• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Mutu dan Efisiensi Pengolahan Limbah Cair dengan Menggunakan Metode Aerob dan Metode Kombinasi Anaerob-Aerob di Rumah Sakit Gigi dan Mulut.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Mutu dan Efisiensi Pengolahan Limbah Cair dengan Menggunakan Metode Aerob dan Metode Kombinasi Anaerob-Aerob di Rumah Sakit Gigi dan Mulut."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PERBANDINGAN MUTU DAN EFISIENSI PENGOLAHAN LIMBAH MEDIS CAIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE AEROB DAN METODE KOMBINASI ANAEROB-AEROB DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT Eries Sejahtera, 2015. Pembimbing I : Ignatius Setiawan, drg., MM.

Pembimbing II: Dr. Ahmad Soleh Setiyawan, ST., MT.

Penurunan kualitas lingkungan di Indonesia semakin meningkat, salah satunya disebabkan limbah hasil kegiatan Rumah Sakit. Sehingga perlu dilakukan pengendalian terhadap pembuangan limbah cair yang dihasilkan Rumah Sakit sebelum dibuang ke lingkungan. Limbah Rumah Sakit diolah dengan menggunakan pengolahan biologis yaitu aerob, anaerob atau kombinasi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan mutu hasil pengolahan limbah medis cair dengan metode aerob dan kombinasi anaerob-aerob di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) serta untuk mengetahui jenis pengolahan limbah medis cair yang efisien di RSGM.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat komparasi studi secara pre-test and post-test untuk mengetahui efisiensi pengolahan kedua metode yang digunakan dan data yang diperoleh diuji statistika dengan teknik analisis uji “t” tidak berpasangan dengan α = 0,05 untuk melihat perbedaan yang signifikan.

Hasil penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan dari efisiensi mutu hasil pengolahan limbah medis cair menggunakan metode aerob dan kombinasi anaerob-aerob di RSGM pada parameter BOD dan COD. Efisiensi pengolahan BOD dan COD pada metode aerob memiliki rerata nilai yang lebih baik (63,40%) pada pengolahan BOD dan 67,42% pada pengolahan COD dibandingan dengan metode pengolahan kombinasi anaerob-aerob yang memiliki rerata efisiensi sebesar 42,63 % pada pengolahan BOD dan 54,71% pada pengolahan COD. Namun, baku mutu air limbah setelah diolah dengan metode aerob maupun kombinasi anaerob-aerob sudah memenuhi kriteria (Kep-MENLH No. 58 Tahun 1995) kecuali nilai amoniak.

Pada studi ini dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan dari efisiensi mutu hasil pengolahan limbah medis cair menggunakan metode aerob dan kombinasi anaerob-aerob di RSGM pada parameter BOD dan COD.

(2)

ABSTRACT

QUALITY AND EFFICIENCY COMPARISON OF MEDICAL

WASTEWATER TREATMENT WITH AEROBIC METHOD AND ANAEROBIC-AEROBIC METHOD IN DENTAL HOSPITAL

Eries Sejahtera, 2015. 1st Tutor: Ignatius Setiawan, drg., MM.

2nd Tutor: Dr. Ahmad Soleh Setiyawan, ST., MT.

Environmental degradation in Indonesia is increasing, One of the problems is caused by wastewater produced from hospital activity. Therefore, it is necessary to control the removal of wastewater before discharging into environment. Hospital wastewater generally is treated using biological wastewater treatment under aerobic conditions, anaerobic conditions or combination anaerobic-aerobic.

The research objective was to compare the quality of medical wastewater treatment with aerobic method and anaerobic-aerobic method in dental hospital and observe for efficient method of wastewater treatment in dental hospital.

The Method used in this research was analytical comparative study pre-test and post-test design to determine efficiency of both method processing used and data were statistically analyzed with unpaired sample T-test (α = 0.05) to see a significant difference of the two methods.

Results of this research showed significant difference from quality efficiency of wastewater treatment with aerobic method and anaerobic-aerobic method at dental hospital on parameters BOD and COD. Quality efficiency of BOD and COD was treated with aerobic method had better efficiency 63.40% (BOD) and 67.42% (COD) compared to anaerobic-aerobic method 42.63% (BOD) and 54.71% (COD). However, quality of wastewater was treated with aerobic method and anaerobic-aerobic method meets the standard of the Minister of Environment No. 58 of 1995 except for the value of ammonia.

This research concluded that significant difference from quality efficiency of wastewater treatment with aerobic method and anaerobic-aerobic method at dental hospital on parameters BOD and COD.

(3)

DAFTAR ISI

JUDUL ... ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN PERBAIKAN ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR DIAGRAM ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 4

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Maksud Penelitian ... 4

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

(4)

1.4.2. Manfaat Akademik ... 5

1.5. Kerangka Pemikiran ... 5

1.6. Hipotesis Penelitian ... 8

1.7. Metode Penelitian ... 9

1.8. Tempat dan Waktu ... 9

1.9. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rumah Sakit ... 11

2.1.1. Klasifikasi Rumah Sakit ... 12

2.1.2. Rumah Sakit Gigi dan Mulut ... 13

2.2. Limbah dan Limbah Medis ... 13

2.2.1. Karakteristik Limbah di Rumah Sakit ... 15

2.2.2. Dampak Negatif Limbah Rumah Sakit Bagi Lingkungan ... 17

2.3. Limbah Cair ... 19

2.3.1. Sumber Limbah Cair Rumah Sakit ... 21

2.4. Klasifikasi Pengolahan Limbah Cair Secara Umum ... 21

2.4.1. Tujuan Pengolahan Limbah Cair ... 22

2.4.2. Dampak Pencemaran Air ... 22

2.4.3. Pengolahan Limbah Cair Secara Biologis ... 23

2.4.4. Metode Aerob ... 24

2.4.4.1 Macam-Macam Pengolahan Secara Aerob ... 24

(5)

2.4.5. Metode Kombinasi Anaerob-Aerob ... 27

2.5. Infeksi Nosokomial ... 29

2.6. Peraturan yang Mengatur Tentang Pengolahan Limbah ... 30

2.6.1. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 58 Tahun 1995 ... 31

2.7. Metode Analisis Sampel Air Limbah ... 33

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 37

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 37

3.2.1. Tempat Penelitian ... 37

3.2.2. Waktu Penelitian ... 38

3.3. Variabel Penelitian ... 38

3.4. Parameter Uji ... 39

3.5. Definisi Operasional ... 40

3.6. Alat Dan Bahan ... 41

3.6.1. Alat Saat Prosedur Pengambilan Data ... 41

3.6.2. Bahan Saat Prosedur Pengolahan Data ... 42

3.7. Prosedur Penelitian ... 44

3.8. Pengolahan Data ... 47

3.9. Hipotesis dan Kriteria Uji ... 48

(6)

4.1.1. Hasil Deskriptif Penelitian Pendahuluan ... 49

4.1.2. Hasil Deskriptif Karakteristik BOD ... 51

4.1.3. Hasil Deskriptif Karakteristik COD ... 53

4.1.4. Hasil Deskriptif Karakteristik TSS ... 55

4.1.5. Hasil Deskriptif Karakteristik Total Nitrogen ... 57

4.1.6. Hasil Deskriptif Karakteristik Total Fosfat ... 59

4.1.7. Hasil Deskriptif Baku Mutu Limbah Cair Sesuai Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 58 Tahun 1995 ... 61

4.2. Hasil Analisis Data Uji Statistik ... 62

4.3. Pembahasan ... 63

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ... 69

5.2. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70

LAMPIRAN ... 75

(7)

DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

Tabel 2.1. Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit ... 32

Tabel 3.1. Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit ... 39

Tabel 4.1. Hasil Penelitian Pendahuluan Pengolahan Air Limbah dengan Menggunakan Metode Aerob dengan Waktu Pengambilan 3 Kali ... 49

Tabel 4.2. Hasil Penelitian Pendahuluan Pengolahan Air Limbah dengan Menggunakan Metode Kombinasi Anaerob-aerob dengan Waktu Pengambilan 3 Kali ... 50

Tabel 4.3. Efisiensi Pengolahan BOD ... 51

Tabel 4.4. Efisiensi Pengolahan COD ... 53

Tabel 4.5. Efisiensi Pengolahan TSS ... 55

Tabel 4.6. Efisiensi Pengolahan Total Nitrogen ... 57

Tabel 4.7. Efisiensi Pengolahan Total Fosfat ... 59

Tabel 4.8. Baku mutu limbah cair di RSGM Maranatha dan RSGM UNPAD setelah diolah dengan menggunakan IPAL ... 61

(8)

DAFTAR GAMBAR

No Teks Halaman

Gambar 2.1. Limbah Medis Padat ... 16

Gambar 2.2. Limbah Cair ... 16

Gambar 2.3. Limbah Gas ... 17

Gambar 2.4. Proses Pengolahan Dengan Biofilter Anaerob-aerob ... 29

Gambar 3.1. Instalasi Pengolahan Air Limbah Metode Kombinasi Anaerob-aerob di Rumah Sakit Gigi Mulut Maranatha ... 37

Gambar 3.2. Instalasi Pengolahan Air Limbah Metode Aerob di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Padjajaran ... 38

Gambar 3.3. Tabung Timba dan Tabung Penyimpanan Air Limbah Non-Steril ... 43

Gambar 3.4. Tabung Timba Steril dan Botol Penyimpanan Air Limbah Steril ... 43

Gambar 3.5. Alat Proteksi Diri ... 43

Gambar 3.6. Ph Meter, Termometer dan Oxygenmeter ... 44

(9)

DAFTAR DIAGRAM

No Teks Halaman

Diagram 1.1. Alur Kerangka Pemikiran ... 8

Diagram 2.1. Pengolahan Air Limbah dengan Metode Lumpur Aktif ... 26

Diagram 3.1. Diagram Prosedur Penelitian ... 47

Diagram 4.1. Nilai Inlet dan Outlet BOD pada Metode Aerob ... 52

Diagram 4.2. Nilai Inlet dan Outlet BOD pada Metode Kombinasi Anaerob-aerob ... 52

Diagram 4.3. Nilai Inlet dan Outlet COD pada Metode Aerob ... 54

Diagram 4.4. Nilai Inlet dan Outlet COD pada Metode Kombinasi Anaerob-aerob ... 54

Diagram 4.5. Nilai Inlet dan Outlet TSS pada Metode Aerob ... 55

Diagram 4.6. Nilai Inlet dan Outlet TSS pada Metode Kombinasi Anaerob-aerob ... 55

Diagram 4.7. Nilai Inlet dan Outlet TN pada Metode Aerob ... 56

Diagram 4.8. Nilai Inlet dan Outlet TN pada Metode Kombinasi Anaerob-aerob ... 56

Diagram 4.9. Nilai Inlet dan Outlet TP pada Metode Aerob ... 58

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No Teks Halaman

Lampiran 1 Tabel Hasil Penelitian Pendahuluan ... 75

Lampiran 2 Tabel Hasil Penelitian Inti ... 77

Lampiran 3 Surat Permohonan Pengajuan Pembimbing ... 79

Lampiran 4 Surat Persetujuan Pembimbing Jurusan ... 80

Lampiran 5 Surat Persetujuan Pembimbing Fakultas ... 81

Lampiran 6 Surat Persetujuan Penelitian di RSGM Maranatha ... 82

Lampiran 7 Surat Persetujuan Penelitian di RSGM UNPAD ... 83

Lampiran 8 Hasil Pengujian Statistik ... 84

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di

kota-kota besar, semakin banyak didirikan Rumah Sakit (RS).1 Rumah Sakit sebagai

sarana upaya perbaikan kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan

sekaligus sebagai lembaga pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian memiliki

dampak positif maupun negatif terhadap lingkungannya.2 Saat ini, permasalahan

penurunan kualitas lingkungan di Indonesia semakin meningkat. Penurunan

kualitas lingkungan ini bisa disebabkan oleh limbah hasil kegiatan di Rumah Sakit

yang dibuang tanpa pengolahan yang benar. Diperkirakan secara nasional

produksi limbah padat Rumah Sakit di Indonesia sebesar 376.089 ton/hari dan

produksi limbah cair 48.985,70 ton/hari.3

Limbah secara umum dibagi menjadi suatu zat padat, cair, atau gas yang sudah

tidak digunakan.4 Limbah medis adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan

pelayanan medis, perawatan gigi, veterinary, farmasi, penelitian

pengobatan/perawatan yang menggunakan bahan beracun, infeksius, berbahaya

atau bisa membahayakan.5 Limbah layanan kesehatan mencakup semua hasil

buangan yang berasal dari instalasi kesehatan, fasilitas penelitian dan

laboratorium. Selain itu, limbah layanan kesehatan juga mencakup limbah yang

berasal dari sumber-sumber kecil atau menyebar misalnya limbah hasil perawatan

(12)

2

Sekitar 75% – 90% limbah yang berasal dari instalasi kesehatan merupakan

limbah yang tidak mengandung resiko atau limbah umum dan menyerupai limbah

rumah tangga. Limbah tersebut kebanyakan dari hasil aktivitas administratif dan

kesehatan instalasi. Disamping limbah yang dihasilkan selama pemeliharaan

bangunan instalasi tersebut. Sisanya 10 – 25% merupakan limbah yang dipandang

berbahaya dan dapat menimbulkan berbagai jenis dampak kesehatan.7 Karena itu

perlu dilakukan pengendalian terhadap pembuangan limbah cair yang dibuang ke

lingkungan dengan menetapkan baku mutu limbah cair bagi kegiatan Rumah

Sakit sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan

Hidup Nomor 58 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan

Rumah Sakit.8

Dengan besarnya angka limbah padat maupun cair yang dihasilkan oleh

Rumah Sakit, dapat dibayangkan betapa besarnya kemungkinan potensi limbah

Rumah Sakit mencemari lingkungan serta dalam menyebabkan kecelakaan kerja

dan penularan penyakit jika tidak dikelola dengan baik. Pengelolaan sampah

medis dan non medis Rumah Sakit sangat diperlukan karena hal ini dapat

memutuskan mata rantai penyebaran penyakit menular terutama infeksi

nosokomial.3

Kedokteran Gigi juga memiliki kesempatan untuk membantu melindungi

kebersihan air di lingkungannya dengan cara mengatur pengolahan limbah hasil

kegiatan klinisnya.9 Limbah pelayanan kesehatan gigi dapat diklasifikasikan

menjadi 3 kategori: (1) Limbah infeksius dan potensi infeksius (80,45%), (2)

(13)

3

risiko yang dapat ditimbulkan, penanganan limbah medis dari pelayanan

kesehatan gigi tidak dapat diabaikan.10

Untuk mengolah air yang mengandung senyawa organik seperti pada Rumah

Sakit umumnya digunakan teknologi pengolahan air limbah secara biologis atau

gabungan antara proses biologis dengan proses kimia fisika. Proses-proses biologi

biasanya digolongkan menjadi dua kriteria dasar. Kriteria pertama adalah aktivitas

metabolik yang menandai dua kelas utama, yaitu aerob dan anaerob. Kriteria

kedua adalah reaktor yang membatasi mikroorganisme, ditandai dengan

proses-proses pertumbuhan bakteri yang melekat dan tersuspensi.Proses secara biologis

tersebut dapat dilakukan pada kondisi aerob (dengan udara), kondisi anaerob

(tanpa udara) atau kombinasi anaerob dan aerob.1

Penelitian yang membahas tentang pengolahan limbah cair secara umum

dengan berbagai macam metode mungkin sudah banyak dilakukan. Tetapi belum

ada kajian yang membandingkan pengolahan limbah medis cair dengan

menggunakan metode aerob dan kombinasi anaerob-aerob terutama dalam

penggunaannya di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM). Oleh karena itu

dilakukan penelitian tentang Perbandingan Mutu dan Efisiensi Pengolahan

Limbah Medis Cair dengan Menggunakan Metode Aerob dan Metode Kombinasi

(14)

4

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka beberapa hal dari penelitian ini perlu

diidentifikasikan sebagai berikut:

Apakah terdapat perbedaan yang signifikan dari efisiensi mutu hasil

pengolahan limbah medis cair dengan metode aerob dan kombinasi anaerob-aerob

di RSGM.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka maksud dan tujuan penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinerja pengolahan

limbah medis cair dengan menggunakan metode aerob dan metode kombinasi

anaerob-aerob.

1.3.2 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui perbedaan mutu hasil pengolahan limbah medis cair dengan

menggunakan metode aerob dan kombinasi anaerob-aerob di RSGM.

(15)

5

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara praktis

maupun akademis.

1.4.1 Praktis

Sebagai masukan, sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan dalam

rangka pengelolaan limbah medis cair khususnya yang terkait dengan keputusan

pemilihan desain rancang Instalasi Pengolahan Air Limbah bagi RSGM, Klinik

Kedokteran Gigi, Praktek Dokter Gigi terutama bagi yang ada di Kota Bandung.

1.4.2 Akademis

1. Dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan serta dapat menjadi acuan

untuk penelitian yang sejenis atau penelitian lebih lanjut dan mendalam.

2. Diharapkan menjadi informasi yang dapat menambah perkembangan ilmu

pengetahuan tentang bidang-bidang ilmu kesehatan masyarakat dan

lingkungan khususnya yang berkaitan dengan pengolahan limbah medis cair

di Rumah Sakit Gigi dan Mulut bagi akademisi di bidang Kedokteran Gigi,

Lingkungan maupun masyarakat umum.

1.5 Kerangka Pemikiran

Setiap aktivitas yang dilakukan manusia akan menghasilkan limbah.11

Kegiatan Rumah Sakit mempunyai potensi menghasilkan limbah yang dapat

(16)

6

halnya limbah lain akan mengandung bahan-bahan organik dan anorganik, yang

tingkat kandungannya dapat ditentukan dengan air kotor pada umumnya seperti

BOD, COD, pH, Mikrobiologik dan lain-lain.1 Rumah Sakit perlu membangun

Instalasi Pengolahan Air Limbah yang mampu menghasilkan efluen yang aman

untuk dibuang ke lingkungan dan memenuhi baku mutu.12

Proses aerobik adalah proses yang ditandai dengan adanya molekul oksigen

yang terlarut.13 Pada metode aerob dengan udara (oksigen) akan terjadi perubahan

pada material organik menjadi padatan biologis yang biasanya harus dibuang dari

bak sedimentasi setelah dilakukan pengolahan. Pengolahan aerob biasanya

diawali dengan proses penyaringan material organik dengan menggunakan lumpur

sehingga biaya yang dikeluarkan untuk proses ini biasanya lebih mahal.14 Tipe

proses pengolahan biologi secara aerob yang sering digunakan antara lain

Activated Sludge Process (Proses Lumpur Aktif).15 Pengolahan air limbah secara

lumpur aktif secara umum terdiri dari bak pengendap awal, bak aerasi, dan bak

pengendap akhir serta bak klorinasi untuk membunuh bakteri patogen.

Keunggulan dari proses aerob lumpur aktif adalah dapat mengolah air limbah

dengan beban BOD yang besar, namun tidak memerlukan tempat yang besar.

Beberapa kelemahannya antara lain yakni kemungkinan dapat terjadi bulking pada

lumpur aktifnya, terjadi buih, serta jumah lumpur yang dihasilkan cukup besar.1

Selain pengolahan air limbah secara aerob, terdapat juga proses pengolahan

dengan metode kombinasi anaerob-aerob. Proses pengolahan air limbah dengan

metode kombinasi anaerob-aerob merupakan pengembangan dari proses

(17)

7

proses kombinasi anaerob-aerob terdiri dari beberapa bagian yakni bak pengendap

awal, biofilter anaerob (anoxic), biofilter aerob, bak pengendap akhir, dan jika

perlu dilengkapi dengan bak kontaktor klorin.

Proses kombinasi Anaerob-aerob ini mempunyai beberapa keuntungan yakni:

1. Adanya air buangan yang melalui media kerikil yang terdapat pada biofilter

mengakibatkan timbulnya lapisan lendir yang menyelimuti kerikil atau yang

disebut juga biological film. Air limbah yang masih mengandung zat organik

yang belum teruraikan pada bak pengendap bila melalui lapisan lendir ini

akan mengalami proses penguraian secara biologis. Selain menghilangkan

atau mengurangi konsentrasi BOD dan COD, cara ini dapat juga mengurangi

konsentrasi padatan tersuspensi atau Suspended Solids (SS), deterjen, amonia

dan fosfor.

2. Biofilter juga berfungsi sebagai media penyaring air limbah yang melalui

media ini. Sebagai akibatnya, air limbah yang mengandung suspended solids

dan bakteri E.coli setelah melalui filter ini akan berkurang konsentrasinya.

Sistem kombinasi anaerob-aerob ini sangat sederhana, operasinya mudah dan

tanpa memakai bahan kimia serta sedikit membutuhkan energi. Proses ini

cocok digunakan untuk kapasitas Rumah Sakit yang tidak terlalu besar.

3. Dengan kombinasi proses anaerob-aerob, efisiensi penghilangan senyawa

fosfor menjadi lebih besar bila dibandingankan dengan proses anaerob atau

proses aerob saja. Kondisi aerob, senyawa fosfor terlarut diserap oleh bakteri

atau mikroorganisme dan disintesa menjadi polyphospat dengan

(18)

8

Diagram 1.1 Alur Kerangka Pemikiran

1.6 Hipotesis

Terdapat perbedaan yang signifikan dari efisiensi mutu hasil pengolahan

limbah medis cair dengan metode aerob dan kombinasi anaerob-aerob di RSGM. Rumah Sakit

Limbah Cair

Pengolahan Limbah Cair (IPAL)

ANAEROB-AEROB AEROB

1. Terdiri Dari:

- Bak Pengendapan Awal - Bak Aerasi (Aerob) - Bak Pengendapan Akhir 2. Golongan Biakan Tersuspensi

1. Terdiri Dari:

- Bak Pengendapan Awal - Bak Anoxic (Anaerob) - Bak Aerasi (Aerob) - Bak Pengendapan Akhir 2. Golongan Biakan Melekat

Baku Mutu Pengolahan Limbah Cair

Dilakukan Evaluasi Terhadap Baku Mutu

Didapatkan Jenis Pengolahan yang Lebih Baik

Karena golongan biakan

tersuspensi maka untuk mengolah beban BOD yang besar tidak membutuhkan tempat yang besar.

(19)

9

1.7 Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental lapangan yang bersifat

analitik komparasi studi secara pre-test and post-test design, dimana dilakukan

pengamatan terhadap proses pengolahan limbah cair dan pengujian terhadap mutu

sampel air limbah sebelum dan setelah dilakukan pengolahan yang bertujuan

untuk mengetahui nilai efisiensi pengolahan dan didapatkan perbandingan mutu

hasil pengolahan limbah medis cair dengan menggunakan metode aerob dan

metode kombinasi anaerob-aerob di RSGM.

1.8 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di RSGM Maranatha dan RSGM Universitas

Padjajaran. Untuk pengujian dilakukan di Laboratorium Kualitas Air Teknik

Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB). Dengan waktu penelitian berkisar

antara April 2015 – Oktober 2015

1.9 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa

bab, yaitu:

BAB 1 PENDAHULUAN

Menjelaskan mengenai latar belakang penelitian tentang fenomena pengolahan

limbah medis di Indonesia serta metode pengolahan limbah medis cair secara

(20)

10

penelitian, kerangka pemikiran, metodologi penelitian, hipotesis, tempat dan

waktu penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini menjelaskan teori-teori yang relevan dengan masalah yang diteliti

seperti Rumah Sakit, limbah, limbah medis, limbah medis cair, macam-macam

metode pengolahan limbah medis cair, metode analisis sampel limbah cair serta

peraturan-peraturan yang berhubungan dengan penanganan limbah di Indonesia.

BAB 3 METODE PENELITIAN

Pada bab ini menjelaskan mengenai jenis dari penelitian, waktu dan tempat

penelitian, variable serta parameter uji penelitian, alat dan bahan yang digunakan,

metode penelitian, metode analisis data serta metode uji dari penelitian ini.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian yang diperoleh dan analisis data dengan

uji statistik, pengamatannya dan pembahasan yang membandingkan setiap

parameter dari kedua metode yang digunakan dan perbandingan hasil baku mutu

kedua metode dengan parameter yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri

Lingkungan Hidup Nomer 58 Tahun 1995.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi mengenai kesimpulan yang berisi tentang perbandingan mutu

dan efisiensi pengolahan limbah medis cair dengan metode aerob dan kombinasi

anaerob-aerob di Rumah Sakit Gigi dan Mulut, serta diberikan saran untuk

(21)

69 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Terdapat perbedaan yang signifikan dari efisiensi mutu hasil pengolahan

limbah medis cair dengan menggunakan metode aerob dan kombinasi

anaerob-aerob di RSGM pada parameter BOD dan COD.

5.2Saran

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini memberikan gambaran kondisi

pengolahan yang sesuai untuk limbah di RSGM, walaupun demikian penelitian

yang lebih komprehensif diperlukan, seperti:

1. Penelitian lebih lanjut untuk pengolahan limbah medis cair, terutama untuk

pengolahan yang tepat untuk senyawa amonia dan mencari alternatif

pengolahan senyawa amonia agar hasil baku mutu pengolahan amonia lebih

baik.

2. Penelitian lebih lanjut yang membandingkan dua metode yang berbeda dengan

menggunakan sumber sampel air limbah dari satu titik atau satu rumah sakit

(22)

70

DAFTAR PUSTAKA

1. Asmadi. Pengelolaan Limbah Medis Rumah Sakit. Yogyakarta: Goysen Publishing; 2013: 2-101.

2. Adisasmito W. Sistem Manajement Lingkungan Rumah Sakit. 3rd ed. Jakarta: Rajawali Pers; 2014: 1-199.

3. Agustina Astuti, S.G. Purnama. Community Health: Kajian Pengelolaan

Limbah Di Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) . Jurnal

Community Health; 2014 Jan: 2(1): 12-13.

4. Zarook M. Shareefden. Medical Waste Management and Control. Journal of

Environmental Protection; UEA; 2012 Des: 3: 1625.

5. Gatut Susanta, Hari Sutjahjo. Akankah Indonesia Tenggelam Akibat

Pemanasan Global. Yogyakarta: Niaga Swadaya; 2007: 78.

6. Pruss A, Giroult E, Rushbrook P. Pengelolaan Limbah Layanan Kesehatan. Jakarta: EGC; 2005: 3.

7. Yves C, Jorge E, Ute P, Annette P, Philip R, Ryth S, et al. Safe Management

of Waste from Health – Care Activities. 2nd ed. World Health Organization:

Malta; 2014. 3.

8. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 58 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit.

9. Anonyymous. The Environmentally Responsible Dental Office: A Guide to

Proper Wate Management in Dental Office. Journal Nation Wildlife

Federation and The Vermont State Dental Society; 1997 Jun: 1.

10.Christy Yohana Wulandari, Sukandar. Timbulan dan Komposisi Limbah Medis Pelayanan Kesehatan Gigi Umum Perorangan (Studi Kasus Kota

Bandung). Environmental Engineering - Faculty of Civil and Environmental

Engineering ITB; Bandung: 10.

11.Mega Filliazati, Isna Apriani, Titin Anita Z. Pengolahan Limbah Cair Domestik Dengan Biofilter Aerob Menggunakan Media Bioball Dan Tanaman

Kiambang. Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas

(23)

71

12.Afry Rakhmadany, Mohammad Razif . Desain Alternatif Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Dengan Proses Aerobik , Anaerobik

Dan Kombinasi Anaerobik Dan Aerobik Di Kota Surabaya. Jurusan Teknik

Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS); Pontianak: 1.

13.Sakti A Siregar. Instalasi Pengelolaan Air Limbah. Yogyakarta: Kaninsius; 2005: 23-110.

14.Droste R.L. Theory and Practice of Water and Wastewater Treatment. United State: John Wiley & Sons Inc; 1997: 228.

15.Muljadi, Wusana Agung W, Samun Triyoko, dkk. Penurunan Kadar BOD Limbah Cair Secara Proses Biologi Dengan Tipe Rotating Biological

Contractors (RCBs). Ekuilibrium: Surakarta; 2005 Des: 4(2): 52.

16.Nusa Idaman. Pengelolaan Air Limbah Domestik di DKI Jakarta. Jakarta: Pusat Teknologi Lingkungan; 2008. 307-311.

17.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340 Tahun 2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit.

18.Bambang Hartono. Promosi Kesehatan di Puskesmas & Rumah Sakit. Jakarta: Rineka Cipta; 2010: 56-57

19.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 004 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit.

20.Bambang Hartono. Diskriminasi Harga di RSUD Kabupaten/Kota Untuk

Meningkatkan Pelayanan Bagi Keluarga Miskin. Buletin Penelitian

Kesehatan; 2009: 27(2): 55-56.

21. WHO Hospital Advisory Group Meeting. A review of determinants of

hospital performance. Geneva: World Health Organization; 1994 Apr. 1-3.

22. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159b Tahun 1988 tentang Rumah Sakit.

23. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.

(24)

72

25. P. H. Doraja, Maya Shovitri, N. D Kuswytasari. Biodegredasi Limbah

Domestik dengan Menggunakan Inokulum Alami dari Tanki Septik. Jurnal

Sains dan Seni ITS: Surabaya; 2012 Sept: 1(1): 44-47.

26. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

27. Sri Murni Soenarno. Pengelolaan Limbah. IWF: Banyuwangi; 2011 Jul: 1-3.

28. WHO. Limbah Layanan Kesehatan. Available From: URL:

http://www.who.int/water_sanitation_health/healthcare_waste/en/

29. WHO. Limbah Medis. Available From: URL:

http://www.who.int/topics/medical_waste/en/

30. Solo Pos. Gambar Limbah Padat. Available From: URL:

http://www.solopos.com/2013/08/26

31. Antara News Bengkulu. Gambar Limbah Cair. Available From: URL:

http://bengkulu.antaranews.com/berita/17468

32. Dishut Jatim. Gambar Limbah Gas. Available From: URL:

http://dishut.jatimprov.go.id/artikel2.php?id=13

33. Soehartati Gondhowiardjo. Pengelolaan Limbah Rumah Sakit. Departemen Radioterapi Perjan RSUPN Cipto Mangunkusumo: Jakarta: 41.

34. Dian Windasari, Welly Herumurti. Pengelolaan Limbah B3 Medis Rumah

Sakit Khusus di Surabaya Pusan dan Selatan. Jurusan Teknik Lingkungan

Institur Teknologi Sepuluh Nopember: Surabaya: 1-5.

35. Sri Subekti. Pengaruh dan Dampak Limbah Cair Rumah Sakit Terhadap

Kesehatan Serta Lingkungan. Universitas Pandanaran Semarang: Semarang:

1-2.

36. Muhammad Iqbal, Terunajaya. Evaluasi Pengelolaan Air Limbah Rumah

Sakit. Universitas Sumatra Utara: Medan: 1-5.

37. Nugro Rahardjo. Teknologi Pengelolaan Limbah Cair dengan Proses Fisika. Available From: URL: http://www.kelair.bppt.go.id/Publikasi

38. Duncan Mara, Sandy C. Pemanfaatan Air Limbah dan Ekskreta. Bandung: ITB Bandung; 1994: 118-119.

(25)

73

40. Perdana Ginting. Sistem Pengolahan Lingkungan dan Limbah Industri. Bandung: Yrama Widya; 2007: 115-125.

41. Darmadi. Infeksi Nosokomial. Jakarta: Salemba Medika; 2008.

42.Agnes Anita Rahmawati, R. Azizah. Perbedaan Kadar BOD, COD, TSS dan MPN Coliform pada Air Limbah, Sebelum dan Sesudah Pengolahan di RSUD

Nganjuk. Jurnal Kesehatan Lingkungan; Surabaya: 2005 Jul: 2(1): 97-100.

43.KBBI. Efektifitas. Available From: URL: http://kbbi.web.id/efektifitas

44.Mirah Rejeki, Ari Probandari, Darmanto. Optimisasi Manajemen Pengelolaan Limbah Cair Rumah Sakit Sebagai Upaya Peningkatan Level Higienitas

Rumah Sakit Dan Lingkungan. Simposium Nasional RAPI XIII: Surakarta;

2014: 28-34.

45.Metcalf, Eddy. Wastewater Engineering: Treatment and Reuse. 4th ed. New York: McGraw-Hill Companies: 2003: 186, 1178-1179.

46.Forstner U., Murphy R.J., Rulkens W. H. Wastewater Treatment: Biological

and Chemical Processes. Germany: Springer-Verlag Berlin Heidelberg: 1995:

75-95.

47.Muhammad Lindu. Studi Penyisihan Cod-Organik Pada Tahap Nitrifikasi

Dan Denitrifikasi Dalam Sbr Menggunakan Air Limbah Coklat. Jurnal

Teknologi Lingkungan: Jakarta; 2001 Jan: 2(1): 78-86.

48. I Made Djaja, Dwi Maniksulistya. Gambaran Pengelolaan Limbah Cair di

RUmah Sakit X Jakarta Februari 2006. Makara Kesehatan: Jakarta; 2006 Des:

10(2): 60-64.

49.Febi Kornela Kolibu, Florensia Bertis Tewal. Kualitas Limbah Cair Rumah

Sakit GMIM Bethesda Tomohon. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sam Ratulangi: Manado: 6-10.

50.Badrus Zaman, Endro Sutrisno. Kemampuan Penyerapan Eceng Gondok Terhadap Amoniak Dalam Limbah Rumah Sakit Berdasarkan Umur Dan

Lama Kontak (Studi Kasus: Rs Panti Wilasa, Semarang). Jurnal Presipitasi:

Semarang; 2006 Sept: 1(1): 49-54.

51.Munawir Amansyah, Anwar Daud, Noer Bachry Noor. Studi Kemampuan Tanaman Jerangau (Acorus Calamus) dalam Menurunkan Amoniak (NH3)

dalam Air Limbah Rumah Sakit. Jurnal Kesehatan Universitas Hasanuddin:

(26)

74

52.Nevi Kartika Asih, Ary Susatyo Nugroho, Prasetiyo. Kualitas Coliform dan

Fecal coli pada sumber air bersih di Universitas PGRI Semarang. Semnas

Gambar

Tabel 2.1.
Gambar  2.1.     Limbah Medis Padat ...........................................................
Gambar Limbah

Referensi

Dokumen terkait

Adalah sebuah barcode yang berbentuk pengkodean angka dan sering digunakan pada produk-produk yang memiliki kemasan dengan permukaan yang tidak rata.. Hal ini

Metode kisah merupakan salah satu upaya untuk mendidik murid agar dapat mengambil pelajaran dari kejadian di masa lampau. Apabila kejadian tersebut merupakan

A Szent István király tiszteletére szentelt zágrábi püspökség – 1853 óta érsekség – Szent László király egyházszervező tevékenységének köszönheti 1091–

Salah satu kawasan Tahura WAR yang dapat dijadikan objek eko- wisata adalah Air Terjun Wiyono, terletak di Gunung Betung Register 19, Desa Wiyono Kecamatan Gedong Tataan

Dari latar belakang di atas, peneliti akan mengangkat pokok bahasan berjudul “Analisa Laju Aliran Fluida Pada Skafold model functional degraded structure (FDS)

Teknik Interpretasi foto udara dan citra satelit untuk keperluan rekayasa sudah dimanfaatkan lebih dari tiga dekade, akan tetapi penggunaan citra radar dan metoda radar

Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa pemberian pupuk limbah kulit kopi Arabika berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan relatif, pertambahan biomassa, waktu

Mengapa demikian dilihat dari awal muncul berdirinya administrasi sudah jelas bahwa munculnya adminstrasi bersamaan dengan adanya kelompok manusia yang membentuk satu tujuan