• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh : Fifi Fisiana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh : Fifi Fisiana"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

Optimasi Biaya Produksi menggunakan Metode

Revised Multi Choice Goal programming dengan

Tahap Persediaan Terkontrol Supply Chain Model

studi kasus : PT.Gunungarta Manunggal, Gempol

Oleh :

Fifi Fisiana 1207100018

Dosen pembimbing: 1. Drs.Sulistyo, MT

(2)

Biaya produksi dalam sistem industri memainkan peran yang sangat penting, karena sangat berpengaruh pada besarnya tingkat pendapatan yang akan diperoleh perusahaan. Biaya produksi yang dibahas dalam Tugas Akhir ini meliputi biaya trasnportasi,biaya penyimpanan bahan baku dan biaya pemesanan kembali. Metode yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah Revised Multi Choice Goal Programming karena metode ini mencerminkan kebutuhan bisnis. Sehingga metode ini mampu meyelesaikan permasalahan optimasi biaya-biaya produksi

Sasaran yang ingin dicapai perusahaan adalah meminimasi biaya transportasi di semua tahap, meminimasi total biaya simpan persediaan bahan baku dan biaya pemesanan kembali Hasil optimasi dengan menggunakan software LINGO 8 untuk sasaran pertama yaitu biaya transportasi sebesar Rp. 398.744.000,00 dan untuk sasaran kedua total biaya penyimpanan bahan baku dan biaya pemesanan kembali sebesar Rp.3.105.000,00 untuk periode Januari-April 2010.

Kata Kunci : Revised Multi Choice Goal Programing, Supply Chain Model,

Biaya Transportasi ,Biaya Penyimpanan Bahan Baku dan Biaya Pemesanan kembali,

(3)

LATAR BELAKANG

Pelaku industri mulai sadar bahwa untuk menyediakan produk yang

murah, berkualitas dan cepat, perbaikan di internal perusahaan

manufaktur masih belum cukup

Peran serta Supplier, perusahaan transportasi dan jaringan distributor sangat dibutuhkan. Kesadaran akan

adanya produk yang murah, cepat dan berkualitas inilah sehingga suatu

perusahaan memerlukan Supply

Chain Model( SCM )

Salah satu perusahaan di Jawa Timur yang menerapkan Supply

Chain Model (SCM) adalah PT.

Gunungarta Manunggal. Perusahaan menggunakan

strategi make to order sehingga sebagian bahan

baku didatangkan dari

(4)

Rumusan Masalah

• Bagaimana penerapan model Revised Multi Choice

Goal Programming untuk mengoptimasi biaya

produksi dengan tahapan persediaan

terkontrol

supply chain model pada perusahaan air mineral PT.

Gunungarta Manunggal, Pasuruan.

• Bagaimana menyelesaikan model Revised Multi

Choice Goal Programming (RMCGP) dengan tahap

persediaan terkontrol supply chain model sehingga

didapatkan solusi yang optimal.

(5)

Batasan Masalah

• Perusahaan yang akan diteliti yaitu PT. Gunungarta Manunggal yang bergerak dalam produksi air mineral cup Ceria.

• Data yang diteliti hanya data produk air mineral cup Ceria 240 ml.

Data bahan baku yang diteliti hanya pollycup, straw, layer, box ceria dan air.

• Data yang digunakan hanya data biaya transportasi, data biaya penyimpanan bahan baku, biaya pemesanan kembali, kapasitas supplier, kapasitas gudang utama, kapasitas gudang bahan baku, kapasitas produksi pabrik, data permintaan bahan baku, data permintaan konsumen.

Kendala nya berupa kendala kapasitas supplier, kendala kapasitas gudang bahan baku, kendala kapasitas toko, kapasitas produksi pabrik, kendala safety stock, kendala permintaan. • Biaya produksi yang dibahas dalam Tugas Akhir ini meliputi biaya transportasi, total biaya

penyimpanan bahan baku (holding Cost) dan biaya pemesanan kembali (backordering cost). • Metode yang digunakan adalah metode Revised Multi Choice Goal Programming (RMCGP)

dengan tahap persedian terkontrol Supply chain Model.

(6)

Sedangkan asumsi yang digunakan dalam Tugas

Akhir ini yaitu :

• Biaya transportasi berdasarakan pada biaya

transportasi per ton.

• Batas atas target pencapaian, batas bawah target

pencapaian dan bobot ditentukan oleh perusahaan.

• Waktu transportasi di tiap tahap diabaikan.

(7)

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah :

• Menerapkan model Revised Multi Choice Goal Programming

(RMCGP) dengan tahap persediaan terkontrol supply chain

model dalam produksi air mineral cup Ceria.

• Menyelesaikan

model

Revised

Multi

Choice

Goal

Programming (RMCGP) sehingga didapatkan solusi

yang

optimal

yaitu

meminimalkan

biaya

transportasi

dan

meminimalkan total biaya simpan persediaan bahan baku dan

biaya pemesanan kembali.

(8)

Manfaat Penelitian

Manfaat

dari

hasil

penelitian

Tugas

Akhir

adalah

memperoleh penyelesaian optimal untuk biaya produksi yang

meliputi biaya transportasi, total biaya penyimpanan bahan

baku dan biaya pemesanan kembali pada perusahaan dengan

menggunakan

metode

Revised

Multi

Choice

Goal

Programming dengan tahapan terkontrol Supply Chain Model

sehingga perusahaan dapat menentukan kebijakan lebih lanjut

dalam biaya transportasi dan biaya pemesanan kembali, biaya

penyimpanan bahan baku,

jumlah

bahan baku yang

diangkut, jumlah air mineral yang didistribusikan ke konsumen

dan tingkat persediaan.

(9)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah PT PT. Gunungarta manunggal

PT. Gunungarta Manunggal adalah perusahaan yang memproduksi

air mineral dalam kemasan. Perusahaan ini terletak di jalan Komplek

Indutri Graha Interblock, Gempol-Pasuruan dan memiliki kantor

pemasaran di jalan Kenjeran no 244 Surabaya.

Penerimaan

produksi

yang

dilakukan

pada

perusahaan

ini

berdasarkan permintaan konsumen dan sistem produksi perusahaan ini

menggunakan Supply Chain Model. Dengan bahan baku untuk

memproduksi air mineral tersebut diperoleh dari supplier, yang

selanjutnya dikirim ke gudang utama, kemudian bahan-bahan baku pada

gudang utama dikirim ke gudang bahan baku dalam pabrik dan

selanjutnya diolah di pabrik. Kemudian produk air mineral yang sudah jadi

tersebut dikirim ke toko-toko sehingga sampai ke konsumen.

(10)

2.2. Supply Chain Model

Supply Chain merupakan jaringan perusahaan-perusahaan yang

secara bersama- sama bekerja untuk mengirim suatu produk sampai ke

konsumen. Perusahaan-perusahaan tersebut termasuk supplier, pabrik,

distributor, toko atau ritel, serta perusahaan pendukung seperti jasa logistic.

Ada 2 macam hal yang harus dikelola dalam supply chain yaitu aliran barang

dari hulu ke hilir contohnya bahan baku yang dikirim dari supplier ke pabrik,

setelah produksi selesai dikirim ke distributor, pengecer, kemudian ke

konsumen (H. Min, G. Zhou. 2002).

Supply Chain Model adalah salah satu masalah yang paling populer

dalam bidang

penelitian

memenuhi

permintaan

pelanggan

dengan

meminimalkan total biaya termasuk biaya pembelian, biaya transportasi,

biaya tetap operasi, dll (Paksoy, Turan and. Ter Chang, Ching. 2010) .

(11)

Alur tahapan persediaan bahan baku dan alur pengiriman air

mineral cup menggunakan Supply Chain Model:

Berikut ini adalah gambar alur tahapan persediaan bahan baku

Gambar 2.2 Alur tahapan persediaan bahan baku.

Dari gambar diatas ditunjukkan alur tahapan persediaan

bahan baku. Alur nya yaitu bahan-bahan baku dipesan dari

supplier selanjutnya dikirim ke gudang utama. Setelah

bahan-bahan baku ditampung di gudang utama kemudian dikirim ke

masing-masing gudang bahan baku dalam pabrik.

Bahan-bahan baku tersebut digunakan untuk memproduksi air

mineral cup.

Supplier Gudang

Utama

Gudang Bahan Baku dalam pabrik

(12)

Berikut ini alur pengiriman produk air mineral cup :

Gambar 2.3 Alur tahapan pengiriman produk air mineral cup.

Dari gambar diatas ditunjukan alur tahapan pengiriman

produk air mineral cup. Alurnya yaitu produk air mineral cup

yang telah diproduksi di pabrik selanjutnya dikirim ke

toko-toko. Kemudian dari toko-toko tersebut didistribusikan ke

konsumen sesuai permintaan.

(13)

2.3 Revised Multi Choice Goal Programming

Chang [2] mengusulkan metode Revised Multi Choice Goal

Programming untuk masalah keputusan multi tujuan dengan tingkat pencapaian ganda.

Fungsi pencapaian model dari Revised Multi Choice Goal Programming yaitu : dengan Kendala : n i i i i i i

d

d

e

e

W

Min

1 F x e e d d g y g g e e y y d d X f i i i i i i i i i i i i i i i , , , ) ( m ax . m in . m in .

(14)

2.4.Formulasi Model

Revised Multi Choice Goal

Programming.

Dengan kendala tahap persediaan terkontrol supply chain model dari supplier, gudang, pabrik, toko hingga pelanggan dan multi periode, maka susunan model untuk fungsi tujuan meminimalkan biaya transportasi, meminimalkan total biaya simpan dan biaya pemesanan kembali ( Paksoy, Turan and. Ter Chang, Ching., 2010) yaitu : Dengan kendala :

)

(

)

(

i i i i i i

d

d

e

e

w

Min

m ax . 1 1 m in . 1 m in . 1 1 1 g y g g e e y y d d V C Z C Y C W C X C i i i i p t pt pt j k t jkt jkt k l t klt klt i t it it h t ht ht max . 2 2 min . 2 min . 2 2 2 2 2

g

y

g

g

e

e

y

y

d

d

B

Q

i i h t ht r t rt

0

,

,

,

0

,

,

,

2 2 2 2 1 1 1 1

e

e

d

d

e

e

d

d

(15)

Dengan :

Xit :Jumlah pengiriman dari supplier i ke gudang utama dalam periode t.

Wht : Jumlah pengiriman dari gudang utama ke gudang bahan baku h dalam periode t. Yjkt : Jumlah pengiriman dari pabrik j ke toko k dalam periode t.

Zklt :Jumlah distribusi dari toko k ke konsumen l dalam periode t

Cit :Biaya transportasi per unit dari supplier i ke gudang dalam periode t

Cht :Biaya transportasi per unit dari gudang utama ke gudang bahan baku dalam pabrik dalam periode t Cjkt :Biaya transportasi per unit dari pabrik j ke toko k dalam periode t

Cklt :Biaya transportasi per unit dari toko k ke konsumen l ke dalam periode t Bht: Jumlah pesanan kembali dari gudang dalam periode t.

Qrt: Tingkat persediaan bahan baku r dalam gudang pada periode t.

α :Biaya penyimpanan bahan baku dalam gudang .

Wi: bobot dari fungsi tujuan ke ,

αi :bobot untuk meminimukan jumlah deviasi dari target pencapaian terhadap target yang telah ditetapkan pada fungsi tujuan ke- i

gi.max: batas atas target pencapaian ke- i, gi.min: batas bawah target pencapaian ke- i,

y: target pencapaian fungsi tujuan ke-i dengan range

di : deviasi positif dan deviasi negatif dari nilai target pencapaian goal ke-i

di : deviasi positif dan deviasi negatif dari target pencapaian fungsi tujuan ke i terhadap target pencapaian yang ditetapkan.

max . min . i i i y g g

(16)

2.5. Biaya Produksi

Biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi untuk menyediakan dan

mengolah bahan baku yang diolah menjadi produk jadi yang siap untuk

dijual. Biaya produksi ini meliputi biaya transportasi, biaya pemesanan

kembali bahan baku, biaya penyimpanan bahan baku,

2.5.1 Biaya Transportasi

Biaya transportasi yaitu biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang

meliputi biaya bahan bakar dan biaya sewa kendaraan yang digunakan untuk

mengangkut bahan baku yang dibutuhkan oleh perusahaan dari supplier

(17)

2.5.2 Biaya Penyimpanan Bahan Baku (Holding cost)

Biaya penyimpanan yaitu biaya yang timbul akibat menyimpan suatu item persediaan dalam sebuah gudang (Kusuma, Hendra.,2002).

Dalam pembahasan Tugas Akhir ini, biaya simpan ditetapkan oleh perusahaan 2 % dari biaya bahan forklift selama 1 bulan dan untuk biaya-biaya lainnya yang berkaitan

dengan biaya perawatan gudang. Dengan persamaan sebagai berikut :

(2.6)

Keterangan :

α : Biaya Penyimpanan Bahan baku F : Biaya Bahan Bakar forklift.

l : Biaya lain-lain

l

xF

%

2

(18)

2.5.3 Biaya Pemesanan Kembali

Biaya pemesanan kembali (Backordering cost) yaitu biaya yang dikeluarkan

perusahaan akibat ketidakmampuan supplier dalam memenuhi pesanan

tersebut sehingga perlu diadakan pemesanan kembali pada periode t. Biaya

ini mencakup biaya persiapan pesanan, seperti biaya penentuan besarnya

pesanan, biaya telepon atau biaya menghubungi supplier, biaya fax dan

sebagainya (Kusuma, Hendra.,2002) Dalam pembahasan Tugas Akhir ini biaya

pesan ditetapkan perusahaan yaitu biaya telepon ke supplier ditambah

biaya fax selama 1 bulan dan biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan

biaya pemesanan kembali termasuk biaya pengiriman, gaji sopir, biaya

persiapan pesanan dll. Persamaan sebagai berikut:

β: Biaya pemesanan kembali

e : Lama waktu telepon

i : Biaya telepon per menit

T : Biaya fax selama sebulan.

: l T i e ). (

(19)

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam Tugas Akhir ini yaitu ::

Identifikasi dan Perumusan Masalah

Pengumpulan Data

Pengolahan Data Tahap Formulasi dan Pengembangan Model Analisis Hasil penyelesaian

dan Penarikan kesimpulan

(20)

Tahap Formulasi dan Pengembangan Model

Pada tahap ini dilakukan formulasi kondisi yang ada kedalam

model matematis berdasarkan model yang telah ada

dan

kemudian dikembangkan berdasarkan kendala yang ada agar

model tersebut dapat merepresentasikankondisi perusahaan

sebenarnya.

(21)

Tahap Pengolahan Data

1.

Menetapkan variabel keputusan

2.

Menetukkan bobot dari masing-masing fungsi tujuan.

3.

Menentukan Fungsi Tujuan.

4.

Menentukan Fungsi Kendala

5.

Mengolah input data yang telah didapat ke dalam model dengan

menggunakan metode Revised Multi Choice Goal Programming.

6.

Setelah kendala-kendala, tingkat pencapaian maksimal dan tingkat

pencapaian minimal, dan bobot yang telah ditentukan oleh perusahaan

diketahui, disubtitusikan ke dalam model Revised Multi Choice Goal

Programming.

7. Selanjutnya untuk mendapatkan biaya produksi yang optimal digunakan

software LINGO 8 untuk mengoptimasi model tersebut.

(22)

Analisa dan Pembahasan

4.1. Sistem Pengiriman Bahan Baku

Sistem pengiriman bahan baku pada perusahaan ini yaitu perusahaan memesan bahan baku dari supplier. Bahan baku yang digunakan ini meliputi

polycup (gelas cup), straw (sedotan), layer, box (kardus). Bahan-bahan baku ini

dipesan dari supplier yang selanjutnya dikirim ke gudang dan akan diproduksi di pabrik yang ada di Gempol.

4.2. Sistem Produksi Air Mineral Cup Ceria

Sistem produksi air mineral cup Ceria pada perusahaan PT. Gunungarta Manunggal yaitu bahan-bahan baku meliputi polycup (gelas cup), straw (sedotan),

layer, box (kardus) dipesan dari supplier. Supplier mengirim bahan-bahan baku

tersebut dan ditampung dalam gudang utama. Kemudian bahan-bahan baku tersebut dikirim ke gudang bahan baku dalam pabrik untuk diproduksi menjadi air mineral cup. Selanjutnya produk-produk air mineral cup yang telah diproduksi, dikirim ke toko-toko sesuai permintaan konsumen.

(23)

4.3. Penerapan Model Revised Multi Choice Goal Programming.

Menerapkan model Revised Multi Choice Goal Programming ke

dalam permasalahan. Metode ini digunakan karena fungsi

tujuannya lebih dari satu yaitu untuk meminimumkan biaya

transoprtasi dan untuk meminimukan total biaya penyimpanan

dan biaya pemesanan kembali. Selain itu permasalahan

(24)

Penetapan Bobot Fungsi Tujuan

PT. Gunungarta Manunggal memberikan bobot pada masing-masing fungsi

tujuan dengan menentukan prioritas dari masing-masing fungsi tujuan.

Karena kedua tujuan ini memiliki prioritas yang sama, maka pengambil

keputusan memberikan bobot pada Masing-masing sebesar 1

w

1

:1 , yaitu bobot untuk target meminimumkan biaya transportasi.

w

2

:1 , yaitu bobot untuk target meminimumkan total biaya penyimpanan

bahan baku dan total biaya Pemesanan kembali.

α

1

: 1, yaitu bobot untuk meminimukan jumlah deviasi dari nilai target

pencapaian biaya trasnportasi terhadap target yang telah ditetapkan.

α

2

: 1, bobot untuk meminimukan jumlah deviasi dari nilai target pencapaian

total biaya penyimpanan bahan baku dan biaya pemesanan kembali

terhadap target yang telah ditetapkan.

(25)

Perumusan Fungsi Tujuan

1. Target Meminimasi Biaya Transportasi

Diubah kedalam model Revised Multi Choice Goal Programming pada persamaan sehingga menjadi : min . 1

g

Z

C

V

C

Y

C

W

C

X

C

j k t jkt jkt p t pt pt k l t klt klt i t it it h t ht ht m ax . 1 1 m in . 1 m in . 1 1 1

g

y

g

g

e

e

y

y

d

d

V

C

Z

C

Y

C

W

C

X

C

i i i i j k t jkt jkt k l t klt klt p t pt pt i t it it h t ht ht 1 1 1 1 1 1 1 1d wd e e w Min

(26)

2. Target Meminimasi Total Penyimpanan Bahan

Baku dan Biaya Pemesanan Kembali

Min

Diubah kedalam model Revised Multi Choice Goal Programming pada persamaan sehingga menjadi :

(27)

Perumusan Fungsi Kendala

Kendala Kapasitas Supplier

Kendala ini yaitu membatasi kapasitas supplier untuk mengangkut bahan baku ke gudang utama dalam periode t.

Selain itu total jumlah bahan baku yang diangkut dari supplier ke gudang utama dalam periode t tidak melebihi kapasitas gudang utama.

Kendala Kapasitas Gudang Bahan Baku

Kendala ini yaitu membatasi kapasitas gudang untuk jumlah tertentu selama periode t. Oleh karena itu, jumlah bahan baku yang diangkut dari gudang utama ke gudang bahan baku lebih kecil sama dengan kapasitas masing-masing gudang bahan baku. • it it

a

X

t i it m X ht ht

e

W

(28)

Kendala Kapasitas Produksi

Kendala kapasitas pabrik merupakan kendala yang bertujuan untuk mendapatkan jumlah barang yang diangkut dari pabrik ke masing-masing toko dalam periode t. Kendala tersebut yaitu membatasi kapasitas pabrik dengan jumlah tertentu dalam periode t. Oleh karena itu, jumlah barang yang diproduksi pada pabrik tidak bisa melebihi kapasitas yang ada pada periode t.

Kendala Kapasitas Masing-Masing Toko

Kendala ini bertujuan untuk mendapatkan jumlah air mineral cup yang didisitribusikan dari pabrik ke masing-masing toko. Kendala tersebut yaitu membatasi kapasitas masing-masing dengan jumlah tertentu dalam periode t. Sehingga jumlah air mineral yang diditribusikan oleh masing-masing toko lebih kecil sama dengan kapasitas masing-masing toko dalam periode t.

Selain itu, memastikan bahwa jumlah air mineral cup yang diangkut dari pabrik ke toko ke k pada periode t lebih besar sama dengan jumlah air mineral cup yang diditribusikan ke konsumen ke pada periode t. jt j jkt b Y kt l klt c Z 0 1 1 l klt j jkt Z Y

(29)

Kendala Permintaan

Kendala ini yaitu jumlah air mineral yang didistribusikan dari toko ke konsumen sama dengan jumlah permintaan konsumen dalam periode t. Agar permintaan

konsumen terpenuhi.

Kendala Safety Stock Bahan Baku

Kendala safety bahan baku yaitu memastikan bahwa total persediaan pada gudang dalam masing-masing periode lebih besar atau sama dengan safety stock dan kurang dari sama dengan kapasitas gudang bahan baku.

Selain itu perusahaan memberikan persedian awal masing-masing bahan baku sebesar: lt K k klt

d

Z

ht rt sr rt

e

Q

Q

Q

30 9 , 0 8 , 7 45 , 4 40 30 20 10 0 Q Q Q Q s Qr r

(30)

Formulasi model RMCP untuk meminimasi biaya transportasi serta minimasi

total Biaya penyimpanan bahan baku dan pemesanan kembali.

Sasaran pertama yaitu meminimasi biaya transportasi dan sasaran kedua yaitu meminimasi total biaya penyimpanan bahan baku dan biaya pemesanan kembali.

Dengan kendala :

Targetmeminimumkan Biaya Transportasi

Nilai koefisien berupa biaya transportasi per ton dan nilai target berupa target pencapaian biaya transportasi bulan Januari –April 2010. Perumusan model diperoleh dari persamaan (4.2)

+ +

(31)

Target Meminimumkan Total Biaya Penyimpanan Bahan Baku dan Biaya Pemesanan Kembali.

Nilai koefisien berupa biaya penyimpanan bahan baku dan biaya pemesanan kembali dan nilai target berupa pencapaian total biaya penyimpanan bahan baku dan biaya pemesanan kembali bulan Januari- April 2010. Perumusan model diperoleh dari persamaan (4.5)

Syarat-syarat lain

(32)

Kendala kapasitas supplier

Selain itu, total bahan baku yang diangkut dari supplier ke gudang utama kurang dari sama dengan kapasitas gudang utama.

Kendala Kapasitas Gudang Bahan Baku

(33)

Kendala Persediaan Bahan Baku

(34)

Kendala safety Stock Bahan Baku

Selain itu kendala persediaan awal dari perusahaan sebagai berikut

(35)

4.5. Analisa hasil Model

4.5.1. Analisa Hasil Output Jumlah Bahan Baku yang diangkut dari Supplier ke Gudang Utama.

Dari hasil optimasi revised multi choice goal programming dengan menggunakan LINGO 8 menghasilkan output jumlah bahan baku yang diangkut dari supplier ke gudang utama selama bulan Januari-April2010

Berikut ini tabel

Bahan Baku

Bulan Solusi Kapasitas Ket

Pollycup Januari 16 16 T Februari 16 16 T Maret 16,8 16,8 T April 18,4 18,4 T Straw Januari 36,25 36,25 T Februari 39 39 T Maret 42 42 T April 45 45 T

(36)

Bahan Baku Bulan Solusi Kapasitas Ket Layer Januari 1 1 T Februari 1,5 1,5 T Maret 1,5 1,5 T April 1,5 1,5 T Box Januari 80 80 T Februari 80 80 T Maret 80 80 T April 80 80 T

Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa solusi jumlah bahan baku yang diangkut dari masing-masing supplier ke gudang utama tidak melebihi kapasitas supplier dan tidak melebihi kapasitas total gudang. Artinya jumlah bahan baku yang diangkut dari masing-masing supplier ke gudang utama memenuhi nilai target dan kapasitasnya.

(37)

4.5.2. Analisa Hasil Output Jumlah Bahan Baku yang diangkut dari Gudang

Utama ke Gudang bahan Baku dalam Pabrik.

dengan menggunakan LINGO 8 menghasilkan output jumlah bahan baku yang diangkut dari gudang utama ke gudang bahan baku selama bulan Januari-April 2010 dapat dilihat pada tabel

Bahan Baku Bulan Kapasitas Solusi Ket Pollycup Januari 15,57 15,57 T Februari 15,57 15,57 T Maret 16,8 16,8 T April 17,3 17,3 T Straw Januari 35,25 35,25 T Februari 36,2 36,2 T Maret 39 39 T April 39,15 39,15 T

(38)

Bahan Baku

Bulan Kapasitas Solusi Keterangan

Layer Januari 1 1 T Februari 1,2 1,2 T Maret 1,2 1,2 T April 1,2 1,2 T Box Januari 79,55 79,55 T Februari 79,55 79,55 T Maret 79,55 79,55 T April 79,55 79,55 T

Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa jumlah barang yang diangkut dari gudang utama ke gudang bahan baku dalam pabrik tidak melebihi kapasitas masing-masing gudang bahan baku. Artinya jumlah barang yang diangkut dari gudang utama ke gudang bahan baku dalan pabrik sesuai dengan masing-masing kapasitas gudang bahan baku sehingga memenuhi target.

(39)

4.5.3 Analisa Hasil Output Jumlah Air Mineral Cup yang diangkut dari pabrik ke toko.

Dari hasil optimasi revised multi choice goal programming dengan menggunakan LINGO 8

menghasilkan output jumlah air mineral cup yang diangkut dari pabrik ke toko selama bulan Januari-April 2010 dapat dilihat pada tabel berikut :

Jumlah Total Bahan Baku yang diangkut dari pabrik ke toko

Bulan Hasil Optimal Kapasitas Produksi Pabrik Ket Januari 1958 1980,35 T Februari 1960,48 1980,35 T Maret 1961,68 1980,35 T April 1968,81 1980,35 T

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Solusi tersebut sudah optimal karena total banyaknya produk air mineral yang diangkut dari pabrik ke masing-masing toko dalam satu periode tidak melebihi kapasitas produksi pabrik. Artinya,jumlah air mineral cup Ceria yang diangkut dari pabrik ke masing-masing toko selama bulan Januari-April 2010 sesuai dengan kapasitas produksi pabrik sehingga memenuhi target

(40)

4.5.4 Analisa Hasil Output Jumlah Air Mineral Cup yang dididtribusikan dari Toko ke Konsumen.

Dari hasil optimasi revised multi choice goal programming dengan menggunakan LINGO 8 menghasilkan output jumlah air mineral cup yang diangkut dari toko ke konsumen selama bulan Januari-April 2010 dapat dilihat pada tabel berikut :

Konsumen Bulan Solusi Total Permintaan Ket Konsumen V Januari 478,75 478,75 T Februari 479,01 479,01 T Maret 471,17 471,17 T April 472,52 472,52 T Konsumen W Januari 365,42 365,42 T Februari 366,81 366,81 T Maret 366,95 366,95 T April 367,25 367,25 T Konsumen X Januari 362,13 362,13 T Februari 362,8 362,8 T Maret 363,08 363,08 T April 364,23 364,23 T

(41)

Konsumen Bulan Solusi Total Permintaan Ket Konsumen Y Januari 388,62 388,62 T Februari 385,99 385,99 T Maret 386,38 386,38 T April 387,53 387,53 T Konsumen Z Januari 364,16 364,16 T Februari 365,87 365,87 T Maret 365,08 365,08 T April 367,28 367,28 T

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa total jumlah air mineral cup yang didistribusikan dari toko ke konsumen pada bulan Januari-April 2010 telah memenuhi target permintaan. Sehingga solusi ini tercapai.

(42)

4.5.5 Analisa Hasil Output Tingkat Persediaan dalam Gudang dan Jumlah Pesanan Kembali.

Dari hasil optimasi dengan menggunakan LINGO 8 didapatkanhasil output untuk tingkat persediaan dalam gudang sebagai berikut

Bahan Baku

Bulan Variabel Hasil

Output Polycup Januari Q11 2,946 Februari Q12 3,376 Maret Q13 3.376 April Q14 2,946 Straw Januari Q21 3,5 Februari Q22 6,3 Maret Q23 3,5 April Q24 9,35 Bahan Baku Bulan Hasil Ouput Layer Januari 0,3246094 Februari 0,0572800 Maret 0,3572800 April 0,6572800 Box Januari 13 Februari 13.45 Maret 13,9 April 14,35

Dari hasil diatas dapat dijtunjukkan bahwa untuk masing-masing persediaan bahan baku dalam gudang memenuhi nilai target safety stock dan kapasitasnya. Hal ini untuk mengantisipasi keterlambatan pesanan bahan baku pada periode selanjutnya.

(43)

Untuk hasil LINGO jumlah pesanan kembali pada periode Januari-April 2010, berikut ini adalah tabel hasil nya :

Bahan Baku

Solusi (ton) Target Ket

Januari Februari Maret April

Polycup 0 0 0 0 0 T

Straw 0 0 0 0 0 T

Layer 0 0 0 0 0 T

Box 0 0 0 0 0 T

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa untuk masing-masing bahan baku

polycup, straw, layer dan box, perusahaan tidak perlu memesan kembali

bahan-bahan baku tersebut selama bulan Januari-April 2010.

Artinya,bahan baku yang dipesan dapat disediakan oleh masing-masing

supplier sehingga memenuhi permintaan bahan baku pada periode

tersebut . Solusi tersebut sudah optimal karena perusahaan menargetkan agar tidak terjadi pemesanan kembali dalam periode t dan memenuhi kendala persediaan bahan baku. Sehingga perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya pemesanan kembali.

(44)

4.5.6 Analisa Hasil Target Pencapaian Biaya

Dari hasil optimasi dengan menggunakan software LINGO 8 dengan menggunakan model Revised

Multi Choice Goal Programming menghasilkan target pencapaian untuk tujuan pertama yaitu

target pencapaian biaya transportasi dan tujuan kedua yaitu target pencapaian total biaya penyimpanan bahan baku dan biaya Pemesanan kembali. Target pencapaian ini diperoleh dengan meminimasi deviasi positif dan deviasi negatif. Berikut adalah tabel hasil target pencapaian optimal selama bulan Januari-April 2010 :

Tujuan Batas bawah target pencapaian Batas atas target pencapaian Solusi Ket Meminimasi Biaya Transportasi 398.774.000 400.354.000 398.774.000 T Meminimasi Total Biaya Pemesanan kembali dan Biaya Penyimpanan Bahan baku 3.105.000 3.500000 3.105.0000 T

(45)

Berikut ini tabel hasil deviasi masing-masing fungsi tujuan Deviasi solusi 0 0 0 0 0 0 0 0 1 d 1 d 1 e 1 e 2 e 2 e 2 d 2 d

Dari hasil diatas dapat dijelaskan bahwa dengan menggunakan metode Revised Multi

Choice Goal Programming untuk tujuan pertama yaitu minimasi biaya transportasi, solusi yang

dihasilkan sebesar 398.744.000 Artinya, untuk tujuan meminimasi biaya transportasi telah tercapai. Karena sesuai dengan target pencapaian biaya minimal. Selain itu pada tabel deviasi tujuan pertama untuk masing-masing memiliki solusi 0. Artinya,solusi tersebut tidak memiliki penyimpangan karena hasil target pencapaian berada pada range

Sehingga solusi ini optimal dan dapat digunakan perusahaan.

1 1 1

1 ,d ,e ,e

(46)

Untuk fungsi tujuan kedua yaitu meminimasi total biaya penyimpanan bahan baku dan biaya pemesanan kembali, solusi yang dihasilkan sebesar 3.105.000 Artinya, untuk tujuan meminimasi total biaya penyimpanan bahan baku dan biaya pemesanan kembali telah tercapai. Karena sesuai dengan target pencapaian biaya minimal.

Selain itu pada tabel deviasi tujuan kedua untuk

masing-masing memiliki solusi 0. Artinya,solusi tersebut tidak memiliki penyimpangan karena hasil target pencapaian berada pada range

Sehingga solusi ini optimal dan dapat digunakan perusahaan.

2 2 2

2 ,d ,e ,e

(47)

Kesimpulan dan Saran

• 5.1. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan pada bab IV dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

• 1. Pengembangan Model Revised Multi Choice Goal Programming dapat

diterapkan untuk mengoptimasi biaya produksi seperti biaya transportasi

dan total biaya penyimpanan bahan baku dan biaya pemesanan kembali

dengan tahap persediaan terkontrol model supply chain. Model tersebut

memerlukan fungsi tujuan meminimukan deviasi dari kendala sasaran atau

tujuan dan fungsi pembatas berupa kendala biaya transportasi, biaya

pemesanan bahan baku dan biaya pemesanan kembali, kendala persediaan

bahan baku yang digunakan, kendala kapasitas supplier,gudang

(48)

2. Dari analisa output untuk sasaran yang ditetapkan diperoleh hasil sebagai berikut :

a. Hasil optimasi untuk biaya transportasi didapatkan nilai sebesar

Rp.398.774.000,00 Solusi yang diberikan telah optimal karena sesuai target pencapaian biaya minimal dari perusahaan sebesar Rp.398.774.000,00.

b. Hasil optimasi untuk biaya transportasi didapatkan nilai sebesar Rp.3.105.000,00. Solusi yang diberikan telah optimal karena sesuai dengan target pencapaian biaya minimal dari perusahaan sebesar Rp.3.105.000,00.

c.Jumlah bahan baku yang diangkut dari supplier ke gudang utama dan jumlah bahan baku yang diangkut dari gudang butama ke gudang bahan baku telah memenuhi nilai target untuk fungsi kendala yang telah diberikan

d.Jumlah air mineral cup yang diangkut dari toko ke pabrik tidak melebihi kapasitas produksi pabrik. Sedangkan untuk jumlah air mineral cup yang didistribusikan dari toko ke konsumen telah memenuhi jumlah permintaan dan memenuhi fungsi kendala yang telah diberikan

.

(49)

f. Untuk hasil output jumlah pesanan kembali, perusahaan tidak perlu

melakukan pemesanan kembali untuk masing-masing bahan baku karena

permintaan bahan baku telah dipenuhi oleh supplier pada periode t dan

tingkat persediaan masih berada pada safety stock sehingga perusahaan tidak

perlu mengeluarkan biaya pemesanan kembali.

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Buffa, Elwud. S., 1980, Modern Production/Operations Management. John Wiley & Sons, Inc. Chang, C.T 2007. Multi-choice goal programming, Omega: Int. J. Manage. Sci. 35.

Chang, C.T 2007,Revised multi-choice goal programming, Appl. Math. Model. NewYork

Charnes, A W.W. Cooper., 1961. Manage Models Ind. Appl. Linea Prog., vol. 1, John Wiley and Sons, New York.

Kusuma, Hendra.,2002. Manajemen Produksi: Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Yogyakarta : ANDI

Min, H G. Zhou., 2002. Supply chain modeling: past, present and future, Comput. Ind. Eng. 43 (1–2) 231–249.

Paksoy, Turan and. Ter Chang, Ching., 2010. Revised choice goal programming for

multi-period, multi-stage inventory controlled supply chain model with popup stores. Konya,

Turkey.

Referensi

Dokumen terkait

Tanggung jawab PR dalam melayani organisasi dan publik mencakup berbagai hal antara lain: membuat program PR secara terencana dan berkelanjutan di dalam organsasi;

Pengaruh jarak tanam berbeda pada berbagai dosis pupuk organik terhadap pertumbuhan dan hasil jagung hibrida P-12 di Jatinangor.. Peningkatan Hasil Jagung

Berdasarkan beberapa hasil penelitian adanya pengaruh posisi benih dan kedalaman tanam saat pembibitan pada beberapa tanaman tersebut di atas, maka pengaturan

Apabila dibandingkan dengan jumlah produksi ikan budidaya menggunakan karamba pada saat ini yaitu sebesar 2,4 ton ikan per tahun x 452 unit karamba = 1.084,80

Analisis yang akan digunakan pada tugas akhir ini yaitu membuat pemodelan dengan pendekatan ekonometrika panel spasial. Dimana pada penelitian ini, matriks pembobot yang

Yang pertama pada dimensi tangibles (Ketampakan Fisik) sarana dan prasarana di Kantor Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan sudah cukup baik, pengguna jasa

Proporsional realisasi TKD andik SD berlatar belakang budaya Jawa dalam hubungannya dengan PSS dominan dinyatakan dengan cara-cara tak langsung mengandung maksud