• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini Terhadap Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini Terhadap Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

iv

ABSTRAK

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP

KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

Wynona Monica Ellsa Wiharja, 2014

Pembimbing 1 : dr.Stella Tinia Hasiana,M.Kes Pembimbing 2 : dr.July Ivone,MKK.MPd Ked

Menyusui memiliki banyak manfaat bagi ibu dan bayi. Bayi yang diberi ASI eksklusif memiliki kemungkinan 14 kali lebih kecil untuk mengalami kematian dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI eksklusif. WHO merekomendasikan agar ibu memberikan ASI kepada bayinya dalam 1 jam setelah kelahiran (inisiasi menyusu dini) untuk mengurangi kematian bayi. Hal ini memastikan bayi mendapatkan kolostrum yang akan meningkatkan daya tahan tubuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian cross-sectional dan metode pengambilan data whole sampling yang berbatas waktu selama 2 bulan di poli anak RS Immanuel dengan subjek penelitian 111 ibu yang memiliki bayi usia 6 bulan ke atas. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang selanjutnya dianalisis menggunakan uji chi-square dengan

interval kepercayaan 95% (α=5%) dan uji odds ratio.

Dari penelitian didapatkan hasil uji chi-square lebih besar dari nilai X tabel yaitu 3,84. Hasil uji odds ratio adalah 14,875.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pelaksaan IMD dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif dan ibu yang menyusui dini cenderung mengalami keberhasilan ASI eksklusif 14,875 kali dibandingkan ibu yang tidak menyusui dini.

(2)

v

ABSTRACT

THE EFFECT OF EARLY INITIATION OF BREASTFEEDING

ON THE SUCCESS OF EXCLUSIVE BREASTFEEDING

Wynona Monica Ellsa Wiharja, 2014 Tutor I : dr.Stella Tinia Hasiana,M.Kes Tutor II : dr.July Ivone,MKK.MPd Ked

Breastfeeding has many benefits for mother and baby. Exclusively breast-fed babies have a 14 times smaller likelihood for death compared with infants who are not breastfed exclusively. WHO recommends that mothers breastfeed their babies in the first hour after birth (early initiation) to reduce infant mortality. This ensures the baby gets colostrum. The purpose of this study was to determine the effect of early initiation of breastfeeding to the success of exclusive breastfeeding. This research is an analytic observational cross-sectional study design and data collection methods are bounded time whole sampling in Immanuel Hospital with research subjects 111 mothers who owns infant aged 6 months and above . Data were collected through questionnaires, and were analyzed using chi-square test with 95% confidence intervals (α = 5%) and odds ratio test.

The results showed that the value of chi-square test was greater than the value of the X table which is 3,84. The result of the odds ratio is 14,875. The conclusion is that there is a significant relationship between the implementation of early initiation of breastfeeding with the success of exclusive breastfeeding and mothers who initiate breastfeeding early tend to experience success in exclusive breastfeeding 14,875 times than mothers who are not.

(3)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

SURAT PERNYATAAN iii

ABSTRAK iv

ABSTRACT v

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR GAMBAR xii

DAFTAR LAMPIRAN xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 2

1.3 Maksud dan Tujuan 2

1.4 Manfaat Penelitian 2

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 3

1.5.1 Kerangka Pemikiran 3

1.5.2 Hipotesis 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi payudara 5

2.1.1 Struktur 5

2.1.2 Vaskularisasi 8

2.1.3 Drainase Limfatik 8

2.1.4 Persarafan 9

2.2 Faal Laktasi 9

(4)

vii

2.2.2 Laktogenesis I 10

2.2.3 Laktogenesis II 10

2.2.4 Laktogenesis III 11

2.2.5 Involusi 11

2.2.6 Hormon yang Mempengaruhi Pembentukan ASI 12

2.3 ASI Eksklusif 13

2.3.1 Definisi ASI Eksklusif 13

2.3.2 Manfaat Menyusui dan Keunggulan ASI 15

2.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan ASI 18

2.3.4 Cara Mencapai ASI Eksklusif 19

2.4 Inisiasi Menyusu Dini 19

2.4.1 Definisi IMD 19

2.4.2 Proses Inisiasi Menyusu Dini 20

2.4.3 Manfaat Inisiasi Menyusu Dini 23

2.4.4 Mitos Penghambat Inisiasi Menyusu Dini 24

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian 27

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 27

3.3 Sampel dan Cara Pemilihan Sampel 27

3.4 Estimasi Besar Sampel 27

3.5 Kriteria Sujek Penelitian 28

3.6 Variabel Penelitian 28

3.7 Definisi Operasional 28

3.8 Teknik Pengolahan Data 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 29

4.2 Analisis Statistik 29

(5)

viii BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan 34

5.2 Saran 34

DAFTAR PUSTAKA 35

LAMPIRAN 37

(6)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Perbedaan Komposisi Kolostrum, Foremilk, dan Hindmilk 15

Tabel 4.1 Distribusi Pelaksanaan IMD terhadap ASI Eksklusif 29

Tabel 4.2 Chi-Square Test Pengaruh IMD terhadap ASI Eksklusif 29

Tabel 4.3 Odds Ratio Test Hubungan IMD dengan Tingkat Keberhasilan ASI

(7)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Macam-macam Bentuk Puting 6

Gambar 2.2 Anatomi Payudara 7

Gambar 2.3 Vaskularisasi Payudara 8

Gambar 2.4 Drainase Limfatik Payudara 9

Gambar 2.5 Diagram Tabel Komposisi ASI Kolostrum, Susu Awal, dan

Susu Akhir 16

Gambar 2.6 Hubungan Pelaksanaan IMD dengan Keberhasilan Menyusui 24

(8)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran I Surat Pernyataan Persetujuan Ikut Serta dalam Penelitian 37

Lampiran II Kuesioner 38

Lampiran III Hasil Penelitian 40

(9)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Menyusui memiliki banyak manfaat bagi kesehatan ibu dan bayi. Bayi yang

diberi ASI eksklusif memiliki kemungkinan 14 kali lebih kecil untuk mengalami

kematian dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI eksklusif (UNICEF,

2013). Namun, Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1997-2007

memperlihatkan terjadinya penurunan prevalensi ASI eksklusif dari 40,2% pada

tahun 1997 menjadi 39,5% dan 32% pada tahun 2003 dan 2007 (Fikawati &

Syafiq, 2010). Hasil Riskesdas 2010 menunjukkan penurunan persentase bayi

yang menyusu eksklusif sampai dengan 6 bulan hanya 15,3%. Sebagian besar

proses menyusui dilakukan pada kisaran waktu 1- 6 jam setelah bayi lahir, tetapi

masih ada 11,1 % yang dilakukan setelah 48 jam (RISKESDAS, 2010).

WHO merekomendasikan agar ibu memberikan ASI kepada bayinya dalam 1

jam setelah kelahiran (inisiasi menyusu dini/IMD) untuk mengurangi kematian

bayi. Hal ini memastikan bayi mendapatkan kolostrum (ASI yang pertama kali

keluar) yang akan meningkatkan daya tahan tubuh (World Health Organization,

2014).

Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan UNICEF yang

merekomendasikan IMD sebagai tindakan ‘penyelamatan kehidupan’, karena

IMD dapat menyelamatkan 22% dari bayi yang meninggal sebelum usia satu

bulan (Maryunani, 2012).

Manfaat IMD secara umum adalah mencegah hipotermia karena dada ibu

menghangatkan bayi dengan tepat selama bayi merangkak mencari payudara, bayi

dan ibu menjadi lebih tenang karena ada kontak antara kulit ibu dan bayi, bayi

yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil menyusui eksklusif dan akan

lebih lama disusui, mendapatkan ASI kolostrum, meningkatkan angka

keselamatan hidup bayi di usia 28 hari pertama kehidupannya (Maryunani, 2012).

(10)

2

Mengingat keterkaitan antara proses inisiasi menyusu dini dengan ASI

eksklusif, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh inisiasi

menyusu dini terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif.

1.2Identifikasi Masalah

- Apakah inisiasi menyusu dini mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif.

- Berapa besar pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap keberhasilan ASI eksklusif.

1.3Maksud dan Tujuan

Dari penelitian ini dapat diketahui pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap

keberhasilan pemberian ASI eksklusif dan seberapa besar pengaruh tersebut, yang

pada gilirannya dapat dipakai sebagai masukan dalam upaya penggalakan

mengenai inisiasi menyusu dini dan ASI eksklusif.

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat Akademis

Menambah wawasan peneliti dan kalangan akademik lain mengenai manfaat

dari inisiasi menyusu dini dan ASI.

Manfaat Praktis

Memberikan informasi kepada masyarakat umum mengenai manfaat dan

(11)

3 1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Inisiasi menyusu dini atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai

menyusu sendiri segera setelah lahir (tanpa boleh ditunda dengan kegiatan

menimbang atau mengukur bayi, bayi tidak boleh dibersihkan, hanya dikeringkan

kecuali tangannya) dimana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri

(tidak disodorkan ke puting susu). Proses ini harus berlangsung skin to skin antara

bayi dan ibu. IMD akan sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI

eksklusif dan lama menyusui. Dengan demikian, bayi akan terpenuhi

kebutuhannya hingga usia 2 tahun, dan mencegah anak kurang gizi (Maryunani,

2012). Cara bayi melakukan IMD ini dinamakan the breast crawl atau merangkak

mencari payudara tanpa adanya intervensi (Roesli, 2012).

Bayi yang diberi kesempatan untuk menyusu dini, hasilnya delapan kali lebih

berhasil ASI eksklusif (Roesli, 2012). Faktor predisposisi kegagalan ASI eksklusif

adalah karena pengetahuan dan pengalaman ibu yang kurang dan ibu tidak

difasilitasi melakukan IMD (Fikawati & Syafiq, 2010).

Pada proses IMD ini terjadi kontak kulit dengan kulit antara ibu dan bayi.

Kontak kulit ke kulit ini meningkatkan produksi hormon oksitosin yang dapat

membantu rahim berkontraksi, mengurangi stress pada ibu, meningkatkan ambang

nyeri, dan merangsang pengaliran ASI dari payudara. Saat bayi diletakkan di dada

ibu, bayi mencium dan merasakan cairan ketuban yang ada di tangannya. Bau ini

sama dengan bau cairan yang dikeluarkan payudara ibu. Bau dan rasa ini akan

membimbing bayi untuk menemukan payudara dan puting susu ibu sehingga pada

proses IMD bayi akan mudah untuk memulai proses menyusu dan akibat isapan

bayi yang optimal akan merangsang peningkatan pelepasan prolaktin dari kelenjar

hipofisis anterior sehingga produksi ASI akan berjalan dengan lancar dan pada

akhirnya mendukung keberhasilan pemberian ASI eksklusif (Roesli, 2012;

(12)

4 1.5.2 Hipotesis

(13)

34 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa

pelaksanaan inisasi menyusu dini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

keberhasilan pemberian ASI eksklusif dan pelaksanaan IMD dapat meningkatkan

keberhasilan ASI eksklusif sebanyak 14,875 kali dibandingkan dengan ibu yang

tidak menyusui dini.

5.2Saran

 Resosialisasi mengenai pentingnya IMD dan hubungannya dengan keberhasilan ASI eksklusif atau menggalakkan kembali program yang

mendukung pelaksanaan IMD.

(14)

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

Stella Tinia Hasiana1, July Ivone2, Wynona Monica Ellsa Wiharja3 1Bagian Faal, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha,

2Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, 3Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha

Jalan Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia

ABSTRAK

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI

TERHADAP KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

Menyusui memiliki banyak manfaat bagi ibu dan bayi. Bayi yang diberi ASI eksklusif memiliki kemungkinan 14 kali lebih kecil untuk mengalami kematian dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI eksklusif. WHO merekomendasikan agar ibu memberikan ASI kepada bayinya dalam 1 jam setelah kelahiran (inisiasi menyusu dini) untuk mengurangi kematian bayi. Hal ini memastikan bayi mendapatkan kolostrum yang akan meningkatkan daya tahan tubuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian cross-sectional dan metode pengambilan data whole sampling yang berbatas waktu selama 2 bulan di poli anak RS Immanuel dengan subjek penelitian 111 ibu yang memiliki bayi usia 6 bulan ke atas. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang selanjutnya dianalisis menggunakan uji chi-square dengan interval kepercayaan 95% (α=5%) dan uji odds ratio.

Dari penelitian didapatkan hasil uji chi-square lebih besar dari nilai X tabel yaitu 3,84. Hasil uji odds ratio adalah 14,875.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pelaksaan IMD dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif dan ibu yang menyusui dini cenderung mengalami keberhasilan ASI eksklusif 14,875 kali dibandingkan ibu yang tidak menyusui dini.

(15)

ABSTRACT

THE EFFECT OF EARLY INITIATION OF BREASTFEEDING ON THE SUCCESS OF EXCLUSIVE BREASTFEEDING

Breastfeeding has many benefits for mother and baby. Exclusively breast-fed babies have a 14 times smaller likelihood for death compared with infants who are not breastfed exclusively. WHO recommends that mothers breastfeed their babies in the first hour after birth (early initiation) to reduce infant mortality. This ensures the baby gets colostrum. The purpose of this study was to determine the effect of early initiation of breastfeeding to the success of exclusive breastfeeding. This research is an analytic observational cross-sectional study design and data collection methods are bounded time whole sampling in Immanuel Hospital with research subjects 111 mothers who owns infant aged 6 months and above . Data were collected through questionnaires, and were analyzed using chi-square test with 95% confidence intervals (α = 5%) and odds ratio test.

The results showed that the value of chi-square test was greater than the value of the X table which is 3,84. The result of the odds ratio is 14,875.

The conclusion is that there is a significant relationship between the implementation of early initiation of breastfeeding with the success of exclusive breastfeeding and mothers who initiate breastfeeding early tend to experience success in exclusive breastfeeding 14,875 times than mothers who are not.

Keywords: breastfeed, early initiation of breastfeeding, exclusive breastfeeding.

PENDAHULUAN

Menyusui memiliki banyak manfaat bagi kesehatan ibu dan bayi. Bayi yang diberi ASI eksklusif memiliki kemungkinan 14 kali lebih kecil untuk mengalami kematian dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi

ASI eksklusif1. Namun, Data Survei

Demografi dan Kesehatan Indonesia 1997-2007 memperlihatkan terjadinya penurunan prevalensi ASI eksklusif dari 40,2% pada tahun 1997 menjadi 39,5% dan 32% pada tahun 2003 dan 20072. Hasil Riskesdas 2010

menunjukkan penurunan persentase bayi yang menyusu eksklusif sampai dengan 6 bulan hanya 15,3%. Sebagian besar proses menyusui dilakukan pada kisaran waktu 1- 6 jam setelah bayi lahir, tetapi masih ada 11,1 % yang dilakukan setelah 48 jam3.

WHO merekomendasikan agar ibu

memberikan ASI kepada bayinya dalam 1 jam setelah kelahiran (inisiasi menyusu dini/IMD) untuk mengurangi kematian bayi. Hal ini memastikan bayi mendapatkan kolostrum (ASI yang pertama kali keluar) yang akan meningkatkan daya tahan tubuh 4.

Pemerintah Indonesia mendukung

kebijakan WHO dan UNICEF yang

merekomendasikan IMD sebagai tindakan

‘penyelamatan kehidupan’, karena IMD

dapat menyelamatkan 22% dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan5.

(16)

kesempatan menyusu dini lebih berhasil menyusui eksklusif dan akan lebih lama

disusui, mendapatkan ASI kolostrum,

meningkatkan angka keselamatan hidup bayi di usia 28 hari pertama kehidupannya5.

pukul 8.00-12.00. Instrumen yang

digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner.

ANALISIS DATA

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik Chi square dengan α = 0,05 dan dengan menggunakan uji odds ratio. Bila nilai X2 > X

tabel, maka H0 ditolak.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.1 Distribusi Pelaksanaan IMD terhadap ASI Eksklusif didapatkan jumlah ibu yang melakukan IMD dan berhasil ASI eksklusif adalah sebanyak 68 orang, jumlah ibu yang melakukan IMD namun gagal ASI eksklusif ada sebanyak 6 orang, jumlah ibu yang tidak melakukan IMD dan berhasil ASI eksklusif ada sebanyak

(17)

Tabel 4.2 Chi-Square Test Pengaruh IMD terhadap ASI Eksklusif

Continuity Correctionb 29.126 1 .000

Likelihood Ratio 30.901 1 .000

disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara pelaksaan IMD dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hafni Van Gobel pada tahun 2013, dalam penelitiannya disebutkan ada hubungan bermakna antara IMD dengan pemberian ASI eksklusif dan salah satu determinan pemberian ASI eksklusif adalah

inisiasi menyusu dini6.

Tabel 4.3 Odds Ratio Test Hubungan IMD dengan Tingkat Keberhasilan ASI Eksklusif

Risk Estimate

Perhitungan odds ratio untuk membandingkan tingkat keberhasilan ASI eksklusif pada ibu yang melakukan IMD dibanding yang tidak IMD memberikan hasil 14,875 (tabel 4.3). Hal ini berarti ibu yang menyusui dini cenderung mengalami keberhasilan ASI eksklusif 14,875 kali dibandingkan ibu yang tidak menyusui dini.

(18)

Hasil penelitian ini mendukung atau

sesuai dengan landasan teori yang

menyebutkan bahwa dengan dilakukannya IMD dapat meningkatkan keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Pada pelaksanaan IMD akan terjadi kontak kulit ke kulit antara ibu dan bayi sehingga bayi dapat memulai merangkak mencari payudara dan sentuhan tangan bayi, emutan, dan jilatan bayi di puting susu dan daerah sekitarnya akan merangsang pengeluaran hormon oksitosin yang berperan dalam pengeluaran ASI dan

memungkinkan bayi menyusu

untuk pertama kalinya, hal ini akan diikuti dengan pengosongan payudara setelah bayi selesai menyusu sehingga terjadi stimulasi produksi ASI yang akan berakibat pada meningkatnya keberhasilan menyusui dan ASI eksklusif 8,9.

SIMPULAN

Dari penelitian yang telah dilakukan

dapat diambil kesimpulan bahwa

pelaksanaan inisasi menyusu dini memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap

keberhasilan pemberian ASI eksklusif dan pelaksanaan IMD dapat meningkatkan keberhasilan ASI eksklusif sebanyak 14,875 kali dibandingkan dengan ibu yang tidak menyusui dini.

DAFTAR PUSTAKA

1. UNICEF. [Online] 2013. [Cited: January 5, 2014.]

http://www.unicef.org/nutrition/index_2482 4.html.

2. Kajian Implementasi dan Kebijakan Air Susu Ibu Eksklusif dan Inisiasi Menyusu Dini di Indonesia. Fikawati, Sandra and Syafiq, Ahmad. 2010, Makara Kesehatan, p. 18.

3. Badan Penelitian Perkembangan dan Kesehatan kementrian Kesehatan.

(2010, December 1). Dipetik

January 5, 2014, dari

www.litbang.depkes.go.id/...riskesd as2010/Laporan_riskesdas_2010.pdf

4. World Health Organization. [Online] 2014. [Cited: January 5, 2014.] http://www.who.int/elena/titles/earl y_breastfeeding/en/.

5. Maryunani, Anik. Inisiasi Menyusu Dini, ASI Eksklusif dan Manajemen Laktasi .

Jakarta : Trans Info Media, 2012.

6. Gobel, H. v., Masni, & Arsin, A. A. (2013). DETERMINAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI WILAYAH KERJA . 5-6.

7. Bate, A. I., Abdullah, A. Z., & Ansar, J. (2014). DETERMINAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA. 4-5.

8. Riordan, J., & Wambach, K. (2010).

Breastfeeding and Human Lactation

(4th ed ed.). Jones & Bartlett learning.

9. Roesli, U. (2012). Panduan Inisiasi menyusu Dini Plus ASI Eksklusif.

Jakarta: Pustaka Bunda.

(19)

35

DAFTAR PUSTAKA

Astutik, R. Y. (2014). Payudara dan Laktasi. Jakarta: Salemba Medika.

Baby Friendly USA. (2012). Diambil kembali dari Baby Friendly USA:

https://www.babyfriendlyusa.org/about-us/baby-friendly-hospital-initiative/the-ten-steps

Badan Penelitian Perkembangan dan Kesehatan kementrian Kesehatan. (2010,

December 1). Dipetik January 5, 2014, dari

www.litbang.depkes.go.id/...riskesdas2010/Laporan_riskesdas_2010.pdf

Bate, A. I., Abdullah, A. Z., & Ansar, J. (2014). DETERMINAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA. 4-5.

Fikawati, S., & Syafiq, A. (2010). Kajian Implementasi dan Kebijakan Air Susu Ibu Eksklusif dan Inisiasi Menyusu Dini di Indonesia. Makara Kesehatan, 18.

Gobel, H. v., Masni, & Arsin, A. A. (2013). DETERMINAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI WILAYAH KERJA . 5-6.

Maryunani, A. (2012). Inisiasi Menyusu Dini, ASI Eksklusif dan Manajemen Laktasi . Jakarta: Trans Info Media.

Moore, K. L., & Agur, A. M. (2006). Essential Clinical Anatomy. Lippincott Williams & Wilkins.

Prasetyono, D. S. (2012). Buku Pintar ASI Eksklusif. Yogyakarta: DIVA Press.

Riordan, J., & Wambach, K. (2010). Breastfeeding and Human Lactation (4th ed ed.). Jones & Bartlett learning.

Roesli, U. (2012). Panduan Inisiasi menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda.

Sastroasmoro, S., & Ismail, S. (2011). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis (4th ed ed.). Sabung Seto.

Subandi, A. (2013, Agustus 28). IDAI. Diambil kembali dari IDAI: http://idai.or.id/public-articles/klinik/asi/1-2-3-menuju-asi-eksklusif.html

(20)

36

Wibowo, D. S., & Paryana, W. (2009). Anatomi Tubuh Manusia. Elsevier.

Wong, D. L., Eaton, M. H., Wilson, D., Winkelstein, M. L., & Schwartz, P. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.

World Health Organization. (2014). Dipetik January 5, 2014, dari http://www.who.int/elena/titles/early_breastfeeding/en/

World Health Organization. (2014, October 23). Diambil kembali dari World

Health Organization:

Gambar

Tabel 4.2  Chi-Square Test Pengaruh IMD terhadap ASI Eksklusif

Referensi

Dokumen terkait

Dilihat dari kandungan asam lemak tidak jenuh yang relatif tinggi, maka minyak biji Kembang Merak sangat berpotensi untuk dikembangkan dalam bidang kosmeik dan pangan.

Oleh karena itu, ketika Departemen Agama mengubah status fakultas cabang menjadi STAIN, maka Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang pun dengan sendirinya berubah

Saat ini banyak remaja di Desa Patoman Kecamatan Pagelaran yang bisa dikatakan kurang berminat pada kesenian tradisional dan kurang mengetahui jenis kesenian

Selain melekat pada produk (ikan kosumsi karang hidup), proses produksi (mulai dari proses penangkapan, pemberokan (pengepakan) ikan dalam keadaan hidup), sampai dengan ikan

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 80 perawat pelaksana menunjukan bahwa motivasi intrinsik (kepuasan = satisfiers) perawat pelaksana tidak baik

Sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan, pusat KTM Mahalona akan menjadi orientasi pengembangan dari Pusat-Pusat SKP sebagai pusat orde 3 (lingkup kabupaten)

Hasil yang penelitian menunjukkan semakin tinggi nilai kerapatan dan berat jenis kayu maka nilai kekuatan tekan maksimum sejajar serat akan semakin tinggi pula kecuali

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa motif penonton televisi di Surabaya dalam menonton acara”Campursari Tambane Ati” di TVRI Jawa Timur. Objek