• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENDETEKSI PENYAKIT PADA TANAMAN CABAI MENGGUNAKAN METODE CASE BASED REASONING.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENDETEKSI PENYAKIT PADA TANAMAN CABAI MENGGUNAKAN METODE CASE BASED REASONING."

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

PENYAKIT PADA TANAMAN CABAI

MENGGUNAKAN METODE CASE BASED

REASONING

SKRIPSI

Oleh :

MERSHAKTI RIZKY OKTARIANI

0834010191

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

(2)

PENYAKIT PADA TANAMAN CABE

MENGGUNAKAN METODE CASE BASED

REASONING

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Program Studi Teknik Informatika

Oleh :

MERSHAKTI RIZKY OKTARIANI

0834010191

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

(3)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENDETEKSI

Telah disetujui mengikuti Ujian Negara Lisan Gelombang I Tahun Akademik 2011 / 2012

Pembimbing I

I Gede Susr ama Mas Diyasa, ST. M.T NPT. 3 7006 06 0210 1

Pembimbing II

Chr ystia Aji Putra, S.Kom NPT. 3 8610 10 0296 1

Mengetahui,

Ketua Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

Dr. Ir. Ni Ketut Sar i, M.T NPT. 19650731 199203 2001

(4)

YANG KAITANNYA DENGAN PERUBAHAN IKLIM

GLOBAL DI WILAYAH J AWA TIMUR

BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN

FRAMEWORK

Disusun Oleh :

EVA YULIA PUSPANINGRUM

0834010177

Telah dipertahankan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 9 Desember 2011

Pembimbing :

Prof. DR. Ir. Ahmad Fauzi, M.MT NIP. 030 212 918

2.

Chrystia Aji Putra, S.Kom NPT. 3 8610 10 0296 1

2.

Nur Cahyo Wibowo, S.Kom, M.Kom NIP. 3790 03040 197

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

(5)

DOSEN PEMBIMBING I : RINCI KEMBANG HAPSARI, S.Si, M.Kom. DOSEN PEMBIMBING II : Ir. PURNOMO EDI SASONGKO,Mp.

PENYUSUN : MERSHAKTI RIZKY OKTARIANI

ABSTRAK

Tanaman cabai merupakan tanaman yang sangat mudah penanamannya, tetapi dibalik penanamannya yang sangat mudah tanaman cabai cepat sekali mengalami kerusakan apabila cuaca tidak stabil sehingga para petani membutuhkan sebuah aplikasi dalam bentuk sistem pendukung keputusan untuk membantu para petani khususnya petani cabai dalam mengatasi permasalahannya dan dapat memberikan alternatif pencegahan untuk tanaman cabai. Metode yang digunakan adalah metode Case Based Reasoning (CBR), secara umum metode ini memiliki 4 langkah. Pertama, Retrieve memperoleh kembali kasus - kasus yang paling mirip. dimulai dengan pendeskripsian satu/sebagian masalah dan berakhir apabila telah ditemukan kasus sebelumnya yang paling cocok. Kedua, Reuse menggunakan informasi dan pengetahuan dari kasus tersebut untuk memecahkan permasalahan. Ketiga, Revise meninjau kembali dan memperbaiki usulan solusi. Keempat, Retain menyimpan bagian-bagian dari pengalaman tersebut yang mungkin berguna untuk memecahkan masalah di masa yang akan datang. Dengan menggunakan metode ini akan menghasilkan 2 kemungkinan, apakah penyakit yang telah diinputkan tersebut akan menghasilkan data yang valid atau hanya sebagai alternatif saja. Kelemahan dari metode CBR adalah apabila kasus yang dimiliki sedikit, maka output yang dihasilkan tidak signifikan.

Kata Kunci: Penyakit Tanaman Cabai, Sistem Pendukung Keputusan, Metode

(6)

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat terselesaikannya Tugas Akhir ini.

Dengan selesainya tugas akhir ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan. Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih sebagai perwujudan rasa syukur atas terselesaikannya tugas akhir ini dengan lancar. Ucapan terima kasih ini saya tujukan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur.

3. Dr. Ir. Ni Ketut Sari, MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika UPN “Veteran” Jawa Timur.

4. Ibu Rinci Kembang Hapsari, S.Si, M.Kom selaku dosen pembimbing I pada Tugas Akhir ini, yang telah banyak memberikan petunjuk, masukan, bimbingan, dorongan serta kritik yang bermanfaat sejak awal hingga terselesainya Tugas Akhir ini.

5. Bapak Ir. Purnomo Edi Sasongko, Mp selaku dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan petunjuk, masukan serta kritik yang bermanfaat hingga terselesainya Skripsi ini.

(7)

dapat terselesaikannya Tugas Akhir ini.

7. Terima kasih untuk seseorang yang tidak saya sebut namanya, yang selama ini memberikan support, dukungan dan do’a sehingga saya mampu untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini,yang selalu marah – marah kalau ada nilaiku yg C tapi saya tau itu adalah bentuk dukunganmu buat aku. Terima kasih sudah menemaniku selama 3,5 tahun walaupun sekarang saya tidak tau anda sekarang ada dimana. Untuk keluarganya terimakasih om bambang, Tante Soleha, Nenek Atika di Banyuwangi, dek vicky, dek vivin, dek icang terimakasih atas dukungannya selama ini.

8. Terimakasih buat teman seperjuanganku Alfiah Nurul Sartika, Ilza, Syamsul Arif, Tri Rahmawanto, Rizky Firmansyah, Slamet Soendoro, Min Umami, Eva Yulia, Misbachul Munir, Muhamad Abbas, Adam Septiansyah, Muhammad Hudi, Alfan, Mick sandy, Sky, Maysita, Eva Yulia, Alux, Bowo, Faris, Adam, Fika, Setya, Laufit. Jaja, Saphie, om rizal, Tititz, Widi yang telah memberi semangat dan banyak membantu selama ini, ayo rek wisuda bareng :D.

(8)

Terimakasih atas bantuannya semoga Allah SWT yang membalas semua kebaikan dan bantuan tersebut

Surabaya, 29 Maret 2011

(9)

Syukur Alhamdulillaahi rabbil ‘alamin terucap ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat-Nya sehingga dengan segala keterbatasan waktu, tenaga, pikiran dan keberuntungan yang dimiliki, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Sistem Pendukung Keputusan Mendeteksi Penyakit pada Tanaman Cabai Menggunakan Metode Case Based Reosoning” tepat waktu.

Tugas Akhir ini disusun guna diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program Strata Satu (S1) pada jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, UPN ”VETERAN” Jawa Timur.

Dalam penyusunan Tugas akhir ini, Penulis berusaha untuk menerapkan ilmu yang telah didapat selama menjalani perkuliahan dengan tidak terlepas dari petunjuk, bimbingan, bantuan, dan dukungan berbagai pihak.

Dengan tidak lupa akan kodratnya sebagai manusia, Penulis menyadari bahwa dalam karya tugas akhir ini masih mengandung kekurangan sehingga dengan segala kerendahan hati, Penulis masih akan tetap terus mengharapkan saran serta kritik yang membangun dari rekan-rekan pembaca.

Surabaya, 29 Maret 2012

(10)

DAFTAR ISI

1.7 Sistematika Penulisan... 6

BAB II Tujuan Pustaka ... 8

2.1 Penyakit pada Tanaman Cabai ... 8

2.2 Sistem Pendukung Keputusan ... 12

2.2.1 Karakteristik dan Nilai Guna ... 13

2.2.2 Komponen Sistem Pendukung Keputusan ... 15

2.3 Case Based Rasoning ... 16

2.3.1 Membangun Basis Kasus ... 18

(11)

2.3.3 Pengambilan atau Pemilihan data ... 22

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM ... 35

3.1 Analisa Data ... 35

3.2 Analisa Sistem ... 35

3.3 Perancangan Sistem ... 36

3.3.1 Desain Alur Website ... 36

3.3.2 Desain Alur Sistem ... 37

3.3.3 Desain Diagram Berjenjang ... 40

3.3.4 Desain Konteks Diagram ... 41

3.3.5 Desain Data Flow Diagram (DFD) Level 1 ... 42

3.3.6 Desain Data Flow Diagram (DFD) Level 2 ... 43

3.4 Perancangan Database ... 45

(12)
(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Cabai adalah buah dan tumbuhan anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat populer di Asia Tenggara sebagai penguat rasa makanan. Bagi seni masakan Padang, cabai bahkan dianggap sebagai "bahan makanan pokok" kesepuluh (alih-alih sembilan). Cabai termasuk dalam suku terong-terongan (Solanaceae) dan merupakan tanaman yang mudah ditanam di dataran rendah ataupun di dataran tinggi. Tanaman cabai banyak mengandung vitamin A dan vitamin C serta mengandung minyak atsiri capsaicin, yang menyebabkan rasa pedas dan memberikan kehangatan panas bila digunakan untuk rempah-rempah (bumbu dapur). Cabai dapat ditanam dengan mudah sehingga bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari tanpa harus membelinya di pasar [ 2 ].

(14)

suatu penyakit, maka penyakit tidak bisa diatasi secara tepat sehingga tanaman akan tetap terjangkit penyakit tersebut. Kemungkinan terburuk adalah tanaman akan mengalami kematian dan petani mengalami gagal panen. Oleh karena itu, dibutuhkan kemampuan seorang ahli yang bisa membantu dalam mendeteksi penyakit pada tanaman cabai sedini mungkin agar dapat segera dilakukan proses pengendaliannya untuk menghindari gagal panen [ 6 ].

Sistem pendukung keputusan adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan (manajemen pengetahuan)) yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik. Implementasi Sistem Pendukung Keputusan digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah semi-terstruktur, Mendukung manajer dalam mengambil keputusan, Meningkatkan efektifitas bukan efisiensi pengambilan keputusan [ 8 ]

(15)

pengalaman-pengalaman yang terdokumentasi untuk menyelesaikan masalah yang baru. Para decisionmaker kebanyakan menggunakan pengalaman – pengalaman dari problem solving terdahulu untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi sekarang. Apabila ada kasus baru maka akan disimpan pada basis pengetahuan sehingga sistem akan melakukan learning dan knowledge yang dimiliki oleh sistem akan bertambah.

1.2. Per umusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat ditarik suatu rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana membuat aplikasi untuk mendeteksi penyakit tanaman cabai? 2. Bagaimana aplikasi ini dapat memberikan manfaat pada petani cabai?

1.3. Batasan Masalah

Dalam menganalisa dan menyelesaikan suatu masalah, maka perlu diberikan pembatasan atau ruang lingkup pembahasan. Adapun batasan - batasan masalah adalah sebagai berikut :

1. Di dalam aplikasi ini menggunakan metode Case Based Reasoning,

2. Di dalam aplikasi ini juga menggunakan tanaman cabai dan penyakit yang di amati pada buah, daun, batang dan Spora Cendawa tanaman cabai.

(16)

1.4. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah :

1. Membuat sebuah sistem yang dapat mendeteksi penyakit pada tanaman cabai. 2. Membuat suatu sistem pendukung keputusan dengan menggunakan metode

Case Based Reasoning.

3. Membuat sebuah sistem yang dapat memberikan alternatif solusi tentang penyakit yang sedang dialami tanaman cabai.

1.5. Manfaat

Adapun manfaat yang akan diperoleh adalah :

1. Mempermudah petani untuk memecahkan masalah yang sedang dialami oleh tanaman cabainya.

2. Implementasi sistem pendukung keputusan ini membantu para petani untuk mengetahui penyakit apa yang sedang dialami oleh tanaman cabai nya. 3. Dapat secara mudah diakses melalui via web sehingga dapat dijangkau oleh

para petani.

4. Efisiensi waktu para petani pada saat mengetahui gejalah tanaman cabainya, para petani bisa langsung bertindak.

1.6. Metodologi

(17)

tersebut tidak menyebar luar.

Untuk merealisasikan penelitian ini dan memanfaatkan hasilnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menunjang pembangunan Indonesia, maka disusun metodologi yang dijabarkan dalam langkah-langkah sebagai berikut:

1. Survey

Melakukan survey atau pengamatan pada sebuah lokasi yang dianggap mempunyai sebuah masalah yang harus dipecahkan.

2. Perumusan masalah

Yaitu merumuskan masalah-maslah yang sedang terjadi sehingga menghasilkan sebuah masalah yang akan diteliti untuk mendapatkan hasil yang diharapkan guna dapat mencegah atau menggulangi masalah yang terjadi.

3. Tinjauan pustaka

Setelah merumuskan masalah yang terjadi maka dilakukan sebuah tinjauan pustaka atau mempelajari dari leteratur-literatur yang ada.

4. Pengembangan Konsep dan Desain Sistem

(18)

5. Perancangan dan Pembuatan Sistem

Pada tahap ini setelah databse terbentuk maka dibuat dan dirancang sebuah sistem informasi yang nantinya sistem ini dapat berguna dan dimanfaatkan oleh user. Pada perancangan dan pembuatan sistem ini menggunakan tools tertentu yang sesuai dengan sistem yang dibuat.

6. Uji Coba

Pada tahap ini akan dilakukan perbandingan desain yang dibuat dengan desain yang sudah dirancang sebelumnya. Proses pengujian sistem ini adalah uji fungsionalitas sistem dimana uji fungsionalitas dilakukan untuk mengetahui unjuk kerja sistem dalam menjalankan fungsi kerja sistem. Dalam pengujian ini di ujikan apakah sistem tersebut mampu mendeteksi penyakit tanaman cabai dan solusinya.

7. Dokumentasi

Dokumentasi berupa penulisan laporan tugas akhir sudah dilakukan sejak awal penelitian. Hasil laporan tiap bab penyusun merupakan keluaran (deliverables) tertulis dari setiap tahapan penelitian.

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam dokumentasi laporan tugas akhir ini, pembahasan disajikan dalam enam bab dengan sitematika pembahasan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN, Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah,

perumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan

(19)

BAB II LANDASAN TEORI, Pada bab ini menjelaskan tentang teori-teori

pemecahan masalah yang berhubungan dan digunakan untuk mendukung dalam

pembuatan tugas akhir ini.

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM, Bab ini dijelaskan

tentang tata cara perancangan sistem yang digunakan untuk mengolah sumber

data yang dibutuhkan sistem antara lain : Perancangan perangkat keras,

perancangan perangkat lunak, seperti pada Flowchart , Use Case, dan perancangan server data

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM, Pada bab ini menjelaskan

implementasi dari program yang telah dibuat meliputi lingkungan implementasi ,

implementasi proses dan implementasi antarmuka.

BAB V UJ I COBA DAN EVALUASI, Pada bab ini menjelaskan tentang

pelaksanaan uji coba dan evaluasi dari pelaksanaan uji coba dari program yang

dibuat.

BAB VI PENUTUP, Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari penulis untuk

pengembangan sistem .

DAFTAR PUSTAKA, Pada bagian ini akan dipaparkan tentang sumber-sumber literatur yang digunakan dalam pembutan laporan tugas akhir ini .

(20)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Penyakit pada Tanaman Cabai [ 7 ]

Cabai merupakan salah satu tanaman favorit para perani karena keuntungan yang cukup besar dari produk pertanian. Namun untuk membudidayakan tanaman cabai bukanlah perkara mudah. Selain perawarannya yang membutuhkan perhatian lebih, masalah gangguan yang sering timbul maupun penyakit pada tanaman cabai juga perlu penanganan yang tepat agar tidak malah menimbulkan kegagalan panen.

Dengan mengenal jenis penyakit yang kerap menyerang tanaman cabai, maka diharapkan penanganannya juga dapat lebih diantisipasi. Penyakit yang sering menyerang tanaman cabai itu meliputi :

1) Layu Daun

(21)

batangnya juga terdapat lingkaran berwarna coklat. Namun yang membedakan, bila batang tanaman yang terkena bakteri ini direndam air, maka dari batang itu akan keluar cairan berwarna coklat.

2) Busuk Daun

Busuk daun atau sering disebut dengan cacar daun ini disebabkan oleh cendawan yang bernama phytophthora infestans. Tandanya terlihat pada daun maupun buah yang timbul bintik-bintik hitam tak beraturan. Biasanya, tanaman akan segera mongering dan mati tak lama setelah gejalanya terlihat. 3) Busuk Buah

Penyakit ini menyerang buah cabai dengan gejalanya berupa bercak coklat. Awalnya bercak pada buah cabai itu kecil namun lama kelamaan makin membesar. Tak lama kemudian buah akan mengering dan menjadi busuk. Penyakit yang menyerang tanaman cabai ini disebabkan oleh cendawan colectroticum sp.

4) Rebah Batang

Rebah batang merupakan salah satu jenis penyakit pada tanaman cabai yang disebabkan oleh cendawan phytium sp. Cendawan ini bahkan menyerang sejak dalam tahap pembibitan terutama pada bagian pangkal batang tanaman cabai. Gejalanya berupa berubahnya warna batang tanaman cabai menjadi coklat akibat proses pembusukan yang terjadi. Selanjutnya tanaman akan layu dan mati.

5)Busuk Kuncup

(22)

warnanya menjadi coklat kehitaman lalu membusuk dan mengeluarkan spora cendawan berwarna kelabu. Penyakit yang umum dinamakan teklik ini biasanya terjadi pada musim hujan dan disebabkan oleh cendawan choanephora cucurbitarum. Selain menyerang batang tanaman, cendawan juga akan menyerang bagian lain tanaman, seperti tangkai bunga, bunga, dan pucuk.

6) Bercak Daun

Penyakit bercak daun ditandai dengan munculnya bercak pada daun tanaman cabai yang berwarna putih bulat. Awalnya bentuk bercak kecil namun lama kelamaan melebar dan membesar. Selanjutnya daun akan menguning, begitu juga dengan buah cabai akan ikut menguning. Penyakit pada tanaman cabai ini disebabkan cendawan cercospora capsici heald et wolf dan biasanya menyerang pada musim hujan.

7) Anthracnose buah.

Gejala awalnya adalah kulit buah akan tampak mengkilap, selanjutnya akan timbul bercak hitam yang kemudian meluas dan akhirnya membusuk. Untuk pengendaliannya semprot dengan fungisida Kocide 54 WDG dengan konsentrasi 1 sampai 2 g / l air bergantian dengan fungisida Victory 80wp dengan konsentrasi 1 – 2 g / liter air.

8) Layu bakter i (Ralstonia solanacearum)

(23)

dalam air bening 5 menit kemudian akan keluar cairan eksudat seperti lendir berwarna putih. Serangan bakteri ini sering menular lewat air yang tercemar. Penanggulangan awal dengan cara menyeup bibit ke air yang diberi bakterisida Agrimycin. Drainase tanah disekitar kebun diperbaiki agar tidak becek. Tanaman yang sakit agar dicabut. Kocor Agrimycin di sekitar batang tanaman yang terserang layu bakteri.

9) Bercak Bakter i

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Xantomonas campestris pv. ini menyerang bagian daun danbuah tanaman cabai. Serangan pada daun ditandai dengan adanya bercak kecil kebasahan yang menjadi nekrotik kecoklatan di bagian tengahnya. Pada buah yang terserang terdapat bercak putih yang dikelilingi warna cokelat kehitaman. Serangan ini dapat menyebabkan daun dan buah berguguran. Serangan kebanyakan terjadi pada musim hujan dengan kelembaban tinggi. Pengendalian serangan penyakit ini dapat dilakukan dengan cara memperlebar jarak tanam, membuang daun dan buah yang terserang, dan menyemprotkan fungisida berbahan aktif tembaga, seperti Vitigran Blue.

10)Patah batang

(24)

kelembaban sekitar kebun, pangkas bagian tanaman yang terserang dan kemudian dibakar. Semprotkan fungisida berbahan aktif maneb, oksadisil + mankozeb, atau mankozeb, atau semprot dengan Vitigran Blue, Dithane M-45 Sandofan MZ, Trineb sesuai dosis anjuran.

2.2 Sistem Pendukung Keputusan [ 8 ]

Sistem pendukung keputusan adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan (manajemen pengetahuan)) yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan.

Dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik.

Menurut Moore and Chang, SPK dapat digambarkan sebagai sistem yang berkemampuan mendukung analisis ad hoc data, dan pemodelan keputusan, berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan, dan digunakan pada saat-saat yang tidak biasa.

Tahapan SPK adalah Definisi masalah, Pengumpulan data atau elemen informasi yang relevan, pengolahan data menjadi informasi baik dalam bentuk laporan grafik maupun tulisan, menentukan alternatif-alternatif solusi (bisa dalam persentase).

(25)

Meningkatkan efektifitas bukan efisiensi pengambilan keputusan.

Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) pertama kali diungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott Morton dengan istilah Management Decision Sistem. Sistem tersebut adalah suatu sistem yang berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu pengambil keputusan dengan memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur.

Istilah SPK mengacu pada suatu sistem yang memanfaatkan dukungan komputer dalam proses pengambilan keputusan. Untuk memberikan pengertian yang lebih mendalam, akan diuraikan beberapa difinisi mengenai SPK yang dikembangkan oleh beberapa ahli, diantaranya oleh Man dan Watson yang memberikan definisi sebagai berikut, SPK merupakan suatu sistem yang interaktif, yang membantu pengambil keputusan melalui penggunaan data dan model-model keputusan untuk memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur maupun yang tidak terstruktur.

2.2.1 Kar akter istik dan Nilai Guna

Karakteristik sistem pendukung keputusan adalah:

1) Sistem Pendukung Keputusan dirancang untuk membantu pengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur ataupun tidak terstruktur dengan menambahkan kebijaksanaan manusia dan informasi komputerisasi.

(26)

pemasukan data konvensional serta fungsi-fungsi pencari / interogasi informasi.

3) Sistem Pendukung Keputusan, dirancang sedemikian rupa sehingga dapat digunakan/dioperasikan dengan mudah.

4) Sistem Pendukung Keputusan dirancang dengan menekankan pada aspek fleksibilitas serta kemampuan adaptasi yang tinggi.

Dengan berbagai karakter khusus diatas, SPK dapat memberikan berbagai manfaat dan keuntungan. Manfaat yang dapat diambil dari SPK adalah:

1) SPK memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data / informasi bagi pemakainya.

2) SPK membantu pengambil keputusan untuk memecahkan masalah terutama berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.

3) SPK dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat diandalkan.

4) Walaupun suatu SPK, mungkin saja tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun ia dapat menjadi stimulan bagi pengambil keputusan dalam memahami persoalannya, karena mampu menyajikan berbagai alternatif pemecahan.

Di samping berbagai keuntungan dan manfaat seperti dikemukakan diatas, SPK juga memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya adalah :

(27)

mencerminkan persoalan sebenarnya.

2) Kemampuan suatu SPK terbatas pada perbendaharaan pengetahuan yang dimilikinya (pengetahuan dasar serta model dasar).

3) Proses-proses yang dapat dilakukan SPK biasanya juga tergantung pada perangkat lunak yang digunakan.

4) SPK tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang dimiliki manusia. Sistem ini dirancang hanyalah untuk membantu pengambil keputusan dalam melaksanakan tugasnya.

Jadi secara dapat dikatakan bahwa SPK dapat memberikan manfaat bagi pengambil keputusan dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja terutama dalam proses pengambilan keputusan.

2.2.2 Komponen Sistem Pendukung Keputusan

Sistem pendukung keputusan terdiri atas tiga komponen utama yaitu : 1) Sub sistem pengelolaan data (database)

Sub sistem pengelolaan data (database) merupakan komponen SPK yang berguna sebagai penyedia data bagi sistem. Data tersebut disimpan dan diorganisasikan dalam sebuah basis data yang diorganisasikan oleh suatu sistem yang disebut dengan sistem manajemen basis data (Database Management System).

2) Sub sistem pengelolaan model (model base)

(28)

model yang dirancang tidak mampu mencerminkan seluruh variabel alam nyata, sehingga keputusan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan oleh karena itu, dalam menyimpan berbagai model harus diperhatikan dan harus dijaga fleksibilitasnya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pada setiap model yang disimpan hendaknya ditambahkan rincian keterangan dan penjelasan yang komprehensif mengenai model yang dibuat.

3) Subsistem pengelolaan dialog (user interface)

Keunikan lainnya dari SPK adalah adanya fasilitas yang mampu mengintegrasikan sistem yang terpasang dengan pengguna secara interaktif, yang dikenal dengan subsistem dialog. Melalui subsistem dialog, sistem diimplementasikan sehingga pengguna dapat berkomunikasi dengan sistem yang dibuat.

2.3 Case Based Reasoning [ 3 ]

Case Based Reasoning adalah sebuah metode pendekatan dari Sistem Penunjang Keputusan, yang terdiri dari : mengacu kembali, menggunakan kembali, meninjau ulang, dan mendalami kasus yang telah lalu.

(29)

sistem akan melakukan learning dan knowledge yang dimiliki oleh sistem akan bertambah. Langkah-langkah yang terdapat di CBR :

1) RETRIEVE

Mendapatkan kasus-kasus yang mirip dibandingkan dengan kumpulan kasus-kasus dimasa lalu kemudian dimulai dengan tahapan mengenali masalah dan berakhir ketika kasus yang ingin dicari solusinya telah ditemukan serupa dengan kasus yang telah ada. Tahapan yang ada pada retrieve ini antara lain : Identifikasi Masalah, Memulai Pencocokan, Menyeleksi

2) REUSE

Menggunakan kembali informasi dan pengetahuan dalam kasus tersebut untuk mengatasi masalah dan menggunakan kembali kasus-kasus yang ada dan dicoba untuk menyelesaikan suatu masalah sekarang. Reuse suatu kasus dalam konteks kasus baru terfokus pada dua aspek yaitu : perbedaan antara kasus yang ada dengan kasus yang baru dan bagian mana dari retrieve case yang dapat digunakan pada kasus yang baru. Ada dua cara yang digunakan untuk me-reuse kasus yang telah ada yaitu : reuse solusi dari kasus yang telah ada (transformatial reuse) atau reuse metode kasus yang ada untuk membuat solusi (derivational reuse)

3) REVISE

(30)

sebenarnya. Yang kedua Hal ini biasanya tahapan diluar dari sistim CBR, Pada tahap evaluasi ini sering memerlukan waktu yang panjang tergantung dari aplikasi apa yang sedang dikembangkan. Yang ketiga memperbaiki kesalahan, merupakan tahapan yang memperbaikan suatu kasus meliputi pengenalan kesalahan dari solusi yang dibuat dan mengambil atau membuat penjelasan tentang kesalahan tersebut.

4) RETAIN

Mendalami bagian dari pengalaman ini untuk digunakan dalam pemecahan masalah berikutnya dan Tetap memakai solusi yang terakhir sebagai bagian dari kasus baru. Pada tahap ini terjadi suatu proses penggabungan dari solusi kasus yang baru yang benar ke knowledge yang telah ada. Terdapat tiga tahapan antara lain : extract, index, dan integrate.

2.3.1 Membangun Basis Kasus

Setiap kasus yang disimpan pada basis kasus diformat seperti dibawah ini: Tabel 2.1 Faktor bagian pada setiap kasus

Faktor Bagian pada Setiap Kasus Usia Ibu Hamil

Usia Kandungan Gejala - gejala Penyakit Penyakit dan Solusi

(31)

1) Usia Ibu Hamil atau faktor A1, adalah data usia dari ibu yang sedang hamil. Pada bagian ini dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu:

Tabel 2.2 Faktor A1 atau usia ibu hamil

2) Usia Kandungan atau faktor A2, adalah data - data yang berisi usia kandungan dari ibu hamil tersebut. Bagian ini terdiri dari beberapa kategori, yaitu:

Tabel 2.3 Faktor A2 atau usia kandungan Kode Usia Kandungan Usia Kandungan

1 < 1 Bulan

2 1 - 3 Bulan

3 3 - 6 Bulan

4 6 - 9 Bulan

5 > 9 Bulan

3) Gejala-gejala penyakit atau faktor A3, bagian ini berisi gejala-gejala yang menyebabkan suatu penyakit pada kehamilan. Contoh gejala penyakit terdapat pada Tabel 2.4.

4) Penyakit dan solusi atau terapi suatu penyakit, dapat dilihat pada contoh data kasus yang telah disimpan. Contoh kasus secara detail terdapat pada Tabel 2.5

Kode Usia Ibu Hamil Usia Ibu Hamil

1 10 - 20 Tahun

2 20 - 30 Tahun

3 30 40 Tahun

4 40 - 50 Tahun

(32)

Tabel 2.4 Faktor A3 atau gejala penyakit

Tabel 2.5 Basis kasus yang tersimpan beserta data penyakit dan solusi Kode

(33)

2.3.2 Pengukur an kemir ipan Kasus (Similar ity)

Dalam mencari kasus yang memiliki kemiripan dengan kasus baru, setiap kasus baru akan disamakan dengan semua kasus yang ada pada basis kasus dengan faktor-faktor bagian diatas, namun hanya tiga faktor yang digunakan untuk mengukur kemiripan, yaitu usia ibu hamil, usia kandungan, serta gejala-gejala. Sedangkan faktor bagian penyakit dan solusi tidak diikutkan dalam pengukuran.

Misalnya ada kasus baru yang berisi data usia ibu hamil sekitar 20-30 tahun, usia kandungan anatar 1-3 bulan, dan gejala yang dialami yaitu G1, G3, G11. Maka untuk kasus baru ini akan dihitung kemiripannya dengan kasus –kasus yang ada dengan tiga faktor pengukur yaitu A1, A2, dan A3 dengan rumus sebagai berikut:

Stotal = A1 + A2 +A3 Ntotal

1) A1 adalah faktor A1 yaitu faktor usia ibu hamil. 2) A2 adalah faktor A2 yaitu usia kandungan. 3) A3 adalah faktor A3 yaitu gejala-gejala. 4) Ntotal adalah jumlah masukan, misalnya:

a. A1 diisi kode 3 yaitu usia ibu hamil antara 30-40 tahun maka N dihitung 1 Masukan.

b.A2 diisi kode 2 yaitu usia kandungan antara 1-3 bulan maka N dihitung 1 masukan.

(34)

d.Sehingga Ntotal pada kasus baru diatas adalah 5. 5) Stotal adalah jumlah nilai similarity.

Dari kasus baru diatas maka akan dihitung berdasarkan Tabel 2.2, Tabel 2.3, Tabel 2.4, dan Tabel 2.5. Adapun perhitungannya sebagai berikut:

Stotal = 3 + 2 + (G1 + G3 + G11) 5

Tabel 2.6 Jumlah nilai kemiripan dengan kasus baru Basis memiliki tingkat kemiripan paling tinggi dengan kasus yang baru daripada kasus-kasus lainnya, yaitu kasus K4 dengan nilai kemiripan sebesar 4/5 atau 80% kemiripan.

2.3.3 Pengambilan atau Pemilihan Data

(35)

pembagian nilai Stotal pada Tabel 2.7.

Berdasarkan tabel kriteria kemiripan maka setiap kasus pada basis kasus memiliki kriteria kemiripan dengan kasus baru sebagai berikut:

Tabel 2.8 Hasil kriteria kemiripan setiap kasus dengan kasus baru

Basis Kasus STotal Nilai Desimal

Kemir ipan

Oleh karena itu kasus K4 akan dipilih menjadi solusi yang disarankan untuk kasus baru tersebut. Karena memiliki kriteria kemiripan HIGH seperti pada tabel diatas. Dengan kata lain, kasus baru tersebut kemungkinan adalah penyakit A dan disarankan diberi obat untuk penyakit A, seperti pada basis kasusnya.

2.4 Desain Sistem

(36)

untuk mengembangkan sistem baru. Langkah permulaan desain sistem adalah rencana pengembangan yang telah dipersiapkan selama analisa sistem yang disetujui oleh manajemen. Desain sistem dimulai dengan spesifikasi output yang diperlukan mencakup isi format, volume, dan frekuensi laporan-laporan serta dokumen-dokumen. Selanjutnya menentukan isi dan format input suatu sistem dan file yang kemudian diikuti desain mengenai langkah-langkah pengolahan, prosedur-prosedur dan pengendalian-pengendalian. Pada penyelesaian proses desain sistem harus dipersiapkan rencana implementasi sistem yang baru.

2.4.1 Desain Input

Masukkan (Input) merupakan awal dimulainya proses informasi komputerisasi. Bahan mentah dari innformasi adalah data yang terjadi dari transaksi yang dilakukan oleh organisasi. Hasil dari sistem informasi tidak lepas dari data yang dimasukkan. Bila sampah yang dimasukkan maka akan keluar sampah pula (Garbage in garbage out). Supaya tidak dihasilkan sampah seperti kasus diatas maka input yang dihasilkan sistem informasi harus tidak boleh berupa sampah. Oleh karena itu desain input yang dibuat haruslah berusaha membuat suatu sistem yang dapat menerima input yang bukan sampah.

2.4.2 Desain Output

(37)

data / informasi dan format apa yang menurut mereka sesuai dengan kebutuhan mereka. Secara ringkas tahapan-tahapan mendesain output adalah Memilih metode penyampaian informasi (layar/printer), Mendesain bentuk layoutnya, Menyusun sistem informasi agar lengkap dan mudah dibaca. Untuk itu perlu diperhatikan adaah memberi judul pada setiap informasi yang diberikan, Semua data tepat dibawah judul tiap kolom, beri ringkasan pada tempat-tempat tertentu dan harus berurutan.

2.4.3 Database [ 1 ]

Database adalah sekumpulan file-file yang mempunyai ikatan antara file yang satu dengan yang lain sehingga membentuk suatu bangunan data untuk menginformasikan suatu yang berhubungan dengan instansi dalam batasan yang tertentu.Bila terdapat file yang tidak dapat dipadukan atau dihubungkan dengan file yang lain tersebut bukanlah kelompok dari suatu database, ia akan membentuk kelompok database sendiri.

Database dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang, seperti: 1. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi

sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan mudah dan cepat.

2. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama se-demikian rupa tanpa pengulangan (redudansi) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan.

(38)

Kumpulan dari file yang saling berkaitan bersama dengan program pengelolanya disebut Database Management System (DBMS). Data base me-rupakan kumpulan data, sedangkan program pengelolanya berdiri sendiri dalam satu paket program yang komersial untuk membaca data, pengecekan data, meng-hapus data, melaporkan data.

2.4.4 Istilah Dalam Database [ 1 ]

Berikut ini merupakan istilah-istilah dalam database yang perlu diketahui sebagai dasar, antara lain:

1) Entity

Entity adalah orang, tempat, kejadian atau konsep yang informasinya direkam. Pada administrasi mahasiswa misalya, maka entitynya mahasiswa, mata kuliah, nilai.

2) Atr ibute

Setiap entity mempunyai atribute atau sebutan untuk mewakili entity. Tabel mahasiswa dapat dilihat atributnya misalnya Npm, Nama, Alamat.Atribut juga di-sebut sebagai elemen, data field, data item.

3) Data Value

Data Value adalah data aktual atau informasi yang disimpan pada tiap data elemen atau atribut. Atribut nama mahasiswa menunjukkan tempat informasi dimana nama mahasiswa itu disimpan , sedangkan data value misalnya,Budi,Arif merupakan isi data mahasiswa itu.

4) Recor d/Tuple

(39)

seseorang misalnya: nomor mahasiswa, nama mahasiswa, alamat, nomor telepon. Satu record mewakili satu data atau informasi tentang seseorang.

5) Atr ibut Kunci

Dalam setiap file selalu terdapat kunci yang berupa satu field atau satu set field yang dapat diwakili record. Macam-macam kunci adalah sebagai berikut:

a) Kunci Primer (Primary Key)

Adalah atribut yang tidak hanya mengidentifikasikan secara unik suatu kejadian spesifik, tetapi juga dapat mewakili setiap kejadian dari suatu entity .Setiap kandidat mempunyai peluang menjadi kunci primer.

b) Kunci Kandidat (Candidate Key)

Adalah suatu atribut yang mengidentifikasikan secara unik suatu kejadian spesifik dari entity. Satu minimal set atribut menyatakan secara tak langsung dimana beberapa atribut dalam satu set tidak dapat dibuang tanpa merusak kepemilikan yang unik. Jika suatu kandidat berisi lebih dari satu atribut , maka biasanya disebut kunci komposit (gabungan).

c) Kunci Tamu (Foreign Key)

Adalah satu atribut atau satu set minimal atribut yang melengkapi satu relationship yang menunjukkan ke induknya. Kunci tamu ditempatkan pada entity anak dan sama dengan kunci primer induk direlasikan. Hubungan antara entity anak dan entity induk adalah hubungan set lawan banyak (one to many relationship) .

d) Kunci Alternatif (Alternate Key)

(40)

kunci alternatif dipakai sebagai kunci pengurutan dalam laporan. 5)Relasi

Adalah hubungan antar file yang direlasikan dengan kunci relasi (Relation Key), yang merupakan kunci utama dari masing-masing file.

2.5 Perancangan Sistem

2.5.1. Alir Dokumen ( Document Flowchart )

Bagan alir dokumen (Document flowchart) atau disebut juga bagan alir formulir (Form flowchart) atau paperwork flowchart merupakan bagan alir yang menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-tembusannya.

(41)

organisasi maupun antar organisasi. 2.5.2 Diagram Ber jenjang

Dekomposisi: proses membagi sistem ke sub sistem yg lebih kecil dan Menunjukkan hierarchy proses-proses yang ada dalam sistem yang kita buat. Berikut adalah gambar dari diagram berjenjang:

Gambar 2.1 Diagram Berjenjang 2.5.3 Kontek Diagram

Model diagram konteks menjabarkan tentang aktor-aktor yang terlibat dalam suatu konteks informasi, serta dinamika informasi yang terjadi antar aktor-aktor tersebut. Pada model ini tergambar organisasi yang bersangkutan, dan dengan siapa saja organisasi ini berhubungan secara informasi. Kemudian hubungan itu dirinci dalam soal apa saja informasi dan sifat informasinya.

(42)

untuk versi internal.

Bagi Ornop yang terbiasa dengan alat bernama stakeholder analysis, maka pihak pihak eksternal ini dapat dipungut dari hasil stakeholder analysis kalau memang sudah ada.

Diagram konteks dapat dibuat berjenjang mulai dari yang paling umum sampai yang paling terperinci. Salah satu bentuk turunan diagram lebih terperinci dari diagram konteks, adalah Diagram Aliran Data atau (Data Flow Diagram/DFD).

2.5.4 Data Flow Diagram

DFD merupakan penggambaran sistem yang menggunakan bentuk simbol untuk menggambarkan aliran data dalam suatu proses yang saling berhubungan(McLeod, Jr., Schell, 1979). Beberapa simbol yang dipergunakan untuk menggambarkan sistem antara lain:

1) External entity, merupakan kesatuan di lingkungan luar sistem yang akan mempengaruhi sistem, dengan memberikan input atau menerima output dari sistem. External entity dapat berupa:

a) orang atau sekelompok orang dalam organisasi tetapi di luar sistem yang sedang dikembangkan

b) organisasi atau orang yang berada di luar organisasi

c) kantor atau divisi dalam perusahaan tetapi di luar sistem yang sedang dikembangkan

(43)

f) penerima akhir dari suatu laporan yang dihasilkan oleh sistem.

entitas

Gambar 2.2 External entity

2) Repeated external entity, untuk menghindari keruwetan dalam diagram, karena banyaknya garis penghubung antara external entity, proses, maupun data store yang saling berpotongan, maka external entity dapat digambarkan >1 kali untuk satu nama, yang disebut repeated external entity.

Gambar 2.3 Repeated external entity

3) Data flow, disimbolkan dengan tanda panah dimana arah panah menunjukkan arah mengalirnya data. Data flow mengalir menuju proses atau meninggalkan proses. Data flow yang meninggalkan external entity selalu menuju ke proses. Data flow dapat berupa:

a) masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem dan dapat berbentuk formulir atau dokumen yang digunakan sistem

b) laporan tercetak yang dihasilkan sistem c) masukan untuk komputer

d) output ke layar monitor

e) data yang dibaca dari suatu file atau yang direkam ke suatu file f) komunikasi ucapan

Nama external entity

(44)

g) surat atau memo

h) suatu isian yang dicatat pada buku agenda

Arus data diberi nama yang jelas dan bermakna (meaningfull) yang dapat mewakili data yang mengalir.

Gambar 2.4 Data Flow

4) Process, Adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang, mesin, atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke proses dan akan dihasilkan arus data yang keluar dari proses.

Process

Gambar 2.5 Process

5) Data storage, Merupakan simpanan dari data yang dapat berupa: a) File atau database di sistem komputer

b) Arsip atau catatan manual

c) Kotak tempat data di meja seseorang d) Tabel acuan buku

e) Suatu agenda atau buku.

(45)

storage

Gambar 2.6 Data stroge

6) Repeated Data Storage, Untuk menghindari keruwetan diagram, karena banyaknya garis penghubung antar data storage, external entity, process, maupun data storage yang saling berpotongan, maka data storage dapat digambarkan lebih dari satu buah untuk satu nama yang disebut repeated data storage.

Gambar 2.7 Repeated Data Strage 2.5.5 Car dinality Ratio

Dalam penggambaran ER-diagram juga diperlukan cardinality rasio yaitu notasi yang menunjukan banyaknya relasi yang terjadi antar enitas. Disamping itu cardinality rasio juga untuk membantu gambaran relasi secara lengkap.Terdapat tiga macam relasi dalam hubungan atribut dalam satu file, relasi dari data dapat berupa:

1) Hubungan satu ke satu (one to one), dimana satu anggota entitas hanya berhubungan dengan satu anggota entitas yang lain

2) Hubungan satu ke banyak (one to many), dimana satu anggota entitas berhubungan lebih dari satu dengan anggota entitas yang lain.

3) Hubungan banyak ke banyak (many to many), dimana satu anggota entitas berhubungan lebih dari satu dengan anggota entitas yang lain serta sebaliknya

(46)

pembuatan sistem, simbol–simbol yang digunakan pada ER diagram konvensional berbeda dengan simbol–simbol yang digunakan oleh tools PowerDesigner. Pada tabel dibawah ini merupakan simbol–simbol ER diagram yang digunakan oleh penulis dalam pembuatan sistem dengan menggunakan tools PowerDesigner

Tabel 2.9 Simbol ER Diagram (PowerDesigner)

Simbol Keter angan

Simbol entitas, “Ent_1” merupakan nama dari entitky.

Sedangkan “Atribut_1”, “Atribut_2” dan “Atribut_3” Merupakan atribut–atribut yang ada pada entity Simbol one to one relationship, “Relation_11” Merupakan nama dari relationship

Simbol one to many relationship, “Macam dana” Merupakan nama dari relationship

(47)

BAB III

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1. Analisa Data

Setelah data terkumpul maka data tersebut belum berarti karena belum dapat disimpulkan dan data tersebut masih perlu diolah sehingga data tersebut dapat bermakna, sehingga hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan. Adapun masalah ini penulis membahas 11 ( sebelas) jenis penyakit yang umum menyerang tanaman cabai , diantaranya adalah : Layu Daun, Busuk Daun, Busuk Buah, Rebah Batang, Busuk Kuncup, Bercak Daun, Anthracnose buah, Lalat Buah, Bercak Bakteri, Antraknosa/patek, Patah batang.

Dari pembahasan penyakit cabai tanaman, dapat di analisa bahwa ada 3 faktor yang berhubungan erat dengan penyakit cabai tanaman tersebut, yaitu : Penyebab, Gejala, Pengendalian

3.2. Analisa Sistem

(48)

3.3. Desain Sistem

3.3.1 Desain Alur Website

Dalam sistem ini ada dua interface, yaitu : 1) Admin

(49)

2) User (Pemakai Informasi)

Dalam kasus ini entitas user berbeda dengan entitas admin, karena user memiliki hak akses yang terbatas. User hanya bisa melihat informasi yang sudah dioleh oleh sistem tanpa bisa melakukan pengaturan pada sistem ataupun input data dan pengubahan data. Namun user disini bisa berkonsultasi tentang permasalahan pada tanaman cabai nya.

Berikut adalah alur atau flowchart dari pengguna atau user yang menjelaskan alur pada interface aplikasi ini.

Gambar 3.2. flowchart user 3.3.2 Desain Alur Sistem

1) Alur Sistem Perhitungan

(50)

telah diinputkan kemudian akan dibandingkan dengan kasus - kasus lama, lalu akan terjadi proses perhitungan Case Based Reasoning. Setelah perhitungan selesai, maka akan dicari nilai terbesar dan ditampilkan.

Berikut adalah alur atau flowchart dari langkah perhitungan dari Case Based Reasoning :

(51)

2) Contoh Perhitungan

Langkah awal adalah mengumpulkan Data penyakit tanaman cabai terdahulu, berikut adalah kasus - kasus Tanaman Cabai terdahulu:

Tabel 3.1 Kasus - Kasus Terdahulu Tanaman Cabai

CASE GEJ ALA

Misalnya ada kasus baru yang berisi gejala penyakit tanaman cabai yang dialami yaitu DAUN: Kering, BATANG: Layu, BUAH: Bintik Hitam, dan tidak menginputkan data usia. Untuk bobot pada daun,batang, dan buah diberikan dengan nilai 2, pada kasus baru ini memiliki 6 bobot.setelah itu, untuk kasus baru ini akan dihitung kemiripannya dengan kasus –kasus yang ada dengan perhitungan sebagai berikut:

Case 1:

DAUN: kering, terdapat pada Case 1 dan diberikan nilai= 2 BATANG: Layu, terdapat pada Case 1 dan diberikan nilai= 2

BUAH: Bintik Hitam, tidak ada pada case 1 dan diberikan nilai = 0 Perhitungannya : total Case 1 = 2 + 2 + 0 = 0,667

6

(52)

DAUN: kering, tidak ada pada Case 1 dan diberikan nilai= 0

BATANG: Layu, terdapat pada Case 1 dan diberikan nilai= 2 x 1/5 = 0,4 (1/5 didapat apabila didalam case tidak memiliki gejala yang sama tetapi memiliki problem yang sama yaitu pada daun, jadi nilai bobot x 1/(jumlah pronlem pada BATANG))

BUAH: Bintik Hitam, ada pada case 1 dan diberikan nilai = 2 Perhitungannya : total Case 1 = 0 + 0,4 + 2 = 0,4

6

Oleh karena itu case 1 akan dipilih menjadi solusi yang disarankan untuk kasus baru tersebut. Karena memiliki kriteria kemiripan Lebih tinggi dibandingkan dengan Case 2. Dengan kata lain, kasus baru tersebut kemungkinan adalah penyakit Layu dan disarankan diberi obat untuk penyakit Layu.

3.3.3 Desain Diagr am Ber jenjang

(53)

Gambar 3.4 Diagram Berjenjang 3.3.4 Desain Konteks Diagram

Konteks diagram menjelaskan gambaran umum mengenai sistem aplikasi web yang dibuat. Pada diagram tersebut, terdapat 2 entitas yang terlibat, yaitu: Admin dan user. Adapun process yang dikelilingi oleh entitas yaitu sistem pendukung keputusan mendeteksi penyakit tanaman cabai. Penjelasan untuk masing-masing entitas yang mengelilingi process pada DFD level context adalah sebagai berikut :

1) Admin

Dalam sistem ini Admin bertugas untuk maintenance data baik melakukan pengisian data, perubahan data maupun penghapusan data pada sistem pendukung keputusan pendeteksi penyakit tanaman cabai.

2) User

(54)

hasil problem 3.3.5 Desain Data Flow Diagram (DFD) Level 1 1) Login

Didalam proses ini entitas yang terlibat adalah admin. Admin diharapkan memasukkan username serta password, setelah login akan dicek pada tabel admin. Jika username serta password benar maka admin dapat masuk ke halaman admin.

2) Maintenance Data

Didalam proses ini entitas yang terlibat adalah admin. Admin dapat mengolah data seperti memasukkan data baru, mengubah, menhapus, serta melihat data. Contohnya seperti data case, gejala, usia, dan bobot.

3) Proses CBR

(55)

validasi 3.3.6 Desain Data Flow Diagram (DFD) Level 2 1) Maintenance Data

(56)

[data bobot Baru]

Gambar 3.7 DFD Level 2 Maintenance Data 2) Proses CBR

(57)

hasil perhitungan [nilai bobot]

Gambar 3.8 DFD Level 2 Proses CBR

3.4 Perancangan Database 3.4.1 CDM dan PDM

(58)

digunakan sesungguhnya.

Berikut Adalah Conceptual Data Model dari sistem ini:

Gambar 3.9. Conceptual Data Model

Pada CDM dijelaskan ada beberapa tabel yang berisi entitas pendukung terbentuknya sebuah database dimana entitas itu terdiri dari tabel login, perhitungan, gejala serta case. Tabel- tabel itu berisi entitas yang mendukung sehingga data dapat tersimpan di database.

Setalah CDM ini terbentuk maka selanjutnya data tersebut di generate ke PDM untuk selanjutnya akanmenjadi database sistem ini.

(59)

memperlihatkan struktur penyimpanan data yang benar pada basis data yang digunakan sesungguhnya.

Gambar 3.10. Physical Data Model

(60)

3.4.2 Tabel

Dari hasil perancangan CDM sampai ke PDM maka bisa dilihat tabel- tabel yang akan terbentuk. Berikut adalah tabel yang terbentuk untuk pendeteksi penyakit pada tanaman cabai.

Gambar 3.11. Tabel pada Database 1)Tabel Admin

Pada tabel air terdapat beberapa entitas diantaranya ID_ADMIN, USERNAME, PASSWORD, NAMA, JK, ALAMAT, TELP, STA_ADMIN. Dimana ID_ADMIN sebagai primary key.

Berikut adalah tampilan tabel air.

Gambar 3.12. Tabel Admin

(61)

2)Tabel Bobot

Pada tabel ini berisi data nilai bobot yaitu ID_BOBOT, PROBLEM_BOBOT, BOBOT. Dimana ID_BOBOT sebagai primary key.

Gambar 3.13. Tabel Bobot

Pada tabel bobot ini admin hanya bisa mengedit bobot pada daun,batang,buah,spora cendawa dan usia. Yang masing masing memiliki bobot yang berbeda atau sama sesuai dengan jumlah nya.

3)Tabel Gejala

Pada tabel hasil ini akan menyimpan data gejala - gejala tanaman cabai. Pada tabel ini terdapat ID_GEJALA, KODE_GEJALA, PROBLEM, GEJALA_P. Dimana ID_GEJALA adalah primary key dari tabel ini.

Gambar 3.14. Tabel Gejala

Pada tabel ini akan menyimpan data gejala - gejala pada tanaman cabai. 4)Tabel tbcase

(62)

primary key dari tabel ini. Selain itu pada tabel ini mempunyai foreign key yaitu ID_GEJALA dan ID_USIA. Dimana foreign key tersebut menjelaskan bahwa pada tabel tbcase ini memiliki relasi dengan tabel lain yang mempunyai ID_GEJALA dan ID_USIA.

Gambar 3.15. Tabel Tbcase

Case - case ini disimpan yg kemudian akan di bandingkan dengan permasalahan penyakit tanaman cabai pada saat ini.

5)Tabel Usia Tanaman

Pada tabel usia_tanaman ini terdapat ID_USIA, KODE_USIA, USIA. Pada tabel ini ID_USIA adalah sebagai primary key.

Gambar 3.16. Tabel Usia Tanaman

(63)

3.5. Per ancangan Per angkat Lunak Web

Requirement perangkat lunak untuk pendeteksi penyakit pada tanaman cabai adalah sebagai berikut :

1) Perangkat Lunak menyediakan fasilitas untuk melakukan perubahan data yang dilakukan oleh admin, termasuk data admin sendiri, gejala -gejala penyakit, Usia Tanaman penyakit cabai, Case - case terdahulu, Nilai pada bobot.

2) Untuk User disini dapat berkonsultasi tentang permasalahan tanaman cabainya, dengan mengisi gejala - gejala yang sudah tersedia dan mengisi usia tanaman cabainya.

Data yang diperlukan dalam pembangunan perangkat lunak di atas adalah: Data penyakit, Gejala dan Solusi untuk tanaman cabai yang bermasalah.

Untuk tampilan menu awal dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.17. Tampilan Awal

(64)

menu Beranda, Konsultasi dan Login

Selain menu utama atau menu user terdapat juga tampilan menu untuk admin, dimana seorang admin harus melakukan login lebih dahulu untuk bisa mengakses dan mengelola data yang ada pada web. Tidak semua orang dapat masuk ke dalam administrator karena admin ini mempunyai hak khusus terhadap web yaitu dapat melakukan penambahan data, perubahan data maupun penghapusan data yang ada.

Gambar 3. 18. Tampilan Login Admin

(65)
(66)

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Implementasi Web

Pengimplementasian aplikasi ini menggunakan bahasa pemrogaman php dan koneksi Database Mysql. Dimana data yang ada di simpan di database sehingga nantinya data tersebut akan bisa di tampilkan di aplikasi web ini. Tools yang digunakan pada aplikasi ini adalah bahasa Pemrograman PHP yang nantinya web ini dapat di on line-kan sehingga masyarakt bisa mengakses informasi yang ada.

Pada web ini terbagi menjadi 2 yaitu User Interface dan Admin Interface. Dimana user Interface adalah tempat user atau pengguna melihat semua informasi tentang sistem ini tetapi tidak dapat merubah apapun yang ada pada sistem. Berbeda halnya dengan admin interface, pada bagian ini hanya admin atau peneliti saja yang bisa mengakses dan dapat merubah atau mengelola data yang ada. Karena pada Admin ini data dapat di kelola dan disimpan ke dalam database yang sudah tersedia. User interface ini harus memiliki kemudahan hak akses atau yang sering disebut user friendly agar para pengguna dapat dengan mudah menggunakan atau mengakses data yang ada.

4.2 User Interface

(67)

4.2.1. Form Utama (Ber anda)

Pada tampilan jendela gambar 4.1 dibawah ini merupakan tampilan gambar halaman utama saat pengaksesan halaman web. Dihalaman utama ini berisikan seputar informasi tentang penyakit tanaman cabe. Pada halaman awal ini adalah halaman tampilan bagi user. Sehingga tampilan awal pada saat user membuka web ini adalah berikut tampilannya.

Gambar 4.1. Form halaman utama

(68)

4.2.2. Form Konsultasi

Didalam form ini, user dapat berkonsultasi tentang permasalahan tanaman cabenya dengan mengisi gejala - gejala nya dan usia tanamannya pada saat bermasalah pada umur keberapa.

Gambar 4.2. Form Konsultasi 4.2.3. Form About Us

(69)

Gambar 4.3. Form About Us 4.2.4. Form Login

Pada halaman ini hanya dapat digunakan oleh admin, karena pada halaman ini admin memiliki hak akses penuh untuk mengatur halaman web.

(70)

Gambar 4.4. Form login

4.3 Admin Interface 4.3.1. Form Admin

(71)

Gambar 4.5. Form menu utama admin

Pada menu administrator admin dapat merubah, mengelola dan menginputkan data yang berhubungan dengan sistem ini. Pada admin terdapat beberapa menu antara lain:

1) Gejala Penyakit

(72)

penyakit untuk tanaman cabe. Jika di klik akan muncul tampilan seperti di bawah ini:

Gambar 4.6. Menu Gejala tanaman

Pada menu Gejala penyakit ini admin dapat mengelola data gejala - gejala penyakit untuk tanaman cabe. Sehingga admin dapat mengelola baik itu input, edit maupun hapus. Untuk menginput kan data baru dapat di klik

(73)

Gambar 4.7. Tampilan pilih problem

(74)

Gambar 4.8. Tampilan input Gejala Penyakit 2)Usia Tanaman

(75)

Gambar 4.9 Menu Usia Tanaman

(76)

Gambar 4.10. Tampilan input Usia Tanaman 3)Case

(77)

Gambar 4.11. Menu Case

(78)

Gambar 4.12. Tampilan Input Case 4) Bobot

(79)

Gambar 4.13. Menu bobot

Pada menu ini dapat hanya dapat menginputkan nilai bobotnya saja dengan mengklik .

5)Pengatura Akun

(80)

Gambar 4.14. menu Pengaturan Akun 6)Logout

(81)

BAB V

UJ I COBA SISTEM

Pada bab ini akan menguraikan hasil pengujian sistem serta program yang telah dibuat. Adapun yang diuji meliputi pengujian pada software yaitu pengujian pada Website Sistem dimana akan diuji user interface serta admin interface-nya

5.1. Pengujian User Interface

Pada user interface ini akan diuji bagaimana sitem atau aplikasi ini bekerja sehingga dalam penggunaan user apakah sistem ini sudah termasuk sebuah sistem yang user friendly atau sebuah sistem yang dapat digunakan oleh user tanpa melalui kendala yang dapat menyulitkan user dalam menggunakan aplikasi ini. 1) Konsultasi

(82)

Gambar 5.1 Gambar Sebelum berkonsultasi 2) Perhitungan Case Based Reasoning

Usia Tanaman adalah data Usia Tanaman cabai saat terserang penyakit. Pada bagian ini dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu:

Tabel 5.1 Usia Tanaman Cabai Usia Tanaman

5 - 10 Hari 5 - 6 Minggu

(83)

Gejala-gejala penyakit berisi tentang menyebabkan suatu penyakit pada Tanaman Cabai. Adapun dibawah ini adalah sebagai contoh gejala.

Tabel 5.2 gejala penyakit Tanaman Cabai

PROBLEM Gejala

SPORA CENDAWA Berwarna Kelabu

Didalam Tabel 5.2, disini terdapat 4 problem yaitu: daun, batang, buah, spora cendawa. Pada tabel di atas, pada daun terdapat 5 gejala, pada batang memiliki 5 gejala, pada buah juga memiliki 5 gejala dan pada spora cendawa memiliki 1 gejala saja.

(84)

Tabel 5.3 Kumpulan Case Case Gejala Penyakit Usia

Tanaman

5-10 Hari Layu Pengendalian Untuk Penyakit Layu

2 BATANG: Kering

BUAH: Bintik Hitam 15-20

(85)

Misalnya ada kasus baru yang berisi gejala penyakit tanaman cabai yaitu: DAUN: Kering, BATANG: Layu, BUAH: Bintik Hitam, dan usia 5 - 6 Minggu. Untuk bobot pada daun,batang, dan buah diberikan dengan nilai 2 dan usia memiliki nilai bobot 1, perhitungan bobot adalah sebagai berikut: Jumlah_bobot = DAUN + BATANG + BUAH + USIA = 2 + 2 + 2 +1 = 7

setelah itu, untuk kasus baru ini akan dihitung kemiripannya dengan kasus–kasus yang ada dengan perhitungan sebagai berikut:

gejala

total = ∑ (bobot*gejala)+ Usia

I=1

Jumlah_bobot 1) Bobot adalah nilai dari masing masing problem. 2) Gejala adalah gejala penyakit pada Tanaman Cabai

3) Usia adalah Usia tanaman cabai pada saat diserang penyakit 4) total adalah jumlah masukan, misalnya:

a. Gejala diisi dan gejalanya sama maka akan dihitung 1 Masukan. b. Gejala diisi dan gejalanya tidak sama tetapi memiliki jenis problem

yang sama maka akan dihitung bobot*(1/(jumlah problem)) masukan.

c. Gejala diisi tetapi tidak memiliki kesamaan problem maka dihitung 0 masukan.

d. Usia diisi dan memiliki kesamaan maka dihitung 1 masukan. e. Usia diisi tetapi tidak memiliki kesamaan maka dihitung

bobot*(1/(jumlah usia)) masukan.

(86)

5) total adalah jumlah nilai similarity.

Setelah memahami rumus dan penjelasan diatas, maka kasus yang baru akan dihitung berdasarkan Tabel 5.1, Tabel 5.2, dan Tabel 5.3. Adapun perhitungannya sebagai berikut:

Tabel 5.4 Nilai Kasus Baru Case Nilai Gejala Nilai memiliki tingkat kemiripan paling tinggi dengan kasus yang baru daripada kasus-kasus lainnya, yaitu kasus case 1 dengan nilai kemiripan sebesar 0,61904 atau 61,904% kemiripan.

(87)

Gambar 5.1 merupakan tampilan user pada saat berkonsultasi. Lalu kan dimulai proses perhitungan pada Tabel 5.4. Setelah itu hasilnya akan muncul seperti dibawah ini :

(88)

5.2.Pengujian Admin Interface

Pada admin interface ini tidak semua pengguna bisa memasuki administrator dari sistem ini. Hanya pengguna yang mempunyai account yang sesuai dengan database saja yang dapat masuk ke dalam administrator ini. Karena sebelum memasuki admin seorang pengguna harus menginputkan username dan password terlebih dahulu. Berikut adalah tampilan login masuk kedalam administrator.

Gambar 5.3 Tampilan Login

Apabila username dan password sesuai dengan database maka pengguna bisa memasuki administrator dan dapat melakukan pengelolaan data pada admin. Tetapi apabila terdapat kesalahan dalam menginputkan username dan password maka akan terdapat error saat akan memasuki administrator.

(89)

5.2.1 Input Data

Pada administrator telah dilengkapi form inputan yang digunakan oleh admin untuk memasukkan data yang dibutuhkan dan akan disimpan kedalam database sistem.

Gambar 5.4 input data

(90)

5.2.2 Tampilan Data

Pada administrator selain dapat menginputkan data juga dapat menampilkan data yang telah diinputkan sebelumnya. Jadi administrator dapat menampilkan data yang telah disimpan di dalam database.

Gambar 5.5 Tampilan Data Case

Pada tampilan data ini akan ditampilkan semua data yang telah diinputkan sebelumnya. Data tampilan berbentuk tabel sehingga mempermudah admin dalam melihat data yang telah diinputkan.

(91)

Pada admin ini terdapat hapus data yang digunakan untuk menghapus data yang dianggap salah atau tidak digunakan lagi.

Gambar 5.6 Tombol Delete

Pada hapus data ini admin dapat menghapus data yang salah dan digunakan akan dihapus dengan menggunakan Tombol ini. Sebelum data tersebut dihapus maka akan terdapat sebuah pertanyaan apakah anda yakin dihapus atau tidak.

Gambar 5.7 Pertanyaan Delete

Setelah dipilih pilihan “YA” maka data tersebut akan terhapus secara otomatis. Data yang sudah dihapus otomatis pada database data tersebut juga terhapus. Jika memilih "TIDAK" maka data akan kembali ke List

(92)

Pada admin juga dapat melakukan edit data dimana admin dapat merubah salah satu data tanpa harus menghapus data dan menginputkan data lagi.

Gambar 5.8 Tombol Edit

(93)
(94)

BAB VI

P E N U T U P

6.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian tugas akhir yang telah dilakukan, maka didapatkan simpulan sebagai berikut :

1) Dengan menggunakan Metode Case Based Reasoning dapat digunakan untuk mendeteksi penyakit pada tanaman cabai. Output akan menghasilkan 2 kemungkinan, yaitu: menghasilkan solusi yang valid atau hanya sebagai alternatif saja.

2) Dengan menginputkan gejala penyakit serta usia, maka aplikasi ini menghasilkan alternatif solusi langkah - langkah penyembuhan yang dialami tanaman.

6.2. Saran Pengembangan

Untuk penelitian lebih lanjut dalam pengembangan aplikasi sistem ini disarankan untuk melakukan hal-hal berikut:

1) Dapat dikembangkan menggunakan citra digital, sehingga dengan menggunakan gambar saja secara otomatis bisa terdeteksi penyakit apa yang sedang terjadi pada tanaman cabai.

(95)

DAFTAR PUSTAKA

[ 1] Didik, DP ., ”Tip dan Trik Kolaborasi PHP dan Mysql untuk membuat Web

Database yang interaktif ”, Elex Media Komputindo . Jakart a , 2003.

[ 2] Liana Fitriani, Nunuhitu . "Deteksi Jenis Penyakit dan Pengobatannya

pada Daun Tanaman Cabe Berbasis Metode Lapcian of Gaussian".

Undergraduate thesis, Faculty of I ndustrial Technology, Surabaya, 2011

[ 3] Muzid, Syaf iul, "TEKNOLOGI PENALARAN BERBASI S KASUS (CASE

BASED REASONING) UNTUK DI AGNOSA PENYAKI T KEHAMI LAN".

Jurusan Teknik I nformatika, Fakultas Teknologi I ndustri, Universitas

I slam I ndonesia, Yogyakarta, 2008

[ 4] Sankar, K.P dan Simon, C.K ., "Foundation Of Soft Case - Based

Reasoning", Wiley Publishing, New Jersey, 2004

[ 5] Syaf ii , M ., ”Membangun Apllikasi Berbasis PHP & Mysql” , Yogyakarta :

Andi Offset , 2004 .

[ 6] Watson, I .D . "Applying Case-Based Reasoning: Technique for Enterprise

Systems". Morgan Kaufmann Publishing, San Francisco, 1997

[7] http://www.anneahira.com/penyakit-pada-tanaman-cabe.htm

(26/01/2012 20:00 WIB)

[8] http://www.docstoc.com/docs/47825259/sistem-pendukung-keputusan-0

534010233 (11/03/2012 12:34 WIB)

[9] http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/10/hama-dan-penyakit-tanaman

Gambar

Tabel 2.5 Basis kasus yang tersimpan beserta data penyakit dan solusi
Tabel 2.8 Hasil kriteria kemiripan setiap kasus dengan kasus baru
Tabel 2.9 Simbol ER Diagram (PowerDesigner)
Gambar 3.1. Flowchart Admin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pasar Uang Antar bank Ber- dasarkan Prinsip Syariah (PUAS) adalah kegiatan investasi jangka pendek dalam rupiah antar peserta pasar berdasarkan prinsip Mudha- rabah,

18 Proses pengecekan yang dilakukan yaitu dengan cara menyerahkan hasil data yang diperoleh. peneliti kepada informan data supaya data bisa dicek kembali

Dengan demikian tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar passing bawah melalui penerapan model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran

dan tepung beras berpengaruh terhadap sifat fisik kosmetik bedak dingin, dilihat dari : rasa dingin, aroma, warna, tekstur dan daya lekat. 2) Hasil kosmetik bedak dingin yang

Oleh karena dalam penelitian ini didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p &lt;0,05) maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pH saliva antara pasien

Oleh karena itu, penelitian tentang Studi tingkat penurunan populasi hewan endemik Kekah ( presbytis natunae ) di Desa Ceruk, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau

Kondisi rata – rata terumbu karang pada Pantai Ulee Kareung Kecamatan Simpang Mamplam Kabupaten Bireuen dikedalaman dangkal ( shallow ) sebanyak 28,55% dan dalam

luaran kegiatanini adalah: (1) terselesaikannya masalah pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh adanya pembakaran jerami padi oleh masyarakat Desa Sukarara pada saat