• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT HAMUDHA PRIMA MEDIA BOYOLALI TAHUN 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT HAMUDHA PRIMA MEDIA BOYOLALI TAHUN 2009"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN PENGALAMAN

KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. HAMUDHA

PRIMA MEDIA BOYOLALI

TAHUN 2009

Skripsi

Oleh :

ANDI BASUKI

NIM K7405025

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN

PENGALAMAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

PT.HAMUDHA PRIMA MEDIA BOYOLALI

TAHUN 2009

Oleh :

A N D I B A S U K I

NIM : K 7405025

S K R I P S I

Ditulis dan Diajukan Guna Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan

Administrasi Perkantoran Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(3)

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

(4)

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Masaran sragen dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : ... Tanggal : ...

Tim Penguji Skripsi :

Nama terang Tanda tangan

Ketua : Dra. C Dyah SI, M. Pd 1………

Sekretaris : Dra. Patni Ninghardjanti, M.Pd 2………....

Anggota I : Drs. Sutaryadi, M.Pd 3………

Anggota II : Dra. Tri Murwaningsih, M.Si 4………....

Disahkan Oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Dekan,

(5)

ABSTRAK

ANDI BASUKI. PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN PENGALAMAN

KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT HAMUDHAPRIMAMEDIA BOYOLALI TAHUN 2009. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNS, Januari 2010.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) ada tidaknya pengaruh yang signifikan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja karyawan, (2) ada tidaknya pengaruh yang signifikan Pengalaman Kerja terhadap Kinerja karyawan, (3) ada tidaknya pengaruh yang signifikan Gaya Kepemimpinan dan Pengalaman Kerja secara bersama-sama terhadap Kinerja karyawan. Penelitian ini mengambil lokasi di PT Hamudha Prima Media Boyolali.

Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian, maka metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan bentuk kuantitatif. Penelitian dilakukan di PT Hamudha Prima Media Boyolali. Populasi dalam penelitian ini adalah 150 orang. Sampel yang digunakan sebanyak 30 karyawan yang diambil dengan teknik proporsional random sampling. Teknik pengumpulan data untuk variabel Gaya Kepemimpinan, Pengalaman Kerja, dan Kinerja karyawan menggunakan teknik angket. Sedangkan teknik analisis datanya menggunakan analisis regresi ganda dengan dua predictor (variabel bebas) dan satu kriterium (variabel terikat).

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan (1) ada pengaruh yang signifikan Gaya Kepemimpinan (X1) terhadap Kinerja Karyawan (Y) di PT Hamudha Prima Media Boyolali tahun 2009, karena rhitung lebih besar rtable atau 0,436 > 0,361 pada taraf signifikansi 5%. (2) ada pengaruh yang signifikan Pengalaman Kerja (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y) di PT Hamudha Prima Media Boyolali tahun 2009, karena rhitung lebih besar rtabel atau 0,399 > 0,361 pada taraf signifikansi 5%. (3) ada pengaruh yang signifikan Gaya Kepemimpinan dan Pengalaman Kerja terhadap Kinerja karyawan di PT Hamudha Prima Media Boyolali tahun 2009, karena Fhitung lebih besar dari Ftabel atau 5,844 > 3,35pada taraf signifikansi 5%. Sumbangan relatif (SR %) gaya kepemimpinan (X1) terhadap kinerja karyawan (Y) sebesar 55,30% dan sumbangan relatif (SR %) pengalaman kerja (X2) terhadap kinerja karyawan (Y) sebesar 44,70%. Sedangkan Sumbangan efektif (SE %) gaya kepemimpinan (X1) terhadap kinerja karyawan (Y) sebesar 16,71% dan Sumbangan efektif (SE %) pengalaman kerja (X2) terhadap kinerja karyawan (Y) sebesar 13,50%. Dari persamaan regresi yang diperoleh yaitu 25,430 + 0,334 X1 + 0,543 X2 dapat disimpulkan bahwa rata-rata kinerja karyawan (Y) diperkirakan akan meningkat atau menurun sebesar 0,334 untuk setiap ada peningkatan atau penurunan satu unit gaya kepemimpinan (X1) dan akan mengalami peningkatan atau penurunan sebesar 0,543 untuk setiap ada peningkatan atau penurunan satu unit pengalaman kerja (X2).

=

(6)

MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai

( dari suatu urusan ), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh ( urusan ) yang lain, dan

hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap

( Alam Nasyrah : 6 –8 )

Sesungguhnnya aku bertawakkal kepada Allah, yang tiada daya dan kekuatan

(7)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini kepada :

1. Bapak dan Ibu tercinta, yang tiada hentinya memberikan doa yang tulus, kasih sayang, dukungan dan semangat. 2. “ someone ” yang telah banyak memberi

motivasi dan perhatiannya sehingga skripsi ini selesai.

(8)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. WB

Alhamdulillah puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT, dan rasa bahagia yang tak terhingga karena telah dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. HAMUDHA PRIMA MEDIA BOYOLALI TAHUN 2009”.

Dalam penyusunan skripsi ini peneliti telah berusaha untuk mencurahkan segala kemampuan yang ada dan telah bekerja semaksimal mungkin dengan harapan semoga tulisan ini dapat memenuhi syarat untuk mencapai gelar sarjana. Di samping itu peneliti menyadari bahwa dapat tersusunnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu peneliti tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada yang terhormat :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yan telah memberikan ijin kepada peneliti untuk menyusun skripsi.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK PAP yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.

4. Bapak Drs. Sutaryadi, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan saran sehingga skripsi ini dapat peneliti selesaikan.

5. Ibu Dra. Tri Murwaningsih, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk guna menyelesaikan skripsi ini.

6. Pimpinan PT Hamudha Prima Media Boyolali beserta semua karyawan yang telah memberikan ijin dan membantu peneliti dalam mencari dan mengumpulkan data yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini.

(9)

8. Bapak dan Ibu yang telah memberikan doa yang tulus, semangat, dukungan dan kepercayaan yang diberikan dalam menjalani pilihan hidupku.

9. Brillian Rosy yang selalu menemaniku, yang selalu ada buat aku, selalu memberikan aku semangat dan dorongan untuk menyelesaikan skripsi ini.Terimakasih atas semuanya yang sudah kamu berikan.

10.Teman-teman seperjuangan PAP ’05: Lupin, Evi, Ika, Apris, Deffi, Husna, Lala, Septi, Arum, Iyut, Husna, Lilis, Lis, Fanny, Ima, wina, Linda, Nurul, Vina, Mita, Bayu, Angga, Prima, Rangga, Mahmud, Arif, Adit, Wuri, Panji, Fajar terima kasih atas semuanya, banyak hal yang telah kita lalui bersama dan semuanya akan menjadi kenangan yang indah bersama.

11.Semua pihak yang tidak sempat peneliti sebutkan satu-persatu.

Dengan semua kemampuan yang ada, peneliti berusaha menyajikan skripsi ini dalam bentuk yang sebaik mungkin, namun peneliti menyadari masih banyak kekurangan-kekurangannya. oleh karena itu saran dan kritik sangat diharapkan guna kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Surakarta, Januari 2010

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGAJUAN... ii

HALAMAN PERSETUJUAN... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN ABSTRAK ... v

HALAMAN MOTTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Tinjauan Pustaka ... 7

1. Tinjauan tentang Gaya Kepemimpinan ... 7

2. Tinjauan tentang Pengalaman Kerja ... 13

3. Tinjauan tentang Kinerja ... 15

B. Kerangka Pemikiran... 28

C. Perumusan Hipotesis ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

B. Metode Penelitian ... 32

(11)

D. Teknik Pengumpulan Data ... 39

1. Teknik Angket ... 40

2. Teknik Dokumentasi ... 50

E. Teknik Analisis Data ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 56

A. Deskripsi Data ... 57

1. Gaya Kepemimpinan ... 57

2. Pengalaman Kerja ... 58

3. Kinerja... 58

B. Uji Persyaratan Analisis ... 58

1. Uji Normalitas... 59

2. Uji Linearitas……….. 60

3. Uji Korelasi Sederhana antara X1, X2... 61

C. Pengujian Hipotesis ... 62

1. Hasil Analisis Data………. 62

2. Penafsiran Pengujian Hipotesis……… 64

3. Kesimpulan Pengujian Hipotesis………. 66

D. Pembahasan Hasil Analisis Data ... 67

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN ... 71

A. Simpulan ... 71

B. Implikasi ... 72

C. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA……….. ... 75

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kisi-Kisi Angket Penelitian Lampiran 2. Angket Penelitian

Lampiran 3. Tabulasi Hasil Ujicoba Variabel Gaya Kepemimpinan Lampiran 4. Hasil Uji Validitas Variabel Gaya Kepemimpinan Lampiran 5. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Gaya Kepemimpinan Lampiran 6. Tabulasi Hasil Ujicoba Variabel Kinerja

Lampiran 7. Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Lampiran 8. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kinerja

Lampiran 9. Tabulasi Data Hasil Angket Variabel Gaya Kepemimpinan dan Pengalaman Kerja

Lampiran 10. Tabulasi Data Hasil Angket Variabel Kinerja Lampiran 11. Data Induk Penelitian

Lampiran 12. Tabel Kerja Analisis Data Lampiran 13. Uji Normalitas X1

Lampiran 14. Uji Normalitas X2 Lampiran 15. Uji Normalitas Y

Lampiran 16. Tabel Kerja Uji Linearitas X1 terhadap Y Lampiran 17. Perhitungan Uji Linearitas X1 terhadap Y Lampiran 18. Tabel Kerja Uji Linearitas X2 terhadap Y Lampiran 19. Perhitungan Uji Linearitas X2 terhadap Y Lampiran 20. Perhitungan Uji Independensi

Lampiran 21. Perhitungan Uji Koefisien Korelasi X1 terhadap Y Lampiran 22. Perhitungan Uji Koefisien Korelasi X2 terhadap Y

Lampiran 23. Perhitungan Uji Koefisien Korelasi X1 dan X2 terhadap Y Lampiran 24. Perhitungan Persamaan Regresi Ganda

Lampiran 25. Perhitungan Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Lampiran 26. Tabel Nilai-Nilai r Product Moment

Lampiran 27. Tabel Nilai F

(13)

Lampiran 29. Surat Ijin Penelitian

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam upaya menjalankan usaha, setiap perusahaan baik perusahaan

yang bergerak dalam sektor jasa maupun industri pasti memiliki tujuan yang harus

dicapai dan memberikan arah serta menyatukan unsur-unsur yang terdapat dalam

perusahaan agar mampu bertahan. Untuk mencapai tujuan-tujuan diperlukan

serangkaian kegiatan yang dikenal sebagai proses manajemen, yang terdiri dari

tindakan-tindakan: perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan

pengendalian melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya

lainnya. Sumber daya manusia memegang peranan penting dalam suatu

perusahaan, karena sumber daya manusia selalu berperan aktif dan dominan

dalam setiap kegiatan perusahaan dimana manusia menjadi perencana, pelaksana,

serta penentu terwujudnya tujuan perusahaan.

Tindakan-tindakan manajemen tersebut satu sama lain saling berkaitan

dan merupakan tugas setiap pemimpin untuk mengatur sumber daya yang ada di

dalamnya untuk melaksanakan berbagai pekerjaan dalam rangka pencapaian

tujuan perusahaan. Seperti yang dikatakan oleh Kartono (2006 : 108) “Pemimpin

harus mampu memberikan motivasi yang baik kepada anak buahnya, salah

satunya agar dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerjanya. Pemimpin

yang baik bukan hanya mengarahkan, memberikan perintah-perintah kepada

bawahannya, namun juga harus mampu membuat bawahan untuk melakukan

pekerjaan-pekerjaan”. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa posisi pimpinan

adalah penting dalam suatu organisasi.

Oleh karena itu kepemimpinan merupakan masalah pokok dalam

kepengurusan perusahaan dan sangat menentukan berhasil tidaknya kegiatan

manajemen. PT Hamudha Prima Media merupakan perusahaan swasta yang

bergerak di bidang jasa, dimana perusahaan tersebut dituntut untuk memiliki

manajemen yang handal, karena manajemen sangat memegang peranan penting di

dalam suatu perusahaan. Menurut Hasibuan (2003:1) menyebutkan bahwa:

(15)

2

“Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai

tujuan tertentu”. Pada organisasi kecil permasalahan yang berhubungan dengan

fungsi manajemen tidak terlalu rumit. Namun apabila perusahaan itu telah tumbuh

menjadi besar, akan mengakibatkan semakin luasnya kegiatan-kegiatan

perusahaan tersebut.

Dengan kata lain semakin besar suatu perusahaan, maka semakin

kompleks masalah yang dihadapi dalam bidang manajemennya. Kompleksitas

masalah yang dihadapi manajemen akan mengakibatkan meningkatnya kebutuhan

akan pimpinan yang memiliki kualitas tinggi, yang dapat mengarahkan

karyawan-karyawan untuk meningkatkan kinerja dalam rangka pencapaian tujuan

perusahaan. Kepemimpinan memiliki peranan penting pada peningkatan kinerja

karyawan. Tanpa kepemimpinan atau bimbingan, hubungan antara tujuan

perorangan dengan tujuan organisasi mungkin menjadi lemah. Kondisi tersebut

dapat menimbulkan situasi dimana individu bekerja untuk mencapai tujuan

pribadinya, sementara perusahaan menjadi tidak efisien dalam pencapaian yang

sudah direncanakan. Siagian (2003 : 2) menyatakan bahwa ”keberhasilan suatu

organisasi baik sebagai keseluruhan maupun berbagai kelompok dalam suatu

organisasi tertentu, sangat tergantung pada mutu kepemimpinan yang terdapat

dalam organisasi itu sendiri”. Pendapat itu mencerminkan betapa besar peran

kepemimpinan dalam suatu organisasi, sehingga seorang pemimpin diharapkan

mempunyai kemampuan untuk memotivasi, mengarahkan, mempengaruhi dan

berkomunikasi dengan bawahannya supaya tujuan organisasi itu bisa tercapai

secara efektif dan efisien.

Ketangguhan suatu perusahaan baik itu pemerintah, bisnis maupun

masyarakat tergantung pada kepemimpinan yang mampu memberikan motivasi

yang benar dan menarik dalam keikutsertaan manajer dan karyawan dalam

pengambilan keputusan. Sehingga mereka memiliki fondasi yang kuat dalam

perusahaan seperti rasa ikut memiliki, rasa ikut bertanggung jawab, dan mawas

diri untuk memberikan yang terbaik baik bagi perusahaannya. Dibalik fondasi

(16)

3

antara lain bahwa: kerja itu ibadah, kerja itu baik, kerja itu kepuasan, kerja itu

menyenangkan, dan kerja itu kebutuhan hidup. Sehingga dalam bekerja karyawan

akan menyadari bahwa ia berhubungan dengan lingkungan tempat kerjanya

sehingga harus menjaga sikap saling menghormati, menyayangi dan sekaligus

bersaing secara sehat.

Dalam melaksanakan fungsi kepemimpinannya, seorang pemimpin

perlu memperhatikan gaya kepemimpinannya karena gaya kepemimpinan

mempunyai peran yang penting dalam mempengaruhi cara kerja pegawai,

penampilan gaya kepemimpinan akan memberikan dampak positif maupun

negatif terhadap kinerja pegawai yang dipimpinnya. Karena kepemimpinan

merupakan kekuatan aspirasional, kekuatan semangat, dan kekuatan moral yang

kreatif, yang mampu mempengaruhi para anggota untuk mengubah sikap,

sehingga mereka dapat bekerja sesuai dengan keinginan pemimpin. Seperti yang

dikemukakan oleh Mitfah Toha (1993:297) bahwa “ gaya kepemimpinan adalah

pola perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba

mempengaruhi perilaku orang lain”.

Seorang pemimpin juga harus dapat mempelajari karakter pegawainya

sehingga dapat mengevaluasi dirinya dan mengetahui apakah gaya

kepemimpinannya telah sesuai dengan kemauan, kemampuan maupun harapan

pegawai. Karena gaya kepemimpinan yang sesuai dengan harapan pegawai akan

memberikan peran besar dalam kemajuan suatu organisasi.

Jadi gaya kepemimpinan merupakan salah satu cara bagi seorang

pemimpin untuk menggerakkan bawahannya dalam menjalankan segala aktivitas

perusahaan agar karyawan dapat bekerja dengan baik. Melalui gaya

kepemimpinan, dapat diketahui potensi seorang pemimpin dalam menjalankan

tugas dan kewajibannya sebagai seseorang yang diteladani dan dipatuhi.

Sedangkan salah satu faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja

karyawan adalah pengalaman kerja. Pengalaman kerja didapatkan pada karyawan

yang telah memiliki jam kerja lebih banyak yang diharapkan akan mempunyai

berbagai macam pengalaman dalam memecahkan bermacam-macam persoalan,

(17)

4

didukung oleh Hasibuan (2002 : 55), ”Pengalaman kerja seorang pelamar

hendaknya mendapat pertimbangan utama dalam proses seleksi. Orang yang

berpengalaman merupakan calon karyawan yang siap pakai”. Berbekal

pengalaman tersebut diharapkan tiap-tiap pegawai mempunyai kualitas sumber

daya manusia yang tinggi dalam meningkatkan prestasi kerja lebih tinggi, skill

yang dimiliki pegawai lebih mudah dalam mengerjakan pekerjaan dengan

efisiensi menggunakan alat-alat maupun pikirannya, sehingga diharapkan akan

dapat meningkatkan kemampuan kerja, baik dalam kecepatan kerja maupun dalam

mutu hasilnya.

Skill seseorang dalam melaksanakan tugas dan kegiatannya didapat

seiring dengan masa kerja dibidang yang ditekuni. Keberhasilan pegawai dalam

mencapai prestasi kerja yang tinggi kemungkinan ada hubungannya dengan

pengalaman kerja dari pegawai. Pengalaman kerja merupakan salah satu hal yang

mendasari pegawai dalam melaksanakan tugasnya.

PT Hamudha Prima Media Boyolali memperhatikan keinginan dan

tuntutan ke depan, maka kepemimpinan dan pengalaman kerja yang mampu

meningkatkan kinerja dari karyawan diperlukan dalam setiap usaha kerja sama

karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan. Tujuan perusahaan adalah untuk

dapat memperoleh keuntungan yang maksimal dan mempertahankan perusahaan

agar tetap berproduksi, terlebih pada masa krisis ekonomi seperti sekarang ini

yang menuntut perusahaan agar berusaha mengatasi kesulitan tersebut. Untuk

mencapai tujuan perusahaan sangat dibutuhkan kinerja karyawan yang baik,

dalam hal ini kinerja karyawan PT Hamudha Prima Media Boyolali dalam

mencapai target perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas, maka jelas bahwa dengan gaya

kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi karayawan dan pengalaman kerja

karyawan yang lama dapat meningkatkan kinerja karyawan, maka penulis

terdorong untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “Pengaruh Gaya

Kepemimpinan dan Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT Hamudha

(18)

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dikemukakan

identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Kurang efektifnya pengelolaan sumber daya manusia dan sumber daya lain

yang mendukung dapat menghambat pencapaian tujuan organisasi atau

perusahaan.

2. Sikap pemimpin yang buruk akan menurunkan kinerja karyawan

3. Gaya kepemimpinan yang penerapannya tidak sesuai dengan keadaan

karyawan akan menghambat dalam pencapaian tujuan organisasi.

4. Pemberian motivasi yang kurang akan menurunkan kinerja karyawan dalam

mencapai tujuan perusahaan.

5. Pengalaman kerja yang rendah dapat menurunkan kinerja karyawan sehingga

tujuan perusahaan tidak dapat tercapai.

C. Pembatasan Masalah

Untuk memberikan kemudahan dalam melakukan analisis data yang

diperlukan dalam penelitian ini maka dilakukan batasan masalah yang akan

dirumuskan dalam perumusan masalah. Karena dari kenyataan bahwa banyak hal

yang mempengaruhi kinerja karyawan di antaranya gaya kepemimpinan, tingkat

pendidikan, komunikasi, pengalaman kerja, perilaku pemimpin, motivasi, minat

dan lain sebagainya.

Pada penelitian ini agar lebih terfokus pada suatu masalah maka

diberikan batasan masalah yaitu tentang :

1. Gaya kepemimpinan

2. Pengalaman kerja

3. Kinerja karyawan

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas dan batasan

(19)

6

1. Adakah pengaruh yang signifikan gaya kepemimpinan terhadap kinerja

karyawan PT Hamudha Prima Media Boyolali?

2. Adakah pengaruh yang signifikan pengalaman kerja terhadap kinerja

karyawan PT Hamudha Prima Media Boyolali?

3. Adakah pengaruh yang signifikan gaya kepemimpinan dan pengalaman kerja

secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan PT Hamudha Prima Media

Boyolali?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan

PT Hamudha Prima Media Boyolali.

2. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman kerja terhadap kinerja karyawan PT

Hamudha Prima Media Boyolali.

3. Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan dan pengalaman kerja secara

bersama-sama terhadap kinerja karyawan PT Hamudha Prima Media Boyolali.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian yang akan dilakukan ini adalah

1. Bagi Lembaga / Perusahaan

Hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk bahan pertimbangan dalam

pengambilan kebijaksanaan yang berhubungan dengan gaya kepemimpinan,

pengalaman kerja dan Kinerja Karyawan di perusahaan

2. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan

(20)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Tinjauan tentang Gaya Kepemimpinan

a. Pengertian Kepemimpinan

Sebagaimana telah diketahui, bahwa suatu organisasi tidak mungkin

lepas dari keberadaan seorang pemimpin. Seorang pemimpin dalam organisasi

memegang peran yang sangat penting supaya organisasi dapat berkembang

dan kegiatan yang dilaksanakan lebih terarah, sehingga pencapaian tujuan

dapat diwujudkan. Kata “Kepemimpinan” sebagai terjemahan dari bahasa

inggris “leadership” sering didengar dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tidak sedikit para praktisi mencoba mempelajarinya dan mengupasnya.

Kepemimpinan berasal dari kata “to lead” yang berarti memimpin atau

menunjukkan sedangkan “leader” adalah pemimpin atau orang yang

menunjukkan jalan, dapat pula berarti mengepalai suatu pekerjaan. Jadi

kepemimpinan adalah hal yang berhubungan dengan tuntunan, bimbingan,

menyalurkan jalan untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan.

Menurut T. Hani Handoko (1996: 294), “kepemimpinan adalah

kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar

bekerja mencapai tujuan dan sasaran.”

Definisi tentang kepemimpinan juga disampaikan oleh Mardjiin Syam

dalam Hendiyat Soetopo (1984:2) yang menyatakan kepemimpinan adalah

keseluruhan tindakan guna mempengaruhi serta menggiatkan orang, dalam

usaha untuk mencapai tujuan, atau dengan definisi yang lebih lengkap dapat

dikatakan bahwa kepemimpinan adalah proses pemberian jalan (fasilitas) dari

pada pekerjaan orang lain yang terorganisir dalam organisasi formal guna

(21)

8

Sedangkan menurut Tyson & Jackson (1992: 84), menambahkan bahwa

meskipun kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai pengaruh yang meliputi

transaksi terus-menerus antara pemimpin dan pengikut, yang lain menganggap

bahwa minimal ada 3 kondisi yang perlu dipuaskan apabila kepemimpinan

terjadi yaitu :

1) Pemimpin harus menunjukkan penyebab terjadinya sesuatu.

2) Hubungan antara perilaku pemimpin dan pengaruhnya harus dapat

diamati; serta

3) Harus ada perubahan-perubahan yang riil dalam perilaku anggota

organisasi dan dalam hasil akhir yang berikutnya sebagai konsekuensi tindakan pemimpin.

Kepemimpinan merupakan suatu fungsi yang harus dilaksanakan dalam

suatu organisasi, karena kepemimpinan itulah yang setiap saat mengambil

keputusan tentang hal-hal yang harus dilakukan dalam organisasi. Setiap

organisasi memerlukan kepemimpinan tertentu yang sering berbeda antar satu

organisasi dengan organisasi lainnya. Disamping itu setiap organisasi selalu

mengalami perubahan situsasi dimana setiap situasi memerlukan gaya

kepemimpinan yang berbeda.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan

adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi orang lain

agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran dalam kondisi tertentu.

b. Pengertian Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan seorang pemimpin merupakan hal yang ikut

menentukan keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Dan penerapan gaya

memimpin antara satu organisasi dengan organisasi yang lain berbeda-beda

sesuai dengan kondisi organisasi dan pola kerja anggota organisasi, sehingga

dalam penerapannya gaya kepemimpinan ini akan meningkatkan kinerja para

anggota organisasi.

Ada beberapa pengertian gaya kepemimpinan menurut para ahli.

(22)

9

yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba

mempengaruhi orang lain.

Gaya kepemimpinan menurut Kartini Kartono (2005: 46)

mendefinisikan “gaya kepemimpinan adalah pola-pola perilaku yang

diterapkan seorang pemimpin dalam bekerja dengan melalui orang lain seperti

dipersesipkan orang-orang”. Pola perilaku konsisten yang dimaksud disini

adalah pola-pola yang timbul pada diri orang-orang pada waktu mereka mulai

memberikan tanggapan dengan cara yang sama dalam kondisi yang serupa

dan pola itu membentuk kebiasaan tindakan yang setidaknya dapat

diperkirakan bagi mereka yang bekerja dengan orang-orang.

Sedangkan gaya kepemimpinan menurut pendapat Ranu Pandjojon dan

Husnan (1986: 28) adalah sebagai berikut : “gaya kepemimpinan sebagai pola

tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan

tujuan individu untuk mencapai tujuan tertentu, setiap pemimpin mempunyai

gaya kepemimpinan yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain dan

tidak semestinya suatu gaya lebih baik atau lebih jelek daripada gaya

kepemimpinan yang lainnya”.

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa gaya

kepemimpinan adalah pola perilaku yang dilakukan oleh seseorang pemimpin

pada saat pemimpin tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain agar

bekerja mancapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan

kondisi dan situasi dalam organisasi.

c. Jenis-jenis Gaya Kepemimpinan

Setiap pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda-beda.

Dasar yang digunakan dalam memilih gaya kepemimpinan merupakan tugas

yang harus dilakukan oleh pimpinan. Seorang pimpinan harus mempunyai

kapasitas untuk membaca situasi yang dihadapi dan menyesuaikan gaya

kepemimpinannya sesuai dengan situasi dan kondisi suatu organisasi.

Menurut Heidjrachman dan Suad Husnan (2002:225) secara umum, gaya

(23)

10

1) Gaya kepemimpinan otokratik (The Autocratic Leader)

Menurut tipe ini, pimpinan yang mengambil keputusan dan pimpinan pula yang bertanggungjawab atas keberhasilan tujuan karena pemimpin yang otokrasi menganggap bahwa bawahannya tidak mampu untuk mengarahkan diri mereka sendiri.

2) Gaya kepemimpinan partisipasi (The Participative Leader)

Seorang pemimpin yang partisipasif menjalankan kepemimpinannya melalui konsultasi. Bawahan dilibatkan dalam pengambilan keputusan dengan cara menerima berbagai pendapat dan pemikiran dari bawahan mengenai keputusan yang akan ia ambil. Ia akan mendengarkan dan menerima ide atau pemikiran dari bawahannya sejauh pemikiran tersebut dapat dipraktekkan.

3) Gaya kepemimpinan “kendali bebas” (The Free Rein Leader)

Menurut tipe ini, pemimpin mendelegasikan wewenang untuk mengambil keputusan kepada bawahan. Pemimpin menyerahkan tanggung jawab pelaksanaan pekerjaan kepada bawahan dalam arti pemimpin ingin agar bawahan bisa mengendalikan diri terhadap penyelesaian suatu pekerjaan.

Adapun jenis-jenis gaya kepemimpinan menurut Malayu S. P. Hasibuan

(2005:170) adalah sebagai berikut:

1) Kepemimpinan Otoriter

Kepemimpinan otoriter adalah jika kekuasaan atau wewenang, sebagian besar mutlak tetap berada pada pimpinan. Pengambilan keputusan dan kebijaksanaan hanya ditetapkan sendiri oleh pemimpin, bawahan tidak diikutsertakan untuk memberikan saran, ide dan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan.

2) Kepemimpinan Partisipatif

Kepemimpinan Partisipatif adalah apabila dalam kepemimpinan dilakukan dengan cara persuatif, menciptakan kerjasama yang serasi, menumbuhkan loyalitas, dan partisipasi para bawahan. Pemimpin memotivasi bawahan agar merasa ikut memiliki perusahaan.

3) Kepemimpinan Delegatif

Kepemimpinan delegatif apabila seorang pemimpin mendelegasikan wewenang dengan agak lengkap. Dengan demikian, bawahan dapat mengambil keputusan dan kebijaksanaan bebas atau leluasa dalam melaksanakan pekerjaannya. Pemimpin tidak peduli cara bawahan mengambil keputusan dan mengerjakan pekerjaannya, sepenuhnya diserahkan kepada bawahan.

4) Kepemimpinan Situasional

(24)

11

digunakan terhadap individu atau kelompok tergantung pada tingkat kesiapan orang yang akan dipengaruhi.

Menurut George R. Terry yang dialihbahasakan oleh G.A. Ticoalu,

(2001 : 200-203), terdapat enam (6) tipe gaya kepemimpinan, yaitu:

1) Kepemimpinan Pribadi (Personal Leadership)

Kepemimpinan pribadi dilaksanakan melalui hubungan pribadi. Petunjuk- petunjuk dan dorongan atau motivasi diberikan secara pribadi oleh pihak pimpinan. Tipe ini sering dianut oleh perusahaan-perusahaan kecil, karena kompleksitas tenaga kerja maupun kegiatannya amatlah kecil, sehingga pelaksanaannya mudah dan sangat efektif untuk dilaksanakan.

2) Kepemimpinan Non Pribadi (Non Personal Leadership)

Kepemimpinan jenis ini, segala peraturan dan kebijakan-kebijakan

yang berlaku pada perusahaan melalui bawahan-bawahannya atau

mempergunakan media non pribadi serta kepercayaan-kepercayaan, baik rencana-rencana. Pada tipe ini sangatlah berperan program pendelegasian wewenang.

3) Kepemimpinan Otoritas (Authoritarian Leadership)

Kepemimpinan jenis ini didasarkan atas anggapan bahwa kepemimpinan merupakan suatu hak dan pemimpin bersifat agak kaku.

Tugas-tugas, fasilitas, dan petunjuk-petunjuk diberikan tanpa

mengadakan konsultasi dengan pekerja yang melaksanakan tugas.

4) Kepemimpinan Demokrasi (Democrative Leadership)

Kepemimpinan jenis ini ditandai oleh partisipasi kelompok dan

diproduktifkan opini-opininya. Pihak pimpinan mengajukan tindakan-tindakan tertentu, akan tetapi menunggu persetujuan kelompok dan berusaha memenuhinya.

5) Kepemimpinan Peternalistis (Paternalistic Leadership)

Kepemimpinan tipe ini dicirikan oleh suatu pengaruh yang paternal atau kebapakan dalam hubungan antar pemimpin kelompok, tujuannya untuk melindungi dan memberi arah.

6) Kepemimpinan Bakat (Indigenous Leadership)

(25)

12

Menurut Ishak Arep, Hendri Tanjung, (2003 : 93-94), mengemukakan empat (4) gaya kepemimpinan yang lazim digunakan, antara lain:

1) Democratic leadership

Yakni suatu gaya kepemimpinan yang menitikberatkan kepada kemampuan untuk menciptakan moral dan kemampuan untuk menciptakan kepercayaan.

2) Dictatorial atau Authocratic Leadership

Yakni suatu gaya kepemimpinan yang menitikberatkan kepada

kesanggupan untuk memaksakan keinginannya yang mampu mengumpulkan pengikut- pengikutnya untuk kepentingan pribadinya dan golongannya dengan kesedian untuk menerima segala risiko apapun. 3) Paternalistik Leadership

Yakni bentuk gaya pertama (Democratic) dan kedua (Dictatorial) di atas. Yang pada dasarnya kehendak pemimpin juga harus berlaku, namun dengan jalan atau melalui unsur-unsur demokrasi. Sistem ini dapat diibaratkan “Diktator” yang berselimutkan “Demokratis”.

4) Free Rein Leadership

Yakni salah satu gaya kepemimpinan yang 100% menyerahkan sepenuhnya seluruh kebijaksanaan pengoperasian manajemen sumber daya manusia kepada bawahannya dengan hanya berpegang kepada ketentuan-ketentuan pokok yang ditentukan oleh atasan mereka. Pimpinan disini hanya sekedar mengawasi dari atas dan menerima laporan kebijaksanaan pengoperasian yang dilaksanakan oleh bawahan.

Dari beberapa pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa jenis gaya

kepemimpinan dalam sebuah organisasi adalah

1) Gaya kepemimpinan otoriter

Gaya kepemimpinan otoriter adalah jika kekuasaan atau

wewenang, sebagian besar mutlak tetap berada pada pimpinan. karena

pemimpin yang otokrasi menganggap bahwa bawahannya tidak mampu

untuk mengarahkan diri mereka sendiri.

2) Gaya kepemimpinan Demokratis

Pemimpin memotivasi bawahan agar merasa ikut memiliki

perusahaan dengan cara bawahan dilibatkan dalam pengambilan

keputusan dengan menerima berbagai pendapat dan pemikiran dari

bawahan mengenai keputusan yang akan ia ambil. Ia akan

mendengarkan dan menerima ide atau pemikiran dari bawahannya

(26)

13

3) Gaya kepemimpinan delegatif

Pemimpin menyerahkan tanggung jawab pelaksanaan pekerjaan

kepada bawahan dalam arti pemimpin ingin agar bawahan bisa

mengendalikan diri terhadap penyelesaian suatu pekerjaan Dengan

demikian, bawahan dapat mengambil keputusan dan kebijaksanaan

bebas atau leluasa dalam melaksanakan pekerjaannya.

Gaya Kepemimpinan pada penerapannya dapat memilih salah satu gaya

kepemimpinan atau menggabungkan beberapa gaya kepemimpinan yang

sesuai dengan keadaaan organisasi, sehingga ketepatan pemilihan gaya

kepemimpinan akan meningkatkan efektifitas pencapaian tujuan organisasi.

d. Indikator Gaya Kepemimpinan

Dari uraian diatas tentang gaya kepemimpinan, penulis menyimpulkan

hal yang bisa dijadikan indikator gaya kepemimpinan seorang karyawan

adalah

1) Tingkat komunikasi pimpinan dan bawahan.

2) Tingakat kesediaan atasan untuk mendorong bawahan dalam

mengeluarkan ide dan saran.

3) Tingkat otoritas pimpinan dalam memberikan kebebasan untuk

mengerjakan tugas.

4) Tingkat perhatian pimpinan atas prestasi kerja karyawan.

2. Tinjauan Tentang Pengalaman Kerja

a. Pengertian Pengalaman Kerja

Pengalaman kerja karyawan dalam melaksanakan tugas pada sebuah

organisasi sangatlah penting peranannya. Seorang karyawan yang memiliki

pengalaman kerja lebih banyak tentu akan lebih mengerti apa yang harus

dilakukan ketika menghadapi sebuah masalah yang muncul. Selain itu

karyawan tersebut akan lebih cepat dalam bekerja dan tidak harus beradaptasi

(27)

14

organisasi akan lebih mudah mencapai tujuan organisasi karena didukung oleh

para karyawan yang sudah berpengalaman di bidangnya masing-masing.

Pengalaman kerja menujukan suatu kemampuan atau keterampilan

yang dimiliki seseorang. Seseorang yang sudah memiliki pengalaman kerja

pasti akan lebih mudah untuk memahami suatu pekerjaan yang serupa

daripada orang yang belum memiliki pengalaman. Pernyataan diatas didukung

oleh pernyataan Hariandja (2002 : 120) menyatakan, ” Pengalaman kerja

adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang pernah diduduki sebelumya selama

kurun waktu tertentu.” Selain itu ada pendapat lain menurut Hasibuan (2002 :

55), ”Pengalaman kerja seorang pelamar hendaknya mendapat pertimbangan

utama dalam proses seleksi. Orang yang berpengalaman merupakan calon

karyawan yang siap pakai”.

Pengalaman kerja menurut pendapat Alwi ( 2001 : 717 ) ”Masa kerja

atau pengalaman kerja adalah jangka waktu atau lamanya seseorang bekerja

pada suatu instansi, kantor atau sebagainya”

Banyak perusahaan yang dalam perekrutan tenaga kerjanya dipilih

yang sudah mempunyai pengalaman kerja, karena pengalaman kerja seseorang

dianggap sebagai salah satu kualitas tenaga kerja, sehingga tenaga kerja yang

berpengalaman sangat dibutuhkan dalam dunia usaha. Banyaknya pengalaman

kerja seseorang ditentukan oleh masa kerja atau lamanya seseorang itu

bekerja.

Dari uraian beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

pengalaman kerja adalah tingkat peguasaan pengetahuan serta keterampilan

seseorang yang dapat diukur dari masa kerja seorang. Sehingga semakin lama

seseorang bekerja semakin bertambah pengalamannya terhadap pekerjaannya.

Dengan banyaknya pengalaman kerja yang dimiliki seseorang pekerja maka

orang tersebut akan lebih menguasai pekerjaannya, sehingga dapat

menyelesaikan pekerjaannya dengan baik ini berarti orang tersebut

(28)

15

b. Indikator Pengalaman Kerja

Dari uraian diatas tentang pengalaman kerja, penulis menyimpulkan

hal yang bisa dijadikan indikator pengalaman kerja seorang karyawan adalah

lama kerja atau masa kerja, yaitu pengalaman kerja seorang karyawan pada

jangka waktu tertentu dengan ukuran tahun pada organisasi atau perusahaan

tempat dia bekerja sebelumnya.

3. Tinjauan Tentang Kinerja

a. Pengertian Kinerja

Seperti telah diketahui bahwa perusahaan sebagai bentuk organisasi

dapat hidup karena adanya orang-orang atau sumber daya yang

menggerakannya. Sumber daya manusia yang menggerakan perusahaan

adalah orang-orang sebagai pengikut atau aktor dalam perusahaan tersebut.

Tercapainya tujuan perusahaan hanya dimungkinkan karena upaya para pelaku

yang terdapat pada perusahaan yang bersangkutan, sehingga baik buruknya

kinerja mereka merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan

perusahaan. Baik buruknya kinerja karyawan dapat dilihat dari sejauh mana

para karyawan mampu menyelesaikan wewenang dan tanggungjawab yang

dilimpahkan kepadanya dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya.

Menurut etimologi, kinerja bersumber dari bahasa Inggris, yaitu dari

kata ” performance ” yang berasal dari kata ”to perform” . Menurut Suyadi Prawirosentono (1999:2) menyatakan bahwa :

Performance atau kinerja sebagai hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekolompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan

wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai

tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan

(29)

16

Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2005: 67) istilah kinerja berasal

dari kata Job Performance atau Actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian yang definitif

dikemukakan oleh Anwar Prabu Mangkunegara (2005:67) bahwa ”pengertian

kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Sedangkan pendapat Sadili

Samsudin (2006:159) menyebutkan bahwa ”prestasi kerja adalah tingkat

pelaksanaan tugas yang dapat dicapai oleh seseorang, unit atau divisi dengan

menggunakan kemampuan yang ada dan batasan-batasan yang telah

ditetapkan untuk mencapai tujuan organisasi / perusahaan”.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka penulis menyimpulkan

bahwa kinerja adalah hasil kerja dari suatu aktivitas pekerjaan yang dicapai

oleh seorang atau sekelompok karyawan dalam sebuah organisasi sesuai

dengan standar tingkat keberhasilan yang telah ditentukan sebelumnya pada

jangka waktu tertentu.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Faktor-faktor penentu pencapaian prestasi kerja atau kinerja individu

dalam organisasi menurut A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2005:16-17)

adalah sebagai berikut:

1) Faktor Individu

Secara psikologis, individu yang normal adalah individu yang memiliki integritas yang tinggi antara fungsi psikis (rohani) dan fisiknya (jasmaniah). Dengan adanya integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan fisik, maka individu tersebut memiliki konsentrasi diri yang baik. Konsentrasi yang baik ini merupakan modal utama individu manusia untuk mampu mengelola dan mendayagunakan potensi dirinya secara optimal dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas kerja sehari-hari dalam mencapai tujuan organisasi.

2) Faktor Lingkungan Organisasi

(30)

17

kerja harmonis, iklim kerja respek dan dinamis, peluang berkarier dan fasilitas kerja yang relatif memadai.

Menurut Prawirosentono (1999) kinerja seorang pegawai akan baik,

jika pegawai mempunyai keahlian yang tinggi, kesediaan untuk bekerja,

adanya imbalan/upah yang layak dan mempunyai harapan masa depan. Ada

tiga variabel yang mempengaruhi kinerja, yaitu:

1) Variabel Individu.

Kelompok variabel individu terdiri dari variabel kemampuan dan ketrampilan, latar belakang pribadi dan demografis. Variabel kemampuan dan ketrampilan merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja individu. Sedangkan variabel latar belakang pribadi dan demografis mempunyai pengaruh yang tidak langsung.

2) Variabel Psikologis

Kelompok variabel psikologis terdiri dari variabel persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi. Variabel ini banyak dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial, pengalaman kerja sebelumnya.

3) Variabel Organisasi

Kelompok variabel organisasi terdiri dari variabel sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan.Variabel Imbalan akan berpengaruh terhadap variabel motivasi, yang pada akhirnya secara langsung mempengaruhi kinerja individu. Penelitian Robinson dan Larsen (1990) terhadap para pegawai penyuluh kesehatan pedesaan di Columbia menunjukkan bahwa pemberian imbalan mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap kinerja pegawai dibanding pada kelompok pegawai yang tidak diberi. Menurut Mitchell dalam Timpe (1999), motivasi bersifat individual, dalam arti bahwa setiap orang termotivasi oleh berbagai pengaruh hingga berbagai tingkat. Mengingat sifatnya ini, untuk peningkatan kinerja individu dalam organisasi, menuntut para manajer untuk mengambil pendekatan tidak langsung, menciptakan motivasi melalui suasana organisasi yang mendorong para pegawai untuk lebih propduktif. Suasana ini tercipta melalui pengelolaan faktor-faktor organisasi dalam bentuk pengaturan sistem imbalan, struktur, desain pekerjaan serta pemeliharaan komunikasi melalui praktek kepemimpinan yang mendorong rasa saling percaya.

Dari beberapa pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut:

1) Faktor Individu.

(31)

18

c. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja dalam rangka pengembangan sumber daya manusia

adalah sangat penting artinya. Hal ini mengingat bahwa dalam kehidupan

organisasi setiap orang/pegawai ingin mendapatkan penghargaan dan

perlakuan yang adil dari pemimpin organisasi yang bersangkutan.

Menurut Sondang P. Siagian (2003:41) menekankan bahwa “Penilaian

merupakan upaya pembanding antara hasil yang nyata dicapai setelah satu

tahap tertentu selesai dikerjakan dengan hasil yang seharusnya dicapai untuk

tahap tersebut”. Definisi tersebut menunjuk kepada lima hal yaitu :

1) Penilaian berbeda dengan pengawasan yang sorotan perhatiannya

ditujukkan pada kegiatan operasional yang sedang diselenggarakan, sedangkan penilaian dilakukan setelah satu tahap tertentu dilalui.

2) Penilaian menghasilkan informasi tentang tepat tidaknya semua komponen

dalam proses manajerial, mulai dari tepat tidaknya tujuan hingga pelaksanaan kegiatan pengawasan.

3) Hasil penilaian menggambarakan apakah hasil yang dicapai sama dengan

sasaran yang telah ditentukan, melebihi sasaran atau malah kurang dari sasaran

4) Informasi yang diperoleh dari kegiatan penilaian diperlukan untuk

mengkaji ulang semua komponen proses manajerial sehingga perumusan kembali berbagai komponen tersebut dapat dilakukan dengan tepat.

5) Orientasi penilaian adalah masa depan yang pada gilirannya

memungkinkan organisasi meninkatkan kinerjannya. (Menurut Sondang P. Siagian, 2003:41)

Sedangkan menurut Suyadi Prawirosentono (1999:217) penilaian

kinerja adalah “Suatu proses penilaian formal atas hasil kerja seseorang yang

dilakukan oleh seorang penilai, hasil penilaian harus disampaikan direksi,

atasannya dan kepada karyawan bersangkutan lalu dimasukkan dalam file

dokumen kepegawaian karyawan bersangkutan”.

Menurut B. Siswanto Sastrohadiwiryo (2003:231),” Penilaian kinerja

adalah suatu kegiatan yang dilakukan manajemen/penyedia penilai untuk

menilai kinerja tenaga kerja dengan cara membandingkan kinerja dengan

kinerja atas uraian/deskripsi pekerjaan dalam suatu periode tertentu biasanya

(32)

19

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian kerja

merupakan suatu penilaian tentang kondisi kerja karyawan yang dilaksanakan

secara formal dan dikaitkan dengan standar kerja yang telah ditentukan

perusahaan.

d. Tujuan Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja atau penilaian prestasi kerja dilakukan untuk

memperoleh informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan yang

berkaitan dengan kegiatan manajer Sumber Daya Manusia (SDM) yang lain,

seperti perencanaan SDM, penarikan dan seleksi, pengembangan SDM,

perencanaan dan pengembangan karier, program-program kompensasi,

promosi, demosi, pensiun, dan pemecatan. (Mutiara S. Panggabean,2002:67).

Menurut Hadari Nawawi (2001:248 -251), tujuan penilaian karya atau

penilaian kinerja digolongkan menjadi dua, yaitu:

1) Tujuan Umum

2) Tujuan Khusus

Berikut ini penjelasan dari kedua tujuan tersebut:

1) Tujuan Umum

Ada beberapa tujuan umum penilaian karya antara lain:

a) Penilaian karya bertujuan untuk memperbaiki pelaksanaan pekerjaan para

pekerja, dengan memberikan bantuan agar setiap pekerja mewujudkan dan

mempergunakan potensi yang dimilikinya secara maksimal dalam

melaksanakan misi organisasi/perusahaan melalui pelaksanaan pekerjaan

masing-masing.

b) Penilaian karya bertujuan untuk menghimpun dan mempersiapkan

informasi bagi pekerja dan para manajer dalam membuat keputusan yang

dapat dilaksanakan, sesuai dengan bisnis organisasi/perusahaan di

tempatnya bekerja.

c) Penilaian karya bertujuan untuk menyusun inventarisasi SDM di

(33)

20

mendesain hubungan antara atasan dan bawahan, guna mewujudkan saling

pengertian dan penghargaan dalam rangka mengembangkan

keseimbangan antara keinginan pekerja secara individual dengan sasaran

organisasi/perusahaan.

d) Penilaian karya bertujuan untuk meningkatkan motivasi kerja, yang

berpengaruh pada prestasi para pekerja dalam melaksanak an

tugastugasnya.

2) Tujuan Khusus

Ada beberapa tujuan khusus penilaian karya antara lain:

a) Penilaian karya akan menghasilkan berbagai informasi yang dapat

digunakan untuk melaksanakan berbagai kegiatan seperti melakukan

promosi, menghentikan pelaksanaan peke rjaan yang keliru, menegakkan

disiplin sebagai kepentingan bersama, menetapkan pemberian

penghargaan/balas jasa, dan merupakan ukuran dalam mengurangi atau

menambah pekerja melalui perencanaan SDM.

b) Penilaian karya menghasilkan informasi yang dapat dipergun akan sebagai

kriteria dalam membuat tes yang validitasnya tinggi untuk keperluan

penarikan (recruitment) dan seleksi tenaga kerja.

c) Penilaian karya menghasilkan informasi sebagai umpan balik (feed back)

bagi pekerja atau manajer dalam meningkatkan ef isiensi kerjanya, dengan

memperbaiki kekurangan atau kekeliruannya dalam melaksanakan

pekerjaan.

d) Penilaian karya menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk

menetapkan tujuan dan materi di dalam kurikulum pelatihan tenaga kerja.

e) Penilaian karya memberikan informasi tentang spesifikasi jabatan, baik

menurut pembidangannya maupun berdasarkan penjenjangannya dalam

struktur organisasi/perusahaan. Spesifikasi tersebut dapat membantu

dalam memecahkan masalah organisasi/perusahaan.

Penilaian karya akan meningkatkan komunikasi sebagai usaha

(34)

21

B. Siswanto Sastrohadiwiryo (2003:233) mengemukakan bahwa

penilaian kinerja dilakukan dengan tujuan sebagai:

a) Sumber data untuk perencanaan ketenagakerjaan dan kegiatan

pengembangan jangka panjang bagi perusahaan yang bersangkutan.

b) Nasihat yang perlu disampaikan kepada para tenaga kerja dalam

perusahaan.

c) Alat untuk memberikan umpan balik (feed back) yang mendorong ke arah

kemajuan dan kemungkinan memperbaiki/meningkatkan kualitas kerja

bagi para tenaga kerja.

d) Salah satu cara untuk menetapkan kinerja yang diharapkan dari seorang

pemegang tugas dan pekerjaan.

e) Landasan/bahan informasi dalam pengambilan keputusan pada bidang

ketenagakerjaan, baik promosi, mutasi , maupun kegiatan ketenagakerjaan

lainnya.

f) Standar dalam penentuan tinggi rendahnya kompensasi serta administrasi

bagi tenaga kerja.

Sedangkan menurut Faustino Cardoso Gomes (1997:135 -136) tujuan

penilaian kinerja secara umum dibedakan atas dua macam, yaitu:

a) Untuk mereward performansi sebelumnya (to reward pastperformance).

b) Untuk memotivasikan perbaikan performansi pada waktu yang akan

datang (to motivate future performance improvement) . Dapat disimpulkan bahwa tujuan penilaian kinerja antara lain:

1) Tujuan Umum

a) Untuk memperbaiki pelaksanaan pekerjaan para pekerja.

b) Untuk menghimpun dan mempersiapkan informasi bagi pekerja dan

manajer dalam membuat keputusan.

c) Untuk menyusun inventarisasi SDM guna mewujudkan saling

pengertian dan penghargaan dalam rangka mengem bangkan

keseimbangan antara keinginan pekerja secara individual dengan

sasaran perusahaan.

(35)

22

2) Tujuan Khusus

a) Menghasilkan berbagai informasi yang dapat digunakan untuk

melaksanakan berbagai kegiatan seperti: prom osi, menghentikan

pelaksanaan pekerjaan yang keliru, menegakkan disiplin, menetapkan

pemberian penghargaan, sumber data untuk perencanaan

ketenagakerjaan dan kegiatan pengembangan jangka panjang bagi

perusahaan, menentukan kriteria dalam membuat tes untuk keperluan

penarikan dan seleksi tenaga kerja, sebagai umpan balik bagi pekerja

atau manajer dalam meningkatkan efisiensi kerja, untuk menetapkan

tujuan dan materi di dalam kurikulum pelatihan tenaga kerja, serta

memberikan informasi tentang spesifikasi jab atan yang dapat

membantu memecahkan masalah perusahaan.

b) Meningkatkan komunikasi sebagai usaha mewujudkan hubungan yang

harmonis antara atasan dan bawahan.

e. Standar Penilaian

Dasar penilaian adalah uraian pekerjaan dari setiap individu karyawan

karena dalam uraian pekerjaan inilah ditetapkan tugas dan tanggung jawab

yang akan dilakukan oleh setiap karyawan. Penilai menilai pelaksanaan uraian

pekerjaan tersebut, apakah baik atau buruk, selesai atau tidak, dan apakah

dikerjakan secara efektif atau tidak efektif. Tolok ukur yang akan

dipergunakan untuk mengukur kinerja karyawan adalah standar

Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2002:80 -81) mendefinisikan

standar sebagai berikut:

(36)

23

Definisi mengenai standar yang dikemukakan oleh Malayu S. P.

Hasibuan (2003:93) lebih sederhana yaitu “Secara umum standar berarti apa

yang akan dicapai sebagai ukuran untuk penilaian”.

Tingkatan yang telah dipenuhi oleh suatu kinerja terkadang

digambarkan melalui nilai angka atau nilai verbal, seperti “istimewa” atau

“tidak memuaskan”. Berikut ini menunjukkan istilah -istilah dalam

mengevaluasi kinerja karyawan dalam sebuah standar di suatu perusahaan:

1) Istimewa. Seseorang sangat berhasil pada kriteria pekerjaan sehingga

catatan khusus harus dibuat. Dibandingkan dengan standar yang umum

dan seluruh departemen, peringkat kinerja ini adalah 10 % teratas.

2) Sangat baik. Kinerja pada tingkat ini adalah kinerja yang lebih baik dari

rata-rata di dalam unit, dengan menggunakan standar yang umum dan

hasil dari unit itu.

3) Memuaskan.Kinerja pada tingkat ini adalah pada batas atau sedikit di atas

standar minimal. Tingkat kinerja ini adalah yang diharapkan dari

seseorang yang sudah sangat berpengalaman dan sangat kompeten.

4) Rata-rata. Kinerja berada sedikit di bawah standar minimal dari dimensi

pekerjaan. Namun demikian, tampaknya ada potensi untuk meningkatkan

penilaian dalam jangka waktu yang masuk akal.

5) Tidak memuaskan. Kinerja pada tingkat ini adalah di bawah standar yang

diterima, dan ada pertanyaan serius tentang apakah orang ini mampu

meningkatkan diri untuk memenuhi standar minimal. Menururt (Robert L.

Mathis dan John H. Jack son, 2002:80).

Terdapat bermacam-macam standar untuk menilai kinerja karyawan.

Ada standar yang dapat ditetapkan alat ukurnya dan ada standar yang tidak

dapat ditetapkan alat ukurnya. Malayu S. P. Hasibuan (2003:93) membedakan

standar menjadi dua yaitu:

(37)

24

a) Standar dalam bentuk fisik yang terbagi atas: standar kuantitas, standar kualitas, dan standar waktu. Misalnya: kilogram, meter, baik-buruk, jam, hari, dan bulan.

b) Standar dalam bentuk uang yang terbagi atas: standar biaya, standar penghasilan, dan standar investasi.

2) Intangible standard adalah sasaran yang tidak dapat ditetapkan alat ukur atau standarnya. Misalnya: standar perilaku, kesetiaan, partisipasi, loyalitas, serta dedikasi karyawan terhadap perusahaan Setelah seluruh standar kinerja tersebut ditentukan, selanjutnya digunakan untuk dibandingkan dengan kinerja sebenarnya (actual performance).

Dari pendapat-pendapat tersebut di atas dapat ditarik suatu kesimpulan

bahwa dalam penilaian kinerja karyawan diperlukan adanya suatu standar

penilaian, dimana dengan standar penilaian tersebut penilai menilai

pelaksanaan uraian pekerjaan karyawan

f. Indikator Penilaian Kinerja

Belum terdapat kesamaan antara perusahaan yang satu dengan

perusahaan lainnya dalam menentukan unsur pekerjaan apa yang harus dinilai

oleh penilai dalam proses penilaian kinerja. Hal ini disebabkan selain terdapat

perbedaan dari apa yang diharapkan oleh masing-masing perusahaan, juga

karena belum terdapat standar baku tentang unsur -unsur pekerjaan yang harus

diadakan penilaian. Menurut (B. Siswanto Sastrohadiwiryo,2003:235 -236)

pada umumnya unsur -unsur yang perlu diadakan penilaian dalam proses

penilaian kinerja adalah:

1) Kesetiaan 2) Prestasi kerja

3) Tanggung jawab

4) Ketaatan 5) Kejujuran

6) Kerja sama

7) Prakarsa

8) Kepemimpinan

Yoder dalam B. Siswanto Sastrohadiwiryo (2003:236-237)

mengemukakan beberapa sifat yang paling umum diadakan penilaian dari para

(38)

25

a. Sifat-sifat yang paling umum dinilai dari tenaga kerja bidang produksi,

meliputi:

1) Kualitas kerja (quality of work); 2) Kuantitas kerja (quantity of work);

3) Pengetahuan tentang pekerjaan (knowledge of job); 4) Ketergantungan (dependability);

5) Kerja sama (cooperation);

6) Adaptasi/penyesuaian diri (adaptability); 7) Kehadiran (attendance);

8) Kepandaian yang beragam (versatility); 9) Kesehatan (health);

10)Keamanaan (safety).

b. Sifat-sifat yang paling umum dinilai dari tenaga kerja di bidang

administratif, meliputi:

1) Kuantitas kerja (quantity of work); 2) Ketergantungan (dependability); 3) Kualitas kerja (quality of work);

4) Pengetahuan tentang pekerjaan (knowledge of job); 5) Kerja sama (cooperation);

6) Inisiatif/prakarsa (initiative);

7) Adaptasi/penyesuaian diri (adaptability);

8) Pendapat/pengambilan keputusan (judgement);

9) Kehadiran/presensi (attendance); 10)Kesehatan (health).

c. Sifat-sifat yang paling umum dinilai dari tenaga kerja yang memiliki

kedudukan sebagai manajemen dalam meliputi:

1) Pengetahuan tentang pekerjaan (knowledge of job); 2) Kerja sama (cooperation);

3) Ketergantungan (dependability); 4) Kualitas kerja (quality of work);

5) Pendapat/pengambilan keputusan (judgement);

6) Inisiatif/prakarsa (initiative); 7) Kuantitas kerja (quantity of work);

8) Kepemimpinan (leadership);

9) Perencanaan dan organisasi (planning and organization); 10) Kesehatan (health).

Sementara itu, Tri Murwaningsih (2005:60) mengemukakan aspek -

aspek penilaian pada organisasi swasta antara lain yaitu:

(39)

26

a. Prestasi kerja

b. Kepemimpinan

c. Kerjasama

d. Tanggung jawab

e. Pengetahuan

2. Middle manager a. Prestasi kerja

b. Kepemimpinan

c. Kerjasama

d. Tanggung jawab

e. Pengetahuan

3. Low manager a. Prestasi kerja

b. Kerjasama

c. Tanggung jawab

d. Pengetahuan

e. Keterampilan

f. Inisiatif g. Kreatifitas

Malayu S. P. Hasibuan (2003:95 -96) mengatakan bahwa terdapat 11

unsur-unsur yang dinilai dalam proses penilaian kinerja yaitu:

1) Kesetiaan 2) Prestasi Kerja 3) Kejujuran 4) Kedisiplinan 5) Kreativitas

6) Kerja Sama

7) Kepemimpinan

8) Kepribadian 9) Prakarsa

10)Kecakapan

11)Tanggung Jawab

Dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa indikator yang dinilai dalam

proses penilaian kinerja yaitu:

1) Kesetiaan

Penilai mengukur kesetiaan karyawan terhadap pekerjaan, jabatan, dan

perusahaan. Kesetiaan ini dicerminkan oleh kesediaan karyawan menjaga

dan membela perusahaan di dalam maupun di luar pekerjaan dari

(40)

27

2) Prestasi Kerja

Penilai menilai hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dapat

dihasilkan karyawan tersebut dari uraian pekerjaannya.

3) Kejujuran

Penilai menilai kejujuran karyawan dalam melaksanakan tugas –

tugasnya memenuhi perjanjian baik bagi dirinya sendiri maupun

terhadap orang lain seperti kepada para bawahannya.

4) Kedisiplinan

Penilai menilai disiplin karyawan dalam mematuhi peraturan –

peraturan yang ada dan melakukan pekerjaannya sesuai dengan

instruksi yang diberikan kepadanya.

5) Kreativitas

Penilai menilai kemampuan karyawan dalam mengembangkan

kreativitasnya untuk menyelesaikan pekerjaannya, sehingga bekerja

lebih berdaya guna dan berhasil guna.

6) Kerja Sama

Penilai menilai kesediaan karyawan berpartisipasi dan bekerja sama

dengan karyawan lainnya secara vertikal atau horizontal, di dalam

maupun di luar pekerjaan sehingga hasil pekerjaan akan semakin baik.

7) Kepemimpinan

Penilai menilai kemampuan karyawan untuk memimpin, berpengaruh,

mempunyai pribadi yang kuat, dihormati, berwibawa , dan dapat

memotivasi orang lain atau bawahannya untuk bekerja secara efektif.

8) Kepribadian

Penilai menilai karyawan dari sikap perilaku, kesopanan, periang,

disukai, memberi kesan menyenangkan, memperlihatkan sikap yang

baik, serta berpenampilan simpatik dan wajar.

9) Prakarsa

Penilai menilai kemampuan berpikir karyawan yang orisinal dan

(41)

28

memberikan alasan, mendapatkan kesimpulan, dan membuat

keputusan penyelesaian masalah yang dihadapinya .

10) Kecakapan

Penilai menilai kecakapan karyawan dalam menyatukan dan

menyelaraskan bermacam-macam elemen yang semuanya terlibat di

dalam penyusunan kebijaksanaan dan di dalam situasi manajemen.

11) Tanggung Jawab

Penilai menilai kesediaan karyawan dalam mempert anggungjawabkan

kebijaksanaannya, pekerjaannya, dan hasil kerjanya, sarana dan

prasarana yang dipergunakannya, serta perilaku kerjanya.

B. Kerangka Berpikir

Gaya kepemimpinan pada hakekatnya adalah salah satu aspek

manajerial dalam suatu perusahaan. Pada sisi implementasi manajerial,

kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi, menggerakkan dan

mengarahkan suatu tindakan pada diri seseorang atau kelompok orang untuk

mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu. Dalam kaitannya dengan

menggerakkan orang lain maka seorang pemimpin hendaknya mampu

memberikan dorongan atau rangsangan agar yang dipimpin dapat bekerja utuk

mencapai tujuan perusahaan. Perwujudan dari hasil kerja para karyawan

adalah peningkatan kinerja.

Gaya kepemimpinan akan mempengaruhi lingkungan kerja, terutama

kondisi psikis para karyawan saat bekerja. Karena itu gaya kepemimpinan

yang diterapkan oleh pimpinan akan sangat menentukan terciptanya suasana

kerja pada organisasinya. Apabila karyawan menyukai gaya kepemimpinan

yang diterapkan oleh pemimpinnya, maka karyawan akan bekerja dengan

lebih baik, sehingga akan diperoleh kinerja dengan hasil yang tinggi.

Selain gaya kepemimpinan, pengalaman kerja juga dapat

(42)

29

pengalaman kerja lebih banyak tentu akan lebih mengerti apa yang harus

dilakukan ketika menghadapi sebuah masalah yang muncul. Banyak

perusahaan yang dalam proses rekruitmen tenaga kerja dipilih tenaga kerja

yang sudah mempunyai pengalaman kerja, karena pengalaman kerja seseorang

dianggap sebagai salah satu nilai lebih dari seorang tenaga kerja. Dengan

banyaknya pengalaman kerja yang dimiliki seseorang pekerja maka orang

tersebut akan lebih menguasai pekerjaannya, sehingga dapat menyelesaikan

pekerjaannya dengan baik. Ini berarti orang tersebut mempunyai efektifitas

kerja yang baik. Oleh karena itu dengan pengalaman kerja yang baik maka

dapat meningkatkan kinerja seorang karyawan.

Kinerja seorang karyawan sangat dipengaruhi oleh gaya

kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin organisasi dan juga

dipengaruhi oleh banyaknya pengalaman kerja yang dimiliki tenaga kerja

tersebut. Sehingga apabila gaya kepemimpinan yang diterapkan sesuai dengan

kondisi organisasi serta karyawan memiliki pengalaman kerja yang banyak

maka kinerja karyawan akan meningkat. Sehingga tujuan organisasi dapat

tercapai dengan baik.

Untuk mempermudah di dalam mamahami persoalan yang sedang

diteliti serta mengarahkan penelitian pada pemecahan masalah yang dihadapi.

Maka penulis membuat suatu kerangka pemikiran. Kerangka pemikiran adalah

berupa skema atau gambar arah pemikiran yang menunjukkan hubungan

antara masing-masing variabel yang akan dibahas.

Pimpinan

Gaya Kepemimpinan

Perusahaan

Kinerja karyawan meningkat

Pengalaman kerja

Karyawan Tujuan

(43)

30

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

Keterangan :

1. Variabel terikat (dependen variabel) yaitu variabel yang dipengaruhi atau

sebagai akibat adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam hal ini adalah

Kinerja yang selanjutnya dalam penelitian ini disebut sebagai (Y)

2. Variabel bebas (independent variabel) yaitu variabel yang mempengaruhi

atau menjadi sebab timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam hal

ini adalah gaya kepemimpinan (X1) dan pengalaman kerja (X2).

C. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap penelitian yang

kebenaranya harus di uji secara empiris dengan melalui berbagai pengujian.

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:62) mengatakan bahwa “hipotesis adalah

suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian

sampai terbukti melalui data yang terkumpul”.

Menurut Winarno Surachmad (1998:63) “hipotesis adalah perumusan

jawaban sementara terhadap suatu hal yang dimaksudkan sebagai jawaban

tuntutan sementara dalam penelitian untuk mencari jawaban yang

sebenar-benarnya”.

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran di atas, maka

dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut :

a. Ada pengaruh positif gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan PT

Hamudha Prima Media Boyolali.

b. Ada pengaruh positif pengalaman kerja terhadap peningkatan kinerja

karyawan PT Hamudha Prima Media Boyolali..

c. Ada pengaruh positif gaya kepemimpinan dan pengalaman kerja secara

bersama-sama terhadap kinerja karyawan PT Hamudha Prima Media

(44)

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi merupakan suatu jalan atau cara untuk membuktikan

kebenaran dari rumusan hipotesis yang telah dirumuskan, serta untuk mencari

pemecahan terhadap rumusan suatu masalah yang ada. Seperti dikemukakan

Hilway yang dikutip oleh Moh. Nasir (2000:13) bahwa “Metodologi tidak lain

dari suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang

hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan

terhadap masalah tersebut”.

Menurut Kartini Kartono (2001:20) menyatakan bahwa “Metodologi

adalah ajaran mengenai metode-metode yang digunakan dalam proses penelitian”.

Sedangkan menurut Soeratno dan Lincolin Arsyad (2000:10) menyatakan bahwa

“Metodologi merupakan suatu pengetahuan tentang berbagai cara kerja yang

disesuaikan dengan obyek studi ilmu-ilmu yang bersangkutan”. Sedangkan

menurut Winarno Surachmad (2001:130) menyatakan bahwa metodologi adalah :

“Cara utama yang digunakan untuk mencapai sesuatu, misalnya menguji

serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu”.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan

metodologi adalah suatu ilmu yang membahas cara atau metode yang digunakan

untuk melaksanakan kegiatan penelitian ilmiah, dimana kegiatan penelitian ilmiah

itu antara lain, meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data

secara sistematis dan obyektif untuk memecahkan masalah atau persoalan atau

menguji hipotesis dalam rangka mencapai tujuan. Banyak cara yang ditempuh

manusia untuk memecahkan masalahnya antara lain dengan intuisi, prasangka,

coba-coba dan otoritas ilmiah. Namun cara-cara tersebut tidak dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya sehingga perlu menggunakan pendekatan

(45)

32

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Suatu penelitian memerlukan tempat penelitian untuk memperoleh data

informasi, keterangan dan hal-hal lain yang diperlukan sehubungan dengan

kepentingan penelitian. Penelitian ini akan mengambil lokasi di PT HAMUDHA

PRIMA MEDIA yang beralamatkan di Jl. Embarkasi Haji Donohudan KM.1

Gagaksipat, Boyolali 57375. Telp. (0271) 7071290, 784724, Fax. (0271) 784725.

Adapun alasan pemilihan lokasi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Di PT. Hamudha Prima Media tersedia data yang diperlukan oleh peneliti

sehubungan dengan penelitian yang dilakukan.

b. Lokasi PT. Hamudha Prima Media mudah dijangkau oleh peneliti sehingga

akan meringankan beban baik materi, tenaga maupun pikiran.

c. Belum adanya penelitian tentang topik di atas di PT. Hamudha Prima Media.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan setelah usulan penelitian ini disetujui oleh

dosen pendamping skripsi dan telah mendapat izin dari Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

serta Pimpinan PT. Hamudha Prima Media Boyolali. Penelitian ini dilaksanakan

pada bulan Juli 2009 sampai dengan Desember 2009, jadwal pelaksanaan

terlampir.

B. Metode Penelitian

Suatu penelitian akan tepat mencapai sasaranya apabila menggunakan

metode-metode penelitian yang tepat. Metode penelitian menurut Kartini Kartono

(1996 : 20), “Metode penelitian adalah cara-cara berfikir dan berbuat, yang

dipersiapkan dengan baik-baik untuk mencapai tujuan penelitian”.

Sedangkan menurut Whitney yang dikutip oleh Moh. Nazir (2003 : 12)

“Penelitian itu sendiri merupakan suatu metode untuk menemukan kebenaran

sehingga penelitian juga merupakan metode berfikir secara kritis”. Selain itu

(46)

33

“Metode merupakan cara yang utama yang digunakan untuk mencapai tujuan misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama itu digunakan setelah penyelidik memperhitungkan dari segi tujuan penyelidikan serta situasi penyelidikan”.

Dari beberapa pendapat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

metode penelitian adalah suatu cara atau kerja yang digunakan untuk menguji

kebenaran dengan menggunakan teknik dan alat tertentu guna mencapai tujuan.

Ada beberapa macam metode yang digunakan dalam penelitian.,

tergantung dari sifat penelitiannya. Winarno Surachmad (1998 : 131)

Mengemukakan bahwa metode penelitian dapat dibedakan menjadai tiga macam

yaitu :

1. Metode penelitian historis.

2. Metode penelitian deskriptif.

3. Metode penelitian eksperimen.

Untuk memperjelas pengertian dari tiga macam metode penelitian

tersebut, maka peneliti menguraikannya sebagai berikut:

1. Metode Penelitian Historis

Menurut Win

Gambar

tabel-tabel

Referensi

Dokumen terkait

34 of 2016 on New Tari s for Income Tax on Transfers of and Conditional Sale and Purchase Agreements for Land and/or Buildings, the Regional Government of DKI Jakarta Province has

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi program bantuan siswa miskin (BSM) di SMA Negeri 6 Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif

[r]

Hukum Persaingan Usaha adalah instrument hukum yang terdiri dari beberapa aturan-aturan yang mengatur dan mengawasi tindakan atau praktik-praktik persaingan usaha

“On this PC” refers to music files actually on your machine, while “in the cloud” lists songs you’ve bought from Microsoft’s online music store; they’re held for you in

Peranan wanita pada rantai nilai produk tuna-cakalang asap didukung oleh beberapa faktor, yaitu rata-rata usia yang produktif, pengalaman kerja yang cukup, jumlah tanggungan

Beberapa pengertian yang terkait dengan definisi kualitas jasa pelayanan menurut Collier (Yamit 2004: 22) adalah: (1) Excellent adalah standar kinerja pelayanan yang diperoleh;

dr Absor M.Kes juga menjelaskan bahwa program pelatihan dokter pendamping merupakan tindak lanjut dari MoU yang telah disepakati antara PP Muhammadiyah dengan KIDI, sebagai