ABSTRAK
PENGARUH SECTIO CAESAREA TERHADAP
KEBERHASILAN ASI EKSKLUSIF
Nike Rentian, 2014
Pembimbing 1 : dr.Stella Tinia Hasiana,M.Kes,IBCLC
Pembimbing 2 : dr.July Ivone,MKK.MPd Ked
Pemberian ASI eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi. Menurut data
Susenas tahun 2004-2008 pemberian ASI eksklusif di Indonesia berfluktuasi dan
cenderung mengalami penurunan. Pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan
turun dari 62,2% (2007) menjadi 56,2% (2008). Saat ini banyak persalinan
melalui
sectio
caesarea
dilakukan tanpa indikasi medis yang dapat menurunkan
keberhasilan pemberian ASI.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh
sectio caesarea
terhadap
keberhasilan ASI eksklusif.
Penelitian ini menggunakan desain analitik observasional dengan rancangan
penelitian
cross sectional
. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, dengan
metode pengambilan sampel whole sampling pada ibu pasca melahirkan yang
berkunjung ke Poli Anak RSI tanggal 23 Juni sampai 23 Agustus 2014. 111
subjek memenuhi kriteria subjek penelitian yaitu ibu menyusui dengan bayi
berusia 6 bulan ke atas.
Dari 23 subjek yang bersalin melalui
sectio caesarea,
13 subjek tidak berhasil
ASI eksklusif, dan dari 88 subjek yang bersalin normal, 14 subjek tidak berhasil
ASI eksklusif. Hasil analisis dengan chi square didapatkan bahwa
sectio caesarea
menurunkan keberhasilan ASI eksklusif secara sangat signifikan (p < 0,001) dan
ood ratio 6,871 kali lebih besar kemungkinan gagal.
ABSTRACT
THE EFFECTS OF CESAREAN DELIVERY TO THE SUCCESS
OF EXCLUSIVE BREASTFEEDING
Nike Rentian, 2014
Tutor I : dr.Stella Tinia Hasiana,M.Kes,IBCLC
Tutor II : dr.July Ivone,MKK.MPd Ked
Background:
The giving of exclusive breastfeeding decrease the case of infant
mortality. According to data from Susenas in 2004-2008 period, the giving of
exclusive breastfeedig in Indonesia was fluctuated and tend to get decreased. The
percentage of giving an exclusive breastfeeding for baby from age 0 to 6 months
decrease from 62,2% (2007) to 56,2% (2008). These days, there are many woman
do the labour process through sectio caesarea (SC) without medical indication
which can decrease the success of giving an exclusive breastfeeding.
Objective:
The aim of this research is to determine the effect of sectio caesarea
in the success of giving exclusive breastfeeding.
Methods:
The reaseach applies analytic observational design with cross sectional
method. Instrument that use in this reseach is questionnare, with whole sampling
technique for mothers after labour who came to pediatic room Immanuel Hospital
in June 23
–
August 23 2014. 111 subjects are meet the criteria. The are
breastfeeding mother with a baby from age 6 months and older.
Results:
From 23 subject who go labour with sectio caesarea 13 subjects aren’t
success with exclusive breastfeeding, and from 88 subject who get a normal
labour, in 14 subject aren’t success with exclusive breastfeeding, chi sq
uare result
shows that sectio caesarea decrease the successful of exclusive breastfeeding very
significant (p < 0,001) and odd ratio is 6,871 more bigger with fail result.
Conclusion:
Sectio caesarea decreases the successful of exclusive breastfeeding.
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL
i
LEMBAR PERSETUJUAN
ii
SURAT PERNYATAAN
iii
ABSTRAK
iv
ABSTRACT
v
KATA PENGANTAR
vi
DAFTAR ISI
viii
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1
1.2
Identifikasi Masalah
2
1.3
Tujuan Penelitian
3
1.4
Manfaat Karya Tulis Ilmiah
3
1.4.1
Manfaat Akademis
3
1.4.2
Manfaat Praktis
3
1.5
Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
3
1.5.1
Kerangka Pemikiran
3
1.5.2
Hipotesis
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Organ Genitalia Feminina
5
2.1.1
Genitalia Interna
5
2.2 Anatomi Payudara
10
2.3 Faktor-Faktor Hormonal Dalam Kehamilan
11
2.4.1
Perkembangan Payudara
13
2.4.2
Pertumbuhan Sistem Duktus - Peranan Estrogen
14
2.4.3
Perkembangan Sistem lobulus
–
Alveolus
–
Peranan Estrogen 14
2.4.4
Permulaan Laktasi
–
Fungsi Prolaktin
14
2.4.5
Proses Ejeksi (Let Down) Dalam Sekresi Air Susu
–
Fungsi
Oksitosin
16
2.5 Persalinan Normal
17
2.6 Sectio Caesarea
19
2.6.1
Definisi
19
2.6.2
Indikasi
19
2.7 ASI Eksklusif
21
2.7.1
Definisi
21
2.7.2
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Menyusui
Untuk Bayi
23
2.7.3
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kegagalan Menyusui
Untuk Bayi
24
2.7.4
Pengaruh Sectio Caesarea Terhadap ASI
24
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1 Metodologi Penelitian
25
3.1.1
Desain Penelitian
25
3.1.2
Instrumen Penelitian
25
3.1.3
Subjek Penelitian
25
3.1.4
Besar Sampel
25
3.1.5
Analisis Data
26
3.1.6
Tempat dan Waktu
26
3.2 Kerangka Kerja
26
3.3 Identifikasi Variabel
26
3.4 Definisi Operasional
27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil dan Penelitian
28
4.2 Analisis Statistik
29
4.3 Pembahasan
29
BABV SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan
32
5.2
Saran
32
DAFTAR PUSTAKA
33
LAMPIRAN
34
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Menurut Usia, Pekerjaan,
dan Pendidikan
28
Tabel 4.2
Distribusi Pelaksanaan
Sectio Caesarea
terhadap
Keberhasilan ASI Eksklusif
28
Tabel 4.3
Chi-Square Test
Pengaruh
Sectio Caesarea
terhadap
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Anatomi Genitalia Feminina Interna
9
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran I Surat Pernyataan Persetujuan untuk Ikut Serta dalam Penelitian 34
Lampiran II Kuesioner
35
Lampiran III Hasil Penelitian
37
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Persalinan merupakan proses kelahiran bayi. Persalinan terdiri dari persalinan
normal tanpa bantuan alat, persalinan normal dengan bantuan alat (vakum dan
forsep), melahirkan di dalam air atau
water birth
, dan operasi
caesar
(elektif dan
darurat) (Jamaan, 2013). Operasi
caesar
adalah proses kelahiran bayi dengan
melakukan irisan pembedahan yang menembus abdomen (
laparotomi
) dan uterus
(
hiskotomi
) untuk mengeluarkan satu bayi atau lebih (Dewi & Fauzi, 2007)
.
Tindakan ini dilakukan pada gawat janin, jalan lahir tertutup plasenta (plasenta
previa totalis), persalinan macet, ibu mengalami hipertensi (pre-eklampsia), bayi
dalam posisi sungsang atau melintang, serta terjadi perdarahan sebelum proses
persalinan (Jamaan, 2013)
.
Penelitian oleh Wang CP (2013) pada Januari
–
Desember 1999 didapatkan
bahwa dari 2048 kelahiran, 365 (17,8%) dilakukan melalui
Sectio
Caesarea
, dan
pada Januari
–
Desember 2009 didapatkan bahwa dari 1572 kelahiran, 531 (34%)
dilakukan melalui operasi
caesar
(Wang, Tan, Kanagalingam, & Tan, 2013).
Dewi & Fauzi (2007) menyatakan bahwa saat ini banyak persalinan melalui
sectio
caesarea
yang dilakukan tanpa indikasi medis, namun atas dasar memilih tanggal
tertentu atau menghindari nyeri (Dewi & Fauzi, 2007). Tindakan operasi
caesar
yang dilakukan tanpa indikasi medis memiliki beberapa risiko yaitu meningkatkan
komplikasi pernapasan pada bayi, perdarahan, kerusakan organ dalam lainnya
terutama kandung kemih & pembuluh darah uterus, dan menurunkan keberhasilan
pemberian ASI (Kuguoglu, Yildiz, Tanir, & Demirbag, 2012)
seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa pemberian makanan
tambahan lain, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur, atau nasi tim. Pedoman
internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan
pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup
bayi, pertumbuhan, dan perkembangannya. ASI memberikan semua energi dan
gizi (nutrisi) yang dibutuhkan oleh bayi selama 6 bulan pertama setelah
kelahirannya. Pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi tingkat kematian bayi
yang dikarenakan berbagai penyakit menimpanya, seperti diare dan radang
paru-paru, serta mempercepat pemulihan bila sakit dan membantu menjarangkan
kelahiran (Prasetyono, 2012).
Berdasarkan data Susenas tahun 2004-2008 cakupan pemberian ASI eksklusif
di Indonesia berfluktuasi dan cenderung mengalami penurunan. Cakupan
pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan turun dari 62,2% (2007) menjadi
56,2% (2008), sedangkan pada bayi sampai 6 bulan turun dari 28,6% (2007)
menjadi 24,3% (2008) (Fikawati & Syafiq, 2010). Data Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia 1997-2007 memperlihatkan terjadinya penurunan
prevalensi ASI eksklusif dari 40,2% pada tahun 1997 menjadi 39,5% (2003) dan
32% (2007) (Fikawati & Syafiq, 2010). Hasil Riskesdas 2010 menunjukkan
penurunan persentase bayi yang menyusui eksklusif sampai dengan 6 bulan
hanya 15,3% (Badan Penelitian Perkembangan dan Kementrian Kesehatan ,
2010).
Mengingat begitu pentingnya ASI eksklusif bagi bayi maka peneliti tertarik
untuk menganalisis pengaruh
Sectio Caesarea
(SC) terhadap keberhasilan ASI
eksklusif.
1.2
Identifikasi Masalah
1.3
Tujuan Penelitian
Mengetahui
Sectio Caesarea
terhadap keberhasilan ASI eksklusif
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1
Manfaat akademis
Kegunaan bagi penulis untuk meningkatkan pengetahuan mengenai pengaruh
Sectio Caesarea
terhadap keberhasilan ASI eksklusif.
1.4.2
Manfaat praktis
Bagi masyarakat dapat mengetahui pengaruh
Sectio Caesarea
terhadap
keberhasilan ASI eksklusif sehingga dapat bijak dalam memilih metode persalinan.
Serta menyadari manfaat dan pentingnya ASI bagi pertumbuhan bayi.
1.5
Kerangka pemikiran dan hipotesis
1.5.1
Kerangka pemikiran
Pada saat menyusui, bayi menghisap payudara ibu. Selanjutnya, impuls
ini diperlukan kondisi fisik dan mental ibu yang baik, kondisi bayi yang sadar
serta dapat menghisap yang baik (Guyton & Hall, 2007).
Pada
sectio caesarea
, ibu mendapat obat anestesi, ibu mengalami nyeri dan
tidak nyaman akibat proses operasi, sehingga menghambat produksi hormon
oksitosin. Pada
sectio
caesarea
elektif yang dilakukan sebelum persalinan kala II,
kadar hormon prolaktin belum mencapai optimal. Kesemuanya mengganggu
produksi aliran ASI. Bayi juga terpapar anestesi ibu, sehingga kemampuan untuk
sadar penuh dan menghisap adekuat terganggu. Kedua faktor ini menyulitkan
proses menyusui sehingga menurunkan keberhasilan pemberian ASI eksklusif
(Riordan & Wambach, 2010).
1.5.2
Hipotesis
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa
sectio
caesarea
menurunkan keberhasilan ASI eksklusif.
5.2
Saran
1.
Penelitian dilakukan pada populasi yang lebih beragam, jumlah sampel yang
lebih banyak, dan daerah yang lebih besar.
2.
Penelitian dilakukan dengan cara menghilangkan faktor perancu
(faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan ASI eksklusif lainnya).
3.
Penelitian dilakukan dengan memisahkan kategori
sectio caesaria elektif
dan
sectio caesaria emergency.
4.
Meningkatkan pengetahuan mengenai pentingnya persalinan normal yang
dapat meningkatkan keberhasilan ASI eksklusif melalui berbagai seminar,
penyuluhan, konseling dan media.
PENGARUH SECTIO CAESAREA TERHADAP KEBERHASILAN ASI
EKSKLUSIF
THE EFFECTS OF CESAREAN DELIVERY TO THE SUCCESS OF EXCLUSIVE
BREASTFEEDING
Stella Tinia Hasiana
1, July Ivone
2, Nike Rentian
31
Bagian Faal, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha,
2Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen
Maranatha,
3
Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha
Jalan Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia
ABSTRAK
PENGARUH SECTIO CAESAREA TERHADAP KEBERHASILAN ASI EKSKLUSIF
Pemberian ASI eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi. Menurut data Susenas tahun 2004-2008 pemberian ASI eksklusif di Indonesia berfluktuasi dan cenderung mengalami penurunan. Pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan turun dari 62,2% (2007) menjadi 56,2% (2008). Saat ini banyak persalinan melalui sectio caesarea dilakukan tanpa indikasi medis yang dapat menurunkan keberhasilan pemberian ASI.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh sectio caesarea terhadap keberhasilan ASI eksklusif.
Penelitian ini menggunakan desain analitik observasional dengan rancangan penelitian
cross sectional. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, dengan metode pengambilan sampel whole sampling pada ibu pasca melahirkan yang berkunjung ke Poli Anak RSI tanggal 23 Juni sampai 23 Agustus 2014. 111 subjek memenuhi kriteria subjek penelitian yaitu ibu menyusui dengan bayi berusia 6 bulan ke atas.
Dari 23 subjek yang bersalin melalui sectio caesarea, 13 subjek tidak berhasil ASI eksklusif, dan dari 88 subjek yang bersalin normal, 14 subjek tidak berhasil ASI eksklusif. Hasil analisis dengan chi square didapatkan bahwa sectio caesarea menurunkan keberhasilan ASI eksklusif secara sangat signifikan (p < 0,001) dan ood ratio 6,871 kali lebih besar kemungkinan gagal. Sectio caesarea menurunkan keberhasilan ASI eksklusif.
Kata kunci: sectio caesarea, menyusui, ASI Eksklusif
ABSTRACT
The aim of this research is to determine the effect of sectio caesarea in the success of giving exclusive breastfeeding.
The reaseach applies analytic observational design with cross sectional method. Instrument that use in this reseach is questionnare, with whole sampling technique for mothers after labour who came to pediatic room Immanuel Hospital in June 23 – August 23 2014. 111 subjects are meet the criteria. The are breastfeeding mother with a baby from age 6 months and older.
From 23 subject who go labour with sectio caesarea 13 subjects aren’t success with exclusive
breastfeeding, and from 88 subject who get a normal labour, in 14 subject aren’t success with
exclusive breastfeeding, chi square result shows that sectio caesarea decrease the successful of exclusive breastfeeding very significant (p < 0,001) and odd ratio is 6,871 more bigger with fail result.
Sectio caesarea decreases the successful of exclusive breastfeeding.
Keyword: sectio caesarea, breastfeeding, exclusive breastfeeding
PENDAHULUAN
Persalinan merupakan proses kelahiran bayi. Persalinan terdiri dari persalinan normal tanpa bantuan alat, persalinan normal dengan bantuan alat (vakum dan forsep), melahirkan di dalam air atau water birth, dan operasi caesar (elektif dan darurat)1. Operasi caesar adalah proses
kelahiran bayi dengan melakukan irisan pembedahan yang menembus abdomen (laparotomi) dan uterus (hiskotomi) untuk mengeluarkan satu bayi atau lebih2.
Tindakan ini dilakukan pada gawat janin, jalan lahir tertutup plasenta (plasenta previa totalis), persalinan macet, ibu mengalami hipertensi (pre-eklampsia), bayi dalam posisi sungsang atau melintang, serta terjadi perdarahan sebelum proses persalinan1.
Penelitian oleh Wang CP (2013) pada Januari – Desember 1999 didapatkan bahwa dari 2048 kelahiran, 365 (17,8%) dilakukan melalui Sectio Caesarea, dan pada Januari – Desember 2009 didapatkan bahwa dari 1572 kelahiran, 531 (34%) dilakukan melalui operasi caesar3. Dewi &
Fauzi (2007) menyatakan bahwa saat ini banyak persalinan melalui sectio caesarea
yang dilakukan tanpa indikasi medis, namun atas dasar memilih tanggal tertentu atau menghindari nyeri2. Tindakan operasi
caesar yang dilakukan tanpa indikasi medis
memiliki beberapa risiko yaitu
meningkatkan komplikasi pernapasan pada bayi, perdarahan, kerusakan organ dalam lainnya terutama kandung kemih & pembuluh darah uterus, dan menurunkan keberhasilan pemberian ASI4.
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan pertama, utama, dan terbaik bagi bayi, yang bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi. Pemberian ASI eksklusif adalah menyusui bayi secara murni. Bayi hanya diberi ASI tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa pemberian makanan tambahan lain, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur, atau nasi tim. Pedoman
internasional yang menganjurkan
pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup
bayi, pertumbuhan, dan
perkembangannya. ASI memberikan
pemulihan bila sakit dan membantu menjarangkan kelahiran5.
Berdasarkan data Susenas tahun 2004-2008 cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia berfluktuasi dan cenderung
mengalami penurunan. Cakupan
pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan turun dari 62,2% (2007) menjadi 56,2% (2008), sedangkan pada bayi sampai 6 bulan turun dari 28,6% (2007) menjadi 24,3% (2008)6. Data Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia 1997-2007 memperlihatkan terjadinya penurunan prevalensi ASI eksklusif dari 40,2% pada tahun 1997 menjadi 39,5% (2003) dan 32% (2007)6. Hasil Riskesdas
2010 menunjukkan penurunan
persentase bayi yang menyusui eksklusif sampai dengan 6 bulan hanya 15,3%7.
BAHAN DAN CARA
Sampel dipilih menggunakan metode
whole sampling yang dikumpulkan di Poli Anak RS Immanuel selama dua bulan sejak tanggal 23 Juni sampai 23 Agustus pada pukul 8.00-12.00. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner.
ANALISIS DATA
Data yang terkumpul diklasifikasikan sesuai jawaban responden. Selanjutnya, data dianalisis dengan uji hipotesis chi-square, dengan interval kepercayaan 95% (α= 5%).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Menurut Usia, Pekerjaan, dan Pendidikan
Karakteristik responden Persalinan normal Sectio caesarea
Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%)
Usia
<20 5 5,68 1 4,34
20 – 35 72 81,81 19 82,60
>35 11 12,5 3 13,04
Pendidikan
SMP 8 9,09 2 8,69
SMA / sederajat 56 52,27 12 52,17
Diploma 5 5,68 2 8,69
Sarjana 29 32,95 7 30,43
Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga 59 67,04 14 60,86
Wiraswasta 14 15,90 3 13,04
Usia 5 5,68 1 4,34
<20 10 11,36 5 21,73
Tabel 4.2 Distribusi Pelaksanaan Sectio Caesarea terhadap Keberhasilan ASI Eksklusif
GAGAL ASI
EKSKLUSIF
BERHASIL ASI EKSKLUSIF
TOTAL
PERSALINAN CAESAR 13 10 23
PERSALINAN NORMAL 14 74 88
Untuk menentukan apakah terdapat pengaruh yang bermakna antara pelaksanaan Sectio Caesarea dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif, maka dilakukan pengolahan data menggunakan uji Chi-Square dengan taraf signifikan (α) .
Tabel 4.3 Chi-Square Test Pengaruh Sectio Caesarea terhadap Keberhasilan ASI Eksklusif Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 16.339a 1 .000
Continuity
Correctionb 14.207 1 .000
Likelihood Ratio 14.555 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
Association 16.191 1 .000
N of Valid Cases 111
Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan sebagian responden berusia 20-35 tahun
dengan jumlah persalinan normal
sebanyak 72 responden (81,81%) dan
sectio caesarea sebanyak 19 responden (82,60%). Dari data ini didapatkan bahwa sebagian besar responden merupakan Wanita Usia Subur (WUS) yang masih mungkin memiliki keturunan lagi sehingga edukasi WUS merupakan hal yang sangat penting sehingga kehamilan selanjutnya tidak gagal lagi dalam pemberian ASI Eksklusif. Dari segi pendidikan, sebagian besar responden mengenyam pendidikan terakhir SMA dengan persalinan normal sebanyak 46 responden (52,27%) dan
sectio caesarea sebanyak 12 responden (52,17%). Apabila dilihat dari jenis pekerjaan responden, sebagian besar merupakan ibu rumah tangga dengan persalinan normal sebanyak 59 responden (67,04%) dan sectio caesarea sebanyak 14 responden (60,86%).
Dari hasil penelitian pada tabel 4.2 didapatkan dari 23 subjek yang bersalin melalui sectio caesarea, 13 subjek tidak berhasil ASI eksklusif, dan dari 88 subjek yang bersalin normal, 14 subjek tidak berhasil ASI eksklusif sehingga didapatkan total subjek penelitian adalah 111 orang. Hasil analisis dengan chi square didapatkan
bahwa sectio caesarea menurunkan
keberhasilan ASI eksklusif secara sangat signifikan (p < 0,001).
Data tersebut kemudian dianalisis dengan uji Chi-Square untuk melihat pengaruh persalinan caesar terhadap keberhasilan ASI eksklusif seperti tertera pada tabel 4.3. Berdasarkan tabel di atas didapatkan hasil uji Chi Square hitung adalah 16,339 > Chi-Square tabel adalah 3,84 maka Ho ditolak. Jadi terdapat hubungan antara persalinan caesar dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian MD, et al., 2010, dalam penelitiannya disebutkan angka kejadian
menyusui di ruang bersalin secara
signifikan lebih tinggi setelah persalinan pervaginam (71,5%) dibandingkan dengan persalinan caesar (3,5%). Hasil uji dengan
Chi-Square test ditemukan nilai p = 0,001, sehngga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara sectio caesarea dengan pemberian ASI eksklusif8.
Rendahnya pelaksanaan Inisiasi
Menyusui Dini pada persalianan caesar terjadi karena berbagai faktor yaitu adanya pemisahan ibu dan bayi, ketidaknyamanan dan nyeri setelah operasi, ibu sering
mengeluh kelelahan sehingga
memulihkan diri sebelum mampu untuk menggendong dan menyusui bayinya9.
Ketidaknyamanan, nyeri dan kelelahan
merupakan kondisi psikis setelah
persalinan. Produksi ASI sangat
dipengaruhi oleh kondisi psikis tersebut sehingga ibu akhirnya tidak berhasil menyusui dengan baik5. Penelitian di
Swedia menemukan pada hari kedua setelah persalinan caesar, kadar prolaktin dan oksitosin di dalam darah menurun10.
Keberhasilan menyusui ditentukan oleh dua hal yaitu refleks prolaktin dan reflex oksitosin (let down reflex). Refleks
prolaktin didasarkan pada kondisi
kejiwaan ibu yang mempengaruhi
rangsangan hormonal untuk memproduksi ASI. Semakin tinggi tingkat gangguan emosional, semakin sedikit rangsangan hormon prolaktin yang diberikan untuk memproduksi ASI. Ketika bayi mengisap puting payudara ibu, terjadilah rangsangan neurohormonal pada puting susu dan areola ibu. Rangsangan ini diteruskan ke
hypophyse melalui nervus vagus dan ke lobus anterior. Dari lobus itulah akan dikeluarkan hormon prolaktin, yang masuk ke peredaran darah dan sampai di kelenjar-kelenjar pembuat ASI. Kelenjar
tersebut akan terangsang untuk
menghasilkan ASI.
Reflex oksitosin (Let down reflex) berhubungan dengan naluri bayi dalam mencari puting payudara ibu. Bila bayi didekatkan ke payudara ibu maka bayi akan memutar kepalanya (rooting reflex)
ke arah payudara ibu, kemudian
menghisap puting payudara. Selanjutnya, lidahnya akan mendorong air susu yang di produksi di dalam alveoli agar bisa keluar, dan bayi pun dapat meminumnya. Jika ibu mengalami gangguan emosi, maka kondisi itu bisa mengganggu reflex oksitosin (let down reflex) yang berakibat ASI tidak keluar, sehingga bayi tidak mendapatkan ASI dalam jumlah yang cukup, dan bayi
pun akan terus-menerus menangis.
Tangisan bayi membuat ibu semakin
gelisah dan mengganggu proses reflex oksitosin (let down reflex). Semakin tertekan perasaan ibu lantaran tangisan bayi, semakin sedikit ASI yang di keluarkan5.
Salah satu solusi yang dapat
meningkatkan keberhasilan ASI eksklusif jika ibu terinduksi operasi caesar adalah dengan melakukan Inisiasi Menyusui Dini dapat dilakukan pada operasi caesar, apabila operasi caesar dengan pembiusan secara spinal dan ibu tetap sadar, bayi yang
lahir segera dikeringkan tanpa
menghilangkan lemak yang menempel di tubuhnya. Untuk melindungi luka bekas operasi ibu bisa menggunakan bantal sebagai alas tubuh bayi. Letakkan bayi di samping atau bawah ketiak ibu, kemudian ibu dan bayi diselimuti. Bayi kemudian dibiarkan mencari sendiri puting susu ibu, dengan tidak memaksakan meletakkan bayi ke puting susu ibu. Apabila dilakukan pembiusan (anestesi) umum, ayah dapat melakukan kontak kulit dengan bayi saat menunggu ibu selesai operasi.
SIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa sectio caesarea menurunkan keberhasilan ASI eksklusif.
DAFTAR PUSTAKA
1. Jamaan, T. (2013). Panduan Praktis Persalinan Mudah & Nyaman. Jakarta: PT. Onbloss Creative Mandiri.
2. Dewi, Y., & Fauzi, D. A. (2007).
Operasi Caesar Pengantar dari A sampai Z. EDSA Mahkota.
3. Wang, C. P., Tan, W. C.,
Kanagalingam, D., & Tan, H. K. (2013). Why We Do Caesars: A
Comparison of the Trends in
4. Kuguoglu, S., Yildiz, H., Tanir, M. K., & Demirbag, B. C. (2012).
Breastfeeding After a Cesarean
Delivery. 121-160.
5. Prasetyono, D. S. (2012). Buku Pintar ASI Eksklusif . Jogjakarta: DIVA Press. 6. Fikawati, S., & Syafiq, A. (2010).
Kajian Impelentasi dan Kebijakan Air Susu Ibu Eksklusif dan Inisiasi Menyusu Dini di Indonesia . Makara Kesehatan , 18.
7. Badan Penelitian Perkembangan dan Kementrian Kesehatan . (2010 1december). Diunduh 2014 28
-January dari
www.litbang.depkes.go.id/sites/down load/buku_laporan/lapnas_riskesdas2 010/Laporan_riskesdas_2010.pdf 8. Zanardo, V., Svegliado, G., Cavallin,
F., Giustardi, A., Cosmi, E., Litta, P., et al. (2010). Elective Cesarean Delivery: Does It Have a Negative Effect on Breastfeeding? Birth , 37, 275-279.
9. Kuyper, E., Vitta, B., & Dewey, K. (2009). Implications of Cesarean Delivery for Breastfeeding Outcomes
and Strategies to Support
Breastfeeding. Insight , 1-9.
DAFTAR PUSTAKA
ADAM
.
(2013).
Diunduh
Desember
2014,
dari
ADAM
Image:
www.adamimages.com
Badan Penelitian Perkembangan dan Kementrian Kesehatan . (2010
л 1
-december).
Retrieved
2014
л
28
-January
from
www.litbang.depkes.go.id/sites/download/buku_laporan/lapnas_riskesdas2
010/Laporan_riskesdas_2010.pdf
Dewi, Y., & Fauzi, D. A. (2007).
Operasi Caesar Pengantar dari A sampai Z.
EDSA Mahkota .
Fikawati, S., & Syafiq, A. (2010). Kajian Impelentasi dan Kebijakan Air Susu Ibu
Eksklusif dan Inisiasi Menyusu Dini di Indonesia .
Makara Kesehatan
, 18.
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2007).
Buku Ajar Fisiologi Kedokteran
(11th ed.).
Jakarta: EGC.
Jamaan, T. (2013).
Panduan Praktis Persalinan Mudah & Nyaman.
Jakarta: PT.
Onbloss Creative Mandiri.
Kuguoglu, S., Yildiz, H., Tanir, M. K., & Demirbag, B. C. (2012). Breastfeeding
After a Cesarean Delivery. 121-160.
Prasetyono, D. S. (2012).
Buku Pintar ASI Eksklusif .
Jogjakarta: DIVA Press.
Riordan, J., & Wambach, K. (2010).
Breastfeeding and Human Lactation .
Jones
& Bartlett learning .
Roesli, U. (2012).
Panduan Inisiasi menyusu Dini Plus ASI Eksklusif.
Jakarta:
Pustaka Bunda.
Wang, C. P., Tan, W. C., Kanagalingam, D., & Tan, H. K. (2013). Why We Do
Caesars: A Comparison of the Trends in Caesarean Section Delivery over
a Decade.
Wibowo, D. S., & Paryana, W. (2009).
Anatomi Tubuh Manusia.
Singapore:
Elsevier.
Women's Health
. (2014). Retrieved 2014
л 9
-Desember from Webmd:
www.webmdcom/women/picture-of-the-breasts
Zanardo, V., Svegliado, G., Cavallin, F., Giustardi, A., Cosmi, E., Litta, P., et al.
(2010). Elective Cesarean Delivery: Does It Have a Negative Effect on
Breastfeeding?
Birth
, 37
, 275-279.