 48 Ayat 1 UU No. 6 Tahun 2011. Pasal 48 secara umum terdiri dari:

1. Setiap Orang Asing yang berada di Wilayah Indonesia wajib memiliki Izin Tinggal.

2. Izin Tinggal diberikan kepada Orang Asing sesuai dengan Visa yang dimilikinya.

3. Izin Tinggal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

4. Izin Tinggal diplomatik 5. Izin Tinggal dinas 6. Izin Tinggal kunjungan 7. Izin Tinggal terbatas 8. Izin Tinggal Tetap.

Menteri berwenang melarang warga negara asing dengan izin tinggal yang sah untuk masuk atau tinggal di wilayah tertentu di wilayah Indonesia.

Kewajiban yang disebutkan dalam paragraf tidak berlaku untuk warga negara asing yang ditahan selama penyelidikan, penuntutan, atau pemeriksaan di sidang pengadilan, atau yang sedang menjalani hukuman kurungan atau penjara di lembaga pemasyarakatan, sementara izin tinggalnya telah kedaluwarsa (Hamidi & Christian, 2021).

Terdapat diga jelnis izin tinggal keimigrasian yang dapat dimiliki oleh warga negara asing yaitu sebagai berikut.

1. Izin Tinggal Kunjungan

Adalah izin yang diberikan kepada warga negara asing yang tinggal dan berada di wilayah Indonesia untuk jangka waktu yang singkat dalam kegiatan kunjungan. Kunjungan ini dapat berupa kunjungan kerja ataupun kunjungan transit.

(5)

151 2. Izin Tinggal Terbatas

Adalah izin yang diberikan kepada warga negara asing yang masuk wilayah Indonesia dengan visa tinggal terbatas atau diberikan alih status dari izin tinggalkunjungan sebelumnya.

3. Izin Tinggal Tetap

Adalah izin yang diberikan kepada warga negara asing tertentu untuk bertempat tinggal dan menempat di wilayah Indonesia sebagai penduduk Indonesia. Izin ini biasanya kita lihat dapat pernikahan campuran yang terjadi dengan warga negara asing.

B. Penyalahgunaan Izin Tinggal di Kantor Migrasi

Pengunjung atau penduduk sementara yang merupakan warga negara Indonesia atau warga negara asing harus memiliki dokumen yang lengkap, yang biasa disebut sebagai visa. Dasar penerbitan izin tinggal adalah dokumen tertulis yang disebut visa, yang diberikan oleh pejabat yang berwenang dan berisi izin bagi orang asing untuk memasuki wilayah Indonesia.

Penyalahgunaan Visa Kunjungan Bebas hanya dapat diidentifikasi atau dinyatakan telah terjadi ketika warga negara asing yang memasuki wilayah Negara Kesatuan Indonesia melakukan tindakan atau perilaku yang bertentangan dengan maksud di balik penerbitan izin kunjungan dan yang berdampak buruk bagi negara penerbit.

Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2016 tentang Visa Kunjungan Gratis mulai berlaku. Warga negara asing yang menggunakan fasilitas Free Visit Visa bagi pelaku perjalanan internasional ke Indonesia diberikan izin kunjungan. Ini hanya baik untuk 30 (Tiga puluh) hari, baik itu untuk konvensi, pertemuan bisnis, atau acara sosial dan budaya (Malfiyanti et al., n.d.; Wahyudi, n.d.). Penyebab dari penyalahgunaan Izin TInggal Kunjungan biasanya jika orang asing yang memasuki wilayah Republik Indonesia melakukan perilaku yang dilarang oleh visa mereka atau tidak diizinkan oleh aturan, seperti terlibat dalam perdagangan ilegal, pekerjaan, atau kegiatan lain yang dapat dianggap sebagai penyalahgunaan visa kunjungan gratis mereka, mereka berisiko dideportasi. Terdapat beberapa penyalahgunaan yang sering terjadi di kantor imigrasi yaitu sebagai berikut.

Orang-orang dari luar negeri yang telah bertindak dengan cara yang kasar atau ilegal dengan sengaja menggunakan izin imigrasi mereka untuk tujuan yang tidak diizinkan oleh izin tersebut. Ketika visa kunjungan gratis dibahas, itu hanya untuk terlibat dalam kegiatan yang berkaitan dengan pariwisata dan bukan dalam jenis kegiatan lain yang tidak terkait dengan pariwisata yang diberikan izin oleh warga negara asing untuk terlibat. Warga negara asing dengan izin kunjungan bebas visa, misalnya, diketahui melakukan bisnis di wilayah Indonesia di mana mereka memerlukan visa kunjungan bisnis.

Penyalahgunaan lainnya muncul karena melebihi dari batas waktu yang ditetapkan. Wisatawan dengan izin masuk bebas visa diizinkan untuk tinggal di

(6)

152 wilayah Indonesia paling lama 30 (tiga puluh) hari tanpa melanggar batasan waktu atau melebihi lama tinggal yang diizinkan. Ini dianggap overstay atau melebihi lama tinggal yang diizinkan jika masa berlaku izin telah berlalu tetapi orang tersebut masih ada di Indonesia. Secara ilegal mendapatkan tanda stempel dan izin masuk, atau mendapatkannya tanpa mengikuti saluran yang tepat. Izin masuk adalah izin yang diberikan oleh pejabat imigrasi di lokasi pemeriksaan imigrasi dilakukan dan berlaku sesuai dengan jenis visa yang dimiliki. Hal ini tertuang pada visa atau izin perjalanan orang asing untuk memasuki wilayah Indonesia. Orang asing tersebut harus mendapatkan izin masuk atau cap keberangkatan sebelum dapat masuk atau keluar wilayah Indonesia, dan kemudian pos pemeriksaan imigrasi harus diselesaikan (Dwirokhmeiti & LAW, n.d.).

Penyalahgunaan visa kunjungan gratis sebenarnya disebabkan oleh sejumlah penyebab selain undang-undang atau kebijakan yang disebutkan.

Lebih lanjut, Kantor Migrasi 1 menyatakan bahwa faktor-faktor tersebut tidak boleh disamakan dengan meluasnya peluang terbuka dan kegiatan terkait pariwisata yang biasanya didukung oleh kebijakan kunjungan bebas visa. Hal itu berdasarkan temuan wawancara dengan Tim Perizinan Kantor Wilayah Imigrasi Kelas 1 (T. M.-L. et Societatis & 2016, n.d.). Ketika dipertimbangkan mengingat unsur-unsur ini, ia dapat berasal secara internal, atau di dalam pelaku sendiri, tetapi juga dapat dibantu oleh unsur-unsur eksternal, dalam arti lingkungan, termasuk unsur-unsur geografis, ekologis, dan sosial.

a. Faktor Geografis

Secara geografis, Indonesia terletak di antara dua benua besar, yaitu benua Australia dan Asia, serta berbatasan dengan samudera Pasifik dan Hindia.

Indonesia adalah pusat utama untuk perjalanan dan transit internasional karena lokasinya yang menguntungkan. Masalahnya, sangat menantang untuk memantau keberadaan warga negara asing yang menggunakan izin kunjungan bebas visa dengan berbagai insentif karena faktor kondisi geografis, ekologi, dan sosial, dikombinasikan dengan penyebaran wilayah Indonesia di ribuan pulau. Selain itu, akan menimbulkan kesulitan dengan masalah pengawasan karena membutuhkan infrastruktur dan sarana yang memadai agar dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

b. Faktor Ekologis

Situasi ekologis di Indonesia yang menunjukkannya sebagai bangsa dengan potensi investasi. Analisis situasi ekologis menggunakan berbagai kapasitas angkut yang disebutkan di atas tidak menghalangi kemungkinan warga negara asing bepergian ke Indonesia tanpa memperoleh visa. Faktor ini semakin didukung oleh status kawasan sebagai destinasi wisata dengan jumlah interaksi yang cukup besar dengan warga negara asing, khususnya Denpasar sebagai lokasi penelitian dalam arti yang lebih terfokus, yaitu Bali. Alasan untuk ketentuan perjalanan bebas visa adalah bahwa operasi yang melanggar hukum dari orang asing ini dapat dibandingkan dengan kegiatan lain, yang mengarah pada munculnya bisnis ilegal. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya variasi

(7)

153 penyalahgunaan izin keimigrasian bagi warga negara asing yang menggunakan fasilitas untuk kunjungan bebas visa yang diakui di Kantor Imigrasi, maupun oleh kasus-kasus yang telah diadili melalui jalur hukum.

c. Faktor sosial

Sebagai hasil dari interaksi antara warga negara asing yang memegang izin kunjungan, faktor sosial berpotensi berkontribusi pada penyalahgunaan izin kunjungan bebas visa. Warga negara Indonesia terlibat dalam interaksi sebagai mitra dalam pendidikan sosial budaya, pertemuan, dan pariwisata. Karena kelemahan dalam kebijakan izin bebas visa kunjungan dengan metode implementasi seperti itu, ini memberi pemegang izin kesempatan untuk melanggar ketentuan izin kunjungan dengan terlibat dalam pekerjaan ilegal, bisnis, atau kegiatan rahasia lainnya yang bertentangan dengan tujuan penerbitan izin.

C. Penanggulangan terhadap Kasus Penyalahgunaan Izin Tinggal

Gagasan pencegahan kejahatan secara umum dapat diekstrapolasi ke situasi kegiatan yang kasar atau praktik izin kunjungan bebas visa sebagai langkah "kebijakan" yang masuk akal dan tak tergoyahkan. Menurut E. Utrecht, keputusan oleh administrasi Negara yang mengizinkan suatu tindakan untuk dilakukan adalah izin jika pembuatan aturan umumnya tidak melarangnya tetapi mengizinkannya untuk dilakukan secara diatur untuk setiap situasi tertentu (vergunning). Pembatasan yang diakui dengan baik, "Sistem kontrol berdasarkan logika atau alasan dan memiliki tujuan yang telah ditentukan disebut kebijakan. Dalam hal batas-batas yang diusulkan terkait dengan pencegahan kejahatan, yang dikemukakan adalah "Kebijakan pidana adalah sistem regulasi yang didasarkan pada pendekatan logis untuk pencegahan kejahatan. upaya yang disengaja yang pertama kali diusulkan oleh Marc Ancel, yang berbicara tentang "the rational organization of the control of crime by society " Tiga (tiga) jenis metode/metode yang berbeda digunakan dalam kebijakan pidana untuk memerangi kejahatan, yaitu:

1. Penerapan hukum pidana (upaya represif)

2. Penanganan faktor-faktor yang bersifat kriminogen; (upaya preventif) dan 3. Mempengaruhi pandangan masyarakat tentang kejahatan dan pemidanaan

dengan menggunakan sarana media massa

Strategi terpadu, yang menjaga keseimbangan antara teknik hukuman dan non-hukuman sistem peradilan pidana, harus dipertimbangkan dalam pencegahan dan penanggulangan yang luas terhadap kejahatan. Namun, dari perspektif kebijakan pidana, tindakan strategis diambil dengan menggunakan cara non-pidana karena lebih bersifat preventif dan strategi memerangi kejahatan melalui penggunaan cara pidana memiliki kekurangan. Tidak mungkin untuk memisahkan gagasan pendekatan untuk memerangi kejahatan yang digunakan untuk memerangi praktik penyalahgunaan kunjungan bebas visa dari pendekatan untuk memerangi kejahatan yang umumnya digunakan

(8)

154 dalam kaitannya dengan politik kriminal. Tahapan sistem peradilan pidana dituangkan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) Nomor 8 Tahun 1981. Tahapan-tahapan tersebut adalah proses penyidikan, penyidikan, penuntutan, pemeriksaan sebelum sidang pengadilan, dan eksekusi apabila tindakan terhadap penyalahgunaan visa kunjungan gratis harus diselesaikan melalui sistem hukum. Karena kenyataan bahwa diakui dengan baik bahwa kejahatan imigrasi adalah kejahatan umum (implementasi keputusan pengadilan) (SETYAWAN, 2016; Universitas & 2015, 2015). Salah satunya adalah langkah proaktif untuk mencegah penyalahgunaan perjalanan bebas visa. Pengerahan sistem keamanan teknis untuk pemberian izin keimigrasian dan penegakan hukum keimigrasian menunjukkan bahwa upaya pengawasan, sebagaimana ditunjukkan dalam Majalah Keimigrasian, telah meningkat. Peningkatan kegiatan penegakan keimigrasian, sarana dan prasarana yang lebih baik untuk penanganan masalah keimigrasian, serta peningkatan sumber daya manusia di sisi keimigrasian merupakan inisiatif lanjutan yang dapat diambil.

D. Penerapan Sanksi bagi Kasus Penyalahgunaan Izin Tinggal

Tindakan administratif dapat dilakukan sehubungan dengan penerapan sanksi terhadap warga negara asing yang melanggar izin tinggalnya. Menurut Pasal 2 Pasal 75 UU No. 6 Tahun 2011, Tindakan Administratif Keimigrasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal 75, dapat berbentuk sebagai berikut:

1. Dimasukkan dalam daftar hal-hal yang dapat dicegah atau dicegah 2. Pembatasan, modifikasi, atau pencabutan izin tinggal

3. Ilegalitas berada di satu atau lebih lokasi tertentu di wilayah Indonesia 4. Persyaratan untuk tinggal di lokasi tertentu dalam wilayah Indonesia 5. Penilaian biaya muat Deportasi dari Wilayah Indonesia, nomor enam

Keputusan tindakan keimigrasian dilakukan oleh pejabat imigrasi di tempat pemeriksaan imigrasi dengan membubuhkan tanda penolakan pada paspornya dalam hal terjadi tindakan keimigrasian berupa penolakan memasuki wilayah Negara Republik Indonesia.

Tujuan dari tindakan keimigrasian ini adalah untuk melaksanakan kebijakan pengawasan keimigrasian dan mendukung pelaksanaan penegakan hukum pidana dan preventif di wilayah NKRI. Hukum keimigrasian adalah bagian dari kerangka hukum Indonesia. Pada kenyataannya, itu adalah unsur hukum administrasi nasional. Bahkan menjadi bagian dari hukum administrasi negara. Hukum keimigrasian di Indonesia telah ada sebagai subsistem sejak zaman pemerintahan kolonial Belanda. Warga negara asing yang melanggar izin tinggal dikenakan sanksi administratif sesuai dengan Pasal 78 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011, yang menyatakan:

(9)

155 1. Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, orang asing yang memiliki izin tinggal yang habis masa berlakunya yang masih berada di wilayah Indonesia paling lambat 60 (enam puluh) hari setelah tanggal berakhirnya izin tersebut harus membayar biaya muatan.

2. Deportasi dan pencegahan adalah dua jenis tindakan administratif keimigrasian yang dapat dilakukan terhadap warga negara asing yang menolak membayar beban sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

3. Setelah 60 (enam puluh) hari berlalu sejak batas waktu izin tinggal, ada dua jenis tindakan administratif keimigrasian yang dapat digunakan terhadap orang asing yang memiliki izin tinggal yang habis masa berlakunya dan masih berada di tanah Indonesia: deportasi dan pencegahan (Demoswa, 2021; Syahputra et al., n.d.).

Alhasil, Kota Semarang memberlakukan hukum terhadap warga negara asing (WNA) sesuai dengan Undang-Undang Keimigrasian Nomor 6 Tahun 2011. Overstay (pelanggaran masa izin tinggal yang kedaluwarsa) ditangani secara administratif. Karena berkaitan dengan masalah yang berkaitan dengan aspek pengaturan, pelayanan, dan perizinan keimigrasian, khususnya terkait dengan masuk dan keluar wilayah Indonesia, maka tindakan administratif diberikan kepada mereka yang melanggar izin tinggalnya.

Tindakan administratif dapat dibagi menjadi beberapa kategori, seperti dimasukkan dalam daftar pencegahan atau pencegahan, memiliki izin tinggal yang dibatasi, dimodifikasi, atau dicabut, perlu tinggal di area tertentu di tanah Indonesia dalam keadaan tertentu, dikenakan biaya kargo, dan dikeluarkan dari tanah Indonesia (Pasal 75 Ayat 2 UU Nomor 6 Tahun 2011). Berdasarkan pelanggaran yang dilakukan, biaya beban ditentukan. Menurut Pasal 78 Ayat 1, WNA yang memiliki izin tinggal berakhir tetapi masih berada di wilayah Indonesia setelah waktu berlalu namun kurang dari 60 (enam puluh) hari telah berlalu sejak tanggal berakhirnya izin dikenakan biaya pemuatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Apabila orang asing dengan izin tinggal yang habis masa berlakunya masih berada di wilayah Indonesia lebih dari 60 (enam puluh) hari setelah tanggal berakhirnya Izin Tinggal, maka dikenakan tindakan administratif keimigrasian berupa deportasi dan pencegahan. Tindakan ini dilakukan sesuai dengan Pasal 78 ayat 2 dan 3, khususnya apabila warga negara asing tersebut tidak mampu membayar biaya beban (A. H.-L. et Societatis &

2015, n.d.).

Selain itu, penyalahgunaan izin adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kejahatan imigrasi yang terkait dengan izin tinggal. Meskipun Undang-Undang Keimigrasian menetapkan hukuman pidana berat, warga negara asing tersebut tetap terlibat dalam perilaku ini. Penyalahgunaan izin tinggal adalah tindakan ilegal dan termasuk menggunakannya secara ilegal atau bertindak dengan cara yang bertentangan dengan maksud di balik mengapa dia diberi izin tinggal. Ini adalah tindakan ilegal yang dilakukan oleh orang asing yang telah dinyatakan dilarang dan bertanggung jawab atas tindakan hukum.

Penyidik Keimigrasian atau dikenal juga dengan PPNS Imigrasi adalah otoritas

(10)

156 keimigrasian yang diberi kewenangan oleh undang-undang untuk menyelidiki tindak pidana keimigrasian, sebagaimana tertuang dalam Pasal 1 Angka 8 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian. Di lingkungan keimigrasian, PPNS Keimigrasian ini bertugas menegakkan hukum terhadap penggunaan izin tinggal secara ilegal. PPNS Keimigrasian memenuhi syarat untuk beroperasi sebagai penyidik pelanggaran terkait imigrasi, sesuai dengan ketentuan undang-undang ini.

Mereka dapat bekerja sama dengan organisasi penegak hukum domestik seperti Kepolisian Negara Republik Indonesia, jaksa, dan hakim untuk mengejar mereka yang melanggar hukum dengan menyalahgunakan izin tinggal Imigrasi PPNS mereka. Koordinasi dengan penyidik dari Polri dilakukan di tingkat penyidikan. Untuk mencegah tumpang tindih penyelidikan, koordinasi ini dilakukan. Selain berkoordinasi dengan lembaga penegak hukum dalam negeri, PPNS dapat bekerja sama dengan lembaga penegak hukum dari negara lain, sepanjang kerja sama tersebut dilakukan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku atau berdasarkan perjanjian internasional yang telah diakui oleh pemerintah Republik Indonesia. Ketentuan pidana dalam Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2011 Pasal 122 huruf a, yang menyatakan bahwa:

"Setiap orang asing yang dengan sengaja menyalahgunakan atau melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan maksud dan tujuan pemberian izin tinggal yang diberikan kepadanya, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)" dapat diterapkan bagi yang melanggar ketentuan izin tinggal ini.

Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 pasal 124 (b), melanggar pembatasan overstay dan masa berlaku izin tinggal dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).

Selain dapat dijatuhi sanksi pidana, terhadap pelaku penyalahgunan izin tinggal dapat juga dijatuhkan sanksi administratif sesuai dengan pasal 75 ayat (2) UndangUndang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian yaitu:

1. Pencantuman dalam daftar pencegahan atau penangkalan;

2. Pembatasan, perubahan, atau pembatalan izin tinggal;

3. Larangan untuk berada di satu atau beberapa tempat tertentu di Indonesia;

4. Keharusan untuk bertempat tinggal di suatu tempat tertentu di wilayah Indonesia yaitu di Rumah Detensi Imigrasi dan Ruang Detensi Imigrasi;

5. Pengenaan biaya beban;

6. Deportasi dari wilayah Indonesia.

Hukuman pidana sebenarnya merupakan respons terhadap suatu tindakan, sedangkan sanksi tindakan lebih proaktif dalam mengidentifikasi pelaku tindakan tersebut. Sanksi pidana dimaksudkan untuk menghukum kejahatan yang telah dilakukan oleh seseorang dengan menyebabkan mereka

(11)

157 sakit agar orang tersebut dapat berfungsi sebagai pencegahan. Sanksi lebih diarahkan untuk membantu pelaku dalam melakukan perubahan. Selain itu, sesuai dengan Pasal 83(b) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian, Bawha: (1) Pejabat imigrasi berwenang menahan orang asing di tempat atau ruang detensi keimigrasian apabila orang asing tersebut:

1. berada di Wilayah Indonesia tanpa memiliki Izin Tinggal yang sah atau memiliki Izin Tinggal yang tidak berlaku lagi;

2. berada di Wilayah Indonesia tanpa memiliki Dokumen Perjalanan yang sah;

3. dikenai Tindakan Administratif Keimigrasian berupa pembatalan Izin Tinggal karena melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan atau mengganggu keamanan dan ketertiban umum;

4. menunggu pelaksanaan Deportasi; atau

5. menunggu keberangkatan keluar Wilayah Indonesia karena ditolak pemberian Tanda Masuk. (2) Pejabat Imigrasi dapat menempatkan Orang Asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di tempat lain apabila Orang Asing tersebut sakit, akan melahirkan, atau masih anak-anak.

SIMPULAN

Ketika seorang warga negara asing memasuki wilayah Negara Kesatuan Indonesia melakukan perilaku yang bertentangan dengan niat di balik penerbitan izin kunjungan dan memiliki efek merugikan pada negara penerbit, barulah dapat dianggap bahwa penyalahgunaan visa kunjungan gratis telah terjadi. Jika pengunjung asing yang memasuki Republik Indonesia terlibat dalam bisnis ilegal, pekerjaan, atau kegiatan lain yang dapat ditafsirkan sebagai melanggar undang- undang imigrasi atau menyalahgunakan hak mereka untuk kunjungan bebas, atau jika mereka tidak mematuhi aturan, mereka berisiko ditolak dari negara tersebut.

Tindakan preventif dapat dilakukan dalam upaya menghentikan penyalahgunaan visa kunjungan gratis dan pelanggaran izin tinggal. Dengan meningkatkan sumber daya manusia otoritas keimigrasian, peningkatan sarana dan prasarana yang memadai, serta peningkatan upaya pengawasan, dimungkinkan untuk mencapai peningkatan upaya pengawasan, sistem keamanan dalam teknis pemberian izin keimigrasian, dan penegakan pelanggaran keimigrasian.

DAFTAR PUSTAKA

Demoswa, B. K. F. (2021). PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP PELANGGARAN IZIN TINGGAL OLEH WARGA NEGARA ASING DI KOTA SEMARANG. http://repository.unissula.ac.id/21147/

Dwirokhmeiti, E., & LAW, E. S.-E.-J. T. S. O. (n.d.). Pertanggung Jawaban Pidana Terhadap Pelanggaran Izin Tinggal Keimigrasian Oleh Mahasiswa Asing Di Indonesia. Core.Ac.Uk. Retrieved November 16, 2022, from https://core.ac.uk/download/pdf/233593364.pdf

Fahreza, A., Ismail, I., TECTUM, D. H.-J., & 2021, undefined. (2021).

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PELANGGARAN IZIN TINGGAL YANG

(12)

158 DILAKUKAN WNA STUDI KANTOR IMIGRASI KELAS II TPI TANJUNGBALAI.

Jurnal.Una.Ac.Id, 3(1).

http://www.jurnal.una.ac.id/index.php/jt/article/view/2462

Hamidi, J., & Christian, C. (2021). Hukum Keimigrasian bagi orang asing di Indonesia.

https://books.google.com/books?hl=id&lr=&id=dk9WEAAAQBAJ&oi=fnd&pg

=PP1&dq=imigrasi+indonesia&ots=bqyhgaNx6a&sig=FR5R9qftWOrKNHOpL 1KEX0THGyw

Hasanuddin, M. T.-Skripsi. U., & 2015, undefined. (n.d.). Kualitas pelayanan paspor di kantor imigrasi kelas I Makassar. Core.Ac.Uk. Retrieved November 16, 2022, from https://core.ac.uk/download/pdf/77620694.pdf

Malfiyanti, A. I., Matompo, O. S., Hasmin, Y., & Hukum, B. I. (n.d.). Penyalahgunaan Fasilitas Bebas Visa Kunjungan Singkat oleh Warga Negara Asing.

Jurnal.Unismuhpalu.Ac.Id. Retrieved November 15, 2022, from https://www.jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/JKS/article/view/460 Setiawan, A. W., Aris, A., Setiawan, W., Pegawai, P., Pelayanan, D., Paspor, P., Kantor,

D., Kunci, K., & Kinerja, : (2016). Peran Pegawai Dalam Pelayanan pembuatan Paspor di Kantor Imigrasi Samarinda. Ejournal.Ip.Fisip-Unmul.Ac.Id, 4(1), 115–

128. https://ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id/site/wp- content/uploads/2019/02/e-journal%20Aris%20(02-02-16-01-56-02).pdf SETYAWAN, E. (2016). Pertanggung Jawaban Pidana Terhadap Pelanggaran Izin

Tinggal Keimigrasian Oleh Mahasiswa Asing Di Indonesia.

http://repository.narotama.ac.id/id/eprint/24

Societatis, A. H.-L. et, & 2015, undefined. (n.d.). Pengawasan dan penindakan Keimigrasian bagi orang asing Yang melebihi batas waktu izin Tinggal di Indonesia. Ejournal.Unsrat.Ac.Id, III(1). Retrieved November 16, 2022, from https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexetsocietatis/article/view/7065 Societatis, T. M.-L. et, & 2016, undefined. (n.d.). Sistem Hukum Pengawasan Tenaga

Kerja Asing Terhadap Penyalahgunaan Izin Tinggal Kunjungan Untuk Bekerja Pada Perusahaan Penanaman Modal Asing Di. Ejournal.Unsrat.Ac.Id, III(1).

Retrieved November 16, 2022, from

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexetsocietatis/article/view/11529 Syahputra, E., … R. H.-N., & 2022, undefined. (n.d.). PERTANGGUNGJAWABAN

PIDANA PELANGGARAN IZIN TINGGAL YANG DILAKUKAN WNA STUDI

KANTOR IMIGRASI KELAS II TPI TANJUNGBALAI.

Nusantarahasanajournal.Com. Retrieved November 16, 2022, from http://nusantarahasanajournal.com/index.php/nhj/article/view/428

Syahroni, M., Paramitha, G., … A. A.-J. I., & 2021, undefined. (n.d.). Dampak bebas visa kunjungan terhadap tenaga kerja ilegal. Neliti.Com. Retrieved November 15, 2022, from https://www.neliti.com/publications/469532/dampak-bebas- visa-kunjungan-terhadap-tenaga-kerja-ilegal

Universitas, R. H.-U. L. J. J. H., & 2015, undefined. (2015). Pengawasan Izin Tinggal Orang Asing Oleh Kantor Imigrasi. Journal.Unnes.Ac.Id, 4(1).

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ulj/article/view/7267

Wahyudi Agung Nugroho Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jl HR Rasuna, T. R. (n.d.). Optimalisasi Peran Timpora Pasca Berlakunya Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2016 Tentang

(13)

159 Bebas Visa Kunjungan. Core.Ac.Uk, 021, 2526438. Retrieved November 15, 2022, from https://core.ac.uk/download/pdf/268381301.pdf

Referensi

Dokumen terkait

Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) sebelum diterapkan ke desa dapat dilakukan peningkatan kapasitas pemerintah desa terutama bendahara desa atau operator desa

rancangan basis data inventaris barang yang akan digunakan untuk mengembakan aplikasi basis data terdistribusi. Rancangan basis data ini memiliki tabel-tabel yang

Oleh karena itu, dengan adanya Program Bantuan Dana Hibah Walikota Bandung tahun Anggaran 2022, kami selaku Dewan Keluarga Masjid (DKM) Masjid At-Taqwa,

Autotransplantasi dipilih pada kasus ini mengingat teknik ini efektif untuk merehabilitasi gigi di usia pertumbuhan karena berkontribusi untuk merangsang pertumbuhan

tekanan darah pada lansia penderita hipertensi berdasarkan rata-rata dari 3 kali selama 3 hari hasil pengukuran tekanan darah diastole, menggunakan uji statistik uji

Penyelenggaraan kualitas layanan berarti melakukan kompromi dengan harapan pelanggan dengan tata cara yang konsisten.” Peningkatan kualitas layanan akan berdampak

Sistem Kredit Semester atau disingkat SKS adalah suatu sistem penyelenggaraan pendidikan dengan menggunakan satuan kredit semester atau disingkat SKS untuk

Penandaan Kosmetika sediaan pemutih gigi mengandung dan/atau melepaskan Hydrogen peroxide harus sesuai dengan penandaan Kosmetika sebagaimana dimaksud dalam