• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Persepsi Mengenai Uraian Jabatan Terhadap Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Serang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Persepsi Mengenai Uraian Jabatan Terhadap Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Serang."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Achmad Machron Ch.1, Nanan Sekarwana2, Suryana Sumantri3 1

Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran, Bandung.2,3 Guru Besar Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran, Bandung

Abstrak

Latar belakang : Kinerja perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Serang masih dianggap

kurang diharapkan, sementara itu dilain pihak penyusunan uraian jabatan yang disajikan tidak sesuai ketentuan penyajian sesungguhnya. Oleh karena itu, perlu diteliti apakah ada pengaruh persepsi mengenai uraian jabatan terhadap kinerja perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Serang.

Tujuan : Menggambarkan apakah ada pengaruh persepsi uraian jabatan terhadap kinerja

perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Serang.

Metode : Survey Analitik dengan metode potong silang (cross sectional) dengan subjek

penelitian adalah perawat pada Ruang Rawat Inap RSUD Serang sebanyak 273 orang pada bulan April dan Mei 2014 dengan jumlah sampel total sebanyak 152 orang. Analisis penelitian ini menggunakan SEM-PLS.

Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil pengukuran indikator persepsi

mengenai uraian jabatan yaitu persepsi mengenai informasi jabatan yang dimuat dalam uraian jabatan pengaruhnya 0,95, persepsi mengenai kualifikasi uraian jabatan pengaruhnya 0,75, dan persepsi mengenai norma penyusunan kalimat uraian jabatan pengaruhnya 0,55 ; begitu juga indikator faktor penentu persepsi yaitu perhatian pengaruhnya 0,76, minat pengaruhnya 0,71, kebutuhan searah pengaruhnya 0,84, pengalaman pengaruhnya 0,84, kerangka rujukan pengaruhnya 0,75, dan suasana hati pengaruhnya 0,59; serta pengukuran indikator kinerja perawat yaitu : kualitas kerja pengaruhnya 0,74 dan disiplin kerja pengaruhnya 0,78. Pengaruh antara persepsi mengenai uraian jabatan dengan faktor penentu persepsi adalah pengaruhnya 0,75. Selanjutnya pengaruh antara persepsi menenai uraian jabatan terhadap kinerja perawat adalah pengaruhnya -0,17 dan faktor penentu persepsi terhadap kinerja perawat adalah pengaruhnya 0,17.

Simpulan : bahwa Pengaruh persepsi mengenai uraian jabatan dan faktor penentu persepsi

terhadap kinerja perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Serang sangat kecil. Faktor-faktor persepsi mengenai uraian jabatan yang berpengaruh terhadap peningkatan kinerja perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Serang adalah persepsi mengenai informasi jabatan yang dimuat dalam uraian jabatan, persepsi mengenai kualifikasi uraian jabatan dan persepsi mengenai norma penyusunan kalimat uraian jabatan. Faktor penyebab persepsi mengenai uraian jabatan yang paling berpengaruh terhadap kinerja perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Serang adalah perhatian, minat, kebutuhan searah, pengalaman, dan kerangka rujukan.

(2)

mempengaruhi kinerja perawat harus tetap dilakukan sehingga dapat diketahui faktor yang paling berpengaruh terhadap kinerja perawat.

(3)

Pendahuluan

Tenaga kesehatan sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjalankan

pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan sumber daya yang penting dan sangat

dibutuhkan untuk mencapai kinerja yang optimal. Berhasil tidaknya suatu perusahaan

termasuk perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan seperti rumah

sakit tergantung pada kemampuan SDM dalam menjalankan aktivitasnya.1,2 SDM sebagai

salah satu subsistem di rumah sakit yang memberikan jasa pelayanan mempunyai keunikan

tersendiri, karena terjadi hubungan yang sangat erat antara pasien sebagai konsumen

dengan SDM rumah sakit sebagai pemberi pelayanan.1

Peranan perawat pada sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit, di samping

dokter, memiliki posisi yang sangat penting. Ujung tombak pelayanan kesehatan di rumah

sakit, perawat mempunyai kedudukan penting dalam menghasilkan kualitas pelayanan di

rumah sakit, karena pelayanan yang diberikannya dilaksanakan selama 24 jam secara

berkesinambungan.3 Perawat merupakan tenaga kesehatan yang mempunyai peran paling

besar yang jumlahnya hampir mencapai 60% dari jumlah tenaga kesehatan yang ada di

rumah sakit.3,4

Pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan suatu faktor penentu bagi mutu

pelayanan dan citra rumah sakit di mata masyarakat. Melihat begitu luas dan kompleksnya

tugas dan fungsi dari perawat di rumah sakit, maka rumah sakit membutuhkan SDM yang

profesional dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang menjadi tanggung jawab

perawat dalam melayani pasien.4 Pengelolaan asuhan keperawatan akan berhasil apabila

seorang perawat memiliki tanggung jawab, mempunyai pengetahuan tentang manajemen

keperawatan dan kemampuan memimpin orang lain di samping pengetahuan dan

keterampilan klinis yang harus dikuasainya pula.5

Mutu pelayanan rumah sakit dipengaruhi oleh kinerja tenaga perawat dalam

memberikan pelayanan kepada pasien. Kinerja mempengaruhi seberapa banyak mereka

memberi kontribusi kepada organisasi. Perbaikan kinerja baik untuk individu maupun

(4)

Kinerja perawat dapat dilihat dari kualitas kerja dan disiplin kerja6,7. Kualitas kerja

perawat dapat dilihat dari proses perawat itu membuat dokumentasi asuhan keperawatan.

Dokumentasi askep merupakan mafestasi dari pelaksanaan manajemen keperawatan.

Disiplin kerja perawat dapat dilihat dari kerajinan perawat dalam melaksanakan kerja3,4.

Beberapa penelitian di rumah sakit menujukkan bahwa kinerja perawat masih kurang.

Salah satu faktor utama yang memengaruhi kinerja karyawan adalah uraian jabatan

yang menjadi pedoman perawat dalam bekerja, format penyajian dan perumusannya

kurang komprehensif. Uraian jabatan dari jabatan yang komprehensif akan banyak

menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkan karyawan, baik dalam konteks

belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya. Uraian jabatan merupakan suatu

pedoman atau pemberi arah tata kerja dan prosedur kerja dari jabatannya dan mendorong

seseorang karyawan untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah ke

tercapainya suatu tujuan jabatannya.

Hasil wawancara (pra survey) tersebut di atas diketahui bahwa persepsi para

perawat beragam terhadap Uraian Jabatan (Job Description) yang dipergunakan pada

RSUD Serang karena belum sesuai dengan Cara Penyajian uraian jabatan karena tidak

terdapat Ikhtisar Jabatan; Uraian Tugas terlalu bertumpuk tidak berurutan dan setiap

kalimat uraian tugas terlalu umum tidak jelas apa yang dikerjakan (what), tidak jelas

bagaimana mengerjakannya (how), dan tidak jelas tujuan tugasnya (why); dan tidak

terdapat Uraian Kegiatan.

Penelitian tentang pengaruh uraian jabatan terhadap kinerja karyawan belum

banyak dilakukan peneliti sebelumnya. Adapun penelitian tentang uraian jabatan dan

kinerja perawat berdasarkan studi literatur yang mengambil tempat penelitian di RSUD

belum pernah dilakukan. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang

pengaruh uraian jabatan terhadap kinerja di rumah sakit dengan karakteristik sebagaimana

(5)

Metode

Rancangan Penelitian

Penelitian menggunakan Metode Survey Analitik dengan metode potong silang

(cross sectional).13 Desain ini dimulai dengan peneliti melakukan observasi atau

pengukuran variabel pada satu saat, saat yang sama & satu kali saja, tidak dilakukan

pemeriksaan/ pengukuran ulangan, kemudian hasil pengukuran ditampilkan dalam suatu

tabel.

Semua variabel penelitian diukur dengan menggunakan kuesioner skala Likert.

Skala Likert ini mengukur tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan responden terhadap

serangkaian pernyataan yang mengukur suatu objek. Jawaban setiap item instrument yang

menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai tingkat

negatif.11,12

Rancangan Analisis

Pada penelitian ini variabel-variabel yang diteliti tidak terukur secara langsung

sehingga rancangan analisis data yang digunakan adalah Structural Equation Modeling

(SEM). Hasil pengumpulan data kuantitatif dianalisis melalui analisis multivariabel dengan

menggunakan alat bantu software Partial Least Square (PLS) karena variabel-variabel

yang diteliti merupakan variabel laten yang diukur melalui sejumlah reflektor (indikator

reflektif).9 PLS merupakan salah satu alternatif SEM berdasarkan pendekatan varians atau

komponen dari model yang diprediksi

Variabel independen yang terdiri dari sub variabel persepsi mengenai uraian jabatan

(ξ 1) merupakan variabel laten yang direfleksikan oleh Persepsi Informasi Jabatan Yang

Dimuat Dalam Uraian Jabatan (X1), Persepsi Kualifikasi Uraian Jabatan (X2), dan Persepsi

Norma Penyusunan Kalimat Uraian Jabatan (X3). Motivasi ekstrinsik (ξ 2) yang

direfleksikan meliputi Perhatian (X4), Minat (X5), Kebutuhan (X6), Pengalaman (X7),

Kerangka Rujukan (X8) dan Suasana hati (X9). Kinerja (η ) pada penelitian ini merupakan

(6)

Hasil Penelitian

Persepsi mengenai informasi yang dimuat dalam Uraian Jabatan terdiri 14 informasi,

yang terpenting adalah : Identitas Jabatan; Ikhtisar Jabatan; Uraian Tugas; dan Rincian

Kegiatan; Hasil Kerja.; Bahan kerja; Perangkat kerja; Tanggung jawab; Wewenang;

Kolerasi jabatan; Kondisi lingkungan kerja; Risiko bahaya; dan Fungsi pekerja (worker

function).8 9, 61, dan 12

Keempat belas informasi jabatan dapat dipersepsi dengan baik oleh perawat dari

evaluasi regresi atau nilai R2dari persepsi uraian jabatan, regresi dari Persepsi Mengenai

Informasi Jabatan Yang Dimuat Dalam Uraian Jabatan atau nilai R2adalah 0,910 dan nilai

R2 hasil bootrstraping (resampling) adalah 0,914. Konstrak tersebut berdasarkan kriteria

Chin (1998)14, nilai R2 > 0,67 dikelompokkan sebagai pengaruh tinggi, artinya faktor

Persepsi Mengenai Informasi Jabatan Yang Dimuat Dalam Uraian Jabatan mempunyai

pengaruh yang substansial terhadap variabel Persepsi Mengenai Uraian Jabatan.

Berdasarkan uaraian tersebut maka dapat disimpulkan perawat RSUD Serang mempersepsi

dengan baik terhadap Informasi Jabatan Yang Dimuat Dalam Uraian Jabatan.

Persepsi terhadap kualifikasi uraian jabatan adalah bagaiman para perawat

mempersepsi uraian jabatan tersebut apakah : Sistematik; Jelas; Ringkas; Tepat; Taat Asas;

dan Akurat61. Hasil peneltian ini menunjukkan bahwa regresi dari Persepsi Mengenai

Kualifikasi Jabatan atau nilai R2adalah 0,746 dan nilai R2hasil bootrstraping (resampling)

adalah 0,751, kedua konstrak tersebut berdasarkan kriteria Chin (1998)14, nilai R2 > 0,67

dikelompokkan sebagai pengaruh tinggi, artinya faktor Persepsi Mengenai Kualifikasi

Uraian Jabatan mempunyai pengaruh yang substansial terhadap variabel Persepsi Uraian

Jabatan. Berdasarkan uaraian tersebut maka dapat disimpulkan perawat RSUD Serang

mempersepsi dengan baik terhadap Kualifikasi Uraian Jabatan.

Persepsi Mengenai Norma Penyusunan Kalimat Uraian Jabatan, meliputi :

1) Volume kalimat ringkas sederhana tetepi tercermin : Apa yang dikerjakan (What);

Bagaimana cara mengerjakan (How); dan Tujuan Pekerjaan (Why)

2) Pola susunan kalimat berwujud tindak kerja, yaitu menonjolkan predikat dan objek

tanpa mengemukakan subyeknya.

(7)

Pada penelitian tersebut nilai regresi atau R2 konstrak Persepsi Mengenai Norma

Penyusunan Kalimat Uraian Jabatan adalah 0,548 dan nilai R2 hasil bootrstraping

(resampling) adalah 0,551, kalau berdasarkan kriteria Chin (1998)14, nilai R2 0,551 < 0,67

dikelompokkan sebagai pengaruh moderat, artinya faktor Persepsi Mengenai Norma

Penyusunan Kalimat Uraian Jabatan mempunyai pengaruh yang kurang substansial

terhadap variabel Persepsi Mengenai Uraian Jabatan, tetapi walaupun demikian kalau

diukur berdasarkan kriteria Cohen (1998)68nilai R2 0,551 memiliki pengaruh besar pada

level struktural.

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka dapat dikatakan bahwa konstrak Persepsi

Mengenai Informasi Jabatan Yang Dimuat Dalam Uraian Jabatan dan konstrak Persepsi

Mengenai Kualifikasi Jabatan memiliki pengaruh yang besar terhadap model dari Persepsi

Mengenai Uraian Jabatan dan mampu menjelaskan variability dari konstrak Persepsi

Mengenai Uraian Jabatan, yaitu untuk Persepsi Mengenai Informasi Jabatan Yang Dimuat

Dalam Uraian Jabatan sebesar 91,4%, untuk Persepsi Mengenai Kualifikasi Uraian Jabatan

sebesar 75,1% dan untuk konstrak Persepsi Mengenai Norma Penyusunan Kalimat Uraian

Jabatan sebesar 55,1%, semuanya memiliki variability terhadap Persepsi Uraian Jabatan.

Selanjutnya sejauh mana para perawat RSUD Serang dalam Persepsi Mengenai

Informasi Jabatan Yang Dimuat Dalam Uraian Jabatan, Persepsi Mengenai Kualifikasi

Jabatan, dan Persepsi Mengenai Norma Penyusunan Kalimat Uraian Jabatan koefisien

jalur (path coefficient) nilai t statistik untuk konstrak Persepsi Mengenai Informasi Jabatan

Yang Dimuat Dalam Uraian Jabatan adalah 38,906, untuk konstrak Persepsi Mengenai

Kualifikasi Jabatan adalah 20,985, dan untuk konstrak Persepsi Norma Penyusunan

Kalimat Uraian Jabatan adalah 13,494 dengan p-value atau Pr > |t| semuanya sama 0,000

< 0,05 dan nilai Critical ratio (CR) untuk konstrak Persepsi Informasi Jabatan Yang

Dimuat Dalam Uraian Jabatan adalah 61,962, untuk konstrak Persepsi Mengenai

Kualifikasi Jabatan adalah 53,614 dan untuk konstrak Persepsi Mengenai Norma

Penyusunan Kalimat Uraian Jabatan adalah 14,966 sehingga dapat dikatakan bahwa semua

konstrak tersebut secara signifikan mempunyai pengaruh positif dan hasilnya secara

(8)

Mengenai Uraian Jabatan semuanya signifikan karena memempunyai validitas nilai t

statistik > 2,00.

Berdasarkan koefisien jalur (path coefficient) untuk konstrak Persepsi Mengenai

Informasi Jabatan Yang Dimuat Dalam Uraian Jabatan adalah 0,954, untuk konstrak

Persepsi Mengenai Kualifikasi Uraian Jabatan adalah 0,864 dan untuk konstrak Persepsi

Mengenai Norma Penyusunan Kalimat Uraian Jabatan adalah 0,74 maka model persamaan

antara konstrak Persepsi Mengenai Informasi Jabatan Yang Dimuat Dalam Uraian Jabatan,

juga konstrak Persepsi Mengenai Kualifikasi Uraian Jabatan dan konstrak Persepsi

Mengenai Norma Penyusunan Kalimat Uraian Jabatan atau Equation of the model` adalah

: Persepsi Uraian Jabatan = 0,953854165168582* Persepsi Mengenai Informasi Jabatan

Yang Dimuat Dalam Uraian Jabatan + 0,863671377836367*Persepsi Mengenai

Kualifikasi Uraian Jabatan + 0,740478466245846*Persepsi Norma Penyusunan Kalimat

Uraian Jabatan

Berdasarkan nilai Equation of the model tersebut maka kontribusi terhadap nilai R2

ini dari konstak/variabel Persepsi Mengenai Informasi Jabatan Yang Dimuat Dalam Uraian

Jabatan kontribusi terhadap nilai R2ini dari konstak Persepsi Mengenai Informasi Jabatan

Yang Dimuat Dalam Uraian Jabatan adalah 91,0%, sedangkan kontribusi terhadap nilai R2

ini dari konstak Persepsi Mengenai Kualifikasi Uraian Jabatan adalah 74,6% dan

kontribusi terhadap nilai R2 ini dari konstak Persepsi Mengenai Norma Penyusunan

Kalimat Uraian Jabatan adalah 54,8%.

Untuk mengetahui sejauhmana kinerja perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Serang

dapat dilihat dari hasil evaluasi nilai R2untuk Kinerja Perawat. Pada penelitian ini nilai R2

variabel kinerja perawat dari konstrak kualitas kerja adalah 0,735 dan nilai R2 variabel

kinerja perawat dari konstrak disiplin kerja adalah 0,781, berdasarkan kriteria Chin

(1998)68, nilai R2 tersebut > 0,67 dikelompokkan sebagai pengaruh substansial atau

pengaruh tinggi. Begitu juga kalau nilai R2 dari konstrak kualitas kerja dan disiplin kerja

tersebut kalau diukur dengan kriteria Cohen (1998)68termasuk pengaruh yang besar pada

level struktural.

Selanjutnya untuk melihat sejauhmana kinerja perawat di Ruang Rawat Inap RSUD

(9)

Pada penelitian ini nilai t statistik untuk konstrak kualitas kerja adalah 13,270, untuk

konstrak disiplin kerja adalah 15,295, dengan p-value atau Pr > |t| semuanya sama 0,000 <

0,05 dan nilai Critical ratio (CR) 2,327 untuk konstrak kualitas kerja, dan 2,404 untuk

disiplin kerja sehingga dapat dikatakan bahwa semua konstrak tersebut secara signifikan

mempunyai pengaruh positif dan hasilnya secara simultan terhadap variabel Kinerja

Perawat.

Tabel Path Coefficient akan memberikan gambaran bahwa konstrak-konstrak yang

ada pada variabel Kinerja Perawat semuanya signifikan karena memempunyai validitas

nilai t statistik > 2,00. Berdasarkan koefisien jalur (path coefficient) untuk konstrak

kualitas kerja adalah 0,735, untuk konstrak disiplin kerja adalah 0,781 maka model

persamaan antara konstrak kualitas kerja dan konstrak disiplin kerja atau Equation of the

model`: Kinerja Perawat = 0,734860744310454* Kualitas Kerja +0,780582004343443*

Disiplin Kerja

Berdasarkan nilai Equation of the model tersebut maka kontribusi terhadap nilai R2

ini dari konstak/variabel kebutuhan. Pada penelitian ini kontribusi terhadap nilai R2ini dari

konstrak kualitas kerja adalah 54,0%, kontribusi terhadap nilai R2ini dari konstrak disiplin

kerja adalah 60,9%, dengan demikian kontribusi dari konstrak disiplin inilah yang paling

besar terhadap nilai R2dari kinerja perawat.

Berdasarkan pengujian evaluasi nilai R2untuk Kinerja Perawat dan juga dilihat koefisien

jalur (path coefficient) maka dapat dikatakan bahwa kinerja perawat Ruamg Rawat Inap

RSUD Serang memiliki signifikasi tinggi.

Selanjutnya sebelum dilakukan uji hipotesis dilakukan uji kebaikan model

berdasarkan Gof nya. Hasilnya nilai Goodness of fit index yang baik untuk outer model

adalah sebesar 0,997 dan untuk inner model adalah sebesar 0,752 yang keduanya

mendekati nilai satu menunjukkan model fit dengan data. Hal ini kalau dikaitkan dengan

pendapat Yamin dan Kurniawan63 jika nilai Gof > 0,36 termasuk model sangat tinggi

(memiliki kemampuan yang tinggi) menjelaskan data empiris karena nilai Gof ini didapat

dari penghitungan akar dari average communalities dikalikan rata-rata model R2.

(10)

H0 :11 = 12 = 0 Tidak terdapat pengaruh dari variabel persepsi uraian jabatan dan faktor

penentu persepsi terhadap kinerja perawat.

H1:11,120 Terdapat pengaruh paling tidak dari satu variabel persepsi uraian jabatana

atau faktor penentu persepsi terhadap kinerja perawat.

Hasil uji dengan statistic F disajikan sebagai berikut pada tabel 15 di atas Diperoleh hasil

uji F sebesar 1,085 dengan nilai Pr > F sebesar 0,341 lebih besar dari nilai alpha yang

ditetapkan 1% sehingga disimpulkan terdapat pengaruh dari variabel persepsi uraian

jabatan dan faktor penentu persepsi.

Hasil uji statistik dengan statistik uji t hitung t student diperoleh nilai Pr > |t|

masing-masing uji adalah 0,169 dan – 0,170. Semua nilai Pr > |t | lebih besar dari 0,05 sehingga

dapat disimpulkan ada pengaruh baik dari variabel persepsi uraian jabatan dan faktor

penentu persepsi terhadap kinerja perawat walau pengeruh tersebut masih kecil. Hal ini

menunjukkan model pengaruh terlihat pengaruh dari variabel persepsi uraian mengenai

jabatan terhadap variabel kinerja perawat adalah sebesar -0,17 yang artinya persepsi

mengenai uraian jabatan belum memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja

perawat. Sementara itu pengaruh dari faktor variabel penentu persepsi terhadap variabel

kinerja adalah sebesar 0,17 yang artinya variabel faktor penentu persepsi belum

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perawat.

Hasil pengujian Model Gof Index untuk menguji tingkat bagus tidaknya model

pengukuran. Pada tabel tersebut di atas nilai Goodness of fit index yang baik untuk outer

model adalah sebesar 1,00 dan untuk inner model adalah sebesar 0,75 yang keduanya

mendekati nilai satu menunjukkan model fit dengan data kalau menurut kriteria Vinzi

Esposito67 bahwa nilai > 0,36 termasuk Gof yang besar yang bermakna bahwa dalam

penelitian ini tidak terdapat kesalahan penelitian .

Simpulan

1) Pengaruh persepsi mengenai uraian jabatan dan faktor penentu persepsi terhadap

kinerja perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Serang sangat kecil.

2) Faktor-faktor persepsi mengenai uraian jabatan yang berpengaruh terhadap

(11)

mengenai informasi jabatan yang dimuat dalam uraian jabatan, persepsi mengenai

kualifikasi uraian jabatan dan persepsi mengenai norma penyusunan kalimat uraian

jabatan.

3) Faktor penyebab persepsi mengenai uraian jabatan yang paling berpengaruh terhadap

kinerja perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Serang adalah perhatian, minat,

kebutuhan searah, pengalaman, dan kerangka rujukan.

Daftar Pustaka

1. Yaslis Ilyas. Perencanaan SDM Rumah Sakit. Universitas Indonesia. Depok; 2000.

2. Rivai V. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Rajagrafindo Persada. Jakarta; 2009.

3. Gillies. Nursing Management : System Approaches. W.B. Saunders Co. Philadelphia; 1989.

4. Sitorus. Model Praktik Keperawatan Profesional Rumah sakit. Buku Kedokteran EGC. Jakarta; 2006.

5. Nursalam. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Salemba Medika. Jakarta; 2007.

6. RSUD Serang, Profile RSUD Serang 2012, Serang 2012

7. Yaslis Ilyas. Kinerja, Teori, Penilaian dan Penelitian. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Jakarta; 2002.

8. Henry Simamora. Manajemen Sumber daya Manusia, Edisi III. STIE YPKN. Yogyakarta; 2004.

9. J.W. Creswell. Research Design : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Terjemah Achmad Fawaid. Pustaka Aksara, Yogyakarta 2009. Hal 313-358

10. Suwito Ardiyanto, Diktat Pedoman Analisis Jabatan, Direktorat Informasi Dan Perencanaan Tenaga Kerja, Departemen Tenaga Kerja, Tahun 2001

(12)

13. B.A. Fisher, Perspectives on Human Communication, Mac Millian Publishing

Co.Inc., New York–2004

14. Sofyan Yamin & Heri Kurniawan, Generasi Baru Mengolah Data

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini variabel independent yang digunakan adalah merek dan harga, sedangkan variabel dependentnya adalah keputusan pembelian. Penelitian ini

keragaman jenis yang tinggi menunjukkan bahwa suatu komunitas memiliki. kompleksitas yang tinggi karena terjadi interkasi yang tinggi antar

Alat ini dapat mengubah obat cair menjadi uap ( aerosol ) untuk dihirup menggunakan masker sehingga obat langsung masuk ke paru - paru. Tujuan dari pembuatan alat ini

Klik tombol IPR dari menu, kemudian buat area region yang mencakupi lightning effect pada layar pada kotak Render View yang muncul.. Perintah ini sangat memudahkan dalam

Masyarakat Desa Namo telah menerapkan penyadapan dengan metode koakan maka permasalahan dalam penelitian ini seberapa besar jumlah produksi getah pinus yang

Kesimpulan dari hasil penelitian mengenai Partisipasi Politik Penyandang Disabilitas di Kota Semarang pada Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Semarang 2015

perlindungan hukum terhadap pasien rawat inap sebagai konsumen. Pendekatan secara sosiologis merupakan pendekatan yang bertujuan. untuk melihat bagaimana proses

Setelah menggunakan salah satu penyelesaian dinding di atas, ruang pertunjukan tidak hanya selesai pada dinding tersebut, namun setelah keluar dari ruang pertunjukan, masih