• Tidak ada hasil yang ditemukan

Reza Rosyida M0213076 UNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Reza Rosyida M0213076 UNS"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN NUMERIK PENGARUH DIMENSI PADA PARAMETER BENAHAN SUPERKONDUKTOR TIPE II BERBENTUK PERSEGI PANJANG

Reza Rosyida, Fuad Anwar, Darmanto

Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret

rezarosyida@student.uns.ac.id

ABSTRACT

Numerical study of dimension effect on order parameter of rectangular superconductor type II has been

done. The dimension included 12x12 dimension bases of 4 size variations, 32x32 dimension bases of 3 size variations and 64x64 dimension bases of 4 size variations. The numerical method used is ψU method by applying Time Dependent Ginzburg-Landau equations and the boundary condition. The result showed that the dimension affected order parameter in the superconductor.

Keywords: TDGL equations, the dimension, order parameter

ABSTRAK

Telah dilakukan kajian numerik pengaruh dimensi pada parameter benahan superkonduktor tipe II berbentuk persegi panjang. Dimensi yang diteliti meliputi basis ukuran 12x12 sebanyak 4 variasi ukuran, 32x32 sebanyak 3 variasi ukuran dan 64x64 sebanyak 4 variasi ukuran. Metode numerik yang digunakan merupakan metode ψU dengan menerapkan persamaan Ginzburg-Landau Gayut Waktu dan persamaan syarat batas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi superkonduktor mempengaruhi keadaan parameter benahan dalam superkonduktor.

Kata kunci: persamaan TDGL, dimensi, parameter benahan

PENDAHULUAN

(2)

METODE NUMERIK

Persamaan Ginzburg_Landau Gayut Waktu dapat dituliskan sebagai berikut  

 

i t   t  t t  t t t , ) , ( , , ,

, 2 2

r r r r r A r             (1)                     t t T t t i t t t t i t t ext , , , , 2 , , , , 2 1

, 2 2

r H r A r A r r r r r r A                     (2)

Apabila superkonduktor berada dalam ruang vakum, maka berlaku persamaan syarat batas untuk ψ dan A sebagai berikut

  0

ˆiAψ

n (3)

dan syarat batas medan magnetnya ialah

A

Hext  (4)

Dimana n adalah vektor normal, ψ adalah parameter benahan, A dan Hextadalah vektor potensial dan medan

magnet eksternal. Pada persamaan di atas, r sebagai panjang dinyatakan dalam skala panjang koherensi ξ(T),

t sebagai waktu dinyatakan dalam skala (T)= (T)2/D, ψ dalam 0=((T)/)1/2, A dalam A0=0Hc2(T)(T),

Hext dinyatakan dalam Hc2(T), σ dalam 0=1/(0(T)2D), Hc2(T) adalah medan kritis tinggi, σ adalah

konduktivitas listrik, α(T) and  merupakan koefisien ekspansi, κ(T) sebagai parameter Ginzburg-Landau

dan D sebagai konstanta difusi fenomenologi [1,8].

Penelitian dilakukan dengan menganggap superkonduktor dengan ukuran NxxNy terdiri dari sel-sel ukuran

(grid-grid) ΔxxΔy dan berada dalam ruang vakum (Gambar 1a). Medan magnet eksternal dikenakan pada

superkonduktor secara tegak lurus (Gambar 1b).

(a) (b)

Gambar 1. (a) Superkonduktor terdiri dari grid-grid

(b) Superkonduktor dikenakan medan magner luar secara tegak lurus

HASIL DAN PEMBAHASAN

Simulasi numerik dilakukan dengan menentukan nilai NxxNy seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1, κ=2.00

(3)

Tabel 1. Variasi dimensi superkonduktor

Basis (Nx x Ny) 12x12 32x32 64x64

Nx x Ny

6x24 8x128 8x512

8x18 16x64 16x256

9x16

32x32 32x128

12x12 64x64

Distribusi parameter benahan |ψ| ditunjukkan pada Gambar 2-5 untuk basis dimensi 12x12, Gambar 6-8 untuk basis dimensi 32x32 dan Gambar 9-12 untuk basis dimensi 8-11 dengan harga Hext yang sama untuk

setiap variasi ukuran. Ketika grafik |ψ(x, y)| menunjukkan adanya perubahan warna yang semakin gelap di daerah pinggir superkonduktor menunjukkan bahwa medan magnet luar (Hext) mulai memasuki

superkonduktor. Pada harga Hext tertentu terlihat adanya lingkaran-lingkaran hitam yang muncul. Hal ini

menunjukkan bahwa medan magnet mulai memasuki superkonduktor dan terkuantisasi membentuk vorteks. Ketika grafik permukaan |ψ(x, y)| berwarna hitam, superkonduktor dinyatakan dalam keadaan normal atau sifat superkonduktivitasnya menghilang. Sesuai dengan penelitian-penelitian sebelumnya[8-12], |ψ(x, y)| memiliki nilai tertinggi ketika Hext berada pada nilai yang rendah dan memiliki nilai terendah ketika Hext

berada pada nilai yang tinggi. Grafik |ψ(x, y)| berwarna putih menunjukkan nilai tertinggi |ψ(x, y)|=1 dan berwarna hitam menunjukkan nilai terendah |ψ(x, y)|=0.

(a) (b) (c) (d) (e) (a) (b) (c) (d) (e) Gambar 2. Grafik |ψ(x, y)| 6x24 (a )Hext=0,10

(b)Hext=0,30 (c) Hext=1,00 (d) Hext=1,50 (e) Hext=2,00

Gambar 3. Grafik |ψ(x, y)| 8x18 (a) Hext=0,10

(b)Hext=0,30 (c) Hext=1,00 (d) Hext=1,50 (e)Hext=2,00

(a) (b) (c) (d) (e) (a) (b) (c) (d) (e) Gambar 4. Grafik |ψ(x, y)| 9x16 (a)Hext=0,10 (b)

Hext=0,30 (c) Hext=1,00 (d) Hext=1,50 (e) Hext=2,00

Gambar 5.Grafik |ψ(x, y)| 12x12 (a) Hext=0,10

(4)

(a) (b) (c) (d) (e) (a) (b) (c) (d) (e) Gambar 6. Grafik |ψ(x, y)| 8x128 (a) Hext=0,10

(b)Hext=0,30 (c) Hext=1,00 (d) Hext=1,50 (e) Hext=2,00

Gambar 7. Grafik |ψ(x, y)| 16x64 (a) Hext=0,10

(b)Hext=0,30 (c) Hext=1,00 (d) Hext=1,50 (e) Hext=2,00

(a) (b) (c) (d) (e) (a) (b) (c) (d) (e) Gambar 8. Grafik |ψ(x, y)| 32x32 (a) Hext=0,10

(b)Hext=0,30 (c) Hext=1,00 (d) Hext=1,50 (e) Hext=2,00

Gambar 9. Grafik |ψ(x, y)| 8x512 (a) Hext=0,10

(b)Hext=0,30 (c) Hext=1,00 (d) Hext=1,50 (e)Hext=2,00

(a) (b) (c) (d) (e) (a) (b) (c) (d) (e) Gambar 10. Grafik |ψ(x, y)| 16x256 (a) Hext=0,10

(b)Hext=0,30 (c) Hext=1,00 (d) Hext=1,50 (e) Hext=2,00

Gambar 11. Grafik |ψ(x, y)| 32x128 (a) Hext=0,10

(b)Hext=0,30 (c) Hext=1,00 (d) Hext=1,50 (e) Hext=2,00

(a) (b) (c) (d) (e)

Gambar 12. Grafik |ψ(x, y)| 64x64 (a) Hext=0,10 (b) Hext=0,30 (c) Hext=1,00 (d) Hext=1,50 (e) Hext=2,00

KESIMPULAN

(5)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Bolech, C., Buscaglia, G. C., & Lopez, A. (1995). Numerical Simulation of Vortex Arrays in Thin Superconducting Films. Phys. Rev. B, 52, 22, R15719-R15722.

[2] Barba-Ortega, J., Gonzalez, J. D. & R. Joya, Miryam. (2012). Numerical solution of The Time-Dependent Ginzburg-Landau Equation for A Superconducting Mesoscopic Disk: Link Variable Method. IOPSCIENCE, 410.

[3] Pascolati, M. C. V, Sardella, E., & Lisboa-Filho, P. N. (2010). Vortex Dynamics in Mesoscopic Superconducting Square of Variable Surface. Physica C, 470, 206-211.

[4] Kato, R., Enomoto, S., & Maekawa, S. (1993). Effect of The Surface Boundary on The Magnetization Process in Type-II Superconductors. Physical Review B, 47.

[5] Anwar, F., Nurwantoro, P., dan Hermanto, A. (2012). Numerical Simulation Of Order Parameter In Anisotropic Superconductor. The Fifth International Symposium on Computational Science (ISCS), 15-16 Mei 2012, Yogyakarta.

[6] Anwar, F. (2015). Kajian Model: Pengaruh Efek Proksimitas dan Efek Tak Isotrop pada Sifat Magnet Superkonduktor Mesoskopik Tipe II. Disertasi, Jurusan Fisika FMIPA UGM.

[7] Muthoharul, J. (2016). Kajian Komputasi Pengaruh Ukuran Superkonduktor terhadap Sifat Magnet Superkonduktor Tipe II. Skripsi S1, Fisika MIPA,Universitas Sebelas Maret.

[8] Winiecki, T., & Adam, C. S. (2002). A Fast Semi-Implicit Finite-Difference Method for the TDGL Equations. Journal of Computational Physics, 179, 217-139.

[9] Buscaglia, G. C., Bolech, C., & Lopez, A. (2000). A Fast Semi-Implicit Finite Difference Method for the TDGL Equations. Journal of Computational Physics, 179, 127-139.

[10] Harsojo, Nurwantoro, P., & Muslim. (2004). Numerical Simulation of Vortex Dynamics in Superconductor with Using Time Dependent Ginzburg-Landau Equations. Indonesian Journal of Physics, 15, 19-23.

[11] Barba, J. J., de Souza Silva, C. C., Cabral, L. R. E., & Aguiar, J. A. (2008). Flux Trapping and Paramagnetic Effects in Superconducting Thin Films: The Role of de Gennes Boundary Conditions.

Physica C, 468, 718-721.

Gambar

Gambar 1. (a) Superkonduktor terdiri dari grid-grid
Gambar 2. Grafik |ψ(x, y)| 6x24 (a )Hext=0,10
Gambar 12. Grafik |ψ(x, y)| 64x64 (a) Hext=0,10 (b) Hext=0,30 (c) Hext=1,00 (d) Hext=1,50 (e) Hext=2,00

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini disebabkan karena isteri meru- pakan penanggungjawab pekejaan reproduktif (kerumahtanggaan) yang membutuhkan waktu lebih banyak. Pekerjaan rumah tangga

1) Motivasi Instrinsik yaitu tujuan yang ingin dicapai terkandung dalam perbuatan belajar. Dalam belajar telah terkandung tujuan menambah pelajaran, misalnya

Dari analisis data tersebut dapat diketahui bahwa kecepatan kereta lebih berpengaruh terhadap besarnya nilai frekuensi natural dan percepatan getaran dibanding dengan

27 - LUMADAN ABDUL RAHMAN BIN MD YAKUB PKR LAYAK BERTANDING DATUK KAMARLIN BIN OMBI BN LAYAK BERTANDING JAMAIN BIN SARUDIN SAPP LAYAK BERTANDING MOHD JAAFAR

Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur bagi Allah Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan nikmat sehat, iman, islam, dan ihsan sehingga penulis dapat

penggunaan CD interaktif sebagai media pembelajaran juga memiliki kelebihan diantaranya pembelajaran lebih menarik, objek/konsep yang bersifat abstrak dapat