• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendapatan orang tua dan prestasi belajar siswa dengan minat melanjutkan studi ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) : studi kasus pada siswa SLTP Negeri di Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendapatan orang tua dan prestasi belajar siswa dengan minat melanjutkan studi ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) : studi kasus pada siswa SLTP Negeri di Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo."

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

xi ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR

SISWA DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI KE SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

Studi Kasus SLTP Negeri di Kecamatan Pengasih Kulon Progo

Pracidia Dhamai Winahyu Universitas Sanata Dharma

2009

Penelitian ini bertujuan menguji hubungan antara tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendapatan orang tua dan prestasi belajar siswa dengan minat melanjutkan studi ke SMK. Penelitian ini digunakan pada pengujian hubungan variabel independen terhadap variabel dependen.

Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 10% karena memiliki populasi yang besar, diperoleh sampel sebesar 98 siswa. Deskripsi data dilakukan dengan uji Spearman. Oleh karena itu tidak ditemukan hubungan antara tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendapatan orang tua dan prestasi belajar siswa dengan minat melanjutkan studi ke SMK.

(2)

xii ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN PARENTS’ EDUCATIONAL LEVEL, PARENTS’ INCOME LEVEL, STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT AND THE INTEREST IN CONTINUING STUDY

TO VOCATIONAL SCHOOL

A Case Study at State Junior High School in Pengasih Subdistrict, Kulon Progo

Pracidia Dhamai Winahyu Sanata Dharma University

2009

This research aims to examine the relationship between parents’ educational level, parents’ income level and students’ learning achievement and the interest in continuing study to vocational school. This research is used in the test of the relationship between independent variable towards the dependent variable.

The samples of this research was 10 % of 98 students. The data description was conducted by using Spearman test. As a result, there was no relationship found between parents’ educational level, parents’ income level, students’ learning achievement and the interest in continuing study to vocational school.

(3)

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR

SISWA DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI KE SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

Studi Kasus Pada Siswa SLTP Negeri di Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh:

PRACIDIA DHAMAI WINAHYU 041334053

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)
(7)

iv

PERSEMBAHAN

Segala kesedihan dan kebahagiaan yang mewarnai proses penulisan skripsi ini kepersembahkan untuk:

1. Tuhan Yesus Kristus dan bunda maria atas segala berkah Nya 2. Bapak & Ibu yang telah memberikan segalanya untuk keberhasilanku 3. Kakak, adikku dan keponakanku yang selalu mendukungku

(8)

v

MOTTO

Sebenarnya setiap manusia telah dikaruniai benih-benih kesuksesan yang tidak terbatas. Maka, bebaskan diri anda dari perasaan rendah diri, bingung dan takut. Untuk itu, anda perlu latihan setiap hari. Kemudian, berkatalah dengan lantang, “ SUCCESS IS MY RIGHT! SUKSES ADALAH HAK SAYA!”

Dendam dan benci merupakan emosi yang sangat negative. Kalau kita simpan terus menerus di dalam hati, maka lambat atau cepat akan menjadi penyakit mental yang merusak. Jauh lebih baik, kita belajar untuk memaafkan dan melupakannya. Manusia yang bebas dari rasa dendam dan benci senantiasa akan menikmati kedamaian dan kebahagiaan hidup.

(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 20 Agustus 2009

Penulis

(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Pracidia Dhamai Winahyu

Nomor Mahasiswa : 041334053

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI KE SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)” beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 20 Agustus 2009

Yang menyatakan,

(11)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : “HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI KE SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini mengalami banyak tantangan dan hambatan yang merupakan pelajaran yang berharga bagi penulis. Namun akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan, saran, masukan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univesitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(12)

ix

3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. Selaku Kepala Program Studi Pendidikan Akuntansi.

4. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. Selaku Dosen Pembimbing, yang dengan sabar membimbing penulis menyusun skripsi, memberikan saran, masukan, semangat, dorongan serta pelajaran hidup yang berharga. Terima kasih untuk semuanya.

5. Para Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah banyak memberikan bekal ilmu kepada penulis selama kuliah.

6. Semua karyawan di sekretariat Pendidikan Akuntansi atas segala keramahannya dalam membantu penulis selama kuliah di USD.

7. Bapak Ig. Tukiman dan Ibu MM. Afianti, Mbak Dinar dan Mas Jalu, Hayom serta keponakanku Elok dan Eno yang tidak pernah lelah memberikan doa, kasih sayang, dukungan baik moril maupun material, serta semangat kepada penulis. Berkat Allah Bapa selalu beserta kalian semua.

8. Buat seseorang yang tidak disebut namanya. Terima kasih atas dukungannya dan bantuannya.

9. Angkatan 2004 “Eko, Wibi, Donny, Dana, Dion, Rudi, Galuh, Hariz, Tri Purnomo, Sukaca, dan Lasmex, Indra, Emy, Mamy, Iyak, Tantri, Venti. Terima kasih atas bantuannya selama ini.

(13)

x

11.Buat teman-teman Kos Dahlia (Adien,Emi, Tika, Vanni, Devi, Frieda, Vita). Terima kasih atas bantuan, dukungan dan kebersamaan di rumah kos dan kalian bisa buat aku selalu tertawa.

12.Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis yang tidak dapat disebut satu persatu.

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukan sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Yogyakarta, 20 Agustus 2009

(14)

xi ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR

SISWA DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI KE SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

Studi Kasus SLTP Negeri di Kecamatan Pengasih Kulon Progo

Pracidia Dhamai Winahyu Universitas Sanata Dharma

2009

Penelitian ini bertujuan menguji hubungan antara tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendapatan orang tua dan prestasi belajar siswa dengan minat melanjutkan studi ke SMK. Penelitian ini digunakan pada pengujian hubungan variabel independen terhadap variabel dependen.

Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 10% karena memiliki populasi yang besar, diperoleh sampel sebesar 98 siswa. Deskripsi data dilakukan dengan uji Spearman. Oleh karena itu tidak ditemukan hubungan antara tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendapatan orang tua dan prestasi belajar siswa dengan minat melanjutkan studi ke SMK.

(15)

xii ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN PARENTS’ EDUCATIONAL LEVEL, PARENTS’ INCOME LEVEL, STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT AND THE INTEREST IN CONTINUING STUDY

TO VOCATIONAL SCHOOL

A Case Study at State Junior High School in Pengasih Subdistrict, Kulon Progo

Pracidia Dhamai Winahyu Sanata Dharma University

2009

This research aims to examine the relationship between parents’ educational level, parents’ income level and students’ learning achievement and the interest in continuing study to vocational school. This research is used in the test of the relationship between independent variable towards the dependent variable.

The samples of this research was 10 % of 98 students. The data description was conducted by using Spearman test. As a result, there was no relationship found between parents’ educational level, parents’ income level, students’ learning achievement and the interest in continuing study to vocational school.

(16)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... xi

ABSTRACT ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Batasan Masalah ... 5

C.Rumusan Masalah ... 5

D.Tujuan Penelitian ... 5

(17)

xiv

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A.Minat ... 7

B. Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ) ... 12

C. Prestasi Belajar ... 13

D.Status Sosial Ekonomi ... 19

E. Kerangka Berpikir ... 22

F. Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A.Jenis Penelitian ... 27

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 28

D.Populasi dan Sampel ... 28

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 30

F. Teknik Pengumpulan Data ... 33

G.Uji Kuisioner ... 33

H.Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Deskripsi Data ... 39

B. Pengujian Hipotesis ... 42

(18)

xv

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN KRITIK ... 53

A. Kesimpulan ... 53

B. Saran ... 54

C. Keterbatasan ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55

(19)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Dimensi dan Indikator Minat melanjutkan Studi ke SMK ... 31

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 34

Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 37

Tabel 4.1 Sebaran Responden Penelitian ... 39

Tabel 4.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 40

Tabel 4.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan ... 40

Tabel 4.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Prestasi Belajar Siswa ... 41

Tabel 4.5 Minat Siswa Melanjutkan Studi ke SMK ... 41

Tabel 4.6 Tabel Korelasi ... 42

 

(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuisioner Penelitian ... 57

Lampiran 2 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 61

Lampiran 3 Data Induk Tingkat Pendidikan Orang tua ... 66

Lampiran 4 Data Induk Tingkat Pendapatan Orang tua ... 70

Lampiran 5 Data Induk Prestasi Siswa ... 74

Lampiran 6 Data Induk Minat Siswa ... 77

Lampiran 7 Deskripsi Tingkat Pendidikan Orang tua, Tingkat Pendapatan Orang tua dan Prestasi Belajar Siswa ... 83

Lampiran 8 Deskripsi Minat Siswa ... 85

Lampiran 9 Kategori Kecenderungan Variabel ... 87

Lampiran 10 Data Input Pengujian Hipotesis ... 90

Lampiran 11 Hasil Pengujian Hipotesis ... 94

Lampiran 12 Tabel r ... 96

Lampiran 13 Tabel Rho ... 98

(21)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini pendidikan dianggap sebagai jalur yang semakin berarti untuk

menyiapkan manusia yang berkualitas. Melalui pendidikan, setiap warga

masyarakat mendapat kesempatan untuk membina kemampuan dan

keahliannya sehingga kekuatan-kekuatan potensial yang ada dapat

berkembang secara maksimal.

Pendidikan sering juga dipandang sebagai persiapan untuk kehidupan yang

lebih baik di kemudian hari. Banyak orang tua yang tidak ragu-ragu

memberikan pengorbanan yang besar untuk pendidikan anak-anaknya. Anak

yang telah menamatkan sekolah diharapkan sanggup melakukan pekerjaan

sebagai mata pencaharian atau setidaknya mempunyai dasar untuk mencari

nafkahnya. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin besar

harapannya untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik.

Namun demikian untuk memperoleh pendidikan tersebut perlu biaya yang

tidak kecil jumlahnya. Biaya pendidikan yang tinggi kadang menjadi kendala

bagi mereka yang berasal dari keluarga yang kurang mampu. Banyak dari

mereka yang terpaksa putus sekolah atau tidak dapat melanjutkan ke jenjang

pendidikan yang lebih tinggi karena keterbatasan biaya untuk pendidikan.

Ketika siswa tamat dari Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP),

(22)

Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Ada di

antara mereka yang sudah mempunyai kepastian dalam menentukan studi

lanjutnya. Ada pula yang masih ragu-ragu dalam menentukan pilihannya,

karena adanya dorongan atau paksaan dari orang tua. Pada umumnya orang

tua yang mampu akan memilih SMU agar anak-anaknya dapat mempersiapkan

untuk pendidikan tinggi. Sebaliknya orang tua yang mengetahui batas

kemampuan keuangannya akan cenderung memilih sekolah menengah

kejuruan bagi anak-anaknya.

Ada suatu pendapat yang mengemukakan bahwa tugas sekolah meliputi

lima macam yaitu perkembangan pribadi dan pembentukan pribadi siswa,

transmisi kulturil, integritas, sosial, inovasi praseleksi dan pra alokasi tenaga

kerja (Vembrianto, 1975:153). Untuk berhasilnya suatu tugas tersebut tentu

saja harus ditunjang oleh beberapa faktor antara lain siswa, guru dan

lingkungan sehingga tercipta suatu lingkungan atau iklim pendidikan yang

memungkinkan tercapainya tugas-tugas sekolah tersebut dengan baik.

Dari pihak siswa faktor-faktor yang mempengaruhi berhasilnya pendidikan

di sekolah adalah intelegensi, motivasi belajar siswa, perasaan sikap dan

minat, keadaan sosial ekonomi dan keadaaan fisik. Siswa merasa akan lebih

menarik apabila ia dapat mempertalikan bahan yang harus dipelajari dengan

minatnya dan siswa itu mengerti apa yang harus dipelajarinya saat itu

sehingga akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar.

Dari pihak guru, faktor-faktor yang mempengaruhi berhasilnya pendidikan

(23)

mengajarnya secara bertanggung jawab. Pencapaian tujuan intruksional

tersebut dapat berwujud hasil belajar dalam berbagai bidang yang

sungguh-sungguh awet dan berbekas. Pengelolaan kegiatan mengajar secara

bertanggung jawab dapat dilakukan antara lain dengan mengenal berbagai

metode mengajar dan mampu menerapkan dalam berbagai situasi yang

relevan, sehingga diperoleh hasil belajar yang optimal. Apabila motivasi

belajar itu timbul dalam diri siswa itu sendiri dan secara mutlak didukung

orang tua, demikian pula dengan pilihan untuk melanjutkan sekolah sesuai

dengan pilihannya sendiri, maka kemungkinan untuk berhasil akan lebih besar

daripada orang tua yang menentukan pilihannya untuk melanjutkan sekolah

karena anak mungkin akan merasa tidak cocok dengan sekolah pilihan orang

tua. Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan yang

berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan.

Pendidikan menengah kejuruan yang dilaksanakan pada berbagai bidang

keahlian pada umumnya bertujuan untuk mempersiapkan para lulusannya

sebagai tenaga kerja yang mampu bekerja dalam bidangnya sesuai dengan

keahlian dan ketrampilan yang dimilikinya. Penyelenggaraan program tenaga

kerja merupakan suatu kebutuhan dan sekaligus merupakan keharusan.

Setelah lulus dari SMK, para lulusan berharap dapat secara langsung

menyalurkan bakat, ketrampilan, kemampuannya, dan keahlian yang

dimilikinya melalui kerja sama dari SMK dengan perusahaan. Jadi banyak

lulusan dari SMK yang dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan untuk

(24)

Sistem pendidikan menengah kejuruan merupakan suatu sub pendidikan

nasional dan sebagai sub sistem pembangunan nasional yang berfungsi

menyediakan tenaga kerja terampil, terlatih dan terdidik. Para lulusannya

disiapkan sebagai manusia pembangunan yang bermoral Pancasila yang utuh,

sehat, kuat lahir batin disamping menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang

siap pakai dan siap mandiri.

Memang kualifikasi lulusan sekolah menengah kejuruan sebagaimana

yang diharapkan itu agak sulit mencapai pada tingkat yang paling optimal.

Namun paling tidak dapat mendekati harapan manusia yang relatif ideal itu.

Itu sebabnya beban sekolah kejuruan sesungguhnya bukan semata-mata

menjadi beban lembaga pendidikan itu sendiri. Tanpa bantuan orang tua,

masyarakat, pemerintah secara intersektoral maka sudah tentu harapan

tersebut agak sulit terjelma.

Pada saat ini terlihat bahwa kebanyakan siswa lulusan SLTP cenderung

memilih SMK. Banyak lulusan dari SLTP Negeri di Kecamatan Pengasih

yang berminat untuk melanjutkan ke SMK, hal itu dapat dilihat dari jumlah

lulusan yang melanjutkan ke SMK yaitu sekitar 55% dari 496 siswa.

Berdasarkan faktor tersebut penulis mengajukan judul “Hubungan Antara

Tingkat Pendidikan Orang tua, Tingkat Pendapatan Orang Tua, dan

Prestasi Belajar Siswa dengan Minat Melanjutkan Studi Ke Sekolah

(25)

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka permasalahan yang akan

diteliti dibatasi pada status sosial ekonomi orang tua dan prestasi belajar siswa

dalam hubungannya dengan minat siswa melanjutkan studi ke SMK.

C. Rumusan Masalah

1. Apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat

siswa melanjutkan studi ke SMK?

2. Apakah ada hubungan antara tingkat pendapatan orang tua dengan minat

siswa melanjutkan studi ke SMK?

3. Apakah ada hubungan antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa

melanjutkan studi ke SMK?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara tingkat pendidikan orang

tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke SMK.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara tingkat pendapatan orang

tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke SMK.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara prestasi belajar siswa

(26)

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

pihak-pihak yang berkepentingan.

1. Bagi Siswa

Dengan penelitian ini dapat dijadikan sebagai gambaran dalam

menentukan pilihan terhadap kelanjutan pendidikannya setelah tamat dari

SLTP.

2. Bagi SLTP N I Pengasih

Dapat digunakan sebagai masukan dalam mengarahkan siswa terutama

lewat program bimbingan dan konseling (BK) sesuai latar belakang atau

alasan siswa melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan dan bisa

membantu siswa dalam memutuskan pilihan yang tepat.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi penelitian selanjutnya dan

dapat menambah perbendaharaan bacaan khususnya mengenai

(27)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Minat

1. Pengertian Minat

Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menetukan suatu

pilihan pada seseorang, selain itu minat merupakan salah satu faktor

psikologis yang sangat penting untuk suatu kemajuan dan keberhasilan

seseorang. Seorang yang mengerjakan suatu pekerjaan dengan disertai

minat sebelumnya, pada umumnya akan memperoleh hasil yang lebih baik

daripada mereka yang tidak berminat sebelumnya.

Minat merupakan bagian dari kepribadian yang berkaitan dengan

apakah individu senang atau tidak terhadap suatu obyek, keadaan atau

peristiwa. Minat berperan penting saat menentukan keputusan karir

sehingga dapat mengarahkan tindakan individu. Oleh karena itu, minat

merupakan suatu perangkat mental yang terdiri dari perasaan, pikiran dan

prasangka yang bisa mengarahkan individu kepada suatu pilihan (Sukardi,

1988:62).

Selain itu, minat merupakan suatu keadaan di mana seseorang

menaruh perhatian terhadap sutu objek disertai dengan adanya

kecenderungan untuk berhubungan lebih aktif dengan objek tersebut

(28)

terhadap sesuatu. Minat merupakan kecenderungan yang agak menetap

pada subjek untuk merasa tertarik pada bidang tertentu dan merasa senang

berkecimpung dalam bidang itu (Winkel, 1983:30).

Berdasarkan pendapat di atas, maka minat melanjutkan studi ke

sekolah menengah pada siswa kelas VIII dan IX SLTP, dapat diartikan

sebagai kecenderungan yang mengarahkan siswa untuk memilih Sekolah

Menengah Kejuruan sebagai kelanjutan pendidikan setelah tamat dari

SLTP, yang ditandai dengan adanya perasaan senang terhadap Sekolah

Menengah Kejuruan, perasaan tertarik dan perasaan bahwa Sekolah

Menengah Kejuruan berhubungan dengan kebutuhannya.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat

Menurut Crow and Crow (Asrini, 1998:47) faktor-faktor yang dapat

menimbulkan minat adalah sebagai berikut.

a. Faktor kebutuhan dari dalam, kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan

yang berkaitan dengan jasmani dan kejiwaan yaitu faktor yang

berhubungan erat dengan kebutuhan fisik dan lapar.

b. Faktor motif sosial, yaitu merupakan faktor yang dapat

membangkitkan minat melakukan aktivitas-aktivitas dari kebutuhan

sosial.

c. Faktor emosional, yaitu faktor emosi perasaan yang erat

hubungannya dengan minat terhadap obyek tertentu. Suatu aktivitas

yang berhubungan dengan obyek tertentu kemudian dapat

(29)

Mengenai timbulnya minat, (Mappiare, 1982:62) mengemukakan

bahwa minat berasal dari harapan, perasaan, prasangka, pendirian, rasa

takut atau kecenderungan lain yang mengarahkan individu pada suatu

pilihan tertentu. Hal ini berarti minat seseorang akan timbul jika seseorang

memiliki rasa senang, mempunyai harapan terhadap obyek, memiliki

pandangan terhadap dirinya sendiri dan ada kecenderungan untuk

melakukan kegiatan yang mendukungnya.

3. Macam-macam minat

Witherington (1978:125) membagi minat menjadi dua macam, yaitu:

minat primitif dan minat kultural.

a. Minat primitif (biologis), timbul karena jaringan-jaringan tubuh, ini

berkisar pada soal makan dan kebebasan aktivitas.

b. Minat kultural (sosial), berasal dari perbuatan belajar yang tarafnya

lebih tinggi. Minat ini merupakan hasil pendidikan.

Giatama (1990:6) menggolongkan minat menjadi dua macam, yaitu:

minat secara intrinsik dan minat secara ekstrinsik.

a. Minat secara intrinsik yaitu merupakan minat yang timbul dari dalam

individu sendiri tanpa pengaruh dari luar. Minat intrinsik dapat

timbul karena pengaruh sikap, presentasi belajar, bakat, jenis

kelamin, dan intelegensi.

b. Minat secara ekstrinsik yaitu merupakan minat yang timbul akibat

(30)

lain karena latar belakang ekonomi, minat, orang tua, dan teman

sebaya.

Minat remaja dapat dibagi menjadi tiga (Mappiare, 1982:63), yaitu

sebagai berikut.

a. Minat pribadi yaitu kecenderungan untuk mengejar hal-hal yang

menjadi keinginannya. Minat yang timbul dari individu dapat

menimbulkan kepuasan. Minat pribadi meliputi minat memperoleh

pengakuan atau penghargaan, minat mengembangkan diri, minat

untuk sukses, minat untuk sekolah, minat untuk jabatan dan

sebagainya.

b. Minat terhadap rekreasi yaitu kecenderungan yang ada pada diri

individu terhadap hal-hal yang dapat mengembalikan individu pada

kondisi semula, dari ketegangan-ketegangan setelah individu

melakukan aktivitas sehingga pikiran, jiwa serta jasmani menjadi

segar kembali.

c. Minat terhadap agama yaitu para remaja mulai memikirkan secara

serius soal agama. Pada masa remaja mulai dipersoalkan mengenai

dogma agama. Para remaja membandingkan antara apa yang ideal

dengan apa yang nampak nyata, sehingga apa yang dipercayainya

sebagai hal yang benar, dalam masa remaja hal itu mulai diragukan.

d. Minat terhadap kelanjutan studi dan jabatan. Dengan tercapainya

suatu tingkat pendidikan tinggi bagi individu maka terbuka peluang

(31)

dan pada gilirannya memudahkan individu untuk menaikkan

statusnya.

4. Pengukuran minat

Minat merupakan faktor penting dalam suatu usaha, jika tidak ada

minat dalam diri seseorang maka akan memperlemah dinamika aktivitas

sehingga tidak tercapai keefektifan dan efisiensi. Oleh karena itu,

mengadakan pengukuran terhadap minat akan menjadi suatu kegiatan yang

sangat bermanfaat.

Untuk mengetahui minat seseorang terhadap obyek tertentu Super

dan Crits (Gusnadi, 1982:26) mengelompokkan pengukuran minat menjadi

4 kategori, yaitu sebagai berikut.

a. Expresia interest yaitu minat yang diketahui dari pernyataan responden (subyek) tentang obyek yang diketahui.

b. Manifest interest yaitu minat yang dapat diketahui dari pengamatan terhadap kegiatan yang sering dilakukan subyek.

c. Tested interest yaitu minat yang dapat diketahui melalui kesimpulan dari tes obyektif.

d. Inventoried interest yaitu minat yang dapat diketahui melalui daftar isian terhadap obyek tertentu.

Ada beberapa alasan guru perlu mengadakan pengukuran minat

(Nurkanca, 1983:230), yaitu sebagai berikut.

a. Untuk meningkatkan minat anak-anak.

(32)

c. Mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal yang tidak baik.

d. Sebagai persiapan untuk mengadakan bimbingan kepada anak

tentang lanjutan studi atau pekerjaan yang cocok baginya.

Dari uraian tersebut, dengan adanya minat memungkinkan adanya

keterlibatan yang lebih besar dari pembimbing untuk memberi informasi

tentang SMK sehingga siswa akan tertarik untuk melanjutkan studi ke

SMK, karena minat untuk melanjutkan studi ke SMK berfungsi sebagai

pendorong yang kuat.

B. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Berdasarkan PP No. 29/1990 pasal 2, jenjang Pendidikan Menengah

mempunyai dua tujuan yaitu agar siswa meningkatkan pengetahuan guna

melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan

diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian

dan meningkatkan kemampuannya sebagai anggota masyarakat dalam

mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan

alam sekitarnya (Winkel, 1996:34).

Pendidikan menengah kejuruan yang dilaksanakan pada berbagai bidang

keahlian pada umumnya bertujuan untuk mempersiapkan para lulusannya

sebagai tenaga kerja yang mampu bekerja dalam bidangnya sesuai dengan

keahliannya dan ketrampilan yang dimilikinya. Penyelenggaraan program

(33)

SMK merupakan jalur pendidikan formal dalam sistem pendidikan di

Indonesia. Sebagai lembaga pendidikan formal, berdasarkan pada surat

keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 080/U/1993 tentang

kurikulum SMK. Penyelenggaraan pendidikan di SMK bertujuan sebagai

berikut.

1. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan

sikap profesional.

2. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, berkompetensi serta

mampu mengembangkan diri.

3. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan

dunia usaha dan industri pada saat ini dan masa yang akan datang.

4. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif

dan kreatif.

C. Prestasi Belajar

Pengertian prestasi belajar menurut Kamus besar Bahasa Indonesia adalah

hasil yang dicapai (Winkel, 1989:161). Belajar merupakan suatu aktivitas

yang menghasilkan perubahan dengan didapatnya kemampuan baru yang

disebabkan usaha (Suryabrata, 1984:324). Sehubungan dengan prestasi belajar

maka ia mengemukakan bahwa nilai raport merupakan perumusan terakhir

yang diberikan guru mengenai kemajuan siswa atau prestasi belajar selama

(34)

Apabila seseorang belajar, maka ia akan memperoleh hasilnya. Hasil

belajar adalah perubahan di dalam diri si pelajar, di mana ia dapat mengetahui

sesuatu yang sebelumnya tidak diketahui. Setiap orang mempunyai hasil yang

berbeda-beda dari apa yang telah dipelajari. Keberhasilan siswa dalam

kegiatan belajar dapat dilihat dari prestasi belajar yang diraihnya. Prestasi

belajar dapat diketahui dari evaluasi belajarnya. Evaluasi adalah usaha

penilaian terhadap suatu hal, bisa dari segi tujuan yang ingin dicapai, gagasan,

cara kerja, dan metode pemecahan (Sudjana, 1990:28).

Usaha mengevaluasi hasil belajar biasanya dilakukan dengan mengadakan

pengukuran dalam bentuk ujian tertulis, lisan, maupun praktek yang kemudian

diberi skor, yang biasanya berwujud angka-angka yang disebut prestasi

belajar.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa dan

faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu: faktor

internal dan faktor eksternal. Faktor yang berasal dari diri murid (internal)

(Kartono, 1985:01) adalah sebagai berikut.

1. Kecerdasan

Kecerdasan merupakan salah satu aspek penting dan sangat

menentukan berhasil tidaknya studi seorang siswa. Kalau seorang siswa

mempunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal maka secara

potensial ia dapat mencapai prestasi yang tinggi, begitu juga sebaliknya.

Dengan demikian diharapkan mereka dapat mencapai prestasi yang tinggi

(35)

2. Bakat

Bakat adalah potensi atau kemampuan. Jika memiliki bakat dan

dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata.

Seorang murid yang mempunyai bakat dalam suatu mata pelajaran

tertentu, maka besar kemungkinan ini dapat mencapai prestasi belajar yang

tinggi dalam mata pelajaran yang berkaitan.

3. Minat dan perhatian

Minat dan perhatian dalam belajar mempunyai hubungan yang erat

sekali. Seseorang yang menaruh minat pada mata pelajaran tertentu,

biasanya cenderung untuk memperhatikan mata pelajaran tersebut.

Sebaliknya, bila seseorang menaruh perhatian secara kontinu baik secara

sadar maupun tidak pada obyek tertentu, biasanya dapat membangkitkan

minat pada obyek tersebut.

Kalau seorang murid mempunyai minat dalam mata pelajaran

tertentu, maka ia akan memperhatikannya. Namun sebaliknya bila murid

tidak berminat pada mata pelajaran yang sedang diajarkan biasanya ia

malas untuk mempelajarinya. Demikian juga dengan murid yang tidak

menaruh perhatian pada mata pelajaran yang sedang diajarkan, maka

sukarlah diharapkan murid tersebut dapat belajar dengan baik. Hal itu

tentu mempengaruhi prestasi belajarnya.

4. Motif

Motif merupakan dorongan yang mendasari dan mempengaruhi

(36)

diinginkan. Dalam belajar hendaknya siswa mempunyai motif belajar yang

kuat. Hal ini akan memperbesar kegiatan dan usahanya untuk mencapai

prestasi yang tinggi. Bila motif tersebut makin berkurang, maka berkurang

pulalah usaha dan kegiatan serta kemungkinannya untuk mencapai prestasi

yang tinggi.

5. Kesehatan Jasmani

Keadaan tubuh yang sehat merupakan kondisi yang memungkinkan

seseorang untuk dapat belajar secara aktif. Seorang murid yang sering

sakit biasanya mengalami kesulitan tertentu dalam belajar; misalnya cepat

lelah, tidak bisa berkonsentrasi, dan merasa malas. Dengan demikian sehat

dan tidaknya jasmani seorang siswa dapat mempengaruhi prestasi

belajarnya.

6. Cara belajar

Keberhasilan studi murid dipengaruhi oleh cara belajarnya. Ada cara

belajar yang efisien dan cara belajar yang tidak efisien. Seorang siswa

yang mempunyai cara belajar yang efisien, memungkinkannya untuk

mencapai prestasi yang lebih tinggi daripada siswa yang mempunyai cara

belajar tidak efisien. Ada cara belajar yang efisien antara lain adalah

sebagai berikut.

a. Berkonsentrasi sebelum dan pada saat belajar.

b. Segera mempelajari kembali bahan yang telah diterima.

c. Membaca dengan teliti dan betul bahan yang sedang dipelajari serta

(37)

d. Mencoba menyelesaikan soal-soal dan sebagainya.

Faktor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal) (Kartono, 1985:04)

adalah sebagai berikut.

1. Lingkungan

Lingkungan ada bermacam-macam, yaitu sebagai berikut.

a. Lingkungan alam

Keadaan alam yang tenang dengan udara yang sejuk dapat

mempengaruhi kesegaran jiwa siswa, sehingga memungkinkan hasil

belajarnya akan lebih tinggi daripada kalau lingkungan itu gaduh

dengan udara yang panas dan kotor.

b. Lingkungan keluarga

Keluarga mempunyai pengaruh baik terhadap keberhasilan belajar

murid, apabila keluarga khususnya orang tua bersifat merangsang,

mendorong dan membimbing terhadap aktivitas belajar anaknya. Hal

ini memungkinkan diri anak untuk mencapai prestasi belajar yang

tinggi. Sebaliknya bila orang tua acuh tak acuh maka sukarlah

diharapkan ia dapat mencapai prestasi maksimal. Suasana rumah

yang ramai dan gaduh atau suasana selalu berselisih pendapat antara

satu dengan yang lain dapat mengganggu konsentrasi anak pada

waktu belajar. Keadaan ekonomi keluarga yang serba kurang atau

miskin juga dapat menjadikan anak mengalami kesukaran tertentu

(38)

c. Lingkungan masyarakat

Apabila anak-anak yang sebaya di sekitarnya merupakan anak-anak

yang rajin belajar, maka anak akan terangsang untuk mengikuti jejak

mereka. Sebaliknya, bila anak-anak di sekitarnya merupakan

kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran tidak menentu, anak

pun dapat terpengaruh pula.

2. Sekolah

Hubungan guru dengan siswa yang kurang baik karena sesuatu

pengalaman, hubungan siswa dengan siswa yang tidak menyenangkan,

tujuan pelajaran yang ditetapkan ada di atas kemampuan siswa, semuanya

dapat mempengaruhi belajar dan prestasi belajar siswa. Guru yang kurang

atau tidak menyadari peranannya dalam membantu belajar dapat

mempengaruhi prestasi siswa. Jadi para guru dituntut untuk menguasai

bahan pelajaran yang akan diajarkannya dan memiliki tingkah laku yang

tepat dalam mengajar.

3. Peralatan belajar

Lengkap dan tidaknya peralatan belajar, baik yang dimiliki siswa itu

sendiri maupun yang dimilki sekolah, dapat menimbulkan hasil akibat

tertentu terhadap prestasi belajar siswa. Kekurangan peralatan belajar

dapat membawa akibat negative yaitu siswa tidak bisa belajar secara baik,

(39)

D. Status Sosial Ekonomi Orang tua

Status sosial adalah tempat orang secara umum di dalam masyarakat,

sehubungan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulannya, dan

hak-hak serta kewajibannya (Soekanto, 1990: 263).

Mengenai status sosial ekonomi, (Keeves, 1972:67) mengatakan bahwa

status sosial ekonomi mencakup unsur pekerjaan, pendidikan, jabatan,

penghasilan, pemilikan barang berharga yang dimiliki oleh seseorang di dalam

suatu masyarakat atau kelompok.

Pernyataan di atas didukung oleh (Hopkins, 1985:59) yang menyatakan

bahwa status sosial ekonomi dirumuskan sebagai kombinasi dari status sosial

ekonomi dimana di dalamnya mencakup tingkat pendidikan, pekerjaan,

jabatan, dan tempat tinggal. Kedudukan seseorang di masyarakat banyak

ditentukan oleh pekerjaan, jabatan, penghasilan, pemilikan barang berharga,

dan tempat tinggal yang dipandang penting oleh masyarakat. Semakin tinggi

tingkat pendidikan, jabatan dan pekerjaan seseorang maka semakin tinggi pula

statusnya di masyarakat. Semakin tinggi pendapatan yang dimiliki, dan

cenderung memiliki banyak barang berharga, maka mereka akan mendapatkan

posisi yang tinggi di masyarakat. Dengan uraian di atas maka dapat

disimpulkan bahwa status sosial ekonomi merupakan kedudukan seseorang

dipandang dari sudut sosial ekonomi (Hopkins, 1985: 59).

Adanya perbedaan status dalam masyarakat akan memberikan kesempatan

atau fasilitas hidup yang berbeda bagi masyarakat, seperti keselamatan hidup,

(40)

memberikan perbedaan dalam memperoleh kesempatan dan menjalani

pendidikan.

1. Tingkat Pendidikan orang tua

Orang yang telah menerima pendidikan dalam bentuk apapun akan

menjadi berkembang, baik pikiran, kemampuan, pengetahuan maupun

kecakapannya sebagai manusia yang bertanggung jawab dan berguna bagi

individu itu sendiri dalam kehidupannya maupun bagi masyarakat dan

negara. Pendidikan dapat diperoleh atau dilakukan baik di dalam sekolah

maupun di luar sekolah. Dalam hal yang sama (Sukanto, 1990:335)

mengatakan bahwa pendidikan memberikan nilai tertentu bagi manusia,

terutama dalam membuka pikiran serta menerima hal-hal yang baru dan

juga bagaimana berpikir secara ilmiah.

Dari batasan-batasan pengertian serta pendapat di atas dapat

disimpulkan bahwa melalui pendidikan seseorang akan memperoleh

pengalaman, mampu mengembangkan kepribadian dan lebih terbuka

dalam menerima nilai-nilai dan hal-hal yang baru, yang semua itu akhirnya

memberikan kesejahteraan pada orang itu sendiri. Dengan pendidikan

yang cukup seseorang akan mudah mendapatkan pekerjaan yang sesuai

dan memperoleh pendapatan yang sesuai pula. Dengan demikian orang

akan lebih terbuka menerima nilai-nilai baru dan mempunyai cakrawala

kehidupan yang lebih luas sehingga akan mempermudah bagi orang itu

(41)

Selain itu menurut (Muhadjir, 1975:11) pendidikan adalah

membimbing anak menuju kedewasaan oleh seorang yang bertanggung

jawab. Lebih jauh dikatakan, bahwa pendidikan akan mempersiapkan agar

generasi mendatang matang dan siap dibekali ilmu pengetahuan serta

ketrampilan dan kemampuan jiwa maupun jasmani untuk melaksanakan

tugas dan tanggung jawab pendidikan formal yang berhasil dicapai orang

tua, sedang yang dimaksud dengan tingkat pendidikan orang tua adalah

tingkat pendidikan formal yaitu SD, SLTP, SMA dan PT. Tingkat

pendidikan formal yang dicapai membawa pengaruh yang luas pada

kehidupan seseorang yaitu bukan hanya berpengaruh pada tingkat

penguasaan pengetahuan, tetapi juga berpengaruh pada jenjang pekerjaan

formal, penghasilan, kekayaan, dan status sosial dalam masyarakat.

2. Pendapatan orang tua

Pengertian pendapatan sangat erat hubungannya dengan penghasilan,

bahkan banyak orang menyamakan kedua pengertian tersebut. (Hutabarat,

1978:92) membedakan pengertian pendapatan dengan penghasilan sebagai

berikut.

a. Penghasilan adalah setiap hasil yang diperoleh dari kegiatan usaha

tertentu, misalnya gaji yang diperoleh dari bekerja.

b. Pendapatan adalah suatu penghasilan yang diperoleh dalam jangka

waktu tertentu, misalnya bunga simpanan di bank.

Dalam pembahasan ini penulis tidak membedakan arti atau

(42)

pengertian yang sama yaitu besarnya arus uang dan barang yang masuk

dalam suatu rumah tangga yang diperoleh dari sektor usaha baik sektor

formal maupun non formal yang dinilai dengan satuan uang.

Menurut Sumardi dan Hans Dieter Evers (1982:92), pendapatan

adalah hasil yang diperoleh suatu keluarga baik bersumber dari pekerjaan

pokok, pekerjaan sampingan dan pendapatan lain yang berupa uang

maupun barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Sebagian

besar dari pendapatan itu dibelanjakan lagi untuk membeli segala sesuatu

yang diperlukan untuk hidup yang sering disebut dengan konsumsi.

Konsumsi disini bukan hanya persoalan makan saja, akan tetapi mencakup

seluruh pemakaian barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Kebutuhan hidup bukan hanya menyangkut barang - barang material saja,

tetapi pengeluaran untuk biaya pendidikan putera - puterinya.

E. Kerangka Berpikir

1. Hubungan Antara Tingkat pendidikan Orang tua dengan Minat siswa

melanjutkan studi ke SMK

Pendidikan orang tua akan berpengaruh di dalam diri anak-anaknya.

Bagi orang tua yang berpendidikan rendah akan terbatas pengalaman

belajarnya, sehingga pengaruh yang diberikan pada anaknya pun terbatas.

Dengan pendidikan orang tua yang rendah menjadikan anaknya kurang

termotivasi untuk melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi. Pengalaman

(43)

tua lebih mampu untuk membimbing, mendidik dan mendampingi

kegiatan belajar anak. Tingkat pendidikan orang tua mempunyai hubungan

terhadap minat anaknya untuk melanjutkan ke SMK. Hal itu sependapat

dengan penelitian yang dilakukan oleh Krismawati (2000:53) bahwa

tingkat pendidikan orang tua mempunyai hubungan dengan minat siswa

melanjutkan studi ke SMK. Makin tinggi pendidikan orang tua maka

makin tinggi pula kesadaran orang tua tentang pentingnya pendidikan bagi

anak di masa depan. Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan yang

rendah maka makin rendah pula kesadaran orang tua tentang pendidikan

anaknya dan ia akan menyekolahkan anaknya di kejuruan agar setelah

lulus dapat langsung bekerja.

2. Hubungan Antara Tingkat pendapatan Orang tua dengan Minat

siswa melanjutkan studi ke SMK

Tingkat pendapatan orang tua berkaitan dengan kemampuan orang tua

dalam membiayai sekolah anak-anaknya. Orang tua yang mempunyai

penghasilan yang besar maka mereka akan menyekolahkan anaknya ke

tingkat yang lebih tinggi. Disamping itu orang tua merasa bahwa dirinya

mampu membiayai anaknya ke tingkat yang lebih tinggi dan orang tua

berharap anaknya setelah lulus nanti mendapatkan pekerjaan dengan

mudah sesuai dengan bakat dan ketrampilannya.

Sebaliknya orang tua yang tingkat pendapatannya rendah cenderung

menginginkan anaknya cepat bekerja untuk meringankan beban keluarga,

(44)

orang tua merasa dirinya tidak mampu untuk membiayai ke sekolah yang

lebih tinggi. Dengan menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah

kejuruan diharapkan setelah lulus akan mendapatkan pekerjaan dan

mengurangi beban orang tua. Orang tua yang mempunyai pendapatan

tinggi biasanya menginginkan anaknya melanjutkan ke perguruan tinggi,

sehingga mendorong anaknya untuk melanjutkan ke SMU. Sedangkan

orang tua yang berpenghasilan kecil cenderung menginginkan anaknya

untuk melanjutkan studi ke SMK. Ada faktor lain yang berpengaruh

terhadap minat siswa dalam menentukan sekolah lanjutannya. Hal ini

dimungkinkan adanya faktor lain yang berpengaruh misalnya teman

sebaya atau keinginan anak untuk memiliki masa depan yang lebih baik.

Pernyataan seperti itu sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh

Krismawati (2000:52) bahwa tidak adanya hubungan antara tingkat

pendapatan orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke SMK

karena dipengaruhi oleh faktor lain yaitu teman sebaya.

3. Hubungan Antara Prestasi belajar Siswa dengan Minat siswa

melanjutkan studi ke SMK

Prestasi belajar digunakan sebagai alat seleksi penerimaan siswa baru

di tingkat sekolah menengah. Prestasi belajar akan ikut berpengaruh

terhadap munculnya motivasi siswa memilih sekolah lanjutan yang

berkualitas baik. Siswa yang memasuki sekolah kejuruan umumnya

kurang mampu memasuki sekolah umum, baik secara akademik, finansial

(45)

sebagai petunjuk bahwa siswa yang prestasi belajarnya tinggi cenderung

melanjutkan ke SMU dan siswa yang prestasi belajarnya rendah cenderung

melanjutkan ke SMK.

Siswa yang mempunyai prestasi belajar tinggi cenderung memillih

melanjutkan ke SMU karena siswa tersebut menginginkan melanjutkan

studi ke perguruan tinggi. Bisa juga siswa yang mempunyai prestasi

belajar tinggi berkeinginan melanjutkan ke SMK karena siswa tersebut

menginginkan cepat bekerja. Siswa yang mempunyai prestasi belajar

rendah cenderung memilih ke SMK karena siswa tersebut merasa tidak

mampu melanjutkan ke SMU yang biasanya orientasi untuk melanjutkan

ke perguruan tinggi. Bisa juga siswa yang mempunyai prestasi belajar

rendah menginginkan melanjutkan ke SMU karena biasanya siswa lulusan

SLTP hanya mengikuti teman sebayanya. Pernyataan itu sependapat

dengan penelitian yang dilakukan oleh Krismawati (2000:50) bahwa

siswa yang memiliki prestasi belajar yang rendah belum tentu melanjutkan

ke SMK tetapi melanjutkan ke SMU dan siswa yang memiliki prestasi

belajar yang tinggi belum tentu melanjutkan ke SMU tetapi melanjutkan

(46)

F. Hipotesis

1. Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat

siswa melanjutkan studi ke SMK.

2. Tidak ada hubungan antara tingkat pendapatan orang tua dengan minat

siswa melanjutkan studi ke SMK.

3. Tidak ada hubungan antara prestasi belajar dengan minat siswa

(47)

27 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

1. Deskriptif yaitu penelitian yang semata-mata melukiskan atau

memaparkan keadaan obyek atau peristiwa tanpa maksud mencari

sebab-sebab atau akibatnya.

2. Studi Expast Facto yaitu penelitian yang mana data dikumpulkan setelah

semua kejadian yang dipersoalkan itu berlangsung (Winarno, 1982: 139).

3. Studi Kasus yaitu penelitian yang mengambil suatu daerah yang telah

ditentukan sebelum sebagai subyek penelitian dan kesimpulan hanya

berlaku pada subyek yang diteliti.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di SLTP Negeri di Kecamatan Pengasih,

Kulon Progo yang terdiri dari tiga SLTP Negeri.

Alasan mengambil SLTP Negeri di Kecamatan Pengasih karena siswa

yang bersekolah di sekolah tersebut terdiri dari berbagai lapisan

masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan orang tua, tingkat

(48)

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan bulan Mei 2008.

C. Subyek dan Objek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII semester 2 dan kelas IX

semester 1 SLTP Negeri di Kecamatan Pengasih, Kulon Progo dengan

kriteria kedua orang tua pernah sekolah dan bekerja.

2. Objek Peneletian

Objek penelitian adalah hubungan antara tingkat pendidikan orang tua,

tingkat pendapatan orang tua dan prestasi belajar siswa dengan minat

melanjutkan studi ke SMK.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah sekumpulan obyek penelitian yang dapat terdiri dari

manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes atau peristiwa sebagai

sumber daya yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian

(Aptik, 1980: 52). Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII

semester 2 dan kelas IX semester 1 SLTP Negeri di Kecamatan Pengasih.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam

(49)

mutlak. Arikunto (1997:107) menyatakan apabila subyeknya kurang dari

100 lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan

penelitian populasi tetapi apabila subyeknya besar dapat diambil antara

10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari

hal-hal sebagai berikut.

a. Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan biaya.

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek karena hal

ini menyangkut banyak sedikitnya data.

c. Besar kecilnya resiko ditanggung oleh peneliti.

Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel dengan teknik non

probabilitas dengan cara keputusan yaitu peneliti beranggapan bahwa

siswa akan lebih banyak tahu daripada orang lain. Setiap SLTP N di

Kecamatan Pengasih memiliki siswa kelas VIII dan kelas IX dengan

jumlah yang berbeda-beda. Sampel diambil dari masing-masing kelas pada

satu SLTP Negeri sebanyak 10% dari jumlah siswa dengan kriteria kedua

orang tua pernah sekolah dan bekerja, yaitu.

SLTP N I Pengasih = Siswa kelas VIII : 215 X 10% = 21 siswa

Siswa kelas IX : 213 X 10% = 21 siswa

SLTP N 2 Pengasih = Siswa kelas VIII : 145 X 10% = 14 siswa

(50)

SLTP N 3 Pengasih = Siswa kelas VIII : 144 X 10% = 14 siswa

Siswa kelas IX : 139 X 10% = 14 siswa

98 siswa

Jadi jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 98 siswa.

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran

1. Variabel Penelitian

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Tingkat pendidikan orang tua

b. Tingkat pendapatan orang tua

c. Prestasi belajar siswa

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat siswa melanjutkan studi

ke SMK.

2. Pengukuran

a. Minat melanjutkan studi ke SMK

Untuk mengukur minat melanjutkan studi ke SMK, cara yang

digunakan penulis dengan kuisioner tipe pilihan yang disusun seperti

model likert dengan tiga alternatif jawaban skor bergerak dari 1 sampai

3. Adapun pedoman untuk memberikan skor pada alternatif jawaban

adalah sebagai berikut:

1) Jawaban A diberi skor 1

2) Jawaban B diberi skor 2

(51)

Indikator-indikator minat melanjutkan studi ke SMK diturunkan

berdasarkan kajian pustaka Bab II. Ringkasan dimensi dan indikator variabel

minat tampak pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3. 1

Dimensi dan Indikator minat melanjutkan studi ke SMK

Dimensi Indikator No Item

Perasaan Memiliki perasaan terhadap SMK 5,6,7,8,9,16

Perhatian 1.Ketertarikan terhadap SMK

2.Keingintahuan tentang SMK

10,11,12,13,22,23

Keinginan 1.Memasuki SMK

2.Menguasai keterampilan di SMK

3.Mengembangkan pengetahuan

14,15,17,18,19

Harapan 1.Memilki keterampilan setelah lulus

SMK

2.Mendapatkan pekerjaan

20,21,24,25,26,27

b. Tingkat pendidikan orang tua

Pengukuran tingkat pendidikan orang tua menggunakan skala

ordinal, karena pengukuran ini tidak mempunyai titik nol sebenarnya.

Dalam hal ini tingkat pendidikan dikelompokkan menjadi:

1) Lulus SD skor 1

2) Lulus SLTP skor 2

(52)

4) Lulus D 111 skor 4

5) Lulus PT skor 5

c. Tingkat pendapatan orang tua

Dalam penelitian ini penghasilan diukur menggunakan

pengklasifikasian kategori, yaitu.

Tinggi > 3.000.000 skor 5

Sedang 1.000.000 s/d 3.000.000 skor 3

Rendah < 1.000.000 skor 1

d. Prestasi belajar siswa

Dalam penelitian ini prestasi belajar diukur berdasarkan tinggi

rendahnya rata-rata nilai rapor yang berhasil dicapai oleh siswa. Untuk

menentukan tinggi rendahnya nilai, yaitu dengan cara perhitungan

mean.

Langkah-langkahnya sebagai berikut.

1. Data yang telah diperoleh disusun dari skor yang terendah sampai

skor yang tertinggi

2. Skor yang dicapai responden selanjutnya digolongkan dalam

kategori tinggi dan rendah berdasarkan acuan kurva dan diberi skor

serta pengukuran sebagai berikut.

Tinggi > M (lebih dai Mean) Skor 1

(53)

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuisioner

Kuisioner adalah daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan tentang suatu

hal atau sesuatu. Dalam hal ini kuisioner digunakan untuk mengumpulkan

data tentang minat melanjutkan studi, prestasi belajar, tingkat pendapatan

orang tua. Kuisioner yang telah disusun diberikan kepada siswa untuk

diisi.

2. Wawancara

Wawancara adalah pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan

secara langsung atau lisan dengan kepala sekolah dan guru untuk

melengkapi data tentang gambaran umum sekolah.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan menggunakan catatan atau

dokumen yang telah ada. Melalui cara ini dimaksudkan untuk memperoleh

data prestasi belajar siswa dan data tentang keadaan sekolah misalnya

jumlah siswa, jumlah guru, jumlah karyawan, dan fasilitas yang dimiliki

sekolah.

G. Uji Kuisioner

1. Pengujian Validitas

Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor jawaban

(54)

menggunakan rumus teknik korelasi product moment (Umar, 2003:78)

yaitu sebagai berikut.

( )( )

r = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y y = skor total item

x = skor item

n = jumlah responden

Besarnya nilai koefisien r dapat dihitung dengan menggunakan

korelasi dengan signifikansi 5%. Jika rhitung lebih besar daripada rtabel maka butir soal tersebut dapat dikatakan valid. Jika sebaliknya, maka butir

soal tersebut tidak valid.

Selanjutnya uji validitas ini dilakukan pada dua puluh tiga (23)

butir pertanyaan variabel minat siswa melanjutkan studi ke SMK. Hasil

pengujian validitas terhadap 23 item disajikan dalam tabel sebagai berikut:

(55)

prtnyn14 0,374 .473 Valid

Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada

minat siswa melanjutkan studi ke SMK menunjukkan bahwa ke dua puluh

tiga butir pertanyaan adalah valid. Pengambilan kesimpulan ini dilakukan

dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel. Dengan jumlah

data (n) sebanyak 30 responden dan derajat keyakinan (α) = 5% atau 0,05,

maka diperoleh nilai r tabel sebesar 0,374. Dari hasil perhitungan diperoleh

bahwa keseluruhan nilai r hitung semuanya menunjukkan angka yang lebih

besar dari dari pada r tabel (r hitung

2. Pengujian Reliabilitas Kuisioner

> 0,374). Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan variabel minat siswa

melanjutkan studi ke SMK adalah valid.

Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana

suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila alat ukur digunakan

(56)

perhitungan koefisien alpha (α) dari Croanbach (Umar, 2003: 90) yaitu

r = reliabilitas instrumen k = banyak butir pertanyaan

2

Nilai varian butir (Umar, 2003:91) dapat dicari berdasarkan rumus sebagai

berikut.

Jika nilai alpha lebih dari 0,60 maka instrument penelitian dinyatakan

reliabel sebaliknya jika nilai alpha kurang dari 0,60 maka instrument

penelitian dinyatakan tidak reliabel Nunnaly (1978) dalam Iman Gozhali

(57)

Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus

Cronbach-Alpha dan dikerjakan dengan program SPSS for Windows versi

12. Hasil pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 3.3

Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel Nilai r

tabel

Nilai r hitung Status

Minat Siswa Melanjutkan Studi ke SMK

0,6 0,917 Reliabel

Dari dua puluh tiga pertanyaan pada variabel minat siswa melanjutkan

studi ke SMK ini diperoleh nilai rhitung sebesar 0,917. Pengambilan

kesimpulan dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel.

Dengan jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan derajat keyakinan

sebesar 0,6 sehingga dapat dikatakan penelitian ini reliabel (Nunnaly

dalam Imam Gozali, 2001: 42). Dari hasil perhitungan diperoleh nilai

rhitung lebih besar dari pada rtabell (0,917 > 0,6). Ini berarti bahwa butir-butir

pertanyaan pada variabel minat siswa melanjutkan studi ke SMK dapat

(58)

H. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisa data yang diperoleh digunakan beberapa cara sebagai

berikut.

1. Analisis deskriptif

Analisis ini digunakan untuk menjelaskan pengaruh prestasi belajar siswa,

tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan orang tua terhadap minat

melanjutkan studi ke SMK yang termasuk variabel bebas. Teknik yang

digunakan adalah dengan perhitungan persentase.

2. Pengujian Hipotesis

Hubungan antara Prestasi Belajar Siswa dengan Minat Siswa Melanjutkan

Studi ke SMK, Hubungan antara Tingkat Pendapatan Orang tua dengan

Minat Siswa Melanjutkan Studi ke SMK, Hubungan antara Tingkat

Pendidikan Orang Tua dengan Minat Siswa Melanjutkan Studi ke SMK

Untuk menghitung tingkat pendidikan orang tua terlebih dahulu mencari

nilai r. Rumus ini dikembangkan oleh Spearman dan diberi simbol ρ

( rho). Rumus tersebut berbunyi:

ρ

(

)

Untuk menginterprestasikan maka perlu dibandingkan dengan tabel nilai

rho tabel. Apabila rho hitung > rho tabel pada taraf signifikasi 5% berarti

terdapat kesesuaian yang nyata atau signifikan atau Ho ditolak. Dalam hal

ini Ho adalah tidak terdapat kesesuaian yang nyata atau signifikan

(59)

39 BAB IV

DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei 2008 di

tiga sekolah di SLTP Negeri Kecamatan Pengasih. Subjek penelitian ini

adalah siswa kelas VIII semester 2 dan kelas IX semester 1 dengan kriteria

kedua orang tua pernah sekolah, dan bekerja.

Ketiga SLTP Negeri adalah SLTP N 1 Pengasih, SLTP N 2 Pengasih, dan

SLTP N 3 Pengasih. Jumlah kuesioner yang disebar sebanyak 98 kuesioner.

Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 98 kuesioner. Berdasarkan jawaban

98 responden yang semua butir pertanyaan diisi secara lengkap dan dapat

memenuhi syarat penelitian. Berikut ini akan disajikan tabel yang memuat

uraian tentang responden dari masing-masing sekolah.

Tabel 4.1

Sebaran Responden Penelitian

Nama Sekolah Jumlah Kuesioner

Tersebar Kembali Tdk

(60)

Berikut ini disajikan deskripsi data variabel-variabel penelitian ini.

1. Deskripsi Responden Penelitian

a. Tingkat Pendidikan Orang tua

Tabel 4.2

Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang tua

Tingkat Pendidikan

Orang tua

Jumlah Persentase

Ayah Ibu Ayah Ibu

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar tingkat

pendidikan orang tua siswa/responden penelitian ini berpendidikan SD.

b. Tingkat Pendapatan Orang tua

Tabel 4.3

Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Orang tua

Tingkat Pendapatan

Orang tua

Jumlah Persentase

Ayah Ibu Ayah Ibu

Tinggi 1 - 1,02 % -

Sedang 14 7 14,28 % 7,14 %

Rendah 83 91 84,70 % 92,86 %

Jumlah 98 98 100 % 100 %

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar tingkat

(61)

c. Prestasi Belajar Siswa

Tabel 4.4

Deskripsi Responden Berdasarkan Prestasi Belajar Siswa

Prestasi Belajar Siswa

Jumlah Persentase

Tinggi (ranking 1) 50 51,02 %

Rendah (ranking 2) 48 48,98 %

Jumlah 98 100 %

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar prestasi belajar

siswa tinggi (ranking 1).

2. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke SMK

Minat siswa melanjutkan studi ke SMK dapat dijelaskan dalam tabel

sebagai berikut:

Tabel 4.5

Minat Siswa Melanjutkan Studi ke SMK

Skor Frekuensi Persentase Intepretasi

Penilaian

Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa minat siswa melanjutkan studi ke

SMK pada siswa SLTP N di Kecamatan Pengasih termasuk dalam

kategori sangat positif sebanyak 74 siswa atau 75,51%, sebanyak 13 siswa

atau 13,27% minatnya positif, sebanyak 3 siswa atau 3,06% minatnya

cukup positif, sebanyak 4 siswa atau 4,08% minatnya negatif, dan sangat

negatif sebanyak 4 siswa atau 4,08%. Dengan demikian dapat disimpulkan

(62)

Tabel 4.6 Correlations

** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

B. Pengujian Hipotesis

1. Pengujian Hipotesis I

a. Rumusan Hipotesis

Ho = Tidak terdapat kesesuaian (hubungan) yang nyata atau

signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat

siswa melanjutkan studi ke SMK

Ha = Terdapat kesesuaian (hubungan) yang nyata atau signifikan

antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa

melanjutkan studi ke SMK.

b. Penarikan Kesimpulan

Pengujian hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat

siswa melanjutkan studi ke SMK ditunjukkan dengan nilai

MINAT

MINAT Correlation

(63)

probabilitas 0,001 lebih kecil dari taraf signifikasi 5% atau = 0,05.

Dengan demikian dapat disimpulkan Ho diterima. Artinya tidak

terdapat hubungan yang nyata atau signifikan antara tingkat

pendidikan orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke SMK

2. Pengujian Hipotesis II

a. Rumusan Hipotesis

Ho = Tidak terdapat kesesuaian (hubungan) yang nyata atau

signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat

siswa melanjutkan studi ke SMK

Ha = Terdapat kesesuaian (hubungan) yang nyata atau signifikan

antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa

melanjutkan studi ke SMK.

b. Penarikan Kesimpulan

Pengujian hubungan antara tingkat pendapatan orang tua dengan minat

siswa melanjutkan studi ke SMK ditunjukkan dengan nilai probabilitas

0,001 lebih kecil dari taraf signifikasi 5% atau = 0,05. Dengan

demikian dapat disimpulkan Ho diterima. Artinya tidak terdapat

hubungan yang nyata atau signifikan antara tingkat pendapatan orang

(64)

3. Pengujian Hipotesis III

a. Rumusan Hipotesis

Ho = Tidak terdapat kesesuaian (hubungan) yang nyata atau

signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat

siswa melanjutkan studi ke SMK

Ha = Terdapat kesesuaian (hubungan) yang nyata atau signifikan

antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa

melanjutkan studi ke SMK

b. Penarikan Kesimpulan

Pengujian hubungan antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa

melanjutkan studi ke SMK ditunjukkan dengan nilai probabilitas 0,009

lebih kecil dari taraf signifikasi 5% atau = 0,05. Dengan demikian

dapat disimpulkan Ho diterima. Artinya tidak terdapat hubungan yang

nyata atau signifikan antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa

melanjutkan studi ke SMK.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Hubungan antara Tingkat Pendidikan Orang tua dengan Minat

Siswa melanjutkan Studi ke SMK

Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa tidak ada

hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa

melanjutkan studi ke SMK. Nilai probabilitas 0,001 lebih kecil dari taraf

(65)

Berdasarkan deskripsi data tentang tingkat pendidikan orang tua

diperoleh hasil sebagai berikut: orang tua berpendidikan SD sebanyak

103, berpendidikan SLTP sebanyak 35, berpendidikan SMU sebanyak

45, berpendidikan DIII sebanyak 2, berpendidikan PT sebanyak 11.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pendidikan

orang tua responden berpendidikan SD.

Hasil deskripsi data tingkat pendidikan orang tua responden

sebagian besar berpendidikan SD. Hal tersebut menunjukkan bahwa

sebagian besar orang tua responden telah menempuh pendidikan formal.

Orang yang telah menerima pendidikan dalam bentuk apapun akan

menjadi berkembang, baik pikiran, kemampuan, pengetahuan maupun

kecakapannya sebagai manusia yang bertanggung jawab dan berguna

bagi individu itu sendiri dalam kehidupannya maupun bagi masyarakat

dan negara. Pendidikan dapat diperoleh atau dilakukan baik di dalam

sekolah maupun di luar sekolah.

Dengan menempuh pendidikan maka seseorang akan memperoleh

pengalaman, mampu mengembangkan kepribadian dan lebih terbuka

dalam menerima nilai-nilai dan hal-hal yang baru, yang semua itu

akhirnya memberikan kesejahteraan pada orang itu sendiri. Dengan

pendidikan yang cukup seseorang akan mudah mendapatkan pekerjaan

yang sesuai dan memperoleh pendapatan yang sesuai pula. Dengan

demikian orang akan lebih terbuka menerima nilai-nilai baru dan

(66)

mempermudah bagi orang itu sendiri untuk menyesuaikan diri dalam

masyarakat di mana ia berada. Lebih jauh dikatakan, bahwa pendidikan

akan mempersiapkan agar generasi mendatang matang dan siap dibekali

ilmu pengetahuan serta ketrampilan dan kemampuan jiwa maupun

jasmani untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab pendidikan

formal yang berhasil dicapai orang tua, sedang yang dimaksud dengan

tingkat pendidikan orang tua adalah tingkat pendidikan formal yaitu SD,

SLTP, SMA dan PT. Tingkat pendidikan formal yang dicapai membawa

pengaruh yang luas pada kehidupan seseorang yaitu bukan hanya

berpengaruh pada tingkat penguasaan pengetahuan, tetapi juga

berpengaruh pada jenjang pekerjaan formal, penghasilan, kekayaan, dan

status sosial dalam masyarakat.

Dengan kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat

pendidikan orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke SMK,

maka tinggi rendahnya tingkat pendidikan orang tua tidak mempunyai

hubungan dengan minat siswa melanjutkan studi ke SMK. Orang tua

yang berpendidikan tinggi tidak berarti menyekolahkan anaknya ke

sekolah formal yang tinggi maupun ke SMK dan orang tua yang

berpendidikan rendah tidak berarti menyekolahkan anaknya ke sekolah

formal yang tinggi maupun ke SMK. Minat siswa melanjutkan studi ke

SMK pada siswa SLTP di Kecamatan Pengasih termasuk dalam kategori

yang sangat positif dan tingkat pendidikan orang tua responden

Gambar

Tabel 3.1   Dimensi dan Indikator Minat melanjutkan Studi ke SMK ............
Tabel 3. 1
Tabel 3.3 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Tabel 4.1 Sebaran Responden Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini terlihat darnilai signifikansi masing-masing variabel bebas yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,44 (product) dan 0,001 (promotion). Dengan demikian, terdapat 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI...

• PKBM adalah satuan pendidikan nonformal yang bertujuan untuk memberikan layanan pendidikan bagi masyarakat. • Prinsip PKBM DARI masyarakat, OLEH masyarakat dan UNTUK

Dalam berbagai peraturan perundang-undangan telah dijelaskan bahwa mem- beri atau menerbitkan izin atau kuasa pertambangan dalam suatu usaha per- tambangan bahan galian, pada

Maka dapat penulis simpulkan bahwa, Sekaten adalah sebuah upacara keagamaan tradisi keraton Yogyakarta yang dilaksanakan selama tujuh hari berturut-turut dari tanggal 6 hingga

Bank Tabungan Negara yang salah satu aktivitas usahanya adalah menghimpun dana pihak ketiga telah berupaya seoptimal mungkin agar alokasi penyaluran dana pihak

Dengan demikian skala adalah perbandingan antara jarak pada peta (gambar ) dengan jarak yang sebenarnya.. Foto dan

Pada penelitian ini akan dibuat arang aktif dari tongkol jagung dan diaktivasi secara fisika dan kimia dengan aktivator KOH dimana KOH adalah agen yang paling efektif