26 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian adalah sebuah proses dalam menemukan solusi untuk masalah setelah dilakukan studi dan analisis menyeluruh dari faktor-faktor yang ada (Uma Sekaran & Bougie, 2016:1). Pada penelitian ini digunakan analisis kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang pada umumnya di dalamnya menggunakan data berupa angka-angka yang didapatkan melalui pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun rapi (Uma Sekaran & Bougie, 2016:2). Penelitian kuantitatif memakai pertanyaan- pertanyaan formal dan terdapat beberapa pilihan respon untuk menjawab dalam kuesioner yang telah diberikan dengan responden dalam jumlah banyak yang sebelumnya sudah ditentukan (Hair et al., 2017).
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sekaran & Bougie (2016), populasi mengacu pada seluruh kelompok orang, peristiwa, atau hal-hal menarik yang ingin diselidiki oleh peneliti. Hal ini merupakan yang peneliti ingin untuk dibuat kesimpulannya berdasarkan data statistik dari sampel. Terdapat dua jenis populasi: (1) populasi terbatas adalah populasi yang dapat dihitung jumlahnya karena adanya batasan yang jelas; (2) populasi tidak terbatas adalah populasi yang
27 tidak dapat dihitung jumlahnya karena tidak adanya batasan yang jelas.
Penelitian ini menggunakan populasi tidak terbatas, yaitu orang-orang yang belum pernah membeli keripik bekicot Uncle John dan belum mengetahui keripik bekicot Uncle John.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang terdiri dari beberapa anggota yang dipilih dari populasi (Sekaran & Bougie, 2016:237). Menurut Sekaran & Bougie (2016:240), desain pengambilan sampel memiliki dua jenis utama, yaitu probability sampling dan non-probability sampling. Pada penelitian ini digunakan non-probability sampling desain, dikarenakan data responden yang akan dikumpulkan memiliki beberapa kriteria tertentu, maka akan digunakan purposive sampling. Purposive sampling merupakan pengambilan sampel yang melibatkan pemilihan anggota sampel karena anggota sampel tersebut memiliki kriteria tertentu (Hair et al., 2016:86). Pada penelitian ini responden ditentukan berdasarkan kriteria: (1) berdomisili di Surabaya; (2) belum pernah membeli keripik bekicot Uncle John; (3) berumur 17 – 45 tahun; (4) belum mengetahui keripik bekicot Uncle John.
28 Penelitian ini menggunakan rumus Lemeshow dalam menentukan jumlah sampel karena jumlah pasti dari populasi yang tidak diketahui. Berikut rumus Lemeshow (1997):
n = Z2P(1 – P)/d2
Diketahui:
n: jumlah sampel
Z: tingkat distribusi normal P: proporsi maksimal estimasi d: margin of error
Untuk lebih jelasnya Z adalah tingkat distribusi normal dengan taraf signifikan sebesar 5% = 1,96. P merupakan proporsi maksimal dengan estimasi yang sudah ditentukan sebesar 0,5. Kemudian, d merupakan batas kesalahan atau error yang dapat ditoleransi sebesar 10%. Berdasarkan rumus di atas maka didapatkan hasil sebagai berikut:
n = (1,96)2(0,5)(1 – 0,5)/(0,1)2 n = 96,04
Dari hasil perhitungan sampel menggunakan rumus Lemeshow didapatkan jumlah sampel sebanyak 96 orang.
29 3.3 Jenis Data, Sumber Data, dan Skala Pengukuran
Menurut Arikunto (2013), data merupakan sebuah susunan dari informasi yang berisi semua fakta dan angka-angka yang sedang diteliti. Pada penelitian ini digunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diambil langsung dari hasil wawancara kepada individu yang dilakukan oleh peneliti atau data yang didapatkan langsung oleh peneliti.
Sedangkan data sekunder adalah data yang didapatkan oleh peneliti dari data yang disediakan oleh jurnal, artikel, internet, dll. (Sekaran & Bougie, 2016).
Sumber data sekunder pada penelitian ini didapatkan dari jurnal, artikel, internet, dan buku karena mampu memberikan sumber informasi yang jelas dan valid. Sebagai contoh adalah data jumlah UMKM di Indonesia, persentase pengeluaran bulanan untuk makanan pada generasi milenial, dll. Pengumpulan data primer pada penelitian ini didapatkan dari penyebaran kuesioner yang berisi tentang pertanyaan-pertanyaan mengenai variabel-variabel yang diteliti:
(1) persepsi inovasi; (2) kesadaran merek; (3) persepsi kualitas; (4) minat beli.
Penelitian ini menggunakan skala pengukuran LIKERT. Skala likert dirancang untuk menguji seberapa kuat subjek setuju atau tidak setuju dengan pernyataan yang diajukan.dengan menggunakan skala pengukuran 1 – 5. Skala pengukuran likert umumnya diperlakukan seolah itu adalah skala interval karena memungkinkan peneliti menghitung rata-rata dan standar deviasi dan untuk menetapkan teknik statistiklain yang lebih canggih (Sekaran & Bougie, 2016:215).
30 3.4 Variabel dan Definisi Operasional
Tabel 3.1: Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Variabel Indikator Sumber Kesadaran
Merek (X1)
bentuk kehadiran yang dimiliki sebuah merek tertentu di dalam pikiran konsumen. Semakin tinggi tingkat kesadaran merek tertentu semakin tinggi juga persepsi konsumen terhadap merek tersebut
1. Brand Recognition, 2. Brand Recall.
Aaker, (1992);
dalam Çifci et al., (2016), Foroudi et al.,
(2018).
Persepsi Inovasi
(X2)
Pengukuran dasar dari sudut pandang konsumen terhadap fitur sebuah produk
1. Relative Advantage, 2. Compatibility, 3. Complexity.
Rogers (1962);
Wu & Chen, (2014); dalam Alamsyah et al.,
(2018) Persepsi
Kualitas (X3)
mengindikasikan harapan konsumen akan kualitas ketika mereka membeli barang berdasarkan informasi dan pengalaman yang mereka punya sehingga ini akan mempengaruhi perilaku pembelian mereka
1. Superiority, 2. Reliability, dan 3. Consistency.
Petrick, (2002) (Bredahl et al.,
2004)
Minat Beli (Y)
mengacu kepada kemungkinan bahwa konsumen berencana atau bersedia untuk membeli suatu barang dengan merek tertentu di masa mendatang.
1. Minat
transaksional, 2. Minat
referensial, 3. Minat
preferensial, 4. Minat
eksploratif, tersebut.
Ferdinand, (2009; 129), Huang et al., (2011); dalam Chetioui et al.,
(2020).
3.5 Prosedur Pengumpulan Data
Menurut Sekaran & Bougie (2016:160), dalam penelitian kuantitatif data dikumpulkan dengan cara penyebaran kuesioner. Kuesioner yang disebarkan adalah cara yang efisien bagi peneliti untuk mendapatkan data.
Metode yang digunakan adalah kuesioner daring mengingat saat penelitian ini dilakukan masih terjadi pandemi COVID-19 yang menyebabkan terbatasnya
31 ruang gerak bagi peneliti maupun responden untuk bertemu. Selain itu, dengan metode kuesioner daring melalui google form juga dapat menghilangkan halangan geografis yang ada karena penulis yang berdomisili di Bali.
Kuesioner disebarkan melalu media sosial seperti Instagram, LINE, Whatsapp, dan media lain.
3.6 Metode Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.6.1 Uji Validitas
Validitas adalah pengujian seberapa baik instrumen yang dikembangkan untuk mengukur konsep tertentu yang ingin diukur (Sekaran & Bougie, 2016). Uji validitas digunakan untuk mengukur seberapa akurat instrumen yang digunakan untuk mengukur objek yang ingin diukur (Arikunto, 2013). Penelitian ini menggunakan pearson correlation dengan tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai yang muncul <0,05 maka penelitian tersebut dinyatakan valid.
3.6.2 Uji Reabilitas
Reabilitas adalah sebuah test dari bagaimana kemampuan instrumen yang digunakan untuk mengukur dalam mengukur konsep yang sedang diukur. Reabilitas dari suatu pengukuran mengindikasikan seberapa jauh penelitian tersebut tanpa kesalahan atau error dan kemudian memastikan tingkat konsisten pengukuran dari waktu ke waktu (Sekaran & Bougie,
32 2016). Terdapat dua uji reabilitas, yaitu composite reability dan cronbach alpha. Pada penelitian ini digunakan cronbach alpha dengan
menggunakan SPSS yang telah ditentukan memiliki standar penelitian dikatakan baik bila memiliki nilai >0,6 (Hair et al., 2017:101).
3.6.3 Analisis Regresi Linear Berganda
Menurut Nariawati (2008), analisis regresi linear berganda adalah suatu analisis yang digunakan untuk meneliti pengaruh antara dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Dalam melakukan analisis regresi linear berganda terdapat rumus sebagai berikut.
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
Diketahui:
Y : minat beli X1 : kesadaran merek X2 : persepsi inovasi X3 : persepsi kualitas α : nilai konstanta
β : nilai koefisien regresi e : nilai error
33 3.6.4 Uji F
Uji F merupakan uji di mana uji F ini bertujuan untuk menunjukan bagaimana pengaruh variabel independen keseluruhan secara simultan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2016:96). Uji F ini berfungsi sebagai alat untuk menguji kesesuaian model analisis di dalam sebuah penelitian.
Dalam uji F, suatu variabel independen dikatakan memiliki pengaruh terhadap suatu variabel dependen bila nilai signifikansi sama dengan <
0,05. Sebaliknya, suatu variabel independen dikatakan tidak memiliki pengaruh terhadap suatu variabel dependen bila nilai signifikansi sama dengan > 0,05.
3.6.5 Uji t
Uji t adalah suatu pengujian statistik yang menunjukan seperti apa pengaruh suatu variabel independen secara individual terhadap variabel dependennya. Pada uji ini digunakan perbandingan antara t hitung dengan t tabel sebagai acuan untuk melihat variabel-variabel bebas berpengaruh secara parsial terhadap variabel terikat atau tidak. Menurut Sujarweni (2014), suatu variabel independen dikatakan memiliki pengaruh terhadap suatu variabel dependen secara parsial apabila nilai t hitung > t tabel.
Rumus untuk mencari t tabel adalah:
34 (α/2; N-k-1) Di mana:
- α: nilai signifikansi, yaitu 5%
- N: jumlah sampel - k: jumlah variabel bebas
3.6.6 Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (R2)
Koefisen korelasi merupakan koefisien atau nilai yang menunjukan hubungan linear antara variabel bebas atau x dan variabel terikat atau y yang sedang diteliti (Lind et al., 2014). Nilai koefisien korelasi juga bisa memperlihatkan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat tersebut positif (+) atau negatif (-).
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2016:95). Di dalam uji empiris terdapat nilai koefisien determinasi antara nol dan satu.
Nilai adjusted R2 dianggap nol ketika nilai adjusted R2 yang muncul adalah negatif.
3.6.7 Uji Asumsi Klasik 3.6.7.1 Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk menguji suatu model regresi, suatu variabel independen dan dependen
35 memiliki distribusi normal atau distribusi tidak normal (Ghozali, 2016). Uji ini dilakukan dengan menggunakan uji normalitas probability plot di mana suatu model regresi dikatakan berdistribusi
normal apabila data ploting (titik-titik) yang menggambarkan data sesungguhnya mengikuti garis diagonal (Ghozali, 2016: 161).
3.6.7.2 Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas memiliki tujuan untuk mengetahui pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen (Ghozali, 2016). Pada pengujian ini digunakan variance inflation factor (VIF) yang merupakan alat ukur untuk menentukan ada atau
tidaknya multikolinearitas dalam variabel bebas. Variabel dikatakan tidak memiliki multikolinearitas ketika nilai VIF < 10 dan tolerance >
0,1.
3.6.7.3 Uji Heterokedasitisitas
Uji heterokedasitisitas ini bertujuan untuk mengetahui pada sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual pengamatan satu ke pengamatan lainnya. Dalam melihat heterokedastisitas dalam suatu model dapat dilakukan dengan beberapa cara salah satunya adalah uji scatterplots, tidak terjadi heterokedastisitas, apabila tidak ada pola yang jelas (bergelombang, meyempit, dan melebar) pada gambar scatterplots dan titik – titik tidak menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y (Ghozali, 2011).