xi ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR
SISWA DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI KE SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
Studi Kasus SLTP Negeri di Kecamatan Pengasih Kulon Progo
Pracidia Dhamai Winahyu Universitas Sanata Dharma
2009
Penelitian ini bertujuan menguji hubungan antara tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendapatan orang tua dan prestasi belajar siswa dengan minat melanjutkan studi ke SMK. Penelitian ini digunakan pada pengujian hubungan variabel independen terhadap variabel dependen.
Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 10% karena memiliki populasi yang besar, diperoleh sampel sebesar 98 siswa. Deskripsi data dilakukan dengan uji Spearman. Oleh karena itu tidak ditemukan hubungan antara tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendapatan orang tua dan prestasi belajar siswa dengan minat melanjutkan studi ke SMK.
xii ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN PARENTS’ EDUCATIONAL LEVEL, PARENTS’ INCOME LEVEL, STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT AND THE INTEREST IN CONTINUING STUDY
TO VOCATIONAL SCHOOL
A Case Study at State Junior High School in Pengasih Subdistrict, Kulon Progo
Pracidia Dhamai Winahyu Sanata Dharma University
2009
This research aims to examine the relationship between parents’ educational level, parents’ income level and students’ learning achievement and the interest in continuing study to vocational school. This research is used in the test of the relationship between independent variable towards the dependent variable.
The samples of this research was 10 % of 98 students. The data description was conducted by using Spearman test. As a result, there was no relationship found between parents’ educational level, parents’ income level, students’ learning achievement and the interest in continuing study to vocational school.
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR
SISWA DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI KE SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
Studi Kasus Pada Siswa SLTP Negeri di Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun oleh:
PRACIDIA DHAMAI WINAHYU 041334053
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Segala kesedihan dan kebahagiaan yang mewarnai proses penulisan skripsi ini kepersembahkan untuk:
1. Tuhan Yesus Kristus dan bunda maria atas segala berkah Nya 2. Bapak & Ibu yang telah memberikan segalanya untuk keberhasilanku 3. Kakak, adikku dan keponakanku yang selalu mendukungku
v
MOTTO
Sebenarnya setiap manusia telah dikaruniai benih-benih kesuksesan yang tidak terbatas. Maka, bebaskan diri anda dari perasaan rendah diri, bingung dan takut. Untuk itu, anda perlu latihan setiap hari. Kemudian, berkatalah dengan lantang, “ SUCCESS IS MY RIGHT! SUKSES ADALAH HAK SAYA!”
Dendam dan benci merupakan emosi yang sangat negative. Kalau kita simpan terus menerus di dalam hati, maka lambat atau cepat akan menjadi penyakit mental yang merusak. Jauh lebih baik, kita belajar untuk memaafkan dan melupakannya. Manusia yang bebas dari rasa dendam dan benci senantiasa akan menikmati kedamaian dan kebahagiaan hidup.
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 20 Agustus 2009
Penulis
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Pracidia Dhamai Winahyu
Nomor Mahasiswa : 041334053
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI KE SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)” beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 20 Agustus 2009
Yang menyatakan,
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : “HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI KE SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini mengalami banyak tantangan dan hambatan yang merupakan pelajaran yang berharga bagi penulis. Namun akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan, saran, masukan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univesitas Sanata Dharma Yogyakarta.
ix
3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. Selaku Kepala Program Studi Pendidikan Akuntansi.
4. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. Selaku Dosen Pembimbing, yang dengan sabar membimbing penulis menyusun skripsi, memberikan saran, masukan, semangat, dorongan serta pelajaran hidup yang berharga. Terima kasih untuk semuanya.
5. Para Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah banyak memberikan bekal ilmu kepada penulis selama kuliah.
6. Semua karyawan di sekretariat Pendidikan Akuntansi atas segala keramahannya dalam membantu penulis selama kuliah di USD.
7. Bapak Ig. Tukiman dan Ibu MM. Afianti, Mbak Dinar dan Mas Jalu, Hayom serta keponakanku Elok dan Eno yang tidak pernah lelah memberikan doa, kasih sayang, dukungan baik moril maupun material, serta semangat kepada penulis. Berkat Allah Bapa selalu beserta kalian semua.
8. Buat seseorang yang tidak disebut namanya. Terima kasih atas dukungannya dan bantuannya.
9. Angkatan 2004 “Eko, Wibi, Donny, Dana, Dion, Rudi, Galuh, Hariz, Tri Purnomo, Sukaca, dan Lasmex, Indra, Emy, Mamy, Iyak, Tantri, Venti. Terima kasih atas bantuannya selama ini.
x
11.Buat teman-teman Kos Dahlia (Adien,Emi, Tika, Vanni, Devi, Frieda, Vita). Terima kasih atas bantuan, dukungan dan kebersamaan di rumah kos dan kalian bisa buat aku selalu tertawa.
12.Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis yang tidak dapat disebut satu persatu.
Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukan sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
Yogyakarta, 20 Agustus 2009
xi ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR
SISWA DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI KE SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
Studi Kasus SLTP Negeri di Kecamatan Pengasih Kulon Progo
Pracidia Dhamai Winahyu Universitas Sanata Dharma
2009
Penelitian ini bertujuan menguji hubungan antara tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendapatan orang tua dan prestasi belajar siswa dengan minat melanjutkan studi ke SMK. Penelitian ini digunakan pada pengujian hubungan variabel independen terhadap variabel dependen.
Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 10% karena memiliki populasi yang besar, diperoleh sampel sebesar 98 siswa. Deskripsi data dilakukan dengan uji Spearman. Oleh karena itu tidak ditemukan hubungan antara tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendapatan orang tua dan prestasi belajar siswa dengan minat melanjutkan studi ke SMK.
xii ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN PARENTS’ EDUCATIONAL LEVEL, PARENTS’ INCOME LEVEL, STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT AND THE INTEREST IN CONTINUING STUDY
TO VOCATIONAL SCHOOL
A Case Study at State Junior High School in Pengasih Subdistrict, Kulon Progo
Pracidia Dhamai Winahyu Sanata Dharma University
2009
This research aims to examine the relationship between parents’ educational level, parents’ income level and students’ learning achievement and the interest in continuing study to vocational school. This research is used in the test of the relationship between independent variable towards the dependent variable.
The samples of this research was 10 % of 98 students. The data description was conducted by using Spearman test. As a result, there was no relationship found between parents’ educational level, parents’ income level, students’ learning achievement and the interest in continuing study to vocational school.
xiii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
ABSTRAK ... xi
ABSTRACT ... xii
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Masalah ... 1
B.Batasan Masalah ... 5
C.Rumusan Masalah ... 5
D.Tujuan Penelitian ... 5
xiv
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A.Minat ... 7
B. Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ) ... 12
C. Prestasi Belajar ... 13
D.Status Sosial Ekonomi ... 19
E. Kerangka Berpikir ... 22
F. Hipotesis ... 26
BAB III METODE PENELITIAN ... 27
A.Jenis Penelitian ... 27
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 28
D.Populasi dan Sampel ... 28
E. Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 30
F. Teknik Pengumpulan Data ... 33
G.Uji Kuisioner ... 33
H.Teknik Analisis Data ... 38
BAB IV DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN ... 39
A. Deskripsi Data ... 39
B. Pengujian Hipotesis ... 42
xv
BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN KRITIK ... 53
A. Kesimpulan ... 53
B. Saran ... 54
C. Keterbatasan ... 54
DAFTAR PUSTAKA ... 55
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Dimensi dan Indikator Minat melanjutkan Studi ke SMK ... 31
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 34
Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 37
Tabel 4.1 Sebaran Responden Penelitian ... 39
Tabel 4.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 40
Tabel 4.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan ... 40
Tabel 4.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Prestasi Belajar Siswa ... 41
Tabel 4.5 Minat Siswa Melanjutkan Studi ke SMK ... 41
Tabel 4.6 Tabel Korelasi ... 42
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuisioner Penelitian ... 57
Lampiran 2 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 61
Lampiran 3 Data Induk Tingkat Pendidikan Orang tua ... 66
Lampiran 4 Data Induk Tingkat Pendapatan Orang tua ... 70
Lampiran 5 Data Induk Prestasi Siswa ... 74
Lampiran 6 Data Induk Minat Siswa ... 77
Lampiran 7 Deskripsi Tingkat Pendidikan Orang tua, Tingkat Pendapatan Orang tua dan Prestasi Belajar Siswa ... 83
Lampiran 8 Deskripsi Minat Siswa ... 85
Lampiran 9 Kategori Kecenderungan Variabel ... 87
Lampiran 10 Data Input Pengujian Hipotesis ... 90
Lampiran 11 Hasil Pengujian Hipotesis ... 94
Lampiran 12 Tabel r ... 96
Lampiran 13 Tabel Rho ... 98
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini pendidikan dianggap sebagai jalur yang semakin berarti untuk
menyiapkan manusia yang berkualitas. Melalui pendidikan, setiap warga
masyarakat mendapat kesempatan untuk membina kemampuan dan
keahliannya sehingga kekuatan-kekuatan potensial yang ada dapat
berkembang secara maksimal.
Pendidikan sering juga dipandang sebagai persiapan untuk kehidupan yang
lebih baik di kemudian hari. Banyak orang tua yang tidak ragu-ragu
memberikan pengorbanan yang besar untuk pendidikan anak-anaknya. Anak
yang telah menamatkan sekolah diharapkan sanggup melakukan pekerjaan
sebagai mata pencaharian atau setidaknya mempunyai dasar untuk mencari
nafkahnya. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin besar
harapannya untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik.
Namun demikian untuk memperoleh pendidikan tersebut perlu biaya yang
tidak kecil jumlahnya. Biaya pendidikan yang tinggi kadang menjadi kendala
bagi mereka yang berasal dari keluarga yang kurang mampu. Banyak dari
mereka yang terpaksa putus sekolah atau tidak dapat melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi karena keterbatasan biaya untuk pendidikan.
Ketika siswa tamat dari Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP),
Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Ada di
antara mereka yang sudah mempunyai kepastian dalam menentukan studi
lanjutnya. Ada pula yang masih ragu-ragu dalam menentukan pilihannya,
karena adanya dorongan atau paksaan dari orang tua. Pada umumnya orang
tua yang mampu akan memilih SMU agar anak-anaknya dapat mempersiapkan
untuk pendidikan tinggi. Sebaliknya orang tua yang mengetahui batas
kemampuan keuangannya akan cenderung memilih sekolah menengah
kejuruan bagi anak-anaknya.
Ada suatu pendapat yang mengemukakan bahwa tugas sekolah meliputi
lima macam yaitu perkembangan pribadi dan pembentukan pribadi siswa,
transmisi kulturil, integritas, sosial, inovasi praseleksi dan pra alokasi tenaga
kerja (Vembrianto, 1975:153). Untuk berhasilnya suatu tugas tersebut tentu
saja harus ditunjang oleh beberapa faktor antara lain siswa, guru dan
lingkungan sehingga tercipta suatu lingkungan atau iklim pendidikan yang
memungkinkan tercapainya tugas-tugas sekolah tersebut dengan baik.
Dari pihak siswa faktor-faktor yang mempengaruhi berhasilnya pendidikan
di sekolah adalah intelegensi, motivasi belajar siswa, perasaan sikap dan
minat, keadaan sosial ekonomi dan keadaaan fisik. Siswa merasa akan lebih
menarik apabila ia dapat mempertalikan bahan yang harus dipelajari dengan
minatnya dan siswa itu mengerti apa yang harus dipelajarinya saat itu
sehingga akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar.
Dari pihak guru, faktor-faktor yang mempengaruhi berhasilnya pendidikan
mengajarnya secara bertanggung jawab. Pencapaian tujuan intruksional
tersebut dapat berwujud hasil belajar dalam berbagai bidang yang
sungguh-sungguh awet dan berbekas. Pengelolaan kegiatan mengajar secara
bertanggung jawab dapat dilakukan antara lain dengan mengenal berbagai
metode mengajar dan mampu menerapkan dalam berbagai situasi yang
relevan, sehingga diperoleh hasil belajar yang optimal. Apabila motivasi
belajar itu timbul dalam diri siswa itu sendiri dan secara mutlak didukung
orang tua, demikian pula dengan pilihan untuk melanjutkan sekolah sesuai
dengan pilihannya sendiri, maka kemungkinan untuk berhasil akan lebih besar
daripada orang tua yang menentukan pilihannya untuk melanjutkan sekolah
karena anak mungkin akan merasa tidak cocok dengan sekolah pilihan orang
tua. Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan yang
berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan.
Pendidikan menengah kejuruan yang dilaksanakan pada berbagai bidang
keahlian pada umumnya bertujuan untuk mempersiapkan para lulusannya
sebagai tenaga kerja yang mampu bekerja dalam bidangnya sesuai dengan
keahlian dan ketrampilan yang dimilikinya. Penyelenggaraan program tenaga
kerja merupakan suatu kebutuhan dan sekaligus merupakan keharusan.
Setelah lulus dari SMK, para lulusan berharap dapat secara langsung
menyalurkan bakat, ketrampilan, kemampuannya, dan keahlian yang
dimilikinya melalui kerja sama dari SMK dengan perusahaan. Jadi banyak
lulusan dari SMK yang dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan untuk
Sistem pendidikan menengah kejuruan merupakan suatu sub pendidikan
nasional dan sebagai sub sistem pembangunan nasional yang berfungsi
menyediakan tenaga kerja terampil, terlatih dan terdidik. Para lulusannya
disiapkan sebagai manusia pembangunan yang bermoral Pancasila yang utuh,
sehat, kuat lahir batin disamping menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang
siap pakai dan siap mandiri.
Memang kualifikasi lulusan sekolah menengah kejuruan sebagaimana
yang diharapkan itu agak sulit mencapai pada tingkat yang paling optimal.
Namun paling tidak dapat mendekati harapan manusia yang relatif ideal itu.
Itu sebabnya beban sekolah kejuruan sesungguhnya bukan semata-mata
menjadi beban lembaga pendidikan itu sendiri. Tanpa bantuan orang tua,
masyarakat, pemerintah secara intersektoral maka sudah tentu harapan
tersebut agak sulit terjelma.
Pada saat ini terlihat bahwa kebanyakan siswa lulusan SLTP cenderung
memilih SMK. Banyak lulusan dari SLTP Negeri di Kecamatan Pengasih
yang berminat untuk melanjutkan ke SMK, hal itu dapat dilihat dari jumlah
lulusan yang melanjutkan ke SMK yaitu sekitar 55% dari 496 siswa.
Berdasarkan faktor tersebut penulis mengajukan judul “Hubungan Antara
Tingkat Pendidikan Orang tua, Tingkat Pendapatan Orang Tua, dan
Prestasi Belajar Siswa dengan Minat Melanjutkan Studi Ke Sekolah
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka permasalahan yang akan
diteliti dibatasi pada status sosial ekonomi orang tua dan prestasi belajar siswa
dalam hubungannya dengan minat siswa melanjutkan studi ke SMK.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat
siswa melanjutkan studi ke SMK?
2. Apakah ada hubungan antara tingkat pendapatan orang tua dengan minat
siswa melanjutkan studi ke SMK?
3. Apakah ada hubungan antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa
melanjutkan studi ke SMK?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara tingkat pendidikan orang
tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke SMK.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara tingkat pendapatan orang
tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke SMK.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara prestasi belajar siswa
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pihak-pihak yang berkepentingan.
1. Bagi Siswa
Dengan penelitian ini dapat dijadikan sebagai gambaran dalam
menentukan pilihan terhadap kelanjutan pendidikannya setelah tamat dari
SLTP.
2. Bagi SLTP N I Pengasih
Dapat digunakan sebagai masukan dalam mengarahkan siswa terutama
lewat program bimbingan dan konseling (BK) sesuai latar belakang atau
alasan siswa melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan dan bisa
membantu siswa dalam memutuskan pilihan yang tepat.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi penelitian selanjutnya dan
dapat menambah perbendaharaan bacaan khususnya mengenai
7 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Minat
1. Pengertian Minat
Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menetukan suatu
pilihan pada seseorang, selain itu minat merupakan salah satu faktor
psikologis yang sangat penting untuk suatu kemajuan dan keberhasilan
seseorang. Seorang yang mengerjakan suatu pekerjaan dengan disertai
minat sebelumnya, pada umumnya akan memperoleh hasil yang lebih baik
daripada mereka yang tidak berminat sebelumnya.
Minat merupakan bagian dari kepribadian yang berkaitan dengan
apakah individu senang atau tidak terhadap suatu obyek, keadaan atau
peristiwa. Minat berperan penting saat menentukan keputusan karir
sehingga dapat mengarahkan tindakan individu. Oleh karena itu, minat
merupakan suatu perangkat mental yang terdiri dari perasaan, pikiran dan
prasangka yang bisa mengarahkan individu kepada suatu pilihan (Sukardi,
1988:62).
Selain itu, minat merupakan suatu keadaan di mana seseorang
menaruh perhatian terhadap sutu objek disertai dengan adanya
kecenderungan untuk berhubungan lebih aktif dengan objek tersebut
terhadap sesuatu. Minat merupakan kecenderungan yang agak menetap
pada subjek untuk merasa tertarik pada bidang tertentu dan merasa senang
berkecimpung dalam bidang itu (Winkel, 1983:30).
Berdasarkan pendapat di atas, maka minat melanjutkan studi ke
sekolah menengah pada siswa kelas VIII dan IX SLTP, dapat diartikan
sebagai kecenderungan yang mengarahkan siswa untuk memilih Sekolah
Menengah Kejuruan sebagai kelanjutan pendidikan setelah tamat dari
SLTP, yang ditandai dengan adanya perasaan senang terhadap Sekolah
Menengah Kejuruan, perasaan tertarik dan perasaan bahwa Sekolah
Menengah Kejuruan berhubungan dengan kebutuhannya.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat
Menurut Crow and Crow (Asrini, 1998:47) faktor-faktor yang dapat
menimbulkan minat adalah sebagai berikut.
a. Faktor kebutuhan dari dalam, kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan
yang berkaitan dengan jasmani dan kejiwaan yaitu faktor yang
berhubungan erat dengan kebutuhan fisik dan lapar.
b. Faktor motif sosial, yaitu merupakan faktor yang dapat
membangkitkan minat melakukan aktivitas-aktivitas dari kebutuhan
sosial.
c. Faktor emosional, yaitu faktor emosi perasaan yang erat
hubungannya dengan minat terhadap obyek tertentu. Suatu aktivitas
yang berhubungan dengan obyek tertentu kemudian dapat
Mengenai timbulnya minat, (Mappiare, 1982:62) mengemukakan
bahwa minat berasal dari harapan, perasaan, prasangka, pendirian, rasa
takut atau kecenderungan lain yang mengarahkan individu pada suatu
pilihan tertentu. Hal ini berarti minat seseorang akan timbul jika seseorang
memiliki rasa senang, mempunyai harapan terhadap obyek, memiliki
pandangan terhadap dirinya sendiri dan ada kecenderungan untuk
melakukan kegiatan yang mendukungnya.
3. Macam-macam minat
Witherington (1978:125) membagi minat menjadi dua macam, yaitu:
minat primitif dan minat kultural.
a. Minat primitif (biologis), timbul karena jaringan-jaringan tubuh, ini
berkisar pada soal makan dan kebebasan aktivitas.
b. Minat kultural (sosial), berasal dari perbuatan belajar yang tarafnya
lebih tinggi. Minat ini merupakan hasil pendidikan.
Giatama (1990:6) menggolongkan minat menjadi dua macam, yaitu:
minat secara intrinsik dan minat secara ekstrinsik.
a. Minat secara intrinsik yaitu merupakan minat yang timbul dari dalam
individu sendiri tanpa pengaruh dari luar. Minat intrinsik dapat
timbul karena pengaruh sikap, presentasi belajar, bakat, jenis
kelamin, dan intelegensi.
b. Minat secara ekstrinsik yaitu merupakan minat yang timbul akibat
lain karena latar belakang ekonomi, minat, orang tua, dan teman
sebaya.
Minat remaja dapat dibagi menjadi tiga (Mappiare, 1982:63), yaitu
sebagai berikut.
a. Minat pribadi yaitu kecenderungan untuk mengejar hal-hal yang
menjadi keinginannya. Minat yang timbul dari individu dapat
menimbulkan kepuasan. Minat pribadi meliputi minat memperoleh
pengakuan atau penghargaan, minat mengembangkan diri, minat
untuk sukses, minat untuk sekolah, minat untuk jabatan dan
sebagainya.
b. Minat terhadap rekreasi yaitu kecenderungan yang ada pada diri
individu terhadap hal-hal yang dapat mengembalikan individu pada
kondisi semula, dari ketegangan-ketegangan setelah individu
melakukan aktivitas sehingga pikiran, jiwa serta jasmani menjadi
segar kembali.
c. Minat terhadap agama yaitu para remaja mulai memikirkan secara
serius soal agama. Pada masa remaja mulai dipersoalkan mengenai
dogma agama. Para remaja membandingkan antara apa yang ideal
dengan apa yang nampak nyata, sehingga apa yang dipercayainya
sebagai hal yang benar, dalam masa remaja hal itu mulai diragukan.
d. Minat terhadap kelanjutan studi dan jabatan. Dengan tercapainya
suatu tingkat pendidikan tinggi bagi individu maka terbuka peluang
dan pada gilirannya memudahkan individu untuk menaikkan
statusnya.
4. Pengukuran minat
Minat merupakan faktor penting dalam suatu usaha, jika tidak ada
minat dalam diri seseorang maka akan memperlemah dinamika aktivitas
sehingga tidak tercapai keefektifan dan efisiensi. Oleh karena itu,
mengadakan pengukuran terhadap minat akan menjadi suatu kegiatan yang
sangat bermanfaat.
Untuk mengetahui minat seseorang terhadap obyek tertentu Super
dan Crits (Gusnadi, 1982:26) mengelompokkan pengukuran minat menjadi
4 kategori, yaitu sebagai berikut.
a. Expresia interest yaitu minat yang diketahui dari pernyataan responden (subyek) tentang obyek yang diketahui.
b. Manifest interest yaitu minat yang dapat diketahui dari pengamatan terhadap kegiatan yang sering dilakukan subyek.
c. Tested interest yaitu minat yang dapat diketahui melalui kesimpulan dari tes obyektif.
d. Inventoried interest yaitu minat yang dapat diketahui melalui daftar isian terhadap obyek tertentu.
Ada beberapa alasan guru perlu mengadakan pengukuran minat
(Nurkanca, 1983:230), yaitu sebagai berikut.
a. Untuk meningkatkan minat anak-anak.
c. Mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal yang tidak baik.
d. Sebagai persiapan untuk mengadakan bimbingan kepada anak
tentang lanjutan studi atau pekerjaan yang cocok baginya.
Dari uraian tersebut, dengan adanya minat memungkinkan adanya
keterlibatan yang lebih besar dari pembimbing untuk memberi informasi
tentang SMK sehingga siswa akan tertarik untuk melanjutkan studi ke
SMK, karena minat untuk melanjutkan studi ke SMK berfungsi sebagai
pendorong yang kuat.
B. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Berdasarkan PP No. 29/1990 pasal 2, jenjang Pendidikan Menengah
mempunyai dua tujuan yaitu agar siswa meningkatkan pengetahuan guna
melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan
diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian
dan meningkatkan kemampuannya sebagai anggota masyarakat dalam
mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan
alam sekitarnya (Winkel, 1996:34).
Pendidikan menengah kejuruan yang dilaksanakan pada berbagai bidang
keahlian pada umumnya bertujuan untuk mempersiapkan para lulusannya
sebagai tenaga kerja yang mampu bekerja dalam bidangnya sesuai dengan
keahliannya dan ketrampilan yang dimilikinya. Penyelenggaraan program
SMK merupakan jalur pendidikan formal dalam sistem pendidikan di
Indonesia. Sebagai lembaga pendidikan formal, berdasarkan pada surat
keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 080/U/1993 tentang
kurikulum SMK. Penyelenggaraan pendidikan di SMK bertujuan sebagai
berikut.
1. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan
sikap profesional.
2. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, berkompetensi serta
mampu mengembangkan diri.
3. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan
dunia usaha dan industri pada saat ini dan masa yang akan datang.
4. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif
dan kreatif.
C. Prestasi Belajar
Pengertian prestasi belajar menurut Kamus besar Bahasa Indonesia adalah
hasil yang dicapai (Winkel, 1989:161). Belajar merupakan suatu aktivitas
yang menghasilkan perubahan dengan didapatnya kemampuan baru yang
disebabkan usaha (Suryabrata, 1984:324). Sehubungan dengan prestasi belajar
maka ia mengemukakan bahwa nilai raport merupakan perumusan terakhir
yang diberikan guru mengenai kemajuan siswa atau prestasi belajar selama
Apabila seseorang belajar, maka ia akan memperoleh hasilnya. Hasil
belajar adalah perubahan di dalam diri si pelajar, di mana ia dapat mengetahui
sesuatu yang sebelumnya tidak diketahui. Setiap orang mempunyai hasil yang
berbeda-beda dari apa yang telah dipelajari. Keberhasilan siswa dalam
kegiatan belajar dapat dilihat dari prestasi belajar yang diraihnya. Prestasi
belajar dapat diketahui dari evaluasi belajarnya. Evaluasi adalah usaha
penilaian terhadap suatu hal, bisa dari segi tujuan yang ingin dicapai, gagasan,
cara kerja, dan metode pemecahan (Sudjana, 1990:28).
Usaha mengevaluasi hasil belajar biasanya dilakukan dengan mengadakan
pengukuran dalam bentuk ujian tertulis, lisan, maupun praktek yang kemudian
diberi skor, yang biasanya berwujud angka-angka yang disebut prestasi
belajar.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa dan
faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu: faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor yang berasal dari diri murid (internal)
(Kartono, 1985:01) adalah sebagai berikut.
1. Kecerdasan
Kecerdasan merupakan salah satu aspek penting dan sangat
menentukan berhasil tidaknya studi seorang siswa. Kalau seorang siswa
mempunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal maka secara
potensial ia dapat mencapai prestasi yang tinggi, begitu juga sebaliknya.
Dengan demikian diharapkan mereka dapat mencapai prestasi yang tinggi
2. Bakat
Bakat adalah potensi atau kemampuan. Jika memiliki bakat dan
dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata.
Seorang murid yang mempunyai bakat dalam suatu mata pelajaran
tertentu, maka besar kemungkinan ini dapat mencapai prestasi belajar yang
tinggi dalam mata pelajaran yang berkaitan.
3. Minat dan perhatian
Minat dan perhatian dalam belajar mempunyai hubungan yang erat
sekali. Seseorang yang menaruh minat pada mata pelajaran tertentu,
biasanya cenderung untuk memperhatikan mata pelajaran tersebut.
Sebaliknya, bila seseorang menaruh perhatian secara kontinu baik secara
sadar maupun tidak pada obyek tertentu, biasanya dapat membangkitkan
minat pada obyek tersebut.
Kalau seorang murid mempunyai minat dalam mata pelajaran
tertentu, maka ia akan memperhatikannya. Namun sebaliknya bila murid
tidak berminat pada mata pelajaran yang sedang diajarkan biasanya ia
malas untuk mempelajarinya. Demikian juga dengan murid yang tidak
menaruh perhatian pada mata pelajaran yang sedang diajarkan, maka
sukarlah diharapkan murid tersebut dapat belajar dengan baik. Hal itu
tentu mempengaruhi prestasi belajarnya.
4. Motif
Motif merupakan dorongan yang mendasari dan mempengaruhi
diinginkan. Dalam belajar hendaknya siswa mempunyai motif belajar yang
kuat. Hal ini akan memperbesar kegiatan dan usahanya untuk mencapai
prestasi yang tinggi. Bila motif tersebut makin berkurang, maka berkurang
pulalah usaha dan kegiatan serta kemungkinannya untuk mencapai prestasi
yang tinggi.
5. Kesehatan Jasmani
Keadaan tubuh yang sehat merupakan kondisi yang memungkinkan
seseorang untuk dapat belajar secara aktif. Seorang murid yang sering
sakit biasanya mengalami kesulitan tertentu dalam belajar; misalnya cepat
lelah, tidak bisa berkonsentrasi, dan merasa malas. Dengan demikian sehat
dan tidaknya jasmani seorang siswa dapat mempengaruhi prestasi
belajarnya.
6. Cara belajar
Keberhasilan studi murid dipengaruhi oleh cara belajarnya. Ada cara
belajar yang efisien dan cara belajar yang tidak efisien. Seorang siswa
yang mempunyai cara belajar yang efisien, memungkinkannya untuk
mencapai prestasi yang lebih tinggi daripada siswa yang mempunyai cara
belajar tidak efisien. Ada cara belajar yang efisien antara lain adalah
sebagai berikut.
a. Berkonsentrasi sebelum dan pada saat belajar.
b. Segera mempelajari kembali bahan yang telah diterima.
c. Membaca dengan teliti dan betul bahan yang sedang dipelajari serta
d. Mencoba menyelesaikan soal-soal dan sebagainya.
Faktor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal) (Kartono, 1985:04)
adalah sebagai berikut.
1. Lingkungan
Lingkungan ada bermacam-macam, yaitu sebagai berikut.
a. Lingkungan alam
Keadaan alam yang tenang dengan udara yang sejuk dapat
mempengaruhi kesegaran jiwa siswa, sehingga memungkinkan hasil
belajarnya akan lebih tinggi daripada kalau lingkungan itu gaduh
dengan udara yang panas dan kotor.
b. Lingkungan keluarga
Keluarga mempunyai pengaruh baik terhadap keberhasilan belajar
murid, apabila keluarga khususnya orang tua bersifat merangsang,
mendorong dan membimbing terhadap aktivitas belajar anaknya. Hal
ini memungkinkan diri anak untuk mencapai prestasi belajar yang
tinggi. Sebaliknya bila orang tua acuh tak acuh maka sukarlah
diharapkan ia dapat mencapai prestasi maksimal. Suasana rumah
yang ramai dan gaduh atau suasana selalu berselisih pendapat antara
satu dengan yang lain dapat mengganggu konsentrasi anak pada
waktu belajar. Keadaan ekonomi keluarga yang serba kurang atau
miskin juga dapat menjadikan anak mengalami kesukaran tertentu
c. Lingkungan masyarakat
Apabila anak-anak yang sebaya di sekitarnya merupakan anak-anak
yang rajin belajar, maka anak akan terangsang untuk mengikuti jejak
mereka. Sebaliknya, bila anak-anak di sekitarnya merupakan
kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran tidak menentu, anak
pun dapat terpengaruh pula.
2. Sekolah
Hubungan guru dengan siswa yang kurang baik karena sesuatu
pengalaman, hubungan siswa dengan siswa yang tidak menyenangkan,
tujuan pelajaran yang ditetapkan ada di atas kemampuan siswa, semuanya
dapat mempengaruhi belajar dan prestasi belajar siswa. Guru yang kurang
atau tidak menyadari peranannya dalam membantu belajar dapat
mempengaruhi prestasi siswa. Jadi para guru dituntut untuk menguasai
bahan pelajaran yang akan diajarkannya dan memiliki tingkah laku yang
tepat dalam mengajar.
3. Peralatan belajar
Lengkap dan tidaknya peralatan belajar, baik yang dimiliki siswa itu
sendiri maupun yang dimilki sekolah, dapat menimbulkan hasil akibat
tertentu terhadap prestasi belajar siswa. Kekurangan peralatan belajar
dapat membawa akibat negative yaitu siswa tidak bisa belajar secara baik,
D. Status Sosial Ekonomi Orang tua
Status sosial adalah tempat orang secara umum di dalam masyarakat,
sehubungan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulannya, dan
hak-hak serta kewajibannya (Soekanto, 1990: 263).
Mengenai status sosial ekonomi, (Keeves, 1972:67) mengatakan bahwa
status sosial ekonomi mencakup unsur pekerjaan, pendidikan, jabatan,
penghasilan, pemilikan barang berharga yang dimiliki oleh seseorang di dalam
suatu masyarakat atau kelompok.
Pernyataan di atas didukung oleh (Hopkins, 1985:59) yang menyatakan
bahwa status sosial ekonomi dirumuskan sebagai kombinasi dari status sosial
ekonomi dimana di dalamnya mencakup tingkat pendidikan, pekerjaan,
jabatan, dan tempat tinggal. Kedudukan seseorang di masyarakat banyak
ditentukan oleh pekerjaan, jabatan, penghasilan, pemilikan barang berharga,
dan tempat tinggal yang dipandang penting oleh masyarakat. Semakin tinggi
tingkat pendidikan, jabatan dan pekerjaan seseorang maka semakin tinggi pula
statusnya di masyarakat. Semakin tinggi pendapatan yang dimiliki, dan
cenderung memiliki banyak barang berharga, maka mereka akan mendapatkan
posisi yang tinggi di masyarakat. Dengan uraian di atas maka dapat
disimpulkan bahwa status sosial ekonomi merupakan kedudukan seseorang
dipandang dari sudut sosial ekonomi (Hopkins, 1985: 59).
Adanya perbedaan status dalam masyarakat akan memberikan kesempatan
atau fasilitas hidup yang berbeda bagi masyarakat, seperti keselamatan hidup,
memberikan perbedaan dalam memperoleh kesempatan dan menjalani
pendidikan.
1. Tingkat Pendidikan orang tua
Orang yang telah menerima pendidikan dalam bentuk apapun akan
menjadi berkembang, baik pikiran, kemampuan, pengetahuan maupun
kecakapannya sebagai manusia yang bertanggung jawab dan berguna bagi
individu itu sendiri dalam kehidupannya maupun bagi masyarakat dan
negara. Pendidikan dapat diperoleh atau dilakukan baik di dalam sekolah
maupun di luar sekolah. Dalam hal yang sama (Sukanto, 1990:335)
mengatakan bahwa pendidikan memberikan nilai tertentu bagi manusia,
terutama dalam membuka pikiran serta menerima hal-hal yang baru dan
juga bagaimana berpikir secara ilmiah.
Dari batasan-batasan pengertian serta pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa melalui pendidikan seseorang akan memperoleh
pengalaman, mampu mengembangkan kepribadian dan lebih terbuka
dalam menerima nilai-nilai dan hal-hal yang baru, yang semua itu akhirnya
memberikan kesejahteraan pada orang itu sendiri. Dengan pendidikan
yang cukup seseorang akan mudah mendapatkan pekerjaan yang sesuai
dan memperoleh pendapatan yang sesuai pula. Dengan demikian orang
akan lebih terbuka menerima nilai-nilai baru dan mempunyai cakrawala
kehidupan yang lebih luas sehingga akan mempermudah bagi orang itu
Selain itu menurut (Muhadjir, 1975:11) pendidikan adalah
membimbing anak menuju kedewasaan oleh seorang yang bertanggung
jawab. Lebih jauh dikatakan, bahwa pendidikan akan mempersiapkan agar
generasi mendatang matang dan siap dibekali ilmu pengetahuan serta
ketrampilan dan kemampuan jiwa maupun jasmani untuk melaksanakan
tugas dan tanggung jawab pendidikan formal yang berhasil dicapai orang
tua, sedang yang dimaksud dengan tingkat pendidikan orang tua adalah
tingkat pendidikan formal yaitu SD, SLTP, SMA dan PT. Tingkat
pendidikan formal yang dicapai membawa pengaruh yang luas pada
kehidupan seseorang yaitu bukan hanya berpengaruh pada tingkat
penguasaan pengetahuan, tetapi juga berpengaruh pada jenjang pekerjaan
formal, penghasilan, kekayaan, dan status sosial dalam masyarakat.
2. Pendapatan orang tua
Pengertian pendapatan sangat erat hubungannya dengan penghasilan,
bahkan banyak orang menyamakan kedua pengertian tersebut. (Hutabarat,
1978:92) membedakan pengertian pendapatan dengan penghasilan sebagai
berikut.
a. Penghasilan adalah setiap hasil yang diperoleh dari kegiatan usaha
tertentu, misalnya gaji yang diperoleh dari bekerja.
b. Pendapatan adalah suatu penghasilan yang diperoleh dalam jangka
waktu tertentu, misalnya bunga simpanan di bank.
Dalam pembahasan ini penulis tidak membedakan arti atau
pengertian yang sama yaitu besarnya arus uang dan barang yang masuk
dalam suatu rumah tangga yang diperoleh dari sektor usaha baik sektor
formal maupun non formal yang dinilai dengan satuan uang.
Menurut Sumardi dan Hans Dieter Evers (1982:92), pendapatan
adalah hasil yang diperoleh suatu keluarga baik bersumber dari pekerjaan
pokok, pekerjaan sampingan dan pendapatan lain yang berupa uang
maupun barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Sebagian
besar dari pendapatan itu dibelanjakan lagi untuk membeli segala sesuatu
yang diperlukan untuk hidup yang sering disebut dengan konsumsi.
Konsumsi disini bukan hanya persoalan makan saja, akan tetapi mencakup
seluruh pemakaian barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Kebutuhan hidup bukan hanya menyangkut barang - barang material saja,
tetapi pengeluaran untuk biaya pendidikan putera - puterinya.
E. Kerangka Berpikir
1. Hubungan Antara Tingkat pendidikan Orang tua dengan Minat siswa
melanjutkan studi ke SMK
Pendidikan orang tua akan berpengaruh di dalam diri anak-anaknya.
Bagi orang tua yang berpendidikan rendah akan terbatas pengalaman
belajarnya, sehingga pengaruh yang diberikan pada anaknya pun terbatas.
Dengan pendidikan orang tua yang rendah menjadikan anaknya kurang
termotivasi untuk melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi. Pengalaman
tua lebih mampu untuk membimbing, mendidik dan mendampingi
kegiatan belajar anak. Tingkat pendidikan orang tua mempunyai hubungan
terhadap minat anaknya untuk melanjutkan ke SMK. Hal itu sependapat
dengan penelitian yang dilakukan oleh Krismawati (2000:53) bahwa
tingkat pendidikan orang tua mempunyai hubungan dengan minat siswa
melanjutkan studi ke SMK. Makin tinggi pendidikan orang tua maka
makin tinggi pula kesadaran orang tua tentang pentingnya pendidikan bagi
anak di masa depan. Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan yang
rendah maka makin rendah pula kesadaran orang tua tentang pendidikan
anaknya dan ia akan menyekolahkan anaknya di kejuruan agar setelah
lulus dapat langsung bekerja.
2. Hubungan Antara Tingkat pendapatan Orang tua dengan Minat
siswa melanjutkan studi ke SMK
Tingkat pendapatan orang tua berkaitan dengan kemampuan orang tua
dalam membiayai sekolah anak-anaknya. Orang tua yang mempunyai
penghasilan yang besar maka mereka akan menyekolahkan anaknya ke
tingkat yang lebih tinggi. Disamping itu orang tua merasa bahwa dirinya
mampu membiayai anaknya ke tingkat yang lebih tinggi dan orang tua
berharap anaknya setelah lulus nanti mendapatkan pekerjaan dengan
mudah sesuai dengan bakat dan ketrampilannya.
Sebaliknya orang tua yang tingkat pendapatannya rendah cenderung
menginginkan anaknya cepat bekerja untuk meringankan beban keluarga,
orang tua merasa dirinya tidak mampu untuk membiayai ke sekolah yang
lebih tinggi. Dengan menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah
kejuruan diharapkan setelah lulus akan mendapatkan pekerjaan dan
mengurangi beban orang tua. Orang tua yang mempunyai pendapatan
tinggi biasanya menginginkan anaknya melanjutkan ke perguruan tinggi,
sehingga mendorong anaknya untuk melanjutkan ke SMU. Sedangkan
orang tua yang berpenghasilan kecil cenderung menginginkan anaknya
untuk melanjutkan studi ke SMK. Ada faktor lain yang berpengaruh
terhadap minat siswa dalam menentukan sekolah lanjutannya. Hal ini
dimungkinkan adanya faktor lain yang berpengaruh misalnya teman
sebaya atau keinginan anak untuk memiliki masa depan yang lebih baik.
Pernyataan seperti itu sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh
Krismawati (2000:52) bahwa tidak adanya hubungan antara tingkat
pendapatan orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke SMK
karena dipengaruhi oleh faktor lain yaitu teman sebaya.
3. Hubungan Antara Prestasi belajar Siswa dengan Minat siswa
melanjutkan studi ke SMK
Prestasi belajar digunakan sebagai alat seleksi penerimaan siswa baru
di tingkat sekolah menengah. Prestasi belajar akan ikut berpengaruh
terhadap munculnya motivasi siswa memilih sekolah lanjutan yang
berkualitas baik. Siswa yang memasuki sekolah kejuruan umumnya
kurang mampu memasuki sekolah umum, baik secara akademik, finansial
sebagai petunjuk bahwa siswa yang prestasi belajarnya tinggi cenderung
melanjutkan ke SMU dan siswa yang prestasi belajarnya rendah cenderung
melanjutkan ke SMK.
Siswa yang mempunyai prestasi belajar tinggi cenderung memillih
melanjutkan ke SMU karena siswa tersebut menginginkan melanjutkan
studi ke perguruan tinggi. Bisa juga siswa yang mempunyai prestasi
belajar tinggi berkeinginan melanjutkan ke SMK karena siswa tersebut
menginginkan cepat bekerja. Siswa yang mempunyai prestasi belajar
rendah cenderung memilih ke SMK karena siswa tersebut merasa tidak
mampu melanjutkan ke SMU yang biasanya orientasi untuk melanjutkan
ke perguruan tinggi. Bisa juga siswa yang mempunyai prestasi belajar
rendah menginginkan melanjutkan ke SMU karena biasanya siswa lulusan
SLTP hanya mengikuti teman sebayanya. Pernyataan itu sependapat
dengan penelitian yang dilakukan oleh Krismawati (2000:50) bahwa
siswa yang memiliki prestasi belajar yang rendah belum tentu melanjutkan
ke SMK tetapi melanjutkan ke SMU dan siswa yang memiliki prestasi
belajar yang tinggi belum tentu melanjutkan ke SMU tetapi melanjutkan
F. Hipotesis
1. Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat
siswa melanjutkan studi ke SMK.
2. Tidak ada hubungan antara tingkat pendapatan orang tua dengan minat
siswa melanjutkan studi ke SMK.
3. Tidak ada hubungan antara prestasi belajar dengan minat siswa
27 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Deskriptif yaitu penelitian yang semata-mata melukiskan atau
memaparkan keadaan obyek atau peristiwa tanpa maksud mencari
sebab-sebab atau akibatnya.
2. Studi Expast Facto yaitu penelitian yang mana data dikumpulkan setelah
semua kejadian yang dipersoalkan itu berlangsung (Winarno, 1982: 139).
3. Studi Kasus yaitu penelitian yang mengambil suatu daerah yang telah
ditentukan sebelum sebagai subyek penelitian dan kesimpulan hanya
berlaku pada subyek yang diteliti.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di SLTP Negeri di Kecamatan Pengasih,
Kulon Progo yang terdiri dari tiga SLTP Negeri.
Alasan mengambil SLTP Negeri di Kecamatan Pengasih karena siswa
yang bersekolah di sekolah tersebut terdiri dari berbagai lapisan
masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan orang tua, tingkat
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan bulan Mei 2008.
C. Subyek dan Objek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII semester 2 dan kelas IX
semester 1 SLTP Negeri di Kecamatan Pengasih, Kulon Progo dengan
kriteria kedua orang tua pernah sekolah dan bekerja.
2. Objek Peneletian
Objek penelitian adalah hubungan antara tingkat pendidikan orang tua,
tingkat pendapatan orang tua dan prestasi belajar siswa dengan minat
melanjutkan studi ke SMK.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah sekumpulan obyek penelitian yang dapat terdiri dari
manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes atau peristiwa sebagai
sumber daya yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian
(Aptik, 1980: 52). Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII
semester 2 dan kelas IX semester 1 SLTP Negeri di Kecamatan Pengasih.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam
mutlak. Arikunto (1997:107) menyatakan apabila subyeknya kurang dari
100 lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi tetapi apabila subyeknya besar dapat diambil antara
10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari
hal-hal sebagai berikut.
a. Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan biaya.
b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek karena hal
ini menyangkut banyak sedikitnya data.
c. Besar kecilnya resiko ditanggung oleh peneliti.
Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel dengan teknik non
probabilitas dengan cara keputusan yaitu peneliti beranggapan bahwa
siswa akan lebih banyak tahu daripada orang lain. Setiap SLTP N di
Kecamatan Pengasih memiliki siswa kelas VIII dan kelas IX dengan
jumlah yang berbeda-beda. Sampel diambil dari masing-masing kelas pada
satu SLTP Negeri sebanyak 10% dari jumlah siswa dengan kriteria kedua
orang tua pernah sekolah dan bekerja, yaitu.
SLTP N I Pengasih = Siswa kelas VIII : 215 X 10% = 21 siswa
Siswa kelas IX : 213 X 10% = 21 siswa
SLTP N 2 Pengasih = Siswa kelas VIII : 145 X 10% = 14 siswa
SLTP N 3 Pengasih = Siswa kelas VIII : 144 X 10% = 14 siswa
Siswa kelas IX : 139 X 10% = 14 siswa
98 siswa
Jadi jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 98 siswa.
E. Variabel Penelitian dan Pengukuran
1. Variabel Penelitian
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Tingkat pendidikan orang tua
b. Tingkat pendapatan orang tua
c. Prestasi belajar siswa
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat siswa melanjutkan studi
ke SMK.
2. Pengukuran
a. Minat melanjutkan studi ke SMK
Untuk mengukur minat melanjutkan studi ke SMK, cara yang
digunakan penulis dengan kuisioner tipe pilihan yang disusun seperti
model likert dengan tiga alternatif jawaban skor bergerak dari 1 sampai
3. Adapun pedoman untuk memberikan skor pada alternatif jawaban
adalah sebagai berikut:
1) Jawaban A diberi skor 1
2) Jawaban B diberi skor 2
Indikator-indikator minat melanjutkan studi ke SMK diturunkan
berdasarkan kajian pustaka Bab II. Ringkasan dimensi dan indikator variabel
minat tampak pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3. 1
Dimensi dan Indikator minat melanjutkan studi ke SMK
Dimensi Indikator No Item
Perasaan Memiliki perasaan terhadap SMK 5,6,7,8,9,16
Perhatian 1.Ketertarikan terhadap SMK
2.Keingintahuan tentang SMK
10,11,12,13,22,23
Keinginan 1.Memasuki SMK
2.Menguasai keterampilan di SMK
3.Mengembangkan pengetahuan
14,15,17,18,19
Harapan 1.Memilki keterampilan setelah lulus
SMK
2.Mendapatkan pekerjaan
20,21,24,25,26,27
b. Tingkat pendidikan orang tua
Pengukuran tingkat pendidikan orang tua menggunakan skala
ordinal, karena pengukuran ini tidak mempunyai titik nol sebenarnya.
Dalam hal ini tingkat pendidikan dikelompokkan menjadi:
1) Lulus SD skor 1
2) Lulus SLTP skor 2
4) Lulus D 111 skor 4
5) Lulus PT skor 5
c. Tingkat pendapatan orang tua
Dalam penelitian ini penghasilan diukur menggunakan
pengklasifikasian kategori, yaitu.
Tinggi > 3.000.000 skor 5
Sedang 1.000.000 s/d 3.000.000 skor 3
Rendah < 1.000.000 skor 1
d. Prestasi belajar siswa
Dalam penelitian ini prestasi belajar diukur berdasarkan tinggi
rendahnya rata-rata nilai rapor yang berhasil dicapai oleh siswa. Untuk
menentukan tinggi rendahnya nilai, yaitu dengan cara perhitungan
mean.
Langkah-langkahnya sebagai berikut.
1. Data yang telah diperoleh disusun dari skor yang terendah sampai
skor yang tertinggi
2. Skor yang dicapai responden selanjutnya digolongkan dalam
kategori tinggi dan rendah berdasarkan acuan kurva dan diberi skor
serta pengukuran sebagai berikut.
Tinggi > M (lebih dai Mean) Skor 1
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuisioner
Kuisioner adalah daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan tentang suatu
hal atau sesuatu. Dalam hal ini kuisioner digunakan untuk mengumpulkan
data tentang minat melanjutkan studi, prestasi belajar, tingkat pendapatan
orang tua. Kuisioner yang telah disusun diberikan kepada siswa untuk
diisi.
2. Wawancara
Wawancara adalah pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan
secara langsung atau lisan dengan kepala sekolah dan guru untuk
melengkapi data tentang gambaran umum sekolah.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan menggunakan catatan atau
dokumen yang telah ada. Melalui cara ini dimaksudkan untuk memperoleh
data prestasi belajar siswa dan data tentang keadaan sekolah misalnya
jumlah siswa, jumlah guru, jumlah karyawan, dan fasilitas yang dimiliki
sekolah.
G. Uji Kuisioner
1. Pengujian Validitas
Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor jawaban
menggunakan rumus teknik korelasi product moment (Umar, 2003:78)
yaitu sebagai berikut.
( )( )
r = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y y = skor total item
x = skor item
n = jumlah responden
Besarnya nilai koefisien r dapat dihitung dengan menggunakan
korelasi dengan signifikansi 5%. Jika rhitung lebih besar daripada rtabel maka butir soal tersebut dapat dikatakan valid. Jika sebaliknya, maka butir
soal tersebut tidak valid.
Selanjutnya uji validitas ini dilakukan pada dua puluh tiga (23)
butir pertanyaan variabel minat siswa melanjutkan studi ke SMK. Hasil
pengujian validitas terhadap 23 item disajikan dalam tabel sebagai berikut:
prtnyn14 0,374 .473 Valid
Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada
minat siswa melanjutkan studi ke SMK menunjukkan bahwa ke dua puluh
tiga butir pertanyaan adalah valid. Pengambilan kesimpulan ini dilakukan
dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel. Dengan jumlah
data (n) sebanyak 30 responden dan derajat keyakinan (α) = 5% atau 0,05,
maka diperoleh nilai r tabel sebesar 0,374. Dari hasil perhitungan diperoleh
bahwa keseluruhan nilai r hitung semuanya menunjukkan angka yang lebih
besar dari dari pada r tabel (r hitung
2. Pengujian Reliabilitas Kuisioner
> 0,374). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan variabel minat siswa
melanjutkan studi ke SMK adalah valid.
Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana
suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila alat ukur digunakan
perhitungan koefisien alpha (α) dari Croanbach (Umar, 2003: 90) yaitu
r = reliabilitas instrumen k = banyak butir pertanyaan
2
Nilai varian butir (Umar, 2003:91) dapat dicari berdasarkan rumus sebagai
berikut.
Jika nilai alpha lebih dari 0,60 maka instrument penelitian dinyatakan
reliabel sebaliknya jika nilai alpha kurang dari 0,60 maka instrument
penelitian dinyatakan tidak reliabel Nunnaly (1978) dalam Iman Gozhali
Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian
Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus
Cronbach-Alpha dan dikerjakan dengan program SPSS for Windows versi
12. Hasil pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 3.3
Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Variabel Nilai r
tabel
Nilai r hitung Status
Minat Siswa Melanjutkan Studi ke SMK
0,6 0,917 Reliabel
Dari dua puluh tiga pertanyaan pada variabel minat siswa melanjutkan
studi ke SMK ini diperoleh nilai rhitung sebesar 0,917. Pengambilan
kesimpulan dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel.
Dengan jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan derajat keyakinan
sebesar 0,6 sehingga dapat dikatakan penelitian ini reliabel (Nunnaly
dalam Imam Gozali, 2001: 42). Dari hasil perhitungan diperoleh nilai
rhitung lebih besar dari pada rtabell (0,917 > 0,6). Ini berarti bahwa butir-butir
pertanyaan pada variabel minat siswa melanjutkan studi ke SMK dapat
H. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisa data yang diperoleh digunakan beberapa cara sebagai
berikut.
1. Analisis deskriptif
Analisis ini digunakan untuk menjelaskan pengaruh prestasi belajar siswa,
tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan orang tua terhadap minat
melanjutkan studi ke SMK yang termasuk variabel bebas. Teknik yang
digunakan adalah dengan perhitungan persentase.
2. Pengujian Hipotesis
Hubungan antara Prestasi Belajar Siswa dengan Minat Siswa Melanjutkan
Studi ke SMK, Hubungan antara Tingkat Pendapatan Orang tua dengan
Minat Siswa Melanjutkan Studi ke SMK, Hubungan antara Tingkat
Pendidikan Orang Tua dengan Minat Siswa Melanjutkan Studi ke SMK
Untuk menghitung tingkat pendidikan orang tua terlebih dahulu mencari
nilai r. Rumus ini dikembangkan oleh Spearman dan diberi simbol ρ
( rho). Rumus tersebut berbunyi:
ρ
(
)
Untuk menginterprestasikan maka perlu dibandingkan dengan tabel nilai
rho tabel. Apabila rho hitung > rho tabel pada taraf signifikasi 5% berarti
terdapat kesesuaian yang nyata atau signifikan atau Ho ditolak. Dalam hal
ini Ho adalah tidak terdapat kesesuaian yang nyata atau signifikan
39 BAB IV
DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei 2008 di
tiga sekolah di SLTP Negeri Kecamatan Pengasih. Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas VIII semester 2 dan kelas IX semester 1 dengan kriteria
kedua orang tua pernah sekolah, dan bekerja.
Ketiga SLTP Negeri adalah SLTP N 1 Pengasih, SLTP N 2 Pengasih, dan
SLTP N 3 Pengasih. Jumlah kuesioner yang disebar sebanyak 98 kuesioner.
Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 98 kuesioner. Berdasarkan jawaban
98 responden yang semua butir pertanyaan diisi secara lengkap dan dapat
memenuhi syarat penelitian. Berikut ini akan disajikan tabel yang memuat
uraian tentang responden dari masing-masing sekolah.
Tabel 4.1
Sebaran Responden Penelitian
Nama Sekolah Jumlah Kuesioner
Tersebar Kembali Tdk
Berikut ini disajikan deskripsi data variabel-variabel penelitian ini.
1. Deskripsi Responden Penelitian
a. Tingkat Pendidikan Orang tua
Tabel 4.2
Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang tua
Tingkat Pendidikan
Orang tua
Jumlah Persentase
Ayah Ibu Ayah Ibu
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar tingkat
pendidikan orang tua siswa/responden penelitian ini berpendidikan SD.
b. Tingkat Pendapatan Orang tua
Tabel 4.3
Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Orang tua
Tingkat Pendapatan
Orang tua
Jumlah Persentase
Ayah Ibu Ayah Ibu
Tinggi 1 - 1,02 % -
Sedang 14 7 14,28 % 7,14 %
Rendah 83 91 84,70 % 92,86 %
Jumlah 98 98 100 % 100 %
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar tingkat
c. Prestasi Belajar Siswa
Tabel 4.4
Deskripsi Responden Berdasarkan Prestasi Belajar Siswa
Prestasi Belajar Siswa
Jumlah Persentase
Tinggi (ranking 1) 50 51,02 %
Rendah (ranking 2) 48 48,98 %
Jumlah 98 100 %
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar prestasi belajar
siswa tinggi (ranking 1).
2. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke SMK
Minat siswa melanjutkan studi ke SMK dapat dijelaskan dalam tabel
sebagai berikut:
Tabel 4.5
Minat Siswa Melanjutkan Studi ke SMK
Skor Frekuensi Persentase Intepretasi
Penilaian
Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa minat siswa melanjutkan studi ke
SMK pada siswa SLTP N di Kecamatan Pengasih termasuk dalam
kategori sangat positif sebanyak 74 siswa atau 75,51%, sebanyak 13 siswa
atau 13,27% minatnya positif, sebanyak 3 siswa atau 3,06% minatnya
cukup positif, sebanyak 4 siswa atau 4,08% minatnya negatif, dan sangat
negatif sebanyak 4 siswa atau 4,08%. Dengan demikian dapat disimpulkan
Tabel 4.6 Correlations
** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
B. Pengujian Hipotesis
1. Pengujian Hipotesis I
a. Rumusan Hipotesis
Ho = Tidak terdapat kesesuaian (hubungan) yang nyata atau
signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat
siswa melanjutkan studi ke SMK
Ha = Terdapat kesesuaian (hubungan) yang nyata atau signifikan
antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa
melanjutkan studi ke SMK.
b. Penarikan Kesimpulan
Pengujian hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat
siswa melanjutkan studi ke SMK ditunjukkan dengan nilai
MINAT
MINAT Correlation
probabilitas 0,001 lebih kecil dari taraf signifikasi 5% atau = 0,05.
Dengan demikian dapat disimpulkan Ho diterima. Artinya tidak
terdapat hubungan yang nyata atau signifikan antara tingkat
pendidikan orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke SMK
2. Pengujian Hipotesis II
a. Rumusan Hipotesis
Ho = Tidak terdapat kesesuaian (hubungan) yang nyata atau
signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat
siswa melanjutkan studi ke SMK
Ha = Terdapat kesesuaian (hubungan) yang nyata atau signifikan
antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa
melanjutkan studi ke SMK.
b. Penarikan Kesimpulan
Pengujian hubungan antara tingkat pendapatan orang tua dengan minat
siswa melanjutkan studi ke SMK ditunjukkan dengan nilai probabilitas
0,001 lebih kecil dari taraf signifikasi 5% atau = 0,05. Dengan
demikian dapat disimpulkan Ho diterima. Artinya tidak terdapat
hubungan yang nyata atau signifikan antara tingkat pendapatan orang
3. Pengujian Hipotesis III
a. Rumusan Hipotesis
Ho = Tidak terdapat kesesuaian (hubungan) yang nyata atau
signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat
siswa melanjutkan studi ke SMK
Ha = Terdapat kesesuaian (hubungan) yang nyata atau signifikan
antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa
melanjutkan studi ke SMK
b. Penarikan Kesimpulan
Pengujian hubungan antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa
melanjutkan studi ke SMK ditunjukkan dengan nilai probabilitas 0,009
lebih kecil dari taraf signifikasi 5% atau = 0,05. Dengan demikian
dapat disimpulkan Ho diterima. Artinya tidak terdapat hubungan yang
nyata atau signifikan antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa
melanjutkan studi ke SMK.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hubungan antara Tingkat Pendidikan Orang tua dengan Minat
Siswa melanjutkan Studi ke SMK
Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa tidak ada
hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa
melanjutkan studi ke SMK. Nilai probabilitas 0,001 lebih kecil dari taraf
Berdasarkan deskripsi data tentang tingkat pendidikan orang tua
diperoleh hasil sebagai berikut: orang tua berpendidikan SD sebanyak
103, berpendidikan SLTP sebanyak 35, berpendidikan SMU sebanyak
45, berpendidikan DIII sebanyak 2, berpendidikan PT sebanyak 11.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pendidikan
orang tua responden berpendidikan SD.
Hasil deskripsi data tingkat pendidikan orang tua responden
sebagian besar berpendidikan SD. Hal tersebut menunjukkan bahwa
sebagian besar orang tua responden telah menempuh pendidikan formal.
Orang yang telah menerima pendidikan dalam bentuk apapun akan
menjadi berkembang, baik pikiran, kemampuan, pengetahuan maupun
kecakapannya sebagai manusia yang bertanggung jawab dan berguna
bagi individu itu sendiri dalam kehidupannya maupun bagi masyarakat
dan negara. Pendidikan dapat diperoleh atau dilakukan baik di dalam
sekolah maupun di luar sekolah.
Dengan menempuh pendidikan maka seseorang akan memperoleh
pengalaman, mampu mengembangkan kepribadian dan lebih terbuka
dalam menerima nilai-nilai dan hal-hal yang baru, yang semua itu
akhirnya memberikan kesejahteraan pada orang itu sendiri. Dengan
pendidikan yang cukup seseorang akan mudah mendapatkan pekerjaan
yang sesuai dan memperoleh pendapatan yang sesuai pula. Dengan
demikian orang akan lebih terbuka menerima nilai-nilai baru dan
mempermudah bagi orang itu sendiri untuk menyesuaikan diri dalam
masyarakat di mana ia berada. Lebih jauh dikatakan, bahwa pendidikan
akan mempersiapkan agar generasi mendatang matang dan siap dibekali
ilmu pengetahuan serta ketrampilan dan kemampuan jiwa maupun
jasmani untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab pendidikan
formal yang berhasil dicapai orang tua, sedang yang dimaksud dengan
tingkat pendidikan orang tua adalah tingkat pendidikan formal yaitu SD,
SLTP, SMA dan PT. Tingkat pendidikan formal yang dicapai membawa
pengaruh yang luas pada kehidupan seseorang yaitu bukan hanya
berpengaruh pada tingkat penguasaan pengetahuan, tetapi juga
berpengaruh pada jenjang pekerjaan formal, penghasilan, kekayaan, dan
status sosial dalam masyarakat.
Dengan kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat
pendidikan orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke SMK,
maka tinggi rendahnya tingkat pendidikan orang tua tidak mempunyai
hubungan dengan minat siswa melanjutkan studi ke SMK. Orang tua
yang berpendidikan tinggi tidak berarti menyekolahkan anaknya ke
sekolah formal yang tinggi maupun ke SMK dan orang tua yang
berpendidikan rendah tidak berarti menyekolahkan anaknya ke sekolah
formal yang tinggi maupun ke SMK. Minat siswa melanjutkan studi ke
SMK pada siswa SLTP di Kecamatan Pengasih termasuk dalam kategori
yang sangat positif dan tingkat pendidikan orang tua responden