IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN METODE PERCOBAAN
(EKSPERIMEN) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA PADA POKOK
BAHASAN REDOKS
Oleh:
Kristina M Sianturi NIM 4103131033
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan penyertaanNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada
penulis sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan sesuai
dengan waktu yang telah direncanakan.
Skripsi berjudul “Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Dengan Metode Percobaan (Eksperimen) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Redoks Kelas X Di SMA Negeri 4 Medan”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada : Ibu
Dra. Anna Juniar, M.Si, sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penyusunan
proposal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Albinus Silalahi, M.S, Ibu Dra. Hafni
Indrianti Nasution, M.Si, dan bapak Drs. Marudut Sinaga, M.Si, sebagai dosen
penguji yang telah memberikan masukkan dan saran-saran mulai dari rencana
penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih
disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si selaku dosen
Pembimbing Akademik dan kepada Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Pegawai
Jurusaan Kimia FMIPA Unimed yang membantu penulis. Terimakasih juga
disampaikan kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Medan, Bapak Drs. Ramly,
M.Pd dan Ibu Nuraini Siregar, S.Pd selaku guru kimia di SMA Negeri 4 Medan
yang telah memberikan izin dan membantu penelitian skripsi ini.
Teristimewa penulis sampaikan terimakasih kepada kedua orang tua
R. Sianturi dan M. Br Lbn.Toruan, terimakasih untuk jerih payahnya selama ini,
terimakasih karena telah menjadi orang tua terbaik untuk penulis yang telah
bekerja keras dan tidak pernah lelah memanjatkan doa, memberi semangat dan
motivasi demi selesainya studi penulis, serta abang tersayang Togap Raju Andi,
v
Medy Manurung, S.Pd serta adik tersayang Rizal Ferianto yang memberikan
semangat yang luar biasa dan doanya kepada penulis dalam menyelesaikan studi
di UNIMED.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada sahabat tersayang
Bestleader Nababan, Ando TM Simbolon, Rusman Sihombing, Roida Sinurat,
Nurliana Sianipar, Nelita nababan dan semua sahabat-sahabat yang tidak dapat
disebutkan satu persatu tidak lupa ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada
sahabat seperjuangan Dine Junetta, Feni Oktavia, Ing Mayfa, Jhon Patar, Junior,
Kartomo, Davit, Onesimus, Thridarno, Juwita, Nita Gulo yang selalu
mengingatkan dan memotivasi penulis dari awal perkuliahan hingga akhir
perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada teman-teman saya
Melinda Siahaan, Dede Suryani, Dwika, Joko, Indra, Yurizka, Eli Yusnita, Hery
Purwanto dan teman – teman rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Kimia Dik A
2010. Kepada Ikatan Keluarga Besar Kristen Kimia (IKBKK), serta kepada semua
pihak yang telah memberi masukan kepada penulis yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
Dalam penulisan skripsi ini penulis telah berupaya semaksimal mungkin
dengan harapan untuk mencapai tujuan yang terbaik, namun penulis menyadari
masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun tatabahasa, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan penulisan skripsi ini bagi para peneliti selanjutnya. Kiranya skripsi
ini bermanfaat untuk memperkaya ilmu pendidikan. Akhir kata penulis
mengucapkan terimakasih.
Medan, 25 Juni 2014
Penulis,
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 4
1.3. Rumusan Masalah 4
1.4. Batasan Masalah 4
1.5. Tujuan Penelitian 5
1.6. Manfaat Penelitian 5
1.7. Definisi Operasional 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
2.1. Kerangka Teoritis 7
2.1.1. Pengertian Kurikulum 7
2.1.2. Hakekat Belajar Kimia 8
2.1.2.1. Hasil Belajar Kimia 10
2.1.3. Strategi Pembelajaran 12
2.1.4. Pengertian Metode 15
2.1.4.1.Metode Mengajar 15
2.1.4.2.Metode Konvensional 16
2.1.5. Model Pembelajaran Problem Based Learning 17
vii
2.1.5.2. Ciri-ciri Model Pembelajaran 17
2.1.5.3. Model Pembelajaran Problem Based Learning 18
2.1.5.3.1. Karakteristik Pembelajaran Berbasis 19
Masalah (PBM)
2.1.5.3.2. Peran Guru dalam Pembelajaran Berbasis 21
Masalah (PBM)
2.1.5.3.3. Manfaat Problem Based Learning (PBL) 23
2.1.6. Materi Redoks 24
2.2. Kerangka Konseptual 29
2.3. Hipotesis Penelitian 32
BAB III METODE PENELITIAN 34
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 34
3.2. Populasi dan Sampel 34
3.3. Rancangan dan Variabel Penelitian 35
3.4. Instrumen Penelitian 40
3.5. Teknik Pengumpul Data 40
3.6. Teknik Analisis Data 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 47
4.1 Hasil Penelitian 47
4.1.1 Analisis Data Instrumen Penelitian 46
4.2 Analisis Data Hasil Penelitian 49
4.2.1 Menghitung Rata-Rata Nilai Pretest dan Posttest
Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 49
4.2.2 Uji Normalitas Data 50
4.2.3 Uji Homogenitas 51
4.2.4 Observasi 52
4.2.5 Uji Hipotesis 54
4.3 Pembahasan 55
viii
5.1 Kesimpulan 59
5.2 Saran 59
DAFTAR PUSTAKA 60
ix
DAFTAR GAMBAR
[image:7.595.89.518.116.643.2]Halaman Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Penelitian 31
Gambar 3.1. Diagram Alir Desain Penelitian 36
Gambar 4.1 Diagram Hasil Rata-rata Pre-test dan Post-test Sampel 50
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus 63
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 69
Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa (LKS) 102
Lampiran 4. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa`(LKS) 111
Lampiran 5. Kisi-Kisi Instrumen (Sebelum Validasi) 117
Lampiran 6. Instrumen Penelitian (Sebelum Validasi) 118
Lampiran 7. Kunci Jawaban Instrumen (Sebelum Validasi) 129
Lampiran 8. Lembar Jawaban Siswa 130
Lampiran 9. Kisi-Kisi Instrumen (Setelah Validasi) 131
Lampiran 10. Instrumen Penelitian (Setelah Validasi) 132
Lampiran 11. Kunci Jawaban Instrumen (Setelah Validasi) 138
Lampiran 12. Tabel Data Validitas Instrument Test 139
Lampiran 13. Perhitungan Uji Validitas Test 140
Lampiran 14. Tabel Data Reliabilitas Instrument Test 143
Lampiran 15. Perhitungan Uji Reliabilitas Test 144
Lampiran 16. Tabel Data Tingkat Kesukaran Instrument Test 145
Lampiran 17. Perhitungan Tingkat Kesukaran Test 146
Lampiran 18. Tabel Data Daya Beda Instrument Test 147
Lampiran 19. Perhitungan Daya Beda Test 148
Lampiran 20. Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol 150
Lampiran 21. Uji Normalitas Data 158
Lampiran 22. Uji Homogenitas 163
Lampiran 23. Tabel Aktivitas Belajar Individu Siswa 165
Lampiran 24. Data Aktivitas Belajar Siswa 169
xii
Lampiran 26. Data Aktivitas Belajar Kelompok Siswa 173
Lampiran 27. Tabulasi Nilai Afektif Siswa 174
Lampiran 28. Tabel Pencapaian Psikomotroik Siswa 176
Lampiran 29. Data Aktivitas Psikomotorik Siswa 180
Lampiran 30. Pengujian Hipotesis 182
Lampiran 31. Dokumentasi Penelitian 184
Lampiran 32. Tabel Nilai r Product Moment 192
Lampiran 33. Tabel Chi Kuadrat 193
Lampiran 34. Tabel Nilai kritis Distribusi F 194
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Sasaran utama pendidikan adalah memandirikan atau memberdayakan
guru dan siswa semaksimal mungkin untuk mengembangkan kompetensi siswa
tersebut sesuai dengan kondisi lingkungannya. Dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, maka peningkatan mutu pendidikan suatu hal yang sangat
penting bagi pembangunan berkelanjutan disegala aspek kehidupan manusia.
Sistem Pendidikan Nasional senantiasa harus dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan yang terjadi baik di tingkat lokal, nasional, maupun
global (Mulyasa dalam Hamela, 2012).
Rendahnya mutu pendidikan menyebabkan pemerintah harus merevolusi
sistem pendidikan di negara kita untuk mewujudkan pembangunan pendidikan
yang lebih berkualitas. Indikator yang menunjukkan rendahnya mutu pendidikan
dikemukakan oleh United Nation Education Scientific and Culture Organization
(UNESCO) yang menyatakan bahwa pada 1 Juli 2013 peringkat Indonesia dalam
bidang pendidikan adalah ke-64 diantara 120 negara di dunia (Faisal, 2013). Salah
satu penyebab rendahnya mutu pendidikan tersebut disebabkan kurangnya
pemahaman guru dalam mengaplikasikan berbagai metode pembelajaran inovatif
(F-KIP Univ Mahasaraswati Denpasar, 2013).
Kurikulum 2013 sudah mulai diterapkan pada sekolah maupun madrasah.
Setiap perubahan kurikulum tentu membawa karakteristik tersendiri. Demikian
juga pada model pembelajaran yang diterapkan pada kurikulum baru tersebut.
Guru mengenal beberapa model pembelajaran yang telah terbiasa mereka terapkan
pada proses pembelajaran. Namun pada kurikulum baru ini, ada tiga model
pembelajaran yang diterapkan yaitu model pembelajaran discovery Learning,
model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran berbasis proyek..
Guru sebagai pelaksana utama pembelajaran harus memahami dan menguasai
penerapan model pembelajaran, melakukan perubahan dan melakukan
2
pembelajaran karena model pembelajaran merupakan kunci terlaksananya proses
pembelajaran di kelas. Ada hal penting dimana guru belum membedakan antara
pendekatan, metode, model dan strategi pembelajaran. Hal tersebut memang
masing-masing berbeda. Hal yang penting adalah bahwa perbedaan itu tidak perlu
untuk diperdebatkan walaupun memang kenyataannya masing-masing berbeda.
Tujuan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada
kurikulum 2013 adalah agar proses pembelajaran lebih berbobot, lebih bermakna
(Suyitno, 2013).
Setelah dilakukan observasi dan wawancara dengan guru bidang studi
kimia yang dilakukan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 4 Medan, maka
faktor utama penyebab kurangnya hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar kimia
adalah guru kurang menerapkan model pembelajaran dan metode yang variatif
serta menarik dalam pembelajaran misalnya metode praktikum yang masih jarang
dilakukan. Hal ini dibuktikan bahwa di sekolah ini, hasil belajar pada bidang studi
kimia masih tergolong rendah. Fakta ini diperoleh dari data penilaian ujian
semester untuk siswa kelas X T.P 2012/2013 dengan nilai rata-rata kelas 60
sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) kimia di sekolah ini adalah nilai
70. Dari faktor utama penyebab kurangnya hasil belajar siswa dalam belajar kimia
maka perlu usaha peningkatan hasil belajar yaitu dengan menambah variasi model
pembelajaran yang menarik atau menyenangkan. Model pembelajaran Problem
Based Learning merupakan metode belajar yang dianggap inovatif terhadap
perkembangan kemampuan kognitif dan kemandirian siswa. Pembelajaran
berbasis masalah juga melatih ketajaman pola fikir metakognitif, yakni
kemampuan strategis dalam memecahkan masalah (Ratno, 2013).
Materi reaksi redoks merupakan salah satu materi kimia yang
membutuhkan proses pemecahan masalah sehingga model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) cocok diterapkan untuk mengatasi masalah diatas. Untuk
mempermudah penyampaiannya kepada peserta didik diperlukan suatu perangkat
pembelajaran yang dapat mengaplikasikan materi tersebut dalam kehidupan
sehari-hari misalnya proses pembakaran, perkaratan, transfer elektron, dan
3
memahami dan menguasai materi kimia dengan baik. Dengan demikian,
perangkat pembelajaran memegang peranan penting dalam kesuksesan proses
pembelajaran guna mendukung kelancaran dalam kegiatan belajar mengajar
(Matanari, 2012).
Model pembelajaran ini telah diteliti oleh beberapa ahli peneliti terdahulu
dan terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa, antara lain: Liyana
Nurhayati, dkk, 2013 dengan judul :“ Peningkatan Kreativitas Dan Prestasi
Belajar Pada Materi Minyak Bumi Melalui Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) Dengan Media Crossword “ dimana terdapat
peningkatan prestasi belajar kognitif kimia yaitu dari 51,64% meningkat menjadi
81,69%. Ida Hariyanti,dkk, 2013 dengan judul:” Penerapan Pembelajaran Model
Problem Solving Dilengkapi Macromedia Flash Untuk Meningkatkan
Keterampilan Proses Dan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Kesetimbangan
Kimia Kelas XI IPA SMA Negeri Kebakkramat” dapat meningkatkan
keterampilan proses siswa yaitu 61,11% pada siklus I meningkat menjadi 77,78%
pada siklus II. Keberhasilan model Problem Based Learning (PBL) juga telah
diteliti oleh Aji Trihatmo,dkk, 2012 dengan judul :”Penggunaan Model Problem
Based Learning pada Materi Larutan Penyangga dan Hidrolisis dimana terjadi
peningkatan hasil belajar sebesar 33,69%. Suyit Ratno,dkk, 2012 dengan judul:
“Analisis Kreativitas Dan Hasil Belajar Pada Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Advance Organizer Yang Diintegrasikan Dengan Media Berbasis Komputer Dan
Media Benda Riil Pada Materi Larutan Penyangga” berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa sebesar 65%, sedangkan peneliti lain juga mampu
memberikan peningkatan hasil belajar dengan model ini dengan judul :
“Pembelajaran Saintifik Elektronika Dasar Berorientasi Pembelajaran Berbasis
Masalah “.
Berdasarkan uraian, pemikiran, dan alasan di atas, penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa pada
pokok bahasan reaksi redoks dengan menerapkan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) melalui metode eksperimen (percobaan), melalui judul
4
(PBL) Dengan Metode Percobaan (Eksperimen) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Pada Pokok Bahasan Redoks”.
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, masalah dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
1. Apakah model pembelajaran yang diterapkan masih kurang variatif serta
menarik?
2. Apakah praktikum (eksperimen) bagi siswa masih jarang dilakukan guru?
3. Apakah guru perlu mengembangkan pendekatan pembelajaran yang
melibatkan siswa secara aktif?
4. Apakah hasil belajar kimia siswa telah mencapai nilai KKM di sekolah
tersebut?
1.3.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan dalam penelitian
ini adalah apakah hasil belajar siswa kelas eksperimen I menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang diimplementasikan dengan
metode percobaan (eksperimen) lebih tinggi daripada kelas eksperimen II
menggunakan model pembelajaran kolaborasi (Konvensional dan Kooperatif)?
1.4. Batasan Masalah
Agar penelitian ini mempunyai arah yang jelas, maka perlu adanya
batasan masalah. Batasan masalah penelitian ini adalah:
1. Materi pembelajaran yang dipilih dalam penelitian ini yaitu reaksi redoks.
2. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) dengan metode percobaan (eksperimen) pada kelas
eksperimen I dan model pembelajaran kolaborasi (Konvensional dan
Kooperatif) pada kelas eksperimen II .
3. Target yang diharapkan adalah adanya perbedaan hasil belajar siswa dengan
implementasi model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan
metode percobaan (eksperimen) dengan model pembelajaran kolaborasi
5
4. Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas X semester genap di SMA Negeri 4
Medan.
1.5. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa
kelas eksperimen I menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) dengan metode percobaan (eksperimen) lebih tinggi daripada kelas
eksperimen II menggunakan model pembelajaran kolaborasi (Konvensional dan
Kooperatif).
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini diharapkan menambah khasanah data ilmiah.
2. Sebagai masukan kepada guru, khususnya guru kimia dalam rangka
meningkatkan kualitas pembelajaran yang akan diwujudkannya.
3. Sebagai masukan kepada para peneliti yang ingin melakukan penelitian
lanjutan terkait dengan hasil penelitian ini.
4. Menambah kemampuan/ keterampilan bagi peneliti dalam melaksanakan
penelitian ilmiah.
1.7.Defenisi Operasional
1. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Model problem based learning (PBL) merupakan inovasi dalam pembelajaran
karena dalam PBL kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan
melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga membantu
siswa SMA Negeri 4 memberdayakan, mengasah, menguji, dan
mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.
2. Pendekatan Scientific
Pendekatan scientific adalah pendekatan ilmiah meliputi kegiatan mengamati,
menanya, pengumpulan data, menalar hingga mengkomunikasikan,
membentuk jejaring untuk pembelajaran redoks di SMA Negeri 4 Medan.
3. Percobaan (Eksperimen)
Percobaan atau disebut juga eksperimen (dari Bahasa Latin: ex-periri yang
6
dilakukan untuk mengecek hipotesis atau mengenali hubungan sebab akibat
antara gejala. Percobaan dapat diterapkan pada materi redoks misalnya pada
reaksi perkaratan pada paku dan reaksi oksidasi pada buah-buahan seperti apel
serta reaksi pembakaran dengan menggunakan bahan kimia.
4. Reaksi Redoks
Reaksi Redoks adalah salah satu pokok bahasan kimia dikelas X SMA
semester genap yang membahas suatu reaksi yang terjadi pada elektroda, yaitu
pada anoda terjadi reaksi oksidasi dan pada katoda terjadi reaksi reduksi.
5. Model Pembelajaran Kolaborasi
Model Pembelajaran Kolaborasi adalah 2 model pembelajaran yang
digabungkan, dalam penelitian ini 2 model yang digabungkan adalah model
59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka yang menjadi
kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan
model pembelajaran Problem Based Learning dengan metode percobaan
(eksperimen) lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan
model pembelajaran kolaborasi (Konvensional dan Kooperatif) pada pokok
bahasan reaksi redoks. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis uji-t diperoleh thitung > ttabel pada taraf signifikan α = 0,05 dimana thitung = 4,49 dan ttabel = 1,66.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, maka penulis menyarankan
hal-hal berikut :
1. Diharapkan bagi calon guru sebelum proses mengajar dilakukan, harus
mengetahui penguasaan siswa terhadap materi-materi prasyarat dari suatu
topik yang akan dibelajarkankan, karena pengetahuan siswa sebelumnya
sangat menentukan keberhasilan siswa memahami materi baru yang akan
dibelajarkankan.
2. Diharapkan bagi guru yang ingin menerapkan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) yang diimplementasikan dengan metode percobaan
(eksperimen) dapat menggunakan waktu sesuai dengan yang sudah
direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), karena ada
lima tahap Problem Based Learning yang harus dilaksanakan.
3. Kepada peneliti yang akan melakukan penelitian dengan model pembelajaran
Problem Based Learning disarankan sebaiknya menggunakan pokok bahasan
yang berbeda agar dapat dijadikan sebagai studi perbandingan dalam
60
DAFTAR PUSTAKA
Amir, M. Taufiq, (2009), Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning,
Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Amri, S.,(2013), Pengembangan Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013,
PT. Prestasi Pustakarya, Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono, 2009, Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta,
Jakarta.
Djamarah. S.B., dan Zain .A., (1996), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka
Cipta; Jakarta.
Faisal,R., (2013), Astaga RI Peringkat ke 64 untuk Pendidikan,
http://kampus.okezone.com/read/2013/06/01/373/816065/astaga-ri-peringkat-ke-64-untuk-pendidikan (Diakses 3 Februari 2014)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar,
(2013), Jurnal Setiaji Pendidikan , FKIP UMD.
Fauziah, R., Abdullah, A, G., dan Hakim, D.L., (2013), Pembelajaran Saintifik
Elektronika Dasar Berorientasi Problem Based Learning, Jurnal
Pendidikan Teknik Elektro FPTK UPI, 9 : 165-178
Hariyanti, Ida, Haryono, dan Sukardjo, (2013), Penerapan Pembelajaran Model
Problem Solving Dilengkapi Macromedia Flash Untuk Meningkatkan
Keterampilan Proses Dan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi
Kesetimbangan Kimia Kelas XI IPA SMA Negeri Kebakkramat, Jurnal
Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 3 Tahun 2013 Program Studi
Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret.
Hamalik, Oemar, (2008), Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Bandung.
http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Undergraduate-22363-%20BAB%20II.pdf ((diakses pada januari 2013)
61
Khamidinal, (2009), Kimia Kelas X, Pusat Berbukuan Departemen Pandidikan
Nasional, Jakarta.
Majid, Abdul, (2008), Perencanaan Pembelajaran, PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Marbun, Victor M.T., (2010), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD Dalam Meningkatkan Pemahaman Kimia Siswa SMA Kelas XI
Pada Pokok Bahasan Laju Reaksi, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Matanari, Siswani, (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual Pada Hasil
Belajar Siswa Kelas X SMA Pada Pokok Bahasan Reaksi Reduksi
Oksidasi., Skripsi , FMIPA Unimed, Medan
Muhibbinsyah, (2010), Psikologi Pendidikan, Penerbit Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Nasution, S., (2006), Kurikulum dan Pengajaran, PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Nurhayati, L., Martini, K.S., dan Redjeki, T., (2013), Peningkatan Kreativitas dan
Prestasi Belajar Pada Materi Minyak Bumi Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan Media Crossword,
Jurnal Pendidikan Kimia FMIPA UNS, 2: 151-158.
Oktaria, Elma, (2014), Pembelajaran Problem Solving Tipe Mothes Pada Siswa
SMA Dalam Konteks Penghilangan Noda Pada Kain, Skripsi, FMIPA,
Universitas Pendidikan Indonesia.
Popham, W.J., dan Baker, E.L., (2005), Teknik Mengajar Secara Sistematis,
Rineka Cipta, Jakarta.
Poppy, K ., (2009). Kimia. Penerbit: Departemen Pendidikan Nasional; Jakarta.
Purba, Michael, (2006), Kimia Untuk SMA Kelas XI, Erlangga, Jakarta.
Purwanto, (2011), Evaluasi Hasil Belajar, Pustaka Pelajar, Jogjakarta.
Ratno, S., Mahmud, Dan Suharta., (2013), Analisis Kreativitas Dan Hasil Belajar
Pada Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Advance Organizer Yang
Diintegrasikan Dengan Media Berbasis Komputer Dan Media Benda Riil
62
Rusman, (2012), Model - Model Pembelajaran , PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Sanjaya, Wina, (2008), Kurikulum dan Pembelajaran, Prenada Media Group,
Jakarta.
Silitonga, P.M., (2006), Statistik, Fmipa Unimed; Medan.
Sitompul, Hamela, (2012), Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok
Bahasan Kesetimbangan Kimia Di SMA, Skripsi, FMIPA, Universitas
Negeri Medan, Medan.
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka
Cipta, Jakarta
Sudjana, Nana, (2006), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Susilowati, (2013), Peran Penelitian bidang IPA dan Pembelajarannya dalam
Konteks Kurikulum Tahun 2013 serta Pendidikan Karakter, Program
Studi pendidikan IPA S1 Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Suyitno, Teguh, (2013), Model Pembelajaran pada Kurikulum 2013,
http://bdksemarang.kemenag.go.id/p=page&id=272 (Diakses 29 Januari
2014).
Tim Mata Kuliah Statistik Dasar, (2013), Statistik Dasar Revisi Ketiga, FMIPA
Unimed, Medan
Trihatmo, A., Soeprodjo, dan Widodo, A.T., (2012), Penggunaan Model Problem
based Learning Pada Materi Larutan Penyangga dan Hidrolisis, Jurnal
Pendidikan Kimia UNES, 1.
Yasin,Yamin, (2010), Xpress Pro For Senior High School Chemistry, Erlangga,
Jakarta.